makalah jual beli

21
Tugas Mandiri Pengampuh FIQIH Mawardi, S.Ag, MA JUAL BELI Disusun Oleh ABDULLAH ARIEF 10951005565 Kelas A (III) 1

Upload: abdullah-arief-tif-09-a

Post on 26-Jun-2015

13.188 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

makalah jual beli

TRANSCRIPT

Page 1: makalah jual beli

Tugas Mandiri Pengampuh

FIQIH Mawardi, S.Ag,

MA

JUAL BELI

Disusun Oleh

ABDULLAH ARIEF

10951005565

Kelas

A (III)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM

RIAU

2010

1

Page 2: makalah jual beli

Kata Pengantar

Puji syukur kami sampaikan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam

yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis untuk

dapat melaksanakan tugas makalah kuliah dan sekaligus presentasi

kelompok tentang pembahasan Jual beli. Dan berkat rahmat-Nya jualah,

maka penulis dapat menyusun sebuah makalah sebagai tugas yang

diberikan oleh dosen yang bersangkutan pada mata kuliah Agama II (FIQIH)

tahun ajaran 2009/2010.

Makalah ini juga ditujukan kepada semua pihak-pihak mahasiswa agar

untuk tahu akan pentingnya peduli tentang hukum-hukum islam dalam

kehidupan sehari-hari.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dosen Mata kuliah Agama II (FIQIH) : Bapak Mawardi, S.Ag, MA

yang telah memberikan izin untuk menyusun makalah ini.

2. Juga rekan-rekan yang lain telah banyak membantu dan memberi saran

sehingga makalah ini terlaksana.

Dan tidak lupa pula seperti peribahasa “tiada gading yang tak retak”

sehingga penulis menerima segala kritikan dan saran dalam penulisan

makalah ini, penulis terima dengan hati yang lapang.

Semoga makalah ini, membantu semua pihak dalam memberi masukan

untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa kita dalam membangun

Indonesia tercinta.

Bangkinang, April 2010

Penulis

DAFTAR ISI

2

Page 3: makalah jual beli

KATA PENGANTAR………………………………………………………...i

DAFTAR ISI……………….…………………………………………….……ii

BAB I. JUAL BELI…………………………………….……………..

A. Pengertian Jual Beli……………………………………………...

B. Landasan atau Dasar Hukum Jual Beli………………………...

BAB II. SYARAT DAN RUKUN JUAL BELI……….…………….

A. Orang yang Melaksanakan Akad Jual Beli..........................

B. Sigat atau Ucapan Ijab dan Kabul..........................................

C. Barang yang Diperjual-belikan.................................................

D. Nilai tukar barang yang dijual.................................................

BAB III. HAL-HAL YANG DALAM TERLARANG JUAL BELI.……

A. Terlarang Sebab Ahliah (Ahli Akad).......................................

B. Terlarang Sebab Shigat............................................................

C. Terlarang Sebab Ma’qud Alaih (Barang jualan).....................

D. Terlarang Sebab Syara’.............................................................

BAB IV. KHIYAR.................................................................................

A. Pengertian Khiyar.....................................................................

B. Macam-macam khiyar..............................................................

BAB V. JUAL BELI AS-SALAM...........................................................

A. Pengertian Jual beli As-Salam……………………………………

B. Syarat Sah Transaksi model Salam……………………………..

BAB VI. PENUTUP...............................................................................

A. Kesimpulan…………………………………………..…………….... Daftar

Pustaka………………………………………………...………..iii

3

Page 4: makalah jual beli

BAB I

JUAL BELI

A. Pengertian

Menurut etimologi, jual beli adalah pertukaran sesuatu dengan

sesuatu (yang lain). Kata lain dari jual beli adalah al-ba’i, asy-syira’, al-

mubadah, dan at-tijarah.

Menurut terminologi, para ulama berbeda pendapat dalam

mendefinisikannya, antara lain :

Menurut ulama Hanafiyah: 1)

Jual beli adalah ”pertukaran harta (benda) dengan harta

berdasarkan cara khusus (yang dibolehkan).”

Menurut Imam Nawawi2) dalam Al-Majmu’ :

Jual beli adalah ”pertukaran harta dengan harta untuk

kepemilikan.”

Menurut Ibnu Qudamah3) dalam kitab Al-mugni ‘ :

Jual beli adalah ”pertukaran harta dengan harta, untuk

saling menjadikan milik.”

Pengertian lainnya Jual beli ialah persetujuan saling mengikat

antara penjual (yakni pihak yang menyerahkan/menjual barang) dan

pembeli (sebagai pihak yang membayar/membeli barang yang dijual).

Pada masa Rasullallah SAW harga barang itu dibayar dengan mata uang

yang terbuat dari emas (dinar) dan mata uang yang terbuat dari perak

(dirham).

1 ) Alaudin Al-Kasyani, Badai’ Ash-Shanai’fi Tartib Asy-Syarai’. Juz V, Hlm. 1332 ) Muhammad Asy-Syarbini, Mugni Al-Muhtaj. Juz II, hlm. 23 ) Ibnu Qudamah, Al-Mugni. Juz III, hlm. 559

4

Page 5: makalah jual beli

B. Landasan atau Dasar Hukum Jual Beli

Landasan atau dasar hukum mengenai jual beli ini di syariatkan

berdasarkan Al-Qur’an, Hadist Nabi, dan Ijma’ Yakni :

1. Al Qur’an, yang mana Allah Swt berfirman dalam surat Al-Baqarah, 2:

198 :

2. Sunnah Nabi, yang mengatakan:

”Suatu ketika Nabi SAW, ditanya tentang mata pencarian yang paling

baik. Beliau menjawab, ’Seseorang bekerja dengan tangannya dan

setiap jual-beli yang mabrur.” (HR. Bajjar, Hakim yang

menyahihkannya dari Rifa’ah Ibn Rafi’)

Maksud mabrur dalam hadist di atas adalah jual-beli yang

terhindar dari usaha tipu-menipu dan merugikan orang lain.

3. Ijma’

Ulama telah sepakat bahwa jual beli diperbolehkan dengan

alasan bahwa manusia tidak akan mampu mencukupi kebutuhan

dirinya, tanpa bantuan orang lain. Namun demikian, bantuan atau

barang milik orang lain yang dibutuhkannya itu, harus diganti dengan

barang lainnya yang sesuai.

Mengacu kepada ayat-ayat Al Qur’an dan hadist, hukum jual beli

adalah mubah (boleh). Namun pada situasi tertentu, hukum jual beli itu

bisa berubah menjadi sunnah, wajib, haram, dan makruh.

5

Page 6: makalah jual beli

Berikut ini adalah contoh bagaimana hukum jual beli bisa berubah

menjadi sunnah, wajib, haram, atau makruh. Jual beli hukumnya sunnah,

misalnya dalam jual beli barang yang hukum menggunakan barang

yang diperjual-belikan itu sunnah seperti minyak wangi.

Jual beli hukumnya wajib, misalnya jika ada suatu ketika para

pedagang menimbun beras, sehingga stok beras sedikit dan

mengakibatkan harganya pun melambung tinggi. Maka pemerintah

boleh memaksa para pedagang beras untuk menjual beras yang

ditimbunnya dengan harga sebelum terjadi pelonjakan harga. Menurut

Islam, para pedagang beras tersebut wajib menjual beras yang ditimbun

sesuai dengan ketentuan pemerintah.

Jual beli hukumnya haram, misalnya jual beli yang tidak

memenuhi rukun dan syarat yang diperbolehkan dalam islam, juga

mengandung unsur penipuan.

Jual beli hukumnya makruh, apabila barang yang dijual-belikan itu

hukumnya makruh seperti rokok.

6

Page 7: makalah jual beli

BAB II

RUKUN DAN SYARAT JUAL BELI

Rukun dan syarat jual beli adalah ketentuan-ketentuan dalam jual beli

yang harus dipenuhi agar jual belinya sah menurut syara’ (hukum Islam).

a. Orang yang melaksanakan akad jual beli (penjual dan

pembeli).

Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh penjual dan pembeli adalah :

1. Berakal, jual belinya orang gila atau rusak akalnya dianggap

tidak sah.

2. Baliqh, jual belinya anak kecil yang belum baliqh dihukumi tidak

sah. Akan tetapi, jika anak itu sudah mumayyiz (mampu

membedakan baik atau buru), dibolehkan melakukan jual beli

terhadap barang-barang yang harganya murah seperti : Permen,

Kue, Kerupuk.

3. Berhak menggunakan hartanya. Orang yang tidak berhak

menggunakan harta milik orang yang sangat bodoh(idiot) tidak

sah jual belinya. Firman Allah ( Q.S. An-Nisa’(4): 5):

7

Page 8: makalah jual beli

b. Sigat atau Ucapan Ijab dan Kabul.

Ulama fiqh sepakat, bahwa unsur utama dalam jual beli adalah

kerelaan antara penjual dan pembeli. Karena kerelaan itu berada

dalam hati, maka harus diwujudkan melalui ucapan ijab (dari pihak

penjual) dan kabul (dari pihak pembeli). Adapun syarat-syarat ijab

kabul adalah :

1. Orang yang mengucap ijab kabul telah akil baliqh.

2. Kabul harus sesuai dengan ijab.

3. Ijab dan kabul dilakukan dalam suatu majlis.

c. Barang yang Diperjual-belikan

Barang yang diperjual-belikan harus memenuhi syarat-syarat

yang diharuskan, antara lain :

1. Barang yang diperjual-belikan itu halal.

2. Barang itu ada manfaatnya.

3. Barang itu ada ditempat, atau tidakada tapi ada ditempat lain.

4. Barang itu merupakan milik si penjual atau dibawah

kekuasaanya.

5. Barang itu hendaklah diketahuioleh pihak penjual dan pembeli

dengan jelas, baik zatnya, bentuknya dan kadarnya, maupun

sifat-sifatnya.

d. Nilai tukar barang yang dijual (pada zaman modern sampai

sekarang ini berupa uang).

Adapun syarat-syarat bagi nilai tukar barang yang dijual itu

adalah :

1. Harga jual disepakati penjual dan pembeli harus jelas jumlahnya.

2. Nilai tukar barang itu dapat diserahkan pada waktu transaksi jual

beli, walaupun secara hukum, misalnya pembayaran

menggunakan kartu kredit.

3. Apabila jual beli dilakukan secara barter atau Al-muqayadah

(nilai tukar barang yang dijual bukan berupa uang tetapi berupa

uang.

8

Page 9: makalah jual beli

BAB III

HAL-HAL YANG TERLARANG DALAM JUAL BELI

Jual beli dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, antara lain ditinjau

dari segi sah atau tidak sah dan terlarang atau tidak terlarang.

1. Jual beli yang sah dan tidak terlarang yaitu jual beli yang terpenuhi rukun-

rukun dan syarat-syaratnya (seperti yang telah dijelaskan pada halaman

sebelum ini).

2. Jual beli yang terlarang dan tidak sah (bathil) yaitu jual beli yang salah

satu rukun atau syaratnya tidak terpenuhi atau jual beli itu pada dasar

dan sifatnya tidak disyariatkan (disesuaikan dengan ajaran islam).

3. Jual beli yang sah tapi terlarang (fasid). Jual beli ini hukumnya sah, tidak

membatalkan akad jual beli, tetapi dilarang oleh Islam karena sebab-

sebab lain.

Berkenan dengan jual beli yang dilarang dalam Islam, Wahbah Al-

Juhaili meringkasnya sebagai berikut 4):

Terlarang Sebab Ahliah (Ahli Akad)

Ulama telah sepakat bahwa jual beli di kategorikan sah apabila

dilakukan oleh orang yang baliqh, berakal, dapat memilih. Mereka

yang dipandang tidak sah jual belinya sebagai berikut :

a. Jual beli yang dilakukan oleh orang gila.

b. Jual beli yang dilakukan oleh anak kecil.

Terlarang dikarenakan anak kecil belum cukup dewasa untuk

mengetahui perihal tentang jual beli.

c. Jual beli yang dilakukan oleh orang buta.

Jual beli ini terlarang karena ia tidak dapat membedakan barang

yang jelek dan barang yang baik.

d. Jual beli terpaksa

4 ) Ibid, hlm. 500-515

9

Page 10: makalah jual beli

Terlarang dikarenakan tidak adanya unsur kerelaan antara penjual

atau pun pembeli dalam akad.

e. Jual beli fudhul

Adalah jual beli milik orang lain tanpa seizin pemiliknya.

f. Jual beli yang terhalang

Terhalang disini artinya karena bangkrut, kebodohan, atau pun

sakit.

g. Jual beli malja’

Adalah jual beli orang yang sedang dalam bahaya, yakni untuk

menghindar dari perbuatan zalim.

Terlarang Sebab Shigat

Jual beli yang antara ijab dan kabulnya tidak ada kesesuaian maka

dipandang tidak sah. Beberapa jual beli yang termasuk terlarang

sebab shiqat sebagai berikut :

a. Jual beli Mu’athah

Jual beli yang telah disepakati oleh pihak akad, berkenaan dengan

barang maupun harganya, tetapi tidak memakai ijab kabul.

b. Jual beli melalui surat atau melalui utusan

Dikarenakan kabul yang melebihi tempat, akad tersebut dipandang

tidak sah, sperti surat tidak sampai ke tangan orang yang

dimaksudkan.

c. Jual beli dengan isyarat atau tulisan

Apabila isyarat dan tulisan tidak dipahami dan tulisannya jelek

(tidak dapat dibaca), maka akad tidak sah.

d. Jual beli barang yang tidak ada ditempat akad

Terlarang karena tidak memenuhi syarat in’iqad (terjadinya akad).

e. Jual beli tidak bersesuaian antara ijab dan kabul.

f. Jual beli munjiz

Adalah yang dikaitkan dengan suatu syarat atau ditangguhkan pada

waktu yang akan datang.

Terlarang Sebab Ma’qud Alaih (Barang jualan)

10

Page 11: makalah jual beli

Ma’qud alaih adalah harta yang dijadikan alat pertukaran oleh

orang yang akad, yang biasa disebut mabi ’ (barang jualan) dan

harga. Tetapi ada beberapa masalah yang disepakati oleh sebagian

ulama, tetapi diperselisihkan, antara lain :

a. Jual beli benda yang tidak ada atau dikhwatirkan tidak ada

b. Jual beli yang tidak dapat diserahkan

Contohnya jual beli burung yang ada di udara, dan ikan yang ada di

dalam air tidak berdasarkan ketetapan syara’.

c. Jual beli gharar

Adalah jual beli barang yang menganung unsur menipu (gharar).

d. Jual beli barang yang najis dan yang terkena najis

Contohnya : Jual beli bangkai, babi, dll.

e. Jual beli air

f. Jual beli barang yang tidak jelas (majhul )

Terlarang karenakan akan mendatangkan pertentangan di antara

manusia.

g. Jual beli barang yang tidak ada di tempat akad (gaib), tidak dapat

dilihat

h. Jual beli sesuatu sebelum di pegang

i. Jual beli buah-buahan atau tumbuhan

Apabila belum terdapat buah, disepakati tidak ada akad. Setelah

ada buah, tetapi belum matang, akadnya fasid.

Terlarang Sebab Syara’

Jenis jual beli yang dipermasalahkan sebab syara’ nya diantaranya

adalah :

a. Jual beli riba

b. Jual beli dengan uang dari barang yag diharamkan

Contohnya jual beli khamar, anjing, bangkai.

c. Jual beli barang dari hasil pencegatan barang

Yakni mencegat pedagang dalam perjalanannya menuju tempat

yang di tuju sehingga orang yang mencegat barang itu

mendapatkan keuntungan.

d. Jual beli waktu adzan jum’at

11

Page 12: makalah jual beli

Terlarang dikarena bagi laki-laki yang melakukan transaksi jual beli

dapat mengganggukan aktifitas kewajibannya sebagai muslim

dalam mengerjakan shalat jum’at.

e. Jual beli anggur untuk dijadikan khamar

f. Jual beli barang yang sedang dibeli oleh orang lain

g. Jual beli hewan ternak yang masih dikandung oleh induknya.

BAB IV

KHIYAR

A. Pengertian

Menurut Ulama Fiqh5), khiyar adalah “Suatu keadaan yang

menyebabkan orang yang akad (aqid) memiliki hak untuk memutuskan

akadnya, yakni menjadikan atau membatalkannya jika khiyar tersebut

berupa khiyar syarat, ‘aib atau ru’yah, atau hendaklah memilih di antara dua

barang jika khiyar ta’yin.”

Khiyar adalah hak memilih bagi si penjual dan si pembeli untuk

meneruskan jual belinya atau membatalkan karena adanya sesuatu hal.

B. Macam-macam khiyar yang kita kenal :

1. Khiyar syarat

Pengertian

Menurut Ulama fiqh5), Khiyar syarat adalah “Suatu keadaan

yang membolehkan salah seorang yang akad atau masing-masing

yang akad atau selain kedua pihak yang akad memiliki hak atas

pembatalan atau penetapan akad selama waktu yang diientukan.”

Contohnya : si penjual berkata kepada si pembeli, “Saya jual

barang ini kepadamu seharga Rp.100.000,- dengan syarat boleh

khiyar selama tiga hari tiga malam.”

khiyar masyru’ (disyariatkan) dan khiyar rusak

1. khiyar masyru’ (disyariatkan)

5 ) Wahbah Al-Juhaili, Al-Fiqh Al-Islami Wa adillatuhu, juz IV, hlm. 250

12

Page 13: makalah jual beli

adalah khiyar yang ditetapkan batasan waktunya. Contohnya :

si penjual berkata kepada si pembeli, “Saya jual barang ini

kepadamu seharga Rp.100.000,- dengan syarat boleh khiyar

selama tiga hari tiga malam.”

2. khiyar rusak

khiyar rusak yaitu khiyar yang batasan waktunya tidak

diketahui atau rusak, dan perbuatan ini mengandung unsur

jahalah (ketidak jelasan. Contohnya : “Saya beli barang ini

dengan syarat saya khiyar selamanya.”

Batasan khiyar masyru’

Adapun batas khiyar itu adalah tidak boleh lebih dari tiga hari.

Dan beberapa dari para ulama berpendapat bahwa6) khiyar yang

melebihi tiga hari membatalkan jual beli, sedangkan bila kurang

dari tiga hari adalah rukhshah (keringan) bagi penjual.

2. Khiyar majlis

Pengertian

Menurut Ulama fiqh7), “Hak bagi semua pihak yang melakukan

akad untuk membatalkan akad selagi masih berada di tempat

akad dan kedua pihak belum berpisah. Keduanya saling memilih

sehingga muncul kelaziman dalam akad.”

6 ) Al-Kasani, Op.Cit., juz V, hlm. 1747 ) Al-Juahaili, Op.Cit., juz IV, hlm. 250

13

Page 14: makalah jual beli

BAB V

JUAL BELI AS-SALAM

A. Pengertian

As-salam atau As-shalaf adalah pembayaran di muka dan

penyerahan barang di kemudian hari, yang terdefinisi oleh para fuqaha

sebagai ”akad jual beli atas sesuatu yang disebutkan kriterianya dalam

akad, dan yang dijanjikan akan diserahkan pada waktunya yang

ditentukan nanti kepada pembeli, dengan bayaran yang diserahkan

pada saat transaksi”. Firman Allah Swt dalam surat al-baqarah ayat 282

yang membolehkan transaksi ini :

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak

secara tunai umtuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu

menuliskannya.”(Q.S Al-Baqarah (2) :282)

B. Syarat sah transaksi model salam

1. Adanya kepastian sifat-sifat barang yang ditransaksikan.

2. Menyebut jenis dan macam barang yang ditransaksikan dengan akad

salam.

3. Disebutkan ukuran barang yang ditransaksikan dengan akad salam

itu.

4. Disebutkan waktu penyerahan barang.

14

Page 15: makalah jual beli

5. Agar barang yang ditransakasikan salam itu biasanya tersedia pada

waktu penyerahan barang seperti yang ditetapkan, sehingga sapat

diserahkan pada waktunya.

6. Agar harga pembeliannya sudah diterima secara sempurna dan

diketahui jumlahnya pada saat akad/transaksi.

7. Agar barang yang ditransaksikan itu bukan sesuatu yang tertentu, tapi

hendaknya ia bentuk semacam utang yang tertanggung.

Transaksi melalui hal seperti ini dibolehkan karena salah satu

kemudahan yang diberikan oleh syarat islam dan sikap toleransinya.

karena juga dalam muamalah ini terdapat kemudahan bagi manusia ini

terdapat kemudahan bagi manusia dan mewujudkan kemaslahatan

mereka, sambil bersihnya hal itu dari riba dan seluruh hal yang

dilarang. Maka, segala puji bagi Allah atas segala kemudahan yang

dianugerahkan-Nya.

15

Page 16: makalah jual beli

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sesuatu hal yang sering kita lupakan menjadi hal yang dapat merusak

nilai amalan yang kita lakukan jual beli, jadi hal upaya tentang penulisan

ini dilakukan untuk memberikan informasi tentang pengertian, dasar

hukum jual beli, rukun dan syarat jual beli, hal yang terlarang dalam jual

beli, khiyar, dan jual beli As-salam. Agar terciptanya lingkungan ekonomi

perdagangan islam yang sehat dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk

itu penulis menyimpulkan bahwa jual beli islam adalah suatu kegiatan

yang bersifat kepentingan umum, juga menjadi tolak ukur untuk

mensejahterakan kehidupan rakyat terutama dalam bidang

perekonomian. Karena manusia ini adalah makhluk sosial, jadi diperlukan

kegiatan jual beli ini juga seluk beluk mengenai jual beli islam ini sudah

dapat dilihat dalam bab-bab makalah ini.

B. Saran

Penulisan makalah ini menunjukkan hal yang berkaitan dengan apa-

apa saja mengenai hukum-hukum, tata cara pelaksanaan yang terkait

tentang hubungan jual beli yang baik antara penjual juga pembeli,

sehingga dapat mendorong munculnya penulisan makalah yang sejenis

dalam pemberi informasi yang lebih baik lagi tentang hal-hal yang

berkaitan dengan hubungan jual beli.

16

Page 17: makalah jual beli

DAFTAR PUSTAKA

Rahmat Syafe’i MA, Prof., Dr., 2004, Fiqih Muamalah, Pustaka Setia,

Bandung.

Wahbah Al-Juhaili, 1989, Al-fiqh Al-Islami wa Adillatuhu, Dar Al-Fikr.

Rambe, Nawawiah, Drs, 1994, Fiqih Islam, Duta Pahala, Jakarta.

Syamsuri, Drs, H., 2005, Pendidikan Agama Islam SMA Jilid 2 Untuk Kelas XI,

Erlangga, Jakarta.

17