askeb komprehensif hipertensi

150
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibu. Apabila ibu sehat maka akan menghasilkan bayi yang sehat yang akan menjadi generasi kuat. Ibu yang sehat juga menciptakan keluarga sehat dan bahagia. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator terpenting untuk menilai kualitas pelayanan obstetri dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di wilayah tersebut. Menurut WHO, secara global AKI/MMR (Mortal Mortality Rate) pada tahun 2009 yaitu, 260/100.000 KH dan AKB/IMR (Infant Mortality Rate) pada tahun yang sama yaitu, 41/1000 KH. (1) Di Indonesia Sendiri pada tahun 2009 AKI 240/100.000 KH dan AKB pada tahun yang sama yaitu 29,97/1000 KH. (1) Angka ini masih jauh dari target MDGs yang pada tahun 2015 harus mencapai AKI 102/100.000 KH dan AKB 23/1000 KH. (2) 1

Upload: gustina-apriyani

Post on 30-Jul-2015

745 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam

kesehatan reproduksi karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi

oleh kesehatan ibu. Apabila ibu sehat maka akan menghasilkan bayi yang

sehat yang akan menjadi generasi kuat. Ibu yang sehat juga menciptakan

keluarga sehat dan bahagia. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu

maka salah satu indikator terpenting untuk menilai kualitas pelayanan obstetri

dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka Kematian Ibu

(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di wilayah tersebut.

Menurut WHO, secara global AKI/MMR (Mortal Mortality Rate) pada

tahun 2009 yaitu, 260/100.000 KH dan AKB/IMR (Infant Mortality Rate)

pada tahun yang sama yaitu, 41/1000 KH. (1)

Di Indonesia Sendiri pada tahun 2009 AKI 240/100.000 KH dan AKB

pada tahun yang sama yaitu 29,97/1000 KH.(1) Angka ini masih jauh dari

target MDGs yang pada tahun 2015 harus mencapai AKI 102/100.000 KH dan

AKB 23/1000 KH.(2)

Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu penyumbang AKI dan AKB

di Indonesia juga karena jumlah penduduknya yang padat. Pada tahun 2006,

angka kematian bayi (AKB) di Jawa Barat sebesar 40,26/1000 KH, sedangkan

AKB Nasional sebesar 38/1000 KH. Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa

Barat pada tahun 2003 adalah 321/100.000 KH. Di Jawa Barat, data tahun

2009 menunjukan jumlah kematian ibu maternal di Jawa Barat mencapai 828

ibu dari 845.964 kelahiran hidup, dan jumlah kematian bayi 25.719 bayi dari

845.964 KH.(3)

WHO meninjau secara sistematis angka kematian ibu di seluruh dunia

(Khan dan rekan, 2006), di negara-negara maju, 16 persen kematian ibu

disebabkan karena hipertensi. Persentase ini lebih besar dari tiga penyebab

utama lainnya: perdarahan-13 persen, aborsi-8 persen, dan sepsis-2 persen.

1

Hipertensi menyebabkan gangguan sekitar 5 -10 persen dari seluruh

kehamilan, dan dapat menjadi suatu komplikasi yang mematikan, yaitu

pendarahan dan infeksi, yang berkontribusi besar terhadap morbiditas dan

angka kematian ibu. Dengan hipertensi, sindrom preeklampsia, baik sendiri

atau yang berasal dari hipertensi kronis, adalah yang paling berbahaya.

Klasifikasi yang dipakai di Indonesia adalah berdasarkan Report of the

National High Blood Pressure Education Program Working Group on High

Blood Pressure in Pregnancy tahun 2000, yang menjelaskan Hipertensi Kronik

adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu dan

hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca persalinan (JHPEIGO, 2002).

Efek hipertensi kronik pada kehamilan adalah solution plasenta,

preeclampsia, gangguan perinatal hingga kerusakan organ-organ vital tubuh

dikarenakan hipertensinya. Keputusan tentang kapan wanita dengan hipertensi

harus melahirkan dipandang dalam konteks perjalanan klinis, termasuk

keparahan penyakit yang mendasari. Pada kasus-kasus dengan hipertensi yang

terkontrol dan nonkomplikasi, persalinan dapat berjalan normal pervaginam

dan menjalani masa nifas yang normal pula. Sedangkan hipertensi gestasional

yang mempunyai komplikasi, persalinan bertujuan menekan resiko pada ibu

dan janin sekecil-kecilnya.

Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 4 (empat) kali selama

kehamilan, apabila seorang ibu hamil tidak secara rutin memeriksakan

kehamilan kemungkinan dapat menjadi risiko, baik terhadap ibu maupun bayi

yang dikandungnya, karena ibu hamil yang pada mulanya normal dapat

menjadi berisiko tinggi untuk terjadinya komplikasi kehamilan, hal ini dapat

menyebabkan kematian baik kepada ibu maupun janin.

Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan sangat penting,

mengingat komplikasi dari hipertensi yang bisa menjadi preeklamsi atau

eklamsi atau menyebabkan komplikasi lainnya selama persalinan. Begitu pula

termasuk proses asuhan yang diberikan selama persalinan harus disesuaikan

dengan kebutuhan klien.

2

Menurut Saifuddin (2008), salah satu penyebab kematian ibu terjadi

pada masa nifas. Hal ini disebabkan karena terjadinya sepsis puerperalis,

perdarahan postpartum dan infeksi nifas. Masa nifas merupakan masa setelah

plasenta lahir dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan

sebelum hamil. Pentingnya asuhan masa nifas harus diperhatikan yaitu 4 kali

kunjungan yang dilakukan pada masa nifas untuk menilai status ibu dan bayi

baru lahir dan untuk mencegah/mendeteksi dan menangani masalah yang

terjadi.

Selain memperhatikan kondisi ibu, ibu dengan hipertensi biasanya

disertai dengan bayi yang memiliki komplikasi yang disebabkan oleh

hipertensi itu sendiri seperti asfiksia, PJT, atau IUFD, maka sebagai upaya

untuk menurunkan mortalitas bayi, maka bidan menjadi ujung tombak sebagai

tenaga pelakasana asuhan terhadap bayi.

Sebagai tenaga pelaksana, bidan berwenang dalam melaksanakan

asuhan kebidanan pada bayi. Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir

untuk memastikan pernafasan spontan, mencegah hipoksia sekunder,

menemukan kelainan dan melakukan tindakan atau merujuk ke tempat

pelayanan kesehatan lebih tinggi. Bidan memberikan pelayanan selama masa

nifas melalui kunjungan rumah pada hari ke tiga, minggu ke-2 dan minggu ke-

6 setelah persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalu

penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini komplikasi, penanganan

atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas (DepKes RI,

2003).

Untuk dapat memberikan pelayanan yang berkualitas dibutuhkan

tenaga yang terampil, dengan melakukan asuhan secara komprehensif

terhadap kehamilan, persalinan, nifas dan asuhan pada bayi baru lahir

diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.

Berdasarkan latar belakang diatas , penulis tertarik untuk melakukan

“Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.Y G6 P5 A0 Dengan Hipertensi

Gestasional Di Rumah Sakit Khusus Ibu Dan Anak Kota Bandung.”

3

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan kebidanan pada masa kehamilan, persalinan

dan nifas serta bayi pada Ny.Y G6 P5 A0 Dengan Hipertensi Gestasional Di

Rumah Sakit Khusus Ibu Dan Anak Kota Bandung dan didokumentasikan

dalam bentuk SOAP.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Melaksanakan asuhan kehamilan pada Ny.Y G6 P5 A0 Dengan

Hipertensi Gestasional Di Rumah Sakit Khusus Ibu Dan Anak Kota

Bandung dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

b. Melaksanakan asuhan persalinan pada Ny.Y G6 P5 A0 Dengan

Hipertensi Gestasional Di Rumah Sakit Khusus Ibu Dan Anak Kota

Bandung dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

c. Melaksanakan asuhan nifas pada Ny.Y G6 P5 A0 Dengan Hipertensi

Gestasional Di Rumah Sakit Khusus Ibu Dan Anak Kota Bandung

dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

d. Melaksanakan asuhan pada bayi baru lahir Ny.Y G6 P5 A0 Dengan

Hipertensi Gestasional Di Rumah Sakit Khusus Ibu Dan Anak Kota

Bandung dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat Teoritis

Hasil pengkajian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pengembangan ilmu kebidanan.

1.3.2 Manfaat Praktis

a. Ibu Klien

Hasil laporan ini dapat menjadi bahan motivasi bagi ibu hamil

untuk melakukan pemeriksaan kehamilannya secara mandiri sebagai

upaya preventik serta dapat melakukan persalinan di tenaga kesehatan

sehingga komplikasi dapat diatasi.

4

b. Institusi Pelayanan

Hasil pengkajian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan

bagi bidan praktik swasta dalam upaya meningkatkan pelayanan

kesehatan khususnya asuhan kebidanan.

c. Institusi Pendidikan

Menjadi bahan masukan untuk menambah pengetahuan dan

informasi serta sebagai bahan yang dapat dijadikan parameter

keberhasilan menciptakan sumber daya manusia.

d. Penulis

Untuk menambah kemampuan, wawasan, pengetahuan dan

informasi dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada masa

kehamilan, persalinan dan nifas.

1.4 Lokasi dan Waktu

Pengkajian laporan kasus ini dilaksanakan di Rumah Sakit Khusus

Ibu Dan Anak Kota Bandung pada tanggal 7 Januari 2012 sampai dengan 10

Januari 2012.

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan laporan hasil asuhan kebidanan komprehensif

terdiri dari lima BAB, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN yang terdiri dari Latar Belakang, Tujuan, Manfaat,

Ruang Lingkup, Lokasi dan Waktu, dan Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA yang terdiri dari Antenatal, Hipertensi

dalam kehamilan, Intranatal, Post Partum, dan Bayi baru lahir

BAB III TINJAUAN KASUS yang terdiri dari SOAP Antenatal , Intranatal,

Post Partum, dan Bayi baru lahir

BAB IV PEMBAHASAN KASUS yang terdiri dari pembahasan

berdasarkan kasus Antenatal , Intranatal, Post Partum, dan Bayi baru lahir

BAB V PENUTUP

5

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Kehamilan

2.1.1 Definisi Kehamilan

Kehamilan terjadi jika ada pertemuan dan persenyawaaan antara sel telur

(ovum) dan sel mani (Spermatozoa).  (Fakultas Kedokteran UNPAD, 2005)

Masa Kehamilan dimuali dari konsepsi sampai lahirnya janin. (Saifudin,

2007) (4)

2.1.2 Fisiologi Kehamilan

Perubahan Maternal

Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta

perubahan sosial dari keluarga, berikut dijelaskan mengenai perubahan fisik

yang terjadi pada ibu hamil berdasarkan buku yang berjudul konsep asuhan

kebidanan yaitu:

a.    Trimester 1

Tanda fisik pertama yang dapat dilihat adalah adanya spooting atau

perdarahan    yang    sedikit   terjadi   sekitar  11  hari    setelah    konsepsi

( bertemunya sel sperma dan sel ovum). Jika ibu mempunyai siklus haid

28 hari, perdarahan ini terjadi sebelum ibu mendapatkan haidnya.

Perdarahan ini disebut implantasi. Perdarahan implantasi ini biasanya

berlangsung kurang dari lamanya haid normal.

Perubahan fisik lainnya yaitu adanya nyeri dan pembesaran pada

payudara diikuti oleh rasa kelelahan yang kronis dan sering kencing.

Sementara itu, morning sickness atau mual muntah dipagi hari biasanya

dimulai pada usia kehamilan 8 minggu dan mungkin berakhir sampai 12

minggu. Adapun kenaikan berat badan yang terjadi pada trimester 1

sekitar 1-2 kg.

b.    Trimester 2

Uterus akan tumbuh pada usia kehamilan 16 minggu uterus biasanya

berada pada pertengahan antara simfisis pubis dan pusat. Penambahan

6

berat badan sekitar 5-6 kg selama trimester ke2. pada usia 20 minggu

fundus akan berada disekitar pusat. Payudara akan mulai mengeluarkan

colostrum. Ibu mulai merasakan gerakan bayinya dan akan timbul

perubahan kulit seperti cloasma, striae gravidarum dan linea nigra.

c.    Trimester 3

Pada usia kehamilan 28 minggu fundus akan berada disekitar pusat dan

xhipoid. Pada usia 32-36 minggu fundus dapat mencapai prosesus

xhipoid. Payudara akan terasa nyeri dan penuh. Keadaan sering kencing

akan timbul kembali. Mulai terjadi mules yang semakin meningkat.

Terjadinya perasaan nyeri punggung karena tahanan di punggung

semakin besar. (5)

2.2 Antenatal Care (4,5)

2.2.1 Definisi

Antenatal care adalah cara penting untuk memonitor dan mendukung

kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dalam kehamilan normal.

2.2.2 Tujuan Asuhan Antenatal (4)

Tujuan umum asuhan kehamilan adalah memfasilitasi hasil yang sehat dan

positif bagi ibu maupun bayinya, dan juga menjamin agar proses alamiah tetap

berjalan normal selama kehamilan, dengan cara:

Membina hubungan saling percaya dengan ibu.

Mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa.

Mempersiapkan kelahiran.

Memberikan pendidikan.

Sedangkan tujuan khusus asuhan kehamilan:

Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi.

Meningkatkan dan memperhatikan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu

dan bayi.

Mengamati secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil.

7

mempersiapkan pesalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu

maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin

Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

esklusif

Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi

2.2.3 Kebijakan Program (4)

Menurut WHO, kunjungan antenatal sebaiknya setiap wanita hamil

mendapatkan paling sedikit empat kali kunjungan selam periode antenatal:

Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum usai kehamilan

14 minggu).

Satu kali kunjungan selama trimester kedua (usia kehamilan antara 14-

28 minggu).

Dua kali kunjungan selam trimester ketiga (usia kehamilan antara 28-36

minggu dan sesudah usia kehamilan 36 minggu).

Wanita hamil seharusnya dikunjungi lebih sering jika mengalami masalah

dan hendaknya ia disarankan untuk mengunjungi bidan bilamana merasakan

tanda-tanda bahaya atau jika ia merasa khawatir.

Pelayanan/Asuhan standar minimal termasuk “8T” :

1. Timbang berat badan

2. Ukur Tekanan darah

3. Ukur Tinggi fundus Uteri

4. Pemberian Imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap

5. Pemberian Tablet Zat Besi

6. Tes terhadap penyakit menular seksual

7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

8. Tata laksana kasus

Pelayanan /asuhan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan

professional dan tidak dapat diberikan oleh dukun bayi.

8

2.2.4 Kebijakan Teknis (4)

Setiap Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap

saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama

kehamilannya.

Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-

komponen sebagai berikut :

1. Mengupayakan kehamilan yang sehat

2. Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta

rujukan bila diperlukan.

3. Persiapan persalinan yang bersih dan aman

4. Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika

terjadi komplikasi.

Pemberian vitamin Zat Besi

Dimulai dengan memberikan satu tablet sehari sesegera mungkin setelah

rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan

Asam Folat 500 µg, minimal masing-masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya

tidak diminum bersama teh atau kopi, karena akan mengganggu penyerapan.

Tabel 2.1 Imunisasi TT

AntigenInterval

(selang waktu minimal)Lama Perlindungan % perlindungan

TT1Pada Kunjungan antenatal

pertama- -

TT2 4 Minggu setelah TT 1 3 tahun* 80

TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95

TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99

TT5 1 tahun setelah TT425 tahun/seumur

hidup99

Keterangan : *artinya apabila dalam waktu 3 tauhn WUS tersebut melahirkan,

maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari TN (Tetanus Neonatorum)

9

PENILAIN KLINIK

Penilaian klinik merupakan proses berkelanjutan yang dimulai pada

kontak pertama antara petugas kesehatan dengan ibu hamil dan secara optimal

berakhir pada pemeriksaan 6 minggu setelah persalinan. Pada setiap kunjungan

antenatal, petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu

melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan

intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi.

Tabel 2.2 Anamnesis

Riwayat

Kehamilan ini

Riwayat

Obstetri lalu

Riwayat

Penyakit

Riwayat

Sosial ekonomi

Usia ibu hamil

Hari pertama

haid,terakhir,

siklus haid

Perdarahan per

vaginam

Keputihan

Mual dan muntah

Masalah/kelainan

pada kehamilan

sekarang

Pemakaian obat-

obat(termasuk

jamu jamuan)

Jumlah kehamilan

Jumlah persalinan

Jumlah persalinan

cukup bulan

Jumlah persalinan

premature

Jumlah anak hidup

Jumlah keguguran

Jumlah aborsi

Pendarahan pada

kehamilan ,persalina

n,nifas terdahulu

Adanya hipertensi

dalam kehamilan

pada kehamilan

terdahulu

Berat bayi < 2,5 kg

Jantung

Tekanan

darah tinggi

Diabetes

Mellitus

TBC

Pernah

operasi

Alergi

obat/makanan

Ginjal

Asma

Epilepsi

Penyakit hati

Pernah

kecelakaan

Status

perkawinan

Respon ibu dan

keluarga terhadap

kehamilan

Jumlah keluarga

dirumah yang

membantu

Siapa pembuat

keputusan dalam

keluarga

Kebiasaan makan

dan minum

Kebiasaan

merokok,

menggunakan

obat obatan dan

10

atau berat bayi > 4kg

Adanya masalah

masalah selama

kehamilan ,

persalinan, nifas

terdahulu

alcohol

Kehidupan

seksual

Pekerjaan dan

aktivitas sehari-

hari

Pilihan tempat

untuk melahirkan

Pendidikan

Penghasilan

Tabel 2.3 Pemeriksaan

Fisik umum Pemeriksaan

Luar

Pemeriksaan

dalam

Laboratorium

Kunjungan pertama :

Tekanan darah

Suhu badan

Nadi

Pernafasan

Berat badan

Tinggi badan

Muka : Edema,

pucat

Mulut & gigi :

kebersihan,karles,

tonsil,paru

Pada setiap kunjungan :

Mengukur tinggi

fundus uteri

Palpasi untuk

menentukan letak

janin (atau lebih 28

minggu)

Auskultasi detak

jantung janin

Pada kunjungan

pertama :

Pemeriksaan

vulva/Perineum

untuk :

Varises

Kondiloma

Edema

Hemoroid

Kelainan lain

Pemeriksaan dengan

speculum untuk

Kunjungan pertama:

Darah:

Hemoglobin

Glukosa

VDRL

Urin :

Warna,bau,kejern

ihan

Protein

Glukosa

Nitrit/LEA

11

Tiroid/gondok

Tulang

belakang/pnggun

g: skoliosis

Payudara : putting

usu,tumor

Abodmen bekas

operasi

Eksternalitas :

Edema,varises,ref

leks patella

Costovertebral

Angle

Tenderness(CVA

T)

Kulit :

Kebersihan/penya

kit kulit

Kunjungan Berikut:

Tekanan darah

Berat badan

Edema

Masalah dan

kunjungan

pertama

menilai:

Serviks

Tanda-tanda

infeksi

Cairan dan

ostium uteri

Pemeriksaan untuk

menilai :

Serviks

Uterus

Adneksa

Bartholin

Skene

Uretra

*Bila usia

kehamilan <

12 minggu

Tabel 2.4 Memantau tumbuh kembang janin ( nilai normal)

Usia Tinggi Fundus

12

KehamilanDalam cm

Menggunakan penunjuk-

penunjuk

badan

12 Minggu _____________ Teraba diatas simfisis pubis

16 Minggu _____________ Ditengah, antara simfisis pubis

dan umbilikus

20 Minggu 20 cm (± 2cm) Pada umbilicus

22-27

Minggu

Usia kehamilan dalam minggu

= cm

(± 2cm)

_____________

28 Minggu 28 cm(± 2cm) Ditengah, anatara umbilicus dan

prosesus sifoideus

29-35

Minggu

Usia kehamilan dalam minggu

= cm

(± 2 cm)

_____________

36 Minggu 36 cm (± 2cm) Pada prosesus sifoideus

Diagnosis

Diagnosis dibuat untuk menentukan hal hal sebagai berikut:

Tabel 2.5 Diagnosis

Kategori Gambaran

Kehamilan normal

Kehamilan dengan masalah khusus

Ibu sehat

Tidak ada riwayat obstetric buruk

Ukuran uterus sama/sesuei usia

kehamilan

Pemeriksaan fisik dan laboratorium

normal

Seperti masalah keluarga atau psiko-

sosial, kekerasan dalam rumah tangga,

13

Kehamilan dengan masalah kesehatan

yang membutuhkan rujukan untuk

konsultasi dan atau kerjasama

penanganannya

Kehamilan dengan kondisi

kegawatdaruratan yang membutuhkan

rujukan segera

kebutuhan financial,dll.

Seperti hipertensi, anemia berat,

preeclampsia,pertumbuhan janin

terhambat, infeksi saluran

kemih,penyakit kelamin dan kondisi

lain-lain yang dapat memburuk selama

kehamilan.

Seperti pendarahan,eklampsia, ketuban

pecah dini, atau kondisi-kondidi

kegawatdaruratan lain pada ibu dan bayi.

Rekam Medik

Seluruh hasil amnesis dan pemeriksaan dicatat dalam kartu Bumil ( kartu Ibu

hamil )

Tabel 2.6 PENANGANAN

Kategori Gambaran

Kehamilan Normal 1. Anammesis dan pemeriksaan lengkap pada kunjungan antenatal

awal

- Lihat bagian penilaian

2. Memantau kemajuan kehamilan pada kunjungan berikutnya

Tekanan darah – di bawah 140/90

Bertambahnya berat badan minimal 8 kg selama

kehamilan.

Edema hanya pada ekstremitas

Tinggi fundus –cm atau menggunakan jari-jari tangan

14

dapat disamakan dengan usia kehamilan

Detak jantung janin 120-160 detak per menit

Gerakan janin + setelah 18-20 minggu hingga melahirkan

3. Memberikan zat besi (lihat jadual)

4. Memberikan imunisasi TT (lihat jadual)

5. Memberikan konseling

Gizi: peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori

perf hari, mengkonsumsi makanan yang mengandung

protein, zat besi, minum cukup cairan ( menu seimbang)

Latihan : normal tidak berlebihan,istirahat jika lelah

Perubahan fisiologi : tambah berat badan,perubahan pada

payudara, tingkat tenaga yang bisa menurun, mual selama

triwulan pertama,rasa panas, dan/atau varises, hubungan

suami istri boleh dilanjutkan selama kehamilan

( dianjurkan memakai kondom).

Memberitahukan kepada ibu kapan kembali untuk

pemantauan lanjutan kehamilan.

Menasehati ibu untuk mencari pertolongan segera jika ia

mendapati tanda-tanda bahaya berikut :

Perdarahan per vaginam,

Sakit kepala lebih dari biasa,

Gangguan penglihatan,

Pembengkakan pada wajah/tangan,

Nyeri abdomen( epigastrik)

Janin tidak bergerak sebanyak biasanya.

Merencanakan dam mempersiapakan kelahiran yang

bersih dan aman dirumah (untuk tingkat desa) :

Sabun dan air

Handuk dan selimut bersih untuk bayi

Makanan dan minuman untuk ibu selama persalinan

15

Mendiskusikan praktek-praktek tradisional,posisi

melahirkan dan harapan-harapan.

Mengidentifikasi siapa yang dapat membantu

bidan selama persalinan dirumah

Menjaga kebersihan terutama lipatan kulit(ketiak,bawah

buah dada,daerah genetalia) dengan cara dibersihkan

dengan air dan dikeringkan.

Petunjuk dini : untuk mencegah keterlambatan dalam

pengambilan keputusan dan upaya rujukan saat terjadinya

komplikasi, nasehat ibu hamil, suaminya, ibunya atau

anggota keluarganya yang lain untuk:

Mengidentifikasi sumber transportasi dan

menyisihkan cukup dana untuk menutup biaya-

biaya perawatan kegawatdaruratan.

Menjelaskan cara merawat payudara terutama pada

ibu yang mempunyai putting susuv rata atau masuk

kedalam. Ibu diajarkan cara mengeluarkan putting

susu yaitu : tekan putting susu dengan

menggunakan kedua ibu jari , dilakukan 2kali

sehari selama 5 menit.

Kehamilan normal

dengan kebutuhan

khusus

1. Memberikan seluruh layanan / asuhan antenatal seperti diatas.

2. Memberikan konseling khusus untuk kebutuhan ibu dan masalah

– masalahnya

Ibu hamil dengan

masalah

kesehatan/komplikasi

1. Merujuk ke dokter untuk konsultasi,

Menolong ibu menentukan pilihan yang tepat untuk konsultasi

16

yang membutuhkan

rujukan untuk konsultasi

atau kerja sama

penanganan

(dokter puskesmas,dokter obgin dsb).

2. Melampirkan kartu kesehatan ibu hamil berikut surat rujukan.

3. Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa

surat dengan hasil dari rujukan.

4. Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan.

5. Memberikan layanan/asuhan atential.

6. Perencanaan dini jika tidak aman bagi ibu melahirkan di rumah :

Menyepakati diantara pengambil keputusan dalam keluarga

tentang rencana kelahiran (terutama suami dan ibu atau ibu

mertua).

Persiapan/pengaturan transportasi untuk ke tempat persalinan

dengan aman, terutama pada malam hari atau selama musim

hujan.

Rencana pendanaan untuk transport dan perawatan ditempat

persalinan yang aman. Apakah ibu hamil dapat menabung

cukup uang, atau dapatkah ia meminta dana masyarakat?

Persiapan asuhan anak jika dibutuhkan selama persalinan.

Kegawatdaruratan 1. Rujuk segera ke fasilitas kesehatan terdekat dimana tersedia

pelayanan kegawatdaruratan obstetric yang sesuei.

2. Sambil menunggu transportasi

Berikan pertolongan awal kegawatdaruratan , jika perlu

berikan pengobatan

Mulai memberikan cairan infuse(IV)

3. Menemeani ibu hamil dan anggota keluarganya

4. Membawa obat dan kebutuhan lain

5. Membawa catatan medic atau kartu kesehatan ibu hamil dan surat

rujukan

17

2.2.5 Tanda Bahaya Kehamilan (4)

Selama periode antenatal bidan harus mampu mewaspadai terhadap tanda-

tanda dalam kehamilan. Jika tanda bahaya tidak mampu terdeteksi dapat

menyebabkan kematian ibu. Ada 6 tanda bahaya dalam kehamilan diantaranya:

a. Perdarahan pervaginam.

b. Sakit kepala yang hebat (menetap dan tidak hilang)

c. Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabun senja)

d. Nyeri abdomen yang berat.

e. Oedema pada muka atau tangan.

f. Gerakan janin berkurang, tidak seperti biasanya.

2.2.6 Ketidaknyamanan Pada Kehamilan (5)

Selama kehamilan ibu mengalami ketidaknyamanan yang fisiologis.

Penyebab utamanya adalah karena pengaruh hormonal. Ketidaknyamanan ini

merupakan bagian dari perubahan yang terjadi pada tubuh ibu selama kehamilan.

Beberapa ketidaknyamanan yang umum pada kehamilan antara lain: mual

muntah, sakit kepala, saliva yang berlebihan, keletihan, nyeri punggung bagian

bawah, peningkatatan pengeluaran vagina, varices, nyeri selama berhubungan

seks, gusi berdarah, sering kencing, hyperpigmentasi pada wajah dan payudara,

supine hypotention, konstipasi, haemoroid, kram pada kaki, kaki bengkak dan

nyeri pada ligamentum rotundum. (Sarwono Prawirohardjo, 2008)

2.2.7 Komplikasi Pada Kehamilan (5)

a. Kelainan dalam tenggang waktu umur kehamilan yaitu abortus, partus

prematurus dan partus imaturus (persalinan kurang bulan).

b. Kelainan tempat kehamilan yaitu kehamilan ektopik (KE).

c. Kelainan telur misal mola hidatidosa.

d. Penyakit dan kelainan plasenta

Penyakit-penyakit pada plasenta yaitu infark plasenta, kalsifikasi  

plasenta, dan disfungsi plasenta.

18

Kelainan bentuk plasenta yaitu plasenta suksentaria, plasenta spuria,

plasenta membranase dan plasenta sirkumpalata.

Kelainan implantasi plasenta yaitu implantasi dibagian bawah

sehingga menimbulkan berbagai bentuk plasenta previa dan

implantasi plasenta terlalu dalam.

e. Kelainan tali pusat seperti kelainan insersi, simpul tali pusat dan lilitan

tali pusat.

f. Kelainan air ketuban

g. Kelainan janin.

h. Gestasi berupa hiperemesis gravidarum, pre-eklampsi dan eklampsi.

i. Perdarahan antepartum yaitu plasenta previa dan solusio plasenta.

2.2.8 Pemeriksaan Kehamilan

Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter

sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan

pelayanan/asuhan antenatal.

a. Pemeriksaan Pertama

Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid

sekurang-kurangnya satu bulan

b. Pemeriksaan Ulang

1) Setiap bulan sampai umur kehamilan 6 sampai 7 bulan

2) Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan

3) Setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai terjadi

persalinan

c. Pemeriksaan Khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu (Manuaba,

1998).

Sedangkan menurut Prawirohardjo (2008), kunjungan antenatal

sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan :

a. 1 kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu)

b. 1 kali kunjungan selama trimester kedua (antara 14 sampai 28 minggu)

19

c. 2 kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 sampai 36

dan sesudah minggu ke 36.

2.2.9 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan

a. Wewenang bidan dalam Asuhan Kehamilan

Standar Kompetensi Bidan (ICM, 1999)

Kompetensi ke 3 Asuhan Konseling Selama Kehamilan : Bidan memberi

asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama

kehamilan yang meliputi : deteksi dini, pengobatan atau rujukan dan

komplikasi tertentu.

1) Pengetahuan Dasar

a) Anatomi dan fisiologi tubuh manusia.

b) Siklus menstruasi dan proses konsepsi.

c) Tumbuh kembang janin dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

d) Tanda dan gejala kehamilan.

e) Mendiagnosa kehamilan.

f) Perkembangan normal kehamilan.

g) Komponen riwayat kehamilan.

h) Komponen permeriksaan fisik yang terfokus selama antenatal.

i) Menentukan umur kehamilan dari riwayat menstruasi, pembesaran

atau tinggi fundus uteri.

j) Mengenal tanda dan gejala anemia ringan dan berat, hyperemesis

gravidarum, kehamilan ektopik terganggu, abortus imminen, molla

hydatidosa dan komplikainya dan kehamila ganda, kelalaian letak

serta pre eklamsia.

k) Nilai normal dari pemeriksaan laboratorium seperti Haemoglobin

dalam darah, test gula, protein, aceton, dan bakteri urine.

l) Perkembangan normal dari kehamilan : perubahan bentuk fisik,

ketidaknyamanan yang lazim pertumbuhan fundus uteri yang

diharapkan.

20

m) Pertumbuhan psikologis yang normal dalam kehamilan dan

dampak kehamilan terhadap keluarga.

n) Penyuluhan dalam kehamilan : perubahan fisik, perawatan buah

dada ketidaknyamanan , kebersihan, seksualitas, nutrisi, pekerjaan

dan aktifitas (selama hamil).

o) Kebutuhan nutrisi bagi wanita hamil dan janin.

p) Penatalaksanaan imunisasi pada wanita hamil.

q) Pertumbuhan dan perkembangan janin.

r) Persiapan persalinan, kelahiran dan menjadi orang tua.

s) Persiapan keadaan dan rumah/ keluarga untuk menyambut

kelahiran bayi.

t) Tanda-tanda dimulainya persalinan.

u) Promosi dan dukungan pada ibu menyusui.

v) Teknik relaksasi dan strategi meringankan nyeri pada persiapan

persalinan dan kelahiran.

w) Mendokumentasikan temuan-temuan dan asuhan yang diberikan.

x) Mengurangi ketidaknyamanan selama masa kehamilan.

y) Akibat yang ditimbulkan/ ditularkan oleh binatang tertentu

terhadap kehamilan, misalnya toxoplasmosis.

z) Tanda dan gejala dari komplikasi kehamilan yang mengancam

jiwa, seperti pre eklamsia, perdarahan pervaginam, kelahiran

prematur, anemia berat.

2) Pengetahuan Tambahan

a) Tanda, gejala dan indikasi rujukan pada komplikasi tertentu dalam

kehamilan seperti asma, infeksi, HIV, penyakit menular seksual

(PMS). Diabetes, kelainan jantung, postmatur/ serotinus.

b) Akibat dari penyakit akut dan kronis yang disebut diatas bagi

kehamilan dan janinnya.

3) Ketrampilan Dasar

a) Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta

menganalisanya pada setiap kunjungan/ pemeriksaan ibu hamil.

21

b) Melaksanakan pemeriksaan fisik umum secara sistematis dan

lengkap.

c) Melakukan pemeriksaan abdomen secara lengkap termasuk

pengukuran tinggi fundus uteri/ posisi/ presentasi dan penurunan

janin.

d) Melakukan penilaian pelvic, termasuk struktur dan ukuran tulang

panggul.

e) Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk detak jantung

janin dengan menggunakan fetoscope (Pinard) dan gerakan janin

dengan palpasi uterus.

f) Menghitung usia kehamilan dan menentukan perkiraan persalinan.

g) Mengkaji status nutrisi ibu hamil dan hubungannya dengan

pertumbuhan janin.

h) Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan

komplikasi kehamilan.

i) Memberikan penyuluhan pada klien/ keluarga mengenai tanda-

tanda berbahaya dan serta bagaimana menghubungi bidan.

j) Melakukan penatalaksanaan kehamilan dan dengan anemia ringan,

hyperemesis gravidarum tingkat I, abortus imminen dan pre

eklamsia ringan.

k) Menjelaskan dan mendemontrasikan cara mengurangi

ketidaknyamanan yang lazim terjadi dalam kehamilan.

l) Memberikan imunisasi pada ibu hamil.

m) Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan melakukan

penanganan yang tepat termasuk merujuk ke fasilitas pelayanan

yang tepat dari :

(1) Kekurangan gizi

(2) Pertumbuhan gizi yang tidak adekuat : SGA & LGA.

(3) Pre eklamsia dan hipertensi.

(4) Perdarahan per vaginam

(5) Kehamilan ganda pada janin kehamilan aterm.

22

(6) Kelainan letak pada janin kehamilan aterm.

(7) Kematian janin.

(8) Adanya edema yang signifikan, sakit kepala yang hebat,

gangguan pandangan, nyeri epigestrium yang disebabkan

tekanan darah tinggi.

(9) Ketuban pecah sebelum waktu.

(10) Persangkaan polyhidramnion

(11) Diabetes melitus

(12) Kelainan kongenital pada janin.

(13) Hasil laboratorium yang tidak normal.

(14) Persangkaan polyhidramnion, kelainan janin.

(15) Infeksi pada ibu hamil, seperti : PMS, vaginitis, infeksi

saluran perkemihan dan saluran nafas.

n) Memberikan bimbingan dan persiapan untuk persalinan, kelahiran

dan menjadi orang tua.

o) Memberikan bimbingan dan penyuluhan mengenai perilaku

kesehatan selama hamil, seperti nutrisi, latihan (senam), keamanan

dan berhenti merokok.

p) Penggunaan secara aman jamu/obat-obatan tradisional yang

tersedia.

4) Ketrampilan Tambahan

a) Menggunakan Dopler untuk memantau DJJ.

b) Memberikan pengobatan dan atau kolaborasi terhadap

penyimpangan dari keadaan normal dengan menggunakan standar

lokal dan sumber daya yang tersedia.

c) Melaksanakan kemampuan LSS dalam manajemen pasca abortion.

b. Standar Pelayanan kebidanan (Depkes RI, 2001)

1) Standar 3 : Identifikasi ibu hamil

Pernyataan standar :

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan

masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan motivasi

23

ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk

memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.

2) Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Pernyataan Standar :

Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelayanan antenatal. Pemeriksaan

meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama

untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga

harus mengenal kehamilan resti/kelainan khususnya anemia, kurang

gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV, memberikan pelayanan imunisasi,

nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang

diberikan oleh Puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat

pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu

mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan

selanjutnya.

3) Standar 5 : Palpasi Abdominal

Pernyataan Standar :

Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan

melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila

umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin

dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari

kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

4) Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan

Pernyataan Standar :

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penerimaan, penanganan

dan/atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

5) Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

Pernyataan standar :

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada

kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsia lamanya, serta

mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

24

6) Standar 8 : Persiapan persalinan

Pernyataan Standar :

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta

keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan

persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan

akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan

biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat.

Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini. (9)

2.3 Hipertensi Dalam Kehamilan

2.3.1 Definisi

Hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan kardiovaskular yang

terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada masa nifas.(6)

      Hipertensi dalam kehamilan adalah tekanan darah 140/90 mmHg atau

lebih yang diketahui untuk pertama kali selama kehamilan. Tetapi belum

mengalami proteinuria dan tekanan darah telah kembali ke normal dalam 12

minggu post partum. (7)

      Dapat disimpulkan, bahwa hipertensi dalam kehamilan merupakan

kelainan kardiovaskular berupa kenaikan tekanan darah tinggi sebesar 140/90

mmHg yang diketahui pertama kali selama kehamilan dan kembali normal

dalam 12 minggu post partum dengan protein urine negatif. 

2.3.2 Faktor Resiko

a. Lebih sering pada primigravida

b. Resiko meningkat pada masa plasenta besar (pada gemeli, penyakit

trofoblas), diabetes melitus, riwayat personal adanya hipertensi, faktor

herediter dan masalah vaskuler. (4)

2.3.3 Diagnosis Hipertensi

Terdapat kesepakatan bahwa tekanan darah mutlak sebesar 140/90

mmHg adalah abnormal karena tekanan darah arteri istirahat yang normal

25

lebih rendah pada orang hamil daripada orang yang tidak hamil. Peningkatan

tekanan sistolik sebesar 30 mmHg atau tekanan diastolik sebesar 15 mmHg

juga menggambarkan suatu perubahan patologik (Hacker. 2001 : 179).

Hipertensi dalam kehamilan pertama kali diketahui selama kehamilan dan

telah kembali normal dalam 12 minggu post partum. Dalam klasifikasi ini

diagnosis final bahwa wanita yang bersangkutan tidak mengidap preeklamsia

hanya dapat dibuat post partum (7)

Adapun teori lain yang diungkapkan oleh Saifuddin (2002. M-34 s.d

M-35), bahwa tekanan darah diastolik merupakan indikator untuk prognosis

pada penanganan hipertensi dalam kehamilan. Tekanan darah diastolik

mengukur tahanan perifer dan tidak dipengaruhi oleh keadaan emosi pasien

(seperti pada tekanan sistolik). (4)

Jika tekanan diastolik ≥ 90 mmHg pada dua pemeriksaan berjarak 4

jam atau lebih, diagnosisnya adalah hipertensi. Pada keadaan urgen, tekanan

diastolik 110 mmHg dapat dipakai sebagai dasar diagnosis, dengan jarak

pengukuran waktu ˂ 4 jam.

Terdapatnya protein urin mengubah diagnosis hipertensi dalam

kehamilan menjadi preeklamsi. Beberapa keadaan lain yang dapat

menyebabkan proteinuria adalah infeksi traktus urinaria, anemia berat, gagal

jantung, partus lama, hematuria dan kontaminasi dengan darah dari vagina.

Sekret vagina dan cairan ketuban dapat mengkontaminasi contoh urine.

Dianjurkan menggunakan urine midstream untuk menghindari kontaminasi.

Kateterisasi tidak dianjurkan karena beresiko infeksi traktus urinarus.

Tabel 2.7 Penegakkan Dignosa Hipertensi Pada Kehamilan

Gejala dan tanda yang

selalu ada

Gejala dan tanda

yang kadang-

kadang ada

Diagnosis

kemungkinan

26

   Tekanan diastolik ≥ 90

mmHg pada kehamilan ˂

20 minggu

-Hipertensi

kronik

Tekanan diastolik 90-110

mmHg

   Proteinuria  + +

-

Hipertensi

kronik dengan

superimpossed

preeklamsia

ringan

Tekanan diastolik 90-110

mmHg (2 kali pengukuran

dengan berjarak 4 jam)

pada kehamilan ˃ 20

minggu atau 48 jam setelah

kehamilan

   Proteinuria – (negatif)

-Hiperrtensi

dalam kehamilan

Tekanan diastolik 90-110

mmHg (2 kali pengukuran

dengan berjarak 4 jam)

pada kehamilan ˃ 20

minggu

   Proteinuria sampai + +

-Preeklamsia

ringan

Tekanan diastolik 90-110

mmHg pada kehamilan ˃

20 minggu

   Proteinuria ≥ + + +

Hiperrefleksia

Nyeri kepala (tidak

hilang dengan

analgetik biasa)

Penglihatan kabur

Oliguria (˂400 ml /

24 jam)

Nyeri abdomen atas

(epigastrium)

Preeklamsia

berat

27

   Edeama paru

Kejang

Tekanan diastolik ≥ 90

mmHg pada kehamilan ˃

20 minggu

    Proteinuria ≥ + +

Koma

   Sama seperti

preeklamsia berat

Eklamsi

(Saifudin. 2007. M-34 s.d M-35)

2.3.4 Gambaran Klinis

Menurut Manuaba (2008 : 91-92) dijabarkan beberapa gambaran klinis

sebagai berikut :

1. Hipertensi, kenaikan tekanan darah sistolik dan diastolik 30 mmHg atau

15 mmHg. Tekanan darah absolut 140/90 mmHg atau 160/110 mmHg

yang diambil selang 6 jam dalam keadaan istirahat.

2. Edema, merupakan penimbunan cairan tubuh yang tampak atau tidak

tampak. Perhitungan kenaikan berat badan melebihi ¾-1 kg/minggu

dianggap patologis. Edema dijumpai di tibia, wajah atau tangan bahkan

seluruh tubuh (anasarka).

3. Proteinuria, menunjukkan komplikasi lanjut hipertensi dalam kehamilan

dengan kerusakan ginjal sehingga beberapa bentuk protein lolos dalam

urine. Protein dalam urine normalnya tidak lebih dari 0,3 gram dalam 24

jam. Proteinuria menunjukkan komplikasi hipertensi dalam kehamilan

lanjut sehingga memerlukan perhatian khusus.

4. Kejang (konvulsi) menunjukkan kelanjutan komplikasi menjadi eklamsia

yang menyebabkan terjadi AKI tinggi dan dapat diikuti AKP (Angka

Kematian Perinatal) yang tinggi pula. Kejang menunjukkan telah terjadi

kemungkinan perdarahan nekrosis dalam edema.

5. Koma, kelanjutan kejang pada otak dapat diikuti koma sebagai

manifestasi dari edema serebrovaskular (sroke) dengan menimbulkan

perdarahan nekrosis sehingga terjadi koma (6)

Hipertensi karena kehamilan dan preeklamsia ringan sering

ditemukan tanpa gejala, kecuali meningkatnya tekanan darah. Prognisis

28

menjadi lebih buruk dengan terdapatnya proteinuria. Edema tidak lagi

menjadi tanda yang sahih untuk preeklamsia. (4) Namun, perlu diketahui

bahwa wanita dengan hipertensi dalam kehamilan dapat memperlihatkan

tanda tanda lain yang berkaitan dengan preeklamsia, misalnya nyeri kepala,

nyeri epigastrium, atau trombositopenia yang mempengaruhi penatalaksanaan (6). Selain itu, nyeri kepala (tidak hilang dengan analgetik biasa), penglihatan

kabur, bengkak pada wajah, dan ekstermitas serta nyeri perut bagian atas

sering berhubungan dengan hipertensi dalam kehamilan (4).

2.3.5 Patofisiologi (6)

Zweifel (1922) mengemukakan bahwa gejala gestosis tidak dapat

diterangkan dengan satu faktor atau teori tetapi merupakan multifaktor (teori)

yang menggambarkan berbagai manifestasi klinis yang kompleks yang oleh

Zweifel disebut disease of theory. Teori diet adalah teori yang diakui POGI.

Menurut teori diet ibu hamil, kebutuhan kalsium ibu hamil cukup tinggi untuk

pembentukan tulang dan organ lain janin, yaitu 2-2,5 g/hari. Bila terjadi

kekurangan kalsium, kalsium ibu hamil akan dikuras untuk memenuhi

kebutuhan sehingga terjadi pengeluaran kalsium dari jaringan otot. Minyak

ikan mengandung banyak asam lemak tak jenuh sehingga dapat menghindari

dan menghambat pembentukan tromboksan dan mengurangi aktifitas

trombosit. Oleh karena itu, minyak ikan dapat menurunkan kejadian

preeklampsia atau eklampsia. Diduga bahwa minyak ikan mengandung

kalsium. 

Fungsi kalsium dalam otot jantung menimbulkan peningkatan

kontraksi sehingga dapat mempertahankan dan meningkatkan volume

sekuncup jantung dan tekanan darah dapat dipertahankan. Kalsium dalam otot

pembuluh darah mengendalikan dan mengurangi kontraksi-vasokontriksi

sehingga tekanan darah dapat dikendalikan bersama dengan vasokonstriktor

lainnya. Kekurangan kalsium yang terlalu lama menyebabkan dikeluarkannya

kalsium dari jaringan otot sehingga menimbulkan manifestasi sebagai berikut:

29

a. Keluar dari otot jantung menimbulkan melemahnya kontraksi otot

jantung dan menurunkan volume sekuncup sehingga aliran darah akan

menurun

b. Keluar dari otot pembuluh darah akan menimbulkan kontraksi,

vasokontriksi, dan meningkatkan tekanan darah tinggi (hipertensi)

Konsep dasar terjadinya gestosis EHP (edema, hipertensi,

proteinuria) adalah sebagai berikut. Iskemia region uteroplasenter

menimbulkan dikeluarkannya hasil metabolisme PO2 radikal bebas. Radikal

bebas dapat merusak membran, khususnya sel endotel pembuluh darah

sehingga akan mengubah metabolisme sel. Akibat perubahan metabolisme

terjadi penurunan reproduksi prostatglandin yang dikeluarkan plasenta.

Perubahan keseimbangan prostatglandin yang menjurus pada peningkatan

tromboksan yang merupakan vasokonstriktor yang kuat, penurunan produksi

prostatsiklin sebagai vasodilator, penurunan produksi angiotensin I-III yang

mengakibatkan makin meningkatnya sensitivitas otot pembuluh darah

terhadap vasopresor.

Perubahan ini mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi pembuluh

darah sehingga terjadi kerusakan, nekrosis pembuluh darah, dan

mengakibatkan permeabilitas pembuluh darah meningkat serta meningkatkan

tekanan darah. Kerusakan dinding pembuluh darah menimbulkan dan

memudahkan trombosit mengadakan agregasi dan adhesi serta akhirnya

mempersempit lumen dan makin mengganggu aliran darah ke organ vital.

Mekanisme yang terjadi untuk mengatasi timbunan trombosis adalah lisis,

sehingga dapat menurunkan jumlah trombosit darah serta memudahkan

tejadinya perdarahan.

Kerusakan membran endotel pembuluh darah, timbunan trombosit

dan vasokonstriksi pembuluh darah menyebabkan gangguan perfusi dan

metabolisme endrogen atau organ vital dalam bentuk ekstravasasi cairan

menuju ekstravaskuler yang menimbulkan oedema lokal tibia atau anasarka,

penurunan volume darah yang menimbulkan hipovolemia, dan terjadi

hemokonsentrasi darah (6)

30

2.3.6 Penanganan Khusus Hipertensi dalam Kehamilan (4,8)

Tangani secara rawat jalan(4) :

a. Pantau tekanan darah, urin (untuk protein urin) dan kondisi janin setiap

minggu.

b. Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklamsia ringan.

c. Jika kondisi janin memburuk dan terjadi pertumbuhan janin terhambat,

rawat untuk penilaian kesejahteraan janin.

d. Jika tekanan darah stabil janin dapat dilahirkan secara normal.

Peran bidan dalam Menangani Hipertensi karena Kehamilan (8)

Hal – hal yang harus bidan lakukan dalam pengelolaan dini hipertensi pada

kehamilan :

1. Memeriksa tekanan darah secara tepat pada setiap pemeriksaan

kehamilan, termasuk pengukuran tekanan darah dengan teknik yang

benar.

2. Melakukan pemeriksaan pada setiap pagi hari.

3. Ukur tekanan darah pada lengan kiri. Posisi ibu hamil duduk atau

berbaring dengan posisi yang sama pada tiap kali pengukuran ( Letakkan

tensimeter di tempat yang datar  setinggi jantung ibu hamil dan gunakan

ukuran manset yang sesuai)

4. Catat tekanan darah

5. Jika tekanan darah diatas 140/90 mmhg atau peningkatan diastole 15

mmhg atau lebih (sebelum 20 minggu),ulangi pengukuran tekanan darah

dalam 1 jam.Bila tetap maka berarti ada kenaikan tekanan darah.Periksa

adanya edema terutama pada wajah atau pada tungkai baeah /tulang

kering atau daerah sacral.

6. Bila ditemukan hipertensi pada kehamilan, lakukan pemeriksaan urin

terhadap albumin pada setiap kali kunjungan.

7. Segera rujuk ibu hamil ke rumah sakit jika : Tekanan darah sangat

tinggi, kenaikan tekanan darah  naik secara tiba- tiba,berkurangnya air

31

seni( sedikit dan berwarna gelap),edema berat yang timbul

mendadak,khususnya pada wajah/daerah sacral

8. Jika tekanan darah naik namun tidak ada edema sedangkan doker tidak

mudah dicapai maka pantaulah tekanan darah, periksa protein urin

terhadap protinuria dan denyut jantung janin dengan seksama pada

keesokan harinya atau sesudah 6 jam istirahat.

9. Jika tekanan darah tetep naik ,rujuk untuk pemeriksaan lanjutan

walaupun tidak edema atau proteinuria.

10. Jika tekanan darah kembali normal atau kenaikannya kurang dari 15

mmhg:

Beri informasi atau penjelasan pada ibu hamil ,suami atau keluarga

tentang tanda-tanda eklamsia yang mengancam ,khususnya sakit

kepala ,pandangan kabur, nyeri ulu hati dan pembengkakan pada

kaki/punggung/wajah.

Jika tanda-tanda diatas ditemukan segera rujuk ke rumah sakit.

11. Bicarakan seluruh temuan dengan ibu hamil dan suami/keluarga.

12. Catat semua temuan pada KMS ibu hamil / buku KIA. (8)

2.3.7 Penanganan Khusus Preeklamsia Ringan (4)

Kehamilan kurang dari 37 minggu, jika belum ada perbaikan lakukan

penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan :

a. Pantau tekanan darah, urine (untuk protein urine), refleks dan kondisi

janin.

b. Konseling kepada pasien dan keluarganya tentang tanda-tanda bahaya

preeklamsia dan eklamsi.

d. Lebih banyak istirahat.

e. Diet biasa (tidak perlu diet rendah garam).

f. Tidak perlu diberi obat-obatan.

g. Jika rawat jalan tidak mungkin, rawat di rumah sakit :

1) Diet biasa.

32

2) Pantau tekanan darah 2 kali sehari, dan urin (untuk protein urin)

sekali sehari.

3) Tidak perlu obat-obatan.

4) Tidak perlu diuretik, kecuali jika terdapat oedema paru,

dekompensasi kordis, atau gagal ginjal akut.

5) Jika tekanan diastolik turun sampai normal pasien dapat

dipulangkan.

a) Nasihatkan untuk istirahat dan perhatikan tanda-tanda

preeklamsi berat.

b) Kontrol 2 kali seminggu untuk memantau tekanan darah,

urine, keadaan janin, serta gejala dan tanda-tanda

preeklamsia berat.

c) Jika tekanan darah diastolik naik lagi, rawat kembali. 

6) Jika tidak ada tanda-tanda perbaikan, tetap dirawat. Lanjutkan

penanganan dan observasi kesejahteraan janin.

7) Jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat,

pertimbangkan terminasi kehamilan. Jika tidak rawat sampai

aterm.

8) Jika protein urin meningkat, tangani sebagai preeklamsia berat.

Hipertensi dalam kehamilan yang tergolong masih ringan biasanya

tidak diobati, malainkan diatasi dengan penerapan pola hidup sehat, cukup

istirahat dan kontrol secara rutin seminggu 2 kali. Apabila kondisi

hipertensinya dianggap cukup berat dan tidak terkendali, maka selain

menerapkan pola hidup sehat, penderita juga harus mengonsusi obat-obatan.

Biasanya obat diberikan ketika tekanan darah diastolik ibu lebih dari atau di

atas 100 mmHg. Obat tersebut akan membantu menurunkan tekanan darah

menjadi 90-80 mmHg, lebih rendah dari ini tidak dianjurkan karena berbahaya

bagi janin (Junaidi. 2010 : 93).

Adapun penanganan preelamsi ringan pada kehamilan lebih dari 37

minggu, sebagai berikut :

33

a. Jika serviks matang, pecahkan ketuban dan induksi persalinan dengan

oksitosin atau prostatglandin.

b. Jika serviks belum matang, lakukan pematangan dengan

prostatglandin atau kateter voley atau lakukan seksio sesarea.(4)

2.4 Persalinan

2.4.1 Konsep Dasar Teori

2.4.1.1 Pengertian

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput

ketuban keluar dari uterus ibu, persalinan dianggap normal jika

prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37

minggu) tanpa disertai adanya penyulit (Affandi, 2007:37).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran

janin yang terjadi pada ehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir

spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam

18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (4)

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa persalinan adalah proses pengeluaran janin yang

terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan

dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam

tanpa disertai adanya penyulit.

2.4.1.2 Tanda-tanda persalinan

Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan

menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan

berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu

jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks.

Tanda dan gejala inpartu termasuk :

1. Penipisan dan pembukaan serviks

2. Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi

minmal 2 x dalam 10 menit)

3. Cairan lendir bercampur darah (show) melalui vagina.

34

2.4.1.3 Faktor Penting Dalam Persalinan

Faktor penting dalam persalinan adalah:

1. Power/ kekuatan

a. His

b. Tenaga mengedan

c. Kontraksi dinding perut

d. Kontraksi diafragma

e. Kontraksi ligamentum rotundum:

2. Passage

a. Jalan lahir lunak (Otot, Ligamentum)

b. Jalan lahir tulang

PAP (promontorium, sayap sakrum. linea innominata,

Arkus pubis, pinggir atas simpisis)

PBP (berbentuk segitiga, yang dibentuk oleh garis antara

kedua buah tuber isciadikum dengan ujung os sakrum).

3. Passanger

a) Bayi

b) Plasenta

c) Air Ketuban

4. Psikis

2.4.1.4 Tahap-tahap Persalinan

Tahap-tahap persalinan terdiri dari 4 kala

1. Kala I (kala pembukaan)

Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir campur darah

(blood show), penipisan dan pembukaan serviks, kontraksi uterus

(> 3 x 10’ 40”) yang menyebabkan perubahan serviks.

Kala I dibagi 2 fase :

a) Fase laten

Berlangsung lambat, pembukaan sampai 3 cm, berlangsung 7 –

8 jam

35

b) Fase aktif

Berlangsung 6 jam. Dibagi 3 sub fase:

(1) Akselerasi : berlangsung 2 jam pembukaan, jadi 4 cm

(2) Dilatasi maksimal : berlangsung 2 jam, pembukaan cepat

menjadi 9 cm

(3) Deselarasi : berlangsung 2 jam, pembukaan lambat, 10 cm

dalam dalam waktu 2 jam.

Kala I pada primi berlangsung 13-14 jam, dimana serviks

mendatar dahulu baru dilatasi, sedang berlangsung 6 – 7 jam,

dan serviks mendatar serta membuka bersamaan.

2. Kala II (Pengeluaran Janin)

His terkoordinir, kuat, cepat, lebih lama kira-kira 3 x 10’ 40”,

kepala janin sudah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi

tekanan otot-otot dasar panggul dan menimbulkan rasa ingin

mengedan seperti buang air besar, yang ditandai anus terbuka.

Waktu ada his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka,

perinium merenggang. Dengan bimbingan mengedan yang baik

kepala akan lahir diikuti seluruh badan janin.

3. Kala III (Pengeluaran Uri)

Fisiologi persalinan kala III

Pada persalinan kala III, otot uterus (myometrium)

berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara

tiba-tiba setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini

menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta.

Karena tempat melekatnya plasenta menjadi semakin kecil,

sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta akan

menebal kemudian lepas dari dinding uterus, setelah lepas, plasenta

akan turun ke bagian bawah uterus atau bagian atas vagina.

Tanda-tanda pelepasan plasenta :

a) Semburan darah

b) Tali pusat memanjang

36

c) Uterus membundar

Managemen aktif kala III terdiri dari tiga langkah utama:

a) Pemberian suntik oksytosin

b) Melakukan penegangan tali pusat terkendali

c) Massase fundus uteri

4. Kala IV

Dimulai dari setelah plasenta lahir sampai 2 jam setelah

melahirkan. (4,6)

2.4.2 Konsep dasar asuhan persalinan

1. Kebijakan Program

Setiap persalinan mengharapkan yang fisiologis tanpa ada komplikasi

ataupun penyulit apapun terhadap persalinan, tetapi pada

kenyataannya komplikasi tersebut tetap ada dan mengancam jiwa ibu

dan bayi. Oleh karena itu, setiap pertolongan persalinan harus

mempunyai kebijakan yaitu:

a. Semua persalinan harus dihadiri dan di pantau oleh petugas

kesehatan terlatih.

b. Rumah bersalin dan tempat rujukan dengan fasilitas yang memadai

untuk menangani kegawatdaruratan obstetri dan nenonatal harus

tersedia 24 jam

c. Obat-obatan esensial bahan dan perlengkapan harus tersedia bagi

seluruh petugas terlatih

Di dalam Asuhan Persalinan Normal terdapat 5 ( lima ) aspek

yang disebut juga sebagai lima benang merah yang perlu mendapatkan

perhatian yaitu :

a. Aspek pemecahan masalah yang dipergunakan untuk menentukan

pengambilan keputusan klinik.

b. Aspek sayang ibu yang juga berarti sayang bayi.

c. Aspek pencegahan infeksi

d. Aspek pencatatan (dokumentasi medik )

e. Aspek rujukan.

37

Kelima aspek ini akan selalu ada di dalam pelaksanaan persalinan kala

I hingga persalinan kala III dan kala IV ( JNPK-KR ; 2001 :1-1 ).

2. Kompetensi bidan dalam asuhan persalinan

Kompetensi ke IV : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,

tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin

suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani suatu

kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita

dan bayinya yang baru lahir.

3. Standar Pelayanan Kebidanan

Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala I

Pernyataan Standar : Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan

sudah mulai, kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang

memadai, dengan memperhatikan kebutuhan klien, selama proses

persalinan berlangsung.

Standar 10.Persalinan Kala II Yang Aman

Pernyataan standar : bidan melakukan pertolongan persalinan bayi dan

plasenta yang bersih dan aman, ddengan sikap sopan dan penghargaan

terhadap hak pribadi ibu serta memperhatikan tradisi setempat.

Disamping itu, ibu diizinkan memilih orang yang akan

mendampinginya selama proses persalinan.

Standar 11.Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III

Pernyataan Standar : Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan

benar untuk membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban

secara lengkap.

Standar 12  : Penanganan Kala Dua Dengan Gawat Janin  Melalui

Episiotomi

Pernyataan standar : Bidan mengenali  secara tepat tanda- tanda gawat

janin pada kala dua, dan segera melakukan episiotomi  dengan aman

untuk memperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum. (9)

2.5 Nifas

38

2.5.1 Konsep Dasar Teori

2.5.1.1 Pengertian Puerperium.

Masa nifas atau puerperium dimulai setelah plasenta lahir dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

hamil (4)

Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa

dimana organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak

hamil. Masa ini membutuhkan waktu sekitar enam minggu (11)

Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (4)

2.5.1.2 Tujuan asuhan masa nifas

Menurut Saifudin, asuhan kebidanan dalam masa nifas mempunyai

tujuan diantaranya:

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik secara fisik maupun

psikologi.

2) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,

mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan

bayinya.

3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan

diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, dan pemberian

imunisasi pada bayi serta perawatan bayi sehat.

4) Memberikan pelayanan keluarga berencana.

2.5.1.3 Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas

Bidan sebagai pelaksana pelayanan kebidanan mempunyai peran dan

tanggung jawab sebagai berikut (Saifuddin, 2007) :

5) Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan

39

6) Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara

mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga

gizi yang baik, serta memperaktekan kebersihan yang aman

7) Memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayi

8) Memulai dan mendorong pemberian ASI

2.5.1.4 Tahapan masa nifas

Menurut Hanafi (2008) masa nifas dibagi dalam 3 periode yaitu:

1. Immediate puerperium

Adalah keadaan yang terjadi segera setelah persalinan sampai 24

jam postpartum.

2. Early puerperium

Adalah keadaan yang terjadi pada permulaan masa nifas, waktu 1

hari sampai 7 hari setelah persalinan.

3. Later puerperium

Adalah waktu 1 minggu sampai 6 minggu setelah melahirkan.

2.5.1.5 Perubahan fisiologis masa nifas

Selama masa nifas terjadi perubahan fisiologis (hanafi, 2008) :

1. Perubahan sistem reproduksi

a. Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi)

sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.

b. Bekas implantasi uri : placental bed mengecil karena kontraksi

dan menonjol ke kavum uteri dengan diameter 7,5 cm. Sesudah

2 minggu menjadi 3,5 cm, pada minggu keenam 2,4 cm, dan

akhirnya pulih.

c. Luka-luka pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan

sembuh dalam 6-7 hari.

2. Endometrium

40

Lapisan epitel endometrium kecuali tempat implantasi placenta

mengalami regenerasi sempurna pada akhir minggu ke-2

postpartum.

3. Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan

vagina dalam masa nifas.

a) Lochia rubra (cruenta) : berisi darah segar dan sisa-sisa

selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan

mekonium, selama 2 hari persalinan.

b) Lochia sanguinolenta : berwarna merah kuning berisi darah

dan lendir, pada hari ke 3-7 pasca persalinan.

c) Lochia serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi,

pada hari ke 7-14 pasca persalinan.

d) Lochia alba : cairan putih, setelah 2 minggu.

e) Lochia purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah

berbau busuk.

f) Lochiostasis : lochia tidak lancar keluarnya.

4. Serviks : Setelah persalinan, agak menganga seperti corong

berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-kadang

terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan

masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-

3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.

5. Perubahan sistem percernaan

a) Peristaltik usus kembali kenormal secara bertahap dan proses

pengembalian ini bisa lambat dengan adanya pengaruh

penggunaan analgesik

b) Secara psikologis, pada umumnya nafsu makan ibu nifas turun

akibat rasa nyeri diperineum sehingga dapat menghambat

defekasi. Akibatnya sering timbul gejala konstipasi pada minggu

pertama post partum. Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari

pasca persalinan.

6. Perubahan sistem perkemihan

41

Trauma bisa terjadi pada kandung kemih, uretra dan saluran

kencing selama proses persalinan, yakni sewaktu bayi melewati

jalan lahir. Trauma akibat kelahiran dan peningkatan kapasitas

kandung kemih yang penuh menyebabkan keinginan untuk

berkemih menjadi menurun. Disamping itu rasa nyeri pada

panggul yang timbul akibat dorongan pada saat melahirkan,

laserasi vagina atau pada episiotomi menurunkan atau

menghilangkan reflek berkemih, kondisi demikian bisa

menyebabkan distensi kandung kemih. Distensi kandung kemih

yang muncul segera setelah bayi lahir dapat menyebabkan

perdarahan karena kontraksi uterus terganggu dan jika distensi

kandung kemih ini terjadi pada tahap lanjut maka dapat

mnyebabkan kandung kemih lebih peka terhadap infeksi sehingga

mengganggu proses berkemih normal. Bila hal ini berlangsung

lama maka dinding kandung kemih akan mengalami kerusakan.

7. Perubahan sistem musculosceletal

a. Abdomen

Kulit dinding abdomen teregang selama kehamilan dan

kemudian kembali seperti semula beberapa minggu atau bulan

kemudian

b. Pelvis

Setelah jania dilahirkan, berangsur-angsur ligamentum,

diafragma dan fascia mengerut kembali seperti semula.

8. Perubahan tanda-tanda vital

a. Suhu tubuh

Setelah anak lahir, suhu tubuh meningkat sampai 37,2OC dapat

naik 0,5OC dari normal tapi tidak lebih dari 38OC bila tidak

terjadi infeksi.

b. Nadi

42

Berkisar antara 60 sampai 80 denyut per menit

c. Perubahan sistem kardiovaskuler

Cardiac output yang meningkat selama kehamilan dan

persalinan tiba-tiba menurun setelah hari pertama postpartum

dan kembali ke normal seperti sebelum hamil pada akhir

minggu ketiga postpartum.

9. Perubahan sistem percernaan

a. Nafsu Makan

Ibu biasanya lapar setelah melahirkan sehingga ia bisa

mengkonsumsi makanan ringan. Setelah itu ibu benar-benar pulih

dari efek melahirkan, ibu akan merasa sangat lapar, permintaan

untuk memperoleh makanan dua kali dari jumlah yang biasanya

dikonsumsi.

b. Motilitas

Secara khas penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna

menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir.

c. Defekasi

Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai

tiga hari setelah ibu melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan

oleh penurunan tonus otot usus selama proses persalinan dan

pada awal pasca partum.

2.5.1.6 Perawatan Pasca persalinan

1. Mobilisasi

Ibu harus istirahat tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan.

Kemudian boleh miring ke kanan dan ke kiri untuk mencegah

terjadinya trombosis dan trombo emboli. Pada hari kedua ibu

diperbolehkan duduk, hari ketiga jalan-jalan dan hari ke empat

atau kelima sudah diperbolehkan pulang.

Mobilisasi di atas mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi

persalinan, nifas, dan sembuhnya luka-luka.

43

2. Diet

Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya

konsumsi makanan yang mengandung protein, banyak cairan,

sayur-sayuran dan buah-buahan.

3. Perawatan payudara (mamma)

Perawatan mamma telah dimulai sejak wanita hamil supaya puting

susu lemas, tidak keras, dan kering sebagai persiapan untuk

menyusui bayinya. Dianjurkan sekali supaya ibu menyusukan

bayinya karena sangat baik untuk kesehatan bayinya.

4. Laktasi

Untuk menghadapi masalah laktasi sejak masa kehamilan telah

terjadi perubahan pada kelenjar mammae. Bila bayi mulai disusui,

isapan pada puting susu merupakan rangsangan psikis yang secara

reflektoris mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis.

Produksi air susu ibu (ASI) akan lebih banyak. Disamping ASI

merupakan makanan utama bayi, menyusukan bayi sangat baik

untuk menjelmakan rasa kasih sayang antara ibu dan anaknya.

Tabel 2.8 Frekuensi kunjungan masa nifas

Kunjungan Waktu Tujuan

1 6-8 jam setelah

persalinan

Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia

uteri

Mendeteksi dan merawat penyebab lain

perdarahan : rujuk bila perdarahan berlanjut

Memberikan konseling pada ibu atau salah satu

anggota keluarga bagaimana mencegah

perdarahan masa nifas karena atonia uteri

Pemberian ASI awal

Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru

lahir

Menjaga bayi tetap sehat dengan cara

44

mencegah hipotermi

2 6 hari setelah

persalinan

Memastikan involusi berjalan normal : uterus

berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak

ada perdarahan abnormal dan tidak ada bau

Menilai adannya tanda-tanda demam, infeksi

atau perdarahan abnormal

Memastikan ibu mencapat cukup makanan,

cairan dan istirahat

Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak

memperhatikan tanda-tanda penyulit

Memberikan konseling pada ibu mengenai

asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap

hangat dan merawat bayi sehari-hari

3 2 minggu setelah

persalinan

Sama seperti di atas (6 hari setelah persalinan)

4 6 minggu setelah

persalinan

Menanyakan kepada ibu tentang penyulit-

penyulit yang ia atau bayi alami

Memberi konselilng untuk KB secara dini

Sumber: Saifuddin (2002: N-23)

2.5.1.7 Adaptasi psikologis ibu dalam masa nifas

Pada masa postpartum terjadi adaptasi psikososial menurut Rubin

terbagi menjadi 3 tahap :

1. Masa Taking In

Masa ini terjadi 2-3 hari pasca salin, ibu yang baru ini bersikap

pasif dan sangat tergantung, segala energinya difokuskan pada

kekhawatiran tentang badanya. Dia akan bercerita tentang

persalinannya secara berulang-ulang.

2. Masa Taking On (masa meniru dan rol play)

45

Masa ini terjadi 3-4 hari pasca salin, ibu menjadi khawatir akan

kemampuannya merawat bayi dan menerima tanggungjawabnya

sebagai ibu semakin besar. Ibu berupaya untuk menguasai

keterampilan perawatan bayinya.

3. Masa Letting Go

Masa ini biasanya terjadi bila ibu sudah pulang dari RS dan

melibatkan keluarga. Ibu mengambil langsung tanggungjawab

dalam merawat bayinya, dia harus menyesuaikan diri dengan

tuntutan ketergantungannya dan khususnya interaksi sosial.

2.5.2 Konsep Dasar Asuhan

Asuhan yang diberikan harus sesuai dengan :

1. Kompetensi Bidan

Kompetensi ke 5 : Asuhan Pada Ibu Nifas Dan Menyusui

Bidan memberikan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu

tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat.

2. Standar Pelayanan Kebidanan (SPK)

Menurut Standar Pelayanan Kebidanan (SPK, 2001) :

a. Standar 13

Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan

pernapasan spontan, mencegah hipoksia sekunder, menemukan

kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan

kebutuhan.

b. Standar 14

Standar pelayanan kebidanan pada 2 jam pertama setelah

persalinan bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap

terjadinya komplikasi paling sedikit selama 2 jam setelah

persalinan, di samping itu bidan memberikan penjelasan tentang

hal-hal yang mempercepat pulihnya persalinan kesehatan ibu dan

membantu ibu untuk mulai pemberian ASI.

c. Standar 15

46

Standar pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas, bidan

memberikan pelayanan selama nifas di puskesmas dan rumah sakit

atau melalui kunjungan ke rumah pada hari ke-3, minggu ke-2 dan

minggu ke-6. Setelah persalinan untuk membantu proses

pemeliharaan ibu dan bayi. Melalui penatalaksanaan tali pusat yang

benar, penemuan dini, pelaksanaan atau rujukan komplikasi yang

mungkin terjadi pada masa nifas serta memberikan penjelasan

tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan

bergizi, asuhan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.(9)

2.6 Bayi Baru Lahir

2.6.1 Konsep Dasar Teori

2.6.1.1 Pengertian Bayi

Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan

harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan

ekstrauterin (Ilyas, 2002 :44).

Neonatus adalah bayi baru lahir dari kehamilan 37 minggu

sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai 4000 gram

(Depkes RI, 2002:7).

Asuhan pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan

kepada bayi selama jam pertama setelah kelahiran. (4)

Bayi baru lahir disebut nenonatus, dengan tahapan:

1) Umur 0-7 hari disebut neonatal dini

2) Umur 8-28 hari disebut neonatal lanjut

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

yang disebut neonatus adalah bayi baru lahir usia 0 – 28 hari.

2.6.1.2 Pertolongan pada waktu bayi baru lahir

Menurut Madjid (2001) pertolongan pada bayi baru lahir adalah

sebagai berikut :

47

1) Membersihkan jalan nafas (mulut dan hidung) dari lendir, darah

dan air ketuban dengan kasa pembersih.

2) Membersihkan dan mengeringkan tubuh bayi dengan kain lunak

yang bersih dan kering, tanpa memandikannya.

3) Meletakkan bayi di atas perut atau dada ibu.

4) Memotong dan merawat tali pusat dengan bersih dan benar.

5) Membungkus bayi dengan kain yang bersih, kering dan cukup

tebal agar ia tidak kedinginan. Setiap kali ia kencing/pakaiannya

basah, pakaian harus segera diganti.

6) Menghangatkan bayi misalnya dengan membungkus bayi dengan

kain yang bersih dan kering

7) Memberikan bayi kepada ibunya untuk disusui. Jika bayi tidak bisa

mengisap, ASI diperas dan kemudian diberikan kepadanya dengan

menggunakan sendok.

2.6.1.3 Penatalaksanaan awal bayi baru lahir

Penatalaksanaan bayi baru lahir adalah sebagai berikut (JNP-KR, 2002

: 4-3):

1) Pencegahan infeksi

2) Penilaian awal

3) Pencegahan kehilangan pasan

4) Rangsangan taktil

5) Asuhan tali pusat

6) Mulai pemberian ASI

7) Pemberian profilaksis terhadp gangguan pada mata

b. Pemantauan Bayi baru lahir

Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas

bayi normal atau tidak (Saifuddin, 2002 : 136).

a. Dua jam pertama sesudah lahir

Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama

setelah lahir meliputi :

48

1) Kemampuan menghisap kuat atau lemah

2) Bayi tampak aktif atau lunglai

3) Bayi kemerahan atau kebiruan

b. Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya, harus

melakukan pemeriksaan dan penilaian seperti :

1) Bayi kecil atau untuk masa kehamilan atau bayi kurang bulan

2) Gangguan pernapasan

3) Hipotermia

4) Infeksi, cacat bawaan dan trauma lahir

2.6.1.4 Penilaian Klinik

Penilaian klinik bertujuan untuk mengetahui derajat vitalitas

dan mengukur reaksi bayi terhadap tindakan resusitasi. Derajat

vitalitas bayi adalah kemampuan sejumlah fungsi tubuh yang bersifat

esensial dan kompleks untuk berlangsungnya kelangsungan hidup bayi

seperti pernafasan, denyut jantung, sirkulasi darah dan refleks-refleks

primitif seperti menghisap dan mencari puting susu (4)

2.6.1.5 Ciri-ciri Umum Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir mengalami beberapa perubahan sebagai bentuk

adaptasi dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin.

Perubahan-perubahan yang cepat dan kompleks itu dimulai dengan

terpotongnya tali umbilikus. Selain ada beberapa perubahan fisiologis

pada bayi baru lahir kita juga harus mengetahui ciri-ciri umum bayi

baru lahir normal, atau mengetahui ciri-ciri tersebut kita tentu akan

melakukan suatu pemeriksaan fisik terhadap bayi baru lahir. Adapun

ciri-ciri umum bayi baru lahir normal menurut Siswina (2003;3)

adalah:

1. Bernapas spontan dan menangis spontan, terjadi 30 detik setelah

kelahiran dengan frekuensi 40 sampai 60 kali/menit.

2. Frekuensi jantung berkisar 180 kali/menit, kemudian turun 140-

120 kali/menit pada 30 menit pertama.

49

3. Warna kulit kemerah-merahan dan terdapat verniks caseosa atau

bersih

4. Lemak sub kutan cukup tebal sebagai pelindung dalam pengaturan

suhu

5. Rambut lanugo dan rambut kepala tumbuh dengan baik

6. Gerakan aktif

7. Ekstremitas dalam keadaan fleksi

8. BB 2500 – 4000 gr

9. PB 48-52 cm

10. Lingkar kepala 33-35 cm

11. Anus ada dalam 24 jam mengeluarkan mekonium dan BAK

12. Genetalia labia mayora menutupi labia minora

13. Testis sudah turun ke dalam skrotum

2.6.1.6 Tanda-tanda vital dan lingkungan

1) Suhu tubuh bayi diukur melalui dubur atau ketiak

2) Pada pernafasan normal, perut dan dada hampir bergerak

bersamaan tanpa adanya retraksi, tanpa terdengar suara pada waktu

inspirasi ataupun ekspirasi. Gerak pernafasan 30 –50 kali/menit

3) Nadi dapat dipantau di semua titik-titik nadi perifer

4) Tekanan darah dipantau hanya bila ada indikasi

5) Berat badan

Memantau berat badan setiap hari

6) Memandikan dan perawatan kulit

Memandikan bayi 6 jam setelah lahir

7) Pakaian

Bahan halus dan menyerap keringat

8) Perawatan tali pusat

Tanpa menggunakan alkohol dan betadine, cukup kassa steril

2.6.2 Konsep Dasar Asuhan

Asuhan yang diberikan harus berdasarkan:

50

Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir menurut IBI (2003) adalah

sebagai berikut:

1. Standar Kompetensi Inti Bidan

Menurut Standar Kompetensi Inti Bidan no. 6 asuhan pada bayi baru

lahir yaitu: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,

komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan satu bulan.

1) Pengetahuan dasar

a). Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus.

b). Kebutuhan dasar bayi baru lahir: kebersihan jalan nafas,

perawatan tali pusat, kehangatan, nutrisi, bounding attachment.

c). Indikator pengkajian bayi baru lahir.

d). Penampilan dan perilaku bayi baru lahir.

e). Tumbuh kembang yang normal pada bayi baru lahir sampai 1

bulan.

f). Memberikan imunisasi pada bayi

g). Masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir normal seperti

caput, molding, Mongolian spot, hemangioma.

h). Komplikasi yang lazim terjadi pada bayi baru lahir normal

seperti: hypoglikemia, hypotermi, dehidrasi, diare dan infeksi,

ikterus.

i). Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada bayi baru

lahir sampai 1 bulan.

j). Keuntungan dan risiko imunisasi pada bayi.

k). Pertumbuhan dan perkembangan bayi prematur

l). Komplikasi tertentu pada bayi baru lahir seperti, trauma intra-

cranial, fraktur clavicula, kematian mendadak, hematoma.

2) Pengetahuan Tambahan

Sunat dan tindik pada bayi perempuan

3) Keterampilan Dasar

a) Membersihkan jalan napas dan memelihara kelancaran

pernafasan dan merawat tali pusat.

51

b) Menjaga kehangatan dan menghindari panas yang berlebihan

c) Menilai segera bayi baru lahir seperti nilai APGAR.

d) Membersihkan badan bayi dan memberikan identitas.

e) Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada bayi baru

lahir dan screening untuk menemukan adanya tanda kelainan-

kelainan pada bayi baru lahir yang tidak memungkinkan untuk

hidup.

f) Mengatur posisi bayi pada waktu menyusu.

g) Memberikan imunisasi pada bayi

h) Mengajarkan pada orang tua tentang tanda-tanda bahaya dan

kapan harus membawa bayi untuk minta pertolongan medis.

i) Melakukan tindakan pertolongan kegawatdaruratan pada bayi

baru lahir seperti: kesulitan bernafas atau asphyksia,

hypotermia, hypoglikemia.

j) Memindahkan secara aman bayi baru lahir ke fasilitas

kegawatdaruratan apabila dimungkinkan.

k) Mendokumentasikan temuan-temuan dan intervensi yang

dilakukan.

4) Keterampilan Tambahan

a) Melakukan penilaian masa gestasi.

b) Mengajarkan pada orang tua tentang pertumbuhan dan

perkembangan bayi yang normal dan asuhannya.

c) Membantu orang tua dan keluarga untuk memperoleh sumber

daya yang tersedia di masyarakat.

d) Memberi dukungan kepada orang tua selama masa berduka cita

sebagai akibat bayi dengan cacat bawaan, keguguran atau

kematian bayi.

e) Memberi dukungan kepada orang tua selama bayinya dalam

perjalanan rujukan ke fasilitas perawatan kegawatdaruratan.

f) Melakukan tindik pada bayi perempuan.

2. Standar Pelayanan Kebidanan (SPK)

52

Menurut Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) standar 13 (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, 2001:40) tentang perawatan bayi baru

lahir 2 – 6 jam dengan kenyataan standar pelayanan kebidanan adalah

yang sesuai dengan poin-poin berikut :

1) Memastikan bahwa suhu ruangan hangat (ruangan harus hangat

untuk mencegah hipotermi pada bayi baru lahir)

2) Segera setelah lahir, nilai keadaan bayi, letakkan di perut ibu, dan

segera keringkan bayi dengan handuk bersih yang hangat. Setelah

bayi kering selimut bayi termasuk bagian kepalanya dengan

handuk baru yang bersih dan hangat (riset menunjukkan bahwa

90% bayi baru lahir mengalami perubahan dari kehidupan intra

uterin terjadi ekstra uterin dengan pengeringan dan stimulasi.

Penghisapan lendir rutin tidak perlu dan mungkin membahayakan)

3) Jika bayi mengalami kesulitan memulai pernafasan walaupun

sudah dilakukan pengeringan, stimulasi atau penghisapan lendir

dengan hati-hati mulai lakukan resusitasi bayi baru lahir untuk

menangani asfiksia

4) Meminta ibu memegang bayinya, tali pusat di klem di dua tempat

menggunakan klem steril atau DTT, lalu potong di antara dua klem

dengan gunting tajam steril atau DTT.

5) Bayi harus diselimuti dengan baik, anjurkan ibu untuk memeluk

bayinya dan segera mulai menyusui. (Riset menunjukkan

pemberian ASI dini penting untuk keberhasilan awal pemberian

ASI. Kontak kulit ibu dan bayi juga merupakan cara yang baik

untuk menjaga pengaturan suhu tubuh bayi pada saat lahir.

Pastikan jika bayi tidak didekap oleh ibunya, selimuti bayi dengan

handuk yang bersih dan hangat. Tutupi kepala bayi dengan baik

untuk mencegah kehilangan panas)

6) Jika bayi belum diberi ASI, bantu ibu untuk mulai menyusui. Riset

menunjukkan bahwa mulai pemberian ASI dalam waktu satu jam

pertama setelah kelahiran adalah penting untuk keberhasilan awal

53

pemberian ASI. Kolostrum, ASI pertama penting karena

mengandung zat kekebalan untuk pencegahan infeksi dan penyakit

pada bayi baru lahir. Pemberian ASI dini akan mencegah atau

menangani hipoglikemia pada bayi baru lahir.

7) Lakukan pencatatan semua temuan dan perawatan yang diberikan

dengan cermat dan lengkap dalam partograf, kartu ibu dan kartu

bayi.(9)

2.7 Wewenang Bidan

Menurut Permenkes No. 1464 Tahun 2010 tentang Registrasi dan

Penyelengaraan praktik bidan.

Tercantum dalam Bab III Penyelenggaraan Praktik, yakni :

Pasal 9

Bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan pelayanan

meliputi:

a. Pelayanan kebidanan

b. Pelayanan reproduksi perempuan; dan

c. Pelayanan kesehatan masyarakat

Pasal 10

(1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a

diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas,

masa menyusui dan masa antara dua kehamilan.

(2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. pelayanan konseling pada masa pra hamil;

b. pelayanan antenatal pada kehamilan normal;

c. pelayanan persalinan normal;

d. pelayanan ibu nifas normal;

e. pelayanan ibu menyusui; dan

f. pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan.

(3) Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

berwenang untuk:

a. a.episiotomi;

54

b. penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II;

c. penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan;

d. pemberian tablet Fe pada ibu hamil;

e. pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas;

f. fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu ibu

eksklusif;

g. pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum;

h. penyuluhan dan konseling;

i. bimbingan pada kelompok ibu hamil;

j. pemberian surat keterangan kematian; dan

k. pemberian surat keterangan cuti bersalin.

Pasal 11

(1) Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b

diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah.

(2) Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) berwenang untuk:

a. melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,

pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi Vitamin K 1,

perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0 - 28 hari), dan

perawatan tali pusat;

b. penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk;

c. penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan;

d. pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah;

e. pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah;

f. pemberian konseling dan penyuluhan;

g. pemberian surat keterangan kelahiran; dan

h. pemberian surat keterangan kematian.(10)

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 ANTENATAL

55

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL PADA NY.Y G6 P5 A0 GRAVIDA 41-

42 MINGGU DENGAN HIPERTENSI GESTASIONAL DI RUANG IGD

RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG

No. Medrec : 107978

Tanggal Masuk : 7 Januari 2012

Tanggal dan Jam Pengkajian : 7 Januari 2012 jam 14.00 WIB

SUBJEKTIF

A. IDENTITAS

Nama : Ny. Y Nama Suami : Tn. Z

Umur : 42 tahun Umur : 44 tahun

Suku Bangsa : Sunda Suku Bangsa : Sunda

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta

No. Telepon : 081322939xxx

Alamat : Jl. Pada asih, Gg. Siti Mariah RT 02 RW 01 Kel. Jamika

Kec. Bojongloa Kaler Kab.Bandung

B. ALASAN DATANG

Ibu mengatakan datang ingin memeriksakan kehamilan dengan dirujuk

oleh bidan karena memiliki tekanan darah tinggi.

C. KELUHAN UTAMA

Ibu mengatakan sering pusing yang tidak bias sembuh dengan tiduran atau

istirahat.

D. RIWAYAT OBSTETRI

1. Riwayat Kehamilan Sekarang : Ibu mengatakan ini kehamilan yang

ke enam dan belum pernah keguguran.

56

a. HPHT : Ibu mengatakan hari pertama haid

terakhirnya tanggal 19 maret 2011

b. Gerakan janin : Ibu mengatakan pertama kali merasakan

gerakan janin nya pada usia 16 minggu dan terakhir kali merasakan

gerakan janin pada jam 12.00 WIB

c. Keluhan saat hamil muda : ibu mengatakan ketika usia kehamilan

masih muda, ibu sering mual dan pusing.

d. ANC : Ibu mengatakan telah memerikasakan

kehamilannya di bidan selama tujuh kali.

e. Imunisasi TT : Ibu mengatakan sudah tidak di imunisasi

TT lagi karena kata bidan ibu telah melewati TT5 pada kehamilan

yang ke-empat.

f. Obat yang dikonsumsi : Ibu mengatakan tidak pernah

mengkonsumsi obat-obatan atau jamu selain obat yang diberikan

oleh bidan seperti obat mual dan tablet Fe.

g. Kekhawatiran yang dirasakan : Ibu mengatakan tidak terlalu

merasa khawatir akan kehamilannya yang sekarang.

2. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Masa NIfas yang Lalu

Kehamilan Persalinan Anak Nifas

KetKe

Usia

KehamilanJenis Penolong Penyulit JK

BB

(Kg)Usia ASI Penyulit

1 7 Bulan Vaccum Dokter Prematur P 1,8 21 th Ya Tidak ada -

2 9 Bulan Normal Bidan Tidak ada P 2,9 16 th Ya Tidak ada -

3 9 Bulan Normal Bidan Tidak ada P 2,9 9 th Ya Tidak ada -

4 9 Bulan Normal Bidan Tidak ada L 2,9 4th(+) Ya Tidak ada Meninggal

5 9 Bulan Normal Bidan Tidak ada P 2,9 7 th Ya Tidak ada -

E. RIWAYAT GINEKOLOGI

1. Infertilitas : Ibu mengatakan tidak ada kesulitan untuk hamil

57

2. Massa : Ibu mengatakan tidak pernah memeriksakan organ

reproduksi dalamnya kepada dokter

3. Penyakit : Ibu mengatakan tidak pernah memeriksakan organ

reproduksinya kepada dokter

4. Operasi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami operasi

F. RIWAYAT KB

1. Kontrasespsi yang dipakai :Ibu mengatakan tidak sedang

menggunakan alat kontrasespi

2. Kontrasespsi yang lalu :Ibu mengatakan pernah

menggunakan alat kontrasepsi suntik 1 bulan.

3. Lama Pemakaian :Ibu mengatakan lamanya 3 tahun.

4. Alasan Berhenti :Ibu mengatakan berhenti karena

ingin memiliki anak.

G. RIWAYAT PENYAKIT

Ibu mengatakan setiap hamil tekanan darah ibu selalu naik.

H. POLA NUTRISI

1. Waktu makan terakhir : ibu mengatakan terakhir kali makan pagi

hari.

2. Frekuensi makan : ibu mengatakan makan sehari 2 kali

3. Frekuensi minum : ibu mengatakan minum ± 8 gelas sehari

4. Pantangan makan : ibu mengatakan memiliki alergi pada asin

dan telur.

I. POLA ELIMINASI

1. BAB : ibu mengatakan BAB 1 kali sehari

2. BAK : ibu mengatakan BAK 7-8 kali sehari

3. Masalah : ibu mengatakan tidak memiliki masalah dalam

pola eliminasi.

58

J. POLA TIDUR

1. Malam : Ibu mengatakan tidur malam ± 2 jam karena

terganggu alergi/gatal-gatal

2. Siang : ibu mengatakan tidak pernah tidur siang

3. Masalah : Ibu mengatakan merasa mudah lelah, sering gatal-

gatal di malam hari sehingga susah tidur, siang hari ibu bekerja di

warung.

K. RIWAYAT SOSIAL

1. Dukungan suami : Ibu mengatakan suami ibu sangat mendukung

kehamilannya.

2. Dukungan Keluarga : Ibu mengatakan keluarga ibu sangat mendukung

kehamilannya.

L. RIWAYAT PERNIKAHAN

Ibu mengatakan menikah pada usia 20 tahun dan suami pada usia 21

tahun, ini merupakan pernikahan pertama ibu yang telah berlangsung 22

tahun.

OBJEKTIF

1. Keadaan Umum : baik

Kesadaran : Composmenstis

2. Tanda-tanda Vital

TD= 150/100 mmHg N= 81 x/menit R=19x/menit S=36,7oC

3. Antropometri

TB = 161cm

BB Sebelum hamil : 51 Kg

BB Sekarang : 72 Kg

59

4. Pemeriksaan fisik

1. Rambut : bersih, berwarna hitam, tidak ada luka, tidak ada benjolan.

2. Muka : tidak ada oedema, tidak anemis

3. Mata : Konjungtiva merah pucat, sclera putih, penglihatan baik

4. Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada sinusitis

5. Telinga : simetris, bersih, tidak ada pengeluaran cairan, berfungsi

baik

6. Mulut dan Gigi : bersih, tidak ada stomatitis, warna gusi kemerahan,

ada caries, lidah bersih.

7. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada

pembengkakan kelenjar getah bening.

8. Payudara : simetris, putting susu menonjol, tidak ada benjolan,

retraksi, massa, atau nyeri tekan.

9. Abdomen

1) Inspeksi : bentuk bulat, ada striae gravidarum, tidak ada bekas luka

operasi.

2) Palpasi

a. Leopold I : Teraba bagian lunak dan tidak melenting.

TFU=33cm

b. Leopold II : Teraba bagian besar Janin seperti papan di sebelah

kanan ibu dan bagian-bagian kecil janin disebelah kiri ibu.

c. Leopold III : Teraba bagian Keras dan melenting, bagian

terbawah tidak dapat digerakan lagi.

d. Leopold IV : konvergen 4/5

Kontraksi Uterus : tidak ada

3) Auskultasi : DJJ= 145x/menit, teratur

10. Pemeriksaan Genitalia : Tidak dilakukan

60

11. Ekstremitas : Tidak ada oedema, tidak ad avarices, reflek

patella +/+

12. Kulit : Terdapat bintik-bintik kemerahan

13. Pemeriksaan Penunjang

Protein Urine : negative

Hb : 12 gr%

ANNALISA

G6 P5 Ao gravida 41-42 minggu dengan hipertensi gestasional, janin tunggal hidup

intrauterine.

Masalah : gangguan pola istirahat, alergi

Masalah Potensial : Preeklamsi, eklamsi, solution plasenta, hipoksia janin

PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu hamil 9 bulan dengan

hipertensi pada masa kehamilan.

Evaluasi : Ibu mengerti akan keadaannya.

2. Memberitahu ibu untuk dilakukan perawatan di RS karena usia kehamilan

ibu yang sudah matang dan tekanan darah tinggi, untuk diupayakan

persalinan di RS.

Evaluasi : Ibu mengerti dan mau dirawat.

3. Melakukan pemasangan infuse jaga RL 20 ttes/menit di tangan kiri ibu.

Evaluasi : Infus terpasang di tangan kiri ibu.

4. Memberikan obat Nifedipin 10mg peroral untuk menurunkan tekanan

darah ibu.

Evaluasi : Ibu mau minum obat

5. Memberikan konseling kepada ibu untuk tidur cukup, jika masih terasa

gatal ibu boleh menggunakan bedak anti alergi.

Evaluasi : Ibu mengerti dan mau menggunakannya.

6. Melakukan konseling tentang tanda bahaya pada masa kehamilan, yaitu

sakit kepala atau pusing berlebihan, penglihatan kabur, perdarahan

61

pervaginam, sakit perut berlebihan, dan demam untuk segera memberitahu

petugas kesehatan.

Evaluasi : Ibu mengerti dan mau melaksanakan.

7. Memberitahu keluarga untuk mempersiapkan perlengkapan ibu untuk

dirawat dan juga persiapan persalinan dan kegawawtdaruratan.

Evaluasi : keluarga mengerti dan akan segera mempersiapkannya.

8. Memindahkan ibu ke ruang perawatan.

Evaluasi ; Ibu merasa nyaman

9. Melakukan pendokumentasian

3.2 INTRANATAL

62

ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY.Y G6 P5 A0 GRAVIDA 41-

42 MINGGU DENGAN HIPERTENSI GESTASIONAL DI RUANG VK

RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG

No. Medrec : 107978

Tanggal Masuk : 8 Januari 2012

Tanggal dan Jam Pengkajian : 8 Januari 2012 jam 16.30 WIB

SUBJEKTIF

A. IDENTITAS

Nama : Ny. Y Nama Suami : Tn. Z

Umur : 42 tahun Umur : 44 tahun

Suku Bangsa : Sunda Suku Bangsa : Sunda

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta

No. Telepon : 081322939xxx

Alamat : Jl. Pada asih, Gg. Siti Mariah RT 02 RW 01 Kel. Jamika

Kec. Bojongloa Kaler Kab.Bandung

B. ALASAN DATANG

Ibu mengatakan merasa ingin melahirkan.

C. KELUHAN UTAMA

Ibu mengatakan telah keluar air-air dari vagina, tapi mulas masih jarang.

D. POLA NUTRISI

1. Waktu makan terakhir : ibu mengatakan terakhir kali makan pagi

hari.

2. Frekuensi makan : ibu mengatakan makan sehari 2 kali

3. Frekuensi minum : ibu mengatakan minum ± 8 gelas sehari

63

4. Pantangan makan : ibu mengatakan memiliki alergi pada asin

dan telur.

E. POLA ELIMINASI

1. BAB : ibu mengatakan belum BAB sejak kemarin.

2. BAK : ibu mengatakan BAK 7-8 kali/sehari

3. Masalah :ibu mengatakan tidak memiliki masalah dalam pola

eliminasi.

F. POLA TIDUR

1. Malam : Ibu mengatakan tidur malam ± 2 jam karena

terganggu alergi/gatal-gatal

2. Siang : ibu mengatakan tidak pernah tidur siang

3. Masalah : Ibu mengatakan merasa mudah lelah, sering gatal-

gatal di malam hari sehingga susah tidur, siang hari ibu bekerja di

warung.

OBJEKTIF

A. Keadaan Umum : baik

Kesadaran : Composmenstis

B. Tanda-tanda Vital

TD= 160/110 mmHg N= 86 x/menit R=22x/menit S=36,8oC

C. Antropometri

TB = 161cm

BB Sebelum hamil : 51 Kg

BB Sekarang : 72 Kg

D. Pemeriksaan fisik

1. Rambut : bersih, berwarna hitam, tidak ada luka, tidak ada benjolan.

64

2. Muka : tidak ada oedema, tidak anemis

3. Mata : Konjungtiva merah pucat, sclera putih, penglihatan baik

4. Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada sinusitis

5. Telinga : simetris, bersih, tidak ada pengeluaran cairan, berfungsi

baik

6. Mulut dan Gigi : bersih, tidak ada stomatitis, warna gusi kemerahan,

ada caries, lidah bersih.

7. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada

pembengkakan kelenjar getah bening.

8. Payudara : simetris, putting susu menonjol, tidak ada benjolan,

retraksi, massa, atau nyeri tekan.

9. Abdomen

1) Inspeksi : bentuk bulat, ada striae gravidarum, tidak ada bekas luka

operasi.

2) Palpasi

a. Leopold I : Teraba bagian lunak dan tidak melenting.

TFU=33cm

b. Leopold II : Teraba bagian besar Janin seperti papan di sebelah

kanan ibu dan bagian-bagian kecil janin disebelah kiri ibu.

c. Leopold III : Teraba bagian Keras dan melenting, bagian

terbawah tidak dapat digerakan lagi.

d. Leopold IV : divergen 3/5

TBBA : 3255 gram

Kontraksi Uterus

a. Frekuensi : 2 kali dalam 10 menit

b. Lamanya : 15 detik

c. Intensitas : Kuat

3) Auskultasi : DJJ= 149x/menit, teratur

10. Pemeriksaan Genitalia

65

Genetalia Luar : bentuk simetris, tidak ada avarices, oedema,

massa.

Pemeriksaan dalam

a. Vulva vagina : tidak ada kelainan

b. Portio : tebal lunak

c. Pembukaan : 1 cm

d. Ketuban : positif

e. Presentasi : kepala

f. Molase : 0

g. Penurunan Kepala : stasion -1

11. Ekstremitas : Tidak ada oedema, tidak ad varices, terpasang

infuse di tangan sebelah kiri ibu, reflek patella +/+

12. Kulit : Terdapat bintik-bintik kemerahan

13. Pemeriksaan Penunjang

Protein Urine : negative

Hb : 12 gr%

Kertas Lakmus : Merah tetap merah

ANNALISA

G6 P5 Ao inparti kala I fase laten dengan hipertensi gestasional, jain tunggal hidup

intrauterine.

Masalah : gangguan pola istirahat, alergi

Masalah Potensial : Preeklamsi, eklamsi, solution plasenta, hipoksia janin

PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu hamil 9 bulan dengan

hipertensi pada masa kehamilan, ketuban ibu masih utuh dan yang ibu

anggap air ketuban adalah lendir vagina.

Evaluasi : Ibu mengerti akan keadaannya.

66

2. Mengajarkanr posisi bersalin, ibu terlentang dengan posisi dorsal

recumbent.

Evaluasi : ibu merasa nyaman dan mau menlaksanakannya.

3. Mengajarkan ibu tekhnik relaksasi ketika ada mules dengan cara menarik

napas panjang dari hidung dan dikeluarkan dari mulut.

Evaluasi : ibu mengerti dan mau mengikuti.

4. Memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dengan menyarankan ibu untuk minum

air teh manis dan makan, meminta keluarga untuk membantu ibu.

Evaluasi : Ibu mau makan dan minum

5. Mengobservasi tanda-tanda vital dan kemajuan persalinan.

Evaluasi : tercatat di lembar Observasi

KALA I

Tanggal / Pukul : 8 Januari 2012 jam 21.30 WIB

SUBJEKTIF

Ibu mengatakan merasa sering mules-mules.

OBJEKTIF

Kesadaran : Composmentis

Keadaan Umum : baik

Keadaan emosional : stabil

Tanda-tanda Vital

TD: 160/100 mmHg N: 78x/menit R: 22x/menit S: 36,8oC

Kontraksi Uterus

Frekuensi : 3 kali dalam 10 menit

Lamanya : 20 detik

Intensitas : Kuat

DJJ : 141 x/menit, regular

Pemeriksaan Genetalia

a. Vulva vagina : tidak ada kelainan

67

b. Portio : tipis lunak

c. Pembukaan : 6 cm

d. Ketuban : positif

e. Presentasi : belakang kepala

f. Molase : 0

g. Penurunan Kepala: stasion 0

ANNALISA

G6 P5 Ao inparti kala I fase aktif dengan hipertensi gestasional, jain tunggal hidup

intrauterine.

Masalah Potensial : Preeklamsi, eklamsi, solution plasenta, hipoksia janin

PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa pembukaan ibu

bertambah menjadi 6 cm, namun ibu tidak boleh mengedan dulu walau

ada mules, karena pembukaan ibu belum lengkap. Dikhawatirkan jika ibu

mengedan dari sekarang, vagina ibu akan bengkak atau kepala bayinya

akan benjol.

Evaluasi : ibu mengerti tentang keadaannya dan mau mengikuti

saran yang akan diberikan.

2. Memeriksa kembali kelengkapan alat, bahan dan tempat persalinan.

Evaluasi : alat, bahan dan tempat persalinan sudah siap.

3. Mengobservasi tanda-tanda vital dan kemajuan persalinan.

Evaluasi : telah dicatat di partograf.

4. Memberikan Therapy per oral nifedipine 500mg.

Evaluasi : Ibu mau minum obat

KALA II

Tanggal/ Pukul : 8 Januari 2012 jam 23.00 WIB

SUBJEKTIF

Ibu merasa ingin meneran, mules yang semakin kuat dan semakin sering.

68

OBJEKTIF

Kesadaran : Composmentis

Keadaan umum : baik

TD: 150/100 mmHg N: 82x/menit R: 24 x/menit S: 36,8oC

Kontraksi Uterus

Frekuensi : 4 kali dalam 10 menit

Lamanya : 40 detik

Intensitas : Kuat

DJJ : 141 x/menit

Inspeksi : ada tekanan pada anus, perineum menonjol, dan vulva membuka.

Pemeriksaan dalam

a. Vulva vagina : tidak ada kelainan

b. Portio : tidak teraba

c. Pembukaan : lengkap

d. Ketuban : negative, mekonium cair

e. Presentasi : belakang kepala

f. Molase : 0

g. Penurunan Kepala: stasion +5

ANNALISA

G6 P5 A0 inpartu kala II dengan Hipertensi gestasional

PENATALAKSANAAN

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa pembukaan ibu sudah lengkap

dan akan segera melahirkan dan keadaan janin baik.

Evaluasi : Ibu mengerti akan keadaannya.

2. Mendekatkan alat dan bahan untuk persalinan.

Evaluasi : alat dan bahan untuk persalinan telah disiapkan.

69

3. Mempersiapkan diri untuk menolong persalinan.

Evaluasi : alat perlindungan diri telah dipakai

4. Melakukan cuci tangan 7 langkah dengan sabun atau gel antiseptic,

mematahkan ampul oksitosin, memakai sarung tangan di tangan sebelah

kanan dan memasukan oksitosin kedalam spuit.

Evaluasi : oksitosin telah siap.

5. Membimbing ibu untuk meneran yang baik yaitu jika ada mules lutut

ditarik ke arah dada dan dagu dan ditempelkan pada dada, pandangan ibu

ke perut, mata tidak boleh terpejam, jangan mengangkat bokong, pusatkan

meneran pada perut dan jangan ditahan di dada. Jika tidak ada kontraksi,

ibu disarankan untuk beristirahat.

Evaluasi : Ibu mengerti dan mau melaksanakannya.

6. Meminta keluarga untuk memberikan asupan cairan atau minum.

Evaluasi : ibu mau minum.

7. Meindungi perineum dan mengendalikan lahirnya kepala bayi dengan

melakukan stenneng.

Evaluasi : tangan sudah siap di 1/3 alas bokong ibu.

8. Menolong persalinan kepala bayi

Evaluasi : kepala bayi lahir, tidak ada lilitan tali pusat.

9. Melahirkan bahu depan bayi dengan tangan secara biparietal kemudian

melahirkan bahu belakang bayi.

Evaluasi : tidak ada distosia bahu, bahu depan dan belakang lahir.

10. Melakukan sanggah susur untuk melahirkan seluruh tubuh bayi.

Evaluasi : Bayi lahir menangis spontan pada pukul 23.26 WIB

11. Mengeringkan bayi dan menjepit serta memotong tali pusat.

Evaluasi : tali pusat telah dipotong dan dijepit.

12. Memeriksa fundus uteri untuk memastika tidak ada janin kedua

Evaluasi : tidak ada janin kedua

13. Menyuntikan Oksitosin 10 IU/IM 1 menit setelah bayi lahir.

Evaluasi : oksitosin telah disuntikan di paha kanan ibu.

70

14. Melakukan Asuhan Bayi Baru Lahir, menghisap lendir bayi.

Evaluasi : lendir bayi dihisap.

15. Mengukur Antropometri bayi

Evaluasi : BB=3200gram, PB=51cm, LK=35cm, LD=33cm,

SK=25cm KS=26cm

16. Memberikan salep mata profilaksis dan menyuntikan Vitamin K1 di paha

kiri bayi.

Evaluasi : obat dan vitamin telah diberikan.

17. Memberikan Bayi kepada Ibu.

KALA III

Tanggal / Jam : 8 Januari 2012 Jam 23.30 WIB

SUBJEKTIF

Ibu mengatakan merasa mulas dan senang atas kelahiran bayinya.

OBJEKTIF

Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmenits

TD: 160/100 mmHg N: 80x/menit R: 22x/menit S: 36,5oC

TFU : Sepusat

Kontraksi : baik

Kandung kemih : tidak penuh

Tanda Pelepasan Plasenta : ada semburan darah tiba-tiba, tali pusat

memanjang, dan uterus berbentuk globuler

ANNALISA

P6 A0 Kala III dengan Hipertensi gestasional

Masalah Potensial : Perdarahan, Plasenta lahir tidak lengkap

71

PENATALAKSANAAN

1. Memindahkan klem pada tali pusat sehingga berjarak 5-10 cm dari vulva.

Evaluasi : Klem telah dipindahkan

2. Melakukan penegangan tali pusat terkendali dengan dorsocranial.

Evaluasi : PTT dilakukan.

3. Melahirkan Placenta.

Evaluasi : Plasenta lahir pukl 23.35 WIB

4. Melakukan Masase fundus uteri.

Evaluasi : Kontraksi baik

5. Mengecek kelengkapan plasenta

Evaluasi : Plasenta lahir lengkap

KALA IV

Tanggal/ jam : 8 Januari 2012 jam 23.35

SUBJEKTIF

Ibu mengatakan merasa mulas.

OBJEKTIF

Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmenits

TD: 160/100 mmHg N: 80x/menit R: 22x/menit S: 36,8oC

TFU : 2 jari dibawah pusat

Kontraksi : baik

Kandung kemih : tidak penuh

Perdarahan : normal, ± 250cc

Laserasi : ada, derajat 2 di otot perineum.

72

ANNALISA

P6 A0 Kala IV dengan Hipertensi gestasional dan laserasi perineum

Masalah Potensial : Perdarahan, Atonia Uteri, infeksi

PENATALAKSANAAN

1. Menilai perdarahan, laserasi vagina dan perineum

Evaluasi : Perdarahan ± 250cc, laserasi derajat 2 di otot perineum.

2. Dilakukan penjahitan

Evaluasi : luka dijahit 10 jahitan.

3. Memantau kontraksi dan perdarahan pervaginam di lembar belakang

partograf.

Evaluasi : pemantauan telah dicatat.

4. Mengajarkan ibu dan keluarga untuk memasase dan menilai kontraksi.

Evaluasi : ibu paham cara masase, dan menilai kontraksi.

5. Membersihkan tempat persalinan

Evaluasi : tempat persalinan bersih.

6. Membersihkan ibu.

Evaluasi : Ibu bersih dan merasa nyaman.

7. Mendekontaminasi alat dan tempat persalinan

Evaluasi : alat dan tempat persalinan di dekontaminasi.

8. Membuka sarung tangan dan mencuci sarung tangan.

Evaluasi : sarung tangan direndam dalam klorin, tangan bersih.

9. Mengobservasi 2 jam postpartum

Evaluasi : observasi dicatat di partograf

10. Mendokumentasikan asuhan yang diberikan.

73

4.3 POSTNATAL

ASUHAN KEBIDANAN POSTNATAL PADA NY.Y P6 A0 POST PARTUM

HARI KE-2 DENGAN HIPERTENSI GESTASIONAL DI RUANG NIFAS 3

RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG

No. Medrec : 107978

Tanggal Masuk : 10 Januari 2012

Tanggal dan Jam Pengkajian : 10 Januari 2012 jam 13.00 WIB

SUBJEKTIF

A. IDENTITAS

Nama : Ny. Y Nama Suami : Tn. Z

Umur : 42 tahun Umur : 44 tahun

Suku Bangsa : Sunda Suku Bangsa : Sunda

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta

No. Telepon : 081322939xxx

Alamat : Jl. Pada asih, Gg. Siti Mariah RT 02 RW 01 Kel. Jamika

Kec. Bojongloa Kaler Kab.Bandung

B. Keluhan Utama

Ibu mengatakan merasa pusing.

C. Riwayat Persalinan Sekarang

Ibu mengatakan pada tanggal 8 Januari 2012 jam 23.26 WIB ibu

melahirkan bayi laki-laki dengan berat 3200gram dan PB=51 cm ketuban

hijau cair, plasenta lahir lengkap dan tidak ada komplikasi selama

persalinan.

74

D. Konsumsi Obat-obatan

Ibu mengatakan mendapatkan obat dari rumah sakit yang ia minum sesuai

jadwal pemberian obat.

E. Pola Nutrisi

Makan : Ibu mengatakan makan 3x/hari dengan porsi sedang dan

menu bervariasi.

Minum : Ibu mengatakan minum ar putih ± 8 gelas/ hari

Masalah : Ibu mengatakan tidak ada masalah.

F. Pola Eliminasi

BAB : Ibu mengatakan BAB 1 x/hari

BAK : Ibu mengatakan BAK ± 6x/hari

Masalah : Ibu mengatakan tidak ada masalah dalam pola eliminasi.

G. Pola Istirahat

Tidur malam : Ibu mengatakan tidur malam ± 4 jam/ hari

Tidur siang : Ibu mengatakan tidur siang ± 2 jam/ hari

Masalah : Ibu mengatakan tidak ada masalah.

H. Pemberian ASI

Ibu mengatakan sering menyusui bayinya, setiap 3 jam sekali.

I. Rencana Penggunaan KB

KB yang telah digunakan : Ibu mengatakan telah menggunakan KB

Suntik 1 bulan

Lamanya : Ibu mengatakan lamanya 3 tahun

KB yang akan digunakan : Ibu mengatakan ingin menggunakan KB

suntik 3 bulan

J. Riwayat Penyakit

Ibu mengatakan setiap hamil tekanan darah ibu selalu naik.

K. Tanda Bahaya Nifas

Ibu mengatakan tidak pernah mengalami perdarahan hebat pervaginam,

sakit kepala berlebihan, nyeri perut berlebhan atau demam.

L. Dukungan Keluarga

Ibu mengatakan keluarganya mendukung masa nifas ibu.

75

OBJEKTIF

Keadaan Umum : baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda Vital

TD : 140/90 mmHg N: 76 x/menit R: 20x/menit S: 36,7oC

Pemeriksaan fisik

1. Rambut : bersih, berwarna hitam, tidak ada luka, tidak ada benjolan.

2. Muka : tidak ada oedema, tidak anemis

3. Mata : Konjungtiva merah pucat, sclera putih, penglihatan baik

4. Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada sinusitis

5. Telinga : simetris, bersih, tidak ada pengeluaran cairan, berfungsi

baik

6. Mulut dan Gigi : bersih, tidak ada stomatitis, warna gusi kemerahan,

ada caries, lidah bersih.

7. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada

pembengkakan kelenjar getah bening.

8. Payudara : simetris, putting susu menonjol, tidak ada benjolan,

retraksi, massa, atau nyeri tekan.

9. Abdomen

Inspeksi : bentuk bulat, ada striae gravidarum, tidak ada bekas luka

operasi.

Palpasi : Uterus Keras, TFU 2 jari dibawah pusat

10. Pemeriksaan Genitalia :Ada pengeluaran lochia rubra, ada laserasi

11. Ekstremitas : Tidak ada oedema, tidak ad avarices, reflek

patella +/+

12. Kulit : Terdapat bintik-bintik kemerahan

76

13. Pemeriksaan Penunjang

Protein Urine : negative

Hb : 12 gr%

ANNALISA

P6 A0 Post Partum Hari ke-2 dengan hipertensi gestasional

Masalah Potensial : Preeklamsia post partum

PENATALAKSANAAN

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan ibu baik

Evaluasi : Ibu mengerti

2. Memberikan therapy per oral nifedipine 3x 500mg dan dopamet 3x500mg

Evaluasi : Ibu mau minum obat

3. Memberikan konseling tentang KB kepada iBu supaya mau menggunakan

KB MOW karena paritas ibu lebih ndari lima sehingga akan ada resiko

besar jika terjadi lagi kehamilan.

Evaluasi : ibu mengerti dan mau melaksanakannya.

4. Memberikan konseling tentang ASI Eksklusif supaya ibu mau menyusui

bayinya selama 6 bulan penuh tanpa makanan tambahan apapun termasuk

air putih dan madu.

Evaluasi : Ibu mengerti dan mau melaksanakannya

5. Memberikan Konseling tentang perawatan luka perineumsupaya tidak

cebok dengan air hangat, tapi denga air dingin dari arah depan ke

belakang, dan sering mengganti pembalut 2-3 kali sehari.

Evaluasi : Ibu mengerti dan mau melaksanakannya

77

4.4 Bayi Baru Lahir

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI NY. Y USIA 2

HARI DENGAN KEADAAN NORMAL DI RUANG NIFAS 3 RUMAH

SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAKA KOTA BANDUNG

Tanggal Masuk : 8 Januari 2012 Jam : 01.30 WIB

Tanggal Pengkajian : 10 Januari 2012 Jam : 13.00 WIB

No Rekam Medis : 107961

SUBJEKTIF

A. Biodata

1. Bayi

Nama : Bayi Ny. Y

Tanggal Lahir : 8 Januari 2012 Jam : 23.26 WIB

Usia : 2 hari

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl. Pada asih, Gg. Siti Mariah RT 02 RW 01 Kel.

Jamika Kec. Bojongloa Kaler Kab.Bandung

2. Orang Tua

Nama : Ny. Y Nama Suami : Tn. Z

Umur : 42 tahun Umur : 44 tahun

Suku Bangsa : Sunda Suku Bangsa : Sunda

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta

No. Telepon : 081322939xxx

Alamat : Jl. Pada asih, Gg. Siti Mariah RT 02 RW 01 Kel. Jamika

Kec. Bojongloa Kaler Kab.Bandung

78

B. Keluhan

Ibu mengatakan bayinya sering menangis.

C. Riwayat Persalinan

Ibu mengatakan bahwa pada tanggal 8 Januari 2012 jam 23.26 WIB,

ibu melahirkan spontan bayi laki-laki dengan berat badan 3200 gram dan

panjang badan 51cm, bayi langsung menangis.

D. Pola Kebiasaan Sehari-hari

Pemberian ASI : Ibu mengatakan bayinya sering menyusu yang

lamanya ± 15 menit, bayi tidak rewel.

Pola Eliminasi : Ibu mengatakan bayinya BAB 4-5 x/hari dan BAK

± 8-9x/hari

Pola Istirahat : Ibu mengatakan bayinya tertidur pulas setiap

selesai menyusu, lamanya tidur ± 17 jam/hari

E. Pola Kebersihan

Ibu mengatakan selalu segera mengganti popok bayinya bila basah, dan

melap anusnya jika BAB dengan air bersih hangat menggunakan kapas

atau kain bersih. Bayi nya mandi sekitar jam 5 pagi, dimandikan oleh

bidan.

OBJEKTIF

Keadaan umum : baik

Nadi : 131 x/menit

Pernafasan : 48 x/menit

Suhu : 37,2 oC

1. Antopometri

BB=3300gram LK=35cm SK=25cm

PB=51cm LD=33cm KS=26cm

79

2. Pemeriksaan Fisik

Kepala

Ubun-ubun : Datar

Mata : Bentuk Simetris, bersih, konjungtiva merah muda, sclera

putih.

Telinga : Hubungan antara telinga dan mata Simetris, bersih.

Hidung : Bersih, dua lubang hidung.

Mulut : Bibir berwarna kemerahan, Bersih, ada palatum durum,

tidak ada oral trust.

Leher : Tidak ada benjolan

Dada : Bentuk simetris, tidak ada tarikan dinding dada, bunyi

jantung lup dub reguler

Bahu, Lengan dan Tangan : simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap,

tidak ada fraktur

Abdomen : Bentuk bulat, tidak ada benjolan, tidak ada

pembengkakan, tali pusat bersih, tidak ada perdarahan atau bernanah.

Punggung : Tidak ada benjolan di ruas tulang belakang.

Tungkai dan Kaki : bentuk simetris, jari normal, jumlah jari lengkap,

gerakan aktif.

Kulit : Warna kulit kemerahan, verniks kaseosa tidak ada, lanugo

ada.

Genetalia : Lubang uretra di ujung penis, tidak ada hipospadia, tidak

ada fimosis, testis 2 sudah turun ke skrotum.

Anus : berlubang, tidak ada ruam popok.

ANNALISA

Neonatus Cukup Bulan – Sesuai Masa Kehamilan Usia 2 hari dengan keadaan

normal

Masalah Potensial : Infeksi

80

PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa keadaan bayi ibu baik.

Evaluasi : Ibu mengerti akan keadaan bayinya.

2. Memberikan Konseling tentang ASI Ekslusif, untuk memberi bayinya ASI

saja selama 6 bulan penuh tanpa makanan tambahan termasuk madu dan air

putih. Karena ASI adalah makanan terbaik bagi bayi yang kandungan gizinya

sudah disesuaikan dengan kebutuhan bayi.

Evaluasi : Ibu mengerti dan mau melaksanakannya

3. Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir, seperi menjaga

kebersihan tali pusat supaya tidak dibungkus atau dibubuhi dengan apapun,

hanya dibersihkan dengan air bila kotor dan segera mengeringkannya.

Evaluasi : Ibu mengerti dan mau melaksanakannya

4. Memberikan konseling kepada ibu untuk menjaga bayinya supaya tidak

terjadi tanda bahaya pada bayi seperti demam, menggigil dengan tangan dan

kaki kebiruan, tali pusat bernanah atau berdarah atau berbau busuk, diare,

muntah terus-terusan jika diberi ASI, kuning, dan kejang.

Evaluasi : Ibu mengerti

5. Memberikan konseling tentang imunisasi bahwa bayinya harus di imunisasi

BCG untuk mencegah terjadinya penyakit TBC, ibu bias dating ke poli

imunisasi sebelum bayinya berusia 7 hari.

Evaluasi : Ibu mengerti dan mau melaksanakannya

81

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada BAB ini, penulis akan mengangkat kesenjangan-kesenjangan yang

ada pada kasus Ny.Y G6 P5 A0 Dengan Hipertensi Gestasional Di Rumah Sakit

Khusus Ibu Dan Anak Kota Bandung baik dalam asuhan antenatal, intranatal,

postnatal, dan bayi baru lahir. Penulis akan membahas dan membandingkan

kesenjangan tersebut dengan teori yang ada baik dalam data subjektif, objektif,

analisa, dan penatalaksanaan.

4.1 ANTENATAL

A. SUBJEKTIF

Pada tanggal 7 Januari 2012, dari biodata didapatkan usia ibu 42

tahun, menurut Cuningham, 2005, salah satu resiko tinggi bagi ibu hamil

adalah jika usia ibu <25 tahun atau > 35 tahun. Hal ini ada kesenjangan,

seharusnya ibu tidak boleh hamil karena komplikasi yang akan terjadi

lebih berat.

Dari data alasan dating, ibu mengatakan ingin memeriksakan

kehamilannya dengan dirujuk oleh bidan karena memiliki tekanan darah

tinggi. Tindakan bidan ini sesuai dengan standar 7 dalam SPK tahun 2010

untuk melakukan deteksi dini dan pengawasan hipertensi dalam

kehamilan dan sesuai dengan kewenangan dan penatalaksanaan hipertensi

oleh bidan di BPS menurut saifudin bari tahun 2007 bahwa jika usia

kehamilan ibu > 37 minggu maka diusahakan untuk terminasi kehamilan,

menurut permenkes No.1464 tahun 2010 pasal 10 ayat (2), bidan di BPS

hanya berwenang melakukan pertolongan persalinan fisiologis dan

selanjutnya di ayat (3) poin c, bidan hanya melakukan penanganan

kegawatdaruratan disertai dengan rujukan.

Dari riwayat kehamilan, ibu mengatakan ini kehamilan yang ke

enam, maka ibu termasuk kelompok resiko tinggi menurut Cuningham,

2005.

82

Dari HPHT ibu mengatakan HPHT nya 19-03-2011, berdasarkan

rumus Neagle, usia kehamilan ibu pada tanggal 7 Januari 2012 adalah 41-

42 minggu. Ini sesuai dengan teori.

Imunisasi TT didapat data ibu tidak di imunisasi TT lagi jarak

interval minimal pemberian TT5 menurut saifudin tahun 2007 yakni

minimal 2 tahun 7 bulan dari TT1 dan telah melewati TT1, TT2, TT3,

dan TT4.

Alasan ibu berhenti KB yakni ingin memiliki anak, jika dilihat dari

pengakuan ibu melakukan ANC selama kehamilan ini sebanyak 7 kali

maka seharusnya bidan sudah memberitahu ibu bahaya dan resiko jika

ibu ingin memiliki anak pada usia lebih darii 35 tahun dan paritas lebih

dari 5.

Dari riwayat penyakit ibu mengatakan setiap hamil tekanan darah ibu

selalu naik, menurut Sarwono tahun 2008, klasifikasi untuk hipertensi

gestasional ialah jika tekanan darah ibu naik ketika hamil dan tidak terjadi

sebelum kehamilan yang di sebut kehamilan yang mengakibatkan

hipertensi.

B. OBJEKTIF

Dari data Objektif didapat tekanan darah ibu 150/100 mmHg,

menurut Sarwono,2008, yang disebut hipertensi adalah jika tekanan darah

≥ 140/90 mmHg.

Tidak ada kelainan dalam pemeriksaan fisik dan tidak terjadi gawat

janin, namun keadaan janin harus terus dipantau karena menurut Saifudin

tahun 2007, ibu hamil dengan hipertensi harus dipantau keadaan ibu dan

kesejahteraan janinnya karena menurut Sarwono tahun 2008, komplikasi

hipertensi dalam kehamilan bias menyebabkan infark plasenta, solution

plasenta sehingga bayi bias hipoksia atau IUGR.

Dari pemeriksaan penunjang didapat protein urine negative, menurut

Hellen Varney, jika terjadi kenaikan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg pada

83

usia kehamilan > 20 minggu tanpa disertai protein urine maka disebut

hipertensi gestasional.

C. ANALISA

G6 P5 Ao gravida 41-42 minggu dengan hipertensi gestasional, janin

tunggal hidup intrauterine.

G6 P5 Ao di dapat dari data subjektif bahwa ibu mengaku ini

kehamilan yang keenam dan belum pernah keguguran

Gravida 41-42 minggu di hitung dari HPHT ibu tanggal 19-03-2011

dengan rumus Neagle yang hasilnya usia kehamilan ibu 41-42

minggu.

Hipertensi gestasional didapat dari data subjektif bahwa setiap

menjelang kehamilan tua ibu selalu mengalami hipertensai dan dari

data objektif didapat tekanan darah ibu 150/100 mmHg serta protein

urine negative.

Janin tunggal hidup intra uterin didapat dari hasil pemeriksaan DJJ

tunggal di puka dan frekuensi bunyinya normal.

Masalah : gangguan pola istirahat, alergi

Gangguan pola istirahat didapat dari ibu mengalami masalah kuarng

tidur dan istirahat karena siang hari ibu bekerja dann malam hari sering

terbangun.

Alergi didapat dari pengakuan ibu yang mengalami alergi dan dari

hasil pemeriksaan terdapat bintik-bintik merah di kulit.

Masalah Potensial : Preeklamsi, eklamsi, solution plasenta, hipoksia

janin

Menurut Hellen Varney, komplikasi pada ibu hamil hipertensi yakni

akan mengalami preeklamsi yang berujung eklamsi, solution

plasenta dan hipoksia janin.

84

D. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu hamil 9 bulan dengan

hipertensi pada masa kehamilan.

Sesuai dengan langkah pemeriksaan antenatal care menurut Sarwono,

2008.

2. Memberitahu ibu untuk dilakukan perawatan di RS karena usia

kehamilan ibu yang sudah matang dan tekanan darah tinggi, untuk

diupayakan persalinan di RS.

Sesuai dengan teori menurut Saifudin, 2007 untuk hipertensi karena

kehamilan dengan usia kehamilan > 37 minggu jika tidak mungkin

rawat jalan maka rawat inap di RS.

3. Melakukan pemasangan infuse jaga RL 20 ttes/menit di tangan kiri

ibu.

Sesuai dengan teori persiapan kegawatdaruratan karena menurut

Hellen Varney, ibu hami dengan hipertensi dikhawatirkan bias

langsung mengalami Preeklamsi berat dan akhirnya eklamsi, maka

untuk alasan pertama untuk persiapan pemasukan obat secara cepat.

Dan alasan kedua karena ibu dengan hipertensi akan mengalami

komplikasi perdarahan pada saat persalinan atau nifas, maka dilakukan

infuse dengan transfuse set supaya memudahkan untuk segera

dilakukan transfuse darah jika diperlukan.

4. Memberikan obat Nifedipin 10mg peroral untuk menurunkan tekanan

darah ibu.

Sesuai dengan penatalaksanaan hipertensi dalam kehamilan yaitu

dengan memberikan obat antihipertensi.

5. Memberikan konseling kepada ibu untuk tidur cukup, jika masih terasa

gatal ibu boleh menggunakan bedak anti alergi.

Sesuai dengan wewenang bidan untuk memberikan asuhan

menyeluruh.

6. Melakukan konseling tentang tanda bahaya pada masa kehamilan,

yaitu sakit kepala atau pusing berlebihan, penglihatan kabur,

85

perdarahan pervaginam, sakit perut berlebihan, dan demam untuk

segera memberitahu petugas kesehatan.

Sesuai dengan teori sarwono prawirohardjo, 2008 tentang tanda

bahaya kehamilan.

4.2 INTRANATAL

4.2.1 KALA I Fase Laten

A. SUBJEKTIF

Pada tanggal 8 Januari 2012, dilihat dari keluhan, ibu mengatakan

telah keluar cairan dari vagina tapi mules masih jarang, menjadi indikasi

untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Karena menurut Cuningham,

2005 tanda dan gejala masuk masa persalinan salah satunya ialah keluar

cairan lendir bercampur darah. Selain itu jika yang keluar adalah air

ketuban maka dikhawatirkan terjadi KPD jika pembukaan belum lengkap

sehingga terjadi Infeksi.

Dari pola nutrisi ibu baru makan tadi pagi saja dan belum makan

siang. Menurut Sarwono, 2008. Ibu yang mau melahirkan harus

mempunyai asupan nutrsi yang cukup untuk persiapan melewati

persalinan.

B. OBJEKTIF

Didapatkan hasil pemeriksaan tekanan darah ibu naik menjadi

160/110 mmHg. Sesuai dengan teori dari Buku Acuan Maternal dan

Neonatal tahu 2007 bahwa jika tekanan ibu terus naik dan tekanan

diatole ≥ 110 mmHg maka lakukan pemantauan ketat tekanan darah,

protein urine dan kemungkinan kejang.

Hasil pemeriksaan fisik tidak ada kelainan, DJJ normal, dan

koontraksi baik, pembukaan serviks 1cm. menurut Cuningham, salah

satu tanda masuk masa persalinan adalah adanya pembukaan serviks.

Protein urine didapatkan negatife, ibu masih dalam hipertensi karena

kehamilan.

86

C. ANNALISA

G6 P5 Ao inpartu kala I fase laten dengan hipertensi gestasional, jain

tunggal hidup intrauterine.

G6 P5 Ao di dapat dari data subjektif bahwa ibu mengaku ini

kehamilan yang keenam dan belum pernah keguguran

Inpartu kala I fase laten didapat dari data objektif terdapat

pembukaan 1 cm.

Hipertensi gestasional didapat dari data objektif didapat tekanan

darah ibu 160/110 mmHg serta protein urine negative.

Janin tunggal hidup intra uterin didapat dari hasil pemeriksaan DJJ

tunggal di puka dan frekuensi bunyinya normal.

Masalah : gangguan pola istirahat, alergi

Gangguan pola istirahat didapat dari ibu mengalami masalah kuarng

tidur dan istirahat karena siang hari ibu bekerja dann malam hari sering

terbangun.

Alergi didapat dari pengakuan ibu yang mengalami alergi dan dari

hasil pemeriksaan terdapat bintik-bintik merah di kulit.

Masalah Potensial : Preeklamsi, eklamsi, solution plasenta, hipoksia

janin

Menurut Hellen Varney, komplikasi pada ibu hamil hipertensi yakni

akan mengalami preeklamsi yang berujung eklamsi, solution

plasenta dan hipoksia janin.

D. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu hamil 9 bulan dengan

hipertensi pada masa kehamilan, ketuban ibu masih utuh dan yang ibu

anggap air ketuban adalah lendir vagina.

Di dapatkan hasil pemeriksaan dalam selaput ketuban masih positif dan

pemeriksaan cairan dengan kertas lakmus menandakan bukan air

ketuban, karena menurut Manuaba, jika kertas lakmus merah dikenakan

87

terhadap air ketuban maka akan berubah biru karena sifat pH dari air

ketuban adalah basa.

2. Mengajarkanr posisi bersalin, ibu terlentang dengan posisi dorsal

recumbent.

Sesuai dengan teori Asuhan Persalinan Normal tentang posisi

melahirkan.

3. Mengajarkan ibu tekhnik relaksasi ketika ada mules dengan cara

menarik napas panjang dari hidung dan dikeluarkan dari mulut.

Sesuai dengan teori Asuhan Persalinan Normal tentang tekhnik

relaksasi.

4. Memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dengan menyarankan ibu untuk

minum air teh manis dan makan, meminta keluarga untuk membantu

ibu.

Dilakukan karena ibu belum makan siang, ini sesuai dengan tugas bidan

untuk memberikan asuhan secara menyeluruh.

5. Mengobservasi tanda-tanda vital dan kemajuan persalinan.

Sesuai dengan teori menurut sarwono bahwa jika masih kala I fase

laten, maka dilakukan pemantauan 4 jam sekali dan dicatat di lembar

observasi.

4.2.2 Kala I fase Aktif

A. SUBJEKTIF

Dari keluhan didapat ibu merasa sering mules, menurut

Cunningham salah satu tanda dan gejala inpartu adalah kontraksi uterus

dengan frekuensi minimal 2x dalam 10 menit. Maka keluhan ini

dijadikan indikasi untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

B. OBJEKTIF

Didapat tekanan darah ibu masih 160/110 mmHg, ada kontraksi

uterus 3x dalam 10 menit lamanya 20 detik dengan intensitas kuat. Ini

sesuai dengan teori Cunningham bahwa ibu telah memasuki inpartu.

88

Didapatkan DJJ janin 141x/menit = normal, bahwa DJJ normal

menurut Sarwono adalah 120-160 kali/ menit.

Didapatkan hasil pemeriksaan portio lunak, pembukaan 6 cm, dan

penurunan kepala mencapai stasion 0. Menurut Cunningham 2005,

pembukaan ≥ 4cm telah masuk Kala I fase aktif.

C. ANNALISA

G6 P5 Ao inparti kala I fase aktif dengan hipertensi gestasional, jain

tunggal hidup intrauterine.

G6 P5 Ao di dapat dari data subjektif bahwa ibu mengaku ini

kehamilan yang keenam dan belum pernah keguguran

Inpartu kala I fase aktif didapat dari data objektif terdapat

pembukaan 6 cm.

Hipertensi gestasional didapat dari data objektif didapat tekanan

darah ibu 160/110 mmHg serta protein urine negative.

Janin tunggal hidup intra uterin didapat dari hasil pemeriksaan DJJ

tunggal di puka dan frekuensi bunyinya normal.

Masalah Potensial : Preeklamsi, eklamsi, solution plasenta, hipoksia

janin

Menurut Hellen Varney, komplikasi pada ibu hamil hipertensi yakni

akan mengalami preeklamsi yang berujung eklamsi, solution

plasenta dan hipoksia janin.

D. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa pembukaan

ibu bertambah menjadi 6 cm, namun ibu tidak boleh mengedan dulu

walau ada mules, karena pembukaan ibu belum lengkap.

Dikhawatirkan jika ibu mengedan dari sekarang, vagina ibu akan

bengkak atau kepala bayinya akan benjol.

Sesuai dengan SPK, 2010 untuk melakukan konseling dan saran

untuk mengedan dalam APN 2008.

89

2. Memeriksa kembali kelengkapan alat, bahan dan tempat persalinan.

Sesuai dengan langkah perolongan persalinan dalam APN 2008.

3. Mengobservasi tanda-tanda vital dan kemajuan persalinan.

Sesuai dengan teori menurut sarwono jika pembukaan sudah ≥ 4 cm

dilakukan pemantauan dengan menggunakan partograf.

4. Memberikan Therapy per oral nifedipine 500mg.

Sesuai dengan teori menurut sarwono tentang penatalaksanaan

hipertensi dalam persalinan.

4.2.3 Kala II

A. SUBJEKTIF

Ibu mengeluh ingin meneran, mules yang semakin kuat dan

semakin sering. Menurut teori Sarwono,2008 tannda gejala Kala II

yakni ada dorongan ingin meneran, tekanan pada anus, perineum

menonjol dan vulva membuka.

B. OBJEKTIF

Tekanan darah Ibu menurun menjadi 150/100 mmHg jadi efek

nifedipine berhasil. Ada konraksi 5 kali dalam 10 menit lamanya 45

detik dengan intensita kuat. Sesuai dengan tanda persalinan kala II

menurut Cunningham bahwa terjaddi His terkoordinir, kuat, cepat,

dan lebih lama.

Didapatkan DJJ janin 141x/menit = normal, bahwa DJJ normal

menurut Sarwono adalah 120-160 kali/ menit.

Inspeksi ada tekanan pada anus, perineum menonjol dan vulva

membuka, Menurut teori Sarwono,2008 tannda gejala Kala II yakni

ada dorongan ingin meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol

dan vulva membuka.

Dari Pemeriksaan dalam, portio tidak teraba, pembukaan

lengkap, ketuban negatife mekonium, penurunan kepala stasion +5.

90

Menurut sarwono, 2008 ciri kala II yakni dimulai dari pembukaan

lengkap hingga lahirnya bayi.

C. ANNALISA

G6 P5 A0 inpartu kala II dengan Hipertensi gestasional

G6 P5 Ao di dapat dari data subjektif bahwa ibu mengaku ini

kehamilan yang keenam dan belum pernah keguguran

Inpartu kala II didapat dari data objektif terdapat pembukaan

lengkap.

Hipertensi gestasional didapat dari data objektif didapat tekanan

darah ibu 150/100 mmHg serta protein urine negative.

D. PENATALAKSANAAN

Seluruh penatalaksanaan telah sesuai dengan langkah

pertolongan persalinan APN 58 langkah. Namun bayi tidak langsung

di IMD kan karena ketuban bercampur mekonium maka dilakukan

suction pada bayi terlebih dahulu sebelum diberikan kepada ibu.

4.2.4 Kala III

A. OBJEKTIF

Tekanan darah ibu naik menjadi 160/100 mmHg sehingga

dikatakan masih hipertensi. Nadi 80x/menit tidak ada tanda-tanda

syok. TFU sepusat dan kontraksi baik. Sesuai dengan teori menurut

Hellen Varney bahwa sesudah bayi lahir TFU akan menjadi sepusat.

Ada tanda pelepasan plasenta. Sesuai dengan teori menurut

Buku Acuan nasional Maternal dan Neonatal tahun 2007 bahwa

tanda pelepasan plasenta yaitu semburan darah secara tiba-tiba,tali

pusat memanjang, dan uterus berbentuk glonuler.

B. ANNALISA

P6 A0 Kala III dengan Hipertensi gestasional

91

P6 A0 didapat dari datasubjektif ibu mengaku ini kehamilan

yang ke enam dan ibu telah melahirkan bayinya.

Kala III di mulai dari lahirnya bayi hingga lahirnya plasenta.

Hipertensi gestasional didapat dari tekanan darah ibu

160/100 mmHg dan hipertensi semasa kehamilan

Masalah Potensial : Perdarahan, Plasenta lahir tidak lengkap

Menurut Hellen Varney, ibu dengan hipertensi kehamilan

akan mengalami komplikasi perdarahan atau plasenta tidak

lahir lengkap.

C. PENATALAKSANAAN

Dilakukan langkah-langkah sesuai dengan manajemen aktif

kala III dan plasenta lahir lengkap.

4.2.5 Kala IV

A. OBJEKTIF

Tekanan darah ibu masih 160/100 mmHg. TFU 2 jari dibawah

pusat dan kontraksi baik, menurut Buku Acuan Nasional Maternal

dan Neonatal, TFU setelah plasenta lahir adalah 2 jari dibawah

pusat.

Perdarahan ± 250cc merupakan perdarahan normal, menurut

Manuaba, dikatakan perdarahan pasca persalinan jika perdarahan ≥

500cc.

Ada laserasi derajat 2 di otot perineum, menurut teori Sarwono,

biasanya laserasi lebih banyak terjasi pada primipara. Namun disini

terjadi pada grande multi para. Ini bias disebabkan karena jaringan

otot perineum yang sudah tidak elastic lagi.

B. ANNALISA

P6 A0 Kala IV dengan Hipertensi gestasional dan laserasi perineum

P6 A0 didapat dari datasubjektif ibu mengaku ini kehamilan

yang ke enam dan ibu telah melahirkan bayinya.

92

Kala IV di mulai dari lahirnya plasenta hingga 2 jam

postpartum

Hipertensi gestasional didapat dari tekanan darah ibu

160/100 mmHg dan hipertensi semasa kehamilan

Laserasi Perineum didapatkan dari data hasil pemeriksaan

bahwa ada laserasi derajat 2 di otot perineum.

Masalah Potensial : Perdarahan, Atonia Uteri, infeksi

Menurut Manuaba, masalah potensial dari hipertensinya

yaitu perdarahan dan atonia uteri, dari lua perineumnya

terjadi infeksi.

C. PENATALAKSANAAN

Langkah yang dilakukan telah sesuai dengan asuhan dan

pemantauan Kala IV Persalinan.

4.3 POSTNATAL

A. SUBJEKTIF

Pada tanggal 10 Januari 2012 ibu mengeluh pusing, menurut

Manuaba, ini bias terjadi jika tekanan darah ibu masih tinggi.

Dari rencana penggunaan KB, ibu memilih menggunaka KB suntik

3 bulan, sedangkan paritas ibu sudah lebih dari 5 dan usia ibu sudah lebih

dari 35 tahun, maka diperlukan konseling dalam asuhan KB ini.

B. OBJEKTIF

Tekanan darah ibu menurun menjadi 140/90 mmHg, ini sesuai

dengan teori bahwa hipertensi gestasional, tekanan darah ibu akan

menurun kembali setelah persalinan atau masa nifas.

Tidak ada kelainan dalam pemeriksaan fisik. Protein urine negative.

Ibu masih mengalami hipertensi karena kehamilan.

93

C. ANNALISA

P6 A0 Post Partum Hari ke-2 dengan hipertensi gestasional

P6 A0 didapat dari data subjektif ibu mengaku ini kehamilan yang ke

enam dan ibu telah melahirkan bayinya.

Post partum Hari ke-2 didapat dari riwayat persalinan ibu.

Hipertensi gestasional didapat dari tekanan darah ibu 140/90 mmHg

dan hipertensi semasa kehamilan

Masalah Potensial : Preeklamsia post partum

Menurut Manuaba, preeklamsi tidak hanya terjadi pada masa

kehailan dan persalinan saja, namun bias pula terjasi pada masa

nifas.

D. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan ibu

baik.

Sesuai dengan asuhan nifas, untuk memberitahukan hasil pemeriksaan.

2. Memberikan therapy per oral nifedipine 3x 500mg

Sesuai dengan teori pemberian obat antihipertensi menurut Manuaba.

3. Memberikan konseling tentang KB kepada ibu supaya mau

menggunakan KB MOW karena paritas ibu lebih ndari lima sehingga

akan ada resiko besar jika terjadi lagi kehamilan.

Sesuai dengan teori penggunaan keuntungan, dan kelebihan KB

menurut POGI dalam Buku Acuan Pelayanan Kontrasepsi 2002.

4. Memberikan konseling tentang ASI Eksklusif supaya ibu mau

menyusui bayinya selama 6 bulan penuh tanpa makanan tambahan

apapun termasuk air putih dan madu.

Sesuai dengan teori Asuhan pasca salin hari ke-2 untuk melakukan

konseling ASI Eksklusif.

5. Memberikan Konseling tentang perawatan luka perineum supaya tidak

cebok dengan air hangat, tapi denga air dingin dari arah depan ke

belakang, dan sering mengganti pembalut 2-3 kali sehari.

94

Sesuai dengan teori Asuhan pasca salin hari ke-2 untuk melakukan

konseling tentang perawatan perineum..

4.4 BAYI BARU LAHIR

A. SUBJEKTIF

Tidak ada kesenjangan antara perawatan dan kebiasaan bayi baru

lahir pada Ny. Y usia 2 hari dengan teori perawatan bayi baru lahir

menurut saifudin 2007 dalam buku Acuan Nasional Maternal dan

Neonatal.

B. OBJEKTIF

Tidak ada kelainan dalam pemeriksaan fisik. BB 3200 normal,

menurut Saifudin berat bayi lahr normal adalah 2500-3000 gram.

Antopometri dalam rentang normal PB=51 cm normalnya 45-55cm,

LK=35 cm normalnyan 33-36cm, LD=33cm normalnya 32-33cm.

C. ANNALISA

Neonatus Cukup Bulan – Sesuai Masa Kehamilan Usia 2 hari dengan

keadaan normal

Neonatus Cukup Bulan didapatkan dari riwayat persalinan yaitu usia

kehamilan ibu 41-42minggu.

Sesuai Masa Kehamilan didapatkan dari berat lahir bayi yaitu

3200gram

Usia 2 hari didapatkan dari riwayat persalinan bayi lahir tanggal 8

Januari 2012 pukul 23.26 WIB.

Keadaan normal diegakan karena bayi tidak mengalami kelainan

apapun.

Masalah Potensial : Infeksi

Berdasarkan teori menurut Sarwono Prawirohardjo, BBLR rentan

terhadap infeksi.

Jadi penulisan analisa sudah sesuai dengan teori penulisan.

95

D. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa keadaan bayi ibu

baik.

Sesuai dengan langkah asuhan bayi baru lahir untuk member tahu

hasil pemeriksaan kepada ibu.

2. Memberikan Konseling tentang ASI Ekslusif, untuk memberi bayinya

ASI saja selama 6 bulan penuh tanpa makanan tambahan termasuk

madu dan air putih. Karena ASI adalah makanan terbaik bagi bayi

yang kandungan gizinya sudah disesuaikan dengan kebutuhan bayi.

Sesuai dengan teori ASI Eksklusif menurut BAN Maternal dan

Neonatal.

3. Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir, seperi

menjaga kebersihan tali pusat supaya tidak dibungkus atau dibubuhi

dengan apapun, hanya dibersihkan dengan air bila kotor dan segera

mengeringkannya.

Sesuai dengan teori Perawatan Bayi Baru Lahir menurut BAN

Maternal dan Neonatal.

4. Memberikan konseling kepada ibu untuk menjaga bayinya supaya

tidak terjadi tanda bahaya pada bayi seperti demam, menggigil

dengan tangan dan kaki kebiruan, tali pusat bernanah atau berdarah

atau berbau busuk, diare, muntah terus-terusan jika diberi ASI,

kuning, dan kejang.

Sesuai dengan teori tanda bahaya pada bayi menurut BAN Maternal

dan Neonatal.

5. Memberikan konseling tentang imunisasi bahwa bayinya harus di

imunisasi BCG untuk mencegah terjadinya penyakit TBC, ibu bias

dating ke poli imunisasi sebelum bayinya berusia 7 hari.

Sesuai dengan teori Imunisai menurut BAN Maternal dan Neonatal.

96

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Selama 3 hari dari tanggal 7 Januari 2012 sampai dengan 10 Januari

2012, penulis dapat Melaksanakan asuhan kebidanan pada masa

kehamilan, persalinan dan nifas serta bayi pada Ny.Y G6 P5 A0 Dengan

Hipertensi Gestasional Di Rumah Sakit Khusus Ibu Dan Anak Kota

Bandung dan mendokumentasikannya dalam bentuk SOAP.

Penulis dapat Melaksanakan asuhan kehamilan pada Ny.Y G6 P5 A0

Dengan Hipertensi Gestasional Di Rumah Sakit Khusus Ibu Dan Anak

Kota Bandung dan mendokumentasikannya dalam bentuk SOAP. Asuhan

kehamilan yang diberikan telah sesuai dengan teori yang ada.

Penulis dapat Melaksanakan asuhan persalinan pada Ny.Y G6 P5 A0

Dengan Hipertensi Gestasional Di Rumah Sakit Khusus Ibu Dan Anak

Kota Bandung dan mendokumentasikannya dalam bentuk SOAP. . Asuhan

persalinan yang diberikan telah sesuai dengan teori yang ada.

Penulis dapat Melaksanakan asuhan nifas pada Ny.Y G6 P5 A0

Dengan Hipertensi Gestasional Di Rumah Sakit Khusus Ibu Dan Anak

Kota Bandung dan mendokumentasikannya dalam bentuk SOAP. Asuhan

masa nifas yang diberikan telah sesuai dengan teori yang ada.

Penulis dapat Melaksanakan asuhan pada bayi baru lahir Ny.Y G6 P5

A0 Dengan Hipertensi Gestasional Di Rumah Sakit Khusus Ibu Dan Anak

Kota Bandung dan mendokumentasikannya dalam bentuk SOAP. Asuhan

bayi baru lahir yang diberikan telah sesuai dengan teori yang ada.

5.2 Saran

5.2.1 Lembaga Pendidikan

Hasil laporan asuhan kebidanan komprehensif ini diharapkan

dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian study

97

kasus atau asuha kebidanan komprehensif berikutnya mengenai

asuhan kebidanan pada ibu dengan hipertensi karena kehamilan.

5.2.2 RS KIA Kota Bandung

Sehubungan dengan proses asuhan dilapangan, sarana dan

prasarana yang mendukung dilakukannya asuhan yang diberikan sudah

baik dan perlu untuk terus ditingkatkan supaya asuhan yang diberikan

selanjutnya tetap terjaga mutu dan kualitasnya.

98