jual beli (wina)
TRANSCRIPT
Jual Beli Perdagangan dalam Negeri
Oleh : Wina M
Perniagaan (tijarah) ada dua macam :
Jual BeliJual Beli RibaRiba
Allah SWT membedakan jual beli dengan riba. Allah SWT berfirman :
و� ب� ر� ب ٱل �ب ب� ب ب� ي� ب� يل ب�ٱلله ٱ ب� ب�� ب�
Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba. (QS Al-Baqarah [2] : 275)
Jual BeliJual Beli RibaRiba
1. Menurut syara’
Pengertian jual beli adalah tukar menukar harta dengan harta
untuk memiliki dan memberi kepemilikan
Jual beli ialah suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang
yang mempunyai nilai secara ridha di antara kedua belah pihak,
yang satu menerima benda-benda dan pihak lain menerimanya
sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan
syara’ dan disepakati
Hukum jual beli ada 4, yaitu :
Mubah
Wajib
Sunah
Haram
(boleh), merupakan hukum asal jual beli
apabila menjual merupakan keharusan, misalnya menjual barang untuk membayar hutang.
misalnya menjual barang kepada sahabat atau orang yang sangat memerlukan barang yang dijualmisalnya menjual barang yang dilarang untuk diperjualbelikan. Menjual barang untuk maksiat, jual beli untuk menyakiti seseorang, jual beli untuk merusak harga pasar, dan jual beli dengan tujuan merusak ketentraman masyarakat
Rukun jual beli
Penjual & Pembeli
Benda yang dijual
Alat tukar yang sah
Akad
Akad jual beli bisa dengan bentuk perkataan maupun perbuatan :
Bentuk perkataan terdiri dari Ijab yaitu kata yang keluar dari penjual seperti ucapan "saya jual" dan Qobul yaitu ucapan yang keluar dari pembeli dengan ucapan "saya beli".
Bentuk perbuatan yaitu muaathoh (saling memberi) yang terdiri dari perbuatan mengambil dan memberi seperti penjual memberikan barang dagangan kepada pembeli, dan pembeli memberikan harga yang telah ditentukan.
Sarat sah jual beli :
Penjual & Pembeli
Barang yang dijualbelikan
Ijab Kabul
1. Berakal2. Baligh3. Atas kemauan Sendiri
1. Suci2. Bermanfaat3. Milik sendiri4. Barang harus jelas bentuknya.
1.Kabul harus sesuai dengan ijab2. Kesepakatan
Syarat sah penjual & pembeli :
1. Jual beli harus dilakukan oleh orang yang berakal.
Firman Allah swt :Dan janganlah kamu serahkan kepada orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaan) kamu yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupanmu.(Q.S.an-Nisaa’:5)
2. Jual beli dilakukan atas kemauan sendiri (tidak dipaksa)Firman Allah swt :
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar) kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu.(Q.S. an-Nisaa’: 29)
3. Penjual dan pembeli sudah balihg atau dewasa
Syarat sah barang yang dijual
1) Keadaan barang suci atau dapat disucikan.
2) Barang yang diperjualbelikan memiliki manfaat (tidak
mubazir)
3) Barang yang dijual adalah milik penjual atau milik orang lain
yang dipercayakan kepadanya untuk dijual. Rasulullah
bersabda:
Tidak Sah jual beli kecuali pada barang yang dimiliki.(H.R. Abu
Daud dari Amr bin Syu’aib)
4) Barang yang dijual dapat diserahterimakan sehingga tidak
terjadi penipuan dalam jual beli.
5) Barang yang dijual dapat diketahui dengan jelas baik ukuran,
bentuk, sifat dan bentuknya oleh penjual dan pembeli.
Jual beli yang diperbolehkan dalam Islam adalah :
1. Telah memenuhi rukun dan syarat dalam jual beli
2. Jenis barang yang dijual halal
3. Jenis barangnya suci
4. Barang yang dijual memiliki manfaat
5. Atas dasar suka sama suka bukan karena paksaan
6. Saling menguntungkan
Jual beli yang terlarang dalam agama Islam :
1. Memperjualbelikan barang-barang yang haram
2. Jual beli barang untuk mengacaukan pasar
3. Jual beli barang curian
4. Jual beli dengan syarat tertentu
5. Jual beli yang mengandung unsur tipuan
6. Jual beli barang yang belum jelas
7. Jual beli barang untuk ditimbun
Khiyar (memilih)
Khiyar adalah hak untuk meneruskan jual beli atau
membatalkannya agar tidak timbul penyesalan, dan ini
dibenarkan oleh islam
Macam-macam Khiyar :
1.Khiyar majlis (Hak Pilih di Lokasi Perjanjian)
2.Khiyar syarat (hak pilih berdasarkan persyaratan)
3.Khiyar ‘aibi (cacat)
1. Khiyar majlis (Hak Pilih di Lokasi Perjanjian)
Khiyar majlis adalah hak bagi penjual dan
pembeli yang melakukan akad jual beli untuk
membatalkan atau meneruskan akad jual beli
selama mereka masih belum berpisah dari tempat
akad. Apabila keduanya telah berpisah dari satu
majlis, maka hilanglah hak khiyar majlis ini.
Rasulullah SAW bersabda:
Artinya:
Dua orang yang berjual beli, boleh memilih (akan
meneruskan jual beli atau tidak) selama keduanya
belum berpisah dari tempat akad.(H.R. Bukhori dari
Hakim bin Hizam)
2. Khiyar syarat (hak pilih berdasarkan persyaratan)
Khiyar syarat adalah suatu keadaan yang
membolehkan salah seorang atau masing-masing orang yang
melakukan akad untuk membatalkan atau menetapkan jual
belinya setelah mempertimbangkan dalam beberapa hari.
Setelah waktu yang ditentukan tiba, maka jual beli harus
segera ditegaskan untuk dilanjutkan atau dibatalkan. Sabda
Rasulullah Muhammad SAW:
Artinya:
Engkau boleh berkhiyar pada semua barang yang telah
engkau beli selama tiga hari tiga malam.(H.R. Ibnu Majah
dari Muhammah bin Yahya bin Hibban)
3. Khiyar ‘aibi (cacat)
Khiyar ‘aibi adalah hak untuk memilih meneruskan atau
membatalkan jual beli karena ada cacat atau kerusakan pada
barang yang tidak kelihatan pada saat ijab kabul. Berkaitan
dengan khiyar ‘aibi ini, Rasulullah SAW memberikan tuntunan
dengan sabdanya :
Artinya:
Dari Aisyah r.a. berkata bahwasanya seorang laki-laki telah
membeli seorang budak, budak itu tinggal beberapa lama dengan
dia, kemudian kedapatan bahwa budak itu ada cacatnya, terus
dia angkat perkara itu dihadapan Rasulullah saw. Putusan dari
beliau, budak itu dikembalikan kepada penjual(H.R. Abu Dawud)
Manfaat Khiyar
1. Kedua belah pihak tidak saling dirugikan.
• Menghindari salah pilih, sehingga tidak menyesal di
kemudian hari.
• Menghindari perselisihan dan permusuhan sesama kita
1. Menghindari kecurangan dan kebohongan jual beli.
2. Agar kedua belah pihak berlapang dada (ridha sama
ridha)
1. Hukum asal dari perdagangan adalah mubah (jaiz) bagi
setiap individu
2. Kebolehan itu dengan ketentuan harus mengikuti rukun
dan syarat jual beli
3. Negara tidak melakukan supervisi secara langsung tetapi
hanya secara umum
4. Negara hanya menjaga agar pelaku perdagangan tidak
menyimpang ketentuan syara’ dan memberi sanksi pada
pelanggarnya
Perdagangan dalam pandangan Islam
1. Setiap manusia mempunyai kebebasan dalam perdagangan
2. Mekanisme pasar merupakan pilar utama dalam perdagangan yang adil.
3. Mekanisme pasar akan dapat menentukan tingkat harga yang paling adil.
4. Pemerintah tidak perlu ikut campur dalam mekanisme pasar
5. Semua komoditi dapat diperdagangkan dalam pasar
6. Setiap individu bebas untuk mengembangkan dan memperbesar volume perdagangannya`
Perdagangan dalam pandangan Kapitalis
1. Persaingan dalam pasar bebas senantiasa
dimenangkan oleh pihak yang kuat dan bermodal
besar.
2. Mekanisme pasar akhirnya yang dikendalikan oleh
pihak yang kuat dan besar.
3. Tumbuhnya perdagangan dengan komoditi yang
merusak masyarakat.
4. Munculnya perdagangan non riil yang akhirnya
merusak ekonomi di sektor riil.
Dampak yang ditimbulkan
1. Negara harus memiliki peran yang besar dalam
mengendalikan perdagangan
2. Penentuan komoditas, harga dan pendistribusiannya
dikendalikan oleh negara.
3. Individu tidak memiliki peran yang besar dan bedas dalam
menjalankan aktivitas perdagangannya.
Perdagangan dalam pandangan sosilais
1. Negara-negara penganut sosialisme senantiasa kalah dalam
persaingan perdagangan internasional
2. Aktivitas perdagangan semakin tidak efisien
3. Gairah dan semangat kompetisi semakin rendah
4. Kualitas produk-produk yang diperdagangkan semakin tidak
kompetitif
Dampak yang ditimbulkan