pemberian latihan fisik terhadap pemulihan · pdf filesop di rumah sakit. 2. ... penyuntikan...

66
i i PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN PASIEN PASCA GENERAL ANESTESI PADA ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A DENGAN POST OPERASI CA. MAMMAE DI RUANG MAWAR II RUMAH SAKIT DR.MOEWARDI SURAKARTA DI SUSUN OLEH: HEVI PARASENTIKA NIM. P.13026 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016

Upload: lyminh

Post on 16-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

i

i

PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN PASIEN

PASCA GENERAL ANESTESI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY. A DENGAN POST OPERASI CA. MAMMAE

DI RUANG MAWAR II RUMAH SAKIT

DR.MOEWARDI SURAKARTA

DI SUSUN OLEH:

HEVI PARASENTIKA

NIM. P.13026

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Page 2: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

ii

PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN PASIEN

PASCA GENERAL ANESTESI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY. A DENGAN POST OPERASI CA. MAMMAE

DI RUANG MAWAR II RUMAH SAKIT

DR.MOEWARDI SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH:

HEVI PARASENTIKA

NIM. P.13026

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Page 3: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

iii

Page 4: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

iv

DAFTAR ISI

Page 5: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

v

Halaman

HALAMAN JUDUL i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR LAMPIRAN v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang 1

B. Tujuan Penulisan 4

C. Manfaat Penulisan 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori 6

1. Pengertian Ca Mamae 6

2. General anestesi................................................ 9

3. Latihan fisik pasien post operasi ........................ 13

B. Kerangka teori…………………………………………… 15

BAB III METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. Subjek aplikasi riset............................................... 19

B. Tempat dan waktu.................................................. 19

C. Media dan alat yang digunakan................................. 19

D. Prosedur tindakan berdasarkan aplikasi riset................. 19

E. Alat ukur dari aplikasi tindakan berdasarkan riset......... 22

BAB IV LAPORAN KASUS

A. Identitas klien..............................................................24

B. Pengkajian..................................................................24

C. Perumusan masalah keperawatan.....................................29

D. Perencanaan............................................................................. 30

E. Implementasi............................................................. 31

F. Evaluasi.................................................................... 33

BAB V PEMBAHASAN

Page 6: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

vi

A. Pengkajian.................................................................. 37

B. Perumusan Masalah Keperawatan.................................... 41

C. Perencanaan................................................................. 44

D. Implementasi............................................................... 45

E. Evaluasi...................................................................... 51

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan................................................................. 54

B. Saran.......................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR LAMPIRAN

Page 7: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

vii

Lampiran 1 Lembar usulan judul

Lampiran 2 Lembar konsultasi

Lampiran 3 Jurnal pemberian latihan fisik terhadap pemulihan pasien pasca

generak anstesi di ruang instalasi perawatan intensif

Page 8: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi
Page 9: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2004, menyatakan

bahwa 5 besar kanker di dunia adalah kanker paru-paru, kanker pa-yudara,

kanker usus besar, kanker lambung, dan kanker hati. WHO

mengestimasikan bahwa 84 juta orang meninggal akibat kanker dalam

rentang waktu 2005-2015. operasi adalah keadaan yang membutuhkan

tindakan pembedahan. Dalam pelaksanaan operasi sangat beresiko, lebih

dari 230 juta operasi mayor dilakukan setiap tahun didunia, menyebabkan

keadaan pasien saat operasi akan lemah meningkatkan komplikasi setelah

operasi dilakukan dan menyebabkan kematian ( Pearse & Moreno, 2012).

Secara nasional prevalensi penyakit kanker pada penduduk semua umur di

indonesia tahun 2013 sebesar 1,4% atau diperkirakan sekitar 347.792

orang di rumah sakit Moewardi Surakarta terdapat 4575 orang pada tahun

2015 (infodatin, 2015).

Anestesi general merupakan tehnik yang paling sering dipilih

dalam melakukan tindakan operasi sebagai salah satu penghilang rasa sakit

saat akan menjalani operasi, diikuti dengan hilangnya kesadaran( Keat,. Et

al 2013). Menurut penelitian Prasetya dan Sudadi (2012) bahwa terdapat

perbedaan durasi operasi pada kelompok propofol-kentamin (PK) dan

propofol-fentanyl (PF) yaitu pada kelompok PK dengan rerata durasi 27,9

Page 10: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

2

menit dan kelompok PF dengan rerata durasi 24,1 menit dengan rerata

selisih waktu yang diperlukan saat mulai insisi adalah 5 menit pada

kelompok PK dan 5,14 menit pada kelompok PF. Pasca operasi, pulih dari

anestesi general secara rutin pasien dikelola di recovery room atau disebut

juga post anesthesia care unit (PICU. Idealnya adalah bangun dari anestesi

secara bertahap, tanpa keluhan dan mulus dengan engawasan dan

pengelolaan secara ketat sampai dengan keadaan stabil menurut penilaian

aldrete score. Menurut penelitian Sudiono (2013) bahwa terdapat

perbedaan nilai aldrete score pada pasien pasca operasi dengan anestesi

general yang diberi perlakuan laihan fisik yaitu pada menit ke 5 pasien di

recovery room pasien memiliki nilai aldrete score dibawah 8, pada menit

ke 10,15 dan 20 nilai aldrete score berada diatas 8, dan pada menit ke 25

dan 30 nilai aldrete score berada hampr bernilai 10. Setelah pembedahan,

pasien mengalami kondisi lemah dan akan sulit melakukan aktivitas. Hal

ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain anestesi, dihambat oleh

rasa nyeri terutama disekitar luka operasi, selain itu juga pasien dibebani

oleh balutan, bebat atau peralatan drainase sehingga pasien sering kali

tidak mampu untuk melakukan mobilisasi ( Brunner & Suddarth, 2002).

Latihan fisik atau exercise adalah subkelompok aktifitas fisik

berupa gerakan tubuh yang terencana, terstruktur dan repetitive (berulang)

untuk memperbaiki atau memulihkan satu atau lebih komponen kebugaran

fisik (Halliwell and Whiteman, 2004).Teknik relaksasi nafas dalam

merupakan suatu bentuk asuhan keperawatanyang dalam hal ini perawat

Page 11: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

3

3

mengajarkan kepada klienbagaimana cara melakukan nafas dalam nafas

lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan

bagaimanamenghembuskan nafassecara perlahan.Selain dapat menurunkan

intensitas nyeri, teknikrelaksasi nafasdalam juga dapat meningkatkan

ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer dan Bare,

2002).Batuk efektif merupakan batuk yang dilakukan dengan sengaja.

Namun dibandingkan dengan batuk biasa, batuk efektif dilakukan melalui

gerakan yang terencana atau dilatih terlebih dahulu, sehingga menghambat

berbagai penghalang atau menghilangkan penutup saluran

pernapasan..Menurut Atmojo(2008),Kekuatan otot adalah tenaga kontraksi

otot yang dicapai dalam sekali usaha maksimal. Usaha maksimal ini

dilakukan oleh otot atau sekelompok otot untuk mengatasi suatu tahanan.

Masa pulih sadar dimulai sejak pasien selesai di tangani secara

bedah, dibawa dalam keadaan tidak sadar atau setengah sadar ke ruang

pemulihan, sampai ketika kesadarannya pulih sempurna dan pasien dapat

dipindahkan keruang rawat ( Sjamsudin R & Jong, 2005)

B. Tujuan

1) Tujuan umum

Memberikan latihan fisik terhadap pemulihan sadar pasien general

anestesi .

2) Tujuan khusus

a) Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. A dengan pasca

general anestesi

Page 12: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

4

b) Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. A

dengan pasca general anestesi.

c) Penulis mampu menyusun intervensi pada Ny. A dengan pasca

general anestesi

d) Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. A pasca operasi

general anestesi

e) Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. A pasca operasi

general anestsi.

f) Penulis mampu menganalisa pemberian latihan fisik terhadap

pemulihan pasien pasca general anestesi

C. Manfaat penulisan

1. Bagi rumah sakit .

Sebagai bahan masukan agar tindakan pemberian latihan fisik untuk

mempercepat pemulihan pasien pasca general anestesi dapat dijadikan

SOP di rumah sakit.

2. Bagi instansi pendidikan keperawatan

Sebagai referensi dalam pengembangan dan peningkatan pelayanan

keperawatan.

3. Bagi penulis

Sebagai referensi dalam memberikan ilmu dan meningkatan

pengalaman dalam melakukan intervensi berbasis aplikasi di bidang

keperawatan medikal bedah.

Page 13: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan teori

1. Ca Mamae

a. Definisi

Kanker payudara merupakan penyakit keganasan yang paling

banyak menyerang wanita. Penyakit ini disebabkan karena

terjadinya pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur sehingga

pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan dan akan tumbuh

menjaadi benjolan tumor (kanker). Apabila tumor ini tidak diambil

, dikhawatirkan akan masuk dan menyebar ke dalam jaringan yang

sehat. Ada kemungkinan sel-sel tersebut melepaskan diri dan

menyebar ke seluruh tubuh. Kanker payudara umumnya

menyerang wanita kelompok umur 40-70 tahun, tetapi resiko terus

meningkat dengan tajam dan cepat sesuai dengan pertumbahan

usia. Kanker payudara jarang terjadi pada usia dibawah 30 tahun.

b. Etiologi

Sebab keganasan pada payudara masih belum jelas, tetpi ada

beberapa faktor yang berkaitan erat dengan munculnya keganasan

payudara yaitu: virus, faktor lingkungan , faktor hormonl dan

familial;

1. Wanita resiko tinggi daripada pria (99:1)

Page 14: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

6

2. Usia: resiko tertinggi pada usia diatas 30 tahun

3. Riwayat keluarga: ada riwayat keluarga Ca Mammae pada

ibu/saudara perempuan

4. Riwayat meastrual:

- early menarche (sebelum 12 thun)

- Late menopouse (setelah 50 th)

5. Riwayat kesehatan: Pernah mengalami/ sedang menderita

otipical hiperplasia atau benign proliverative yang lain pada

biopsy payudara, Ca. endometrial.

6. Riwayat reproduksi: melahirkan anak pertama diatas 30 tahun,

menggunakan obat kontrasepsi oral yang lama, penggunaan

therapy estrogen

7. Terapi radiasi; terpapar dari lingkungan yang terpapar

karsinogen

8. Life style: diet tinggi lemak, mengkomsumsi alcohol (minum

2x sehari), obesitas, trauma payudara, status sosial ekonomi

tinggi, merokok.

c. Tanda dan gejala

Penemuan dini kanker payudara masih sulit ditemukan,

kebanyakan ditemukan jika sudah teraba oleh pasien.

1. Terdapat massa utuh kenyal, biasa di kwadran atas bagian

dalam, dibawah ketiak bentuknya tak beraturan dan terfiksasi

2. Nyeri di daerah massa

Page 15: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

7

3. Adanya lekukan ke dalam, tarikan dan refraksi pada area

mammae

4. Edema dengan “peant d’ orange (keriput seperti kulit jeruk)

5. Pengelupasan papilla mammae

6. Adanya kerusakan dan retraksi pada area puting, keluar cairan

spontan, kadang disertai darah

7. Ditemukan lessi pada pemeriksaan mamografi.

d. Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan labortorium meliputi:

• Morfologi sel darah

• LED

• Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma

• Pemeriksaan sitologis

2. Test diagnostik lain:

a. Non invasive:

• Mamografi

• Ro thorak

• USG

• MRI

• PET

b. Invasif

• Biopsi, ada 2 macam tindakan menggunakan jarum dan

2 macam tindakan pembedahan

Page 16: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

8

• Aspirasi biopsy (FNAB)

• Dengn aspirasi jarum halus , sifat massa dibedakan

antar kistik atau padat

• True cut / Care biopsy

• Dilakukan dengan perlengkapan stereotactic biopsy

mamografi untuk memandu jarum pada massa

• Incisi biopsy

• Eksisi biopsy

Hasil biopsi dapat digunakan selama 36 jam untuk

dilakukan pemeriksaan histologik secara froxen section

2. Anestesi general

a. Pengertian

Anestesi adalah tindakan menghilangkan rasa sakit ketika

dilakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang

menimbulkan rasa sakit pada tubuh. General anestesi atau anestesi

spinal (subarakhnoid) adalah anestesi regional dengan tindakan

penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid

(Majid Abdul, dkk, 2011).

Anestesi umum ialah suatu keadaan yang ditandai dengan

hilangnya persepsi terhadap semua sensasi akibat induksi obat.

Dalam hal ini, selain hilangnya rasa nyeri, kesadaran juga hilang.

Obat anestesi umum terdiri atas golongan senyawa kimia yang

heterogen, yang mendepresi SSP secara reversibel dengan

Page 17: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

9

spektrum yang hamper sama dan dapat dikontrol. Obat anastesi

umum dapat diberikan secara inhalasi dan secara intravena. Obat

anastesi umum yang diberikan secara inhalasi (gas dan cairan yang

mudah menguap) yang terpenting di antaranya adalah N2O,

halotan, enfluran, metoksifluran, dan isofluran. Obat anastesi

umum yang digunakan secara intravena, yaitu tiobarbiturat,

narkotik-analgesik, senyawa alkaloid lain dan molekul sejenis, dan

beberapa obat khusus seperti ketamin. (Munaf, 2008).

1. Tahap-tahap Anestesi

Stadium anestesi dibagi dalam 4 yaitu;

a. Stadium I (stadium induksi atau eksitasi volunter),

dimulai dari pemberian agen anestesi sampai

menimbulkan hilangnya kesadaran. Rasa takut dapat

meningkatkan frekuensi nafas dan pulsus,dilatasi pupil,

dapat terjadi urinasi dan defekasi.

b. Stadium II (stadium eksitasi involunter), dimulai dari

hilangnya kesadaran sampai permulaan stadium

pembedahan. terjadi eksitasi dan gerakan yang tidak

menurut kehendak, pernafasan tidak teratur,

inkontinensia urin, muntah, midriasis, hipertensi, dan

takikardia.

c. Stadium III (pembedahan/operasi), terbagi dalam

3bagian yaitu;

Page 18: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

10

1) Plane I yang ditandai dengan pernafasan yang

teratur dan terhentinya anggota gerak. Tipe

pernafasan thoraco-abdominal, refleks pedal

masih ada, bola mata bergerak-gerak, palpebra,

konjuctiva dan kornea terdepresi.

2) Plane II, ditandai dengan respirasi thoraco-

abdominal dan bola mata ventro medial semua

otot mengalami relaksasi kecuali otot perut.

3) Plane III, ditandai dengan respirasi regular,

abdominal, bola mata kembali ke tengah dan

otot perut relaksasi

d. Stadium IV (paralisis medulla oblongata atau

overdosis),ditandai dengan paralisis otot dada, pulsus

cepat dan pupil dilatasi. Bola mata menunjukkan

gambaran seperti mata ikan karena terhentinya sekresi

lakrimal (Munaf, 2008).

2. Sifat-sifat Anestesi Umum

Sifat anestesi yang ideal adalah:

a. bekerja cepat, induksi dan pemilihan baik

b. cepat mencapai anestesi yang dalam,

c. batas keamanan lebar;

d. tidak bersifat toksis.

Page 19: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

11

3. Komplikasi

Komplikasi (penyulit) kadang-kadang datangya tidak

diduga kendatipun kegiatan anestesi sudah dilaksanakan

dengan baik. Komplikasi dapat dicetuskan oleh

tindakan anestesia. Penyulit dapat tombul paa waktu

pembedahan atau kemudian segera ataupun belakangan

setelah pembedahan( lebih dari 12 jam)

4. Macam-macam obat Anestesi Umum

Obat anestesi umum dibagi menurut bentuk fisiknya

dibagi terdiri dari 3 golongan:

a. Anestetik gas

Pada umuumnya anestetik gas berpotensi rendah,

sehingga hanya untuk induksi dan operasi ringan.

b. Anestetik yang menguap

Anestetik yang menguap (volatile anesthetic)

mempunyai 3 sifat dasar yang sama berbentuk

cairan pada suhu kamar, mempunyai sifat anestetik

kuat pada kadar rendah dan relative mudah larut

dalam lemak, darah dan jaringan.

c. Anestetik yang diberikan secara intravena (

anestetik perenteral )

Pemakaian obat anestetik intravena, dilakukan

untuk induksi dan pemeliharaan anestesia bedah

Page 20: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

12

singkat, suplementasi hypnosis pada anestesia atau

anagesia local dan sedasi pada beberapa tindakan

medik.

A. Latihan fisik

1. Pengertian

Latihan fisik merupakan pergerakan tubuh yang dilakukan oleh

otot dengan terencana dan berulang yang menyebabkan

peningkatan pemakaian energi dengan tujuan untuk memperbaiki

kebugaran fisik ( laila 2007)

2. Macam-macam latihan fisik :

a. Mobilisasi

Mobilisasi adalah suatu kebutuhan dasar manusia yang

diperlukan individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari

yang berupa pergerakan sendi, sikap, gaya berjalan, latihan

maupun kemampuan aktivitas ( Perry & Potter, 2006)

b. Range of Motion

Range of Motion adalah latihan gerak sendi yang

memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot,

dimana pasien menggerakan masing-masing persendiannya

sesuai gerakan normal baik secara aktif maupun pasif (

Perry & Potter, 2006)

1). Klasifikasi latihan ROM meliputi :

Page 21: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

13

a) Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang dilakukan

pasien dengan bantuan perawat setiap gerakan.

b) Latihan ROM aktif adalah latihan ROM yang dilakukan

sendiri oleh pasien tanpa bantuan perawat di setiap

gerakan yang dilakukan.

c. Latihan batuk efektif

Batuk efektif adalah suatu metode batuk dengan benar dan

pasien dapat mengeluarkan dahak dengan maksimal ( Potter &

Perry, 2005). Tujuan batuk efektf adalah memobilisasi sekret

dan mencegah efek samping penumpukan sekret, mencegah

komplikasi pernafasan atelektasis dan pneumonia( Mutaqqin,

2008)

d. Latihan nafas dalam

Latihan nafas dalam setelah operasi dilakukan unruk

mengurang nyeri setelah operasi dan dapat meningkatkan

kualitas tidur pasien. Selain itu teknik relaksasi nafas dalam

juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan oksigenasi darah

setelah anestesi umum ( Naharani Pepin, 2013)

Page 22: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

14

3. Kerangka teori

s

u

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Majid Abdul (2011), Naharani Pepin (2012), Farid Aziz, dkk (2006)

Mencegah kekuatan

otot dan sendi Mengeluarkan

sekret kental

Tubuh melepaskan

opoid endogen

Latihan fisik

Batuk efektif Relaksasi nafas

dalam

ROM pasif aktif

Ventilasi paru

meningkat

Aliran darah meningkat

ke daerah trauma (insisi)

Mengurangi nyeri,

menjamin kelancaran

peredaran darah,

memperbaiki pengaturan

metabolisme tubuh,

mengembalikan kerja

fisiologis organ vital,

Nyeri berkurang

Pasien pulih

Page 23: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

15

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Riwayat medis.

Pengkajian ulang riwayat kesehatan klien meliputi riwayat

penyakit yang pernah diderita dan alasan utama klien mencari

pengobatan.

2. Pemeriksaan fisik

Berfokus pada data yang berhubungan dengan riwayat kesehatan

klien dan sistem tubuh yang akan dipengaruhi oleh pembedahan.

3. Kesehatan emosional

Perawat mengkaji perasaan klien tentang pembedahan, konsep diri,

citra diri, dan sumber koping klien untuk memahami dampak

pembedahan pada kesehatan emosional klien.

4. Riwayat pembedahan

Pengalaman bedah sebelumnya mempengaruhi respon fisik dan

psikologis klien terhadap prosedur pembedahan.

5. Riwayat obat-obatan

Obat tertentu mempunyai implikasi khusus bagi klien bedah. Obat

yang diminum sebelum pembedahan akan dihentikan saat klien

selesai menjalani operasi kecuali dokter meminta klien untuk

menggunakannya kembali.

Page 24: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

16

6. Alergi

Perawat harus mewaspadai adanya alergi terhadap obat yang

mungkin diberikan selama fase pembedahan.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Bersihan jalan nafas in-efektif b.d efek depresan dari medikasi dan

agen anesthetic

2. Nyeri dan ketidaknyamanan pasca operatif

3. Risiko perubahan suhu tubuh

4. Risiko cedera b.d status anesthesia

5. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Membersihkan sekresi dari jalan nafas : membalikkan pasien dari

satu sisi ke sisi lainnya, membuka mulut pasien secara manual

tetapi hati-hati dengan menggunakan spatel lidah, bila pasien

muntah balikkan badan klien dalam posisi miring, bila perlu

lakukan suction untuk membersihkan lendir atau sisa muntahan

2. Pengaturan posisi : temapt tidur dijaga agar tetap datar sampai

pasien kembali sadar, lutut difleksikan dan bantal diletakkan di

antara tungkai

3. Dukungan psikologis : temani pasien, beri informasi secukupnya,

eksplorasi ketakutan dan kekhawatiran.

4. Meredakan nyeri : teknik relaksasi, teknik distraksi, anagetik oral /

IV / IM, therapi kognitif

Page 25: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

17

5. Menghilangkan kegelisahan : merupakan gejala defisit oksigen

dan hemorrhagi, bisa juga diakibatkan oleh posisi selama fase intra

operatif, cara penanganan jaringan oleh ahli bedah, dan reaksi

tubuh terhaap pemulihan anesthesia. Dapat dihilangkan dengan

analgesik pasca operatif yang diresepkan dan perubahan posisi

secara rutin.

D. EVALUASI

1. Fungsi pulmonal tidak terganggu

2. Hasil oksimetri nadi menunjukkan saturasi oksigen yang adekuat

3. Tanda-tanda vital stabil, termasuk tekanan darah

4. Orientasi tempat, peristiwa dan waktu

5. Haluaran urine tidak kurang dari 30 ml/jam

6. Mual dan muntah dalam kontrol, nyeri minimal.

Page 26: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

18

BAB III

METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. Subjek Aplikasi Riset

Sampel dalam aplikasi riset latihan fisik untuk mempercepat pemulihan

pasien pasca general anestesi adalah Ny.X

B. Tempat dan Waktu

1. Tempat : aplikasi pemberian latihan fisik terhadap pemulihan pasien

post operasi dengan general anestesi di Intensive Care Unit Rumah

Sakit Dr.Moewardi Surakarta.

2. Waktu : waktu dalam aplikasi latihan fisik ini selama 3 hari pada

tanggal 4 Januari 2016 sampai 7 Januari 2016.

C. Media dan Alat

Media dan alat yang digunakan adalah bengkok dan tisu.

D. Prosedur dan Tindakan:

1. Latihan nafas dalam

a. Pasien tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk (semi

fowler), perut tidak boleh tegang.

b. Letakkan tangan diatas perut

c. Hirup udara sebanyak-banyaknya dengan menggunakan hidung

dalam kondisi mulut tertutup rapat

d. Tahan nafas beberapa saat ( 3-5 detik ) kemudian secara perlahan-

lahan udara dikeluarkan sedikit demi sedikit dari mulut

Page 27: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

19

e. Lakukan hal ini berulang kali ( 15 kali )

Lakukan saat pasien mulai sadar dan terbangun dari

pengaruh anestesi dan lakukan saat nyeri muncul. Latihan ini dapat

meningkatkan ventilasi paru dan oksigenasi darah setelah anestesi

umum, mengurangi nyeri dan dapat meningkatkan kualitas tidur

pasien.

2. Latihan batuk efektif

a. Pasien dalam posisi semifowler, dijalinkan jari jari tangan dan

letakkkan melintang diatas insisi sebagai bebat ketika batuk.

b. Anjurkan pasien untuk nafas dalam ( 3-5 detik)

c. Kemudian segera lakukan batuk spontan, dan pastikan rongga

pernafasan terbuka.

d. Ulangi lagi sesuai kebutuhan

e. Jika selama batuk daerah operasi terasa nyeri, pasien bisa

menambahkan dengan menggunakan bantal kecil atau gulungan

handuk yang lembut untuk menahan daerah operasi dengan hati-

hati sehingga dapat mengurangi guncangan tubuh saat batuk.

3. Latihan rentang gerak sendi

Latihan perpindahan posisi dan ROM pada awalnya dilakukan secara

pasif namun kemudian seiring dengan bertambahnya kekuatan tonus

otot maka pasien diminta melakukan secara mandiri. Pada saat awal,

pergerakan fisik bisa dilakukan diatas tempat tidur dengan

menggerakan tangan dan kaki yang bisa ditekuk atau diluruskan,

Page 28: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

20

mengontraksikan otot-otot dalam keadaan statis, ataupun dinamis

termasuk juga menggerakkan badan lainnya, miring ke kanan dan kiri.

Pada 12 atau 24 jam berikutnya atau bahkan lebih awal lagi badan

sudah bisa diposisikan duduk, baik bersandar maupun tidak dan fase

selanjutnya duduk diatas tempat tidur dengan kaki yang dijatuhkan

atau ditempatkan dilantai sambil gerak-gerak. Di hari kedua pasca

operasi, rata-rata untuk pasien yang dirawat dikamar bangsal dan tidak

ada hambatan fisik untuk berjalan, semestinya sudah bisa berdiri dan

berjalan disekitar kamar atau keluar kamar, misalnya berjalan sendiri

ke toilet atau kamar mandi dengan posisi infus yang tetap terjaga.

Latihan ini dapat diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan

( Abdul majid, dkk 2011)

Standart operating procedure Range of Motion:

a. Jaga privasi pasien

b. Mengatur pakaian yang dapat menghambat menyebabkan

hambatan pada gerakan

c. Angkat selimut jika diperlukan

d. Anjurkan pasien berbaring dalam posisi nyaman.

e. Lakukan fleksi ekstensi (gerakan menekuk dan meluruskan

persendian)

f. Lakukan pronasi supinasi (gerakan memutar kebawah dan

memutar keatas)

Page 29: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

21

g. Lakukan abduksi dan adduksi (gerakkan satu anggota tubuh kearah

mendekati dan menjauhi aksis tubuh)

h. Lakukan inversi dan eversi (gerakkan keluar dan kedalam)

(saratun, dkk, 2008)

E. Alat Ukur Evaluasi

Alat ukur yang digunakan menggunakan alat ukur pemulihan dengan

Aldrete Skor .

No Kriteria Motorik Nilai

1. Aktivitas Motorik:

a. Mampu menggerakan 4

ekstermitas

b. Mampu menggerakan 2

ekstermitas

c. Tidak mampu menggerakan

ekstermitas

2

1

0

2. Respirasi:

a. Mampu nafas dalam ,batuk,

dan tangis kuat.

b. Sesak atau pernafasan

terbatas

c. Henti napas

2

1

0

3. Tekanan darah :

a. Berubah sampai 20% dari

2

Page 30: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

22

pra bedah

b. Berubah 20-50% dari

prabedah

c. Berubah >50% dari

prabedah

1

0

4. Kesadaran:

a. Sadar baik dan orientasi

baik

b. Sadar setelh dipanggil

c. Tidak ada tanggapan

terhadap rangsangan

2

1

0

5. Warna kulit:

a. Kemerahan

b. Pucat agak suram

c. Sianosis

2

1

0

Page 31: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

23

BAB IV

LAPORAN KASUS

Bab ini menjelaskan Asuhan Keperawatan yng dilakukan pada Ny. A

dengan post ca mamae. Pengkajian dilakukan pada tanggal 7 Januari 2016

pada pukul 15.00 WIB data diperoleh dari alloanamnesa dan autoanamnesa,

observasi langsung, pemeriksaan fisik, catatan medis dan catatan perawat,

sedangkan pengelolaan kasus dilakukan 3 hari pada tanggal 07-09 Januari

2016. Asuhan keperawatan ini berdasarkan dari pengkajian, diagnosa

keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

A. Pengkajian

Pasien bernama Ny.A, berjenis kelamin perempuan dengan umur 33

tahun, berstatus kawin, beragama islam dan tidak bekerja atau sebagai ibu

rumah tangga, Ny. A bertempat tnggal di Nganjuk, jawa timur. Saat Ny.A

dirawat di RSUD Dr. Moewardi yang bertanggung jawab adalah Tn. S,

beliau merupakan mertua dari Ny. A, Tn.S berumur 56, Tn. S bertempat

tinggal di Nganjuk, Jawa timur.

Pengkajian yang dilakukan penulis pada Ny. A dilakukan pada tanggal

7 januari 2016 jam 15.00 WIB dengan metode allowanamnesa

danautoanamnesa. Ny. A datang ke RSUD Dr. Moewardi Surakarta

tanggal 2 januari 2016 diantar oleh keluarga karena payudara sebelah

kanan terasa sakit sejak dua bulan yang lalu , kemudian dbawa ke

puskesmas tapi tidak sembuh lalu dirujuk ke RSUD Dr. Moewardi. Setelah

datang di IGD mendapat terapi oksigen 2 liter permenit, infuse RL 16 tetes

permenit, injeksi furosemide 20mg/8 jam. Pindah ke Mawar II pada

Page 32: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

24

tanggal 2 januari 2016, dan danjurkan oleh dokter untuk operasi.

Kemudian tanggal 7 januari 2016 jam 10.00 dilakukan operasi , jam 13.45

WIB selesai operasi lalu pasien dipindah dari IBS ke ruang Mawar II.

Tekanan darah sebelum dilakukan operasi 140/90 mmHg, suhu 36,9oC, RR

24x/menit. Pasien sadar jam 14.15 WIB.

Pada pengkajian riwayat penyakit dahulu, adik pasien mengatakan

bahwa kakaknya (Ny.A) baru pertama kali ini dioperasi dan pada

pengkajian riwayat kesehatan keluarga, adik pasien mengatakan tidak ada

penyakit keturunan. Pasien merupakan anak ke tiga dari enam bersaudara.

Pasien tinggal satu rumah dengan suami dan kedua anaknya , anak

pertama perempuan dan anak kedua laki-laki. Kedua orang tua pasien

sudah meninggal.

Genogram:

Ket:

: laki laki

: perempuan

: perempuaan sudah meninggal

: Laki-laki sudah meninggal

X X

X

X

Page 33: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

25

: pasien Ny. A

Pada riwayat kesehatan lingkungan, didapatkan hasil anak pasien

mengatakan lingkungan rumah bersih, sejuk,terdapat ventilasi untuk

keluar masuknya udara. Data objektif yang didapatkan dari pengkajian

pola primer adalah terpasang oksigen nassa kanul 4 liter permenit RR

26x/menit, SPO2 94%, nadi 100x/menit, tekanan darah 140/80 mmHg,

CRT >2 detik, suhu 36,4oC. Kesadaran pasien sopor, dari pengkajian

didapatkan hasil total GCS 10 E3V3M4 . Pasien terpasang selimut,

terpasang oksigen nassa kanul 4 liter/menit, terpasang infus di tangan

kanannya, kateter.

Pola persepsi dan memeliharaan kesehatan, keluarga pasien

mengatakan sehat itu mahal dan akan menjaga kesehatan keluarganya. Jika

ada keluarga yang sakit langsung membawanya kerumah sakit terdekat.

Pola nutrisi dan metabolism, sebelum sakit adik pasien mengatakan

kakaknya ( Ny. A) makan 1 porsi habis, tidak ada keluhan setelah makan,

dalam sehari makan 3x sehari dan jenis makanan yang dimakan nasi,

sayur, lauk pauk, buah 1 gelas teh serta air putih sebanyak 8 gelas perhari.

Setelah operasi dianjurkan oleh dokter untuk puasa.

Pola eliminasi didapatkan hasil dari anamnesa dengan adik pasien

yang mengatakan sebelum sakit tidak ada keluhan dan gangguan saat BAB

dan BAK. Saat sakit pasien terpasang kateter, 50cc/BAK, warna kuning ,

belum BAB pasca operasi. Pada pola aktivitas dan latihan didapatkan hasil

Page 34: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

26

dari anamnesa pada adiknya bahwa kakaknya ( Ny. A) sebelum sakit

pasien makan, minum, toileting, mobilitas di tempat tidur, berpakaian, dan

ambulasi ROM dapat dilakukan secara mandiri. Sedangkan saat sakit pola

aktivitas dan latihan dilakukan dengan dibantu orang lain.

Pola istirahat tidur pasien sebelum sakit, tidur siang kurang lebih 2

jam, sedangkan pada malam hari selama 8 jam dan tidak mengkonsumsi

obat tidur. Saat sakit, tidur siang kurang lebih 1 jam, sedangkan pada

malam hari selama 6 jam ,ada gangguan saat tdur yaitu nyeri post operasi.

Pola kognitif dan perseptual selama pasien sakit, P : nyeri post operasi

Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk R : nyeri pada payudara sebelah kanan S :

skala nyeri 6 T : nyeri hilang timbul.

Pola persepsi konsep diri data gambaran diri, ideal diri harga diri

selama sakit tidak dapat dikaji karena pasien belum sadar sepenuhnya.

Namun peran diri dan identitas diri dapat dikaji karena bisa dilakukan

pada adik pasien, pengkajian ini masuk dalam data sebelumnya dan

selama sakit. Hasil dari data peran diri adalah adik pasien mengatakan

bahwa kakaknya sebagai istri dan ibu rumah tangga. Hasil identitas diri,

adik pasien mengatakan Ny. A adalah seorang istri, ibu dari dua anak dan

sebagai ibu rumah tangga.

Adik pasien mengatakan bahwa hubungan kakaknya dengan keluarga

daan tetangganya sangat harmonis. Adik pasien mengatakan jika ada

masalah dalam keluarganya selalu dibicarakan bersama keluarga. Adik

pasien mengatakan sebelum sakit, kakaknya selalu melaksanakan sholat 5

Page 35: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

27

waktu , selama sakit pasien tidak dapat mengerjakan sholat karena masih

dalam proses pemulihan.

Pemeriksaan fisik yang dilakukan penulis didapatkan hasil ada yang

mengalami perubahan namun hanya beberapa. Kesadaran pasien delirium,

E3V3M4, total GCS=10. Sedangkan tanda-tanda vital diperoleh tekanan

darah 130/80 mmHg, HR 88x/menit ,irama teratur, dan teraba kuat, RR

28x/menit, teratur pasien terpasang O2 4liter/menit, suhu tubuh 36,8oc.

Observasi saat dilakukan pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh

penulis pada pasien didapatkan data bentuk kepala mesochepal, kulit

kepala bersih, tidak ada ketombe, tidak ada kutu. Tidak ada edema pada

palpebra, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor,

diameter 2 mm, reflek cahaya baik,tidak menggunakan alat bantu lihat.

Hidung bersih, tidak ada sekret, gigi bersih, tidak ada karies gigi.

Pemeriksaan telinga bersih, tidak ada serumen, dan tidak menggunakan

alat bantu dengar. Pada pemberiksaan leher didapatkan hasil tidak ada

pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada kaku kuduk.

Pemeriksaan dada oleh penulis diperoleh hasil pada paru-paru

meliputi inspeksi, ada luka bekas operasi vertikal kurang lebih 10 cm,

normo chest RR 27x/menit. Palpasi vocal vormitus kanan kiri sama,

perkusi pekak pada lobus kanan atas atau ICS V dextra, pada uskultasi

terdengar suara ronki. Sedangkan pemeriksaan jantung tidak ditemukan

kelainan jantung, pemeriksaan jantung dalam batas normal. Pemeriksaan

abdomen saat inspeksi bentuk simetris tidak ada luka,auskultasi bising

Page 36: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

28

usus 20x/menit ,tidak ada nyeri tekan. Pada genetalia terpasang kateter.

Kekuatan otot pada ekstermitas atas bawah 4/4, CRT > 2 detik, tidak ada

perubahan bentuk tulang, perabaan akral hangat.

Hasil pemeriksaan penunjang atau laboratorium pada tanggal 7 januari

2016 dengan hasil haemoglobin 12.1 g/Dl, hematokrit 34%, leukosit 13.6

rb/Dl, trombosit 482 rb/dl, erotrosit 3.89 juta/dl, eosinofil 1.10%, basofil

2.10%, netrofil 41.90%, limfosit 18.60%. monosit 6.30%, PT 12.5 detik,

APTT 30.9%.

Diruang mawar II pasien mendapat ciran infus RL 20tpm, terapi

injeksi intravena ampiculin 1 gr/6 jam, ranitidine 500 mg/ 12 jam, kalnex

50 mg/ 8 jam, ketorolac 1 mg/ 8 jam.

B. Daftar perumusan masalah

Analisa data yang dilakukan tanggal 7 januari 2016 jam 14.00 WIB

didapatkan data subjektif pasien mengatakan sesak nafas dan sulit untuk

mengeluarkan sekret,data objektif ada suara tambahan ronki, ada sekret

yang tertahan, pada pemeriksaan paru-paru tidak ada jejas diseluruh

lapang paru, normo chest, simetris RR 27x/ menit, TD 130/80 mmHg, S

36’5OC, SPO2 97%, CRT > 2 detik. Penulis menyimpulkan bahwa

diagnosa pertama yang diambil adalah ketidakefektifan bersihan jalan

nafas berhubungan dengan mukus dalam jumlah berlebih.

Diagnosa kedua yang akan diangkat adalah nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera fisik. Diagnosa tersebut diangkat karena pada

Page 37: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

29

pengkajian hari kedua tanggal 8 januari 2016 jam 08.00 didapatkan dari

pasien yang mengatakan bahwa ada nyeri pada payudaranya karena

operasi, nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala 6, dan nyeri hilang timbul. Dari

data obyektif didapatkan hasil pasien tampak kooperatif dan kurang rileks

tapi dapat menahan nyeri saat timbul dan ekspresi muka data. Tekanan

darah 140/80 mmHg dan nadi 102 x/menit.

C. Perencanaan

Diagnosa pertama diharapkan ketidaakefektifan jalan nafas dapat

teratasi setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam dengan kriteria hasil

jalan nafas paten, sekresi keluar dengan efektif, frekuensi nafas normal

(16-24 x/menit), pasien dapat batuk efektif. Intervensi yang telah disusun

oleh perawat meliputi observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital,

observasi adanya sekret, latih batuk efektif ,observasi batuk efektif secara

mandiri, anjurkan keluarga untuk latihan batuk efektif jika ada dahak,

kolaborasi pemberian oksigen dan kolaborasi pemberian obat sesuai

advice dokter.

Nyeri akut pada diagnosa kedua ini diharapkan dapat teratasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam dengan kriteria

hasil tidak ada keluhan nyeri, pasien tampak rileks, skala nyeri turun

menjadi 3-1. Intervensi untuk diagnosa nyeri ini adalah kaji skala nyeri

(PQRST) ajarkan latihan nafas dalam, observasi latihan nafas dalam secara

mandiri , anjurkan pasien melakukan latihan nafas dalam dalam secara

Page 38: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

30

mandiri jika nyeri timbul , dan kolaborasi pemberian obat analgetik sesuai

advice dokter.

D. Implementasi

Penulis melakukan implementasi hari pertama dengan harapan dua

diagnosa yaitu ketidakefektifan jalan nafas dan nyeri akut dapat teratasi.

Pada tanggal 7 januari jam 14.00 WIB penulis melakukan observasi

keadaan umum pasien yaang baru saja datang dari instalasi bedah sentral.

Dari data subjektif pasien mengatakan sesak nafas. Data objektif yang

didapatkan adalah pasien tampak lemas, TD 130/90 mmHg, HR

100x/menit, RR 28x/menit S 36’5oc.Pukul 15.00 penulis mengajarkan

tehnik relaksasi nafas dalam didapatkan data subjektif pasien mengatakan

bersedia, data objekif pasien terlihat nyaman. Pukul 16.00 WIB penulis

mengobservasi adanya sekret, data objektif yang didapatkan adalah pasien

tampak tidur, dari pemeriksaan paru didapatkan tidak ada jejas diseluruj

lapang paru, normo chest, RR 28x/menit, ada suara tambahan ronki. TD

140/90 mmHg, RR 28 x/menit, HR 100x/menit.

Pukul 16.30 WIB mengajarkan batuk efektif , data subyektif pasien

mengatakan bersedia di berikan batuk efektif, data obyektif yang

didapatkan sekret keluar sedikit warna putih keruh kental, suara ronki

terdengar berkurang. Pukul 17.00 WIB penulis memberikan terapi obat

ampicillin 1gr/ 8jam, ranitidine 500mg/8jam,kalnex 500mg/8jam, dan

ketorolak 1mg/8jam. data obyektif obat injeksi ampicillin 1gr/8jam,

Page 39: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

31

ranitidine 500mg/8jam,kalnex 500mg/8jam, dan ketorolak 1mg/8jam

sudah masuk.

Jumat, 8 Januari 2016 penulis melakukan intervensi, penulis

melakukan tanda-tanda vital pasien pukul 07.30 WIB data subjektif yaitu

pasien mengatakan bersedia dilakukan tindakan. Data objektif didapatkan

pasien terlihat lemas, TD 130/80 mmHg, RR 28x/menit, HR 90x/menit.

Pukul 09.00 WIB mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam didapatkan

data subjektif pasien mengatakan bersedia dilakukan tindakan. Data

objektif pasien terlihat kooperatif, pasien terliht lebih nyaman. Pukul 11.00

WIB memberikan obatampicillin 1gr/8jam, ranitidine 500mg/8jam,kalnex

500mg/8jam, dan ketorolak 1mg/8jam data subjektif pasien mengatakan

bersedia dan menganggukan kepala. Data objektif didapatkan pasien

tampak bersedia diberi injeksi dan obat sudah masukampicillin 1gr/8jam,

ranitidine 500mg/8jam,kalnex 500mg/8jam, dan ketorolak 1mg/8jam.

Pukul 13.00 mengajarkan batuk efektif, didapatkan data subjektif pasien

mengatakan bersedia dan mau diajarkan batuk efektif. Data objektif dahak

sedikit keluar warna putih keruh kental.

Sabtu, 9 Januari 2016 pukul 08.00 WIB penulis mengobservasi

tanda-tanda vital, didapatkan data subjektif pasien mengatakan bersedia

dilakukan tindakan. Data objektif pasien tampak lebih nyaman TD 120/90

mmHg, RR 26x/menit, HR 98/menit. Pukul 09.00 WIB penulis melakukan

pengkajian skala nyeri, didapatkan hasil data subjektif pasien mengatakan

nyeri setelah operasi, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri pada payudara

Page 40: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

32

sebelah kanan, skala nyeri 3, nyeri hilang timbul. Data objektif pasien

tampak lebih rileks. Pukul 10.00 WIB penulis mengajarkan tehnik

relaksasi nafas dalam, data subjektif pasien mengatakan bersedia dan mau

diajarkan tehnik relaksasi nafas dalam. Data objektif pasien tampak lebih

rileks.

Pukul 11.00 WIB memberikan obatampicillin 1gr/8jam, ranitidine

500mg/8jam,kalnex 500mg/8jam, dan ketorolak 1mg/8jam, data subjektif

pasien mengatakan bersedia dan menganggukan kepala. Data objektif

didapatkan pasien tampak bersedia diberi injeksi dan obat sudah

masukampicillin 1gr/8jam, ranitidine 500mg/8jam,kalnex 500mg/8jam,

dan ketorolak 1mg/8jam. Pukul 13.00 WIB WIB penulis melakukan

pengkajian skala nyeri, didapatkan hasil data subjektif pasien mengatakan

nyeri setelah operasi, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri pada payudara

sebelah kanan, skala nyeri 3, nyeri hilang timbul. Data objektif pasien

tampak lebih rileks.

E. Evaluasi

Hari pertama evaluasi yang didapatkan pukul 20.00 WIB oleh

penulis adalah pasien tampak lemas kesadaran pasien delirium ,terpasang

oksigen 4 liter/menit, didapatkan tanda-tanda vital pasien TD 140/90

mmHg, RR 28x/menit, HR 100x/menit. Obat injeksi masuk ampicillin 1gr,

ranitidine 500mg, kalnex 500mg, dan ketorolac 1mg.

Masalah dari diagnosa ketidakefektifan bersihan jalan nafas belum

teratasi karena RR 28x/menit dan suara ronki masih ada. Dengan masalah

Page 41: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

33

yang belum teratasi maka penulis akan melanjutkan intervensi yaitu,

pantau tanda-tanda vital pasien, observasi adanya sekret, lakukan batuk

efektif, kolaborasi pemberian terapi oksigen dan kolaborasi dalam

pemberian obat.

Diagnosa kedua yaitu nyeri akut didapatkan hasil evaluasi setelah

dilakukan tindakan sebagai berikut, data subjektif pasien mengatakan

nyeri setelah operasi, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri pada payudara

kanan, skala nyeri 6, nyeri hilang timbul. Data objektif yang didapatkan

adalah psien tampak kurang nyaman, pasien tampak lemas, TD 140/90

mmHg, RR 28x/menit, HR 100x/menit S 36’70C. Masalah diagnosa kedua

nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik belum teratasi, maka

penulis melanjutkan intervensi yaitu, kaji skala nyeri, ajarkan relaksasi

nafas dalam, observasi latihan nafas dalam secara mandiri, kolaborasi

pemberian obat analgetik sesuai advice dokter.

Evaluasi tanggal 8 januari 2016 didapatkan hasil pada diagnosa

pertama ketidak efektifan jalan nafas adalah sebagai berikut, pasien

mengatakan sudah melakukan batuk efektif secara mandiri dan dahak

keluar warna kuning kental, pasien mengatakan akan melakukan batuk

efektif secara mandiri jika ada terasa dahak. Data objektif yang didapatkan

adalah pasien tampak kooperatif, dapat melakukan batuk efektif dengan

mandiri, sekret keluar warna kuning kental, RR 24x/menit. Masalah

ketidakefektifan bersihan jalan nafas teratasi sebagian maka dari itu

penulis membuat intervensi yaitu, pantau tanda-tanda vital pasien,

Page 42: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

34

observasi adanya sekret, latih batuk efektif, kolaborasi dengan dokter

dalam pemberian obat.

Diagnosa kedua yaitu nyeri akut, pasien mengatakan nyeri setelah

operasi, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri pada payudara kanan, skala

nyeri 4, nyeri hilang timbul. Data objektif yang didapatkan adalah pasien

terlihat kurang nyaman, pasien terlihat lemas, TD 130/90 mmHg, RR

26x/menit, HR 90x/menit S 36’70C. Masalah diagnosa kedua ini teratasi

sebagian, maka penulis melanjutkan intervensi yaitu, kaji skala nyeri,

ajarkan relaksasi nafas dalam, observasi latihan nafas dalam secara

mandiri, kolaborasi pemberian obat analgetik sesuai advice dokter.

Pada tanggal 9 januari 2016 didapatkan hasil pada diagnosa

pertama ketidak efektifan jalan nafas adalah sebagai berikut, pasien

mengatakan sudah melakukan batuk efektif secara mandiri dan dahak

keluar warna kuning kental, pasien mengatakan akan melakukan batuk

efektif secara mandiri jika ada terasa dahak. Data objektif yang didapatkan

adalah pasien tampak kooperatif, dapat melakukan batuk efektif dengan

mandiri, sekret keluar warna kuning kental, RR 22x/menit. Masalah

ketidakefektifan bersihan jalan nafas teratasi sebagian maka dari itu

penulis membuat intervensi yaitu, pantau tanda-tanda vital pasien,

observasi adanya sekret, latih batuk efektif, kolaborasi dengan dokter

dalam pemberian obat.

Page 43: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

35

Diagnosa kedua yaitu nyeri akut, pasien mengatakan nyeri setelah

operasi, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri pada payudara kanan, skala

nyeri 2, nyeri hilang timbul. Data objektif yang didapatkan adalah pasien

tampak rileks, TD 130/90 mmHg, RR 22x/menit, HR 98x/menit S 36’50C.

Masalah diagnosa kedua ini teratasi dan pertahankan intervensi, maka

penulis melanjutkan intervensi yaitu, kaji skala nyeri, ajarkan

relaksasinafas dalam, observasi latihan nafas dalam secara mandiri,

kolaborasi pemberian obat analgetik sesuai advice dokter.

Page 44: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

36

BAB V

PEMBAHASAN

Bab ini penulis akan membahas tentang pengaruh latihan fisik terhadap

pemulihan pasien pasca general anestesi pada asuhan keperawatan Ny. A dengan

post ca mamae di ruang Mawar 2 RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Disamping itu

penulis juga akan membahas tentang kesenjangan antara teori dan kenyataan yang

meliputi pengkajian, analisa data, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

Pembahasan ini akan lebih ditekankan pada pemulihan pasien dengan general

anestesi, yang meliputi tiga diagnosa bersihan jalan nafas tidak efektif, nyeri akut,

dan hambatan mobilitas fisik, menurut jurnal Naharani Pepin, 2013 bahwa

pemulihan pasien general anestesi dapat dipulihkan dengan latihan fisik meliputi

latihan gerak sendi, latihan nafas dalam, dan latihan batuk efektif.

A. Pengkajian

Pengkajian adalah tahapan awal dan dasar dalam proses

keperawatan.pengkajian merupakan tahap yang paling menentukan bagi

tahap berikutnya. Kemampuan mengidentifikasi masalah keperawatan

yang terjadi pada tahap ini akan menentukan diagnosis keperawatan. Oleh

karena itu, pengkajian harus dilakukan dengan teliti dan cermat sehingga

seluruh kebutuhan perawatan pada klien dapat diidentifikasi (Nikmatur &

Wali, 2012).

Penulis melakukan pengkajian pada hari kamis 7 Januari 2016 di

ruang mawar 2 pukul 08.00 WIB. Keluhan utama pada Ny. A adalah

Page 45: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

37

adaanya suara ronki pada ICS V dextra, data ini didapatkan dari data

objektif. Data tersebut sesuai dengan teori menurut Morgan Jr. (2002) dan

Rani (2015) yang menyebutkan bahwa akibat pemberian anestesi inhalasi

atau intra vena dapat mendepresi pernafasan. Posisi yang tidak biasa

selama pembedahan dan teknik seperti anestesi satu paru dan pintas

kardiopulmoner sangat merubah fisiologi pernafasan normal. Sebagian

besar praktek anestesi modern berdasarkan pemahan fisiologi pernafasan

cermat dan betul-betul dipertimbangkan penerapan fisiologi pernafasan,

meskipun efek respirasi setiap agen anestesi bervariasi. Pengaruh obat

anestesi menimbulkan efek trias anestesi, pasien akan mengalami keadaan

tidak sadar, reflek-reflek proteksi menghilang akibat mati rasa dan

kelumpuhan otot rangka termasuk otot pernafasan.

Menurut Mangku, dkk (2010) dan Rani, dkk (2015) menyatakan

bahwa pada pasien yang tidak sadar sangat mudah mengalami sumbatan

jalan nafas, akibatnya jatuhnya lidah ke hipofaring, timbunan aie liur,

sekret, bekuan darah, gigi yang lepas, serta isi lambung akibat muntah atau

regurgitasi. Pada pasien dalam keadaan anestesi posisi telentang, tonus

otot jalan nafas, otot genioglossus hilang, sehingga lidah akan menyumbat

hipofaring dan menyebabkan obstruksi jalan nafas baik total atau parsial.

Keadaan tersebut sering terjadi dan harus cepat dikethui dan dikoreksi

dengan beberapa misalnya manual tiple jalan nafas, pemasangan alat jaan

nafas terjadi ( Pharingeal airway) pemasangan alat jalan nafas (laringeal

mask air way)pemasangan pipa endo trachea ( endotracheal tube).

Page 46: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

38

Obstruksi dapat juga disebabkan karena spasme laring pada saat anestesi

dan mendapat rangsangan nyeri atau rangsangan oleh sekret.

Praktek keperawatan anestesi, banyak hal yang dijumpai pasien

dengan kegawatan jalan nafas yang disebabkan adanya sumbatan jalan

nafas, dan tidak jaranng pula karena penurunan kesadaran sehingga pasien

tidak dapat bernafas dengan baik atau depresi pernafasan. Depresi

pernafasan dapat mengakibatkan kematian karena hipoksia. Dalam hal ini,

hipoksia merupakan salah satu komplikasi anastesi pasca operasi. Pasien

yang mengalami anestesia general/lama biasanya tidak sadar, dengan

semua otot-ototnya rileks, relaksasi ini meluas sampai ke otot-otot faring (

Rani, dkk, 2015). Stimulasi obat anestesi dapat menyebabkan

bronkospasme dan peningkatan sekresi saluran napas ( Erwin & Kusua

2012)

Selain keluhan utama diatas, dari observasi didapatkan hasil data Pada

pola aktivitas dan latihan didapatkan hasil dari anamnesa pada adiknya

bahwa kakaknya ( Ny. A) sebelum sakit pasien makan, minum, toileting,

mobilitas di tempat tidur, berpakaian, dan ambulasi ROM dapat dilakukan

secara mandiri. Sedangkan saat sakit pola aktivitas dan latihan dilakukan

dengan dibantu orang lain.

Data obyektif Pemeriksaan fisik yang dilakukan penulis didapatkan

hasil ada yang mengalami perubahan namun hanya beberapa. Kesadaran

pasien delirium,E3V3M4, total GCS=10. Sedangkan tanda-tanda vital

diperoleh tekanan darah 130/80 mmHg, HR 88x/menit ,irama teratur, dan

Page 47: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

39

teraba kuat, RR 26x/menit, teratur pasien terpasang O2 4liter/menit, suhu

tubuh 36,8oc.

Observasi saat dilakukan pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh

penulis pada pasien didapatkan data bentuk kepala mesochepal, kulit

kepala bersih, tidak ada ketombe, tidak ada kutu. Tidak ada edema pada

palpebra, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor,

diameter 2 mm, reflek cahaya baik,tidak menggunakan alat bantu lihat.

Hidung bersih, tidak ada sekret, gigi bersih, tidak ada karies gigi.

Pemeriksaan telinga bersih, tidak ada serumen, dan tidak menggunakan

alat bantu dengar. Pada pemberiksaan leher didapatkan hasil tidak ada

pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada kaku kuduk.

Pemeriksaan dada oleh penulis diperoleh hasil pada paru-paru

meliputi inspeksi, ada luka bekas operasi vertikal kurang lebih 10 cm,

normo chest RR 27x/menit. Palpasi vocal vormitus kanan kiri sama,

perkusi pekak pada lobus kanan atas atau ICS V dextra, pada uskultasi

terdengar suara ronki. Sedangkan pemeriksaan jantung tidak ditemukan

kelainan jantung, pemeriksaan jantung dalam batas normal. Pemeriksaan

abdomen saat inspeksi bentuk simetris tidak ada luka,auskultasi bising

usus 20x/menit ,tidak ada nyeri tekan. Pada genetalia terpasang kateter.

Kekuatan otot pada ekstermitas atas bawah 4/4, CRT > 2 detik, tidak ada

perubahan bentuk tulang, perabaan akral hangat.

Page 48: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

40

B. Perumusan masalah keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan

respon manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi

aktual/potensial) dari individu atau kelompok tempat perawat secara legal

mengidentifikasi dan perawat dapat memberikan intervensi secara pasti

untuk menjaga status kesehatan atau untuk mengurangi, menyingkirkan

atau mencegah perubahan ( Nikmatur & Walid, 2012)

Diagnosa keperawatan yang muncul pada fase pasca operasi

berdasarkan NANDA (2010) dalam buku “keperawatan perioperatif”

Abdul Majid (2011) adalah bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan

dengan peningkatan sekresi mukosa, nyeri akut berhubungan dengan luka

insisi pasca bedah. Pada pasien kelolaan penulis berdasarkan proses

analisa penulis, didapatkan hasil diagnosa pada tanggal 7 januari 2016

yaitu, ketidakefektifan bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan

dengan mukus dalam jumlah berlebih. Menurut Naharani Pepin (2012)

menyatakan bahwa klien yang mengalami operasi dengan anestesi umum,

akan mengalami rasa tidak nyaman pada tenggorokan karena banyak

lendir yang tertahan.

Penulis mengangkat diagnosa ketidakefektifan bersihan jalan nafas

dengan mengacu pada hasil analisa data dimana data subjektif pasien

mengatakan sesak nafas dan data objektif terdapat suara ronki pada ICS V

dextra, kesadan delirium E3V3M4, total GCS=10. Hasil pemeriksaan fisik

paru didpatkan hasil: normochest, RR 27x/menit,palpasi tidak terkaji,

Page 49: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

41

perkusi terdapat pekak atau redup di ICS V dextra, pada auskultasi ada

suara tambahan ronki i ICS V dextra, TD 140/90 mmHg, HR 100x/menit.

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah ketidakmampuan

untuk membersihkan sekresi dari saluran nafas untuk mempertahankan

bersihan jalan nafas. Data pada pasien sesuai dengan batasan karateristik

yaitu adanya batuk, suara nafas tambahan, perubahan frekuensi

nafas,perubahan irama nafas, dyspnea, sputum dalam jumlah yang

berlebih.

Diagnosa kedua yang dirumuskan pada tanggal 7 januari 2016

oleh penulis adalah nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik.

Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi dan perilaku. Proses

fisiologis terkait nyeri dapat disebut nosisepsi. Menurut potter (2006)

dalam Satriya (2014) menjelaskan proses tersebut berupa resepsi yaitu

kerusakan seluler yang disebabkan oleh stimulus ternal, mekanik, kimia

atau stimulus listrik menyebabkan pelepasan substansi yang menghasilkan

nyeri. Stimulus tersebut kemudian memicu pelepasan mediator biokimia (

misalnya prostaglandin, bradikinin, histamine) yang mensensutasi

nosiseptor. Nosiseptor berfungsi untuk memulai transmisi neural yang

dikaitkan dengan nyeri.

Fase transmisi nyeri terdiri dari tiga bagian. Pertama nyeri

merambat dari bagian serabut saraf perifer kemedulla spinalis bagian

kedua adalah transmisi nyeri dari medulla spinalis menuju batang otak dan

thalamus melalui jaras spinotalamikus. Bagian ketiga, sinyal tersebut

Page 50: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

42

diteruskan ke korteks sensori somatic tempat nyeri dipersepsikan. Impuls

yang ditansimisikan tersebut mengaktifkan respon otonomi. Setelah fase

tranmisi pasien akan mengalami fase persepsi, persepsi merupakan titik

kesadaran seorang terhadap nyeri, sehingga individu dapat beraksi. Fase

reaksi ini dapat berupa respon fisiologis dan prilaku yang terjadi setelah

mempresepsikan nyeri. Respon fisiologis ini membahayakan individu,

pada kasus trauma berat dapat menyebabkan individu mengalami syok.

Menurut solehati (2008) dalam Satriya (2014) menyatakan bahwa

tindakan pemebadahan dapat mengancam integritas seseorang, baik bio-

psiko-sosial maupun spiritual yang bersifat potensial dan aktual. Setiap

tindakan pembedahan dapat menimbulkan respon ketidaknyaman berupa

nyeri. Menurut Majid Abdul (2011) bahwa operasi akan menimbulkan

luka insisi, saat pasien sadar dari pengaruh anestesi maka akan merasakan

nyeri.

Penulis merumuskan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan

agen cidera fisik mengacu pada didapatkan dari data subjektif pasien yang

mengatakan bahwa ada nyeri pada payudaranya karena operasi, nyeri

seperti ditusuk-tusuk, skala 6, dan nyeri hilang timbul. Dari data obyektif

didapatkan hasil pasien tampak kooperatif dan kurang rileks tapi dapat

menahan nyeri saat timbul dan ekspresi muka data. Tekanan darah 140/80

mmHg dan nadi 102 x/menit, RR 27x/menit.

Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak

menyenangkan dan muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial

Page 51: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

43

atau digunakan dalam hal kerusakan sedemikian rupa ( international

Association For The Study of pain): awitan yang tiba-tiba atau lambat dari

intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau

dipresiksi dan berlangsung < 6 bulan. Dsts ysng didapatkan penulis sesuai

dengan batasan karakteristik yang tertulis pada teori yaitu perubahan

tekanan darah, frekuensi jantung, pernafasan,masker wajah tetap pada satu

fokus meringis, dan melaporkan nyeri secara verbal .

C. Perencanaan

Menurut Nikamtur & Walid (2012), peerencanaan atau intervensi

adalah pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi, dan

mengatasi masalah-masalah yang telah diidentifikasi dalam diagnosis

keperawatan. Desain perencanaan menggambarkan sejauh mana perawat

mampu menetapkan cara menyelesaikan masalah dengan efektif dan

efisien.

Diagnosa pertama diharapkan ketidaakefektifan jalan nafas dapat

teratasi setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam dengan kriteria hasil

jalan nafas paten, sekresi keluar dengan efektif, frekuensi nafas normal (

16-24 x/menit ), pasien dapat batuk efektif. Intervensi yang telah disusun

oleh perawat meliputi observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital,

observasi adanya sekret, latih batuk efektif ,observasi batuk efektif secara

mandiri, anjurkan keluarga untuk latihan batuk efektif jika ada dahak,

kolaborasi pemberian oksigen dan kolaborasi pemberian obat sesuai

advice dokter.

Page 52: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

44

Diagnosa kedua adalah nyeri Nyeri akut berhubungan dengan agen

cidera fisik diharapkan dapat teratasi setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam dengan kriteria hasil tidak ada keluhan

nyeri, pasien tampak rileks, skala nyeri turun menjadi 3-1. Intervensi

untuk diagnosa nyeri ini adalah kaji skala nyeri (PQRST) ajarkan latihan

nafas dalam, observasi latihan nafas dalam secara mandiri , anjurkan

pasien melakukan latihan nafas dalam dalam secara mandiri jika nyeri

timbul , dan kolaborasi pemberian obat analgetik sesuai advice dokter.

D. Impelementasi

Impelementasi adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi

pengmpulan data melanjutkan, mengobservasi respon klien selama

sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru ( Nikmatur &

Walid, 2012)

Diagnosa pertama ketidakefektifan bersihan jalan nafas

berhubungan dengan mukus dalam jumlah berlebih, penulis

mengimplementasikan intervensi yang telah disusun meliputi:

mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital, mengobservasi

adanya sekret, mengajarkan batuk efektif, dan melukakan kolaborasi

pemberian oksigen melalui nassa kanul sesuai advice dokter serta penulis

melakukan kolaborasi pemberian obat sesuai advice dokter.

Batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar, dimana

klien dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat

Page 53: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

45

mengeluarkan dahak secara maksimal. Latihan batuk efektif juga sangat

diperlukan bagi pasien terutama pasien yang mengalami operasi dengan

anestesi general. Karena pasien akan mengalami pemasangan alat bantu

nafas selama dalam kondisi teranastesi. Sehinga ketika sadar pasien akan

mengalami rasa tidak nyaman pada tenggorokan. Dengan terasa banyak

lendir kental ditenggorokan. Latihan batuk efektif bertujuan untuk

mengeluarkan lendir atau sekret membebaskan jalan nafas dari akumulasi

sekret.

Diagnosa kedua yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cidera

fisik. Penulis melaksanakan implementasi sebagai berikut: mengkaji skala

nyeri (PQRST), mengajarkan latihan nafas dalam, selain itu penulis

mengobservasi latihan nafas dalam secara mandiri, menganjurkan pasien

melakukan nafas dalam secara mandiri jika nyeri timbul dan melakukan

kolaborasi pemberian obat analgetik sesuai advice dokter.

Latihan nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan

yang dalam hal ini perawat mengajarkan pada pasien bagaimana cara

melakukan nafas dalam, nafas lambat ( menahan inspirasi secara

maksimal. Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, tehnik relaksasi nafas

dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan

oksigenasi darah sehingga oksigen yang masuk dalam tubuh lebih banyak.

Latihan nafas dalam sangat bermanfaat bagi pasien untuk mengurangi

nyeri setelah operasi dan dapat membantu pasien relaksasi sehingga pasien

lebih mampu beradaptasi dengan nyeri dan dapat meningkatkan kualitas

Page 54: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

46

tidur. Selain itu tehnik ini juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan

oksigenasi darah setelah anestesi umum.

Pada hari pertama pukul 14.00 WIB penulis mengobservasi

keadaan umum pasien yaang baru saja datang dari instalasi bedah sentral.

Dari data subjektif pasien mengatakan sesak nafas. Data objektif yang

didapatkan adalah pasien tampak lemas, TD 130/90 mmHg, HR

100x/menit, RR 27x/menit S 36’5oc.

Pukul 14.30 WIB penulis memberikan terapi oksigen nassa kanul 4

L/menit. Pukul 15.00 penulis mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam.

Pukul 16.00 WIB penulis mengobservasi adanya sekret, data objektif yang

didapatkan adalah pasien tampak tidur, dari pemeriksaan paru didapatkan

tidak ada jejas diseluruj lapang paru, normo chest, RR 27 x/menit, ada

suara tambahan ronki. TD 140/90 mmHg, RR 27 x/menit, HR 100x/menit.

Pukul 16.30 WIB mengajarkan batuk efektif , data subyektif pasien

mengatakan bersedia di berikan batuk efektif, data obyektif yang

didapatkan sekret keluar sedikit warna putih keruh kental, suara ronki

terdengar berkurang. Pukul 17.00 WIB penulis memberikan terapi obat

sesuai advice dokter, data obyektif obat injeksi ampicillin 1gr, ranitidine

500mg,kalnex 500mg, dan ketorolak 1mg.

Hari kedua, pada tanggal 8 januari 2016 penulis melakukan tanda-

tanda vital pasien pukul 07.30 WIB data subjektif yaitu pasien mengatakan

bersedia dilakukan tindakan. Data objektif didapatkan pasien tampak

lemas, TD 130/80 mmHg, RR 27x/menit, HR 90x/menit. Pukul 09.00

Page 55: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

47

WIB mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam didapatkan data subjektif

pasien mengatakan bersedia dilakukan tindakan. Data objektif pasien

tampak kooperatif, pasien tampak lebih nyaman.

Pukul 11.00 WIB memberikan obat sesuai advice dokter, data

subjektif pasien mengatakan bersedia dan menganggukan kepala. Data

objektif didapatkan pasien tampak bersedia diberi injeksi dan obat sudah

masuk ampicillin 1gr, ranitidine 500mg, kalnex 500mg, dan ketorolac

1mg. Pukul 13.00 mengajarkan batuk efektif, didapatkan data subjektif

pasien mengatakan bersedia dan mau diajarkan batuk efektif. Data objektif

dahak sedikit keluar warna putih keruh kental.

Pada hari ketiga, tanggal 9 januari 2016 08.00 WIB penulis

mengobservasi tanda-tanda vital, didapatkan data subjektif pasien

mengatakan bersedia dilakukan tindakan. Data objektif pasien tampak

lebih nyaman TD 120/90 mmHg, RR 26x/menit, HR 98/menit. Pukul

09.00 WIB penulis melakukan pengkajian skala nyeri, didapatkan hasil

data subjektif pasien mengatakan nyeri setelah operasi, nyeri seperti

ditusuk-tusuk, nyeri pada payudara sebelah kanan, skala nyeri 3, nyeri

hilang timbul. Data objektif pasien tampak lebih rileks. Pukul 10.00 WIB

penulis mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam, data subjektif pasien

mengatakan bersedia dan mau diajarkan tehnik relaksasi nafas dalam. Data

objektif pasien tampak lebih rileks.

Pukul 11.00 WIB memberikan obat sesuai advice dokter, data

subjektif pasien mengatakan bersedia dan menganggukan kepala. Data

Page 56: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

48

objektif didapatkan pasien tampak bersedia diberi injeksi dan obat sudah

masuk ampicillin 1gr, ranitidine 500mg, kalnex 500mg, dan ketorolac

1mg. Pukul 13.00 WIB WIB penulis melakukan pengkajian skala nyeri,

didapatkan hasil data subjektif pasien mengatakan nyeri setelah operasi,

nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri pada payudara sebelah kanan, skala nyeri

3, nyeri hilang timbul. Data objektif pasien tampak lebih rileks.

Pengaruh latihan fisik terhadap pemulihan pasien pasca general

anestesi pada menit ke 5, 10, dan 15 memberikan pengaruh bermakna atau

efektif, sedangkan menit ke 20, 25, dan 30 memberikan pengaruh yang

bermakna kurang baik dengan kata lain kurang efektif. Pemulihan pasien

ini dapat dilihat dari indikator-indikator penilaian menurut alderete skor

yang meliputi: pernapasan sudah mulai stabil regular dan sudah mampu

batuk sehingga diharapkan dapat membuang obat anestesi inhalasi yang

tersisa dalam pernapasan, banyak lendir pada tenggorokan karena

pengaruh prosedur general anestesi. Dalam penelitian pemberian lathan

fisik terhadap pemulihan pasien general anestesi ditempat tidur difokuskan

pada gerakan nafas dalam, latihan batuk efektif. Walaupun pada menit-

menit awal pasca operasi pasien belum sadar maksimal namun latihan fisik

operasi yang diajarkan saat pra operasi perlu juga untuk dievaluasi

hasilnya, observasi tanda-tanda vital seperti tekanan darah yang stabil atau

tidak stabil, ada perubahan yang menonjol seperti sebelum operasi, jika

hasilnya stabil menunjukkan sirkulasi yang adekuat. Berdasarkan

Page 57: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

49

kesadarannya dapat dinilai jika pasien sudah merespon jika dipanggil atau

diperintah petugas, mampu mengidentfikasi orang, tempat dan waktu.

Dalam jurnal penelitian pengaruh latihan fisik terhadap pemulihan

pasien pasca general anestesi, menunjukkan ada perbedaan antara

responden akan lebih cepat sadar dari pengaruh general anestesi tanpa

komplikasi. Dalam penyusuanan karya tulis ini penulis melakukan

kesalahan yaitu belum melakukan penilaian aldrete skore pada saat pasien

datang dari ruang operasi dan penulis tidak melakukan penilaian aldrete

skor setelah dilakuakan tindakan latihan fisik pasca general anestesi

dikarenakan penulis belum memahami isi dari jurnal “Pengaruh Pemberian

Latihan Fisik Terhadap Pemulihan Pasien General Anestesi di Instalasi

Perawatan Intensif RSUD dr. Soedono Madiun” oleh Naharani pepin, dkk

(2013). Penulis mengukur alderete skor pada tanggal 7 januari 2016 pukul

16.00 WIB didapatkan hasil skor 8, penilaian aldrete skor ini menjadi

penilaian setelah pasien pulih. Tanggal 7 januari 2016 pukul 17.00 WIB

didpatkan hasil total nilai 9.

Kekurangan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah penulis

tidak dapat mengikuti perjalanan pasien sebelum dioperasi hingga operasi

selesai, penulis hanya mengobservasi pasien setalah dipindahkan keruang

mawar 2. Latihan fisik ada tiga yaitu tarik nafas dalam, batuk efektif, dan

gerak sendi ROM. Penulis tidak melakukan tindakan gerak sendi ROM

pada saat intervensi dikarenakan pasien tidak mengalami gangguan atau

Page 58: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

50

keterbatasan dalam melakukan ROM ,penulis hanya melakukan saat

pasien datang dari ruang operasi.

E. Evaluasi

Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan

keadaan pasien ( hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang

dibuat pda tahap perencanaan ( Nikmatur & Walid, 2012).

Hari pertama evaluasi yang didapatkan pukul 20.00 WIB oleh

penulis adalah pasien tampak lemas kesadaran pasien delirium ,terpasang

oksigen 4 liter/menit, didapatkan tanda-tanda vital pasien TD 140/90

mmHg, RR 27x/menit, HR 100x/menit. Obat injeksi masuk ampicillin 1gr,

ranitidine 500mg, kalnex 500mg, dan ketorolac 1mg.

Masalah dari diagnosa ketidakefektifan bersihan jalan nafas belum

teratasi karena RR 27x/menit dan suara ronki masih ada. Dengan masalah

yang belum teratasi maka penulis akan melanjutkan intervensi yaitu,

pantau tanda-tanda vital pasien, observasi adanya sekret, lakukan batuk

efektif, kolaborasi pemberian terapi oksigen dan kolaborasi dalam

pemberian obat.

Pada diagnosa kedua yaitu nyeri akut didapatkan hasil evaluasi

setelah dilakukan tindakan sebagai berikut, data subjektif pasien

mengatakan nyeri setelah operasi, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri pada

payudara kanan, skala nyeri 6, nyeri hilang timbul. Data objektif yang

didapatkan adalah psien tampak kurang nyaman, pasien tampak lemas, TD

Page 59: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

51

140/90 mmHg, RR 27x/menit, HR 100x/menit S 36’70C. Masalah

diagnosa kedua ini belum teratasi, maka penulis melanjutkan intervensi

yaitu, kaji skala nyeri, ajarkan relaksasi nafas dalam, observasi latihan

nafas dalam secara mandiri, kolaborasi pemberian obat analgetik sesuai

advice dokter.

Evaluasi tanggal 8 januari 2016 didapatkan hasil pada diagnosa

pertama ketidak efektifan jalan nafas adalah sebagai berikut, pasien

mengatakan sudah melakukan batuk efektif secara mandiri dan dahak

keluar warna kuning kental, pasien mengatakan akan melakukan batuk

efektif secara mandiri jika ada terasa dahak. Data objektif yang didapatkan

adalah pasien tampak kooperatif, dapat melakukan batuk efektif dengan

mandiri, sekret keluar warna kuning kental, RR 24x/menit. Masalah

ketidakefektifan bersihan jalan nafas teratasi sebagian maka dari itu

penulis membuat intervensi yaitu, pantau tanda-tanda vital pasien,

observasi adanya sekret, latih batuk efektif, kolaborasi dengan dokter

dalam pemberian obat.

Diagnosa kedua yaitu nyeri akut, pasien mengatakan nyeri setelah

operasi, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri pada payudara kanan, skala

nyeri 4, nyeri hilang timbul. Data objektif yang didapatkan adalah psien

tampak kurang nyaman, pasien tampak lemas, TD 130/90 mmHg, RR

24x/menit, HR 90x/menit S 36’70C. Masalah diagnosa kedua ini teratasi

sebagian, maka penulis melanjutkan intervensi yaitu, kaji skala nyeri,

Page 60: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

52

ajarkan relaksasi nafas dalam, observasi latihan nafas dalam secara

mandiri, kolaborasi pemberian obat analgetik sesuai advice dokter.

Pada tanggal 9 januari 2016 didapatkan hasil pada diagnosa

pertama ketidak efektifan jalan nafas adalah sebagai berikut, pasien

mengatakan sudah melakukan batuk efektif secara mandiri dan dahak

keluar warna kuning kental, pasien mengatakan akan melakukan batuk

efektif secara mandiri jika ada terasa dahak. Data objektif yang didapatkan

adalah pasien tampak kooperatif, dapat melakukan batuk efektif dengan

mandiri, sekret keluar warna kuning kental, RR 22x/menit. Masalah

ketidakefektifan bersihan jalan nafas teratasi sebagian maka dari itu

penulis membuat intervensi yaitu, pantau tanda-tanda vital pasien,

observasi adanya sekret, latih batuk efektif, kolaborasi dengan dokter

dalam pemberian obat.

Diagnosa kedua yaitu nyeri akut, pasien mengatakan nyeri setelah

operasi, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri pada payudara kanan, skala

nyeri 2, nyeri hilang timbul. Data objektif yang didapatkan adalah pasien

tampak rileks, TD 130/90 mmHg, RR 22x/menit, HR 98x/menit S 36’50C.

Masalah diagnosa kedua ini teratasi dan pertahankan intervensi, maka

penulis melanjutkan intervensi yaitu, kaji skala nyeri, ajarkan relaksasi

nafas dalam, observasi latihan nafas dalam secara mandiri, kolaborasi

pemberian obat analgetik sesuai advice dokter.

Page 61: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

53

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pengkajian

Pada tanggal 7 januari 2016, pengkajian Ny. A, terdapat data

subjektif dan objektif. Data obyektif Pemeriksaan fisik yang dilakukan

penulis didapatkan hasil ada yang mengalami perubahan namun hanya

beberapa. Kesadaran pasien delirium,E3V3M4, total GCS=10.

Sedangkan tanda-tanda vital diperoleh tekanan darah 130/80 mmHg,

HR 88x/menit ,irama teratur, dan teraba kuat, RR 26x/menit, teratur

pasien terpasang O2 4liter/menit, suhu tubuh 36,8oc. Pemeriksaan dada

oleh penulis diperoleh hasil pada paru-paru meliputi inspeksi, ada luka

bekas operasi vertikal kurang lebih 10 cm, normo chest RR 28x/menit.

Palpasi vocal vormitus kanan kiri sama, perkusi pekak pada lobus

kanan atas atau ICS V dextra, pada uskultasi terdengar suara ronki.

Sedangkan pemeriksaan jantung tidak ditemukan kelainan jantung,

pemeriksaan jantung dalam batas normal.

2. Diagnosa

Menurut prioritasnya penulis memasukkan hasil perumusan

diagnosa keperawatan pada Ny. A adalah ketidakefektifan bersihan

jalan nafas berhubungan dengan mukus dalam jumlah berlebih. Hasil

perumusan diagnosa keperawatan kedua pada Ny. A adalah nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera fisik.

Page 62: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

54

3. Intervensi

Pada diagnosa pertama diharapkan ketidaakefektifan jalan nafas

dapat teratasi setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam dengan

kriteria hasil jalan nafas paten, sekresi keluar dengan efektif, frekuensi

nafas normal ( 16-24 x/menit ), pasien dapat batuk efektif. Intervensi

yang telah disusun oleh perawat meliputi observasi keadaan umum dan

tanda-tanda vital, observasi adanya sekret, latih batuk efektif

,observasi batuk efektif secara mandiri, anjurkan keluarga untuk

latihan batuk efektif jika ada dahak, kolaborasi pemberian oksigen dan

kolaborasi pemberian obat sesuai advice dokter.

Diagnosa kedua adalah nyeri Nyeri akut berhubungan dengan agen

cidera fisik diharapkan dapat teratasi setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam dengan kriteria hasil tidak ada keluhan

nyeri, pasien tampak rileks, skala nyeri turun menjadi 3-1. Intervensi

untuk diagnosa nyeri ini adalah kaji skala nyeri (PQRST) ajarkan

latihan nafas dalam, observasi latihan nafas dalam secara mandiri ,

anjurkan pasien melakukan latihan nafas dalam dalam secara mandiri

jika nyeri timbul , dan kolaborasi pemberian obat analgetik sesuai

advice dokter.

4. Implementasi

Penulis mengobservasi keadaan umum pasien yaang baru saja

datang dari instalasi bedah sentral. Dari data subjektif pasien

mengatakan sesak nafas. Data objektif yang didapatkan adalah pasien

Page 63: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

55

tampak lemas, TD 130/90 mmHg, HR 100x/menit, RR 27x/menit S

36’5oc.

Penulis mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam. Pukul 16.00

WIB penulis mengobservasi adanya sekret, data objektif yang

didapatkan adalah pasien tampak tidur, dari pemeriksaan paru

didapatkan tidak ada jejas diseluruj lapang paru, normo chest, RR 27

x/menit, ada suara tambahan ronki. TD 140/90 mmHg, RR 27 x/menit,

HR 100x/menit.

Mengajarkan batuk efektif , data subyektif pasien mengatakan

bersedia di berikan batuk efektif, data obyektif yang didapatkan sekret

keluar sedikit warna putih keruh kental, suara ronki terdengar

berkurang. Penulis memberikan terapi obat sesuai advice dokter, data

obyektif obat injeksi ampicillin 1gr/8jam, ranitidine

500mg/8jam,kalnex 500mg/8jam, dan ketorolak 1mg/8jam.

5. Evaluasi

Hari pertama evaluasi yang didapatkan pukul 20.00 WIB oleh

penulis adalah pasien tampak lemas kesadaran pasien delirium

,terpasang oksigen 4 liter/menit, didapatkan tanda-tanda vital pasien

TD 140/90 mmHg, RR 27x/menit, HR 100x/menit. Obat injeksi masuk

ampicillin 1gr, ranitidine 500mg, kalnex 500mg, dan ketorolac 1mg.

Masalah dari diagnosa ketidakefektifan bersihan jalan nafas belum

teratasi karena RR 27x/menit dan suara ronki masih ada. Dengan

masalah yang belum teratasi maka penulis akan melanjutkan intervensi

Page 64: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

56

yaitu, pantau tanda-tanda vital pasien, observasi adanya sekret,

lakukan batuk efektif, kolaborasi pemberian terapi oksigen dan

kolaborasi dalam pemberian obat.

Pada diagnosa kedua yaitu nyeri akut didapatkan hasil evaluasi

setelah dilakukan tindakan sebagai berikut, data subjektif pasien

mengatakan nyeri setelah operasi, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri

pada payudara kanan, skala nyeri 6, nyeri hilang timbul. Data objektif

yang didapatkan adalah psien tampak kurang nyaman, pasien tampak

lemas, TD 140/90 mmHg, RR 27x/menit, HR 100x/menit S 36’70C.

Masalah diagnosa kedua ini belum teratasi, maka penulis melanjutkan

intervensi yaitu, kaji skala nyeri, ajarkan relaksasi nafas dalam,

observasi latihan nafas dalam secara mandiri, kolaborasi pemberian

obat analgetik sesuai advice dokter.

6. Analisis pemberian latihan fisik

Hasil analisa penulis dalam melakukan latihan fisik pada

pemulihan pasien post operasi dengan general anestesi efektif tetapi

penulis tidak melakukan tindakan latihan fisik yaitu gerak sendi ROM

karena pasien tidak memiliki keterbatasan dalam beraktivitas ,penulis

hanya melakukan tindakan latihan nafas dalam dan batuk efektif.

Page 65: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

57

B. Saran

1. Bagi Pendidikan

Hasil aplikasi riset penelitian ini diharapkan dapat menjadi metode

baru dalam mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai latihan

fisik dalam pemulihan pasien post general anestesi.

2. Bagi Profesi Keperawatan

Dapat digunakan sebagai acuan penyusunan SOP tindakan

pemberian latihan fisik pada pasien post operasi dengan general

anestesi dirumah sakit.

Page 66: PEMBERIAN LATIHAN FISIK TERHADAP PEMULIHAN · PDF fileSOP di rumah sakit. 2. ... penyuntikan obat anastetik lokal kedalam ruangan subarkhnoid (Majid Abdul, dkk, 2011). ... Obat anastesi

58

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid, dkk. (2011). Keperawatan Perioperatif. Yogyakarta: Gosyen

Arif Muttaqin & Kumala Sari. (2009). Asuhan Keperawatan Perioperatif. Jakarta:

EGC

Brunner dan Suddarth, (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Penerbit

Buku Kedokteran, Cetakan Kedua, EGC, Jakarta

E. Osawari. (2000). Bedah dan perawatannya. Jakarta: Gaya Baru.EGC

Hamdani E, 2010. Hubungan Status FisikPra General Anestesi Dengan Waktu

Kemih Pasca Pembedahan Anestesi spinal di IRNA B( Bedah Umum)

RSUP Dr. M. Djamal Padang. Skripsi. Fakultas kedokteran Universitas

Andalas

Infodatin. (2015). Pusat data dan informasi. Kementrian Kesehatan RI

Keat, S., Simon, T.(2013). Anesthesia on the move. Jakarta: indeks

Nikmatur Rohmah & Saiful Walid. (2012). Proses KeperawatanTeori &

Aplikasi.Pasien General Anestesi di Instalasi Intensif RSUD Dr. Soedono

Madiun. Jurnal Metabolisme VOL.2 No.1= ISSN 2338-0438

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba. Medica

Pepin Naharani, dkk. (2013). Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Pemulihan

Pasien General Anestesi di Instalansi Intensif RSUD Dr. Soedono Madiun.

Jurnal Metabolisme VOL.2 No.1=ISSN 2338-0438

Perry, Anne Grifin, (2000). Buku Saku Ketrampilan dan Prosedur Dasar. Jakarta:

Publishing

Priece & Moreno. (2012). At A Glance Ilmu Bedah Edisi Ketiga. Jakarta: EGC

R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong. (2005). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC

Sujono Riyadi & Harmoko. (2012). Standart Operating Procedure dalam Klinik.

Jakarta: EGC

Thomas B. Boulton & Colin E. Blog. (1994). Anetesiologi Edisi 10. Jakarta: EGC

Yudha, Komara, E.2005. Buku Ajar Keperawatan Perioperatif. Jakarta. EGC

Zetri Akhirita. (2011). Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Pemulihan Kandung

Kemih Pasca Pembedahan Anestesi spinal di IRNA B(Bedah Umum)

RSUP Dr. M. Djamal Padang.Skripsi. Fakultas kedokteran Universitas

Andalas.