nformasi panen & pasca panen beras

Upload: nonapunya

Post on 07-Jul-2018

256 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 nformasi Panen & Pasca Panen Beras

    1/16

  • 8/18/2019 nformasi Panen & Pasca Panen Beras

    2/16

    Tanda-tandanya; seluruh tanaman tampak kuning; dari semua bagian tanaman,

    hanya bulu-bulu sebelah atas yang masih hijau; isi gabah sudah keras, tetapi

    mudah pecah dengan kuku; stadia masak kuning terjadi 7 hari setelah stadia

    masak susu.

    3. Stadia masak penuhTanda-tandanya; buku-buku sebelah atas berwarna kuning sedang batang-

    batang mulai kering; isi gabah tidak dapat/sukar dipecahkan; pada varietas-

    varietas yang mudah rontok stadia ini belum terjadi kerontokan; stadia masak

    penuh terjadi 7 hari

    setelah stadia masak kuning.

    4. Stadia masak mati

    Tanda-tandanya: isi gabah keras dan kering; varietas yang mudah rontok padastadia ini sudah mulai rontok; stadia masak mati terjadi 6 hari setelah masak

    penuh. Saat panen untuk gabah konsumsi sebaiknya dilakukan pada stadiamasak

    kuning sedang gabah untuk benih, dipanen pada stadia masak penuh.

     Adapun Tanda-tanda padi siap panen adalah:

    a. 95 % gabah sudah menguning dan daun bendera telah mengering

    b. Umur optimal malai 30 – 35 hari terhitung sejak hari sesudah berbunga (HSB)

    c. Kadar air berkisar 21 – 26 %

    d. Kerontokan gabah sekitar 16 – 30 % (Cara mengukurnya dengan meremas

    malai dengan tangan).

    B. Cara Panen

    Cara panen padi tergantung kepada alat perontok yang digunakan.

    • Ani-ani umumnya digunakan petani untuk memanen padi lokal yang tahan rontok

    dan tanaman padi berpostur tinggi dengan cara memotong pada tangkainya.• Cara panen padi varietas unggul baru dengan sabit dapat dilakukan dengan cara

    potong atas, potong tengah atau potong bawah tergantung cara perontokannya.

    • Cara panen dengan potong bawah, umumnya dilakukan bila perontokannya dengan

    cara dibanting/digebot atau menggunakan pedal thresher.

    • Panen padi dengan cara potong atas atau potong tengah bila dilakukan

    perontokannya menggunakan mesin perontok.

  • 8/18/2019 nformasi Panen & Pasca Panen Beras

    3/16

     

    •  Gambar 1. Panen padi dengan alat sabit dan ani-ani.

    2. PENANGANAN PASCA PANEN PADI

    A. Perontokan Padi

    Perontokan padi merupakan tahapan pasca panen padi setelah pemotongan atau

    memanen. Tujuan tahapan ini adalah melepaskan bulir-bulir gabah dari malainya.

    Pada saat dilakukan perontokan gabah ada beberapa hal yang perlu dilakukan

    yakni:1. Pelaksanaan perontokan harus dilakukan sesegera mungkin setelah panen. 

    2. Untuk menghindari banyaknya gabah yang tercecer sebaiknya digunakan alas,

    untuk alas dapat dipakai plastic, anyaman bambu atau tikar. 

    Menurut Agus Andoko, 2002, setelah padi dipanen gabah harus segera

    dirontokkan malainya. Tempat perontokan dapat dilakukan di lahan atau di

    halaman rumah. Perontokan ini dapat dilakukan dengan tenaga manusia atau

    dengan alat mesin.

    Perontokan padi merupakan salah satu tahapan pasca panen yang memberikan

    kontribusi cukup berarti bagi kehilangan hasil dan mutu padi secara keseluruhan,

    untuk itu diperlukan suatu usaha mencari alternative perontokan yang tepat

    sehingga hasil perontokan padi menghasilkan gabah bermutu dan kehilangan

    hasil yang kecil.

    Berdasarkan hasil penelitian BPS ternyata besarnya kehilangan hasil selama

    Perontokan dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain varietas padi, alat atau

    cara perontokan dan alas perontokan, tempat perontokan serta pelaku prontokan

    untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1, sebagai berikut:

  • 8/18/2019 nformasi Panen & Pasca Panen Beras

    4/16

    Tabel 1. Pengaruh beberapa cara dan alat perontokan terhadap tingkat

    kehilangan hasil

    Kegiatan-kegiatan Tingkat Kehilangan hasil

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    Iles/injak-injak

    Pukul/gedingBanting/gebat tanpa tirai

    Banting/gebat dengan tirai

    Pedal Tresher

    Power Tresher

    - TH-6-quick 1

    - TH-6-quick 2

    Modifikasi TH-6-Aceh 1

    Modifikasi TH-6-Aceh 2

    3,99 %

    4,54 %6,4 – 12,3 %

    4,45 – 5,06 %

    Belum ada data

    0,84 %

    1,54 %

    0,34 %

    0,64 %

    Perontokan padi dapat dilakukan secara manual maupun dengan mesin,

    sedangkan.

    Cara perontokan padi yaitu (1) diiles/diinjak, (2) pukul (gedig), (3) banting (gebot),

    (4) pedal tresher/ mesin perontok.

    Perontokan padi dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut:

    1. Cara perontokan dengan diinjak-injak/diiles

    Untuk pekerjaan ini harus disediakan terlebih dahulu alas tikar (tikar atau lembar

    anyaman bambu), tempatkan potongan-potongan tangkai gabah diatasnya.

    Selanjutnya diinjek-injak (diiles) sehingga gabah-gabah terlepas dari tangkainya,

    tangkai kemudian dipisahkan dari gabahnya. Dapat juga dibuat meja pengiles

    dengan ukuran panjang 2 meter, lebar 1 meter, bagian atasnya diberi lubang-

    lubang dan sisinya agak ditinggikan untuk menahan gabah berjatuhan ke bawah

    sampai dibawah meja disiapkan tikar atau lembar anyaman bambu sebagai

    penampung gabah-gabah yang berjatuhan melalui lubang-lubang tadi.

    Potongan-potongan cabang padi ditempatkan di atas meja, lalu diinjak-injak

    atau diiles sehingga gabah terlepas dan jatuh kebawah melalui lubang-lubang

    meja, dengan cara demikian sekaligus dapat dipisahkan antara gabah-gabah

    dengan jerami/batang padi.

    2. Cara perontokan dengan dipukul dan dibanting

    Untuk pekerjaan perontokan dengan dipukul dan dibanting selain diberi pengalastikar atau lembar anyaman bambu, sekeliling alas itu dikelilingi lembaran plastik

  • 8/18/2019 nformasi Panen & Pasca Panen Beras

    5/16

    atau tikar. Dengan demikian pada waktu pembantingan atau dipukulkan, jarang

    sekali bulir-bulir gabah yang akan terlempar keluar pembatas, sehingga

    kehilangan gabah dapat ditekan/dicegah.

    Gambar 3. Merontok padi dengan cara dipukul atau dibanting

    3. Cara perontokan dengan menggunakan Mesin Tresher

    Perontokan dengan tresher merupakan perontokan yang dilakukan secara

    Mekanis. Tresher dapat berupa tresher yang digerakkan dengan tenaga

    manusia dan digerakkan dengan tenaga listrik atau combine. Dengan cara inidapat mengurangi kehilangan hasil dan meningkatkan mutu gabah dan tidak

    merusak gabah jika digunakan untuk benih.

    Setelah gabah dirontokan segera dilakukan pembersihan untuk menghilangkan

    benda asing, bulir hampa (kosong) dan kotoran lainnya sehingga dapat

    memperpanjang daya simpan, juga mempertinggi efisiensi pengolahan hasil

    serta harga penjualan.

    Cara yang lainnya digunakan untuk membersihkan adalah mengayak atau

    menampi.

  • 8/18/2019 nformasi Panen & Pasca Panen Beras

    6/16

     

    Gambar 4. Perontokan gabah dengan power tresher dan pedal tresher.

    B. Pengangkutan Gabah

    Menurut A.G Karta Sapoetra, 1994, yang dimaksud dengan pengangkutan gabah

    disini adalah pengangkutan gabah dari sawah ke tempat prosesing atau ke rumah,

    dalam pengangkutan ini sering pula terjadi kehilangan. Pengangkutan dapat

    dilakukan dengan cara dipikul oleh tenaga manusia, dengan gerobak, truk atau

    trailer. Biasanya sebelum diangkut, gabah-gabah dimasukkan kedalam karung,

    cara demikian selain untuk mencegah tercecernya gabah di perjalanan, juga untuk

    menekan biaya pengangkutan.

    Menurut Y.T Prasetyo, 2002, proses pengangkutan gabah dapat terjadi pada

    semua tahapan panen atau pasca panen. Dari petak-petak panen, gabah yang

    belum dirontokkan dibawa ke tempat perontokan kemudian ke tepi jalan terus ke

    rumah atau tempat pengeringan. Pada proses pengangkutan ini kehilangan gabah

    diusahakan seminimal mungkin, hal ini sangat tergantung pada wadah yang

    digunakan, cara mengangkut serta alat angkut yang dipakai.

    C. Pengeringan Gabah

    Kegiatan pengeringan merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam usaha

    mempertahankan mutu gabah. Kadar air gabah yang baru dipanen berkisar antara

    20 – 25 %, sehingga perlu diturunkan kadar airnya dengan cara pengeringan

    sampai gabah mencapai kadar air maksimum 14 %.

    Tujuan pengeringan adalah agar gabah tidak mudah rusak sewaktu disimpan,

    rendeman giling dan mutu tetap baik. Untuk mencapai tujuan tersebut sebaiknya

    pengeringan dilakukan segera setelah pemanenan dan perontokan untuk

  • 8/18/2019 nformasi Panen & Pasca Panen Beras

    7/16

    mencegah butir kuning.

    Pengeringan gabah umumnya dilakukan dengan memanfaatkan panas sinar

    matahari, tetapi jika panen terjadi musim hujan disarankan menggunakan alat

    pengering buatan seperti mesin pengering (drayer) atau silo pengering.

    1. Pengering dengan sinar matahariSebelum melakukan penjemuran dengan sinar matahari perlu diperhatikan

    bahwa tempat penjemuran bebas dari genangan air, terlindung dari gangguan

    unggas dan binatang lainnya. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah

    sebagai berikut:

    a. Penjemuran dilakukan ditempat yang leluasa menerima sinar matahari,

    bebas dari genangan air, terlindung dari gangguan unggas dan binatang

    lainnya.b. Membuat lantai jemur dengan permukaan dari semen dan dibuat gelombang.

    c. Jika terjadi cuaca cerah penjemuran gabah sebaiknya dengan ketebalan 5 – 

    7 cm dan dibolak balik 1 – 2 jam sekali dengan menggunakan alat yang

    terbuat dari kayu atau bambu.

    d. Waktu penjemuran dianjurkan mulai pukul 08.00 pagi sampai jam 16.00 sore

    e. Jika pengeringan gabah dalam jumlah besar maka pada malam hari tetap

    dibiarkan diatas jemuran dengan cara digundukkan dan ditutupi dengan

    plastic, terpal, untuk menghindari hujan dan embun. Jika gabah-gabah yang

    dikeringkan dalam jumlah kecil, sebaiknya gabah diusahakan dalam ruangan

    dengan memakai alas tikar atau plastic.

    Gambar 5. Tempat penjemuran gabah

    Setelah dijemur selesai (pukul 16.00) gabah dapat dimasukkan ke karung

  • 8/18/2019 nformasi Panen & Pasca Panen Beras

    8/16

    dan disimpan dalam ruangan jika volumenya tidak banyak. Namun jika

    volumenya besar gabah dapat dibiarkan di luar, tetapi harus ditumpuk dan

    ditutupi dengan plastic agar tidak terkena embun dan hujan.

    Dengan cara penjemuran seperti ini selama 2 – 3 hari pada cuaca baik akan

    diperoleh gabah dengan kadar air kurang lebih 14 %. Penjemuran yang terlalulama dapat berakibat gabah banyak yang pecah saat penggilingan. Ada

    beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengeringan.

    a. Pengeringan dilakukan sesegera mungkin setelah perontokan

    b. Tempat pengeringan harus memperoleh penyinaran matahari serta bebas dari

    gangguan ayam atau unggas lainnya.

    c. Jika kondisi cuaca tidak memungkinkan untuk penjemuran, gabah dapat

    dipanaskan pada ruangan di dalam rumah. Untuk menggantikan panas dapatdigunakan lampu petromaks atau sumber panas yang lain. Tebal

    hamparannya antara 2 – 3 cm dan pembalikan juga harus tetap dilakukan.

    2. Pengering dengan pengering buatan (drayer)

    Pengeringan dengan drayer terutama digunakan apabila panen bersamaan

    dengan musim hujan, salah satu jenis drayer yang dapat mengeringkan biji-bijian

    termasuk gabah adalah pengering type KA-40. Drayer ini penggerakannya

    menggunakan tenaga listrik. Kapasitas baik pengeringan ini dapat mencapai 4 – 

    5 ton dengan waktu pengeringan sangat bervariasi tergantung kepada:

    a. Kondisi udara luar

    b. Kadar air awal bahan bijian.

    c. Tingkat kebersihan bahan bijian

    d. Suhu udara pengering yang dipilih

    e. Jenis serta varietas bahan bijian yang akan dikeringkan.

    Rata-rata laju pengeringan 0,7 % per jam.

    Gambar 6. Pengeringan menggunakan Blower..

  • 8/18/2019 nformasi Panen & Pasca Panen Beras

    9/16

      Untuk menjaga dan meminimalkan kerusakan gabah dalam proses

    pengeringan, agar gabah yang dikeringkan merata, maka setiap 3 jam sekali

    dilakukan pembalikan, hal ini disebabkan oleh perbedaan suhu ruang bawah

    berkisar 40 – 41 derajat celcius dan setiap setengah jam dilakukan penyedotan

    udara panas selama 10 menit. Untuk menurunkan kadar air dari 25,4 % ke kadarair 15 % memerlukan waktu 9 jam.

    D. Penyimpanan Gabah

    Tujuan penyimpanan adalah untuk memperpanjang masa penyediaan bahan

    pangan.

    Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan adalah:

    1. Gabah yang disimpan dengan kadar air maksimum 14 % bersih dari kotoran,gabah hampa maksimal 3 %.

    2. Menggunakan wadah karung yang bersih dan bebas hama.

    3. Gudang atau lumbung penyimpanan diusahakan agar dibangun memanjang dari

    arah timur barat. Untuk menghindari luasnya dinding yang terkena sinar

    matahari terlalu lama, sehingga gudang cukup sejuk.

    4. Gudang atau lumbung harus dibersihkan dari hama gudang dan disemprot

    dengan insektisida yang telah dianjurkan, termasuk dari serangan tikus.

    5. Sirkulasi udara cukup baik guna menjaga kelembaban dan suhu yang seragam.

    6. Jika lantai gudang dibuat dari semen, maka harus menggunakan alas kayu,

    guna menghindari kontak langsung antara wadah gabah dengan lantai semen.

    7. Dinding gudang dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat menghindari

    hama bersembunyi.

    Gabah yang akan disimpan harus memiliki kadar air maksimal 14 %.

    Gudang tempat penyimpanan sebaiknya berlantai semen, kering serta diberi

    alas kayu dengan ketinggian kira-kira 15 cm. Jadi karung tempat gabah tidak akan

    bersentuhan langsung dengan lantai, dan peredaranudara dibawah karung dapat

    berlangsung dengan baik. Gudangpun harus memiliki lubang udara yang cukup

    sedangkan gabah yang akan digunakan sebagai benih harus dipilih yang

    benar-benar baik. Kadar air perlu diturunkan lagi menjadi 11 % dengan

    cara dijemur lagi satu hari.

    Kemudian gabah dimasukkan ke dalam kantong-kantong plastic dengan

    ukuran kecil dan kantong ini dimasukkan ke dalam blek atau kaleng,

    dan ditutup sampai kedap udara menggunakan lilin.

  • 8/18/2019 nformasi Panen & Pasca Panen Beras

    10/16

    Sedangkan penyimpanan beras sebelum dikonsumsi atau dijual, beras disimpan

    dalam jangka waktu tertentu. Penyimpanan dengan teknik yang baik dapat

    memperpanjang daya simpan dan pencegahan kerusakan beras.

    Penyimpanan beras umumnya menggunakan pengemas, yang berfungsi

    sebagai wadah untuk melindungi beras dari kontaminasi, dan mempermudahdalam pengangkutan. Penyimpanan dengan pengemas yang terbuat dari poli

    propilen dan polietilen densitas tinggi memperpanjang daya simpan beras dan

    lebih baik dibanding karung dan kantong plastik.

    E. Penggilingan Gabah

    Tujuan penggilingan padi adalah untuk memisahkan beras dengan sekam dan

    dedak Atau bekatul, adapun prosedur kerja penggilingan padi melalui tahapan

    sebagai berikut:

    1. Persiapan

      Reparasi dan service mesin. Semua mesin penggerak harus dicek dan

    disservice agar siap pakai

      Reparasi dan service peralatan dari semua unit proses. Jika ada yang

    rusak atau kebocoran segera diperbaiki.

      Pengecekan elevator dan pembersihan pabrik penggilingan padi dan

    disiapkan karung untuk beras

      Penyiapan gabah

    Cek dulu kadar airnya, yaitu sekitar 14%. Jika sudah sesuai segera gabah

    yang akan digiling dsiapkan dekat dengan mesin pengupas.

    2. Penggilingan

      Jika semua sudah siap, mesin kemudian dihidupkan

      jika mesin sudah hidup dan berjalan normal, kemudian gabah dimasukan

    ke dalam hopper mesin pecah kulit dan proses penggilingan dimulai

      Proses pengupasan

    Segera dicek hasil proses pengupasan. Jika masih banyak gabah yang

    keluar dari mesin pecah kulit bersama dengan beras pecah kulit, maka

  • 8/18/2019 nformasi Panen & Pasca Panen Beras

    11/16

     jarak antara rubber roll diatur lagi lebih sempit sampai mendapatkan mutu

    BPK (Beras Pecah Kulit) yang baik.

    Gambar 7. Mesin penggiling model Huller

    Gambar 8. Mesin Huller dan Polisher

    3. Proses penyosohan

    Penyosohan adalah proses pemisahan lapisan testa, aleuron dan perikarp

    dari butir BPK (Butir Pecah Kulit) sehingga diperoleh beras giling, menir

    dan bekatul. Diperkirakan bahwa berat bagian testa aleuron dan perikarp

  • 8/18/2019 nformasi Panen & Pasca Panen Beras

    12/16

    ini sekitar 10% dari BPK. Hasil penyosohan yang berupa beras giling

    dinyatakan dengan derajat sosoh.

    Derajat sosoh adalah bagian dari ketiga lapisan testa aleuron dan perikarp

    yang terpisahkan dan dinyatakan dalam %.

    Derajat sosoh 100% adalah beras giling dimana lapisan testa, eleuoron danperikarp semuanya telah terpisahkan dari BPK, sedangkan derajat sosoh

    90% adalah beras giling dimana lapisan testa, aleuron (kandungan pati

    beras dan perikarp (kulit gabah) hanya terpisahkan sekitar 90% dan sekitar

    10% masih menempel pada beras giling.

    Untuk mendapatkan beras giling dengan derajat sosoh tertentu, maka perlu

    pengaturan pada bandul beban pada mesin penyosoh.

    Makin tinggi derajat sosoh beras giling yang diperoleh makin berat bebanyang dipasang pada mesin penyosoh.

    4. Pengemasan Gabah dan Beras

    Pengemasan adalah alat yang digunakan sebagai wadah / bahan yang

    digunakan agar gabah dan beras tidak tercecer.

    a. Pengemasan berfungsi : (1) sebagai wadah, (2) untuk melindungi gabah

    dan beras dari serangan ayam, burung dan tikus, dan (3) untuk

    mempermudah pengangkutan.

    b. Agar dapat berfungsi seperti tersebut diatas, maka pengemas harus

    dibuat dari bahan yang kuat, fleksibel dan murah yang sesuai dengan

    tujuannya. Sebaiknya pengemas harus diberi label antara lain nama

    varietas gabah dan beras yang dikemas, klas mutu beras, nama

    perusahaan penggilingan padi.

    c. Jika untuk kebutuhan lokal, pengemasan cukup dengan karung plastik dan

     jika untuk dipasarkan antara pulau atau antar propinsi sebaiknya

    digunakan pengemas rangkap yaitu: kantong plastik dirangkap dengan

    karung plastik.

  • 8/18/2019 nformasi Panen & Pasca Panen Beras

    13/16

     

    Gambar 9 Pengemasan gabah dan beras.

    d. Setelah pengemasan siap, maka beras giling langsung masuk ke

    pengemasan, kemudian dtimbang sesuai dengan kapasitasnya misalnya

    50 kg, 25 kg, atau 10 kg. karung jangan ditutup dulu sampai beras giling

    tersebut dingin

  • 8/18/2019 nformasi Panen & Pasca Panen Beras

    14/16

    3. STANDAR MUTU GABAH DAN BERAS

    A. Standar Mutu Gabah

    Mutu gabah yang akan digiling maupun disimpan ditentukan oleh kadar air gabah,

    kadar kotoran, kadar padi hampa dan kadar butir rusak yang sulit diamati secara

    visual tanpa analisis laboratorium serta dipengaruhi oleh proses dan perawatan

    sebelumnya. Gabah pada kondisi mutu standar sebagai ukuran normal, bila digiling

    akan menghasilkan rendeman dan mutu beras baik, dalam arti standar beras.

    Kadar air gabah 14 % merupakan kadar air optimal untuk digiling karena

    menghasilkan beras pecah terkecil dibandingkan kadar air gabah lebih tinggi

    maupun lebih rendah.

    Penggunaan penggilingan padi besar oleh swasta dan KUD untuk keperluanpengadaan pangan nasional, mempunyai masalah rendeman dan mutu hasil giling

    yang rendah. Sama halnya dengan penggunaan penggilingan padi kecil yang

    menggiling gabah petani untuk konsumsi sendiri maupun untuk dijual.

    Secara umum mutu gabah ditentukan berdasarkan persyaratan kualitatif dan

    persyaratan kuantitatif.

    1. Persyaratan Kualitatif

    - Bebas hama penyakit

    - Bebas bau busuk,asam atau bau-bau asing lain

    - Bebas dari tanda-tanda adanya bahan-bahan kimia yang membahayakan,

    baik secara visual maupun secara organoleptik.

    2. Persyaratan kuantitatif

    Keterangan : BULOG pada prinsipnya hanya membeli gabah kualitas B,

    pembelian gabah kualitas C harus seizing KABULOG.

    NO URAUIAN KWALITAS B KWALITAS C

    1 Kadar Air (% maks) 14 14

    2 Butir hampa/kotoran (%

    maks)

    3 3

    3 Butir mengapur/butir

    hijau (% maks)

    5 10

    4 Butir kuning/butir rusak

    (% maks)

    3 3

    5 Butir merah (% maks) 3 3

  • 8/18/2019 nformasi Panen & Pasca Panen Beras

    15/16

    B. Standar Mutu Beras.

    Pengertian mutu bisa tergantung dari penilaian terhadap kesukaan maupun produk

    akhir yang di inginkan oleh konsumen. Kebanyakan konsumen tentu lebih menyukai

    mutu yang terbaik.

    Untuk negara yang telah ber-swasembada pangan, dalam proses produksikerasnya mulai memasukkan karakter mutu beras sebagai kriteria yang penting

    menyesuaikan apa yang di inginkan konsumen.

    Mutu beras dapat diukur atau ditentukan berdasarkan karakteristik secara subyektif

    dan obyektif:

    Subyektif karakteristik Obyektif karakteristik

    ◊ Bau yang enak  ◊ Harga per kilo 

    ◊ Kenampakan baik ◊ Butir panjang◊ Rasa yang enak  ◊ Nilai gizi

    ◊ Penilaian harga  ◊ Derajat putih

    Secara umum, mutu beras dapat dakatagorikan atas 4 kelompok yaitu :

    1. Mutu giling

    2. Mutu Rasa dan mutu tanak

    3. Mutu Gizi

    4. Standar Spesifik untuk penampakan dan kemurnian biji

    Sedangkan dalam program pemuliaan padi, komponen dari mutu beras dapat

    dikelompokkan atas :

    1. Rendeman giling

    2. Penampakan, bentuk,dan ukuran Biji

    3. Sifat-sifat tanak dan rasa nasi

    Semua katagori tersebut diatas penting digunakan dalam penetapan criteria beras

    yang sesuai dengan tujuan penggunaannya. Walaupun demikian, pada akhirnya

    penggolongan criteria mutu beras harus mempunyai hubungan langsung dengan

    penerimaan konsumen akhir, Karena beras dikonsumsi sebagian besar dalam

    bentuk nasi, maka penetapan criteria mutu beras didasarkan atas pola konsumsi

    tersebut.

     Adapun kriteria mutu beras didasarkan atas Persyaratan kualitatif dan persyaratan

    kuantitatif.

    1. Persyaratan Kualitatif

      Bebas hama penyakit

      Bebas bau busuk,asam atau bau-bau asing lain

  • 8/18/2019 nformasi Panen & Pasca Panen Beras

    16/16