pembangunan komprehensif di desa kurangi angka kemiskinan -

2
Pembangunan Komprehensif di Desa Kurangi Angka Kemiskinan Dalam acara “Konferensi International Ke-6 Rural Research and Planning Group” pada 28 September kemarin, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar menekankan pentingnya pembangunan di desa untuk mengurangi angka kemiskinan di Indonesia yang mencapai 10,96 persen (27,73 juta jiwa) dengan persentase sekitar 62,65 persen penduduk miskin yang ada di desa. Menteri Marwan mengatakan lemahnya pembangunan di desa ditandai dengan rendahnya ketersediaan pelayanan dasar dan ekonomi di desa. Hal itu, misalnya, minimnya ketersediaan dan aksebilitas pelayanan kesehatan, pendidikan, fasilitas ekonomi serta investasi terutama desa-desa di wilayah pinggiran Indonesia. “Pembangunan desa yang belum memadai berakibat pada kualitas SDM desa yang masih rendah, kegiatan produksi desa kurang berkembang, kesempatan kerja rendah, dan pendapatan masyarakat yang rendah,” ujar Marwan. Pada sisi lain, ujarnya, terjadi kesenjangan ekonomi dan pembangunan antar-kawasan di Indonesia masih tinggi, terutama di wilayah pedesaan dan perbatasan. “Karena itu, diperlukan upaya percepatan pembangunan secara komprehensif,” Marwan menambahkan. Kesenjangan ekonomi tersebut, Marwan mengungkapkan, dapat diselesaikan dengan merujuk pada program prioritas Nawacita di antaranya membangun Indonesia dari pinggiran. “Keberhasilan agenda prioritas dalam Nawacita akan mempersempit kesenjangan dan kecemburuan antar-kawasan, yang merupakan modal dasar integrasi sosial sebagai saudara sebangsa setanah air dalam bingkai NKRI,” ucap Marwan. Dalam acara yang bertema “Mengelola Transisi Perdesaan di Pinggiran Kota Menuju Keberlanjutan” itu, Marwan juga mengingatkan soal keberagaman dan potensi yang berlimpah di desa yang harus dikelola dengan baik oleh para pengambil

Upload: prima

Post on 13-Jul-2016

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Konferensi International Ke-6 Rural Research and Planning Group

TRANSCRIPT

Page 1: Pembangunan Komprehensif Di Desa Kurangi Angka Kemiskinan -

Pembangunan Komprehensif di Desa Kurangi Angka Kemiskinan

Dalam acara “Konferensi International Ke-6 Rural Research and Planning Group” pada 28 September kemarin, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar menekankan pentingnya pembangunan di desa untuk mengurangi angka kemiskinan di Indonesia yang mencapai 10,96 persen (27,73 juta jiwa) dengan persentase sekitar 62,65 persen penduduk miskin yang ada di desa.

Menteri Marwan mengatakan lemahnya pembangunan di desa ditandai dengan rendahnya ketersediaan pelayanan dasar dan ekonomi di desa. Hal itu, misalnya, minimnya ketersediaan dan aksebilitas pelayanan kesehatan, pendidikan, fasilitas ekonomi serta investasi terutama desa-desa di wilayah pinggiran Indonesia. “Pembangunan desa yang belum memadai berakibat pada kualitas SDM desa yang masih rendah, kegiatan produksi desa kurang berkembang, kesempatan kerja rendah, dan pendapatan masyarakat yang rendah,” ujar Marwan.

Pada sisi lain, ujarnya, terjadi kesenjangan ekonomi dan pembangunan antar-kawasan di Indonesia masih tinggi, terutama di wilayah pedesaan dan perbatasan. “Karena itu, diperlukan upaya percepatan pembangunan secara komprehensif,” Marwan menambahkan.

Kesenjangan ekonomi tersebut, Marwan mengungkapkan, dapat diselesaikan dengan merujuk pada program prioritas Nawacita di antaranya membangun Indonesia dari pinggiran. “Keberhasilan agenda prioritas dalam Nawacita akan mempersempit kesenjangan dan kecemburuan antar-kawasan, yang merupakan modal dasar integrasi sosial sebagai saudara sebangsa setanah air dalam bingkai NKRI,” ucap Marwan.

Dalam acara yang bertema “Mengelola Transisi Perdesaan di Pinggiran Kota Menuju Keberlanjutan” itu, Marwan juga mengingatkan soal keberagaman dan potensi yang berlimpah di desa yang harus dikelola dengan baik oleh para pengambil kebijakan. “Potensi desa yang berlimpah merupakan peluang sekaligus tantangan,” ujarnya.

Mengurangi urbanisasi ke kota

Dalam kesempatan itu, Marwan juga menyatakan bahwa kota sebagai pusat perekonomian yang cepat dan dinamis disinyalir menjadi daya tarik penduduk desa untuk berurbanisasi. “Tapi perpindahan masyarakat dari desa ke kota tanpa kemapuan dan keahlian hanyalah bentuk pemindahan kemiskinan dan pengangguran dari desa ke kota,” tuturnya.

Marwan menyampaikan dua poin penting ihwal arus urbanisasi penduduk desa ke kota. Pertama, penduduk desa yang tinggal di pinggiran kota mencari kerja di kota yang dekat dengan desa mereka. Kedua, desa-desa di pinggiran kota menjadi tempat bermukim baru bagi warga pendatang yang datang dari berbagai daerah untuk bekerja di kota.

Dengan demikian, kata Marwan, masalah tersebut menimbulkan masalah multidimensional. “Budaya dan tradisi lokal di desa-desa pinggir kota mengalami transformasi secara radikal,” ujarnya. Ia juga menambahkan, gaya hidup urban yang mendominasi dan heterogenitas yang bercampur antara penduduk asli dan pendatang menyebabkan kerapuhan kultur desa.

Page 2: Pembangunan Komprehensif Di Desa Kurangi Angka Kemiskinan -

Untuk mengatasi masalah itu, menteri asal Partai Kebangkita Bangsa tersebut mengatakan perlunya memperkuat pembangunan desa-desa yang jauh dari kota. Dengan begitu, kata dia, hal itu akan menumbuhkan kesempatan kerja dan peluang hidup sejahtera di desa-desa. “Jika desa-desa itu menjadi maju dan berkembang secara sosial, budaya, dan ekonomi, kita layak untuk berharap bahwa dengan adanya peningkatan upaya pembangunan desa jumlah urbanisasi dapat ditekan,” kata Marwan.