rancangan usulan perbaikan terhadap · pdf filedisease or spinal cord injury, ... pendahuluan...

96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP AKTIVITAS PENURUNAN PASIR DI DEPO PASIR MAKMUR MENGGUNAKAN PENDEKATAN POSTUR KERJA DAN ASSESSMENT TERHADAP FISIOLOGI KERJA (Studi Kasus: Depo Pasir Makmur, Surakarta) Skripsi MIFTAHUDIN I1306054 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: dotuong

Post on 14-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP AKTIVITAS PENURUNAN PASIR DI DEPO PASIR MAKMUR

MENGGUNAKAN PENDEKATAN POSTUR KERJA DAN ASSESSMENT TERHADAP FISIOLOGI KERJA

(Studi Kasus: Depo Pasir Makmur, Surakarta)

Skripsi

MIFTAHUDIN

I1306054

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011

Page 2: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Miftahudin. NIM : I1306054. RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP AKTIVITAS PENURUNAN PASIR DI DEPO PASIR MAKMUR MENGGUNAKAN PENDEKATAN POSTUR KERJA DAN ASSESSMENT TERHADAP FISIOLOGI KERJA (Studi Kasus: Depo Pasir Makmur, Surakarta). Skripsi. Surakarta : Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Januari 2011.

Pada aktivitas pengangkatan dan penurunan barang yang dilakukan operator dapat menyebabkan penyakit ataupun cedera tulang belakang terlebih jika pekerjaan tersebut tidak dilakukan dengan benar. Penelitian dilakukan di Depo Makmur dalam aktivitas Manual Material Handling (MMH) pada aktivitas penurunan pasir. Penurunan pasir diawali dengan cara menyerok dan mengangkat, kemudian pasir tersebut dilempar kebawah secara terus menerus dengan kapasitas beban ± 2 kg. Postur kerja selama proses penurunan pasir merupakan postur kerja yang berpotensi menyebabkan munculnya keluhan otot di beberapa bagian tubuh operator. Berdasarkan hasil kuesioner Nordic Body Map operator, diketahui keluhan tersebut terjadi di bagian leher bagian atas sebesar 90 %, organ tubuh bagian punggung dan pinggul kebelakang sebesar 60 %, pada bagian bahu, pergelangan tangan kanan dan pinggang kebelakang sebesar 50 %.

Penelitian diawali dengan identifikasi keluhan dan harapan operator melalui wawancara yang kemudian diinterpretasikan menjadi kebutuhan operator. Setelah itu, dilakukan pengambilan gambar postur kerja operator, pengukuran dan perhitungan sudut operator berdasar metode REBA (Rapid Entire Body Assessment). Tahapan berikutnya yaitu pengukuran denyut nadi operator sebelum dan sesudah melakukan aktivitas penurunan pasir.

Hasil penelitian ini adalah menghasilkan postur kerja yang memiliki level resiko kerja lebih rendah berdasarkan REBA, tingkat konsumsi energi lebih rendah dari kondisi awal berdasarkan metode energi expenditure dan energi cost dan rekomendasi waktu istirahat operator (work rest cycle). Rancangan usulan perbaikan ini dapat memperbaiki postur kerja operator sekaligus meningkatkan produktivitas kerja operator.

Kata kunci: usulan perbaikan aktivitas penurunan pasir, REBA, work rest cycle, produktivitas xvii + 93 halaman; 36 gambar; 43 tabel; 6 lampiran Daftar Pustaka: 16 (1977-2008)

Page 3: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ABSTRACT

Miftahudin. NIM : I1306054. IMPROVEMENT PROPOSED DESIGN OF SAND DROPPING ACTIVITY IN THE DEPO PASIR MAKMUR USING APPROACH WORK POSTURE AND WORK PHYSIOLOGY ASSESSMENT (Case Study: Depo Pasir Makmur, Surakarta). Thesis. Surakarta : Industrial Engineering Department, Engineering Faculty, Sebelas Maret University, Januari 2011.

On lifting and dropping goods activity that made by the operator can cause disease or spinal cord injury, especially when the job is not done correctly. The study was conducted on Depo Pasir Makmur in Manual Material Handling (MMH) when the operator lifting and dropping the sand. Dropping the sand begins with pick up the sand and lift, then the sand was thrown down continuously with load capacity of ± 2 kg. Working posture during the process of drop the sand is working postures which could potentially lead to the emergence of muscle complaints in some parts of the body. Based on the results of the Nordic Body Map questionnaire of the operator, known that the complaint occurred in the neck of the top 90%, internal organs behind their backs and hips by 60%, on the shoulder, right wrist and waist backward by 50%.

The study begins with the identification of complaints and expectations of the operator through the interviews and then interpreted into the needs of the operator. Furthermore, taken the picture of operator work posture, angle measurement and calculation methods based operator Reba (Rapid Entire Body Assessment). The next phase is pulse measurement of the operators before and after dropping sand activity.

The results of this study produce a working posture which a lower job risk

levels based on the Reba, energy consumption level is lower than the initial conditions based on the method of energy expenditure and energy costs and service breaks recommendation (work rest cycle). The prposed design of this improvement can correct the working posture and increase work productivity. Key words: improvement proposed design of sand dropping activity, REBA, work rest cycle, productivity xvii + 93 pages; 36 pictures; 43 tables; 6 apendix Bibliography: 16 (1977-2008)

Page 4: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-1

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan

masalah yang diangkat, tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan.

Berikutnya diuraikan mengenai batasan masalah, dan sistematika penulisan untuk

menyelesaikan penelitian.

1.1 LATAR BELAKANG

Pada aktivitas pengangkatan dan penurunan barang yang dilakukan

pekerja dapat menyebabkan penyakit ataupun cedera tulang belakang terlebih jika

pekerjaan tersebut tidak dilakukan dengan benar. Menurut Tarwaka (2004), jika

resiko tuntutan tugas lebih besar dari kemampuan seseorang, akan terjadi

ketidaknyamanan, overstress, kelelahan, kecelakaan, cedera, rasa sakit atau tidak

produktif.

Kecenderungan resiko tugas lebih besar dari kemampuan seseorang,

terjadi pada operator pasir di Depo Makmur dalam aktivitas Manual Material

Handling (MMH) pada aktivitas penurunan pasir. Aktivitas ini menggunakan

sekop yang tangkainya pendek sehingga postur kerja operator terlalu

membungkuk dan kedua kaki menekuk. Penurunan pasir diawali dengan cara

menyerok dan mengangkat, kemudian pasir tersebut dilempar kebawah secara

terus menerus dengan kapasitas beban ± 2 kg. Apabila aktivitas tersebut dilakukan

secara berulang-ulang, resiko kerja terjadi pada bagian punggung. Pada saat

membungkuk, tulang belakang bergerak ke sisi depan tubuh sehingga otot perut

dan bagian depan invertebral disk pada bagian lumbar mengalami tekanan.

(Bridger, 1995)

Hasil penyebaran kuesioner dengan menunjukkan Nordic Body Map kepada

sepuluh operator pasir di Depo Makmur Surakarta, diperoleh hasil tingkat keluhan

terjadi pada organ tubuh leher bagian atas sebesar 90 %, organ tubuh bagian

punggung dan pinggul kebelakang sebesar 60 %, pada bagian bahu, pergelangan

tangan kanan dan pinggang kebelakang sebesar 50 %. Selain beban pekerjaan

yang cukup besar, postur tubuh saat bekerja sangat berpengaruh dengan konsumsi

Page 5: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-2

energi. Dengan demikian hasil pengukuran ini dapat memperkuat dugaan bahwa

terjadi resiko tugas yang besar pada aktivitas penurunan pasir sekaligus, dapat

dijadikan dasar perlunya perbaikan postur kerja operator pasir di Depo Makmur

Surakarta.

Dalam aktivitas penurunan pasir akan mengakibatkan perubahan pada fungsi

alat-alat tubuh, berdasar perubahan konsumsi oksigen, denyut jantung, peredaran

udara dalam paru-paru, temperatur tubuh, konsentrasi asam laktat dalam darah,

komposisi kimia dalam darah dan air seni, tingkat penguapan, dan faktor lainnya.

Aktivitas penurunan pasir mengakibatkan pengeluaran energi yang berhubungan

erat dengan konsumsi energi. Konsumsi energi pada waktu kerja biasanya

ditentukan dengan cara langsung yaitu mengukur energi yang dikeluarkan (energy

expenditure) berdasar asupan oksigen selama bekerja dan tidak langsung adalah

dengan menghitung denyut nadi selama bekerja. (Astrand dan Rodahl, 1977) dan

(Rodahl, 1989)

Untuk memperbaiki postur dan metode kerja operator pasir dalam aktivitas

penurunan pasir dilakukan dengan pengambilan gambar postur kerja operator,

kemudian dilakukan pengukuran dan perhitungan sudut operator berdasar metode

REBA (Rapid Entire Body Assessment) karena metode ini dapat digunakan untuk

menilai faktor resiko gangguan tubuh keseluruhan operator pasir (McAtamney

dan Hignett, 2000), selanjutnya akan dievaluasi dengan perhitungan energi

expenditure dan energi cost dengan mengukur denyut jantung operator pasir.

Perhitungan energi expenditure dan energi cost pada operator pasir digunakan

karena saat tubuh operator melakukan aktivitas kerja fisik akan terjadi perubahan

denyut jantung dan konsumsi oksigen sehingga dapat diketahui tingkat kelelahan

kerja dan konsumsi energi yang dibutuhkan saat beraktivitas dengan cara

membandingkan denyut jantung sebelum beraktivitas dan setelah beraktivitas.

Berdasar permasalahan yang ada di atas, perlu adanya perbaikan pada

aktivitas penurunan pasir baik dari segi postur kerja maupun metode kerja

operator dengan menggunakan metode REBA, perhitungan energi expenditure,

dan energi cost dengan pendekatan fisiologi kerja. Hal ini sebagai upaya untuk

mengurangi keluhan-keluhan yang dirasakan oleh operator pasir selama proses

Page 6: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-3

penurunan pasir dan mengurangi tingkat konsumsi energi sesuai dengan harapan

mereka.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Bagaimana memperbaiki postur dan metode kerja berdasarkan metode

REBA, perhitungan energy expenditure dan energy cost berdasarkan pendekatan

fisiologi kerja pada pekerjaan penurunan pasir di Depo Makmur Surakarta.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Adapun maksud dan tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian dan

penulisan laporan ini adalah:

1. Merancang perbaikan postur kerja berdasarkan REBA pada aktivitas

penurunan pasir di Depo Makmur Surakarta.

2. Melakukan assessment metode kerja berdasarkan analisis energy cost dan

energy expenditure pada aktivitas penurunan pasir di Depo Makmur,

Surakarta.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Menghasilkan postur kerja operator dengan tingkat konsumsi energi yang

lebih rendah dibandingkan konsumsi energi sebelumnya pada aktivitas penurunan

pasir yang ada di Depo Makmur, Surakarta dengan pendekatan REBA.

1.5 BATASAN MASALAH

Agar dalam menyelesaikan masalah tidak menyimpang dari tujuan dan

menghindari kemungkinan meluasnya pembahasan dari yang seharusnya diteliti,

maka penulis memberi batasan masalah sebagai berikut :

1. Ditujukan pada pekerjaan Manual Material Handling (MMH), pada aktivitas

penurunan pasir dari truk di Depo Makmur, Surakarta.

2. Pekerja yang diukur adalah 10 pekerja laki-laki yang terlibat langsung dalam

aktivitas penurunan pasir.

3. Energy cost dan energy expenditure diukur berdasarkan denyut nadi

menggunakan omron meter.

Page 7: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-4

I.6. ASUMSI

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Kondisi psikologis semua pekerja buruh pasir dalam keadaan normal dan

sehat saat dilakukan penelitian.

2. Lingkungan tempat bekerja tidak berpengaruh terhadap fisiologi pekerja.

3. Operator yang bekerja sudah terlatih dan sudah terbiasa.

I.7. SISTEMATIKA PENULISAN

Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

diberikan pada setiap bab yang berurutan untuk mempermudah pembahasannya.

Dari pokok-pokok permasalahan dapat dibagi menjadi enam bab seperti

dijelaskan, di bawah ini.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan permasalahan serta perumusan masalah yang

melatar belakangi penulisan ini. Selain itu, diungkapkan pula tujuan

penelitian, manfaat, batasan masalah, asumsi dan sistematika penulisan

penelitian yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Merupakan pembahasan secara terperinci mengenai metode maupun

teori-teori yang digunakan sebagai landasan untuk pemecahan

masalah. Beberapa di antaranya adalah penjelasan mengenai sistem

kerja, pengertian pemindahan Manual Material Handling (MMH),

keluhan Musculoskeletal, REBA, Fisiologi, dan lain-lain.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang garis besar langkah– langkah pemecahan masalah

yang ditetapkan dalam penelitian. Bentuk metodologi penelitian

disesuaikan dengan masalah yang diteliti dan teknik pemecahan

masalah yang digunakan.

Page 8: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-5

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Dalam bab ini berisi tentang data-data yang diperlukan yang

selanjutnya akan diproses melalui pengolahan data untuk

menyelesaikan masalah penelitian. Adapun data-data pokok yang

dikumpulkan antara lain: data sikap kerja pekerja Manual Material

Handling (MMH), energy expenditure, dan lain-lain.

BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI HASIL

Berisi tentang analisis hasil pengolahan data dan perancangan metode

kerja yang didapat dari rekomendasi perbaikan sikap kerja menggunakan

pendekatan energy expenditure (fisiologi kerja) dan postur kerja.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan berisi pokok-pokok hasil penelitian dan uraian singkat hasil

analisa yang dilakukan serta mengemukakan saran yang sekiranya dapat

dijadikan bahan pertimbangan bagi pekerja.

Page 9: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-1

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. PENGERTIAN ERGONOMI

Istilah Ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu Ergos (kerja) dan Nomos

(hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia

dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi,

engineering, manajemen dan perancangan/desain (Nurmianto, 1996). Perhatian

ergonomi ditujukan pada kemampuan dan kesanggupan kerja tenaga kerja untuk

melakukan pekerjaannya (Vaughan, 1980), untuk itu Ergonomi perlu dukungan

dari berbagai disiplin ilmu seperti fisiologi, anatomi, biologi, psikologi, dan

kemasyarakatan (sosiologi). Terlihat jelas bahwa ergonomi adalah suatu keilmuan

yang multi-disipliner.

Ergonomi sebagai ilmu yang bersifat multi-disipliner berhubungan dengan

aspek manusia yang sedang bekerja. Perkembangan dan prakteknya bertujuan

untuk :

1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan

cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban fisik dan mental,

mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.

2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial,

mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan

jaminan sosial baik selama kurun waktu produktif maupun setelah tidak

produktif.

3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis,

ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan

sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.

Perancangan stasiun kerja merupakan salah satu output studi ergonomi di

bidang industri. Inputnya dapat berupa kondisi manusia yang tidak aman dalam

bekerja, kondisi fisik lingkungan kerja yang tidak nyaman, dan adanya hubungan

manusia-mesin yang tidak ergonomis. Kondisi manusia dikatakan tidak aman bila

kesehatan dan keselamatan kerja mulai terganggu. Kelelahan dan keluhan pekerja

Page 10: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-2

pada musculoskeletal merupakan salah satu indikasi adanya gangguan kesehatan

dan keselamatan pekerja.

Secara garis besar keluhan otot dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Keluhan sementara (reversible), yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat otot

menerima beban statis, namun demikian keluhan tersebut akan segera hilang

apabila pembebanan dihentikan.

2. Keluhan menetap (persistent), yaitu keluhan otot yang bersifat menetap

walaupun pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot

masih terus berlanjut.

Ada beberapa aspek dari pendekatan ergonomi yang harus

dipertimbangkan untuk melakukan pendekatan ergonomi, antara lain :

1. Sikap dan Posisi Kerja

Pertimbangan ergonomis yang berkaitan dengan sikap atau posisi kerja,

baik duduk ataupun berdiri merupakan suatu hal yang sangat penting.

Adanya sikap atau posisi kerja yang tidak mengenakkan dan berlangsung

dalam waktu yang lama, akan mengakibatkan pekerja cepat mengalami

kelelahan serta membuat banyak kesalahan.

2. Kondisi Lingkungan Kerja

Faktor yang mempengaruhi kemampuan kerja, terdiri dari faktor yang

berasal dari dalam diri manusia (intern) dan faktor dari luar diri manusia

(ekstern). Salah satu faktor yang berasal dari luar adalah kondisi lingkungan

yang meliputi semua keadaan yang terdapat di sekitar tempat kerja

seperti temperatur, kelembaban udara, getaran mekanis, warna, bau-bauan

dan lain-lain. Adanya lingkungan kerja yang bising, panas, bergetar atau

atmosfer yang tercemar akan memberikan dampak yang negatif terhadap

kinerja operator.

3. Efisiensi Ekonomi Gerakan dan Pengaturan Fasilitas Kerja.

Perancangan sistem kerja haruslah memperhatikan prosedur-prosedur

untuk membuat gerakan kerja yang memenuhi prinsip-prinsip ekonomi

gerakan. Gerakan kerja yang memenuhi prinsip ekonomi gerakan dapat

memperbaiki efisiensi kerja dan mengurangi kelelahan kerja.

Page 11: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-3

2.2 PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL

Manual Material Handling berhubungan dengan pemindahan beban

dimana pekerja menggunakan gaya otot untuk mengangkat, menurunkan,

mendorong, menarik, membawa, menggenggam, objek (Swedish Nasional

Board of Occupational Safety and Health (1998) didalam Prastowo dkk,

2006). Pengertian pemindahan beban secara manual, menurut American

Material Handling Society (AHMS) bahwa material handling dinyatakan

sebagai seni dan ilmu yang meliputi penanganan (handling), pemindahan

(moving), Pengepakan (packaging), penyimpanan (storing) dan pengawasan

(controlling) dari material dengan segala bentuknya (Wignjosoebroto, 1996).

Lifting berarti menaikkan beban dari posisi yang rendah keposisi yang lebih

tinggi yang menunjukkan / menyatakan penggunaan gaya harus melebihi /

melampaui gaya grafitasi beban. Pemindahan bahan secara manual apabila

tidak dilakukan secara ergonomis akan menimbulkan kecelakaan dalam

industri. Faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya nyeri punggung (back

injury), adalah arah beban yang akan diangkat dan frekuensi aktivitas

pemindahan. Beberapa pertimbangan / parameter yang harus diperhatikan

untuk mengurangi timbulnya nyeri punggung (Nurmianto,1996) antara lain:

1. Beban yang harus diangkat.

2. Perbandingan antara berat beban dan orangnya.

3. Jarak horisontal dari beban terhadap orangnya.

4. Ukuran beban yang akan diangkat (beban yang berdimensi besar akan

mempunyai jarak CG (Center of Gravity ) yang lebih jauh dari tubuh, dan bisa

menggangu jarak pandangnya.

Pemilihan manusia sebagai tenaga kerja dalam melakukan kegiatan

penanganan material bukanlah tanpa sebab. Penanganan material secara manual

memiliki beberapa keuntungan yaitu:

1. Fleksibel dalam gerakan sehingga memberikan kemudahan pemindahan beban

pada ruang terbatas dan pekerjaan yang tidak beraturan.

2. Untuk beban ringan akan lebih murah bila dibandingkan menggunakan mesin.

3. Tidak semua material dapat dipindahkan dengan alat.

Page 12: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-4

Akivitas manual material handling merupakan sebuah aktivitas memindahkan

beban oleh tubuh secara manual dalam rentang waktu tertentu. Occupational

Safety and Health Administration (OSHA) mengklasifikasikan kegiatan manual

material handling menjadi lima yaitu :

1. Mengangkat/Menurunkan (Lifting/Lowering ) Mengangkat (Lifting) adalah

kegiatan memindahkan barang ke tempat yang lebih tinggi yang masih dapat

dijangkau oleh tangan. Kegiatan lainnya adalah menurunkan barang.

Gambar 2.1 Kegiatan Mengangkat/Menurunkan (lifting/lowering)

Sumber: OSHA, 1999

2. Mendorong/Menarik (Push/Pull) Kegiatan mendorong adalah kegiatan

menekan berlawanan arah tubuh dengan usaha yang bertujuan untuk

memindahkan obyek. Kegiatan menarik, berkebalikan dengan itu.

Gambar 2.2 Kegiatan Mendorong/Menarik (pushing/pulling) Sumber : OSHA, 1999

3. Memutar (Twisting) Kegiatan memutar merupakan kegiatan manual material

handling yang merupakan gerakan memutar tubuh bagian atas ke satu ada dua

sisi sementara tubuh bagian bawah berada dalam keadaan tetap. Kegiatan

memutar ini dapat dilakukan dalam keadaan tubuh yang diam.

Page 13: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-5

Gambar 2.3 Kegiatan Memutar (twisting)

Sumber : OSHA, 1999

4. Membawa (Carrying) Kegiatan membawa merupakan kegiatan memegang

atau mengambil barang dan memindahkannya. Berat benda menjadi berat total

pekerja.

Gambar 2.4 Kegiatan Membawa (carry)

Sumber : OSHA, 1999

5. Menahan (Holding) Memegang objek saat tubuh berada dalam posisi diam

(statis).

Gambar 2.5 Kegiatan Menahan (holding) Sumber : OSHA, 1999

2.2.1 Rekomendasi Batas Beban Yang Boleh Diangkat

Dalam rangka untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan sehat

maka perlu adanya suatu batasan angkat untuk operator. Berikut ini dijelaskan

beberapa batasan angkat secara legal dari berbagai negara bagian benua Amerika

Page 14: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-6

yang dipakai untuk industri. Batasan angkat ini dipakai sebagai batasan angkat

secara internasional (Suhardi dkk, 2008). Batasan angkat tersebut, yaitu:

1. Batasan angkat secara legal (legal limitations),

a. Pria dibawah usia 16 tahun, maksimum angkat adalah 14 kg.

b. Pria usia 16 – 18 tahun, maksimum angkat 18 kg.

c. Pria usia lebih dari 18 tahun, tidak ada batasan angkat.

d. Wanita usia 16 – 18 tahun, maksimum angkat 11 kg.

e. Wanita usia lebih dari 18 tahun, maksimum angkat 16 kg

Batasan angkat ini dapat membantu untuk mengurangi rasa nyeri, ngilu pada

tulang belakang. Disamping itu akan mengurangi ketidaknyamanan kerja pada

tulang belakang, terutama bagi operator untuk pekerjaan berat.

Komisi keselamatan dan kesehatan kerja di Amerika, pada tahun 1997

juga telah mengeluarkan peraturan yang berkaitan dengan cara pengangkutan

material/benda kerja.

Tabel 2.1 Tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan batas angkut

Batasan Angkat (Kg) Tindakan

Dibawah 16 Tidak ada tindakan khusus yang perlu diadakan

16 - 34

Prosedur administrasi dibutuhkan untuk mengidentifikasi ketidakmampuan seseorang dalam mengangkat beban tanpa menanggung resiko yang berbahaya kecuali dengan perantaraan alat bantu tertentu

34 - 50 Sebaiknya Operator yang terpilih dan terlatih. Menggunakan sistem pemindahan material secara terlatih. Harus dibawah pengawasan supervisor

Diatas 50

Harus memakai peralatan mekanis. Operator yang terlatih dan terpilih. Pernah mengikuti pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja dalam industri. Harus dibawah pengawasan ketat

Sumber : National Occupational Health and Safety Commission, 1997

Page 15: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-7

Menurut Lembaga the National Occupational Health and Safety

Commission, 1997 membuat peraturan untuk pemindahan material secara aman.

(Suhardi dkk, 2008).

Tabel 2.2 Tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan batas angkut

Level Batas Angkat (Kg) Tindakan

1 Dibawah 16 Tidak diperlukan tindakan khusus

2 16 - 34 Tidak diperlukan alat dalam mengangkat Ditekankan pada metode angkat

3 34 - 50 Tidak diperlukan alat dalam mengangkat Dipilih job redesign

4 Diatas 50 Harus dibantu dengan peralatan mekanis

Sumber : National Occupational Health and Safety Commission, 1997

2. Batasan angkat secara fisiologi,

Metode pengangkatan ini dengan mempertimbangkan rata-rata beban

metabolisme dari aktivitas angkat yang berulang (repetitive lifting), sebagaimana

dapat juga ditemukan jumlah konsumsi oksigen. Hal ini haruslah benar-benar

diperhatikan terutama dalam rangka untuk menentukan batas angkat. Kelelahan

kerja yang terjadi dari aktifitas yang berulang-ulang (repetitive lifting) akan

meningkatkan resiko rasa nyeri pada tulang belakang (back injures). Repetitive

lifting dapat menyebabkan comulative trauma atau repetitive strain injures.

Gambar 2.6 Grafik level resiko dalam aktivitas pengangkatan pada lokasi beban horisontal dan berat pengangkatan dari lantai kepada ketinggian tertentu

Sumber : Bernard dan Fine, 1997

Page 16: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-8

3. Batasan angkat secara psiko-fisik,

Metode ini berdasarkan pada sejumlah eksperimen yang berbahaya untuk

mendapatkan berat pada berbagai keadaan dan ketinggian yang berbeda-beda.

Ada tiga kategori posisi angkat yang didapat, yaitu:

a. Permukaan lantai ke ketinggian tangan ke ketinggian bahu (shoulder

height).

b. Ketinggian bahu ke maksimum jangkauan tangan (vertikal).

c. genggaman tangan (knuckle height).

2.2.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Manual Material Handling

Semua aktivitas manual handling melibatkan faktor-faktor sebagai berikut

yaitu (Chaffin, 1991) :

1. Karakteristik Pekerja

Karakeristik pekerja masing-masig berbeda dan mempengaruhi jenis dan

jumlah pekerjaan yang dapat dilakukan (Tarwaka, 2004), mendefinisikan

karakteristik pekerja sebagai berikut :

a. Fisik (physical), yang meliputi ukuran pekerja secara umum seperti usia,

jenis kelamin, anthropometri, dan postur tubuh.

b. Kemampuan sensorik, ukuran kemampuan sensorik pekerja yang meliputi

penglihatan, pendengaran, kinestetik, sistem keseimbangan (vestibular)

dan proprioceptive.

c. Motorik, ukuran kemampuan motorik/gerak pekerja yang meliputi

kekuatan, ketahanan, jangkauan, dan karakter kinematis.

d. Psikomotorik, ukur kemampuan pekerja menghadapi proses mental dan

gerak seperti memproses informasi, waktu respon, dan koordinasi.

e. Personal, ukuran nilai dan kepuasan pekerja dengan melihat tingkah laku,

penerimaan resiko, persepsi kebutuhan ekonomi, dll.

f. Training/pelatihan, ukuran kemampuan pendidikan pekerja dalam training

formal atau keterampilan dalam menangani instruksi MMH.

g. Status kesehatan

h. Aktivitas dalam waktu luang.

Page 17: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-9

2. Karakteristik karakter material atau bahan, meliputi :

a. Beban, ukuran berat benda, usaha yang dibutuhkan untuk mengangkat,

maupun momen inersia benda.

b. Dimensi, atau ukuran benda seperti lebar, panjang, tebal, dan bentuk benda

baik itu kotak, silinder, dll.

c. Distribusi beban, ukuran letak unit dengan reaksi pekerja untuk membawa

dengan satu atau dua tangan.

d. Kopling, cara membawa benda oleh pekerja berkaitan dengan tekstur,

permukaan, atau letak.

e. Stabilitas beban, ukuran konsistensi lokasi. Aktivitas manual material

handling banyak digunakan karena memiliki fleksibilitas yang tinggi,

murah dan mudah diaplikasikan. Akan tetapi berdasar data diatas dapat

diambil kesimpulan bahwa aktivitas manual material handling juga diikuti

dengan resiko apabila diterapkan pada kondisi lingkungan kerja yang

kurang memadai, alat yang kurang mendukung, dan sikap kerja yang

salah. Penelitian yang dilakukan NIOSH memperlihatkan sebuah statistik

yang menyatakan bahwa dua-pertiga dari kecelakaan akibat tekanan

berlebihan, berkaitan dengan aktivitas menaikkan barang atau lifting loads

activity (Bernard dan Fine, 1997).

2.2.3 Faktor Resiko Sikap Kerja Terhadap Gangguan Musculoskeletal

Sikap kerja merupakan salah satu faktor resiko penyebab terjadinya

gangguan muscolosceletal. Sikap kerja yang sering dilakukan oleh manusia antara

la in berdiri, duduk, membungkuk, jongkok, berjalan, dan lain-lain. Sikap kerja

dilakukan tergantung kepada jenis pekerjaan dan sistem kerja yang ada.

1. Sikap Kerja Berdiri

Sikap kerja berdiri merupakan sikap kerja yang paling sering dilakukan

saat bekerja. Berat tubuh akan ditopang oleh satu atau kedua kaki. Aliran berat

tubuh mengalir pada kedua kaki menuju tanah karena adanya gaya gravitasi bumi.

Kestabilan posisi tubuh saat berdiri dipengaruhi posisi kedua kaki. Posisi kaki

yang sejajar lurus dengan jarak sesuai tulang pinggul akan menjaga tubuh

Page 18: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-10

sehingga tidak tergelincir. Selain itu perlu menjaga kelurusan antara anggota

tubuh bagian atas dengan tubuh bagian bawah.

Sikap kerja berdiri memiliki beberapa kondisi permasalahan WMSDs.

Nyeri punggung bagian bawah (low back pain) adalah salah satu masalah pada

sikap kerja berdiri dengan sikap punggung condong ke depan. Sikap kerja berdiri

terlalu lama akan mengakibatkan penggumpalan darah di vena, karena aliran

darah berlawanan dengan gravitasi. Kejadian ini dapat mengakibatkan

pembengkakan pergelangan kaki.

2. Sikap Kerja Duduk

Sikap kerja duduk mengakibatkan munculnya keluhan pada punggung

bagian bawah, karena pada saat duduk maka otot bagian paha tertarik dan

bertentangan dengan bagian pinggul. Akibatnya tulang pelvis akan miring ke

belakang dan tulang belakang bagian lumbar L3/L4 akan mengendor. Kondisi ini

akan membuat sisi depan invertebral disk tertekan dan sekelilingnya melebar. Hal

ini menyebabkan rasa nyeri pada punggung bagian bawah dan menjalar ke kaki.

Gambar 2.7 Kondisi invertebratal disc bagian lumbar pada saat duduk Sumber : Bridger RS, 1995

Ketegangan dan rasa sakit saat bekerja dengan sikap duduk dapa dikurangi

dengan merancang tempat duduk yang baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

posisi duduk tanpa sandaran menaikkan tekanan pada invertebral disk sebanyak 1/3 sampai ½ lebih banyak daripada posisi berdiri (Bridger, 1995). Sikap kerja

duduk pada kursi membutuhkan sandaran untuk menopang punggung, yang

memungkinkan pergerakan maju-mundur untuk melindungi bagian lumbar.

Sandaran harus dirancang dengan tonjolan ke depan untuk memberi ruang bagi

lumbar yang menekuk.

Page 19: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-11

3. Sikap Kerja Membungkuk

Salah satu sikap kerja yang tidak nyaman dan juga sering menimbulkan

rasa sakit adalah sikap kerja membungkuk. Posisi ini menimbulkan

ketidaknyamanan karena tidak adanya keseimbangan dan tidak menjaga

kestabilan tubuh saat bekerja. Sikap kerja membungkuk yang dilakukan berulang

dan dalam waktu yang lama akan mengakibatkan pekerja mengalami nyeri pada

punggung bagian bawah ( low back pain ).

Gambar 2.8 Mekanisme rasa nyeri pada posisi membungkuk Sumber: Bridger RS, 1995

Pada saat membungkuk, tulang belakang bergerak ke sisi depan tubuh.

Otot perut dan bagian depan invertebral disk pada bagian lumbar mengalami

tekanan. Pada bagian ligamen sisi belakang dari invertebral disk justru mengalami

regangan. Kondisi ini menyebabkan nyeri pada punggung bagian bawah (low back

pain ).

Sikap kerja membungkuk akan mengakibatkan ”slipped disk”, bila diikuti

dengan pengangkatan beban berlebih. Prosesnya sama dengan sikap kerja

membungkuk, tetapi karena beban yang berlebih menyebabkan ligamen pada sisi

belakang lumbar rusak dan ada penekanan pembuluh syaraf. Kerusakan ini

disebabkan keluarnya material pada invertebral disk akibat desakan lumbar.

4. Pengangkatan Beban

Kegiatan mengangkat beban memberikan kontribusi terbesar dalam

kecelakaan kerja pada bagian punggung. Penelitian yang dilakukan NIOSH

memperlihatkan sebuah statistik yang menyatakan bahwa dua-pertiga dari

kecelakaan akibat tekanan secara berlebihan berkaitan dengan aktivitas

Page 20: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-12

menaikan/mengangkat barang (lifting loads activity). Pengangkatan beban yang

melebihi kekuatan manusia menyebabkan penggunaan tenaga yang lebih besar

pula atau over exertion (Bernard dan Fine, 1997). Dari penelitian tersebut

menunjukkan bahwa over exertion menjadi penyebab cedera bagian punggung

paling besar, presentasenya sekitar 64% - 74%. Adapun pengangkatan beban akan

mempengaruhi lumbar, dimana akan ada penekanan pada bagian L5/S1.

Penekanan pada daerah ini mempunyai batas tertentu untuk menahan tekanan.

Invertebral disk pada bagian L5/S1 lebih banyak menahan tekanan dibandingkan

tulang belakang. Bila pengangkatan ynag dilakukan melebihi kemampuan maka

akan menyebabkan disc herniation akibat lapisan pembungkus pada invertebral

disc pada bagian L5/S1 pecah.

Gambar 2.9 Pengaruh sikap kerja pengangkatan yang salah Sumber: Bridger RS, 1995

Cara untuk mengurangi resiko cedera yang mungkin ditimbulkan saat

mengangkat beban adalah :

a. Pikirkan dan rencanakan cara mengangkat beban. Usahakan untuk tidak

mengangkat beban melebihi batas kemampuan dan jangan mengangkat

beban dengan gerakan cepat dan tiba-tiba.

b. Tempatkan beban sedekat mungkin dengan pusat tubuh. Karena makin

dekat beban, makin kecil pengaruhnya dalam memberi tekanan pada

punggung, bahu dan lengan. Makin dekat beban maka makin mudah untuk

menstabilkan tubuh.

c. Tempatkan kaki sedekat mungkin dengan beban saat mulai mengangkat

dan usahakan dalam posisi seimbang. Tekuk lutut dalam posisi setengah

Page 21: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-13

jongkok sampai sudut paling nyaman.

d. Jaga sikap punggung dan bahu tetap lurus, artinya tidak membungkuk,

menyamping atau miring (bending and twist).

e. Turunkan beban dengan menekuk lutut dalam posisi setengah jongkok

dengan sudut paling nyaman.

5. Membawa Beban

Membawa beban merupakan pekerjaan manual handling yang sering

dilakukan saat bekerja. Penentuan beban normal untuk tiap orang ada

perbedaannya. Hal ini dipengaruhi oleh frekuensi pekerjaan yang dilakukan.

Faktor yang paling berpengaruh dari kegiatan membawa beban adalah jarak. Jarak

yang ditempuh makin jauh akan menurunkan batasan beban yang dapat dibawa.

4. Mendorong Beban

Hal terpenting dari kegiatan mendorong beban adalah tinggi tangan saat

mendorong. Tinggi pegangan antara siku dan bahu selama mendorong beban

dianjurkan dalam kegiatan mendorong beban. Hal ini bertujuan untuk

menghasilkan tenaga maksimal untuk mendorong beban dan menghindari

kecelakaan kerja bagian tangan dan bahu.

7. Menarik Beban

Kegiatan menarik beban biasanya tidak dianjurkan dalam memindahkan

beban, karena akan sulit mengendalikan beban. Beban alan mudah tergelincir dan

melukai pekerja. Kesulitan lain yang timbul adalah pengawasan beban yang

dipindahkan dan perbedaan jalur lintasan. Menarik beban akan aman untuk jarak

pendek.

2.2.4 Penanganan Resiko Kerja Manual Material Handling

Kondisi berbahaya yang diakibatkan oleh sikap kerja manual material

handling yang tidak tepat tentunya harus dicegah dan ditangani dengan baik.

Penanganan dan pencegahan akan lebih mudah dilakukan setelah mengetahui

faktor resiko dari manual material handling diatas. Menurut laporan NIOSH, pada

enam prosedur umum dalam menangani resiko kecelakaan/cedera akibat tindakan

manual material handling yang tidak tepat (Bernard dan Fine, 1997), yaitu:

1. Identifikasi pekerjaan dengan kejadian yang menyebabkan cedera

Page 22: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-14

musculoskeletal tinggi dan rata-rata kepelikan tinggi dengan analisa statistik

dari data medis.

2. Observasi pekerjaan yang dicurigai dan untuk tiap beban yang akan diangkat

harus diketahui berat serta metode pengangkatan.

3. Mengembangkan pengendalian keteknikan dengan peralatan manual handling,

mengemas ulang beban dalam berat yang lebih ringan, mengatur ulang area

kerja.

4. Mengajukan pengendalian administratif. Hal yang dapat dilakukan adalah

dengan menambah pekerja untuk mengurangi frekuensi pengangkatan,

melakukan penjadwalan kerja, mengembangkan pelatihan untuk

mensosialisasikan teknik pengangkatan yang tepat, serta meningkatkan

prosedur seleksi dan penempatan pekerja dengan lebih baik.

5. Mengimplementasikan solusi paling mungkin dan mengevaluasi efektifitas

dengan pengecekan kesehatan.

2.3 NORDIC BODY MAP (NBM)

Salah satu alat ukur ergonomik sederhana yang dapat digunakan untuk

mengenali sumber penyebab keluhan musculoskeletal adalah nordic body map.

Melalui nordic body map dapat diketahui bagian-bagian otot yang mengalami

keluhan dengan tingkat keluhan mulai dari rasa tidak nyaman (agak sakit) sampai

sangat sakit (Corlett, 1992). Melihat dan menganalisis peta tubuh seperti pada

Gambar 2.4, maka diestimasi jenis dan tingkat keluhan otot skeletal yang

dirasakan oleh pekerja. Cara ini sangat sederhana namun kurang teliti karena

mengandung subjektivitas yang tinggi.

Gambar 2.10 Nordic Body Map Sumber : Corlett, 1992

Page 23: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-15

2.4 FISIOLOGI KERJA

Fisiologi kerja adalah studi tentang fungsi organ manusia yang

dipengaruhi stress otot. Saat seseorang melakukan kerja fisik diperlukan gaya

otot, dan aktivitas otot ini memerlukan energi dimana suplai energi memberi

beban kepada sistem pernafasan dan sistem kardiovaskular. Sistem pernafasan

dibebani oleh kerja fisik karena adanya peningkatan ventilation (inhalation dan

exhalation) untuk mensuplai kebutuhan oksigen pada otot yang melakukan

pekerjaan. Sedangkan pembebanan pada sistem kardiovaskular dikarenakan

jantung harus memompa lebih cepat untuk memberikan oksigen pada otot yang

terlibat melalui pembuluh darah. Kesimpulannya bahwa saat tubuh melakukan

kerja fisik akan terjadi perubahan pada kecepatan denyut jantung dan konsumsi

oksigen. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan berat ringannya suatu

pekerjaan dalam hubungannya dengan perubahan konsumsi oksigen, kecepatan

denyut jantung dan energy expenditure (Sanders dkk, 1993).

Tabel 2.3 Kriteria pekerjaan berdasar konsumsi oksigen, denyut jantung, dan energy expenditure

Energy Expenditure(kcal/min)

Light Work < 0.5 <90 <2,5Moderate Work 0.5 – 1.0 90-110 2,5-5,0Heavy Work 1.0 – 1.5 110-130 5,0-7,5

Very Heavy Work 1.5 – 2.0 130-150 7,5-10,0Extremely Heavy Work > 2.0 150-170 >10,0

Work SeverityHeart Rate (beats/min)

2VO

Sumber: Sanders dkk, 1993

Ketika seseorang mulai bekerja, denyut jantung dan tingkat konsumsi

oksigen meningkat sampai memenuhi kebutuhan. Peningkatan ini tidak terjadi

tiba-tiba, sehingga kebutuhan ini akan dipenuhi terlebih dahulu oleh energi yang

tersimpan di otot. Dengan cara yang sama, ketika seseorang berhenti bekerja,

kecepatan denyut jantung dan konsumsi oksigen akan menurun secara perlahan-

lahan sampai kondisi normal. Untuk melakukan penilaian beban fisik dalam

bekerja dengan metode fisiologi maka pengukuran harus dimulai sebelum pekerja

melakukan pekerjaannya. Pengukuran terus dilakukan selama waktu bekerja

Page 24: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-16

sampai sebelum variable fisiologi kembali ke level awal.

Metode yang biasa dipakai untuk mengukur energi expenditure adalah

mengukur denyut jantung dengan memakai omronmeter. Kemudian dilakukan

penghitungan konsumsi energi (energi expenditure). Pengukuran seperti ini

disebut pengukuran langsung.

Selain mengukur secara langsung dengan mengetahui tingkat konsumsi

oksigen, dapat juga dilakukan pengukuran secara tidak langsung yaitu dengan

mengukur kecepatan denyut jantung seseorang. Kecepatan denyut jantung akan

meningkat saat seseorang bekerja, karena jantung harus memompa lebih cepat

untuk memberikan oksigen pada otot melalui pembuluh darah. Dengan kata lain

denyut jantung seperti sinyal yang menunjukkan adanya beban pada tubuh, dan

dapat digunakan sebagai indeks untuk mengetahui fisiologi kerja.

Pengukuran energi expenditure dengan mengukur denyut jantung, lebih

mudah dilakukan dibanding mengukur perubahan konsumsi oksigen. Penting

untuk diingat bahwa pengukuran harus dilakukan sebelum dan sesudah bekerja.

A. Konsumsi Eergi (Energy Expenditure)

Bilangan nadi atau denyut jantung merupakan peubah yang penting dalam

penelitian lapangan maupun penelitian laboratorium. Dalam hal penentuan

konsumsi energi, biasa digunakan parameter indeks kenaikan bilangan kecepatan

denyut jantung. Indeks ini merupakan perbedaan antara kecepatan denyut jantung

pada waktu kerja tertentu dengan kecepatan denyut jantung pada waktu istirahat.

Untuk merumuskan hubungan antara energy expenditure dengan

kecepatan denyut jantung, dilakukan pendekatan kuantitatif hubungan antara

energy expenditure dengan kecepatan denyut jantung dengan menggunakan

analisis regresi. Menurut Marks, Sanders (1993) bentuk regresi hubungan energi

dengan kecepatan denyut jantung adalah regresi kuadratis dengan persamaan

dibawah ini:

Y = 1.80411 – (0.0229038)X + (4.71733 x 10-4

)X2

dimana : Y = energi (kilokalori per menit)

Page 25: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-17

X = kecepatan denyut jantung (denyut per menit)

Setelah besaran kecepatan denyut jantung disetarakan dalam bentuk

energi, maka konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu bisa dituliskan

dalam bentuk matematis sebagai berikut :

KE = Et - Ej

Dimana : KE = konsumsi energi untuk kegiatan kerja tertentu (kilokalori per menit)

Et = pengeluaran energi pada waktu kerja tertentu (kilokalori per menit)

Ej = pengeluaran energi pada saat istirahat (kilokalori per menit)

Dengan demikian, konsumsi energi pada waktu kerja tertentu merupakan

selisih antara pengeluaran energi pada waktu kerja dengan pengeluaran energi

pada saat istirahat.

B. Perhitungan Besarnya Pengeluaran Energi (Energy Cost)

Menurut Kamalakannan et al (2007) bentuk regresi hubungan energi

dengan kecepatan denyut jantung adalah regresi kuadratis dengan persamaan

dibawah ini:

E - Cost = -1967 + 8.58 HR + 25.1 HT + 4.5 A – 7.47 RHR + 67.8 G

dimana :

E – Cost = Energy Cost (watt)

HR = Working Heart Rate (bpm)

HT = Height (inch)

A = Age (yrs)

RHR = Resting Heart Rate (bpm)

G = Gender (m = 0 ; f = 1)

1 watt » 0.0143 kcal / min

Berikut ini adalah tabel (nilai) dari pekerjaan fisik yang menunjukkan

berat ringannya suatu pekerjaan dalam hubungannya dengan perubahan konsumsi

energi, kecepatan denyut jantung dan energy expenditure (E – Cost) berdasarkan

penggolongan jenis kelamin pria / wanita.

Page 26: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-18

2.4.1. Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur

Konsumsi energi dapat diukur secara tidak langsung dengan mengukur

konsumsi oksigen. Jika satu liter oksigen dikonsumsi oleh tubuh, maka tubuh

akan mendapatkan 4,8 kcal energi.

T(B – S)

Dimana :

R : Istirahat yang dibutuhkan dalam menit (Recoveery)

T : Total waktu kerja dalam menit

B : Kapasitas oksigen pada saat kerja (liter/menit)

S : Kapasitas oksigen pada saat diam (liter/menit)

2.4.2. Konsumsi energi berdasarkan denyut jantung (heart rate)

Jika denyut nadi dipantau selama istirahat, kerja dan pemulihan, maka

recovery (waktu pemulihan) untuk beristirahat meningkat sejalan dengan beban

kerja. Dalam keadaan yang ekstrim, pekerja tidak mempunyai waktu istirahat

yang cukup sehingga mengalami kelelahan yang kronis. Murrel (1965) membuat

metode untuk menentukan waktu istirahat sebagai kompensasi dari pekerjaan

fisik:

( )

5,1--

=W

SWTR

Dimana :

R : Istirahat yang dibutuhkan dalam menit (Recoveery)

T : Total waktu kerja dalam menit

W : Konsumsi energi rata-rata untuk bekerja dalam kkal/menit

S : Pengeluaran energi rata-rata yang direkomendasikan dalam kkal/menit

(biasanya 4 atau 5 Kkal/menit)

B – 0,3 R =

Page 27: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-19

Gambar 2.11 Rest allowance Sumber : Sanders dkk, 1993

2.5 POSTUR KERJA

Postur kerja adalah pengaturan sikap pada saat tubuh sedang melakukan

pekerjaan. Sikap kerja pada saat bekerja sebaiknya dilakukan secara normal

sehingga dapat mencegah timbulnya musculoskeletal. Rasa nyaman dapat

dirasakan apabila pekerja melakukan postur kerja yang baik.

a. Korset bahu

Korset bahu memiliki macam-macam gerakan normal yaitu : abduction,

adduction, elevation, depression.

Gambar 2.12 Jangkauan gerakan korset bahu Sumber: Nurmianto, 2004

Page 28: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-20

· Abduction adalah pergerakan menyamping menjauhi sumbu tengah tubuh (the

median plane).

· Adduction adalah pergerakan ke arah sumbu tengah tubuh (the median plane).

· Elevasition adalah pergerakan kearah atas (bahu diangkat keatas)

· Depression adalah pergerakan kearah bawah (bahu diturunkan kebawah.

b. Persendian bahu

Persendian bahu memiliki jangkauan gerakan normal yaitu : flexion,

extension,abduction,adduction,rotation.

Gambar 2.13 Jangkauan persendian bahu Sumber: Nurmianto, 2004

· Flexion adalah gerakan dimana sudut antara dua tulang terjadi pengurangan.

· Extension adalah gerakan merentangkan dimana terjadi peningkatan sudut antara

dua tulang.

· Abduction adalah pergerakan menyamping menjauhi dari sumbu tengah tubuh.

· Adduction adalah pergerakan kearah sumbu tengah tubuh.

· Rotation adalah gerakan perputaran bagian atas lengan atau kaki depan.

· Circumduction adalah gerakan perputaran lengan menyamping secara

keseluruhan.

Page 29: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-21

c. Persendian siku

Persendian siku memiliki gerakan normal yaitu : supination, pronation,

flexion, extension.

Gambar 2.14 Jangkauan gerakan persendian siku

Sumber: Nurmianto, 2004

· Supination adalah perputaran kearah samping dari anggota tubuh.

· Pronation adalah perputaran bagian tengah dari anggota tubuh.

· Flexion adalah gerakan dimana sudut antara dua tulang terjadi pengurangan.

· Extension adalah gerakan merentangkan dimana terjadi peningkatan sudut

antara dua tulang.

d. Persendian pergelangan tangan

Persendian siku memiliki gerakan normal yaitu: flexion, ekstension,

adduction, abduction, dan circumduction.

Gambar 2.15 Jangkauan gerakan pergerakan tangan Sumber: Nurmianto, 2004

Page 30: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-22

· Flexion adalah gerakan dimana sudut antara dua tulang terjadi pengurangan.

· Extension adalah gerakan merentangkan dimana terjadi peningkatan sudut antara

dua tulang.

· Abduction adalah pergerakan menyamping menjauhi dari sumbu tengah tubuh.

· Adduction adalah pergerakan kearah sumbu tengah tubuh.

· Circumduction adalah pergerakan pergerakan tangan secara memutar.

2.6 REBA (Rapid Entire Body Assesment)

REBA atau Rapid Entire Body Assessment dikembangkan oleh Dr.Sue

Hignett dan Dr.Lynn McAtamney yang merupakan ergonomi dari universitas di

Nottingham (University of Nottinghan’s Institute of Occupational Ergonomics).

Pertama kali dijelaskan dalam bentuk jurnal aplikasi ergonomic pada tahun 2002.

Rapid Entire Body Assessment adalah sebuah metode yang dikembangkan

dalam bidang ergonomic dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai postur

kerja atau postur leher,punggung,lengan,pergelangan tangan dan kaki seorang

operator. Selain itu metode ini juga dipengaruhi oleh faktor coupling, beban

eksternal yang ditopang oleh tubuh serta aktivitas pekerja. Penilaian dengan

menggunakan REBA tidak membutuhkan waktu lama untuk melengkapi dan

melakukan scoring general pada daftar aktivitas yang mengindikasikan perlu

adanya pengurangan resiko yang diakibatkan postur kerja operator

(McAtamney,2000).

Teknologi ergonomi tersebut mengevaluasi postur, kekuatan, aktivitas dan

faktor coupling yang menimbulkan cidera akibat aktivitas yang berulang-ulang.

Penilaian postur kerja dengan metode ini dengan cara pemberian skor resiko

antara satu sampai lima belas, yang mana skor yang tertinggi menandakan level

yang mengakibatkan resiko yang besar (bahaya) untuk dilakukan dalam bekerja.

Hal ini berarti bahwa skor terendah akan menjamin pekerjaan yang diteliti bebas

dari ergonomic hazard. REBA dikembangkan untuk mendeteksi postur kerja yang

beresiko dan melakukan perbaikan sesegera mungkin. Pemeriksaan REBA dapat

dilakukan di tempat yang terbatas tanpa mengganggu pekerja. Pengembangan

REBA terjadi dalam empat tahap. Tahap pertama adalah pengambilan data postur

Page 31: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-23

pekerja dengan menggunakan bantuan video atau foto, tahap kedua adalah

penentuan sudut-sudut dari bagian tubuh pekerja, tahap ketiga adalah penentuan

berat benda yang diangkat, penentuan coupling, dan penentuan aktivitas pekerja.

Dan yang terakhir, tahap keempat adalah perhitungan nilai REBA untuk postur

yang bersangkutan. Dengan didapatnya nilai REBA tersebut dapat diketahui level

resiko dan kebutuhan akan tindakan yang perlu dilakukan untuk perbaikan kerja.

Penilaian menggunakan metode REBA yang telah dilakukan oleh Dr. Sue Hignett

dan Dr. Lynn McAtamney melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

Tahap 1 : Pengambilan data postur pekerja dengan menggunakan bantuan video

atau foto.

Untuk mendapatkan gambaran sikap (postur) pekerja dari leher,

punggung, lengan, pergelangan tangan hingga kaki secara terperinci dilakukan

dengan merekam atau memotret postur tubuh pekerja. Hal ini dilakukan supaya

peneliti mendapatkan data postur tubuh secara detail (valid), sehingga dari hasil

rekaman dan hasil foto bisa didapatkan data akurat untuk tahap perhitungan serta

analisis selanjutnya.

Tahap 2 : Penentuan sudut-sudut dari bagian tubuh pekerja.

Setelah didapatkan hasil rekaman dan foto postur tubuh dari pekerja

dilakukan perhitungan besar sudut dari masing-masing segmen tubuh yang

meliputi punggung (batang tubuh), leher, lengan atas, lengan bawah, pergelangan

tangan dan kaki. Pada metode REBA segmen-segmen tubuh tersebut dibagi

menjadi dua kelompok, yaitu grup A dan B. Grup A meliputi punggung (batang

tubuh), leher dan kaki. Sementara grup B meliputi lengan atas, lengan bawah dan

pergelangan tangan. Dari data sudut segmen tubuh pada masing-masing grup

dapat diketahui skornya, kemudian dengan skor tersebut digunakan untuk melihat

tabel A untuk grup A dan tabel B untuk grup B agar diperoleh skor untuk masing-

masing tabel.

Page 32: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-24

Tabel 2.4 Skor pergerakan punggung (batang tubuh)

PPeerrggeerraakkaann SSkkoorr PPeerruubbaahhaann SSkkoorr

Tegak 1

+1 jika memutar atau kesamping

0⁰ - 20⁰ Flexion 2

0⁰ - 20⁰ Extension

20⁰ - 60⁰ Flexion 3

>20⁰ Extension

>60⁰ Flexion 4

Sumber : McAtamney dan Hignett, 2000

Pada Tabel 2.4 di atas, pergerakan punggung dapat ditunjukkan pada Gambar 2.18

berikut ini.

(a) (b) (c) (d)

Gambar 2.16 Range pergerakan punggung (a) postur alamiah, (b) postur 0o– 20o flexion, (c) postur 20o - 60o flexion, (d) postur 60o atau lebih flexion

Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000

Skor pergerakan leher dapat ditunjukkan seperti pada Tabel 2.5 di bawah ini.

Tabel 2.5 Skor pergerakan leher PPeerrggeerraakkaann SSkkoorr PPeerruubbaahhaann sskkoorr

0 0 - 20 0 Flexion 1 + 1 jika memutar atau miring kesamping

> 20 0 Flexion atau Extension 2

Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000

Pada Tabel 2.5 di atas, pergerakan leher dapat ditunjukkan pada Gambar 2.19

berikut ini.

Page 33: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-25

(a) (b)

Gambar 2.17 Range pergerakan leher (a) postur 200 atau lebih flexion, (b) postur extension Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000

Skor postur kaki dapat ditunjukkan seperti pada Tabel 2.6 di bawah ini.

Tabel 2.6 Skor postur kaki

PPeerrggeerraakkaann SSkkoorr PPeerruubbaahhaann sskkoorr

Kaki tertopang ketika berjalan atau duduk dengan bobot seimbang rata - rata

1 1 jika lutut antara 30 0 - 60 0 Flexion

Kaki tidak tertopang atau bobot tubuh tidak tersebar merata

2 2 jika lutut > 60 0 Flexion

Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000

Pada Tabel 2.6 di atas, postur kaki dapat ditunjukkan pada Gambar 2.20 berikut ini.

(a) (b)

Gambar 2.18 Range pergerakan kaki (a) kaki tertopang, bobot tersebar merata (b) kaki tidak tertopang, bobot tidak tersebar merata Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000

Skor pergerakan lengan atas dapat ditunjukkan seperti pada Tabel 2.7 di bawah

ini.

Page 34: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-26

Tabel 2.7 Skor pergerakan lengan atas

Pergerakan skor Perubahan skor60 Extension - 60 Flexsion 1 + 1 jika lengan atas abduction> 20 Extension20 - 45 Flexion45 - 90 Flexion 3> 90 Flexion 4

2+ 1 jika pundak atau bahu ditinggikan

-1 jika operator bersandar atau bobot lengan ditopang

0 0

0

0 0

0 0

0

Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000

Pada Tabel 2.7 di atas, pergerakan lengan atas dapat ditunjukkan pada Gambar

2.21 berikut ini.

(a) (b)

Gambar 2.19 Range Pergerakan lengan atas (a) postur 200 flexion dan extension, (b) postur 200 atau lebih extension dan postur 20°-45° flexion, (c) postur 45°-90° flexion, (d) postur 90° atau lebih flexion

Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000

(c) (d)

Gambar 2.20 Range Pergerakan lengan atas (a) postur 200 flexion dan extension, (b) postur 200 atau lebih extension dan postur 20°-45° flexion, (c) postur 45°-90° flexion, (d) postur 90° atau lebih flexion (lanjutan)

Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000

Page 35: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-27

Skor pergerakan lengan bawah dapat ditunjukkan seperti pada Tabel 2.8 di bawah

ini.

Tabel 2.8 Skor pergerakan lengan bawah

PPeerrggeerraakkaann SSkkoorr

600 - 100 0 Flexsion 1

< 600 Flexsion atau > 1000 Flexsion 2

Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000

Pada Tabel 2.8 di atas, pergerakan lengan bawah dapat ditunjukkan pada gambar

2.23 berikut ini.

(a) (b)

Gambar 2.21 Range pergerakan lengan bawah (a) postur 600 - 100 0 flexsion,

extension, (b) postur 600 atau kurang flexsion dan 1000 atau lebih flexio.

Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000

Skor pergelangan tangan dapat ditunjukkan seperti pada Tabel 2.9 di bawah ini.

Tabel 2.9 Skor pergelangan tangan

Pergerakan Skor Perubahan Skor

0°-15° Flexion atau Extension 1 +1 jika pergelangan tangan

> 15° Flexion atau Extension 2 menyimpang atau berputar

Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000

Pada Tabel 2.9 di atas, pergelangan tangan dapat ditunjukkan pada Gambar 2.24

berikut ini.

Page 36: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-28

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 2.22 Range pergerakan pergelangan tangan (a) postur alamiah, (b) postur 0-15° flexion maupun extension, (c) postur 15° atau 1ebih flexion, (d) postur 15° atau 1ebih extension.

Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000

Grup A meliputi punggung (batang tubuh), leher dan kaki. Hasil penilaian

dari pergerakan punggung (batang tubuh), leher dan kaki kemudian digunakan

untuk menentukan skor A dengan menggunakan Tabel 2.10 di bawah ini.

Tabel 2.10 Tabel A

Trunk Legs 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 1 2 3 4 1 2 3 4 3 3 5 6

2 2 3 4 5 3 4 5 6 4 5 6 7

3 2 4 5 6 4 5 6 7 5 6 7 8

4 3 5 6 7 5 6 7 8 6 7 8 9

5 4 6 7 8 6 7 8 9 7 8 9 9

Table A Neck1 2 3

Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000

Sementara grup B meliputi lengan atas, lengan bawah dan pergelangan

tangan. Hasil penilaian dari pergerakan lengan atas, lengan bawah dan

pergelangan tangan kemudian digunakan untuk menentukan skor B dengan

menggunakan Tabel 2.11 di bawah ini.

Page 37: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-29

Tabel 2.11 Tabel B

Upper Arm Wrist 1 2 3 1 2 31 1 2 3 1 2 3

2 1 2 3 1 2 4

3 3 4 5 4 5 5

4 4 5 5 5 6 7

5 6 7 8 7 8 8

6 7 8 8 8 9 9

Table BLower Arm

1 2

Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000

Hasil skor yang diperoleh dari Tabel A dan Tabel B digunakan untuk melihat

Tabel C sehingga didapatkan skor dari Tabel C.

Tabel 2.12 Tabel C

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121 1 1 1 2 3 3 4 5 6 7 7 7

2 1 2 2 3 4 4 5 6 6 7 7 8

3 2 3 3 3 4 5 6 7 7 8 8 8

4 3 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9

5 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9 9

6 6 6 6 7 8 8 9 9 10 10 10 10

7 7 7 7 8 9 9 9 10 10 11 11 11

8 8 8 8 9 10 10 10 10 10 11 11 11

9 9 9 9 10 10 10 11 11 11 12 12 12

10 10 10 10 11 11 11 11 12 12 12 12 12

11 11 11 11 11 12 12 12 12 12 12 12 12

12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12

Score A (score from teble

A+load/force score)

Table C

Score B, (table B value + coupling score)

Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000

Tahap 3: Penentuan berat benda yang diangkat, coupling dan aktivitas pekerja.

Selain skoring pada masing-masing segmen tubuh, faktor lain yang perlu

disertakan adalah berat beban yang diangkat, coupling dan aktivitas pekerjanya.

Masing-masing faktor tersebut juga mempunyai kategori skor.

Besarnya skor berat beban yang diangkat dapat ditunjukkan seperti pada tabel

2.13 di bawah ini.

Page 38: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-30

Tabel 2.13 Load atau force

0 1 2 1<5kg 5-10kg >10kg shock or rapid

build up

Load/Force

Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000

Besarnya skor coupling dapat ditunjukkan seperti pada Tabel 2.14 di bawah ini.

Tabel 2.14 Coupling

0 Good 1 fair 2 Poor 3 Unacepptable

Coupling

Well-fi tting handle and a mid-range power grip

hand hold acceptable but not ideal, or coupling is acceptable via another part of the body

Hand hold not acceptable although possible

Awkward, unsafe grip, no handles;coupling is unaceptable using other parts of the body

Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000

Sementara itu besarnya skor activity dapat ditunjukkan seperti pada Tabel 2.15 di bawah ini.

Tabel 2.15 Activity Activity

+11 more body parts static (held>1 min)

+1repeated>4 per min in small range (not walking)

+1rapid large changes in posture or unstable base

Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000

Tahap 4: Perhitungan nilai REBA untuk postur yang bersangkutan.

Setelah didapatkan skor dari Tabel A kemudian dijumlahkan dengan skor

untuk berat beban yang diangkat sehingga didapatkan nilai bagian A. Sementara

skor dari Tabel B dijumlahkan dengan skor dari tabel coupling sehingga

didapatkan nilai bagian B. Nilai bagian A dan bagian B dapat digunakan untuk

mencari nilai bagian C dari Tabel C yang ada.

Nilai REBA didapatkan dari hasil penjumlahan nilai bagian C dengan nilai

aktivitas pekerja. Nilai REBA tersebut dapat diketahui level resiko pada

Page 39: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-31

musculoskeletal dan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengurangi resiko serta

perbaikan kerja. Lebih jelasnya, alur cara kerja dengan menggunakan metode

REBA dapat dilihat pada Gambar 2.25 di bawah ini.

Gambar 2.23 Langkah-langkah perhitungan metode REBA

Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000

Level resiko yang terjadi dapat diketahui berdasarkan nilai REBA. Level

resiko dan tindakan yang harus dilakukan dapat dilihat pada tabel 2.16 berikut ini.

Tabel 2.16 Level resiko dan tindakan

Action Level Skor REBA Level Resiko Tindakan perbaikan 0 1 Bisa diabaikan Tidak perlu 1 2 – 3 Rendah Mungkin perlu 2 4 – 7 Sedang Perlu 3 8 – 10 Tinggi Perlu segera 4 11 - 15 Sangat tinggi Perlu saat ini juga

Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000

Page 40: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-32

Pada Tabel 2.16 yang merupakan tabel resiko diatas dapat diketahui

dengan nilai REBA yang didapatkan dari hasil perhitungan sebelumnya dapat

diketahui level resiko yang terjadi dan perlu atau tidaknya tindakan dilakukan

untuk perbaikan. Perbaikan kerja yang mungkin dilakukan antara lain berupa

perancangan ulang peralatan kerja berdasarkan prinsip- prinsip ergonomi.

Page 41: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan secara sistematis mengenai langkah-langkah yang

dilakukan dalam penelitian. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam

penelitian ditunjukan pada flow chart Gambar. 3.1.

Mulai

Studi Literatur

Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Perumusan Masalah

Studi Lapangan

Identifikasi Masalah

Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pengumpulan dan Pengolahan Data 1. Wawancara

-Aktivitas kerja, Biodata, jam kerja, 2. Data postur kerja3. Data fisiologi (denyut nadi)4. Data beban kerja

- Waktu penurunan pasir

Evaluasi kondisi awal1. Perhitungan postur kerja

- Metode REBA2. Perhitungan fisiologi (beban kerja)

- Perhitungan Energy Expenditure-Perhitungan Energy Cost

Evaluasi hasil perbaikan1. Perhitungan Fisiologi

-Perhitungan Energy Expenditure-Perhitungan Energy Cost

A

Usulan perbaikan postur kerja dan metode kerja-Menggunakan sekop panjang-Penjadwalan siklus kerja

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

Page 42: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-2

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian (Lanjutan)

Langkah-langkah penyelesaian masalah pada flow chart Gambar 3.1,

diuraikan sebagai berikut :

3.1 TAHAP IDENTIFIKASI MASALAH

Tahap identifikasi masalah merupakan tahap awal dalam kegiatan penelitian

ini. Pada langkah ini dilakukan identifikasi mengenai kondisi umum Manual

Material Handling di Depo Makmur selanjutnya melakukan perumusan masalah

yang terjadi di Depo Makmur dalam upaya memecahkan masalah dengan

menggunakan metode REBA untuk mencapai tujuan penelitian. Identifikasi ini

bertujuan untuk memperbaiki postur kerja dan mengurangi konsumsi energi

(fisiologi kerja) dalam aktivitas Manual Material Handling terutama bongkar

pasir dari truk.

3.1.1 Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai teori-teori

dan konsep-konsep yang terkait dengan REBA dan fisiologi yang berkaitan

dengan permasalahan yang ada di Depo Makmur, seperti kuisioner Nordic Body

Map, postur kerja dan fisiologi (beban kerja), sebagai landasan dalam tahap-tahap

penelitian selanjutnya, sebagai kerangka berpikir untuk menyelesaikan

permasalahan yang ada.

3.1.2 Studi Lapangan

Tahap ini merupakan observasi langsung di lapangan, yaitu di Depo

Makmur. Observasi dilakukan dengan melihat aktivitas Manual Material

Handling dan mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di Depo Makmur untuk

Page 43: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-3

mencari penyelesaian mengenai masalah tersebut. Kegiatan untuk mendapatkan

data awal dilakukan dengan cara pengamatan langsung, dokumentasi gambar,

wawancara, kuisioner Nordic Body Map, dan pengukuran denyut nadi operator

sebelum dan sesudah melakukan aktivitas penurunan pasir. Pengamatan ini

bertujuan untuk memperbaiki postur kerja dan mengurangi konsumsi energi

(fisiologi kerja) dalam aktivitas Manual Material Handling pada aktivitas

penurunan pasir dari truk.

3.1.3 Perumusan Masalah

Permasalahan yang terjadi di Depo Makmur yaitu postur kerja operator pada

aktivitas penurunan pasir menyebabkan kesalahan postur kerja, tingkat konsumsi

energi (fisiologi kerja) yang berlebih pada operator, seperti kelelahan pada bagian

punggung, pergelangan tangan, lutut, betis dan leher operator.

Berdasarkan permasalahan diatas maka perumusan masalah pada penelitian

ini adalah bagaimana postur kerja operator pada aktivitas penurunan pasir di Depo

Makmur berdasarkan REBA.

3.1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ditetapkan agar penelitian yang dilakukan dapat

menjawab dan menyelesaikan rumusan masalah yang dihadapi. Adapun tujuan

penelitian yang ditetapkan dari hasil perumusan masalah adalah merancang

perbaikan postur kerja pada aktivitas penurunan pasir yang dilakukan operator di

Depo Makmur Surakarta dengan pendekatan REBA dan merancang perbaikan

metode kerja berdasarkan analisis energy cost dan energy expenditure pada

aktivitas penurunan pasir di Depo Makmur, Surakarta.

3.1.5 Manfaat Penelitian

Suatu permasalahan akan diteliti apabila di dalamnya mengandung unsur

manfaat. Agar memenuhi suatu unsur manfaat maka perlu ditentukan terlebih

dahulu manfaat yang akan didapatkan dari suatu penelitian. Adapun manfaat yang

diharapkan dari penelitian ini adalah menghasilkan postur kerja operator dengan

tingkat konsumsi energi yang lebih rendah dibandingkan konsumsi energi

Page 44: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-4

sebelumnya pada aktivitas penurunan pasir yang ada di Depo Makmur, Surakarta

dengan pendekatan REBA.

3.2 TAHAP PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Tahap-tahap pengumpulan data yang diperlukan untuk mendukung

penelitian mengenai perbaikan sikap kerja di Depo Makmur Surakarta, sebagai

berikut:

3.2.1 Wawancara

Wawancara dilakukan dengan cara menggali informasi kondisi awal

mengenai aktivitas kerja, biodata , aktivitas jam kerja, identitas , dan lama bekerja

operator pasir. Kegiatan wawancara tersebut dilakukan pada hari Senin tanggal

23 April 2010 pukul 09.15 WIB.

3.2.2 Data postur kerja

Data ini digunakan untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan oleh

operator pasir Depo Makmur yang terjadi pada aktivitas penyerokan pasir, dan

aktivitas menurunkan pasir. Pencatatan data postur kerja tesebut berupa

doumentasi foto-foto postur kerja , dan video saat melakukan aktivitas kerja.

3.2.3 Data Fisiologi

Pengumpulan data fisiologi tersebut meliputi, nama , umur, penggolongan

jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, pengukuran denyut jantung sebelum dan

sesudah bekerja melalui omron meter. Pengukuran denyut jantung dilakukan

dengan mengukur denyut jantung sebelum dan sesudah melakukan penurunan

pasir, agar diketahui selisih antara denyut jantung sebelum dan sesudah penurunan

pasir. Pengukuran denyut jantung tersebut dilakukan melalui beberapa tahap,

antara lain:

· Tahap pertama

Mengukur denyut jantung operator pasir pada saat sebelum dan sesudah

bekerja dilakukan pada pada hari Rabu tanggal 18 Mei 2010 pukul 09.00 s/d

11.00 WIB.

· Tahap kedua

Page 45: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-5

Mengukur denyut jantung operator angkut pada saat sebelum dan sesudah

bekerja dilakukan pada pada hari Senin tanggal 20 Mei 2010 pukul 09.00 s/d

11.00 WIB.

Pengukuran tersebut dilakukan melalui beberapa tahap, karena diharapkan kondisi

operator pasir pada saat dilakukan pengukuran melalui omron meter tidak

mengalami gangguan secara psikologis dan mendapatkan nilai pengukuran denyut

jantung dengan tepat (valid).

3.2.4 Data Beban Kerja

Data beban kerja ini digunakan untuk mengetahui berapa lama operator

melakukan aktivitas menurunkan pasir, yang selanjutnya digunakan untuk

menghitung waktu istirahat operator.

3.3 EVALUASI KONDISI AWAL

3.3.1 Penilaian Postur Kerja Berdasarkan Metode Rapid Entrie Body

Assessment (REBA)

Hasil pengambilan gambar digunakan untuk menentukan sudut-sudut dari

posisi kerja pada operator pasir, kemudian dilakukan penyusunan skor dengan

menggunakan REBA scorsheet yaitu menggunakan diagram atau gambar postur

tubuh dan kategori level tindakan REBA. Proses penilaian dengan metode REBA

adalah menterjemahkan sikap kerja dari hasil rekaman sesuai dengan sikap kerja

menjadi dua grup yaitu:

a. grup A terdiri atas postur tubuh atas dan bawah batang tubuh (trunk),

Leher (neck), dan kaki (legs)

b. grup B terdiri atas postur tubuh kanan dan kiri dari lengan atas (upper

arm), lengan bawah (lower arm), dan pergelangan tangan (wrist).

Pada masing-masing grup, diberikan suatu skala skor postur tubuh dan

suatu pernyataan tambahan. Diberikan juga faktor beban/kekuatan dan Coupling

(kopling). Dengan melihat pada tabel penilaian untuk masing-masing postur, tabel

A untuk grup A, dan tabel B untuk grup B. skor A adalah jumlah dari hasil pada

tabel A dan skor beban/ kekuatan. Skor B adalah jumlah skor dari tabel B dan

skor kopling untuk masing-masing tangan. Skor C dibaca dari tabel C dengan

memasukkan skor A dan skor B, sehingga diperoleh skor REBA dengan jumlah

Page 46: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-6

dari skor C dan skor tindakan. Akhirnya diperoleh suatu hasil berupa tingkatan

level resiko.

Pada metode REBA sikap kerja dinyatakan dengan ukuran sudut,

penentuan sudut dilakukan secara manual dengan bantuan busur derajat, spidol

dan mika. Proses penilaian metode REBA digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3.2. Sistem Penskoran REBA Sumber : McAtamney, 1993

Selain menggunakan penilaian REBA, penentuan kategori sikap kerja dapat

dianalisa menggunakan bantuan software REBA. Penggunaan bantuan REBA

memudahkan penentuan kategori sikap kerja, dan lebih lengkap dalam

menganalisa jika dibandingkan metode manual menggunakan tabel.

Data input yang dibutuhkan untuk menganalisa menggunakan REBA adalah

data sikap kerja dan beban yang diangkat. Setelah proses pemasukan data selesai,

maka akan terlihat hasil analisa REBA.

Page 47: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-7

3.3.2 Perhitungan Fisiologi

A. Perhitungan Enegy Expenditure Menurut Sanders et al, 1993

Penghitungan energy expenditure dilakukan dengan menggunakan data

denyut jantung sebelum dan sesudah bekerja. Denyut jantung sebelum bekerja

diukur sesaat sebelum melakukan. Pengukuran denyut jantung setelah bekerja

dilakukan setelah melakukan kegiatan MMH. Tujuan dari perhitungan energy

expenditure adalah mengukur besarnya energi (tenaga yang dikeluarkan) yang

dikeluarkan oleh pada saat sebelum maupun sesudah bekerja dan menentukan

kriteria penggolongan beban kerja. Menurut Sanders & Cormick, (1993) bentuk

regresi hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung adalah regresi kuadratis

dengan persamaan sebagai berikut :

Y = 1,80411 – (0,0229038)X + (4,71733 x 10-4) X2

KE = Et - Ej

dimana :

Y = energi operator pasir (kilokalori per menit)

X = kecepatan denyut jantung operator pasir (denyut per menit)

B. Perhitungan Besarnya Pengeluaran Energi (energy cost) Menurut

Kamalakannan et al, 2007

Menurut Kamalakannan et al, (2007) bahwa bentuk regresi hubungan energi

dengan kecepatan denyut jantung adalah regresi kuadratis dengan persamaan

dibawah ini:

E - Cost = -1967 + 8.58 HR + 25.1 HT + 4.5 A – 7.47 RHR + 67.8 G

dimana :

E – Cost = Energy Cost operator pasir (watt)

HR = Working Heart Rate operator pasir (bpm)

HT = Height operator pasir (inch)

A = Age operator pasir (yrs)

RHR = Resting Heart Rate operator pasir (bpm)

G = Gender operator pasir (m = 0 ; f = 1)

1 watt » 0.0143 kcal / min

Page 48: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-8

3.3.3 Usulan Perbaikan Postur Kerja dan Metode Kerja

Kondisi berbahaya yang diakibatkan oleh postur kerja manual material

handling operator pasir yang tidak tepat tentunya harus dicegah dan ditangani

dengan baik. Penanganan dan pencegahan akan lebih mudah dilakukan setelah

mengetahui faktor resiko dari manual material handling diatas. Salah satunya

dengan mengajukan pengendalian administratif. Hal yang dapat dilakukan adalah

dengan usulan perbaikan postur kerja menggunakan sekop panjang berdasar

penilaian metode REBA dan melakukan penjadwalan waktu kerja operator pasir.

3.3.4. Tahap Evaluasi Postur Kerja dan Metode Kerja Hasil Perbaikan

Setelah pengukuran dan penilaian postur kerja operator pasir dengan sekop

pendek, kemudian dilakukan evaluasi pengukuran dan penilaian postur kerja

operator pasir dengan sekop panjang kepada 10 orang operator pasir Lokasi Depo

Makmur. Hal ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perubahan

terhadap postur kerja dan fisiologi (beban kerja) operator. Langkah pertama yaitu

dengan mendokumentasikan aktivitas dengan menggunakan camera digital

melalui dokumentasi yang dapat digunakan dalam penilaian postur kerja dengan

metode REBA (Rapid Entire Body Assessment). Langkah kedua yaitu dengan

melakukan pengukuran denyut jantung sebelum bekerja dengan menggunakan

omronmeter (tensimeter digital). Langkah ketiga dilakukan dengan mengukur

denyut jantung setelah bekerja. Pengukuran denyut jantung operator pasir

digunakan untuk menentukan energy expenditure dan energy cost .

3.4 TAHAP ANALISA DAN INTERPRETASI HASIL

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, maka langkah

selanjutnya adalah melakukan analisis dan interpretasi hasil. Pada tahap ini

dilakukan analisis terhadap hasil-hasil pengolahan data, yaitu menganalisa postur

kerja melalui metode REBA, menganalisa pengukuran denyut jantung sebelum

dan sesudah bekerja, energy expenditure yang dikeluarkan masing–masing

operator pasir, memberikan hasil rekomendasi sikap kerja sesuai ilmu ergonomi

dilihat dari segi kelebihan maupun kekurangan dalam perbaikan sikap kerja.

Page 49: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-9

3.5 TAHAP KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian akhir dari penelitian yang dilakukan, akan ditarik suatu

kesimpulan mengenai hasil pengolahan data dengan mempertimbangkan tujuan

yang ingin dicapai dalam penelitian. Dari kesimpulan tersebut diharapkan lahirnya

saran dan usulan perbaikan sikap kerja yang berupa rekomendasi metode kerja

yang sesuai ilmu ergonomi dilokasi Depo Makmur Surakarta serta saran untuk

penelitian selanjutnya.

Page 50: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Penelitian merupakan serangkaian aktivitas merumuskan, mengumpulkan,

mengolah, menganalisis dan menarik suatu kesimpulan dari suatu permasalahan

yang dijadikan objek penelitian. Objek penelitian ini yaitu perbaikan sikap kerja

operator Depo pasir Makmur.

4.1 PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data studi pendahuluan dilakukan selama bulan April–Mei

2010 yang bertujuan untuk memperoleh informasi awal di tempat penelitian.

Metode untuk mendapatkan data awal dilakukan beberapa tahapan, diantaranya:

pengamatan langsung, dokumentasi gambar, wawancara, dan penyebaran

kuesioner dengan tujuan untuk mengetahui keluhan atau rasa tidak nyaman yang

dirasakan operator pasir pada aktivitas penurunan pasir.

4.1.1 Dokumentasi

Dokumentasi sikap kerja yang dilakukan oleh operator pasir pada aktivitas

penurunan pasir dengan pengambilan gambar pada saat operator menyerok pasir

pada bagian tangan dengan posisi punggung membungkuk dan kedua kaki

menekuk. Pengambilan dokumentasi gambar aktivitas Manual Material Handling

dilakukan pada hari Jumat tanggal 22 April 2010 pukul 10.20 WIB. Pola aktivitas

Manual Material Handling yang dilakukan oleh operator pasir pada aktivitas

penurunan pasir dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Aktivitas Manual Material Handling operator pasir

No Dokumentasi Aktivitas Keterangan Resiko

1

Posisi awal sebelum menyerok pasir dari truk

Sikap kerja: kedua tangan memegang serok pasir kearah bawah, kepala condong kedepan, posisi lutut pada kaki menekuk dan punggung membungkuk.

Cidera pada bagian lengan, bahu, kaki dan punggung.

Page 51: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-2

2

Aktivitas menyerok pasir dari truk

Sikap kerja: bertumpu pada bagian kaki , telapak tangan memegang serok pasir, bagian leher sejajar dengan punggung dan kepala mendongak.

Cidera pada bagian lutut, punggung , dan leher.

3

Aktivitas pada saat menurunkan pasir dari truk

Sikap kerja: bagian punggung membungkuk, kaki membuka, lutut menekuk, tangan membuang pasir ke belakang dan bagian leher sejajar dengan punggung dan kepala mendongak.

Cidera pada bagian punggung lutut dan leher.

Berdasarkan pengamatan pada Tabel 4.1. dapat kita ketahui bahwa terdapat

tiga aktivitas Manual Material Handling yang dilakukan oleh operator pasir

antara lain kegiatan awal persiapan menyerok pasir, kegiatan menyerok pasir,

aktivitas menurunkan pasir. Aktivitas Manual Material Handling yang dilakukan

oleh operator pasir masih menggunakan tenaga manusia (manual), sehingga dapat

menyebabkan cedera musculoskeletal.

Menurut Bridger RS (1995) resiko kerja terjadi pada bagian punggung,

terutama pada saat membungkuk. Pada saat membungkuk, tulang belakang

bergerak ke sisi depan tubuh sehingga otot perut dan bagian depan invertebral

disk pada bagian lumbar mengalami tekanan. Pada bagian ligamen sisi belakang

dari invertebral disk justru mengalami regangan. Kondisi ini menyebabkan nyeri

pada punggung bagian bawah (low back pain). Pada kondisi aktual, bongkar pasir

Page 52: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-3

menerima beban dengan kapasitas ± 2 kg pada bagian pergelangan tangan.

Apabila aktivitas tersebut dilakukan secara berulang-ulang menyebabkan penyakit

ataupun cedera pada bagian tubuh tertentu. Maka peneliti memperbaiki postur

kerja untuk mengurangi terjadi cedera pada operator pasir.

Berikut ini tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan batas angkat dapat

dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan batas angkat

Level Batas Angkat

(Kg) Tindakan

1 Dibawah 16 Tidak diperlukan tindakan khusus

2 16 - 34 Tidak diperlukan alat dalam mengangkat Ditekankan pada metode angkat

3 34 - 50 Tidak diperlukan alat dalam mengangkat Dipilih job design

4 Diatas 50 Harus dibantu dengan peralatan mekanis

Sumber: National Occupational Health and Safety Commission, 1997

Penjabaran pola aktivitas Manual Material Handling dapat dilihat pada

Tabel 4.3. dibawah ini :

Tabel 4.3 Atribut kegiatan Manual Material Handling

No Atribut Manual Material Handling

Kondisi Awal Satuan

1. Cara penurunan pasir Manual dengan menyerok pasir -

2. Jumlah 10

3. Rata – rata pasir yang diserok 2,5 kg

4. Volume pasir dalam 1 truk 7 m3

5. Waktu yang dibutuhkan untuk 1x aktivitas penurunan pasir (aktivitas penurunan pasir dari truk)

60 menit

6. Rata – rata total aktivitas penurunan pasir dalam 1 truk (7 ton)

2800 kali

Page 53: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-4

4.1.2 Wawancara

Pengumpulan data melalui wawancara dilakukan pada hari Senin tanggal 23

April 2010 pukul 09.15 WIB. Wawancara tersebut dilakukan untuk mendapatkan

informasi awal yang dilakukan secara langsung dari operator pasir mengenai

biodata , aktivitas jam kerja dan keluhan secara umum yang dialami oleh operator

pasir. Berdasarkan hasil wawancara dengan operator pasir depo makmur diketahui

bahwa waktu rata-rata yang diperlukan untuk melakukan satu kali aktivitas

penurunan pasir secara keseluruhan selama 45 menit s/d 1 jam, (tergantung

besarnya muatan). Dari keseluruhan aktivitas yang dilakukan keluhan rasa sakit

pada bagian tubuh mulai muncul antara 10 s/d 15 menit menjelang berakhirnya

aktivitas. Berdasarkan hasil wawancara juga dapat diketahui keluhan

ketidaknyamanan dan kesulitan yang dialami operator pasir pada aktivitas

penurunan pasir. Wawancara dilakukan dengan menanyakan data dan umur .

Hasil wawancara dapat dilihat pada Lampiran 1.

Berikut ini data umur dan masa kerja operator pasir dapat dilihat pada Tabel

4.4. dibawah ini:

Tabel 4.4 Data umur dan masa kerja operator pasir Umur (tahun) Masa Kerja (tahun)

Range 22-37 3 s/d 15 Rata - Rata 29,2 7.2

4.1.3 Kuesioner

Penyebaran dan pengumpulan data melalui kuisioner dilakukan pada hari

Jumat tanggal 14 Mei 2010 pukul 14.30 WIB. Kuisioner tersebut dibedakan

menjadi dua bagian, antara lain kuisioner Nordic Body Map dan kuisioner keluhan

serta keinginan . Adapun penjabaran mengenai kedua macam kuisioner dapat

dilihat dibawah ini :

a. Kuisioner Nordic Body Map

Kuesioner Nordic Body Map diberikan kepada sepuluh orang operator pasir.

Tujuan pengisian kuisioner Nordic Body Map adalah mengetahui bagian-bagian

otot yang mengalami keluhan dengan tingkat keluhan mulai dari rasa tidak

nyaman (agak sakit) sampai sangat sakit pada .

Page 54: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-5

Pengisian kuisioner Nordic Body Map dilakukan langsung oleh dengan cara

memberikan tanda silang (X) pada bagian tubuh yang mengalami keluhan.

Kuisioner Nordic Body Map dapat dilihat pada Lampiran 2.1.

b. Kuisioner Keluhan dan Keinginan Operator pasir

Kuisioner keluhan dan keinginan diberikan kepada sepuluh orang operator

pasir. Tujuan pengisian kuisioner yaitu untuk mengetahui keluhan operator pasir

pada saat melakukan aktivitas penurunan pasir dan keinginan terhadap perbaikan

metode kerja yang aman dan nyaman.

Pengisian kuisioner tersebut dilakukan langsung oleh dengan cara

memberikan tanda silang (X) pada bagian jawaban kuisioner tertutup dan

pengisian jawaban keinginan pada bagian kuisioner terbuka. Kuisioner keluhan

dan keinginan dapat dilihat dalam Lampiran 2.2.

4.1.4 Data Postur Kerja

Pencatatan data postur kerja pada buruh pasir dilakukan pada hari Minggu

tanggal 21 November 2010. Sikap kerja yang dilakukan oleh buruh pasir Lokasi

Depo Makmur pada aktivitas penurunan pasir yaitu bagian tubuh membungkuk,

kedua kaki menekuk dan kedua tangan menyerok pasir dengan sekop panjang.

Pada Tabel 4.5 menunjukkan beberapa postur kerja ketika melakukan aktivitas

penurunan pasir dengan kapasitas berat 2,5 kg.

Tabel 4.5 Postur kerja pada aktivitas penurunan pasir dari truk dengan sekop pendek kapasitas beban 2,5 kg.

GGeerraakkaann

kkee

GGaammbbaarr KKeetteerraannggaann

1.

Aktivitas penurunan pasir

berkapasitas 2,5 kg. Posisi

punggung membungkuk dengan

sudut 81o, pergerakan leher

menekuk dengan sudut sebesar

34o , posisi lengan atas sebesar

630, posisi lengan bawah sebesar

630, posisi lutut menekuk dengan

sudut sebesar 420

Page 55: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-6

Lanjutan Tabel 4.5 Postur kerja pada aktivitas penurunan pasir dari truk dengan sekop pendek kapasitas beban 2,5 kg.

Gerakan ke Gambar Keterangan

1.

Aktivitas penurunan pasir

berkapasitas 2,5 kg. Posisi

punggung membungkuk

dengan sudut 81o, pergerakan

leher menekuk dengan sudut

sebesar 34o , posisi lengan atas

sebesar 630, posisi lengan

bawah sebesar 630, posisi lutut

menekuk dengan sudut sebesar

420

2.

Aktivitas penurunan pasir

berkapasitas 2,5 kg. Posisi

punggung dalam posisi

membungkuk dengan sudut

100o. pergerakan leher

menekuk dengan sudut

sebesar 19o, posisi lengan atas

sebesar 1000, posisi lengan

bawah sebesar 400, kaki

menekuk 350

Page 56: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-7

3.

Aktivitas penurunan pasir

berkapasitas 2,5 kg. Posisi

punggung membungkuk

dengan sudut 81o, pergerakan

leher menekuk dengan sudut

sebesar 14o , posisi lengan atas

sebesar 520, posisi lengan

bawah sebesar 560 . Posisi lutut

menekuk dengan sudut 250

Tabel 4.6 Postur kerja pada aktivitas penurunan pasir dari truk dengan sekop

panjang kapasitas beban 2,5 kg. Gerakan ke Gambar Keterangan

1.

Aktivitas penurunan pasir berkapasitas 2,5 kg. Posisi punggung membungkuk dengan sudut 650, pergerakan leher menekuk dengan sudut 250, posisi lengan atas sebesar 410, posisi lengan bawah sebesar 700, posisi lutut menekuk dengan sudut 480.

Page 57: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-8

2.

Aktivitas penurunan pasir berkapasitas 2,5 kg. Posisi punggung membungkuk dengan sudut 720, pergerakan leher menekuk dengan sudut 180, posisi lengan atas sebesar 720, posisi lengan bawah sebesar 300, posisi lutut menekuk dengan sudut 510.

3.

Aktivitas penurunan pasir berkapasitas 2,5 kg. Posisi punggung membungkuk dengan sudut 630, pergerakan leher menekuk dengan sudut 270, posisi lengan atas sebesar 430, posisi lengan bawah sebesar 330, posisi lutut menekuk dengan sudut 400.

Page 58: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-9

4.1.5 Data Fisiologi

Pencatatan data fisiologi operator pasir dilakukan pada tanggal 18 s/d 20

Mei 2010. Pencatatan data fisiologi operator pasir tersebut meliputi nama, umur,

penggolongan jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, pengukuran denyut

jantung sebelum dan sesudah bekerja menggunakan omron meter. Pengukuran

denyut jantung tersebut dilakukan satu kali tahap pengukuran. Pengukuran denyut

jantung operator pasir dapat dilihat pada Lampiran 3.1 dan Lampiran 3.2.

Pengukuran denyut jantung pada saat sebelum dan sesudah melakukan

aktivitas bekerja dapat digunakan sebagai perhitungan energy expenditure yang

dikeluarkan untuk melakukan aktivitas penurunan pasir. Pengukuran denyut

jantung tersebut dilakukan melalui satu kali percobaan. Adapun data pengukuran

denyut jantung dapat dilihat pada Lampiran 3.3.

4.2 TAHAP PENGOLAHAN DATA

4.2.1 Perhitungan Hasil Kuisioner Nordic Body Map

Persentase keluhan yang dialami oleh sepuluh operator pasir dapat dilihat

pada Gambar 4.1.

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Pro

sent

ase

Bagian tubuh

Grafik kuisioner Nordic Body Map (NBM)

Gambar 4.1 Grafik persentase keluhan tubuh operator pasir

Berdasarkan Gambar 4.1 mengenai persentase keluhan pada tiap anggota

tubuh dapat diketahui bahwa sepuluh mengalami keluhan yang berbeda di setiap

bagian tubuhnya. Dapat diperoleh hasil tingkat keluhan terbesar terjadi pada organ

Page 59: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-10

tubuh leher bagian atas sebesar 90 %, organ tubuh bagian punggung dan pinggul

kebelakang sebesar 60 %, pada bagian bahu, pergelangan tangan kanan dan

pinggang kebelakang sebesar 50 %. Hasil dari perhitungan prosentase keluhan

dapat dilihat pada Lampiran 4.

Dari hasil kuesioner Nordic Body Map, untuk sikap kerja secara manual,

dan sikap memindahkan beban dengan posisi membungkuk merupakan sikap

kerja yang dapat menimbulkan kelelahan dan dapat menimbulkan cedera otot

muscolosceletal.

4.2.2 Perhitungan Hasil Kuisioner Keluhan dan Keinginan

Perhitungan hasil kuisioner dan prosentase keluhan operator pasir Lokasi

Depo Makmur Surakarta mengenai keluhan, ketidaknyamanan dan kesulitan pada

penurunan pasir dapat dilihat pada Tabel 4.7. Berikut merupakan pertanyaan yang

digunakan untuk mengidentifikasi keluhan ketidaknyamanan dan kesulitan pada

aktivitas penurunan pasir.

1. Ketidaknyamanan seperti apa yang anda rasakan ketika melakukan aktivitas

penurunan pasir?

2. Kesulitan apa saja yang anda alami ketika sedang melakukan aktivitas

penurunan pasir?

3. Kesulitan apa yang anda rasakan ketika melakukan aktivitas penurunan pasir ?

Tabel 4.7. Persentase keluhan mengenai keluhan pada aktivitas penurunan pasir

No Keluhan Operator pasir Jumlah Persentase

1 Kelelahan pada bagian tubuh tertentu terutama pada bagian punggung, pergelangan tangan, bahu, betis dan pinggang.

10 100%

2 Genggaman alat yang digunakan kurang panjang

10 100%

3 Posisi kerja membungkuk sehingga sulit dan cepat lelah

10 100%

Selain itu pengisian kuisoner juga dilakukan untuk mengetahui keinginan

yang selanjutnya dijadikan pertimbangan dalam perbaikan. Tabel 4.8.

menunjukkan beberapa pernyataan keinginan operator pasir mengenai perbaikan

sikap kerja pada aktivitas penurunan pasir.

Page 60: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-11

Tabel 4.8. Persentase keinginan operator pasir No. Keinginan Operator pasir Jumlah Persentase

1. Alat pengeruk pasir dengan pegangan yang panjang untuk memudahkan penurunan pasir dan mengurangi kelelahan pada bagian tubuh

10

100 %

2. Postur kerja yang nyaman sehingga tidak terlalu membungkuk

10

100 %

4.2.3 Penilaian Postur Kerja Operator Pasir Menggunakan Metode Rapid

Entrie Body Assessment (REBA)

Pada tahap ini akan dilakukan penilaian postur kerja dari tiap-tiap gerakan

pada saat bekerja dengan metode REBA (Rapid Entire Body Assesment). Berikut

ini contoh pengkodean dengan metode REBA pada salah satu fase gerakan

menurunkan pasir dengan sekop pendek pada gambar 4.2.

Fase gerakan pertama dengan sekop pendek

Gambar 4.2 Aktivitas penurunan pasir

Page 61: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-12

Hasil kode REBA dari postur kerja tersebut adalah sebagai berikut :

1. Grup A

a. Punggung (Trunk)

Dari gambar 4.2 dapat diketahui bahwa pergerakan punggung termasuk

dalam posisi membungkuk dengan sudut 81o, (Skor REBA untuk

pergerakan punggung adalah 4)

b. Leher (Neck)

Dari gambar 4.2 dapat diketahui bahwa pergerakan leher dengan sudut

sebesar 34o terhadap sumbu tubuh

( Skor REBA untuk pergerakan leher adalah 2)

c. Kaki (Legs)

Dari gambar 4.2 dapat diketahui bahwa berdiri, tetapi lutut menekuk 420

sehingga dikenai skor 1

(Skor REBA untuk pergerakan kaki adalah 1+1=2)

Penentuan skor untuk grup A dilakukan dengan menggunakan tabel A pada

REBA WorkSheet.

Langkah – langkah penentuan skor untuk grup A yaitu :

Ø Kode REBA adalah :

Punggung (trunk) : 4

Leher (neck) : 2

Kaki ( legs) : 2

Ø Pada kolom pertama, masukkan kode untuk punggung (trunk) yaitu 4

kemudian tarik garis ke arah kanan.

Ø Pada baris neck, masukkan kode untuk leher yaitu 2 dan dilanjutkan ke

baris legs dibawahnya, masukkan kode pergerakan kaki yaitu 2.

Selanjutnya tarik garis kebawah sampai bertemu dengan kode untuk

punggung (trunk).

Ø Diketahui skor untuk grup A adalah 6.

Berikut ini hasil penentuan skor untuk grup A dengan menggunakan Tabel A.

Page 62: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-13

Tabel 4.9 Skor Reba grup A untuk Gambar 4.2

Trunk Legs 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 1 2 3 4 1 2 3 4 3 3 5 6

2 2 3 4 5 3 4 5 6 4 5 6 7

3 2 4 5 6 4 5 6 7 5 6 7 8

4 3 5 6 7 5 6 7 8 6 7 8 9

5 4 6 7 8 6 7 8 9 7 8 9 9

Table A Neck1 2 3

Setelah didapatkan nilai dari tabel A kemudian dijumlahkan dengan skor

untuk beban (load) pada saat melakukan aktivitas loading (penurunan pasir)

dengan ketentuan jika beban <5kg, maka penilaian skor beban adalah 0. Pada data

aktualnya, buruh pasir melakukan aktivitas penurunan pasir dengan beban sebesar

2,5 kg, sehingga memiliki skor beban 0.

Skor total A setelah ditambah beban adalah :

Nilai tabel A = 6

Berat beban = 0

Total skor A = 6 + 0 = 6

2. Grup B

a. Lengan atas (upper arm)

Dari gambar 4.2 dapat diketahui bahwa sudut pergerakan lengan atas

kedepan sebesar 630 terhadap sumbu tubuh.

( Skor REBA untuk pergerakan lengan atas adalah 3).

b. Lengan bawah (lower arm)

Dari gambar 4.2 dapat diketahui bahwa sudut pergerakan lengan bawah

membentuk sudut 630.

(Skor REBA untuk pergerakan lengan bawah adalah 1).

c. Pergelangan tangan (wrist)

Dari gambar 4.2 dapat diketahui bahwa sudut pergerakan pergelangan

tangan ke depan (flexion) terhadap lengan bawah termasuk dalam range

pergerakan >15° Flexion.

(Skor REBA untuk pergerakan pergelangan tangan adalah 2).

Page 63: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-14

Penentuan skor untuk grup B dilakukan dengan menggunakan tabel B pada REBA

WorkSheet.

Langkah – langkah penentuan skor untuk grup B yaitu :

Ø Kode REBA adalah :

Lengan atas (upper arm) : 3

Lengan bawah (lower arm) : 1

Pergelangan tangan (wrist) : 2

Ø Pada kolom pertama, masukkan kode untuk upper arm yaitu 3 kemudian

tarik garis ke arah kanan.

Ø Pada baris lower arm, masukkan kode untuk lengan bawah yaitu 1 dan

dilanjutkan ke baris wrist dibawahnya, masukkan kode pergelangan tangan

yaitu 2. Selanjutnya tarik garis ke bawah sampai bertemu dengan kode

untuk upper arm.

Ø Diketahui skor untuk grup B adalah 4.

Berikut ini adalah hasil penentuan skor untuk grup B dengan menggunakan

Tabel B.

Tabel 4.10 Skor REBA grup B untuk Gambar 4.2

Upper Arm Wrist 1 2 3 1 2 31 1 2 3 1 2 32 1 2 3 1 2 43 3 4 5 4 5 54 4 5 5 5 6 75 6 7 8 7 8 86 7 8 8 8 9 9

Table BLower Arm

1 2

Skor grup B adalah 4, ditambah dengan skor coupling dimana jenis

coupling yang digunakan adalah fair karena pegangan tangan pada sekop pendek

bagus tetapi tidak ideal atau kopling tidak cocok dengan bagian tubuh. coupling

good diberikan skor coupling sebesar 1, maka skor B menjadi 4 + 1 = 5.

Penentuan skor total untuk fase gerakan menurunkan pasir dilakukan dengan

menggabungkan skor grup A dan skor grup B dengan menggunakan tabel C.

Page 64: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-15

Skor A = 6

Skor B = 5

Pada kolom skor A masukkan kode 6 dan tarik garis ke kanan. Kemudian

pada baris skor B masukkan kode 5 dan tarik ke bawah sampai bertemu kode

untuk skor A sehingga diketahui skor C adalah 8.

Tabel 4.11 Tabel REBA skor C untuk Gambar 4.2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121 1 1 1 2 3 3 4 5 6 7 7 7

2 1 2 2 3 4 4 5 6 6 7 7 8

3 2 3 3 3 4 5 6 7 7 8 8 8

4 3 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9

5 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9 9

6 6 6 6 7 8 8 9 9 10 10 10 10

7 7 7 7 8 9 9 9 10 10 11 11 11

8 8 8 8 9 10 10 10 10 10 11 11 11

9 9 9 9 10 10 10 11 11 11 12 12 12

10 10 10 10 11 11 11 11 12 12 12 12 12

11 11 11 11 11 12 12 12 12 12 12 12 12

12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12

Score A (score from teble

A+load/force score)

Table C

Score B, (table B value + coupling score)

Nilai REBA didapatkan dari hasil penjumlahan skor C dengan skor

aktivitas . Dalam melakukan aktivitas, posisi tubuh operator mengalami

pengulangan gerakan dalam waktu singkat (diulang lebih dari 1 kali per menit).

Berdasarkan tabel 4.11, kegiatan tersebut memperoleh skor aktivitas sebesar 1.

Skor REBA = Skor C + skor aktivitas

= 8 + 1

= 9

Rekapitulasi hasil penilaian total dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut:

Page 65: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-16

+ =Lengan bawah1

Pergelangan tangan

2

Kopling1

Skor B 5

Batang tubuh4

Leher2

Kaki 2

Tabel A6

Beban0

Skor A6

Lengan atas3

Tabel B 4

Skor C 8

Skor aktivitas

1Final Skor

9+ =

+ =

Gambar 4.3 Bagan rekapitulasi penilaian total

Berdasarkan perhitungan skor REBA tersebut dapat diketahui level

tindakan yaitu level 3 dengan level resiko pada muskuloskeletal tinggi yaitu segera

dilakukan perbaikan (necessary soon) untuk mengurangi resiko kerja.

Berikut ini contoh pengkodean dengan metode REBA pada salah satu fase

gerakan menurunkan pasir dengan sekop panjang pada gambar 4.4.

Fase gerakan pertama dengan sekop panjang

Gambar 4.4 Aktivitas penurunan pasir

Page 66: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-17

Hasil kode REBA dari postur kerja tersebut adalah sebagai berikut : 1. Grup A

d. Punggung (Trunk)

Dari gambar 4.4 dapat diketahui bahwa pergerakan punggung termasuk

dalam posisi membungkuk dengan sudut 65o, (Skor REBA untuk

pergerakan punggung adalah 4)

e. Leher (Neck)

Dari gambar 4.4 dapat diketahui bahwa pergerakan leher dengan sudut

sebesar 25o terhadap sumbu tubuh

( Skor REBA untuk pergerakan leher adalah 2)

f. Kaki (Legs)

Dari gambar 4.4 dapat diketahui bahwa berdiri, tetapi lutut menekuk 480

sehingga dikenai skor 1

(Skor REBA untuk pergerakan kaki adalah 1)

Penentuan skor untuk grup A dilakukan dengan menggunakan tabel A pada

REBA WorkSheet. Langkah–langkah penentuan skor untuk grup A yaitu :

Ø Kode REBA adalah :

Punggung (trunk) : 4

Leher (neck) : 2

Kaki ( legs) : 1

Ø Pada kolom pertama, masukkan kode untuk punggung (trunk) yaitu 4

kemudian tarik garis ke arah kanan.

Ø Pada baris neck, masukkan kode untuk leher yaitu 2 dan dilanjutkan ke

baris legs dibawahnya, masukkan kode pergerakan kaki yaitu 2.

Selanjutnya tarik garis kebawah sampai bertemu dengan kode untuk

punggung (trunk).

Ø Diketahui skor untuk grup A adalah 5.

Berikut ini hasil penentuan skor untuk grup A dengan menggunakan Tabel A.

Page 67: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-18

Tabel 4.12 Skor Reba grup A untuk Gambar 4.4

Trunk Legs 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 1 2 3 4 1 2 3 4 3 3 5 6

2 2 3 4 5 3 4 5 6 4 5 6 7

3 2 4 5 6 4 5 6 7 5 6 7 8

4 3 5 6 7 5 6 7 8 6 7 8 9

5 4 6 7 8 6 7 8 9 7 8 9 9

Table A Neck1 2 3

Setelah didapatkan nilai dari tabel A kemudian dijumlahkan dengan skor

untuk beban (load) pada saat melakukan aktivitas loading (penurunan pasir)

dengan ketentuan jika beban <5kg, maka penilaian skor beban adalah 0. Pada data

aktualnya, buruh pasir melakukan aktivitas penurunan pasir dengan beban sebesar

2,5 kg, sehingga memiliki skor beban 0.

Skor total A setelah ditambah beban adalah :

Nilai tabel A = 5

Berat beban = 0

Total skor A = 5 + 0 = 5

2. Grup B

a. Lengan atas (upper arm)

Dari gambar 4.4 dapat diketahui bahwa susut pergerakan lengan atas

kedepan sebesar 410 terhadap sumbu tubuh.

( Skor REBA untuk pergerakan lengan atas adalah 2).

b. Lengan bawah (lower arm)

Dari gambar 4.9 dapat diketahui bahwa sudut pergerakan lengan bawah

membentuk sudut 700.

(Skor REBA untuk pergerakan lengan bawah adalah 1).

c. Pergelangan tangan (wrist)

Dari gambar 4.4 dapat diketahui bahwa sudut pergerakan pergelangan

tangan ke depan (flexion) terhadap lengan bawah termasuk dalam range

pergerakan 0-15° Flexion.

(Skor REBA untuk pergerakan pergelangan tangan adalah 1).

Page 68: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-19

Penentuan skor untuk grup B dilakukan dengan menggunakan tabel B pada REBA

WorkSheet. Langkah–langkah penentuan skor untuk grup B yaitu :

Ø Kode REBA adalah :

Lengan atas (upper arm) : 2

Lengan bawah (lower arm) : 1

Pergelangan tangan (wrist) : 1

Ø Pada kolom pertama, masukkan kode untuk upper arm yaitu 2 kemudian

tarik garis ke arah kanan.

Ø Pada baris lower arm, masukkan kode untuk lengan bawah yaitu 1 dan

dilanjutkan ke baris wrist dibawahnya, masukkan kode pergelangan tangan

yaitu 1. Selanjutnya tarik garis ke bawah sampai bertemu dengan kode

untuk upper arm.

Ø Diketahui skor untuk grup B adalah 1.

Berikut ini adalah hasil penentuan skor untuk grup B dengan menggunakan

Tabel B.

Tabel 4.13 Skor REBA grup B untuk Gambar 4.4

Upper Arm Wrist 1 2 3 1 2 3

1 1 2 3 1 2 3

2 1 2 3 1 2 4

3 3 4 5 4 5 5

4 4 5 5 5 6 7

5 6 7 8 7 8 8

6 7 8 8 8 9 9

Table BLower Arm

1 2

Skor grup B adalah 1, ditambah dengan skor coupling dimana jenis

coupling yang digunakan adalah good karena pegangan tangan pada sekop

panjang bagus dan dapat dijangkau oleh genggaman tangan. coupling good

diberikan skor coupling sebesar 0, maka skor B menjadi 1 + 0 = 1.

Penentuan skor total untuk fase gerakan menurunkan pasir dilakukan dengan

menggabungkan skor grup A dan skor grup B dengan menggunakan tabel C.

Skor A = 5

Skor B = 1

Page 69: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-20

Pada kolom skor A masukkan kode 5 dan tarik garis ke kanan. Kemudian

pada baris skor B masukkan kode 1 dan tarik ke bawah sampai bertemu kode

untuk skor A sehingga diketahui skor C adalah 4.

Tabel 4.14 Tabel REBA skor C untuk Gambar 4.4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121 1 1 1 2 3 3 4 5 6 7 7 7

2 1 2 2 3 4 4 5 6 6 7 7 8

3 2 3 3 3 4 5 6 7 7 8 8 8

4 3 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9

5 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9 9

6 6 6 6 7 8 8 9 9 10 10 10 10

7 7 7 7 8 9 9 9 10 10 11 11 11

8 8 8 8 9 10 10 10 10 10 11 11 11

9 9 9 9 10 10 10 11 11 11 12 12 12

10 10 10 10 11 11 11 11 12 12 12 12 12

11 11 11 11 11 12 12 12 12 12 12 12 12

12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12

Score A (score from teble

A+load/force score)

Table C

Score B, (table B value + coupling score)

Nilai REBA didapatkan dari hasil penjumlahan skor C dengan skor

aktivitas. Dalam melakukan aktivitas, posisi tubuh operator mengalami

pengulangan gerakan dalam waktu singkat (diulang lebih dari 1 kali per menit).

Berdasarkan tabel 4.14, kegiatan tersebut memperoleh skor aktivitas sebesar 1.

Skor REBA = Skor C + skor aktivitas

= 4 + 1

= 5

Rekapitulasi hasil penilaian total dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut:

Page 70: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-21

+ =Lengan bawah1

Pergelangan tangan

1

Kopling0

Skor B 1

Batang tubuh4

Leher2

Kaki 1

Tabel A5

Beban0

Skor A5

Lengan atas2

Tabel B 1

Skor C 4

Skor aktivitas

1Final Skor

5+ =

+ =

Gambar 4.5 Bagan rekapitulasi penilaian total

Berdasarkan perhitungan skor REBA tersebut dapat diketahui level

tindakan yaitu level 2 dengan level resiko pada muskuloskeletal sedang yaitu perlu

dilakukan perbaikan untuk mengurangi resiko kerja. Hasil lengkap dari

kategorisasi aktivitas sikap kerja operator pasir Depo Makmur dengan

menggunakan REBA Worksheet.

Page 71: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-22

Sukirno menyerok pasir menggunakan sekop pendek

1

2

5 0

5 1 5

6

1

4

1 7

2

8

4

Page 72: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-23

menurunkan pasir menggunakan sekop pendek

5 0

5

1 6 7

1

2

Sukirno

1 4

2

1

5 3

4

Page 73: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-24

menyerok pasir menggunakan sekop panjang

3

0

0

4 3

2

1

4 3

1 3

1

4

4

Rohman

1

Page 74: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-25

menurunkan pasir menggunakan sekop panjang Rohman

4 1

5

1 2

2

1

5 0

0 1

2

1

5

4

Page 75: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-26

4.2.4 Perhitungan Fisiologi

a. Perhitungan Enegy Expenditure Menurut Sanders et al, 1993

Menurut Sanders et al, (1993) bentuk regresi hubungan energi dengan

kecepatan denyut jantung adalah regresi kuadratis dengan persamaan sebagai

berikut :

Y = 1,80411 – (0,0229038)X + (4,71733 x 10-4)X2

dimana :

Y = energi (kilokalori per menit)

X = kecepatan denyut jantung (denyut per menit)

Untuk mengetahui konsumsi energi saat melakukan kegiatan Manual

Material Handling, penghitungan dilakukan pada kecepatan denyut jantung

sebelum bekerja (Xb) dan kecepatan denyut jantung sesudah bekerja (Xt).

Sehingga didapatkan persamaan berikut ini :

Energi sebelum bekerja :

Yb = 1,80411 – (0,0229038)Xb + (4,71733 x 10-4)Xb2

Energi setelah bekerja :

Yt = 1,80411 – (0,0229038)Xt + (4,71733 x 10-4) Xt2

Sehingga persamaan konsumsi energinya adalah :

KE = Yb - Yt (kilokalori per menit)

Ø Contoh perhitungan manual energy expenditure Bapak Sukirno (37 tahun).

v Energi sebelum bekerja :

Yb = 1,80411 – (0,0229038)Xb + (4,71733 x 10-4)Xb2

= 1,80411 – (0,0229038 x 80) + (4,71733 x 10-4 x (80)2)

= 1,80411 – 1,832304 + 3.019091

= 2,9909 kkal/menit

v Energi setelah bekerja :

Yt = 1,80411 – (0,0229038)Xt + (4,71733 x 10-4) Xt2

= 1,80411 – (0,0229038 x 155) + (4,71733 x 10-4 x (155)2)

= 1,80411 – 3,550089 + 11.3333

= 9,5874 kkal/menit

Sehingga persamaan energy expenditure adalah :

Page 76: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-27

EE = Yt – Yb (kilokalori per menit)

= 9,5874 kkal/menit - 2,9909 kkal/menit

= 6.5965 kkal/menit

Hasil perhitungan energy expenditure untuk seluruh operator dengan

menggunakan sekop pendek dapat dilihat dalam Tabel 4.15. dibawah ini :

Tabel 4.15 Perhitungan energy expenditure operator pasir

Sebelum Bekerja

Setelah Bekerja Sebelum Sesudah

1 SUKIRNO 37 51 160 80 155 135/84 138/87 2.9909 9.5874 6.59652 WANTO 27 60 165 79 158 129/86 133/90 2.9388 9.9617 7.02293 CAPLIN 22 58 160 81 160 133/85 138/90 3.0439 10.2159 7.17194 ROHMAN 25 56 176 75 152 135/76 141/82 2.7398 9.2217 6.48185 SUPARDI 31 70 169 82 156 132/82 139/91 3.0979 9.7112 6.61336 HARTOYO 28 52 166 86 162 127/75 136/85 3.3233 10.4739 7.15057 KHAERUDIN 30 70 165 82 144 102/90 109/98 3.0979 8.2878 5.18998 RAHUDI 29 74 171 78 152 134/80 147/84 2.8876 9.2217 6.33409 MARZUKI 28 70 169 83 164 126/78 140/90 3.1529 10.7356 7.582810 SUPRAPTO 35 65 165 77 153 132/79 136/86 2.8374 9.3426 6.5052

NO Nama UmurBerat Badan

Denyut Jantung ( per menit) Tekanan DarahEE

(kkal/menit)Yb

Tinggi Badan

Yt

Kategori penggolongan kriteria beban kerja berdasarkan energy expenditure

dari masing–masing dapat dilihat dalam Lampiran 5.1. Berdasarkan Tabel 4.15

diatas, besarnya energy expenditure yang dikeluarkan pada aktivitas MMH ini

termasuk kategori kerja berat (heavy work) kecuali bapak Khaerudin jenis kerja

sedang (moderate work ).

Berdasarkan perhitungan denyut jantung, dapat diketahui bahwa denyut

jantung yang paling besar dialami oleh bapak Khaerudin dengan usia 30 tahun.

Besarnya pengukuran denyut jantung sebelum bekerja sebesar 82 denyut/menit,

sedangkan besarnya denyut jantung setelah bekerja (setelah aktivitas penurunan

pasir ±2.5 kg) sebesar 144 denyut/menit. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor

psikologis yang berupa umur, sikap kerja pada saat melakukan aktivitas

penurunan pasir membungkuk. Grafik perbandingan denyut jantung sebelum dan

sesudah bekerja menggunakan sekop pendek dapat digambarkan dalam bentuk

grafik seperti pada Gambar 4.6.

Page 77: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-28

Gambar 4.6 Grafik perbandingan denyut jantung sebelum

dan sesudah bekerja Penjelasan kriteria kerja berdasar denyut jantung dan energy expenditure

menurut Sanders et al, 1993 dapat dilihat dalam Lampiran 5.2.

b. Perhitungan Besarnya Pengeluaran Energi (Energy Cost) menurut

Kamalakannan et al, 2007

Menurut Kamalakannan et al, 2007 bentuk regresi hubungan energi dengan

kecepatan denyut jantung adalah regresi kuadratis dengan persamaan dibawah ini:

E - Cost = -1967 + 8.58 HR + 25.1 HT + 4.5 A – 7.47 RHR + 67.8 G

dimana :

E – Cost = Energy Cost (watt)

HR = Working Heart Rate (bpm)

HT = Height (inch)

A = Age (yrs)

RHR = Resting Heart Rate (bpm)

G = Gender (m = 0 ; f = 1)

1 watt » 0.0143 kcal / min

Ø Contoh perhitungan manual energy cost Bapak Sukirno (37 tahun).

E – Cost = -1967 + 8.58 HR + 25.1 HT + 4.5 A – 7.47 RHR + 67.8 G

= -1967 + 8.58.(155) + 25.1 (62.99) + 4.5.(37) – 7.47 (80) + 67.8 (0)

= - 1967 +1329.9 + 1581.049 + 166.5 – 597.5 + 0

0

20 40

60

80

100 120

140

160

180

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Denyut Jantung/Me nit

Responden

Kecepatan Denyut jantung sebelum bakerja

Kecepatan Denyut jantung setelah bekerja

Page 78: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-29

= 512.90 watt » 7.33 kcal/min

Hasil penghitungan energy cost dan penggolongan beban kerja seluruh

operator dengan menggunakan sekop pendek dapat dilihat dalam Tabel 4.16

dibawah ini.

Tabel 4.16 Penghitungan energy cost dan penggolongan beban kerja Age Height Gender Energy Cost Energy Cost

( years ) ( inchi ) ( m = 0 ; f = 1 )Resting Heart

RateWorking

Heart Rate( watt ) ( kcal/min )

1 SUKIRNO 37 62.99 male 80 155 512.90 7.33 Heavy Work2 WANTO 27 64.96 male 79 158 550.52 7.87 Very Heavy Work3 CAPLIN 22 62.99 male 81 160 480.83 6.88 Heavy Work4 ROHMAN 25 69.29 male 75 152 628.62 8.99 Very Heavy Work5 SUPARDI 31 66.54 male 82 156 568.48 8.13 Very Heavy Work6 HARTOYO 28 65.35 male 86 162 546.93 7.82 Very Heavy Work7 KHAERUDIN 30 64.96 male 90 144 361.73 5.17 Heavy Work8 RAHUDI 29 67.32 male 78 152 574.80 8.22 Very Heavy Work9 MARZUKI 28 66.54 male 83 164 616.15 8.81 Very Heavy Work

10 SUPRAPTO 35 64.96 male 77 153 558.56 7.99 Very Heavy Work

NO NameHeart Rate ( bpm )

Grade of Work

Berdasarkan Tabel 4.16. diatas, besarnya energy cost yang dikeluarkan maka

aktivitas MMH ini termasuk kategori kerja sangat berat (very heavy work) untuk

Wanto, Rohman, Supardi, Hartoyo, Rahudi, Marzuki, dan Suprapto. Sedangkan

untuk bapak Sukirno, Caplin, dan Suprapto jenis aktivitas tersebut tergolong kerja

berat (heavy work). Penjelasan kriteria kerja berdasarkan energy cost menurut

Kamalakannan et al, 2007 dapat dilihat Lampiran 5.3.

4.2.5 Perhitungan Siklus Kerja Operator Pasir (Work Rest Cycle).

Murrel (1965) membuat metode untuk menentukan waktu istirahat sebagai

kompensasi dari kerja fisik:

( )5,1-

-=

WSWT

R

Dimana :

R : Istirahat yang dibutuhkan dalam menit

T : Total waktu kerja dalam menit

W : Konsumsi energi rata-rata untuk bekerja dalam kkal/menit

S : Pengeluaran energi rata-rata yang direkomendasikan dalam kkal/menit

Page 79: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-30

(biasanya 4 atau 5 Kkal/menit)

Ø Contoh perhitungan manual waktu istirahat yang dibutuhkan Bapak Sukirno

(37 tahun).

( )

5,159.6559.635

--

=R

= 10.96 menit

Hasil penghitungan waktu istirahat yang dibutuhkan seluruh operator

dengan menggunakan sekop pendek dapat dilihat dalam Tabel 4.17 dibawah ini.

Tabel 4.17 Perhitungan waktu istirahat tiap operator pasir

No Nama work rest cycle (menit)1 SUKIRNO 10.962 WANTO 14.653 CAPLIN 11.494 ROHMAN 17.855 SUPARDI 14.206 HARTOYO 15.227 KHAERUDIN 12.908 RAHUDI 9.669 MARZUKI 25.4810 SUPRAPTO 18.04

Rata-rata 15.04

4035

Waktu dalam 1 x penurunan pasir (menit)

6060

354030604540

Berdasarkan perhitungan pada table 4.17, dapat diketahui bahwa rata-rata waktu

istirahat yang dibutuhkan operator pasir sebesar 15.04 menit. Hal tersebut

dipengaruhi oleh faktor psikologis yang berupa umur, sikap kerja pada saat

melakukan aktivitas penurunan pasir dan pengalaman kerja operator.

4.2.6. Usulan Perbaikan Postur Kerja dan Metode Kerja

Penilaian operator terhadap aktivitas penurunan pasir yang dilakukan

dengan metode REBA, akan dilakukan rancangan usulan perbaikan postur kerja

yang lebih baik untuk mengurangi terjadinya cidera. Rancangan postur kerja akan

mengacu pada penilaian postur kerja menggunakan metode REBA. Usulan

rancangan postur kerja kemudian disimulasikan pada operator pasir dengan

menggunakan sekop panjang pada aktivitas penurunan pasir Depo Makmur.

Sebelum disimulasikan terlebih dahulu diukur denyut jantung sebelum bekerja,

dan setelah disimulasikan juga diukur denyut jantung setelah bekerja. Pengukuran

Page 80: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-31

denyut jantung ini digunakan untuk menghitung energi expenditure yang

digunakan selama bekerja. Energi expenditure ini dipakai sebagai validasi

perancangan postur kerja yang diusulkan. Validasi dilakukan dengan

membandingkan energi expenditure yang digunakan saat bekerja dengan postur

kerja awal dan saat bekerja dengan rancangan postur kerja yang diusulkan.

Apabila energi expenditure yang digunakan pada saat bekerja dengan postur kerja

yang diusulkan artinya postur kerja yang diusulkan lebih baik daripada postur

kerja yang saat ini dilakukan oleh operator pasir pada aktivitas penurunan pasir

Depo Makmur. Perbaikan postur kerja untuk operator pasir pada aktivitas

penurunan pasir Depo Makmur berdasar metode REBA dapat dilihat dalam

gambar 4.7 dibawah ini.

Gerakan awal Sebelum menyerok pasir

Gerakan menyerok pasir

Gambar 4.7 Gerakan rancangan perbaikan postur kerja operator Depo makmur surakarta.

Gerakan menurunkan pasir

Page 81: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-32

Hasil penilaian dengan metode REBA setelah diusulkan perbaikan

menunjukkan bahwa aktivitas postur kerja pada aktivitas penurunan pasir

termasuk ke dalam level tindakan 2 dengan level resiko pada muskuloskeletal

sedang yaitu perlu dilakukan perbaikan untuk mengurangi resiko kerja.

4.2.7 Perhitungan Siklus Kerja Operator Pasir

Hasil penghitungan waktu istirahat yang dibutuhkan seluruh operator

dengan menggunakan sekop panjang dapat dilihat dalam Tabel 4.18 dibawah ini.

Tabel 4.18 Perhitungan waktu istirahat tiap operator pasir

No Nama work rest cycle (menit)1 SUKIRNO 6.732 WANTO 0.363 CAPLIN 12.684 ROHMAN 5.505 SUPARDI 9.126 HARTOYO 3.297 KHAERUDIN 14.698 RAHUDI 5.119 MARZUKI 2.0610 SUPRAPTO 17.91

Rata-rata 7.75

3039

4543325045

30

Waktu dalam 1 x penurunan pasir (menit)3040

Berdasarkan perhitungan pada tabel 4.18, dapat diketahui bahwa rata-rata waktu

istirahat yang dibutuhkan operator pasir sebesar 7.75 menit. Hal tersebut

dipengaruhi oleh faktor psikologis yang berupa umur, sikap kerja pada saat

melakukan aktivitas penurunan pasir dan pengalaman kerja operator.

4.2.8 Evaluasi berdasarkan fisiologi kerja

Sikap kerja yang diterapkan saat ini pada aktivitas MMH khususnya

buruh pasir Lokasi Depo Makmur Surakarta termasuk beresiko terhadap sistem

musculoskeletal dilihat dari hasil penilaian menggunakan metode REBA.

Berdasarkan penilaian operator pasir menggunakan sekop panjang dengan metode

REBA didapat masukan untuk perbaikan postur kerja dan beban kerja. Aktivitas

penurunan pasir dengan sekop panjang yang diaplikasikan, selanjutnya

Page 82: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-33

dibandingkan dengan sikap kerja operator pasir menggunakan sekop pendek dan

dievaluasi menggunakan energy expenditure dan energy cost.

A. Perhitungan energy expenditure menurut Sanders et al, 1993

Berikut ini adalah data pengukuran denyut jantung setelah menggunakan

sekop panjang dapat dilihat dalam table 4.19.

Tabel 4.19 Pengukuran denyut jantung setelah menggunakan sekop panjang

Sebelum Bekerja Setelah Bekerja1 SUKIRNO 37 51 160 85 1292 WANTO 27 60 165 95 1313 CAPLIN 22 58 160 83 1504 ROHMAN 25 56 176 93 1325 SUPARDI 31 70 169 81 1296 HARTOYO 28 52 166 86 1377 KHAERUDIN 30 70 165 80 1448 RAHUDI 29 74 171 79 1369 MARZUKI 28 70 169 83 12410 SUPRAPTO 35 65 165 92 153

Denyut Jantung ( per menit)NO Nama Umur Berat Badan Tinggi Badan

Menurut Sanders et al, (1993) bentuk regresi hubungan energi dengan

kecepatan denyut jantung adalah regresi kuadratis dengan persamaan sebagai

berikut :

Y = 1,80411 – (0,0229038)X + (4,71733 x 10-4)X2

dimana :

Y = energi (kilokalori per menit)

X = kecepatan denyut jantung (denyut per menit)

Untuk mengetahui energy expenditure (konsumsi energi) saat melakukan

kegiatan manual material handling, penghitungan dilakukan pada kecepatan

denyut jantung sebelum bekerja (Xb) dan kecepatan denyut jantung sesudah

bekerja (Xt). Sehingga didapatkan persamaan berikut ini :

Energi sebelum bekerja :

Yb = 1,80411 – (0,0229038)Xb + (4,71733 x 10-4)Xb2

dimana :

Xb = pengukuran denyut jantung sebelum bekerja

Energi setelah bekerja :

Yt = 1,80411 – (0,0229038)Xt + (4,71733 x 10-4) Xt2

Page 83: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-34

dimana :

Xt = pengukuran denyut jantung setelah bekerja

Sehingga persamaan energy expenditure adalah :

EE = Yt – Yb (kilokalori per menit)

Ø Contoh perhitungan manual energy expenditure Bapak Sukirno (37 tahun).

v Energi sebelum bekerja :

Yb = 1,80411 – (0,0229038)Xb + (4,71733 x 10-4)Xb2

= 1,80411 – (0,0229038 x 85) + (4,71733 x 10-4 x (85)2)

= 1,80411 – 1,9468 + 3,4082

= 3,2655 kkal/menit

v Energi setelah bekerja :

Yt = 1,80411 – (0,0229038)Xt + (4,71733 x 10-4) Xt2

= 1,80411 – (0,0229038 x 129) + (4,71733 x 10-4 x (129)2)

= 1,80411 – 2,9545 + 7,8501

= 6,6997 kkal/menit

Sehingga persamaan energy expenditure adalah :

EE = Yt – Yb (kilokalori per menit)

= 6,6997 kkal/menit - 3,2655 kkal/menit

= 3,4342 kkal/menit

Hasil perhitungan energy expenditure untuk seluruh setelah menggunakan

sekop panjang dapat dilihat dalam Tabel 4.20. dibawah ini.

Tabel 4.20 Perhitungan energy expenditure setelah menggunakan sekop panjang

Sebelum Bekerja Setelah Bekerja Sebelum Sesudah1 SUKIRNO 37 51 160 85 129 133/82 131/82 3.2656 6.6996 3.43412 WANTO 27 60 165 95 131 124/76 146/85 3.8856 6.8991 3.01353 CAPLIN 22 58 160 83 150 125/83 135/88 3.1529 8.9825 5.82974 ROHMAN 25 56 176 93 132 121/79 140/84 3.7541 7.0003 3.24625 SUPARDI 31 70 169 81 129 130/82 139/90 3.0439 6.6996 3.65576 HARTOYO 28 52 166 86 137 127/85 136/89 3.3233 7.5202 4.19697 KHAERUDIN 30 70 165 80 144 117/87 126/94 2.9909 8.2878 5.29698 RAHUDI 29 74 171 79 136 134/80 147/84 2.9388 7.4144 4.47569 MARZUKI 28 70 169 83 124 126/78 140/86 3.1529 6.2174 3.0645

10 SUPRAPTO 35 65 165 92 153 128/79 137/86 3.6897 9.3426 5.6529

NO Nama Umur Berat Badan Tinggi BadanDenyut Jantung ( per menit) Tekanan Darah

Yb Yt EE (kkal/menit)

Page 84: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-35

Hasil penghitungan dari Tabel 4.20 energy expenditure diatas, dibandingkan

dengan Tabel 4.21 kriteria beban kerja berdasarkan hasil perhitungan energy

expenditure, sehingga diketahui kriteria kerja untuk tiap operator setelah

menggunakan sekop panjang dapat dilihat dalam Tabel 4.21 dibawah ini.

Tabel 4.21 Kriteria beban kerja menurut hasil perhitungan energy expenditure kondisi setelah menggunakan sekop panjang

NO NAMA UMUR BERAT BADAN EE (kkal/menit) KRITERIA KERJA1 SUKIRNO 37 51 3.4341 Moderate Work2 WANTO 27 60 3.0135 Moderate Work3 CAPLIN 22 58 5.8297 Heavy Work4 ROHMAN 25 56 3.2462 Moderate Work5 SUPARDI 31 70 3.6557 Moderate Work6 HARTOYO 28 52 4.1969 Moderate Work7 KHAERUDIN 30 70 5.2969 Heavy Work8 RAHUDI 29 74 4.4756 Moderate Work9 MARZUKI 28 70 3.0645 Moderate Work10 SUPRAPTO 35 65 5.6529 Heavy Work

Berdasarkan Tabel 4.21 diatas, besarnya beban kerja menurut perhitungan

energy expenditure yang dihasilkan, maka kriteria beban kerja yang termasuk

kategori kerja sedang (Moderate work) untuk bapak Sukirno, Wanto, Rohman,

Supardi, Hartoyo, Rahudi, dan Marzuki. Sedangkan untuk bapak Caplin,

Khaerudin, dan Suprapto. Penggolongan beban kerja tersebut tergolong kedalam

jenis kerja berat (Heavy work ).

Berdasarkan perhitungan energy expenditure (konsumsi energi) buruh pasir

setelah menggunakan sekop panjang, dapat diketahui bahwa energy expenditure

(konsumsi energi) yang paling besar dialami oleh Pak Caplin dengan usia 22

tahun. Besarnya hasil perhitungan energy expenditure (konsumsi energi) sebesar

5,8297 kkal/menit. Sedangkan besarnya hasil pengukuran energy expenditure

(konsumsi energi) sebelum menggunakan sekop panjang sebesar 7,1719

kkal/menit. Selisih antara hasil perhitungan energy expenditure sebelum

menggunakan sekop panjang dengan energy expenditure setelah menggunakan

sekop panjang yang dilakukan pada responden ke 3 (Pak Caplin), dapat

digambarkan dalam bentuk gambar 4.8.

Page 85: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-36

012345678

1 3 5 7 9

Energ

y exp

endit

ure

(kka

l/men

it)

Responden (Pekerja buruh pasir ke...)

Enegy Expenditure awal

Energy Expenditure setelah menggunakan sekop panjang

Gambar 4.8 Perbandingan energy expenditure awal (sebelum menggunakan sekop panjang) dan sesudah menggunakan sekop panjang.

B. Perhitungan besarnya pengeluaran energi (energy cost) menurut

Kamalakannan et al, 2007

Menurut Kamalakannan et al, 2007 bentuk regresi hubungan energi dengan

kecepatan denyut jantung adalah regresi kuadratis dengan persamaan dibawah ini:

E - Cost = -1967 + 8.58 HR + 25.1 HT + 4.5 A – 7.47 RHR + 67.8 G

dimana :

E – Cost = Energy Cost (watt)

HR = Working Heart Rate (bpm)

HT = Height (inch)

A = Age (yrs)

RHR = Resting Heart Rate (bpm)

G = Gender (m = 0 ; f = 1)

1 watt » 0,0143 kcal / min

Untuk mengetahui regresi hubungan energi dengan kecepatan denyut

jantung pada perhitungan energy cost terlebih dahulu kita dapat lakukan

pengukuran denyut jantung sebelum maupun setelah bekerja. Berikut ini adalah

data pengukuran denyut jantung setelah menggunakan sekop panjang, dapat

dilihat dalam Tabel 4.22.

Page 86: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-37

Tabel 4.22 Pengukuran denyut jantung setelah menggunakan sekop panjang Age Height Gender

( years ) ( inchi ) ( m = 0 ; f = 1 )Resting Heart Rate

Working Heart Rate

1 SUKIRNO 37 62.99 male 85 1292 WANTO 27 64.96 male 95 1313 CAPLIN 22 62.99 male 83 1504 ROHMAN 25 69.29 male 93 1325 SUPARDI 31 66.54 male 81 1296 HARTOYO 28 65.35 male 86 1377 KHAERUDIN 30 64.96 male 80 1448 RAHUDI 29 67.32 male 79 1369 MARZUKI 28 66.54 male 83 12410 SUPRAPTO 35 64.96 male 92 153

NO Name

Heart Rate ( bpm )

Setelah melakukan pengukuran data denyut jantung setelah menggunakan sekop

panjang sesuai dengan Tabel 4.22 diatas, selanjutnya kita dapat melakukan

perhitungan manual regresi kuadratis yaitu hubungan bentuk regresi energi

dengan kecepatan denyut jantung dengan persamaan:

E - Cost = -1967 + 8.58 HR + 25.1 HT + 4.5 A – 7.47 RHR + 67.8 G

Ø Contoh perhitungan manual energy cost Bapak Sukirno (37 tahun).

E – Cost = -1967 + 8,58 HR + 25,1 HT + 4,5 A – 7,47 RHR + 67,8 G

= -1967 + 8,58.(129) + 25,1 (62,99) + 4,5.(37) – 7,47 (85) + 67,8 (0)

= - 1967 +1106,8 + 1581,049+166.5 – 634,95 + 0

= 252,39 watt » 3,61 kcal/min

Hasil perhitungan energy cost seluruh operator setelah menggunakan sekop

panjang dapat dilihat dalam Tabel 4.23. dibawah ini.

Tabel 4.23 Perhitungan energy cost setelah menggunakan sekop panjang Age Height Gender Energy Cost Energy Cost

( years ) ( inchi ) ( m = 0 ; f = 1 )Resting

Heart RateWorking

Heart Rate( watt ) ( kcal/min )

1 SUKIRNO 37 62.99 male 85 129 252.47 3.61 Moderate Work2 WANTO 27 64.96 male 95 131 199.34 2.85 Moderate Work3 CAPLIN 22 62.99 male 83 150 380.09 5.44 Heavy Work4 ROHMAN 25 69.29 male 93 132 322.56 4.61 Moderate Work5 SUPARDI 31 66.54 male 81 129 344.29 4.92 Moderate Work6 HARTOYO 28 65.35 male 86 137 332.43 4.75 Moderate Work7 KHAERUDIN 30 64.96 male 80 144 436.43 6.24 Heavy Work8 RAHUDI 29 67.32 male 79 136 430.05 6.15 Heavy Work9 MARZUKI 28 66.54 male 83 124 272.95 3.90 Moderate Work10 SUPRAPTO 35 64.96 male 92 153 446.51 6.39 Heavy Work

NO NameHeart Rate ( bpm )

Grade of Work

Page 87: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-38

Hasil penghitungan dari Tabel 4.23 energy cost diatas, kemudian dibandingkan

dengan Tabel 4.35 kriteria beban kerja berdasarkan hasil perhitungan energy cost,

sehingga diketahui kriteria kerja untuk tiap operator setelah menggunakan sekop

panjang dapat dilihat dalam Tabel 4.24 dibawah ini.

Tabel 4.24 Kriteria grade of work (beban kerja) menurut hasil perhitungan energy cost setelah menggunakan sekop panjang

Age Height Energy Cost ( years ) ( inchi ) ( kcal/min )

1 SUKIRNO 37 62.99 3.61 Moderate Work2 WANTO 27 64.96 2.85 Moderate Work3 CAPLIN 22 62.99 5.44 Heavy Work4 ROHMAN 25 69.29 4.61 Moderate Work5 SUPARDI 31 66.54 4.92 Moderate Work6 HARTOYO 28 65.35 4.75 Moderate Work7 KHAERUDIN 30 64.96 6.24 Heavy Work8 RAHUDI 29 67.32 6.15 Heavy Work9 MARZUKI 28 66.54 3.90 Moderate Work10 SUPRAPTO 35 64.96 6.39 Heavy Work

NO Name Grade of Work

Berdasarkan Tabel 4.24 diatas, besarnya hasil penilaian grade of work

(beban kerja) menurut perhitungan energy cost yang dihasilkan, maka kriteria

beban kerja yang termasuk kategori kerja sedang (moderate work) untuk bapak

Sukirno, Wanto, Rohman, Supardi, Hartoyo, dan Marzuki. Sedangkan untuk

bapak Caplin, Khaerudin, Rahudi dan Suprapto tergolong kedalam jenis kerja

berat (heavy work ).

Berdasarkan perhitungan energy cost buruh pasir setelah menggunakan

sekop panjang, dapat diketahui bahwa energy cost yang paling besar dialami oleh

Pak Suprapto dengan usia 35 tahun. Besarnya hasil perhitungan energy cost

setelah menggunakan sekop panjang sebesar 6,39 kcal/menit. Hasil tersebut akan

dibandingkan dengan pengukuran energy cost sebelum menggunakan sekop

panjang sebesar 7,99 kcal/menit. Selisih antara hasil perhitungan energy cost

sebelum menggunakan sekop panjang dengan energy cost setelah setelah

menggunakan sekop panjang untuk responden ke 10 (Pak Suprapto), dapat

digambarkan dalam bentuk gambar 4.9.

Page 88: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-39

0123456789

10

1 3 5 7 9

En

ergy

cos

t (k

cal/m

enit

)

Responden (Pekerja buruh pasir ke...)

Energy cost setelah menggunakan sekop panjang

Energy cost sebelum menggunakan sekop panjang

Gambar 4.9 Perbandingan energy cost awal (sebelum menggunakan sekop panjang) dan sesudah menggunakan sekop panjang.

Page 89: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V - 1

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Pada bab ini akan dilakukan analisis dan interpretasi hasil yang telah

dikumpulkan dan diolah pada bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi hasil

tersebut akan diuraikan dalam sub bab di bawah ini.

5.1 Analisis Perbandingan Postur Kerja

Analisa perbandingan postur kerja bertujuan untuk mengetahui apakah

kondisi postur kerja sebelum dan setelah menggunakan sekop panjang yang

diilustrasikan melalui gambar masih berpotensi menimbulkan cidera

musculoskeletal. Setelah pembuatan model, maka dilakukan penilaian terhadap

gambar tersebut dengan menggunakan metode REBA. Hasil penilaian postur kerja

dengan kondisi awal (sebelum) dan kondisi setelah menggunakan sekop panjang

dapat dilihat dalam tabel 5.1 berikut ini.

Tabel 5.1 Hasil REBA kondisi sebelum dan kondisi setelah menggunakan sekop panjang

Kondisi Awal Kondisi Setelah Menggunakan Sekop Panjang

Gerakan Level

Tindakan Level

Resiko Tindakan Gerakan

Level Tindakan

Level Resiko

Tindakan

Sebelum menyerok pasir posisi membungkuk

3 tinggi Segera dilakukan perbaikan

Sebelum menyerok pasir posisi membungkuk

2 sedang perlu perbaikan

Menyerok pasir posisi punggung membungkuk lutut menekuk

3 tinggi Segera dilakukan perbaikan

Menyerok pasir posisi punggung membungkuk lutut menekuk

2 sedang perlu perbaikan

Penurunan pasir posisi punggung membungkuk, lutut menekuk

2 sedang perlu perbaikan

Penurunan pasir(unloading), posisi punggung membungkuk, lutut menekuk

2 sedang Perlu perbaikan

Sumber : Pengukuran dan pengolahan data postur kerja, 2010

Berdasarkan tabel 5.1, dapat dilihat bahwa hasil penilaian dengan metode

REBA sesudah menggunakan sekop panjang terjadi penurunan level resiko.

Page 90: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V - 2

Untuk posisi ke-1 (sebelum menyerok pasir dengan posisi membungkuk),

sebelum menggunakan sekop panjang memiliki skor 3 dengan level resiko tinggi

dan sesudah menggunakan sekop panjang memiliki skor 2 dengan level resiko

sedang. Pada posisi ke-2 (menyerok pasir dengan posisi membungkuk dan lutut

menekuk), sebelum menggunakan sekop panjang memiliki skor 3 dengan level

resiko tinggi dan sesudah menggunakan sekop panjang memiliki skor 2 dengan

level resiko sedang. Untuk posisi ke-3 (menurunkan pasir dengan posisi punggung

membungkuk dan lutut menekuk) sebelum menggunakan sekop panjang memiliki

skor 2 dengan level resiko sedang dan sesudah menggunakan sekop panjang

memiliki skor 2 dengan level resiko sedang.

Penurunan level resiko pada gerakan pertama dan kedua karena terjadinya

perubahan postur kerja pekerja buruh pasir sebelum dan sesudah menggunakan

sekop panjang. Sikap kerja pekerja buruh pasir yang semula pungggung

membungkuk dengan sudut 81o, pergerakan leher menekuk (fleksion) dengan

sudut sebesar 34o terhadap sumbu tubuh dan posisi kaki dan lutut menekuk

dengan 420. Dengan menggunakan sekop panjang postur kerja berubah menjadi

pungggung membungkuk dengan sudut 65o, dengan leher membentuk sudut 25o

terhadap sumbu tubuh, posisi kaki tetap menekuk.

Dari keseluruhan penilaian setelah menggunakan sekop panjang dapat

diperoleh hasil bahwa postur kerja pekerja buruh pasir memiliki level resiko yang

kecil terhadap cidera musculoskeletal dengan rekomendasi perbaikan beberapa

waktu ke depan. Terjadinya penurunan level resiko ini karena adanya perubahan

postur kerja yang disebabkan oleh penggunaan sekop panjang dengan desain yang

lebih ergonomis sehingga memungkinkan pekerja buruh pasir untuk memperbaiki

postur kerja yang rawan cidera dan dapat digunakan sebagai alat bantu kerja saat

melakukan aktivitas penurunan pasir.

5.2 Analisis Perbandingan Fisiologi Kerja

Analisis fisiologi kerja diperlukan untuk menentukan tingkat konsumsi

energi (energy expenditure), tingkat pengeluaran energi total (energy cost) dan

menggolongkan kriteria beban kerja yang dialami oleh 10 pekerja buruh pasir.

Analisis perbandingan fisiologi kerja secara terperinci akan diuraikan, sebagai

berikut:

Page 91: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V - 3

5.2.1 Analisis energy expenditure

Energy expenditure merupakan energi yang dikeluarkan untuk melakukan

suatu aktivitas. Pada tahap ini akan dilakukan analisis besarnya perhitungan

energy expenditure yang dikeluarkan oleh 10 pekerja buruh pasir pada saat

kondisi awal (sebelum), kemudian dibandingkan kondisi setelah menggunakan

sekop panjang. Berikut ini ditunjukkan kedalam grafik perbandingan energy

expenditure antara kondisi awal (sebelum) dibandingkan kondisi setelah

menggunakan sekop panjang adalah sebagai berikut:

012345678

1 3 5 7 9

Energ

y exp

endit

ure

(kka

l/men

it)

Responden (Pekerja buruh pasir ke...)

Enegy Expenditure awal

Energy Expenditure setelah menggunakan sekop panjang

Gambar 5.1 Pengukuran kriteria beban kerja berdasarkan energy

expenditure antara kondisi awal (sebelum menggunakan sekop panjang) dibandingkan kondisi setelah menggunakan sekop panjang.

Berdasarkan gambar 5.1 diatas, dapat dilihat bahwa kondisi awal saat

dilakukan perhitungan energy expenditure pada 10 orang pekerja buruh pasir,

terutama aktivitas penurunan pasir dengan berat ± 2,5 kg dapat diketahui bahwa

semua responden tergolong dalam kategori jenis heavy work atau dapat dikatakan

pekerjaan berat (5,0 s/d 7,5 kkal/menit).

Berdasarkan hasil perbandingan pada gambar 5.1 diatas, energy

expenditure kondisi setelah menggunakan sekop panjang dapat dikatakan 10

pekerja buruh pasir secara keseluruhan energi yang dikeluarkan lebih rendah

dibandingkan sebelum menggunakan sekop panjang (kondisi awal). Hal ini dapat

dibuktikan bahwa tujuh responden tergolong kedalam kategori jenis moderate

Page 92: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V - 4

work atau dapat dikatakan pekerjaan sedang. (2,5 s/d 5,0 kkal/menit). Sedangkan

untuk tiga responden lainnya tergolong kedalam jenis pekerjaan heavy work atau

dapat dikatakan pekerjaan berat (5,0 s/d 7,5 kkal/menit ).

Rata–rata penurunan energy expenditure ini disebabkan karena pekerja

buruh pasir dapat merasakan perbedaan antara sekop pendek dan sekop panjang

bila dilihat dari ilmu fisiologi kerja, yaitu dapat mengurangi beban kerja,

mengurangi kecepatan denyut jantung sebelum maupun sesudah bekerja, dan yang

paling frontal untuk mengurangi tingkat pengeluaran energi yang berlebihan. Dari

sepuluh responden yang ada terdapat 3 operator masih tergolong jenis pekerjaan

berat yaitu Bapak Caplin, Khaerudin dan Suprapto, hal tersebut dipengaruhi oleh

faktor kecepatan denyut jantung, umur dan tinggi badan operator tersebut.

5.2.2 Analisis energy cost

Energy cost merupakan total (keseluruhan) pengeluaran energi untuk

melakukan suatu aktivitas. Pada tahap ini akan dilakukan analisis besarnya

perhitungan energy cost yang dikeluarkan oleh 10 pekerja buruh pasir pada saat

kondisi awal (sebelum), kemudian dibandingkan kondisi setelah menggunakan

sekop panjang. Berikut ini ditunjukkan kedalam grafik perbandingan energy cost

antara kondisi awal (sebelum) dibandingkan kondisi setelah menggunakan sekop

panjang adalah sebagai berikut:

0123456789

10

1 3 5 7 9

Energ

y cost

(kc

al/me

nit)

Responden (Pekerja buruh pasir ke...)

Energy cost setelah menggunakan sekop panjang

Energy cost sebelum menggunakan sekop panjang

Gambar 5.2 Pengukuran kriteria beban kerja berdasarkan energy cost antara

kondisi awal (sebelum) dibandingkan kondisi setelah menggunakan sekop panjang.

Page 93: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V - 5

Berdasarkan gambar 5.2 diatas, dapat dilihat bahwa kondisi awal saat

dilakukan perhitungan energy cost pada 10 orang pekerja buruh pasir, terutama

aktivitas penurunan pasir dengan berat ± 2,5 kg dapat diketahui bahwa tujuh

responden tergolong dalam kategori jenis very heavy work atau dapat dikatakan

pekerjaan sangat berat (7,5 s/d 10 kcal/menit). Sedangkan untuk tiga responden

lainnya tergolong kedalam jenis pekerjaan heavy work atau dapat dikatakan

pekerjaan berat (5,0 s/d 7,5 kcal/menit ).

Berdasarkan hasil perbandingan pada gambar 5.2 diatas, energy cost

kondisi setelah menggunakan sekop panjang dapat dikatakan 10 pekerja buruh

pasir secara keseluruhan energi yang dikeluarkan lebih rendah dibandingkan

sebelum menggunakan sekop panjang (kondisi awal). Hal ini dapat dibuktikan

bahwa enam responden tergolong kedalam kategori jenis moderate work atau

dapat dikatakan pekerjaan sedang (2,5 s/d 5,0 kcal/menit ). Sedangkan untuk

empat responden lainnya tergolong kedalam jenis pekerjaan heavy work atau

dapat dikatakan pekerjaan berat (5,0 s/d 7,5 kkal/menit).

Rata–rata penurunan energy cost ini disebabkan karena pekerja buruh pasir

dapat merasakan perbedaan antara sekop pendek dan sekop panjang bila dilihat

dari ilmu fisiologi kerja, yaitu dapat mengurangi beban kerja, mengurangi

kecepatan denyut jantung sebelum maupun sesudah bekerja, dan yang paling

frontal untuk mengurangi tingkat pengeluaran energi yang berlebihan.

Penggunaan sekop tangkai panjang pada aktivitas penurunan pasir mempunyai

keunggulan dibandingkan dengan sekop tangkai pendek, keunggulan sekop

tangkai panjang dapat dilihat pada tabel 5.2 sebagai berikut:

Tabel 5.2 keunggulan sekop tangkai panjang pada aktivitas penurunan pasir

No Keunggulan penggunaan sekop panjang

1 Pengguna nyaman memakai · Penggunaaan Sekop panjang memudahkan pekerja dalam

menurunkan pasir 2 Mengurangi resiko nyeri pada pemakai

· Penggunaan sekop panjang yang ada untuk memperbaiki postur kerja

· Mengurangi resiko cidera musculosceletal pada aktivitas penurunan pasir

3 Mengurangi tingkat beban kerja, · Dengan menggunakan sekop panjang, dapat menurunkan

tingkat beban kerja maupun energi yang dikeluarkan oleh

Page 94: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V - 6

pekerja secara berlebihan 4 Waktu kerja

· Dengan menggunakan sekop panjang waktu yang dibutuhkan dalam penurunan pasir lebih sedikit/cepat.

5.3 Analisis Perhitungan Siklus Kerja Operator Pasir Pada Proses

Penurunan Pasir

Analisis perhitungan siklus kerja operator pasir pada proses penurunan

pasir yang akan dibahas adalah waktu siklus kerja proses penurunan pasir sebelum

dan setelah memakai sekop panjang. Secara garis besar, waktu siklus kerja proses

penurunan pasir sebelum memakai sekop panjang dapat diketahui rata-rata waktu

istirahat yang dibutuhkan operator pasir sebesar 15.04 menit. Setelah memakai

sekop panjang terjadi penurunan waktu siklus kerja yang cukup signifikan yaitu

rata-rata waktu istirahat yang dibutuhkan operator pasir sebesar 7.75 menit, hal

tersebut dipengaruhi oleh faktor psikologis pekerja yang berupa umur, sikap kerja

pada saat melakukan aktivitas penurunan pasir, energi yang dikeluarkan operator

saat beraktivitas dan pengalaman kerja operator. Berikut ini ditunjukkan hasil

perbandingan siklus kerja operator antara kondisi awal (sebelum) dan kondisi

setelah menggunakan sekop panjang adalah sebagai berikut:

Tabel 5.3 Perbandingan work rest cycle sebelum dan sesudah perbaikan

No Nama work rest cycle (menit) Sebelum perbaikan

work rest cycle (menit) Sesudah perbaikan

1 SUKIRNO 10.96 6.73 2 WANTO 14.65 0.36 3 CAPLIN 11.49 12.68 4 ROHMAN 17.85 5.50 5 SUPARDI 14.20 9.12 6 HARTOYO 15.22 3.29 7 KHAERUDIN 12.90 14.69 8 RAHUDI 9.66 5.11 9 MARZUKI 25.48 2.06 10 SUPRAPTO 18.04 17.91

Rata-rata 15.04 7.75

Berdasarkan hasil perbandingan perhitungan siklus kerja pada tabel 5.3,

dapat diketahui waktu istirahat rata-rata operator sebelum perbaikan lebih besar

dibanding sesudah perbaikan, hal ini menunjukkan bahwa aktivitas penurunan

Page 95: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V - 7

pasir sebelum perbaikan tergolong pekerjaan sangat berat (Very Heavy Work)

sehingga membutuhkan waktu istirahat yang cukup lama dibanding waktu

istirahat sesudah perbaikan yang tergolong pekerjaan sedang (Moderate Work).

5.4 ANALISIS PRODUKTIVITAS KERJA OPERATOR PASIR

Rancangan suatu metode kerja yang ergonomis harus disesuaikan dengan

operator tidak hanya mempertimbangkan bagaimana kenyamanan, keselamatan

kerja dan efisiensinya, namun juga harus tetap mempertimbangkan produktivitas

kerja operator pada saat aplikasi metode kerja yang dirancang. Produktivitas kerja

dari operator dapat dilihat dari beberapa sisi, antara lain dari sisi kecepatan kerja

yang terkait dengan waktu dan mengenai alat yang digunakan untuk kerja.

Rancangan metode kerja yang baru selain untuk memperbaiki postur kerja

operator ditujukan juga untuk mempercepat proses penurunan pasir.

Pada Depo Pasir makmur, waktu yang diperlukan dalam proses penurunan

pasir awal ± 60 menit dalam satu kali penurunan pasir (1 truk), waktu penurunan

pasir awal ini termasuk waktu penurunan pasir yang cukup lama dibandingkan

waktu yang dibutuhkan sesudah perbaikan ± 40 menit dalam satu kali penurunan

pasir. Lamanya waktu proses penurunan pasir awal ini disebabkan karena sekop

yang digunakan terlalu pendek sehingga operator bekerja terlalu membungkuk

dan membutuhkan tingkat konsumsi energi besar yang berdampak operator cepat

lelah, untuk itu perlu dilakukan perancangan desain sekop panjang yang sesuai

dengan anthropometri operator dan penjadwalan waktu istirahat operator.

Berdasarkan hasil perhitungan work rest cycle, dapat diketahui waktu

istirahat rata-rata operator sebelum perbaikan lebih lama dibanding sesudah

perbaikan, hal ini menunjukkan bahwa aktivitas penurunan pasir sesudah

perbaikan lebih produktif.

Page 96: RANCANGAN USULAN PERBAIKAN TERHADAP · PDF filedisease or spinal cord injury, ... PENDAHULUAN Pada bab ini ... Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

VI - 1

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan berdasarkan analisis yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya serta saran untuk penelitian selanjutnya.

6.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Penelitian ini telah menghasilkan postur kerja yang memiliki level resiko kerja

lebih rendah berdasarkan REBA.

2. Perbaikan postur kerja yang dirancang meliputi penggantian sekop pendek

menjadi sekop panjang.

3. Rancangan perbaikan postur kerja memiliki tingkat konsumsi energi lebih

rendah dari kondisi awal berdasarkan metode energi expenditure dan energi

cost.

4. Perbaikan postur kerja memiliki efek penurunan work rest cycle yang

mengindikasikan bahwa aktivitas penurunan pasir dapat berpotensi

meningkatkan produktivitas.

6.2 SARAN

Saran yang dapat diberikan untuk langkah pengembangan atau penelitian

selanjutnya, sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai desain sekop yang dikaitkan

dengan jenis aktivitas dan anthropometri dari pemakainya.

2. Penelitian lebih lanjut dalam hal pengembangan rancangan dapat diarahkan

pada penjadwalan waktu istirahat kerja yang lebih terstruktur.