akad jual beli

42

Upload: nella-adi-tirta

Post on 10-Aug-2015

160 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: Akad Jual Beli
Page 2: Akad Jual Beli

Dalam terminologi Arab, transaksi dikenal dengan istilah AKAD atau UQUD

Secara Bahasa, Transaksi berarti jalinan dua perkara. Dimana salah satu bagian mengikat bagian yang lain hingga membentuk kesatuan sebagai media penghubung yang dipegang dan dikokohkan

Secara Epistemologi, Transaksi berarti ikatan serah terima dengan cara yang telah ditentukan dan pengaruhnya sesuai dengan kondisi yang melingkupnya

Page 3: Akad Jual Beli

Menurut terminologi Fiqh, AKAD adalah pertalian ijab (pernyataan melakukan ikatan) dan kabul (pernyataan penerima ikatan) sesuai dengan kehendak syariat yang berpengaruh kepada objek perikatan

Menurut Ash Shiddieqy yang mengutip definisi yang dikemukakan Al-Sanhury, AKAD adalah Perikatan ijab dan kabul yang dibenarkan syara’ yang menetapkan kerelaan kedua belah pihak

Page 4: Akad Jual Beli

RUKUN – RUKUN AQAD

A. Aqid (orang yang berakad)B. Ma’qud ‘Alaih ( benda – benda yang

diakadkan)C. Maudhu’ al-’Aqd (tujuan atau maksud

pokok mengadakan akad)D. Shighat al-’Aqd (ijab dan qabul)

Page 5: Akad Jual Beli

YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM IJAB DAN QABUL

1. Ijab dan Qabul harus jelas pengertiannya2. Harus bersesuaian antara ijab daN qabul3. Menggambarkan kesungguhan kemauan dari pihak-pihak yang bersangkutan

Page 6: Akad Jual Beli

CARA YANG DITEMPUH DALAM AKAD

1. Mengucapkan dengan lidah2. Dengan cara tulisan3. Isyarat4. Saling beri memberi

Page 7: Akad Jual Beli

CONTOH AKAD EKONOMI

AKAD JUAL BELIAKAD AL-IJARAHAKAD JU’ALAHAKAD SYIRKAHAKAD MUDHARABAHAKAD WAKALAHAKAD KAFALAHAKAD QARDHAKAD HAWALAHDLL

Page 8: Akad Jual Beli
Page 9: Akad Jual Beli

JUAL BELI merupakan akad yang umum digunakan oleh masyarakat karena dalam setiap pemenuhan KEBUTUHANNYA, masyarakat tidak bisa berpaling untuk meninggalkan akad itu

Untuk mendapatkan makanan dan minuman misalnya terkadang ia tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan itu dengan sendirinya, tapi akan membutuhkan dan berhubungan dengan orang lain, sehingga kemungkinan besar akan terbentuk akad jual beli

Page 10: Akad Jual Beli

DEFINISI JUAL BELISecara linguistik ; JUAL BELI ( al bai’ )

berarti pertukaran sesuatu dengan sesuatuMenurut madzhab Hanafiah ; JUAL BELI

adalah pertukaran harta dengan harta dengan menggunakan cara tertentu ( Ijab dan Qabul )

Menurut Imam Nawawi dalam kitab Majmu ; JUAL BELI adalah pertukaran harta dengan harta dengan maksud memiliki

Menurut Ibnu Qudamah ; JUAL BELI adalah pertukaran harta dengan harta dengan maksud untuk memiliki dan dimiliki

Page 11: Akad Jual Beli

LANDASAN SYARI’AH

1. QS An-Nisaa’ (4) : 29 : “ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan (mengambil) harta sesamamu dengan dengan jalan batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela di antaramu”

2. QS Al-Baqarah (2) : 275 : “.....Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba....”

3. QS Al-Baqarah (2) : 198 : “.....Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia dari Tuhanmu ...”

Page 12: Akad Jual Beli

4. Dari Abu Sa’id al-khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka” (HR Al Baihaqi dan Ibnu Majah)

5. Dari Al-Tirmizi bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Pedagang yang jujur dan terpecaya sejajar (tempatnya di surga) dengan para nabi, shaddiqin, dan syuhada”

6. Dari Bukhari dan Muslim bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Bersumpah dapat mempercepat lakunya dagangan, tetapi dapat menghilangkan berkah”

7. Ulama muslim sepakat (ijma’) atas kebolehan atas jual beli

Page 13: Akad Jual Beli

Dalam kitab Fiqih Muamalah, bahwa untuk memiliki barang yang syah ada beberapa sebab :

a. IHRAZUL MUBAHAT : Memiliki benda-benda yang boleh

dimiliki atau menempatkan sesuatu yang boleh dimiliki disuatu tempat yang boleh

dimiliki (Misal : air yang mengalir disungai,

rumput dan pepohonan dirimba raya, binatang buruan dan ikan-ikan dilautan)

Page 14: Akad Jual Beli

b. KHALAFIAH Memperoleh barang atau kekayaan atas jalan waris c. AT-TAWALLUDU MINAL MAMLUK Memperoleh benda karena beranakpinak (segala yang terjadi atau lahir dari barang yang dimilki, menjadi hak bagi yang memiliki benda itu. Misal : anak binatang yang lahir dari induknya

ikut menjadi milik pemilik binatang itu.

Page 15: Akad Jual Beli

d. UQUD atau AQAD Perikatan atau kesempatan pemilikan yang diperoleh melalui transaksi jual beli, tukar menukar barang, hibah dan lain sebagainya “Uqud’ berarti : Simpulan, Perikatan,

Perjanjian, Permufakatan PERIKATAN adalah ijab dan kabul (serah

terima) menurut bentuk yang disyariatkan agama, nampak bekasnya pada yang diaqadkan itu

Page 16: Akad Jual Beli

RUKUN JUAL BELI :

Menurut madzhab Hanafiyah, rukun yang terdapat jual beli hanyalah pernyataan ijab dan qabul yang merefleksikan keinginan masing-masing pihak untuk melakukan transaksi

Menurut mayoritas ulama, rukun jual beli terdiri dari : AKID (penjual dan pembeli); MA’QUD ‘ALAIH (harga dan objek) serta SIGHAT (ijab dan qabul)

Page 17: Akad Jual Beli

SYARAT JUAL BELI :

1. SYARAT In’iqad2. SYARAT Sah3. SYARAT Nafadz4. SYARAT Luzum

Page 18: Akad Jual Beli

SYARAT IN’IQAD

Merupakan syarat yang harus diwujudkan dalam akad sehingga akad tersebut diperbolehkan secara syar’i, jika tidak lengkap maka akad menjadi batal

Menurut madzhab Hanafiayah syarat In’iqad ada 4 macam :

1. TERDAPAT DALAM ‘AKID a. Ada akid b. Berakal dan tamyiz (mampu

membedakan)

Page 19: Akad Jual Beli

Lanjutan……..

2. DALAM AKAD ITU SENDIRI (Pesesuaian antara ijab dan

qabul)3. Tempat terjadinya akid (BERADA DALAM SATU

MAJELIS)4. MA’QUD ‘ALAIH (Objek transaksi)

Page 20: Akad Jual Beli

SYARAT SAH JUAL BELI :

1. SYARAT UMUM (Syarat yang harus disempurnakan dalam setiap transaksi, terbebas dari cacat (aib)

2. SYARAT KHUSUS : - Adanya serah terima - Mengetahui harga awal

Page 21: Akad Jual Beli

Syarat-syarat Umum :

A. Kedua belah pihak cakap berbuatB. Yang dijadikan obyek akad, dapat menerima hukumnyaC. Akad itu dilakukan oleh orang yang mempunyai hak melakukannya dan melaksanakannya, walaupun dia bukan si aqid sendiriD. Akad itu memberi faedahE. Janganlah akad itu akad yang dilarang syara’F. Ijab itu berjalan terus, tidak dicabut, sebelum terjadi qabulG. Bertemu dimajlis akad

Page 22: Akad Jual Beli

SYARAT NAFADZ

1. Kepemilikan dan wilayah2. Dalam objek transaksi tidak

terdapat hak atau kepemilikan orang lain

Page 23: Akad Jual Beli

SYARAT LUZUM

Merupakan syarat yang akan menentukan akad jual beli artinya tidak ada ruang bagi salah satu pihak untuk melakukan pembatalan akad

Page 24: Akad Jual Beli

Perselisihan para ulama dalam aqad :

Pendapat pertama : Tidak sah akad itu kecuali dengan

SHIGHAT (suatu bentuk perkataan yang diucapkan oleh dua belah pihak yang melakukan aqad). Ketentuan ini berlaku dalam jual beli, sewa menyewa, hibah, nikah, waqaf,pembebasan budak dll.

Seperti dalam firman ALLAH surat An-Nisa : 29 : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian makan harta-harta sesama kalian dengan bathil, kecuali atas jalan perdagangan dengan ridla (suka sama suka) diantara kalian”

Page 25: Akad Jual Beli

Pendapat Kedua : Aqad itu sah dilakukan dengan perbuatan

(af’al) bagi hal-hal yang biasanya dilakukan dengan perbuatan seperti jual beli, saling memberi, waqaf, pendirian masjid, tanah kuburan dan jalan raya.

Demikian pula sebagaian sewa menyewa atau pemberian upah seperti pembayaran tukang jahit, tukang cuci dan menumpangi kapal sewaan yang biasa dipergunakan mengangkut penumpang dan sebagainya

Page 26: Akad Jual Beli

Pendapat Ketiga : Setiap aqad itu sah dilakukan dengan cara

apa saja yang menunjukkan kapada maksudnya, baik perkataan maupun perbuatan. Maka segala sesuatu yang telah dipandang oleh manusia sebagai jual beli maka itulah jual beli dan apa yang dipandang sebagai sewa-menyewa maka itulah sewa menyewa.

Dalam hubungan ini, maka segala macam pernyataan aqad dan serah terima dilahirkan dari jiwa yang saling merelakan untuk menyerahkan barangnya kepada siapa yang melakukan transaksi

Dalam firman ALLAH : “….Kecuali dengan perdagangan yang saling merelakan diantara kalian…..” (QS An-Nisa :29)

Dalam Hadits Nabi SAW : “Hanyasanya jual beli itu saling merelakan (suka sama suka)” (HR Ibnu Hibban)

Page 27: Akad Jual Beli

Menurut Hanafiyah Akad jual beli terbagi menjadi :

1. Akad shahih adalah akad yang disyariatkan

secara asalnya (rukun terpenuhi secara sempurna)

2. Akad fasid adalah akad yang secara asal

disyariatkan, tetapi terdapat masalah atas`sifat

akadnya tersebut (Barag tidak dispesifikasi secara jelas)

3. Akad batil adalah akad yang salah satu

rukunnya tidak terpenuhi ( Narkoba, Gila )

Page 28: Akad Jual Beli

KHIYAR

ARTINYA “boleh memilih antara dua, meneruskan akad jual beli atau mengurungkan (menarik kembali, tidak jadi jual beli)”.Diadakan khiyar oleh syara’ agar kedua orang yang berjual beli dapat memikirkan kemaslahatan masing-masing lebih jauh, supaya tidak akan terjadi penyesalan di kemudian hari lantaran merasa tertipu.

Page 29: Akad Jual Beli

Khiyar ada tiga macam :1. Khiyar Majelis artinya si pembeli dan si penjual

boleh memilih antara dua perkara tadi selama keduanya masih tetap berada ditempat jual beli .

2. Khiyar Syarat artinya khiyar itu dijadikan syarat sewaktu akad oleh keduanya atau oleh salah satu seorang. ( kata si penjual, “Saya jual barang ini dengan harga sekian dengan syarat khiyar dalam tiga hari atau kurang dari tiga hari”)

3. Khiyar ‘aibi (cacat) artinya si pembeli boleh mengembalikan barang yang dibelinya apabila pada barang itu terdapat suatu cacat yang mengurangi kualitas atau harga.

Page 30: Akad Jual Beli

JUAL BELI YANG DILARANG (BATIL)

1. Jual beli barang yang zatnya haram, najis atau tidak boleh dijual belikan seperti babi, bangkai dan khamar

2. Bai’ al-Ma’dum Merupakan bentuk jual beli atas objek transaksi yang tidak ada ketika kontrak jual beli dilakukan. (menjual mutiara yang masih ada didasar lautan)

3. Bai’ Ma’juz al Taslim merupakan akad jual beli dimana objek transaksi tidak bisa diserahterimakan. (mobil yang dibawa pencuri)

4. Bai’ Dain merupakan jual beli yang dilakukan secara tempo (Pembeli membeli mobil 100 jt dengan hutang 3 bulan, tapi tidak mampu pembayaran, penjual menjual kembali 125 jt dengan 2 bulan)

Page 31: Akad Jual Beli

JUAL BELI YANG DILARANG (BATIL)

1. Jual beli barang yang zatnya haram, najis atau tidak boleh dijual belikan seperti babi, berhala, bangkai dan khamar

HR Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkan menjual arak, bangkai, babi dan berhala”

2. Bai’ al-Ma’dum Merupakan bentuk jual beli atas objek transaksi yang tidak ada ketika kontrak jual beli dilakukan atau belum jelas. (menjual mutiara yang masih ada didasar lautan)

“Dari Anas bin Malik r.a bahwa Rasulullah SAW melarang menjual buah-buahan sehingga tampak dan matang” (Hadis ini disepakati Bukhari Muslim)

Page 32: Akad Jual Beli

JUAL BELI YANG DILARANG (BATIL)

3. Bai’ Ma’juz al Taslim merupakan akad jual beli dimana objek transaksi tidak bisa diserahterimakan. (mobil yang dibawa pencuri)

4. Bai’ Dain merupakan jual beli yang dilakukan secara tempo (Pembeli membeli mobil 100 jt dengan hutang 3 bulan, tapi tidak mampu pembayaran, penjual menjual kembali 125 jt dengan 2 bulan)

5. Jual beli bersyarat adalah jual beli yang ijab kabulnya dikaitkan dengan syarat.

6. Jual beli yang menimbulakan kemudaratan, kemaksiatan bahkan kemussyrikan

Page 33: Akad Jual Beli

JUAL BELI YANG DILARANG (BATIL)

7. Jual beli yang dilarang karena dianiaya (segala bentuk jual beli yang mengakibatkan penganiayaan hukumnya haram) misal menjual anak binatang yang masih membutuhkan (bergantung) kepada induknya

8. Jualbeli Muhaqalah yaitu menjual tanam-tanaman yang masih disawah atau diladang (samar-samar)

9. Jual beli Mukhadharah yaitu menjual buah-bahanan yang masih hijau (belum pantas dipanen)

10. Jual beli mulamasah yaitu jual beli secara sentuh menyentuh

11. Jual beli muzabanah yaitu menjual buah yang basah dengan buah yang kering

Page 34: Akad Jual Beli

4. Bai’ al Gharar merupakan jual beli barang yang mengandung unsur resiko (menjual anak onta yang masih dalam kandungan)

5. Bai’ Inah merupakan pinjaman ribawi yang direkayasa dengan jual beli ( si A menjual mobil 125 jt ke si B secara tempo 3 bulan sebelum waktu pembayaran tiba, si A membelinya kembali dari S\si B dengan harga 100 jt secara kontan

Page 35: Akad Jual Beli

Beberapa jual beli yang sah, tetapi dilarang :

Yang menjadi pokok sebab timbulnya larangan adalah 1. menyakiti si penjual, pembeli atau orang lain; 2. menyempitkan gerakan pasaran; 3. merusak ketentraman umum

1. Membeli barang dengan harga yang lebih mahal daripada harga pasar.2. Membeli barang sudah dibeli orang lain yang masih dalam masa khiyar (boleh memilih diantara dua) Seperti sabda Rasulullah saw : Dari abu Haurairah, “Rasulullah saw telah bersabda,’janganlah di antara

kamu menjual sesuatu yang sudah dibeli oleh orang lain’” (sepakat ahli hadits)

Page 36: Akad Jual Beli

3. Mencegah orang-orang yang datang dari desa diluar kota, lalu membeli barangnya sebelum mereka sampai ke pasar dan sewaktu mereka belum mengetahui harga pasar

Sabda Rasulullah saw, dari Ibnu Abas, “ Rasulullah saw bersabda, ‘Jangan kamu mencegat orang-orang yang akan kepasar dijalan sebelum mereka sampai kepasar ‘” (sepakat ahli hadits)

4. Membeli barang untuk ditahan agar dapat dijual dengan harga lebih mahal, sedangkan masyarakat umum memerlukan barang itu.

Sabda Rasulullah saw , “Tidak ada orang yang menahan barang kecuali orang yang durhaka (salah)” (riwayat Muslim)

5. Jual beli yang disertai tipuan

Page 37: Akad Jual Beli

Islam memerintahkan (menganjurkan) adanya ketatalaksanaan (adminitrasi) yang baik guna mewujudkan kelancaran dan keserasian dalam hubungan-hubungan dagang.

Sebagaimana diisyaratkan Allah, apabila dilakukan perikatan,perjanjian atau jual beli yang tidak tunai supaya dilakukan penulisan

Firman Allah : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian mengadakan suatu perikatan (bermu’amalah) tidak secara tunai untuk jangka waktu tertentu, maka hendaklah kalian menuliskannya.” (QS Al Baqarah : 282)

Page 38: Akad Jual Beli

SAKSI DALAM TRANSAKSI :

Islam mensyari’atkan adanya dua orang saksi apabila dilakukan jual beli secara hutang, sebagai mana dalam firman Allah dalam surat Al-Baqarah : 282 : “Dan hendaklah kalian adakan dua saksi laki-laki dari kalian …”

Dalam firman Allah dalam surat dan yang ayat yang sama diatas :”Jika tak ada dua orang laki-laki,maka boleh seorang lelaki dan dua orang wanita dari saksi-saksi yang kalian sukai

Page 39: Akad Jual Beli

BERAKHIRNYA AKAD :

1. Berakhirnya masa berlakunya akad itu, apabila akad itu mempunyai tenggang waktu

2. Dibatalkan oleh pihak-pihak yang berakad, apabila akad sifatnya tidak mengikat

3. Dalam akad yang mengikat, suatu akad dapat dianggap berakhir jika :

A. Jual beli itu fasad (ada unsur tipuan)B. Berlakunya khiyar syarat, aibC. Akad itu tidak dilaksanakan oleh satu pihakD. Tercapainya tujuan akad itu sampai sempurna4. Salah satu pihak yang berakad meninggal

dunia.

Page 40: Akad Jual Beli

HIKMAH AKAD

1. Adanya ikatan yang kuat antara dua orang atau lebih di dalam bertransaksi atau memiliki sesuatu

2. Tidak dapat sembarangan dalam membatalkan suatu ikatan perjanjian, karena telah diatur secara syar’I

3. Akad merupakan “payung hukum” didalam kepemilikan sesuatu sehingga pihak lain tidak dapat menggugat atau memilikinya

Page 41: Akad Jual Beli

Firman Allah dalam surat Al-Baqarah : 282 : “Dan persaksikanlah jika kalian melakukan perniagaan”

Seperti dalam Hadits yang diriwayatkan dari Abi Said R A, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda : “Seorang pedagang yang jujur dan dapat dipercaya bersama dengan nabi, orang yang benar dan para syuhada”

Hadits Lain : “Pekerjaan yang paling utama adalah pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri dan setiap perniagaan adalah diterima”

Page 42: Akad Jual Beli

7 syarat Perniagaan :1. Kerelaan dari dua pihak yang melakukan traksaksi2. Pihak yang melakukan transaksi merupakan yang diizinkan secara syar’I3. Barang yang diperniagakan merupakan barang

yang memiliki nilai guna sekaligus diperbolehkan perdagangannya4. Barang yang diperniagakan adalah barang yang miliknya5. Barang yang diperniagakan dapat diperkirakan

masa penyerahannya6. Diketahui harga umum dipasaran dan barang itu sendiri diberi patokan harga7. Barang yang diperniagakan merupakan barang

yang dapat dindentifikasi ciri-ciri fisiknya