pembelajaran mikro (tugas).doc
TRANSCRIPT
PEMBELAJARAN MIKROSILABUS,SAP TEORI,SAP PRAKTIK,LESSON PLAN TEORI,LESSON PLAN
PRAKTIK,HANDOUT,SOAL
Disusun Oleh :Thoedelvia Mardayanti
NIM: 201415301048Dosen Pengampu : Ruwaydah S.SiT
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima JambiProdi DIV Bidan PendidikTahun Ajaran 2014/2015
SILABUS MATA KULIAH
Program Studi : DIII Kebidanan
Kode Mata Kuliah : BD. 045
Nama Mata Kuliah : Kebutuhan Dasar Manusia
Jumlah SKS : 2 (Praktik Lab)
Semester : I
Dosen Pengampu : Thoedelvia Mardayanti,Amd.Keb
A. DESKRIPSI MATA KULIAH
Mata Kuliah ini membahas tentang gangguan sistem pernapasan, kardiovaskuler, pencernaan, perkemihan,
endokrin, serta masalah penyakit tropis .
B. TUJUAN PERKULIAHAN
Mahasiswa dapat mengetahui, memahami,dan mengembangkan pemahaman dan ketrampilan-ketrampilan dasar
dalam membantu klien dengan keterbatasan-keterbatasan untuk masalah-masalah sistem pernapasan,
kardiovaskuler, pencernaan, perkemihan, endokrin, dan penyakit tropis
C. SUMBER
1) Bobak, K. Jensen, 2005, Perawatan Maternitas. Jakarta. EGC
2) Elly, Nurrachmah, 2001, Nutrisi dalam keperawatan, CV Sagung Seto, Jakarta.
3) JHPIEGO, 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan, Buku 5 Asuhan Bayi Baru Lahir Jakarta.
Pusdiknakes.
4) JNPK_KR.2004. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan Sumber Daya
Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
5) Potter, 2000, Perry Guide to Basic Skill and Prosedur Dasar, Edisi III, Alih bahasa Ester Monica, Penerbit buku
kedokteran EGC.
6) Samba, Suharyati, 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta. EGC
7) Uliyah Musrifatul .”Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan” Jakarta : Salemba Medika , 2008
D. STRATEGI PERKULIAHAN
Pembelajaran dilaksanakan dengan beberapa strategi dasar, yaitu :
a). Kuliah Mimbar/Ceramah
b).Demostrasi /Praktek di Lab
c). Ujian Praktek
E. TUGAS DAN KEWAJIBAN MAHASISWA
Mahasiswa peserta matakuliah ini diwajibkan melaksankan tugas-tugas sbb:
a). Secara individual Mampu mengkaji materi yang akan disampaikan
b). Secara Individual mahasiswa wajib mengikuti kegiatankegiatan belajar tatap muka di kelas dan lab
c). Wajib bmengikuti ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester,
F. PENILAIAN
Nilai keberhasilan akan diukur melalui aktivitas proses dan kualitas hasil kerja yang ditampilkan, dengan catatan:
a) Mahasiswa yang kehadirannya kurang dari 75% dari keseluruhan frekuensi perkuliahan tidak diperkenankan
mengikuti ujian akhir semester , dan dengan sendirinya dianggap gagal.
b) Penilaian proses diukur dengan :
- Kulialitas dan intensitas keaktifan
- Akurasi penyelesaian tugas individu/kelompok
c) Penilaian hasil ukur sebagai berikut :
- Kualitas Praktek di Lab
- Kualitas hasil Ujian Tengah semester
- Kualitas hasil Ujian Akhir Semester
G. HAK DAN KEWAJIBAN MAHASISWA
1) Peserta Kuliah berhak memperbaiki hasil tugas belajar yang dianggap kurang memuaskan
2) Peserta kuliah berhak mengajukan pertanyaan , jawaban menyampaikan ide/gagasan, berpendapat,
memberikan kometar, mengajukan usul-usul yang mengarah kepada perbaikan dan peningkatan kualitas
perkuliahan.
H. HAK DAN KEWAJIBAN DOSEN
1) Dosen wajib menyelenggarakan dan mengikuti secara itensif perkuliahan tatap muka di kelas sesuai
ketentuan yang berlaku serta melaksanakan penilaian proses belajar melalui lembar penilaian/lembar
observasi
2) Dosen wajib memeriksa hasil praktek di laboratorium dan memberikan arahan pada mahasiswa saat
melakukan praktek.
3) Dosen wajib mengadministrasikan kegiatan dan hasil belajar yang dicapai mahasiswa dengan
mengedepankan prinsip keterbukaan ,patnership kesejawatan,sportif
I. KEGIATAN PERKULIAHAN
Kompetensi Dasar Indikator Pengalaman
Pembelajaran
Materi ajar Wak
tu
Alat/Bahan/
Sumber Belajar
Penilaian
Memberikan tindakan
keperawatan sesuai
dengan rencana
tindakan pada pasien
Setelah mengikuti
perkuliahan
diharapkan
mahasiswa mampu
Mengkaji dan
mendemonstrasik
an pemeriksaan
fisik abdomen
1. Pengertian
pemeriksaan
fisik abdomen
2. Tujuan
150’ 1. Phantom
2. Alat peraga
pemeriksaan
fisik abdomen
Checklist
dengan keterbatasan
pada sistem
pencernaan
mendemonstrasikan
pemeriksaan fisik
abdomen
pemeriksaan
fisik abdomen
3. Persiapan alat
pemeriksaan
fisik abdomen
4. Prosedur
pemeriksaan
fisik abdomen
Memberikan tindakan
keperawatan sesuai
dengan rencana
tindakan pada pasien
dengan keterbatasan
pada sistem
pencernaan
Setelah mengikuti
perkuliahan
diharapkan
mahasiswa mampu
mendemonstrasikan
pemasangan NGT.
Mengkaji dan
mendemonstrasik
an pemasangan
NGT pada pasien
1. Indikasi
pemasangan
NGT
2. Tujuan
pemasangan
NGT
3. Persiapan alat
pemasangan
NGT
4. Prosedur
pemasangan
NGT
150’ 1. Phantom
2. Alat peraga
pemasanga
n NGT
Checklist
Memberikan tindakan Setelah mengikuti Mengkaji dan 1. Pengertian 150’ 1. Phantom Checklist
keperawatan sesuai
dengan rencana
tindakan pada pasien
dengan keterbatasan
pada sistem
pencernaan
perkuliahan
diharapkan
mahasiswa mampu
mendemonstrasikan
perawatan kolostomi
mendemonstrasik
an perawatan
kolostomi
perawatan
kolostomi
2. Tujuan
perawatan
kolostomi
3. Persiapan alat
perawatan
kolostomi
4. Prosedur
perawatan
kolostomi
2. Alat peraga
perawatan
kolostomi
Memberikan tindakan
keperawatan sesuai
dengan rencana
tindakan pada pasien
dengan keterbatasan
pada sistem
pencernaan
Setelah mengikuti
perkuliahan
diharapkan
mahasiswa mampu
mendemonstrasikan
prosedur bilas
lambung
Mengkaji dan
mendemonstrasik
an prosedur bilas
lambung
1. Pengertian
bilas lambung
2. Tujuan bilas
lambung
3. Persiapan alat
bilas lambung
4. Prosedur bilas
lambung
150’ 1. Phantom
2. Alat peraga
bilas
lambung
Checklist
Memberikan tindakan
keperawatan sesuai
Setelah mengikuti
perkuliahan
Mengkaji dan
mendemonstrasik
1. Pengertian
huknah
150’ 1. Phantom
2. Alat peraga
Checklist
dengan rencana
tindakan pada pasien
dengan keterbatasan
pada sistem
pencernaan
diharapkan
mahasiswa mampu
mendemonstrasikan
pemberian huknah
an pemberian
huknah
2. Tujuan huknah
3. Persiapan alat
huknah
4. Prosedur
huknah
prosedur
huknah
Memberikan tindakan
keperawatan sesuai
dengan rencana
tindakan pada pasien
dengan keterbatasan
pada sistem
pencernaan
Setelah mengikuti
perkuliahan
diharapkan
mahasiswa mampu:
1. melakukan
penilaian kecukupan
nutrisi
2.
Mendemonstrasikan
tindakan kolaboratif
pemberian nutrisi
parenteral dan
enteral
Mengkaji
penilaian
kecukupan nutrisi
dan
mendemonstrasik
an tindakan
kolaboratif
pemberian nutrisi
parenteral dan
enteral
1. Pengertian
kecukupan
nutrisi
2. Cara penilaian
kecukupan
nutrisi
3. Cara pengkajian
penilaian
kecukupan
nutrisi pada
pasien
4. Pengertian
pemberian
nutrisi parenteral
dan enteral
5. tujuan
150’ 1. Phantom
2. Alat dan
bahan
peraga
pemberian
nutrisi
parenteral
dan enteral
Checklist
pemberian
nutrisi parenteral
dan enteral
6. Persiapan alat
pemberian
nutrisi parenteral
dan enteral
7. Prosedur
pemberian
nutrisi parenteral
dan enteral
Memberikan tindakan
keperawatan sesuai
dengan rencana
tindakan pada pasien
dengan keterbatasan
pada sistem
pernafasan
Setelah mengikuti
perkuliahan
diharapkan
mahasiswa mampu:
Mendemonstrasikan
prosedur
pemeriksaan fisik
thoraks
Mengkaji dan
mendemonstrasik
an pemeriksaan
fisik thoraks
1. Pengertian
pemeriksaan fisik
thoraks
2. tujuan
pemeriksaan fisik
thoraks
3. Persiapan alat
pemeriksaan fisik
thoraks
4. Prosedur
150’ 1. Phantom
2. Alat dan
bahan peraga
pemeriksaan
fisik thoraks
Checklist
pemeriksaan fisik
thoraks
Memberikan tindakan
keperawatan sesuai
dengan rencana
tindakan pada pasien
dengan keterbatasan
pada sistem
pernafasan
Setelah mengikuti
perkuliahan
diharapkan
mahasiswa mampu
mendemonstrasikan
inhalasi nebulizer
Mengkaji dan
mendemonstrasik
an inhalasi
nebulizer
1. Pengertian
inhalasi nebulizer
3. Tujuan
inhalasi nebulizer
4. Persiapan
alat inhalasi
nebulizer
5. Prosedur
inhalasi nebulizer
150’ 1. Phantom
2. Alat peraga
inhalasi
nebulizer
Checklist
Memberikan tindakan
keperawatan sesuai
dengan rencana
tindakan pada pasien
dengan keterbatasan
pada sistem
pernafasan
Setelah mengikuti
perkuliahan
diharapkan
mahasiswa mampu:
Mendemonstrasikan
prosedur fisioterapi
dada
Mengkaji dan
mendemonstrasik
an prosedur
fisioterapi dada
1. Pengertian
fisioterapi dada
2. tujuan
fisioterapi dada
3. Persiapan alat
fisioterapi dada
4. Prosedur
fisioterapi dada
150’ 1. Phantom
2. Alat dan
bahan peraga
prosedur
fisioterapi
dada
Checklist
Memberikan tindakan
keperawatan sesuai
dengan rencana
tindakan pada pasien
dengan keterbatasan
pada sistem
pernafasan
Setelah mengikuti
perkuliahan
diharapkan
mahasiswa mampu:
Mendemonstrasikan
prosedur suction
Mengkaji dan
mendemonstrasik
an prosedur
suction
1. Pengertian
suction
2. tujuan suction
3. indikasi suction
4. Persiapan alat
suction
5. Prosedur
suction
150’ 1. Phantom
2. Alat dan
bahan peraga
suction
Checklist
Memberikan tindakan
keperawatan sesuai
dengan rencana
tindakan pada pasien
dengan keterbatasan
pada sistem
kardiovaskuler
Setelah mengikuti
perkuliahan
diharapkan
mahasiswa mampu:
Mendemonstrasikan
prosedur
pemeriksaan fisik
jantung
Mengkaji dan
mendemonstrasik
an pemeriksaan
fisik thoraks
1. Pengertian
pemeriksaan
fisik jantung
2. tujuan
pemeriksaan
fisik jantung
3. Persiapan alat
pemeriksaan
fisik jantung
4. Prosedur
pemeriksaan
fisik jantung
150’ 1. Phantom
2. Alat dan
bahan peraga
pemeriksaan
fisik jantung
Checklist
Memberikan tindakan Setelah mengikuti Mengkaji dan 1. Pengertian 150’ 1. Phantom Checklist
keperawatan sesuai
dengan rencana
tindakan pada pasien
dengan keterbatasan
pada sistem
kardiovaskuler
perkuliahan
diharapkan
mahasiswa mampu:
Mendemonstrasikan
prosedur EKG dan
pembacaannya
mendemonstrasik
an prosedur EKG
dan
pembacaannya
EKG
2. tujuan EKG
3. Indikasi
prosedur EKG
4. Persiapan alat
prosedur EKG
5. Prosedur EKG
6. Cara
pembacaan
EKG
2. Alat dan
bahan
peraga
prosedur
EKG
Memberikan tindakan
keperawatan sesuai
dengan rencana
tindakan pada pasien
dengan keterbatasan
pada sistem endokrin
Setelah mengikuti
perkuliahan
diharapkan
mahasiswa mampu:
Mendemonstrasikan
prosedur pemberian
insulin
Mengkaji dan
mendemonstrasik
an pemberian
insulin
1. Pengertian
pemberian
insulin
2. tujuan
pemberian
insulin
3. Persiapan alat
pemberian
insulin
4. Prosedur
pemberian
150’ 1. Phantom
2. Alat dan
bahan
peraga
pemberian
insulin
Checklist
insulin
Memberikan tindakan
keperawatan sesuai
dengan rencana
tindakan pada pasien
dengan keterbatasan
pada sistem endokrin
Setelah mengikuti
perkuliahan
diharapkan
mahasiswa mampu
Mendemonstrasikan
pemeriksaan
glukotest
Mengkaji dan
mendemonstrasik
an pemeriksaan
glukotest
1. Pengertian
pemeriksaan
glukotest
2. tujuan
pemeriksaan
glukotest
3. Persiapan alat
pemeriksaan
glukotest
4. Prosedur
pemeriksaan
glukotest
150’ 1. Phantom
2. Alat dan
bahan peraga
pemeriksaan
glukotest
Checklist
Memberikan tindakan
keperawatan sesuai
dengan rencana
tindakan pada pasien
dengan keterbatasan
pada sistem endokrin
Setelah mengikuti
perkuliahan
diharapkan
mahasiswa mampu
mendemonstrasikan
perawatan ulkus
diabetikum
Mengkaji dan
mendemonstrasik
an perawatan
ulkus diabetikum
1. Pengertian
perawatan
ulkus
diabetikum
2. Tujuan
perawatan
ulkus
diabetikum
150’ 1. Phantom
2. Alat peraga
keterampilan
perawatan
ulkus
diabetikum
Checklist
3. Persiapan alat
perawatan
ulkus
diabetikum
4. Prosedur
perawatan
ulkus
diabetikum
Memberikan tindakan
keperawatan sesuai
dengan rencana
tindakan pada pasien
dengan keterbatasan
pada sistem endokrin
Setelah mengikuti
perkuliahan
diharapkan
mahasiswa mampu
mendemonstrasikan
senam kaki diabetik
Mengkaji dan
mendemonstrasik
an senam kaki
diabetik
1. Pengertian
senam kaki
diabetik
2. Tujuan senam
kaki diabetik
3. Persiapan alat
senam kaki
diabetik
4. Prosedur
senam kaki
diabetik
150’ 1. Phantom
2. Alat peraga
keterampilan
perawatan
ulkus
diabetikum
Checklist
Memberikan tindakan
keperawatan sesuai
Setelah mengikuti
perkuliahan
Mengkaji dan
mendemonstrasik
1. pengertian
pemasangan
150’ 1. Phantom
2. Alat peraga
Checklist
dengan rencana
tindakan pada pasien
dengan keterbatasan
pada sistem
perkemihan
diharapkan
mahasiswa mampu
mendemonstrasikan
pemasangan kateter
an pemasangan
kateter
kateter
2. Tujuan
pemasangan
kateter
3. Persiapan alat
pemasangan
kateter
4. Prosedur
pemasangan
kateter
pemasanga
n kateter
Memberikan tindakan
keperawatan sesuai
dengan rencana
tindakan pada pasien
dengan keterbatasan
pada sistem
perkemihan
Setelah mengikuti
perkuliahan
diharapkan
mahasiswa mampu
mendemonstrasikan
perawatan kateter
Mengkaji dan
mendemonstrasik
an perawatan
kateter
1. pengertian
perawatan
kateter
2. Tujuan
perawatan
kateter
3. Persiapan alat
perawatan
kateter
4. Prosedur
perawatan
150’ 1. Phantom
2. Alat
peraga
perawata
n kateter
Checklist
kateter
Memberikan tindakan
keperawatan sesuai
dengan rencana
tindakan pada pasien
dengan keterbatasan
pada sistem
perkemihan
Setelah mengikuti
perkuliahan
diharapkan
mahasiswa mampu
mendemonstrasikan
bilas kandung kemih
Mengkaji dan
mendemonstrasik
an bilas kandung
kemih
1. pengertian
bilas kandung
kemih
2. Tujuan bilas
kandung kemih
3. Persiapan alat
bilas kandung
kemih
4. Prosedur bilas
kandung kemih
150’ 1. Phantom
2. Alat
peraga
bilas
kandung
kemih
Checklist
Memberikan tindakan
keperawatan sesuai
dengan rencana
tindakan pada pasien
dengan keterbatasan
pada sistem
perkemihan
Setelah mengikuti
perkuliahan
diharapkan
mahasiswa mampu
mendemonstrasikan
prosedur bladder
training
Mengkaji dan
mendemonstrasik
an prosedur
bladder training
1. pengertian
bladder training
2. Tujuan bladder
training
3. Persiapan alat
bladder training
4. Prosedur
bladder training
150’ 1. Phantom
2. Alat
peraga
bladder
training
Checklist
Memberikan tindakan
keperawatan sesuai
Setelah mengikuti
perkuliahan
Mengkaji dan
mendemonstrasik
1. Pengertian
pendidikan
150’ 1. Po
ster, leaflet
Checklist
dengan rencana
tindakan pada pasien
dengan gangguan
kardiovaskuler
diharapkan
mahasiswa mampu:
Mendemonstrasikan
pendidikan
kesehatan tentang
persiapan pre
operasi dan
perawatan post
operasi klien dengan
gangguan
kardiovaskuler
an pendidikan
kesehatan
tentang persiapan
pre operasi dan
perawatan post
operasi klien
dengan gangguan
kardiovaskuler
kesehatan
tentang
persiapan
preoperasi dan
perawatan post
operasi klien
dengan
gangguan
kardiovaskuler
2. tujuan
pendidikan
kesehatan
tentang
persiapan
preoperasi dan
perawatan post
operasi klien
dengan
gangguan
kardiovaskuler
3. Indikasi
2. Sat
uan acara
Penyuluhan
pendidikan
kesehatan
tentang
persiapan
preoperasi dan
perawatan post
operasi klien
dengan
gangguan
kardiovaskuler
4. Persiapan
pembuatan SAP
tentang
persiapan
preoperasi dan
perawatan post
operasi klien
dengan
gangguan
kardiovaskuler
5. Prosedur
pendidikan
kesehatan
tentang
persiapan
preoperasi dan
perawatan post
operasi klien
dengan
gangguan
kardiovaskuler
Memberikan tindakan
keperawatan sesuai
dengan rencana
tindakan pada pasien
dengan gangguan
pernafasan
Setelah mengikuti
perkuliahan
diharapkan
mahasiswa mampu:
Mendemonstrasikan
pendidikan
kesehatan tentang
persiapan pre
operasi dan
perawatan post
operasi klien dengan
Mengkaji dan
mendemonstrasik
an pendidikan
kesehatan
tentang persiapan
pre operasi dan
perawatan post
operasi klien
dengan gangguan
pernafasan
1. Pengertian
pendidikan
kesehatan
tentang
persiapan
preoperasi dan
perawatan post
operasi klien
dengan
gangguan
pernafasan
150’ 1. Poster,
leaflet
2. Satuan
acara
Penyuluhan
Checklist
gangguan
pernafasan
2. tujuan
pendidikan
kesehatan
tentang
persiapan
preoperasi dan
perawatan post
operasi klien
dengan
gangguan
pernafasan
3. Indikasi
pendidikan
kesehatan
tentang
persiapan
preoperasi dan
perawatan post
operasi klien
dengan
gangguan
pernafasan
4. Persiapan
pembuatan SAP
tentang
persiapan
preoperasi dan
perawatan post
operasi klien
dengan
gangguan
pernafasan
5. Prosedur
pendidikan
kesehatan
tentang
persiapan
preoperasi dan
perawatan post
operasi klien
dengan
gangguan
pernafasan
Memberikan tindakan
keperawatan sesuai
dengan rencana
tindakan pada pasien
dengan gangguan
pencernaan
Setelah mengikuti
perkuliahan
diharapkan
mahasiswa mampu:
Mendemonstrasikan
pendidikan
kesehatan tentang
persiapan pre
operasi dan
perawatan post
operasi klien dengan
gangguan
pencernaan
Mengkaji dan
mendemonstrasik
an pendidikan
kesehatan
tentang persiapan
pre operasi dan
perawatan post
operasi klien
dengan gangguan
pencernaan
1. Pengertian
pendidikan
kesehatan
tentang
persiapan
preoperasi dan
perawatan post
operasi klien
dengan
gangguan
pencernaan
2. tujuan
pendidikan
kesehatan
tentang
persiapan
preoperasi dan
perawatan post
operasi klien
dengan
150’ 1. Poster,
leaflet
2. Satuan
acara
Penyuluhan
Checklist
gangguan
pencernaan
3. Indikasi
pendidikan
kesehatan
tentang
persiapan
preoperasi dan
perawatan post
operasi klien
dengan
gangguan
pencernaan
4. Persiapan
pembuatan SAP
tentang
persiapan
preoperasi dan
perawatan post
operasi klien
dengan
gangguan
pencernaan
5. Prosedur
pendidikan
kesehatan
tentang
persiapan
preoperasi dan
perawatan post
operasi klien
dengan
gangguan
pencernaan
Memberikan tindakan
keperawatan sesuai
dengan rencana
tindakan pada pasien
dengan gangguan
perkemihan
Setelah mengikuti
perkuliahan
diharapkan
mahasiswa mampu:
Mendemonstrasikan
pendidikan
kesehatan tentang
persiapan pre
Mengkaji dan
mendemonstrasik
an pendidikan
kesehatan
tentang persiapan
pre operasi dan
perawatan post
operasi klien
1. Pengertian
pendidikan
kesehatan
tentang
persiapan
preoperasi dan
perawatan post
operasi klien
150’ 1. Poster,
leaflet
2. Satuan
acara
Penyuluhan
Checklist
operasi dan
perawatan post
operasi klien dengan
gangguan
perkemihan
dengan gangguan
perkemihan
dengan
gangguan
perkemihan
2. tujuan
pendidikan
kesehatan
tentang
persiapan
preoperasi dan
perawatan post
operasi klien
dengan
gangguan
perkemihan
Indikasi
pendidikan
kesehatan
tentang
persiapan
preoperasi dan
perawatan post
operasi klien
dengan
gangguan
perkemihan
3. Persiapan
pembuatan SAP
tentang
persiapan
preoperasi dan
perawatan post
operasi klien
dengan
gangguan
perkemihan
4. Prosedur
pendidikan
kesehatan
tentang
persiapan
preoperasi dan
perawatan post
operasi klien
dengan
gangguan
perkemihan
Jambi, 20 Februari 2015 Dosen Pengampu
(Thoedelvia Mardayanti,Amd.Keb)
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
Mata Kuliah : Keterampilan Dasar Praktek Klinik
Kode : BDN. 301
Jumlah SKS : 2 SKS
Sub Pokok Bahasan Pemasangan Kateter Wanita
Sasaran : Mahasiswa semester I
Waktu : 1 x 50 menit
Pertemuan ke : I
Dosen : Thoedelvia Mardayanti Amd.Keb
II Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan pembelajaran umum
Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa dapat Mempraktekkan cara Pemasangan Kateter
dengan baik dan Benar
2. Tujuan pembelajaran khusus
Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa dapat :
a. Menjelaskan Pengertian Kateter pada wanita
b. Mempraktekkan langkah-langkah Pemasangan Kateter pada Wanit
c. Menjelaskan Tujuan pemasangan Kateter
3.Keterampilah bawahan
a. Mahasiswa dapat menjelaskan apa itu Kateter ?
II. Metode pembelajaran
Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah metode ceramah dan Demonstrasi
III. Media dan alat
Media dan alat yang digunakan adalah :
1. LCD dan komputer
2. White Board dan spidol
IV. Struktur bahan dan materi
A. Struktur bahan Pemasangan Kateter
1. Pengertian Kateter
2. Prosedur Pemasangan Kateter
3. Tujuan Pemasangan Kateter
B. Ringkasan materi terlampir
. V RINCIAN KEGIATAN
Tahap/ waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Dosen Metode Media
Pendahuluan
5 menit
a. Mengucapkan salam
b. Menginformasikan cakupan
materi yang akan
disampaikan
c. Menggali pengetahuan
mahasiswa tentang tujuan
pembelajaran
1. a.Menjawab salam
2. b. Mehasiswa memahami cakupan
materi
3. c Mahasiswa memahami cakupan
materi
-
Ceramah
Ceramah
LCD,
laptop,slide
Penyajian 10
menit
d. Pengertian kateter
a. Mahasiswa
mengungkapkan hal-
hal yang diketahui
tentang pengertian
kateter
b. Mahsiswa lain
1. Pengertian kateter
a. a. Mahasiswa mengungkapkan hal-
hal yang diketahui tentang pengertian
kateter
b. b. Mahsiswa lain memberi tanggapan
tentang pengertian kateter.
c. c. Mahasiswa menanyakan hal-hal
Ceramah/
tanya
jawab
LCD,
laptop,slide
memberi tanggapan
tentang pengertian
kateter.
c. Mahasiswa
menanyakan hal-hal
yang belum diketahui
tentang pengertian
kateter.
d. Mahasiswa
menyimpulkan
tentang pengertian
kateter.
e. Tujuan kateterisasi
a. Mahasiswa dapat
mengungkapkan
pendapat tentang
tujuan kateterisasi.
b. Mahasiswa yang lain
memberi komentar
tentang tujuan
kateterisasi.
yang belum diketahui tentang
pengertian kateter.
d.d. Mahasiswa menyimpulkan tentang
pengertian kateter.
2. Tujuan kateterisasi
a. a. Mahasiswa dapat mengungkapkan
pendapat tentang tujuan kateterisasi.
b. b. Mahasiswa yang lain memberi
komentar tentang tujuan kateterisasi.
c. c. Mahasiswa bertanya tentang hal-
hal yang belum dimengerti tentang
tujuan kateterisasi
d. d. Mahasiswa dapat menyimpulkan
tentang tujuan kateterisasi.
3. f. Persiapan dan alat dalam
pemasangan
a. a. Mahasiswa dapat mengungkapkan
pendapat tentang persiapan dan alat
dalam pemasangan kateterisasi
b. b. Mahasiswa yang lain memberi
komentar tentang persiapan dan alat Ceramah/
c. Mahasiswa bertanya
tentang hal-hal yang
belum dimengerti
tentang tujuan
kateterisasi
d. Mahasiswa dapat
menyimpulkan
tentang tujuan
kateterisasi.
f. Persiapan dan alat dalam
pemasangan
a. Mahasiswa dapat
mengungkapkan
pendapat tentang
persiapan dan alat
dalam pemasangan
kateterisasi
b. Mahasiswa yang lain
memberi komentar
tentang persiapan
dan alat yang
yang digunakan dalam pemasanagan
kateterisasi.
c. c. Mahasiswa bertanya tentang hal-
hal yang belum dimengerti tentang
pemasangan kateter.
d. d. Mahasiswa dapat menyimpulkan
tentang pemasangan kateter.
4. g. Menjelaskan langkah-langkah
a.pemasangan kateter
a. Mahasiswa dapat menyebutkan
langkah-langkah b.pemasangan
kateter
b. Mahasiswa yang lain memberi
komentar tentang langkah-langkah
c.c.pemasangan kateter.
c. Mahasiswa bertanya tentang hal-hal
yang belum dimengerti tentang
langkah-langkah pemeriksaan kateter.
d.d. Mahasiswa dapat mengulang
kembali tentang langkah-langkah
pemasangan kateter.
tanya
jawab
digunakan dalam
pemasanagan
kateterisasi.
c. Mahasiswa bertanya
tentang hal-hal yang
belum dimengerti
tentang pemasangan
kateter.
d. Mahasiswa dapat
menyimpulkan
tentang pemasangan
kateter.
g. Menjelaskan langkah-
langkah pemasangan
kateter
a. Mahasiswa dapat
menyebutkan
langkah-langkah
pemasangan kateter
b. Mahasiswa yang lain
memberi komentar
5. h.Praktik i.memasang kateter.
Mahasiswa dapat mempraktekan cara
pemasangan kateter.
tentang langkah-
langkah pemasangan
kateter.
c. Mahasiswa bertanya
tentang hal-hal yang
belum dimengerti
tentang langkah-
langkah pemeriksaan
kateter.
d. Mahasiswa dapat
mengulang kembali
tentang langkah-
langkah pemasangan
kateter.
h. Praktik memasang kateter.
i. Mahasiswa dapat
mempraktekan cara
pemasangan kateter.
Ceramah/
tanya
jawab
Praktek
Penutup 5
menit
j. Mahasiswa menjelaskan
kembali tentang pokok-
pokok materi yang
1. j.Melakukan evaluasi dari
pembelajaran yang telah dilakukan
bersama
Tanya
jawab
LCD,
laptop,slide
disimpulkan
k. Mahasiswa membuat
kesimpulan dari materi yang
telah dipelajari bersama
l. 3. Menutup pertemuan
dengan menjawab salam
2. k.Bersama mahasiswa
menyimpulkan materi dari
pembelajaran yang telah disampaikan
3. l.Menutup pertemuan dengan
mengucapkasalam.
Diskusi
Ceramah
VI EVALUASI
1. Post Test 2. Tanya Jawab
VII. Referensi
1. Bobak, K. Jensen, 2005, Perawatan Maternitas. Jakarta. EGC2. Elly, Nurrachmah, 2001, Nutrisi dalam keperawatan, CV Sagung Seto, Jakarta.3. JHPIEGO, 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan, Buku 5 Asuhan Bayi Baru Lahir Jakarta.
Pusdiknakes.4. JNPK_KR.2004. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan Sumber Daya
Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.5. Potter, 2000, Perry Guide to Basic Skill and Prosedur Dasar, Edisi III, Alih bahasa Ester Monica, Penerbit buku
kedokteran EGC.
6. Samba, Suharyati, 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta. EGC7. Uliyah Musrifatul .”Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan” Jakarta : Salemba Medika , 2008
Jambi , 20 Februari 2015
Mengetahui Dosen Pengampu,Kaprodi D IV Bidan Pendidik
(Dian Purnamasari,S.ST) (Thoedelvia Mardayanti, AMd.Keb)
MATERI
A. Pengertian
1. Kateter adalah pipa untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan.
2. Kateter terutama terbuat dari bahan karet atau plastik, metal, woven silk dan silikon
3. Kandung kemih adalah sebuah kantong yang berfungsi untuk menampung air seni yang berubah-ubah
jumlahnya yang dialirkan oleh sepasang ureter dari sepasang ginjal.
4. Kateterisasi kandung kemih adalah dimasukkannya kateter melalui urethra ke dalam kandung kemih untuk
mengeluarkan air seni atau urine.
Kateter hendaknya hanya dilakukan pada pasien bila mutlak perlu, karena dapat menimbulkan banyak infeksi.
Sebuah benda yang dimasukkan melakuka ruangan sempit atau kekeliruan dari sudut yang salah, dapat menimbulkan
kerusakan yang berat pada uretra. Uretra wanita lebih pendek dari pria, dan lebih mudah cidera oleh kateter yang
dipaksakan kedalamnya. Bakteri dapat didorong memasuki kandung kencing selagi kateter dimasukkan.
B. Tujuan pemasangan kateter
1. Untuk segera mengatasi distensi kandung kemih
2. Untuk pengumpulan spesimen urine
3. Untuk mengukur residu urine setelah miksi di dalam kandung kemih
4. Untuk mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama pembedahan.
C. Sarana dan Persiapan
1. Alat
a. Bak instrumen
b. Spuit 10 cc
c. Bengkok
d. Sarung tangan steril
e. Aqua destilata
f. Plester
g. Gunting plester
h. Perlak
i. Cateter
j. Kapas air DTT
k. Kassa
l. Urine bag
m. Jelly atau vaselin
n. Waskom larutan chlorine 0,5%
2.. Petugas
a. Pengetahuan dasar tentang anatomi dan fisiologi dan sterilitas mutlak dibutuhkan dalam rangka tindakan preventif
memutus rantai penyebaran infeksi nosokomial.
b. Cukup ketrampilan dan berpengalaman untuk melakukan tindakan dimaksud.
c. Usahakan jangan sampai menyinggung perrasaan penderita, melakukan tindakan harus sopan, perlahan-lahan
dan berhati-hati
d. Diharapkan penderita telah menerima penjelasan yang cukup tentang prosedur dan tujuan tindakan.
3. Penderita
Penderita telah mengetahui dengan jelas segala sesuatu tentang tindakan yang akan dilakukan penderita atau
keluarga diharuskan menandatangani informed consent.
D. Langkah-langkah pemasangan kateter
1. Beritahu dan jelaskan pada ibu maksut dan tujuan tindakan yang akan dilakukan
2. Susun alat secara ergonomis untuk memudahkan dalam bekerja
3. Pasang sampiran atau tirai
4. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk bersih
5. Atur posisi pasien senyaman mungkin (dorsal recumbent)
6. Pasang perlak dibawah bokong pasien
7. Buka kemasan bungkus cateter dan tempatkan cateter di bak instrumen steril
8. Pakai sarung tangan
9. Lakukan vulva hygiene dengan kapas air DTT
10.Olesi ujung kateter dengan jelly atau vaselin (pada wanita kira-kira sepanjang 4 cm)
11.Buka labia mayor dengan ibu jari dan jari telunjuki tangan yang tidak dominan
12.Masukan ujung kateter ke uretra, secara perlahan-lahan menuju kandung bkencing, sampai keluar air kencing
(dengan tangan dominan) alirkan ke bengkok atau urinal
13.Masukkan cairan aquadest ke karet pengunci kateter sebanyak kira-kira 10 cc untuk mengunci kateter agar tidak
lepas
14.Hubungkan pangkal kateter dengan pipa penyambung pada kantong urine (urin bag)
15.Rekatkan kateter pada paha pasien dengan plaster
16.Pasang urine bag pada tempat tidur pasien (urine bag diberi tali dari kassa untuk mengikat dengan tepi tempat tidur)
17.Rapikan pasien
18.Bereskan alat
19.Cuci sarung tangan dalam larutan chlorin 0,5% lepas sarung tangan secara terbalik dan merendam dalam larutan
chlorin selama 10 menit
20.Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
21.Lakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan.
EVALUASI
A. Pertanyaan
1. Jelaskan pengertian katetrisasi?
2. Sebutkan tujuan pemasangan kateter?
3. Sebutkan persiapan yang dilakukan dalam pemasangan kateter?
4. Sebutkan langkah-langkah pemasangan kateter?
B. Jawaban
1. Kateterisasi kandung kemih adalah dimasukkannya kateter melalui urethra ke dalam kandung kemih untuk
mengeluarkan air seni atau urine.
2. Tujuan pemasangan kateter :
a. Untuk segera mengatasi distensi kandung kemih
b. Untuk pengumpulan spesimen urine
c. Untuk mengukur residu urine setelah miksi di dalam kandung kemih
Satuan Acara Pembelajaran Praktik
Mata Kuliah : Keterampilan Dasar Praktek KlinikKode : BDN. 301Jumlah SKS : 2 SKSSub Pokok Bahasan: Pemasangan Kateter WanitaSasaran : Mahasiswa semester IWaktu : 2 x 50 menitPertemuan ke : IDosen : Thoedelvia Mardayanti Amd.Keb
I. Tujuan Pembelajaran1. Tujuan pembelajaran umumSetelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa dapat Mempraktekkan cara Pemasangan Kateter dengan baik dan Benar2. Tujuan pembelajaran khusus
Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa dapat :a. Menjelaskan tujuan pemasangan Kateterb. Melaksanakan persiapan alat pada pelaksanaan pemasangan kateterc. Melaksanakan persiapan pasien pada pelaksanaan pemasangan kateterd. Mendemontrasikan pelaksanaan pemasangan kateter
3.Keterampilah bawahan a. Mahasiswa dapat menjelaskan apa itu Kateter ?
II. Metode pembelajaranMetode yang digunakan metode demonstrasi di laboratorium kebidanan
III. Media dan alatMedia dan alat yang digunakan adalah :1. Phantom Vagina2. Kateter
III Kegiatan Perkuliahan
No. Tahap Kegiatan Dosen/pengeajaran Metode Kegiatan Mahasiswa Media dan alat
1 2 3 4 5 6
1. Pendahuluan 1. Menjelaskan TIU/TIK2. Menjelaskan cakupan materi dalam
pertemuan ke 1.3. Menjelaskan manfaat relevansi
pembelajaran pemasangan kateter
Ceramah Memperhatikan Memperhatikan
Memperhatikan
2. Penyajian 1. Menjelaskan tujuan Pemasangan kateter.
2. Melaksanakan persiapan alat dan bahan pada pelaksanaan pemasangan kateter
3. Melaksanakan persiapan pasien pada pemasangan kateter
4. Mendemontstrasikan Pemasangan kateter
Ceramah dan Demonstrasi
Memperhatikan Mencatat Memperhatikan Mencatat Meredemonstrasika
n persiapan alat dan bahan pada pelaksanaan pemasangan kateter
Meredemonstrasikan Persiapan pasien pada pemasangan kateter
Meredemonstrasikan pemasangan kateter
Alat untuk pemasangan kateter
3. Penutup 1.Menunjuk 2 atau 3 orang Mahasiswa untuk :1. Menjelaskan tujuan Pemasangan
kateter.2. Melaksanakan persiapan alat dan
bahan pada pelaksanaan pemasangan kateter
3. Melaksanakan persiapan pasien pada pemasangan kateter
4. Mendemontstrasikan Pemasangan kateter
2.Memberikan Umpan balik terhadap reedemonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa
3.Memberi gambaran umum tentang materi perkuliahan yang akan datang : Pemasangan ngt
Ceramah dan Demonstrasi
Dua atau tiga Orang Mahasiswa akan :
Meredemonstrasikan persiapan alat dan bahan pada pelaksanaan pemasangan kateter
Meredemonstrasikan Persiapan pasien pada pemasangan kateter
Meredemonstrasikan pemasangan kateter
Memperhatikan Mencatat
Memperhatikan Mencatat
IV.Evaluasi Materi ini akan diuji dalam bentuk praktek pada ujian akhir
V. Sumber 1. Bobak, K. Jensen, 2005, Perawatan Maternitas. Jakarta. EGC2. Elly, Nurrachmah, 2001, Nutrisi dalam keperawatan, CV Sagung Seto, Jakarta.3. JHPIEGO, 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan, Buku 5 Asuhan Bayi Baru Lahir Jakarta.
Pusdiknakes.4. JNPK_KR.2004. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan Sumber Daya
Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.5. Potter, 2000, Perry Guide to Basic Skill and Prosedur Dasar, Edisi III, Alih bahasa Ester Monica, Penerbit buku
kedokteran EGC.6. Samba, Suharyati, 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta. EGC7. Uliyah Musrifatul .”Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan” Jakarta : Salemba Medika , 2008
Jambi , 20 Februari 2015
Mengetahui Dosen Pengampu,Kaprodi D IV Bidan Pendidik
(Dian Purnamasari,S.ST) (Thoedelvia Mardayanti, AMd.Keb)
LESSON PLAN TEORI
Mata Kuliah : Keterampilan Dasar Praktek Klinik Pokok Bahasan : Pemasangan KateterSub Pokok Bahasan : 1. Pengertian Kateter
2. Tujuan Pemasangan Kateter 3. Sarana dan persiapan
4. Langkah-langkah Pemasangan KateterSasaran : Mahasiswa KebidananPenempatan : Ruang KuliahPertemuan ke : 1Waktu : 100 menitDosen pengampu : Thoedelvia Mardayanti, Amd.Keb
OBJEK PERILAKU SISWA
Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu memahami dan menjelaskan pengertian kateter, Tujuan pemasagan,sarana dan persiapan serta langkah-langkash pemasangan Kateter
SUMBER PUSTAKA
8) Bobak, K. Jensen, 2005, Perawatan Maternitas. Jakarta. EGC
9) Elly, Nurrachmah, 2001, Nutrisi dalam keperawatan, CV Sagung Seto, Jakarta.
10)JHPIEGO, 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan, Buku 5 Asuhan Bayi
Baru Lahir Jakarta. Pusdiknakes.
11)JNPK_KR.2004. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.
12)Johnson, Ruth, Taylor. 2005. Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta. EGC.
13)Samba, Suharyati, 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta. EGC
14)Uliyah Musrifatul .”Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan” Jakarta :
Salemba Medika , 2008
WAKTU DESKRIPSIMETODE DAN
MEDIA5 menit Pendahuluan :
1.
m. Mengucapkan salam
n. Menginformasikan cakupan materi yang akan
disampaikan
o. Menggali pengetahuan mahasiswa tentang
tujuan pembelajaran
Ceramah
METODE
1. Ceramah Ilustratif2. Tanya Jawab
OBJEK PERILAKU SISWA
Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu memahami dan menjelaskan pengertian kateter , Tujuan pemasagan,sarana dan persiapan serta langkah-langkash pemasangan Kateter
Waktu Uraian materi Metode dan media
30 menit Pengertian
5. Kateter adalah pipa untuk memasukkan atau
mengeluarkan cairan.
6. Kateter terutama terbuat dari bahan karet atau
plastik, metal, woven silk dan silikon
7. Kandung kemih adalah sebuah kantong yang
berfungsi untuk menampung air seni yang
berubah-ubah jumlahnya yang dialirkan oleh
sepasang ureter dari sepasang ginjal.
8. Kateterisasi kandung kemih adalah
dimasukkannya kateter melalui urethra ke
Metode :Ceramah Tanya jawab
Media : Papan Tulis Multimedia
dalam kandung kemih untuk mengeluarkan air
seni atau urine.
Kateter hendaknya hanya dilakukan pada pasien
bila mutlak perlu, karena dapat menimbulkan banyak
infeksi. Sebuah benda yang dimasukkan melakuka
ruangan sempit atau kekeliruan dari sudut yang salah,
dapat menimbulkan kerusakan yang berat pada
uretra. Uretra wanita lebih pendek dari pria, dan lebih
mudah cidera oleh kateter yang dipaksakan
kedalamnya. Bakteri dapat didorong memasuki
kandung kencing selagi kateter dimasukkan.
B. Tujuan pemasangan kateter
5. Untuk segera mengatasi distensi kandung kemih
6. Untuk pengumpulan spesimen urine
7. Untuk mengukur residu urine setelah miksi di
dalam kandung kemih
8. Untuk mengosongkan kandung kemih sebelum
dan selama pembedahan.
C. Sarana dan Persiapan
1. Alat
o. Bak instrumen
p. Spuit 10 cc
q. Bengkok
r. Sarung tangan steril
s. Aqua destilata
t. Plester
u. Gunting plester
v. Perlak
w. Cateter
x. Kapas air DTT
y. Kassa
z. Urine bag
aa.Jelly atau vaselin
bb.Waskom larutan chlorine 0,5%
2. Petugas
e. Pengetahuan dasar tentang anatomi dan fisiologi
dan sterilitas mutlak dibutuhkan dalam rangka
tindakan preventif memutus rantai penyebaran
infeksi nosokomial.
f. Cukup ketrampilan dan berpengalaman untuk
melakukan tindakan dimaksud.
g. Usahakan jangan sampai menyinggung perrasaan
penderita, melakukan tindakan harus sopan,
perlahan-lahan dan berhati-hati
h. Diharapkan penderita telah menerima penjelasan
yang cukup tentang prosedur dan tujuan tindakan.
3. Penderita
Penderita telah mengetahui dengan jelas segala
sesuatu tentang tindakan yang akan dilakukan
penderita atau keluarga diharuskan menandatangani
informed consent.
D. Langkah-langkah pemasangan kateter
22.Beritahu dan jelaskan pada ibu maksut dan tujuan
tindakan yang akan dilakukan
23.Susun alat secara ergonomis untuk memudahkan
dalam bekerja
24.Pasang sampiran atau tirai
25.Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
keringkan dengan handuk bersih
26.Atur posisi pasien senyaman mungkin (dorsal
recumbent)
27.Pasang perlak dibawah bokong pasien
28.Buka kemasan bungkus cateter dan tempatkan
cateter di bak instrumen steril
29.Pakai sarung tangan
30.Lakukan vulva hygiene dengan kapas air DTT
31.Olesi ujung kateter dengan jelly atau vaselin (pada
wanita kira-kira sepanjang 4 cm)
32.Buka labia mayor dengan ibu jari dan jari telunjuki
tangan yang tidak dominan
33.Masukan ujung kateter ke uretra, secara perlahan-
lahan menuju kandung bkencing, sampai keluar air
kencing (dengan tangan dominan) alirkan ke
bengkok atau urinal
34.Masukkan cairan aquadest ke karet pengunci
kateter sebanyak kira-kira 10 cc untuk mengunci
kateter agar tidak lepas
35.Hubungkan pangkal kateter dengan pipa
penyambung pada kantong urine (urin bag)
36.Rekatkan kateter pada paha pasien dengan plaster
37.Pasang urine bag pada tempat tidur pasien (urine
bag diberi tali dari kassa untuk mengikat dengan
tepi tempat tidur)
38.Rapikan pasien
39.Bereskan alat
40.Cuci sarung tangan dalam larutan chlorin 0,5%
lepas sarung tangan secara terbalik dan merendam
dalam larutan chlorin selama 10 menit
41.Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
42.Lakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan.
5 menit
Pelatihan Mahasiswa1. Meminta salah satu peserta didik mengulangi
pengertian kateter , tujuan pemasangan kateter2. Meminta peserta lain untuk menanggapi jawaban
Metode :Tanya jawab
5 menit
KESIMPULAN 1 Menyimpulkan dari jawaban peserta didik.2 Meminta peserta lain untuk mengulangi
kesimpulan.
Metode :Ceramah Ilustratif
5 menitPENUTUP
1. Meyakinkan mahasiswa bahwa poin-poin materi penting telah disampaikan.
2. Memberitahukan materi yang akan di bahas pada pertemuan berikutnya
3. Mengucapkan salam penutup
Metode:ceramah
5 menit
EVALUASI
Sebutkan dan jelaskan tujuan pemasangan kateter
Metode: Tanya jawab
CATATAN
Jambi, 20 Februari 2015MengetahuiKetua Prodi D4 Bidan Pendidik Dosen Pengampu/ pengajar
(Dian Purnamasari,S.ST) (Thoedelvia Mardayanti, AMd.Keb)
LESSON PLAN PRAKTEK PEMASANGAN KATETER
Pokok Bahasan : Keterampilan Dasar Praktek Klinik
Sub Pokok Bahasan : Pemasangan Kateter Pada Wanita
Waktu : 30 Menit
Dosen Pengampu : Thoedelvia Mardayanti Amd.Keb
Referensi :
1. Bobak, K. Jensen, 2005, Perawatan Maternitas. Jakarta. EGC2. Elly, Nurrachmah, 2001, Nutrisi dalam keperawatan, CV Sagung Seto, Jakarta.3. JHPIEGO, 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan, Buku 5 Asuhan Bayi Baru Lahir Jakarta.
Pusdiknakes.4. JNPK_KR.2004. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan Sumber Daya
Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.5. Johnson, Ruth, Taylor. 2005. Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta. EGC.6. Samba, Suharyati, 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta. EGC7. Uliyah Musrifatul .”Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan” Jakarta : Salemba Medika , 20088.
Objektif Perilaku Siswa
1. Tanpa melihat checllist mahasiswa dapat menyiapkan peralatan, perlengkapan dan bahan yang dibutuhkan
untuk pemasangan Kateter
2. Dengan menggunakan peralatan dan bahan yang telah disediakan mahasiswa mampu melakukan
pemeasangan kateter pada phantom dengan prosedur pelaksanaan.
Peralatan:
1. Sarung tangan steril.
2. Kateter Steril (Sesuai dengan ukuran dan jenis)
3. Duk steril
4. Minyak pelumas/jelly
5. Larutan pembersih antiseptik (kapas sublimat)
6. Spuit yang bersisi cairan
7. Perlak dan alasnya
8. Bengkok
9. Pinset anatomis
10.Urineal bag
11.Sampiran.
Bahan
- Phantom Vagina
- Meja datar
Alat Bantu Mengajar
1. Lesson Plan Praktek
2. Daftar Tilik.
Metode
Demonstrasi dengan 4 langkah :
1. Pendahuluan
2. Penyajian
3. Aplikasi
4. Evaluasi
HAND OUTTopik : Prinsip Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Mata Kuliah : Keterampilan Dasar Praktek Klinik
Waktu : 250 Menit
Dosen : Thoedelvia Mardayanti,Amd.Keb
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan sistem tubuh yang berperan dalam eliminasi urine
2. Menjelaskan proses berkemih
3. Menjelaskan Faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
4. Melakukan tindakan untuk mengatasi masalah eliminasi urine
5. Menjelaskan Tujuan pemasangan kateter
6. Menyebutkan Alat dan Bahan untuk pemasangan Kateter
7. Menjelaskan Prosedur pemasangan Kateter.
Objektif Prilaku Siswa
Referensi
15)Bobak, K. Jensen, 2005, Perawatan Maternitas. Jakarta. EGC
16)Elly, Nurrachmah, 2001, Nutrisi dalam keperawatan, CV Sagung Seto, Jakarta.
17)JHPIEGO, 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan, Buku 5 Asuhan Bayi Baru Lahir Jakarta.
Pusdiknakes.
18)JNPK_KR.2004. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan Sumber Daya
Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
19)Johnson, Ruth, Taylor. 2005. Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta. EGC.
20)Samba, Suharyati, 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta. EGC
21)Uliyah Musrifatul .”Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan” Jakarta : Salemba Medika , 2008
PENDAHULUAN
KEBUTUHAN ELIMINASI
Kebutuhan eliminasi terdiri atas , eliminasi urine ( kebutuhan buang air kecil)
KEBUTUHAN ELIMINASI URINE
Organ yang berperan dalam eliminasi urine
Uraian Materi
Organ yang berperan dalam terjadinya eliminasi urine adalah ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra, Peranan
masing-masing organ tersebut , diantarannya:
1. Ginjal
Ginjal merupakan organ retroperitineal (di belakang selaput perut) yang terdiri atas ginjal sebelah kanan dan kiri
tulang punggung . Ginjal berperan sebagai pengatur komposisi dan volume cairan dalam tubuh. Ginjal juga
menyaring bagian dari darah untuk dibuang dalam bentuk urine sebagai zat sisa yang tidak diperlukan oleh
tubuh . Bagian ginjal terdiri atas nefron, yang merupakan unit dari struktur ginjal yang berjumlah kurang lebih
satu juta nefron . Melalui nefron, urine disalurkan ke dalam bagian pelvis ginjal kemudian disalurkan melalui
ureter ke kandung kemih.
2. Kandung kemih ( Bladder, buli-buli)
Kandung kemih merupakan sebuah kantong ynag terdiri atas otot halus yang berfungsi sebagai penampung air
seni ( urine). Dalam kandung kemih, terdapat lapisan jaringan otot yang memanjang di tengah dan melingkar
disebut sebagia destrusor dan berfungsi untuk mengeluarkan urine. Pada dasar kandung kemih, terdapat
lapisan tengah jaringan otot yang berbentuk lingkaran bagian dalam atau disebut sebagai otot lingkar yang
berfungsi menjaga saluran antara kandung kemih dari uretra , sehingga uretra dapat menyalurkan urine dari
kandung kemih keluar tubuh.
Penyaluran rangsangan ke kandung kemih dan rangsangan motoris ke otot lingkar bagian dalam diatur
oleh sistem simpatis . Akibat dari rangsangan otot ini , otot lingka menjadi kendur dan terjadi kontraksi sphincter
bagian dalam sehingga urine tetap tinggal dalam kandung kemih. Sistem parasimpatis menyalurkan rangsangan
motoris kandung kemih dan rangsangan penghalang ke bagian dalam otot lingkar . Rangsangn ini dapat
menyebabkan terjadinya kontraksi otot destrusor dan kendurnya sphincter.
3. Uretra
Uretra merupakan organ yang berfungsi untuk menyalurkan urine ke bagian luar.Fungsi uretra pada wanita
mempunyai fungsi berbeda dengan yang terdapat pada pria.Pada pria,uretra digunakan sebagai tempat
pengaliran urine dan sistem reproduksi berukuran panjang ±20 cm uretra pria terdiri dari tiga bagian uretra
prostatik, uretra membarnosa, dan uretra kavernosa.Pada wanita ,uretra memiliki panjang 4-6,5 cm dan hanya
berfungsi untuk menyalurkan urine ke bagian luar tubuh (Potter,1997)
Saluran perkemihan dilapisi membran mukosa, dimulai dari meatus uretra hingga ginjal.Secara normal,
mikroorganisme tidak ada yang bisa melewati uretra bagian bawah, namun membarn mukosa ini pada keadaan
patologis yang terus-menerus akan menjadikannya sebagai media yang baik untuk pertumbuhan beberapa
patogen.
A. Proses Berkemih
Berkemih merupakan proses pengosongan vesika urinaria (kandung kemih).Vesika urinaria dapat menimbulkan
rangsangan syaraf bila urinaria berisi ± 250-450 cc (pada orang dewasa) dan 200-250 cc (pada anak-anak).
Mekanisme berkemih terjadi karena vesika urinaria berisi urine yang dapat menimbulkan rangsangan pada
saraf-saraf di dinding vesika urinaria.Kemudian rangsangan tersebut diteruskan melaluo medula spinalis ke pusat
pengontrol berkemih yang terdapat di korteks screbal.Selanjutnya , otak memberikan implus/rangsangan mealui
medula spinalis ke neuromotoris di daerah sakral,kemudian terjadi koneksasi otot detrusor dan relaksasi otot sphincter
internal.
Urine dilepaskan dari vesika urinaria, tetapi masih bertahan sphincter eksternal.Jika waktu dan tempat
memungkinkan, akan menyebabkan relaksasi sphincter eksternal dan urine kemungkinan akan dikeluarkan
(berkemih) .
Komposisi Urine :
1. Air (96%).
2. Larutan (4%).
a. Larutan organik
Urea,amonia,kreatin, dan asam urat.
b. Larutan Anorganik
Natrium (sodium), klorida, kalium (potasium), sulfat, magnesium, fosfor, Natrium Klorida merupakan garam
anorganik yang paling banyak.
B.Faktor yang Mempengaruhi Eliminasi Urine
1. Diet dan asupan (intake)
Jumlah dan tipe makanan merupakan faktor utama yang mempengaruhi output urine (jumlah urine). Protein dan
natrium dapat menentukan jumlah urine yang dibentuk . Selain itu, minum kopi juga dapat meningkatkan
pembentukan urine.
2. Respons keinginan awal untuk berkemih
Kebiasaan mengabaikan keinginan awal untuk berkemih dapat menyebabkan urine banyak tertahan di dalam
vesika urinaria, sehingga mempengaruhi ukuran vesika urinaria dan jumlah pengeluaran urine.
3. Gaya hidup
Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi. Hal ini terkait dengan tersedianya
toilet.
4. Stres psikologis
Meningkatkan stres dapat meningkatkan frekuensi keinginan berkemih.Hal ini karena meningkatnya sensitivitas
untuk keinginan berkemih dan jumlah urine yang diproduksi.
5. Tingkat aktivitas
Eliminasi urine membutuhkan tonus otot vesika urinearia yang baik untuk fungsi sphincter. Kemampuan tonus
otot didapatkan dengan beraktivitas.Hilangya tonus otot vesika urinearia dapat menyebabkan kemampuan
pengontrolan berkemih menurun.
6. Tingkat perkembangan
Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga dapat mempengaruhi pola berberkemih. Hal tersebut dapat
ditemukan pada anak, yang lebih memiliki mengalami kesulitan untuk mengontrol buang air kecil,Namun
kemampuan dapat mengontrol buang air kecil meningkat dengan bertambahnya usia.
7. Kondisi penyakit
Kondisi penyakit dapat mempengaruhi produksi urine, seperti diabetes melitus.
8. Sosiokultural
Budaya dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi urine seperti adanya kultur pada masyarakat
tertentu yang melarang untuk buang air kecil di tempat tertentu.
9. Kebiasaan seseorang
Seseorang yang memiliki kebiasaan berkemih di toilet , biasanya mengalami kesulitan untuk berkemih dengan
melalui urineal/pot urine bila dalam keadaan sakit.
10.Tonus otot
Tonus otot yang berperan penting dalam membantu proses berkemih adalah kandung kemih, otot abdomen dan
pelvis. Ketiganya sangan berperan dalam kontraksi sebagai pengontrolan oengeluaran urine.
11.Pembedahan
Pembedahan berefek menurunkan filtrasi glomerulus sebagai dampak dari pemberian obat anestesi sehingga
menyebabkan penurunan jumlah produksi urine.
12.Pengobatan
Pemberian tindakan pengobatan dapat berdampak pada terjadinya peningkatan atau penurunan proses
perkemihan. Misalnya pemberian diuretik dapat meningkatkan jumlah urine, sedangkan pemberian obat
antikolinergik dan antihipertensi dapat menyebakan retensi urine.
13.Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik ini juga dapat mempengaruhi kebutuhan eliminasi urine, khususnya prosedur –
prosedur yang berhubungan dengsn tindakan pemeriksaan saluran kemih seperti intra venus pyelogrsm
(IVP).Pemeriksaan ini dapat membatasi jumlah asupan sehingga mengurangi produksi urine.Selain itu , tindakan
sistoskopi dapat menimbulkan edema lokal pada uretra sehingga pengeluaran urine terganggu.
C.Gangguan /masalah kebutuhan eliminasi urine.
1. Retensi urine
Retensi urine merupakan penumpukan urine dalam kandung kemih akibat ketidakmampuan kandung kemih
untuk mengosongkan kandung kemih. Hal ini menyebabkan distensi vesika urinaria atau merupakan keadaan
ketika seseorang mengalami pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap. Dalam keadaan distensi, vesika
urinaria dapat menampung urine sebanyak 3000-4000 ml urine.
2. Inkontinensia urine
Inkontinensia urine merupakan ketidakmampuan otot sphincter eksternal sementara atau menetap untuk
mengontrol ekskresi urine. Secara umum, pembesaran kelenjar prostat,serta penurunan kesadaran, serta
penggunaan obat narkotik dan sedatif.
3. Enuresis
Enuresis merupakan ketidaksanggupan menahan kemih (mengompol) yang diakibatkan tidak mampu
mengontrol sphincter eksterna.Biasanya, enuresis terjadi pada anak atau orang jompo .Umumnya, enuresis
terjadi pada malam hari (nocturnal euresis)
4. Perubahan pola eliminasi urine
Perubahan pola eliminasi urine merupakan keadaan seseorang yang mengalami gangguan pada eliminasi urine
karena obstruksi anatomis,kerusakan motorik sensorik, dan infeksi saluran kemih. Perubahan pola eliminasi
terdiri atas:
a. Frekuensi
Frekuensi merupakan banyaknya jumlah berkemih dalam sehari.Peningatan frekuensi berkemih dikarenakan
meningkatnya jumlah cairan yang masuk.Frekuensi yang tinggi tanpa suatu tekanan asupan cairan dapat
disebabkan oleh sistitis. Frekuensi tinggi dapat ditemukan juga pada keadaan stress atau hamil.
b. Urgensi
Urgensi adalah perasaan seseorang yang takut mengalami inkontinensia jika tidak berkemih. Pada
umumnya, anak kecil memiliki kemampuan yang buruk dalam mengontrol spincter eksternal. Biasanya,
perasaan segera ingin berkemih terjadi pada anak karena kurangnya kemampuan pengontrolan sphincter.
c. Disuria
Disuria adalah rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih . hal ini sering ditemukan pada penyakit infeksi
saluran kemih , trauma dan struktur uretra.
d. Poliuria
Poliuria nerupakan produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal, tanpa adanya peningkatan
asupan cairan. Biasanya , hal ini dapat ditemukan pada penyakit diabetes melitus dan penyakit ginjal kronis.
e. Urinaria supresi
Urinaria supresi adalah berhentinya produksi urine secara mendadak. Secara normal , urine diproduksi oleh
ginjal pada kecepatan 60-120 ml/ jam secara terus-menerus.
D.Menolong Buang Air Kecil dengan Menggunakan Urineal.
Tindakan membantu pasien yang tidak mampu buang air kecil sendiri di kamar kecil dilakukan dengan menggunakan
alat penampung (urineal). Hal tersebut dilakukan untuk menampung urine dan mengetahui kelainan dari urine (warna
dan jumlah).
Persiapan Alat dan bahan:
1. Urineal
2. Pengalas
3. Tisu.
Prosedur Kerja:
1. Cuci tanga.
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. Pasang alas urineal di bawah gluteal
4. Lepas pakaian bawah pasien
5. Pasang urineal di bawah gluteal/pinggul atau di antara kedua paha
6. Anjurkan selesai untuk berkemih
7. Setelah selesai, Rapikan alat
8. Cuci tangan , catat warna ,dan jumlah produksi urine.
E.Melakukan Kateterisasi
Kateterisasi merupakan tindakan memasukan kateter ke dalam kandung kemih melallui uretra untuk membantu
kebutuhan eliminasi, sebagai pengambilan bahan pemeriksaan.Dalam pelaksanaanya,kateterisasi terbagi menjadi dua
tipe indikasi, yaitu tipe intermitent (straight kateter) dan tipe indwelling (foley kateter).
Indikasi:
Tipe intermitten:
1. Tidak mampu berkemih 8-12 jam setelah operasi.
2. Retensi akut setelah trauma uretra.
3. Tidak mampu berkemih akibat obat sedatif atau analgesik.
4. Cedera tulang belakang.
5. Degenerasi neuromuskular secara progresif.
6. Untuk mengeluarkan urine residual.
Tipe Indwelling:
1. Obstruksi aliran urine
2. Post op uretra dan struktur disekitarnya (TUR-P).
3. Ostruksi Uretra.
4. Inkontinensia dan disorientasi berat.
Persiapan Alat dan Bahan
12.Sarung tangan steril.
13.Kateter Steril (Sesuai dengan ukuran dan jenis)
14.Duk steril
15.Minyak pelumas/jelly
16.Larutan pembersih antiseptik (kapas sublimat)
17.Spuit yang bersisi cairan
18.Perlak dan alasnya
19.Bengkok
20.Pinset anatomis
21.Urineal bag
22.Sampiran.
Prosedur Kerja (pada perempuan)
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. Atur ruangan
4. Pasang perlak /alas
5. Gunakan sarung tangan steril’
6. Pasang duk steril
7. Bersihkan vulva dengan kapas sublimat dari atas ke bawah (±3 kali hingga bersih)
8. Buka labia mayor dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri.Bersihkan bagian dalam.
9. Kateter diberi minyak pelumas atau jelly pada ujungnya, lalu asupan pelan-pelan sambil anjurkan untuk tarik
napas, asupan (2,5-5cm) atau hingga urine keluar.
10.Setelah selesai, isi balon dengan cairan aquades atau sejenisnya dengan menggunakan spuit untuk yang
dipasang tetap.Bila tidak dipasang tetap,tarik kembali sambil pasien disuruh napas dalam.
11.Sambung kateter dengan urineal bag dan fiksasi ke arah samping
12.Rapikan alat
13.Cuci tangan.
EVALUASI
1. Sebutkan organ apa saja yang berperan dalam proses eliminasi urine ?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi eliminasi
3. Apa yang dimaksud dengan Kateterisasi ?
SOAL
1. Pipa untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan pengertian dari....a. Pispotb. Kateterc. Selangd. Kandung kemih
2. Yang bukan termasuk tujuan pemasangan kateter.....a. Untuk pengumpulan spesimen urineb. Untuk mengatasi distensi kandung kemihc. Untuk mengukur residu urine setelah miksi di dalam kandung kemihd. Untuk memenuhi kandung kemih
3. Yang bukan termasuk faktor yang mempengaruhi eliminasi urine adalah .....a. Diet dan asupanb. Gaya hidupc. Frekuensid. Tingkat aktivitas
4. Organ yang berperan dalam eliminasi urine , kecualia. Hatib. Ginjalc. Uretra
d. Kandung kemih5. Penumpukan urine dalam kandung kemih akibat ketidakmampuan kandung kemih untuk
mengosongkan kandung kemih disebut ....a. Retensi urineb. Inkontinensia urinec. Enuresisd. Urgensi
6. Yang bukan termasuk pola eliminasi urine adalah.....a. frekuensib. urgensic. disuriad. enuresis
7. Yang termasuk tipe intermitent adalah .... a. Obstruksi aliran urine
b. Retensi akut setelah trauma uretra c. Post op uretra dan struktur disekitarnya d. obstruksi uretra
8. Berapa Panjang uretra pada wanita ? a. 4-6,5 b. 3-4 c. 6-7 d. 7-8 9. Berapa cc Vesika urinasria dapat menimbulkan rangsangan saraf (pada dewasa) ?
a. 200-250 cc
b. 250-450 c. 450-600 d. 100-150
10. Yang bukan termasuk alat dan bahan pemasangan kateter ............ a. Sarung tangan steril b. Duk steril
c. Bengkok d. Klem
JAWABAN
1. B2.D3.C4.D5.A6.D7.B8.A9.B10.D