pembahasan makalah aqidah adiati

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Islam secara teologis merupakan rahmat bagi manusia dan alam semesta. Letak kerahmatannya terletak pada kesempurnaan islam itu sendiri. Aqidah diletakkan sangat penting dalam ajaran islam. Seumpama islam diumpamakan pohon, maka aqidah adalah akarnya, dan pohon tanpa akar tentu akan tumbang Ajaran Islam sebagaimana dikemukakan maulana Muhammad Ali, dapat dibagi kepada dua bagian, yaitu teori atau lazim disebut rukun iman, dan bagian praktik yang mencakup segala yang harus dijadikan pedoman hidup bagian pertama disebut aqidah, artinya kepercayaan yang kokoh, ataupun yang kedua disebut hokum atau syari’ah. Kewajiban bagi seseorang untuk bisa diakui sebagai seorang muslim adalah mengucapkan dua kalimat syahadat: “Ashadu alla ilaha illallah, wa ashadu anna muhammadur rosulullah.” Pengetahuan tersebut merupakan tauhid dan itu bagian dari aqidah. Untuk lebih jelasnya permasalahan aqidah secara global akan dibahas dalam makalah ini. 1.2Rumusan Masalah 1. Pengertian Aqidah dan Ruang Lingkupnya 2. Hadist dan Dalil Tentang Aqidah 3. Fungsi dan Peranan Aqidah Page 1 of 25

Upload: double-d-castle

Post on 26-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

nbygy gfhf hgfg gfgv ygjh gvh hfhgv gfhgfv hfhy gfdsehjh hghjjhgfjhnm vhgvgh hnvh

TRANSCRIPT

Page 1: Pembahasan Makalah Aqidah ADIATI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Islam secara teologis merupakan rahmat bagi manusia dan alam semesta.

Letak kerahmatannya terletak pada kesempurnaan islam itu sendiri. Aqidah

diletakkan sangat penting dalam ajaran islam. Seumpama islam diumpamakan

pohon, maka aqidah adalah akarnya, dan pohon tanpa akar tentu akan tumbang

Ajaran Islam sebagaimana dikemukakan maulana Muhammad Ali, dapat dibagi

kepada dua bagian, yaitu teori atau lazim disebut rukun iman, dan bagian praktik

yang mencakup segala yang harus dijadikan pedoman hidup bagian pertama

disebut aqidah, artinya kepercayaan yang kokoh, ataupun yang kedua disebut

hokum atau syari’ah.

Kewajiban bagi seseorang untuk bisa diakui sebagai seorang muslim adalah

mengucapkan dua kalimat syahadat: “Ashadu alla ilaha illallah, wa ashadu anna

muhammadur rosulullah.” Pengetahuan tersebut merupakan tauhid dan itu bagian

dari aqidah. Untuk lebih jelasnya permasalahan aqidah secara global akan dibahas

dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian Aqidah dan Ruang Lingkupnya

2. Hadist dan Dalil Tentang Aqidah

3. Fungsi dan Peranan Aqidah

4. Tingkat- Tingkatanan Aqidah

1.3 Tujuan

Agar menjadikan pembahasan makalah ini berstruktur dan sistematis, maka

dengan keterkaitan perumusan masalah, maka penyusunan makalah ini bertujuan

untuk memberikan pemahaman tentang hal sebagai berikut:

1. Pengertian Aqidah dan ruang lingkupnya

2. Hadist dan Dalil Tentang Aqidah

3. Fungsi dan Peranan Aqidah

4. Tingkat- tingkatanan Aqidah

Page 1 of 17

Page 2: Pembahasan Makalah Aqidah ADIATI

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aqidah

A. Aqidah Secara Etimologi

1. Aqidah berasal dari kata ‘aqdan yang berarti pengikatan. Aqidah

adalah apa yang diyakini oleh seseorang. Aqidah merupakan

perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati dan pembenaran terhadap

sesuatu.

2. Aqidah berasal dari kata “aqada” artinya ikatan dua utas tali dalam

satu buhul[1] sehingga bersambung. Aqad berarti pula janji, ikatan

(kesepakatan) antara dua orang yang mengadakan perjanjian.

3. Aqidah menurut bahasa Arab berasal dari kata al-‘aqdu yang berarti

ikatan, at-tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang

kuat, al-ihkaamu yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-

rabthu biquw-wah yang berarti mengikat dengan kuat.

B. Aqidah Secara Terminology

1. Menurut Hasan Al Bana:

نفسك اليها وتطمئّن قلبك بها يصّدق أن يجب تي ال االمور هي عّد العقا

شك لطه يخا وال ريب زجه يما ال عنّدك يقينا وتكون

Aqa’id (bentuk jamak dari aqidah) artinya beberapa perkara yang

wajib diyakini oleh hatimu, mendatangkan ketentraman jiwa dan

menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-

raguan.

2. Menurut Abu Bakar Jabir al Jazairy:

والسمع بالعقل المسلمة ة البّدهي الحّق يا قضا مّن مجموعة هي العقيّدة

صّدره عليها ي ويثن قلبها االنسان عليها يعقّد والفطرة

يكون أن يصّح ه أن خالفها يرى ال وثبوتها بوجودها طعا قا تها بصح جازما

أبّدا

[1] Buhul: simpul; ikatan (http://artikata.com/arti-322549-buhul.htm)Page 2 of 17

Page 3: Pembahasan Makalah Aqidah ADIATI

Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum

(aksioma) oleh manusia berdasarakan akal, wahyu dan fitrah.

Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini

kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu

yang bertentangan dengan kebenaran itu.

3. Menurut M. Hasby Ash-Shidiqie dalam bukunya “Sejarah dan

Pengantar Ilmu Tauhid/Kalam” mengatakan:

Aqidah secara bahasa (bahasa arab) ialah sesuatu yang dipegang

teguh dan terhujam kuat di dalam lubuk jiwa dan tak dapat beralih

daripadanya.

C. Aqidah Secara Syara’

Yaitu beriman kepada Allah, para MalaikatNya, kitab-kitabNya, para

Rasulnya, dan kepada hari Akhir serta kepada qadar baik yang baik maupun

yang buruk (rukun iman). Dalilnya adalah

“Katakanlah: “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti

kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu

adalah Tuhan Yang Esa”. Barang siapa mengharap perjumpaan dengan

Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah

ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”. (Q.S.

Al Kahfi: 110).

“ Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi)

yang sebelummu: “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan

hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi”.

(Q.S. Az Zumar: 65)

Dan juga QS. Az Zumar: 2-3, QS. An Nahl: 36, QS. Al A’raf: 59,65,73, 85

D. Secara teknis

Aqidah sering juga diartikan dengan: iman, kepercayaan dan keyakinan[2].

Adapun relevansi antara arti kata ‘aqdan dan aqidah adalah keyakinan itu

tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung

perjanjian.

[2] Sayid Sabiq, Aqidah Islam: Suatu Kajian yang memposisikan akal sebagai mitra wahyu, Al-Ikhlas, Surabaya: 1996, hlm. 4

Page 3 of 17

Page 4: Pembahasan Makalah Aqidah ADIATI

Berdasarkan kedua pengertian tersebut, dapatlah ditarik beberapa butir

kesimpulan berikut:

a. Setiap manusia memiliki fitrah tentang adanya Tuhan yang didukung oleh

hidayah Allah berupa indera, akal, agama (wahyu), dan taufiqiyah,

(sintesis antara kehendak Allah dengan kehendak manusia). Oleh karena

itu, manusia yang ingin mengenal Tuhan secara baik harus mampu

mengfungsikan hidayah- hidayah tersebut.

b. Keyakinan sebagai sumber utama aqidah itu tidak boleh bercampur

dengan keraguan.

c. Aqidah yang kuat akan melahirkan ketentraman jiwa.

d. Tingkat aqidah seseorang tergantung pada tingkat pemahamannya

terhadap ayat- ayat qauliyah dan kauniyah.

2.2 Hadist Tentang Aqidah

Sebelum membahas lebih lanjut perihal hadits-hadits yang berbicara tentang

aqidah, pertama-tama harus dipahami terlebih dahulu apa itu hadist aqidah.

a. Hadist

Secara istilah, jumhur ulama muhadditsin[3] sepakat bahwa hadits adalah

segala sesuatu yang disandarkan kepada Rasulullah baik itu perkataan, perbuatan,

penetapan, maupun sifat-sifat Rasulullah Saw.

b. Hadits Tentang Iman, Islam dan Ihsan

DلCى ِإ CَسCلCج Gى َحCت ،JّدCَحC أ Gا مDن KهKفDرLعC ي C وCال ،DرCف Gالس KرC ثC أ DهL Cي عCل ى CرK ي C ال ،DرLع Gالَّش DادCو Cَس KّدL ّدDي Cش DاِبC Pي الث

: Cا ي CاَلCقCو DهL فCخDَذCي عCلCى DهL CفGي َك CعCَضCوCو DهL Cي Cت Lب َك Kر DلCى ِإ DهL Cي Cت Lب َك Kر CّدC ن LَسC فCَأ وَسلم عليه الله صلى PيD Gب الن

: LنC أ KُمC ال DَسD Lِإل ا وَسلم عليه الله صلى Dالله KَلLو Kَس Cر CاَلCقCف ،D Cُم ال LَسD Lِإل ا DّنCع Dي ن LرD ب LخC أ مKحCمGّد

CُمLوKصC وCت CةC َكا Gالَّز CيD KْؤLت وCت CةC الصGال CمL KقDي وCت Dالله KَلLو Kَس Cر مKحCمGّد]ا GنC وCأ Kالله G Dال ِإ CهC Dل ِإ C ال LنC أ CّدCه LَّشC ت

CانCضCم Cر   : KهK لC َأ LسC ي KهC ل Cا Lن ب DجCعCف ، CَتLقCّدCص CاَلCق [ Lال Dي ب Cَس DهL Cي Dل ِإ CَتLعCطC ت Lاَس DنD ِإ CَتL Cي Lب ال GَّجKحC وCت

: : DهD ل Kَس KرCو DهD Kب Kت وCَك DهD Cت Dك Cِئ وCمCال DاللهD ب CّنDمLْؤK ت LنC أ CاَلCق DانCمL Dي Lِإل ا DّنCع Dي ن LرD ب LخC فCَأ CاَلCق ،KهKقPّدCصK وCي

. ، Dان CسLَحD Lِإل ا DّنCع Dي ن LرD ب LخC فCَأ CاَلCق ، CَتLقCّدCص CاَلCق Dه Pر CشCو DهDرL ي Cخ DرCّدCقL Dال ب CّنDمLْؤK وCت DرDاآلخ D CوLُم Lي وCال

: . :،DةCاع Gالس DّنCع Dي ن LرD ب LخC فCَأ CاَلCق Cاك CرC ي KهG Dن فCِإ Kاه CرC ت LّنK Cك ت LمC ل LنD فCِإ Kاه CرC ت CكG ن

C Cَأ َك Cالله CّدK CعLب ت LنC أ CاَلCق

. :CّدD Cل ت LنC أ CاَلCق DهCا، ات CارCمC أ LّنCع Dي ن LرD ب Lخ

C فCَأ CاَلCق DلD اِئ Gالس CّنDم CمC عLلC Dَأ ب LهCا عCن KَلLوKْؤ LسCمL ال مCا CاَلCق

CّقC LطCل ان GمK ث ، DانC Lي Kن Lب ال فDي CنLوK CطCاوCل Cت ي Dاِء Gالَّش CاِءCعDر CةC LعCال ال Cاة CرKعL ال CاةCفKحL ال ى CرC ت LنC وCأ CهCا Gت ب Cر KةCم

C Lَأل ا

3[3] Ulama muhadditsin: ulama ahli haditsPage 4 of 17

Page 5: Pembahasan Makalah Aqidah ADIATI

. : : KهG Dن فCِإ CاَلCق CمC عLلC أ KهK وLل Kَس CرCو Kالله KَتLلKق ؟ DلD اِئ Gالس DّنCم CّدLرDي ت

C أ CرCمKع Cا ي CاَلCق GمK ث eا، Dي مCل KَتL Dث Cب فCل

. LمK Cك Lن دDي LمK PمKك KعCل ي LمK تَـاَكC أ KلL LرDي ب Dج] مسلم ] رواه

Dari Umar r.a juga dia berkata : “Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah Saw.

suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat

putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan

jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga

kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada

kepada lututnya (Rasulullah Saw) seraya berkata: “Ya Muhammad, beritahukan

aku tentang Islam?”, maka bersabdalah Rasulullah Saw : “Islam adalah engkau

bersaksi bahwa tidak ada illah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa

Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat,

menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu”,  kemudian dia

berkata: “anda benar”. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang

membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “Beritahukan aku tentang Iman”.

Lalu beliau bersabda: “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,

kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir

yang baik maupun yang buruk”, kemudian dia berkata: “anda benar”. Kemudian

dia berkata lagi: “Beritahukan aku tentang ihsan”. Lalu beliau bersabda: “Ihsan

adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika

engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau”. Kemudian dia berkata:

“Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)’. Beliau bersabda:

“Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya”. Dia berkata:  “Beritahukan

aku tentang tanda-tandanya”, beliau bersabda: “Jika seorang hamba melahirkan

tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan

penggembala domba, (kemudian)  berlomba-lomba meninggikan bangunannya”,

kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau

(Rasulullah) bertanya: “Tahukah engkau siapa yang bertanya?” aku berkata:

“Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui”. Beliau bersabda: “Dia adalah Jibril

yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian”. (HR.

Muslim). Hadits ini merupakan hadits yang sangat dalam maknanya, karena

didalamnya terdapat pokok-pokok ajaran Islam, yaitu Iman, Islam dan Ihsan.

Page 5 of 17

Page 6: Pembahasan Makalah Aqidah ADIATI

Islam berbicara masalah lahir, iman berbicara masalah batin, dan ihsan mencakup

keduanya. Adapun kandungan Hadits  tersebut adalah[4[:

1. Disunnahkan untuk memperhatikan kondisi pakaian, penampilan dan

kebersihan, khususnya jika menghadapi ulama, orang-orang mulia dan

penguasa.

2. Siapa yang menghadiri majelis ilmu dan menangkap bahwa orang–orang yang

hadir butuh untuk mengetahui suatu masalah dan tidak ada seorangpun yang

bertanya, maka wajib baginya bertanya tentang hal tersebut, meskipun dia

mengetahuinya agar peserta yang hadir dapat mengambil manfaat darinya.

3. Jika seseorang yang ditanya tentang sesuatu maka tidak ada cela  baginya

untuk berkata, “Saya tidak tahu”, dan hal tersebut tidak mengurangi

kedudukannya.

4. Kemungkinan malaikat tampil dalam wujud manusia.

5. Termasuk tanda hari kiamat adalah banyaknya pembangkangan terhadap

kedua orang tua.

6. Tidak disukainya mendirikan bangunan yang tinggi dan membaguskannya

selama tidak dibutuhkan.

7. Di dalamnya terdapat dalil bahwa perkara ghaib tidak ada yang

mengetahuinya selain Allah ta’ala.

8. Di dalamnya terdapat keterangan tentang adab dan cara duduk dalam majlis

ilmu.

c. Hadits Tentang Rukun Islam

: KَتLعDم Cَس CاَلCق LهKمCا عCن Kالله CيDَض Cر DاِبGطCخL ال DّنL ب CرCمKع DّنL ب Dالله DّدL عCب DّنCمLَح Gالر DّدL عCب Dي بC أ LّنCع

: : Kالله G Dال ِإ CهC Dل ِإ C ال LنC أ KةCادCه Cش gَسLمCخ عCلCى KُمC ال LَسD Lِإل ا CيD Kن ب KَلLوKقC ي وَسلم الله صلى Dالله CَلLو Kَس Cر

CانCضCم Cر KُمLوCصCو DَتL Cي Lب ال hَّجCَحCو DاةC َك Gالَّز KاِءC Lت Dي وCِإ DةC الصGال KاُمCقD وCِإ Dالله KَلLو Kَس Cر [ مKحCمGّدا GنC رواه[ وCأ

ومسلم ]الترمذي

Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khattab r.a dia berkata: “Saya

mendengar Rasulullah Saw bersabda, Islam dibangun diatas lima perkara.

Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa nabi

[ 4] Muhyiddin Yahya bin Syaraf Nawawi, Hadits Arba’in Nawawiyah, Maktab Dakwah dan Bimbingan Jaliyat Rabwah, 2010, hlm. 9

Page 6 of 17

Page 7: Pembahasan Makalah Aqidah ADIATI

Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan

haji dan puasa Ramadhan”. (HR Turmuzi dan Muslim)

Adapun kandungan dari hadits tersebut adalah[5]:

1. Rasulullah Saw menyamakan Islam dengan bangunan yang kokoh dan tegak

di atas tiang-tiang yang kuat.

2. Pernyataan tentang keesaan Allah dan keberadaan-Nya, membenarkan

kenabian Muhammad Saw, merupakan hal yang paling mendasar dibanding

rukun-rukun yang lainnya.

3. Selalu menegakkan shalat dan menunaikannya secara sempurna dengan

syarat rukunnya, adab-adabnya dan sunnah-sunnahnya agar dapat

memberikan buahnya dalam diri seorang muslim yaitu meninggalkan

perbuatan keji dan munkar karena shalat mencegah seseorang dari perbuatan

keji dan munkar.

4. Wajib mengeluarkan zakat dari harta orang kaya yang sudah terpenuhi

syarat-syarat zakat lalu memberikannya kepada orang-orang fakir dan yang

membutuhkan.

5. Wajibnya menunaikan ibadah haji bagi yang mampu dan puasa (Ramadhan)

bagi setiap muslim.

6. Adanya keterkaitan rukun Islam satu sama lain. Siapa yang mengingkarinya

maka dia bukan seorang muslim berdasarkan ijma’[6].

7. Nash di atas menunjukkan bahwa rukun Islam ada lima, dan masih banyak

lagi perkara lain yang penting dalam Islam yang tidak ditunjukkan dalam

hadits ini. Rasulullah SAW bersabda:

“ Iman itu memiliki tujuh puluh lebih cabang”

8. Islam adalah aqidah dan amal perbuatan. Tidak bermanfaat amal tanpa iman

demikian juga tidak bermanfaat iman tanpa amal.

2.3 Dalil Aqidah Islamiyah

Dalil Aqidah Islamiyah itu ada dua macam, yaitu :

[5] Ibid

[ 6] Ijma’: kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hukum hukum dalam agama

berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits dalam suatu perkara yang terjadi. (http://id.wikipedia.org/wiki/Ijmak)

Page 7 of 17

Page 8: Pembahasan Makalah Aqidah ADIATI

a. Dalil Aqli (menggunakan akal), apabila permasalahannya adalah fakta

yang boleh diindera

b. Dalil Naqli (dari Al-Quran dan Hadis), jika permasalahannya tidak dapat

diindera.

Berikut Penjelasan Secara Rinci:

1. Allah SWT - Orang yang mendalami perkara yang dituntut akidah Islam

untuk diimani akan menjumpai bahawa Iman kepada (wujud) Allah SWT

dalilnya adalah aqli. Alasannya perkara tersebut – yaitu adanya al-Khaliq

(Maha Pencipta) bagi segala yang ada - dapat dijangkau dengan panca

indera.

2. Malaikat - Iman terhadap (keberadaan) Malaikat-Malaikat dalilnya

adalah naqli. Alasannya keberadaan Malaikat tidak dapat dijangkau

indera. Malaikat tidak boleh dijangkau zatnya dan tidak boleh dijangkau

dengan apapun yang menunjukkan atas (keberadaan)nya.

3. Kitab-Kitab - Iman terhadap Kitab-Kitab Allah SWT dapat diuraikan

sebagai berikut. Jika yang dimaksud adalah Iman terhadap Al-Quran

maka dalilnya aqli, kerana Al-Quran dapat diindera dan dijangkau.

Demikian pula kemukjizatan Al-Quran dapat diindera sepanjang zaman.

Tetapi jika yang dimaksud adalah iman terhadap kitab-kitab selain Al-

Quran, seperti Taurat, Injil dan Zabur, maka dalilnya adalah naqli.

Alasannya bahaw Kitab-Kitab ini adalah dari sisi Allah SWT tidak dapat

dijangkau (keberadaannya) sepanjang zaman. Kitab-Kitab tersebut adalah

dari sisi Allah SWT dan dapat dijangkau keberadaanya tatkala ada Rasul

yang membawanya sebagai mukjizat[7]. Kemukjizatannya berhenti saat

waktunya berakhir. Jadi, mukjizat tersebut tidak boleh dijangkau oleh

orang-orang (pada masa) setelahnya. Namun sampai kepada kita berupa

berita yang mengatakan bahawa kitab tersebut berasal dari Allah SWT

dan diturunkan kepada Rasul. Karena itu dalilnya naqli bukan aqli, karena

akal - di setiap zaman - tidak mampu menjangkau bahwa kitab itu adalah

kalam Allah SWT dan akal tidak mampu mengindera kemukjizatannya.

[7] Mukjizat: kejadian (peristiwa) ajaib yg sukar dijangkau oleh kemampuan akal manusia (http://kamusbahasaindonesia.org/mukjizat#ixzz2FKE4iJ00)

Page 8 of 17

Page 9: Pembahasan Makalah Aqidah ADIATI

4. Rasul-Rasul - Begitu pula halnya Iman terhadap para Rasul. Iman

terhadap Rasul (Nabi Muhammad s.a.w.) dalilnya aqli, karena

pengetahuan akan Al-Quran sebagai kalam Allah dan ia dibawa oleh

Rasul (Nabi Muhammad s.a.w.) adalah sesuatu yang dapat diindera.

Dengan mengindera Al-Quran dapat diketahui bahwa Muhammad itu

Rasulullah. Sedangkan Iman terhadap para Nabi dalilnya adalah naqli,

karena dalil (bukti) kenabian para Nabi –yaitu Mukjizat-Mukjizat

mereka- tidak dapat diindera kecuali oleh orang-orang yang sezaman

dengan mereka. Bagi orang-orang yang datang setelah mereka hingga

zaman sekarang bahkan sampai kiamat pun, mereka tidak menjumpai

mukjizat tersebut. Karena itu bukti atas kenabiannya bukan dengan dalil

aqli melainkan dengan dalil naqli. Lain lagi bukti atas kenabian (Nabi

Muhammad s.a.w.) yang berupa mukjizat beliau. Mukjizat tersebut

(selalu) ada dan dapat diindera, yaitu Al-Quran. Jadi dalilnya adalah aqli.

5. Hari Kiamat - Dalil Hari Kiamat adalah naqli, karena Hari Kiamat tidak

dapat diindera, lagi pula tidak ada satu pun perkara yang dapat diindera

yang menunjukkan tentang Hari Kiamat. Dengan demikian tidak terdapat

(satu) dalil aqli pun untuk hari kiamat. Dalilnya adalah naqli.

6. Qada dan Qadar - Qada dan Qadar dalilnya aqli, karena Qada adalah

perbuatan manusia yang dilakukannya atau yang menimpanya (dan tidak

dapat ditolak). Ia adalah sesuatu yang dapat diindera maka dalilnya

adalah aqli. Qadar adalah khasiat sesuatu yang dimunculkan

(dimanfaatkan) oleh manusia, seperti kemampuan membakar yang ada

pada api, kemampuan memotong yang ada pada pisau. Khasiat ini adalah

sesuatu yang dapat diindera, maka dalil untuk perkara Qadar adalah aqli.

2.4 Ruang Lingkup Aqidah

Hasan al- Bana menujukan empat bidang yang berkaitan dengan lingkup

pembahasan mengenai aqidah, yaitu:

a. Ilahiyyat, pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan

Illah (Tuhan, Allah) seperti wujud Allah, asma Allah, sifat- sifat yang

wajib ada pada Allah, dan lain- lain.

b. Nubuwiyat, pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan

dengan rosul- rosul Allah, termasuk kitab suci, mu’jizat dan lain- lain.

Page 9 of 17

Page 10: Pembahasan Makalah Aqidah ADIATI

c. Ruhaniyat, pembahasan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan

metafisik[8], seperti malaikat, jin, iblis, setan, roh dan lain- lain.

d. Sam’iyat, pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui

melalui sam’I (dalil naqli: Al-Qur’an dan Assunnah) seperti surga neraka,

alam barzakh, akhirat, kiamat, dan lain- lain.

Beberapa Ulama’ juga menunjukkan lingkup pembahasan mengenai

aqidah dengan arkanul iman (rukun iman) berupa:

1. Iman Kepada Allah

Manusia dapat saja mempercayai bahwa ada Tuhan yang menciptakan

alam ini, tetapi hal itu berdasarkan pikirannya. Manusia tidak akan dapat

mengetahui siapa dan bagaimana Tuhan itu. Karena itu, dalam aqidah

Islam, Tuhan memperkenalkan diri-Nya dan memberitahukan sifat-sifat-

Nya kepada manusia melalui firman-Nya yang disampaikan kepada

utusan-Nya. Karena itu, Tuhan dalam Islam adalah Tuhan menurut Tuhan

sendiri yang tidak mungkin salah. Implikasi[9] dari aqidah tersebut adalah:

Penyerahan secara total kepada Allah dengan meniadakan sama sekali

kekuatan dan kekuasan diluar Allah yang dapat mendominasi dirinya.

Menjadikan orang memiliki keberanian untuk berbuat, karena tidak

ada baginya yang ditakuti selain melanggar perintah Allah.

Menimbulkan rasa optimis. Karena keyakinan tauhid menjamin hal

yang terbaik yang akan dicapainya secara ruhaniyah.

2. Iman kepada Malaikat

Allah menciptakan malaikat, yaitu makhluk gaib yang melaksanakan

tugas-tugas yang diberikan Allah. Ia diciptakan Allah dari cahaya.

Seorang muslim wajib mengimani adanya malaikat sebagai makhluk

Allah di samping manusia, jin, dan iblis. Karena itu, iman kepada

malaikat melahirkan sikap hati-hati, optimis, dan dinamis, tidak mudah

putus asa atau kecewa . demikian pula apabila orang meyakini adanya

[8] Metafisik : Alam Roh

[ 9] Implikasi: yg termasuk atau tersimpul; yg disugestikan, tetapi tidak dinyatakan (http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/kbbi.php?keyword=implikasi&varbidang=all&vardialek=all&varragam=all&varkelas=all&submit=tabel)

Page 10 of 17

Page 11: Pembahasan Makalah Aqidah ADIATI

iblis atau setan, maka ia akan senantiasa waspada untuk tidak terjerat

kepada godaan yang dapat menyesatkannya.

3. Iman kepada Kitab Allah

Allah menurunkan wahyu-Nya kepada manusia melalui Rasulnya yang

tertulis dalam kitab-kitab-Nya. Kitab-kitab Allah berisi informasi-

informasi, aturan-aturan, dan hukum-hukum dari Allah bagi manusia.

Kitab-kitab Allah itu menjadi pedoman hidup manusia di dunia agar

hidup manusia teratur, tentram serta bahagia.

“(2).Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru.(3).Dan

tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur’an) menurut kemauan hawa

nafsunya.(4).Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan

(kepadanya)”. (Q.S. An Najm: 2,3 &4) “Sesungguhnya kami menurunkan

kepadamu kitab (Al Qur’an) dengan (membawa) kebenaran. Maka

sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya)”. (Q.S. Az

Zumar: 2)

4. Iman kepada Para Rasul

Allah menurunkan wahyu tidak kepada semua orang, tetapi dipilih salah

seorang diantaranya sebagai kuputusan-Nya. Rasul adalah manusia yang

dipilih Allah dan diberi kuasa untuk menerangkan segala sesuatu yang

datang dari Allah. Bukti kerasulannya adalah mukjizat dan kitab Allah

yang tidak tertandingi mutunya. Melalui Rasul manusia dapat mengetahui

segala sesuatu tentang Allah, seolah-olah manusia berhubungan langsung

dengan Allah.

Allah mengutus Rasulnya sejak Nabi Adam hingga Nabi yang terakhir,

Muhammad Saw. Beriman kepada para rasul merupakan tuntutan iman

kepada Allah.

“Dan barangsiapa yang menaati Allah dan rasul-(Nya), mereka itu akan

bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah,

yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqqiin [10], orang-orang yang mati syahid dan

[10] para shiddiiqqiin:Orang-orang yang dapat dipercayaPage 11 of 17

Page 12: Pembahasan Makalah Aqidah ADIATI

orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya”. (Q.S.

An Nisaa’: 69)

5. Iman kepada Hari Kiamat

Alam ciptaan Tuhan terikat oleh ruang, waktu serta hukum-hukum yang

ditetapkan-Nya (sunatullah). Sunatullah yang ditetapkan pada segala

ciptaan adalah rusak, hilang, dan berakhir.

Beriman kepada Hari Kiamat adalah meyakini akan kedatangannya.

Keimanan itu melahirkan dampak bagi kehidupan seorang muslim, yaitu

meyakini bahwa tidak ada yang sia-sia dalam hidup ini, semua perbuatan

akan dihitung.

“Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh[11] kepadamu kaumnya lalu ia

berkata: “Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan

bagimu selain-Nya”. Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah

Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat).”

(Q.S. Al A’raf: 59)

6. Iman kepada Qadha dan Qadar

Takdir berasal dari kata qadara yang berarti mengukur, memberi kadar

atau ukuran. Semua makhluk dikenai takdir oleh Allah. Mereka tidak

dapat melampaui batas ketetapan itu dan Allah menuntun ke arah yang

seharusnya.

Beriman kepada takdir melahirkan sikap optimisme, tidak mudah kecewa

dan putus asa sebab yang menimpa setelah segala usaha dilakukan

merupakan takdir Allah. Sesuatu yang buruk menurut kita, tidak selalu

buruk menurut Allah. Sebaliknya, yang menurut kita itu baik, tidak selalu

baik pula menurut Allah. Oleh karena itu, dalam kegiatan takdir ini

seyogyanya lahir sikap sabar dan tawakal dengan terus menerus berusaha

sesuai dengan kemampuan.

2.5 Fungsi dan Peranan Aqidah

Aqidah tauhid sebagai kebenaran merupakan landasan keyakinan bagi

seorang muslim. Keyakinan yang mendasar itu menopang seluruh perilaku,

[ 11] Nuh: adalah seorang rasul yang diceritakan dalam Taurat, Alkitab, dan Al-Quran. (http://id.wikipedia.org/wiki/Nuh)

Page 12 of 17

Page 13: Pembahasan Makalah Aqidah ADIATI

membentuk dan memberi corak dan warna kehidupannya dengan hubungannya

dengan makhluk lain dan hubungan dengan Tuhan. Aqidah yang tertanam dalam

jiwa seorang muslim akan senantiasa menghadirkan Allah. dalam pengawasan

Allah semata- mata, karena itu perilaku- perilaku yang tidak dikehendaki Allah

akan selalu dihindarkannya. Fungsi dan peranan aqidah dalam kehidupan manusia

antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut:

a) Menuntun dan mengemban dasar ketuhanan yang dimiliki manusia sejak

lahir, sejak lahir manusia telah memiliki potensi keberagamaan (fitrah).

Aqidah islam berperan memenuhi kebutuhan fitrah manusia tersebut,

menuntun dan mengarahkan manusia pada keyakinan yang benar tentang

Allah.

b) Memberikan ketenangan dan ketentraman jiwa. Agama sebagai kebutuhan

fitrah akan senantiasa menuntut dan mendorong manusia untuk terus

mencarinya. Aqidah memberikan jawaban yang pasti sehingga kebutuhan

rohaninya dapat terpenuhi.

c) Memberikan pedoman hidup yang pasti. Aqidah memberikan pengetahuan

asal dan tujuan hidup manusia sehingga kehidupan manusia akan lebih jelas

dan akan lebih bermakna. Aqidah islam juga sebagai keyakinan akan

membentuk perilaku bahkan mempengaruhi kehidupan seorang muslim

menjadi lebih baik.

Aqidah Islam sebagai keyakinan akan membentuk perilaku bahkan

mempengaruhi kehidupan seorang muslim. Abu A’la Al Maududi menyebutkan

pengaruh aqidah tauhid sebagai berikut:

1) Menjauhkan manusia dari pandangan yang sempit dan picik.

2) Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan tahu akan harga diri.

3) Membentuk manusia jujur dan adil.

4) Menghilangkan sifat murung dan putus asa.

5) Membentuk pendirian yang teguh, kesabaran, ketabahan, dan optimism

6) Menciptakan hidup damai dan ridha[12]

7) Membentuk manusia menjadi taat, patuh dan disiplin menjalankan perintah

dan larangan Allah.

[12] ridha: senang, suka, rela, menerima dengan sepenuh hati, serta menyetujui secara penuh (http://tanbihun.com/tasawwuf/tasawuf/definisi-penjelasan-ridha-dalam-tasawuf/)

Page 13 of 17

Page 14: Pembahasan Makalah Aqidah ADIATI

2.6 Tingkatan-Tingkatan Aqidah

Aqidah atau iman yang dimiliki seseorang tidak selalu sama dengan oleh

orang lain. Ia memiliki tingkatan-tingkatan tertentu bergantung pada upaya

orang itu. Iman pada dasarnya berkembang, ia bisa tumbuh subur atau

sebaliknya. Iman yang tidak terpelihara akan berkurang, mengecil atau hilng

sama sekali.

Tingkatan aqidah tersebut adalah:

a. Taqlid, yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas pendapat orang

yang diikutinya tanpa dipikirkan.

b. Yakin, yaitu keyakinan yang didasarkan atas bukti, dan dalil[13] yang

jelas, tetapi belum sampai menemukan hubungan yang kuat antara obyek

keyakinan dan dalil yang diperolehnya. Hal ini, memungkinkan orang

terkecoh oleh sanggahan-sanggahan atau dalil-dalil lain yang lebih

rasional dan lebih mendalam.

c. ‘Ainul Yakin, yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas dalil-dalil

rasional, ilmiah dan mendalam, sehingga mampu membuktikan

hubungan antara obyek keyakinan dengan dalil-dalil serta mampu

memberikan argumentasi yang rasional terhadap sanggahan-sanggahan

yang datang. Ia tidak mungkin terkecoh oleh argumentasi lain yang

dihadapkan kepadanya.

d. Haqqul yakin, yaitu tingkat keyakinan yang di samping didasarkan atas

dalil-dalil rasional, ilmiah, dan mendalam, dan mampu membuktikan

hubungan antara obyek keyakinan dengan dalil-dalil serta mampu

menemukan dan merasakan keyakinan tersebut melalui pengalaman

agamanya.

Pada semua tingkatan aqidah di atas nampak peranan akal begitu dominan.

Hal ini tidak berarti hanya akal satu- satunya. Keseluruhan aqidah islam,

sebagaimana juga halnya dalam semua hukum dalam syari’ah, pada dasarnya

ditetapkan dan diatur oleh kitab Allah dan sunnah Rasul, dimana keduanya

memberikan kedudukan yang sangat penting bagi akal fikiran dalam menerima

[13] Dalil: keterangan yg dijadikan bukti atau alasan suatu kebenaran (terutama berdasarkan ayat Alquran) (http://www.artikata.com/arti-324291-dalil.html)

Page 14 of 17

Page 15: Pembahasan Makalah Aqidah ADIATI

dan mengokohkan aqidah. Keduanya memuliakan akal dengan menjadikannya

sebagai sasaran perintah, sebagai tempat bergantungnya pertanggungjawaban dan

menganjurkan agar mengfungsikan sebaik- baiknya.

Page 15 of 17

Page 16: Pembahasan Makalah Aqidah ADIATI

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Aqidah adalah sesuatu yang mengharuskan hati membenarkannya, membuat

jiwa tenang, dan menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan

keraguan. Dan ruang lingkupnya meliputi rukun iman.

Fungsi dan peranan aqidah sebagai berikut:

a) Menuntun dan mengemban dasar ketuhanan yang dimiliki manusia sejak

lahir.

b) Memberikan ketenangan dan ketentraman jiwa.

c) Memberikan pedoman hidup yang pasti.

Tingkatan aqidah tersebut adalah:

1. Taqlid

2. Yakin

3. ‘Ainul Yakin

4. Haqqul yakin

3.2 Saran

Selayaknya pencetus karya adalah mengharapkan karya tersebut dapat

menjadi manfaat bagi orang lain dan dirinya sendiri, seperti itu pula harapan yang

ada ketika penyusunan makalah sederhana ini. Adapun bentuk kekurangan dan

kesalahan tentu tidak akan terlepas karena merupakan sisi kemanusiaan yang

mendasar dari kejiwaan manusia, sehingga dengan bersikap bijak adalah

mengharapkan motivasi yang membangun dalam bentuk kritik dan saran. 

Pada akhirnya ucapan terima kasih yang tidak terhingga dengan kesempatan

dan perhatian yang diberikan, setidaknya permohonan maaf atas segala kesalahan

dan kelalaian dalam pembuatan makalah sederhana ini, baik dari paragraf,

kalimat, kata, atau sikap selama proses pembuatan makalah ini. Selanjutnya tidak

etis rasanya jika tidak sama-sama mendoakan, semoga segala bentuk pekerjaan

yang disertai dengan ketulusan niat membuahkan keridhaan dari Allah yang Maha

Rahman.

Page 16 of 17

Page 17: Pembahasan Makalah Aqidah ADIATI

DAFTAR PUSTAKA

Alim, Muhammad, 2002, Pendidikan Agama Islam, PT Remaja Rosdakarya,

Jakarta.

Latif, Zaky Mubarok, dkk, 2001, Akidah Islam, UII Press, Jogjakarta.

Nurdin, Musli, dkk, 1993, Moral dan Kognisi Islam, CV Alfabeta, Bandung.

Ali, Mohammad Daud, H. , Pendidikan Agama Islam, Cet. 5, Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 2004.

Muhyiddin Yahya bin Syaraf Nawawi, Hadits Arba’in Nawawiyah, Maktab

Dakwah dan Bimbingan Jaliyat Rabwah, 2010

Mahalli, KH. Ahmad Mudjab, Hadtis-Hadits Muttafaq’alaih,  Kencana,

Jakarta:2004

Sabiq, Sayyid, Akidah Islam: Suatu Kajian yang Memposisikan Akal sebagai

Mitra Wahyu, Al-Ikhlas, Surabaya: 1996

http://ronamasambojo.blogspot.com/2012/03/dalil-tentang-aqidah.html

http://ms.wikipedia.org/wiki/Aqidah

http://erik-acver-qincai.blogspot.com/2009/03/aqidah-islamiyah.html

Page 17 of 17