askeb komprehensif hipertensi
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam
kesehatan reproduksi karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi
oleh kesehatan ibu. Apabila ibu sehat maka akan menghasilkan bayi yang
sehat yang akan menjadi generasi kuat. Ibu yang sehat juga menciptakan
keluarga sehat dan bahagia. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu
maka salah satu indikator terpenting untuk menilai kualitas pelayanan obstetri
dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di wilayah tersebut.
Menurut WHO, secara global AKI/MMR (Mortal Mortality Rate) pada
tahun 2009 yaitu, 260/100.000 KH dan AKB/IMR (Infant Mortality Rate)
pada tahun yang sama yaitu, 41/1000 KH. (1)
Di Indonesia Sendiri pada tahun 2009 AKI 240/100.000 KH dan AKB
pada tahun yang sama yaitu 29,97/1000 KH.(1) Angka ini masih jauh dari
target MDGs yang pada tahun 2015 harus mencapai AKI 102/100.000 KH dan
AKB 23/1000 KH.(2)
Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu penyumbang AKI dan AKB
di Indonesia juga karena jumlah penduduknya yang padat. Pada tahun 2006,
angka kematian bayi (AKB) di Jawa Barat sebesar 40,26/1000 KH, sedangkan
AKB Nasional sebesar 38/1000 KH. Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa
Barat pada tahun 2003 adalah 321/100.000 KH. Di Jawa Barat, data tahun
2009 menunjukan jumlah kematian ibu maternal di Jawa Barat mencapai 828
ibu dari 845.964 kelahiran hidup, dan jumlah kematian bayi 25.719 bayi dari
845.964 KH.(3)
WHO meninjau secara sistematis angka kematian ibu di seluruh dunia
(Khan dan rekan, 2006), di negara-negara maju, 16 persen kematian ibu
disebabkan karena hipertensi. Persentase ini lebih besar dari tiga penyebab
utama lainnya: perdarahan-13 persen, aborsi-8 persen, dan sepsis-2 persen.
1
Hipertensi menyebabkan gangguan sekitar 5 -10 persen dari seluruh
kehamilan, dan dapat menjadi suatu komplikasi yang mematikan, yaitu
pendarahan dan infeksi, yang berkontribusi besar terhadap morbiditas dan
angka kematian ibu. Dengan hipertensi, sindrom preeklampsia, baik sendiri
atau yang berasal dari hipertensi kronis, adalah yang paling berbahaya.
Klasifikasi yang dipakai di Indonesia adalah berdasarkan Report of the
National High Blood Pressure Education Program Working Group on High
Blood Pressure in Pregnancy tahun 2000, yang menjelaskan Hipertensi Kronik
adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu dan
hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca persalinan (JHPEIGO, 2002).
Efek hipertensi kronik pada kehamilan adalah solution plasenta,
preeclampsia, gangguan perinatal hingga kerusakan organ-organ vital tubuh
dikarenakan hipertensinya. Keputusan tentang kapan wanita dengan hipertensi
harus melahirkan dipandang dalam konteks perjalanan klinis, termasuk
keparahan penyakit yang mendasari. Pada kasus-kasus dengan hipertensi yang
terkontrol dan nonkomplikasi, persalinan dapat berjalan normal pervaginam
dan menjalani masa nifas yang normal pula. Sedangkan hipertensi gestasional
yang mempunyai komplikasi, persalinan bertujuan menekan resiko pada ibu
dan janin sekecil-kecilnya.
Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 4 (empat) kali selama
kehamilan, apabila seorang ibu hamil tidak secara rutin memeriksakan
kehamilan kemungkinan dapat menjadi risiko, baik terhadap ibu maupun bayi
yang dikandungnya, karena ibu hamil yang pada mulanya normal dapat
menjadi berisiko tinggi untuk terjadinya komplikasi kehamilan, hal ini dapat
menyebabkan kematian baik kepada ibu maupun janin.
Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan sangat penting,
mengingat komplikasi dari hipertensi yang bisa menjadi preeklamsi atau
eklamsi atau menyebabkan komplikasi lainnya selama persalinan. Begitu pula
termasuk proses asuhan yang diberikan selama persalinan harus disesuaikan
dengan kebutuhan klien.
2
Menurut Saifuddin (2008), salah satu penyebab kematian ibu terjadi
pada masa nifas. Hal ini disebabkan karena terjadinya sepsis puerperalis,
perdarahan postpartum dan infeksi nifas. Masa nifas merupakan masa setelah
plasenta lahir dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Pentingnya asuhan masa nifas harus diperhatikan yaitu 4 kali
kunjungan yang dilakukan pada masa nifas untuk menilai status ibu dan bayi
baru lahir dan untuk mencegah/mendeteksi dan menangani masalah yang
terjadi.
Selain memperhatikan kondisi ibu, ibu dengan hipertensi biasanya
disertai dengan bayi yang memiliki komplikasi yang disebabkan oleh
hipertensi itu sendiri seperti asfiksia, PJT, atau IUFD, maka sebagai upaya
untuk menurunkan mortalitas bayi, maka bidan menjadi ujung tombak sebagai
tenaga pelakasana asuhan terhadap bayi.
Sebagai tenaga pelaksana, bidan berwenang dalam melaksanakan
asuhan kebidanan pada bayi. Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir
untuk memastikan pernafasan spontan, mencegah hipoksia sekunder,
menemukan kelainan dan melakukan tindakan atau merujuk ke tempat
pelayanan kesehatan lebih tinggi. Bidan memberikan pelayanan selama masa
nifas melalui kunjungan rumah pada hari ke tiga, minggu ke-2 dan minggu ke-
6 setelah persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalu
penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini komplikasi, penanganan
atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas (DepKes RI,
2003).
Untuk dapat memberikan pelayanan yang berkualitas dibutuhkan
tenaga yang terampil, dengan melakukan asuhan secara komprehensif
terhadap kehamilan, persalinan, nifas dan asuhan pada bayi baru lahir
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.
Berdasarkan latar belakang diatas , penulis tertarik untuk melakukan
“Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.Y G6 P5 A0 Dengan Hipertensi
Gestasional Di Rumah Sakit Khusus Ibu Dan Anak Kota Bandung.”
3
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan pada masa kehamilan, persalinan
dan nifas serta bayi pada Ny.Y G6 P5 A0 Dengan Hipertensi Gestasional Di
Rumah Sakit Khusus Ibu Dan Anak Kota Bandung dan didokumentasikan
dalam bentuk SOAP.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Melaksanakan asuhan kehamilan pada Ny.Y G6 P5 A0 Dengan
Hipertensi Gestasional Di Rumah Sakit Khusus Ibu Dan Anak Kota
Bandung dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
b. Melaksanakan asuhan persalinan pada Ny.Y G6 P5 A0 Dengan
Hipertensi Gestasional Di Rumah Sakit Khusus Ibu Dan Anak Kota
Bandung dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
c. Melaksanakan asuhan nifas pada Ny.Y G6 P5 A0 Dengan Hipertensi
Gestasional Di Rumah Sakit Khusus Ibu Dan Anak Kota Bandung
dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
d. Melaksanakan asuhan pada bayi baru lahir Ny.Y G6 P5 A0 Dengan
Hipertensi Gestasional Di Rumah Sakit Khusus Ibu Dan Anak Kota
Bandung dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
Hasil pengkajian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pengembangan ilmu kebidanan.
1.3.2 Manfaat Praktis
a. Ibu Klien
Hasil laporan ini dapat menjadi bahan motivasi bagi ibu hamil
untuk melakukan pemeriksaan kehamilannya secara mandiri sebagai
upaya preventik serta dapat melakukan persalinan di tenaga kesehatan
sehingga komplikasi dapat diatasi.
4
b. Institusi Pelayanan
Hasil pengkajian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan
bagi bidan praktik swasta dalam upaya meningkatkan pelayanan
kesehatan khususnya asuhan kebidanan.
c. Institusi Pendidikan
Menjadi bahan masukan untuk menambah pengetahuan dan
informasi serta sebagai bahan yang dapat dijadikan parameter
keberhasilan menciptakan sumber daya manusia.
d. Penulis
Untuk menambah kemampuan, wawasan, pengetahuan dan
informasi dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada masa
kehamilan, persalinan dan nifas.
1.4 Lokasi dan Waktu
Pengkajian laporan kasus ini dilaksanakan di Rumah Sakit Khusus
Ibu Dan Anak Kota Bandung pada tanggal 7 Januari 2012 sampai dengan 10
Januari 2012.
1.5 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan hasil asuhan kebidanan komprehensif
terdiri dari lima BAB, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN yang terdiri dari Latar Belakang, Tujuan, Manfaat,
Ruang Lingkup, Lokasi dan Waktu, dan Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA yang terdiri dari Antenatal, Hipertensi
dalam kehamilan, Intranatal, Post Partum, dan Bayi baru lahir
BAB III TINJAUAN KASUS yang terdiri dari SOAP Antenatal , Intranatal,
Post Partum, dan Bayi baru lahir
BAB IV PEMBAHASAN KASUS yang terdiri dari pembahasan
berdasarkan kasus Antenatal , Intranatal, Post Partum, dan Bayi baru lahir
BAB V PENUTUP
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Kehamilan
2.1.1 Definisi Kehamilan
Kehamilan terjadi jika ada pertemuan dan persenyawaaan antara sel telur
(ovum) dan sel mani (Spermatozoa). (Fakultas Kedokteran UNPAD, 2005)
Masa Kehamilan dimuali dari konsepsi sampai lahirnya janin. (Saifudin,
2007) (4)
2.1.2 Fisiologi Kehamilan
Perubahan Maternal
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta
perubahan sosial dari keluarga, berikut dijelaskan mengenai perubahan fisik
yang terjadi pada ibu hamil berdasarkan buku yang berjudul konsep asuhan
kebidanan yaitu:
a. Trimester 1
Tanda fisik pertama yang dapat dilihat adalah adanya spooting atau
perdarahan yang sedikit terjadi sekitar 11 hari setelah konsepsi
( bertemunya sel sperma dan sel ovum). Jika ibu mempunyai siklus haid
28 hari, perdarahan ini terjadi sebelum ibu mendapatkan haidnya.
Perdarahan ini disebut implantasi. Perdarahan implantasi ini biasanya
berlangsung kurang dari lamanya haid normal.
Perubahan fisik lainnya yaitu adanya nyeri dan pembesaran pada
payudara diikuti oleh rasa kelelahan yang kronis dan sering kencing.
Sementara itu, morning sickness atau mual muntah dipagi hari biasanya
dimulai pada usia kehamilan 8 minggu dan mungkin berakhir sampai 12
minggu. Adapun kenaikan berat badan yang terjadi pada trimester 1
sekitar 1-2 kg.
b. Trimester 2
Uterus akan tumbuh pada usia kehamilan 16 minggu uterus biasanya
berada pada pertengahan antara simfisis pubis dan pusat. Penambahan
6
berat badan sekitar 5-6 kg selama trimester ke2. pada usia 20 minggu
fundus akan berada disekitar pusat. Payudara akan mulai mengeluarkan
colostrum. Ibu mulai merasakan gerakan bayinya dan akan timbul
perubahan kulit seperti cloasma, striae gravidarum dan linea nigra.
c. Trimester 3
Pada usia kehamilan 28 minggu fundus akan berada disekitar pusat dan
xhipoid. Pada usia 32-36 minggu fundus dapat mencapai prosesus
xhipoid. Payudara akan terasa nyeri dan penuh. Keadaan sering kencing
akan timbul kembali. Mulai terjadi mules yang semakin meningkat.
Terjadinya perasaan nyeri punggung karena tahanan di punggung
semakin besar. (5)
2.2 Antenatal Care (4,5)
2.2.1 Definisi
Antenatal care adalah cara penting untuk memonitor dan mendukung
kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dalam kehamilan normal.
2.2.2 Tujuan Asuhan Antenatal (4)
Tujuan umum asuhan kehamilan adalah memfasilitasi hasil yang sehat dan
positif bagi ibu maupun bayinya, dan juga menjamin agar proses alamiah tetap
berjalan normal selama kehamilan, dengan cara:
Membina hubungan saling percaya dengan ibu.
Mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa.
Mempersiapkan kelahiran.
Memberikan pendidikan.
Sedangkan tujuan khusus asuhan kehamilan:
Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
Meningkatkan dan memperhatikan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu
dan bayi.
Mengamati secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil.
7
mempersiapkan pesalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin
Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
esklusif
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
2.2.3 Kebijakan Program (4)
Menurut WHO, kunjungan antenatal sebaiknya setiap wanita hamil
mendapatkan paling sedikit empat kali kunjungan selam periode antenatal:
Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum usai kehamilan
14 minggu).
Satu kali kunjungan selama trimester kedua (usia kehamilan antara 14-
28 minggu).
Dua kali kunjungan selam trimester ketiga (usia kehamilan antara 28-36
minggu dan sesudah usia kehamilan 36 minggu).
Wanita hamil seharusnya dikunjungi lebih sering jika mengalami masalah
dan hendaknya ia disarankan untuk mengunjungi bidan bilamana merasakan
tanda-tanda bahaya atau jika ia merasa khawatir.
Pelayanan/Asuhan standar minimal termasuk “8T” :
1. Timbang berat badan
2. Ukur Tekanan darah
3. Ukur Tinggi fundus Uteri
4. Pemberian Imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap
5. Pemberian Tablet Zat Besi
6. Tes terhadap penyakit menular seksual
7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
8. Tata laksana kasus
Pelayanan /asuhan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan
professional dan tidak dapat diberikan oleh dukun bayi.
8
2.2.4 Kebijakan Teknis (4)
Setiap Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap
saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama
kehamilannya.
Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-
komponen sebagai berikut :
1. Mengupayakan kehamilan yang sehat
2. Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta
rujukan bila diperlukan.
3. Persiapan persalinan yang bersih dan aman
4. Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika
terjadi komplikasi.
Pemberian vitamin Zat Besi
Dimulai dengan memberikan satu tablet sehari sesegera mungkin setelah
rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan
Asam Folat 500 µg, minimal masing-masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya
tidak diminum bersama teh atau kopi, karena akan mengganggu penyerapan.
Tabel 2.1 Imunisasi TT
AntigenInterval
(selang waktu minimal)Lama Perlindungan % perlindungan
TT1Pada Kunjungan antenatal
pertama- -
TT2 4 Minggu setelah TT 1 3 tahun* 80
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT5 1 tahun setelah TT425 tahun/seumur
hidup99
Keterangan : *artinya apabila dalam waktu 3 tauhn WUS tersebut melahirkan,
maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari TN (Tetanus Neonatorum)
9
PENILAIN KLINIK
Penilaian klinik merupakan proses berkelanjutan yang dimulai pada
kontak pertama antara petugas kesehatan dengan ibu hamil dan secara optimal
berakhir pada pemeriksaan 6 minggu setelah persalinan. Pada setiap kunjungan
antenatal, petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu
melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan
intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi.
Tabel 2.2 Anamnesis
Riwayat
Kehamilan ini
Riwayat
Obstetri lalu
Riwayat
Penyakit
Riwayat
Sosial ekonomi
Usia ibu hamil
Hari pertama
haid,terakhir,
siklus haid
Perdarahan per
vaginam
Keputihan
Mual dan muntah
Masalah/kelainan
pada kehamilan
sekarang
Pemakaian obat-
obat(termasuk
jamu jamuan)
Jumlah kehamilan
Jumlah persalinan
Jumlah persalinan
cukup bulan
Jumlah persalinan
premature
Jumlah anak hidup
Jumlah keguguran
Jumlah aborsi
Pendarahan pada
kehamilan ,persalina
n,nifas terdahulu
Adanya hipertensi
dalam kehamilan
pada kehamilan
terdahulu
Berat bayi < 2,5 kg
Jantung
Tekanan
darah tinggi
Diabetes
Mellitus
TBC
Pernah
operasi
Alergi
obat/makanan
Ginjal
Asma
Epilepsi
Penyakit hati
Pernah
kecelakaan
Status
perkawinan
Respon ibu dan
keluarga terhadap
kehamilan
Jumlah keluarga
dirumah yang
membantu
Siapa pembuat
keputusan dalam
keluarga
Kebiasaan makan
dan minum
Kebiasaan
merokok,
menggunakan
obat obatan dan
10
atau berat bayi > 4kg
Adanya masalah
masalah selama
kehamilan ,
persalinan, nifas
terdahulu
alcohol
Kehidupan
seksual
Pekerjaan dan
aktivitas sehari-
hari
Pilihan tempat
untuk melahirkan
Pendidikan
Penghasilan
Tabel 2.3 Pemeriksaan
Fisik umum Pemeriksaan
Luar
Pemeriksaan
dalam
Laboratorium
Kunjungan pertama :
Tekanan darah
Suhu badan
Nadi
Pernafasan
Berat badan
Tinggi badan
Muka : Edema,
pucat
Mulut & gigi :
kebersihan,karles,
tonsil,paru
Pada setiap kunjungan :
Mengukur tinggi
fundus uteri
Palpasi untuk
menentukan letak
janin (atau lebih 28
minggu)
Auskultasi detak
jantung janin
Pada kunjungan
pertama :
Pemeriksaan
vulva/Perineum
untuk :
Varises
Kondiloma
Edema
Hemoroid
Kelainan lain
Pemeriksaan dengan
speculum untuk
Kunjungan pertama:
Darah:
Hemoglobin
Glukosa
VDRL
Urin :
Warna,bau,kejern
ihan
Protein
Glukosa
Nitrit/LEA
11
Tiroid/gondok
Tulang
belakang/pnggun
g: skoliosis
Payudara : putting
usu,tumor
Abodmen bekas
operasi
Eksternalitas :
Edema,varises,ref
leks patella
Costovertebral
Angle
Tenderness(CVA
T)
Kulit :
Kebersihan/penya
kit kulit
Kunjungan Berikut:
Tekanan darah
Berat badan
Edema
Masalah dan
kunjungan
pertama
menilai:
Serviks
Tanda-tanda
infeksi
Cairan dan
ostium uteri
Pemeriksaan untuk
menilai :
Serviks
Uterus
Adneksa
Bartholin
Skene
Uretra
*Bila usia
kehamilan <
12 minggu
Tabel 2.4 Memantau tumbuh kembang janin ( nilai normal)
Usia Tinggi Fundus
12
KehamilanDalam cm
Menggunakan penunjuk-
penunjuk
badan
12 Minggu _____________ Teraba diatas simfisis pubis
16 Minggu _____________ Ditengah, antara simfisis pubis
dan umbilikus
20 Minggu 20 cm (± 2cm) Pada umbilicus
22-27
Minggu
Usia kehamilan dalam minggu
= cm
(± 2cm)
_____________
28 Minggu 28 cm(± 2cm) Ditengah, anatara umbilicus dan
prosesus sifoideus
29-35
Minggu
Usia kehamilan dalam minggu
= cm
(± 2 cm)
_____________
36 Minggu 36 cm (± 2cm) Pada prosesus sifoideus
Diagnosis
Diagnosis dibuat untuk menentukan hal hal sebagai berikut:
Tabel 2.5 Diagnosis
Kategori Gambaran
Kehamilan normal
Kehamilan dengan masalah khusus
Ibu sehat
Tidak ada riwayat obstetric buruk
Ukuran uterus sama/sesuei usia
kehamilan
Pemeriksaan fisik dan laboratorium
normal
Seperti masalah keluarga atau psiko-
sosial, kekerasan dalam rumah tangga,
13
Kehamilan dengan masalah kesehatan
yang membutuhkan rujukan untuk
konsultasi dan atau kerjasama
penanganannya
Kehamilan dengan kondisi
kegawatdaruratan yang membutuhkan
rujukan segera
kebutuhan financial,dll.
Seperti hipertensi, anemia berat,
preeclampsia,pertumbuhan janin
terhambat, infeksi saluran
kemih,penyakit kelamin dan kondisi
lain-lain yang dapat memburuk selama
kehamilan.
Seperti pendarahan,eklampsia, ketuban
pecah dini, atau kondisi-kondidi
kegawatdaruratan lain pada ibu dan bayi.
Rekam Medik
Seluruh hasil amnesis dan pemeriksaan dicatat dalam kartu Bumil ( kartu Ibu
hamil )
Tabel 2.6 PENANGANAN
Kategori Gambaran
Kehamilan Normal 1. Anammesis dan pemeriksaan lengkap pada kunjungan antenatal
awal
- Lihat bagian penilaian
2. Memantau kemajuan kehamilan pada kunjungan berikutnya
Tekanan darah – di bawah 140/90
Bertambahnya berat badan minimal 8 kg selama
kehamilan.
Edema hanya pada ekstremitas
Tinggi fundus –cm atau menggunakan jari-jari tangan
14
dapat disamakan dengan usia kehamilan
Detak jantung janin 120-160 detak per menit
Gerakan janin + setelah 18-20 minggu hingga melahirkan
3. Memberikan zat besi (lihat jadual)
4. Memberikan imunisasi TT (lihat jadual)
5. Memberikan konseling
Gizi: peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori
perf hari, mengkonsumsi makanan yang mengandung
protein, zat besi, minum cukup cairan ( menu seimbang)
Latihan : normal tidak berlebihan,istirahat jika lelah
Perubahan fisiologi : tambah berat badan,perubahan pada
payudara, tingkat tenaga yang bisa menurun, mual selama
triwulan pertama,rasa panas, dan/atau varises, hubungan
suami istri boleh dilanjutkan selama kehamilan
( dianjurkan memakai kondom).
Memberitahukan kepada ibu kapan kembali untuk
pemantauan lanjutan kehamilan.
Menasehati ibu untuk mencari pertolongan segera jika ia
mendapati tanda-tanda bahaya berikut :
Perdarahan per vaginam,
Sakit kepala lebih dari biasa,
Gangguan penglihatan,
Pembengkakan pada wajah/tangan,
Nyeri abdomen( epigastrik)
Janin tidak bergerak sebanyak biasanya.
Merencanakan dam mempersiapakan kelahiran yang
bersih dan aman dirumah (untuk tingkat desa) :
Sabun dan air
Handuk dan selimut bersih untuk bayi
Makanan dan minuman untuk ibu selama persalinan
15
Mendiskusikan praktek-praktek tradisional,posisi
melahirkan dan harapan-harapan.
Mengidentifikasi siapa yang dapat membantu
bidan selama persalinan dirumah
Menjaga kebersihan terutama lipatan kulit(ketiak,bawah
buah dada,daerah genetalia) dengan cara dibersihkan
dengan air dan dikeringkan.
Petunjuk dini : untuk mencegah keterlambatan dalam
pengambilan keputusan dan upaya rujukan saat terjadinya
komplikasi, nasehat ibu hamil, suaminya, ibunya atau
anggota keluarganya yang lain untuk:
Mengidentifikasi sumber transportasi dan
menyisihkan cukup dana untuk menutup biaya-
biaya perawatan kegawatdaruratan.
Menjelaskan cara merawat payudara terutama pada
ibu yang mempunyai putting susuv rata atau masuk
kedalam. Ibu diajarkan cara mengeluarkan putting
susu yaitu : tekan putting susu dengan
menggunakan kedua ibu jari , dilakukan 2kali
sehari selama 5 menit.
Kehamilan normal
dengan kebutuhan
khusus
1. Memberikan seluruh layanan / asuhan antenatal seperti diatas.
2. Memberikan konseling khusus untuk kebutuhan ibu dan masalah
– masalahnya
Ibu hamil dengan
masalah
kesehatan/komplikasi
1. Merujuk ke dokter untuk konsultasi,
Menolong ibu menentukan pilihan yang tepat untuk konsultasi
16
yang membutuhkan
rujukan untuk konsultasi
atau kerja sama
penanganan
(dokter puskesmas,dokter obgin dsb).
2. Melampirkan kartu kesehatan ibu hamil berikut surat rujukan.
3. Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa
surat dengan hasil dari rujukan.
4. Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan.
5. Memberikan layanan/asuhan atential.
6. Perencanaan dini jika tidak aman bagi ibu melahirkan di rumah :
Menyepakati diantara pengambil keputusan dalam keluarga
tentang rencana kelahiran (terutama suami dan ibu atau ibu
mertua).
Persiapan/pengaturan transportasi untuk ke tempat persalinan
dengan aman, terutama pada malam hari atau selama musim
hujan.
Rencana pendanaan untuk transport dan perawatan ditempat
persalinan yang aman. Apakah ibu hamil dapat menabung
cukup uang, atau dapatkah ia meminta dana masyarakat?
Persiapan asuhan anak jika dibutuhkan selama persalinan.
Kegawatdaruratan 1. Rujuk segera ke fasilitas kesehatan terdekat dimana tersedia
pelayanan kegawatdaruratan obstetric yang sesuei.
2. Sambil menunggu transportasi
Berikan pertolongan awal kegawatdaruratan , jika perlu
berikan pengobatan
Mulai memberikan cairan infuse(IV)
3. Menemeani ibu hamil dan anggota keluarganya
4. Membawa obat dan kebutuhan lain
5. Membawa catatan medic atau kartu kesehatan ibu hamil dan surat
rujukan
17
2.2.5 Tanda Bahaya Kehamilan (4)
Selama periode antenatal bidan harus mampu mewaspadai terhadap tanda-
tanda dalam kehamilan. Jika tanda bahaya tidak mampu terdeteksi dapat
menyebabkan kematian ibu. Ada 6 tanda bahaya dalam kehamilan diantaranya:
a. Perdarahan pervaginam.
b. Sakit kepala yang hebat (menetap dan tidak hilang)
c. Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabun senja)
d. Nyeri abdomen yang berat.
e. Oedema pada muka atau tangan.
f. Gerakan janin berkurang, tidak seperti biasanya.
2.2.6 Ketidaknyamanan Pada Kehamilan (5)
Selama kehamilan ibu mengalami ketidaknyamanan yang fisiologis.
Penyebab utamanya adalah karena pengaruh hormonal. Ketidaknyamanan ini
merupakan bagian dari perubahan yang terjadi pada tubuh ibu selama kehamilan.
Beberapa ketidaknyamanan yang umum pada kehamilan antara lain: mual
muntah, sakit kepala, saliva yang berlebihan, keletihan, nyeri punggung bagian
bawah, peningkatatan pengeluaran vagina, varices, nyeri selama berhubungan
seks, gusi berdarah, sering kencing, hyperpigmentasi pada wajah dan payudara,
supine hypotention, konstipasi, haemoroid, kram pada kaki, kaki bengkak dan
nyeri pada ligamentum rotundum. (Sarwono Prawirohardjo, 2008)
2.2.7 Komplikasi Pada Kehamilan (5)
a. Kelainan dalam tenggang waktu umur kehamilan yaitu abortus, partus
prematurus dan partus imaturus (persalinan kurang bulan).
b. Kelainan tempat kehamilan yaitu kehamilan ektopik (KE).
c. Kelainan telur misal mola hidatidosa.
d. Penyakit dan kelainan plasenta
Penyakit-penyakit pada plasenta yaitu infark plasenta, kalsifikasi
plasenta, dan disfungsi plasenta.
18
Kelainan bentuk plasenta yaitu plasenta suksentaria, plasenta spuria,
plasenta membranase dan plasenta sirkumpalata.
Kelainan implantasi plasenta yaitu implantasi dibagian bawah
sehingga menimbulkan berbagai bentuk plasenta previa dan
implantasi plasenta terlalu dalam.
e. Kelainan tali pusat seperti kelainan insersi, simpul tali pusat dan lilitan
tali pusat.
f. Kelainan air ketuban
g. Kelainan janin.
h. Gestasi berupa hiperemesis gravidarum, pre-eklampsi dan eklampsi.
i. Perdarahan antepartum yaitu plasenta previa dan solusio plasenta.
2.2.8 Pemeriksaan Kehamilan
Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter
sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal.
a. Pemeriksaan Pertama
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid
sekurang-kurangnya satu bulan
b. Pemeriksaan Ulang
1) Setiap bulan sampai umur kehamilan 6 sampai 7 bulan
2) Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan
3) Setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai terjadi
persalinan
c. Pemeriksaan Khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu (Manuaba,
1998).
Sedangkan menurut Prawirohardjo (2008), kunjungan antenatal
sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan :
a. 1 kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu)
b. 1 kali kunjungan selama trimester kedua (antara 14 sampai 28 minggu)
19
c. 2 kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 sampai 36
dan sesudah minggu ke 36.
2.2.9 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan
a. Wewenang bidan dalam Asuhan Kehamilan
Standar Kompetensi Bidan (ICM, 1999)
Kompetensi ke 3 Asuhan Konseling Selama Kehamilan : Bidan memberi
asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama
kehamilan yang meliputi : deteksi dini, pengobatan atau rujukan dan
komplikasi tertentu.
1) Pengetahuan Dasar
a) Anatomi dan fisiologi tubuh manusia.
b) Siklus menstruasi dan proses konsepsi.
c) Tumbuh kembang janin dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
d) Tanda dan gejala kehamilan.
e) Mendiagnosa kehamilan.
f) Perkembangan normal kehamilan.
g) Komponen riwayat kehamilan.
h) Komponen permeriksaan fisik yang terfokus selama antenatal.
i) Menentukan umur kehamilan dari riwayat menstruasi, pembesaran
atau tinggi fundus uteri.
j) Mengenal tanda dan gejala anemia ringan dan berat, hyperemesis
gravidarum, kehamilan ektopik terganggu, abortus imminen, molla
hydatidosa dan komplikainya dan kehamila ganda, kelalaian letak
serta pre eklamsia.
k) Nilai normal dari pemeriksaan laboratorium seperti Haemoglobin
dalam darah, test gula, protein, aceton, dan bakteri urine.
l) Perkembangan normal dari kehamilan : perubahan bentuk fisik,
ketidaknyamanan yang lazim pertumbuhan fundus uteri yang
diharapkan.
20
m) Pertumbuhan psikologis yang normal dalam kehamilan dan
dampak kehamilan terhadap keluarga.
n) Penyuluhan dalam kehamilan : perubahan fisik, perawatan buah
dada ketidaknyamanan , kebersihan, seksualitas, nutrisi, pekerjaan
dan aktifitas (selama hamil).
o) Kebutuhan nutrisi bagi wanita hamil dan janin.
p) Penatalaksanaan imunisasi pada wanita hamil.
q) Pertumbuhan dan perkembangan janin.
r) Persiapan persalinan, kelahiran dan menjadi orang tua.
s) Persiapan keadaan dan rumah/ keluarga untuk menyambut
kelahiran bayi.
t) Tanda-tanda dimulainya persalinan.
u) Promosi dan dukungan pada ibu menyusui.
v) Teknik relaksasi dan strategi meringankan nyeri pada persiapan
persalinan dan kelahiran.
w) Mendokumentasikan temuan-temuan dan asuhan yang diberikan.
x) Mengurangi ketidaknyamanan selama masa kehamilan.
y) Akibat yang ditimbulkan/ ditularkan oleh binatang tertentu
terhadap kehamilan, misalnya toxoplasmosis.
z) Tanda dan gejala dari komplikasi kehamilan yang mengancam
jiwa, seperti pre eklamsia, perdarahan pervaginam, kelahiran
prematur, anemia berat.
2) Pengetahuan Tambahan
a) Tanda, gejala dan indikasi rujukan pada komplikasi tertentu dalam
kehamilan seperti asma, infeksi, HIV, penyakit menular seksual
(PMS). Diabetes, kelainan jantung, postmatur/ serotinus.
b) Akibat dari penyakit akut dan kronis yang disebut diatas bagi
kehamilan dan janinnya.
3) Ketrampilan Dasar
a) Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta
menganalisanya pada setiap kunjungan/ pemeriksaan ibu hamil.
21
b) Melaksanakan pemeriksaan fisik umum secara sistematis dan
lengkap.
c) Melakukan pemeriksaan abdomen secara lengkap termasuk
pengukuran tinggi fundus uteri/ posisi/ presentasi dan penurunan
janin.
d) Melakukan penilaian pelvic, termasuk struktur dan ukuran tulang
panggul.
e) Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk detak jantung
janin dengan menggunakan fetoscope (Pinard) dan gerakan janin
dengan palpasi uterus.
f) Menghitung usia kehamilan dan menentukan perkiraan persalinan.
g) Mengkaji status nutrisi ibu hamil dan hubungannya dengan
pertumbuhan janin.
h) Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan
komplikasi kehamilan.
i) Memberikan penyuluhan pada klien/ keluarga mengenai tanda-
tanda berbahaya dan serta bagaimana menghubungi bidan.
j) Melakukan penatalaksanaan kehamilan dan dengan anemia ringan,
hyperemesis gravidarum tingkat I, abortus imminen dan pre
eklamsia ringan.
k) Menjelaskan dan mendemontrasikan cara mengurangi
ketidaknyamanan yang lazim terjadi dalam kehamilan.
l) Memberikan imunisasi pada ibu hamil.
m) Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan melakukan
penanganan yang tepat termasuk merujuk ke fasilitas pelayanan
yang tepat dari :
(1) Kekurangan gizi
(2) Pertumbuhan gizi yang tidak adekuat : SGA & LGA.
(3) Pre eklamsia dan hipertensi.
(4) Perdarahan per vaginam
(5) Kehamilan ganda pada janin kehamilan aterm.
22
(6) Kelainan letak pada janin kehamilan aterm.
(7) Kematian janin.
(8) Adanya edema yang signifikan, sakit kepala yang hebat,
gangguan pandangan, nyeri epigestrium yang disebabkan
tekanan darah tinggi.
(9) Ketuban pecah sebelum waktu.
(10) Persangkaan polyhidramnion
(11) Diabetes melitus
(12) Kelainan kongenital pada janin.
(13) Hasil laboratorium yang tidak normal.
(14) Persangkaan polyhidramnion, kelainan janin.
(15) Infeksi pada ibu hamil, seperti : PMS, vaginitis, infeksi
saluran perkemihan dan saluran nafas.
n) Memberikan bimbingan dan persiapan untuk persalinan, kelahiran
dan menjadi orang tua.
o) Memberikan bimbingan dan penyuluhan mengenai perilaku
kesehatan selama hamil, seperti nutrisi, latihan (senam), keamanan
dan berhenti merokok.
p) Penggunaan secara aman jamu/obat-obatan tradisional yang
tersedia.
4) Ketrampilan Tambahan
a) Menggunakan Dopler untuk memantau DJJ.
b) Memberikan pengobatan dan atau kolaborasi terhadap
penyimpangan dari keadaan normal dengan menggunakan standar
lokal dan sumber daya yang tersedia.
c) Melaksanakan kemampuan LSS dalam manajemen pasca abortion.
b. Standar Pelayanan kebidanan (Depkes RI, 2001)
1) Standar 3 : Identifikasi ibu hamil
Pernyataan standar :
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan
masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan motivasi
23
ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk
memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
2) Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Pernyataan Standar :
Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelayanan antenatal. Pemeriksaan
meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama
untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga
harus mengenal kehamilan resti/kelainan khususnya anemia, kurang
gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV, memberikan pelayanan imunisasi,
nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang
diberikan oleh Puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat
pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu
mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan
selanjutnya.
3) Standar 5 : Palpasi Abdominal
Pernyataan Standar :
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan
melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila
umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin
dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari
kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
4) Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Pernyataan Standar :
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penerimaan, penanganan
dan/atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
5) Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Pernyataan standar :
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada
kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsia lamanya, serta
mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
24
6) Standar 8 : Persiapan persalinan
Pernyataan Standar :
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta
keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan
persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan
akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan
biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat.
Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini. (9)
2.3 Hipertensi Dalam Kehamilan
2.3.1 Definisi
Hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan kardiovaskular yang
terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada masa nifas.(6)
Hipertensi dalam kehamilan adalah tekanan darah 140/90 mmHg atau
lebih yang diketahui untuk pertama kali selama kehamilan. Tetapi belum
mengalami proteinuria dan tekanan darah telah kembali ke normal dalam 12
minggu post partum. (7)
Dapat disimpulkan, bahwa hipertensi dalam kehamilan merupakan
kelainan kardiovaskular berupa kenaikan tekanan darah tinggi sebesar 140/90
mmHg yang diketahui pertama kali selama kehamilan dan kembali normal
dalam 12 minggu post partum dengan protein urine negatif.
2.3.2 Faktor Resiko
a. Lebih sering pada primigravida
b. Resiko meningkat pada masa plasenta besar (pada gemeli, penyakit
trofoblas), diabetes melitus, riwayat personal adanya hipertensi, faktor
herediter dan masalah vaskuler. (4)
2.3.3 Diagnosis Hipertensi
Terdapat kesepakatan bahwa tekanan darah mutlak sebesar 140/90
mmHg adalah abnormal karena tekanan darah arteri istirahat yang normal
25
lebih rendah pada orang hamil daripada orang yang tidak hamil. Peningkatan
tekanan sistolik sebesar 30 mmHg atau tekanan diastolik sebesar 15 mmHg
juga menggambarkan suatu perubahan patologik (Hacker. 2001 : 179).
Hipertensi dalam kehamilan pertama kali diketahui selama kehamilan dan
telah kembali normal dalam 12 minggu post partum. Dalam klasifikasi ini
diagnosis final bahwa wanita yang bersangkutan tidak mengidap preeklamsia
hanya dapat dibuat post partum (7)
Adapun teori lain yang diungkapkan oleh Saifuddin (2002. M-34 s.d
M-35), bahwa tekanan darah diastolik merupakan indikator untuk prognosis
pada penanganan hipertensi dalam kehamilan. Tekanan darah diastolik
mengukur tahanan perifer dan tidak dipengaruhi oleh keadaan emosi pasien
(seperti pada tekanan sistolik). (4)
Jika tekanan diastolik ≥ 90 mmHg pada dua pemeriksaan berjarak 4
jam atau lebih, diagnosisnya adalah hipertensi. Pada keadaan urgen, tekanan
diastolik 110 mmHg dapat dipakai sebagai dasar diagnosis, dengan jarak
pengukuran waktu ˂ 4 jam.
Terdapatnya protein urin mengubah diagnosis hipertensi dalam
kehamilan menjadi preeklamsi. Beberapa keadaan lain yang dapat
menyebabkan proteinuria adalah infeksi traktus urinaria, anemia berat, gagal
jantung, partus lama, hematuria dan kontaminasi dengan darah dari vagina.
Sekret vagina dan cairan ketuban dapat mengkontaminasi contoh urine.
Dianjurkan menggunakan urine midstream untuk menghindari kontaminasi.
Kateterisasi tidak dianjurkan karena beresiko infeksi traktus urinarus.
Tabel 2.7 Penegakkan Dignosa Hipertensi Pada Kehamilan
Gejala dan tanda yang
selalu ada
Gejala dan tanda
yang kadang-
kadang ada
Diagnosis
kemungkinan
26
Tekanan diastolik ≥ 90
mmHg pada kehamilan ˂
20 minggu
-Hipertensi
kronik
Tekanan diastolik 90-110
mmHg
Proteinuria + +
-
Hipertensi
kronik dengan
superimpossed
preeklamsia
ringan
Tekanan diastolik 90-110
mmHg (2 kali pengukuran
dengan berjarak 4 jam)
pada kehamilan ˃ 20
minggu atau 48 jam setelah
kehamilan
Proteinuria – (negatif)
-Hiperrtensi
dalam kehamilan
Tekanan diastolik 90-110
mmHg (2 kali pengukuran
dengan berjarak 4 jam)
pada kehamilan ˃ 20
minggu
Proteinuria sampai + +
-Preeklamsia
ringan
Tekanan diastolik 90-110
mmHg pada kehamilan ˃
20 minggu
Proteinuria ≥ + + +
Hiperrefleksia
Nyeri kepala (tidak
hilang dengan
analgetik biasa)
Penglihatan kabur
Oliguria (˂400 ml /
24 jam)
Nyeri abdomen atas
(epigastrium)
Preeklamsia
berat
27
Edeama paru
Kejang
Tekanan diastolik ≥ 90
mmHg pada kehamilan ˃
20 minggu
Proteinuria ≥ + +
Koma
Sama seperti
preeklamsia berat
Eklamsi
(Saifudin. 2007. M-34 s.d M-35)
2.3.4 Gambaran Klinis
Menurut Manuaba (2008 : 91-92) dijabarkan beberapa gambaran klinis
sebagai berikut :
1. Hipertensi, kenaikan tekanan darah sistolik dan diastolik 30 mmHg atau
15 mmHg. Tekanan darah absolut 140/90 mmHg atau 160/110 mmHg
yang diambil selang 6 jam dalam keadaan istirahat.
2. Edema, merupakan penimbunan cairan tubuh yang tampak atau tidak
tampak. Perhitungan kenaikan berat badan melebihi ¾-1 kg/minggu
dianggap patologis. Edema dijumpai di tibia, wajah atau tangan bahkan
seluruh tubuh (anasarka).
3. Proteinuria, menunjukkan komplikasi lanjut hipertensi dalam kehamilan
dengan kerusakan ginjal sehingga beberapa bentuk protein lolos dalam
urine. Protein dalam urine normalnya tidak lebih dari 0,3 gram dalam 24
jam. Proteinuria menunjukkan komplikasi hipertensi dalam kehamilan
lanjut sehingga memerlukan perhatian khusus.
4. Kejang (konvulsi) menunjukkan kelanjutan komplikasi menjadi eklamsia
yang menyebabkan terjadi AKI tinggi dan dapat diikuti AKP (Angka
Kematian Perinatal) yang tinggi pula. Kejang menunjukkan telah terjadi
kemungkinan perdarahan nekrosis dalam edema.
5. Koma, kelanjutan kejang pada otak dapat diikuti koma sebagai
manifestasi dari edema serebrovaskular (sroke) dengan menimbulkan
perdarahan nekrosis sehingga terjadi koma (6)
Hipertensi karena kehamilan dan preeklamsia ringan sering
ditemukan tanpa gejala, kecuali meningkatnya tekanan darah. Prognisis
28
menjadi lebih buruk dengan terdapatnya proteinuria. Edema tidak lagi
menjadi tanda yang sahih untuk preeklamsia. (4) Namun, perlu diketahui
bahwa wanita dengan hipertensi dalam kehamilan dapat memperlihatkan
tanda tanda lain yang berkaitan dengan preeklamsia, misalnya nyeri kepala,
nyeri epigastrium, atau trombositopenia yang mempengaruhi penatalaksanaan (6). Selain itu, nyeri kepala (tidak hilang dengan analgetik biasa), penglihatan
kabur, bengkak pada wajah, dan ekstermitas serta nyeri perut bagian atas
sering berhubungan dengan hipertensi dalam kehamilan (4).
2.3.5 Patofisiologi (6)
Zweifel (1922) mengemukakan bahwa gejala gestosis tidak dapat
diterangkan dengan satu faktor atau teori tetapi merupakan multifaktor (teori)
yang menggambarkan berbagai manifestasi klinis yang kompleks yang oleh
Zweifel disebut disease of theory. Teori diet adalah teori yang diakui POGI.
Menurut teori diet ibu hamil, kebutuhan kalsium ibu hamil cukup tinggi untuk
pembentukan tulang dan organ lain janin, yaitu 2-2,5 g/hari. Bila terjadi
kekurangan kalsium, kalsium ibu hamil akan dikuras untuk memenuhi
kebutuhan sehingga terjadi pengeluaran kalsium dari jaringan otot. Minyak
ikan mengandung banyak asam lemak tak jenuh sehingga dapat menghindari
dan menghambat pembentukan tromboksan dan mengurangi aktifitas
trombosit. Oleh karena itu, minyak ikan dapat menurunkan kejadian
preeklampsia atau eklampsia. Diduga bahwa minyak ikan mengandung
kalsium.
Fungsi kalsium dalam otot jantung menimbulkan peningkatan
kontraksi sehingga dapat mempertahankan dan meningkatkan volume
sekuncup jantung dan tekanan darah dapat dipertahankan. Kalsium dalam otot
pembuluh darah mengendalikan dan mengurangi kontraksi-vasokontriksi
sehingga tekanan darah dapat dikendalikan bersama dengan vasokonstriktor
lainnya. Kekurangan kalsium yang terlalu lama menyebabkan dikeluarkannya
kalsium dari jaringan otot sehingga menimbulkan manifestasi sebagai berikut:
29
a. Keluar dari otot jantung menimbulkan melemahnya kontraksi otot
jantung dan menurunkan volume sekuncup sehingga aliran darah akan
menurun
b. Keluar dari otot pembuluh darah akan menimbulkan kontraksi,
vasokontriksi, dan meningkatkan tekanan darah tinggi (hipertensi)
Konsep dasar terjadinya gestosis EHP (edema, hipertensi,
proteinuria) adalah sebagai berikut. Iskemia region uteroplasenter
menimbulkan dikeluarkannya hasil metabolisme PO2 radikal bebas. Radikal
bebas dapat merusak membran, khususnya sel endotel pembuluh darah
sehingga akan mengubah metabolisme sel. Akibat perubahan metabolisme
terjadi penurunan reproduksi prostatglandin yang dikeluarkan plasenta.
Perubahan keseimbangan prostatglandin yang menjurus pada peningkatan
tromboksan yang merupakan vasokonstriktor yang kuat, penurunan produksi
prostatsiklin sebagai vasodilator, penurunan produksi angiotensin I-III yang
mengakibatkan makin meningkatnya sensitivitas otot pembuluh darah
terhadap vasopresor.
Perubahan ini mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi pembuluh
darah sehingga terjadi kerusakan, nekrosis pembuluh darah, dan
mengakibatkan permeabilitas pembuluh darah meningkat serta meningkatkan
tekanan darah. Kerusakan dinding pembuluh darah menimbulkan dan
memudahkan trombosit mengadakan agregasi dan adhesi serta akhirnya
mempersempit lumen dan makin mengganggu aliran darah ke organ vital.
Mekanisme yang terjadi untuk mengatasi timbunan trombosis adalah lisis,
sehingga dapat menurunkan jumlah trombosit darah serta memudahkan
tejadinya perdarahan.
Kerusakan membran endotel pembuluh darah, timbunan trombosit
dan vasokonstriksi pembuluh darah menyebabkan gangguan perfusi dan
metabolisme endrogen atau organ vital dalam bentuk ekstravasasi cairan
menuju ekstravaskuler yang menimbulkan oedema lokal tibia atau anasarka,
penurunan volume darah yang menimbulkan hipovolemia, dan terjadi
hemokonsentrasi darah (6)
30
2.3.6 Penanganan Khusus Hipertensi dalam Kehamilan (4,8)
Tangani secara rawat jalan(4) :
a. Pantau tekanan darah, urin (untuk protein urin) dan kondisi janin setiap
minggu.
b. Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklamsia ringan.
c. Jika kondisi janin memburuk dan terjadi pertumbuhan janin terhambat,
rawat untuk penilaian kesejahteraan janin.
d. Jika tekanan darah stabil janin dapat dilahirkan secara normal.
Peran bidan dalam Menangani Hipertensi karena Kehamilan (8)
Hal – hal yang harus bidan lakukan dalam pengelolaan dini hipertensi pada
kehamilan :
1. Memeriksa tekanan darah secara tepat pada setiap pemeriksaan
kehamilan, termasuk pengukuran tekanan darah dengan teknik yang
benar.
2. Melakukan pemeriksaan pada setiap pagi hari.
3. Ukur tekanan darah pada lengan kiri. Posisi ibu hamil duduk atau
berbaring dengan posisi yang sama pada tiap kali pengukuran ( Letakkan
tensimeter di tempat yang datar setinggi jantung ibu hamil dan gunakan
ukuran manset yang sesuai)
4. Catat tekanan darah
5. Jika tekanan darah diatas 140/90 mmhg atau peningkatan diastole 15
mmhg atau lebih (sebelum 20 minggu),ulangi pengukuran tekanan darah
dalam 1 jam.Bila tetap maka berarti ada kenaikan tekanan darah.Periksa
adanya edema terutama pada wajah atau pada tungkai baeah /tulang
kering atau daerah sacral.
6. Bila ditemukan hipertensi pada kehamilan, lakukan pemeriksaan urin
terhadap albumin pada setiap kali kunjungan.
7. Segera rujuk ibu hamil ke rumah sakit jika : Tekanan darah sangat
tinggi, kenaikan tekanan darah naik secara tiba- tiba,berkurangnya air
31
seni( sedikit dan berwarna gelap),edema berat yang timbul
mendadak,khususnya pada wajah/daerah sacral
8. Jika tekanan darah naik namun tidak ada edema sedangkan doker tidak
mudah dicapai maka pantaulah tekanan darah, periksa protein urin
terhadap protinuria dan denyut jantung janin dengan seksama pada
keesokan harinya atau sesudah 6 jam istirahat.
9. Jika tekanan darah tetep naik ,rujuk untuk pemeriksaan lanjutan
walaupun tidak edema atau proteinuria.
10. Jika tekanan darah kembali normal atau kenaikannya kurang dari 15
mmhg:
Beri informasi atau penjelasan pada ibu hamil ,suami atau keluarga
tentang tanda-tanda eklamsia yang mengancam ,khususnya sakit
kepala ,pandangan kabur, nyeri ulu hati dan pembengkakan pada
kaki/punggung/wajah.
Jika tanda-tanda diatas ditemukan segera rujuk ke rumah sakit.
11. Bicarakan seluruh temuan dengan ibu hamil dan suami/keluarga.
12. Catat semua temuan pada KMS ibu hamil / buku KIA. (8)
2.3.7 Penanganan Khusus Preeklamsia Ringan (4)
Kehamilan kurang dari 37 minggu, jika belum ada perbaikan lakukan
penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan :
a. Pantau tekanan darah, urine (untuk protein urine), refleks dan kondisi
janin.
b. Konseling kepada pasien dan keluarganya tentang tanda-tanda bahaya
preeklamsia dan eklamsi.
d. Lebih banyak istirahat.
e. Diet biasa (tidak perlu diet rendah garam).
f. Tidak perlu diberi obat-obatan.
g. Jika rawat jalan tidak mungkin, rawat di rumah sakit :
1) Diet biasa.
32
2) Pantau tekanan darah 2 kali sehari, dan urin (untuk protein urin)
sekali sehari.
3) Tidak perlu obat-obatan.
4) Tidak perlu diuretik, kecuali jika terdapat oedema paru,
dekompensasi kordis, atau gagal ginjal akut.
5) Jika tekanan diastolik turun sampai normal pasien dapat
dipulangkan.
a) Nasihatkan untuk istirahat dan perhatikan tanda-tanda
preeklamsi berat.
b) Kontrol 2 kali seminggu untuk memantau tekanan darah,
urine, keadaan janin, serta gejala dan tanda-tanda
preeklamsia berat.
c) Jika tekanan darah diastolik naik lagi, rawat kembali.
6) Jika tidak ada tanda-tanda perbaikan, tetap dirawat. Lanjutkan
penanganan dan observasi kesejahteraan janin.
7) Jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat,
pertimbangkan terminasi kehamilan. Jika tidak rawat sampai
aterm.
8) Jika protein urin meningkat, tangani sebagai preeklamsia berat.
Hipertensi dalam kehamilan yang tergolong masih ringan biasanya
tidak diobati, malainkan diatasi dengan penerapan pola hidup sehat, cukup
istirahat dan kontrol secara rutin seminggu 2 kali. Apabila kondisi
hipertensinya dianggap cukup berat dan tidak terkendali, maka selain
menerapkan pola hidup sehat, penderita juga harus mengonsusi obat-obatan.
Biasanya obat diberikan ketika tekanan darah diastolik ibu lebih dari atau di
atas 100 mmHg. Obat tersebut akan membantu menurunkan tekanan darah
menjadi 90-80 mmHg, lebih rendah dari ini tidak dianjurkan karena berbahaya
bagi janin (Junaidi. 2010 : 93).
Adapun penanganan preelamsi ringan pada kehamilan lebih dari 37
minggu, sebagai berikut :
33
a. Jika serviks matang, pecahkan ketuban dan induksi persalinan dengan
oksitosin atau prostatglandin.
b. Jika serviks belum matang, lakukan pematangan dengan
prostatglandin atau kateter voley atau lakukan seksio sesarea.(4)
2.4 Persalinan
2.4.1 Konsep Dasar Teori
2.4.1.1 Pengertian
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu, persalinan dianggap normal jika
prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai adanya penyulit (Affandi, 2007:37).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada ehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam
18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (4)
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa persalinan adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam
tanpa disertai adanya penyulit.
2.4.1.2 Tanda-tanda persalinan
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan
berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu
jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks.
Tanda dan gejala inpartu termasuk :
1. Penipisan dan pembukaan serviks
2. Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi
minmal 2 x dalam 10 menit)
3. Cairan lendir bercampur darah (show) melalui vagina.
34
2.4.1.3 Faktor Penting Dalam Persalinan
Faktor penting dalam persalinan adalah:
1. Power/ kekuatan
a. His
b. Tenaga mengedan
c. Kontraksi dinding perut
d. Kontraksi diafragma
e. Kontraksi ligamentum rotundum:
2. Passage
a. Jalan lahir lunak (Otot, Ligamentum)
b. Jalan lahir tulang
PAP (promontorium, sayap sakrum. linea innominata,
Arkus pubis, pinggir atas simpisis)
PBP (berbentuk segitiga, yang dibentuk oleh garis antara
kedua buah tuber isciadikum dengan ujung os sakrum).
3. Passanger
a) Bayi
b) Plasenta
c) Air Ketuban
4. Psikis
2.4.1.4 Tahap-tahap Persalinan
Tahap-tahap persalinan terdiri dari 4 kala
1. Kala I (kala pembukaan)
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir campur darah
(blood show), penipisan dan pembukaan serviks, kontraksi uterus
(> 3 x 10’ 40”) yang menyebabkan perubahan serviks.
Kala I dibagi 2 fase :
a) Fase laten
Berlangsung lambat, pembukaan sampai 3 cm, berlangsung 7 –
8 jam
35
b) Fase aktif
Berlangsung 6 jam. Dibagi 3 sub fase:
(1) Akselerasi : berlangsung 2 jam pembukaan, jadi 4 cm
(2) Dilatasi maksimal : berlangsung 2 jam, pembukaan cepat
menjadi 9 cm
(3) Deselarasi : berlangsung 2 jam, pembukaan lambat, 10 cm
dalam dalam waktu 2 jam.
Kala I pada primi berlangsung 13-14 jam, dimana serviks
mendatar dahulu baru dilatasi, sedang berlangsung 6 – 7 jam,
dan serviks mendatar serta membuka bersamaan.
2. Kala II (Pengeluaran Janin)
His terkoordinir, kuat, cepat, lebih lama kira-kira 3 x 10’ 40”,
kepala janin sudah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi
tekanan otot-otot dasar panggul dan menimbulkan rasa ingin
mengedan seperti buang air besar, yang ditandai anus terbuka.
Waktu ada his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka,
perinium merenggang. Dengan bimbingan mengedan yang baik
kepala akan lahir diikuti seluruh badan janin.
3. Kala III (Pengeluaran Uri)
Fisiologi persalinan kala III
Pada persalinan kala III, otot uterus (myometrium)
berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara
tiba-tiba setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini
menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta.
Karena tempat melekatnya plasenta menjadi semakin kecil,
sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta akan
menebal kemudian lepas dari dinding uterus, setelah lepas, plasenta
akan turun ke bagian bawah uterus atau bagian atas vagina.
Tanda-tanda pelepasan plasenta :
a) Semburan darah
b) Tali pusat memanjang
36
c) Uterus membundar
Managemen aktif kala III terdiri dari tiga langkah utama:
a) Pemberian suntik oksytosin
b) Melakukan penegangan tali pusat terkendali
c) Massase fundus uteri
4. Kala IV
Dimulai dari setelah plasenta lahir sampai 2 jam setelah
melahirkan. (4,6)
2.4.2 Konsep dasar asuhan persalinan
1. Kebijakan Program
Setiap persalinan mengharapkan yang fisiologis tanpa ada komplikasi
ataupun penyulit apapun terhadap persalinan, tetapi pada
kenyataannya komplikasi tersebut tetap ada dan mengancam jiwa ibu
dan bayi. Oleh karena itu, setiap pertolongan persalinan harus
mempunyai kebijakan yaitu:
a. Semua persalinan harus dihadiri dan di pantau oleh petugas
kesehatan terlatih.
b. Rumah bersalin dan tempat rujukan dengan fasilitas yang memadai
untuk menangani kegawatdaruratan obstetri dan nenonatal harus
tersedia 24 jam
c. Obat-obatan esensial bahan dan perlengkapan harus tersedia bagi
seluruh petugas terlatih
Di dalam Asuhan Persalinan Normal terdapat 5 ( lima ) aspek
yang disebut juga sebagai lima benang merah yang perlu mendapatkan
perhatian yaitu :
a. Aspek pemecahan masalah yang dipergunakan untuk menentukan
pengambilan keputusan klinik.
b. Aspek sayang ibu yang juga berarti sayang bayi.
c. Aspek pencegahan infeksi
d. Aspek pencatatan (dokumentasi medik )
e. Aspek rujukan.
37
Kelima aspek ini akan selalu ada di dalam pelaksanaan persalinan kala
I hingga persalinan kala III dan kala IV ( JNPK-KR ; 2001 :1-1 ).
2. Kompetensi bidan dalam asuhan persalinan
Kompetensi ke IV : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin
suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani suatu
kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita
dan bayinya yang baru lahir.
3. Standar Pelayanan Kebidanan
Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala I
Pernyataan Standar : Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan
sudah mulai, kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang
memadai, dengan memperhatikan kebutuhan klien, selama proses
persalinan berlangsung.
Standar 10.Persalinan Kala II Yang Aman
Pernyataan standar : bidan melakukan pertolongan persalinan bayi dan
plasenta yang bersih dan aman, ddengan sikap sopan dan penghargaan
terhadap hak pribadi ibu serta memperhatikan tradisi setempat.
Disamping itu, ibu diizinkan memilih orang yang akan
mendampinginya selama proses persalinan.
Standar 11.Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III
Pernyataan Standar : Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan
benar untuk membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban
secara lengkap.
Standar 12 : Penanganan Kala Dua Dengan Gawat Janin Melalui
Episiotomi
Pernyataan standar : Bidan mengenali secara tepat tanda- tanda gawat
janin pada kala dua, dan segera melakukan episiotomi dengan aman
untuk memperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum. (9)
2.5 Nifas
38
2.5.1 Konsep Dasar Teori
2.5.1.1 Pengertian Puerperium.
Masa nifas atau puerperium dimulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil (4)
Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa
dimana organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak
hamil. Masa ini membutuhkan waktu sekitar enam minggu (11)
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (4)
2.5.1.2 Tujuan asuhan masa nifas
Menurut Saifudin, asuhan kebidanan dalam masa nifas mempunyai
tujuan diantaranya:
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik secara fisik maupun
psikologi.
2) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan
bayinya.
3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, dan pemberian
imunisasi pada bayi serta perawatan bayi sehat.
4) Memberikan pelayanan keluarga berencana.
2.5.1.3 Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas
Bidan sebagai pelaksana pelayanan kebidanan mempunyai peran dan
tanggung jawab sebagai berikut (Saifuddin, 2007) :
5) Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
39
6) Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga
gizi yang baik, serta memperaktekan kebersihan yang aman
7) Memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayi
8) Memulai dan mendorong pemberian ASI
2.5.1.4 Tahapan masa nifas
Menurut Hanafi (2008) masa nifas dibagi dalam 3 periode yaitu:
1. Immediate puerperium
Adalah keadaan yang terjadi segera setelah persalinan sampai 24
jam postpartum.
2. Early puerperium
Adalah keadaan yang terjadi pada permulaan masa nifas, waktu 1
hari sampai 7 hari setelah persalinan.
3. Later puerperium
Adalah waktu 1 minggu sampai 6 minggu setelah melahirkan.
2.5.1.5 Perubahan fisiologis masa nifas
Selama masa nifas terjadi perubahan fisiologis (hanafi, 2008) :
1. Perubahan sistem reproduksi
a. Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi)
sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
b. Bekas implantasi uri : placental bed mengecil karena kontraksi
dan menonjol ke kavum uteri dengan diameter 7,5 cm. Sesudah
2 minggu menjadi 3,5 cm, pada minggu keenam 2,4 cm, dan
akhirnya pulih.
c. Luka-luka pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan
sembuh dalam 6-7 hari.
2. Endometrium
40
Lapisan epitel endometrium kecuali tempat implantasi placenta
mengalami regenerasi sempurna pada akhir minggu ke-2
postpartum.
3. Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan
vagina dalam masa nifas.
a) Lochia rubra (cruenta) : berisi darah segar dan sisa-sisa
selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan
mekonium, selama 2 hari persalinan.
b) Lochia sanguinolenta : berwarna merah kuning berisi darah
dan lendir, pada hari ke 3-7 pasca persalinan.
c) Lochia serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi,
pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
d) Lochia alba : cairan putih, setelah 2 minggu.
e) Lochia purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah
berbau busuk.
f) Lochiostasis : lochia tidak lancar keluarnya.
4. Serviks : Setelah persalinan, agak menganga seperti corong
berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-kadang
terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan
masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-
3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
5. Perubahan sistem percernaan
a) Peristaltik usus kembali kenormal secara bertahap dan proses
pengembalian ini bisa lambat dengan adanya pengaruh
penggunaan analgesik
b) Secara psikologis, pada umumnya nafsu makan ibu nifas turun
akibat rasa nyeri diperineum sehingga dapat menghambat
defekasi. Akibatnya sering timbul gejala konstipasi pada minggu
pertama post partum. Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari
pasca persalinan.
6. Perubahan sistem perkemihan
41
Trauma bisa terjadi pada kandung kemih, uretra dan saluran
kencing selama proses persalinan, yakni sewaktu bayi melewati
jalan lahir. Trauma akibat kelahiran dan peningkatan kapasitas
kandung kemih yang penuh menyebabkan keinginan untuk
berkemih menjadi menurun. Disamping itu rasa nyeri pada
panggul yang timbul akibat dorongan pada saat melahirkan,
laserasi vagina atau pada episiotomi menurunkan atau
menghilangkan reflek berkemih, kondisi demikian bisa
menyebabkan distensi kandung kemih. Distensi kandung kemih
yang muncul segera setelah bayi lahir dapat menyebabkan
perdarahan karena kontraksi uterus terganggu dan jika distensi
kandung kemih ini terjadi pada tahap lanjut maka dapat
mnyebabkan kandung kemih lebih peka terhadap infeksi sehingga
mengganggu proses berkemih normal. Bila hal ini berlangsung
lama maka dinding kandung kemih akan mengalami kerusakan.
7. Perubahan sistem musculosceletal
a. Abdomen
Kulit dinding abdomen teregang selama kehamilan dan
kemudian kembali seperti semula beberapa minggu atau bulan
kemudian
b. Pelvis
Setelah jania dilahirkan, berangsur-angsur ligamentum,
diafragma dan fascia mengerut kembali seperti semula.
8. Perubahan tanda-tanda vital
a. Suhu tubuh
Setelah anak lahir, suhu tubuh meningkat sampai 37,2OC dapat
naik 0,5OC dari normal tapi tidak lebih dari 38OC bila tidak
terjadi infeksi.
b. Nadi
42
Berkisar antara 60 sampai 80 denyut per menit
c. Perubahan sistem kardiovaskuler
Cardiac output yang meningkat selama kehamilan dan
persalinan tiba-tiba menurun setelah hari pertama postpartum
dan kembali ke normal seperti sebelum hamil pada akhir
minggu ketiga postpartum.
9. Perubahan sistem percernaan
a. Nafsu Makan
Ibu biasanya lapar setelah melahirkan sehingga ia bisa
mengkonsumsi makanan ringan. Setelah itu ibu benar-benar pulih
dari efek melahirkan, ibu akan merasa sangat lapar, permintaan
untuk memperoleh makanan dua kali dari jumlah yang biasanya
dikonsumsi.
b. Motilitas
Secara khas penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna
menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir.
c. Defekasi
Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai
tiga hari setelah ibu melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan
oleh penurunan tonus otot usus selama proses persalinan dan
pada awal pasca partum.
2.5.1.6 Perawatan Pasca persalinan
1. Mobilisasi
Ibu harus istirahat tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan.
Kemudian boleh miring ke kanan dan ke kiri untuk mencegah
terjadinya trombosis dan trombo emboli. Pada hari kedua ibu
diperbolehkan duduk, hari ketiga jalan-jalan dan hari ke empat
atau kelima sudah diperbolehkan pulang.
Mobilisasi di atas mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi
persalinan, nifas, dan sembuhnya luka-luka.
43
2. Diet
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya
konsumsi makanan yang mengandung protein, banyak cairan,
sayur-sayuran dan buah-buahan.
3. Perawatan payudara (mamma)
Perawatan mamma telah dimulai sejak wanita hamil supaya puting
susu lemas, tidak keras, dan kering sebagai persiapan untuk
menyusui bayinya. Dianjurkan sekali supaya ibu menyusukan
bayinya karena sangat baik untuk kesehatan bayinya.
4. Laktasi
Untuk menghadapi masalah laktasi sejak masa kehamilan telah
terjadi perubahan pada kelenjar mammae. Bila bayi mulai disusui,
isapan pada puting susu merupakan rangsangan psikis yang secara
reflektoris mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis.
Produksi air susu ibu (ASI) akan lebih banyak. Disamping ASI
merupakan makanan utama bayi, menyusukan bayi sangat baik
untuk menjelmakan rasa kasih sayang antara ibu dan anaknya.
Tabel 2.8 Frekuensi kunjungan masa nifas
Kunjungan Waktu Tujuan
1 6-8 jam setelah
persalinan
Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia
uteri
Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan : rujuk bila perdarahan berlanjut
Memberikan konseling pada ibu atau salah satu
anggota keluarga bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri
Pemberian ASI awal
Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru
lahir
Menjaga bayi tetap sehat dengan cara
44
mencegah hipotermi
2 6 hari setelah
persalinan
Memastikan involusi berjalan normal : uterus
berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak
ada perdarahan abnormal dan tidak ada bau
Menilai adannya tanda-tanda demam, infeksi
atau perdarahan abnormal
Memastikan ibu mencapat cukup makanan,
cairan dan istirahat
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak
memperhatikan tanda-tanda penyulit
Memberikan konseling pada ibu mengenai
asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap
hangat dan merawat bayi sehari-hari
3 2 minggu setelah
persalinan
Sama seperti di atas (6 hari setelah persalinan)
4 6 minggu setelah
persalinan
Menanyakan kepada ibu tentang penyulit-
penyulit yang ia atau bayi alami
Memberi konselilng untuk KB secara dini
Sumber: Saifuddin (2002: N-23)
2.5.1.7 Adaptasi psikologis ibu dalam masa nifas
Pada masa postpartum terjadi adaptasi psikososial menurut Rubin
terbagi menjadi 3 tahap :
1. Masa Taking In
Masa ini terjadi 2-3 hari pasca salin, ibu yang baru ini bersikap
pasif dan sangat tergantung, segala energinya difokuskan pada
kekhawatiran tentang badanya. Dia akan bercerita tentang
persalinannya secara berulang-ulang.
2. Masa Taking On (masa meniru dan rol play)
45
Masa ini terjadi 3-4 hari pasca salin, ibu menjadi khawatir akan
kemampuannya merawat bayi dan menerima tanggungjawabnya
sebagai ibu semakin besar. Ibu berupaya untuk menguasai
keterampilan perawatan bayinya.
3. Masa Letting Go
Masa ini biasanya terjadi bila ibu sudah pulang dari RS dan
melibatkan keluarga. Ibu mengambil langsung tanggungjawab
dalam merawat bayinya, dia harus menyesuaikan diri dengan
tuntutan ketergantungannya dan khususnya interaksi sosial.
2.5.2 Konsep Dasar Asuhan
Asuhan yang diberikan harus sesuai dengan :
1. Kompetensi Bidan
Kompetensi ke 5 : Asuhan Pada Ibu Nifas Dan Menyusui
Bidan memberikan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu
tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat.
2. Standar Pelayanan Kebidanan (SPK)
Menurut Standar Pelayanan Kebidanan (SPK, 2001) :
a. Standar 13
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan
pernapasan spontan, mencegah hipoksia sekunder, menemukan
kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan
kebutuhan.
b. Standar 14
Standar pelayanan kebidanan pada 2 jam pertama setelah
persalinan bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap
terjadinya komplikasi paling sedikit selama 2 jam setelah
persalinan, di samping itu bidan memberikan penjelasan tentang
hal-hal yang mempercepat pulihnya persalinan kesehatan ibu dan
membantu ibu untuk mulai pemberian ASI.
c. Standar 15
46
Standar pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas, bidan
memberikan pelayanan selama nifas di puskesmas dan rumah sakit
atau melalui kunjungan ke rumah pada hari ke-3, minggu ke-2 dan
minggu ke-6. Setelah persalinan untuk membantu proses
pemeliharaan ibu dan bayi. Melalui penatalaksanaan tali pusat yang
benar, penemuan dini, pelaksanaan atau rujukan komplikasi yang
mungkin terjadi pada masa nifas serta memberikan penjelasan
tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan
bergizi, asuhan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.(9)
2.6 Bayi Baru Lahir
2.6.1 Konsep Dasar Teori
2.6.1.1 Pengertian Bayi
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan
harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterin (Ilyas, 2002 :44).
Neonatus adalah bayi baru lahir dari kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai 4000 gram
(Depkes RI, 2002:7).
Asuhan pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan
kepada bayi selama jam pertama setelah kelahiran. (4)
Bayi baru lahir disebut nenonatus, dengan tahapan:
1) Umur 0-7 hari disebut neonatal dini
2) Umur 8-28 hari disebut neonatal lanjut
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
yang disebut neonatus adalah bayi baru lahir usia 0 – 28 hari.
2.6.1.2 Pertolongan pada waktu bayi baru lahir
Menurut Madjid (2001) pertolongan pada bayi baru lahir adalah
sebagai berikut :
47
1) Membersihkan jalan nafas (mulut dan hidung) dari lendir, darah
dan air ketuban dengan kasa pembersih.
2) Membersihkan dan mengeringkan tubuh bayi dengan kain lunak
yang bersih dan kering, tanpa memandikannya.
3) Meletakkan bayi di atas perut atau dada ibu.
4) Memotong dan merawat tali pusat dengan bersih dan benar.
5) Membungkus bayi dengan kain yang bersih, kering dan cukup
tebal agar ia tidak kedinginan. Setiap kali ia kencing/pakaiannya
basah, pakaian harus segera diganti.
6) Menghangatkan bayi misalnya dengan membungkus bayi dengan
kain yang bersih dan kering
7) Memberikan bayi kepada ibunya untuk disusui. Jika bayi tidak bisa
mengisap, ASI diperas dan kemudian diberikan kepadanya dengan
menggunakan sendok.
2.6.1.3 Penatalaksanaan awal bayi baru lahir
Penatalaksanaan bayi baru lahir adalah sebagai berikut (JNP-KR, 2002
: 4-3):
1) Pencegahan infeksi
2) Penilaian awal
3) Pencegahan kehilangan pasan
4) Rangsangan taktil
5) Asuhan tali pusat
6) Mulai pemberian ASI
7) Pemberian profilaksis terhadp gangguan pada mata
b. Pemantauan Bayi baru lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas
bayi normal atau tidak (Saifuddin, 2002 : 136).
a. Dua jam pertama sesudah lahir
Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama
setelah lahir meliputi :
48
1) Kemampuan menghisap kuat atau lemah
2) Bayi tampak aktif atau lunglai
3) Bayi kemerahan atau kebiruan
b. Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya, harus
melakukan pemeriksaan dan penilaian seperti :
1) Bayi kecil atau untuk masa kehamilan atau bayi kurang bulan
2) Gangguan pernapasan
3) Hipotermia
4) Infeksi, cacat bawaan dan trauma lahir
2.6.1.4 Penilaian Klinik
Penilaian klinik bertujuan untuk mengetahui derajat vitalitas
dan mengukur reaksi bayi terhadap tindakan resusitasi. Derajat
vitalitas bayi adalah kemampuan sejumlah fungsi tubuh yang bersifat
esensial dan kompleks untuk berlangsungnya kelangsungan hidup bayi
seperti pernafasan, denyut jantung, sirkulasi darah dan refleks-refleks
primitif seperti menghisap dan mencari puting susu (4)
2.6.1.5 Ciri-ciri Umum Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir mengalami beberapa perubahan sebagai bentuk
adaptasi dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin.
Perubahan-perubahan yang cepat dan kompleks itu dimulai dengan
terpotongnya tali umbilikus. Selain ada beberapa perubahan fisiologis
pada bayi baru lahir kita juga harus mengetahui ciri-ciri umum bayi
baru lahir normal, atau mengetahui ciri-ciri tersebut kita tentu akan
melakukan suatu pemeriksaan fisik terhadap bayi baru lahir. Adapun
ciri-ciri umum bayi baru lahir normal menurut Siswina (2003;3)
adalah:
1. Bernapas spontan dan menangis spontan, terjadi 30 detik setelah
kelahiran dengan frekuensi 40 sampai 60 kali/menit.
2. Frekuensi jantung berkisar 180 kali/menit, kemudian turun 140-
120 kali/menit pada 30 menit pertama.
49
3. Warna kulit kemerah-merahan dan terdapat verniks caseosa atau
bersih
4. Lemak sub kutan cukup tebal sebagai pelindung dalam pengaturan
suhu
5. Rambut lanugo dan rambut kepala tumbuh dengan baik
6. Gerakan aktif
7. Ekstremitas dalam keadaan fleksi
8. BB 2500 – 4000 gr
9. PB 48-52 cm
10. Lingkar kepala 33-35 cm
11. Anus ada dalam 24 jam mengeluarkan mekonium dan BAK
12. Genetalia labia mayora menutupi labia minora
13. Testis sudah turun ke dalam skrotum
2.6.1.6 Tanda-tanda vital dan lingkungan
1) Suhu tubuh bayi diukur melalui dubur atau ketiak
2) Pada pernafasan normal, perut dan dada hampir bergerak
bersamaan tanpa adanya retraksi, tanpa terdengar suara pada waktu
inspirasi ataupun ekspirasi. Gerak pernafasan 30 –50 kali/menit
3) Nadi dapat dipantau di semua titik-titik nadi perifer
4) Tekanan darah dipantau hanya bila ada indikasi
5) Berat badan
Memantau berat badan setiap hari
6) Memandikan dan perawatan kulit
Memandikan bayi 6 jam setelah lahir
7) Pakaian
Bahan halus dan menyerap keringat
8) Perawatan tali pusat
Tanpa menggunakan alkohol dan betadine, cukup kassa steril
2.6.2 Konsep Dasar Asuhan
Asuhan yang diberikan harus berdasarkan:
50
Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir menurut IBI (2003) adalah
sebagai berikut:
1. Standar Kompetensi Inti Bidan
Menurut Standar Kompetensi Inti Bidan no. 6 asuhan pada bayi baru
lahir yaitu: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan satu bulan.
1) Pengetahuan dasar
a). Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus.
b). Kebutuhan dasar bayi baru lahir: kebersihan jalan nafas,
perawatan tali pusat, kehangatan, nutrisi, bounding attachment.
c). Indikator pengkajian bayi baru lahir.
d). Penampilan dan perilaku bayi baru lahir.
e). Tumbuh kembang yang normal pada bayi baru lahir sampai 1
bulan.
f). Memberikan imunisasi pada bayi
g). Masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir normal seperti
caput, molding, Mongolian spot, hemangioma.
h). Komplikasi yang lazim terjadi pada bayi baru lahir normal
seperti: hypoglikemia, hypotermi, dehidrasi, diare dan infeksi,
ikterus.
i). Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada bayi baru
lahir sampai 1 bulan.
j). Keuntungan dan risiko imunisasi pada bayi.
k). Pertumbuhan dan perkembangan bayi prematur
l). Komplikasi tertentu pada bayi baru lahir seperti, trauma intra-
cranial, fraktur clavicula, kematian mendadak, hematoma.
2) Pengetahuan Tambahan
Sunat dan tindik pada bayi perempuan
3) Keterampilan Dasar
a) Membersihkan jalan napas dan memelihara kelancaran
pernafasan dan merawat tali pusat.
51
b) Menjaga kehangatan dan menghindari panas yang berlebihan
c) Menilai segera bayi baru lahir seperti nilai APGAR.
d) Membersihkan badan bayi dan memberikan identitas.
e) Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada bayi baru
lahir dan screening untuk menemukan adanya tanda kelainan-
kelainan pada bayi baru lahir yang tidak memungkinkan untuk
hidup.
f) Mengatur posisi bayi pada waktu menyusu.
g) Memberikan imunisasi pada bayi
h) Mengajarkan pada orang tua tentang tanda-tanda bahaya dan
kapan harus membawa bayi untuk minta pertolongan medis.
i) Melakukan tindakan pertolongan kegawatdaruratan pada bayi
baru lahir seperti: kesulitan bernafas atau asphyksia,
hypotermia, hypoglikemia.
j) Memindahkan secara aman bayi baru lahir ke fasilitas
kegawatdaruratan apabila dimungkinkan.
k) Mendokumentasikan temuan-temuan dan intervensi yang
dilakukan.
4) Keterampilan Tambahan
a) Melakukan penilaian masa gestasi.
b) Mengajarkan pada orang tua tentang pertumbuhan dan
perkembangan bayi yang normal dan asuhannya.
c) Membantu orang tua dan keluarga untuk memperoleh sumber
daya yang tersedia di masyarakat.
d) Memberi dukungan kepada orang tua selama masa berduka cita
sebagai akibat bayi dengan cacat bawaan, keguguran atau
kematian bayi.
e) Memberi dukungan kepada orang tua selama bayinya dalam
perjalanan rujukan ke fasilitas perawatan kegawatdaruratan.
f) Melakukan tindik pada bayi perempuan.
2. Standar Pelayanan Kebidanan (SPK)
52
Menurut Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) standar 13 (Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, 2001:40) tentang perawatan bayi baru
lahir 2 – 6 jam dengan kenyataan standar pelayanan kebidanan adalah
yang sesuai dengan poin-poin berikut :
1) Memastikan bahwa suhu ruangan hangat (ruangan harus hangat
untuk mencegah hipotermi pada bayi baru lahir)
2) Segera setelah lahir, nilai keadaan bayi, letakkan di perut ibu, dan
segera keringkan bayi dengan handuk bersih yang hangat. Setelah
bayi kering selimut bayi termasuk bagian kepalanya dengan
handuk baru yang bersih dan hangat (riset menunjukkan bahwa
90% bayi baru lahir mengalami perubahan dari kehidupan intra
uterin terjadi ekstra uterin dengan pengeringan dan stimulasi.
Penghisapan lendir rutin tidak perlu dan mungkin membahayakan)
3) Jika bayi mengalami kesulitan memulai pernafasan walaupun
sudah dilakukan pengeringan, stimulasi atau penghisapan lendir
dengan hati-hati mulai lakukan resusitasi bayi baru lahir untuk
menangani asfiksia
4) Meminta ibu memegang bayinya, tali pusat di klem di dua tempat
menggunakan klem steril atau DTT, lalu potong di antara dua klem
dengan gunting tajam steril atau DTT.
5) Bayi harus diselimuti dengan baik, anjurkan ibu untuk memeluk
bayinya dan segera mulai menyusui. (Riset menunjukkan
pemberian ASI dini penting untuk keberhasilan awal pemberian
ASI. Kontak kulit ibu dan bayi juga merupakan cara yang baik
untuk menjaga pengaturan suhu tubuh bayi pada saat lahir.
Pastikan jika bayi tidak didekap oleh ibunya, selimuti bayi dengan
handuk yang bersih dan hangat. Tutupi kepala bayi dengan baik
untuk mencegah kehilangan panas)
6) Jika bayi belum diberi ASI, bantu ibu untuk mulai menyusui. Riset
menunjukkan bahwa mulai pemberian ASI dalam waktu satu jam
pertama setelah kelahiran adalah penting untuk keberhasilan awal
53
pemberian ASI. Kolostrum, ASI pertama penting karena
mengandung zat kekebalan untuk pencegahan infeksi dan penyakit
pada bayi baru lahir. Pemberian ASI dini akan mencegah atau
menangani hipoglikemia pada bayi baru lahir.
7) Lakukan pencatatan semua temuan dan perawatan yang diberikan
dengan cermat dan lengkap dalam partograf, kartu ibu dan kartu
bayi.(9)
2.7 Wewenang Bidan
Menurut Permenkes No. 1464 Tahun 2010 tentang Registrasi dan
Penyelengaraan praktik bidan.
Tercantum dalam Bab III Penyelenggaraan Praktik, yakni :
Pasal 9
Bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan pelayanan
meliputi:
a. Pelayanan kebidanan
b. Pelayanan reproduksi perempuan; dan
c. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pasal 10
(1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a
diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas,
masa menyusui dan masa antara dua kehamilan.
(2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. pelayanan konseling pada masa pra hamil;
b. pelayanan antenatal pada kehamilan normal;
c. pelayanan persalinan normal;
d. pelayanan ibu nifas normal;
e. pelayanan ibu menyusui; dan
f. pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan.
(3) Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
berwenang untuk:
a. a.episiotomi;
54
b. penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II;
c. penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan;
d. pemberian tablet Fe pada ibu hamil;
e. pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas;
f. fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu ibu
eksklusif;
g. pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum;
h. penyuluhan dan konseling;
i. bimbingan pada kelompok ibu hamil;
j. pemberian surat keterangan kematian; dan
k. pemberian surat keterangan cuti bersalin.
Pasal 11
(1) Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b
diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah.
(2) Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berwenang untuk:
a. melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,
pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi Vitamin K 1,
perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0 - 28 hari), dan
perawatan tali pusat;
b. penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk;
c. penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan;
d. pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah;
e. pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah;
f. pemberian konseling dan penyuluhan;
g. pemberian surat keterangan kelahiran; dan
h. pemberian surat keterangan kematian.(10)
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 ANTENATAL
55
ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL PADA NY.Y G6 P5 A0 GRAVIDA 41-
42 MINGGU DENGAN HIPERTENSI GESTASIONAL DI RUANG IGD
RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG
No. Medrec : 107978
Tanggal Masuk : 7 Januari 2012
Tanggal dan Jam Pengkajian : 7 Januari 2012 jam 14.00 WIB
SUBJEKTIF
A. IDENTITAS
Nama : Ny. Y Nama Suami : Tn. Z
Umur : 42 tahun Umur : 44 tahun
Suku Bangsa : Sunda Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta
No. Telepon : 081322939xxx
Alamat : Jl. Pada asih, Gg. Siti Mariah RT 02 RW 01 Kel. Jamika
Kec. Bojongloa Kaler Kab.Bandung
B. ALASAN DATANG
Ibu mengatakan datang ingin memeriksakan kehamilan dengan dirujuk
oleh bidan karena memiliki tekanan darah tinggi.
C. KELUHAN UTAMA
Ibu mengatakan sering pusing yang tidak bias sembuh dengan tiduran atau
istirahat.
D. RIWAYAT OBSTETRI
1. Riwayat Kehamilan Sekarang : Ibu mengatakan ini kehamilan yang
ke enam dan belum pernah keguguran.
56
a. HPHT : Ibu mengatakan hari pertama haid
terakhirnya tanggal 19 maret 2011
b. Gerakan janin : Ibu mengatakan pertama kali merasakan
gerakan janin nya pada usia 16 minggu dan terakhir kali merasakan
gerakan janin pada jam 12.00 WIB
c. Keluhan saat hamil muda : ibu mengatakan ketika usia kehamilan
masih muda, ibu sering mual dan pusing.
d. ANC : Ibu mengatakan telah memerikasakan
kehamilannya di bidan selama tujuh kali.
e. Imunisasi TT : Ibu mengatakan sudah tidak di imunisasi
TT lagi karena kata bidan ibu telah melewati TT5 pada kehamilan
yang ke-empat.
f. Obat yang dikonsumsi : Ibu mengatakan tidak pernah
mengkonsumsi obat-obatan atau jamu selain obat yang diberikan
oleh bidan seperti obat mual dan tablet Fe.
g. Kekhawatiran yang dirasakan : Ibu mengatakan tidak terlalu
merasa khawatir akan kehamilannya yang sekarang.
2. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Masa NIfas yang Lalu
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
KetKe
Usia
KehamilanJenis Penolong Penyulit JK
BB
(Kg)Usia ASI Penyulit
1 7 Bulan Vaccum Dokter Prematur P 1,8 21 th Ya Tidak ada -
2 9 Bulan Normal Bidan Tidak ada P 2,9 16 th Ya Tidak ada -
3 9 Bulan Normal Bidan Tidak ada P 2,9 9 th Ya Tidak ada -
4 9 Bulan Normal Bidan Tidak ada L 2,9 4th(+) Ya Tidak ada Meninggal
5 9 Bulan Normal Bidan Tidak ada P 2,9 7 th Ya Tidak ada -
E. RIWAYAT GINEKOLOGI
1. Infertilitas : Ibu mengatakan tidak ada kesulitan untuk hamil
57
2. Massa : Ibu mengatakan tidak pernah memeriksakan organ
reproduksi dalamnya kepada dokter
3. Penyakit : Ibu mengatakan tidak pernah memeriksakan organ
reproduksinya kepada dokter
4. Operasi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami operasi
F. RIWAYAT KB
1. Kontrasespsi yang dipakai :Ibu mengatakan tidak sedang
menggunakan alat kontrasespi
2. Kontrasespsi yang lalu :Ibu mengatakan pernah
menggunakan alat kontrasepsi suntik 1 bulan.
3. Lama Pemakaian :Ibu mengatakan lamanya 3 tahun.
4. Alasan Berhenti :Ibu mengatakan berhenti karena
ingin memiliki anak.
G. RIWAYAT PENYAKIT
Ibu mengatakan setiap hamil tekanan darah ibu selalu naik.
H. POLA NUTRISI
1. Waktu makan terakhir : ibu mengatakan terakhir kali makan pagi
hari.
2. Frekuensi makan : ibu mengatakan makan sehari 2 kali
3. Frekuensi minum : ibu mengatakan minum ± 8 gelas sehari
4. Pantangan makan : ibu mengatakan memiliki alergi pada asin
dan telur.
I. POLA ELIMINASI
1. BAB : ibu mengatakan BAB 1 kali sehari
2. BAK : ibu mengatakan BAK 7-8 kali sehari
3. Masalah : ibu mengatakan tidak memiliki masalah dalam
pola eliminasi.
58
J. POLA TIDUR
1. Malam : Ibu mengatakan tidur malam ± 2 jam karena
terganggu alergi/gatal-gatal
2. Siang : ibu mengatakan tidak pernah tidur siang
3. Masalah : Ibu mengatakan merasa mudah lelah, sering gatal-
gatal di malam hari sehingga susah tidur, siang hari ibu bekerja di
warung.
K. RIWAYAT SOSIAL
1. Dukungan suami : Ibu mengatakan suami ibu sangat mendukung
kehamilannya.
2. Dukungan Keluarga : Ibu mengatakan keluarga ibu sangat mendukung
kehamilannya.
L. RIWAYAT PERNIKAHAN
Ibu mengatakan menikah pada usia 20 tahun dan suami pada usia 21
tahun, ini merupakan pernikahan pertama ibu yang telah berlangsung 22
tahun.
OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : baik
Kesadaran : Composmenstis
2. Tanda-tanda Vital
TD= 150/100 mmHg N= 81 x/menit R=19x/menit S=36,7oC
3. Antropometri
TB = 161cm
BB Sebelum hamil : 51 Kg
BB Sekarang : 72 Kg
59
4. Pemeriksaan fisik
1. Rambut : bersih, berwarna hitam, tidak ada luka, tidak ada benjolan.
2. Muka : tidak ada oedema, tidak anemis
3. Mata : Konjungtiva merah pucat, sclera putih, penglihatan baik
4. Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada sinusitis
5. Telinga : simetris, bersih, tidak ada pengeluaran cairan, berfungsi
baik
6. Mulut dan Gigi : bersih, tidak ada stomatitis, warna gusi kemerahan,
ada caries, lidah bersih.
7. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembengkakan kelenjar getah bening.
8. Payudara : simetris, putting susu menonjol, tidak ada benjolan,
retraksi, massa, atau nyeri tekan.
9. Abdomen
1) Inspeksi : bentuk bulat, ada striae gravidarum, tidak ada bekas luka
operasi.
2) Palpasi
a. Leopold I : Teraba bagian lunak dan tidak melenting.
TFU=33cm
b. Leopold II : Teraba bagian besar Janin seperti papan di sebelah
kanan ibu dan bagian-bagian kecil janin disebelah kiri ibu.
c. Leopold III : Teraba bagian Keras dan melenting, bagian
terbawah tidak dapat digerakan lagi.
d. Leopold IV : konvergen 4/5
Kontraksi Uterus : tidak ada
3) Auskultasi : DJJ= 145x/menit, teratur
10. Pemeriksaan Genitalia : Tidak dilakukan
60
11. Ekstremitas : Tidak ada oedema, tidak ad avarices, reflek
patella +/+
12. Kulit : Terdapat bintik-bintik kemerahan
13. Pemeriksaan Penunjang
Protein Urine : negative
Hb : 12 gr%
ANNALISA
G6 P5 Ao gravida 41-42 minggu dengan hipertensi gestasional, janin tunggal hidup
intrauterine.
Masalah : gangguan pola istirahat, alergi
Masalah Potensial : Preeklamsi, eklamsi, solution plasenta, hipoksia janin
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu hamil 9 bulan dengan
hipertensi pada masa kehamilan.
Evaluasi : Ibu mengerti akan keadaannya.
2. Memberitahu ibu untuk dilakukan perawatan di RS karena usia kehamilan
ibu yang sudah matang dan tekanan darah tinggi, untuk diupayakan
persalinan di RS.
Evaluasi : Ibu mengerti dan mau dirawat.
3. Melakukan pemasangan infuse jaga RL 20 ttes/menit di tangan kiri ibu.
Evaluasi : Infus terpasang di tangan kiri ibu.
4. Memberikan obat Nifedipin 10mg peroral untuk menurunkan tekanan
darah ibu.
Evaluasi : Ibu mau minum obat
5. Memberikan konseling kepada ibu untuk tidur cukup, jika masih terasa
gatal ibu boleh menggunakan bedak anti alergi.
Evaluasi : Ibu mengerti dan mau menggunakannya.
6. Melakukan konseling tentang tanda bahaya pada masa kehamilan, yaitu
sakit kepala atau pusing berlebihan, penglihatan kabur, perdarahan
61
pervaginam, sakit perut berlebihan, dan demam untuk segera memberitahu
petugas kesehatan.
Evaluasi : Ibu mengerti dan mau melaksanakan.
7. Memberitahu keluarga untuk mempersiapkan perlengkapan ibu untuk
dirawat dan juga persiapan persalinan dan kegawawtdaruratan.
Evaluasi : keluarga mengerti dan akan segera mempersiapkannya.
8. Memindahkan ibu ke ruang perawatan.
Evaluasi ; Ibu merasa nyaman
9. Melakukan pendokumentasian
3.2 INTRANATAL
62
ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY.Y G6 P5 A0 GRAVIDA 41-
42 MINGGU DENGAN HIPERTENSI GESTASIONAL DI RUANG VK
RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG
No. Medrec : 107978
Tanggal Masuk : 8 Januari 2012
Tanggal dan Jam Pengkajian : 8 Januari 2012 jam 16.30 WIB
SUBJEKTIF
A. IDENTITAS
Nama : Ny. Y Nama Suami : Tn. Z
Umur : 42 tahun Umur : 44 tahun
Suku Bangsa : Sunda Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta
No. Telepon : 081322939xxx
Alamat : Jl. Pada asih, Gg. Siti Mariah RT 02 RW 01 Kel. Jamika
Kec. Bojongloa Kaler Kab.Bandung
B. ALASAN DATANG
Ibu mengatakan merasa ingin melahirkan.
C. KELUHAN UTAMA
Ibu mengatakan telah keluar air-air dari vagina, tapi mulas masih jarang.
D. POLA NUTRISI
1. Waktu makan terakhir : ibu mengatakan terakhir kali makan pagi
hari.
2. Frekuensi makan : ibu mengatakan makan sehari 2 kali
3. Frekuensi minum : ibu mengatakan minum ± 8 gelas sehari
63
4. Pantangan makan : ibu mengatakan memiliki alergi pada asin
dan telur.
E. POLA ELIMINASI
1. BAB : ibu mengatakan belum BAB sejak kemarin.
2. BAK : ibu mengatakan BAK 7-8 kali/sehari
3. Masalah :ibu mengatakan tidak memiliki masalah dalam pola
eliminasi.
F. POLA TIDUR
1. Malam : Ibu mengatakan tidur malam ± 2 jam karena
terganggu alergi/gatal-gatal
2. Siang : ibu mengatakan tidak pernah tidur siang
3. Masalah : Ibu mengatakan merasa mudah lelah, sering gatal-
gatal di malam hari sehingga susah tidur, siang hari ibu bekerja di
warung.
OBJEKTIF
A. Keadaan Umum : baik
Kesadaran : Composmenstis
B. Tanda-tanda Vital
TD= 160/110 mmHg N= 86 x/menit R=22x/menit S=36,8oC
C. Antropometri
TB = 161cm
BB Sebelum hamil : 51 Kg
BB Sekarang : 72 Kg
D. Pemeriksaan fisik
1. Rambut : bersih, berwarna hitam, tidak ada luka, tidak ada benjolan.
64
2. Muka : tidak ada oedema, tidak anemis
3. Mata : Konjungtiva merah pucat, sclera putih, penglihatan baik
4. Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada sinusitis
5. Telinga : simetris, bersih, tidak ada pengeluaran cairan, berfungsi
baik
6. Mulut dan Gigi : bersih, tidak ada stomatitis, warna gusi kemerahan,
ada caries, lidah bersih.
7. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembengkakan kelenjar getah bening.
8. Payudara : simetris, putting susu menonjol, tidak ada benjolan,
retraksi, massa, atau nyeri tekan.
9. Abdomen
1) Inspeksi : bentuk bulat, ada striae gravidarum, tidak ada bekas luka
operasi.
2) Palpasi
a. Leopold I : Teraba bagian lunak dan tidak melenting.
TFU=33cm
b. Leopold II : Teraba bagian besar Janin seperti papan di sebelah
kanan ibu dan bagian-bagian kecil janin disebelah kiri ibu.
c. Leopold III : Teraba bagian Keras dan melenting, bagian
terbawah tidak dapat digerakan lagi.
d. Leopold IV : divergen 3/5
TBBA : 3255 gram
Kontraksi Uterus
a. Frekuensi : 2 kali dalam 10 menit
b. Lamanya : 15 detik
c. Intensitas : Kuat
3) Auskultasi : DJJ= 149x/menit, teratur
10. Pemeriksaan Genitalia
65
Genetalia Luar : bentuk simetris, tidak ada avarices, oedema,
massa.
Pemeriksaan dalam
a. Vulva vagina : tidak ada kelainan
b. Portio : tebal lunak
c. Pembukaan : 1 cm
d. Ketuban : positif
e. Presentasi : kepala
f. Molase : 0
g. Penurunan Kepala : stasion -1
11. Ekstremitas : Tidak ada oedema, tidak ad varices, terpasang
infuse di tangan sebelah kiri ibu, reflek patella +/+
12. Kulit : Terdapat bintik-bintik kemerahan
13. Pemeriksaan Penunjang
Protein Urine : negative
Hb : 12 gr%
Kertas Lakmus : Merah tetap merah
ANNALISA
G6 P5 Ao inparti kala I fase laten dengan hipertensi gestasional, jain tunggal hidup
intrauterine.
Masalah : gangguan pola istirahat, alergi
Masalah Potensial : Preeklamsi, eklamsi, solution plasenta, hipoksia janin
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu hamil 9 bulan dengan
hipertensi pada masa kehamilan, ketuban ibu masih utuh dan yang ibu
anggap air ketuban adalah lendir vagina.
Evaluasi : Ibu mengerti akan keadaannya.
66
2. Mengajarkanr posisi bersalin, ibu terlentang dengan posisi dorsal
recumbent.
Evaluasi : ibu merasa nyaman dan mau menlaksanakannya.
3. Mengajarkan ibu tekhnik relaksasi ketika ada mules dengan cara menarik
napas panjang dari hidung dan dikeluarkan dari mulut.
Evaluasi : ibu mengerti dan mau mengikuti.
4. Memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dengan menyarankan ibu untuk minum
air teh manis dan makan, meminta keluarga untuk membantu ibu.
Evaluasi : Ibu mau makan dan minum
5. Mengobservasi tanda-tanda vital dan kemajuan persalinan.
Evaluasi : tercatat di lembar Observasi
KALA I
Tanggal / Pukul : 8 Januari 2012 jam 21.30 WIB
SUBJEKTIF
Ibu mengatakan merasa sering mules-mules.
OBJEKTIF
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Umum : baik
Keadaan emosional : stabil
Tanda-tanda Vital
TD: 160/100 mmHg N: 78x/menit R: 22x/menit S: 36,8oC
Kontraksi Uterus
Frekuensi : 3 kali dalam 10 menit
Lamanya : 20 detik
Intensitas : Kuat
DJJ : 141 x/menit, regular
Pemeriksaan Genetalia
a. Vulva vagina : tidak ada kelainan
67
b. Portio : tipis lunak
c. Pembukaan : 6 cm
d. Ketuban : positif
e. Presentasi : belakang kepala
f. Molase : 0
g. Penurunan Kepala: stasion 0
ANNALISA
G6 P5 Ao inparti kala I fase aktif dengan hipertensi gestasional, jain tunggal hidup
intrauterine.
Masalah Potensial : Preeklamsi, eklamsi, solution plasenta, hipoksia janin
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa pembukaan ibu
bertambah menjadi 6 cm, namun ibu tidak boleh mengedan dulu walau
ada mules, karena pembukaan ibu belum lengkap. Dikhawatirkan jika ibu
mengedan dari sekarang, vagina ibu akan bengkak atau kepala bayinya
akan benjol.
Evaluasi : ibu mengerti tentang keadaannya dan mau mengikuti
saran yang akan diberikan.
2. Memeriksa kembali kelengkapan alat, bahan dan tempat persalinan.
Evaluasi : alat, bahan dan tempat persalinan sudah siap.
3. Mengobservasi tanda-tanda vital dan kemajuan persalinan.
Evaluasi : telah dicatat di partograf.
4. Memberikan Therapy per oral nifedipine 500mg.
Evaluasi : Ibu mau minum obat
KALA II
Tanggal/ Pukul : 8 Januari 2012 jam 23.00 WIB
SUBJEKTIF
Ibu merasa ingin meneran, mules yang semakin kuat dan semakin sering.
68
OBJEKTIF
Kesadaran : Composmentis
Keadaan umum : baik
TD: 150/100 mmHg N: 82x/menit R: 24 x/menit S: 36,8oC
Kontraksi Uterus
Frekuensi : 4 kali dalam 10 menit
Lamanya : 40 detik
Intensitas : Kuat
DJJ : 141 x/menit
Inspeksi : ada tekanan pada anus, perineum menonjol, dan vulva membuka.
Pemeriksaan dalam
a. Vulva vagina : tidak ada kelainan
b. Portio : tidak teraba
c. Pembukaan : lengkap
d. Ketuban : negative, mekonium cair
e. Presentasi : belakang kepala
f. Molase : 0
g. Penurunan Kepala: stasion +5
ANNALISA
G6 P5 A0 inpartu kala II dengan Hipertensi gestasional
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa pembukaan ibu sudah lengkap
dan akan segera melahirkan dan keadaan janin baik.
Evaluasi : Ibu mengerti akan keadaannya.
2. Mendekatkan alat dan bahan untuk persalinan.
Evaluasi : alat dan bahan untuk persalinan telah disiapkan.
69
3. Mempersiapkan diri untuk menolong persalinan.
Evaluasi : alat perlindungan diri telah dipakai
4. Melakukan cuci tangan 7 langkah dengan sabun atau gel antiseptic,
mematahkan ampul oksitosin, memakai sarung tangan di tangan sebelah
kanan dan memasukan oksitosin kedalam spuit.
Evaluasi : oksitosin telah siap.
5. Membimbing ibu untuk meneran yang baik yaitu jika ada mules lutut
ditarik ke arah dada dan dagu dan ditempelkan pada dada, pandangan ibu
ke perut, mata tidak boleh terpejam, jangan mengangkat bokong, pusatkan
meneran pada perut dan jangan ditahan di dada. Jika tidak ada kontraksi,
ibu disarankan untuk beristirahat.
Evaluasi : Ibu mengerti dan mau melaksanakannya.
6. Meminta keluarga untuk memberikan asupan cairan atau minum.
Evaluasi : ibu mau minum.
7. Meindungi perineum dan mengendalikan lahirnya kepala bayi dengan
melakukan stenneng.
Evaluasi : tangan sudah siap di 1/3 alas bokong ibu.
8. Menolong persalinan kepala bayi
Evaluasi : kepala bayi lahir, tidak ada lilitan tali pusat.
9. Melahirkan bahu depan bayi dengan tangan secara biparietal kemudian
melahirkan bahu belakang bayi.
Evaluasi : tidak ada distosia bahu, bahu depan dan belakang lahir.
10. Melakukan sanggah susur untuk melahirkan seluruh tubuh bayi.
Evaluasi : Bayi lahir menangis spontan pada pukul 23.26 WIB
11. Mengeringkan bayi dan menjepit serta memotong tali pusat.
Evaluasi : tali pusat telah dipotong dan dijepit.
12. Memeriksa fundus uteri untuk memastika tidak ada janin kedua
Evaluasi : tidak ada janin kedua
13. Menyuntikan Oksitosin 10 IU/IM 1 menit setelah bayi lahir.
Evaluasi : oksitosin telah disuntikan di paha kanan ibu.
70
14. Melakukan Asuhan Bayi Baru Lahir, menghisap lendir bayi.
Evaluasi : lendir bayi dihisap.
15. Mengukur Antropometri bayi
Evaluasi : BB=3200gram, PB=51cm, LK=35cm, LD=33cm,
SK=25cm KS=26cm
16. Memberikan salep mata profilaksis dan menyuntikan Vitamin K1 di paha
kiri bayi.
Evaluasi : obat dan vitamin telah diberikan.
17. Memberikan Bayi kepada Ibu.
KALA III
Tanggal / Jam : 8 Januari 2012 Jam 23.30 WIB
SUBJEKTIF
Ibu mengatakan merasa mulas dan senang atas kelahiran bayinya.
OBJEKTIF
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmenits
TD: 160/100 mmHg N: 80x/menit R: 22x/menit S: 36,5oC
TFU : Sepusat
Kontraksi : baik
Kandung kemih : tidak penuh
Tanda Pelepasan Plasenta : ada semburan darah tiba-tiba, tali pusat
memanjang, dan uterus berbentuk globuler
ANNALISA
P6 A0 Kala III dengan Hipertensi gestasional
Masalah Potensial : Perdarahan, Plasenta lahir tidak lengkap
71
PENATALAKSANAAN
1. Memindahkan klem pada tali pusat sehingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
Evaluasi : Klem telah dipindahkan
2. Melakukan penegangan tali pusat terkendali dengan dorsocranial.
Evaluasi : PTT dilakukan.
3. Melahirkan Placenta.
Evaluasi : Plasenta lahir pukl 23.35 WIB
4. Melakukan Masase fundus uteri.
Evaluasi : Kontraksi baik
5. Mengecek kelengkapan plasenta
Evaluasi : Plasenta lahir lengkap
KALA IV
Tanggal/ jam : 8 Januari 2012 jam 23.35
SUBJEKTIF
Ibu mengatakan merasa mulas.
OBJEKTIF
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmenits
TD: 160/100 mmHg N: 80x/menit R: 22x/menit S: 36,8oC
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi : baik
Kandung kemih : tidak penuh
Perdarahan : normal, ± 250cc
Laserasi : ada, derajat 2 di otot perineum.
72
ANNALISA
P6 A0 Kala IV dengan Hipertensi gestasional dan laserasi perineum
Masalah Potensial : Perdarahan, Atonia Uteri, infeksi
PENATALAKSANAAN
1. Menilai perdarahan, laserasi vagina dan perineum
Evaluasi : Perdarahan ± 250cc, laserasi derajat 2 di otot perineum.
2. Dilakukan penjahitan
Evaluasi : luka dijahit 10 jahitan.
3. Memantau kontraksi dan perdarahan pervaginam di lembar belakang
partograf.
Evaluasi : pemantauan telah dicatat.
4. Mengajarkan ibu dan keluarga untuk memasase dan menilai kontraksi.
Evaluasi : ibu paham cara masase, dan menilai kontraksi.
5. Membersihkan tempat persalinan
Evaluasi : tempat persalinan bersih.
6. Membersihkan ibu.
Evaluasi : Ibu bersih dan merasa nyaman.
7. Mendekontaminasi alat dan tempat persalinan
Evaluasi : alat dan tempat persalinan di dekontaminasi.
8. Membuka sarung tangan dan mencuci sarung tangan.
Evaluasi : sarung tangan direndam dalam klorin, tangan bersih.
9. Mengobservasi 2 jam postpartum
Evaluasi : observasi dicatat di partograf
10. Mendokumentasikan asuhan yang diberikan.
73
4.3 POSTNATAL
ASUHAN KEBIDANAN POSTNATAL PADA NY.Y P6 A0 POST PARTUM
HARI KE-2 DENGAN HIPERTENSI GESTASIONAL DI RUANG NIFAS 3
RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG
No. Medrec : 107978
Tanggal Masuk : 10 Januari 2012
Tanggal dan Jam Pengkajian : 10 Januari 2012 jam 13.00 WIB
SUBJEKTIF
A. IDENTITAS
Nama : Ny. Y Nama Suami : Tn. Z
Umur : 42 tahun Umur : 44 tahun
Suku Bangsa : Sunda Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta
No. Telepon : 081322939xxx
Alamat : Jl. Pada asih, Gg. Siti Mariah RT 02 RW 01 Kel. Jamika
Kec. Bojongloa Kaler Kab.Bandung
B. Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasa pusing.
C. Riwayat Persalinan Sekarang
Ibu mengatakan pada tanggal 8 Januari 2012 jam 23.26 WIB ibu
melahirkan bayi laki-laki dengan berat 3200gram dan PB=51 cm ketuban
hijau cair, plasenta lahir lengkap dan tidak ada komplikasi selama
persalinan.
74
D. Konsumsi Obat-obatan
Ibu mengatakan mendapatkan obat dari rumah sakit yang ia minum sesuai
jadwal pemberian obat.
E. Pola Nutrisi
Makan : Ibu mengatakan makan 3x/hari dengan porsi sedang dan
menu bervariasi.
Minum : Ibu mengatakan minum ar putih ± 8 gelas/ hari
Masalah : Ibu mengatakan tidak ada masalah.
F. Pola Eliminasi
BAB : Ibu mengatakan BAB 1 x/hari
BAK : Ibu mengatakan BAK ± 6x/hari
Masalah : Ibu mengatakan tidak ada masalah dalam pola eliminasi.
G. Pola Istirahat
Tidur malam : Ibu mengatakan tidur malam ± 4 jam/ hari
Tidur siang : Ibu mengatakan tidur siang ± 2 jam/ hari
Masalah : Ibu mengatakan tidak ada masalah.
H. Pemberian ASI
Ibu mengatakan sering menyusui bayinya, setiap 3 jam sekali.
I. Rencana Penggunaan KB
KB yang telah digunakan : Ibu mengatakan telah menggunakan KB
Suntik 1 bulan
Lamanya : Ibu mengatakan lamanya 3 tahun
KB yang akan digunakan : Ibu mengatakan ingin menggunakan KB
suntik 3 bulan
J. Riwayat Penyakit
Ibu mengatakan setiap hamil tekanan darah ibu selalu naik.
K. Tanda Bahaya Nifas
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami perdarahan hebat pervaginam,
sakit kepala berlebihan, nyeri perut berlebhan atau demam.
L. Dukungan Keluarga
Ibu mengatakan keluarganya mendukung masa nifas ibu.
75
OBJEKTIF
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
TD : 140/90 mmHg N: 76 x/menit R: 20x/menit S: 36,7oC
Pemeriksaan fisik
1. Rambut : bersih, berwarna hitam, tidak ada luka, tidak ada benjolan.
2. Muka : tidak ada oedema, tidak anemis
3. Mata : Konjungtiva merah pucat, sclera putih, penglihatan baik
4. Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada sinusitis
5. Telinga : simetris, bersih, tidak ada pengeluaran cairan, berfungsi
baik
6. Mulut dan Gigi : bersih, tidak ada stomatitis, warna gusi kemerahan,
ada caries, lidah bersih.
7. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembengkakan kelenjar getah bening.
8. Payudara : simetris, putting susu menonjol, tidak ada benjolan,
retraksi, massa, atau nyeri tekan.
9. Abdomen
Inspeksi : bentuk bulat, ada striae gravidarum, tidak ada bekas luka
operasi.
Palpasi : Uterus Keras, TFU 2 jari dibawah pusat
10. Pemeriksaan Genitalia :Ada pengeluaran lochia rubra, ada laserasi
11. Ekstremitas : Tidak ada oedema, tidak ad avarices, reflek
patella +/+
12. Kulit : Terdapat bintik-bintik kemerahan
76
13. Pemeriksaan Penunjang
Protein Urine : negative
Hb : 12 gr%
ANNALISA
P6 A0 Post Partum Hari ke-2 dengan hipertensi gestasional
Masalah Potensial : Preeklamsia post partum
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan ibu baik
Evaluasi : Ibu mengerti
2. Memberikan therapy per oral nifedipine 3x 500mg dan dopamet 3x500mg
Evaluasi : Ibu mau minum obat
3. Memberikan konseling tentang KB kepada iBu supaya mau menggunakan
KB MOW karena paritas ibu lebih ndari lima sehingga akan ada resiko
besar jika terjadi lagi kehamilan.
Evaluasi : ibu mengerti dan mau melaksanakannya.
4. Memberikan konseling tentang ASI Eksklusif supaya ibu mau menyusui
bayinya selama 6 bulan penuh tanpa makanan tambahan apapun termasuk
air putih dan madu.
Evaluasi : Ibu mengerti dan mau melaksanakannya
5. Memberikan Konseling tentang perawatan luka perineumsupaya tidak
cebok dengan air hangat, tapi denga air dingin dari arah depan ke
belakang, dan sering mengganti pembalut 2-3 kali sehari.
Evaluasi : Ibu mengerti dan mau melaksanakannya
77
4.4 Bayi Baru Lahir
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI NY. Y USIA 2
HARI DENGAN KEADAAN NORMAL DI RUANG NIFAS 3 RUMAH
SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAKA KOTA BANDUNG
Tanggal Masuk : 8 Januari 2012 Jam : 01.30 WIB
Tanggal Pengkajian : 10 Januari 2012 Jam : 13.00 WIB
No Rekam Medis : 107961
SUBJEKTIF
A. Biodata
1. Bayi
Nama : Bayi Ny. Y
Tanggal Lahir : 8 Januari 2012 Jam : 23.26 WIB
Usia : 2 hari
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Pada asih, Gg. Siti Mariah RT 02 RW 01 Kel.
Jamika Kec. Bojongloa Kaler Kab.Bandung
2. Orang Tua
Nama : Ny. Y Nama Suami : Tn. Z
Umur : 42 tahun Umur : 44 tahun
Suku Bangsa : Sunda Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta
No. Telepon : 081322939xxx
Alamat : Jl. Pada asih, Gg. Siti Mariah RT 02 RW 01 Kel. Jamika
Kec. Bojongloa Kaler Kab.Bandung
78
B. Keluhan
Ibu mengatakan bayinya sering menangis.
C. Riwayat Persalinan
Ibu mengatakan bahwa pada tanggal 8 Januari 2012 jam 23.26 WIB,
ibu melahirkan spontan bayi laki-laki dengan berat badan 3200 gram dan
panjang badan 51cm, bayi langsung menangis.
D. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Pemberian ASI : Ibu mengatakan bayinya sering menyusu yang
lamanya ± 15 menit, bayi tidak rewel.
Pola Eliminasi : Ibu mengatakan bayinya BAB 4-5 x/hari dan BAK
± 8-9x/hari
Pola Istirahat : Ibu mengatakan bayinya tertidur pulas setiap
selesai menyusu, lamanya tidur ± 17 jam/hari
E. Pola Kebersihan
Ibu mengatakan selalu segera mengganti popok bayinya bila basah, dan
melap anusnya jika BAB dengan air bersih hangat menggunakan kapas
atau kain bersih. Bayi nya mandi sekitar jam 5 pagi, dimandikan oleh
bidan.
OBJEKTIF
Keadaan umum : baik
Nadi : 131 x/menit
Pernafasan : 48 x/menit
Suhu : 37,2 oC
1. Antopometri
BB=3300gram LK=35cm SK=25cm
PB=51cm LD=33cm KS=26cm
79
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala
Ubun-ubun : Datar
Mata : Bentuk Simetris, bersih, konjungtiva merah muda, sclera
putih.
Telinga : Hubungan antara telinga dan mata Simetris, bersih.
Hidung : Bersih, dua lubang hidung.
Mulut : Bibir berwarna kemerahan, Bersih, ada palatum durum,
tidak ada oral trust.
Leher : Tidak ada benjolan
Dada : Bentuk simetris, tidak ada tarikan dinding dada, bunyi
jantung lup dub reguler
Bahu, Lengan dan Tangan : simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap,
tidak ada fraktur
Abdomen : Bentuk bulat, tidak ada benjolan, tidak ada
pembengkakan, tali pusat bersih, tidak ada perdarahan atau bernanah.
Punggung : Tidak ada benjolan di ruas tulang belakang.
Tungkai dan Kaki : bentuk simetris, jari normal, jumlah jari lengkap,
gerakan aktif.
Kulit : Warna kulit kemerahan, verniks kaseosa tidak ada, lanugo
ada.
Genetalia : Lubang uretra di ujung penis, tidak ada hipospadia, tidak
ada fimosis, testis 2 sudah turun ke skrotum.
Anus : berlubang, tidak ada ruam popok.
ANNALISA
Neonatus Cukup Bulan – Sesuai Masa Kehamilan Usia 2 hari dengan keadaan
normal
Masalah Potensial : Infeksi
80
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa keadaan bayi ibu baik.
Evaluasi : Ibu mengerti akan keadaan bayinya.
2. Memberikan Konseling tentang ASI Ekslusif, untuk memberi bayinya ASI
saja selama 6 bulan penuh tanpa makanan tambahan termasuk madu dan air
putih. Karena ASI adalah makanan terbaik bagi bayi yang kandungan gizinya
sudah disesuaikan dengan kebutuhan bayi.
Evaluasi : Ibu mengerti dan mau melaksanakannya
3. Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir, seperi menjaga
kebersihan tali pusat supaya tidak dibungkus atau dibubuhi dengan apapun,
hanya dibersihkan dengan air bila kotor dan segera mengeringkannya.
Evaluasi : Ibu mengerti dan mau melaksanakannya
4. Memberikan konseling kepada ibu untuk menjaga bayinya supaya tidak
terjadi tanda bahaya pada bayi seperti demam, menggigil dengan tangan dan
kaki kebiruan, tali pusat bernanah atau berdarah atau berbau busuk, diare,
muntah terus-terusan jika diberi ASI, kuning, dan kejang.
Evaluasi : Ibu mengerti
5. Memberikan konseling tentang imunisasi bahwa bayinya harus di imunisasi
BCG untuk mencegah terjadinya penyakit TBC, ibu bias dating ke poli
imunisasi sebelum bayinya berusia 7 hari.
Evaluasi : Ibu mengerti dan mau melaksanakannya
81
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada BAB ini, penulis akan mengangkat kesenjangan-kesenjangan yang
ada pada kasus Ny.Y G6 P5 A0 Dengan Hipertensi Gestasional Di Rumah Sakit
Khusus Ibu Dan Anak Kota Bandung baik dalam asuhan antenatal, intranatal,
postnatal, dan bayi baru lahir. Penulis akan membahas dan membandingkan
kesenjangan tersebut dengan teori yang ada baik dalam data subjektif, objektif,
analisa, dan penatalaksanaan.
4.1 ANTENATAL
A. SUBJEKTIF
Pada tanggal 7 Januari 2012, dari biodata didapatkan usia ibu 42
tahun, menurut Cuningham, 2005, salah satu resiko tinggi bagi ibu hamil
adalah jika usia ibu <25 tahun atau > 35 tahun. Hal ini ada kesenjangan,
seharusnya ibu tidak boleh hamil karena komplikasi yang akan terjadi
lebih berat.
Dari data alasan dating, ibu mengatakan ingin memeriksakan
kehamilannya dengan dirujuk oleh bidan karena memiliki tekanan darah
tinggi. Tindakan bidan ini sesuai dengan standar 7 dalam SPK tahun 2010
untuk melakukan deteksi dini dan pengawasan hipertensi dalam
kehamilan dan sesuai dengan kewenangan dan penatalaksanaan hipertensi
oleh bidan di BPS menurut saifudin bari tahun 2007 bahwa jika usia
kehamilan ibu > 37 minggu maka diusahakan untuk terminasi kehamilan,
menurut permenkes No.1464 tahun 2010 pasal 10 ayat (2), bidan di BPS
hanya berwenang melakukan pertolongan persalinan fisiologis dan
selanjutnya di ayat (3) poin c, bidan hanya melakukan penanganan
kegawatdaruratan disertai dengan rujukan.
Dari riwayat kehamilan, ibu mengatakan ini kehamilan yang ke
enam, maka ibu termasuk kelompok resiko tinggi menurut Cuningham,
2005.
82
Dari HPHT ibu mengatakan HPHT nya 19-03-2011, berdasarkan
rumus Neagle, usia kehamilan ibu pada tanggal 7 Januari 2012 adalah 41-
42 minggu. Ini sesuai dengan teori.
Imunisasi TT didapat data ibu tidak di imunisasi TT lagi jarak
interval minimal pemberian TT5 menurut saifudin tahun 2007 yakni
minimal 2 tahun 7 bulan dari TT1 dan telah melewati TT1, TT2, TT3,
dan TT4.
Alasan ibu berhenti KB yakni ingin memiliki anak, jika dilihat dari
pengakuan ibu melakukan ANC selama kehamilan ini sebanyak 7 kali
maka seharusnya bidan sudah memberitahu ibu bahaya dan resiko jika
ibu ingin memiliki anak pada usia lebih darii 35 tahun dan paritas lebih
dari 5.
Dari riwayat penyakit ibu mengatakan setiap hamil tekanan darah ibu
selalu naik, menurut Sarwono tahun 2008, klasifikasi untuk hipertensi
gestasional ialah jika tekanan darah ibu naik ketika hamil dan tidak terjadi
sebelum kehamilan yang di sebut kehamilan yang mengakibatkan
hipertensi.
B. OBJEKTIF
Dari data Objektif didapat tekanan darah ibu 150/100 mmHg,
menurut Sarwono,2008, yang disebut hipertensi adalah jika tekanan darah
≥ 140/90 mmHg.
Tidak ada kelainan dalam pemeriksaan fisik dan tidak terjadi gawat
janin, namun keadaan janin harus terus dipantau karena menurut Saifudin
tahun 2007, ibu hamil dengan hipertensi harus dipantau keadaan ibu dan
kesejahteraan janinnya karena menurut Sarwono tahun 2008, komplikasi
hipertensi dalam kehamilan bias menyebabkan infark plasenta, solution
plasenta sehingga bayi bias hipoksia atau IUGR.
Dari pemeriksaan penunjang didapat protein urine negative, menurut
Hellen Varney, jika terjadi kenaikan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg pada
83
usia kehamilan > 20 minggu tanpa disertai protein urine maka disebut
hipertensi gestasional.
C. ANALISA
G6 P5 Ao gravida 41-42 minggu dengan hipertensi gestasional, janin
tunggal hidup intrauterine.
G6 P5 Ao di dapat dari data subjektif bahwa ibu mengaku ini
kehamilan yang keenam dan belum pernah keguguran
Gravida 41-42 minggu di hitung dari HPHT ibu tanggal 19-03-2011
dengan rumus Neagle yang hasilnya usia kehamilan ibu 41-42
minggu.
Hipertensi gestasional didapat dari data subjektif bahwa setiap
menjelang kehamilan tua ibu selalu mengalami hipertensai dan dari
data objektif didapat tekanan darah ibu 150/100 mmHg serta protein
urine negative.
Janin tunggal hidup intra uterin didapat dari hasil pemeriksaan DJJ
tunggal di puka dan frekuensi bunyinya normal.
Masalah : gangguan pola istirahat, alergi
Gangguan pola istirahat didapat dari ibu mengalami masalah kuarng
tidur dan istirahat karena siang hari ibu bekerja dann malam hari sering
terbangun.
Alergi didapat dari pengakuan ibu yang mengalami alergi dan dari
hasil pemeriksaan terdapat bintik-bintik merah di kulit.
Masalah Potensial : Preeklamsi, eklamsi, solution plasenta, hipoksia
janin
Menurut Hellen Varney, komplikasi pada ibu hamil hipertensi yakni
akan mengalami preeklamsi yang berujung eklamsi, solution
plasenta dan hipoksia janin.
84
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu hamil 9 bulan dengan
hipertensi pada masa kehamilan.
Sesuai dengan langkah pemeriksaan antenatal care menurut Sarwono,
2008.
2. Memberitahu ibu untuk dilakukan perawatan di RS karena usia
kehamilan ibu yang sudah matang dan tekanan darah tinggi, untuk
diupayakan persalinan di RS.
Sesuai dengan teori menurut Saifudin, 2007 untuk hipertensi karena
kehamilan dengan usia kehamilan > 37 minggu jika tidak mungkin
rawat jalan maka rawat inap di RS.
3. Melakukan pemasangan infuse jaga RL 20 ttes/menit di tangan kiri
ibu.
Sesuai dengan teori persiapan kegawatdaruratan karena menurut
Hellen Varney, ibu hami dengan hipertensi dikhawatirkan bias
langsung mengalami Preeklamsi berat dan akhirnya eklamsi, maka
untuk alasan pertama untuk persiapan pemasukan obat secara cepat.
Dan alasan kedua karena ibu dengan hipertensi akan mengalami
komplikasi perdarahan pada saat persalinan atau nifas, maka dilakukan
infuse dengan transfuse set supaya memudahkan untuk segera
dilakukan transfuse darah jika diperlukan.
4. Memberikan obat Nifedipin 10mg peroral untuk menurunkan tekanan
darah ibu.
Sesuai dengan penatalaksanaan hipertensi dalam kehamilan yaitu
dengan memberikan obat antihipertensi.
5. Memberikan konseling kepada ibu untuk tidur cukup, jika masih terasa
gatal ibu boleh menggunakan bedak anti alergi.
Sesuai dengan wewenang bidan untuk memberikan asuhan
menyeluruh.
6. Melakukan konseling tentang tanda bahaya pada masa kehamilan,
yaitu sakit kepala atau pusing berlebihan, penglihatan kabur,
85
perdarahan pervaginam, sakit perut berlebihan, dan demam untuk
segera memberitahu petugas kesehatan.
Sesuai dengan teori sarwono prawirohardjo, 2008 tentang tanda
bahaya kehamilan.
4.2 INTRANATAL
4.2.1 KALA I Fase Laten
A. SUBJEKTIF
Pada tanggal 8 Januari 2012, dilihat dari keluhan, ibu mengatakan
telah keluar cairan dari vagina tapi mules masih jarang, menjadi indikasi
untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Karena menurut Cuningham,
2005 tanda dan gejala masuk masa persalinan salah satunya ialah keluar
cairan lendir bercampur darah. Selain itu jika yang keluar adalah air
ketuban maka dikhawatirkan terjadi KPD jika pembukaan belum lengkap
sehingga terjadi Infeksi.
Dari pola nutrisi ibu baru makan tadi pagi saja dan belum makan
siang. Menurut Sarwono, 2008. Ibu yang mau melahirkan harus
mempunyai asupan nutrsi yang cukup untuk persiapan melewati
persalinan.
B. OBJEKTIF
Didapatkan hasil pemeriksaan tekanan darah ibu naik menjadi
160/110 mmHg. Sesuai dengan teori dari Buku Acuan Maternal dan
Neonatal tahu 2007 bahwa jika tekanan ibu terus naik dan tekanan
diatole ≥ 110 mmHg maka lakukan pemantauan ketat tekanan darah,
protein urine dan kemungkinan kejang.
Hasil pemeriksaan fisik tidak ada kelainan, DJJ normal, dan
koontraksi baik, pembukaan serviks 1cm. menurut Cuningham, salah
satu tanda masuk masa persalinan adalah adanya pembukaan serviks.
Protein urine didapatkan negatife, ibu masih dalam hipertensi karena
kehamilan.
86
C. ANNALISA
G6 P5 Ao inpartu kala I fase laten dengan hipertensi gestasional, jain
tunggal hidup intrauterine.
G6 P5 Ao di dapat dari data subjektif bahwa ibu mengaku ini
kehamilan yang keenam dan belum pernah keguguran
Inpartu kala I fase laten didapat dari data objektif terdapat
pembukaan 1 cm.
Hipertensi gestasional didapat dari data objektif didapat tekanan
darah ibu 160/110 mmHg serta protein urine negative.
Janin tunggal hidup intra uterin didapat dari hasil pemeriksaan DJJ
tunggal di puka dan frekuensi bunyinya normal.
Masalah : gangguan pola istirahat, alergi
Gangguan pola istirahat didapat dari ibu mengalami masalah kuarng
tidur dan istirahat karena siang hari ibu bekerja dann malam hari sering
terbangun.
Alergi didapat dari pengakuan ibu yang mengalami alergi dan dari
hasil pemeriksaan terdapat bintik-bintik merah di kulit.
Masalah Potensial : Preeklamsi, eklamsi, solution plasenta, hipoksia
janin
Menurut Hellen Varney, komplikasi pada ibu hamil hipertensi yakni
akan mengalami preeklamsi yang berujung eklamsi, solution
plasenta dan hipoksia janin.
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu hamil 9 bulan dengan
hipertensi pada masa kehamilan, ketuban ibu masih utuh dan yang ibu
anggap air ketuban adalah lendir vagina.
Di dapatkan hasil pemeriksaan dalam selaput ketuban masih positif dan
pemeriksaan cairan dengan kertas lakmus menandakan bukan air
ketuban, karena menurut Manuaba, jika kertas lakmus merah dikenakan
87
terhadap air ketuban maka akan berubah biru karena sifat pH dari air
ketuban adalah basa.
2. Mengajarkanr posisi bersalin, ibu terlentang dengan posisi dorsal
recumbent.
Sesuai dengan teori Asuhan Persalinan Normal tentang posisi
melahirkan.
3. Mengajarkan ibu tekhnik relaksasi ketika ada mules dengan cara
menarik napas panjang dari hidung dan dikeluarkan dari mulut.
Sesuai dengan teori Asuhan Persalinan Normal tentang tekhnik
relaksasi.
4. Memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dengan menyarankan ibu untuk
minum air teh manis dan makan, meminta keluarga untuk membantu
ibu.
Dilakukan karena ibu belum makan siang, ini sesuai dengan tugas bidan
untuk memberikan asuhan secara menyeluruh.
5. Mengobservasi tanda-tanda vital dan kemajuan persalinan.
Sesuai dengan teori menurut sarwono bahwa jika masih kala I fase
laten, maka dilakukan pemantauan 4 jam sekali dan dicatat di lembar
observasi.
4.2.2 Kala I fase Aktif
A. SUBJEKTIF
Dari keluhan didapat ibu merasa sering mules, menurut
Cunningham salah satu tanda dan gejala inpartu adalah kontraksi uterus
dengan frekuensi minimal 2x dalam 10 menit. Maka keluhan ini
dijadikan indikasi untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
B. OBJEKTIF
Didapat tekanan darah ibu masih 160/110 mmHg, ada kontraksi
uterus 3x dalam 10 menit lamanya 20 detik dengan intensitas kuat. Ini
sesuai dengan teori Cunningham bahwa ibu telah memasuki inpartu.
88
Didapatkan DJJ janin 141x/menit = normal, bahwa DJJ normal
menurut Sarwono adalah 120-160 kali/ menit.
Didapatkan hasil pemeriksaan portio lunak, pembukaan 6 cm, dan
penurunan kepala mencapai stasion 0. Menurut Cunningham 2005,
pembukaan ≥ 4cm telah masuk Kala I fase aktif.
C. ANNALISA
G6 P5 Ao inparti kala I fase aktif dengan hipertensi gestasional, jain
tunggal hidup intrauterine.
G6 P5 Ao di dapat dari data subjektif bahwa ibu mengaku ini
kehamilan yang keenam dan belum pernah keguguran
Inpartu kala I fase aktif didapat dari data objektif terdapat
pembukaan 6 cm.
Hipertensi gestasional didapat dari data objektif didapat tekanan
darah ibu 160/110 mmHg serta protein urine negative.
Janin tunggal hidup intra uterin didapat dari hasil pemeriksaan DJJ
tunggal di puka dan frekuensi bunyinya normal.
Masalah Potensial : Preeklamsi, eklamsi, solution plasenta, hipoksia
janin
Menurut Hellen Varney, komplikasi pada ibu hamil hipertensi yakni
akan mengalami preeklamsi yang berujung eklamsi, solution
plasenta dan hipoksia janin.
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa pembukaan
ibu bertambah menjadi 6 cm, namun ibu tidak boleh mengedan dulu
walau ada mules, karena pembukaan ibu belum lengkap.
Dikhawatirkan jika ibu mengedan dari sekarang, vagina ibu akan
bengkak atau kepala bayinya akan benjol.
Sesuai dengan SPK, 2010 untuk melakukan konseling dan saran
untuk mengedan dalam APN 2008.
89
2. Memeriksa kembali kelengkapan alat, bahan dan tempat persalinan.
Sesuai dengan langkah perolongan persalinan dalam APN 2008.
3. Mengobservasi tanda-tanda vital dan kemajuan persalinan.
Sesuai dengan teori menurut sarwono jika pembukaan sudah ≥ 4 cm
dilakukan pemantauan dengan menggunakan partograf.
4. Memberikan Therapy per oral nifedipine 500mg.
Sesuai dengan teori menurut sarwono tentang penatalaksanaan
hipertensi dalam persalinan.
4.2.3 Kala II
A. SUBJEKTIF
Ibu mengeluh ingin meneran, mules yang semakin kuat dan
semakin sering. Menurut teori Sarwono,2008 tannda gejala Kala II
yakni ada dorongan ingin meneran, tekanan pada anus, perineum
menonjol dan vulva membuka.
B. OBJEKTIF
Tekanan darah Ibu menurun menjadi 150/100 mmHg jadi efek
nifedipine berhasil. Ada konraksi 5 kali dalam 10 menit lamanya 45
detik dengan intensita kuat. Sesuai dengan tanda persalinan kala II
menurut Cunningham bahwa terjaddi His terkoordinir, kuat, cepat,
dan lebih lama.
Didapatkan DJJ janin 141x/menit = normal, bahwa DJJ normal
menurut Sarwono adalah 120-160 kali/ menit.
Inspeksi ada tekanan pada anus, perineum menonjol dan vulva
membuka, Menurut teori Sarwono,2008 tannda gejala Kala II yakni
ada dorongan ingin meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol
dan vulva membuka.
Dari Pemeriksaan dalam, portio tidak teraba, pembukaan
lengkap, ketuban negatife mekonium, penurunan kepala stasion +5.
90
Menurut sarwono, 2008 ciri kala II yakni dimulai dari pembukaan
lengkap hingga lahirnya bayi.
C. ANNALISA
G6 P5 A0 inpartu kala II dengan Hipertensi gestasional
G6 P5 Ao di dapat dari data subjektif bahwa ibu mengaku ini
kehamilan yang keenam dan belum pernah keguguran
Inpartu kala II didapat dari data objektif terdapat pembukaan
lengkap.
Hipertensi gestasional didapat dari data objektif didapat tekanan
darah ibu 150/100 mmHg serta protein urine negative.
D. PENATALAKSANAAN
Seluruh penatalaksanaan telah sesuai dengan langkah
pertolongan persalinan APN 58 langkah. Namun bayi tidak langsung
di IMD kan karena ketuban bercampur mekonium maka dilakukan
suction pada bayi terlebih dahulu sebelum diberikan kepada ibu.
4.2.4 Kala III
A. OBJEKTIF
Tekanan darah ibu naik menjadi 160/100 mmHg sehingga
dikatakan masih hipertensi. Nadi 80x/menit tidak ada tanda-tanda
syok. TFU sepusat dan kontraksi baik. Sesuai dengan teori menurut
Hellen Varney bahwa sesudah bayi lahir TFU akan menjadi sepusat.
Ada tanda pelepasan plasenta. Sesuai dengan teori menurut
Buku Acuan nasional Maternal dan Neonatal tahun 2007 bahwa
tanda pelepasan plasenta yaitu semburan darah secara tiba-tiba,tali
pusat memanjang, dan uterus berbentuk glonuler.
B. ANNALISA
P6 A0 Kala III dengan Hipertensi gestasional
91
P6 A0 didapat dari datasubjektif ibu mengaku ini kehamilan
yang ke enam dan ibu telah melahirkan bayinya.
Kala III di mulai dari lahirnya bayi hingga lahirnya plasenta.
Hipertensi gestasional didapat dari tekanan darah ibu
160/100 mmHg dan hipertensi semasa kehamilan
Masalah Potensial : Perdarahan, Plasenta lahir tidak lengkap
Menurut Hellen Varney, ibu dengan hipertensi kehamilan
akan mengalami komplikasi perdarahan atau plasenta tidak
lahir lengkap.
C. PENATALAKSANAAN
Dilakukan langkah-langkah sesuai dengan manajemen aktif
kala III dan plasenta lahir lengkap.
4.2.5 Kala IV
A. OBJEKTIF
Tekanan darah ibu masih 160/100 mmHg. TFU 2 jari dibawah
pusat dan kontraksi baik, menurut Buku Acuan Nasional Maternal
dan Neonatal, TFU setelah plasenta lahir adalah 2 jari dibawah
pusat.
Perdarahan ± 250cc merupakan perdarahan normal, menurut
Manuaba, dikatakan perdarahan pasca persalinan jika perdarahan ≥
500cc.
Ada laserasi derajat 2 di otot perineum, menurut teori Sarwono,
biasanya laserasi lebih banyak terjasi pada primipara. Namun disini
terjadi pada grande multi para. Ini bias disebabkan karena jaringan
otot perineum yang sudah tidak elastic lagi.
B. ANNALISA
P6 A0 Kala IV dengan Hipertensi gestasional dan laserasi perineum
P6 A0 didapat dari datasubjektif ibu mengaku ini kehamilan
yang ke enam dan ibu telah melahirkan bayinya.
92
Kala IV di mulai dari lahirnya plasenta hingga 2 jam
postpartum
Hipertensi gestasional didapat dari tekanan darah ibu
160/100 mmHg dan hipertensi semasa kehamilan
Laserasi Perineum didapatkan dari data hasil pemeriksaan
bahwa ada laserasi derajat 2 di otot perineum.
Masalah Potensial : Perdarahan, Atonia Uteri, infeksi
Menurut Manuaba, masalah potensial dari hipertensinya
yaitu perdarahan dan atonia uteri, dari lua perineumnya
terjadi infeksi.
C. PENATALAKSANAAN
Langkah yang dilakukan telah sesuai dengan asuhan dan
pemantauan Kala IV Persalinan.
4.3 POSTNATAL
A. SUBJEKTIF
Pada tanggal 10 Januari 2012 ibu mengeluh pusing, menurut
Manuaba, ini bias terjadi jika tekanan darah ibu masih tinggi.
Dari rencana penggunaan KB, ibu memilih menggunaka KB suntik
3 bulan, sedangkan paritas ibu sudah lebih dari 5 dan usia ibu sudah lebih
dari 35 tahun, maka diperlukan konseling dalam asuhan KB ini.
B. OBJEKTIF
Tekanan darah ibu menurun menjadi 140/90 mmHg, ini sesuai
dengan teori bahwa hipertensi gestasional, tekanan darah ibu akan
menurun kembali setelah persalinan atau masa nifas.
Tidak ada kelainan dalam pemeriksaan fisik. Protein urine negative.
Ibu masih mengalami hipertensi karena kehamilan.
93
C. ANNALISA
P6 A0 Post Partum Hari ke-2 dengan hipertensi gestasional
P6 A0 didapat dari data subjektif ibu mengaku ini kehamilan yang ke
enam dan ibu telah melahirkan bayinya.
Post partum Hari ke-2 didapat dari riwayat persalinan ibu.
Hipertensi gestasional didapat dari tekanan darah ibu 140/90 mmHg
dan hipertensi semasa kehamilan
Masalah Potensial : Preeklamsia post partum
Menurut Manuaba, preeklamsi tidak hanya terjadi pada masa
kehailan dan persalinan saja, namun bias pula terjasi pada masa
nifas.
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan ibu
baik.
Sesuai dengan asuhan nifas, untuk memberitahukan hasil pemeriksaan.
2. Memberikan therapy per oral nifedipine 3x 500mg
Sesuai dengan teori pemberian obat antihipertensi menurut Manuaba.
3. Memberikan konseling tentang KB kepada ibu supaya mau
menggunakan KB MOW karena paritas ibu lebih ndari lima sehingga
akan ada resiko besar jika terjadi lagi kehamilan.
Sesuai dengan teori penggunaan keuntungan, dan kelebihan KB
menurut POGI dalam Buku Acuan Pelayanan Kontrasepsi 2002.
4. Memberikan konseling tentang ASI Eksklusif supaya ibu mau
menyusui bayinya selama 6 bulan penuh tanpa makanan tambahan
apapun termasuk air putih dan madu.
Sesuai dengan teori Asuhan pasca salin hari ke-2 untuk melakukan
konseling ASI Eksklusif.
5. Memberikan Konseling tentang perawatan luka perineum supaya tidak
cebok dengan air hangat, tapi denga air dingin dari arah depan ke
belakang, dan sering mengganti pembalut 2-3 kali sehari.
94
Sesuai dengan teori Asuhan pasca salin hari ke-2 untuk melakukan
konseling tentang perawatan perineum..
4.4 BAYI BARU LAHIR
A. SUBJEKTIF
Tidak ada kesenjangan antara perawatan dan kebiasaan bayi baru
lahir pada Ny. Y usia 2 hari dengan teori perawatan bayi baru lahir
menurut saifudin 2007 dalam buku Acuan Nasional Maternal dan
Neonatal.
B. OBJEKTIF
Tidak ada kelainan dalam pemeriksaan fisik. BB 3200 normal,
menurut Saifudin berat bayi lahr normal adalah 2500-3000 gram.
Antopometri dalam rentang normal PB=51 cm normalnya 45-55cm,
LK=35 cm normalnyan 33-36cm, LD=33cm normalnya 32-33cm.
C. ANNALISA
Neonatus Cukup Bulan – Sesuai Masa Kehamilan Usia 2 hari dengan
keadaan normal
Neonatus Cukup Bulan didapatkan dari riwayat persalinan yaitu usia
kehamilan ibu 41-42minggu.
Sesuai Masa Kehamilan didapatkan dari berat lahir bayi yaitu
3200gram
Usia 2 hari didapatkan dari riwayat persalinan bayi lahir tanggal 8
Januari 2012 pukul 23.26 WIB.
Keadaan normal diegakan karena bayi tidak mengalami kelainan
apapun.
Masalah Potensial : Infeksi
Berdasarkan teori menurut Sarwono Prawirohardjo, BBLR rentan
terhadap infeksi.
Jadi penulisan analisa sudah sesuai dengan teori penulisan.
95
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa keadaan bayi ibu
baik.
Sesuai dengan langkah asuhan bayi baru lahir untuk member tahu
hasil pemeriksaan kepada ibu.
2. Memberikan Konseling tentang ASI Ekslusif, untuk memberi bayinya
ASI saja selama 6 bulan penuh tanpa makanan tambahan termasuk
madu dan air putih. Karena ASI adalah makanan terbaik bagi bayi
yang kandungan gizinya sudah disesuaikan dengan kebutuhan bayi.
Sesuai dengan teori ASI Eksklusif menurut BAN Maternal dan
Neonatal.
3. Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir, seperi
menjaga kebersihan tali pusat supaya tidak dibungkus atau dibubuhi
dengan apapun, hanya dibersihkan dengan air bila kotor dan segera
mengeringkannya.
Sesuai dengan teori Perawatan Bayi Baru Lahir menurut BAN
Maternal dan Neonatal.
4. Memberikan konseling kepada ibu untuk menjaga bayinya supaya
tidak terjadi tanda bahaya pada bayi seperti demam, menggigil
dengan tangan dan kaki kebiruan, tali pusat bernanah atau berdarah
atau berbau busuk, diare, muntah terus-terusan jika diberi ASI,
kuning, dan kejang.
Sesuai dengan teori tanda bahaya pada bayi menurut BAN Maternal
dan Neonatal.
5. Memberikan konseling tentang imunisasi bahwa bayinya harus di
imunisasi BCG untuk mencegah terjadinya penyakit TBC, ibu bias
dating ke poli imunisasi sebelum bayinya berusia 7 hari.
Sesuai dengan teori Imunisai menurut BAN Maternal dan Neonatal.
96
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Selama 3 hari dari tanggal 7 Januari 2012 sampai dengan 10 Januari
2012, penulis dapat Melaksanakan asuhan kebidanan pada masa
kehamilan, persalinan dan nifas serta bayi pada Ny.Y G6 P5 A0 Dengan
Hipertensi Gestasional Di Rumah Sakit Khusus Ibu Dan Anak Kota
Bandung dan mendokumentasikannya dalam bentuk SOAP.
Penulis dapat Melaksanakan asuhan kehamilan pada Ny.Y G6 P5 A0
Dengan Hipertensi Gestasional Di Rumah Sakit Khusus Ibu Dan Anak
Kota Bandung dan mendokumentasikannya dalam bentuk SOAP. Asuhan
kehamilan yang diberikan telah sesuai dengan teori yang ada.
Penulis dapat Melaksanakan asuhan persalinan pada Ny.Y G6 P5 A0
Dengan Hipertensi Gestasional Di Rumah Sakit Khusus Ibu Dan Anak
Kota Bandung dan mendokumentasikannya dalam bentuk SOAP. . Asuhan
persalinan yang diberikan telah sesuai dengan teori yang ada.
Penulis dapat Melaksanakan asuhan nifas pada Ny.Y G6 P5 A0
Dengan Hipertensi Gestasional Di Rumah Sakit Khusus Ibu Dan Anak
Kota Bandung dan mendokumentasikannya dalam bentuk SOAP. Asuhan
masa nifas yang diberikan telah sesuai dengan teori yang ada.
Penulis dapat Melaksanakan asuhan pada bayi baru lahir Ny.Y G6 P5
A0 Dengan Hipertensi Gestasional Di Rumah Sakit Khusus Ibu Dan Anak
Kota Bandung dan mendokumentasikannya dalam bentuk SOAP. Asuhan
bayi baru lahir yang diberikan telah sesuai dengan teori yang ada.
5.2 Saran
5.2.1 Lembaga Pendidikan
Hasil laporan asuhan kebidanan komprehensif ini diharapkan
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian study
97
kasus atau asuha kebidanan komprehensif berikutnya mengenai
asuhan kebidanan pada ibu dengan hipertensi karena kehamilan.
5.2.2 RS KIA Kota Bandung
Sehubungan dengan proses asuhan dilapangan, sarana dan
prasarana yang mendukung dilakukannya asuhan yang diberikan sudah
baik dan perlu untuk terus ditingkatkan supaya asuhan yang diberikan
selanjutnya tetap terjaga mutu dan kualitasnya.
98