penanganan fungsi autonomy setelah cedera akut spinal cord menggunakan variable analisis heart rate

11
Penanganan fungsi autonomy setelah cedera akut spinal cord menggunakan variable analisis Heart rate Tujuan : cedera spinal cord (SCI) sering menghasilkan disfungsi berat dari system nervus autonomy. C1- C8 SCI mempengaruhi control supraspinal ke jantung. SCI T1-T5 mempersarafi saraf simpatis keluar ke jantung, dan SCI T6-T12 meninggalkan control saraf simpatis ke jantung. Analisis Variable Heart rate ( HRV) bisa membantu seperti mengukur regulasi autonomy. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti perubahan pada pola HRV dan perubahan pasien dengan trauma akut SCI. Metode : segera setelah pasien SCI yang ditemukan kriteria inklusi dilakukan monitor Holter 24 jam pada aritmia jantung nya, sebagai tambahan monitoring Holter dilakukan 1, 2, 3 dan 4 minggu setelah SCI Hasil : 50 pasien SCI yang dimasukan. Peningkatan yang signifikan pada standar deviasi antara nomal ke nomal (SDANN) interval sinus terlihat pada bulan pertama setalah cedera (P = 0.008). peningkatan hanya signifikan pada pasien C1- T5 tidak lengkap dan pada pasien yang tidak memiliki mengalami satu kali atau lebih episode henti jantung (cardiac arrest). Nilai rendah signifikan pada frekuensi kekuatan rendah, kekuatan total dan frekuensi rendah melebihi rasio frekuensi tinggi dijumpai pada pasien SCI C1 –T5 di bandingkan dengan pasien SCI T6-T12 Kesimpulan : kenaikan pada SDANN pada pasien C1-T5 tidak lengkap bisa saja karena fungsi perbaikan secara langusung yang di sebabkan oleh sinaps plastis atau perbaikan dari kerusakan akson. Bahwa fungsi nervus system autonomy berbeda antara C1-C8, T1-T5 dan T6-T12 pasien terlihat seperti keseimbangan simpatovagal pada kedua pasien SCI C1-C8 dan T1-T5 belum sampai. Perkenalan.

Upload: ugi-rahul

Post on 17-Nov-2015

8 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

telaah jurnal SCI

TRANSCRIPT

Penanganan fungsi autonomy setelah cedera akut spinal cord menggunakan variable analisis Heart rate

Tujuan : cedera spinal cord (SCI) sering menghasilkan disfungsi berat dari system nervus autonomy. C1- C8 SCI mempengaruhi control supraspinal ke jantung. SCI T1-T5 mempersarafi saraf simpatis keluar ke jantung, dan SCI T6-T12 meninggalkan control saraf simpatis ke jantung. Analisis Variable Heart rate ( HRV) bisa membantu seperti mengukur regulasi autonomy. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti perubahan pada pola HRV dan perubahan pasien dengan trauma akut SCI.Metode : segera setelah pasien SCI yang ditemukan kriteria inklusi dilakukan monitor Holter 24 jam pada aritmia jantung nya, sebagai tambahan monitoring Holter dilakukan 1, 2, 3 dan 4 minggu setelah SCIHasil : 50 pasien SCI yang dimasukan. Peningkatan yang signifikan pada standar deviasi antara nomal ke nomal (SDANN) interval sinus terlihat pada bulan pertama setalah cedera (P = 0.008). peningkatan hanya signifikan pada pasien C1- T5 tidak lengkap dan pada pasien yang tidak memiliki mengalami satu kali atau lebih episode henti jantung (cardiac arrest). Nilai rendah signifikan pada frekuensi kekuatan rendah, kekuatan total dan frekuensi rendah melebihi rasio frekuensi tinggi dijumpai pada pasien SCI C1 T5 di bandingkan dengan pasien SCI T6-T12 Kesimpulan : kenaikan pada SDANN pada pasien C1-T5 tidak lengkap bisa saja karena fungsi perbaikan secara langusung yang di sebabkan oleh sinaps plastis atau perbaikan dari kerusakan akson. Bahwa fungsi nervus system autonomy berbeda antara C1-C8, T1-T5 dan T6-T12 pasien terlihat seperti keseimbangan simpatovagal pada kedua pasien SCI C1-C8 dan T1-T5 belum sampai.

Perkenalan.Pasien Spinal cord injury (SCI) dengan tetraplegia dan high level paraplegia diketahui menderita disfungsi Nervus System Autonom (ANS) termasuk regulasi autonom dari jantungBerat dan tingkat neurologis dari SCI memiliki dampak utama pada fungsi ANS. Pasien dengan SCI diatas T1 sering memiliki intak efferent vagal dan jalur neural simpatis menginervasi jantung. Walaupun begitu, Selain itu, hilangnya kontrol supraspinal menyebabkan perubahan morfologi dalam neuron preganglionik simpatis dan alpha adrenoceptor perifer Hyperresponsiveness. pasien dengan SCI T1-T5 kehilangan simpatis jantung neuron preganglionic seperti cedera yang terjadi sesuai ke jalur simpatis ke jantung, dan juga inervasi postganglionic simpatis ke jantung mengalami perubahan plastic. Individu dengan SCI pada T6 dan lebih rendah memiliki intak cardiak spinal neuron sipatis dan intak saraf ke jantung.

Pada tetraplegia individu dengan lesi lengkap, putus nya hubungan neuron saraf simpatis dari memberikan control serebral yang mungkin unik untuk analisis gangguan simpatis pada Heart Rate (HR) variable (HRV).Pada pasien dengan miocard infark. Diabetes neuropati, gagal jantung, dan mereka yang telah melakukan transplantasi jantung dan SCI, pengurangan HRV di observasi secara teratur. Ini adalah tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi perubahan ANS dengan cara analisis HRV oleh akut SCI.Variable Heart Rate HRV dapat diukur dengan waktu dan frekuensi analisis domain. Analisis domain waktu mengukur variable segmen waktu antara detak jantung. Ini mengukur interval detak ke detak atau variable berasal dari perbedaan pada perbatasan interval sinus normal ke normal (NN). Parameternya termasuk standar deviasi dari rata an NN interval (SDANN), akar kuadrat dari mean kuadrat perbedaan interval NN berturut-turut (RMSSD) dan proporsi interval NN berturut berubah lebih besar dari 50 ms dibagi dengan jumlah total interval NN (pNN50). SDANN merupakan indeks yang sangat sensitive untuk frekuensi rendah dan sering digunakan sebagai penanda keseluruhan dari aktivitas ANS. RMSSD dan pNN50 memperkirakan variasi frekuensi tinggi dalam HR.

Power Spectral Analysis (PSA) diukur dengan frekuensi domain. PSA memberikan informasi pada distribusi HR sebagai fuungsi dari frekuanesi dan bisa menjadi dikriminatif diantara kontribusi simpatis dan parasimpatis dari HRV. Ketika menggunakan transformasi alogaritma Fast fourier, interval RR pada EKG berubah menjadi gelombang dengan frekuensi spectral. PSA membagi variable HR menjadi Sangat rendah- frekuensi kekuatan (0.003 0.04 Hz). Rendah frekuensi kekuatan (LFP; 0.04 -0.15 Hz) dan Tinggi frekuensi power (HFP; 0.15 0.4 Hz) HFP secara normal sebagai penunjuk modulasi vagal yang ditetapkan dengan frekuensi nafas. LFP lebih sering berlawanan untuk memberikan system nervus simpatis atau gabungan kombinasi aktivitas simpatis dan parasimpatis. LFP melebihi rasio HRP (LF/HF- rasio) menunjukan keseimbangan reflek simpatovagal global.

Materi dan metodeRigshospitalet. Copenhagen, Denmark meneerima semua pasien dengan trauma akut SCI dari bagian timur Denmark, yang mana sampel yang diambil dari 2,5 Miliar populasi mendekati setengah dari populasi Danish.Pemilihan pasienYang masuk mulai dari 1 januari 2010 sampai 9 maret 2013. Kriteria inklusi adalah (i) trauma SCI (ii) tingkat neurologis C1-T12 (iii) > 18 tahun dan (iv) menandatangani inform consent. Kriteria eksklusi adalah (i) hamil (ii) menggunakan pacemaker jantung pada trauama SCI dan (iii) cedera otak concomitan, yang mana Glasgow coma score