pemerintah propinsi jawa timur peraturan … timur_37_2000.pdf · h. perencanaan dan pengadaan obat...

44
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 37 TAHUN 2000 TENTANG DINAS KESEHATAN PROPINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan diperlukan penyelenggaraan pembinaan bidang kesehatan di lingkungan Pemerintahan Propinsi sesuai kewenangan dan ketcntuan berdasarkan Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka perlu melakukan penataan kembali Organisasi Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 20 tahun 1994 ; b. bahwa penataan Organisasi Dinas Kesehatan merupakan penggabungan Kewenangan antara urusan / kewenangan yang ditangani Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi Jawa Timur dengan Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Timur juncto Undang-undang Nonior 18 Tahun 1950 tentang Mengadakan Perubahan Dalam Undang-undang Tahun 1950 Nomor 2 dari hal Pembentukan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara tahun 1950 Nomor 32); 2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495); 3. Undang-undang Nomor 22 tahtm 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 3839, Tambahan Lembaran Negara Nomor 60) ; Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 1

Upload: dongoc

Post on 10-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMURPERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR

NOMOR 37 TAHUN 2000TENTANG

DINAS KESEHATAN PROPINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan

kesehatan diperlukan penyelenggaraan pembinaan bidang kesehatan di

lingkungan Pemerintahan Propinsi sesuai kewenangan dan ketcntuan

berdasarkan Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah, maka perlu melakukan penataan kembali

Organisasi Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur sebagaimana diatur

dalam Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor

20 tahun 1994 ;

b. bahwa penataan Organisasi Dinas Kesehatan merupakan

penggabungan Kewenangan antara urusan / kewenangan yang

ditangani Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi Jawa Timur

dengan Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi

Jawa Timur juncto Undang-undang Nonior 18 Tahun 1950 tentang

Mengadakan Perubahan Dalam Undang-undang Tahun 1950 Nomor 2

dari hal Pembentukan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara tahun

1950 Nomor 32);

2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran

Negara Tahun 1992 Nomor 100 Tambahan Lembaran Negara Nomor

3495);

3. Undang-undang Nomor 22 tahtm 1999 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 3839, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 60) ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 1

4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun.. 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom

(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara

3952);

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2000 tentang

Organisasi Perangkat Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor

65);

6. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan

Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-

undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan

Presiden (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 70).

Dengan Persetujuan

DEWAN PERVVAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR,

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TENTANG DINAS

KESEHATAN PROPINSI JAWA TIMUR

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan :

a. Pemerintah Propinsi, adalah Pemerintah Propinsi Jawa Timur;

b. Gubernur, adalah Gubernur Propinsi Jawa Timur;

c. Sekretaris Daerah, adalah Sekretaris Daerah Propinsi Jawa Timur;

d. Dinas Kesehatan , adalah Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur ;

e. Kepala Dinas Kesehatan , adalah Kepala Dinas Kesehatan Propinsi

Jawa Timur;

f. Wakil Kepala Dinas Kesehatan, adalah Wakil Kepala Dinas Kesehatan

Propinsi Jawa Timur;

g. Kesehatan, adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis;

h. Tenaga Kesehatan, adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam

bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan

melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu

memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 2

i. Alat Kesehatan, adalah instrumen, aparatus, mesin, implan yang tidak

mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,

menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta

memulihkan kesehatan pada manusia dan atau membentuk struktur dan

memperbaiki fungsi tubuh ;

j. Obat Tradisional, adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan

tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau

campuran dari bahan tersebut yung secara turun temurun telah

digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman;

k. Zat Adiktif, adalah bahan selain narkotika atau psikotropika yang

penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan psikis ;

l. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya

disingkat JPKM, adalah suatu cara penyelenggaraan pemeliharaan

kesehatan yang paripurna berdasarkan asas usaha bersama dan

kekeluargaan, yang berkesinarnbungan dan dengan mutu yang terjamin

serta pembiayaan yang dilaksanakan secara praupaya ;

m. Balita, adalah anak golongan umur 0 - kurang 60 bulan ;

n. Anak, adalah golongan Umur diatas 5 - 21 tahun dan belum menikah;

o. Kesehatan Matra, adalah upaya kesehatan yang meliputi kesehatan

lapangan (kesehatan haji, kesehatan transmigrasi, kesehatan dalam

bencana alam, kesehatan dibumi perkemahan), kesehatan kelautan dan

bawah air, kesehatan kedirgantaraan untuk mewujudkan derajat

kesehatan yang optimal dalam matra yang serba berubah, yang

didukung oleh pelayanan kesehatan dasar ataupun rujukan ;

p. Kesehatan Khusus, adalah upaya kesehatan yang meliputi program

kesehatan indera, kesehatan tradisional, kesehatan olah raga, kesehatan

kerja, serta penyakit tidak menular termasuk kesehatan jiwa, gigi dan

mulut, kanker yang dilaksanakan oleh pengelola program yang

bersangkutan pada setiap jenjang administrasi, dan mencakup

pengelolaannya oleh institusi kesehatan khusus (Rumah Sakit Khusus,

Balai pengobatan khusus, Poliklinik khusus) baik pemermtah maupun

svvasta :

q. Surveilans Epidemiologi, adalah kegiatan mengamati timbulnya penyakit

dan penyebarannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya pada

masyarakat, yang dilakukan secara terus menerus, tepat dan

menyeluruh ;

r. Kejadian Luar Biasa yang selanjutnya disingkat KLB, adalah timblnya

atau meningkamya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara

epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 3

s. Wabah, adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam

masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi

keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat

menimbulkan malapetaka;

t. Penyehatan Air, adalah upaya di dalam meningkatkan kualitas air dan

pengelolaan air sehingga pemanfaatan air bagi manusia tidak

mengganggu kesehatan, bebas dari kuman yang merugikan kesehatan ;

u. Pengamanan Limbah, adalah upaya untuk pengelolaan limbah sehingga

limbah tidak menimbulkan pengaruh buruk terhadap kesehatan

masyarakat, meliputi juga limbah medis di rumah sakit, laboratorium dan

lain-lain ;

v. Penyehatan Lingkungan, adalah merupakan upaya dalam meningkatkan

kualitas lingkungan sehingga bebas dari resiko yang membahayakan

kesehatan dan keselamatan hidup, agar dicapai derajat kesehatan

masyarakat yang optimal ;

w. Pelayanan Kesehatan Dasar, adalah pelayanan di bidang kesehatan

yang dititik beratkan pada upaya promosi, pencegahan dan

penyembuhan penderita pada tingkat pertama, termasuk pemeriksaan

laboratorium sederhana ;

x. Pelayanan Kesehatan RujuKan, adalah pelayanan dibidang kesehatan

yang sifatnya spesialistik/sub spesialistik dengan titik berat padu upaya

pengembangan tingkat lanjut dan rehabilitatif;

y. Pelayanan Kesehalan Penunjang, adalah pelayanan di bidang kesehatan

yang silatnya menunjang kelancaran pelayanan yang dilakukan oleh

pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujiikan, pelayanan

kesehatan khusus dan malra;

z. Narkotika, adalah alat alan obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan

penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa mengurangi

sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan

keterganlungan ;

aa.Psikotropika, adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan

narkotika, yang berkasiat psikoaktif melalui pengaruh selektil' pada

susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada akvilltas

mental dan perilaku ;

bb.Tenaga Kesehatan Strategis, adalah tenaga kesehatan yang langka/

produksi tenaga kesehatan sedikit tetapi dibutuhkan, tenaga kesehatan

spesialis, tenaga yang di produksi cukup tetapi perlu pengaturan

pendistribusiannya;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 4

cc. Tehnologi Kesehatan, adalah suatu upaya dalam menir.gkatkan

kesehatan masyarakat dengan menggunakan peratatan tehnik maupun

cara/metoda tepat guna kesehatan ;

dd.Sertifikasi, adalah suatu pengakuan terhadap usaha di bidang

kesehatan/teknologi dibidang kesehatan berdasarkan klasitlkasi dan

kualifikasi yang ditetapkan ;

ee.Unit Fungsional, adalah unsur pelaksana yang melaksanakan fungsi-

fungsi Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur yang akan ditetapkan

sesuai kebutuhan;

BAB II

KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI

Pasal 2

(1) Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana pemerintah Propinsi di

bidang kesehatan ;

(2) Dinas Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang dalam

melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggimg jawab

kepada Gubemur melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 3

Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan kewenangan

desentralisasi dan tugas dekonsentrasi di bidang kesehatan.

Pasal 4

Untuk melaksanakan tugas dimaksud dalam Pasal 3, Dinas Kesehatan

mempunyai fungsi :

a. perencanaan, yang merupakan segala usaha dan kegiatan pengumpulan

data, pengolahan data, penilaian dan penyusunan rencana untuk

melaksanakan tugas ;

b. penetapan pedoman penyuluhan dan kampanye kesehatan;

c. pengelolaan dan pemberun ijin sarana dan prasarana kesehatan

khusus seperti : Rumah Sakit jiwa, Rumah Sakit kusta dan Rumah Sakit

kanker;

d. pemberian sertitikasi teknologi kesehatan dan gizi;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 5

e. pengamatan penyakit/surveilans epidemiologi serta penangglllangan

wabah penyakit dan kejadian luar biasa ;

f. penempatan tenaga kesehatan strategis, pemindahan tenaga

kesehatan tertentu antar Kab./Kota serta penyelenggaraan

pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan.

g. penetapan sistem kesehatan Propinsi;

h. perencanaan dan pengadaan obat pelayanan kesehatan dasar sangat

esensial;

i. pengawasan aspek/dampak perencanaan tata ruang dan pembangunan

terhadap kesehatan ;

j. pembinaan dan pengawasan penerapan kebijakan, standard, pedoman

dan pengaturan bidang kesehatan ;

k. perijinan dan akreditasi upaya/sarana kesehatan serta sistem

pembiayaan kesehatan skala propinsi;

l. penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi lintas

Kabupaten/Kota;

m. penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan lintas Kabupaten/Kota;

n. penyelenggaraan upaya kesehatan lingkungan termasuk kesehatan

pelabuhan domestik;

o. pelaksanaan registrasi dan uji dalam rangka sertifikasi tenaga

kesehatan;

p. pendayagunaan tenaga kesehatan ;

q. pelaksanaan ketatausahaan;

r. pengawasan dan pengendalian upaya-upaya kesehatan.

BAB III

ORGAN ISAS I

Bagian Pertama

Susunan Organisasi

Pasal 5

(1) Susunan Organisasi Dinas Kesehatan terdiri atas :

a. Kepala Dinas ;

b. Wakil Kepala Dinas ;

c. Bagian Tata Usaha ;

d. Sub Dinas Penyusunan Program ;

e. Sub Dinas Pelayanan Kesehatan ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 6

f. Sub Dinas Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan ;

g. Sub Dinas Kesehatan Keluarga dan Gizi ;

h. Sub Dinas Pemberdayaan Sumberdaya ;

i. Sub Dinas Farmasi, Makanan dan Minurnan ;

j. Kelompok Jabatan Fungsional ;

k. Unit Pelaksana Teknis Dinas ;

(2) Bagian dan masing-masing Sub Dinas dipimpin oleh seorang Kepala

Bagian dan Kepala Sub Dinas yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Kepala Dinas.

Bagian Kedua

Kepala dan Wakil Kepala Dinas

Pasal 6

Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin, melakukan koordinasi dan

pengendalian dalam penyelenggaraan kegiatan di bidang kesehatan.

Pasal 7

Wakil Kepala Dinas mempunyai tugas :

a. mewakili Kepala Dinas dan memimpin Dinas Kesehatan apabila Kepala

Dinas berhalangan ;

b. memimpin kegiatan pengawasan interen Dinas ;

c. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Bagian Ketiga

Bagian Tata Usaha

Pasal 8

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan

administrasi umum, administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan,

tata laksana, hukum dan hubungan masyarakat.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 7

Pasal 9

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Bagian

Tata Usaha mempunyai fungsi:

a. pengelolaan urusan surat-menyurat, kearsipan, keprotokolan, kerumah

tanggaan, ketertiban, keamanan, penyelenggaraan rapat dan perjalanan

dinas ;

b. pengelolaan barang dan perlengkapan ;

c. pengelolaan urusan kepegawaian ;

d. pengelolaan urusan keuangan ;

e. pengelolaan ketatalaksanaan ;

f. fengelolaan urusan hukum dan hubungan masyarakat;

g. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

Pasal 10

(1) Bagian Tata Usaha terdiri atas :

a. Sub Bagian Umum dan Perlengkapan ;

b. Sub Bagian Keuangan ;

c. Sub Bagian Kepegawaian ;

d. Sub Bagian Hukum dan Tata Laksana ;

(2) Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian

Tata Usaha.

Pasal 11

(1) Sub Bagian Umum dan Perjengkapan mempunyai tugas :

a. melaksanakan urusan surat menyurat, pengetikan dan penggandaan;

b. melaksanakan tata usaha kearsipan;

c. melaksanakan pengelolaan perjalanan dlinas dan keprotokolan;

d. melaksanakan penyelenggaraan rapat dinas;

e. menyusun rencana kebutuhan dan tata usaha pengelolaan barang;

f. melaksanakan pemeliharan dan pengadaan barang inventaris ;

g. melaksanakan tugas-tug:is lain yang diberikan oleh Kepala Bagian

Tata Usaha.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 8

(2) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas :

a. melaksanakan tata usaha keuangan untuk anggaran rutin dan

pembangunan;

b. melaksanakan pengelolaan keuangan dan pembayaran gaji pegawai;

c. menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan;

d. melakukan veriflkasi dan bimbingan dalam rangka pertanggung

jawaban keuangan anggaran rutin dan pembangunan;

e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian

Tata Usaha.

(3) Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas :

a. menyelenggarakan tata usaha kepegawaian ;

b. menyelenggarakan administrasi kepegawaian dalam rangka

mutasi kepegawaian ;

c. menyiapkan formasi pegawai dan perencanaan pegawai;

d. menyiapkan bahan dalam rangka upaya peningkatan di.Mplm

pegawai danpemberian hak-hak pegawai ;

e. mengurus kesejahteraan pegawai ;

f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian

Tata Usaha.

(4) Sub Bagian Hukum dan Tata Laksana mempunyai tugas :

a. melaksanakan advokasi hukum kaitannya dengan pelaksanaan

tugas dinas ;

b. menyiapkan bahan untuk pembuatan produk hukum kedinasan

c. memberikan asistensi hukum terhadap permasalahan pelaksanaan

tugas ;

d. menyiapkan bahan untuk jumpa pers ;

e. melakukan koordinasi kehumasan dengan instansi terkait

f. melakukan penerbitan berkala tentang informasi umum kedinasan ;

g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian

Tata Usaha.

Bagian Keempat

Sub Dinas Penyusunan Program

Pasal 12

Sub Dinas Penyusunan Program mempunyai tugas menyusun dan

merumuskan kebijaksanaan teknis, menyusun program-program kesehatan

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 9

prioritas dan perencanaan anggaran, melaksanakan kegiatan pembinaan,

pemantauan, dan penilaian terhadap program dan proyek pembangunan

kesehatan, pengembangan kelembagaan dan kebutuhan tenaga kesehatan,

mengumpulkan data dan menyusun informasi kesehatan, serta

melaksanakan dan mengkoordinasikan upaya-upaya

penelitian/pengembangan program kesehatan.

Pasal 13

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12,

Sub Dinas Penyusunan Program mempunyai fungsi:

a. pengumpulan, pengolahan dan penyajian serta diseminasi informasi

kesehatan ;

b. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi dengan unit orgamsasi di

lingkungan Dinas Kesehatan dalam rangka pennyusunan kegiatan

program dan anggaran

c. penyusunan sistem kesehatan Propinsi;

d. penyusunan rencana progam dan penyusunan anggaran ;

e. penyusunan laporan pertanggungjawaban program dan anggaran serta

penyajian atas kegiatan beserta hasil-hasilnya;

f. penyusunan dan pengembangan kelembagaan serta kebutuhan

tenaga kesehatan ;

g. pelaksanaan penelitian dan pengembangan program kesehatan ;

h. pengawasan dan pengend.llian pelaksanaan program dan anggaran ;

i. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Pasal 14

(1) Sub Dinas Penyusunan Program terdiri atas :

a. Seksi Pengumpulan Data dan Informasi;

b. Seksi Penyusunan Program dan Anggaran ;

c. Seksi Pengembangan Kelembagaan dan Kebutuhan Tenaga

Kesehatan ;

d. Seksi Penelitian dan Pengembangan Program ;

(2) Masing - masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada

dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas Penyusunan

Program.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 10

Pasal 15

(1) Seksi Pengumpulan Data dan Informasi mempunyai tugas:

a. mengumpulkan, mengolah, dan mensistematasasikan data dalam

rangka perumusan dan penyusunan program maupun sebagai bahan

informasi kesehatan ;

b. mengolah dan menganalisa data guna bahan untuk pembinaan,

pelaksanaan kegiatan kesehatan dan penyusunan program ;

c. menyusun, mengolah dan menyajikan data sebagai informasi

kesehatan, untuk bahan monitoring dan evaluasi;

d. menyusun laporan tahunan, laporan pertanggung jawaban

program dan proyek ;

e. mengembangkan jaringan informasi kesehatan ;

f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Penyusunan Program.

(2) Seksi Penyusunan Program dan Anggaran mempunyai tugas :

a. mengkoordinasikan penyusunan sistem kesehatan Propinsi ;

b. mengkoordinasikan rencana program, kegiatan dan anggaran dari

unit-unit kerja di lingkungan Dinas Kesehatan;

c. melaksanakan koordinasi dengan unit terkait dalam rangka analisis

dan penilaian pelaksanaan program dan anggaran ;

d. menghimpun, mengolah, mengkaji dan meneliti data dalam rangka

penyusunan rencana program dan anggaran kesehatan ;

e. membuat umpan balik hasil penyusunan dan penetapan anggaran

gun a perencanaan program dan anggaran untuk tahun berikutnya;

f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Penyusunan Program.

(3) Seksi Pengembangan Kelembagaan dan Kebutuhan Tenaga

Kesehatan mempunyai tugas :

a. melaksanakan kajian/ analisis pengembangan kelembagaan

kesehatan ;

b. menyiapkan bahan/pengumpulan data dalam rangka pengembangan

kelembagaan organisasi Dinas Kesehatan dan UPT;

c. menjabarkan pedoman / standard kebutuhan tenagakesehatan ;

d. menyusun tata hubungan kerja antar unit dilingkungan Dinas ;

e. menyusun prosedur dan mekanisme kerja dilingkungan Dinas ;

f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Penyusunan Program.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 11

(4) Seksi Penelitian dan Pengembangan Program mempunyai tugas :

a. merencanakan dan melaksanakan penelitian dan pengembangan

program ;

b. mengkoordinasikan penelitian dan pengembangan dari unit-unit lain ;

c. menyebarluaskan hasil-hasil penelitian dan pengembangan kepada

lintas program dan lintas sektor yang terkait;

d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Penyusunan Program.

Bagian Kelima

Sub Dinas Pelayanan Kesehatan

Pasal 16

Sub Dinas Pelayanan Kesehatan, mempunyai tugas menyusun

perencanaan, kebijaksanaan teknis operasional, mengembangkan pedoman

dan standard pelayanan, menjabarkan pedoman teknis, pembinaan,

pengawasan dan pengendalian serta memfasilitasi program pelayanan

kesehatan dasar, rujukan, penunjang dan pelayanan kesehatan khusus

yang dilaksanakan di Kabupaten/Kota dan Propinsi.

Pasal 17

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16,

Sub Dinas Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi :

a. penjabaran dan pengembangan pedoman standard pelayanan

kesehatan ;

b. perencanaan program dan kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan

kesehatan dasar, rujukan, penunjang dan khusus;

c. pelaksanaan advokasi-kpordinasi dengan lintas sektor, institusi

kesehatan dan lembaga swadaya masyarakat skala Propinsi;

d. penggerakan upaya peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan

kesehatan ;

e. pemberian izin dan akreditasi upaya/sarana pelayanan kesehatan;

f. pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pedoman dan

standard pelayanan kesehatan ;

g. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 12

Pasal 18

(1) Sub Dinas Pelayanan Kesehatan terdiri atas :

a. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar ;

b. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan ;

c. Seksi Pelayanan Kesehatan Penunjang ;

d. Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus.

(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada

di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas Pelayanan

Kesehatan.

Pasal 19

(1) Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar mempunyai tugas:

a. menyusun rencana dan melaksanakan kebijaksanaan teknis

operasional pelayanan kesehatan dasar ;

b. menyusun pedoman pelaksanaan dan menjabarkan standardisasi

pelayanan kesehatan dasar ;

c. melaksanakan akreditasi sarana pelayanan kesehatan dasar;

d. melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan dan pengendalian

penerapan kebijakan, standard, pedoman dan pengaturan pelayanan

kesehatan dasar ;

e. melaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Pelayanan Kesehatan .

(2) Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan mempunyai tugas :

a. menyusun rencana dan melaksanakan kebijaksanaan teknis

operasional pelayanan kesehatan rujukan ;

b. menyusun pedoman pelaksanaan dan menjabarkan standardisasi

pelayanan kesehatan rujukan

c. melaksanakan akreditasi sarana pelayanan kesehatan rujukan ;

d. melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan dan pengendalian

penerapan kebijakan, standar, pedoman dan pengaturan pelayanan

kesehatan rujukan ;

e. melaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Pelayanan Kesehatan .

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 13

(3) Seksi Pelayanan Kesehatan Penunjang

a. menyusun rencana dan melaksanakan kebijaksanaan teknis

operasional pelayanan kesehatan penunjang;

b. menyusun pedoman pelaksanaan dan menjabarkan standardisasi

pelayanan kesehatan penunjang ;

c. melaksanakan akreditasi sarana pelayanan kesehatan penunjang;

d. melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan dan pengendalian

penerapan ;

e. melaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Pelayanan Kesehatan .

(4) Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus mempunyai tugas :

a. menyusun rencana dan melaksanakan kebijaksanaan teknis

operasional pelayanan kesehatan khusus ;

b. menyusun dan menjabarkan pedoman pelayanan kesehatan khusus;

c. melaksanakan kegiatan pembinaan pengawasan dan pengendalian

penerapan kebijakan, standard , pedoman dan pengaturan pelayanan

kesehatan khusus termasuk pengobatan tradisonal/ alternatif;

d. melaksanakan perizinan dan akreditasi sarana dan prasarana

pelayanan kesehatan khusus;

e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Pelayanan Kesehatan .

Bagian Keenam

Sub Dinas Pencegahan, Pemberantasan Penyakit

dan Penyehatan Lingkungan

Pasal 20

Sub Dinas Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan mempunyai tugas menyusun perencanaan, merumuskan

kebijaksanaan teknis operasional, melaksanakan kegiatan pombinaan

pengawasan dan pengendalian dalam kegiatan pencegahan dan surveilans

epidemiologi, pemberantasan penyakit, penyehatan air dan pengamanan

limbah serta penyehatan lingkungan.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 14

Pasal 21

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 Sub

Dinas Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

mempunyai fungsi:

a. penyusunan perencanaan dalam pencegahan, pemberantasan penyakit

dan penyehatan lingkungan;

b. penyusunan dan penjabaran pedoman pelaksanaan program

pencegahan, surveilans epidemiologi, pemberantasan penyakit,

penanggulangan wabah, KLB, serta penyehatan lingkungan;

c. penyelenggaraan program pencegahan, pemberantasan penyakit serta

penyehatan lingkungan termasuk kesehatan pelabuhan domestik ;

d. penyelenggaraan surveilans epidemiologi, penanggulangan kejadian luar

biasa dan wabah lintas Kabupaten/ Kota;

e. penyelenggaraan pengamanan kesehatan matra dan pengelolaan

karantina serta kesehatan pelabuhan;

f. pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan penyakit yang potensial

menjadi wabah ;

g. pengawasan aspek/ dampak perencanaan tata ruang dan pembangunan

terhadap kesehatan;

h. pembinaan, pengawasan dan pengendalian penerapan kebijakan,

standar, pedoman dan pengaturan upaya pencegahan, pemberantasan

penyakit dan penyehatan lingkungan;

i. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Pasal 22

(1) Sub Dinas Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan terdiri dari :

a. Seksi Pencegahan dan Surveilans Epidemiologi;

b. Seksi Pemberantasan Penyakit;

c. Seksi Penyehatan Air dan Pengamanan Limbah ;

d. Seksi Penyehatan Lingkungan ;

(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang bdrada

di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas

Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 15

Pasal 13

(1) Seksi Pencegahan dan Surveilans Epidemiologi mempunyai tugas:

a. menyusun rencana operasional pencegahan dan surveilans

epidemiologi skala Propinsi;

b. menjabarkan pedoman, membuat petunjuk pelaksanaan dan petunjuk

teknis operasional pencegahan dan surveilans epidemiologi;

c. melaksanakan surveilans epidemiologi, penang-gulangan kejadian

luar biasa dan wabah ;

d. menyelenggarakan kegiatan pengelolaan vaksin ;

e. menyelenggarakan kegiatan pengamanan kesehatan matra,

karantina dan kesehatan pelabuhan skala Propinsi ;

f. mengembangkan model operasional pencegahan dan surveilans

epidemiologi ;

g. melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan

pencegahan dan surveilans epidemiologi;

h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan.

(2) Seksi Pemberantasan Penyakit mempunyai tugas:

a. menyusun rencana operasional pemberantasan penyakit skala

Propinsi;

b. menjabarkan pedoman, membuat petunjuk pelaksanaan dan petunjuk

teknis operasional pemberantasan penyakit;

c. mengembangka model operasional pemberantasan penyakit ;

d. melaksanakan pemberantasan penyakit pengamatan vektor dan

binatang perantara penular penyakit skala Propinsi;

e. melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan

pemberantasan penyakit;

f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan.

(3) Seksi Penyehatan Air dan Pengamanan Limbah mempunyai tugas :

a. menyusun rencana operasional penyehatan air dan pengamanan

limbah ;

b. menjabarkan pedoman, membuat petunjuk pelaksanaan dan petunjuk

teknis penyehatan air dan pengamanan limbah;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 16

c. melakukan kerjasama dengan Kabupaten/Kota dalam upaya

penyehatan air dan pengamanan limbah ;

d. menyelenggarakan laboratorium penyehatan air dan pengamanan

limbah skala Propinsi;

e. melaksanakan pemantauan kualitas air bersih skala Propinsi;

f. melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian upaya-

upaya penyehatan air dan pengamanan limbah;

g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan.

(4) Seksi Penyehatan Lingkungan mempunyai tugas :

a. menyusun rencana operasional penyehata lingkungan;

b. menjabarkan pedoman, membuat petunjuk pelaksanaan dan petunjuk

teknis penyehatan lingkungan ;

c. menyelenggarakan upaya kesehatan lingkungan termasuk kesehatan

pelabuhan domestik;

d. menyusun pedoman dan lata cara perijinan laik sehat, pengawasan

penyehatan makanan dan jasaboga ;

e. melaksanakan kerjasama lintas sektor didalam melaksanakan

pemantauan dan pimgawasan program penyehatan lingkungan

termasuk pemberian izin pengawasan pestisida terbatas;

f. melaksanakan pembinaan. pengawasan dan pengendalian dan

penilaian penyehatan lingkungan di daerah lintas Kabupaten/Kota

dalam upaya menanggulangi atau mengurangi akibat buruk dari

pengaruh lingkungan ;

g. melaksaiiakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas

Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Bagian Ketujuh

Sub Dinas Kesehatan Keluarga dan Gizi

Pasal 24

Sub Dinas Kesehatan Keluarga dan Gizi mempunyai tugas menyusun

perencanaan, kebijaksanaan teknis operasional, penjabaran pedoman

pelaksanaan dan standard pelayanan kesehatan keluarga dan gizi,

termasuk kesehatan reproduksi yang diselenggarakan di Kabupaten/Kota

dan Propinsi.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 17

Pasal 25

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, Sub

Dinas Kesehatan Keluarga dan Gizi mempunyai liingsi :

a. percncanaan program dan kegiatan kesehatan keluarga dan gizi;

b. penyusunan dan penjabaran pedoman dan standard pelayanan serta

manajemen program kesehatan keluarga dan gizi;

c. penyelenggaraan advokasi dan koordinasi lintas sektor lembaga

swadaya dan organisasi terkait dengan upaya kesehatan keluarga dan

gizi skala propinsi;

d. penyelenggaraan sistem kewaspadaan pangan dan gizi skala propinsi;

e. penggerakan dan upaya peningkatan mutu kesehatan keluarga dan gizi;

f. pembinaan, pengawasan dan pengendalian, penerapan kebijakan,

pedoman dan standard pelayanan kesehatan keluarga dan gizi;

g. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Pasal 26

(1) Sub Dinas Kesehatan Keluarga dan Gizi terdiri atas :

a. Seksi Kesehatan Ibu dan Balita ;

b. Seksi Kesehatan Reproduksi;

c. Seksi Kesehatan Anak Usia Sekolah, Remaja dan Usia Lanjut;

d. Seksi Gizi;

(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada

dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas Kesehatan

Keluarga dan Gizi.

Pasal 27

(1)Seksi Kesehatan Ibu dan Balita mempunyai tugas :

a. menyusun pereneanaan operasional kesehatan ibu dan balita;

b. menyusun dan menjabarkan pedoman, standard pelayanan dan

manajemen program Kesehatan Ibu dan balita. ;

c. menyelenggarakan advokasi dan koordinasi lintas sektor, organisasi

profesi, institusi pendidikan serta Lembaga Swadaya Masyarakat

yang terkait skala Propinsi ;

d. melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian

penerapan kebijakan pelaksanaan pedoman standard dan

pengaturan pelayanan kesehatan Ibu dan balita ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 18

e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Kesehatan Keluarga dan Gizi.

(2) Seksi Kesehatan Reproduksi mempunyai tugas :

a. menyusun rencana dan melaksanakan kebijaksanaan operasional

pelayanan kesehatan reproduksi ;

b. menyusun dan menjabarkan pedoman, standard pelayanan dan

manajemen program kesehatan reproduksi ;

c. menyelenggarakan advokasi dan koordinasi kesehatan reproduksi

lintas sektor, organisasi profesi, institusi pendidikan serta Lembaga

Swadaya Masyarakat yang terkait ;

d. melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian

penerapan kebijakan, pelaksanaan

e. pedoman, standard dan pengaturan pelayanan kesehatan reproduksi;

f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Kesehatan Keluarga dan Gizi.

(3) Seksi Kesehatan Anak, Remaja dan Usia Lanjut mempunyai tugas :

a. menyusun rencana dan melaksanakan kebijaksanaan teknis

operasional pelayanan kesehatan anak usia sekolah, remaja dan usia

lanjut;

b. menyusun dan menjabarkan pedoman, standard pelayanan

kesehatan anak usia sekolah, remaja dan usia lanjut;

c. menyelenggarakan advokasi dan koordinasi lintas sektor,

organisasi profesi dan Lembaga Swadaya Masyarakat yang terkait;

d. melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian

penerapan kebijakan pelaksanaan pedoman, standard dan

pengaturan pelayanan kesehatan anak usia sekolah, remaja dan usia

lanjut ;

e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Kesehatan Keluarga dan Gizi

(4) Seksi Gizi mempunyai tugas :

a. menyusun rencana dan melaksanakan kebijaksanaan teknis

operasional pelayanan gizi;

b. menyusun dan memabarkan pedoman, standard pelayanan dan

manajemen program gizi;

c. melaksanakan adovokasi dan koordinasi lintas sektor, organisasi

profesi serta Lembaga Swadaya Masyarakat skala Propinsi;

d. melaksanakan sosialisasi standard dan pedoman ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 19

e. menyelenggarakan sistem kewaspadaan pangan dan gizi secara

lintas sektor;

f. meiaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian penerajun

kebijakan, pelaksanaan pedoman, standard dan pengaturan

pelayanan gizi;

g. meiaksanakan tugas-lugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas

Kesehatan Keluarga dan Gizi.

Bagian Kedelapan

Sub Dinas Pemberdayaan Sumber Daya

Pasal 28

Sub Dinas Pemberdayaan Sumber Daya mempunyai tugas menyusun

perencanaan, merumuskan kebijaksanaan teknis operasional, menetapkan

pedoman penyuluhan dan kampanye kesehatan, melaksanakan registrasi

dan uji dalam rangka sertifikasi tenaga kesehatan, fasilitasi pendayagunaan

tenaga kesehatan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian promosi

kesehatan, upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat, mobilisasi dana

dan peningkatan mutu tenaga kesehatan.

Pasal 29

Untuk meiaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, Sub

Dinas Pemberdayaan Sumberdaya mempunyai fungsi:

a. penyusunan rencana kegiatan promosi kesehatan dan gizi serta

pemberdayaan sumberdaya kesehatan ;

b. perencanaan dan pengembangan sarana, media dan metoda promosi

kesehatan ;

c. penyusunan pedoman dan pengembangan promosi kesehatan dan gizi;

d. penyusunan dan penjabaran pedoman penyuluhan dan kampanye

kesehatan dan gizi;

e. penyusunan dan penjabaran pedoman pendekatan kemitraan dan

penggerakan peran serta masyarakat;

f. pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan dan gizi serta upaya

keseahtan bersumberdaya masyarakat skala Propinsi;

g. penyelenggaraan akreditasi upaya pembiayaan kesehatan termasuk

JPKM;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 20

h. pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian penerapan

kebijakan pedoman, standard dan pengaturan pemberdayaan

surnberdaya;

i. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepal Dinas.

Pasal 30

(1) Sub Dinas Pemberdayaan Sumberdaya terdiri atas :

a. Seksi Promosi Kesehatan ;

b. Seksi Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat;

c. Seksi Mobilisasi Dana ;

d. Seksi Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan dan Akreditasi;

(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada

di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas

Pemberdayaan Sumberdaya.

Pasal 31

(1) Seksi Promosi Kesehatan mempunyai tugas :

a. menyusun rencana kegiatan dan menjabarkan pedoman promosi

bidang kesehatan ;

b. melaksanakan pengembangan media dan kegiatan promosi

kesehatan ;

c. Melaksanakan kegiatan promosi bidang kesehatan ;

d. melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian kegialan

promosi hidang kesehatan;

e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Pemberdayaan Sumberdaya.

(2) Seksi Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat mempunyai tugas :

a. menyusun rencana kegiatan dan menjabarkan pedoman

pengembangan Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat

(UKBM);

b. menjalin kemitraan dengan lintas sektor, lintas program, Iembaga

Swadaya Masyarakat (LSM) dan (dunia usaha dalam hal

pengembangan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

(UKBM);

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 21

c. mengembangkan komunikasi berkelanjutan dengan sekior terkait

dalam pengembangan UKBM dan kemitraan lintas sektor dan

Lembaga Swadaya Masyarakat ;

d. melaksanakan pambinaan, pengawasan dan pengendalian

pengembangan UKBM dan kemitraan lintas sektor dan lembaga

Swadaya Masyarakat;

e. melaksanakan tugas-tuas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas

Pemberdayaan Sumberdaya.

(3) Seksi Mobilisasi Dana mempunyai tugas :

a. menyusun rencana dan menjabarkan pedoman pengembangan

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakal (JPKM);

b. melaksanakan pembinaan penyelenggaraan Jaminan Pemeliharaan

Kesehatan Masyarakat (JPKM);

c. melaksanakan akreditasi Badan Pelaksana dan pemberi pelayanan

kesehatan JPKM;

d. membantu penyelesaian masalah/pertikaian antar komponen JPKM

dan masalah yang menyangkut lintas Kabupaten/Kota;

e. melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian serta

advokasi penerapan rasionalisasi tarif;

f. melaksanakan pemantauan dan penilaian kegiatan pengembangan

mobilisasi dana ;

g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Pemberdayaan Sumberdaya.

(4) Seksi Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan dan Akreditasi mempunyai

tugas:

a. menyusun dan menjabarkan pedoman mutu dan pengembangan

standar tenaga kesehatan di unit pelayanan kesehatan ;

b. melaksanakan perencannan, rekrutmen, dan distribusi tenaga

kesehatan strategis lintas Kabupaten/Kota ;

c. melaksanakan akreditasi pelatihan tenaga kesehatan dan institusi

pendidikan kesehatan ;

d. melaksanakan pembmaan, pengembangan, dan perijinan,

penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan ;

e. melaksanakan upaya peningkatan mutu tenaga kesehatan dalam

rangka peningkatan fungsi dan karier

f. melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian tenaga

kesehatan ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 22

g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Pemberdayaan Sumberdaya.

Bagian Kesembilan

Sub Dinas Farmasi Makanan Dan Minuman

Pasal 32

Sub Dinas Farmasi Makanan dan Minuman mempunyai tugas menyusun

perencanaan, merumuskan kebijakan teknis operasional dan melaksanakan

pembinaan teknis produksi, pengadaan, distribusi, penggunaan sediaan

farmasi, narkotika, psikotropika, zat adiktif lainnya dan bahan berbahaya,

kosmetika, alat kesehatan, makanan dan minuman.

Pasal 33

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, Sub

Dinas Farmasi Makanan dan Minuman mempunyai fungsi:

a. penjabaran kebijakan tentang obat, alat kesehatan, makanan-minuman,

narkotika, psikotropika, zat adiktif lainnya, obat tradisional. dan

kosmetika;

b. penjabaran pedoman perizinan dan akreditasi usaha/pengelolaan obat,

alat kesehatan, makanan-minuman, narkotika, psikotropika, zat adiktif

lainnya dan obat tradisional, serta kosmetika ;

c. perencanaan, pengadaan dan pendistribusian obat pelayanan kesehatan

dasar sangat esensial skala Propinsi;

d. pemantauan dan evaluasi usaha/pengelolaan obat, alat kesehatan,

makanan-minuman, narkotika, psikotropika zat adiktif lainnya dan obat

tradisional, serta kosmetika yang telah terakreditasi;

e. pembinaan dan pengendalian obat, alat kesehatan, makanan-minuman,

narkotika, psikotropika, zat adiktif lainnya dan obat tradisional serta

kosmetika;

f. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Pasal 34

(1) Sub Dinas Farmasi Makanan dan Minuman terdiri atas :

a. Seksi Obat dan Alat Kesehatan ;

b. Seksi Makanan dan Minuman ;

c. Seksi Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 23

d. Seksi Obat Tradisional dan Kosmetika ;

(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada

di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas Farmasi

Makanan dan Minuman.

Pasal 35

(1) )Seksi Obat dan Alat Kesehatan mempuyai tugas :

a. menjabarkan kebijaksanaan operasional tentang obat dan alat

kesehatan

b. menyusun pedoman perizinan dan pemberian izin usaha akreditasi

usaha/pengelolaan obat dan alat kesehatan ;

c. merencanakan, pengadnan dan pendistribusian obat dan alat

kesehatan ;

d. melakukan pembinaan, dan pengendalian obat dan alat kesehatan ;

e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Farmasi Makanan dan Minuman.

(2) Seksi Makanan dan Minuman.mempunyai tugas :

a. menetapakan kebijaksanaan operasional tentang makanan dan

minuman

b. menyusunan pedoman pengawasan mutu usaha/ pengelolaan

makanan dan minuman ;

c. memberikan sertifikasi usaha/pengelolaan makanan dan minuman

yang terakreditasi;

d. melakukan pembinaan dan pengendalian usaha/ pengelolaan

makanan dan minuman ;

e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Farmasi Makanan dan Minuman.

(3) Seksi Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif mempunyai tugas:

a. menyusun perencanaan operasional, program pembinaan dan

pengenilalian narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya ;

b. menetapkan kebijaksanaan operasional tentang narkotika,

psikotropika, dan zat adiktif lainnya ;

c. melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian tentang

narkotika, psikotropika, zat adiktif lainnya dan bahan berbahaya;

d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Farmasi Makanan dan Minuman.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 24

(4) Seksi Obat Tradisional dan Kosmetika mempunyai tugas :

a. menetapkan kebijaksanaan operasional tentang obat tradisional dan

kosmetika;

b. menyusun penjabaran pedoman perizinan dan akreditasi

usaha/pengelolaan obat tradisional dan kosmetika;

c. melakukan pembinaan, dan pengendalian obat tradisional dan

kosmetika;

d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Farmasi Makanan dan Minuman.

Bagian Kesepuluh

Kelompok Jabatan Fungsional

Pasal 36

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian

tugas teknis Dinas Kesehatan sesuai dengan bidang keahlian dan

kebutuhan.

Pasal 37

(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud clalam Pasal 36

terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang fungsional yang terbagi dalam

berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya;

(2) Kelompok Jabatan Funj.'sional sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dikoordmasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditetapkan

oleh Gubemur dan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab

kepada Kepala Dinas;

(3) Jumlah Tenaga Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja;

(4) Pembinaan terhadap Tenaga Fungsional sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diatur sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 25

Bagian Kesebelas

Unit Pelaksana Teknis Dinas

Pasal 38

(1) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) adalah Unsur Pelaksana Dinas

Kesehatan dalam melaksanakan fungsi pelayanan bidang kesehatan.

(2) UPTD dipimpin oleh seorang Kepala Unit Pelaksana Teknis yang berada

dibawah dan bertanggung jawab kcpada Kepala Dinas ;

(3) UPTD dibentuk berdasarkan kebutuhan dan kemampuan Daerah serta

berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 39

UPTD Dinas Kesehatan terdiri dari :

a. Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto ;

b. Rumah Sakit Paru Batu Malang, Jember dan Dungus Madiun ;

c. Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Paru Surabaya ,

Madiun dan Pamekasan ;

d. Balai Pelatihan Kesehatan Masyarakat Bendul Merisi Surabaya;

e. Balai Kesehatan Mata Masyarakat Surabaya;

f. Balai Materia Medica Batu Malang ;

g. Akademi Kesehatan terdiri dari:

- Akademi Gizi Surabaya

- Akademi Perawat Madiun

Pasal 40

(1) Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto mempunyai tugas

melaksanakan pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil

guna dengan mengutamakan upaya untuk penyembuhan, pemulihan

kesehatan dan pencegahan di bidang penyakit kusta secara menyeluruh,

terpadu dan berkesinambungan, melakukan kegiatan pcnyuluhan,

pelatihan, penelitian dan pengembangan.

(2) Susunan Organisasi Rumah Sakit Sumberglagah Mojokerto

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :

a. Direklur Rumah Sakit Kusta ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 26

b. Sub Bagian Tata Usaha;

c. Seksi Program dan Rekam Medis ;

d. Seksi Pelayanan;

e. Seksi Perawatan ;

f. Instalasi ;

g. Komite Medis dan Staf Medis Fungsional.

Pasal 41

(1) Rumah Sakit Paru mempunyai tugas melaksanakan pelayanan

kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan

mengutamakan upaya untuk penyembuhan, pemulihan kesehatan dan

pencegahan di bidang penyakit paru secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan, melakukan kegiatan penyuluhan, pelatihan dan

pengembangan.

(2) Susunan Organisasi Rumah Sakit Paru sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) terdiri atas :

a. Direktur Rumah Sakit Kusta ;

b. Sub Bagian Tata Usaha Umum ;

c. Seksi Medis dan Perawatan ;

d. Seksi Keuangan ;

e. Instalasi ;

f. Unit Pelaksana Fungsional ;

g. Komite Medis dan Staf Medis Fungsional.

Pasal 42

(1) Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Paru mempunyai tugas

pemberantasan penyakit paru melalui penyuluhan kesehatan paru,

menetapkan diagnosis, mengobati dan merawat penderita serta

melaksanakan sistem rujukan dalam usaha pencegahan, pemberantasan

dan pengobatan penyakit paru ;

(2) Susunan Organisasi Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit

Paru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :

a. Kepala Balai Pemberantasan Penyakit Paru ;

b. Sub Bagian Tata Usaha ;

c. Seksi Diagnosa;

d. Seksi Pengobatan ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 27

e. Seksi Penunjang Medis ;

f. Kelompok Fungsional.

Pasal 43

(1) Balai Pelatihan Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan

pelatihan dibidang kesehatan bagi pegawai kesehatan dan masyarakat,

pelayanan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) kesehatan

dan pcngembangan sumberdaya kesehatan sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku;

(2) Susunan Organisasi Balai Pelatihan Kesehatan Masyarakat

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :

a. Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Masyarakat;

b. Sub Bagian Tata Usaha :

c. Seksi Tata Operasional ;

d. Kelompok Widyaiswara.

Pasal 44

(1) Balai Kesehatan Mata Masyarakat Surabaya mempunyai tugas

melaksanakan upaya penanggulangan penyakit mata secara menyeluruh

beserta sistem rujukannya dengan berorientasi pada masyarakat dan

kelayakan kemampuan ekonomi ;

(2) Susunan Organisasi Balai Kesehatan Mata Masyarakat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :

a. Kepala Balai Kesehatan Mata Masyarakat;

b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha ;

c. Kelompok Tenaga Fungsional.

Pasal 45

(1) Balai Materia Medica mempunyai tugas dibidang penyuluhan dan

pengelolaan tanaman obat yang meliputi tanaman obat tradisional dan

tanaman yang mengandung bahan baku obat;

(2) Susunan Organisasi Balai Materia Medica batu Malang sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :

a. Kepala Balai;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 28

b. Sub Bagian Tata Usaha ;

c. Seksi Pengembangan Tanaman Obat;

d. Seksi Penyuluhan;

e. Kelompok Fungsional.

Pasal 46

(1) Akademi Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan upaya pendidikan

tenaga kesehatan melalui pelaksanaan pendidikan profesional tenaga

kesehatan dan pengembangan dan penelitian serta pengabdian

masyarakat di bidang kesehatan ;

(2) Susunan Organisasi Akademi Kesehatan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) terdiri atas :

a. Direktur Akademi;

b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha ;

c. Seksi Pendidikan dan Kurikulum ;

d. Seksi Kemahasiswaan dan sarana belajar ;

e. Seksi Pengembangan .dan Pengabdian Masyarakat;

f. Kelompok Jabatan Fungsional Dosen.

Pasal 47

Uraian mengenai tugas dan fungsi masing-masing UPT ditetapkan lebih

lanjut dengan Keputusan Gubernur.

BAB IV

TATA KERJA

Pasal 48

Semua unit kerja dilingkungan Dinas Kesehatan dalam melaksanakan

tugasnya wajib merierapkan prinsip koordinasi, integrasi, simplikasi dan

sinkronisasi;

Pasal 49

(1) Setiap Pimpinan unit kerja dilingkungan Dinas Kesehatan, bertanggung

jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing

dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas

bawahan ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 29

(2) Setiap Pimpinan unit kerja dilingkungan Dinas Kesehatan wajib

menyampaikan laporan pelaksanaan tugas secara berkala kepada

atasan ;

(3) Setiap yang diterima oleh pimpinan unit kerja dari bawahan. wajib diolah

dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan lebih lanjut dan petunjuk

kepada bawahan ;

(4) Setiap laporan disampaikan kepada pejabat lain yang secara fungsional

mempunyai hubungan kerja.

BAB V

PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DALAM JABATAN

Pasal 50

(1) Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan oleh

Gubeinur dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat atas usul

Sekretaris Daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku ;

(2) Kepala Bagian, Kepala Sub Dinas, Kepala UPTD dan Kepala Seksi serta

Kepala Sub Bagian diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur dari

Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat atas usul Kepala Dinas

melalui Sekretaris Daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

BAB VI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 51

Susunan Organisasi dan Tata Kerja UPTD yaitu Rumah Sakit Klas A dan B,

serta Rumah Sakit Khusus yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah,

tetap berlaku sepanjang belum diganti dengan ketentuan yang baru.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 30

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 52

Bagan Susunan Organisasi Dinas Kesehatan sebagaimana tercantum

dalam lampiran dan merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan

Daerah ini.

Pasal 53

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Propinsi

Jawa Timur Nomor 20 Tahun 1994 tentang Struktur Organisasi dan Tata

Kerja Dinas Kesehatan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur

dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 54

Hal-hal lain yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang

mengenai pelaksanaanya akan ditetapkan lebih Ianjut oleh Gubernur.

Pasal 55

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah

Propinsi Jawa Timur.

ditetapkan di Surabaya

pada tanggal 18 Desember 2000

GUBERNUR JAWA TIMUR

ttd.

IMAM UTOMO. S

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 31

Diundangkan dalam Lembaran Daerah Propinsi Jawa Timur tanggal 2 Januari 2001 Nomor

11 Tahun 2001 Seri D.

A.n. GUBERNUR JAWA TIMUR

Sekretaris Daerah

ttd.

Drs. SOENARJO, MSi

Pembina Utama Madya

NIP 510 040 479

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 32

PENJELASAN

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR

NOMOR 37 TAHUN 2000

TENTANG

DINAS KESEHATAN PROPINSI JAWA TIMUR

I. PENJELASAN UMUM.

Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan

diperlukan penyelenggaraan penibinaan pelayanan kesehatan secara berdayaguna dan

berhasilguna sesuai kewenangan dan ketentuan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999

tentang Pemerintalnn Daerah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang

Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom. Kewenangan

dekonsentrasi menjadi kewenangan Propinsi, karena pada pelaksanaan otonomi daerah

instansi vertikal di daerah menjadi perangkat daerah, maka perlu melakukan penataan

kembali Organisasi Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur sebagai pengganti Peraturan

Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 20 Tahun 1994.

Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur sebagaimana diatur dalam

Peraturan Daerah ini sesuai dengan ketentuan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999

tentang Pemerintahan Daerah, Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 25

Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah

Otonom. Selain itu juga yang dimaksud dengan melaksanakan tugas-tugas lain dimaksudkan

untuk menampung tugas-tugas penunjang dan tugas tambahan yang tidak tercantum dalam

tugas pokoknya dan tidak menyimpang dalam job discription yang ada.

Dinas Kesehatan Propinsi sebagai unsur pelaksana Pemerintah Propinsi. Dinas

Kesehatan mempunyai tujuan pembangunan kesehatan adalali tercapainya kemampuan

untuk hidup sehat secara mandiri bagi setiap penduduk agar dapat terwujud derajat

kesehatan yang optimal.

Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan

(prefentif), pengobatan (curatif) dan pemulihan (rehabilitatif).

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL.

Pasal 1 sampai dengan

Pasal 35 : Cukup jelas.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 1

Pasal 36 :

Pasal 37 sampai dengan

Pasal 50 :

Pasal 51 :

Pasal 52 sampai dengan Pasal

55 :

Kelompok Jabatan Fungsional adalah kelompok jabatan

fungsi yang meliputi Pustakawan, Arsiparis, Ahli Gizi, Tenaga

Medis, Paramedis dan lain-!ain yang mempunyai tugas

dibidang pelayanan kesehatan.

Cukup jelas.

Rumah Sakit Klas A terdiri dari :

- Rumah Sakit Dr. Soetomo ;

Rumah Sakit Klas B terdiri dari:

- Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang ;

- Rumah Sakit Haji Surabaya ;

- Rumah Sakit Dr. Sudono Madiun.

Rumah Sakit Khusus terdiri dari :

- Rumah Sakit Jiwa Menur;

- Rumah Sakit Kusta Kediri.

Cukup jelas.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 2