study islam

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama islam adalah agama yang rahmatan-lil’alamin yang mempunyai syariat yang harus dilaksanakan oleh umatnya. Ajaran islam yang disyariatkan karena mengandung banyak hikmah bagi setiap manusia. Semua makhluk dan kejadian yang diciptakan oleh Allah SWT pasti ada hikmanya, tidak ada perintah dan ciptaan Allah yang sia-sia. Demikian pula halnya dengan urusan ibadah yang diperintah maupun dilarang-Nya, semuanya mengandung hikmah meskipun diantara hikmah-hikmah tersebut belum dapat diungkap oleh manusia. Salah satunya ibadah puasa mengandung banyak hikmah seperti yang kita ketahui agama islam mempunyai lima rukun islam yang salah satunya yaitu puasa, yang mana puasa itu termasuk rukun islam yang keempat. Karena puasa itu termasuk rukun islam jadi, semua umat islam wajib melaksanakannya namun kenyataannya masih banyak umat islam yang tidak melaksanakannya, karena sebagian dari mereka tidak mengetahui manfaat dan hikmah puasa. Bahkan, umat muslim juga masih banyak yang tidak mengetahui pengertian puasa, dan bagaimana menjalankan puasa dengan baik dan benar. Banyak orang-orang yang melaksanakan puasa hanya sekedar melaksanakannya saja, tanpa mengetahui syarat sahnya puasa dan hal-hal yang membatalkan puasa. 1

Upload: tommy-balveer

Post on 28-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tentang puasa

TRANSCRIPT

Page 1: study islam

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama islam adalah agama yang rahmatan-lil’alamin yang mempunyai syariat

yang harus dilaksanakan oleh umatnya. Ajaran islam yang disyariatkan karena

mengandung banyak hikmah bagi setiap manusia. Semua makhluk dan kejadian yang

diciptakan oleh Allah SWT pasti ada hikmanya, tidak ada perintah dan ciptaan Allah

yang sia-sia. Demikian pula halnya dengan urusan ibadah yang diperintah maupun

dilarang-Nya, semuanya mengandung hikmah meskipun diantara hikmah-hikmah

tersebut belum dapat diungkap oleh manusia. Salah satunya ibadah puasa mengandung

banyak hikmah seperti yang kita ketahui agama islam mempunyai lima rukun islam yang

salah satunya yaitu puasa, yang mana puasa itu termasuk rukun islam yang keempat.

Karena puasa itu termasuk rukun islam jadi, semua umat islam wajib melaksanakannya

namun kenyataannya masih banyak umat islam yang tidak melaksanakannya, karena

sebagian dari mereka tidak mengetahui manfaat dan hikmah puasa. Bahkan, umat

muslim juga masih banyak yang tidak mengetahui pengertian puasa, dan bagaimana

menjalankan puasa dengan baik dan benar. Banyak orang-orang yang melaksanakan

puasa hanya sekedar melaksanakannya saja, tanpa mengetahui syarat sahnya puasa dan

hal-hal yang membatalkan puasa.

Puasa dapat dikatakan sebagai ibadah yang istimewa dalam islam. Keistimewaan

itu antara lain terletak pada adanya keterlibatan banyak aspek salah satunya aspek sosial,

karena kaum muslim yang berpuasa ikut dapat merasakan penderitaan orang lain yang

tidak dapat memenuhi kebutuhan pangannya seperti yang lain, aspek yang bersifat

jasmaniah maupun aspek yang bersifat ruhaniah, aspek emosional dan aspek spiritual.

Oleh karena itu kami menyusun makalah yang membahas tentang puasa, manfaat puasa,

hikmah puasa dan yang berkaitan dengan puasa.

1

Page 2: study islam

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Pengertian Puasa, Syarat Wajib dan Sah Puasa ?

2. Ketentuan Rukun Puasa dan Macam-macam Puasa ?

3. Hal-hal yang membatalkan Puasa dan disunnahkan dalam Puasa ?

4. Siapa saja orang yang boleh meninggalkan Puasa ?

5. Adab dan Hikmah Berpuasa?

C. Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari makalah ini adalah :

1. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan tugas kelompok untuk mata

kuliah Study Islam

2. Agar umat islam selalu melaksanakan ibadah puasa dengan baik dan benar

3. Untuk mengetahui apa sebenarnya yang dimaksud dengan Puasa itu sendiri

4. Untuk mengetahui semua hal yang membahas tentang puasa

5. Kiranya tulisan ini dapat menjadi bahan pengembangan pengetahuan kita tentang

Puasa

2

Page 3: study islam

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PUASA

Puasa (shaum) berasal dari kata bahasa arab yaitu صيام يصوم -shaama صام

yhasuumu, yang bermakna menahan atau sering juga disebut al-imsak. Yaitu

menahan diri dari segala apa yang membatalkan puasa.

Adapun puasa dalam pengertian terminology (istilah) agama menahan diri dari

makan, minum dan semua perkara yang membatalkan puasa sejak terbitnya fajar

sampai terbenamnya matahari. dengan syarat-syarat tertentu.

Perintah untuk berpuasa sebagai mana firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat

183 yang berbunyi

Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa

sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu

bertakwa”.

B. SYARAT WAJIB PUASA

Dalam berpuasa tentunya memiliki syarat-syarat wajib yang harus dipenuhi,

diantaranya adalah;

a) Beragama Islam orang-orang kafir tidak wajib berpuasa.

b) Telah Sampai umur dewasa (baliqh) kanak-kanak yang belum cukup umur tidak

wajib melaksanakan puasa.

c) Berakal (siuman) orang yang gila atau orang yang tidak sehat akalnya tidak wajib

melaksanakan puasa

d) Berkuasa (berdaya) berpuasa orang yang sakit berbahaya, orang tua lemah dan

sebagainya tidak wajib melaksanakan puasa.

e) Bermukim orang yang dalam perjalanan (musyafir) lebih dari pada dua marhalah

tidak diwajibkan melaksanakan puasa.

3

Page 4: study islam

C. SYARAT SAH PUASA

a) Beragama Islam

b) Berakal

c) Tidak dalam haid, nifas dan wiladah (melahirkan anak) bagi wanita

d) Hari yang sah untuk berpuasa

D. RUKUN PUASA

Rukun puasa ada dua yaitu :

1. Niat

Niat mengerjakan puasa pada tiap-tiap malam di bulan Ramadhan (puasa wajib)

atau hari yang hendak berpuasa (puasa sunat). Waktu berniat adalah mulai dari

pada terbenamnya matahari sehingga terbit fajar. Hal ini berdasarkan Firman

Allah SWT dalam Surat Al Bayyinah ayat 5 (QS 98:5) yang berbunyi :

�ف�اء� ن �ه� الد�ين� ح� �ه� م�خ�ل�ص�ين� ل �د�وا الل �ع�ب �ي �ال ل وا إ �م�ر� و�م�ا أ�م�ة� �ق�ي �ك� د�ين� ال �اة� و�ذ�ل ك �وا الز� �ؤ�ت �ق�يم�وا الص�الة� و�ي و�ي

Artinya : “Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya menyembah Allah

dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya, dalam (menjalankan) agama yang

lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang

demikian itulah agama yang lurus”. (QS.98:5)

Rasulullah SAW bersabda: “sesungguhnya segala amal tergantung pada niat  dan

sesungguhnya setiap orang hanya akan mendapat apa yang telah diniatkan.”( HR

Bukhari , Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah & Nasa’i).

2. Menahan segala yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar sampai

terbenam matahari. Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 187 (QS. 2 :

187).

4

Page 5: study islam

Artinya: “ Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan

isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi

mereka.Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena

itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka sekarang

campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan

minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.

Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah

kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid.Itulah larangan

Allah, maka janganlah kamu mendekatinya.Demikianlah Allah menerangkan ayat-

ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa”.

Dalam puasa hal-hal yang harus ditahan atau dicegah tidak semata-mata makan,

minum dan hubungan seksual, tetapi juga perkataan kotor dan perbuatan tidak

pantas.

E. MACAM-MACAM PUASA DARI SEGI HUKUM

Ulama madzhab Maliki, Syafi’I dan Hambali sepakat bahwasanya puasa itu

terbagi menjadi empat macam, yaitu :

5

Page 6: study islam

1. Puasa wajib, yaitu puasa bulan ramadhan , puasa kifarat , puasa nazar

2. Puasa sunah (mandub)

3. Puasa makruh

4. Puasa haram

Yang pertama ialah puasa wajib (Fardhu)

Ditinjau dari hukumnya puasa terbagi menjadi dua yaitu puasa wajib dan puasa

sunnah. Puasa wajib adalah puasa yang dilaksanakan pada bulan ramadhan. Yang 

merupakan salah satu dari rukun islam dan salah satu fardhu dari sekian banyak

fardhu. Telah kita ketahui bahwasanya puasa fardhu ialah puasa ramadhan yang

dilakukan secara tepat wakyu artinya pada bulan ramadhan secara ada dan demikian

pula yang dikerjakan secara qadha’. Temasuk puasa fardhu lagi ialah puasa kifarat

dan puasa yang dinazarkan. Ketentuan ini telah disepakati oleh para imam-imam

madzhab, meskipun sebagian ulama hanafiyah berbeda pendapat dalam hal puasa

yang dinazarkan.

Berdasarkan firman Allah  SWT :

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan ramadhan  yang di dalamnya

diturunkan Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan mengenai

petunjuk itu dan pembeda ( antara yang haq dan yang bathil). Karena itu barang

siapa diantara kamu ada di bulan itu , maka berpuasalah. Dan barang siapa sakit

atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa ) maka (wajib menggantinya, sebanyak

hari yang di tinggalkannya itu, pada hari – hari yang lain. Allah menghendaki

kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.Hendaklah kamu

mencukupkan bilangan dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang di berikan

kepadamu, agar kamu bersyukur.”( QS Al Baqarah 184-185).

Hal ini juga dijelaskan oleh hadist berikut, Rasulullah SAW bersabda:

6

Page 7: study islam

ر� ع�م� اب�ن� ع�ن� ل�م� و�س� ع�ل�ي�ه� الل�ه� ل�ى ص� الل�ه� ول� س� ر� ال� ق� ال� ق�

ا م� ع�ن�ه� الل�ه� ي� ض� ر�

أ�ن� و� الل�ه� إ�ال� �ل�ه� إ ال� ن�أ� اد�ة� ه� ش� م�س% خ� ع�ل�ى م� ال� �س� اإل� ب�ن�ي�

الل�ه� ول� س� ر� د+ا م� ح� م�

ان� م�ض� ر� و�م� و�ص� ج0 ال�ح� و� ك�اة� الز� �يت�اء� إ و� ة� ال� الص� ام� إ�ق� و�

Dari Ibnu Umar RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “ Islam di tegakan diatas

lima perkara, bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah

utusan Allah, Mendirikan Shalat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke Baitullah

dan berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR Bukhari-Muslim).

Yang kedua ialah puasa sunnah (mandub)

Puasa sunnah ialah puasa yang apabila kita kerjakan mendapat pahala, dan apabila

kita tinggalkan atau tidak kita kita kerjakan tidak berdosa.

Berikut contoh-contoh puasa sunnat:

1. Puasa hari Tasu’a – ‘asyura – hari-hari putih dan sebagainya

Puasa sunnah diantaranya ialah berpuasa pada bulan Muharram. Yang

lebih utama adalah tanggal ke 9 dan ke 10 bulan tersebut.

2. Puasa hari arafah

Disunnahkan berpuasa pada tanggal 9 dari bulan Dzulhijjah, dan hari itu

disebut hari ‘arafah. Disunnahkannya, pada hari itu bagi selain orang yang

sedang melaksanakan ibadah haji.

3. Puasa hari senin dan kamis

Disunnahkan berpuasa pada hari senin dan kamis setiap minggu dan di

dalam melakukan puasa dua hari itu mengandung kebaikan pada tubuh. Hal

demikian tak ada keraguan lagi.

4. Puasa 6 hari di bulan syawal

7

Page 8: study islam

Disunnhakan berpuasa selama 6 hari dari bulan syawal secara mutlak

dengan tanpa syarat-syarat

5. Puasa sehari dan berbuka sehari

Disunnahkan bagi orang yang mampu agar berpuasa sehari dan tidak

berpuasa sehari. Diterangkan bahwa puasa semacam ini merupakan salah satu

macam puasa sunnah yang lebih utama.

6. Puasa bulan rajab, sya’ban dan bulan-bulan mulia yang lain.

Disunnahkan berpuasa pada bulan rajab dan sya’ban menurut kesepakatan

tiga kalangan imam-imam madzhab. Adapun bulan-bulan mulia yaitu ada 4,

dan yang tiga berturut-turut yakni: Dzulqa’dah, dzulhijjah dan Muharram, dan

yang satu sendiri yakni bulan Rajab, maka berpuasa pada bulan-bulan tersebut

memang disunnahkan .

7. Bila seseorang memulai berpuasa sunnah lalu membatalkannya

Menyempurnakan puasa sunnah setelah dimulai dan meng-qadha nya jika

dibatalkan adalah disunnahkan menurut ulama syafi’iyyah dan hanafiyyah.

Yang ketiga ialah puasa makruh

Puasa hari jum’at secara tersendiri, puasa awal tahun Qibthi, puasa hari perayaan

besar yang keduanya disendirikan tanpa ada puasa sebelumnya atau sesudahnya

selama hal itu tidak bertepatan dengan kebiasaan, maka puasa itu dimakruhkan

menurut tiga kelompok imam madzhab. Namun ulama madzhab syafi’I mengatakan :

tidak dimakruhkan berpuasa pada kedua hari itu secara mutlaq.

Yang keempat ialah puasa haram

Maksudnya ialah seluruh ummat islam memang diharamkan puasa pada saat itu,

jika kita berpuasa maka kita akan mendapatkan dosa, dan jika kita tidak berpuasa

maka sebaliknya yaitu mendapatkan pahala. Allah telah menentukan hukum agama

telah mengharamkan puasa dalam beberapa keadaan, diantaranya ialah :

1. Puasa pada dua hari raya, yakni Hari Raya Fitrah (Idul Fitri) dan hari raya

kurban (idul adha)

8

Page 9: study islam

2. Tiga hari setelah hari raya kurban. Banyak ulama berbeda pendapat tentang

hal ini(fiqih empat madzhab hal 385)

3. Puasa seorang wanita tanpa izin suaminya dengan melakukan puasa sunnat,

atau dengan tanpa kerelaan sang suami bila ia tidak memberikan izin secara

terang-terangan. Kecuali jika sang suami memang tidak memerlukan

istrinya, misalnya suami sedang pergi, atau sedang ihram, atau sedang

beri’tikaf.

F. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA DAN MENGURANGI NILAI

PUASA

1.Makan dan minum dengan sengaja

Bagi orang yang makan dan minun dengan sengaja wajib mwngqodhonya

menurut ulama mazhab. Namun apabila ia lupa kalau ia sedang berpuasa

maka, puasanya tidak batal, dan tidak perlu diqadha.

2.Hubungan Suami Istri

Yaitu bagi suami istri yang berhubungan suami istri saat puasa ramadhan

maka ia harus membebaskan budak jika punya, atau jika tidak punya,

berpuasalah selama 2 bulan berturut-turut, atau jika tidak mampu, member

makan fakir miskin 60 orang, dan mengganti puasanya. Adapun jika

bermimpi disiang hari dan bangun kesiangan padahal dia lupa mandi zunub

maka hal itu tidak membatalkan puasa.

3.Muntah dengan sengaja

Hadist yang menjelaskan tentang muntah yang disengaja yang artinya: “

Barang siapa yang muntah maka tidak kewajiban mengganti terhadapnya.

Namun barang siapa yang muntah dengan sengaja maka hendaklah ia

menggantinya (HR. Tirmizi, Abu Daud, Ibnu Mazah, dari Abu Khurairoh).

4.Keluarnya Mani dengan Sengaja

Mengeluarkan mani dengan sengaja dapat membatalkan puasa. Bahkan

menurut imam Hambali, keluar mazi pun dapat membatalkan puasa.

5.Mendapat Haid dan Nifas

6.Keluar dari Agama Islam (Murtad)

9

Page 10: study islam

G. HAL-HAL YANG DISUNNAKAN DALAM PUASA

Disunnahkan bagi orang yang berpuasa itu beberapa hal, yaitu:

1. Bersegera untuk berbuka setelah nyata-nyata matahari terbenam. Dan

berbuka itu dilakukan sebelum shalat. Dan disunnahkan berbuka itu dengan

kurma basah, atau kurma kering, atau manisan atau air. Hendaknya yang

dibuat berbuka itu ganjil, yaitu tiga atau lebih.

2. Berdo’a setelah berbuka dengan do’a yang telah diajarkan oleh Nabi SAW.

3. Makan sahur dengan sesuatu makanan walaupun sedikit. Meskipun hanya

seteguk air. Seperti sabda Nabi SAW yang menjelaskan tentang makan

sahur itu adalah berkah.

4. Mencegah lisan dari omongan yang tidak berfaidah. Sedangkan mencegah

lisan dari hal yang haram seperti menggunjing (ghibah) dan adu domba,

maka hal itu adalah wajib setiap saat, dan hal itu lebih dikukuhkan pada

bulan Ramadhan.

5. Memperbanyak sedekah dan berbuat baik kepada sanak saudara, kaum fakir

dan miskin.

6. Menyibukkan diri dalam menunutut ilmu, membaca Al-Qur’an, berzikir,

membaca shalawat atas Nabi SAW. Bilamana ada kesempatan untuknya

baik siang hari maupun malamnya.

7. Beri’tikaf.

H. ORANG YANG DIBOLEHKAN MENINGGALKAN PUASA (HALANGAN

PUASA)

Dalam keadaan tertentu, syariah membolehkan seseorang tidak berpuasa. Hal ini

adalah bentuk keringanan yang Allah berikan kepada umat Muhammad Shallallaahu

'alaihi wa Sallam. Bila salah satu dari keadaan tertentu itu terjadi, maka bolehlah

seseorang meninggalkan kewajiban puasa. Adapun kondisi yang diperbolehkan

seseorang meninggalkan puasa wajib adalah sebagai berikut:

10

Page 11: study islam

1. Dalam keadaan safar (perjalanan)

Diperbolehkan berbuka (tidak berpuasa) bagi orang yang berpergian dengan

syarat berpergiannya itu dalam jarak yang jauh.

2. Sakit

Beberapa uzur atau halangan yang membolehkan orang berpuasa, berbuka

atau membatalkan puasanya diantaranya ialah sakit. Apabila orang yang

berpuasa jatuh sakit dan ia merasa khawatir bertambah sakit jika berpuasa

atau ia khawatir terlambat kesembuhannya, atau ia bertambah menderita

kepayahan yang sangat jika berpuasa maka ia diperbolehkan berbuka.

3. Hamil dan Menyusui

Apabila wanita hamil dan wanita menyusui merasa khawatir ditimpah

bahaya akibat berpuasa yang kelak akan menimpah pada diri meraka dan

anak mereka sekaligus, atau dirinya saja, atau pada anak mereka saja, maka

mereka diperbolehkan tidak berpuasa (berbuka).

4. Lanjut Usia

I. ADAB-ADAB BERPUASA

1. Niat karena Allah swt semata.

Niat ini cukup dalam hati tanpa diucapkan. Akan tetapi banyak ulama yang

berbeda pendapat tentang hal ini. Yang pertama ialah menurut imam

hanbali, menurut beliau niat cukup pada awal puasa saja untuk satu bulan

penuh. Kedua, ialah menurut imam Maliki yang mengatakan niat bisa

dimulai ketika awal ramadhan sekaligus. Yang terakhir yaitu menurut imam

Syafii yang mengatakan bahwa niat dilakukan setiap malam atau bertepatan

dengan terbitnya fajar shadiq. Bahkan jika semisal ada seseorang yang

berniat puasa satu tahun yang lalu itupun sebenarnya sudah bisa dikatakan

niat.

Berbeda halnya dengan puasa wajib, untuk puasa sunat kebanyakan ulama

membolehkan berniat puasa pada siang hari, sebagaimana riwayat dari

Aisyah bahwa Rosululloh saw pernah datang kepadanya dan bertanya “

apakah kamu punya sesuatu (maksudnya makanan?) jawab aisyah “ tidak!

11

Page 12: study islam

Kata Nabi saw “ kalau begitu saya puasa saja”. Dan dari riwayat tersebut

dapat disimpulkanb bahwa niat puasa sunat bisa dilakukan pada siang hari.

2. Makan sahur

Nabi saw bersabda yang artinya “ sahurlah kalian, karena pada sahur itu

terdapat berkah”     (HR. Jama’ah kecuali abu Daud, dari Anas ra). Dari

riwayat tersebut sudahlah jelas bahwa sahur pada saat akan berbuasa

sangatlah dianjurkan. Sedangkan waktu makan sahur yang disunatkan dan

yang paling baik menurut Nabi saw yaitu diakhir malam.

3. Menjahui hal-hal yang dapat membatalkan puasa atau mengurangi nilai

puasa. Selain yang telah disebutkan di atas berkumur secara berlebihan saat

berwudu juga termasuk salah satu hal yang bisa mengurangi nilai puasa.

Seperti sabda Nabi saw yang artinya “ sempurnakanlah dalam berwudhu,

sela-selailah diantara jari-jemarimu dan smpikanlah (ke dalam-dalam)

dalam berkumur, kecualai kamu berpuasa”. ( HR. Imam yang lima, dari

Laqith bin Shabirah).

4. Berbuka puasa dengan segera.

Bila waktu berbuka sudah tiba, sangat dianjurkan untuk menygerakannya.

Hal ini karena Nabi saw bersabda yang artinaya: manusia senantiasa berada

dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka. Segerakanlah

berbuka karena orang Yahudi mengakhirkannya.

J. HIKMAH-HIKMAH PUASA

Puasa memiliki hikmah yang sangat besar terhadap manusia, baik terhadap

individu maupun social, terhadap ruhani maupun jasmani.

Terhadap ruhani, puasa juga berfungsi mendidik dan melatih manusia agar terbiasa

mengendalikan hawa nafsu yang ada dalam diri setiap individu. Puasa juga mampu

melatih kepekaan dan kepedulian social manusia dengan merasakan langsung rasa

lapar yang sering di derita oleh orang miskin dan di tuntunkan untuk membantu

mereka dengan memperbanyak shadaqah.

Sedangkan terhadap jasmani, puasa bisa mempertinggi kekuatan dan ketahanan

jasmani kita, karena pertama, umumnya penyakit bersumber dari makanan, dan

12

Page 13: study islam

kedua, sebenarnya Allah SWT menciptakan makhluq-Nya termasuk manusia sudah

ada kadarnya. Allah memberikan kelebihan demikian pula keterbatasan pada

manusia, termasuk keterbatasan pada soal kadar makan-minumnya.

Berikut ini hikmah yang kita dapatkan setelah berjuang seharian sacara umum :

Menandakan kesyukuran kepada Allah karena nikmat-nikmat yang

banyakkepada hamba-hambanya.

Melatih jiwa supaya memiliki rasa kasih dan belas terhadap orang-orang

yang susah menderita.

Melatih jiwa supaya berih dari sifat; tamak,sombong,hasad dan dengki.

Melatih diri supaya bersifat sabar dan tahan menempuh ujian-ujian dalam

perjalanan hidup.

Menanam semangat perpaduankarena sama-sama menunaikan kewajiban

yang samaitu dapat menimbulkan semangat perpaduan.

Menana semangat sama ratadan menjauhkan sifat beda membeda diantara

kaya miskin, hina mulia,raja dan rakyat karena sama-sama menjujung tinggi

perintah Allah.

Melatih diri supaya mempunyai peraturan peraturandan menghargakan masa

karena mempunyai batas-batas waktu tertentu.

Membersihkan anggota-anggota di dalam tubuh dari daki-daki dan lemak-

lemak makanan yang bekerja sepanjang tahun.

Member kerehatan kepada alat-alat didalam tubuh, terutama alat pengisar

makanan yang bekerja sepanjang tahun.

Member peluang untuk memperbanyakan amal ibadat,karena bulan-bulan

ramadhanmempunyai keistimewaan yang tidak ada pada bulan bulan

lainseperti Lailatul Qadar dan shalat tarawih

13

Page 14: study islam

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Puasa adalah salah satu rukun islam, maka dari itu wajiblah bagi kita

untuk melaksanakan puasa dengan ikhlas tanpa paksaan dan mengharap imbalan

dari orang lain. Jika kita berpuasa dengan niat agar mendapat imbalan atau pujian

dari orang lain, maka puasa kita tidak ada artinya. Maksudnya ialah kita hanya

mendapatkan rasa lapar dan haus dan tidak mendapat pahala dari apa yang telah

kita kerjakan. Puasa ini hukumnya wajib bagi seluruh ummat islam sebagaimana

telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kita. Sebagaimana firman Allah

swt yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu

berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu

bertaqwa”(Q.S Al-Baqarah:183)

Berpuasalah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah dibuat oleh

Allah swt. Allah telah memberikan kita banyak kemudahan(keringanan) untuk

mengerjakan ibadah puasa ini, jadi jika kita berpuasa sesuai dengan ketentuan-

ketentuan yang telah kami sebutkan diatas, kita sendiri akan merasakan betapa

indahnya berpuasa dan betapa banyak faidah dan manfaat yang kita dapatkan dari

berpuasa ini.

Maka dari itu saudara-saudari kami sekalian, janganlah sesekali

meninggalkan puasa, karena puasa ini mempunyai banyak nilai ibadah. Mulai dari

langkah, tidur dan apapun pekerjaan orang yang berpuasa itu adalah ibadah.

14

Page 15: study islam

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’an al karim

Fiqih Empat Madzhab (bagian ibadah) oleh Drs.H.Moh.Zuhri, Dipil, Tafl dkk

Buku puasa lahir dan batin oleh Maliki Tabrizi

Abdul azhim bin badawi Al khalafi. Al Wajiz. Jakarta : pustaka Assunah, 2008.

A Hasan. Terjemah Bulughul Maram Ibnu Hajar Al-‘Asqalani. Bandung. CV Penerbit

Diponogoro, 2002

Ibnu Rusyd. Bidayatul Mujtahid. Jakarta: Pustaka Amani 2007

http://www.rumaysho.com/. 2011

Muhammad bin Ismail Al-Amir Ash-Shan’ani. Subul As-Salam Syarah Bulughul Maram.

Jakarta : Darus Sunnah Press, 2010.

15