pemanfaatan tetes tebu dalam usaha peningkatan mutu daging sapi lokal-klp 23

17
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM : PEMANFAATAN TETES TEBU DALAM USAHA PENINGKATAN MUTU DAGING SAPI LOKAL BIDANG KEGIATAN : PKM GT Disusun Oleh: Septian Vidya Pangastuti Tyar Jatu Almira Ja’far Abdul Jabbar (115130101111041) 2011 (115130105111002) 2011 (115130100111066) 2011 UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011 i

Upload: vidyaseptian

Post on 04-Aug-2015

681 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemanfaatan Tetes Tebu Dalam Usaha Peningkatan Mutu Daging Sapi Lokal-klp 23

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM :

PEMANFAATAN TETES TEBU DALAM USAHA PENINGKATAN

MUTU DAGING SAPI LOKAL

BIDANG KEGIATAN :

PKM GT

Disusun Oleh:

Septian Vidya Pangastuti

Tyar Jatu Almira

Ja’far Abdul Jabbar

(115130101111041) 2011

(115130105111002) 2011

(115130100111066) 2011

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2011

i

Page 2: Pemanfaatan Tetes Tebu Dalam Usaha Peningkatan Mutu Daging Sapi Lokal-klp 23

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : Pemanfaatan Tetes Tebu Dalam Usaha Peningkatan Mutu

Daging Sapi Lokal

2. Bidang Ilmu : ( ) PKM AI () PKM GT

3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Septian Vidya Pangastuti

b. NIM : 115130101111041

c. Jurusan : Kedokteran Hewan

d. Universitas : Universitas Brawijaya

e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jln. Sidomakmur III/14, Rt 12,Rw 03,

Lumbangsari, Bululawang, Malang

f. Alamat email : [email protected]

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang

5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. drh. Djoko Winarso, MS

b. NIP : 19530605 198403 1001

c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Danau Tambingan Gg A/17

Sawojajar, Malang

(0341) 711991/ 08122757577

Menyetujui, Malang, 4Januari 2012

Wakil Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Ketua Pelaksana Kegiatan

Program Kedokteran Hewan

Universitas Brawijaya

drh. Masdiana C. Padaga, M.App.Sc Septian Vidya Pangastuti NIP. 19560201198403 2 001 NIM.115130101111041

Pembantu Rektor III Dosen Pendamping

Universitas Brawijaya

Ir. H. R. B. Ainurrasyid. MS. Dr. drh. Djoko Winarso, MS

NIP. 19550618 198103 1 002 NIP. 19530605 198403 1001

ii

Page 3: Pemanfaatan Tetes Tebu Dalam Usaha Peningkatan Mutu Daging Sapi Lokal-klp 23

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis bisa tetap bersemangat dan menyelesaikan Program

Kreativitas Mahasiswa berjudul “Pemanfaatan Tetes Tebu Dalam Usaha

Peningkatan Mutu Daging Sapi Lokal”.

Pada penulisan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada:

1. Keluarga penulis, Ayahanda dan Ibunda tercinta yang senantiasa memberikan

dorongan, semangat, dan doa yang tiada henti demi keberhasilan putra -

putrinya. Saudara-saudariku yang selalu memberikan kehangatan dan

keceriaan dalam setiap langkah perjalanan hidup yang telah terlewati.

2. Prof.Dr.Pratiwi Trisunuwati,drh,MS selaku Ketua Program Kedokteran

Hewan yang selalu memberikan dukungan tiada henti demi kemajuan

Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya tercinta.

3. Dr. drh. Djoko Winarso, MSselaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan telah merelakan waktu disela-sela kesibukannya

demi penulisan karya tulis ini.

4. Kak Bedhi Kuswantoro selaku fasilitator, yang telah membantu proses

penyusunan karya ini.

5. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan karya tulis

ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik

yang membangun.Akhirnya, semoga karya tulis ini dapat menambah wawasan

dan memberi manfaat.

Malang, 4 Januari 2012

Penulis

iii

Page 4: Pemanfaatan Tetes Tebu Dalam Usaha Peningkatan Mutu Daging Sapi Lokal-klp 23

DAFTAR ISI

Hal

Halaman Judul i

Halaman Pengesahan ii

Daftar Isi iv

Daftar Tabel iv

Ringkasan

PENDAHULUAN

Latar Belakang 1

Tujuan 2

Manfaat 2

GAGASAN

Tetes Tebu (Molasse) 2

Solusi yang Pernah Ditawarkan 3

Relevansi Penggunaan Tetes Tebu dan Dampaknya Terhadap Usaha

Peningkatan Mutu Daging Sapi Lokal

4

Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Desentralisasi Penggunaan

Tetes Tebu

4

Langkah-Langkah Strategis dalam Penggunaan Tetes Tebu

5

KESIMPULAN

Inti Gagasan Pemanfaatan Tetes Tebu 5

Teknik Implementasi Pemanfaatan Tetes Tebu 5

Prediksi Keberhasilan Gagasan Pemanfaatan Tetes Tebu

5

DAFTAR PUSTAKA

6

DAFTAR LAMPIRAN

7

iv

Page 5: Pemanfaatan Tetes Tebu Dalam Usaha Peningkatan Mutu Daging Sapi Lokal-klp 23

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 Tabel Perbandingan Konsumsi Daging Negara-Negara

Asia Tenggara Tahun 2010

1

Tabel 2. Tabel Kandungan Gizi Molasses 3

v

Page 6: Pemanfaatan Tetes Tebu Dalam Usaha Peningkatan Mutu Daging Sapi Lokal-klp 23

RINGKASAN

Pemanfaatan Tetes Tebu Dalam Usaha Peningkatan Mutu Daging Sapi Lokal

Septian, Tyar, Ja’far. 2012. Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya.

Pembimbing: Dr. drh. Djoko Winarso, MS

Daging sapi adalah salah satu sumber protein hewani yang sudah sangat

sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Sebenarnya di Indonesia banyak

terdapat peternakan sapi .Tetapi kebanyakan dari peternakan tersebut masih

dikelola secara tradisional. Berdasarkan data statistik peternakan, hampir 90

persen usaha peternakan sapi di Indonesia adalah peternakan rakyat. Usaha-

usaha pembibitan (breeding) ataupun pembesaran sapi potong komersial

(feedlooter) sejak terjadinya krisis moneter sangat berkurang.Tidak satu pun

pengusaha swasta bergerak di bidang breeding sapi.Mahalnya harga sapi

bakalan impor dan rendahnya daya beli masyarakat menjadi penyebab tidak

berkembangnya usaha ternak. Padahal, jika hanya mengandalkan produksi

peternakan rakyat, sulit bagi kita untuk dapat swasembada daging yang dimaksud

adalah swasembada on trend dengan tingkat impor 8,5 persen (Siagiani, 2008).

Karena itulah peternak lokal belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan daging

sapi masyarakat Indonesia.

Salah satu usaha meningkatkannya adalah dengan menggunakan bahan-

bahan di sekitar kita yang kurang dimanfaatkan seperti limbah dari pabrik gula

yang sering disebut tetes. Selama ini tetes dikenal sebagai bahan baku pembuatan

vetsin. Tetapi, lebih dari itu , tetes dapat digunakan sebagai bahan tambahan

dalam pakan sapi.

Dengan memanfaatkan tetes, diharapkan nutrisi sapi bisa tercukupi dengan

baik, sehingga produksi hasil peternakan dapat meningkat. Dengan peningkatan

hasil produksi peternakan sapi diharapkan dapat ikut menunjang tercukupinya

kebutuhan protein hewani masyarakat Indonesia, sehingga pemerintah tidak lagi

harus mengimpor daging sapi, dengan kata lain Indonesia dapat berswasembada

daging.

Peningkatan mutu daging sapi lokal merupakan salah satu jalan untuk

mencapai swasembada daging. Demi memenuhi seluruh kebutuhan daging

masyarakat maka peningkatan jumlah produksi serta kulitas produk daging sapi

haruslah ditingkatkan.

Pakan adalah salah satu media yang dapat digunakan untuk meningkatkan

hasil produksi dan kulitas produk daging sapi. Dengan campuran pakan yang

sesuai maka dapat diperoleh hasil yang maksimal.

Tetes tebu dapat dijadikan alternatif campuran pakan sapi. Selain nilai gizi

yang dikandungnya, tetes tebu juga mudah diperoleh. Selain itu karena bukan

berasal dari bahan kimia sintesis maka tetes tebu tidak akan meninggalkan residu

yang dapan membahayakan tubuh manusia.

Kata kunci : Tetes tebu, swasembada daging , peningkatan mutu

vi

Page 7: Pemanfaatan Tetes Tebu Dalam Usaha Peningkatan Mutu Daging Sapi Lokal-klp 23

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bahan pangan merupakan kebutuhan pokok manusia untuk hidup sehat.

Disamping pangan nabati manusia juga memerlukan pangan hewani (daging, susu

dan telur) sebagai sumber protein untuk kecerdasan, memelihara stamina tubuh,

mempercepat regenerasi sel dan menjaga sel darah merah (eritrosit) agar tidak

mudah pecah (Rusfidra, 2004). Protein adalah salah satu kebutuhan yang penting

bangi tubuh manusia .Indonesia adalah salah satu Negara yang konsumsi

proteinnya relatif rendah. Konsumsi daging per kapita pada 2004 sebesar 6,2 kg

dengan total konsumsi 1,97 juta ton, dengan produksi daging 2,0 juta ton,

meningkat rata-rata 7,9 persen per tahun dibandingkan 2003. Dibandingkan

dengan Malaysia, dan Thailand, tingkat konsumsi daging di Indonesia termasuk

rendah (Siagiani, 2008).Hal tersebut dilatarbelakangi oleh banyak faktor.Salah

satunya adalah kurangnya ketersediaan sumber protein hewani.

Tabel 1. Tabel Perbandingan Konsumsi Daging Negara-Negara Asia Tenggara

Tahun 2010

Sumber : FAO-UN 2010

No Country Meat Consumption (Kg/Capita)

1. Singapore 71.1

2. Vietnam 40.65

3. Malaysia 48.99

4. Brunei 65.12

5. Thailand 28.31

6. Indonesia 11.14

7. Philipine 31.8

Daging sapi adalah salah stau sumber protein hewani yang sudah sangat

sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.Sebenarnya di Indonesia banyak

terdapat peternakan sapi .Tetapi kebanyakan dari peternakan tersebut masih

dikelola secara tradisional.Berdasarkan data statistik peternakan, hampir 90 persen

usaha peternakan sapi di Indonesia adalah peternakan rakyat.Usaha-usaha

pembibitan (breeding) ataupun pembesaran sapi potong komersial (feedlooter)

sejak terjadinya krisis moneter sangat berkurang.Tidak satu pun pengusaha swasta

bergerak di bidang breeding sapi.Mahalnya harga sapi bakalan impor dan

rendahnya daya beli masyarakat menjadi penyebab tidak berkembangnya usaha

ternak. Padahal, jika hanya mengandalkan produksi peternakan rakyat, sulit bagi

kita untuk dapat swasembada daging yang dimaksud adalah swasembada on trend

dengan tingkat impor 8,5 persen (Siagiani, 2008). Karena itulah peternak lokal

belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan daging sapi masyarakat Indonesia.

Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan melakukan impor

daging sapi dari luar negeri Saat ini 28 persen daging sapi masih diimpor. Pada

tahun 2005, produksi daging sapi 463.800 ton dengan populasi ternak sapi

potong 10,4 juta ekor (Statistik Peternakan, 2006). Indonesia masih mengimpor

1

Page 8: Pemanfaatan Tetes Tebu Dalam Usaha Peningkatan Mutu Daging Sapi Lokal-klp 23

daging sapi sekitar 3.500 ton per tahun, sedangkan jumlah sapi bakalan 350.000

ekor per tahun (Siagiani, 2008). Australia adalah salah satu Negara eksportir

daging sapi ke Indonesia .Namun , saat ini Australia telah menghentikan kegiatan

impor daging sapi ke Indonesia. Akibatnya, saat ini pasokan daging sapi

berkurang.

Momen ini dapat kita manfaatkan untuk menggalakkan usaha swasembada

daging sapi di Indonesia.Untuk itu, produksi hasil peternakan sapi haruslah

ditingkatkan.Baik dari segi jumlah produksi maupun kualitas produk daging sapi.

Salah satu usaha meningkatkannya adalah dengan menggunakan bahan-

bahan di sekitar kita yang kurang dimanfaatkan seperti limbah dari pabrik gula

yang sering disebut tetes. Selama ini tetes dikenal sebagai bahan baku pembuatan

vetsin. Tetapi, lebih dari itu , tetes dapat digunakan sebagai bahan tambahan

dalam pakan sapi.

Dengan memanfaatkan tetes, diharapkan nutrisi sapi bisa tercukupi

dengan baik, sehingga produksi hasil peternakan dapat meningkat. Dengan

peningkatan hasil produksi peternakan sapi diharapkan dapat ikut menunjang

tercukupinya kebutuhan protein hewani masyarakat Indonesia, sehingga

pemerintah tidak lagi harus mengimpor daging sapi, dengan kata lain Indonesia

dapat berswasembada daging.

Tujuan

Tujuan dari penilitian ini adalah:

1. Mengetahui dampak pemberian tetes tebu pada sapi

2. Membandingkan kualitas sapi yang diberi dan tidak diberi tetes tebu

Manfaat

Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan kualitas produk sapi lokal

2. Meningkatkan hasil produksi sapi lokal

3. Memanfaatkan limbah tetes tebu

4. Memenuhi kebutuhan daging sapi masyarakat Indonesia

5. Mewujudkan Indonesia sebagai Negara yang berswasembada daging sapi

GAGASAN

Tetes Tebu (Molasse)

Molases merupakan hasil samping pada industri pengolahan gula dengan

wujud bentuk cair.Hal tersebut sesuai dengan pendapat Pond dkk., (1995) yang

menyatakan bahwa molasses adalah limbah utama industri pemurnian gula.

Molases merupakan sumber energi yang esensial dengan kandungan gula

didalamnya.Oleh karena itu, molasses telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan

tambahan pakan ternak dengan kandungan nutrisi atau zat gizi yang cukup

baik.Molasses memiliki kandungan protein kasar 3,1 %; serat kasar 0,6 %; BETN

83,5 %; lemak kasar 0,9 %; dan abu 11,9 %(Priyono,2009)

2

Page 9: Pemanfaatan Tetes Tebu Dalam Usaha Peningkatan Mutu Daging Sapi Lokal-klp 23

Gambar 1. Tetes tebu sebagai salah satu produk samping industri pabrik gula

Sumber : www. manufacturer.com

Molasses dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) Cane-molasses,

merupakan molasses yang memiliki kandungan 25 – 40 % sukrosa dan 12 – 25 %

gula pereduksi dengan total kadar gula 50 – 60 % atau lebih. Kadar protein kasar

sekitar 3 % dan kadar abu sekitar 8 – 10 %, yang sebagian besar terbentuk dari K,

Ca, Cl, dan garam sulfat; (2) Beet-molasses merupakan pakan pencahar yang

normalnya diberikan pada ternak dalam jumlah kecil (Cheeke, 1999; McDonald

dkk., 2001).

Kadar air dalam cairan molasses yaitu 15 – 25 % dan cairan tersebut

berwarna hitam serta berupa sirup manis. Molasses yang diberikan pada level

yang tinggi dapat berfungsi sebagai pencahar, akibat kandungan mineralnya

cukup tinggi. Mollases dapat diberikan pada ternak ayam, babi, sapi dan kuda.

Berdasarkan hasil penelitian, pemberian mollases pada ransum ternak ruminansia

adalah sebanyak 5 % yang terdiri dari jagung, dedak padi, tepung ikan, rumput

gajah secara nyata dapat meningkatkan bobot badan(Priyono,2009).

Tabel 2. Tabel Kandungan Gizi Molasses

Sumber : Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Jurusan Peternakan, FP-USU,

2000

NO Zat Nutrisi Kandungan (%)

1 Bahan kering 67,5

2 Protein 4,00

3 Lemak 0,08

4 Serat 0,38

5 TDN 81,00

6 P 0,02

7 Ca 1,5

Solusi yang Pernah Ditawarkan

Sebelumnya, masyarakat telah mengenal beberapa metode dalam usaha

peningkatan produksi daging sapi.Salah satunya adalah dengan melakukan injeksi

atau penyuntikan hormon pertumbuhan (Hormone Growth Promotors/HGPs)

pada sapi.Ada berbagai macam jenis hormon pertumbuhan yang dapat digunakan.

Hormon ini terbukti efektif dalam mingkatkan berat badan sapi.Setelah

penyuntikan, sapi akan mengalami penigkatan nafsu makan. Selain itu,

3

Page 10: Pemanfaatan Tetes Tebu Dalam Usaha Peningkatan Mutu Daging Sapi Lokal-klp 23

penggunaan HGPs juga dimaksudkan untuk menghindari pemberian pakan

berlebihan (overfeeding).

Tetapi ada dampak buruk dari penggunaan HGPs tersebut, yaitu apabila

waktu henti obat (withdrawal time) tidak dipatuhi menjelang waktu pemotongan

maka akan menghasilkan residu pada saat hewan dipotong. Keberadaan residu

hormon pada daging sapi yang melampaui batas akan menyebabkan produk

daging yang dihasilkan tidak layak konsumsi karena dapat membahayakan

konsumennya.

Karena itulah tetes teu dapat dijadikan sebagai alternatif bahan campuran

pakan dalam usaha peningkatan produksi daging sapi.Selain tidak menghasilkan

residu karena berasal dari bahan alami, tetes tebu juga efektif dalam

meningakatkan pertumbuhan sapi.

Relevansi Penggunaan Tetes Tebu dan Dampaknya Terhadap Usaha

Peningkatan Mutu Daging Sapi Lokal

Peningkatan mutu daging sapi lokal merupakan salah satu jalan untuk

mencapai swasembada daging. Demi memenuhi seluruh kebutuhan daging

masyarakat maka peningkatan jumlah produksi serta kulitas produk daging sapi

haruslah ditingkatkan.

Pakan adalah salah satu media yang dapat digunakan untuk meningkatkan

hasil produksi dan kulitas produk daging sapi. Dengan campuran pakan yang

sesuai maka dapat diperoleh hasil yang maksimal.

Tetes tebu dapat dijadikan alternatif campuran pakan sapi. Selain nilai gizi

yang dikandungnya, tetes tebu juga mudah diperoleh. Selain itu karena bukan

berasal dari bahan kimia sintesis maka tetes tebu tidak akan meninggalkan residu

yang dapan membahayakan tubuh manusia.

Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Desentralisasi Penggunaan Tetes

Tebu

Agar dalam perwujudan gagasan ini memiliki tingkat keberhasilan yang

diharapkan, perlu adanya sebuah peran optimal dari pihak-pihak berikut ini:

1. Dinas Peternakan

Dinas peternakan memiliki peran penting dalam usaha peningkatan mutu

daging sapi local. Dinas peternakan dapat melakukan sosialisasi dan

penyuluhan terhadap masyarakat tentan penggunaan tetes tebu sebagai

alternatif bahan campuran pakan dengan segala kelebihan serta

dampaknya terhadap produk daging sapi nantinya.

2. Pengelola Industri Pabrik Gula

Pengelola industry pabrik gula dapat berperan dengan menyalurkan limbah

tetes tebu kepada pengepul, sehingga masyarakat akan lebih mudah

mendapat tetes tebu. Selama ini tetes tebu lebih banyak dikirim ke industry

pabrik vetsin, alangkah lebih baik jika tetes tebu tersebut digunakan untuk

bahan campuran paka sapi yang nantinya akan menghasilkan daging sapi

dengan kualitas baik sebagai sumber protein hewani masyarakat.

3. Peternak Sapi

4

Page 11: Pemanfaatan Tetes Tebu Dalam Usaha Peningkatan Mutu Daging Sapi Lokal-klp 23

Para peternak sapi diharapkan dapat menggunakan tetes tebu sebagai

campuran pakan sapid an tidak menggunakan bahan kimia sintesis yang

dapat meninggakan residu yang dapat membahayakan tubuh.

Langkah-Langkah Strategis dalam Penggunaan Tetes Tebu

Adapun langkah-langkah strategis yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Pertama kali yang dilakukan adalah pemetaan wilayah berdasarkan potensi

peternakan sapi yang dimilikinya serta cakupan distribusi hasil produksinya.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui daerah mana yang perlu meningkatkan

hasil produksinya.

2. Selanjutnya Dinas Peternakan beserta lembaga terkait melakukan sosialisasi

dan penyuluhan pemanfaatan tetes tebu sebagai campuran pakan sapi di

daerah-daerah yang perlu meningkatkan produksi daging sapi. Selain itu

penyuluhan tentang bagaimana cara membuat campuran pakan yang tepat juga

perlu dilakukan.

KESIMPULAN

Inti Gagasan Pemanfaatan Tetes Tebu Dalam mencapai cita-cita swasembada daging, maka Indonesia perlu

melakukan peningakatan produksi dan kualitas hasil produksi. Salah satu usaha

meningkatkannya adalah dengan menggunakan bahan-bahan di sekitar kita yang

kurang dimanfaatkan seperti limbah dari pabrik gula yang sering disebut tetes.

Selama ini tetes dikenal sebagai bahan baku pembuatan vetsin. Tetapi, lebih dari

itu , tetes dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam pakan sapi. Tetes tebu

berasal dari bahan alami yang merupakan produk sampingan industri pabrik gula.

Sehungga produk daging yang menggunakan tete tebu tidak mengandung residu

yang berbahaya bagi tubuh.Tetes tebu juga memiliki kandungan nutrisi yang

cukup untuk menghasilkan produk daging sapi yang baik.

Teknik Implementasi Pemanfaatan Tetes Tebu

Agar gagasan pemanfaatan tetes tebu terimplementasikan, maka perlu

adanya kerjasama yang baik dari pihak-pihak utama yang terkait, yaitu Dinas

Peternakan, pengelola industri pabrik gula serta peternak sapi. Sebelum

pelaksanaan langkah-langkah strategis pemanfaatan tetes tebu secara menyeluruh,

perlu dilakukan uji coba terhadap daerah yang dapat dijadikan sebagai model

percontohan dengan menerapkan dua strategis tersebut. Ketika model tersebut

sudah berhasil dan produktif maka dapat dipergunakan sebagai titik acuan daerah

lain.

Prediksi Keberhasilan Gagasan Pemanfaatan Tetes Tebu

Dengan terealisasikannya gagasan pemanfaatan tetes tebu tersebut maka

akan didapat dua manfaat. Yang pertama adalah tercapainya swasembada daging

yang berarti pula kebutuhan daging sapi masyarakat Indonesia dapat terpenuhi

5

Page 12: Pemanfaatan Tetes Tebu Dalam Usaha Peningkatan Mutu Daging Sapi Lokal-klp 23

tanpa harus melakukan impor, sehingga negara pun dapat berhemat. Yang kedua

adalah meningkatnya taraf hidup masyarakat terutama peternak sapi seiring

dengan peningkatan hasil produksi daging sapi lokal.

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, 2007. Teknologi Pengolahan Pakan Sapi . Balai Pembibitan Ternak

Unggul Sapi Dwiguna dan Ayam: Sembawa.

Darminto, 2010. Rekomendasi Teknologi Peternakan dan Veteriner Mendukung

Program Program Swasembada Daging Sapi (PSDS) tahun 2014.

Departemen Peternakan: Bogor.

Desniar, 2004. Pemanfaatan Tetes Tebu dan Urea sebagai Sumber Karbon dan

Nitrogen dalam Produksi Alginat yang Dihasilkan oleh Bakteri

Pseudomonas Aeroginosa. Buletin Teknologi Hasil Perikanan: Bogor.

Hardianto, Rully. 2009. Petunjuk Teknis Pembuatan Pakan Lengkap untuk

Ruminansia. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP): Jawa Barat.

Haryanti, Nina woro . 2010. Kualitas Pakan dan Kecukupan Nutrisi Sapi Simental

di Peternakan Mitra Tani Andini Kelurahan Gunung Pati. Fakultas

Peternakan UNDIP : Semarang.

Kepala Badan Karantina Sosial. 2008. Keputusan Kepala Badan Karantina

Pertanian . Dinas Pertanian : Jakarta.

Prajogo. 2002. Problem dan Prospek Pengembangan Usaha Pembibitan Sapi

Potong di Indonesia . Jurnal Litbang Pertanian : Bogor.

Siagian, Viktor. 2008. Peningkatan Protein Hewani untuk Ketahanan Pangan.

BPTP: Sumatera Selatan.

6

Page 13: Pemanfaatan Tetes Tebu Dalam Usaha Peningkatan Mutu Daging Sapi Lokal-klp 23

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Riwayat Hidup Penulis:

PENULIS 1

Nama : Septian Vidya Pangastuti

Nama Panggilan : Septian

Jenis Kelamin : Perempuan

Kebangsaan : Indonesia

Agama : Islam

Tempat / Tanggal Lahir : Malang / 02 September 1992

Alamat Lengkap : Jln. Sidomakmur III/14, Rt 12,Rw 03,

Lumbangsari, Bululawang, Malang

Telephone/Handphone : 085755199019

Email : [email protected]

Pendidikan :

SD Negeri Wandanpuro II (1999-2005)

SMP Negeri 1 Bululawang (2005-2008)

SMA Negeri 6 Malang (2008-2011)

Mahasiswa Pendidikan Dokter Hewan Universitas Brawijaya

Prestasi

-

Karya yang pernah di buat:

-

Malang, 4 Januari 2012

Septian Vidya Pangastuti

NIM. 115130101111041

7

Page 14: Pemanfaatan Tetes Tebu Dalam Usaha Peningkatan Mutu Daging Sapi Lokal-klp 23

PENULIS 2

Nama : Tyar Jatu Almira

Nama Panggilan : Tyar

Jenis Kelamin : Perempuan

Kebangsaan : Indonesia

Agama : Islam

Tempat / Tanggal Lahir : Madiun / 01 Januari 1993

Alamat Lengkap : Jln. Respati Manis no 15 Madiun

Alamat Malang : Jln. Bendungan Wonogiri no 16 Malang

Telephone/Handphone : 085730085585

Email : [email protected]

Pendidikan :

SD Negeri 07 Madiun Lor (1999-2005)

SMP Negeri 1 Madiun (2005-2008)

SMA Negeri 2 Madiun (2008-2011)

Mahasiswa Pendidikan Dokter Hewan Universitas Brawijaya

Prestasi

-

Karya yang pernah di buat:

-

Malang, 4 Januari 2012

Tyar Jatu Almira

NIM. 115130105111002

8

Page 15: Pemanfaatan Tetes Tebu Dalam Usaha Peningkatan Mutu Daging Sapi Lokal-klp 23

PENULIS 3

Nama : Ja’far Abdul Jabbar

Nama Panggilan : Jafar

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Kebangsaan : Indonesia

Agama : Islam

Tempat / Tanggal Lahir : Bandung / 6September 1993

Alamat Lengkap : Jln. Babakan Kajaksan no. 21Bandung

Alamat Malang : Jln. Raya MondorokoGg IV Malang

Telephone/Handphone : 085295313245

Email : [email protected]

Pendidikan :

SDIT Luqmanul Hakim, Bandung (1999-2005)

SMP IT Baitul Anshor, Cimahi (2005-2008)

SMA Negeri 1 Cisarua (2008-2011)

Mahasiswa Pendidikan Dokter Hewan Universitas Brawijaya

Prestasi

-

Karya yang pernah di buat:

-

Malang, 4 Januari 2012

Ja’far Abdul Jabbar

NIM. 115130100111066

9

Page 16: Pemanfaatan Tetes Tebu Dalam Usaha Peningkatan Mutu Daging Sapi Lokal-klp 23

Daftar Riwayat Hidup Pembimbing

Nama : Dr. drh. Djoko Winarso, MS

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Kebangsaan : Indonesia

Agama : Islam

Tempat / Tanggal Lahir : Surabaya, 5 Juni 1953

Alamat Lengkap : Jl. Danau Tambingan Gg A/17 Sawojajar

Malang

Telephone/Handphone : (0341) 711991/ 08122757577

Email : [email protected]

Pendidikan :

Perguruan Tinggi dan

Lokasi

Gelar Selesai Spesialisasi

Univ.Gajah Mada Drh 1983 Dokter Hewan

Univ.Gajah Mada Ms 1999 Sains Veteriner

Univ.Gajah Mada Dr 2008 Ilmu Peternakan

Penghargaan :

No. Nama penghargaan Tahun

Perolehan

Nama Negara/Instansi

yang memberi

1. Satyalencana Karyasatya XX

tahun 2008 Presiden RI

Karya yang pernah di buat:

1. Adopsi Inovasi Pemanfaatan Teknologi Biogas dalam Upaya Perbaikan Kualitas

Lingkungan di Peternakan Sapi Perah Rakyat

Malang, 4 Januari 2012

Dr.drh. Djoko Winarso, MS

NIP. 19530605 198403 100

10

Page 17: Pemanfaatan Tetes Tebu Dalam Usaha Peningkatan Mutu Daging Sapi Lokal-klp 23