pemanfaatan tetes tebu dalam usaha peningkatan mutu daging sapi lokal-klp 23
TRANSCRIPT
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM :
PEMANFAATAN TETES TEBU DALAM USAHA PENINGKATAN
MUTU DAGING SAPI LOKAL
BIDANG KEGIATAN :
PKM GT
Disusun Oleh:
Septian Vidya Pangastuti
Tyar Jatu Almira
Ja’far Abdul Jabbar
(115130101111041) 2011
(115130105111002) 2011
(115130100111066) 2011
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011
i
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul : Pemanfaatan Tetes Tebu Dalam Usaha Peningkatan Mutu
Daging Sapi Lokal
2. Bidang Ilmu : ( ) PKM AI () PKM GT
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Septian Vidya Pangastuti
b. NIM : 115130101111041
c. Jurusan : Kedokteran Hewan
d. Universitas : Universitas Brawijaya
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jln. Sidomakmur III/14, Rt 12,Rw 03,
Lumbangsari, Bululawang, Malang
f. Alamat email : [email protected]
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. drh. Djoko Winarso, MS
b. NIP : 19530605 198403 1001
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Danau Tambingan Gg A/17
Sawojajar, Malang
(0341) 711991/ 08122757577
Menyetujui, Malang, 4Januari 2012
Wakil Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Ketua Pelaksana Kegiatan
Program Kedokteran Hewan
Universitas Brawijaya
drh. Masdiana C. Padaga, M.App.Sc Septian Vidya Pangastuti NIP. 19560201198403 2 001 NIM.115130101111041
Pembantu Rektor III Dosen Pendamping
Universitas Brawijaya
Ir. H. R. B. Ainurrasyid. MS. Dr. drh. Djoko Winarso, MS
NIP. 19550618 198103 1 002 NIP. 19530605 198403 1001
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis bisa tetap bersemangat dan menyelesaikan Program
Kreativitas Mahasiswa berjudul “Pemanfaatan Tetes Tebu Dalam Usaha
Peningkatan Mutu Daging Sapi Lokal”.
Pada penulisan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada:
1. Keluarga penulis, Ayahanda dan Ibunda tercinta yang senantiasa memberikan
dorongan, semangat, dan doa yang tiada henti demi keberhasilan putra -
putrinya. Saudara-saudariku yang selalu memberikan kehangatan dan
keceriaan dalam setiap langkah perjalanan hidup yang telah terlewati.
2. Prof.Dr.Pratiwi Trisunuwati,drh,MS selaku Ketua Program Kedokteran
Hewan yang selalu memberikan dukungan tiada henti demi kemajuan
Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya tercinta.
3. Dr. drh. Djoko Winarso, MSselaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan telah merelakan waktu disela-sela kesibukannya
demi penulisan karya tulis ini.
4. Kak Bedhi Kuswantoro selaku fasilitator, yang telah membantu proses
penyusunan karya ini.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan karya tulis
ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik
yang membangun.Akhirnya, semoga karya tulis ini dapat menambah wawasan
dan memberi manfaat.
Malang, 4 Januari 2012
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Hal
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Daftar Isi iv
Daftar Tabel iv
Ringkasan
PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Tujuan 2
Manfaat 2
GAGASAN
Tetes Tebu (Molasse) 2
Solusi yang Pernah Ditawarkan 3
Relevansi Penggunaan Tetes Tebu dan Dampaknya Terhadap Usaha
Peningkatan Mutu Daging Sapi Lokal
4
Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Desentralisasi Penggunaan
Tetes Tebu
4
Langkah-Langkah Strategis dalam Penggunaan Tetes Tebu
5
KESIMPULAN
Inti Gagasan Pemanfaatan Tetes Tebu 5
Teknik Implementasi Pemanfaatan Tetes Tebu 5
Prediksi Keberhasilan Gagasan Pemanfaatan Tetes Tebu
5
DAFTAR PUSTAKA
6
DAFTAR LAMPIRAN
7
iv
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1 Tabel Perbandingan Konsumsi Daging Negara-Negara
Asia Tenggara Tahun 2010
1
Tabel 2. Tabel Kandungan Gizi Molasses 3
v
RINGKASAN
Pemanfaatan Tetes Tebu Dalam Usaha Peningkatan Mutu Daging Sapi Lokal
Septian, Tyar, Ja’far. 2012. Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya.
Pembimbing: Dr. drh. Djoko Winarso, MS
Daging sapi adalah salah satu sumber protein hewani yang sudah sangat
sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Sebenarnya di Indonesia banyak
terdapat peternakan sapi .Tetapi kebanyakan dari peternakan tersebut masih
dikelola secara tradisional. Berdasarkan data statistik peternakan, hampir 90
persen usaha peternakan sapi di Indonesia adalah peternakan rakyat. Usaha-
usaha pembibitan (breeding) ataupun pembesaran sapi potong komersial
(feedlooter) sejak terjadinya krisis moneter sangat berkurang.Tidak satu pun
pengusaha swasta bergerak di bidang breeding sapi.Mahalnya harga sapi
bakalan impor dan rendahnya daya beli masyarakat menjadi penyebab tidak
berkembangnya usaha ternak. Padahal, jika hanya mengandalkan produksi
peternakan rakyat, sulit bagi kita untuk dapat swasembada daging yang dimaksud
adalah swasembada on trend dengan tingkat impor 8,5 persen (Siagiani, 2008).
Karena itulah peternak lokal belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan daging
sapi masyarakat Indonesia.
Salah satu usaha meningkatkannya adalah dengan menggunakan bahan-
bahan di sekitar kita yang kurang dimanfaatkan seperti limbah dari pabrik gula
yang sering disebut tetes. Selama ini tetes dikenal sebagai bahan baku pembuatan
vetsin. Tetapi, lebih dari itu , tetes dapat digunakan sebagai bahan tambahan
dalam pakan sapi.
Dengan memanfaatkan tetes, diharapkan nutrisi sapi bisa tercukupi dengan
baik, sehingga produksi hasil peternakan dapat meningkat. Dengan peningkatan
hasil produksi peternakan sapi diharapkan dapat ikut menunjang tercukupinya
kebutuhan protein hewani masyarakat Indonesia, sehingga pemerintah tidak lagi
harus mengimpor daging sapi, dengan kata lain Indonesia dapat berswasembada
daging.
Peningkatan mutu daging sapi lokal merupakan salah satu jalan untuk
mencapai swasembada daging. Demi memenuhi seluruh kebutuhan daging
masyarakat maka peningkatan jumlah produksi serta kulitas produk daging sapi
haruslah ditingkatkan.
Pakan adalah salah satu media yang dapat digunakan untuk meningkatkan
hasil produksi dan kulitas produk daging sapi. Dengan campuran pakan yang
sesuai maka dapat diperoleh hasil yang maksimal.
Tetes tebu dapat dijadikan alternatif campuran pakan sapi. Selain nilai gizi
yang dikandungnya, tetes tebu juga mudah diperoleh. Selain itu karena bukan
berasal dari bahan kimia sintesis maka tetes tebu tidak akan meninggalkan residu
yang dapan membahayakan tubuh manusia.
Kata kunci : Tetes tebu, swasembada daging , peningkatan mutu
vi
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bahan pangan merupakan kebutuhan pokok manusia untuk hidup sehat.
Disamping pangan nabati manusia juga memerlukan pangan hewani (daging, susu
dan telur) sebagai sumber protein untuk kecerdasan, memelihara stamina tubuh,
mempercepat regenerasi sel dan menjaga sel darah merah (eritrosit) agar tidak
mudah pecah (Rusfidra, 2004). Protein adalah salah satu kebutuhan yang penting
bangi tubuh manusia .Indonesia adalah salah satu Negara yang konsumsi
proteinnya relatif rendah. Konsumsi daging per kapita pada 2004 sebesar 6,2 kg
dengan total konsumsi 1,97 juta ton, dengan produksi daging 2,0 juta ton,
meningkat rata-rata 7,9 persen per tahun dibandingkan 2003. Dibandingkan
dengan Malaysia, dan Thailand, tingkat konsumsi daging di Indonesia termasuk
rendah (Siagiani, 2008).Hal tersebut dilatarbelakangi oleh banyak faktor.Salah
satunya adalah kurangnya ketersediaan sumber protein hewani.
Tabel 1. Tabel Perbandingan Konsumsi Daging Negara-Negara Asia Tenggara
Tahun 2010
Sumber : FAO-UN 2010
No Country Meat Consumption (Kg/Capita)
1. Singapore 71.1
2. Vietnam 40.65
3. Malaysia 48.99
4. Brunei 65.12
5. Thailand 28.31
6. Indonesia 11.14
7. Philipine 31.8
Daging sapi adalah salah stau sumber protein hewani yang sudah sangat
sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.Sebenarnya di Indonesia banyak
terdapat peternakan sapi .Tetapi kebanyakan dari peternakan tersebut masih
dikelola secara tradisional.Berdasarkan data statistik peternakan, hampir 90 persen
usaha peternakan sapi di Indonesia adalah peternakan rakyat.Usaha-usaha
pembibitan (breeding) ataupun pembesaran sapi potong komersial (feedlooter)
sejak terjadinya krisis moneter sangat berkurang.Tidak satu pun pengusaha swasta
bergerak di bidang breeding sapi.Mahalnya harga sapi bakalan impor dan
rendahnya daya beli masyarakat menjadi penyebab tidak berkembangnya usaha
ternak. Padahal, jika hanya mengandalkan produksi peternakan rakyat, sulit bagi
kita untuk dapat swasembada daging yang dimaksud adalah swasembada on trend
dengan tingkat impor 8,5 persen (Siagiani, 2008). Karena itulah peternak lokal
belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan daging sapi masyarakat Indonesia.
Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan melakukan impor
daging sapi dari luar negeri Saat ini 28 persen daging sapi masih diimpor. Pada
tahun 2005, produksi daging sapi 463.800 ton dengan populasi ternak sapi
potong 10,4 juta ekor (Statistik Peternakan, 2006). Indonesia masih mengimpor
1
daging sapi sekitar 3.500 ton per tahun, sedangkan jumlah sapi bakalan 350.000
ekor per tahun (Siagiani, 2008). Australia adalah salah satu Negara eksportir
daging sapi ke Indonesia .Namun , saat ini Australia telah menghentikan kegiatan
impor daging sapi ke Indonesia. Akibatnya, saat ini pasokan daging sapi
berkurang.
Momen ini dapat kita manfaatkan untuk menggalakkan usaha swasembada
daging sapi di Indonesia.Untuk itu, produksi hasil peternakan sapi haruslah
ditingkatkan.Baik dari segi jumlah produksi maupun kualitas produk daging sapi.
Salah satu usaha meningkatkannya adalah dengan menggunakan bahan-
bahan di sekitar kita yang kurang dimanfaatkan seperti limbah dari pabrik gula
yang sering disebut tetes. Selama ini tetes dikenal sebagai bahan baku pembuatan
vetsin. Tetapi, lebih dari itu , tetes dapat digunakan sebagai bahan tambahan
dalam pakan sapi.
Dengan memanfaatkan tetes, diharapkan nutrisi sapi bisa tercukupi
dengan baik, sehingga produksi hasil peternakan dapat meningkat. Dengan
peningkatan hasil produksi peternakan sapi diharapkan dapat ikut menunjang
tercukupinya kebutuhan protein hewani masyarakat Indonesia, sehingga
pemerintah tidak lagi harus mengimpor daging sapi, dengan kata lain Indonesia
dapat berswasembada daging.
Tujuan
Tujuan dari penilitian ini adalah:
1. Mengetahui dampak pemberian tetes tebu pada sapi
2. Membandingkan kualitas sapi yang diberi dan tidak diberi tetes tebu
Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Meningkatkan kualitas produk sapi lokal
2. Meningkatkan hasil produksi sapi lokal
3. Memanfaatkan limbah tetes tebu
4. Memenuhi kebutuhan daging sapi masyarakat Indonesia
5. Mewujudkan Indonesia sebagai Negara yang berswasembada daging sapi
GAGASAN
Tetes Tebu (Molasse)
Molases merupakan hasil samping pada industri pengolahan gula dengan
wujud bentuk cair.Hal tersebut sesuai dengan pendapat Pond dkk., (1995) yang
menyatakan bahwa molasses adalah limbah utama industri pemurnian gula.
Molases merupakan sumber energi yang esensial dengan kandungan gula
didalamnya.Oleh karena itu, molasses telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan
tambahan pakan ternak dengan kandungan nutrisi atau zat gizi yang cukup
baik.Molasses memiliki kandungan protein kasar 3,1 %; serat kasar 0,6 %; BETN
83,5 %; lemak kasar 0,9 %; dan abu 11,9 %(Priyono,2009)
2
Gambar 1. Tetes tebu sebagai salah satu produk samping industri pabrik gula
Sumber : www. manufacturer.com
Molasses dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) Cane-molasses,
merupakan molasses yang memiliki kandungan 25 – 40 % sukrosa dan 12 – 25 %
gula pereduksi dengan total kadar gula 50 – 60 % atau lebih. Kadar protein kasar
sekitar 3 % dan kadar abu sekitar 8 – 10 %, yang sebagian besar terbentuk dari K,
Ca, Cl, dan garam sulfat; (2) Beet-molasses merupakan pakan pencahar yang
normalnya diberikan pada ternak dalam jumlah kecil (Cheeke, 1999; McDonald
dkk., 2001).
Kadar air dalam cairan molasses yaitu 15 – 25 % dan cairan tersebut
berwarna hitam serta berupa sirup manis. Molasses yang diberikan pada level
yang tinggi dapat berfungsi sebagai pencahar, akibat kandungan mineralnya
cukup tinggi. Mollases dapat diberikan pada ternak ayam, babi, sapi dan kuda.
Berdasarkan hasil penelitian, pemberian mollases pada ransum ternak ruminansia
adalah sebanyak 5 % yang terdiri dari jagung, dedak padi, tepung ikan, rumput
gajah secara nyata dapat meningkatkan bobot badan(Priyono,2009).
Tabel 2. Tabel Kandungan Gizi Molasses
Sumber : Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Jurusan Peternakan, FP-USU,
2000
NO Zat Nutrisi Kandungan (%)
1 Bahan kering 67,5
2 Protein 4,00
3 Lemak 0,08
4 Serat 0,38
5 TDN 81,00
6 P 0,02
7 Ca 1,5
Solusi yang Pernah Ditawarkan
Sebelumnya, masyarakat telah mengenal beberapa metode dalam usaha
peningkatan produksi daging sapi.Salah satunya adalah dengan melakukan injeksi
atau penyuntikan hormon pertumbuhan (Hormone Growth Promotors/HGPs)
pada sapi.Ada berbagai macam jenis hormon pertumbuhan yang dapat digunakan.
Hormon ini terbukti efektif dalam mingkatkan berat badan sapi.Setelah
penyuntikan, sapi akan mengalami penigkatan nafsu makan. Selain itu,
3
penggunaan HGPs juga dimaksudkan untuk menghindari pemberian pakan
berlebihan (overfeeding).
Tetapi ada dampak buruk dari penggunaan HGPs tersebut, yaitu apabila
waktu henti obat (withdrawal time) tidak dipatuhi menjelang waktu pemotongan
maka akan menghasilkan residu pada saat hewan dipotong. Keberadaan residu
hormon pada daging sapi yang melampaui batas akan menyebabkan produk
daging yang dihasilkan tidak layak konsumsi karena dapat membahayakan
konsumennya.
Karena itulah tetes teu dapat dijadikan sebagai alternatif bahan campuran
pakan dalam usaha peningkatan produksi daging sapi.Selain tidak menghasilkan
residu karena berasal dari bahan alami, tetes tebu juga efektif dalam
meningakatkan pertumbuhan sapi.
Relevansi Penggunaan Tetes Tebu dan Dampaknya Terhadap Usaha
Peningkatan Mutu Daging Sapi Lokal
Peningkatan mutu daging sapi lokal merupakan salah satu jalan untuk
mencapai swasembada daging. Demi memenuhi seluruh kebutuhan daging
masyarakat maka peningkatan jumlah produksi serta kulitas produk daging sapi
haruslah ditingkatkan.
Pakan adalah salah satu media yang dapat digunakan untuk meningkatkan
hasil produksi dan kulitas produk daging sapi. Dengan campuran pakan yang
sesuai maka dapat diperoleh hasil yang maksimal.
Tetes tebu dapat dijadikan alternatif campuran pakan sapi. Selain nilai gizi
yang dikandungnya, tetes tebu juga mudah diperoleh. Selain itu karena bukan
berasal dari bahan kimia sintesis maka tetes tebu tidak akan meninggalkan residu
yang dapan membahayakan tubuh manusia.
Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Desentralisasi Penggunaan Tetes
Tebu
Agar dalam perwujudan gagasan ini memiliki tingkat keberhasilan yang
diharapkan, perlu adanya sebuah peran optimal dari pihak-pihak berikut ini:
1. Dinas Peternakan
Dinas peternakan memiliki peran penting dalam usaha peningkatan mutu
daging sapi local. Dinas peternakan dapat melakukan sosialisasi dan
penyuluhan terhadap masyarakat tentan penggunaan tetes tebu sebagai
alternatif bahan campuran pakan dengan segala kelebihan serta
dampaknya terhadap produk daging sapi nantinya.
2. Pengelola Industri Pabrik Gula
Pengelola industry pabrik gula dapat berperan dengan menyalurkan limbah
tetes tebu kepada pengepul, sehingga masyarakat akan lebih mudah
mendapat tetes tebu. Selama ini tetes tebu lebih banyak dikirim ke industry
pabrik vetsin, alangkah lebih baik jika tetes tebu tersebut digunakan untuk
bahan campuran paka sapi yang nantinya akan menghasilkan daging sapi
dengan kualitas baik sebagai sumber protein hewani masyarakat.
3. Peternak Sapi
4
Para peternak sapi diharapkan dapat menggunakan tetes tebu sebagai
campuran pakan sapid an tidak menggunakan bahan kimia sintesis yang
dapat meninggakan residu yang dapat membahayakan tubuh.
Langkah-Langkah Strategis dalam Penggunaan Tetes Tebu
Adapun langkah-langkah strategis yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pertama kali yang dilakukan adalah pemetaan wilayah berdasarkan potensi
peternakan sapi yang dimilikinya serta cakupan distribusi hasil produksinya.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui daerah mana yang perlu meningkatkan
hasil produksinya.
2. Selanjutnya Dinas Peternakan beserta lembaga terkait melakukan sosialisasi
dan penyuluhan pemanfaatan tetes tebu sebagai campuran pakan sapi di
daerah-daerah yang perlu meningkatkan produksi daging sapi. Selain itu
penyuluhan tentang bagaimana cara membuat campuran pakan yang tepat juga
perlu dilakukan.
KESIMPULAN
Inti Gagasan Pemanfaatan Tetes Tebu Dalam mencapai cita-cita swasembada daging, maka Indonesia perlu
melakukan peningakatan produksi dan kualitas hasil produksi. Salah satu usaha
meningkatkannya adalah dengan menggunakan bahan-bahan di sekitar kita yang
kurang dimanfaatkan seperti limbah dari pabrik gula yang sering disebut tetes.
Selama ini tetes dikenal sebagai bahan baku pembuatan vetsin. Tetapi, lebih dari
itu , tetes dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam pakan sapi. Tetes tebu
berasal dari bahan alami yang merupakan produk sampingan industri pabrik gula.
Sehungga produk daging yang menggunakan tete tebu tidak mengandung residu
yang berbahaya bagi tubuh.Tetes tebu juga memiliki kandungan nutrisi yang
cukup untuk menghasilkan produk daging sapi yang baik.
Teknik Implementasi Pemanfaatan Tetes Tebu
Agar gagasan pemanfaatan tetes tebu terimplementasikan, maka perlu
adanya kerjasama yang baik dari pihak-pihak utama yang terkait, yaitu Dinas
Peternakan, pengelola industri pabrik gula serta peternak sapi. Sebelum
pelaksanaan langkah-langkah strategis pemanfaatan tetes tebu secara menyeluruh,
perlu dilakukan uji coba terhadap daerah yang dapat dijadikan sebagai model
percontohan dengan menerapkan dua strategis tersebut. Ketika model tersebut
sudah berhasil dan produktif maka dapat dipergunakan sebagai titik acuan daerah
lain.
Prediksi Keberhasilan Gagasan Pemanfaatan Tetes Tebu
Dengan terealisasikannya gagasan pemanfaatan tetes tebu tersebut maka
akan didapat dua manfaat. Yang pertama adalah tercapainya swasembada daging
yang berarti pula kebutuhan daging sapi masyarakat Indonesia dapat terpenuhi
5
tanpa harus melakukan impor, sehingga negara pun dapat berhemat. Yang kedua
adalah meningkatnya taraf hidup masyarakat terutama peternak sapi seiring
dengan peningkatan hasil produksi daging sapi lokal.
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, 2007. Teknologi Pengolahan Pakan Sapi . Balai Pembibitan Ternak
Unggul Sapi Dwiguna dan Ayam: Sembawa.
Darminto, 2010. Rekomendasi Teknologi Peternakan dan Veteriner Mendukung
Program Program Swasembada Daging Sapi (PSDS) tahun 2014.
Departemen Peternakan: Bogor.
Desniar, 2004. Pemanfaatan Tetes Tebu dan Urea sebagai Sumber Karbon dan
Nitrogen dalam Produksi Alginat yang Dihasilkan oleh Bakteri
Pseudomonas Aeroginosa. Buletin Teknologi Hasil Perikanan: Bogor.
Hardianto, Rully. 2009. Petunjuk Teknis Pembuatan Pakan Lengkap untuk
Ruminansia. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP): Jawa Barat.
Haryanti, Nina woro . 2010. Kualitas Pakan dan Kecukupan Nutrisi Sapi Simental
di Peternakan Mitra Tani Andini Kelurahan Gunung Pati. Fakultas
Peternakan UNDIP : Semarang.
Kepala Badan Karantina Sosial. 2008. Keputusan Kepala Badan Karantina
Pertanian . Dinas Pertanian : Jakarta.
Prajogo. 2002. Problem dan Prospek Pengembangan Usaha Pembibitan Sapi
Potong di Indonesia . Jurnal Litbang Pertanian : Bogor.
Siagian, Viktor. 2008. Peningkatan Protein Hewani untuk Ketahanan Pangan.
BPTP: Sumatera Selatan.
6
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Riwayat Hidup Penulis:
PENULIS 1
Nama : Septian Vidya Pangastuti
Nama Panggilan : Septian
Jenis Kelamin : Perempuan
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Tempat / Tanggal Lahir : Malang / 02 September 1992
Alamat Lengkap : Jln. Sidomakmur III/14, Rt 12,Rw 03,
Lumbangsari, Bululawang, Malang
Telephone/Handphone : 085755199019
Email : [email protected]
Pendidikan :
SD Negeri Wandanpuro II (1999-2005)
SMP Negeri 1 Bululawang (2005-2008)
SMA Negeri 6 Malang (2008-2011)
Mahasiswa Pendidikan Dokter Hewan Universitas Brawijaya
Prestasi
-
Karya yang pernah di buat:
-
Malang, 4 Januari 2012
Septian Vidya Pangastuti
NIM. 115130101111041
7
PENULIS 2
Nama : Tyar Jatu Almira
Nama Panggilan : Tyar
Jenis Kelamin : Perempuan
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Tempat / Tanggal Lahir : Madiun / 01 Januari 1993
Alamat Lengkap : Jln. Respati Manis no 15 Madiun
Alamat Malang : Jln. Bendungan Wonogiri no 16 Malang
Telephone/Handphone : 085730085585
Email : [email protected]
Pendidikan :
SD Negeri 07 Madiun Lor (1999-2005)
SMP Negeri 1 Madiun (2005-2008)
SMA Negeri 2 Madiun (2008-2011)
Mahasiswa Pendidikan Dokter Hewan Universitas Brawijaya
Prestasi
-
Karya yang pernah di buat:
-
Malang, 4 Januari 2012
Tyar Jatu Almira
NIM. 115130105111002
8
PENULIS 3
Nama : Ja’far Abdul Jabbar
Nama Panggilan : Jafar
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Tempat / Tanggal Lahir : Bandung / 6September 1993
Alamat Lengkap : Jln. Babakan Kajaksan no. 21Bandung
Alamat Malang : Jln. Raya MondorokoGg IV Malang
Telephone/Handphone : 085295313245
Email : [email protected]
Pendidikan :
SDIT Luqmanul Hakim, Bandung (1999-2005)
SMP IT Baitul Anshor, Cimahi (2005-2008)
SMA Negeri 1 Cisarua (2008-2011)
Mahasiswa Pendidikan Dokter Hewan Universitas Brawijaya
Prestasi
-
Karya yang pernah di buat:
-
Malang, 4 Januari 2012
Ja’far Abdul Jabbar
NIM. 115130100111066
9
Daftar Riwayat Hidup Pembimbing
Nama : Dr. drh. Djoko Winarso, MS
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Tempat / Tanggal Lahir : Surabaya, 5 Juni 1953
Alamat Lengkap : Jl. Danau Tambingan Gg A/17 Sawojajar
Malang
Telephone/Handphone : (0341) 711991/ 08122757577
Email : [email protected]
Pendidikan :
Perguruan Tinggi dan
Lokasi
Gelar Selesai Spesialisasi
Univ.Gajah Mada Drh 1983 Dokter Hewan
Univ.Gajah Mada Ms 1999 Sains Veteriner
Univ.Gajah Mada Dr 2008 Ilmu Peternakan
Penghargaan :
No. Nama penghargaan Tahun
Perolehan
Nama Negara/Instansi
yang memberi
1. Satyalencana Karyasatya XX
tahun 2008 Presiden RI
Karya yang pernah di buat:
1. Adopsi Inovasi Pemanfaatan Teknologi Biogas dalam Upaya Perbaikan Kualitas
Lingkungan di Peternakan Sapi Perah Rakyat
Malang, 4 Januari 2012
Dr.drh. Djoko Winarso, MS
NIP. 19530605 198403 100
10