pemanfaatan museum sonobudoyo sebagai sumber … · 2019. 8. 27. · lembar pernyataan persetujuan...

184
i PEMANFAATAN MUSEUM SONOBUDOYO SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN DESTINASI WISATA DI YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Disusun oleh : YANUARIUS VANDANA PUTRA 141314038 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 31-Jan-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    PEMANFAATAN MUSEUM SONOBUDOYO SEBAGAI SUMBER BELAJAR

    DAN DESTINASI WISATA DI YOGYAKARTA

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Sejarah

    Disusun oleh :

    YANUARIUS VANDANA PUTRA

    141314038

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

    JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Saya persembahkan skripsi ini untuk :

    1. Tuhan Yang Maha Esa.

    2. Program Studi Pendidikan Sejarah.

    3. Kedua orang tua saya tercinta (Alm. Bapak Sukar Susanto dan Ibu Valentina

    Sulasih) dan seluruh anggota keluarga besar saya.

    4. Teman-teman dan sahabat saya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    MOTTO

    “Nothing is Impossible”

    (Yanuarius Vandana Putra)

    “Yen wedhi ojo wani-wani, yen wani ojo wedhi-wedhi”

    (Film Jokowi)

    “Hanya butuh satu Vandana untuk membuat keluarga ini terasa sempurna, buktikan

    bahwa hal itu benar”

    (Sukar Susanto)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

    memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

    kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

    PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

    Nama : Yanuarius Vandana Putra

    NIM : 141314038

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

    Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :

    “PEMANFAATAN MUSEUM SONOBUDOYO SEBAGAI SUMBER

    BELAJAR DAN DESTINASI WISATA DI YOGYAKARTA”

    Dengan demikian, saya menyatakan untuk memberikan kepada Perpustakaan

    Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media

    lain, mengelolanya dalam bentuk data, dan mempublikasikan melalui media internet

    dan media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta ijin dari saya selama tetap

    tercantum nama saya sebagai penulis.

    Demikan pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRAK

    PEMANFAATAN MUSEUM SONOBUDOYO

    SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN DESTINASI WISATA

    DI YOGYAKARTA

    Yanuarius Vandana Putra

    141314038

    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : (1) sejarah berdirinya

    Museum Sonobudoyo serta perkembangan museum saat ini, (2) koleksi yang ada di

    Museum Sonobudoyo, (3) pemanfaatan Museum Sonobudoyo sebagai sumber belajar

    dan destinasi wisata di Yogyakarta.

    Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan model studi kasus.

    Informan dalam penelitian ini adalah pengelola, guru, dan pengunjung Museum

    Sonobudoyo yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling dan

    dikembangkan dengan teknik snowball sampling. Pengumpulan data dilakukan

    melalui observasi, kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan

    metode Miles dan Huberman yang terdiri atas pengumpulan data, reduksi data,

    penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

    Hasil penelitian menunjukkan : (1) Sejarah berdirinya Museum Sonobudoyo

    dilatarbelakangi oleh hasil keputusan Kongres Kebudayaan atas pertimbangan dan

    perencanaan dari gagasan Java Instituut.(2) Koleksi yang ada di Museum

    Sonobudoyo terdiri dari beraneka jenis koleksi yang dapat dimanfaatkan sebagai

    sumber belajar sejarah. (3) Museum Sonobudoyo selain dapat dijadikan sebagai objek

    pariwisata di Yogyakarta juga dapat menjadi alternative pembelajaran non formal

    melalui kunjungan ke museum yang dapat menumbuhkan rasa menghargai warisan

    kebudayaan Jawa.

    Kata kunci : Pemanfaatan Museum, Museum Sonobudoyo, Sumber Belajar, dan

    Destinasi Wisata.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    ABSTRACT

    UTILIZATION OF THE SONOBUDOYO MUSEUM

    AS A SOURCE OF LEARNING AND TOURISM DESTINATION IN

    SPECIAL REGION OF YOGYAKARTA

    Yanuarius Vandana Putra

    141314038

    This research aimed to describe: (1) The history of the establishment of

    Sonobudoyo Museum as well as the development of the museum, (2) Collection in the

    Sonobudoyo museum, (3) Utilization Sonobudoyo Museum as a source of learning

    and tourism destination in Special Region of Yogyakarta.

    The method of this study is qualitative model by applying case study. The

    informants of this study were manager, teacher, and visitors. Sonobudoyo museum,

    which was chosen was using purposive sampling and developed by applying

    snowball-sampling technique. The data were obtained by conducting observation,

    questionnaire, and interview. The data analysis technique were using Miles and

    Huberman method which consist of data gathering, data reduction, data presentation,

    and conclusion.

    The results of the study shows: (1) The history of the establishment

    Sonobudoyo museum was motivated by the result of the Cultural Congress' decision

    on the consideration and planning of the Java Institute idea. (2) Collection in

    Sonobudoyo museum consists of various types of collections which can be used as a

    source of learning. (3) Other than used as a tourism object in Yogyakarta,

    Sonobudoyo museum is also used as an alternative to non-formal learning through

    visiting to the museum that can foster a sense of respect for Javanese cultural

    heritage.

    Keywords: Museum Utilization, Sonobudoyo Museum, Learning Sources, Tourism

    Destination.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

    yang telah memberi rahmat dah hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyeleseikan

    penulisan skripsi dengan judul “Pemanfaatan Museum Sonobudoyo Sebagai

    Sumber Belajar dan Destinasi Wisata di Yogyakarta”. Skripsi ini diajukan sebagai

    salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana pada Program Studi Pendidikan

    Sejarah, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan

    Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

    kata sempurna dan masih banyak kekurangan dikarenakan oleh segala keterbatasan

    dan kemampuan yang penulis miliki. Namun penulis berusaha untuk

    mempersembahkan skripsi ini sebaik-baiknya agar dapat memiliki manfaat bagi

    banyak pihak. Oleh karena itu, penulis akan menerima segala kritik dan saran yang

    membangun dalam perbaikan skripsi ini.

    Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan, dukungan, dan

    bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil, sehingga skripsi ini akhirnya

    dapat diseleseikan. Pada kesempatan ini dengan ketulusan hati yang paling dalam,

    penulis mengucapkan terima kasih yang begitu besar kepada :

    1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta.

    2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

    Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta.

    4. Bapak Dr. Anton Haryono, M.Hum. selaku dosen pembimbing I yang senantiasa

    membimbing, mengarahkan, dan memotivasi kepada penulis selama menyusun

    skripsi ini.

    5. Ibu Brigida Intan Printina, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang senantiasa

    membimbing, mengarahkan, dan memotivasi kepada penulis selama menyusun

    skripsi ini.

    6. Bapak Drs. A.K. Wiharyanto, M.M. selaku Dosen Pembimbing Akademik (DPA)

    yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

    7. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan ilmu

    dan didikan kepada penulis.

    8. Pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang selalu memberikan

    pelayanan administrasi kepada penulis.

    9. Kepala Museum Sonobudoyo serta seluruh jajaran staf dan karyawan yang telah

    membantu penulis dalam mendapatkan data untuk penyusunan skripsi.

    10. Kedua orang tua dan keluarga besar saya yang selalu mendoakan, mendukung,

    serta memotivasi dalam studi saya.

    11. Teman saya Hero Pamungkas, Bernadus Pascal Alexander Wiharjo, Senna

    Donny Prabowo, Andreas Parama Kumudasmara, Hermawan Yoga Setiawan,

    Yuditia Widiono, Fabieta Ridha, Andreas Danang Mahardhika, Filexius Gulo,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    Dandy Satria dan seluruh teman-teman angkatan 2014 Program Studi Pendidikan

    Sejarah Universitas Sanata Dharma yang telah bersedia membantu dan memberi

    semangat kepada saya untuk menyeleseikan skripsi ini.

    12. Orang spesial bagi saya Maria Isabella Jeanita yang senantiasa mendampingi dan

    mendukung saya baik disaat susah maupun senang ketika menyusun skripsi ini.

    13. Seluruh narasumber dan responden yang bersedia meluangkan waktu untuk

    membantu penulis mengumpulkan data untuk skripsi ini.

    Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis ucapkan terima kasih yang tak

    terhingga pada semua pihak yang terlibat, dengan harapan semoga penelitian ini

    bermanfaat bagi semua pihak.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...... Error! Bookmark not defined.

    HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. ii

    HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. iii

    MOTTO ................................................................................................................... v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. vi

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

    KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................... vii

    ABSTRAK ............................................................................................................ viii

    ABSTRACT ............................................................................................................. ix

    KATA PENGANTAR ............................................................................................. x

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... xiii

    BAB I : PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4

    C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4

    D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 4

    BAB II : KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 6

    A. Kajian Teori ............................................................................................. 6

    1. Museum…………………………………………………………..........9

    2. Teori Kebudayaan……………………………………………………..6

    3. Museum Sonobudoyo………………………….……………………..12

    4. Sumber Belajar……………………………………………………….13

    5. Pariwisata…………………………………………………………….15

    6. Metode Field Trip (KaryaWisata)……………………………………17

    B. Penelitian Yang Relevan ........................................................................ 18

    C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 20

    BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 22

    A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 22

    B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 23

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    C. Sumber Data .......................................................................................... 24

    D. Metode Pengumpulan Data..................................................................... 24

    E. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................. 25

    F. Teknik Sampling .................................................................................... 27

    G. Validasi Data .......................................................................................... 28

    H. Analisis Data .......................................................................................... 29

    I. Sistematika Penulisan ............................................................................. 32

    BAB IV : HASIL PENELITIAN ........................................................................... 34

    A. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................................... 34

    1. Visi dan Misi Museum Sonobudoyo…………………………………34

    2. Tujuan dan Fungsi Museum Sonobudoyo……………………………35

    3. Sarana dan Prasarana…………………………………………………35

    B. Hasil Penelitian ...................................................................................... 38

    1. Sejarah Berdirinya Museum Sonobudoyo dan Perkembangan

    Museum Sonobudoyo Saat ini..............................................................38

    2. Koleksi Museum Sonobudoyo Berdasarkan Klasifikasi Ruangan…...42

    2. Pemanfaatan Museum Sonobudoyo Sebagai Sumber Belajar

    dan Destinasi Wisata di Yogyakarta…………………………………50

    C. Pembahasan ........................................................................................... 61

    1. Latar Belakang Berdirinya Museum Sonobudoyo Yogyakarta……...61

    2. Koleksi yang ada di Museum Sonobudoyo………………………….64

    3. Pemanfaatan Museum Sonobudoyo Sebagai Sumber Belajar dan

    Destinasi Wisata……………………………………………………...67

    BAB V KESIMPULAN ......................................................................................... 73

    A. Kesimpulan ............................................................................................ 73

    B. Saran ...................................................................................................... 75

    DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….76

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar I. Kerucut Pengalaman Edgar Dale ...................................................... 3

    Gambar II. Revolusi Pendidikan Menurut Eric Asbhy (1967) .......................... 14

    Gambar III. Skema kerangka berpikir penelitian .............................................. 21

    Gambar IV. Komponen Analisis Data : Model Miles & Huberman .................. 32

    Gambar V. Diagram Hasil Kuesioner Aspek Sumber Belajar. ........................ 56

    Gambar VI. Diagram Hasil Kuesioner Aspek Destinasi Wisata. ....................... 59

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 23

    Tabel 2. Pedoman Konversi Skala Lima............................................................... 31

    Tabel 3. Rincian Jumlah Koleksi Museum Sonobudoyo Berdasarkan

    Inventarisasi 2018 ................................................................................... 44

    Tabel 4. Daftar Koleksi Museum Sonobudoyo Berdasarkan Klasifikasi

    Ruangan................................................................................................... 46

    Tabel 5. Hasil Kuesioner Aspek Sumber Belajar ................................................. 54

    Tabel 6. Presentase Hasil Kuesioner Aspek Sumber Belajar. .............................. 55

    Tabel 7. Hasil Kuesioner Aspek Destinasi Wisata ................................................ 57

    Tabel 8. Presentase Hasil Kuesioner Aspek Destinasi Wisata. ............................ 58

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lembar Observasi Museum…………………………………………………… 81

    Lembar Pengamatan Museum………………………………………………... 82

    Dokumentasi Data Dokumen…………………………………………………. 83

    Instrumen wawancara pengunjung dan pengelola…………………………. 84

    Instrumen Kuesioner…………………………………………………………… 85

    Daftar Nama Narasumber…………………………………………………….. 87

    Catatan Lapangan 1……………………………………………………………. 88

    Catatan Lapangan 2……………………………………………………………. 90

    Catatan Lapangan 3……………………………………………………………. 93

    Catatan Lapangan 4……………………………………………………………. 96

    Catatan Lapangan 5……………………………………………………………. 98

    Catatan Lapangan 6……………………………………………………………. 100

    Catatan Lapangan 7……………………………………………………………. 102

    Catatan Lapangan 8…………………………………………………………… 104

    Catatan Lapangan 9……………………………………………………………. 106

    Dokumentasi Wawancara……………………………………………………… 108

    Silabus Pembelajaran…………………………………………………………. 110

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran…………………………………………. 134

    Surat Ijin Penelitian : KesBangPol……………………………………………. 158

    Surat Ijin Penelitian : Museum Sonobudoyo………………………………… 159

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, museum merupakan

    bangunan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan, dan merawat benda-benda

    yang mempunyai nilai tertentu, seperti nilai sejarah, seni dan budaya.1 Museum

    didirikan sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya, tempat untuk

    mengenal dan memahami berbagai warisan masa lalu yang menjadi bukti peradaban

    suatu bangsa. Oleh karena itu, museum sebagai tempat untuk menyimpan benda-

    benda peninggalan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar sekaligus destinasi

    wisata.

    Pendirian dan pengembangan museum di Indonesia telah berlangsung sejak

    zaman kolonial. Tujuan pendirian museum setelah kemerdekaan adalah untuk

    kepentingan serta sarana pendidikan nonformal. Jumlah koleksi pada masa kolonial

    cukup besar, namun disajikan dengan konsep penataan seperti di Eropa. Bangunan

    museum sebelum kemerdekaan cenderung menggunakan bangunan tua.2 Pada masa

    itu, museum tidak diperuntukkan sebagai mana fungsinya sehingga belum memenuhi

    kriteria bangunan museum modern.

    Dalam penelitian ini, peneliti memilih Museum Sonobudoyo sebagai objek

    penelitian. Museum Sonobudoyo didirikan pada tahun 1935 sebagai tempat

    penyimpanan, pemeliharaan dan pengenalan koleksi benda-benda peninggalan,

    1 Piter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta : Modern English

    Press, 1991, hlm. 235 2 Tjahjopurnomo.R, Sejarah Permuseuman Di Indonesia, Jakarta: Direktorat Permuseuman, Direktorat

    Jendral Sejarah dan Purbakala, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2011, hlm. 29

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    termasuk naskah-naskah kuno yang berasal dari daerah Yogyakarta dan daerah lain di

    Indonesia. Museum ini didirikan oleh lembaga penelitian kebudayaan Jawa, Java

    Instituut, suatu lembaga yang dibentuk berdasarkan rekomendasi Kongres

    Kebudayaan I (1918) yang digagas oleh Pangeran Prangwadono (Mangkunegoro

    VII).3

    Koleksi Museum Sonobudoyo merupakan yang terlengkap kedua setelah

    Museum Nasional di Jakarta. Pada zamannya, koleksi buku perpustakaan museum

    sangat banyak, bahkan berbagai buku langka masih tersimpan sampai kini.

    Koleksinya terus bertambah, meliputi koleksi prasejarah, masa klasik, etnhografika,

    naskah dan berbagai buku. Di museum ini bisa dilihat, antara lain, kaligrafi huruf

    Arab, berangka tahun 1354, sebagai hiasan dinding yang terbuat dari bahan kayu jati.

    Juga kain batik, selendang lurik kluwung, wayang kulit, topeng, dan genta yang

    berfungsi sebagai kelengkapan upacara agama Budha, yang berasal dari zaman Candi

    Kalasan. Karena proporsi luas ruangan dengan jumlah koleksi sudah tidak seimbang,

    maka Museum Sonobudoyo pada tahun 1974 memperluas ruang pamerannya ke

    Dalem Condrokiranan, yang terletak di sebelah timur Plengkung Wijilan.4

    Pemanfaatan Museum Sonobudoyo sebagai sumber belajar dapat menjadi

    jawaban dari permasalahan siswa yang dirasa jenuh dalam melaksanakan

    pembelajaran di kelas. Dengan adanya Museum Sonobudoyo sebagai sumber belajar,

    para pengajar bisa mengajak siswa untuk belajar bersama di luar kelas. 5Selain dalam

    3 Nurus Supardi, Kongres Kebudayaan 1918-2003, Yogyakarta : Ombak, hlm. 52 4 Dokumentasi Harian Kedaulatan Rakyat, “Museum Sonobudoyo, Dibangun 1935 : Di Atas Tanah

    Hadiah Sultan” http://archive.ivaa-online.org/files/uploads/texts/ 0041-2002 Museum%%20Dibangun

    %201935%20Di%20Atas%20Tanah%20Hadiah%20Sultan.pdf, pada tanggal 1 September 2018 pukul

    19.55

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    rangka pembelajaran, para siswa sekaligus dapat berwisata sehingga akan

    menghilangkan kesan jenuh dengan pembelajaran formal di dalam kelas.

    Proses pembelajaran dipandang sebagai usaha yang dilakukan pendidik agar

    peserta didik belajar. Sedangkan belajar merupakan proses perubahan tingkah laku

    melalui pengalaman belajar. Menurut pendapat Sanjaya (2006:162) “Pengalaman

    dapat berupa pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung”. Proses untuk

    mendapatkan pengalaman langsung dilakukan melalui aktivititas pembelajaran pada

    situasi yang sebenarnya. Namun untuk proses pengalaman tidak langsung

    dilaksanakan sebagai upaya menyikapi kendala tidak semua bahan pembelajaran

    dapat disajikan secara langsung.6

    Hal ini sesuai dengan kerucut pengalaman oleh Edgar Dale (Sanjaya,

    2006:163) yang mengemukakan “untuk memahami peranan media dalam proses

    mendapatkan pengalaman belajar bagi siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam

    sebuah kerucut yang kemudian dinamakan kerucut pengalaman (cone of experience)”.

    Kerucut pengalaman Edgar Dale dianut secara luas untuk menentukan alat bantu atau

    media yang sesuai, untuk memperoleh pengalaman belajar secara mudah. 7

    Gambar I. Kerucut Pengalaman Edgar Dale

    6 Sanjaya, Strategi Pembelajaran, Jakarta : Kencana, hlm. 162 7 Sanjaya, Ibid, hlm. 163

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    B. Rumusan Masalah

    Dari latar belakang di atas, penulis menghadirkan rumusan masalah pada judul

    “Pemanfaatan Museum Sonobudoyo Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata

    Yogyakarta” sebagai berikut :

    1. Bagaimana sejarah berdirinya Museum Sonobudoyo dan perkembangan pada saat

    ini?

    2. Apa saja koleksi yang ada di Museum Sonobudoyo?

    3. Bagaimana pemanfaatan Museum Sonobudoyo sebagai sumber belajar dan

    destinasi wisata?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis mengambil tujuan yang

    ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut :

    1. Mendeskripsikan sejarah berdirinya Museum Sonobudoyo serta perkembangan

    museum saat ini.

    2. Mendeskripsikan koleksi yang ada di Museum Sonobudoyo .

    3. Mendeskripsikan pemanfaatan Museum Sonobudoyo sebagai sumber belajar dan

    destinasi wisata.

    D. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi universitas, penulis,

    dan masyarakat dengan uraian sebagai berikut :

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    1. Bagi Universitas

    Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan tentang

    manfaat museum sebagai sumber belajar dan destinasi wisata khususnya pada

    objek Museum Sonobudoyo.

    2. Bagi Penulis

    Hasil penelitian ini diharapkan menjadi penambah wawasan bagi penulis tentang

    pentingnya museum sebagai sumber belajar dan destinasi wisata.

    3. Bagi Masyarakat

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan minat masyarakat untuk

    berkunjung ke Museum Sonobudoyo dan mengenalkan kepada mereka mengenai

    sejarah dan koleksi-koleksi yang terdapat di museum tersebut.

    4. Bagi Museum

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak museum agar

    ke depannya pihak museum dapat semakin mengembangkan museum terutama

    dalam rangka sebagai sumber pembelajaran.

    5. Bagi Guru

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pilihan bagi para guru dalam

    kegiatan pembelajaran agar para siswa tidak merasa jenuh dan bosan dalam proses

    pembejaran sejarah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Kajian Teori

    1. Museum

    a. Pengertian Museum

    Museum berasal dari kata Latin museion, yaitu kuil untuk sembilan

    dewi Muse anak-anak Dewa Zeus yang tugas utamanya adalah menghibur.

    Dalam perkembangannya museion menjadi tempat kerja ahli-ahli zaman

    Yunani Kuno, seperti Pythagoras dan Plato. Mereka menganggap museion

    adalah tempat penyelidikan dan pendidikan filsafat, sebagai ruang lingkup

    ilmu dan kesenian. Dengan kata lain tempat pembaktian diri terhadap

    kesembilan Dewi Muse tadi.8

    Berdasarkan sejarahnya, museum merupakan sebuah lembaga yang

    bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan terbuka

    untuk umum, serta bertugas merawat, mengumpulkan, melestarikan, meneliti,

    mengkomunasikan dan memamerkan warisan sejarah kemanusiaan yang

    berwujud benda untuk pendidikan, penelitian, dan hiburan.9

    b. Jenis Museum

    Pada tahun 1969 Direktorat Permuseuman mengelompokkan museum

    menurut jenis koleksinya. Ketika itu terdapat tiga jenis museum yaitu museum

    umum, museum khusus, dan museum lokal. Pada tahun 1975, pengelompokan

    8 Museumku, Sejarah Museum, https://museumku.wordpress.com/sejarah-museum/, pada tanggal 3

    September 2018 pada pukul 17.34 9 Schouten, Penantar Didaktif Museum, Jakarta : Proyek Pembinaan Museum Jakarta, 1991, hlm 3.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://museumku.wordpress.com/sejarah-museum/

  • 7

    diubah menjadi museum umum, museum khusus, dan museum pendidikan.

    Pada tahun 1980 pengelompokan kembali diubah menjadi museum umum dan

    museum khusus dan berdasarkan kedudukannya. Direktorat Permuseuman

    mengelompokkan kembali museum umum dan khusus menjadi museum

    tingkat nasional, museum tingkat regional (provinsi), dan museum tingkat

    lokal (Kodya/Kabupaten).10

    Berdasarkan Wikipedia, jenis museum antara lain : 11

    1) Museum Arkeologi

    Museum arkeologi merupakan museum yang mengkhususkan diri

    untuk memajang artefak arkeologis. Museum arkeologi banyak yang

    terbuka (museum yang terdapat di ruang terbuka atau Open Air Museum).

    2) Museum Seni

    Museum seni, lebih dikenal dengan nama galeri seni, merupakan

    sebuah ruangan untuk pameran benda seni, mulai dari seni visual seperti

    lukisan, gambar, dan patung. Beberapa contoh lainnya adalah

    seni keramik, seni logam dan furnitur.

    3) Museum Biografi

    Museum Biografi merupakan museum yang didedikasikan kepada

    benda yang terkait dengan kehidupan seseorang atau sekelompok orang,

    dan terkadang memajang benda-benda yang mereka koleksi. Beberapa

    museum terletak di dalam rumah atau situs yang terkait dengan orang yang

    bersangkutan pada saat dia hidup.

    10 Tjahjopurnomo. R, op.cit, hlm.35 11 Wikipedia, Museum, https://id.wikipedia.org/wiki/Museum diakses pada tanggal 3 September 2018

    pada pukul 18.06

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://id.wikipedia.org/wiki/Artefakhttps://id.wikipedia.org/wiki/Arkeologihttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Seni_visual&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Lukisanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Gambarhttps://id.wikipedia.org/wiki/Patunghttps://id.wikipedia.org/wiki/Keramikhttps://id.wikipedia.org/wiki/Furniturhttps://id.wikipedia.org/wiki/Museum

  • 8

    4) Museum Universal

    Museum universal atau dikenal pula dalam bahasa Inggris sebagai

    Museum encyclopedic, merupakan museum yang umum dijumpai.

    Biasanya merupakan institusi besar, yang bersifat nasional, dan

    memberikan informasi kepada pengunjung mengenai berbagai variasi dari

    tema lokal dan dunia. Museum ini penting karena meningkatkan rasa

    keingin-tahuan terhadap dunia.

    5) Museum Sejarah

    Museum sejarah mencakup pengetahuan sejarah dan kaitannya

    dengan masa kini dan masa depan. Beberapa di antara museum tersebut

    memiliki benda koleksi yang sangat beragam, mulai dari dokumen, artefak

    dalam berbagai bentuk, benda sejarah yang terkait dengan even

    kesejarahan tersebut.

    c. Pengunjung Museum

    Berdasarkan jenis-jenis museum di atas, maka akan terdapat jenis-

    jenis pengunjung museum. Berikut adalah jenis-jenis pengunjung museum

    menurut buku Pengantar Didaktif Museum12 :

    1) Pengunjung Pelaku Studi

    Pengunjung pelaku studi adalah mereka yang menguasai bidang

    studi tertentu yang berkaitan dengan koleksi tertentu untuk menambah

    wawasannya mengenai museum. Pengunjung pelaku studi tidak hanya

    memanfaatkan museum sebagai tempat penelitian, tetapi juga bekal untuk

    mereka yang mengenal lebih dalam mengenai koleksi yang ada di museum.

    12 Schouten, op. cit, hlm. 10

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah

  • 9

    2) Pengunjung Bertujuan Tertentu

    Pengunjung bertujuan tertentu adalah mereka yang datang ke

    museum karena ada kegiatan atau acara tertentu yang dilaksanakan di

    museum seperti pemeran, pertunjukan budaya dan lain-lain.

    3) Pengunjung Pelaku Rekreasi

    Pengunjung pelaku rekreasi adalah pengunjung yang ingin

    memanfaatkan museum untuk tujuan rekreasi. Mereka hanya melihat-lihat

    benda yang dipamerkan dan mengamati seluruh objek pameran dengan

    sekilas tanpa pengamatan lebih detail.

    2. Teori Kebudayaan

    a. Definisi Kebudayaan

    Kata “kebudayaan” berasal dari Bahasa Sansekerta Buddayah. Kata

    Buddayah adalah bentuk jamak dari Buddhi yang berarti “budi” dan “akal”.

    Menurut Koentjaraningrat (1974:9), secara etimologis kata “kebudayaan”

    berarti hal-hal yang berkaitan dengan akal. Namun ada yang beranggapan

    pula bahwa kata “budaya” berasal dari kata majemuk Budi daya yang berarti

    “daya dari budi” atau “daya dari akal” yang berupa cipta, karsa, dan rasa.13

    Dalam Sutarjo Adisusilo (2013:1-2) definisi kebudayaan berasal dari

    kata culture (Latin: colere) yang berarti mengolah, mengerjakan tanah atau

    segala usaha manusia dalam mengolah tanah. Dalam perkembangannya,

    segala usaha manusia tersebut diartikan sebagai kebudayaan. Sedangkan

    bagian atau unsur dari kebudayaan yang “halus”, maju dan indah misalnya

    13 Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitet, dan Pembangunan. Jakarta : Gramedia. Hlm. 9

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    kesenian, IPTEK, dan lain-lain disebut sebagai peradaban. Menurut Paul

    Riceour, ada empat dimensi kebudayaan, yaitu:14

    1) Ciri manusia itu terus-menerus berkembang, terus berusaha

    memenuhi kebutuhannya.

    2) Sebagai strategi manusia dalam menghadapi lingkungannya

    3) Kebudayaan merupakan sistem makna, oleh sebab itu untuk

    memahaminya diperlukan metode interpretasi

    Selanjutnya, Paul Ricoeur menjelaskan bahwa kebudayaan

    mempunyai tiga lapisan, yaitu :15

    1) Alat-alat, yaitu segala sesuatu yang diciptakan manusia untuk

    mencapai tujuan yang dikehendakinya, termasuk di dalamnya

    berbagai bentuk teknologinya.

    2) Etos masyarakat, yaitu kompleks kebiasaan dan sikap manusia

    terhadap waktu, alam, dan kerja.

    3) Inti sari, yaitu pemahaman dari masyarakat yang berkaitan

    dengan cara bagaimana masyarakat menafsirkan dirinya,

    sejarahnya dan tujuan-tujuannya.

    Dengan kata lain pemikiran Riceour menghubungkan antara sejarah

    dan eksistensi. Artinya hermeneutika (ilmu menafsir) berhubungan dengan

    seni menafsir sejarah sebagai medan eksistensi.16 Salah satu cara manusia

    14 Sutarjo Adisusilo, Sejarah Pemikiran Barat : Dari yang Klasik Sampai yang Modern, Jakarta : PT.

    Raja Grafindo Persada. Hlm. 1 15 Ibid. hlm 2 16 Albertus Bagus Laksana. Paul Riceour (1913-2015) Refleksi atas Eksistensi Diri, Hermeneutika dan

    Persoalan Kebangsaan. Yogyakarta : Panitia Extension Course kerjasama dengan Majalah Basis.

    Hlm. 5

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    menafsirkan kebudayaan melalui museum, dengan demikian museum

    tersebut adalah salah satu produk eksistensi dari kebudayaan itu sendiri.

    b. Fungsi, Unsur, Ciri/Wujud, dan Sifat Kebudayaan17

    1) Fungsi Kebudayaan

    Mendasari, mendukung, dan mengisi masyarakat dengan nilai-nilai

    hidup untuk dapat bertahan, menggerakkan serta membawa masyarakat

    kepada taraf hidup tertentu :

    Hidup lebih baik

    Lebih manusiawi

    Berperikemanusiaan

    2) Unsur-Unsur Kebudayaan

    Peralatan dan perlengkapan hidup (pakaian, perumahan, alat-alat,

    produksi, transportasi)

    Mata pencaharian hidup dan system ekonomi (pertanian,

    peternakan, system produksi, distribusi)

    Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik,

    sistem hukum, perkawinan)

    Bahasa

    Kesenian

    Sistem pengetahuan

    Religi

    3) Ciri/Wujud Kebudayaan

    Ciri Kebudayaan

    Bersifat menyeluruh

    Berkembang dalam ruang/bidang geografis tertentu

    Berpusat pada perwujudan nilai-nilai tertentu

    Wujud Kebudayaan

    Ide : tingkah laku dalam tata hidup

    17 Journal UAJY. Teori Kebudayaan. https//:e-journal.uajy.ac.id/1601/3/2TA12254.pdf. diakses pada

    tanggal 18 Juli 2019, pada pukul 21.54

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    http://e-journal.uajy.ac.id/1601/3/2TA12254.pdfhttp://e-journal.uajy.ac.id/1601/3/2TA12254.pdf

  • 12

    Produk : sebagai ekspresi pribadi

    Sarana hidup

    Nilai dalam bentuk lahir

    4) Sifat Kebudayaan

    Beraneka ragam

    Diteruskan dan diajarkan

    Dapat dijabarkan :

    - Biologi

    - Psikologi

    - Sosiologi : manusia sebagai pembentuk kebudayaan

    Berstruktur terbagi atas item-item

    Mempunyai nilai

    Terbagi pada bidang dan aspek

    3. Museum Sonobudoyo

    Museum Sonobudoyo dulu adalah sebuah yayasan yang bergerak

    dalam bidang kebudayaan Jawa, Madura, Bali dan Lombok. Yayasan ini

    berdiri di Surakarta pada tahun 1919 bernama Java Instituut. Dalam keputusan

    Konggres tahun 1924 Java Instituut akan mendirikan sebuah museum di

    Yogyakarta. 18

    Pengurus Java Instituut kebanyakan cendekiawan bumiputera, antara

    lain pangeran Prangwadono, Husein Jayadiningrat, Purbacaraka, Rajiman

    Wedyodiningrat, P.H. Hadinegoro, dan R. Sastrowijono, disamping

    cendekiawan Belanda seperti F.D.K. Bosch, Th. Karsten, dan S. Koperberg.

    Enam belas tahun setelah berdiri, Java Instituut berhasil mengumpulkan benda

    budaya dari Sunda, Jawa, Madura, Bali, Palembang, dan lain-lain. Kemudian

    timbul gagasan untuk mendirikan museum, lahirlah Museum Sonobudoyo

    18 Sonobudoyo Herilage Museum, Sejarah Museum Sonobudoyo,

    http://sonobudoyo.com/id/web/tentang/ sejarah, diakses pada tanggal 4 September pada pukul 00.30

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    http://sonobudoyo.com/id/web/tentang/%20sejarah

  • 13

    pada 6 November 1935, diresmikan oleh Sultan Hamengkubuwono VIII,

    sekaligus mejadi pelindung museum.19

    Museum Negeri Sonobudoyo merupakan Unit Pelaksana Teknis

    Daerah pada Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,

    mempunyai fungsi pengelolaan benda museum yang memiliki nilai budaya

    ilmiah, meliputi koleksi pengembangan dan bimbingan edukatif kultural.

    Sedangkan tugasnya adalah mengumpulkan, merawat, mengawetkan,

    melaksanakan penelitian, melakukan pelayanan pustaka, dan bimbingan

    edukatif kultural serta menyajikan benda koleksi Museum Negeri

    Sonobudoyo.20

    Museum Sonobudoyo yang berlokasi di pusat kota berada dalam lokasi

    yang strategis, berada dalam lingkungan Pusat Budaya Yogyakarta yang

    banyak mendapatkan perhatian dari berbagai pihak baik dari dalam maupun

    luar negeri.

    4. Sumber Belajar

    Belajar dapat dirumuskan dalam berbagai pengertian sesuai dengan

    paradigma yang dipergunakan. Dari pengertian belajar menurut

    behaviourisme, kognitivisme, dan kontruktivisme, dapat disimpulkan bahwa

    belajar adalah usaha sadar yang dilakukan secara terencana, sistematis, dan

    menggunakan metode tertentu untuk mengubah perilaku relatif menetap

    melalui interaksi dengan sumber belajar. Dengan demikian, sumber belajar

    19 Tjahjopurnomo. R, op.cit, hlm. 25 20 Sonobudoyo Herilage Museum, Sekilas Tentang Museum Sonobudoyo, http://sonobudoyo.com/id/

    web/tentang/sekilas, diakses pada tanggal 4 September 2018 pada pukul 01.23

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    http://sonobudoyo.com/id/

  • 14

    merupakan salah satu komponen dalam kegiatan belajar yang memungkinkan

    individu memperoleh pengetahuan, kemampuan, sikap, keyakinan, emosi, dan

    perasaan. Sumber belajar memberikan pengalaman belajar dan tanpa sumber

    belajar tidak mungkin proses belajar dapat terlaksana dengan baik.21

    Dengan adanya sumber belajar, maka kegiatan belajar mengajar

    diharapkan akan lebih mudah dilaksanakan. Proses perkembangan dalam

    sumber belajar didasari pada perubahan dan penyesuaian atas dasar

    pengetahuan22. Perkembangan sumber belajar, pendekatan, strategi, metode,

    dan teknik belajar mengajar oleh Asbhy (1967) disebut sebagai revolusi dalam

    pendidikan karena tejadi perubahan yang mendasar dalam penyelenggaraan

    pendidikan.23 Revolusi pendidikan menurut Eric Asbhy dapat digambarkan

    dengan menggunakan gambar sebagai berikut :

    Gambar II. Revolusi Pendidikan Menurut Eric Asbhy (1967)

    Gambar di atas dijelaskan pada tahap pertama, orang tua menyerahkan

    sebagian dari tugas tanggung jawabnya dalam mendidik anak kepada orang

    21 Sitepu, Pengembangan Sumber Belajar, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2014, hlm. 18 22 Ibid, hlm. 21 23 Ibid, hlm. 25

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    lain (guru) atau keluarga ke sekolah. Tahap kedua, ketika aksara atau tulisan

    dipergunakan sehingga bahan yang disampaikan dapat ditampilkan dalam

    bentuk tulisan. Tahap ketiga, ketika ditemukan mesin cetak sehingga lebih

    banyak orang dapat memperoleh kesempatan belajar. Tahap keempat, ketika

    berkembangnya teknologi dalam bidang elektronik dan media komunikasi

    sehingga membantu guru mempersiapkan dan menyajikan bahan pelajaran

    serta membuat siswa dapat belajar lebih banyak24

    Saat ini, perkembangan sumber belajar sudah didominasi oleh sumber

    elektronik seperti internet, namun sumber belajar berbasis lingkungan dan

    alam ternyata dapat juga diaplikasikan dalam proses pembelajaran yang lebih

    menarik. Hal tersebut dapat ditarik pemikiran bahwa sumber belajar dengan

    berbasis alam dan lingkungan dapat semakin memperjelas teori yang guru

    jelaskan di sekolah. Selain itu, dengan berkunjung langsung ke sumber belajar

    yang bersangkutan, para siswa akan melihat langsung, mendiskusikan,

    mengkaji, dan menyimpulkan sumber tersebut menjadi sebuah pembelajaran

    baru.

    5. Pariwisata

    a. Pengertian Pariwisata

    Pariwisata berasal dari kata wisata, wisata sendiri adalah kegiatan

    perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara

    sukarela serta bersifat sementara untuk meningkatkan objek dan daya tarik

    wisata. Maka pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

    24 Ibid, hlm.25

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-

    usaha yang terkait di bidang tersebut.25

    b. Sejarah Pariwisata di Indonesia

    Pariwisata di Indonesia mulai berkembang pada tahun 1910-1920

    yaitu setelah dikeluarkannya keputusan dari Gubernur Jenderal Belanda

    untuk membentuk badan khusus urusan pariwisata.26 Perkembangan

    pariwisata di Indonesia dipengaruhi oleh terbukanya jalur perdagangan

    antara bangsa-bangsa yang berasal dari Eropa menuju Asia termasuk

    Indonesia. Selain itu, ada beberapa faktor yang mendorong perkembangan

    pariwisata di Indonesia, antara lain :

    1) Semakin berkembangnya industri pariwisata Internasional yang

    kemungkinan diakibatkan hubungan dagang antar negara termasuk

    Indonesia

    2) Pariwisata tidak termasuk gejolak ekonomi dunia

    3) Potensi pariwisata di Indonesia sangat besar dan beragam jenisnya

    4) Masyarakat luar negeri sangat membutuhkan kehidupan yang

    bersenang-senang dan mencari pengalaman baru termasuk ke

    Indonesia.27

    Kecenderungan pariwisata menempatkan museum sebagai salah

    satu daya tarik wisata budaya. Wisatawan yang ingin memahami

    keragaman dan keaslian atau autentisitas budaya menyebabkan museum

    sebagai pilihan wisatanya. Museum berfungsi sebagai pengelolaan warisan

    25 Marsono, Bahan Kuliah Pengantar Pariwisata, Yogyakarta: Program Studi Kepariwisataan Fakultas

    Ilmu Budaya UGM, 2008. hlm 9 26 Marsono, Ibid, hlm 14 27 Ibid, hlm 15-16

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    budaya sesungguhnya memiliki ideologi yang sama dengan pariwisata

    budaya yakni memberikan informasi dan pelayanan kepada publik

    dan/atau wisatawan tentang fungsi dan makna suatu artefak ataupun event

    tertentu.

    Museum sebagaimana didefinisikan oleh the International Council

    of Museums (ICOM): A museum is a non profit making, permanent

    institution in the service of soceity and of its development, and open

    public, which acquaires, conserves, research, communicates and exhibits,

    for purposes of study, education and enjoyment, material evidence of

    people and their environment.28 Sebagai lembaga nirlaba (non profit),

    museum juga perlu dana untuk memelihara koleksi dan kesejahteraan

    karyawannya. Salah satu sumber dananya dapat diupayakan dari industri

    pariwisata, sehingga dengan demikian ada hubungan yang saling

    menguntungkan antara museum dan pariwisata budaya.

    6. Metode Field Trip (KaryaWisata)

    Metode Field Trip ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan

    mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk

    mempelajari atau menyelidiki sesuatu.29 Sedangkan menurut Syaiful

    Sagala, metode field trip ialah pesiar (eksekursi) yang dilakukan oleh para

    28 Benediktason, Museums and Tourism. Stakeholders, Resource and sustainable development.

    Master’s Dissertation. Musion : Goteber g University, 2004, hlm. 9 29 Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar : Salah Satu Unsur Pelaksanaan Strategi Belajar Mengajar :

    Teknik Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2001, hlm. 85

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    peserta didik untuk melengkapi pengalaman belajar tertentu dan

    merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah.30

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode field trip

    merupakan metode penyampaian materi pelajaran dengan cara membawa

    langsung siswa ke obyek di luar kelas atau di lingkungan yang berdekatan

    dengan sekolah agar siswa dapat mengamati atau mengalami secara

    langsung. Dalam pembelajaran sejarah sangat dibutuhkan metodologi

    pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Metode field

    trip dianggap sebagai salah satu metode yang efektif digunakan oleh

    pengajar untuk membantu proses pembelajaran khususnya pelajaran

    sejarah dengan mengunjungi obyek-obyek sejarah yang terkait dengan

    materi. Dengan mengamati lingkungan secara nyata siswa akan lebih

    bersemangat dalam mengembangkan ide, pendapat, dan gagasannya

    terhadap pembelajaran sejarah.

    B. Penelitian Yang Relevan

    Dalam membantu proses penulisan skripsi ini, peneliti menggunakan

    beberapa penelitian relevan, antara lain :

    1. Hasil penelitian dari Erza Setiana Sirait (2017), yang berjudul “Pemanfaatan

    Museum Misi Muntilan Sebagai Sumber Belajar Sejarah”, menunjukan

    bahwa Museum Misi Muntilan cocok digunakan sebagai sarana dalam

    membantu proses pembelajaran. Persamaan penelitian tersebut dengan skripsi

    penulis yaitu, menerapkan model analisis data dari Miles dan Huberman

    30 Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran : untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar

    dan Mengajar, Bandung : Alfabeta, 2006, hlm. 214

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    dalam mengumpulkan dan menganalisis data. Perbedaan penelitian yang

    dilakukan oleh Erza Setiana Sirait adalah penulis skripsi selain membahas

    mengenai pemanfaatan untuk sumber belajar, peneliti juga meneliti

    pemanfaatan bidang destinasi wisata. Sedangkan hasil penelitian dari Erza

    Setiana Sirait hanya meneliti pemanfaatan sumber belajar. Perbedaan yang

    kedua terdapat pada objek yang di teliti. Penulis skirpsi menggunakan

    Museum Sonobudoyo sebagai objek penelitiannya, sedangkan dalam hasil

    penelitian Ersa Setiana Sirait membahas Museum Misi Muntilan sebagai

    objek penelitian.

    2. Hasil penelitian yang dilakukan Umi Hartati dengan judul “Museum Lampung

    Sebagai Media Pembelajaran Sejarah”. Penelitian ini membuktikan ternyata

    dengan berkunjung ke museum dapat meningkatkan minat dan motivasi

    belajar siswa. Persamaan penelitian tersebut dengan skirpsi penulis yaitu,

    sama-sama menggunakan teknik trianggulasi dan menerapkan model analisis

    data Miles dan Huberman. Sedangkan perbedaan penelitian yang dilakukan

    oleh Umi Hartati dan penulis skripsi terdapat pada bagian variable dan objek

    penelitian. Variable yang dilakukan Umi Hartati adalah penerapan museum

    sebagai media pembelajaran sejarah dan menggunakan objek Museum

    Lampung untuk bahan penelitiannya, sedangkan penulis menggunakan dua

    variable yaitu pemanfaatan museum sebagai sumber belajar dan destinasi

    wisata, dan objek yang digunakan penulis untuk penelitian ini adalah

    Museum Sonobudoyo.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    C. Kerangka Berpikir

    Museum adalah suatu lembaga yang melayani kepentingan masyarakat dan

    kemajuannya, terbuka untuk umum, dan tidak mencari keuntungan, yang

    memelihara, meneliti, dan mengkomunikasikan benda-benda pembuktian

    material manusia dalam lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan, dan

    rekreasi.31 Museum dapat diterangkan dengan berbagai definisi, tetapi pada

    dasarnya adalah suatu lembaga untuk menyimpan benda-benda yang

    mencerminkan sifat khas dari suatu hal. Museum dapat dijadikan tempat

    alternatif untuk belajar bagi para siswa karena dengan datang ke museum, para

    siswa dapat melihat dan merasakan langsung koleksi yang ada di museum.

    Museum Sonobudoyo adalah sebuah museum terlengkap kedua setelah

    Museum Nasional. Museum Sonobudoyo menyimpan berbagai buku peninggalan

    sejarah yang sampai sekarang masih tertata rapi dan terpelihara dengan baik.

    Tidak hanya buku-buku peninggalan sejarah, Museum Sonobudoyo juga

    menyimpan beberapa jenis koleksi, diantaranya adalah geologi, biologi,

    etnhografi, arkeologi, numismatik/heraldik, histori, filogi, keramologi, senirupa,

    dan teknologi.

    Museum Sonobudoyo dapat dijadikan sebagai objek sumber belajar bagi

    para siswa. Kegiatan pembelajaran yang monoton dan dirasa membosankan dapat

    teratasi dengan mengunjungi Museum Sonobudoyo untuk melihat langsung

    berbagai koleksi bersejarah. Dengan melihat langsung sebuah objek, maka

    31 Doni Pengalaman 9, Museum, https://donipengalaman9.wordpress.com/2013/07/08/museum/,

    diakses pada tanggal 4 September 2018 pada pukul 00.20.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://donipengalaman9.wordpress.com/2013/07/08/museum/

  • 21

    pengetahuan yang didapat tidak mudah hilang. Pengetahuan yang didapatkan

    melalui pengamatan langsung akan lebih mudah diingat oleh para siswa.

    Selain sebagai sumber belajar, museum juga memiliki manfaat dan daya

    tarik sebagai sumber pariwisata. Bangunan dan berbagai koleksi di dalamnya

    akan menarik wisatawan yang ingin tahu mengenai sejarah. Berdasarkan

    kerangka berpikir tersebut, maka dapat digambarkan skema mengenai kerangka

    berfikir sebagai berikut :

    Gambar III. Skema kerangka berpikir penelitian

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis Penelitian yang berjudul Pemanfaatan Museum Sonobudoyo Sebagai

    Sumber Belajar dan Destinasi Wisata menggunakan jenis penelitian kualitatif

    dengan menggunakan model Miles dan Huberman. Konsep model Miles dan

    Huberman adalah analisis dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara

    terus menerus sampai tuntas, sedangkan aktivitas dalam analisis meliputi reduksi

    data (data reduction), penyajian data (data display) serta penarikan kesimpulan

    dan verifikasi (conclusion drawing and verification). Dalam Penelitian Kualitatif,

    peneliti harus datang langsung ke museum untuk melakukan penelitian dan

    melakukan observasi yang bertujuan menemukan permasalahan yang ada.32

    Adapun karakter penelitian kualitatif atau naturalistik adalah penelitian

    yang alami, peneliti sebagai intrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan

    secara gabungan, data yang dihasilkan bersifat deskriptif dan analisis data

    dilakukan secara induktif dan penelitian ini lebih menekankan makna daripada

    generalisasi.33 Dengan definisi di atas, maka dapat ditarik pemikiran bahwa

    dalam penelitian kualitatif, peneliti melaksanakan pengamatan dengan

    lingkungan objek untuk mendapatkan permasalahan dan memahami

    permasalahan tersebut.

    Penelitian Kualitatif sendiri merupakan penelitian yang bersifat deskriptif

    yang artinya hasil eksplorasi atas subjek penelitian atau para partisipan melalui

    32 Putra Nusa, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2012, hlm. 41. 33 Sedarmayanti, Metode Penelitian, Bandung : Mandar Maju, 2011, hlm 33

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    pengamatan dan semua variannya.34 Sifat penelitian kualitatif yang deskriptif ini

    mempertegas dan menentukan bahwa peneliti secara rinci melaksanakan dan

    menggambarkan pengamatan serta kegiatan wawancara yang dilaksanakan di

    lapangan. Pada proses pengolahan data, peneliti harus mencatat dan menangkap

    semua keterangan hasil pengamatan dan kegiatan wawancara. Meskipun akan ada

    jawaban atau data dari narasumber hanya berasal dari satu sudut pandang atau

    subyektif namun peneliti tetap memasukkan data tersebut karena apapun data dari

    narasumber merupakan realita yang terjadi di lapangan tempat dilakukannya

    penelitian tersebut.

    B. Tempat dan Waktu Penelitian

    1. Tempat Penelitian

    Penelitian akan dilakukan di Museum Sonobudoyo yang beralamatkan

    di Jalan Trikora / Pangurakan No. 6 Yogyakarta.

    2. Waktu Penelitian

    Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2018

    dengan uraian sebagai berikut :

    No Kegiatan Bulan

    Agu Sep Okt Nov Des

    1 Penyusunan Proposal √ √

    2 Perizinan √

    3 Pengumpulan Data √ √

    4 Analisis Data √

    5 Penulisan Laporan √ √

    Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

    34 Putra Nusa, op. cit, hlm. 71

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    C. Sumber Data

    Dalam melaksanakan penelitian kualitatif, peneliti memperoleh sumber

    data melalui observasi, wawancara, dan kuesioner. Oleh karena itu, sumber data

    yang diperoleh peneliti adalah hasil observasi museum, jawaban dari para

    narasumber, dan hasil checklist dari pengisian kuesioner oleh pengunjung

    dan/atau pengelola museum. Selain itu peneliti juga akan menggunakan sumber

    buku atau dokumen yang berasal dari museum dan perpustakaan.

    D. Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data diperlukan untuk mengetahui metode mana

    yang cocok untuk mengumpulkan data tersebut.35 Dalam penelitian ini, maka

    metode yang sesuai untuk digunakan adalah metode sebagai berikut :

    1. Observasi

    Dalam melaksanakan observasi, peneliti datang ke tempat penelitian dan

    mengamati bentuk fisik bangunan dan fasilitas yang ada di Museum

    Sonobudoyo. Selain mengamati bentuk fisik bangunan dan fasilitas museum,

    peneliti juga telah melakukan observasi dari segi pengunjung dan pengelola

    museum beberapa tahun terakhir agar mendapat metode yang cocok untuk

    melakukan penelitian.

    2. Angket/Kuesioner

    Dalam melaksanakan penelitian, peneliti menggunakan kuesioner

    sebagai metode pengumpulan data. Peneliti menyebarkan lembar angket yang

    berisi pertanyaan mengenai fungsi Museum Sonobudoyo sebagai sumber belajar

    dan destinasi wisata. Pelaksanaan kuesioner melibatkan pengunjung dan

    35 Usman Husaini, Metode Penelitian Sosial, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008, hlm. 52

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    pengelola museum. Jika data yang didapat kurang atau belum mencapai target,

    kuesioner juga melibatkan masyarakat sekitar sampai data penelitian dirasa

    cukup atau mencapai target. Pada penerapannya, peneliti dibantu oleh beberapa

    rekan untuk melaksanakan kuesioner. Hal ini dikarenakan lebih efektif dan

    efisien dalam menggunakan waktu dan tempat pelaksanaan kuesioner.

    3. Wawancara

    Dalam metode wawancara, peneliti terlebih dahulu menyusun

    pertanyaan yang berfokus pada sumber belajar dan destinasi wisata yang

    ditanyakan kepada narasumber. Seperti halnya kuesioner, wawancara

    melibatkan pengunjung, pengelola, bahkan masyarakat sekitar museum untuk

    mendapatkan data penelitian. Wawancara dengan narasumber dilaksanakan di

    tempat narasumber berada atau juga di area Museum Sonobudoyo.

    Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah jenis wawancara

    semiterstruktur. Jenis wawancara ini termasuk dalam kategori in-dept interview,

    dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara

    terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan

    permasalahan secara lebih terbuka, pihak yang diajak wawancara diminta

    pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti mendengarkan

    secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh narasumber.36

    E. Instrumen Pengumpulan Data

    Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

    oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi

    36 Sugiyono, Ibid, hlm. 73-74

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    sistematis.37 Dengan adanya instrumen pengumpulan data, peneliti memperoleh

    informasi yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan penelitian. Instrumen

    pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

    1. Observasi

    Instrumen Observasi adalah pedoman melakukan observasi itu

    sendiri. Peneliti menggunakan checked list untuk menjadi pedoman

    observasi. Isi dari instrumen checked list tersebut adalah faktor mengenai apa

    yang akan diselidiki.38

    Sebelum memulai observasi, peneliti membuat intrumen checked list

    tersebut. Pada tahap instrumen observasi peneliti telah mengamati yang

    berkaitan dengan bentuk fisik museum, perawatan koleksi, sampai fasilitas

    edukasi yang ada di Museum Sonobudoyo.

    (Instrumen observasi terlampir)

    2. Angket

    Instrumen pada angket atau kuesioner adalah angket yang telah

    dibuat oleh peneliti. Angket atau kuesioner yang digunakan peneliti adalah

    angket atau kuesioner tipe checklist. Instumen angket atau kuesioner yang

    digunakan peneliti lebih terpusat pada pengunjung museum. Angket atau

    kuesioner penelitian berisi pemahaman pengunjung mengenai fungsi

    museum sebagai sumber belajar dan destinasi wisata, selain itu angket

    berisikan pendapat pengunjung mengenai koleksi, dan fasilitas edukasi yang

    diberikan oleh pihak museum. Dari hasil angket atau kuesioner, diharapkan

    37 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan : Jenis, Metode, dan Prosedur, Jakarta : Kencana Prenada

    Media Grup, 2014, hlm. 274. 38 Narbuko Cholid, dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2003, hlm.

    74.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    dapat diketahui sejauh mana pemahaman fungsi museum sebagai sumber

    belajar dan destinasi wisata.

    (Instrumen kuesioner terlampir)

    3. Wawancara

    Instrumen wawancara adalah susunan pertanyaan yang telah

    dirangkai dan disusun oleh peneliti sebelum memulai kegiatan wawancara.

    Susunan pertanyaan inilah yang menjadi bahan dan acuan pertanyaan bagi

    peneliti pada proses wawancara.

    Pada tahapan proses wawancara, peneliti menanyakan pengetahuan

    dan pendapat narasumber tentang fungsi Museum Sonobudoyo sebagai

    sumber belajar dan destinasi wisata. Dalam pengambilan data peneliti juga

    menggali informasi berupa pertanyaan tentang pemanfaatan museum, jenis

    koleksi, sampai kegiatan edukasi kepada narasumber.

    (Instrumen pertanyaan wawancara terlampir)

    F. Teknik Sampling

    Teknik sampling atau lebih dikenal dengan teknik pengambilan sampel.

    Tujuan dari teknik sampling adalah untuk menentukan sampel yang akan

    digunakan dalam penelitian.39

    Pada penelitian mengenai pemanfaatan Museum Sonobudoyo sebagai

    sumber belajar dan destinasi wisata, peneliti menggunakan teknik sampling

    bertujuan. Nama lain dari teknik ini adalah purposive sampling. Peneliti

    menggunakan teknik ini dengan pertimbangan dalam melakukan sampling,

    39 Sugiyono, Op. Cit, hlm. 52

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    apakah informan tersebut dapat memberikan informasi yang relevan atau tidak.40

    Pada proses penelitian, peneliti akan melakukan sampel kepada pengelola

    museum, karyawan museum, pengunjung museum secara umum, dan pengunjung

    museum yang masih berstatus sebagai pelajar.

    G. Validasi Data

    Untuk mendapatkan tingkat kredibilitas yang tinggi sesuai dengan fakta di

    lapangan, maka validasi internal data penelitian dilakukan melalui teknik member

    check oleh responden setelah peneliti menuliskan hasil observasi, angket, dan

    wawancara ke dalam tabulasi data. Member check adalah proses pengecekan data

    oleh pemberi data kepada peneliti. Tujuan member check berfungsi untuk

    mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan

    oleh pemberi data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji kredibilitas

    data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian yaitu Triangulasi dan peningkatan

    ketekunan. Selain menggunakan metode member check, peneliti juga

    menggunakan metode triangulasi untuk mevalidasi data. Triangulasi dalam

    pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber

    dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi

    sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.41

    a. Triangulasi Sumber

    Triangulasi sumber yaitu, untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan

    dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Pada

    penelitian ini, peneliti melakukan triangulasi berdasarkan sumber penelitian yang

    40 Sukardi, Metodelogi Penelitian Pendidikan, Jakarta, PT Bumi Aksara, 2003, hlm 64 41 Sugiyono, Penelitian Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2012, hlm 372

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan kuesioner pengunjung Museum

    Sonobudoyo.

    b. Triangulasi Teknik

    Triangulasi teknik yaitu, untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan

    dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

    berbeda. Pada penelitian ini, peneliti memperoleh data melalui kuesioner,

    wawancara, serta dokumen.

    c. Triangulasi Waktu

    Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang

    dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih

    segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga

    lebih kredibel. Pada penelitian ini, peneliti memilih waktu yang tepat agar

    mampu melakukan wawancara terhadap pengunjung ketika keluar dari museum

    supaya memiliki waktu yang banyak dan lebih optimal.

    H. Analisis Data

    1. Analisis Data Miles dan Huberman

    Proses analisis dibagi ke dalam empat alur kejadian yaitu pengumpulan

    data, reduksi data, penyajian data, verifikasi dan penarikan kesimpulan.42

    Empat alur tersebut dijelaskan sebagai berikut:

    a. Pengumpulan Data

    Pada tahap ini proses pengumpulan data melibatkan informan, aktivitas,

    latar atau konteks terjadinya peristiwa. Data penelitian kualitatif adalah semua

    hal yang diperoleh dari yang didengar, dilihat dan diamati. Dengan demikian,

    42 Sugiyono , Op. Cit, hlm. 91

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    data dapat berupa catatan lapangan, sebagai hasil pengamatan, deskripsi

    wawancara, catatan harian pribadi, foto, dan lainnya. Dalam tahap

    pengumpulan data penulis menggunakan metode observasi, wawancara,

    kuesioner dan dilengkapi dengan dokumentasi.43

    b. Reduksi data

    Data yang diperoleh dari laporan jumlahnya cukup banyak, untuk itu

    maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum,

    memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema

    dan polanya. Oleh karena itu, peneliti wajib memilah dan memfokuskan data

    yang berasal dari responden atau narasumber guna memperolah data yang

    kredibel.

    Reduksi data dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan pada hasil dari

    pengumpulan data melalui observasi, kuesioner dan wawancara terhadap

    pengunjung Museum Sonobudoyo.

    Untuk menganalisis data kuesioner, peneliti menggunakan teknik

    Penilaian Acuan Patokan (PAP). Tujuan PAP adalah untuk mengukur secara

    pasti tujuan atau kompetensi yang ditetapkan sebagai kriteria keberhasilannya.

    Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penilaian acuan patokan berskala

    lima. Penafsiran menggunakan penilaian acuan patokan dapat menggunakan

    langkah sebagai berikut:44

    a. Mencari skor ideal, yaitu skor yang mungkin telah diperolah, jika semua

    pernyataan telah dijawab.

    43 Erza Setiana Sirait, Skripsi : “Pemanfaatan Museum Sonobudoyo Sebagai Sumber Belajar Sejarah”

    (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2017), hlm. 45-46 44 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, hlm 235-238.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    b. Mencari rata- rata ideal dengan rumus :

    c. Mencari simpangan baku (s) ideal dengan rumus:

    S ideal = ideal

    d. Menyusun pedoman konversi sesuai dengan kebutuhan

    Menyusun pedoman konversi skala lima:

    Tabel 2. Pedoman Konversi Skala Lima

    Interval Skor Keterangan

    X ¡ 1,5 ¡ Sangat Tinggi

    ¡ 0,5 ¡ Tinggi

    ¡ 0,5 ¡ Cukup

    ¡ 1,5 ¡ Rendah

    X ¡ 1,5 ¡ Sangat Rendah

    c. Penyajian Data (Display Data)

    Display Data atau penyajian data adalah mengolah setengah jadi yang

    sudah dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas ke dalam

    suatu matriks kategorisasi, serta akan memecah tema-tema tersebut ke dalam

    bentuk yang lebih konkret dan sederhana, pada dasarnya disebut dengan

    subtema yang diakhiri dengan memberikan kode dari subtema tersebut sesuai

    dengan verbatim wawancara yang telah dilakukan.

    d. Verifikasi atau penyimpulan data

    Setelah proses penyajian data selanjutnya peneliti memeriksa kembali

    data dan informasi yang diperoleh dari lapangan agar mendapatkan data yang

    valid dan terjamin, setelah data dikumpulkan dengan lengkap dan diolah,

    apabila proses pengumpulan data dinilai telah cukup, maka pada akhirnya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    data-data tersebu akan dituangkan ke dalam ranncangan konsep sebagai dasar

    utama analisis dalam penelitian ini.

    Ketiga tahap tersebut dapat digambarkan sebagaimana terlihat pada

    gambar berikut.45

    Gambar IV. Komponen Analisis Data : Model Miles & Huberman

    I. Sistematika Penulisan

    Untuk mempermudah pembahasan dalam penyusunan penelitian ini,

    maka penyusunan skripsi dibagi kedalam lima bab sebagai berikut :

    BAB I Pendahuluan, berisi tentang Latar Belakang, Rumusan

    Masalah, Tujuan, Manfaat Penelitian

    BAB II

    Kajian Pustaka, berisi tentang Kajian Teori, Kerangka

    Berpikir

    BAB III

    Metodologi Penelitian,berisi tentang Jenis Penelitian,

    Tempat dan Waktu Penelitian, Sumber Data, Metode

    Pengumpulan Data, Instrumen Pengumpulan Data, Teknik

    Sampling, Validitas Data, Analisis Data, Sistematika

    45 Emzir, Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitiatif, Jakarta : Rajawali Pers, 2012, hlm. 134

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    Penulisan

    BAB IV Hasil Penelitian, berisi hasil penelitian dan pembahasan

    BAB V Penutup, berisi kesimpulan dan saran

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    A. Deskripsi Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di Museum Sonobudoyo Unit I Jl.

    Trikora/Pangurakan No. 6, Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa

    Yogyakarta. Museum Sonobudoyo merupakan museum sejarah dan kebudayaan

    Jawa, termasuk bangunan arsitektur klasik Jawa. Museum ini menyimpan koleksi

    mengenai budaya dan sejarah Jawa yang dianggap paling lengkap setelah Museum

    Nasional Republik Indonesia di Jakarta.

    1. Visi dan Misi Museum Sonobudoyo

    Visi dan Misi Museum Sonobuyo dapat diuraikan sebagai berikut : 46

    a. Visi Museum Sonobudoyo

    TERWUJUDNYA MUSEUM UNGGUL BERTARAF INTERNASIONAL

    YANG MENGEKSPRESIKAN BUDAYA JAWA.

    b. Misi Museum Sonobudoyo

    - Mewujudkan museum berstandart internasional yang memiliki keunggulan

    kompetitif sebagai sumber daya budaya yang memiliki peran dan nilai

    strategis sebagai daya tarik utama kepariwisataan DIY

    - Mewujudkan museum berstandart internasional dalam pengelolaan

    warisan budaya yaitu dalam pelestarian, preservasi dan diseminasi

    46 Sonobudoyo. Visi dan Misi, http://sonobudoyo.com/id/web/tentang/visi-dan-misi, diakses pada

    tanggal 22 November 2018, pada pukul 22. 43.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    http://sonobudoyo.com/id/web/tentang/visi-dan-misi

  • 35

    - Mewujudkan museum berstandart internasional dalam hal pengelolaan

    museum terpadu yang meliputi manajemen strategi, manajemen operasi,

    manajemen SDM, manajemen keuangan, dan manajemen pemasaran.

    2. Tujuan dan Fungsi Museum Sonobudoyo47

    a. Tujuan Museum Sonobudoyo

    Pada awal didirikannya Museum Sonobudoyo antara lain untuk

    mengumpulkan, melestarikan dan membina warisan budaya yang selanjutnya

    disajikan kepada umum. Dalam perkembangannya, museum kemudian

    dimanfaatkan sebagai obyek penelitian, obyek penikmat seni sekaligus sebagai

    obyek wisata, sehingga diharapkan fungsi Museum tidak hanya bersifat

    rekreatif tetapi juga bersifat edukatif kultural mengenai sejarah perkembangan

    kebudayaan umat manusia.

    b. Fungsi Museum Sonobudoyo

    Museum Sonobudoyo berfungsi sebagai tempat pelestarian,

    penyimpanan, serta perawatan benda-benda untuk dijadikan koleksi. Selain

    itu, museum juga berfungsi sebagai sumber informasi dalam melaksanakan

    kegiatan belajar dan penelitian.

    3. Sarana dan Prasarana

    Museum Sonobudoyo adalah sebuah museum negeri yang ada di

    Yogyakarta, untuk sarana dan prasarana yang ada di Museum Sonobudoyo tidak

    47 Sonobudoyo, Organisasi, Tujuan dan Fungsi, http://sonobudoyo.com/id/web/tentang/organisasi-

    fungsi-dan-tugas, diakses pada tanggal 25 November 2018, pada pukul 17.50

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    http://sonobudoyo.com/id/web/tentang/organisasi-fungsi-dan-tugashttp://sonobudoyo.com/id/web/tentang/organisasi-fungsi-dan-tugas

  • 36

    kalah dengan museum-museum di sekitarnya. Berikut adalah sarana dan

    prasarana yang ada di Museum Sonobudoyo.48

    a. Kantor staf Museum Sonobudoyo

    Museum Sonobudoyo memiliki dua unit, setiap unit mempunyai

    ruangan dengan fungsi yang berbeda-beda. Pada Unit I, Museum Sonobudoyo

    memiliki ruangan untuk staf yang berfungsi sebagai tata usaha dan ruang kerja

    bagi para karyawan yang ada di Museum Sonobudoyo. Di Unit II terdapat

    beberapa bangunan yang salah satunya hanya berfungsi sebagai tempat kepala

    museum, dan para masing-masing ketua bidang. Ruang kantor di Unit II

    memiliki sekat ruangan yang bertujuan membatasi setiap ruangan.

    b. Perpustakaan

    Museum Sonobudoyo memiliki sebuah perpustakaan yang terletak

    pada Unit I, perpustakaan museum berada di sebelah ruang pameran koleksi.

    Ruang perpustakaan Museum Sonobudoyo Yogyakarta menyediakan ruang

    dan fasilitas untuk mendapatkan informasi melalui perpustakaan Museum

    Sonobudoyo. Di sana terdapat banyak referensi karya tulis baik tulisan dalam

    bentuk naskah cetak maupun manuskrip.

    c. Ruang Pameran

    Sama seperti museum-museum pada umumnya, Museum Sonobudoyo

    memiliki ruangan untuk memamerkan koleksi-koleksi yang dimiliki untuk

    dapat dinikmati oleh pengunjung. Pada ruang pameran Museum Sonobudoyo,

    menampilkan berbagai macam dan jenis koleksi diantaranya ada koleksi pra-

    48 Hasil Observasi pada tanggal 20 November 2018

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    sejarah, koleksi pewayangan, koleksi batik, koleksi topeng dan lain

    sebagainya.

    d. Pendopo Pertemuan Museum Sonobudoyo

    Museum Sonobudoyo memiliki keunggulan untuk bidang fasilitas.

    Museum Sonobudoyo memiliki ruangan terbuka di sebelah pintu masuk

    museum. Ruangan tersebut disebut Pendopo Pertemuan Museum Sonobudoyo,

    yang digunakan sebagai tempat pertemuan bila diselenggarakannya kegiatan

    atau event. Ruangan tersebut berukuran tidak terlalu besar, namun cukup

    untuk mengadakan acara dengan jumlah peserta maksimal 100 peserta.

    e. Kamera CCTV

    Museum Sonobudoyo memiliki sistem keamanan yang dilengkapi

    dengan kamera CCTV yang tersebar di seluruh penjuru ruangan museum

    untuk memantau pengunjung museum dan berfungsi menghindari perilaku

    yang tidak diinginkan.

    f. Ruang Gamelan

    Museum Sonobudoyo adalah salah satu museum yang mempunyai

    kekhasan kebudayaan, salah satunya adalah kebudayaan Jawa. Untuk

    mendukung kekhasan tersebut, museum memiliki tempat gamelan yang

    sekaligus dimainkan setiap hari di Museum Sonobudoyo. Alat yang dimainkan

    memang hanya gamelan bonang saja. Namun dengan dimainkannya setiap hari

    dan mampu didengarkan ke seluruh ruangan, pengunjung museum dimanjakan

    dan didukung suasana menikmati koleksi yang ada di museum ditambah

    dengan alunan music gamelan agar dapat lebih meresapi pengetahuan dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    menambah suasana kebudayaan Jawa ketika mengunjungi Museum

    Sonobudoyo.

    g. Pendingin ruangan

    h. Toilet

    i. Tempat Parkir

    j. Kantor Satpam/Pos Keamanan

    B. Hasil Penelitian

    Berkaitan dengan rumusan masalah yang telah disusun oleh peneliti dan

    data yang telah dikumpulkan, maka hasil penelitian akan dijabarkan menjadi tiga

    bagian yaitu sejarah berdirinya Museum Sonobudoyo Yogyakarta, apa saja

    koleksi yang ada di Museum Sonobudoyo, dan pemanfaatan Museum

    Sonobudoyo sebagai sumber belajar dan destinasi wisata di Yogyakarta. Untuk

    mendukung data pemanfaatannya peneliti juga menjabarkan hasil kuesioner

    mengenai tanggapan pengunjung museum terhadap manfaatnya sebagai sumber

    belajar dan destinasi wisata. Berikut adalah data hasil penelitian tersebut :

    1. Sejarah Berdirinya Museum Sonobudoyo dan Perkembangan Museum

    Sonobudoyo Saat ini.

    Museum Sonobudoyo diistilahkan menjadi rumah budaya di Yogyakarta,

    dibangun dan didirikan dengan upaya yang tak mudah melalui berbagai

    kesepakatan dan rencana selama pengusahaannya di tengah upaya menciptakan

    kesadaran arti penting makna budaya bagi peradaban manusia. Rumah budaya ini

    diharapkan mampu menjadi media untuk memutar kembali pikiran pengunjung

    dalam sisi perkembangan hidup manusia, dari tahap prasejarah hingga tahap

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    sejarah. Museum Sonobudoyo dahulu adalah yayasan yang bergerak dalam

    bidang kebudayaan Jawa, Madura, Bali dan Lombok.49 Yayasan ini berdiri di

    Surakarta pada tahun 1919 bernama Java Instituut. Dalam keputusan Konggres

    tahun 1924 Java Instituut hendak mendirikan sebuah museum di daerah

    Yogyakarta Panitia Perencana Pendirian Museum dibentuk pada tahun 1931

    dengan beranggota Ir. Th. Karsten P.H.W. Sitsen, Koeperberg.50

    Pada awal pembangunannya, Museum Sonobudoyo menggunakan tanah

    bekas “Shouten” hadiah dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan ditandai

    dengan sengkalan cendra sengkala “Buta ngrasa estining lata” yaitu pada tahun

    1865 Jawa atau tahun 1934 Masehi. Sedangkan peresmian dilakukan oleh Sri

    Sultan Hamengkubuwono VIII pada tahun 1866 Kalender Jawa dengan ditandai

    candra sengkala “Kayu Winayang Ing Brahmana Budha” (1935 Masehi).51 Pada

    masa pendudukan Jepang Museum Sonobudoyo dikelola oleh Bupati

    Paniradyapati Wiyata Praja (Kantor Sosial bagian pengajaran). Pada masa

    Kemerdekaan museum dikelola oleh Bupati Utrodyopati Budaya Prawito yaitu

    jajaran pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.

    Sempat diambil alih oleh pihak museum untuk beberapa tahun, setelah

    masa kemerdekaan tepatnya tahun 1975, Museum Sonobudoyo kembali diambil

    alih oleh Pemerintah Daerah Yogyakarta sampai tahun 2001. Pada masa di

    bawah pengelolaan Pemerintah Daerah Yogyakarta, Museum Sonobudoyo

    diangkat sebagai museum negeri di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta karena

    49 Dinas Kebudayaan DIY, Buku Panduan Museum Negeri Sonobudoyo, 2017, Yogyakarta, hlm.

    7 50 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Buku Petunjuk Koleksi Museum Negeri Sonobudoyo

    Yogyakarta, Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman Daerah Istimewa Yogyakarta, 1993,

    Yogyakarta, hlm. 24 51 Ibid, hlm 27

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    ada kewajiban dari negara bahwa setiap wilayah yang ada di Indonesia wajib

    mempunyai museum negeri. Di bawah pengeloaan Pemerintah Daerah

    Yogyakarta, Museum Sonobudoyo dari dulu memiliki penataan yang baik.

    Menurut informasi yang diperoleh dari Ibu Reno selaku humas, Museum

    Sonobudoyo beberapa tahun ini mempunyai kendala yang dihadapi dalam hal

    pemahaman pengunjung atau tamu mengenai pengertian museum hanya sarana

    untuk pelestarian dan menyimpan benda-benda yang mempunyai nilai sejarah

    saja.52 Pernyataan ini dibuktikan langsung dengan situasi lingkungan museum

    dan hasil pengolahan kuesioner pada pernyataan pemahaman museum. Hampir

    75% dari 29 responden menjawab pernyataan mengenai pemahaman mereka

    tentang museum yang menyebutkan pengertian museum adalah tempat atau

    sarana dalam menyimpan dan melestarikan benda-benda sejarah. Pihak Museum

    Sonobudoyo sangat sadar akan kendala itu, dan oleh karena itu melalui

    wawancara dengan Bapak Ery selaku kepala divisi Koleksi diperoleh informasi

    bahwa semua pengurus baik pengelola dan karyawan yang bekerja di Museum

    Sonobudoyo harus mampu mengubah pandangannya mengenai fungsi museum

    yang bukan hanya sebagai sarana dan tempat untuk pelestarian benda sejarah

    namun juga sarana sebagai media pendidikan.

    Selanjutnya dalam hal perekonomian untuk pengembangan museum,

    beberapa responden beranggapan museum dibangun untuk kepentingan beberapa

    pihak, sehingga banyak dari mereka ragu untuk memberikan sumbangan

    pendanaan maupun materi.53 Akan tetapi, pelan namun pasti Museum

    Sonobudoyo saat ini telah merubah strategi publikasinya dengan cara

    52 Hasil Wawancara dengan Ibu Reno Gustantinah, 15 Oktober 2018 53 Hasil Wawancara dengan Bapak Ery Sustiyadi, 9 November 2018

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    memperbanyak kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat umum. Selain itu

    strategi yang ditempuh oleh pihak museum adalah publikasi melalui internet atau

    media sosial. Langkah tersebut dibuktikan dengan cara membuat akun media

    sosial Instagram, Facebook, dan website www.sonobudoyo.com. Strategi tersebut

    diterapkan oleh pihak museum guna orang-orang mampu menyadari bahwa

    museum dibangun untuk kepentingan bersama, yaitu agar masyarakat lebih

    memahami tentang karya peninggalan-peninggalan sejarah, serta berbagai wujud

    seni dalam berbagai bentuk koleksi yang ada di Musuem Sonobudoyo. Harapan

    tersebut sangat dioptimasi oleh pihak museum sendiri guna menunjang tujuan

    dan fungsi awal didirikannya Museum Sonobudoyo.

    Keberadaan dan perkembangan Museum Sonobudoyo pada masa

    sekarang lebih menekankan kualitasnya dalam bidang pelayanan dan tidak

    meninggalkan fungsi pelestariannya. Dengan strategi yang ditempuh oleh

    pengelola museum, mempermudah akses untuk menggali pengetahuan dan

    menarik minat pengunjung untuk memanfaatkan Museum Sonobudoyo selain

    sebagai pilihan objek untuk berwisata juga sebagai sumber pembelajaran.

    Dengan banyaknya fasilitas yang telah ditambah dari tahun ke tahun dan selalu

    berkembang seiring berjalannya waktu, pihak museum juga

    mengimplementasikannya kedalam penataan koleksi. Teknologi yang bersifat

    digital membantu para pengunjung untuk mengetahui dan memahami setiap jenis

    koleksi yang ada di museum.

    Fasilitas yang ada juga membantu pihak museum untuk mempublikasikan

    berbagai jenis koleksi dan berbagai event. Misalnya beberapa jadwal event telah

    diunggah ke berbagai media sosial, tujuannya untuk mempermudah diketahui

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    oleh masyarakat luas. Perkembangan museum disambut positif oleh berbagai

    kalangan masyarakat, baik masyarakat Yogyakarta maupun dari luar Yogyakarta.

    Dengan strategi tersebut mampu menarik minat masyarakat untuk mengunjungi

    museum dan berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Museum

    Sonobudoyo.

    2. Koleksi Museum Sonobudoyo Berdasarkan Klasifikasi Ruangan

    Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, koleksi Museum

    Sonobudoyo dari waktu ke waktu selalu bertambah, meliputi koleksi prasejarah,

    klasik, Islam, etnografika, naskah dan berbagai buku. Dengan situasi antara ruang

    pameran dengan koleksi tidak seimbang maka Museum Sonobudoyo pernah

    memperluas ruang pamerannya ke nDalem Condrokiranan letaknya sebelah timur

    alun-alun di Selatan Plengkung Wijilan Yogyakarta.

    Menurut Bapak Agung selaku Kepala Bimbingan dan Informasi, Museum

    Sonobudoyo sendiri merupakan Unit pelaksana Teknis Daerah pada Dinas

    Kebudayaan Provinsi DIY, dengan fungsi pengelolaan benda-benda museum

    yang memiliki nilai Budaya Ilmiah meliputi koleksi pengembangan dan

    bimbingan edukatif cultural. Sedangkan tugasnya adalah mengumpulkan,

    melestarikan, merawat, dan mengkomunikasikan kepada masyarakat. Pada tahun

    2018 Museum Sonobudoyo memiliki jumlah koleksi sekitar lebih dari 62.000

    koleksi dengan mengacu pada penggolongan 10 jenis, yang terdiri dari : Koleksi

    Geologika, Etnografika, Biologi, Arkeologi, Histori, Numismatik, Fiologika,

    Keramologika, Senirupa, dan Teknologika.54 Pihak museum mengatakan

    54 Hasil wawancara dengan Bapak Ery Sustiyadi, 9 November 2018

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    pengumpulan benda koleksi dapat berupa benda asli maupun replika.

    Pengumpulan tersebut didapat oleh pihak museum dengan cara : (1) hibah, bisa

    berupa hadiah atau sumbangan dari masyarakat maupun lembaga; (2) titipan,

    dijelaskan bahwa ada sekitar 3.400 koleksi adalah titpan dari berbagai museum

    yang notabene bertujuan untuk hal pemeliharaan; (3) pesanan. 55

    Pihak Museum Sonobudoyo berpendapat bahwa sebagian koleksi yang

    dimiliki diperoleh dari hibah. Beberapa berasal dari hadiah atas kegiatan

    kerjasama dengan instansi yang telah melaksanakan kegiatannya di Museum

    Sonobudoyo. Hal ini diperkuat dengan pernyataan oleh seksi Bimbingan dan

    Informasi museum yang menyatakan bahwa koleksi yang ada berasal dari

    berbagai jenis event kerjasama yang dilakukan dengan berbagai instansi atau

    museum lain.56 Sebagai contoh adalah beberapa koleksi wayang kulit yang ada di

    museum, didapat sebagai hadiah dari salah satu Dalang Pewayangan yang berasal

    dari Solo saat menyelenggarakan pagelaran wayang kulit di Museum

    Sonobudoyo pada tahun 2013 lalu.

    Keadaan museum