pelaksanaan -...

133
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (TANGGUNG JAWAB SOSIAL) DI BMT AMAL MULIA DI SURUH KAB. SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam Oleh: TRI SETYORINI NIM: 214-12-003 JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

Upload: others

Post on 10-Feb-2020

7 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

PELAKSANAAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

(TANGGUNG JAWAB SOSIAL) DI BMT AMAL

MULIA DI SURUH KAB. SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

Oleh:

TRI SETYORINI

NIM: 214-12-003

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

Page 2: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Tri Setyorini

NIM : 214 12 003

Jurusan/Fakultas : Hukum Ekonomi Syariah/ Syariah

Judul : Pelaksanaan Corporate Social Responsibility

(Tanggung Jawab Sosial) di BMT Amal

Mulia di Suruh Kab. Semarang

Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri,

bukan jiplakan (Plagiat) dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat pada skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan

kode etik ilmiah (Buku Pedoman IAIN Salatiga).

Salatiga, Februari 2017

Yang Menyatakan

TRI SETYORINI

NIM 214 12 003

Page 3: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 4 (empat) eksemplar Salatiga, Februari 2017

Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

Kepada :

Yth. Rektor IAIN Salatiga

di Salatiga

السالم عليكن ورحمة اهلل وبركاته

Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan

perbaikan seperlunya, maka skripsi saudara :

Nama : TRI SETYORINI

NIM : 214-12-003

Judul : Pelaksanaan Corporate Social Responsibility

(Tanggung Jawab Sosial) di BMT Amal Mulia di

Suruh Kab. Semarang

dapat diajukan dalam sidang munaqasyah.

Demikian untuk menjadikan periksa.

والسالم عليكن ورحمة اهلل وبركاته

Pembimbing

Luthfiana Zahriani, S.H., MH.

NIP.19760827 200003 2 007

Page 4: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

iv

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS SYARIAH

Jl. Nakula Sadewa VA No 9 Telp. (0298) 3419400 Fak 323433 Salatiga 50722

Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected]

PENGESAHAN SKRIPSI

PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

(TANGGUNG JAWAB SOSIAL) DI BMT AMAL MULIA DI SURUH

KAB. SEMARANG

DISUSUN OLEH

TRI SETYORINI

214 -12 – 003

Telah dipertahankan di depan Dewan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Syariah

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada hari Senin tanggal 20

Maret 2017 dan dinyatakan LULUS, sehingga dapat diterima sebagai salah

satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1 Hukum Islam

Page 5: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

v

MOTTO

Seng penting yakin

Menjadi luar biasa itu perlu disakiti, dihina, dan perlu jam terbang yang

teruji.

Jalanilah jalan sendiri

@t_setyorini

Keberuntungan dan bercanda dalam hidup ini tidak ada yang abadi, tidak

seorangpun tahu mampu hidup berapa lama, ada sebagian hal sebaiknya

dibicarakan sejak awal.

Jack Ma_

Buntuti terus rasa ingin tahu

Tekun itu tak ternilai

Imajinasi adalah Kekuatan

Pengetahuan terasah melalui Pengalaman

Pahami aturan main, Lalu bermainlah dengan lebih baik

Albert Einstein_

Kalau mau melihat masa depan suatu Negara, lihatlah generasi

mudanya.

Rhenald Kasali_

Page 6: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

vi

PERSEMBAHAN

1. Teruntuk kedua orangtuaku yang sangat berharga dan tiada duanya

“D&D” Bapak Dalyono dan Ibu Daimah terimakasihku tiada berharganya

dibandingkan dengan usaha, doa dan pengorbanan serta restu yang selama

ini selalu tercurahkan untuk anakmu ini.

2. Kakak-kakakku Muhammad Faizin, Sri Prihati dan Dwi Retno Ningsih

terimakasih selalu memberikan dorongannya selama ini

3. Adikku ponakan tercinta Dzakir Rafi Maulana yang selalu meberikan

warna, semangat, kekuatan dan candanya. Tante sangat sayang padamu

nak.

Page 7: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

vii

ABSTRAK

Setyorini, Tri. 2017. Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (Tanggung

Jawab Sosial) di BMT Amal Mulia di Suruh Kab. Semarang. Skripsi.

Fakultas Syari’ah. Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah. Institut Agama

Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Luthfiana Zahriani, S.H., M.H.

Kata kunci: Corporate Social Responsibility (CSR), BMT Amal Mulia.

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian kualitatif

yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami keadaan atau fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa dengan memanfaatkan dengan berbagai metode

alamiah. Dalam penelitian kualitatif metode yang biasa digunakan adalah

wawancara, pengamatan dan pemanfaatan dokumen.

Dalam pelaksanaan CSR oleh BMT Amal Mulia di Suruh Kab.

Semarang peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa dasar hukum

pelaksanaan CSR berdasarkan pada peraturan Perundang-undangan yang telah

diberlakukan oleh pemerintah dalam hal ini Undang-undang No. 25 tahun

2007 tentang Penanaman Modal, Undang-undang No. 17 tahun 2012 tentang

Perkoperasian serta peraturan lain yang terkait yaitu dalam ART Pasal 35.

Pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh BMT Amal Mulia di Suruh yaitu

program Baitul Maal, kegiatan sosial dan Danamal dibawah Koordinasi BMT

Amal Mulia Pusat di Suruh. BMT Amal Mulia telah melaksanakan berbagai

bentuk CSR dengan tiga dasar pembangunan yang berkelanjutan yaitu sosial,

ekonomi dan lingkungan.Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan CSR di

BMT Amal Mulia adalah kurangnya sosialisasi mengenai program csr yang

dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya respon masyarakat

akan sosialisasi yang telah diberikan oleh bmt amal mulia,pelaksanaan

kegiatan yang belum maksimal oleh bmt amal mulia, dalam pelatihan umkm

oleh bmt amal mulia hanya memberi arahan mengenai penyediaan modal

usaha saja, bukan mencangkup memberi arahan kebidang usahanya.Jauh

sebelum adanya konsep CSR, Zakat, Infak dan Shadaqah sudah lebih ada

karena Islam sudah mengatur sedemikian rupa untuk dimanfaatkan,

sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an surat at-Taubah ayat 60.

Page 8: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

viii

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan kehadirat Allah SWT,

karena berkat rahmat-Nya penulisan skripsi ini dapat penulis selesaikan sesuai

dengan yang diharapkan.Penulis juga bersyukur atas rizki dan kesehatan yang

telah diberikan oleh-Nya sehingga penulis dapat menyusun penulisan skripsi

ini.

Sholawat dan salam selalu penulis sanjungkan kepada Nabi, Kekasih,

Spirit Perubahan, Rasulullah Muhammad SAW beserta segenap keluarga dan

para sahabat, dan teman-teman, syafa’at beliau sangat penulis nantikan dihari

pembalasan nanti.

Penulisan skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu

persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana dalam Hukum Islam, Fakultas

Syari’ah, Jurusan Hukum Ekonomi Syariah yang berjudul : “Pelaksanaan

Corporate Sosial Responsibility (Tanggung Jawab) di BMT Amal Mulia di

Suruh Kab. Semarang”. Penulis mengakui bahwa dalam menyusun penulisan

skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak.

Karena inilah penulis mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya,

ungkapan terima kasih kadang tak bisa mewakili kata-kata, namun perlu

kiranya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah di IAIN

Salatiga.

3. Ibu Evi Ariyani, SH.,M.H, selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi Syariah

di IAIN Salatiga yang selalu member arahan, pemahaman, dan selalu

membagi ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Luthfiana Zahriani, M.H, selaku Kepala Lab. Fakultas Syari’ah IAIN

Salatiga dan selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan

pemahaman, memberikan saran, arahan, dan masukan mengenai skripsi

Page 9: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

ix

penulis sehingga dapat terselesaikan dengan maksimal sesui dengan apa

yang diharapkan.

5. Manajer dan staf BMT Amal Mulia yang sudah banyak membantu dan

berperan penting dalam penelitian penulis.

6. Bapak dan Ibu Dosen selaku staf pengajar dan seluruh staf Administrasi

Fakultas Syari’ah yang tidak bisa kami sebut satu persatu yang selalu

memberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

tanpa halangan apapun.

7. Ayah dan Ibu selaku orangtua yang sangat penulis cintai dan tidak ada

duanya, usaha, doa dan pengorbanan serta restu yang tiada habisnya

sehingga penulis bisa menyelesaikan tanggung jawab ini sampai tahap

akhir menyelesaikan tugas skripsi ini.

8. Sahabat-sahabatku Dita Septikawati, Wahyu Gumelar, Iva Ekowati,

Masadah, Istiqomah, Hafsari ayu Wardani, Rifa’I Rif’an, Angga Hendro

Hariyanto, Lutfi Hakim yang selalu memberikan dukungan dan semangat

untuk penulis dalam menyusun skripsi ini.

9. Teman-teman Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah angkatan 2012 di IAIN

Salatiga yang telah memberikan warna dan cerita selama menempuh

pendidikan di IAIN Salatiga.

Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan

balasan yang sepantasnya dan yang lebih dari apa yang telah mereka berikan

kepada penulis, agar pula senantiasa mendapatkan maghfiroh, dan dilingkupi

rahmat dan cita-Ny. Amin.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi inimasih jauh

dari sempurna, baik dari segi metodologi, penggunaan bahasa, isi, maupun

analisanya, sehingga kritik dan saran yang konstruktif, sangat penulis

harapkan agar mudah dibaca dan dipahami.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat khususnya

bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca.

Penulis

Page 10: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

x

DAFTAR ISI

COVER ...................................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN ......................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... iii

PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................... iv

MOTTO ..................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ..................................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR .............................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6

D. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 7

E. Penegasan Istilah ........................................................................... 8

F. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 9

G. Metode Penelitian .......................................................................... 13

H. Sistematika Penulisan .................................................................... 19

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Corporate Social Responsibility (CSR) .......................................... 21

B. Baitul Mal wat-Tamwil (BMT) ..................................................... 59

Page 11: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

xi

BAB III BMT AMAL MULIA SURUH KAB. SEMARANG

A. Gambaran Umum BMT Amal Mulia ............................................. 68

B. Dasar Hukum Pelaksanaan CSR di BMT Amal Mulia .................. 83

C. Pelaksanaan CSR di BMT Amal Mulia ......................................... 85

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY (CSR) DI BMT AMAL MULIA SURUH

KAB. SEMARANG

A. Dasar Hukum CSR di BMT Amal Mulia ....................................... 89

B. Pelaksanaan CSR di BMT Amal Mulia ......................................... 91

C. Hambatan Pelaksanaan CSR di BMT Amal Mulia ....................... 103

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 106

B. Saran-saran .................................................................................... 107

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 108

LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................... 112

Page 12: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Penunjukkan pembimbing Skripsi

2. Surat Bukti Observasi

3. Daftar Nilai SKK

4. Lembar Konsultasi Skripsi

5. Daftar Riwayat Hidup

Page 13: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan ekonomi pada umumnya dilakukan oleh pelaku-pelaku

ekonomi baik orang perorangan yang menjalankan badan-badan usaha,

baik yang mempunyai kedudukan sebagai Badan Hukum atau bukan

Badan Hukum (Poerwanto, 2010:16). Yang bermaksud atau bertujuan

untuk mendapatkan keuntungan.Akan tetapi tidak semua kegiatan

ekonomi menghasilkan keuntungan (Faisal, 2012:44).Keuntungan (profit)

baru muncul dengan kegiatan ekonomi yang menggunakan sistem

keuangan. Dalam sistem penukaran barang dengan barang (barter) tidak

memperoleh keuntungan (profit), meskipun kegiatan tersebut dapat

menguntungkan kedua belah pihak.

Suatu badan usaha keberadaannya selalu didalam masyarakat,

badan usaha hanya dapat hidup, tumbuh dan berkembang apabila

memperoleh dukungan dari masyarakat.Karena pada dasarnya

masyarakatlah yang merupakan pemasok utama kebutuhan badan usaha

dan juga sekaligus sebagai produk (barang dan jasa) dari badan usaha.

Badan usaha berusaha meningkatkan kinerjanya untuk

mendapatkan keuntungan yang optimal supaya dapat bersaing dengan

badan usaha lainnya.Namun dalam usaha untuk mencapai keuntungan

yang optimal ini badan usaha juga harus memperhatikan lingkungan

Page 14: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

2

sekitar badan usaha yaitu masyarakat setempat dan pemerintah.Oleh

karena itu, perlu ditanyakan seberapa jauh suatu badan usaha dapat

memberi nilai manfaat kepada masyarakat lingkungannya.

Ada hubungan timbal balik antara badan usaha dengan

masyarakat.Badan usaha dan masyarakat adalah pasangan hidup yang

saling memberi dan membutuhkan. Badan usaha selain mengejar

keuntungan ekonomi untuk kesejahteraan dirinya juga memerlukan alam

untuk sumber daya olahannya dan stakeholders lain untuk mencapai

tujuannya. Dengan menggunakan pendekatan tanggung jawab sosial

badan usaha, badan usaha tidak hanya mendapatkan keuntungan ekonomi,

tetapi juga keuntungan secara sosial.Namun dalam usaha untuk mencapai

keuntungan yang optimal ini badan usaha juga harus memperhatikan

lingkungan sekitar badan usaha yaitu masyarakat setempat dan

pemerintah. Dengan demikian keberlangsungan usaha tersebut dapat

berlangsung dengan baik dan secara tidak langsung akan mencegah

konflik yang merugikan.

(Corporate Social Responsibility) CSR merupakan suatu tindakan

atau konsep yang dilakukan oleh badan usaha sebagai bentuk tanggung

jawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu

berada, memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi dan pada

saat yang sama meningkatkan kualitas hidup dari para pekerja dan

keluarganya. CSR atau tanggung jawab sosial badan usaha (TJS) di dunia

dan di Indonesia kini telah menjadi isu penting berkaitan dengan masalah

Page 15: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

3

dampak lingkungan dalam pembangunan berkelanjutan.Hal tersebut

muncul sebagai reaksi dari banyak pihak terhadap kerusakan lingkungan

baik fisik, psikis, maupun sosial, sebagai akibat dari pengelolaan sumber-

sumber produksi secara yang tidak benar.Kesadaran untuk

menyelamatkan sumber-sumber produksi sudah menipis.Para pengelola

lebih mementingkan keuntungan finansial sebesar-besarnya daripada

membangun keseimbangan kepentingan dan keberlanjutan pembangunan

(Poerwanto, 2010:16).

Di Indonesia, praktik CSR sudah dilakukan oleh masing-masing

badan usaha dimulai dengan memberikan beasiswa pendidikan,

membangun sarana umum, bekerja dengan usaha kecil menengah (UKM),

hingga bantuan bencana alam. Dalam menerapkan CSR, umumnya badan

usaha akan melibatkan partisipasi masyarakat, baik sebagai objek maupun

sebagai subjek program CSR. Hal ini dikarenakan masyarakat adalah salah

satu pihak yang cukup berpengaruh dalam menjaga eksistensi suatu badan

usaha.Masyarakat adalah pihak yang paling merasakan dampak dari

kegiatan produksi suatu badan usaha, baik itu dampak positif maupun

dampak negatif.Dampak ini dapat terjadi dalam bidang sosial, ekonomi,

politik maupun lingkungan.

Namun demikian dari berbagai penerapan mengenai CSR belum

ada yang melihat dan merumuskan penerapan CSR yang ideal (sesuai

prinsip bisnis) dalam menunjang pembangunan masyarakat.Sehingga

masing-masing badan usaha bebas melakukan hal yang berbeda-beda

Page 16: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

4

dalam penerapan CSR, karena masih belum jelas batasan dan ruang

lingkup dari penerapan CSR, dan belum adanya kebijakan dalam bentuk

pengaturan yang khusus mengatur mengenai penerapan CSR. Adapun

motivasi CSR bagi badan usaha yaitu menciptakan citra baik badan usaha

dimata public, mensosialisasikan Badan Usaha dilingkungan Badan

Usaha, mempererat hubungan dan kerjasama antara masyarakat dengan

badan usaha, dan mempertahankan dan meningkatkan eksistensi serta

peran badan usaha sesuai dengan aktivitas masyarakat. Dalam Al Qur’an

surat Adz- Zariyaat: 19 yang berbunyi:

“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang

meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian”.

Adapun juga di dalam Al Qur’an surat At- Taubah : 105, yang

berbunyi:

105. dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya

serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan

dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang

nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

Pengaturan tentang CSR No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman

Modal dalam Pasal 15 yang berbunyi “setiap penanam modal

Page 17: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

5

berkewajiban: huruf (b) melaksanakan tanggung jawab sosial

perusahaan”, maksudnya adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap

badan usaha untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang,

dan sesuai dengan lingkungan, nilai norma dan budaya masyarakat

setempat. Dalam pelaksanaannya, dan dalam melakukan kegiatan-kegiatan

yang termasuk ruang lingkup tanggung jawab dalam badan usaha apakah

BMT Amal Mulia sudah sesuai dengan kewajiban yang ada di UU No. 25

tahun 2007 pasal 15. Maka dari itu penulis ingin melakukan penelitian di

BMT Amal Mulia dengan judul “Pelaksanaan Corporate Social

Responsibility (tanggung jawab sosial) di BMT Amal Mulia di Suruh

Kab.Semarang” agar dapat mengetahui lebih luas mengenai CSR,

pelaksanaannya dan tanggung jawab BMT Amal Mulia di Suruh.

B. Rumusan Masalah

Page 18: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

6

Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan

masalah yang akan dibahas, yaitu:

1. Dasar hukum pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) di

BMT Amal Mulia di Suruh?

2. Bagaimana pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) di

BMT Amal Mulia di Suruh?

3. Apa hambatan BMT Amal Mulia dalam melaksanakan program

Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap pembangunan

masyarakat di daerah Suruh?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan hal-hal yang akan dicapai sebagai upaya

pemecahan masalah. Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Agar mengetahui dasar hukum pelaksanaan Corporate Social

Responsibility (CSR) di BMT Amal Mulia di Suruh?

2. Agar mengetahui pelaksanaanCorporate Social Responsibility (CSR)

di BMT Amal Mulia.

3. Agar mengetahui hambatan dalam melaksanakan Corporate Social

Responsibility (CSR) oleh BMT Amal Mulia terhadap pembangunan

masyarakat di daerah Suruh.

D. Kegunaan Penelitian

Page 19: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

7

Agar tulisan ini dapat memberikan hasil yang berguna secara

keseluruhan, maka penelitian ini dapat memberikan manfaat diantaranya:

1. Kegunaan Teoritis

Untuk memberikan sumbangan pemikiran terhadap kemajuan

perkembangan Ilmu Pengetahuan pada umumnya dan bidang Hukum

Ekonomi Syariah pada khususnya yang memiliki kaitan dengan hal-

hal yang berhubungan dengan pelaksanaan CSR di BMT Amal Mulia.

Sehingga bisa mengungkap permasalahan-permasalahan yang

ditimbulkan dari pelaksanaan tersebut.

Dalam hal ini mengungkapkan bagaimana dasar hukum dan

Pelaksanaan CSR yang ada di BMT Amal Mulia di suruh Kab.

Semarang.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Almamater

Memberikan masukan dan informasi terkait Pelaksanaan

Corporate Social Responsibility (CSR) di BMT Suruh Kab.

Semarang dan disampaikan dalam bentuk laporan serta dapat

dijadikan sebagai referensi penelitian lebih lanjut dengan judul

dan tema yang hampir sama bagi perpustakaan IAIN Salatiga.

b. Bagi Penulis

Bagi penulis sendiri penelitian ini bermanfaat secara

akademik, yakni menambah pengetahuan penulis guna

pengembangan ilmu hukum ekonomi yang salah satunya terkait

Page 20: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

8

tentang Corporate Social Responsibility (CSR) di BMT Suruh

Kab. Semarang

c. Bagi Perusahaan BMT Amal Mulia

Untuk mengetahui peranan CSR terhadap citra BMT Amal

Mulia pada masyarakat, dengan demikian akan menjadi acuan

dalam badan usaha dalam meningkatkan produktifitas.

E. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi salah pengertian dalam pemahaman penelitian

yang penulis teliti ini, maka dipandang perlu untuk menjelaskan beberapa

istilah yang ada hubungannya dengan judul penelitian ini yaitu:

1. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan suatu tindakan atau pelaksanaan dari

sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci,

implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap

siap. Dengan kata lain pelaksanaan bisa diartikan penerapan.

(http://ddsgpunya.blogspot.co.id.,2012:03).

2. CSR (Corporate Social Responsibility)

CSR merupakan sebuah konsep dimana perusahaan atau badan

usaha memutuskan secara sukarela untuk memberi kontribusi kepada

masyarakat dengan lebih baik dan lingkungan yang lebih lestari

(Wahyudi, 2008:19).

Page 21: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

9

CSR adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk

berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan

dengan memperhatikan tanggung jawab social perusahaan dan

menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek

ekonomi, sosial dang lingkungan.

3. BMT

BMT merupakan lembaga keuangan mikro yang dioperasikan

dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro

dan kecil, dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta

membela kepentingan kaum fakir dan miskin.

(http://royarohmatika. blogspot.,2013:04).

F. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini tidak merupakan duplikasi atau pengulangan dari

penelitian yang ada. Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan

dan perbandingan bagi penelitian ini adalah penelitian-penelitian terkait

dengan CSR dalam ruang lingkup yang berbeda. Di antaranya adalah:

Pertama, Rismawaty Itsnaeni (2008) yang berjudul Pelaksanaan

Kewajiban Corporate Social Responsibility (CSR) oleh BUMN untuk

Pembangunan Masyarakat di PT. Telkom (PERSERO) Yogyakarta).

Skripsi tersebut meneliti tentang bagaimana pelaksanaan kewajiban

Corporate Social Responsibility (CSR) dan pengaruh pelaksanaan

Corporate Social Responsibility (CSR) oleh PT. Telkom (Persero) di

Page 22: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

10

Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2008 yang kesimpulannya

mengacu pada peraturan Perundang-undangan yang telah diberlakukan

oleh pemerintah dalam hal ini Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 dan

Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 serta peraturan lain yang terkait.

Pelaksanaan kewajiban CSR yang dilakukan oleh PT. Telkom (Persero)

Yogyakarta yaitu Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKLB)

dibawah koordinasi unit Telkom Community Development Center (CDC)

PT. Telkom (Persero) Yogyakarta telah melaksanakan berbagai bentuk

CSR dengan tiga dasar pembangunan yang berkelanjutan yaitu sosial,

ekonomi dan lingkungan. Program Pelaksanaan CSR PT. Telkom yang

paling diprioritaskan adalah Program Bina lingkungan.Adanya kewajiban

CSR oleh PT. Telkom (Persero) terhadap pembangunan masyarakat di

Daerah Istimewa Yogyakarta berpengaruh pada produktivitas dan

pendapatan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta.Dalam bentuk

pemberian pinjaman modal usaha sehingga menambah pendapatan para

mitra binaan PT. Telkom, dan pemberian fasilitas dan prasaranan sosial

terhadap masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kedua, Ahmad Sahal (2012) yang berjudul Penerapan CSR

(Corporate Social Responsibility) BMT Sumber Usaha Kembang

Sari.Skripsi tersebut meneliti tentang bagaimana konsep penerapan CSR

(Corporate Social Responsibility) BMT Sumber Usaha Tahun 2011 dan

dampak dari program CSR terhadap peningkatan asset di BMT Sumber

Usaha Kembang Sari yang kesimpulannya yaitu CSR merupakan

Page 23: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

11

kewajiban mutlak perusahaan sebagai suatu betuk tanggung jawab sosial

perusahaan berupa kepedulian dan perhatian pada komunitas sekitarnya.

Pandangan perusahaan terhadap kewajiban tersebut berbeda-beda, mulai

dari anggapan sekedar basa-basi atau suatu keterpaksaan hanya untuk

pemenuhan kewajiban, hingga pelaksanaan berdasarkan asas

kesukarelaan. Bentuk-bentuk CSR yang dapat dilakukan oleh perusahaan

dapat diwujudkan dalam berbagai bidang kehidupan yang penerapannya

harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat penerima CSR. CSR

memberikan manfaat yang sangat besar dalam menyejahterakan

masyarakat dan melestarikan lingkungan sekitarnya, serta bentuk investasi

bagi perusahaan pelakunya. Manfaat ini dapat diperoleh apabila

perusahaan menerapkan CSR atas dasar kesukarelaan, sehingga akan

timbul hubungan timbal balik antara pihak perusahaan dengan masyarakat

sekitar. CSR yang diterapkan oleh BMT Sumber Usaha Kembang Sari

memang belum dapat meningkatkan asset yang tinggi terhadap

perusahaan, hal tersebut sudah menjadi kewajaran perusahaan karena asset

yang di miliki masih begitu sedikit.

Ketiga, Akmal Lageranna (2013) yang berjudul Pelaksanaan

Tanggung Jawab Perusahaan (Corporate Social responsibility/CSR) Pada

Perusahaan Industri Rokok. Skripsi tersebut meneliti tentang

sejauhmanakah pelaksanaan tanggung jawab perusahaan/CSR dan

pengaruh pelaksanaanya pada PT. Djarum terhadap masyarakat yang

berkesimpulan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan/CSR PT.

Page 24: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

12

Djarum secara umum sudah dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang

berlaku yakni ketentuan Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas sebagai peraturan yang memayungi pelaksanaan

tanggung jawab sosial perusahaan/CSR di Indonesia dan Peraturan

Pemerintah Nomor 47 tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan Perseroan Terbatas sebagai peraturan pelaksanannya. Namun

masih terdapat kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaannya yaitu,

tidak terdapat program dan kegiatan pengembangan masyarakat

(Community Development) di sekitar daerah perusahaan beroperasi, tidak

adanya program dan kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi dampak

negatif dari penggunaan produk yang mereka hasilkan dari operasi

perusahaannya, dan hanya sebagian kecil dari pelaksanaan tanggung

jawab sosial perusahaan/CSR yang dilaksanakan oleh direksi perusahaan.

Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan/CSR PT. Djarum secara

keseluruhan telah memberikan pengaruh positif bagi masyarakat, baik itu

masyarakat disekitar daerah perusahaan beroperasi maupun terhadap

masyarakat Indonesia secara umum. Hal ini terwujud dalam peningkatan

kualitas hidup masyarakat yang mencakup berbagai bidang antara lain,

sosial, olahraga, lingkungan, pendidikan, dan budaya. Tetapi pelaksanaan

tanggung jawab sosial perusahaan/CSR PT. Djarum belum memberi

pengaruh pada pengembangan masyarakat (Community Development)

khususnya di bidang ekonomi dalam upaya peningkatan kesejahteraan

masyarakat di sekitar daerah perusahaan beroperasi.

Page 25: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

13

Keempat, Yustisia Puspaningrum (2014) yang berjudul Pengaruh

Corporate Sosial Responsibility dan Kepemilikan Manajerial Terhadap

Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Sebagai

Variabel Moderating. Sekripsi tersebut meneliti tentang bagaimana

pengaruh CSR dan pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai

perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang

berkesimpulan CSR memiliki pengaruh negatif dan untuk kepemilikan

manajerial memiliki pengaruh posistif dan tidak signifikan terhadap

perusahaan pertambangan. Profitabilitas sebagai variabel moderating tidak

dapat memoderasi pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan

pertambangan.Untuk ukuran perusahaan memperkuat pengaruh CSR dan

memperkuat pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan

pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

a. Pendekatan

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

hukum field research (penelitian lapangan) artinya dengan

mendekati masalah yang diteliti dengan sifat hukum yang nyata

atau fakta sosial sesuai dengan kenyataan hidup dalam

masyarakat. Penelitian hukum sebagai fakta sosial yang mana

data hukumnya dieksplorasi dari proses interaksi hukum di

Page 26: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

14

masyarakat. Dengan maksud menyelidiki respon atau tingkat

kepatuhan masyarakat terhadap hukum (Widjaya, 2008:21).

Penggunaan pendekatan ini, dimaksudkan untuk

memahami gejala hukum di BMT Amal Mulia yang berhubungan

dengan pelaksanaan CSR pada masyarakat.

b. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu

penelitian yang bermaksud untuk memahami keadaan atau

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa dengan

memanfaatkan dengan berbagai metode alamiah. Dalam penelitian

kualitatif metode yang biasa digunakan adalah wawancara,

pengamatan dan pemanfaatan dokumen (Moleong, 2002:112).

Penelitian ini adalah usaha untuk mengetahui atau

mendalami bagaimana pelaksanaan CSR oleh BMT Amal Mulia

Suruh. Penelitian kualitatif dipilih karena dipandang cocok untuk

mengekspresikan temuan kasus-kasus yang berkaitan

denganpelaksanaan CSR yang dilaksanakan kepada masyarakat

dengan cara terjun langsung ke lapangan yaitu di BMT Amal

Mulia Suruh Kab. Semarang.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, penulis bertindak sebagai pengumpul

data di lapangan dengan menggunakan alat penelitian aktif dalam

Page 27: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

15

mengumpulkan data-data di lapangan. Selain itu alat yang dijadikan

untuk pengumpulan data bisa berupa dokumen-dokumen yang

menunjang keabsahan hasil penelitian ini serta alat-alat bantu lain

yang dapat mendukung terlaksananya penelitian, seperti kamera dan

alat perekam.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat di mana lokasi penelitian itu

akan dilakukan. Lokasi dalam penelitian ini adalah di BMT Amal

Mulia Jl. Raya Suruh-Salatiga, Karangasem Suruh.Kec. Suruh, Kab.

Semarang.

4. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini, penulis menggunakan

sumber data penelitian berupa;

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung

didapatkan dari lapangan atau lokasi penelitian.

1) Informan

Informan adalah orang yang dapat memberikan

informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan

penelitian.Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah

Pimpinan BMT Amal Mulia, Karyawan BMT Amal Mulia dan

tokoh masyarakat.

b. Sumber Data Sekunder

Page 28: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

16

Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh

dari berbagai bacaan atau hasil penelitian sebelumnya yang

bertema sama. Jadi sumber data lain yang bisa mendukung

penelitian ini adalah dengan telaah pustaka seperti buku-buku,

jurnal ataupun hasil penelitian sebelumnya yang meneliti hal

serupa.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan tiga metode pengumpulan

data yang digunakan dalam penyusunan laporan penelitian yaitu

sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan jalan

pengamatan dan pencatatan secara langsung dan sistematis

terhadap fenomena yang diselidiki (Ruslan, 2010:34). Dalam

observasi ini, data yang penulis peroleh secara langsung dari BMT

Amal Mulia Suruh dengan melakukan pengamatan dan wawancara

secara langsung terhadap kegiatan yang terjadi pada obyek

penelitian seperti dengan cara mengamati keadaan sekitar BMT Amal

Mulia Suruh.

b. Interview

Interview yaitu cara memperoleh keterangan atau data

dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada pihak

Page 29: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

17

BMT Amal Mulia dalam hal ini adalah Pimpinan BMT Amal

Mulia, dan Karyawan BMT Amal Mulia Suruh.

Interview dilakukan langsung oleh ibu Saidah yang selaku

staf pembiayaan di BMT Amal Mulia, kemudian kepala desa

Suruh bp. Latief.

6. Analisis Data

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode

deskriptif analisis.Analisis data yang digunakan adalah pendekatan

kualitatif terhadap data primer dan sekunder. Selanjutnya diuraikan

dan disimpulkan dengan memakai metode berfikir induktif yaitu yaitu

pengambilan kesimpulan dimulai dari pernyataan atau fakta-fakta

khusus menuju pada kesimpulan yang bersifat umum (Moleong,

2002:190).

7. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam suatu penelitian, validitas data mempunyai pengaruh

yang sangat besar dalam menentukan hasil akhir suatu penelitian

sehingga untuk mendapatkan data yang valid diperlukan suatu teknik

untuk memeriksa keabsahan data.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pengecekan

keabsahan data dengan menggunakan teknik triangulasi. Menurut

(Patton 1987:331) triangulasi dalam pengujian kredibilitas dapat

dilakukan dengan berbagai cara yaitu sebagai berikut:

Page 30: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

18

a. Triangulasi sumber yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

sumber.

b. Triangulasi teknik yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan

teknik yang berbeda.

c. Triangulasi waktu yaitu pengecekan data dengan wawancara,

observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik triangulasi

sumber, yaitu dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan

data hasil wawancara dan membandingkan hasil wawancara dengan isi

suatu dokumen yang berkaitan.

8. Tahap-Tahap Penelitian

Tahap-tahap dalam penelitian ini adalah sebagi berikut, yaitu;

a. Tahap sebelum lapangan, yaitu hal-hal yang dilakukan sebelum

melakukan penelitian seperti penulis menentukan topik penelitian,

mencari informasi tentang Pelaksanaan CSR oleh BMT Amal

Mulia, pembuatan proposal penelitian, menetapkan fokus

penelitian dan sebagainya yang harus dipenuhi sebelum melakukan

penelitian.

b. Tahap pekerjaan lapangan yaitu penulis terjun langsung ke

lapangan untuk mencari data-data yang diperlukan seperti

Page 31: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

19

wawancara kepada informan, melakukan observasi dan

dokumentasi.

c. Tahap analisa data, apabila semua data telah terkumpul dan dirasa

cukup maka tahap selanjutnya adalah menganalisa data-data

tersebut dan menggambarkan hasil penelitian sehingga bisa

memberi arti pada objek yang diteliti.

Tahap penulisan laporan yaitu apabila semua data telah

terkumpul dan dianalisis serta dikonsultasikan kepada pembimbing

maka yang dilakukan penulis selanjutnya adalah menulis hasil

penelitian tersebut sesuai dengan pedoman penulisan yang telah

ditentukan.

H. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran dan mempermudah cara memahami

laporan skripsi ini penulis menyusun dalam beberapa bab, antara lain

sebagai berikut:

BAB 1 Pendahuluan

Di dalam bab ini penulis akan menguraikan latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, metode penelitian,

sistematika penulisan.

Page 32: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

20

BAB II Kajian Pustaka

Bab ini merupakan kerangka awal yang akan menguraikan tentang

sejarah CSR, Pengertian CSR, tujuan utama CSR, BMT Amal Mulia, dan

dasar hukum BMT.

BAB III Hasil Penelitian

Pada bab ini penulis akan mendeskripsikan tentang gambaran

umum BMT Amal Mulia, profil BMT Amal Mulia, dasar hukum

pelaksanaan CSR di BMT Amal Mulia dan Pelaksanaan CSR di BMT

Amal Mulia.

BAB IV Analisis dan Pembahasan

Pada bab ini penulis akan membahas tentang dasar hukum

pelaksanaan CSR di BMT amal Mulia apakah sudah sesuai dengan dasar

hukumnya dan hambatan BMT Amal Mulia dalam melaksanakan program

CSR terhadap pembangunan masyarakat di daerah Suruh.

BAB V Penutup

Pada bab ini meliputi kesimpulan dan saran.

Page 33: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

21

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. (Corporate Social Responsibility) CSR

1. Sejarah SingkatCSR

Pada awalnya, konsep CSR muncul sebagai akibat dari adanya

ketidakpercayaan masyarakat terhadap korporasi.Masyarakat

menganggap korporasi sebagai pihak yang selalu mengeruk

keuntungan tanpa mempedulikan kondisi masyarakat maupun

lingkungan sekitarnya. Kekuatan modal yang dimiliki oleh korporasi,

terutama korporasi dengan skala Internasional, telah menjelma sebagai

sebuah kekuatan tersendiri yang seringkali ditunggangi oleh

kepentingan politik suatu Negara atau kelompok tertentu, yang pada

ujungnya hampir dapat dipastikan akan merugikan masyarakat.

Ada dua jenis skandal tentang korporasi melawan masyarakat

yang cukup menggemparkan dan pada akhirnya semakin memperkuat

ketidakpercayaan masyarakat pada korporasi diantaranya adalah yang

terungkap dalam kasus Holocaust dan Agent Orange.Keadaan ini pula

yang kemudian melahirkan undang-undang tentang boikot di Amerika

Serikat, yang memberikan hak kepada masyarakat luas untuk

memboikot penggunaan produk tertentu yang dihasilkan oleh

produsen tertentu, manakala diketahui bahwa produsen atau

manufaktur tersebut telah melakukan sesuatu yang tidak sejalan

Page 34: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

22

dengan kewajiban dan tanggung jawab sosial dan lingkungan (Widjaja

dkk, 2008:11-12).

Bila dilihat dari perspektif sejarah, perkembangan CSR ini

dapat dikelompokkan menurut periodisasi sebagai berikut:

a. Periode 1920-1950

Tahun 1920-an merupakan awal dari dikenalnya konsep

“responsibility and responsivenerss” dalam praktek dunia usaha.

b. Periode 1960

Di tahun 1960-an hanya ditandai dengan diskusi atau

ceramah tentang CSR. Menurut Carroll justru dekade ini ditandai

satu pertumbuhan yang signifikan di dalam usaha untuk menyusun

dengan teliti dan menguraikan apa yang dimaksud dengan CSR.

c. Periode 1970

Yang menjadi pusat perhatian dari berbagai kalangan

berkaitan dengan CSR pada dekade 1970 ini adalah berkaitan

dengan pernyataan Milton Friedman’s tentang tanggung jawab

“minimalis” dari suatu perusahaan yang masih diperdebatkan

sampai saat ini.

Tahun 1975 berkembanglah 3 (tiga) tingkatan konsep

daiCSR, yaitu:

1) Kewajiban sosial (social obligation) yang berkaitan dengan

aturan hukum dan pembatasan pasar;

Page 35: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

23

2) Tanggung jawab sosial perusahaan (social responsibility) yang

berkaitan dengan norma-norma masyarakat; dan

3) Social responsiveness yang berkaitan dengan upaya

penyesuaian diri, pencegahan dan mengantisipasi.

d. Periode 1980

Pada dekade 1980-an, istilah CSR telah menjadi perdebatan

secara global dalam konteks pembangunan berkelanjutan

(sustainability development).

e. Periode 1990

Pada periode 1990-an tidak banyak penulis yang

membicarakan tentang pengertian CSR, tetapi mereka

menggunakan konsep CSR sebagai “point-of-departure” untuk

tema dan konsep yang terkait dengan CSR.

f. Periode abad 21

Pada saat terminology responsibility dikenalkan tahun 1920

sampai pada abad ke 21 ini, ternyata belum ada satu kesatuan

bahasa dalam memaknai dan mengimplementasikan CSR dalam

aktivitas dunia usaha. Sampai saat sekarang belum ada kesamaan

bahasa dalam memaknai dan mengimplementasikan CSR,

meskipun kalangan akademisi, dunia usaha dan birokrasi

menyadari bahwa CSR ini sangat amat penting bagi keberlanjutann

(sustainability) usaha suatu perusahaan.Hal ini dapat dilihat mulai

rumusan CSR baik oleh para ahli maupun lembaga-lembaga tetap

Page 36: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

24

terjadi perbedaan karena mereka melihat dari perspektif

subyektifitas masing-masing (Wahyudi dkk, 2008:19-28).

2. Pengertian CSR (Corporate Social Responsibility)

Menurut Philip Kotler bersama Nancy Lee (2005: 18)

mendefinisikan CSR sebagai komitmen untuk memperbaiki

kesejahteraan komunitas melalui praktik-praktik kebijakan bisnis dan

dengan keterlibatan-keterlibatan dari sumber-sumber perusahaan.

Menurut CSR Forum (Wahyudi, 2008: 30) menegaskan bahwa

CSR merupakan keterbukaan dan transparan dalam dunia bisnis yang

didasarkan atas nilai etika dan respek terhadap karyawan, komunitas,

dan lingkungan.

Menurut Mu’man Nuryana (2005) CSR adalah sebuah

pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial

dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan

pemangku kepentingan (stakeholder).

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen

perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam

pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan

tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada

keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomi, sosial dan

lingkungan (Untung, 2009: 01). Kompleksitas permasalahan sosial

yang semakin rumit dalam dekade terakhir dan di Indonesia kini telah

menjadi isu penting berkaitan dengan masalah dampak lingkungan

Page 37: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

25

dalam pembangunan berkelanjutan.Hal tersebut muncul sebagai reaksi

dari banyak pihak terhadap kerusakan lingkungan baik fisik, psikis

maupun sosial, sebagai akibat dari pengelolaan sumber-sumber

produksi secara tidak benar.Kesadaran untuk menyelamatkan sumber-

sumber produksi sudah menipis. Para pengelola lebih mementingkan

keuntungan finansial sebesar-besarnya daripada membangun

keseimbangan kepentingan dan keberlanjutan pembangunan

(Poerwanto, 2010: 16).

Pada sisi lain, istilah CSR juga mengalami perubahan sejalan

dengan perkembangan dunia usaha, politis, dan pembangunan sosial

serta hak asasi manusia (HAM). Selain ini, CSR juga dipengaruhi oleh

dampak globalisasi dan perkembangan teknologi informasi, dan semua

itu akan mencerminkan pemahaman terhadap pengertian CSR dalam

konteks lokal. Hal ini dapat dibuktikan, dimana sampai sekarang

belum adanya kesamaan bahasa tentang CSR tersebut, sehingga

pengertiannya masih diterjemahkan secara sepihak (Wahyudi dkk,

2008: 19).

Menurut Hopkins (2003), kesamaan bahasa sangat dibutuhkan

dalam memahami pengertian CSR, agar perusahaan dapat

mengimplementasikannya secara konsisten.

Page 38: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

26

3. Konsep CSR Bagi Perusahaan dan Masyarakat

Seperti disebutkan sebelumnya, awal mula munculnya konsep

CSR adalah adanya ketidakpercayaan masyarakat terhadap

perusahaan.Perusahaan yang dimaksud disini tidak terbatas pada

Perseroan Terbatas, tetapi setiap kegiatan usaha yang ada, baik

berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum. Seiring dengan

perkembangan zaman, masyarakat semakin sadar akan pentingnya

perlindungan atas hak-hak mereka. Masyarakat menuntut perusahaan

untuk lebih peduli pada masalah-masalah yang terjadi dalam

komunitas mereka.Lebih jelasnya, masyarakat menuntut tanggung

jawab sosial perusahaan (Widjaja dkk, 2008:17-18).

Bagi pengusaha, hal ini harus diperhatikan dengan baik, agar

tidak menjadi bumerang pada akhirnya. Dengan semakin baiknya

kesadaran masyarakat akan hak-hak mereka dan kepedulian mereka

terhadap lingkungan mereka, pengusaha harus mewujudkan tanggung

jawab sosial.

Dalam perkembangannya, Yusuf Wibisono (2007) dalam

bukunya Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, mengatakan bahwa

dunia usaha semakin menyadari bahwa perusahaan tidak lagi

dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom

line, yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam

kondisi keuangannya saja, namun juga harus memperhatikan aspek

sosial dan lingkungannya. Dunia usaha bukan lagi sekedar kegiatan

Page 39: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

27

ekonomi untuk menciptakan profit demi kelangsungan usahanya,

melainkan juga tanggung jawab terhadap sosial dan lingkungannya.

Pemikiran yang mendasari hal ini adalah bahwa perusahaan

yang sehat secara finansial sekalipun tidak menjamin perusahaan

tersebut dapat terus eksis apalagi bertumbuh.Fakta menunjukkan

bahwa masyarakat sekitar memiliki semacam “power” yang secara

tidak langsung dapat mempengaruhi eksistensi perusahaan

tersebut.Semakin baik citra perusahaan tersebut ditengah-tengah

masyarakat sekitarnya, semakin kondusif pula iklim usaha bagi

perusahaan tersebut.Bagi perusahaan melaksanakan CSR dengan baik

tidak lagi sebagai biaya ekstra atau beban manajemen.Bahkan, CSR

dilihat tidak hanya menciptakan citra baik bagi perusahaan melainkan

juga memberikan kontribusi pada kemakmuran jangka panjang bagi

perusahaan dan untuk mempertahankan eksistensi perusahaan tersebut

(Widjaja dkk, 2008:17).

Tidak melaksanakan CSR dapat berakibat terjadinya hal-hal

yang tidak diinginkan terjadi dalam kegiatan usaha, diantaranya:

a. Boikot konsumen

b. Serangan terhadap asset tetap seperti tanah perkebunan dan

bangunan.

c. Kegagalan untuk menarik karyawan yang berkualitas dan

kehilangan dukungan dari karyawan.

d. Pengeluaran ekstra untuk memperbaiki kesalahan dimasa lalu.

Page 40: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

28

e. Pengalihan perhatian manajemen dari aktivitas inti perusahaan.

f. Pembatasan operasi perusahaan, seperti adanya peraturan baru.

g. Halangan untuk menaikkan keuangan dan asuransi.

h. Kesulitan dengan siklus hidup perusahaan (konsumen akhir dan

pemasok).

CSR sering disalahartikan sebagai kegiatan donasi perusahaan

atau sekedar ketaatan perusahaan pada hukum dan aturan yang

berlaku, padahal kegiatan donasi dan ketaatan perusahaan pada hukum

tidak dapat dikatakan sebagai CSR.Kegiatan donasi dan ketaatan

perusahaan pada hukum hanya syarat minimum agar perusahaan dapat

beroperasi dan diterima oleh masyarakat (Widjaja dkk, 2008:19-20).

4. Manfaat CSR Bagi Badan Usaha Serta Masyarakat dan

Lingkungan

CSRakan lebih berdampak positif bagi masyarakat, ini akan

sangat tergantung dari orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi

lain, terutama pemerintah. Studi Bank Dunia (Howard Fox, 2002:76)

menunjukkan, peran pemerintah yang terkait dengan CSR meliputi

pengembangan kebijakan yang menyehatkan pasar, keikutsertaan

sumber daya, dukungan politik bagi pelaku CSR, menciptakan insentif

dan peningkatan kemampuan organisasi. Untuk Indonesia, biasa

dibayangkan pelaksanaan CSR membutuhkan dukungan pemerintah

daerah, kepastian hukum, dan jaminan ketertiban sosial.Pemerintah

dapat mengambil peran penting tanpa harus melakukan regulasi di

Page 41: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

29

tengah situasi hukum dan politik saat ini.Di tengah persoalan

kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami Indonesia, pemerintah

harus berperan penting sebagai koordinator penanganan krisis melalui

CSR.Pemerintah bisa menetapkan bidang-bidang pekerjaan yang

menjadi fokus, dengan masukan pihak yang kompeten. Setelah itu,

pemerintah memfasilitasi, mendukung, dan memberikan penghargaan

pada kalangan bisnis yang mau terlibat dalam upaya besar ini.

Pemerintah juga dapat mengawasi proses interaksi antara pelaku bisnis

dan kelompok-kelompok lain agar terjadi proses interaksi yang lebih

adil dan menghindarkan proses menipulasi atau pengancaman satu

pihak ke pihak yang lainnya (Sahal, 2012:26-27).

CSR yang dilakukan perusahaan sebagai suatu bentuk kearifan

moral perusahaan memiliki pengaruh yang lebih luas dari perusahaan

kepada masyarakat untuk keuntungan perusahaan dan masyarakat

secara keseluruhan (Saktiyanti dan Irvan, 2006:27).Tentu banyak

manfaat yang diperoleh masyarakat sekitar.CSR juga akan

memberikan manfaat dengan menciptakan dan melestarikan

lingkungan dan sumber daya yang ada kearah yang lebih baik.

Namun CSR yang diterapkan tidak hanya member manfaat

bagi masyarakat dan lingkungan, melainkan juga bermanfaat bagi

perusahaan. Telah disinggung sebelumnya, bahwa penerapan CSRakan

berimbas dan mempengaruhi keberlanjutan usaha. Menurut Wibisono

(2007: 84-87), manfaat CSR bagi perusahaan diantaranya:

Page 42: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

30

a. Mempertahankan atau mendongkrak reputasi dan brand image

perusahaan;

b. Layak mendapatkan social lisence to operate;

c. Mereduksi resiko bisnis perusahaan;

d. Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha;

e. Membuka peluang pasar yang lebih luas;

f. Mereduksi biaya;

g. Memperbaiki hubungan dengan stakeholder;

h. Memperbaiki hubungan dengan regulator;

i. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan;

j. Memberikan peluang untuk mendapatkan penghargaan, dan

beberapa keuntungan lainnya. (Untung, 2009:6-7).

5. Ruang Lingkup dan Prinsip Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

(Corporate social Responsibility)

a. Ruang Lingkup Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Bila ditarik prinsip tanggung jawab sosial perusahaan

sebagaimana dijelaskan sebelumnya pada pengertian CSR, dapat

disimpulkan bahwa CSR merupakan komitmen perusahaan

terhadap kepentingan para stakeholdes dalam arti luas dari pada

sekedar kepentingan perusahaan belaka.Secara negatif suatu

perusahaan harus menjalankan usahanya sedemikian rupa sehingga

tidak merugikan para stakeholders-nya dan tidak merusak

lingkungan. Sedangkan secara positif, setiap perusahaan dalam

Page 43: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

31

menjalankan aktivitasnya sedemikian rupa sehingga pada akhirnya

mampu meningkatkan kesejahteraan para stakeholders-nya dengan

memperhatikan kualitas lingkungan kearah yang lebih baik.

Berdasarkan pemaknaan baik secara negatif maupun positif,

disadari bahwa ruang lingkup CSR amat luas sehingga harus ada

acuan atau pedoman untuk memudahkan pemahaman dan

implementasinya dikalangan perusahaan (Wahyudi, 2008:43-44).

Berkaitan dengan ruang lingkup tersebut, John

Elkingston’s berdasarkan pengertian dan rumusan CSR,

mengelompokkan CSR atas 3 (tiga) aspek lebih dikenal dengan

istilah “Triple Bottom Line” yang meliputi kesejahteraan atau

kemakmuran ekonomi (economic property), peningkatan kualitas

lingkungan (environmental quality), dan keadilan sosial (social

justice). Lebih lanjut menegaskan bahwa suatu perusahaan yang

ingin menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan

(sustainability development) harus memperhatikan “Triple P”

yaitu profit, planet, and people. Bila dikaitkan antara “triple

bottom line” dengan “triple P” dapat disimpulkan bahwa “Ptofit”

sebagai ujud aspek ekonomi, “planet” sebagai ujud aspek

lingkungan dan “people” sebagai aspek sosial. Kemudian tahun

2002 Global Compact Initiative mempertegaskan kembali tentang

triple P dengan menyatakan bahwa sementara tujuan bisnis adalah

untuk mencari laba (profit), yang seharusnya juga

Page 44: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

32

menyejahterakan orang (people), dan menjamin keberlanjutan

kehidupan (planet) ini. Bila dirinci lebih lanjut dari ketiga aspek

triple bottom line, maka ketiga aspek itu diwujudkan dalam

kegiatan sebagaimana terlihat dari tabel dibawah ini (Wahyudi,

2008:44-45).

Table 1.1 : Kegiatan Corporate Sosial Responsibility

No Aspek Muatan

1. Sosial

Pendidikan, pelatihan, kesehatan, perumahan,

penguatan kelembagaan (secara internal,

termasuk kesejahteraan karyawan)

kesejahteraan, sosial, olahraga, pemuda,

wanita, agama, kebuadayaan dan sebagainya.

2. Ekonomi

Kewirausahaan, kelompok usaha bersama/unit

mikro kecil dan menengah (KUB/UMKM),

agrobisnis, pembukaan lapangan kerja,

infrastruktur ekonomi dan usaha produktifitas

lain.

3. Lingkungan

Penghijauan, reklamasi lahan, pengelolaan air,

pelestarian alam, ekowisata penyehatan

lingkungan, pengendalian polusi, serta

penggunaan produksi dan energi secara efisien.

Menurut Hardinsyah dan Iqbal, agar ketiga aspek tersebut

dapat diimplementasikan dibutuhkan strategi tertentu. Adapun

strategi dasar yang dapat digunakan dalam Implementasi prinsip-

prinsip CSR tersebut adalah:

1) Penguatan kapasitas (capacity building);

2) Kemitraan (collaboration); dan

Page 45: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

33

3) Penerapan inovasi.

Pada sisi lain, Brodshaw dan Vogel (1981) juga

menyatakan bahwa ada 3 (tiga) dimensi dari garis besar ruang

lingkup CSR, yaitu sebagai berikut:

1) Corporate philantrophy adalah usaha-usaha amal yang

dilakukan oleh suatu perusahaan, dimana usaha-usaha amal ini

tidak berhubungan secara langsung dengan kegiatan normal

perusahaan. Usaha-usaha amal ini dapat berupa tanggapan

langsung perusahaan atas permintaan dari luar perusahaan atau

juga berupa pembentukan suatu badan tertentu, seperti yayasan

untuk mengelola usaha amal tersebut.

2) Corporate responsibility adalah usaha-usaha sebagai wujud

tanggung jawab sosial perusahaan ketika sedang mengejar

profitabilitas sebagai tujuan perusahaan.

3) Corporate policy adalah berkaitan erat dengan bagaimana

hubungan perusahaan dengan pemerintah yang meliputi posisi

suatu perusahaan dengan adanya berbagai kebijaksanaan

pemerintah yang mempengaruhi baik bagi perusahaan atau

masyarakat secara keseluruhan (Wahyudi, 2008:46).

Berkaitan dengan 3 (tiga) dimensi ruang lingkup CSR

tersebut, ternyata dalam prakteknya ada beberapa terminologi yang

mempunyai kemiripan atau bahkan sering diidentikkan dengan

CSR antara lain pemberian amal perusahaan (Corporate

Page 46: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

34

Giving/Carity), Kedermawanan Perusahaan (Corporate

Philantropy), relasi kemasyarakatan Perusahaan (Corporate

Community/ Public Relations) dan pengembangan masyarakat

(Community Development). Dalam perkembangannya sendiri

ternyata keempat terminologi tersebut dapat pula dilihat sebagai

dimensi atau pendekatan CSR dalam konteks Investasi Sosial

Perusahaan (Corporate Sosial Investment) yang didorong oleh

spektrum motif yang terentang dari motif “amal” hingga

“pemberdayaan”.

Perkembangan lebih lanjut dari CSR dalam praktek etika

dunia usaha modern dewasa ini mencoba memberikan pembatasan

ruang lingkup CSR itu sendiri. Menurut Jack Mahoney dalam

orasinya menegaskan bahwa melalui praktek etis dunia usaha

modern dewasa sedikitnya ruang lingkup CSR dapat dibedakan

atas 4 (empat) yaitu:

1) Keterlibatan perusahaan dalam kegiatan-kegiatan sosial yang

berguna bagi kepentingan masyarakat luas.

Selama ini image yang berkembang pada sebagian

besar perusahaan sehubungan dengan keterlibatannya dalam

berbagai kegiatan sosial secara tradisional dianggap sebagai

ujud paling “urgen” sebagai implementasi CSR. Bahkan ada

image yang menyatakan bahwa keterlibatan perusahaan pada

kegiatan sosial inilah satu-satunya yang kegiatan CSR

Page 47: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

35

dimaksud.Melalui keterlibatan perusahaan ini, diharapkan

perusahaan tidak hanya melakukan kegiatan bisnis demi

mencari keuntungan, melainkan juga ikut memikirkan

kebaikan, kemajuan, dan kesejahteraan masyarakat dengan

keterlibatannya dalam berbagai kegiatan sosial dalam

mengatasi ketimpangan sosial dan ekonomi.Kegiatan sosial ini

dapat diujudkan dalam berbagai bentuk diantaranya

pembangunan rumah ibadah, membangun sarana dan prasarana

fasilitas umum, penghijauan, pemberian beasiswa, pelatihan

secara cuma-cuma dan lain sebagainya.

Dari sekian banyak bentuk kegiatan sosial yang dapat

dlakukan oleh perusahaan, yang paling banyak mendapat

sorotan adalah kegiatan sosial yang dapat memecahkan

masalah ketimpangan sosial dan ekonomi.Kegiatan ini

didasarkan atas konsep keadilan distributif atau keadilan

ekonomi dari Aristoteles yang prinsipnya menyatakan bahwa

distribusi ekonomi baru dianggap adil apabila dibagi merata

bagi semua warga.Kegiatan ini dapat dilakukan dalam bentuk

membangun pola kemitraan dan pembinaan antara pengusaha

besar, kecil, dan koperasi.

Ada beberapa alasan mengapa perusahaan dilibatkan

dan atau melibatkan diri dalam kegiatan sosial tersebut:

Page 48: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

36

a) Perusahaan dan karyawan adalah bagian integral dari

masyarakat setempat.

b) Perusahaan telah diuntungkan dengan mendapatkan hak

untuk mengelola sumber daya alam atau aktivitas lainnya

yang ada dalam masyarakat tersebut dengan mendatangkan

keuntungan bagi perusahaan. Dan pada tingkat tertentu

masyarakat telah berjasa pada perusahaan dengan

menyediakan tenaga profesional yang telah mendatangkan

keuntungan bagi perusahaan.

c) Perusahaan telah memperlihatkan komitmen moralnya

untuk tidak melakukan aktivitas yang merugikan

masyarakat.

d) Sebagai upaya menjalin interaksi dan komunikasi yang

baik antara perusahaan dengan masyarakat, supaya

keberadaan perusahaan dapat diterima ditengah-tengah

masyarakat itu sendiri. Akhirnya pada tingkatan tertentu

akan melahirkan rasa memiliki (sance of belongings)

masyarakat terhadap perusahaan. Dengan sendirinya

kondisi ini akan menciptakan iklim sosial dan politik yang

kondusif (Wahyudi, 2008:47).

2) Keuntungan ekonomis yang diperoleh perusahaan.

Kegiatan usaha modern ini, sulit untuk memisahkan

antara keuntungan ekonomis denngan keuntungan dari

Page 49: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

37

keterlibatannya dalam aktivitas sosial. Fakta empiris

menunjukkan bahwa keterlibatan perusahaan dalam kegiatan

sosial sangat menunjang aktivitas usaha itu sendiri, yang pada

akhirnya akan menguntungkan perusahaan. Namun demikian

dewasa ini masih ada perusahaan yang menganut paham klasik

sebagaimana yang diungkapkan M. Friedman bahwa satu-

satunya tanggung jawab sosial perusahaan adalah

mendatangkan keuntungan sebesar-besarnya bagi

perusahaan.Dalam kerangka inilah, keuntungan ekonomi

dilihat sebagai sebuah lingkup tanggung jawab moral dan

sosial yang sah dari suatu perusahaan.

Bila dilihat dari teori ekonomi klasik pertanyaan

tersebut tidak ada artinya, karena satu-satunya tanggung jawab

perusahaan adalah bagaimana menghimpun keuntungan

sebanyak-banyaknya.Tetapi bila dilihat dari optic bisnis

modern sekarang ini sangat sulit memisahkan antara

keuntungan ekonomis dari keterlibatan sosial.Fakta

menunjukkan bahwa dengan keterlibatan aktivitas sosial

sebagai ujud tanggung jawab sosial perusahaan sangat

menunjang kegiatan bisnis dan pada akhirnya menguntungkan

perusahaan itu sendiri (Wahyudi, 2008:48).

Page 50: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

38

3) Memenuhi aturan hukum yang berlaku, baik yang berkaitan

dengan kegiatan dunia usaha maupun kehidupan sosial

masyarakat pada umumnya.

Berkaitan dengan hal tersebut, Jack Mahoney

menegaskan betul bahwa lingkup tanggung jawab sosial

perusahaan yang “paling penting dan urgen” dewasa ini adalah

bagaimana suatu perusahaan mematuhi aturan hukum. Hal ini

tidak terlepas dari integritas masyarakat itu sendiri, karena

perusahaan adalah bagian masyarakat yang bertanggung jawab

dan berkewajiban untuk menjaga ketertiban dan keteraturan

tatanan sosial tersebut. Dengan kata lain perusahaan (rect

persoon) dan masyarakat sebagai kumpulan individu (naturlijk

persoon) merupakan subyek hukum yang sama-sama sebagai

pengemban hak dan kewajiban.

Asumsi dasar yang digunakannya adalah jika suatu

perusahaan tidak memenuhi aturan hukum yang ada,

sebagaimana halnya orang lain, maka ketertiban dan

keteraturan masyarakat tidak akan terwujud. Demikian pula

halnya dengan perusahaan, jika tidak menaati ketentuan hukum

mana tidak akan ada ketenangan, ketenteraman dan rasa aman

dalam melakukan setiap aktivitas usahanya (Wahyudi,

2008:49-50).

Page 51: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

39

4) Menghormati hak dan kepentingan stakeholders atau pihak

terkait yang mempunyai kepentingan langsung maupun tidak

langsung aktivitas perusahaan.

Lingkup ke empat dari tanggung jawab sosial

perusahaan ini, sedang mendapatkan perhatian khusus dari

pemerintah, praktisi, akademisi, dan lembaga swadaya

masyarakat dewasa ini.Semua itu tidak terlepas dari asumsi

bahwa suatu perusahaan punya tanggung jawab moral dan

sosial.Hal ini berarti bahwa perusahaan secara moral dituntut

dan menuntut dirinya sendiri untuk bertanggung jawab atas

hak dan kenpentingan stakeholders. Tanggung jawab sosial

perusahaan akan menjadi hal yang bagitu konkret, baik demi

terciptanya suatu kehidupan sosial yang baik, maupun demi

keberlanjutan dan keberhasilan aktivitas perusahaan itu sendiri.

Atas dasar ruang lingkup CSR tersebut, CSRakan

menjadi hal yang harus dikonkretkan, baik demi terciptanya

suatu kehidupan sosial yang baik maupun demi kelangsungan

dan keberhasilan kegiatan bisnis perusahaan. Menurut

Wigrantoro Roes Setyadi dalam wawancara majalah Swa tahun

2004 menegaskan setidaknya ada 5 (lima) aspek yang perlu

menjadi perhatian bagi perusahaan ketika berupaya

meningkatkan tanggung jawab sosialnya, yaitu:

Page 52: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

40

a) Melakukan bisnis dengan memperhatikan tanggung jawab

sosial dan etika;

b) Melindungi lingkungan lokasi bisnisnya dan selamatan

semua orang yang berkaitan dengan kegiatan bisnisnya;

c) Memberikan manfaat ekonomi dan lainnya kepada

masyarakat di mana saja perusahaan beroperasi;

d) Mendukung dan memberikan kontribusi terhadap upaya

penegakan hak asasi manusia;

e) Menerapkan berbagai kebijakan, program dan praktik

untuk mengelola perusahaan dengan menaati azas good

corporate governance, memastikan berlakunya perlakuan

adil (fair) kepada semua stakeholder, serta memberikan

informasi publik secara lengkap dan transparan (Wahyudi,

2008:50).

Kemudian Setyadi juga menjelaskan bahwa fenomena

kemitraan antara pelaku bisnis dan lingkungan sosial yang

semakin erat dan hal ini akan menjanjikan beberapa hal yang

bersifat positif yaitu:

a) Menjawab isu-isu kemanusiaan dan kemasyarakatan

dengan pengaruh yang luar biasa besarnya melalui cara-

cara baru dalam menyelesaikan permasalahan bisnis dan

sosial yang membutuhkan sumber daya dari multi sektor

dan multi sumber.

Page 53: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

41

b) Meningkatkan nilai budaya masyarakat madani melalui

semangat partisipasi dalam kerja sama lintas kelompok dan

lintas sektor.

c) Membantu bisnis lebih berkemanusiaan dan organisasi

layanan masyarakat lebih berorientasi bisnis, pelaku bisnis

dan organisasi nirlaba dapat lebih baik dalam mencapai

misinya.

Mengingat begitu luasnya ruang lingkup CSR, maka

Siregar membagi atas 2 (dua) ruang lingkup utama, yaitu :

sumbernya

a) Tanggung jawab institusional atau struktural berupa

tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sekitar

yang terikat oleh peraturan perundang-undangan.

Tanggung jawab sosial ini dicirikan dengan adanya sanksi

positif atau formal dari pemerintah apabila tidak

diindahkan.

b) Tanggung jawab kognitif atau interaksional yaitu tindakan

sosial sukarela yang tidak terikat oleh peraturan perundang-

undangan, tetapi dianggap penting atau dikerjakan oleh

perusahaan, baik oleh kebutuhan inheren produksi

perusahaan maupun oleh panggilan moral, sosial, dan

kemanusiaan. Tanggung jawab sosial ini dicirikan

absennya sanksi positif apabila tidak diindahkan, tetapi

Page 54: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

42

dalam hal ini akan berlaku sanksi sosial atau formal

lainnya.

Dari 2 (dua) ruang lingkup utama CSR yang

diungkapkan oleh Siregar ini, terdapat hal yang kontradiktif.

Satu sisi menegaskan bahwa CSR sebagai tanggung jawab

institusional yang terkait secara formil dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku, sedangkan pada sisi lain

justru melihat CSR sebagai tanggung jawab yang bersifat

interaksinal yang bersifat sukarela. Atas pengelompokan CSR

yang kontradiktif ini, maka kalangan dunia perusahaan akan

memilih CSR dalam konteks yang akan menguntungkan

dirinya, meskipun pilihan tersebut masih diikuti dengan sanksi.

Oleh karena itu penulis sendiri lebih melihat CSR itu sebagai

tanggung jawab sosial yang bersifat imperatif. Makna

imperatif ini sendiri harus bersifat self-regulation bagi

perusahaan, sedangkan pemerintah harus memposisikan

dirinya sebagai corporate state dengan menuangkan aturan

CSR dalam arti bersifat umum yang disertai dengan aturan

yang bersifat sektoral yang akan menguraikan CSR sesuai

dengan bidang usaha masing-masing perusahaan (Wahyudi,

2008:51-52).

Page 55: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

43

Sedangkan menurut Susanto (2003) menegaskan bahwa

bila CSR dilihat dari segi implementasinta dapat dibagi 3 (tiga)

tahapan atau kategori yaitu :

a) Social obligation, pada kategori ini implementasinya

sekadar untuk memenuhi persyaratan minimal yang

ditentukan oleh pemerintah dan ada kesan terpaksa.

b) Social raction, pada tahap ini sudah muncul kesadaran oleh

perusahaan akan pentingnya CSR, namun tetap saja

memiliki ketidakbaikan karena dilakukan setelah

masyarakat mengalami eksternalitas yang cukup lama

tanpa ada kebijakan dari perusahaan.

c) Social response, pada kategori ini masyarakat dan

perusahaan mencari peluang timbulnya kebaikan di tengah

masyarakat. Kategori ini lebih dari sekedar pendekatan ad

hoc, charity, atau tekan pihak luar. Ia lebih merupakan

sebuah dorongan internal (internally driven) dan jalinan

kemitraan (partnership).

Memahami begitu luasnya cakupan ruang lingkup CSR

tersebut, sedangkan masing-masing perusahaan mempunyai

karakter dan kondisi yang berbeda-beda. Kondisi ini akan

berdampak pada implementasi CSR yang berbeda-beda pada

masing-masing perusahaan. Namun demikian bila cakupan

CSR yang begitu luas dilihat secara komprehensif, maka

Page 56: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

44

cakupan itu meliputi 5 (lima) bidang, yaitu ekonomi, politik,

sosial, legal, etika, dan diskresi.

1) Bidang Ekonomi

CSR di bidang ekonomi pada dasarnya dapat

dirumuskan sebagai kewajiban untuk berperan serta dalam

meningkatkan taraf hidup masyarakat, bukan hanya

internal, akan tetapi juga eksternal. Implikasinya pun

banyak, seperti penciptaan lapangan kerja, produksi barang

dan jasa yang bermanfaat bagi konsumen, tidak

memperlebar jurang pemisah antara yang kaya dan yang

miskin, dan secara internal memberikan imbalan yang adil,

wajar dan layak bagi para anggota organisasi.

2) Bidang Politik

Pada manajer dan seluruh karyawan suatu

organisasi adalah suatu masyarakat yang mempunyai hak

dan kewajiban sebagai mana warga lainnya.Oleh karena

itu, mereka pun mempunyai kewajiban di bidang politik

seperti misalnya turut menjaga stabilitas politik di

masyarakat dan menggunakan hak pilihnya dalam

pemilihan umum yang diselenggarakan oleh pemerintah.

3) Bidang Sosial

Sebagaimana halnya dengan bidang-bidang lainnya,

perusahaannya pun mempunyai kewajiban di bidang sosial

Page 57: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

45

yang mencakup berbagai aspek, seperti tanggung jawab

untuk turut serta memajukan kegiatan pendidikan pada

semua jenjang mulai dari taman kanak-kanak, sekolah

dasar, sekolah lanjutan, pendidikan tinggi, mendorong dan

mendukung terselenggaranya kegiatan pendidikan non-

formal yang berlangsung seumur hidup, mendukung

program pemberantasan tuna aksara, mendorong kreativitas

masyarakat dibidang seni, termasuk seni musik, seni tari

dan seni lukis. Salah satu segi penting dari bidang sosial

ialah kebiasaan menggunakan bahasa nasional dengan cara

yang benar, seperti dalam proses berkomunikasi antar

individu dan antar kelompok dalam perusahaan. Di sini

termasuk penggunaan bahasa nasional dalam pemberian

nama atau identitas perusahaan dan dalam melakukan

berbagai kegiatan promosi produk yang dihasilkan.

4) Bidang Legal

Logika dan rasa tanggung jawab sebagai warga

Negara mengatakan bahwa ketaatan pada berbagai

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

sesungguhnya bukan hanya merupakan salah satu tanggung

jawab sosial seseorang, akan tetapi merupakan “keharusan

mutlak”. Dengan ketaatan itu tertib sosial dapat terpelihara

dan keseimbangan antara hak dan kewajiban seseorang

Page 58: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

46

dapat diwujudkan. Melanggar berbagai ketentuan yang

sifatnya normatif, bukan hanya akan merugikan orang yang

bersangkutan, akan tetapi juga merupakan jalan pintas

untuk ketidakberhasilan. Apabila seorang usahawan

melakukan berbagai pelanggaran terhadap ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku,

sesungguhnya ia melakukan sesuatu yang akhirnya

merugikan diri sendiri dan perusahaannya.

5) Bidang Etika

Sudah umum diakui dan diterima sebagai kenyataan

bahwa dalam kehidupan bersama, terdapat norma-norma

moral dan etika yang mengikat semua anggota masyarakat,

termasuk kalangan dunia usaha. Meskipun sulit

mengatakan bahwa norma-norma moral dan etika tersebut

berlaku secara universal, akan tetapi dilingkungan suatu

masyarakat tertentu biasanya terdapat kesepakatan tentang

norma-norma moral dan etika yang berlaku bagi mereka.

Pada dasarnya dapat dikatakan bahwa norma-norma moral

dan etika dianggap baik apabila diterima oleh masyarakat.

Dan kondisi ini pun berlaku dalam dunia perusahaan,

karena perusahaan merupakan anggota dari suatu

komunitas yang dalam artifisial sama dengan manusia

sendiri.

Page 59: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

47

Penggunaan Diskresi Secara bertanggung jawab.

Dalam menyelenggarakan kegiatan bisnis, manajemen pada

umumnya memiliki diskresi dalam menentukan kebijakan

perusahaan, termasuk dalam pegambilan keputusan tentang

kewajiban sosial yang akan ditunaikannya. Penggunaan

diskreasi tersebut berbeda antara satu perusahaan dengan

perusahaan lainnya.Banyak faktor yang mempengaruhinya.

Akan tetapi yang jelas penggunaan diskresi tersebut harus

dilakukan secara bertanggung jawab dalam arti bahwa Ia

memperkuat komitmen manajemen untuk memikul tanggung

jawab sosialnya.

Sementara itu, Kotler dan Lee dalam bukunya

“Corporate Sosial Responsibility : Doing The Most Good For

You Company an Your Cause”, mengidentifikasikan 6 (enam)

pilihan program bagi perusahaan-perusahaan yang ingin

melakukan inisiatif dan aktivitas yang berkaitan dengan

berbagai masalah–masalah sosial sekaligus juga sebagai wujud

komitmen dari CSR, yaitu :

1) Cause promotion adalah kegiatan yang dilakukan dalam

bentuk memberikan kontribusi berupa dana dan

penggalangan dana untuk meningkatkan kesadaran akan

permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi di

masyarakat.

Page 60: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

48

2) Cause related marketing adalah bentuk kontribusi

perusahaan dengan menyisihkan beberapa persen dari

pendapatan yang diperoleh perusahaan sebagai donasi bagi

permasalahan sosial tertentu, untuk periode tertentu atau

produk tertentu.

3) Corporate social marketing adalah upaya untuk membantu

mengembangkan dan sekaligus juga

mengimplementasikannya dalam bentuk kampanye dengan

fokus mengubah perilaku tertentu yang mempunyai

pengaruh negatif.

4) Corporate philantrophy adalah inisiatif dari perusahaan

dengan memberikan kontribusi langsung kepada suatu

aktivitas amal, baik dalam bentuk donasi ataupun

sumbangan tunai.

5) Community volunteering adalah bentuk kegiatan yang

dilakukan langsung oleh perusahaan dalam memberikan

bantuan dan mendorong karyawan serta mitra bisnisnya

untuk secara sukarela terlibat dan membantu masyarakat

setempat.

6) Socially responsible business practice adalah inisiatif

perusahaan untuk mengadopsi dan melakukan praktek

bisnis tertentu serta investasi yang ditujukan untuk

Page 61: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

49

meningkatkan kualitas sebuah komunitas dan melindungi

lingkungan.

Apa yang diuraikan oleh Kotler dan Lee sebagai

alternatif pilihan bagi perusahaan jika mau

mengimplementasikan CSR dalam aktivitas usahanya, namun

alternatif tersebut masih didasarkan paradigma bahwa CSR

lebih bersifat voluntari belum lagi mengarah pada suatu

kewajiban dalam makna liability (Wahyudi, 2008:52-57).

b. Prinsip-prinsip Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, di mana sampai

saat sekarang belum ada kesatuan pandang baik dari lembaga

maupun para pakar mengenai pengertian maupun ruang lingkup

CSR tersebut, sehingga implementasi CSR itu sendiri amat

tergantung dari pemahaman dan kebutuhan dari perusahaan yang

bersangkutan. Namun demikian berdasarkan pengertian dan ruang

lingkupnya dapat ditarik prinsip-prinsip yang terdapat pada CSR

tersebut.

Salah seorang pakar CSR dari University of Bath Inggris

yaitu Alyson Warhurst, di mana pada tahun 1998 beliau

menjelaskan ada 16 (enam belas) prinsip yang harus diperhatikan

dalam mengimplementasikan CSR. Adapun prinsip-prinsip itu

adalah sebagai berikut:

Page 62: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

50

1) Prioritas Perusahaan.

Dalam hal ini perusahaan harus menjadikan tanggung

jawab sosial sebagai prioritas tertinggi dan penentu utama

dalam pembangunan berkelanjutan. Dengan demikian suatu

perusahaan dapat membuat kebijakan, program, dan praktek

dalam menjalankan aktivitas bisnisnya dengan cara lebih

bertanggung jawab secara sosial.

2) Manajemen Terpadu.

Manajer sebagai pengendali dan pengambil keputusan

harus mampu mengintegrasikan setiap kebijakan dan program

dalam aktivitas bisnisnya, sebagai salah satu unsur dalam

fungsi manajemen.

3) Proses Perbaikan.

Setiap kebijakan, program, dan kinerja sosial harus

dilakukan evaluasi secara berkesinambungan didasarkan atas

temuan riset mutakhir dan memahami kebutuhan sosial serta

menerapkan kriteria sosial tersebut secara global.

4) Pendidikan Karyawan.

Karyawan sebagai stakeholders primer harus

ditingkatkan kemampuan dan keahliannya, oleh karena itu

perusahaan harus memotivasi mereka melalui program

pendidikan dan pelatihan.

Page 63: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

51

5) Pengkajian.

Perusahaan sebelum malakukan sekecil apapun suatu

kegiatan harus terlebih dahulu melakukan kajian mengenai

dampak sosialnya.Kegiatan ini tidak saja dilakukan pada saat

memulai suatu kegiatan, tapi juga pada saat sebelum

mengakhiri atau menutup suatu kegiatan.

6) Produk dan Jasa.

Suatu perusahaan harus senantiasa berusaha

mengembangkan suatu produk dan jasa yang tidak mempunyai

dampak negatif secara sosial.

7) Informasi Publik.

Memberikan informasi dan bila perlu mengadakan

pendidikan terhadap konsumen, distributor, dan masyarakat

umum tentang penggunaan, penyimpanan, dan pembuangan

atas suatu produk barang dan atau jasa.

8) Fasilitas dan Operasi.

Mengembangkan, merancang, dan mengoperasikan

fasilitas serta menjalankan kegiatan dengan

mempertimbangkan temuan yang berkaitan dengan dampak

sosial dari suatu kegiatan perusahaan.

9) Penelitian.

Melakukan dan atau mendukung suatu riset atas

dampak sosial dari penggunaan bahan baku, produk, proses,

Page 64: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

52

emisi, dan limbah yang dihasilkan sehubungan dengan

kegiatan usaha. Penelitian itu sendiri dilakukan dalam upaya

mengurangi dan atau meniadakan dampak negatif kegiatan

dimaksud.

10) Prinsip Pencegahan.

Memodifikasi manufaktur, pemasaran dan atau

penggunaan atas produk barang atau jasa yang sejalan dengan

hasil penelitian mutakhir.Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya

mencegah dampak sosial yang bersifat negatif.

11) Kontraktor dan Pemasok.

Mendorong kontraktor dan pemasok untuk

mengimplementasikan dari prinsip-prinsip tanggung jawab

sosial perusahaan, baik yang telah maupun yang akan

melakukannya. Bila perlu menjadikan tanggung jawab sosial

sebagai bagian dari suatu persyaratan dalam kegiatan

usahanya.

12) Siaga Menghadapi Darurat.

Perusahaan harus menyusun dan merumuskan rencana

dalam menghadapi keadaan darurat. Dan bila terjadi keadaan

berbahaya perusahaan harus bekerja sama dengan layanan

gawat darurat (emergency), instansi berwenang, dan komunitas

lokal. Selain itu perusahaan berusaha mengenali potensi

bahaya yang muncul.

Page 65: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

53

13) Transfer Best Practise.

Berkontribusi pada pengembangan dan transfer bisnis

praktis sepanjang bertanggung jawab secara sosial pada semua

industry dan sektor publik.

14) Memberikan Sumbangan.

Sumbangan ini ditujukan untuk pengembangan usaha

bersama, kebijakan publik dan bisnis, lembaga pemerintah dan

lintas departemen serta lembaga pendidikan akan membantu

meningkatkan kesadaran akan tanggung jawab sosial.

15) Keterbukaan (disclosure).

Menumbuh kembangkan budaya keterbukaan dan

dialogis dalam lingkungan perusahaan dan dengan unsur

publik.Selain itu perusahaan harus mampu mengantisipasi dan

memberikan respons terhadap resiko potensial (potencial

hazard) yang mungkin muncul, dan dampak negatif dari

operasi, produk, limbah, dan jasa.

16) Pencapaian dan Pelaporan.

Melakukan evaluasi atas hasil kinerja sosial,

melaksanakan audit sosial secara berkala dan mengkaji

pencapaian berdasarkan kriteria perusahaan dan ketentuan

peraturan perundang-undangan serta menyampaikan informasi

tersebut kepada dewan direksi, pemegang saham, pekerja, dan

publik.

Page 66: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

54

Pada sisi lain, Organization for Economic Cooperation

andDevelopment (OECD) pada saat pertemuan para menteri

anggota OECD di Perancis tahun 2000 juga merumuskan

prinsip-prinsip yang dapat dijadikan pedoman dalam

implementasi CSR bagi perusahaan transnasional. Pedoman itu

berisikan kebijakan umum yang meliputi :

a) Memberi kontribusi untuk kemajuan ekonomi, sosial, dan

lingkungan berdasarkan pandangan untuk mencapai

pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

b) Menghormati hak-hak asasi manusia yang dipengaruhi oleh

kegiatan yang dijalankan perusahaan tersebut, sejalan

dengan kewajiban dan komitmen pemerintah di Negara

tempat perusahaan beroperasi.

c) Mendorong pembangunan kapasitas lokal melalui kerja

sama yang erat dengan komunitas lokal. Termasuk

kepentingan bisnis. Selain mengembangkan kegiatan

perusahaan di pasar dalam dan luar negeri sejalan dengan

kebutuhan praktek perdagangan.

d) Mendorong pembentukan human capital, khuusnya melalui

penciptaan kesempatan kerja dan memfasilitasi pelatihan

bagi karyawan.

e) Menahan diri untuk tidak mencari atau menerima

pembebasan di luar yang dibenarkan secara hukum yang

Page 67: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

55

terkait dengan lingkungan, kesehatan dan keselamatan

kerja, perburuhan, perpajakan, insentif finansial dan isu-isu

lainnya.

f) Mendorong dan memegang teguh prinsip-prinsip Good

CorporateGovernment (GCG) serta mengembangkan dan

menerapkan praktek-praktek tata kelola perusahaan yang

baik.

g) Mengembangkan dan menerapkan praktek-praktek sistem

manajemen yang mengatur diri sendiri (self-regulation)

secara efektif guna menumbuh kembangkan relasi saling

percaya diantara perusahaan dan masyarakat setempat di

mana perusahaan beroperasi.

h) Mendorong kesadaran pekerja yang sejalan dengan

kebijakan perusahaan melalui penyebarluasan informasi

tentang kebijakan-kebijakan itu pada pekerja termasuk

melalui program-program pelatihan.

i) Menahan diri untuk tidak melakukan tindakan tebang pilih

(discrimination) dan indisipliner.

j) Mengembangkan mitra bisnis, termasuk para pemasok dan

sub-kontraktor, untuk menerapkan aturan perusahaan yang

sejalan dengan pedoman tersebut.

k) Bersikap abstain terhadap semua keterlibatan yang tak

sepatutnya dalam kegiatan-kegiatan politik lokal.

Page 68: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

56

Dari rincian prinsip-prinsip CSR sebagaimana tersebut

diatas, baik dari Alyson Warshurst maupun OECD terlihat bahwa

prinsip CSR tersebut tidak terlepas dari konsep Tripel Bottom Line

sebagaimana diungkpkan oleh John Elkingston yang terdiri atas

economic properity, environmental quality, and social justice.

Selain ketiga prinsip dasar tersebut, ada beberapa prinsip yang

perlu ditambahkan yaitu, prinsip Hak Asasi Manusia (HAM),

Good Corporate Governance (GCG), law enforcement dan

Netralitas (Wahyudi, 2008:57-61).

c. Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Di kalangan sebagian dunia usaha, sudah tumbuh

pengakuan bahwa keberhasilan ekonomi dan finansial mereka

berkaitan erat dengan kondisi sosial dan lingkungan di mana

perusahaan mereka beroperasi.Untuk mewujudkan tanggung

jawab semacam itu, dunia usaha diharapkan memperhatikan

dengan sungguh-sungguh CSR dalam aktivitas usahanya.Pada

intinya, CSR merupakan komitmen dari perusahaan untuk

mengintegrasikan kepeduliannya terhadap masalah ekonomi,

sosial dan lingkungan atau lebih dikenal dengan istilah “triple

bottom line”. Dalam implementasinya secara ringkas bentuk dari

CSR ini dapat digolongkan dalam empat bentuk, yaitu :

1) Pengelolaan lingkungan kerja secara baik, termasuk

didalamnya penyediaan lingkungan yang aman dan nyaman,

Page 69: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

57

sistem kompensasi yang layak dan perhatian terhadap

kesejahteraan karyawan dan keluarga.

2) Kemitraan antara perusahaan dengan masyarakat, khususnya

masyarakat lokal. Kemitraan ini diwujudkan secara umum

dalam program community development untuk membantu

peningkatan kesejahteraan umum masyarakat setempat dalam

kurun waktu yang cukup panjang. Melalui program ini,

diharapkan masyarakat akan menerima manfaat keberadaan

perusahaan yang digunakan untuk menopang kemandiriannya

bahkan setelah perusahaan berhenti beroperasi.

3) Penanganan kelestarian lingkungan, kegiatan ini dimulai dari

lingkungan perusahaan sendiri, termasuk melakukan

penghematan penggunaan listrik, air, kertas dan lain

sebagainya sampai peenanganan limbah akibat kegiatan

perusahaan, agar tidak mencemari lingkungan sekitar kantor,

pabrik, dan atau lahan.

4) Investasi sosial yang sering diartikan secara sempit sebagai

“kegiatan amal perusahaan”. Makna sesungguhnya adalah

perusahaan member dukungan finansial dan non-finansial

terhadap kegiatan sosial dan lingkungan yang dilakukan oleh

kelompok/organisasi lain yang pada akhirnya akan menunjang

kegiatan bisnis perusahaan, karena perusahaan melalui

Page 70: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

58

investasi sosial akan dapat menuai citra yang positif (corporate

image).

Menilik semua bentuk CSR tersebut, perusahaan memang

perlu melakukan itu semua semata-mata untuk kelangsungan

perusahaan itu sendiri.Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk

kegiatan tersebut, harus dianggap sebagai bagian dari investasi,

jadi bukan biaya. Semua itu bertujuan agar perusahaan dapat

menjalankan fungsi utamanya yaitu berusaha untuk

menghasilkan keuntungan dan bertahan lama.

Berdasarkan hal tersebut, Jorg Andriof dan Malcolm

Meintosch (2001) menegaskan bahwa CSR meliputi semua

dimensi dari dampak, hubungan dan tanggung jawab perusahaan

terhadap masyarakat secara keseluruhan. Dampak ini akan

memperlihatkan sebuah pengaruh yang tersebar luas di dalam

masyarakat, seperti sebuah batu yang dilempar kedalam kolam,

dapat dibagi ke dalam tiga bidang, bidang-bidang yang

berhubungan dengan ekonomi, sosial, dan lingkungan (Wahyudi,

2008:62-63).

Page 71: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

59

B. (Baitul Mal wat-Tamwil) BMT

1. Sejarah BMT

Istilah baitu tamwil (BT), namanya pernah popular lewat BT

Teksona di Bandung dan BT Ridho Gusti di Jakarta. Keduanya kini

tidak ada lagi, setelah itu walapun dengan bentuk berbeda namun

memiliki persamaan daalam tata kerjanya, pada bulan Agustus 1991

berdiri sebuah Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah (BPRS) di Bandung.

Kelahirannya terus diikuti dengan beroperasinya Bank Muamalat

Indonesia (BMI) pada bulan Juni 1992. Semakin menjamurnya BT

dan istilah BMT pada tahun-tahun itu didukung oleh Syariah Banking

Institute (SBI), Institute for Shari’ah Economic Development (ISED),

serta Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Bank Syari’ah

(LPPBS).

Dalam konteks Indonesia, keinginan tersebut nampaknya

sejalan dengan kebijakan pemerintah, yang memberikan respon positif

terhadap usulan pendirian bank Syariah. Dengan disahkannya II No. 7

Tahun 1992 tentang Perbankan yang mencantumkan kebebasan

penentuan imbalan dan sistem keuangan bagi hasil, juga dengan

terbitnya Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1992 yang memberikan

batasan tegas bahwa bank diperbolehkan melakukan kegiatan usaha

dengan berdasarkan prinsip bagi hasil, maka mulailah bermunculan

perbankan yang menggunakan system syari’ah, seperti Bank

Page 72: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

60

Muamalat Indonesia (BMI), BNI Syari’ah, BPRS-BPRS, dan Baitul

Mal wat Tamwil (BMT).

Perkembangan ekonomi Islam tidak hanya berhenti pada

tingkatan ekonomi makro, tetapi telah mulai menyentuh sektor paling

bawah yaitu mikro.Lahirnya lembaga keuangan mikro Islam yang

berorientasi sebagai lembaga sosial keagamaan, kemudian popular

dengan istilah BMT.Munculnya BMT sebagai lembaga keuangan

mikro Islam yang bergerak pada sector riil masyarakat bawah dan

menengah sejalan dengan lahirnya Bank Muamalat Indonesia

(BMI).Karena BMI sendiri secara operasional tidak dapat menyentuh

masyarakat kecil ini, maka BMT menjadi salah satu lembaga

keuangan mikro Islam yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat

(Sumiyanto, 2008:20-23).

Kelahiran BMT sangat menunjang sistem perekonomian pada

masyarakat yang berada di daerah karena di samping sebagai lembaga

keuangan Islam, BMT juga memberikan pengetahuan-pengetahuan

agama pada masyarakat yang tergolong mempunyai pemahaman

agama yang rendah.Dengan demikian, fungsi BMT sebagai lembaga

ekonomi dan social keagamaan betul-betul terasa dan nyata

hasilnya.Lahirnya BMT ini diantaranya dilatarbelakangi oleh beberapa

alasan sebagai berikut.

a. Agar masyarakat dapat terhindar dari pengaruh sistem ekonomi

kapitalis dan sosialis yang hanya memberikan keuntungan bagi

Page 73: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

61

mereka yang mempunyai modal banyak. Sehingga ditawarkan

sebuah sistem ekonomi yang berbasis syari’ah.

b. Melakukan pembinaan dan pendanaan pada masyarakat menengah

kebawah secara intensif dan berkelanjutan.

c. Agar masyarakat terhindar dari rentenir-rentenir yang memberikan

pinjaman modal dengan sistem bunga yang sangat tidak

manusiawi.

d. Agar ada alokasi dana yang merata pada masyarakat, yang

fungsinya untuk menciptakan keadilan sosial.

Realitas menunjukkan, adanya BMT didaerah sangat

membantu masyarakat dalam rangka pmenuhan kebutuhan ekonomi

yang saling menguntungkan dengan memakai sistem bagi

hasil.Disamping itu juga ada bimbingan yang bersifat pemberian

pengajian kepada masyarakat dengan tujuan sebagai sarana

transformatif untuk lebih mengakrabkan diri pada nilai-nilai agama

Islam yang bersentuhan langsung dengan kehidupan sosial

masyarakat. (Sumiyanto, 2008:23-24).

BMT mempunyai beberapa komitmen yang harus dijaga

supaya konsisten terhadap perannya, komitmen tersebut adalah:

a. Menjaga nilai-nilai syariah dalam operasi BMT.

b. Memperhatikan permasalahan-permasalahan yang berhubungan

dengan pembinaan dan pendanaan usaha kecil.

c. Meningkatkan profesionalitas BMT dari waktu ke waktu.

Page 74: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

62

d. Ikut terlibat dalam memelihara kesinambungan usaha masyarakat.

Perkembangan BMT cukup pesat, hingga akhir 2001 Pinbuk

mendata ada 2938 BMT terdaftar dan 1828 BMT yang melaporkan

kegiatannya (Sudarsono, 2003:85).

2. Pengertian BMT

BMT merupakan kependekan dari Baitul Mal wat-Tamwil atau

dapat juga ditulis Baitul Maal wa baitu Tamwil. Secara

harfiah/llughowi Baitul Maal berarti rumah dana dan baitul Tamwil

berarti rumah usaha. Kedua pengertian tersebut memiliki makna dan

dampak yang berbeda.Baitul Maal dengan segala konsekuensinya

merupakan lembaga sosial yang berdampak pada tidaknya profit atau

keuntungan duniawi atau material didalamnya, sedangkan baitul

Tamwil merupakan lembaga bisnis yang karenanya harus dapat

berjalan sesuai prinsip bisnis yakni efektif dan efisien.

Kesimpulannya, BMT merupakan organisasi bisnis yang juga

berperan sebagai sosial. Sebagai lembaga sosial, Baitul Maal memiliki

kesamaan fungsi dan peran dengan Lembaga Amil Zakat (LAZ) atau

Badan Amil Zakat milik pemerintah, oleh karenanya, Baitul Maal ini

harus didorong untuk mampu berperan secara profesional menjasi

LAZ yang mapan. Fungsi tersebut paling tidak meliputi upaya

pengumpuan dana zakat, infaq, sedekah, wakaf dan sumber dana-dana

sosial yang lain, serta upaya pentsyarufan zakat kepada golongan yang

paling berhak sesuai dengan ketentuan asnabiah (UU nomor 38 tahun

Page 75: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

63

1999). Sebagai lembaga bisnis, BMT lebih memfokuskan kegiatan

usahanya pada sektor keuangan, yakni simpan-pinjam dengan pola

syariah.

Dalam perspektif hukum di Indonesia, sampai sekarang badan

hukum yang paling mungkin untuk BMT adalah koperasi, baik serba

usaha (KSU) maupun simpan-pinjam Syari’ah (KSPS).Bagi BMT

yang berbadan hukum KSU, diharuskan membentuk Unit Simpan-

Pinjam Syari’ah (USPS). Sistem operasional BMT tidak sama persis

dengan koperasi, oleh sebab itu sebelum beroperasi BMT harus segera

mengurus badan hukum, supaya lembaganya menjadi legal. Sambil

menunggu turunnya badan hukum dari instansi yang berhak, BMT

dapat mengajukan sertifikat operasional dari lembaga yang berhak

seperti PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil) (Ridwan,

2006:01-03).

3. Dasar Hukum BMT

Pesatnya aktivitas ekonomi masyarakat berbasis syari’ah

membuat kehadiran regulasi yang mandiri menjadi sebuah

keniscayaan.Bank-bank Syari’ah dan BPRS tunduk pada peraturan

Bank Indonesia.Sedangkan Lembaga Keuangan Mikro (LKM)

daalam bentuk BMT hingga saat ini belum ada regulasi yang mandiri

dan realitasnya berbadan hukum koperasi sehingga tunduk terhadap

peraturan perkoperasian.Sedangkan ditinjau dari segmen usahanya

BMT juga termasuk UKM karenanya juga mengikuti peraturan-

Page 76: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

64

peraturan terkait pembinaan dan pengembangan usaha kecil (Amalia,

2009:242).

Hingga saat ini status kelembagaan atau badan hukum yang

memanyungi keabsahan BMT adalah Koperasi, hal ini berarti

kelembagaan BMT tunduk pada Undang-Undang Perkoperasian

Nomor 17 tahun 2012 dan secara spesifik diatur dalam Keputusan

Menteri Negara Koperasi dan UKM RI Nomor

91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang petunjuk pelaksanaan Kegiatan

Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) (Amalia, 2009:243).

4. Visi BMT

Visi BMT harus mengarah pada upaya untuk mewujudkan

BMT menjadi lembaga yang mampu meningkatkan kualitas Ibadah

anggota (Ibadah dalam arti luas), sehingga mampu berperan sebagai

wakil-pengabdi Allah SWT, memakmurkan kehidupan anggota pada

khususnya dan msyarakat pada umumnya. Titik tekan perumusan visi

BMT adalah mewujudkan lembaga yang profesional dan dapat

meningkatkan kualitas Ibadah (Ridwan, 2006:03).

5. Misi BMT

Misi BMT adalah membangun dan mengembangkan tatanan

perekonomian dan struktur masyarakat madani yang adil dan

berkemakmuran-berkemajuan, berlandaskan Syari’ah dan ridha Allah

SWT.Dapat dipahami bahwa misi BMT semata-mata mencari

keuntungan dan penumpukan laba-modal pada segolongan orang kaya

Page 77: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

65

saja, tetapi lebih berorientasi pada pendistribusian laba yang merata

dan adil sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam (Ridwan,

2006:04).

6. Tujuan dan Sifat BMT

a. Tujuan

Untuk meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk

kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada

umumnya.

b. Sifat

BMT bersifat usaha bisnis, mandiri ditumbuhkembangkan

secara swadaya dan dikelola secara profesional.Sifat usaha BMT

yang berorientasi pada bisnis (core bisnis) dimaksudkan supaya

pengelolaan BMT dapat dijalankan secara professional, sehingga

mencapai tingkat efisiensi yang tinggi. Aspek bisnis BMT menjadi

kunci sukses mengembangkan BMT, dari sinilah BMT akan

mampu memberikan bagi hasil yang kompetitif kepada para

shahibul maal serta mampu meningkatkan kesejahteraan para

pengelolanya sejajar dengan lembaga lain (Ridwan, 2006:5-6).

7. Asas dan Landasan BMT

BMT berazaskan Pancasila dan UUD 1945 serta berlandaskan

prinsip Syari’ah Islam, keimanan, keterpaduan (kaffah),

kekeluargaan/koperasi, kebersamaan, kemandirian dan

profesionalisme (Ridwan, 2006:6).

Page 78: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

66

8. Prinsip, Fungsi dan Peranan BMT

a. Prinsip

Dalam melaksanakan usahanya BMT, berpegang teguh

pada prinsip utama sebagai berikut:

1) Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan

mengimplementasikan pada prinsip-prinsip Syari’ah dan

muamalah Islam ke dalam kehidupan nyata.

2) Keterpaduan, yakni nilai-nilai spiritual dan moral

menggerakkan dan mengarahkan etika bisnis yang dinamis,

proaktif, progresif adil dan berakhlaq mulia.

3) Kekeluargaan, yakni mengutamakan kepentingan bersama

diatas kepentingan pribadi.

4) Kebersamaan, yakni kesatuan pola pikir, sikap dan cita-cita

antar semua elemen BMT.

5) Kemandirian, yakni mandiri diatas semua golongan politik.

6) Profesionalisme, yakni semangat kerja yang tinggi, dilandasi

dengan dasar keimanan.

7) Istiqomah; konsisten, konsekuen, kontinyuitas/berkenjutan

tanpa henti dan tanpa pernah putus asa (Sudarsono, 2003:89).

b. Fungsi dan Peranan

Dalam rangka mencapai tujuannya, BMT berfungsi:

1) Mengidentifikasi, memobilisasi, mengorganisir, mendorong

dan mengembangkan potensi serta kemampuan potensi

Page 79: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

67

ekonomi anggota, kelompok anggota muamalat (Pokusma) dan

daerah kerjanya.

2) Meningkatkan kualitas SDI (sumber daya insani anggota dan

Pokusma menjadi lebih profesional dan Islami sehingga

semakin utuh dan tangguh dalam menghadapi persaingan

global.

3) Menggalang dan memobilisir potensi masyarakat dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan anggota.

4) Menjadi perantara keuangan (Financial Intermediary) antara

aghniya sebagai shahibul maal dengan du’afa sebagai

Mudharub, terutama untuk dana-dana sosial.

5) Menjadi perantara keuangan (Financial Intermediary), antara

pemilik dana (shahibul maal), baik sebagai pemodal maupun

penyimpan dengan pengguna dana (mudharib) untuk

pengembangan usaha produktif (Ridwan, 2006:7-9).

Page 80: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

68

BAB III

BMT AMAL MULIA SURUH KABUPATEN SEMARANG

A. Gambaran Umum BMT Amal Mulia

1. Profil BMT Amal Mulia

a. Sejarah BMT Amal Mulia

BMT Amal Mulia merupakan salah satu dari 15 Koperasi

Syari’ah di wilayah Kabupaten Semarang yang lahir melalui

program P3T (Penanggulangan Pengangguran Pekerja Terampil)

pada bidang LEP (Lembaga Ekonomi Produktif) yang

diselenggarakan kerja sama antara Depnaker Kabupaten Semarang

dengan fasilitor PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil) Dati

II Kabupaten Semarang.

Proses pendirian diawali dengan sosialisasi Koperasi

Syari’ah oleh PINBUK Dati II Kabupaten Semarang pada acara

Pengajian IPHI Kecamatan Suruh yang diselenggarakan di rumah

Bapak. H. Syahri Dusun Morangan Desa Suruh, sosialisasi

perdana Kecamatan Suruh ini bersifat informatif.

Bersamaan dengan Calon Pengelola yang telah terseleksi

melalui P3T tersebut mengikuti pelatihan tentang manajemen

operasional Koperasi Syari’ah se-Jawa Tengah di Asrama Haji

Donohudan Solo yang diselenggarakan oleh PINBUK Dati I

Provinsi Jawa Tengah. Pelatihan tersebut diadakan selama dua

Page 81: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

69

minggu dan dilanjutkan dengan Job on Training di Koperasi

Syari’ah Assa’adah Gedangan Sraten Salatiga selama tiga hari.

Setelah pelatihan purna dan Jon on Training selesai

kemudian diadakan pertemuan ulang pada pertengahan bulan

Agustus 1998 di rumah Bapak H. Badarudin yang dihadiri oleh

beberapa orang yang merupakan tim formatur yang

mengagendakan segera dibentuk susunan pengurus sementara

kemudian ditindak lanjuti pertemuan di Gedung Ar-Rohmah yang

dihadiri oleh calon Pendiri tepat pada acara itu disahkan Susunan

Pengurus BMT AMAL MULIA Suruh serta disepakati ketentuan

simpanan Pokok per anggota Rp. 200.000,- dan simpanan wajib

per anggota pendiri sebanyak Rp. 2000,- setiap bulannya.

Akhirnya pada hari Selasa Pon tanggal 20 Oktober 1998

telah diresmikan BMT AMAL MULIA oleh Bapak Camat Suruh

yang berlokasi di Jl. Sumberejo Suruh No. 57 yang dihadiri oleh

sejumlah tokoh Masyarakat, Pengurus, Anggota Pendiri dan tamu

undangan lainnya.

b. Obyek Tempat Praktik, Visi, Misi, dan Tujuan BMT Amal Mulia

1) Obyek tempat praktik

Obyek tempat praktik adalah Koperasi BMT Amal

Mulia, yang terletak Dusun Karangasem Desa Suruh,

Kecamatan Suruh. Jl. Raya Suruh-Salatiga.

Page 82: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

70

a) Daerah sekitar lokasi BMT Amal Mulia di Suruh belum

terdapat lembaga keuangan sekitar yang sejenis.

b) Kantor yang mudah dijangkau transportasi sebab kantor

berhadapan langsung dengan Jalan Suruh-Salatiga.

c) Tempat dengan aktivitas ekonomi berupa pasar sekitar 200

meter, sehingga dapat memudahkan nasabah.

2) Visi, Misi dan Tujuan

BMT Amal Mulia Suruh adalah sebuah lembaga

ekonomi swadaya yang tumbuh dan berkembang diwilayah

Suruh dan sekitarnya. BMT Amal Mulia terlahir dengan tujuan

untuk berperan aktif dalam memberdayakan dan

mengembangkan ekonomi umat melalui sebuah lembaga

keuangan rakyat berdasarkan syariat Islam sebagai sarana

untuk meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi dengan

sasaran utama para pedagang dan pengusaha kecil serta

masyarakat umum kelas menengah kebawah. Adapun target

yang hendak dicapai adalah terbentuknya pusat penghimpunan

dan pendistribusian dana umat berdasarkan syariat Islam

dengan sistem bagi hasil melalui kegiatan atau usaha yang

bersifat produktif, sosial, dan perspektif, untuk memberi

semangat usaha masyarakat dalam rangka mencapai

kesejahteraan hidup.

Page 83: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

71

c. Manajemen BMT Amal Mulia

1) Aspek Hukum

Nama Koperasi : Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah

“BMT Amal Mulia”

No. Badan Hukum : 069/BH/KDK.II.I/III/1999 tanggal

24 Maret 1999

Perubahan : 01/PAD/I/2011 tanggal 12 Januari

2011

Kantor Pusat : Jln. Raya Suruh-Salatiga,

Kecamatan Suruh Kab. Semarang

Telp. (0298) 317100

Kantor Cabang : Jln. Raya Suruh-Salatiga,

Kecamatan Suruh Kab. Semarang

Telp. (0298) 317100

Kantor Cabang : Jln. Raya Wonosegoro-Karanggede,

Trayon, Kebonan, Kec. Karanggede

Kabupaten Boyolali Telp. (0298)

610714

Page 84: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

72

Kantor Cabang : Jln. Wahid Hasyim No 16, Sidorejo

Lor, Sidorejo, Kota Salatiga

Telp. (0298) 322969

NPWP : 02.253.369.9.505.000

SIUP : 503/17/PM/IV/2010

TDP : 111726500227

Ijin Simpan Pinjam :

Kab. Semarang : 007/SISPK/KD.UMKM/XII/2009

Jawa Tengah : 14/SISPK.KDK.11.III/2010

d. Sumber Daya Manusia (SDM) terdiri dari Pengurus, Pengawas,

dan Pengelola.

Susunan Pengurus terdiri dari 3 orang :

Ketua : H. Hartoyo SPd

Sekretaris : Siti Sa’idah, AMd.

Bendahara : H. Budoyo Akbar

Susunan Pengawas terdiri dari 3 orang :

Ketua : Ahmad Hazim, SE

Anggota 1 : Ikhwanul Muslim, Sag

Anggota 2 : Drs. Wazir

Page 85: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

73

Susunan Dewan Pengawas Syari’ah terdiri dari 3

orang:

Ketua : KH. Fatkhul Djawad Zuhdi

Anggota 1 : KH. Mahasin

Anggota 2 : H.Suyitno Mushoffa,A. Md.

Karyawan terdiri dari 25 orang sebagai berikut :

Tabel 3.1 Jumlah Karyawan BMT Amal Mulia

NO NAMA JABATAN

1 H. Mustofa Al Amin, S. Ag. Manejer Umum

2 Isti’anah, SE Manejer Cabang

3 Amir Mahmud Manejer Cabang

4 Iwan Susiyanto, SE Manejer Cabang

5 Restina Hardanik, SE Kasir/Teller

6 Nur Faizah. A. Md Kasir/Teller

7 Fatmawati, A. Md Kasir/Teller

8 Siti Sa’idah, A. Md Pembiayaan

9 Linta Aftuha Maulana, SE Customer Service

10 Kiptiyah, BA Marketing

11 Edi Yulianto Marketing

12 Slamet Bagyo Marketing

13 Sihabudin, SE Marketing

14 Hamdan Majid, A. Md Marketing

15 Sri Susilowati, A. Md Marketing

16 Puji Hariyono, S. Pd Marketing

17 Wahyu Adi Prasetyo, S. Kom Marketing

18 Any Puji Rahayu, A. Md Marketing

19 Najmuddin Zaky, SH Marketing

20 Satria Anugrah, S.I.Kom Marketing

21 Sukarli Penjaga

22 Wahyudi Penjaga

23 Avid Eka Ardana Penjaga

24 Sugito Penjaga

Page 86: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

74

25 Sahid Akbar Penjaga

Tabel 3.2 Jumlah Anggota BMT Amal Mulia

2014 2015 KENAIKAN

JUMLAH %

4.287 4.958 671 15.65

e. Filosofi Kerja BMT Amal Mulia

Di BMT Amal Mulia mempunyai filosofi kerja yaitu:

a) Membangun ekonomi rakyat

b) Melayani dengan 3S (Sapa Senyum Salam)

c) Dari anggota untuk anggota

d) Keimanan, dan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan

mengimplementasikannya pada prinsi-prinsip syariah dan

muamalah Islam ke dalam kehidupan nyata.

e) Kekeluargaan, yakni mengutamakan kepentingan bersama

diatas kepentingan pribadi. Semua pengelola pada setiap

tingkatan, pengutus dan semua lininya serta anggota dibangun

atas rasa kekeluargaan, sehingga akan tumbuh rasa saling

melindungi dan menanggung (ta’aruf, ta’awaun, tasamuh,

tausiah, dan takafuli).

f) Kebersamaan, yakni kesatuan pola pikir, sikap dan cita-cita

antar semua elemen BMT Amal Mulia. Antara pengelola

Page 87: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

75

dengan pengurus harus memiliki satu visi-misi dan berusaha

bersama-sama untuk mewujudkan atau mencapai visi-misi

tersebut serta bersama-sama anggota untuk memperbaiki

kondisi ekonomi dan sosial.

g) Kemandirian, yakni mandiri atas semua golongan politik.

Mandiri berarti juga tidak tergantung dengan dana-dana

pinjaman dan “bantuan” tetapi senantiasa proaktif untuk

menggalang dana masyarakat sebanyak-banyaknya.

h) Profesionalisme, yakni semangat kerja yang tinggi (amalus

saleh/ahsanu amala) yakni dilandasi dengan dasar keimanan.

i) Istiqamah; konsisten, konsekuen, kontinyuitas /berkelanjutan

tanpa henti dan tanpa putus asa.

2. Struktur Organisasi BMT Amal Mulia

Suatu kegiatan usaha agar berjalan sesuai dengan tujuan suatu

lembaga atau perusahaan, maka diperlukan adanya struktur organisasi

yang baik. Struktur organisasi yang ditentukan dengan baik juga harus

didukung moral karyawan untuk membentuk kerja yang loyal dan

harmonis.

Dalam menentukan bentuk struktur organisasi, tentunya

disesuaikan dengan kebutuhan dan pertumbuhan lembaga atau

perusahaan. Hal ini dimaksudkan agar pekerjaan yang ada dapat

terselesaikan secara efektif dan efisien.

Page 88: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

76

Susunan Organisasi Koperasi BMT Amal Mulia

Keterangan :

a. PENGURUS

1) Ketua : H. Hartoyo, SPd.

2) Sekretaris : Siti Sa’idah, A.Md.

3) Bendahara : H. Budoyo Akbar

b. BADAN PENGAWAS

1) Ketua : Ahmad Hazim, SE.

2) Anggota : Ikhwanul muslim, Sag.

Drs. Wazir

RAT

PENGURUS

MANAGER

STAF/PENGELOLA

BADAN PENGAWAS

Page 89: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

77

Susunan Organisasi Pengelola

Koperasi BMT Amal Mulia

3. Produk BMT Amal Mulia

a. Produk Simpanan

1) Si Rela (Simpanan Sukarela Lancar)

Merupakan bentuk simpanan Mudharabah biasa yaitu

simpanan pihak ketiga yang disimpan di BMT Amal Mulia

atas dasar akad wadi’ah (titipan) dan BMT Amal Mulia

berkewajiban memelihara dana tersebut yang oleh para

penyimpan sewaktu-waktu dapat ditarik.

STAF

KASIR/TELLER

CUSTUMER

SERVICE

GENERAL MANAGER

PEMBIAYAAN PEMBUKUAN

PEMASARAN

STAF

DEWAN PENGAWAS

SYARI’AH

PENGURUS PENGAWAS

MANAGER CAB.

SURUH MANAGER CAB.

SALATIGA

MANAGER CAB.

KARANGGEDE

Page 90: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

78

a) Syarat :

1. Fotocopy kartu identitas (KTP/SIM/Passport)

2. Setoran awal minimum Rp. 10.000,-

3. Selanjutnya minimal Rp. 5.000,-

4. Menandatangani kesepakatan nisbah bagi hasil

b) Nisbah bagi hasil :

1. 35% nasabah : 65% BMT Amal Mulia.

2) Si Suqur (Simpanan Sukarela Qurban)

Merupakan bentuk simpanan berkala mudharabah yaitu

simpanan dari pihak ketiga dengan harapan BMT Amal Mulia

dapat memutar uang tersebut kepada debitur. Nasabah

menyimpan uang untuk jangka waktu tertentu dan

penarikannya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

Simpanan ini khusus untuk melaksanakan ibadah qurban.

Penyetoran dapat dilakukan setiap hari tetapi tabungan hanya

dapat diambil pada saat akan melaksanakan ibadah

qurban/bulan Dzulkhijjah setiap tahunnya.

3) Si Suka (berjangka)

Merupakan bentuk simpanan berupa deposito yang

penarikannya hanya dilakukan pada waktu tertentu

berdasarkan perjanjian nasabah dengan BMT Amal Mulia.

Jangka waktu jatah tempo sebagai berikut :

Page 91: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

79

a) Tiga (3) bulan, dengan prosentase nisbah bagi hasil 40%

untuk penabung dan 60% untuk BMT.

b) Enam (6) bulan, dengan prosentase nisbah bagi hasil 45%

untuk nasabah dan 55% untuk BMT Amal Mulia.

c) Dua belas (12) bulan, dengan prosentase nisbah bagi hasil

50% untuk nasabah dan 50% untuk BMT amal Mulia.

Tabel 3.3 Jenis Simpanan di BMT Amal Mulia

JENIS

SIMPANAN DES 2014 DES 2015

KENAIKAN 2015

JUMLAH %

SI RELA 11,975,300,651.00 13,758,113,499.00 1,782,812,848.00 14.89

SI SUKA 5,486,900,000.00 7,312,515,000.00 1,825,615,000.00 33.27

SIPEMBY 18,849,653.00 20,671,003.00 1,821,350.00 9.66

Si MABRUR 134,035,751.00 62,836,014.00 -71,199,737.00 -53.12

SIMPANAH 360,662,784.00 583,604,960.00 222,942,176.00 61.81

SIMP.TITIPAN 1,975,100.00 12,134,050.00 10,158,950.00 514.35

TOTAL 17,977,723,939.00 21,749,874,526.00 3,772,150,587.00 20.98

b. Produk Layanan

Selain produk yang tersebut di atas, Koperasi BMT Amal

Mulia Suruh juga mempunyai produk baru yaitu berupa produk

layanan yang bertujuan untuk lebih mempermudah nasabah

Koperasi BMT Amal Mulia Suruh yang meliputi :

1) Jemput bola (mendatangi para nasabah kepasar, rumah, dll)

2) Servis Excelent (3S) Senyum Sapa Salam

3) Pembayaran Listrik dengan biaya Rp. 1.600,-

4) Pembayaran rekening Telepon dengan biaya Rp. 2.000,-

Page 92: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

80

5) Transfer Bank

c. Produk Pembiayaan

1) Pembiayaan Mudharabah (MDA)

Merupakan pembiayaan modal kerja dimana seluruh

dana disediakan oleh BMT Amal Mulia, dan nasabah harus

mengambilkan pinjaman ditambah bagi hasil yang disesuaikan

dengan keuntungan.

2) Pembiayaan Musyarakah

Merupakan pembiayaan yang dilakukan untuk investasi

atau modal kerja dengan kondisi berbagi modal dan

pengelolaan antara BMT Amal Mulia dengan anggota dengan

pembagian keuntungan sesuai nisbah yang disepakati.

3) Pembiayaan Ijaroh

Pembiayaan yang diberikan untuk pembiayaan yang

barang, rumah atau bangunan dan jasa yang diperlukan

nasabah, dan nasabah membayar harga pokok sewa barang

tersebut dengan kelebihan yang disepakati (mark up).

4) Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil (BBA)

Adalah pembiayaan yang diberikan untuk pembelian

suatu barang yang diperlukan nasabah dan nasabah membayar

harga barang tersebut secara angsuran ditambah keuntungan

(margin) yang disepakati bersama.

Page 93: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

81

5) Pembiayaan Murabahah

Merupakan pembiayaan yang diberikan untuk

pembelian barang yang diperlukan nasabah akan membayar

secara tengah pada waktu yang telah ditentukan sebesar harga

barang ditambah mark up yang diberikan kepada BMT Amal

Mulia.

6) Pembiayaan Usaha

Merupakan pembiayaan yang diberikan untuk

peminjaman uang yang diperlukan nasabah untuk keperluan

usaha dan nasabah akan membayar pada waktu yang telah

disepakati bersama.

7) Talangan

a) Haji/Umrah

b) Biaya Sekolah

c) Usaha Kecil (Multiusaha)

d. Lain-lain

1) Arisan Motor

BMT Amal Mulia mengadakan arisan motor untuk para

nasabah yang ingin mempunyai motor dengan angsuran motor

dengan cara angsuran perbulan. Untuk jangka waktunya, 1

kelompok terdiri dari 60 orang untuk 1 bulan 1 motor yang

akan dikeluarkan, apabila saldonya tinggi maka bisa 2 motor

tiap bulan yang akan dikeluarkan.

Page 94: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

82

2) Baitul Maal (data Infak, Zakat dan Shodaqah)

Menangani pelayanan Infak, Zakat dan Shodaqah dari

masyarakat ditasarufkan untuk masyarakat juga. BMT Amal

Mulia dekat ini juga sedang mengusahakan Mobil Pelayanan

Umat (MPU) untuk melayani orang sakit, orang hamil, orang

meninggal dunia dan itu akan segera diluncurkan Oktober

mendatang dan tanpa dipungut biaya sepeserpun alias gratis

untuk masyarakat. BMT Amal Mulia juga bekerja sama

dengan IPHI (Ikatan Pengurus Haji Indonesia), selain

memfasilitasi untuk tabungan Haji BMT Amal Mulia juga

mengantarkan peserta Haji untuk mendaftar dan mengurusi

pendaftaran Haji.

3) Bakti Sosial (Tingkat Asosiasi)

Dalam kegiatan lainnya tiap setahun sekali di BMT

Amal Mulia yaitu ada bakti sosial yang diadakan tingkat

asosiasi untuk mempererat tali silaturahmi antar asosiasi.

4) Danamal

Yaitu kegiatan setiap lebaran yang didistribusikan oleh

BMT Amal Mulia berupa sembako, uang, pembangunan

Masjid, pembangunan jalan, bangunan lain-lain, proposal

karnaval, dll. Untuk pembagian sembako diadakan untuk 250

orang dan pembagiannya disekitar BMT Amal Mulia kantor

Page 95: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

83

pusat maupun kantor cabang (100 kantor pusat, dan 50 kantor

cabang).

5) Penabung (Nasabah)

a) Doorprize (berjangka)

Bagi nasabah setiap tahunnya juga dapat bingkisan

dari BMT Amal Mulia untuk nasabah sebagai kenang-

kenangan.

b) Jalan Sehat

Pada saat hari jadi BMT Amal Mulia biasanya

diadakan acara jalan sehat untuk memperingatinya.

c) Donor Darah

Diadakan setiap 3 bulan sekali di kantor pusat BMT

Amal Mulia.

Tabel 3.4 Jenis Akad di BMT Amal Mulia

JENIS

AKAD DES 2014 DES 2015

KENAIKAN 2015

JUMLAH %

BBA 6,854,822,450.00 11,335,658,750.00 4,480,836,300.00 65.37

MBA 8,394,562,700.00 4,944,805,806.00 -3,449,756,894.00 -41.10

MSA 1,419,570,650.00 1,324,449,250.00 -95,121,400.00 -6.70

QH 95,667,000.00 76,350,000.00 -19,317,000.00 -20.19

TOTAL 16,764,622,800.00 17,681,263,806.00 916,641,006.00 5.47

Page 96: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

84

B. Dasar Hukum Pelaksanaan CSR di BMT Amal Mulia.

a. UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dalam Pasal 15

yang berbunyi “setiap penanam modal berkewajiban: huruf (b)

melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan”, maksudnya adalah

tanggung jawab yang melekat pada setiap badan usaha untuk tetap

menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan

lingkungan, nilai norma dan budaya masyarakat setempat.

b. UU No 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian dalam Pasal 6 ayat (1)

yang berbunyi “Koperasi melaksanakan Prinsip Koperasi yang

meliputi: huruf (g) Koperasi bekerja untuk pembangunan

berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakatnya melalui kebijakan

yang disepakati oleh Anggota”, maksudnya adalah pembangunan

berkelanjutan yang tetap utuh untuk mempertahankan hubungan yang

sudah melekat antara badan usaha dengan lingkungan masyarakat

sekitar.

c. Dalam ART Pasal 35 Kegiatan usaha yang dilakukan BMT Amal

Mulia adalah, meliputi huruf :

Huruf (c) : Melakukan kegiatan Pembinaan untuk membangun dan

mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota

pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Huruf (d) : Mendorong penumbuhan dan pengembangan lembaga-

lembaga ekonomi masyarakat yang mandiri melalui

penumbuhkembangan, pelatihan, konsultasi, dan pembinaan

Page 97: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

85

kelompok-kelompok usaha anggota pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya.

Huruf (e) : Menghimpun dana sosial antara lain dari ZIS (Zakat, Infak,

Sodakoh) dan menyalurkannya sebagaimana amanahnya,

antara lain untuk 8 (delapan) asnaf, beasiswa pendidikan,

kesehatan, pembiayaan tanpa imbalan bagi hasil/mark-up

(Qordhul Hasan), dll.

C. Pelaksanaan CSR di BMT Amal Mulia

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan keterbukaan

dan pendekatan dalam dunia bisnis yang didasarkan atas nilai etika dan

respek terhadap karyawan, komunitas, dan lingkungan. Yang dimaksud

dengan CSR disini adalah tanggung jawab yang diberikan oleh BMT

Amal Mulia terhadap karyawan, masyarakat dan lingkungan sekitar.

Dalam menjalankan sebuah usaha tidaklah terlepas dari kegiatan

sosial, badan usaha mewajibkan dirinya untuk bisa menjalin hubungan

antara masyarakat setempat dengan baik. Hal tersebut juga telah di

lakukan oleh BMT Amal Mulia yang mana sebuah badan usaha telah

melakukan aktifitas sosialnya. Hal tersebut dapat dilihat dengan seperti

berikut.

1. Bidang Kelembagaan dan Sarana Prasarana.

a) Melanjutkan program-program tahun sebelumnya yang belum

dilaksanakan.

b) Pengadaan laptop bagi menejer-menejer.

Page 98: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

86

c) Meja counter kantor pusat dan interior.

d) Pembuatan mushola dibelakang kantor Cabang Suruh.

e) Menambah karyawan sesuai dengan kebutuhan operasional.

f) Sesuai surat edaran dari Kementerian Koperasi dan UMKM, maka

Koperasi BMT Amal Mulia segera diadakan Perubahan anggaran

Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang baru sesuai dengan

peraturan yang ada.

g) Membuka kantor Cabang di tahun 2006.

2. Bidang Usaha

a) Baitul Maal

1) Pengadaan Mobil layanan Ummat (APV), untuk membantu

melayani anggota/masyarakat berupa mengantar orang sakit,

membawa jenazah, membantu bencana, acara PBHI dengan

mengutamakan “Mobil Layanan Ummat” tersebut.

2) Tahun 2016 adalah dicanangkan oleh PP PBMT Indonesia

sebagai tahun Maal, maka BMT Amal Mulia segera

mengangkat karyawan Baitul Maal yang khusus mengelola

Maal.

3) Mengadakan kegiatan sosial Donor Darah bekerjasama dengan

PMI.

4) Semua karyawan Baitut-Tamwil wajib membantu funding

Maal.

Page 99: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

87

5) Gaji karyawan Baitul maal dan biaya-biaya yang lain di back-

up oleh Baitut-Tamwil.

6) Menyalurkan dana ke anggota/masyarakat yang terkena

musibah/bencana.

7) Meningkatkan pengumpulan ZIS dengan membuat kotak amal

yang ditempatkan dioutlet-outlet (anggota/tempat-tempat yang

strategis).

b) Baitut-Tamwil

1) Menambah jumlah anggota Koperasi BMT Amal Mulia.

2) Untuk lebih meningkatkan pelayanan dan mengawal dana

terhadap anggota dengan memberikan hadiah/souvenir kepada

penyimpan baik Sirela maupun Sisuka, diawal transaksi.

3) Meningkatkan struktur permodalan untuk lebih memperkuat

nilai equity baik berupa Simpanan Pokok, Simpanan Pokok

Khusus maupun Modal Penyertaan.

4) Mengoptimalkan Simpanan anggota baik Sirela, Sisuka,

Mabrur haji dan Umroh.

3. Bidang Lending/Pembiayaan

Pembiayaan paket bea Umroh bagi anggota/masyarakat dengan

uang muka Rp. 5.000.000,- (Lima juta rupiah), kerjasama dengan

Perusahaan yang ditunjuk oleh BMT Amal Mulia.

4. Bidang Sosial

a) Membantu pembayaran siswa kurang mampu.

Page 100: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

88

b) Menyalurkan dana Zakat kepada masyarakat menjelang Idul Fitri.

c) Memberi santunan ke panti asuhan terdekat.

d) Menyalurkan dana Infak kepada pembangunan mushola dan

masjid-masjid yang sedang melakukan pembangunan.

e) Bakti sosial di lingkungan masyarakat.

f) Peduli gempa/bencana alam dengan memberikan bantuan

semampunya.

5. Bidang SDM

a) Peningkatan kualitas lembaga dan SDI (Sumber Daya Insani)

dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan yang ada, baik yang

diadakan Dinas Koperasi maupun Lembaga Diklat Pelatihan,

PBMTI, Perbankan, dan lain-lain.

b) Melaksanakan Program MKU (Menuju Keluarga Utama) bagi

Pengelola, Pengurus, Pengawas, dan Dewan Pengawas Syari’ah.

c) Ikut aktif dalam kegiatan ke-BMT-an/perkoperasian, baik yang

diadakan PBMTI, Dinas Koperasi, maupun lembaga lainnya.

Page 101: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

89

BAB IV

ANALISIS PELAKSANAAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CRS)

DI BMT AMAL MULIA SURUH KABUPATEN SEMARANG

A. Dasar Hukum CSR di BMT Amal Mulia.

Badan usaha yang keberadaannya didalam lingkungan masyarakat

hanya akan hidup dan berkembang apabila memperoleh dukungan dari

masyarakat. Karena pada dasarnya badan usaha dalam mencapai

keuntungan harus memperhatikan lingkungan sekitar badan usaha yaitu

masyarakat, karena antara badan usaha dan masyarakat adalah pasangan

hidup yang saling memberi dan membutuhkan. CSR merupakan

keterbukaan dan pendekatan dalam dunia bisnis yang didasarkan atas

dasar nilai etika dan respek terhadap karyawan, komunitas dan lingkungan

sekitar.

Pengaturan tentang CSR No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman

Modal dalam Pasal 15 yang berbunyi “setiap penanam modal

berkewajiban: huruf (b) melaksanakan tanggung jawab sosial

perusahaan”, maksudnya adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap

badan usaha untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang,

dan sesuai dengan lingkungan, nilai norma dan budaya masyarakat

setempat.

Pengaturan juga ada dalam Undang-Undang No. 17 tahun 2012

tentang Perkoperasian dalam Pasal 6 ayat (1) yang berbunyi “Koperasi

Page 102: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

90

melaksanakan Prinsip Koperasi yang meliputi: huruf (g) Koperasi bekerja

untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakatnya

melalui kebijakan yang disepakati oleh Anggota. Dalam ART Pasal 35

Kegiatan Usaha yang dilakukan BMT Amal Mulia adalah, meliputi :

Huruf c. Melakukan kegiatan Pembinaan untuk membangun dan

mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota

pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Huruf d. Mendorong penumbuhan dan pengembangan lembaga-lembaga

ekonomi masyarakat yang mandiri melalui

penumbuhkembangan, pelatihan, konsultasi, dan pembinaan

kelompok-kelompok usaha anggota pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya.

Huruf e. Menghimpun dana sosial antara lain dari ZIS (Zakat, Infak,

Sodaqoh) dan menyalurkannya sebagaimana amanahnya,

antara lain untuk 8 (delapan) asnaf, beasiswa pendidikan,

kesehatan, pembiayaan tanpa imbalan bagi hasil/mark-up

(Qordhul Hasan), dll.

B. Pelaksanaan CSR di BMT Amal Mulia

Page 103: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

91

Bila ditarik prinsip tanggung jawab sosial badan usaha,

sebagaimana dijelaskan sebelumnya pada pengertian CSR, secara negatif

badan usaha harus menjalankan usahanya sedemikian rupa sehingga tidak

merugikan para stakeholders-nya dan tidak merusak lingkungan.

Sedangkan secara positif, badan usaha dapat menjalankan aktifitasnya

sedemikian rupa hingga mampu meningkatkan kesejahteraan para

stakeholders-nya dengan memperhatikan lingkungannya kearah yang

lebih baik.

Demikian pula oleh BMT Amal Mulia dalam menjalankan sebuah

usaha tidaklah terlepas dari kegiatan sosial, badan usaha mewajibkan

dirinya untuk bisa menjalin hubungan antara masyarakat setempat dengan

baik. Hal tersebut juga telah di lakukan oleh BMT Amal Mulia yang mana

sebuah badan usaha telah melakukan aktifitas sosialnya. Hal tersebut

dapat dilihat sebagai berikut:

1. Bidang Kelembagaan dan Sarana Prasarana.

2. Bidang Usaha

a. Baitul Maal

b. Baitut-Tamwil

3. Bidang Lending/Pembiayaan

4. Bidang Sosial

5. Bidang SDM

Dari sekian banyak bentuk kegiatan sosial yang dapat dilakukan

oleh BMT Amal Mulia, yang paling banyak mendapat sorotan adalah

Page 104: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

92

kegiatan sosial yang dapat memecahkan masalah ketimpangan sosial dan

ekonomi. Kegiatan ini dapat dilakukan dalam bentuk membangun pola

kemitraan dan pembinaan antara pengusaha besar, kecil, dan koperasi.

Tanggung jawab sosial badan usaha dalam menjalankan kegiatan-kegiatan

sosial diharapkan dapat terciptanya suatu kehidupan sosial yang baik demi

kelangsungan dan keberhasilan kegiatan bisnis badan usaha.

Memahami begitu luasnya cakupan ruang lingkup CSR, sedangkan

masing-masing badan usaha mempunyai karakter dan kondisi yang

berbeda-beda begitu juga di BMT Amal Mulia. Kondisi ini akan

mempengaruhi implementasi CSR yang berbeda-beda pada masing-

masing badan usaha. Namun bila cakupan CSR dilihat secara

komprehensif maka cakupan itu meliputi 5 bidang, yaitu:

1. Bidang Ekonomi

Di BMT Amal Mulia sudah menerapkan implementasi di

dalam bidang ekonomi ini, contohnya adalah memberikan bantuan

peminjaman uang misalnya untuk kegiatan UMKM, untuk modal

kerja, usaha dan bisnis, mengadakan arisan motor setiap bulannya.

2. Bidang Politik

BMT Amal Mulia tidak mengimplementasikan bidang ini

dikarenakan BMT Amal Mulia tidak mau mempunyai urusan atau ikut

campur tangan dalam bidang politik, BMT Amal Mulia bersifat netral

dalam bidang politik ini.

3. Bidang Sosial

Page 105: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

93

BMT Amal Mulia menerapkan implementasi bidang sosial

yang mencangkup kegiatan sosial yang sudah BMT Amal Mulia

jalankan sejak lama, contohnya adalah bakti sosial kepada masyarakat

sekitar BMT Amal Mulia di Pusat maupun dicabang berupa

memberikan bantuan biaya sekolah untuk siswa yang kurang mampu,

setiap lebaran setahun sekali BMT Amal Mulia mendistribusikan

sembako, uang, bantuan pembangunan masjid, pembangunan jalan,

bangunan dan lain-lain. Bakti sosial juga diadakan oleh tingkat

asosiasi BMT, BMT Amal Mulia juga menangani pelayanan Infak,

Zakat dan Sodaqah. Melayani masyarakat dengan menyediakan Mobil

Layanan Ummat (MLU), BMT Amal Mulia juga bekerjasama dengan

IPHI selain memfasilitasi tabungan haji juga mengantar mendaftarkan

dan mengurusi pendaftaran haji. BMT Amal Mulia juga mengadakan

jalan sehat, Donor darah dan pembagian doorprize untuk waktu-waktu

tertentu.

4. Bidang Legal

BMT Amal Mulia selalu mentaati ketentuan peraturan

Undang-undang yang berlaku, mentaati setiap arahan dari Dinas

Koperasi, saling menghormati antar karyawan, dan nasabah.

5. Bidang Etika

Page 106: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

94

BMT Amal Mulia memberikan layanan terbaik untuk setiap

nasabah yang mempunyai keperluan di BMT Amal Mulia dengan

servis excellent dan 3S (Sapa, Senyum, Salam).

BMT Amal Mulia sudah menerapkan bidang-bidang tersebut,

meskipun BMT Amal Mulia masih banyak kekurangannya dalam

menerapkan bidang tersebut untuk berperan penuh untuk masyarakat.

Dikalangan sebagian dunia usaha, sudah tumbuh pengakuan

bahwa keberhasilan ekonomi dan finansial mereka berkaitan erat dengan

kondisi sosial dan lingkungan badan usaha mereka beroperasi. Intinya,

CSR merupakan komitmen dari badan usaha untuk mengintegrasikan

kepeduliannya terhadap masalah ekonomi, sosial dan lingkungan. Dalam

implementasinya secara ringkas bentuk dari CSR digolongkan dalam

empat bentuk, yaitu:

1. Pengelolaan lingkungan kerja secara baik, yaitu dengan cara

memberikan kenyamanan dan perhatian terhadap kesejahteraan

karyawan dan keluarganya. Di BMT Amal Mulia menerapkan

implementasi tersebut dalam bentuk tadarus setiap pagi, mempunyai

diskripsi yang jelas, pemberian jamsostek yang jelas, dan memberikan

bonus bagi yang berprestasi.

2. Kemitraan antara badan usaha dengan masyarakat, untuk membantu

meningkatkan kesejahteraan umum masyarakat dalam kurun waktu

yang cukup panjang dan diharapkan masyarakat dapat menerima

manfaat keberadaan badan usaha tersebut. BMT Amal Mulia

Page 107: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

95

menerapkan implementasi tersebut mencakup memberikan modal

usaha, talangan haji dan umrah, arisan motor, distribusi mengenai

sembako, pembangunan masjid, jalan, bangunan, dan persetujuan

proposal acara.

3. Penanganan kelestarian lingkungan, badan usaha diharapkan bisa

menempatkan diri dari masyarakat untuk selalu menjaga kelestarian

dilingkungan masyarakat. BMT Amal Mulia menerapkan

implementasi ini mencakup memberikan pinjaman sanitasi dan air,

ikut kerja bakti disekitar lingkungan Kantor BMT Amal Mulia.

4. Investasi sosial, istilah lain dari investasi bisa diartikan dengan

kegiatan amal oleh badan usaha dimana badan usaha bisa memberikan

dukungan finansial maupun non-finansial kepada masyarakat setempat

yang dapat menunjang kegiatan bisnis suatu badan usaha. Dalam

implemetasi ini BMT Amal Mulia mengadakan donor darah, jalan

santai, memberikan bantuan ke panti asuhan, mengisi acara

dipengajian, pkk, diforum-forum atau memberi pelatihan untuk

manasik haji, memberi pelatihan mengenai UMKM meskipun yang

memberi pelatihan kebanyakan dari Perhimpunan BMT Indonesia atau

dari Dinas Koperasi.

BMT Amal Mulia sudah menerapkan keempat implementasi

tersebut tetapi dalam pelaksanaannya belum semaksimal mungkin.

Menilik semua bentuk CSR, badan usaha memang perlu

melakukan semua itu semata-mata untuk kelangsungan badan usaha

Page 108: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

96

sendiri. Tujuannya agar badan usaha dapat menjalankan fungsi utamanya

yaitu berusaha untuk menghasilkan keuntungan dan bertahan lama.

Berdasarkan hal tersebut, menegaskan bahwa CSR meliputi semua

dimensi dari dampak, hubungan dan tanggung jawab badan usaha

terhadap masyarakat secara keseluruhan. Dampak ini memperlihatkan

sebuah pengaruh yang tersebar luas dalam masyarakat dapat dibagi

kedalam tiga bidang, bidang-bidang yang berhubungan dengan ekonomi,

sosial, dan lingkungan.

Bagaimanapun juga implementasi CSR tergantung dari kita bisa

memahami dan tahu kebutuhan dari badan usaha yang bersangkutan apa

belum. Bisa diambil kesimpulan pula berdasarkan dari pengertian dan

ruang lingkup CSR dan dapat ditarik prinsip-prinsip yang terdapat pada

CSR tersebut. Ada 16 (enam belas) prinsip yang harus diperhatikan dalam

mengimplementasikan CSR. Adapun prinsip-prinsip itu adalah sebagai

berikut:

1. Prioritas Perusahaan

BMT Amal Mulia dalam menerapkan prioritas perusahaan

maksudnya perusahaan menjadikan tanggungjawab sosial menjadi

prioritas yang tertinggi dan peran utama dalam pembangunan

berkelanjutan. Contohnya yaitu melakukan kegiatan pembinaan untuk

pembangunan dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi

anggota dan masyarakat.

2. Manajemen Terpadu

Page 109: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

97

Manajer BMT Amal Mulia mempunyai peran terpenting dalam

setiap badan usaha, misalnya sebagai pengendali dan pengambil

keputusan yang harus mampu mengintegrasikan setiap kebijakan dan

program bisnis.

3. Proses Perbaikan

Setiap tahunnya BMT Amal Mulia selalu melakukan evaluasi

terhadap setiap kebijakan, program dan kinerja sosial secara

berkesinambungan berdasarkan riset.

4. Pendidikan Karyawan

Dinas Koperasi selalu memberikan pelatihan mengenai

berbagai hal seperti pelatihan UMKM, permodalan, manajemen,

akuntansi, perpajakan, baitul maal, pengawasan, dan servis excelent.

Selain dari Dinas Koperasi pelatihan dan pembinaan juga dilakukan

oleh Perhimpunan BMT Indonesia.

5. Pengkajian

BMT Amal Mulia setiap tahunnya selalu melakukan

pengkajian terhadap laporan bulanan, triwulan, dan tahunan. Apapun

kegiatan yang akan dilaksanakan oleh BMT Amal Mulia selalu

dilakukan pengkajian terlebih dahulu.

6. Produk dan Jasa

Page 110: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

98

BMT Amal Mulia mempunyai produk dan jasa yang selalu

dikembangkan agar menjadi nilai lebih untuk nasabah dan

karyawannya.

7. Informasi Publik

Apabila ada kegiatan yang dilakukan oleh BMT Amal Mulia

biasanya akan diumumkan melalui selebaran, brosur-brosur,

mengikuti pengajian, PKK bahkan ke forum-forum yang ada

dimasyarakat. BMT Amal Mulia tidak memasang spanduk sebagai

pemberitahuan lainnya.

8. Fasilitas dan Operasi

Fasilitas operasi yang dimiliki oleh BMT Amal Mulia

bersistem komputerisasi, perlengkapan komplit, mempunyai

transportasi yang cukup, dan anggota yang selalu tanggap.

9. Penelitian

BMT Amal Mulia selalu mengadakan pengamatan terhadap

masyarakat guna untuk mendukung suatu riset atas dampak sosial

sehubungan dengan kegiatan usaha untuk upaya mengurangi dan atau

meniadakan dampak negatif kegiatan yang dimaksud.

10. Prinsip Pencegahan

BMT Amal Mulia selalu mengadakan upaya modifikasi

manufatur mengenai pemasaran atau penggunaan produk barang atau

jasa untuk mencegah dampak sosial yang bersifat negatif.

11. Pihak ketiga

Page 111: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

99

BMT Amal Mulia bekerjasama dengan pihak ketiga yaitu

Perbankan yang peranannya juga sebagai penyeimbang.

12. Siaga Menghadapi Darurat

BMT Amal Mulia menyediakan Mobil Layanan Ummat

(MLU) sebagai upaya untuk pengabdian kepada masyarakat untuk

siaga dalam membantu masyarakat yang sedang kesusahan, dan BMT

Amal Mulia juga siaga untuk mengenali potensi terhadap bahaya yang

muncul.

13. Transfer Best Practise

BMT Amal Mulia memberikan layanan peminjaman modal

dalam dunia usaha atau berkontribusi dalam modal usaha.

14. Memberikan Sumbangan

BMT Amal Mulia membantu meningkatkan kesadaran akan

tanggungjawab sosial dengan cara memberikan bantuan kepada

lembaga pendidikan, yatim piatu, baitul Maal yang ditujukan untuk

pengembangan usaha bersama dengan masyarakat.

15. Keterbukaan (disclosure)

BMT Amal Mulia selalu menumbuhan kembangkan budaya

keterbukaan dalam lingkungan badan usaha dan dengan unsur publik,

meskipun tidak mengenai semuanya.

16. Pencapaian dan Pelaporan

Page 112: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

100

BMT Amal Mulia melakukan evaluasi atas hasil kerja sosial

secara berkala dan mengkaji pencapaian berasarkan kriteria badan

usaha dan ketentuan peraturan perundang-undangan serta

menyampaikan informasi tersebut kepada dewan direksi, pemegang

saham, pekerja, dan publik.

BMT Amal Mulia sudah melaksanakan implementasi tersebut

sesuai dengan apa yang selama ini BMT Amal Mulia laksanakan

meskipun masih banyak kekurangan atau belum maksimal

pelaksanaannya dalam beberapa hal.

Dari rumusan beberapa prinsip-prinsip yang dapat dijadikan

pedoman dalam impelentasi CSR bisa dijadikan kebijakan umum bagi

badan usaha, pedoman tersebut berisikan, sebagai berikut :

1. Memberi kontribusi untuk kebijakan sosial, ekonomi dan lingkungan

untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.

2. Menghormati hak-hak asasi manusia dalam kegiatan di badan usaha.

3. Mendorong pembangunan kapasitas lokal yang bekerja sama dengan

komunitas lokal.

4. Menciptakan lapangan kerja dan memberikan fasilitas pelatihan bagi

karyawan.

5. Menahan diri dari isu-isu yang belum tentu kebenarannya.

6. Memegang teguh prinsip-prinsip Good Corporate Government

(GCG).

7. Mengembangkan praktek-praktek sistem manajemen self-regulation.

Page 113: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

101

8. Menghormati kebijakan badan usaha.

9. Mengembangkan mitra bisnis.

10. Bersifat profesionalisme.

BMT Amal Mulia sudah melaksanakan pedoman yang disebutkan

diatas, meskipun belum semua pedoman yang dilaksanakan oleh BMT

Amal Mulia belum berjalan sesuai keinginan dengan kata lain, BMT Amal

Mulia masih banyak kekurangannya dalam melaksanakan pedoman

tersebut.

Dalam melaksanakan program CSR yang ada dilingkungan BMT

Amal Mulia atau diberbagai daerah BMT Amal Mulia sangat kompeten

karena sesuai dengan UU yang berlaku, BMT Amal Mulia tidak hanya

mematuhi perintah atau melaksanakan kewajiban tetapi BMT Amal Mulia

juga benar-benar mempunyai keasadaran akan adanya timbal balik antara

badan usaha dengan lingkungan masyarakat sekitar. Meskipun dalam

beberapa kegiatan sosial dari pihak BMT Amal Mulia tidak bisa

sepenuhnya berperan langsung atau mendampingi secara langsung dalam

kegiatan sosial tersebut karena anggota BMT Amal Mulia mempunyai

kepentingan masing-masing tetapi BMT Amal Mulia sadar benar akan

tanggung jawabnya kepada kegiatan sosial maka BMT Amal Mulia

melakukan tanggung jawab sepenuhnya dengan baik. Sepenuhnya untuk

kedepan apa yang diharapkan BMT Amal Mulia untuk mewujudkan

impiannya agar bisa melayani masyarakat dengan tambah baik lagi,

meskipun dikerjakan pelan-pelan tapi pasti.

Page 114: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

102

Meskipun dalam pelaksanaan CSR yang dianggap sudah maksimal

oleh badan usaha namun menurut pandangan beberapa pakar masih

kurang dalam memperhatikan beberapa tanggung jawab sosialnya atau

dalam mengimplementasikan CSR itu sendiri. CSR bisa dilihat dari segi

implementasinya dan dapat dibagi mejadi 3 (tiga) tahapan atau kategori,

yaitu:

1. Social Obligation

Implementasinya sekedar memenuhi persyaratan minimal yang

ditentukan oleh pemerintah dan ada kesan terpaksa.

2. Social Raction

Tahap ini muncul kesadaran badan usaha akan pentingnya

CSR namun masih belum maksimal yang diterima masyarakat.

3. Social Response

Pada kategori ini sudah adanya timbal balik antara masyarakat

dengan BMT Amal Mulia.

BMT Amal Mulia sudah melaksanakan prinsip-prinsip yang tertera

diatas, kebijakan implementasi BMT Amal Mulia berpedoman pada

Social Raction yang berarti BMT Amal Mulia mempunyai kesadaran akan

pentingnya CSR, namun pelaksanaannya belum maksimal. BMT Amal

Mulia ada timbal balik dengan masyarakat tetapi belum maksimal juga

dalam pelaksanaannya.

C. Hambatan Pelaksanaan CSR di BMT Amal Mulia

Page 115: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

103

Dari hasil penelitian ini menyatakan bahwa program CSR sangat

berpengaruh terhadap asset perusahaan BMT Amal Mulia, hal ini

menunjukkan bahwa besar kecilnya prantek CSR sangat mempengaruhi

peningkatan badan usaha. Hal tersebut sesuai dengan teori, bahwa badan

usaha bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri

namun harus memberikan manfaat bagi masyarakat setempat, maka akan

timbul kepuasan bagi masyarakat sendiri sehingga dengan sendirinya

untuk memilih. Teori tersebut seringkali dilakukan oleh badan usaha-

badan usaha lainnya dan hasilnyapun juga tidak akan sia-sia. Dengan

adanya CSR (Corporate Social Responsibility) dalam badan usaha

memang sangat penting sekali, tanpa adanya CSR badan usaha tersebut

dianggap badan usaha yang pelit, hal tersebut juga bisa menjadi sorotan

masyarakat bahwa nilai-nilai sosial badan usaha tersebut sangat kurang,

sehingga menimbulkan kerenggangan terhadap hubungan masyarakat

setempat. Namun untuk menerapkan CSR (Corporate Social

Responsibility) juga harus membutuhkan dana yang tidak sedikit,

sedangkan melihat keadaan badan usaha tersebut assetnya masih sangat

sedikit. Jadi tidak mungkin badan usaha bisa menggunakan program CSR.

Hal tersebut dapat dilihat dari perbandingan sebelum dan sesudah adanya

CSR pada BMT Amal Mulia di Suruh.

Dalam melaksanakan kegiatan CSR yang dilaksanakan oleh BMT

Amal Mulia seringkali terdapat hambatan-hambatan dalam melaksanakan

kegiatan CSR tersebut, hambatan tersebut diantara lain dalam kegiatan

Page 116: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

104

amal dari BMT Amal Mulia sendiri tidak ada/belum ada petugas Maal

yang secara langsung fokus kebidang Maal tersebut, biasanya petugas

mempunyai pekerjaan rangkap, yaitu antara kegiatan Maal dan Tamwil

untuk saat ini, tapi untuk kedepannya sedang diusahakan oleh BMT Amal

Mulia agar ada petugas sendiri yang mempunyai peran aktif dalam

kegiatan Maal tersebut.

Untuk kegiatan bakti sosial donor darah dan bakti sosial lainnya,

kebanyakan dari donor darah pelaksanaannya belum sepenuhnya

maksimal karena kurangnya kesadaran dari masyarakat mengenai arti

pentingnya dari donor darah tersebut, atau dari pihak BMT Amal Mulia

belum maksimal dalam memberikan sosialisasi atau arahan mengenai

pentingnya kegiatan donor darah. Dan untuk kegiatan lainnya yaitu

melakukan kegiatan pelatihan mengenai UMKM, permodalan, servis

excellent, manajemen, akuntansi, perpajakan, baitul maal dan pengawasan

yang dibina oleh Dinas Koperasi selain dari Dinas juga dari asosiasi BMT

juga lembaga-lembaga pelatihan umum dan juga dari Perhimpunan BMT

Indonesia. Pembinaan untuk membangun dan mengembangkan potensi

dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada

umumnya, bagi anggota harus benar-benar meluangkan waktunya karena

harus membagi antara waktu kerja dengan waktu pada saat adanya

pelatihan, itupun juga tidak dilakukan sesering mungkin dan tidak bisa

diwakilkan.

Page 117: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

105

Sebisa mungkin sebagai anggota BMT Amal Mulia seharusnya

lebih diperbanyak lagi ilmunya mengenai beberapa hal yang mencangkup

semua kegiatan yang berkaitan langsung dengan BMT Amal Mulia agar

kelak untuk kedepannya lagi anggota sudah benar-benar siap untuk

menghadapi apapun kegiatan pembinaan atau pelatihan untuk masyarakat

setempat.

Page 118: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

106

BAB V

P E N U T U P

A. Kesimpulan

Dari uraian pembahasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa:

1. Dasar hukum CSR di BMT Amal Mulia di Suruh Kab. Semarang

berdasarkan pada peraturan Perundang-undangan yang telah

diberlakukan oleh pemerintah dalam hal ini Undang-undang No. 25

tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Undang-undang No. 17 tahun

2012 tentang Perkoperasian serta peraturan lain yang terkait yaitu

dalam ART Pasal 35.

2. Pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh BMT Amal Mulia di Suruh

yaitu program Baitul Maal, kegiatan sosial dan Danamal dibawah

Koordinasi BMT Amal Mulia Pusat di Suruh. BMT Amal Mulia telah

melaksanakan berbagai bentuk CSR dengan tiga dasar pembangunan

yang berkelanjutan yaitu sosial, ekonomi dan lingkungan.

3. Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan CSR di BMT Amal Mulia

adalah:

a. Belum adanya petugas yang khusus menangani kegiatan Maal.

b. Kurangnya sosialisasi mengenai program CSR yang dilakukan

oleh BMT Amal Mulia dan harus jelas.

Page 119: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

107

c. Kurangnya respon masyarakat akan sosialisasi yang telah

diberikan oleh BMT Amal Mulia.

d. Pelaksanaan kegiatan yang belum maksimal oleh BMT Amal

Mulia.

e. Dalam pelatihan UMKM oleh BMT Amal Mulia hanya memberi

arahan mengenai penyediaan modal usaha saja, bukan

mencangkup memberi arahan kebidang usahanya.

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui penelitian ini

agar mendapatkan hasil yang lebih baik, sebagai berikut:

1. Bagi BMT Amal Mulia diharapkan lebih terbuka mengungkapkan

kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan tanggung jawab sosial

badan usaha dalam laporan tahunannya.

2. Bagi pemerintah diharapkan mampu merumuskan suatu kebijakan

untuk menjadikan pengungkapan tanggung jawab badan usaha sebagai

sebuah mandatory disclosure (pengungkapan wajib) mengingat

rendahnya tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial.

Page 120: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

108

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Euis. 2009. Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam Penguatan

Peran LKM dan UKM di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.

Carrol, A.D.Jr. 1962. Strategy and Structure : Chapters in the History og the

American Industrial Enterprise, Cambrige: MIT Press.

Elkington, John. 1997. Cannibals with forks, the triple bottom line of

twentieth century business.

Hardiyansah & Iqbal, Muhammad. 2006. Wacana Sinergi Konsep Corporate

Social Responsibility Dan Payment For Environmental Services

Dalam Upaya Pelestarian Sumberdaya Air (Daerah Aliran Sungai

Brantas). Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian,

Departemen Pertanian, Bogor.

Hopkins, Michel. 2003. The Business Case for CSR: Where are we?.

International Journal for Business Performance Management, Vol. 5.

Nomor 2,3. Hal. 125.

Howard, Dick & Fox, James J. 2002. Pembangunan yang Berimbang. Jakarta:

Gramedia.

Hughes, Robert. J. and Kapoor Jack R., 1985, Business, Houghton Miffin

Company.

Majalah SWA Sembada, 19 Desember 2005-11 Januari 2006.

Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Peneltian Kualitatif. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Nuryana, Mu’man. 2005. Corporate Social Resposibility dan Kontribusi bagi

Pembangunan Berkelanjutan. Makalah yang disampaikan pada Diklat

Pekerjaan Sosial Industri, Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan

Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Bandung: Lembang 5 Desember

2005.

Page 121: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

109

Patton, Michael Quinn. 1987, Qualitative Evaluation Methods, Beverly Hills:

Sage Publications.

Philip Kotler & Nancy Lee, 2005, Corporate Social Responsibility: doing The

Most Good for Your Company and Your cause, New Jersey: John

Wiley & Sons.

Poerwanto, 2010. Corporate Social Responsibility: Menjinakkan Gejolak

Sosial di Era Pornografi., Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ridwan, Muhammad. 2006. Sistem dan Prosedur Pendirian Baitul Mal wat-

Tamwil (BMT), Yogyakarta: Citra Media.

Rudito, Bambang. & Famiola, Melia. 2013. CSR (Corporate Sosial

Responsibility)., Bandung: Rekayasa Sains.

Ruslan, Rosady. 2010, Metode Penelitian Publics Relations dan Komunikasi.

Jakarta. Rajawali Pers.

Sahal, Ahmad. 2012. Penerapan CSR (Corporate Sosial Responsibility) di

BMT Sumber Usaha Kembang Sari. STAIN Salatiga.

Saktiyanti, Rusfadia & Irvan, Jahja M. Menilai Tanggung Jawab Televisi.

Jakarta: Piramedia; 2006.

Santiago, Faisal. 2012. Pengantar Hukum Bisnis, Jakarta. Mitra Wacana

Media.

Sudarsono, Heri. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah “Deskripsi

dan Ilustrasi”, Yogyakarta: Ekonisia.

Sumiyanto, Ahmad. 2008. BMT Menuju Koperasi Modern “Panduan untuk

Pemilik, Pengelola dan Pemerhati Baitul Mal wat-Tamwil dalam

Format Koperasi”, Yogyakarta: ISES Publising.

Thomas, Gail & Nowak, Margaret. 2006. Corporate Sosial Responsibility: A

Definition. Working Paper Series 62, Curtin University of Technology.

Graduate School of Business.

Untung, Hendrik Budi. 2009. Corporate Sosial Responsibility., Jakarta: Sinar

Grafika.

Page 122: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

110

Urip, Sri. 2014. Strategi CSR: Tanggung Jawab social Perusahaan untuk

Peningkatan Daya Saing Perusahaan di Pasar Negara Berkembang.

Tangerang: Lentera Hati.

Wahyudi, Isa & Busyra Azheri. 2011. Corporate Sosial Responsibility:

Prinsip, Pengaturan dan Implementasi. Malang. Setara Press

(Kelompok IN-TRANS Publising)

Wahyudi, Isa & Wicaksono, AS. 2007. Analysis Of Corporate Social

Responsibility And The Impact Of Fullfil Public Culture Social

Economics Rights. Proceeding International Conference On Indrustry

and Organization psychoLoty. I/ O PsychoLoty Practices. Yogyakarta:

Indonesia. August 9-11, 2007.

Wahyudi, Isa. & Azheri, Busyra. 2008. Corporate Social Responsibility:

Prinsip, Pengaturan dan Implementasi., Malang: SETARA Press.

Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep & Aplikasi CSR., Gresik: Fascho

Publishing.

Widjaya, Gunawan & Yeremia Ardi Pratama. 2008. Risiko Hukum & Bisnis

Perusahaan Tanpa CSR. Jakarta. PT. Percetakan Penebar Swadaya.

UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dalam Pasal 15 huruf (b).

UU No. 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian dalam Pasal 6 ayat (1) huruf

(g).

Dalam ART Pasal 35 tentang Kegiatan Usaha yang dilakukan BMT Amal

Mulia.

UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

http://ddsgpunya.blogspot.co.id/2012/03/pengertian-pelaksanaan.html?m=1

(Hari Selasa Pukul 19:30 Tanggal 26 Juli 2016).

http://zaysscremeemo.blogspot.com/2012/06/pengertian-

tanggungjawab.html?m=1 (Hari Selasa Pukul 19:30 Tanggal 26 Juli 2016).

Page 123: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

111

http://royarohmatika.blogspot.co.id/2013/04/baitul-maal-wat-tamwil-

bmt.html?m=1 (Hari Selasa Pukul 19:30 Tanggal 26 Juli 2016).

http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_25_92.htm (Hari Kamis Pukul 19:30 Tanggal 28

Juli 2016) https://blognyamitra.wordpress.com/2012/04/05/CSR-tanggung-

jawab-sosial-diatur-oleh-undang-undang (Hari Kamis Pukul 19:30 Tanggal 28

Juli 2016).

Page 124: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS SYARIAH

Jl. Nakula Sadewa VA No 9 Telp. (0298) 3419400 Fak 323433 Salatiga 50722

Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected]

Nomor : In.26/D1.2/PP.05.02/198/2015

Lamp : Proposal Skripsi

Hal : Penunjukan Pembimbing Skripsi

Kepada

Yth. Luthfiana Zahriani, S.H.,M.H.

Di – Tempat

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Dalam rangka penulisan Skripsi Mahasiswa Program Sarjana (S.1)

Saudara ditunjuk sebagai Dosen Pembimbing mahasiswa:

Nama : Tri Setyorini

NIM : 214-12-003

Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah

Judul Skripsi : Pelaksanaan Corcopare Social Responbility

(Tanggungjawab Sosial) di BMT Amal Mulia di

Suruh Kab. Semarang

Apabila dipandang perlu Saudara diminta mengkoreksi tema Skripsi

daiatas.

Demikian surat ini kami sampaikan, untuk diketahui dan dilaksanakan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

an-Dekan Fakultas Syariah

Wakil Dekan Bidang Akademik

Dr. H. Muh. Irfan Helmy, Lc., M.A.

NIP. 19740104 200003 1 003

Page 125: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

2

Page 126: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

3

Page 127: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

4

Page 128: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

5

Page 129: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

6

Page 130: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

7

Page 131: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

8

Page 132: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

9

Page 133: PELAKSANAAN - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2782/1/Skripsi Full Rini.pdf · dilakukan oleh bmt amal mulia dan harus jelas, kurangnya

10

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Tri Setyorini

NIM : 214 12 003

Tempat, Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 09 April 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Morangan Suruh RT 01 RW XI Kel. Suruh,,

Kec. Suruh, Kab. Semarang

Pendidikan : 1. TK Bustanul Athfal Suruh

2. MI Muhammadiyah Suruh

3. SMP N 1 Suruh

4. SMA N 1 Suruh

5. IAIN Salatiga

Pengalaman Organisasi : 1. Sekretaris OSIS SMP N 1 Suruh

2. Sekretaris Karang Taruna Bina Utama

Morangan Suruh

Morangan. 17 Maret 2017

Hormat Saya,

Tri Setyorini

:

:

: