pembelajaran berprogram p wina

30
PEMBELAJARAN TERPROGRAM MAKALAH PRESENTASI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akademik Pada Mata Landasan Teknologi Pendidikan Dosen : Prof.Dr. Wina Sanjaya,M.Pd Oleh : HARMAINI NIM. 0909561 A. HARIS WIDODO NIM. 0909564 PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

Upload: pengkur-upi

Post on 04-Jul-2015

593 views

Category:

Documents


25 download

TRANSCRIPT

PEMBELAJARAN TERPROGRAM

MAKALAH PRESENTASI

Disusun Untuk Memenuhi TugasAkademik Pada Mata Landasan Teknologi Pendidikan

Dosen : Prof.Dr. Wina Sanjaya,M.Pd

Oleh :

HARMAINI

NIM. 0909561

A. HARIS WIDODONIM. 0909564

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUMSEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIABANDUNG

2010

KATA PENGANTAR

Dengan menghaturkan rasa puja dan puji serta syukur kehadirat Allah

SWT, atas berkat rahmat, taufik dan hidaya-Nya jualah kami dapat

menyelesaikan salah satu tugas dalam mata kuliah ”Landasan dan Prinsip

Tekhnologi Pendidikan” Selanjutnya selawat dan salam senantiasa terlimpahkan

kepada Nabiullah Muhammad SAW. Yang membebasakan manusia dari

keterbelakangan menuju kemajuan.

Banyak pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaiakan

makalah yang berjudul Pembelajaran Terprogram sebagai salah satu kajin pada

mata kuliah. Untuk itu, pada kesempatan ini tak lupa penulis ucapkan terima kasih

kepada :

1. Prof. DR.Wina Sanjaya M.pd, yang telah dengan sabar memberikan

bimbingan dalam mata kuliah Landasan dan Prinsip Teknologi Pendidikan.

2. Rekan-rekan mahasiswa S2 kerjasama Departemen Agama RI dengan

Universitas Pendidikan Indonesia.

Penulis menyadari bahwa karena keterbatasan kemampuan penulis maka

makalah ini memiliki banyak kelemahan dan kekurangan, untuk itu saran dan

kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya

makalah ini. Akhirnya semoga semua aktivitas kita lakukan sehari-hari kiranya

dicatat sebagai amal ibadah oleh Allah SWT, Amin.

Bandung, April 2010

Penulis,

Harmaini & A.Haris W

BAB I

PENDAHULUAN

Perkembangan media pembelajaran terprogram di mulai pada tahun 1960-an,

para ahli mulai memperhatikan siswa sebagai komponen utama dalam

pembelajaran. Pada saat itu teori Behaviorisme BF. Skinner mulai mempengaruhi

penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran. Teori ini telah mendorong

diciptakannya media yang dapat mengubah tingkah laku siswa sebagai hasil

proses pembelajaran. Produk media pembelajaran yang terkenal sebagai hasil teori

ini adalah diciptakannya teaching machine (mesin pengajaran) dan Programmed

Instruction (pembelajaran terprogram). Pada tahun 1965-70, pendekatan sistem

(system approach) mulai menampakkan pengaruhnya dalam dunia pendidikan dan

pengajaran. Pendekatan sistem ini mendorong digunakannya media sebagai

bagian intregal dalam proses pembelajaran. Media, yang tidak lagi hanya

dipandang sebagai alat bantu guru, melainkan telah diberi wewenang untuk

membawa pesan belajar, hendaklah merupakan bagian integral dalam proses

pembelajaran.

Dewasa ini komputer memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam bidang

pendidikan dan latihan. Komputer berperan sebagai manajer dalam proses

pembelajaran yang di kenal dengan nama Computer Managed Instruction(CMI).

Adapula komputer sebagai pembantu tambahan dalam belajar; pemanfaatanya

meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan atau keduanya. Modus

ini di kenal sebagai Computer Assisted Instruction(CAI). CAI mendukung

pembelajaran dan pelatihan akan tetapi ia bukanlah penyampai utama materi

pelajaran. Komputer dapat menyajikan informasi dan tahapan pembelajaran lainya

di sampaikan bukan dengan media komputer.

Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran secara umum mengikuti

proses instruksional sebagai berikut:

1. Merencanakan mengatur dan mengorganisasikan,dan menjadwalkan

pengajaran.

2. Mengevaluasi siswa (tes)

3. Mengumpulkan data mengenai siswa

4. Melakukan analisis statistik mengenai data pembelajaran

5. Membuat catatan perkembangan pembelajaran (kelompok atau

perseorangan).

Format penyajian pesan dan informasi dalam CAI terdiri atas tutorial

terprogram, tutorial intelejen, drill and practice dan simulasi. Dalam makalah ini

penulis memfokuskan pembahasanya pada Pembelajaran terprogram atau Tutorial

terprogram.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Terprogram atau Tutorial terprogram

Tutorial terprogram atau pembelajaran terprogram adalah perangkat

tayangan baik statis maupun dinamis yang telah lebih dulu di programkan.

Pembelajaran yang terprogram merupakan salah satu dari beberapa

metode pembelajaran yang disajikan oleh guru untuk mencapai suatu tujuan

khusus dalam pembelajaran. Pembelajaran terprogram biasanya dapat diterima

baik oleh guru maupun oleh siswa. Materi terprogram digunakan untuk

menghasilkan peningkatan capaian individu siswa pada semua tingkatan

kemampuan siswa baik yang berkemampuan tinggi, sedang maupun rendah.

B. Ciri-ciri pembelajaran terprogram adalah :

Dalam pembelajaran terprogram mempunyai beberapa ciri, ciri-ciri

tersebut antara lain adalah:

Pembelajaran terprogram melibatkan penyajian materi yang

terkontrol dengan langkah-langkah pengurutan pelajaran yang

direncanakan secara cermat.

Siswa secara aktif dapat berpartisipasi dengan merespon pelajaran

secara terus- menerus.

Siswa dapat melihat apakah setiap responnya yang diberikannya

betul atau salah.

Setiap siswa mengalami kemajuan dengan sendiri-sendiri.

Material yang dilibatkan terlebih dahulu dirancang agar dapat

digunakan secara mandiri, walaupun para siswa bekerja dalam

situasi kelompok.

Materi yang terprogram dirancang secara khusus untuk beberapa jenis

pembelajaran dalam bentuk teks yang terprogram atau program-program

khusus yang digunakan dalam mesin-mesin mengajar. Materi ini direncanakan

dalam unit-unit yang disebut dengan kerangka-kerangka. Setiap kerangka

menyediakan sejumlah kecil informasi bagi siswa. Informasi yang disajikan

melalui serangkaian kerangka tadi berada dalam sebuah urutan logika yang

memandu siswa dari apa yang telah diketahuinya kepada pengetahuan yang

baru. Pada saat siswa yang sedang mempelajari materi yang terprogram,

mereka diharuskan berpartisipasi melalui pemberian respon secara aktif pada

setiap kerangka.

C. Jenis-jenis materi yang terprogram

Berdasarkan dari bagaimana respon-respon seorang siswa, maka

program dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok. Pertama program

membangun respond dan kedua program dalam beberapa pilihan respon.

Program yang pertama dibutuhkan oleh siswa oleh siswa untuk menuliskan

jawaban dalam belangko kosong yang diberikan dalam sebuah lembaran kerja.

Program yang kedua memberikan sejumlah respon dan siswa diharuskan

untuk memilih respon yang benar. Ada 4 jenis materi yang terprogram yaitu :

Linier, Cabang, Kombinasi dan Matetis.

1. Program Linier

Pada program linier urutan kerangka untuk semua siswa.

Informasi program diatur untuk setiap siswa yang diproses sejak item

pertama sampai item terakhir. Setiap siswa harus menyelesaikan kolom

jawaban dengan selembar kertas dan siswa selanjutnya mempelajari

informasi yang diberikan dalam kerangka mempersiapkan sebuah respon.

Respon ini selanjutnya dibandingkan dengan jawaban yang benar yang

diberikan program. Siswa memproses kerangka selanjutnya dan

mengikuti seluruh prosedur dalam program.

2. Program Cabang

Apabila lebih dari satu urutan atau rangkaian kerangka yang

menjadikan sebuah program percabangan maka ini dikenal sebagai

instrinsik atau adaptif. Setiap siswa mengikuti urutan yang ditentukan oleh

responnya masing-masing. Apabila siswa menyajikan dan merespon

materi dengan benar maka ia dapat : 1. Disajikan informasi tambahan lain

yang mendalam, 2. Diijinkan untuk melompati beberapa informasi, 3.

Disajikan informasi yang terfokus pada topik berikutnya. Respon yang

benar dapat menuntun siswa untuk terfokus pada informasi jawaban yang

benar. Pada saat siswa belum merespon dengan benar biasanya

dipersilahkan untuk kembali pada kerangka dasar dan membuat respon-

respon lain.

3. Program Kombinasi

Sebuah program sederhana mengkombinasikan ciri-ciri urutan

program linier atau bercabang. Salah satu bagian dari program kombinasi

dibuat berdasarkan urutan kerangka identik bagi semua siswa, sedangkan

salah satu atau bagian program tambahan dibuat dari kerangka melalui

pengurutan siswa yang ditentukan oleh respon siswa masing-masing.

4. Program Matetik

Matetik merupakan sebuah jenis program yang relatif baru.

Formatnya adalah ketika kerangka digunakan harus dapat menyerupai

sebuah program percabangan. Latihan-latihan dilibatkan sedapat mungkin

dapat dilampaui seluruhnya oleh siswa yang betul-betul pintar tetapi

mungkin juga dilengkapi melalui kebutuhan informasi lebih lanjut. Corak

utama dari jenis ini merupakan derajat dari tugas simulasi yang digunakan.

Para pendukung program jenis ini meyakini bahwa ketika beberapa

simulasi digunakan maka transfer belajar telah terjadi. Beberapa program

matetik biasanya diisi dengan diagram atau gambar dalam berbagai variasi

langkah penyelesaian. Menurut konsep matetik respon aktif dibutuhkan

siswa seperti menyelesaikan sebuah diagram secara lengkap yang

merangsang capaian dari tugas yang dipelajari siswa.

D. Perbandingan Program Linier vs Cabang

Apabila program tersedia pada waktu tepat maka dapat

diklasifikasikan sebagai program linier atau cabang. Program linier secara

khusus menggunakan teknik-teknik membangun respon. Ketika berbagai

pilihan respon digunakan dalam program linier, maka tak ada penjelasan

tentang jawaban yang salah yang diberikan, dan siswa tak dapat melangkahi

isi yang telah diketahuinya atau memperbaiki urutan yang sering terjadi dalam

program cabang.

Tahun 1926, S.L. Pressey mengembangkan sebuah alat untuk

menyajikan beberapa pilihan jawaban dalam sebuah drum bundar. Alat ini

menggunakan sebuah pilihan berganda dalam bentuk konsep program jenis

linier. Siswa menekankan kunci jawaban pilihan berganda dan mengetahui apa

yang benar. Alat ini disebut juga dengan mesin mengajar pertama. Informasi

tidak disajikan bagi siswa. Tetapi alat ini dapat digunakan untuk menguji

pembelajaran terprogram.

B.F. Skinner dari Univ. Harvard telah berjasa dalam mengembangkan

program jenis linier untuk membangun respon. Ia percaya bahwa belajar akan

lebih efektif ketika siswa menuliskan responnya dan dengan segera dikuatkan

dengan sebuah respon yang benar. Program dari jenis ini menyajikan

informasi dalam urutan dan dalam unit-unit kecil sehingga sebahagian besar

siswa akan dapat merespon dengan benar. Persentasi kesalahan yang tinggi

tidak diinginkan dan ketika ini terjadi, program membutuhkan sebuah revisi.

Pengembangan dari program cabang dilakukan oleh N.A. Crowder.

Sebagai sebuah program, siswa mengembangkan urutan kerangka dengan

respon masing-masing atas beberapa pilihan pertanyaan. Responnya

menentukan urutannya melalui program.

Perbedaan pengembangan yang dilakukan oleh Skinner dan Crowder

salah satunya didasarkan pada jenis respond dan urutan. Program jenis

crowder menyajikan paragraph informasi pada setiap kerangka sedangkan

program jenis Skinner memberikan sebuah kalimat atau dua kalimat pada

setiap kerangka. Siswa menghabiskan banyak waktu untuk membuat respon

dalam program jenis Skinner dan menghabiskan banyak waktu untuk

membaca informasi dalam program jenis Crowder.

Beberapa perbedaan dalam teori juga terlihat nyata, pada program jenis

Skinner didasarkan pada pendapat bahwa terjadi sebahagian besar afektif jika

sebuah respon yang benar dan segera dikuatkan. Dalam program cabang,

sebuah asumsi dasar dibuat bahwa siswa belajar dari sebuah keberhasilan dan

kesalahan. Crowder meyakini bahwa belajar yang efektif akan tercapai jikala

siswa membaca dan pemilihan beberapa pengujian merupakan sebuah

konfirmasi belajar.

Melalui pengujian dan peninjauan ulang program, Skinner percaya

seorang penulis program dapat membangun sebuah urutan kerangka yang

baik. Crowder mendebat bahwa suatu hal yang tak memungkinkan untuk

membangun sebuah urutan kerangka terbaik bagi seluruh siswa. Dalam

program cabang, setiap siswa dapat menggunakan individual dan sub urutan

cabang dari garis utama. Sebuah corak pada titik penting memandu untuk

mengubah perbaikan materi.

E. Metoda dalam Menyajikan Pembelajaran Terprogram

Informasi tentang pembelajaran yang terprogram dapat disajikan pada

siswa melalui sebuah teks yang terprogram atau beberapa jenis mesin

mengajar. Teks yang terprogram merupakan metode yang paling umum

digunakan.

1. Teks Terprogram

Teks ini tidak diberikan dengan menggunakan alat-alat tambahan

dalam menyajikan informasi. Sebuah program linier mungkin berada pada

sebuah format horizontal atau vertikal sedangkan format campuran

digunakan dalam program cabang.

Dalam format horizontal sebuah program linier kerangka terdiri

dari satu halaman sedangkan respon yang benar atas pertanyaan dalam

kerangka itu berada pada halaman yang lain. Siswa mempelajari kerangka

dengan membuat respon yang dibutuhkan dan kembali ke halaman

pertama untuk mendapatkan respon yang benar, dan berkemungkinan juga

berlaku pada kerangka selanjutnya.

Format vertikal digunakan, pada sebuah program linier, kerangka

berada pada urutan akhir halaman. Rancangan ini mangharuskan siswa

menyelesaikan seluruh materi kerangka dibacanya dengan sebuah tameng,

jika jawaban benar dicetak disamping atau setelah kerangka dibaca.

Rancangan ini tidak melibatkan pemutaran halaman secara konstan yang

dibutuhkan adalah format horizontal yang memungkinkan peninjauan

kembali kerangka sebelumnya.

Hal yang lebih khusus dari jenis dari teks terprogram adalah teks

campuran yang digunakan untuk menyajikan program percabangan yang

menggunakan berbagai pilihan pertanyaan. Kerangka dalam teks

campuran, tidak disajikan dalam urutan tetapi dalam bentuk sebaran yang

menyeluruh. Setiap siswa memulai dengan kerangka awal dan membuat

responnya. Respon ini menentukan kerangka selanjutnya yang akan

dipelajari. Jika respon benar yang diberikan oleh siswa maka siswa akan

dipandu pada kerangka dengan informasi tambahan ataupun informasi

yang baru. Ketika sebuah respon yang benar diberikan belum mampu

diserap maka siswa akan dipandu untuk memperbaiki informasi.

Beberapa ahli pendidikan percaya bahwa dengan menggunakan

teks terprogram, tanpa memandang format khusus yang dilibatkan maka

akan memungkinkan untuk mengelabui siswa karena siswa dapat melihat

dari depan jawaban yang benar tanpa membaca informasi yang disajikan

atau respon untuk pertanyaan yang disikapi. Untuk mengantisipasinya

siswa dimotivasi secukupnya untuk menggunakan teks dalam cara yang

benar. Argument lain mengatakan bagaimanapun tidak akan menjadi

masalah jika siswa memproses melalui program, sepanjang mereka

mempelajari isi yang penting.

2. Mesin Mengajar

Metode lain dari penyajian pembelajaran yang terprogram dan yang

dapat membantu untuk memberdayakan keberatan atas teks terprogram

adalah dengan menggunakan mesin mengajar. Sebuah mesin mengajar

merupakan sebuah alat atau system yang mekanis, elektrik, atau elektronik

dengan beberapa persyaratan yaitu : 1. Memungkinkan informasi untuk

disajikan dalam urutan yang logis dan teratur, 2. Membutuhkan catatan

untuk merespon siswa, 3. Menyajikan umpan balik dengan segera melalui

pengidikasian respon yang benar. Mesin mengajar sesungguhnya bukan

mengajar. Mengajar tergantung pada materi pembelajaran yang disajikan

oleh mesin tersebut.

Ada beberapa jenis mesin mengajar yang sederhana yaitu

menggunakan materi mimeograph sampai dengan komputer elektronik

yang membutuhkan system program yang lengkap. Mesin mengajar

biasanya disediakan untuk program linier dalam membangun respon.

Inovasi terbaru mesin mengajar adalah mesin audio visual dan komputer.

Mesin ini sudah sangat sukses dalam mempersiapkan para pendidik yang

akan mengembangkan studi yang tergantung pada materi yang dipakai

siswa.

Mesin mengajar terkompleks dan yang menggunakan kecepatan

tinggi adalah komputer. CAI atau pembelajaran dengan bantuan komputer

sangat berpotensi dalam meningkatkan ketersediaan program belajar yang

tergantung pada siswa. Pada CAI siswa berinteraksi dengan sebuah system

komputer yang berisi materi-materi yang telah terprogram. Ada tiga CAI

atau bentuk pembelajaran dengan bantuan komputer yaitu : 1. Latihan

praktek, 2. Perkuliahan, 3. Konvensional.

Bentuk latihan dan praktek dari CAI merupakan bentuk tercanggih dari

sebuah program linier. Siswa mengerjakan kerangka sebuah program,

jawaban atas pertanyaan tentang materi yang barusan dipelajari.

Jika siswa mengalami kesulitan dalam memberikan respon yang

benar, maka komputer dapat menuntun siswa untuk memperbaiki jaringan.

Setelah kesukaran terselesaikan maka siswa kembali pada program utama.

Bentuk kedua adalah perkuliahan. Pada perkuliahan pengambilan

keputusan dengan segera dibuat dengan beberapa pengurutan terprogram

yang tersedia bagi siswa. Sebagai keputusan yang didasarkan pada

jawaban siswa berikutnya dan capaian relative siswa untuk semua mata

pelajaran.

Bentuk ketiga adalah konvensional, bentuk konvensional dibuat

untuk siswa dalam memutuskan sendiri bahwa mereka membutuhkan

peninjauan ulang ekstra atau praktek atau harapan untuk melangkahi

beberapa materi. Hal ini memungkinkan siswa menanyakan pertanyaan

dari komputer. Biasanya, komputer mengetahui perspektif putusan dan

manyarankan keputusan dengan cepat, menjawab pertanyaan yang baik,

dan menjawab pertanyaan yang buruk dalam bentuk pertanyaan lain.

Karakteristik yang diharapkan dalam system konvensional yang dibuat

dengan menggunakan komputer adalah untuk:

1. Merespon sebagian dari porsi percakapan sebelumnya dan

menjawabnya dengan segera.

2. Menjawab dengan suatu hal yang relevan.

3. Membuat keputusan walaupun untuk menunda kesediaan.

4. Untuk memberikan jawaban berdasarkan kompleksitas

komputer.

5. Untuk terlibat dalam interaksi verbal dengan menggunakan

bahasa sehari-hari seperti bahasa inggris.

6. Untuk merespon dengan pertanyaan atau pernyataan setiap

waktu.

7. Untuk terlibat dalam interaksi nonverbal yang disertai dengan

table-tabel, grafik, gambar dan suara.

System konvensional harus dipersiapkan sehingga siswa dapat

menyelesaikan secara bebas, meliputi pembuatan nilai-nilai yang tak

relevan. Tujuan guru CAI dalam pemberian tekanan adalah membantu

siswa secara individual. Komputer melaksanakan peranan sebagai

distributor atau informasi, kebebasan guru berinteraksi pada berbagai

tingkaan personal dengan siswa.

F. Keunggulan dan Kekurangan Pembelajaran yang Terprogram

1. Keuntungan

Program dapat berjalan sendiri, sehingga memungkinkan bagi setiap

siswa untuk terus maju melalui urutan kerangka yang sesuai dengan

kecepatan siswa masing-masing.

Guru dibebaskan dari rutinitas dan penguasaan latihan tugas-tugas

dalam aktifitas kreatif dan interpersonal guru dengan siswanya.

Program dapat digunakan untuk mengajarkan berbagai keterampilan.

Materi terprogram adalah sangat efisien sehingga hal yang bertele-tele

harus dihilangkan, dan hanya informasi yang penting dalam mencapai

tujuan yang diutamakan.

Informasi yang disajikan diatur dan diurutkan secara individual.

Program berdasarkan pada teori-teori yang dapat diterima oleh para

pendidik dan para psikolog.

Penguasaan materi, siswa, suatu orientasi dan motivasi dapat

mempelajari secara bebas baik dalam setting pendidikan formal

maupun non formal.

Guru tunggal dapat memantau dan membantu siswa secara

individual yang sedang mengerjakan berbagai program dalam

beberapa waktu.

Belajar lebih berkualitas bagi semua siswa karena kemajuan secara

individu terkontrol dengan baik.

Kesalahan rata-rata relative rendah karena sebahagian besar materi

terprogram adalah sebuah alat motivasional yang berguna

khususnya bagi siswa yang lambat.

2. Kekurangan

Dalam pembelajaran terprogram sendiri juga mempunyai kelemahan

atau kekurangan ,kekurangan tersebut antara lain:

a. Materi dalam pembelajaran terprogram tidak dapat dipakai oleh guru

apabila tidak dilatih atau fasilitas pendidikan atau fasilitas yang baik.

b. Program tidak dapat memecahkan masalah pendidikan karena ruangan

kelas yang terlalu padat dalam pembelajaran terprogram.

c. Program tidak dapat digunakan dengan sukses dalam ruang kelas kalau

masih ada gab antara guru dengan siswa.

d. Pembelajaran yang efektif tidak dapat diberikan kecuali jika materi

dipersiapkan dan diuji dengan baik.

e. Beberapa orang siswa akan menjadi bosan setelah bekerja dengan

materi terprogram selama jangka waktu yang relative lama.

f. Masalah administrative seperti penjadwalan mungkin akan timbul

ketika siswa menggunakan materi terprogram dan menyelesaikan pada

waktu yang berbeda dari yang telah dijadwalkan dalam pelatihan

pengurutan seperti sebuah pengaruh kelompok.

g. Pendidik yang menggunakan materi terprogram dalam seting belajar

harus dilatih dalam menggunakan materi dan dalam manajemen kelas.

h. Pemilihan materi yang berkualitas yang akan sesuai dengan kurikulum

adalah pekerjaan yang sukar.

i. Biaya-biaya yang dilibatkan dalam memperoleh materi terprogram,

penyiapan guru untuk menyiapkan materi dan untuk mengevaluasi

materi.

j. Jumlah program berkualitas yang disajikan sangat terbatas dalam

beberapa wilayah dan isi yang meliputi wilayah program terbatas pada

pendidikan kejuruan.

G. Penggunaan Pembelajaran Terprogram

Pembelajaran terprogram seharusnya digunakan di dalam kelas sebagai

metoda yang efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan belajar. Dalam

menentukan metoda pembelajaran yang mana yang paling efektif, maka kita

harus mempertimbangkan karakteristik siswa, sasaran dari pelajaran atau unit,

materi pelajaran yang dibahas, waktu yang tersedia dan biaya yang

dipertimbangkan dari berbagai jenis metode pembelajaran.

Hal ini bukanlah sebuah keputusan yang mudah. Ini dapat

didemonstrasikan dalam pembelajaran yang terprogram yang dapat digunakan

pada sebahagian besar materi pengajaran. Siswa juga dapat diajarkan

informasi yang bersifat kognitif seperti defenisi begitu pula dengan

keterampilan psikomotor seperti penggunaan berbagai alat-alat tukang.

Bagaimanapun pembelajaran yang terprogram akan sangat efektif jika

digunakan pengajaran materi kognitif.

Materi terprogram biasanya digunakan pada setting pendidikan formal

seperti di dalam kelas dan di laboratorium atau dapat juga di dalam setting

informal seperti di rumah siswa. Pada setting formal, pembelajaran terprogram

dapat digunakan sebagai dasar metode belajar atau dapat juga digunakan

dengan metode pembelajaran yang lain seperti diskusi dan demonstrasi.

Penggunaan materi terprogram memungkinkan kita untuk mengganti

pemberian salah satu materi dalam panduan, menganalisa hasil belajar dan

perkuliahan siswa.

Siswa dalam setting formal biasanya mempunyai seorang guru yang

bersedia untuk membantu siswa dalam meninjau ulang materi pelajaran yang

telah selesai diajarkan atau mempersiapkan materi yang akan diajarkan.

Materi terprogram dapat menjadi “tutor” privat dalam meninjau ulang tujuan

atau memperkenalkan mata pelajaran penting dalam sebuah materi. Materi

terprogram ini juga digunakan dalam memperbaiki tugas-tugas bagi siswa

yang membutuhkan bantuan ekstra atau untuk mengakselerasikan siswa yang

berkualitas tinggi.

Disini dapat dilihat bahwa materi terprogram akan mungkin menjadi

efektif jika :

Menyajikan sebuah unit pelajaran bagi siswa di dalam kelas.

Melengkapi pembelajaran siswa yang punya kesulitan atau untuk

siswa akselerasi.

Menyajikan materi yang “ketinggalan” bagi siswa yang terlambat

masuk atau yang absen.

Menyajikan sebuah pengertian penawaran “materi pelajaran

tambahan” atau tugas untuk di rumah.

Memotivasi siswa khususnya dalam minat, kemampuan belajar

melalui pemahaman ini.

H. Pemilihan Materi Terprogram

Ketika kita memutuskan untuk memilih pembelajaran terprogram

sebagai metode yang paling efektif dalam capaian tujuan khusus, maka materi

yang akan digunakan tersebut harus dipilih terlebih dahulu. Materi terprogram

tidak disediakan untuk seluruh wilayah materi pelajaran khusus. Untuk

memilih materi pembelajaran yang sesuai, maka pertimbangkanlah factor-

faktor berikut dengan seksama :

1. Apakah materi dipersiapkan oleh personal yang mempunyai reputasi

dan autoritatif?

2. Apakah materi disajikan dalam hubungan kerja yang berkualitas?

3. Apakah capaian tujuan secara khusus diperjelas?

4. Apakah materi membahas hal yang didinginkan oleh wilayah isi?

5. Apakah materi terbebas dari bias etnik, sek dan ras dan isi yang tak

diinginkan lainnya.

6. Apakah isi materi adalah informasi yang akurat dan terbaru?

7. Apakah materi memberikan sejumlah waktu yang memadai untuk

penyelesaian?

8. Apakah materi terlihat efektif dalam sebuah pengujian bidang yang

valid?

9. Apakah materi berharga memiliki biaya dalam nilai-nilai belajar?

10. Apakah materi yang cocok untuk tingkatan kemampuan siswa?

11. Apakah isi mencerminkan kebutuhan dan kemampuan siswa?

12. Apakah materi sesuai dengan penggunaan fasilitas labratorium dan

kelas yang tersedia?

13. Apakah materi memberikan aktivitas belajar yang sesuai dengan

tujuan pelajaran dan unit?

14. Apakah isi materi disertai dengan contoh-contoh dan ilustrasi?

Sesuatu yang sangat penting adalah mengevaluasi faktor-faktor diatas

karena ketersediaan materi semata bukankah menjadi jaminan terciptanya

kualitasnya pelajaran yang baik. Materi terprogram yang baik tidak hanya

memungkinkan keterlibatan siswa dalam kemajuan rata-rata mereka teapi juga

memberikan peluang bagi siswa yang lebih mampu untuk membantu teman.

Setelah pemilihan materi terprogram yang berkualitas, maka

selanjutnya kita harus cerdas melengkapi isi materi. Anda harus melakukan

persiapan untuk merespon komentar atau jawaban siswa yang terfokus pada

isi, untuk memandu siswa dalam penggunaan materi yang baik dan membuat

ketersediaan materi dan peralatan yang ada.

I. Penggunaan Materi Terprogram

Ketika materi dipilih dan kita telah kenal dengan isinya maka kita

harus bersiap-siap untuk menggunakannya dalam setting belajar. Langkah

pertama adalah mengatur setting fisik pada awalnya yang dibutuhkan dalam

aktivitas belajar. Seluruh materi dan peralatan yang dibutuhkan dalam

aktivitas belajar haruslah dirancang terlebih dahulu. Peralatan harus di set

terlebih dahulu sesuai dengan rekomendasi yang disarankan oleh pabrik.

Setelah lingkungan dipersiapkan, maka kita harus menjelaskan

penggunaan materi terprogram ini pada siswa kita. Bagian dari penjelasan ini,

adalah perbedaan antara materi belajar konvensional atau teks book dan materi

terprogram yang harus didiskusikan. Caranya adalah setelah materi terprogram

diperoleh dan ditinjau ulang untuk merespon pelajaran melalui demonstrasi

diberikan, khususnya jika mesin mengajar juga dilibatkan. Sebagai tambahan,

penggunaan pendahuluan, peninjauan ulang, ringkasan, uji-diri, dan

komponen serta kelengkapan program lainnya harus juga dijelaskan.

Siswa harus mengetahui bahwa belajar materi terprogram, sangat

berbeda dengan aktivitas belajar kelompok biasa di dalam kelas. Mereka harus

memahami bahwa memahami bahwa mereka akan bekerja dengan materi

secara sendiri-sendiri bukan dalam interaksi kelompok. Jika teks terprogram

digunakan, maka siswa harus diberikan informasi tentang jawaban yang benar

yang dihasilkan.

BAB III

KESIMPULAN

Pembelajaran Terpogram adalah program pengembangan guru yang

dirancang dengan tema-tema berkaitan dengan jenis pendekatan, membantu siswa

memahami informasi dan mengaplikasikannya. Pembelajaran terprogram

merupakan pengembangan dari pembelajaran dengan metode berbasis komputer

di mana pembelajarn terprogram ini merupakan metode pengembangan teknologi

berbasis IT.

Pembelajaran terprogram ini merupakan metode yang memerlukan kesiapan

dari perangkat keras maupun perangkat lunaknya ,maka dari itu pendidikan

terprogram memerlukan kesiapan khusus dalam aplikasinya.pendidikan

terprogram sendiri di rancang untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam

pembelajaran. Hal ini di mungkinkan karena proses dalam pembelajaran

terprogram menuntut keaktifan siswa dalam menggunakan media ,dengan adanya

tuntutan yang demikian maka siswa di tuntut untuk memahami lebih dulu

perangkat-perangkat yang di gunakan sebelum menggunakan metode ini.

Pembelajaran terprogram sendiri merupakan bagian dari pembelajran individual

akan tetapi dengan program yang sudah di berikan oleh guru ataupun pendidik

yang memberikan materi tersebut. Jadi pada dasarnya pembelajaran terprogram

inipun merupakan pengembangan dalam Teknonolgi Pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhal, Ishak (2006), “Rancang Bangun Konsep Teknologi Pendidikan”,Bandung: Program Studi Pengembangan Kurikulum Sekolah Pasca Sarjana UPI

Azhar,Arsyad.1997. Media Pembelajaran; Jakarta .Raja Grafindo Persada

http://educationdbase.com/a-ve.html/ “Teknologi Pelajaran - Garis Besar”. Januszewski, Alan (2001), “Educational Technology- the development of a concept”,Colorado: Libraries Unlimited. Inc.

Kadir. Abdul dan Terra Ch. Triwahyuni (2003), “Pengenalan Teknologi informasi”. Yogakarta: Penerbit Andi

Miarso. Yusufhadi (2004), “Menyemai Benih Teknoiogi Pendidikan”, Jakarta: Prenada Media-Pustekkom Diknas.

Mc Quail, Denis (1996) “Mass Cummunication Theory”, (Edisi Indonesia: Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar). Jakarta: Penerbit Erlangga

Prawiradilaga, Dewi Salma dan Elvin Siregar (2004), “Mozaik Teknologi Pendidikan”, Jakarta: Prenada Media-UNJ

Sanjaya,Wina. 2009. Kurikulum Pembelajaran; Jakarta.Media Prenada Grup

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2004), “Landasan Psikologi Proses Pendidikan”. Bandung: PT Remaja Rosdakara

Zais, Robert (1 976). “Curriculum Prinsiples dan Foundations”. London: Harper and Row Publishers