pembatas lampiran 2 - kppn tanjungbalai filedengan saldo akhir pada laporan kas posisi (lkp) tahun...
TRANSCRIPT
Lampiran II Pedoman Analisa
Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan NOMOR: PER- /PB/2006 Tanggal 2006
Tentang Pedoman Rekonsiliasi dan Analisa & Penyusunan Laporan Keuangan Tingkat Kuasa BUN KPPN dan Kanwil DJPBN
PEDOMAN ANALISA
1
PEDOMAN ANALISA A. Latar Belakang Analisa
Unsur-unsur Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) perlu dianalisa agar LKPP yang
dihasilkan lebih akurat dan sesuai dengan karakteristik kualitatif laporan keuangan yang
disyaratkan dalam PP Nomor 24 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yaitu :
1. Relevan apabila informasi yang terdapat dalam LKPP dapat mempengaruhi keputusan
pengguna laporan keuangan.
2. Andal yaitu informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan
kesalahan material.
3. Dapat dibandingkan apabila informasi yang termuat dalam LKPP dapat dibandingkan dengan
periode sebelumnya.
4. Dapat dipahami yaitu apabila informasi yang disajikan dalam LKPP dapat dipahami oleh
pengguna laporan keuangan.
B. Ruang Lingkup Analisa
Analisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan akurasi data atau laporan keuangan
dengan melihat hubungan unsur elemen data dalam satu laporan dan antar laporan tanpa
membuat analisa rasio seperti yang lazim dilakukan.
1. Transaksi kiriman uang :
a. KPPN menganalisa kesesuaian antara penerimaan pemindahbukuan intern KPPN dan
pengeluaran pemindahbukuan intern KPPN.
b. Kanwil menganalisa kiriman uang antar KPPN di wilayahnya. Khusus Kanwil yang tidak
terdapat KBI, analisa kiriman uang antar KPPN dilakukan oleh Kanwil yang terdapat KBI,
sehingga KPPN yang terkait mengirimkan data kiriman uang antar KPPN ke Kanwil KBI-
nya berada;
c. DIA menganalisa kiriman uang rekening 502 ke rekening 500, 500 ke rekening 501 dan
sebaliknya.
2. PFK 10% gaji harus sama dengan gaji pokok ditambah tunjangan suami/istri, anak, dikali
10% (tidak termasuk gaji ketigabelas,uang duka wafat, gaji terusan);
3. PFK lainnya antara lain potongan Taspen, Askes, Taperum tergantung pada aturan yang
berlaku;
C. Prosedur Analisa 1. Analisa Laporan Tingkat KPPN
a. Analisa LAK 1. Total Saldo Awal Kas pada Laporan Arus Kas per MA Tahun berjalan harus sama
dengan Saldo Akhir Kas Laporan Arus Kas (LAK) dan Saldo Akhir Laporan Kas
Posisi (LKP) Tahun sebelumnya.
2
2. Total Saldo Akhir Kas pada Laporan Arus Kas per MA Tahun berjalan harus sama
dengan Saldo Akhir pada Laporan Kas Posisi (LKP) Tahun berjalan.
3. Total Saldo Akhir Kas pada Laporan Arus Kas per MA harus sama dengan jumlah
seluruh Saldo Rekening Koran/Bank.
4. Total Saldo Akhir Kas pada Laporan Arus Kas per MA harus sama dengan jumlah
Rekening Kas di KPPN pada Neraca KUN.
5. Pada Laporan Arus Kas per MA Total Penerimaan Pemindahbukuan (akun 8143)
harus sama dengan Total Pengeluaran Pemindahbukuan (akun 8243).
b. Analisa LRA
Pendapatan Negara dan Hibah Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah menurut LRA face harus sama dengan
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah menurut Laporan
Pendapatan dan Hibah Kementerian Negara/lembaga menurut Mata Anggaran
dikurangi realisasi Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah menurut Laporan
Pendapatan dan Hibah Kementerian Negara/lembaga menurut Mata Anggaran :
I. Penerimaan Dalam Negeri 1. Penerimaan Perpajakan
Realisasi Penerimaan Perpajakan menurut LRA face harus sama dengan
realisasi Penerimaan Perpajakan pada LRA Pendapatan Negara dan Hibah
Kementerian Negara/lembaga menurut Mata Anggaran dikurangi realisasi
Pengembalian Penerimaan Perpajakan pada LRA Pengembalian
Pendapatan Negara dan Hibah Kementerian Negara/lembaga menurut Mata
Anggaran.
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Realisasi Penerimaan PNBP menurut LRA face harus sama dengan realisasi
Penerimaan PNBP pada LRA Pendapatan Negara dan Hibah Kementerian
Negara/lembaga menurut Mata Anggaran dikurangi realisasi Pengembalian
Penerimaan PNBP pada LRA Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah
Kementerian Negara/lembaga menurut Mata Anggaran.
II. Penerimaan Hibah
Realisasi Penerimaan Hibah menurut LRA face harus sama dengan realisasi
Penerimaan Hibah pada LRA Pendapatan Negara dan Hibah Kementerian
Negara/lembaga menurut Mata Anggaran dikurangi realisasi Pengembalian
Penerimaan Hibah pada LRA Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah
Kementerian Negara/lembaga menurut Mata Anggaran.
3
Belanja Negara Realisasi Belanja menurut LRA face harus sama dengan realisasi Belanja menurut
Laporan Belanja Kementerian Negara/lembaga Jenis Belanja dikurangi realisasi
Pengembalian Belanja Kementerian Negara/lembaga menurut Jenis Belanja :
I. Belanja Pemerintah Pusat
1. Belanja Pegawai
Realisasi Belanja Pegawai menurut LRA face harus sama dengan realisasi
Belanja Pegawai pada LRA Belanja Kementerian Negara/lembaga menurut
Jenis Belanja dikurangi realisasi Pengembalian Belanja Pegawai pada LRA
Pengembalian Belanja Kementerian Negara/lembaga menurut Jenis Belanja.
2. Belanja Barang
Realisasi Belanja Barang menurut LRA face harus sama dengan realisasi
Belanja Barang pada LRA Belanja Kementerian Negara/lembaga menurut
Jenis Belanja dikurangi realisasi Pengembalian Belanja Barang pada LRA
Pengembalian Belanja Kementerian Negara/lembaga menurut Jenis Belanja.
3. Belanja Modal
Realisasi Belanja Modal menurut LRA face harus sama dengan realisasi
Belanja Modal pada LRA Belanja Kementerian Negara/lembaga menurut
Jenis Belanja dikurangi realisasi Pengembalian Belanja Modal pada LRA
Pengembalian Belanja Kementerian Negara/lembaga menurut Jenis Belanja.
4. Belanja Pembayaran Bunga Utang
Realisasi Belanja Pembayaran Bunga Utang menurut LRA face harus sama
dengan realisasi Belanja Pembayaran Bunga Utang pada LRA Belanja
Kementerian Negara/lembaga menurut Jenis Belanja dikurangi realisasi
Pengembalian Belanja Pembayaran Bunga Utang pada LRA Pengembalian
Belanja Kementerian Negara/lembaga menurut Jenis Belanja.
5. Belanja Subsidi
Realisasi Belanja Subsidi menurut LRA face harus sama dengan realisasi
Belanja Subsidi pada LRA Belanja Kementerian Negara/lembaga menurut
Jenis Belanja dikurangi realisasi Pengembalian Belanja Subsidi pada LRA
Pengembalian Belanja Kementerian Negara/lembaga menurut Jenis Belanja.
6. Belanja Hibah
Realisasi Belanja Hibah menurut LRA face harus sama dengan realisasi
Belanja Hibah pada LRA Belanja Kementerian Negara/lembaga menurut
Jenis Belanja dikurangi realisasi Pengembalian Belanja Hibah pada LRA
Pengembalian Belanja Kementerian Negara/lembaga menurut Jenis Belanja.
7. Belanja Bantuan Sosial
Realisasi Belanja Bantuan Sosial menurut LRA face harus sama dengan
realisasi Belanja Bantuan Sosial pada LRA Belanja Kementerian
Negara/lembaga menurut Jenis Belanja dikurangi realisasi Pengembalian
4
Belanja Bantuan Sosial pada LRA Pengembalian Belanja Kementerian
Negara/lembaga menurut Jenis Belanja.
8. Belanja Lain-lain
Realisasi Belanja Lain-lain menurut LRA face harus sama dengan realisasi
Belanja Lain-lain pada LRA Belanja Kementerian Negara/lembaga menurut
Jenis Belanja dikurangi realisasi Pengembalian Belanja Lain-lain pada LRA
Pengembalian Belanja Kementerian Negara/lembaga menurut Jenis Belanja.
II. Belanja Daerah Realisasi Belanja Daerah Akun 61 (Belanja Dana Perimbangan) pada LRA
Belanja menurut Jenis Belanja harus sama dengan Realisasi Belanja BA 70
(Dana Perimbangan) pada LRA Belanja per Bagian Anggaran dan akun 62
pada LRA Belanja menurut Jenis Belanja dengan Realisasi Belanja BA 71
pada LRA Belanja per Bagian Anggaran :
1. Dana Perimbangan
Realisasi Belanja Dana Perimbangan menurut LRA face harus sama
dengan Realisasi Belanja Dana Perimbangan (Akun 61) pada LRA Belanja
menurut Jenis Belanja dikurangi realisasi Pengembalian Belanja Dana
Perimbangan (Akun 61) pada LRA Pengembalian Belanja Kementerian
Negara/lembaga menurut Jenis Belanja juga harus sama dengan Realisasi
Belanja BA 70 pada LRA Belanja menurut Bagian Anggaran.
2. Dana Otonomi Khusus dan Penyeimbang
Realisasi Belanja Dana Otonomi Khusus dan Penyeimbang menurut LRA
face harus sama dengan Realisasi Belanja Dana Otonomi Khusus dan
Penyeimbang (Akun 62) pada LRA Belanja menurut Jenis Belanja
dikurangi realisasi Pengembalian Realisasi Belanja Dana Otonomi Khusus
dan Penyeimbang (Akun 62) pada LRA Pengembalian Belanja
Kementerian Negara/lembaga menurut Jenis Belanja juga harus sama
dengan Realisasi Belanja BA 71 pada LRA Belanja menurut Bagian
Anggaran.
Pembiayaan Untuk KPPN yang ada transaksi pembiayaan, maka jumlah Realisasi Pembiayaan
menurut LRA face harus sama dengan Laporan Realisasi Anggaran Pembiayaan
Bersih.
c. Analisa Neraca Neraca SAU
• Total Kas di Bendahara Pengeluaran harus sama dengan Total Uang Muka dari
KPPN dan Uang Muka dari BUN.
5
• Total Jumlah Aset Tetap hasil Total Penambahan Tanah sebelum disesuaikan
ditambah Total Peralatan dan Mesin sebelum disesuaikan ditambah Total Gedung
dan Bangunan sebelum disesuaikan ditambah Jalan, Irigasi dan Jaringan sebelum
disesuaikan harus sama dengan Total Ekuitas Diinvestasikan dalam Aset Tetap.
• Total Jumlah Aset Harus sama dengan Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Dana.
Neraca KUN
• Total Rekening Kas di KPPN pada Neraca KUN harus sama dengan Saldo Akhir
Kas pada LAK dan Saldo Akhir pada Laporan Kas Posisi (LKP).
• Kas dalam Transito adalah Pengeluaran Kiriman Uang dikurang Penerimaan
Kiriman Uang pada Laporan Arus Kas harus sama dengan Total Kas dalam
Transito pada Neraca KUN.
• Kas di Bendahara Pengeluaran hasil dari Total Pengeluaran Transito dikurang
Penerimaan Transito ditambah UP yang belum disetor pada Laporan Arus Kas
harus sama dengan Total Kas di Bendahara Pengeluaran pada Neraca KUN
KPPN.
ILUSTRASI CARA MENGANALISA UANG PERSEDIAAN (KAS DI BENDAHARAWAN PENGELUARAN)
a. Pengeluaran UP Rupiah Murni TA berjalan (825111) XXXX
Dikurangi : Penerimaan Pengembalian UP rupiah murni
TA berjalan (815111) XXXX -
XXXX
b. Pengeluaran UP Dana Pinjaman/Hibah LN (825112) XXXX
Dikurangi : Penerimaan Pengembalian UP Pinjaman/
Hibah LN (815112) XXXX –
XXXX+
Kas Di Bendahara Pengeluaran TA Berjalan XXXX
* Kas di Bendaharawan Pengeluaran per 1 Januari TA berjalan XXXX
Dikurangi: Penerimaan Pengembalian UP TA yang lalu (815114) XXXX -
UP TA yang lalu belum di setor XXXX +
Kas di Bendaharawan Pengeluaran TA yang lalu + berjalan XXXX
Pengeluaran UP penggunaan PNBP (Swadana) ( 825113) XXXX
Dikurangi : Penerimaan Pengembalian UP penggunaan
PNBP (Swadana) TA berjalan (815113) XXXX -
UP PNBP TA berjalan XXXX +
Kas di Bendaharawan Pengeluaran TA berjalan XXXX
(Harus sama dengan Kas Di Bendaharawan Pengeluaran Pada Neraca
KUN dan SAU)
Ket : *) Cetak Neraca KUN Tanggal 01 Januari Tahun Berjalan
6
• Jumlah Utang PFK hasil dari Total Penerimaan PFK dikurang pengeluaran PFK
pada Laporan Arus Kas harus sama dengan Utang PFK pada Neraca KUN.
• Jumlah SAL harus sama dengan Jumlah Saldo Awal Kas ditambah UP TAYL
(kalau ada) pada Laporan Arus Kas .
• SILPA/SIKPA yang merupakan hasil jumlah Arus Kas bersih dari Aktivitas Operasi
ditambah Arus Kas bersih dari Aktivitas Investasi Non Keuangan ditambah Arus
Kas bersih dari Aktivitas Pembiayaan harus sama dengan SILPA/SIKPA pada
Neraca KUN
• Jumlah Aset harus sama dengan Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Dana.
d. Analisa antar Laporan
LAK dengan Neraca KUN
• Total Saldo Akhir Kas pada LAK harus sama dengan Rekening Kas di KPPN pada
Neraca KUN.
• Selisih antara Pengeluaran Kiriman Uang dengan Penerimaan Kiriman Uang pada
LAK harus sama dengan Kas dalam Transito pada Neraca KUN.
• Selisih antara Pengeluaran Transito dengan Penerimaan Transito pada LAK harus
sama dengan Kas di Bendahara Pengeluaran pada Neraca KUN. Jika terdapat
perbedaan berarti terdapat UP yang belum disetor.
• Selisih antara Pengeluaran Reimbursment PP dengan Penerimaan Reimbursment
PP pada LAK harus sama dengan Uang Muka dari Rekening BUN pada Neraca
KUN.
• Selisih antara Pengeluaran Reimbursment REKSUS dengan Penerimaan
Reimbursment REKSUS pada LAK harus sama dengan Uang Muka dari Rekening
Khusus pada Neraca KUN.
• Selisih antara Penerimaan PFK dengan Pengeluaran PFK pada LAK harus sama
dengan Utang PFK pada Neraca KUN .
• Jumlah Saldo Awal Kas LAK dengan UP TAYL harus sama dengan jumlah SAL
pada Neraca KUN.
• Jumlah antara Arus Kas Bersih Aktifitas Operasi dengan Arus Kas Bersih Aktifitas
Investasi Non Keuangan dan Arus Kas Bersih dari Aktifitas Pembiayaan pada LAK
harus sama dengan jumlah SIKPA/SILPA pada Neraca KUN.
LRA dengan LAK
• Jumlah Penerimaan Perpajakan pada LRA face harus sama dengan jumlah
Pendapatan Pajak Dalam Negeri Netto ditambah Pendapatan Pajak Perdagangan
Internasional Netto pada LAK.
7
• Jumlah PNBP pada LRA face harus sama dengan jumlah Penerimaan Sumber
Daya Alam Netto, Penerimaan dari Laba BUMN Netto dan Pendapatan PNBP
Lainnya (dari aktivitas Operasi dan Investasi Aset Non Keuangan) Netto pada LAK.
• Jumlah Penerimaan Hibah pada LRA face harus sama dengan jumlah
Penerimaan Hibah Netto dengan Pendapatan Hibah DN Netto dan Pendapatan
Hibah LN Netto pada LAK.
• Jumlah Belanja Pegawai pada LRA face harus sama dengan jumlah Belanja Gaji
dan Tunjangan Netto dengan Belanja Honor, Lembur/Vakasi Netto dan Belanja
Konstribusi Sosial Netto pada LAK.
• Jumlah Belanja Barang pada LRA face harus sama dengan jumlah Belanja
Barang Netto ditambah dengan Belanja Jasa Netto, Belanja Pemeliharaan Netto
dan Belanja Perjalanan Netto pada LAK.
• Jumlah Belanja Modal pada LRA face harus sama dengan jumlah Belanja Modal
Tanah Netto ditambah dengan Belanja Peralatan Mesin Netto, Belanja Modal
Gedung dan Bangunan Netto, Belanja Jalan Irigasi dan Jaringan Netto dan Belanja
Modal Fisik Lainnya Netto pada LAK .
• Jumlah Belanja Pemb. Bunga Utang pada LRA face harus sama dengan jumlah
Belanja Pemb. Bunga Utang Netto ditambah dengan Belanja Pemb. Bunga Utang
DN Jk. Pendek pada LAK.
• Jumlah Belanja Subsidi pada LRA face harus sama dengan jumlah Belanja Subsidi
Netto ditambah dengan Belanja Subsidi Lembaga Non Keuangan pada LAK.
• Jumlah Belanja Hibah pada LRA face harus sama dengan jumlah Belanja Hibah
Netto pada LAK.
• Jumlah Belanja Bantuan Sosial pada LRA face harus sama dengan jumlah
Belanja Bantuan Kompensasi Sosial Netto ditambah dengan Belanja Lembaga
Pendidikan dan Peribadatan Netto dan Belanja Lembaga Sosial Lainnya Netto
pada LAK.
• Jumlah Belanja Lain-lain pada LRA face harus sama dengan jumlah Belanja Lain-
lain Netto pada LAK.
• Jumlah Belanja Daerah pada LRA face harus sama dengan jumlah Belanja Dana
Bagi Hasil netto, Belanja Dana Alokasi Umum netto, Belanja Dana Alokasi Khusus
netto, dan Belanja Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian netto pada LAK.
• Jumlah Pembiayaan Bersih pada LRA harus sama dengan jumlah Arus Kas
Bersih dari Aktifitas Pembiayaan pada Laporan Arus Kas (LAK).
Neraca SAU dengan Neraca KUN
• Jumlah Kas di Bendahara Pengeluaran pada Neraca SAU harus sama dengan
jumlah Kas di Bendahara Pengeluaran pada Neraca KU
8
2. Analisa Laporan Tingkat Kanwil a. Analisa laporan LAK
1. Total Saldo Awal Kas Tahun berjalan harus sama dengan Saldo Akhir Kas dan
Saldo Akhir Laporan Kas Posisi (LKP) Tahun sebelumnya.
2. Total Saldo Akhir Kas Tahun berjalan harus sama dengan Saldo Akhir pada
Laporan Kas Posisi (LKP) Tahun berjalan.
3. Total Saldo Akhir Kas harus sama dengan jumlah seluruh Saldo Rekening
Koran/Bank.
4. Total Penerimaan Kiriman Uang Antar KPPN (akun 8141) harus sama dengan
Total pengeluaran Kiriman Uang Antar KPPN (akun 8241).
5. Total Penerimaan Pemindahbukuan (akun 8143) harus sama dengan Total
Pengeluaran Pemindahbukuan (akun 8243).
b. Analisa LRA
Pendapatan Negara dan Hibah Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah menurut LRA face harus sama dengan
Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah menurut Laporan Pendapatan dan Hibah
Kementerian Negara/lembaga menurut Mata Anggaran dikurangi Realisasi
Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah menurut LRA Pengembalian
Pendapatan dan Hibah Kementerian Negara/Lembaga menurut Mata Anggaran .
I. Penerimaan Dalam Negeri 1. Penerimaan Perpajakan
Realisasi Penerimaan Perpajakan menurut LRA face harus sama dengan
realisasi Penerimaan Perpajakan pada LRA Pendapatan Negara dan Hibah
Kementerian Negara/lembaga menurut Mata Anggaran dikurangi realisasi
Pengembalian Penerimaan Perpajakan pada LRA Pengembalian
Pendapatan Negara dan Hibah Kementerian Negara/Lembaga menurut Mata
Anggaran.
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Realisasi Penerimaan PNBP menurut LRA face harus sama dengan realisasi
Penerimaan PNBP pada LRA Pendapatan Negara dan Hibah Kementerian
Negara/Lembaga menurut Mata Anggaran dikurangi realisasi Pengembalian
Penerimaan PNBP pada LRA Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah
Kementerian Negara/Lembaga menurut Mata Anggaran.
II. Penerimaan Hibah
9
Realisasi Penerimaan Hibah menurut LRA face harus sama dengan realisasi
Penerimaan Hibah pada LRA Pendapatan Negara dan Hibah Kementerian
Negara/Lembaga menurut Mata Anggaran dikurangi realisasi Pengembalian
Penerimaan Hibah pada LRA Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah
Kementerian Negara/Lembaga menurut Mata Anggaran.
Belanja Negara
Realisasi Belanja menurut LRA face harus sama dengan realisasi Belanja menurut
Laporan Belanja Kementerian Negara/Lembaga menurut Jenis Belanja dikurangi
realisasi Pengembalian Belanja Kementerian Negara/Lembaga menurut Jenis Belanja :
I. Belanja Pemerintah Pusat
1. Belanja Pegawai Realisasi Belanja Pegawai menurut LRA face harus sama dengan realisasi
Belanja Pegawai pada LRA Belanja Kementerian Negara/Lembaga menurut
Jenis Belanja dikurangi realisasi Pengembalian Belanja Pegawai pada LRA
Pengembalian Belanja Kementerian Negara/Lembaga menurut Jenis
Belanja.
2. Belanja Barang
Realisasi Belanja Barang menurut LRA face harus sama dengan realisasi
Belanja Barang pada LRA Belanja Kementerian Negara/Lembaga menurut
Jenis Belanja dikurangi realisasi Pengembalian Belanja Barang pada LRA
Pengembalian Belanja Kementerian Negara/Lembaga menurut Jenis
Belanja.
3. Belanja Modal
Realisasi Belanja Modal menurut LRA face harus sama dengan realisasi
Belanja Modal pada LRA Belanja Kementerian Negara/Lembaga menurut
Jenis Belanja dikurangi realisasi Pengembalian Belanja Modal pada LRA
Pengembalian Belanja Kementerian Negara/Lembaga menurut Jenis
Belanja.
4. Pembayaran Bunga Utang
Realisasi Belanja Pembayaran Bunga Utang menurut LRA face harus sama
dengan realisasi Belanja Pembayaran Bunga Utang pada LRA Belanja
Kementerian Negara/Lembaga menurut Jenis Belanja dikurangi realisasi
Pengembalian Belanja Pembayaran Bunga Utang pada LRA Pengembalian
Belanja Kementerian Negara/Lembaga menurut Jenis Belanja .
5. Subsidi
Realisasi Belanja Subsidi menurut LRA face harus sama dengan realisasi
Belanja Subsidi pada LRA Belanja Kementerian Negara/Lembaga menurut
Jenis Belanja dikurangi realisasi Pengembalian Belanja Subsidi pada LRA
10
Pengembalian Belanja Kementerian Negara/Lembaga menurut Jenis
Belanja.
6. Hibah
Realisasi Belanja Hibah menurut LRA face harus sama dengan realisasi
Belanja Hibah pada LRA Belanja Kementerian Negara/Lembaga menurut
Jenis Belanja dikurangi realisasi Pengembalian Belanja Hibah pada LRA
Pengembalian Belanja Kementerian Negara/Lembaga menurut Jenis
Belanja.
7. Bantuan Sosial
Realisasi Belanja Bantuan Sosial menurut LRA face harus sama dengan
realisasi Belanja Bantuan Sosial pada LRA Belanja Kementerian
Negara/Lembaga menurut Jenis Belanja dikurangi realisasi Pengembalian
Belanja Bantuan Sosial pada LRA Pengembalian Belanja Kementerian
Negara/Lembaga menurut Jenis Belanja.
8. Belanja Lain-lain
Realisasi Belanja Lain-lain menurut LRA face harus sama dengan realisasi
Belanja Lain-lain pada LRA Belanja Kementerian Negara/Lembaga menurut
Jenis Belanja dikurangi realisasi Pengembalian Belanja Lain-lain pada LRA
Pengembalian Belanja Kementerian Negara/Lembaga menurut Jenis
Belanja.
II. Belanja Daerah Realisasi Belanja Daerah Akun 61 (Belanja Dana Perimbangan) pada LRA
Belanja menurut Jenis Belanja harus sama dengan Realisasi Belanja BA 70
(Dana Perimbangan) pada LRA Belanja menurut Bagian Anggaran dan Akun 62
pada LRA Belanja menurut Jenis Belanja harus sama dengan Realisasi Belanja
BA 71 pada LRA Belanja menurut Bagian Anggaran :
1. Dana Perimbangan
Realisasi Belanja Dana Perimbangan menurut LRA face harus sama
dengan Realisasi Belanja Dana Perimbangan (Akun 61) pada LRA Belanja
menurut Jenis Belanja dikurangi realisasi Pengembalian Belanja Dana
Perimbangan (Akun 61) pada LRA Pengembalian Belanja Kementerian
Negara/lembaga menurut Jenis Belanja juga harus sama dengan Realisasi
Belanja BA 70 pada LRA Belanja menurut Bagian Anggaran.
2. Dana Otonomi Khusus dan Penyeimbang
Realisasi Belanja Dana Otonomi Khusus dan Penyeimbang menurut LRA
face harus sama dengan Realisasi Belanja Dana Otonomi Khusus dan
Penyeimbang (Akun 62) pada LRA Belanja menurut Jenis Belanja
dikurangi realisasi Pengembalian Realisasi Belanja Dana Otonomi Khusus
11
dan Penyeimbang (Akun 62) pada LRA Pengembalian Belanja
Kementerian Negara/lembaga menurut Jenis Belanja juga harus sama
dengan Realisasi Belanja BA 71 pada LRA Belanja menurut Bagian
Anggaran.
Pembiayaan
Untuk Kanwil Ditjen PBN yang KPPN-nya mempunyai transaksi pembiayaan,
maka jumlah Realisasi Pembiayaan menurut LRA face harus sama dengan
Laporan Realisasi Anggaran Pembiayaan Bersih.
c. Analisa laporan Neraca
Neraca SAU
• Pada Neraca SAU Tingkat Wilayah Total Kas di Bendahara Pengeluaran
harus sama dengan Total Uang Muka dari KPPN.
• Pada Neraca SAU Tingkat Wilayah Total Jumlah Aset Tetap merupakan
hasil penambahan Total Tanah sebelum disesuaikan ditambah Total
Peralatan dan Mesin sebelum disesuaikan ditambah Total Gedung dan
Bangunan sebelum disesuaikan ditambah Jalan, Irigasi dan Jaringan
sebelum disesuaikan harus sama dengan Total Ekuitas Diinvestasikan
dalam Aset Tetap.
• Pada Neraca SAU Tingkat Wilayah Total Jumlah Aset Harus sama
dengan Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Dana.
Neraca KUN
• Total Rekening Kas di KPPN pada Neraca KUN Tingkat Wilayah harus
sama dengan penjumlahan Saldo Rekening KPPN di Laporan Kas Posisi
(LKP) semua KPPN.
• Total Rekening Kas di KPPN pada Neraca KUN Tingkat Wilayah harus
sama dengan Saldo Akhir Kas pada LAK.
• Kas dalam Transito hasil dari Total Pengeluaran Kiriman Uang dikurang
Penerimaan Kiriman Uang pada Laporan Arus Kas harus sama dengan
Total Kas dalam Transito pada Neraca KUN Tingkat Wilayah.
• Kas di Bendahara Pengeluaran hasil dari Total Pengeluaran Transito
dikurang Penerimaan Transito ditambah UP yang belum disetor pada
Laporan Arus Kas harus sama dengan Total Kas di Bendahara
Pengeluaran pada Neraca KUN Tingkat Wilayah.
ILUSTRASI CARA MENGANALISA UANG PERSEDIAAN (KAS DI BENDAHARAWAN
PENGELUARAN)
12
c. Pengeluaran UP Rupiah Murni TA berjalan (825111) XXXX
Dikurangi : Penerimaan Pengembalian UP rupiah murni
TA berjalan (815111) XXXX -
XXXX
d. Pengeluaran UP Dana Pinjaman/Hibah LN (825112) XXXX
Dikurangi : Penerimaan Pengembalian UP Pinjaman/
Hibah LN (815112 XXXX –
XXXX+
Kas Di Bendahara Pengeluaran TA Berjalan XXXX
* Kas di Bendaharawan Pengeluaran per 1 Januari TA berjalan XXXX
Dikurangi: Penerimaan Pengembalian UP TA yang lalu (815114) XXXX -
UP TA yang lalu belum di setor XXXX +
Kas di Bendaharawan Pengeluaran TA yang lalu + berjalan XXXX
b. Pengeluaran UP penggunaan PNBP (Swadana) ( 825113) XXXX
Dikurangi : Penerimaan Pengembalian UP penggunaan
PNBP (Swadana) TA berjalan (815113) XXXX -
UP PNBP TA berjalan XXXX +
Kas di Bendaharawan Pengeluaran TA berjalan XXXX
(Harus sama dengan Kas Di Bendaharawan Pengeluaran Pada Neraca
KUN dan SAU)
Ket : *) Cetak Neraca KUN Tanggal 01 Januari Tahun Berjalan
• Utang PFK pada Neraca KUN Tingkat Wilayah harus sama dengan Total
Penerimaan PFK dikurang pengeluaran PFK pada Laporan Arus Kas
Tingkat Wilayah.
• Jumlah SAL pada Neraca KUN Tingkat Wilayah harus sama dengan
Jumlah Saldo Awal Kas ditambah UP TAYL (kalau ada) dengan jumlah
SAL pada Laporan Arus Kas Tingkat Wilayah.
• SILPA/SIKPA pada Neraca KUN harus sama dengan hasil penjumlahan
Arus Kas bersih dari Aktivitas Operasi ditambah Arus Kas bersih dari
Aktivitas Investasi Non Keuangan ditambah Arus Kas bersih dari
Aktivitas Pembiayaan.
• Pada Neraca KUN Tingkat Wilayah Jumlah Aset harus sama dengan
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Dana.
d. Analisa antar Laporan
LAK dengan Neraca KUN
13
• Total Saldo Akhir Kas pada LAK harus sama dengan Rekening Kas di
KPPN pada Neraca KUN.
• Selisih antara Pengeluaran Kiriman Uang dengan Penerimaan Kiriman
Uang harus sama dengan Kas dalam Transito pada Neraca KUN.
• Selisih antara Pengeluaran Transito dengan Penerimaan Transito
ditambah UP yang belum disetor pada LAK harus sama dengan Kas di
Bendahara Pengeluaran pada Neraca KUN. Jika terdapat perbedaan
berarti terdapat UP yang belum disetor.
• Selisih antara Pengeluaran Reimbursment PP dengan Penerimaan
Reimbursment PP pada LAK harus sama dengan Uang Muka dari
Rekening BUN pada Neraca KUN.
• Selisih antara Pengeluaran Reimbursment REKSUS dengan
Penerimaan Reimbursment REKSUS pada LAK harus sama dengan
Uang Muka dari Rekening Khusus pada Neraca KUN.
• Selisih antara Penerimaan PFK dengan Pengeluaran PFK pada LAK
harus sama dengan Utang PFK pada Neraca KUN.
• Jumlah Saldo Awal Kas LAK dengan Saldo Awal UP TAYL (kalau ada)
harus sama dengan jumlah SAL pada Neraca KUN.
• Jumlah antara Arus Kas Bersih Aktifitas Operasi dengan Arus Kas Bersih
Aktifitas Investasi Non Keuangan dan Arus Kas Bersih dari Aktifitas
Pembiayaan pada LAK harus sama dengan jumlah SIKPA/SILPA pada
Neraca KUN.
LRA dengan LAK
• Jumlah Penerimaan Perpajakan pada LRA face harus sama dengan
jumlah Pendapatan Pajak Dalam Negeri Netto ditambah Pendapatan
Pajak Perdagangan Internasional Netto pada LAK.
• Jumlah PNBP pada LRA face harus sama dengan jumlah Penerimaan
Sumber Daya Alam Netto ditambah Pendapatan PNBP Lainnya (dari
aktifitas Operasi Non Keu) Netto pada LAK.
• Jumlah Penerimaan Hibah pada LRA face harus sama dengan jumlah
Penerimaan Hibah Netto dengan Pendapatan Hibah DN Netto dan
Pendapatan Hibah LN Netto pada LAK.
• Jumlah Belanja Pegawai pada LRA face harus sama dengan jumlah
Belanja Gaji dan Tunjangan Netto dengan Belanja Honor, Lembur Netto
dan Belanja Konstribusi Sosial Netto pada LAK.
• Jumlah Belanja Barang pada LRA face harus sama dengan jumlah
Belanja Barang Netto ditambah dengan Belanja Jasa Netto, Belanja
Pemeliharaan Netto dan Belanja Perjalanan Netto pada LAK.
14
• Jumlah Belanja Modal pada LRA face harus sama dengan jumlah
Belanja Modal Tanah Netto ditambah dengan Belanja Peralatan Mesin
Netto, Belanja Modal Gedung dan Bangunan Netto, Belanja Jalan Irigasi
dan Jaringan Netto dan Belanja Modal Fisik Lainnya Netto pada LAK.
• Jumlah Belanja Pemb. Bunga Utang pada LRA face harus sama dengan
jumlah Belanja Pemb. Bunga Utang Netto ditambah dengan Belanja
Pemb. Bunga Utang DN Jk. Pendek pada LAK.
• Jumlah Belanja Subsidi pada LRA face harus sama dengan jumlah
Belanja Subsidi Netto ditambah dengan Belanja Subsidi Lembaga Non
Keuangan pada LAK.
• Jumlah Belanja Hibah pada LRA face harus sama dengan jumlah
Belanja Hibah Netto pada LAK.
• Jumlah Belanja Bantuan Sosial pada LRA face harus sama dengan
jumlah Belanja Bantuan Kompensasi Sosial Netto ditambah dengan
Belanja Lembaga Pendidikan dan Peribadatan Netto dan Belanja
Lembaga Sosial Lainnya Netto pada LAK.
• Jumlah Belanja Lain-lain pada LRA face harus sama dengan jumlah
Belanja Lain-lain Netto pada LAK.
• Jumlah Belanja Daerah pada LRA face harus sama dengan jumlah
Belanja Dana Bagi Hasil netto, Belanja Dana Alokasi Umum netto,
Belanja Dana Alokasi Khusus netto, dan Belanja Dana Otonomi Khusus
dan Penyesuaian netto pada LAK.
• Jumlah Pembiayaan Bersih pada LRA harus sama dengan jumlah Arus
Kas Bersih dari Aktifitas Pembiayaan pada Laporan Arus Kas (LAK).
Neraca SAU dengan Neraca KUN
• Jumlah Kas di Bendahara Pengeluaran pada Neraca SAU harus sama
dengan jumlah Kas di Bendahara Pengeluaran pada Neraca KUN.
e. Analisa Rincian Aset dan Kewajiban/Ekuitas Dana
• Jumlah Rincian Aset pada Neraca SAU tingkat Kanwil harus sama
dengan jumlah rincian Aset pada Neraca SAU dari semua KPPN di
wilayahnya.
• Jumlah Kewajiban/Ekuitas Dana pada Neraca SAU tingkat Kanwil harus
sama dengan jumlah Kewajiban/Ekuitas Dana pada Neraca SAU dari
semua KPPN di wilayahnya.
3. Analisa Laporan Tingkat Pusat
a. Analisa laporan LAK
15
1. Total Saldo Awal Kas pada Laporan Arus Kas per MA Tahun berjalan harus sama
dengan Saldo Akhir Kas Laporan Arus Kas (LAK) dan Saldo Akhir Laporan Kas
Posisi (LKP) Tahun sebelumnya.
2. Total Saldo Akhir Kas pada Laporan Arus Kas per MA Tahun berjalan harus sama
dengan Saldo Akhir pada Laporan Kas Posisi (LKP) Tahun berjalan.
3. Total Saldo Akhir Kas pada Laporan Arus Kas per MA harus sama dengan jumlah
seluruh Saldo Rekening Koran/Bank.
4. Total Saldo Akhir Kas pada Laporan Arus Kas per MA harus sama dengan jumlah
Rekening Kas di KPPN pada Neraca KUN.
5. Pada Laporan Arus Kas per MA Total Penerimaan Kiriman Uang Antar KPPN
(akun 8141) harus sama dengan Total pengeluaran Kiriman Uang Antar KPPN
(akun 8241)
6. Pada Laporan Arus Kas per MA Total Penerimaan Pemindahbukuan (akun 8143)
harus sama dengan Total Pengeluaran Pemindahbukuan (akun 8243);
b. Analisa LRA
Pendapatan Negara dan Hibah
Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah menurut Laporan Realisasi APBN
harus sama dengan Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah menurut Laporan
Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah dikurangi Realisasi
Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah :
I. Penerimaan Dalam Negeri
1. Penerimaan Perpajakan
Realisasi Penerimaan Perpajakan menurut Laporan Realisasi APBN
harus sama dengan realisasi Penerimaan Perpajakan pada LRA
Pendapatan Negara dan Hibah dikurangi realisasi Pengembalian
Penerimaan Perpajakan pada LRA Pengembalian Pendapatan Negara
dan Hibah.
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Realisasi Penerimaan PNBP menurut Laporan Realisasi APBN harus
sama dengan realisasi Penerimaan PNBP pada LRA Pendapatan
Negara dan Hibah dikurangi realisasi Pengembalian Penerimaan PNBP
pada LRA Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah.
II. Penerimaan Hibah
16
Realisasi Penerimaan Hibah menurut Laporan Realisasi APBN harus sama
dengan realisasi Penerimaan Hibah pada LRA Pendapatan Negara dan
Hibah dikurangi realisasi Pengembalian Penerimaan Hibah pada LRA
Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah.
Belanja Negara
Realisasi Belanja menurut Laporan Realisasi APBN harus sama dengan realisasi
Belanja Pemerintah Pusat ditambah dengan Realisasi Belanja Daerah pada
Laporan Realisasi dikurangi realisasi Pengembalian Belanja Pemerintah Pusat
dan realisasi Pengembalian Belanja Daerah :
I. Belanja Pemerintah Pusat 1. Belanja Pegawai
Realisasi Belanja Pegawai menurut Laporan Realisasi APBN harus sama
dengan realisasi Belanja Pegawai pada LRA Belanja Pegawai menurut
Mata Anggaran Pengeluaran dikurangi realisasi Pengembalian Belanja
Pegawai pada LRA Pengembalian Belanja Pegawai menurut Mata
Anggaran Pengeluaran.
2. Belanja Barang
Realisasi Belanja Barang menurut Laporan Realisasi APBN harus sama
dengan realisasi Belanja Barang pada LRA Belanja Barang menurut Mata
Anggaran Pengeluaran dikurangi realisasi Pengembalian Belanja Barang
pada LRA Pengembalian Belanja barang menurut Mata Anggaran
Pengeluaran.
3. Belanja Modal
Realisasi Belanja Modal menurut Laporan Realisasi APBN harus sama
dengan realisasi Belanja Modal pada LRA Belanja Modal menurut Mata
Anggaran Pengeluaran dikurangi realisasi Pengembalian Belanja Modal
pada LRA Pengembalian Belanja Modal menurut Mata Anggaran
Pengeluaran.
4. Pembayaran Bunga Utang
Realisasi Belanja Pembayaran Bunga Utang menurut Laporan Realisasi
APBN harus sama dengan realisasi Belanja Pembayaran Bunga Utang
pada LRA Belanja Pembayaran Bunga Utang menurut Mata Anggaran
Pengeluaran dikurangi realisasi Pengembalian Belanja Pembayaran
Bunga Utang pada LRA Pengembalian Belanja Pembayaran Bunga Utang
menurut Mata Anggaran Pengeluaran.
5. Subsidi
17
Realisasi Belanja Subsidi menurut Laporan Realisasi APBN harus
sama dengan realisasi Belanja Subsidi pada LRA Belanja Subsidi
menurut Mata Anggaran Pengeluaran dikurangi realisasi Pengembalian
Belanja Subsidi pada LRA Pengembalian Belanja Subsidi menurut Mata
Anggaran Pengeluaran.
6. Hibah
Realisasi Belanja Hibah menurut Laporan Realisasi APBN harus
sama dengan realisasi Belanja Hibah pada LRA Belanja Hibah
menurut Mata Anggaran Pengeluaran dikurangi realisasi Pengembalian
Belanja Hibah pada LRA Pengembalian Belanja Hibah menurut Mata
Anggaran Pengeluaran.
7. Bantuan Sosial
Realisasi Belanja Bantuan Sosial menurut Laporan Realisasi APBN
harus sama dengan realisasi Belanja Bantuan Sosial pada LRA Belanja
Bantuan Sosial menurut Mata Anggaran Pengeluaran dikurangi realisasi
Pengembalian Belanja Bantuan Sosial pada LRA Pengembalian Belanja
Bantuan Sosial menurut Mata Anggaran Pengeluaran.
8. Belanja Lain-lain
Realisasi Belanja Lain-lain menurut Laporan Realisasi APBN harus
sama dengan realisasi Belanja Lain-lain pada LRA Belanja Lain-lain
menurut Mata Anggaran Pengeluaran dikurangi realisasi Pengembalian
Belanja Lain-lain pada LRA Pengembalian Belanja Lain-lain menurut
Mata Anggaran.
II. Belanja Daerah Realisasi Belanja Daerah Akun 61 (Belanja Dana Perimbangan) pada LRA
Belanja menurut Jenis Belanja harus sama dengan Realisasi Belanja BA 70
(Dana Perimbangan) pada LRA Belanja menurut Bagian Anggaran dan Akun
62 pada LRA Belanja menurut Jenis Belanja harus sama dengan Realisasi
Belanja BA 71 pada LRA Belanja menurut Bagian Anggaran :
1. Dana Perimbangan
Realisasi Belanja Dana Perimbangan menurut LRA face harus sama
dengan Realisasi Belanja Dana Perimbangan (Akun 61) pada LRA Belanja
menurut Jenis Belanja dikurangi realisasi Pengembalian Belanja Dana
Perimbangan (Akun 61) pada LRA Pengembalian Belanja Kementerian
Negara/lembaga menurut Jenis Belanja juga harus sama dengan Realisasi
Belanja BA 70 pada LRA Belanja menurut Bagian Anggaran.
2. Dana Otonomi Khusus dan Penyeimbang
Realisasi Belanja Dana Otonomi Khusus dan Penyeimbang menurut LRA
face harus sama dengan Realisasi Belanja Dana Otonomi Khusus dan
Penyeimbang (Akun 62) pada LRA Belanja menurut Jenis Belanja
18
dikurangi realisasi Pengembalian Realisasi Belanja Dana Otonomi Khusus
dan Penyeimbang (Akun 62) pada LRA Pengembalian Belanja
Kementerian Negara/lembaga menurut Jenis Belanja juga harus sama
dengan Realisasi Belanja BA 71 pada LRA Belanja menurut Bagian
Anggaran.
Pembiayaan Jumlah Realisasi Pembiayaan menurut LRA face harus sama dengan Laporan
Realisasi Anggaran Pembiayaan Bersih .
c. Analisa Neraca
• Total jumlah Kas dan Bank pada neraca harus sama dengan Saldo Akhir Kas
dan Bank pada Laporan Arus Kas.
• Uang Muka dari rekening BUN merupakan pembayaran pembiayaan
pendahuluan dalam rangka penarikan pinjaman luar negeri dari BUN yang
belum ada penggantian dari lender.
• Kas di Bendahara Pengeluaran harus sama dengan Total Pengeluaran
Transito dikurang Penerimaan Transito ditambah UP yang belum disetor
pada LAK.
• Kas dalam Transito harus sama dengan Total Pengeluaran Kiriman Uang
dikurang Penerimaan Kiriman Uang pada LAK.
• Jumlah Investasi Jangka Panjang ditambah ditambah jumlah Aset Tetap
ditambah jumlah Aset Lainnya dikurang dengan Kewajiban Jangka Panjang
harus sama dengan Jumlah Ekuitas Dana Investasi.
• Total Jumlah Aset Harus sama dengan Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Dana
Neto.
• Utang PFK harus sama dengan Total Penerimaan PFK dikurang
pengeluaran PFK pada Laporan Arus Kas.
• Jumlah SAL harus sama dengan Jumlah Saldo Awal Kas ditambah UP TAYL
(kalau ada) dengan jumlah SAL pada Laporan Arus Kas.
• SILPA/SIKPA harus sama dengan hasil penjumlahan Arus Kas bersih dari
Aktivitas Operasi ditambah Arus Kas bersih dari Aktivitas Investasi Non
Keuangan ditambah Arus Kas bersih dari Aktivitas Pembiayaan.
d. Analisa antar Laporan LAK dengan Neraca
• Total Saldo Akhir Kas BUN (kode : 999) pada LAK harus sama dengan
jumlah Rekening Kas BUN di Bank Indonesia pada Neraca.
• Total Saldo Akhir Kas KPPN (Non BUN) pada LAK harus sama dengan
jumlah Rekening Kas di KPPN Neraca.
19
• Selisih antara Pengeluaran Transito dengan Penerimaan Transito ditambah
UP yang belum disetor pada LAK harus sama dengan Kas di Bendahara
Pengeluaran pada Neraca KUN.
• Selisih antara Pengeluaran Kiriman Uang dengan Penerimaan Kiriman Uang
pada LAK harus sama dengan Kas dalam Transito pada Neraca KUN.
• Selisih antara Pengeluaran Reimbursment PP dengan Penerimaan
Reimbursment PP pada LAK harus sama dengan Uang Muka dari Rekening
BUN pada Neraca KUN.
• Selisih antara Pengeluaran Reimbursment REKSUS dengan Penerimaan
Reimbursment REKSUS pada LAK harus sama dengan Uang Muka dari
Rekening Khusus pada Neraca KUN.
• Selisih antara Penerimaan PFK dengan Pengeluaran PFK pada LAK harus
sama dengan Utang PFK pada Neraca KUN.
• Jumlah Saldo Awal Kas LAK dengan Saldo Awal UP TAYL (kalau ada) harus
sama dengan jumlah SAL pada Neraca KUN.
• Jumlah antara Arus Kas Bersih Aktifitas Operasi dengan Arus Kas Bersih
Aktifitas Investasi Non Keuangan dan Arus Kas Bersih dari Aktifitas
Pembiayaan pada LAK harus sama dengan jumlah SIKPA/SILPA pada Neraca
KUN.
LRA dengan LAK
• Jumlah Penerimaan Perpajakan pada Laporan Realisasi APBN harus sama
dengan jumlah Pendapatan Pajak Dalam Negeri Netto ditambah Pendapatan
Pajak Perdagangan Internasional Netto pada LAK.
• Jumlah PNBP pada Laporan Realisasi APBN harus sama dengan jumlah
Penerimaan Sumber Daya Alam Netto ditambah Pendapatan PNBP Lainnya
(dari aktifitas Operasi dan Non Keu) Netto pada LAK.
• Jumlah Penerimaan Hibah pada Laporan Realisasi APBN harus sama dengan
jumlah Penerimaan Hibah Netto dengan Pendapatan Hibah DN Netto dan
Pendapatan Hibah LN Netto pada LAK.
• Jumlah Belanja Pegawai pada Laporan Realisasi APBN harus sama dengan
jumlah Belanja Gaji dan Tunjangan Netto dengan Belanja Honor,
Lembur/Vakansi Netto dan Belanja Konstribusi Sosial Netto pada LAK.
• Jumlah Belanja Barang pada Laporan Realisasi APBN harus sama dengan
jumlah Belanja Barang Netto ditambah dengan Belanja Jasa Netto, Belanja
Pemeliharaan Netto dan Belanja Perjalanan Netto pada LAK.
• Jumlah Belanja Modal pada Laporan Realisasi APBN harus sama dengan
jumlah Belanja Modal Tanah Netto ditambah dengan Belanja Peralatan Mesin
Netto, Belanja Modal Gedung dan Bangunan Netto, Belanja Jalan Irigasi dan
Jaringan Netto dan Belanja Modal Fisik Lainnya Netto pada LAK.
20
• Jumlah Belanja Pemb. Bunga Utang pada Laporan Realisasi APBN harus
sama dengan jumlah Belanja Pemb. Bunga Utang Netto ditambah dengan
Belanja Pemb. Bunga Utang DN Jk. Pendek pada LAK.
• Jumlah Belanja Subsidi pada Laporan Realisasi APBN harus sama dengan
jumlah Belanja Subsidi Netto ditambah dengan Belanja Subsidi Lembaga Non
Keuangan pada LAK.
• Jumlah Belanja Hibah pada Laporan Realisasi APBN harus sama dengan
jumlah Belanja Hibah Netto pada LAK.
• Jumlah Belanja Bantuan Sosial pada Laporan Realisasi APBN harus sama
dengan jumlah Belanja Bantuan Kompensasi Sosial Netto ditambah dengan
Belanja Lembaga Pendidikan dan Peribadatan Netto dan Belanja Lembaga
Sosial Lainnya Netto pada LAK.
• Jumlah Belanja Lain-lain pada Laporan Realisasi APBN harus sama dengan
jumlah Belanja Lain-lain Netto pada LAK.
• Jumlah Belanja Daerah pada LRA harus sama dengan jumlah dari Belanja
Dana Bagi Hasil netto, Belanja Dana Alokasi Umum netto, Belanja Dana
Alokasi Khusus netto, dan Belanja Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian
netto pada LAK.
• Jumlah Pembiayaan Bersih pada LRA harus sama dengan jumlah Arus Kas
Bersih dari Aktifitas Pembiayaan pada Laporan Arus Kas (LAK).
D. Format Analisa Laporan Untuk memudahkan dalam melakukan Analisa laporan seperti yang telah diuraikan di atas, maka
disusun format analisa laporan. Format analisa laporan baik untuk Kuasa BUN KPPN maupun
Kanwil adalah sebagai berikut :
1. Format Analisa Internal Laporan ( Lihat daftar 1 lampiran Pedoman Analisa)
2. Format Analisa Antar Laporan ( Lihat daftar 2 lampiran Pedoman Analisa)
DIREKTUR JENDERAL
MULIA P. NASUTION NIP. 060046519