pedoman fasilitasi peningkatan kapasitas...
TRANSCRIPT
PEDOMAN
FASILITASI PENINGKATAN KAPASITAS
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH
(BPPD) PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
TAHUN 2017
Kerjasama:
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
DAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI
- ii -
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan kekuatan pada kita, sehingga buku Pedoman Fasilitasi Peningkatan
Kapasitas Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BPPD)
Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun 2016 ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Menindaklanjuti Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi dan
Menteri Dalam Negeri Nomor 03 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa), Kementerian Riset dan Teknologi
(Kemenristek) melalui Asisten Deputi Pengembangan Kelembagaan, Deputi
Kelembagaan Iptek, bekerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Dalam Negeri (BPP Kemendagri), sesuai dengan Pasal 16 ayat (2)
huruf b, akan mencoba memberikan fasilitasi peningkatan kapasitas Badan
Penelitian dan Pengembangan Daerah (BPPD) Provinsi/Kabupaten/Kota sebagai
koordinator penguatan SIDa.
Buku pedoman ini ditujukan sebagai bahan rujukan dalam mereview atau
menentukan BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota yang akan memperoleh fasilitasi
peningkatan kapasitas dan kapabilitas peran BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota. Di
dalam buku ini terdapat format proposal yang harus diisi oleh BPPD terkait dengan
peran BPPD sebagai Sekretaris Tim Penguatan SIDa dalam menjalankan fungsi
koordinasi dan harmonisasi pelaksanaan penelitian dan pengembangan di Daerah.
Proposal tersebut akan menjadi dasar dan menjadi pertimbangan untuk
menentukan BPPD yang akan difasilitasi untuk Penguatan kelembagaan BPPD
dalam mensupport tugas dan fungsi penelitian dan pengembangan. Selanjutnya
akan dievaluasi untuk ditetapkan menjadi BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota
berkinerja utama dalam upaya penguatan SIDa yang diikuti semua BPPD
Provinsi/Kabupaten/Kota.
Diharapkan pemberian fasilitasi peningkatan kapasitas BPPD
Provinsi/Kabupaten/Kota sebagai koordinator penguatan SIDa, dapat
meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan iptek di daerah, sehingga
dapat berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi yang mampu meningkatkan
daya saing daerah demi terwujudnya masyarakat yang sejahtera (innovation for
welfare).
Semoga bermanfaat.
Jakarta, Februari 2017 Direktur Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi,
Kemal Prihatman
- iii -
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL KELEMBAGAAN
ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
Penguatan Kelembagaan Iptek dalam Sistem Inovasi Daerah (SIDa) merupakan salah satu kebijakan Pemerintah yang didasari oleh Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi dan Menteri Dalam Negeri Nomor 03
Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa). Tujuan penguatan SIDa adalah meningkatkan kapasitas pemerintahan
daerah, daya saing daerah, serta peningkatan kinerja lembaga penelitian daerah.
Salah satu elemen penting bagi terselenggaranya penguatan SIDa adalah meningkatnya kapasitas lembaga penelitian dan pengembangan di daerah atau
peran BPPD. Sesuai dengan Peraturan Bersama Menristek dan Mendagri Nomor 03 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan SIDa, BPPD memiliki peran sentral dalam menggerakan penguatan sistem inovasi di daerah, yaitu
sebagai sekretaris tim koordinasi sekaligus sebagai koordinator penyelenggaraan.
Adanya upaya fasilitasi untuk peningkatan kapasitas BPPD
Provinsi/Kabupaten /Kota sebagai koordinator penyelenggaraan SIDa, merupakan langkah yang strategis. Hal ini dikarenakan penguatan sistem inovasi sebagai sebuah pendekatan pembangunan, baik pusat maupun daerah, merupakan hal
yang baru.
Kolaborasi penyelenggaraan kegiatan fasilitasi peningkatan kapasitas dan peningkatan peran BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota sebagai koordinator
penyelenggaraan SIDa, antara Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan Kementerian Dalam Negeri, dalam hal ini BPP Kemendagri, merupakan salah
satu langkah nyata dari implementasi peraturan bersama yang sudah ditetapkan serta adanya Undang-undang No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Pada tahun 2016, jumlah BPPD yang telah mendapatkan fasilitasi
peningkatan kapasitas dan peran BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota sebanyak 12 (dua belas) lembaga. Dengan adanya kegiatan fasilitasi ini diharapkan kinerja
lembaga kelitbangan akan terdorong menjadi lebih baik. Ke depan, peran BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota sebagai salah satu elemen penting bagi penguatan sistem inovasi di daerah diharapkan menjadi lebih berperan dalam meningkatkan
daya saing daerah, sehingga kesejahteraan masyarakat berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi akan segera dapat dicapai.
Jakarta, Februari 2017 Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Pendidikan Tinggi
Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi, Patdono Suwignjo
- iv -
SAMBUTAN
KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Assalamualaikum wr, wb. Saloom
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang tidak henti-hentinya telah memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita semua, dan lebih khususnya rasa syukur yang tak terhingga atas diberikannya
kesempatan Kementerian Dalam Negeri untuk memberikan kata sambutan dalam buku Pedoman Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Badan Penelitian dan
Pengembangan Daerah.
Kementerian Dalam Negeri bekerjasama dengan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi melalui Peraturan Bersama Menteri Nomor 3 dan
36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa). Sesuai dengan amanat dari Peraturan Bersama Menteri, Kementerian Dalam Negeri melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP) bekerja sama dengan Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi melalui Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti bersama-sama melakukan penguatan kelembagaan dalam peningkatan
kapasitas BPPD sebagai leading sector dalam implementasi inovasi daerah. Kerjasama tersebut berhasil menuntaskan Pedoman Fasilitasi Peningkatan Peningkatan Kapasitas Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BPPD)
Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun 2017 sebagai strategy improvement dalam rangka memberikan arahan tentang tahapan pencapaian strategi, serta kerangka prioritas
peningkatan kapasitas dan kapabilitas khususnya penguatan SIDa. BPPD memiliki peran strategis dalam kerjasama penguatan SIDa. Oleh karenanya, pedoman penguatan SIDa harus tetap berpedoman pada Undang-undang No.23 Tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah yang berperan sebagai payung hukum dan azas yang disepakati bersama oleh para stake holder, baik Kementerian/Lembaga, Lembaga
Non Kementerian sebagai amanat Undang-Undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dalam Bab XXI pada pasal 386 s/d 390 yang memiliki substansi dalam berinovasi bagi Pemerintahan Daerah sebagai dasar
pengembangan pelayanan publik yang efektif, efisien, dan partisipatif.
Pedoman ini diharapkan menjadi sinergitas dalam setiap gagasan berinovasi yang berupaya untuk mengartikulasikan amanat UU no.23 Tahun 2014, dan
menjadi langkah awal untuk mencapai tujuan dari inovasi daerah dalam rangka peningkatan kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan membentuk daya
saing Daerah dlam pemberdayaan yang partisipatoris bagi setiap elemen masyarakat. Akhirnya, saya sampaikan penghargaan dan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dan berkontribusi dalam penyusunan
- v -
pedoman ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan yang terbaik untuk kita semua. Amin.
Wassalamu’alaikum wr, wb
Jakarta, Februari 2017 Plt.Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Dalam Negeri,
Dodi Riyadmadji
- vi -
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK
DAN PENDIDIKAN TINGGI SAMBUTAN KEPALA BPP KEMENDAGRI
ii iii
iv
DAFTAR ISI vi
BATASAN ISTILAH
vii
BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Landasan Hukum 3
1.3. Maksud, Tujuan dan Sasaran 4 1.3.1.Maksud 4
1.3.2.Tujuan 4 1.3.3.Sasaran 5 1.4. Ruang Lingkup (Kelompok Sasaran) 5
1.5. Tolok Ukur Keberhasilan 7
BAB II METODOLOGI 8 2.1. Tahapan Fasilitasi 8
2.2. Bentuk Fasilitasi yang Diberikan 9
BAB III
PROSEDUR DAN MEKANISME PELAKSANAAN
10 3.1. Prosedur Pelaksanaan 10 3.2. Tahapan Pelaksanaan 11
3.3. Jadwal Pelaksanaan 12 3.4.
3.5. Monitoring & Evaluasi Pembiayaan
12 12
BAB IV PENUTUP
16
LAMPIRAN – LAMPIRAN 17
LAMPIRAN 1 Format Proposal 18 Format Surat Permohonan 23
LAMPIRAN 2 Format Laporan Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan
24
LAMPIRAN 3 Format Laporan Akhir 26
LAMPIRAN 4 Format Check List Fact finding 28 LAMPIRAN 5 Format contoh pertanggung jawaban/bukti
pengeluaran
30
- vii -
BATASAN ISTILAH
1. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah yang selanjutnya disingkat
BPPD adalah Badan Penelitian dan Pengembangan atau lembaga lainnya di
Provinsi/Kabupaten/Kota dan kabupaten/kota yang memiliki tugas pokok dan
fungsi menyelenggarakan kelitbangan serta administrasi dan manajemen di
bidang penyelenggaraan pemerintahan daerah;
2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri yang
selanjutnya disingkat BPP Kemendagri adalah komponen Kementerian Dalam
Negeri (Kemendagri) yang memiliki tugas pokok dan fungsi menyelenggarakan
penelitian, pengembangan, pengkajian, penerapan, perekayasaan, dan
pengoperasian serta administrasi dan manajemen kelitbangan di bidang
penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri;
3. Fasilitasi adalah pemberian peluang kemudahan, bantuan, pendampingan,
asistensi teknis¸ pelatihan dan penyelenggaraan beberapa kegiatan (workshop,
FGD/seminar), serta dorongan kepada daerah agar dalam melaksanakan
peningkatan kapasitas. Peran BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota dapat dilakukan
secara efisien dan efektif sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
4. Hak Kekayaan Intelektual yang selanjutnya disingkat HKI adalah hak
kekayaan atas segala hasil produksi kecerdasan daya pikir yang berguna untuk
manusia.
5. Ilmu pengetahuan adalah rangkaian pengetahuan yang digali, disusun, dan
dikembangkan secara sistematis dengan menggunakan pendekatan tertentu
yang dilandasi metodologi ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif, kualitatif,
maupun eksploratif, untuk menerangkan pembuktian gejala alam dan atau
gejala kemasyarakatan tertentu.
6. Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, penerapan, pengkajian,
perekayasaan, dan pengoperasian yang selanjutnya disebut kelitbangan yang
bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu
pengetahuan yang baru. Atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi.
7. Lembaga Kelitbangan adalah institusi yang melakukan kegiatan penelitian,
pengembangan, penerapan, pengkajian, perekayasaan, dan pengoperasian yang
bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu
pengetahuan yang baru. Atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi.
8. Kegiatan Penelitian, Pengembangan, Pengkajian, Penerapan, Perekayasaan,
dan Pengoperasian yang selanjutnya disebut kelitbangan adalah rangkaian
kegiatan ilmiah yang bertujuan menghasilkan pemahaman baru dan
mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang
- viii -
baru. Atau cara baru dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dalam
negeri.
9. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
10. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi. Tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
11. Penelitian (Research) adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan
metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data dan
keterangan yang berkaitan dengan (i) pemahaman, (ii) pembuktian kebenaran
atau ketidakbenaran suatu asumsi, dan/atau hipotesis di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek), serta (iii) menarik kesimpulan ilmiah bagi
keperluan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
12. Pengembangan (Development) adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan
yang terbukti kebenarannya untuk (i) meningkatkan fungsi, (ii) manfaat dan
aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang telah ada, atau
menghasilkan teknologi baru.
13. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD, adalah
dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
14. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat
RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun.
15. Sistem Inovasi Daerah yang selanjutnya disingkat SIDa adalah keseluruhan
proses dalam satu sistem untuk menumbuhkembangkan inovasi yang
dilakukan antarinstitusi pemerintah, pemerintahan daerah, lembaga
kelitbangan, lembaga pendidikan, lembaga penunjang inovasi, dunia usaha, dan
masyarakat di daerah.
16. Teknologi adalah cara atau metode serta proses atau produk yang dihasilkan
dari penerapan atau pemanfatan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang
menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan, kelangsungan, dan
peningkatan mutu kehidupan manusia.
17. Tim Pengarah adalah tim yang memberikan arahan, kebijakan dan keputusan
pokok bagi program insentif yang beranggotakan pimpinan Kementerian Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi serta pimpinan BPP Kemendagri.
18. Tim Penilai adalah tim yang merupakan panel pakar dan praktisi yang
memiliki anggota dengan kompetensi dan keahlian, khususnya tentang
permasalahan, metodologi, pemanfaatan yang berkaitan dengan proposal. Tim
- ix -
ini bertugas melakukan seleksi dan bertindak sebagai juri dalam penilaian
BPPD Kategori Utama.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Penjelasan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
menyatakan bahwa keberhasilan negara maju menumbuhkembangkan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) karena negara itu mampu
menyinergikan perkembangan kelembagaan dan sumber daya iptek yang dimiliki dengan berbagai faktor lain secara bersistem.
Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dalam rangka memperkuat perekonomian domestik dengan orientasi dan berdaya saing global
diperlukan dukungan penguatan sistem inovasi, melalui pengembangan iptek yang diarahkan pada peningkatan kualitas serta memanfaatkan iptek nasional
untuk mendukung daya saing secara global. Hal itu dilakukan melalui peningkatan, penguasaan, dan penerapan iptek secara luas dalam sistem produksi barang/jasa, pembangunan pusat-pusat unggulan iptek,
pengembangan lembaga penelitian yang handal, perwujudan sistem pengakuan terhadap hasil temuan dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), pengembangan dan penerapan standar mutu, peningkatan kualitas dan kuantitas Sumber Daya
Manusia (SDM) Iptek, peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana iptek. Berbagai langkah tersebut dilakukan untuk mendukung
pembangunan ekonomi yang berbasis pengetahuan serta pengembangan kelembagaan sebagai keterkaitan dan fungsional sistem inovasi dalam mendorong pengembangan kegiatan usaha.
Iptek, inovasi, dan sistem inovasi menjadi kata kunci yang sangat penting bagi tercapainya pembangunan dan daya saing nasional. Penguatan sistem inovasi
nasional (SINas) mencakup penguatan kelembagaan, sumber daya, jaringan iptek dan peningkatan relevansi, produktivitas riset, dan pendayagunaan iptek
dalam rangka peningkatan kontribusi iptek terhadap daya saing daerah, pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kelembagaan iptek mempunyai peran yang sangat besar dalam memasok hasil penelitian dan pengembangan (litbang), untuk meningkatkan daya saing sektor industri sebagai upaya memperbaiki tingkat perekonomian nasional. Sebagai
contoh, dalam sektor industri dan perdagangan, peran kelembagaan iptek diarahkan juga untuk menjawab beberapa kendala mendasar, antara lain: (i)
rendahnya kandungan teknologi produk barang dan jasa; (ii) rendahnya kontribusi kapasitas teknologi domestik dan litbang dalam proses produksi dan distribusi; dan (iii) implementasi standardisasi dan sertifikasi proses produksi
dan distribusi barang dan jasa untuk mendukung daya saing dalam perdagangan internasional.
2
Dalam konteks sistem inovasi, setiap lembaga pengembang iptek perlu
mempunyai 3 (tiga) kapasitas, yakni: [1] kapasitas dalam mengakses informasi tentang realita kebutuhan teknologi, potensi sumberdaya yang dapat dikelola atau diakses, teknologi yang telah tersedia, perkembangan mutakhir ilmu
pengetahuan, keberadaan pakar luar-lembaga yang potensial untuk berkolaborasi, dan sumber pembiayaan kegiatan riset (sourcing capacity); [2]
kapasitas dalam mempublikasikan hasil-hasil risetnya, mendifusikan paket teknologi yang dihasilkan, dan memberikan landasan akademik untuk perumusan kebijakan publik (disseminating capacity); dan [3] kapasitas intinya
dalam pelaksanaan riset dan pengembangan teknologi secara produktif, bermutu, dan relevan, serta sepadan dengan kapasitas adopsi calon pengguna
potensialnya (R&D capacity) (Lakitan, 2011).
Sejalan dengan hal tersebut, untuk mendukung penguatan sistem inovasi,
khususnya di daerah, pada 25 April 2012 bersamaan dengan perayaan Hari Otonomi Daerah ke-16, telah ditandatangani Peraturan Bersama Menteri Negara
Riset dan Teknologi dan Menteri Dalam Negeri Nomor 03 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah. Peraturan ini merupakan salah satu bukti kebersamaan sekaligus menjadi dasar hukum
(legal basis) bagi Pemerintah maupun pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan daya saing daerah melalui iptek dan inovasi.
Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan daerah, salah satu unsur kunci yang memiliki peran besar dalam penguatan SIDa adalah Badan Penelitian dan
Pengembangan Daerah (BPPD), atau sebutan lainnya yang memiliki tugas pokok dan fungsi (tupoksi) kelitbangan.
Penguatan BPPD merupakan salah satu langkah strategis dalam penguatan SINas maupun SIDa, agar lembaga iptek dapat berkinerja tinggi. Dengan
menghasilkan inovasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas adopsi pengguna teknologi (masyarakat, industri, dan Pemerintah). Pasal 16 ayat (2) huruf b Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi dan
Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan SIDa menyatakan bahwa penataan terhadap institusi pemerintah daerah dilakukan dengan meningkatkan kapasitas dan peran BPPD sebagai
koordinator dalam penguatan SIDa. Pada Pasal 32 mengamanatkan kepada gubernur untuk membentuk Tim Koordinasi Penguatan SIDa di
Provinsi/Kabupaten/Kota. Kepala BPPD berperan sebagai Sekretaris Tim Koordinasi yang mempunyai tugas antara lain menyusun dokumen Roadmap Penguatan SIDa. Hal ini sejalan dengan Pasal 7 Ayat (2) Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2011, yang menyatakan bahwa tugas BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota antara lain adalah menyusun kebijakan teknis,
rencana, dan program kelitbangan di lingkungan pemerintahan Provinsi dan pemerintahan kabupaten/kota di wilayahnya, sedangkan salah satu kewenangannya adalah melaksanakan pengelolaan pembangunan daerah.
Mengingat pentingnya peran BPPD dalam pembangunan daerah, khususnya dalam penguatan SIDa, diperlukan berbagai upaya untuk peningkatan
kinerjanya, diantaranya berupa fasilitasi dan pendampingan penyelenggaraan penguatan SIDa, dalam implementasi Roadmap SIDa.
Berdasarkan latar belakang tersebut, Kemenristekdikti dan Kemendagri memprakarsai kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD
3
Provinsi/Kabupaten/Kota sebagai Koordinator Penguatan SIDa yang dapat
digunakan sebagai acuan daerah untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya dalam menjalankan peran dan fungsinya serta mendukung kepentingan stakeholder di pusat dan daerah, terutama dalam penguatan SIDa.
Tahun 2017 merupakan tahun kelima pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi dan tahun pertama untuk BPPD
Kabupaten/kota sebagai Koordinator Penguatan SIDa. Pada tahun 2013 yang merupakan tahun pertama pelaksaan kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi sebagai Koordinator Penguatan SIDa terdapat 6 (enam) BPPD
yang mendapatkan fasilitasi. Pada tahun 2014, ada 7 (tujuh) BPPD yang akan mendapatkan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi, selanjutnya, pada tahun 2015 ada lima, tahun 2016 ada dua belas BPPD Provinsi yang akan
dapat Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi. Sedangkan pada tahun 2017 BPPD yang di Fasilitasi bukan hanya pada tingkat Provinsi tetapi juga
pada tingkat Kabupaten/Kota.
1.2. LANDASAN HUKUM
Landasan hukum dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah:
1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran
Negara Tahun 2002 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4219);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual Serta Hasil Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Lembaran
Negara Tahun 2005 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4497);
8. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025;
4
9. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2012 tentang Kerangka Nasional
Pengembangan Kapasitas Pemerintahan Daerah;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan
Pemerintahan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 290);
11. Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi dan Menteri Dalam
Negeri Nomor 3 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2011 tentang Pedoman Penerbitan Rekomendasi Penelitian.
13. Keputusan Presiden Nomor 99/M Tahun 2015 tentang pengangkatan
Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti.
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 17 tahun 2016 tentang Pedoman
Penelitian
15. Pengesahan DIPA Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti nomor 042.03.1.401196/2017 tanggal 7 Desember 2016
1.3. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
1.3.1.Maksud
Buku Pedoman Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BPPD) Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun 2017, merupakan
dokumen yang disusun untuk menjadi pijakan seluruh pemangku kepentingan dalam melaksanakan peningkatan kapasitas dan kapabilitas BPPD. Dengan maksud untuk memberikan arahan tentang tahapan pencapaian, strategi, serta
kerangka prioritas peningkatan kapasitas dan kapabilitas BPPD dalam rangka penguatan sistem inovasi di Indonesia, khususnya SIDa.
BPPD diharapkan dapat menjadi motor penggerak terjadinya koherensi, keterpaduan, dan gerakan penguatan sistem inovasi, khususnya di daerah, yang
melibatkan seluruh pemangku kepentingan (Pemerintah, akademisi, pengusaha, masyarakat, dan legislatif), sehingga akan terjadi percepatan kemandirian dan peningkatan daya saing bangsa untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat
yang berkelanjutan dan berkeadilan melalui inovasi teknologi.
1.3.2.Tujuan
Tujuan dari adanya pedoman fasilitasi ini adalah untuk menjadi panduan bagi BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota yang akan mendapat dana fasilitasi.
Tujuan pemberian fasilitasi adalah untuk peningkatan kapasitas BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota sebagai koordinator dalam mengimplementasikan penguatan pelaksanaan SIDa di daerah.
1.3.3. Sasaran
Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah:
a. Tersedianya data dan informasi dasar mengenai kapasitas dan kapabilitas kelembagaan kelitbangan daerah secara nasional;
5
b. Tersedianya bahan rujukan dalam menentukan daerah yang mendapat
fasilitasi penguatan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan kelitbangan;
c. Tersedianya bahan rujukan bagi berbagai pihak untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan fasilitasi peningkatan kapasitas BPPD sebagai koordinator dalam
pengembangan dan penguatan SIDa.
d. Bagi BPPD yang sudah berkinerja utama :
Adanya koordinasi dalam rangka mengimplementasikan SIDa dengan
Perguruan Tinggi, PUI, STP dan Lembaga Penunjang Lainnya di daerah, yang dituangkan dalam bentuk kegiatan;
Terbentuknya jaringan yang kuat/kolaborasi antar unsur inovasi dalam
rangka mengimplementasikan SIDa
Terbentuknya kegiatan bersama yang melibatkan seluruh unsur inovasi
dalam meningkatkan potensi unggulan daerah
Telah melaksanakan pembinaan terhadap badan litbang Kabupaten/Kota
terkait komoditas unggulan daerah dalam mengimplementasikan SIDa
1.4. RUANG LINGKUP (KELOMPOK SASARAN)
Berdasarkan bentuk dan struktur organisasi BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota dapat dikategorikan dalam kelompok sebagaimana dijelaskan dalam table 1.1.
Tabel 1.1. Kategorisasi Kelembagaan BPPD Provinsi Berdasarkan Bentuk dan Struktur Organisasi
NO. KATEGORI
URAIAN NOMENKLATUR,
KEDUDUKAN, TUGAS POKOK,
DAN FUNGSI (TUPOKSI)
JUMLAH
NAMA
1.
Kelompok I
PROVINSI
Berbentuk Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BPPD) dengan Tupoksi khusus kelitbangan dan Dipimpin Pejabat setingkat Eselon IIa
(16) 1. Balitbangda Provinsi
Sumatera Utara 2. BPP Provinsi Riau 3. Balitbangda Provinsi Jambi
4. Balitbangnovda Provinsi Sumatera Selatan
5. Balitbangda Provinsi Sumatera Barat
6. Balitbangda Provinsi Jawa Timur
7. Balitbangda Provinsi Kalimantan Selatan
8. Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur
9. Balitbangda Provinsi Sulawesi Tengah
10. Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan
6
NO. KATEGORI
URAIAN
NOMENKLATUR, KEDUDUKAN,
TUGAS POKOK, DAN FUNGSI (TUPOKSI)
JUMLAH
NAMA
11. Balitbangda Provinsi Sulawesi Tenggara
12. BPPD Provinsi Nusa Tenggara Timur
13. Balitbangda Provinsi Lampung
14. BP3 Iptek Provinsi Jawa Barat
15. Balitbangda Provinsi Sulawesi Utara
16. Balitbangda Provinsi Sulawesi Barat 17. Balitbangda Provinsi Maluku Utara
2. Kelompok II
KABUPATEN/ KOTA
Berbentuk Badan/Kantor Penelitian dan Pengembangan Daerah dengan Tupoksi khusus kelitbangan dan Dipimpin Pejabat setingkat Eselon II/b dan III/a
(35)
1. Balitbang Kota Medan 2. Balitbang Kab. Nias 3. Balitbang Kab. OKU Selatan 4. Balitbang Kabupaten Kampar 5. Balitbang Kab Tanjung Jabung
Timur 6. Balitbang Kab. Sungei Penuh 7. Balitbang Kota Mojokerto 8. Balitbang Kota Madiun 9. Balitbang Kab. Malang 10. Balitbang Kab. Pamekasan 11. Balitbang Kab. Gianyar 12. Balitbang Kab. Kutai Kertanegara 13. Balitbang Kab. Kutai Timur 14. Balitbang Kab. Maros 15. Balitbang Kab. Pangkajene
Kepulauan 16. Balitbang Kab. Kepulauan Talaud 17. Balitbang Kab. Sinjai 18. Balitbang Kab. Bulu kumba 19. Balitbang Kab. Gowa 20. Balitbang Kab. Luwu Utara 21. Balitbang Kab. Wajo 22. Balitbang Kota Makassar 23. Balitbang Kota Palopo 24. Balitbang Kab. Konawe Selatan 25. Balitbang Kab. Buton 26. Balitbang Kab. Bombana
7
NO. KATEGORI
URAIAN
NOMENKLATUR, KEDUDUKAN,
TUGAS POKOK, DAN FUNGSI (TUPOKSI)
JUMLAH
NAMA
27. Balitbang Kab. Konawe 28. Balitbang Kab. Selayar 29. Balitbang Kab. Buton 30. Balitbang Kota Kupang 31. Balitbang Kab. Jayapura 32. Kantor Litbang Kota Binjai 33. Kantor Litbang Kabupaten
Kuningan 34. Kantor Litbang Kabupaten Pati 35. Kantor Litbang Iptek Kabupaten Wonogiri 36. Kantor litbang Kabupaten Bone
Lembaga yang bisa mengajukan sebagai penerima fasilitasi peningkatan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan adalah BPPD yang termasuk dalam kelompok BPPD
Kategori I dan Kategori II yang berbentuk BPPD dengan tupoksi khusus kelitbangan dan dipimpin pejabat setingkat Eselon II dan III.
1.5. TOLOK UKUR KEBERHASILAN
Keberhasilan pelaksanaan fasilitasi peningkatan kapasitas BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota dan kabupaten sebagai Koordinator Penguatan SIDa,
dapat diukur berdasarkan parameter sebagai berikut:
a. Meningkatnya kapasitas BPPD dalam melakukan sinkronisasi, harmonisasi, dan sinergi penguatan SIDa yang meliputi: identifikasi dan inventarisasi kebijakan penguatan SIDa, analisis potensi sinergi kebijakan penguatan SIDa,
dan memadukan kebijakan-kebijakan antar daerah dan antara pemerintah daerah dengan Pemerintah (pusat) untuk penguatan SIDa;
b. Komprehensifnya format roadmap penguatan SIDa yang memuat: kondisi SIDa saat ini, tantangan dan peluang SIDa, kondisi SIDa yang akan dicapai, arah kebijakan strategi penguatan SIDa, fokus dan program prioritas SIDa, dan
rencana aksi penguatan SIDa.
c. Terimplementasikannya agenda dari roadmap SIDa yang dibuat pada waktu dan
anggaran yang telah dibuat.
*Catatan : Harus ada data pembanding dari data ditahun sebelumnya terkait hasil implementasi SIDa.
8
BAB II
METODOLOGI
2.1. Tahapan Fasilitasi
Fasilitasi peningkatan kapasitas BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun 2017 difokuskan untuk memaksimalkan peran dan fungsi koordinasi BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota dan supporting pada manajemen kelitbangan baik
untuk BPPD yang telah lama terbentuk maupun BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota yang baru terbentuk. Adapun tahapan fasilitasi
peningkatan kapasitas BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota sebagai koordinator dalam Penguatan SIDa adalah sebagai berikut:
1. Review Hasil Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD
Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun 2016
Review dari kegiatan fasilitasi peningkatan kapasitas BPPD
Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun 2016 menunjukkan bahwa tidak semua BPPD Propinsi harus difasilitasi karena hasil pembinaan selama 3 tahun
tidak semua BPPD menunjukkan hasil yang diharapkan
2. Pendataan BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota yang Baru Terbentuk
Data sampai tahun 2017 menunjukkan bahwa ada penambahan atau
pembentukan BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota baru, yaitu BPPD Provinsi Sumatera Barat, Sulawesi Barat , Sulawesi Utara, dan Maluku Utara dan beberapan BPPD Kabupaten/Kota yang baru terbentuk di tahun 2016.
3. Pembahasan BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota yang Akan Difasilitasi
Tim Kemenristekdikti dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendagri
membahas dari review hasil kegiatan fasilitasi tahun 2016 dan evaluasi untuk BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota yang belum mengimplementasikan pelaksanaan roadmap SIDa-nya dan belum optimal dalam melakukan
fungsi koordinasi.
4. Rekomendasi BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota yang akan Difasilitasi
Setelah melihat hasil kegiatan fasilitasi dan hasil evaluasi tahun 2016, maka direkomendasikan bahwa BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota yang akan difasilitasi dalam pembinaan pada tahun 2017 adalah BPPD
Provinsi/Kabupaten/Kota yang masih pada kategori Pratama dan Madya sedangkan yang sudah berkinerja utama akan masuk dalam fasilitasi
penguatan.
5. Penetapan BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota yang Difasilitasi
Hasil rekomendasi tim Kemenristekdikti dan BPP Kemendagri untuk
menetapkan BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota penerima fasilitasi tahun 2017 disampaikan kepada Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti untuk selanjutnya ditetapkan dengan Keputusan Dirjen Kelembagaan Iptek dan
Dikti.
9
6. Pemberian Fasilitasi
Fasilitasi diberikan kepada BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota dengan penandatangan kontrak kerja sama swakelola antara Kemenristekdikti dengan BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota penerima fasilitasi. Kegiatan
fasilitasi akan dilaksanakan dalam jangka waktu 6 (enam) bulan.
2.2 BENTUK FASILITASI YANG DIBERIKAN
Fasilitasi yang akan diberikan kepada BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota adalah:
a. Melaksanakan forum koordinasi antar SKPD untuk mengimplentasikan SIDa
b. Melaksanakan sosialisasi program implementasi SIda
c. Pelatihan dalam penguatan kemampuan SDM Iptek BPPD
d. Melaksanakan Focus Group Discussion (FGD), konsinyering,
workshop,seminar dengan melibatkan instansi terkait dan masyarakat.
Bagi BPPD yang sudah berkinerja Utama, fasilitasi digunakan dalam rangka
mencapai sasaran seperti yang disebutkan dalam poin 1.3.3.d.
10
BAB III
PROSEDUR DAN MEKANISME PELAKSANAAN
Pengembangan kapasitas BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota sebagai Koordinator Penguatan SIDa, dilakukan dengan cara memperkuat BPPD yang telah ada. Hal ini agar lebih fokus dalam pengukuran pencapaian kinerja dalam menjalankan tupoksi
sesuai yang diminta para pemangku kepentinganya (stakeholders).
3.1. PROSEDUR PELAKSANAAN
Prosedur yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan fasilitasi teknis untuk peningkatan kapasitas BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota dalam rangka penguatan SIDa adalah:
1) Kemenristekdikti bersama-sama BPP Kemendagri menyusun dan merumuskan buku Pedoman Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD
Provinsi/Kabupaten/Kota,;
2) Buku Pedoman Fasilitasi disosialisasikan baik melalui situs Kemenristekdikti, maupun langsung melalui sosialisasi langsung.
3) BPPD penerima fasilitasi bersedia dilakukan konfirmasi dan pengecekan lapangan (fact finding) terhadap hal yang berkaitan dengan kegiatan fasilitasi
tahun 2017; dan
4) Hasil berupa naskah, laporan dan/atau model implementasi SIDa dibuat dalam bentuk hard copy dan soft copy (versi.doc) serta kelengkapan dokumen
untuk penilaian BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota kategori utama dikirimkan ke alamat:
5) Penyelenggara melalui tim reviewer, melakukan verifikasi kelengkapan dari
dokumen yang diterima.
6) Pelaksanaan assesment lapangan (fact finding) dilakukan pihak pelaksana ke
BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota penerima program fasilitasi. Hasil assesment lapangan akan digunakan sebagai acuan untuk menentukan bentuk fasilitasi yang akan diterima oleh BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota/Kabupaten/Kota.
7) BPPD penerima fasilitasi yang ditetapkan akan disampaikan melalui surat Direktur Lembaga Penelitian dan Pengembangan. Selanjutnya BPPD
Provinsi/Kabupaten/Kota yang menerima fasilitasi, bersama dengan tim pelaksana membahas kegiatan dan program yang akan dilakukan agar diperoleh kesepakatan kerja. Pembahasan dan program kegiatan ini juga
Sekretariat Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti
Gedung II BPPT Lantai 16, Jl. MH. Thamrin 8 Jakarta 10340 Telp.021-3169565, 316 9556, Faks. 021-3102014
e-mail: [email protected]
11
mencakup target-target yang akan dan harus dicapai BPPD
Provinsi/Kabupaten/Kota.
8) Selama melaksanakan rencana aksi, BPPD penerima fasilitasi akan dimonitor untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan kegiatan.
Alur tahapan pelaksanaan diilustrasikan pada Gambar 3.1.
3.2. TAHAPAN PELAKSANAAN
Tahapan pelaksanaan kegiatan digambarkan dalam Gambar 3.2 sebagai berikut:
Gambar 3.2. Tahapan Pelaksanaan
Gambar 3.1.Prosedur Pelaksanaan
Revisi Buku Pedoman
Sosialisasi Buku Pedoman
Review Hasil Fasilitasi BPPD
Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun 2017
Pembahasan BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota/Kabupaten/kota yang Akan
Difasilitasi
Rekomendasi BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota
yang Akan Difaslitasi
Penetapan BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota yang Akan Difasilitasi
Monev
Penyampaian laporan akhir
Fasilitasi
Pendataan BPPD yang Baru Terbentuk
SELESAI
Revisi Pedoman Fasilitasi
Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi/Kabupat
en/Kota
Sosialisasi dan Seleksi Fasilitasi
Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi/Kabupat
en/Kota
Pemberian Fasilitasi
Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi/Kabupat
en/Kota
Evaluasi dan Penilaian
Kinerja BPPD Kategori Utama
Penetapan BPPD Kategori
Utama
12
3.3. JADWAL PELAKSANAAN
Penjadwalan dan diagram alir prosedur rencana kegiatan Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota dalam rangka implementasi Penguatan SIDa tahun 2017 ditampilkan pada Tabel 3.1 dan Gambar 3.1
Tabel 3.1. Jadwal Rencana Kegiatan Fasilitasi Pengembangan BPPD
Dalam Rangka Penguatan SIDa Tahun 2017
Tanggal Kegiatan
Januari
Rapat persiapan kegiatan
Permohonan untuk menjadi anggota tim
kerja Fasilitasi, Revieu Proposal dan Monev
Revisi buku pedoman fasilitasi
Februari Sosialisasi Buku Pedoman Fasilitasi
Maret -April Pengusulan Proposal
Seleksi Proposal
Penetapan BPPD yang menerima fasilitasi
Mei-Juli Pencairan Dana Tahap I (Proposal)
Monitoring pelaksanaan output fasilitasi
Rencana kegiatan tahap II
Agustus-Oktober
Pencairan Dana Tahap II (Akhir)
Laporan Pelaksanaan Fasilitasi Tahap I
Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan
output fasilitasi
Nopember Laporan Akhir Fasilitasi
Penilaian Kinerja BPPD untuk Kategori
Utama
Desember Laporan Akhir
Pemberian Apresiasi 5 (lima) BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota Berkinerja
Utama
3.4. MONITORING & EVALUASI
BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota penerima fasilitasi akan dilakukan monitoring dan evaluasi (Monev) secara periodik oleh Tim Kerja Monev.
3.5. PEMBIAYAAN
Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota
merupakan kontrak swakelola yang dilakukan oleh lembaga penerima fasilitasi. Seluruh dana Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD berasal dari DIPA Direktorat Kelembagaan Iptek dan Dikti, Kementerian Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi Tahun 2017. Ketentuan umum dalam pembiayaan mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku sesuai untuk kegiatan kontrak
swakelola antara lain:
13
a) Pencairan anggaran dengan kontrak kerja swakelola antara Pejabat Pembuat
Komitmen Direktorat Lembaga Penelitian dan Pengembangan dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah penerima fasilitasi yang telah ditetapkan sebagai penerima fasilitasi;
b) Dana untuk setiap rangkaian kegiatan fasilitasi harus memenuhi syarat kewajaran sesuai peraturan yang berlaku atau standar biaya masukan (SBM) tahun 2017 sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 33/PMK.02/2016
Tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2017 dan perubahannya;
c) Komponen biaya fasilitasi adalah seperti berikut:
Anggaran Kontrak berasal dari kode akun 521219 Belanja Non Operasional Lainnya yang dapat dipertanggung jawabkan dalam bentuk, sebagai berikut :
1. Belanja Bahan:
Merupakan komponen biaya belanja habis pakai sebagai pendukung operasional manajemen kegiatan fasilitasi. Komponen biaya ini dapat
meliputi: alat tulis kantor, bahan komputer, penggandaan, konsumsi rapat, penjilidan, pencetakan , perlengkapan seminar dan sebagainya.
2. Paket Meeting
Merupakan komponen biaya kegiatan untuk mengakomodasikan kegiatan pelatihan, konsiyering, dan seminar.
3. Jasa Profesi
Merupakan komponen biaya jasa profesi atas kepakaran yang diberikan seseorang. Komponen biaya ini digunakan sebagai pembayaran honor
narasumber dalam rangka pelaksanaan kegiatan dalam bentuk rapat/Focuss Group Discussion (FGD)/Konsiyering/Seminar/Pelatihan. Honor narasumber meliputi: Narasumber setingkat Eselon I, II dan III ke
bawah serta Pakar. Adapun Tim pakar/penilai dari pusat yang bertugas melakukan monev atau penilaian diakomodir juga dari dana fasilitasi
sebanyak 3 orang 2 kali.
4. Perjalanan Dinas
Merupakan komponen biaya untuk mengakomodasikan perjalanan dinas ke
Jakarta dalam rangka koordinasi dan konsultasi maupun sebaliknya dari Jakarta ke daerah BPPD yang difasilitasi bagi tim pakar/penilai dari pusat
yang akan melakukan monev, supervise dan penilaian kinerja.
5. Honor kegiatan
Merupakan komponen biaya honor untuk tim inti manajemen pengelola
BPPD penerima fasilitasi selama 6 (enam) bulan dengan alokasi: Penanggung jawab, Ketua, Sekretaris, dan Anggota.
6. Jangka waktu pemberian fasilitasi 6 (enam) bulan.
7. Dalam usulan proposal agar mencantumkan dana APBD yang digunakan untuk pelaksanaan implementasi SIDa pada SKPD terkait.
8. Anggaran fasilitasi hanya digunakan untuk koordinasi dan peningkatan kapasitas kemampuan SDM yang terkait SIDa
Pencairan Dana
14
1. Pencairan Dana
Pencairan dana kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota sebagai Koordinator Penguatan SIDa dilakukan secara kontrak swakelola, dimana pelaksananya adalah lembaga/BPPD yang telah
ditetapkan sebagai penerima fasilitasi.
Pencairan dana dilakukan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi kepada Lembaga/BPPD sesuai dengan rencana kerja dan rencana
anggaran yang telah disepakati. Dasar pencairan dana program fasilitasi adalah surat perjanjian kontrak swakelola antara pejabat lembaga penerima atau yang
mewakili dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) program fasilitasi sesuai dengan jumlah/nilai fasilitasi yang disetujui sesuai Surat Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
Dana Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota akan dikenakan pajak sesuai dengan aturan yang berlaku dan sesuai dengan komponen
belanja yang ada yang dilakukan langsung oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta melalui Bendahara Pengeluaran Pembantu Direktorat Jenderal Kelembagaan pada saat pencairan berdasarkan tahapan kontrak
swakelola sesuai dengan rencana kerja dan rencana penyerapan anggaran.
Pembayaran Langsung (LS) melalui Bendahara Pengeluaran Pembantu Direktorat Lembaga Penelitian dan Pengembangan/BPPD menyiapkan dokumen-dokumen
pertanggungjawaban sesuai dengan RAB. Dokumen pertanggungjawaban disimpan pada lembaga/BPPD penerima dana fasilitasi untuk dapat diperiksa oleh
Badan Pemeriksa Keuangan.
2. Pertanggungjawaban
Lembaga Penerima Program Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota selain berkewajiban mencairkan dana dari Direktorat
Lembaga Penelitian dan Pengembangan juga berkewajiban mempertanggungjawabkan pemakaian dana yang diterima sesuai dengan standar biaya dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam
mempertanggungjawabkan dana wajib mengikuti Peraturan Presiden Nomor 172 tahun 2014 tentang Perubahan ke tiga atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah beserta beberapa peraturan
perubahannya.
Pertanggungjawaban dana akan meliputi pertanggungjawaban pengeluaran yang
sesuai dengan Rincian Anggaran Biaya (RAB) yang telah disepakati dan disetujui oleh Direktorat Lembaga Penelitian dan Pengembangan. Dalam membelanjakan atau menggunakan anggaran tersebut tetap berpedoman bahwa untuk setiap
mata anggaran yang pemakaiannya mengandung pajak wajib membayar pajak. Berkas asli pertanggungjawaban tersebut harus disimpan di Lembaga Penerima Program Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota harus
mendokumentasikan/mengarsip seluruh aktifitas dan pertanggungjawaban pengeluaran. Pertanggungjawaban dan pencairan dilakukan sesuai jadwal
Tahapan pencairan disertakan rencana kerja dan rencana anggaran yang telah disetujui.
15
Berkas-berkas pertanggungjawaban yang wajib dibuat untuk setiap mata
anggaran sebagai berikut:
a) Honor terkait output kegiatan: Dilengkapi dengan Surat Keputusan dari pejabat pembuat komitmen Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang
mengacu pada usulan nama dari Lembaga penerima fasilitasi;
b) Honor Narasumber yang meliputi: Narasumber setingkat Eselon I, II, dan III ke
bawah serta Narasumber Pakar, sesuai dengan form narasumber yang ditetapkan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi; Dilengkapi dengan bukti undangan, daftar hadir, notulen dan dokumentasi foto.
c) Perjalanan Dinas, perlu dilengkapi Surat Perintah Tugas (SPT), Daftar Nama, Surat Perintah Dinas, Bukti Sampai Tujuan, Kwitansi, Perhitungan Biaya Perjalanan Dinas, Bukti Pengeluaran Riil (bila ada).
(d) Paket Meeting ; FGD, Seminar, maupun pelatihan dapat melampirkan bukti Undangan, daftar hadir, notulen atau laporan singkat hasil FGD, dokumentasi
foto serta bukti pembelian belanja bahan seminar jika ada.
16
BAB IV
PENUTUP
Buku Pedoman Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota sebagai Koordinator Penguatan SIDa merupakan pedoman yang dijadikan acuan
berbagai pihak untuk ikut serta dalam kegiatan Peningkatan Kapasitas BPPD, termasuk penyelenggara, tim independen (tim pendamping dan tim Monev), serta seluruh BPPD/lembaga litbang daerah. Dengan adanya pedoman ini diharapkan akan
mempermudah dan memperjelas proses peningkatan kapasitas BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota dalam menunjang penguatan SIDa.
17
LAMPIRAN - LAMPIRAN
18
LAMPIRAN 1.
FORMAT PROPOSAL DAN LEMBAR PENGESAHAN
FASILITASI PENINGKATAN KAPASITAS
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH
Tahun 2017
Kerjasama :
KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
dan
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
TAHUN 2017
19
Format Proposal
Cover
Lembar Pengesahan
Daftar Isi
Abstrak
BAB I. PENDAHULUAN
Bab pendahuluan :
1.1. Latar Belakang
1.2. Pernyataan Masalah;
1.3. Tujuan dan Sasaran dan Target Kegiatan:
Bagi BPPD berkinerja utama targetnya adalah tercapainya sasaran D yang ada di proposal mereka
Target Kegiatan:
Adanya landasan legal (peraturan Kepala Daerah tentang Penguatan SIDa), terimplemntasikanya Roadmap penguatan SIDa, terintegrasinya Roadmap SIDa ke dalam dokumen RPJMD) setiap aktifitas yang dilakukan berupa output yang terukur misalnya : Model Kolaborasi, Peraturan Gubernur, Surat Edaran Gubernur, Mekanisme/tata kelola komoditas unggulan daerah dalam kerangka Sistem Inovasi Daerah untuk hilirisasi.
1.4. Ruang Lingkup Kegiatan.
1.5. Metodologi meliputi cara dan tahapan yang dilakukan untuk mencapai tujuan, dengan FGD, Workshop, Seminar, pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM,
BAB II. KONDISI UMUM
2.1. Posisi BPPD/Balitbangda Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
2.2. Kondisi BPPD/Balitbangda saat ini, misalnya menggunakan Analisa SWOT atau analisis lainnya;
2.3. Sumberdaya yang dimiliki lembaga (enabling factor);
BAB III. RENCANA AKSI
3.1. Menjelaskan program yang akan diterapkan dan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh BPPD/Balitbangda dalam rangka peningkatan kapasitas dan kapabilitas sebagai Koordinator/Sekretaris Tim Koordinasi Penguatan SIDa di daerahnya. Kegiatan tersebut mencakup:
3.1.1. Pengembangan institusi: Pengorganisasian dan penguatan kelembagaan Tim Koordinasi SIDa, pengembangan SDM, sarana dan prasarana, pola manajemen, membangun jaringan dengan institusi lain, dll;
3.1.2. Koordinasi untuk membangun dan meningkatkan keterkaitan antara lembaga litbang dengan SKPD, Perguruan Tinggi, dan industri/UMKM (Supply-Demand Linkage) dalam rangka penguatan SIDa;
3.1.3. Kerjasama antar institusi baik nasional maupun internasional terkait litbang dalam rangka penguatan SIDa;
20
3.1.4. Rencana Strategis implementasi SIDa;
3.1.5. Penyusunan rencana tindak penguatan SIDa berdasarkan Roadmap yang disusun;
3.1.6. Penyusunan kebijakan penguatan SIDa (menyusun Peraturan Kepala Daerah tentang Penguatan SIDa).
3.1.7. Melakukan review RPJMD dalam rangka harmonisasi, sinergi dan integrasi dan implementasi Roadmap SIDa ke dalam RPJMD dan RKPD;
Format di atas harus mencakup hal-hal sebagai berikut:
o BPPD/Balitbangda merumuskan kondisi yang ingin dicapai dalam hal menjalankan perannya sebagai Koordinator/Sekretaris Tim Koordinasi Penguatan SIDa;
o BPPD/Balitbangda membuat perencanaan agar dapat menjalankan perannya sebagai Koordinator/Sekretaris Tim Koordinasi Penguatan SIDa baik dalam jangka pendek (1 tahun) maupun menengah (3 tahun);
o Peran BPPD/Balitbangda yang dimaksud di butir 1) mengacu pada PERBER Kemenristek No. 03 dan Kemendagri No.36 Tahun 2012;
o Terkait dengan PERBER Kemenristek No. 03 dan Kemendagri No.36 Tahun 2012, maka BPPD/Balitbangda wajib menjadikan dokumen Roadmap SIDa sebagai salah satu output di dalam proposal pengajuan fasilitasi ini;
o BPPD/Balitbangda wajib mencantumkan kegiatan “peningkatan kapasitas (capacity building) untuk mengimplementasikan SIDa” di dalam pengajuan proposal fasilitasi ini.
a. Cantumkan waktu pelaksanaan program dan kegiatan tersebut dalam tabel rencana pelaksanaan kegiatan;
b. Jelaskan rincian anggaran yang dibutuhkan untuk melaksanakan program dan kegiatan yang dimaksud. Bagi BPPD berkinerja utama wajib mencantumkan APBD Badan dan SKPD terkait program implementasi pelaksanaan SIDa.
BAB IV. HASIL YANG DIHARAPKAN (terkait kegiatan sebelum dan keberlanjutannya)
4.1. Sasaran/hasil akhir (output) yang akan dicapai (terkait kegiatan
sebelumnya);
4.2. Outcome dan impact dari program dan kegiatan yang dilaksanakan;
4.3. Cantumkan sasaran kegiatan yang akan dicapai per bulan.
Hasil akhir kegiatan ini akan dipakai sebagai salah satu indikator keberhasilan yang akan diukur pada saat tim melakukan monitoring dan evaluasi.
LAMPIRAN
SK pendirian Lembaga;
Profil Organisasi;
Daftar SDM;
Anggaran 3 (tiga) tahun terakhir (yang terkait pelaksanaan implementasi SIDa);
Pokok-pokok Program Kerja 3 (tiga) tahun terakhir.
21
Contoh halaman depan proposal (cover warna)
PROPOSAL
FASILITASI PENINGKATAN KAPASITAS
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA TAHUN 2017
(Judul Program Diusulkan terkait Implementasi SIDa)
...................................................................................................
LEMBAGA /INSTITUSI PENGUSUL
Alamat Lengkap dan Kode Pos/telepon/HP/Faksmile/e-mail
TANGGAL/BULAN/TAHUN
22
Contoh LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN
FASILITASI PENINGKATAN KAPASITAS
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA Tahun 2017
(Judul Diusulkan)
..........................................................................................................
Telah diperiksa dan disetujui untuk diusulkan dalam seleksi Peningkatan
Kapasitas BPPD Berkinerja Utama yang dilaksanakan oleh Kementerian
Riset,Teknologi dan Pendidikan Tinggi
..................,..........2017
Mengetahui;
Sekretaris Daerah Kepala BPPD/Kantor Litbang
TTD dan Stempel TTD dan Stempel
(.................................) (.................................)
23
Contoh Surat Permohonan
................,............................
Nomor : Lampiran : Perihal : Permohonan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun 2017. Kepada : Yth. Sekretariat Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota Direktorat Jenderal Kelembagaan IPTEK dan DIKTI Kementerian Riset,Teknologi dan Pendidikan Tinggi Gedung II BPPT Lantai 16 Jl. MH Thamrin No 8 Jakarta 10340
Bersama ini dengan hormat kami ajukan Permohonan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD/Balitbangda Provinsi/Kabupaten/Kota ............................. Tahun 2016. Berkenaan dengan hal tersebut , berikut kami sertakan juga formulir aplikasi berupa:
1. Proposal Fasilitasi Peningkatan Kapasitas dan Kapabilitas BPPD/Balitbangda 2. SK Pendirian Lembaga BPPD/Balitbangda 3. Profil Organisasi BPPD/Balitbangda 4. Daftar Personil BPPD/Balitbangda 5. Anggaran BPPD/Balitbangda 3 tahun terakhir dan anggaran penguatan SIDa 6. Pokok-pokok Program Kerja BPPD/Balitbangda 3 (tiga) tahun terakhir Kami bersedia mengikuti dan memenuhi segala persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih.
Hormat kami,
Kepala BPPD/Kantor Litbangda
(Nama Pimpinan Lembaga)
LOGO
LEMBAGA KOP SURAT PEMOHON
24
LAMPIRAN 2.
FORMAT LAPORAN KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN
FASILITASI PENINGKATAN KAPASITAS
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA TAHUN 2017
Kerjasama :
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
dan
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
TAHUN 2017
25
LAPORAN KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN
FASILITASI PENINGKATAN KAPASITAS
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
TAHUN 2017
(NAMA BPPD) ................................................................................................................
Cover
Daftar Isi
Daftar tabel (jika diperlukan)
Daftar Gambar (jika diperlukan)
Daftar Lampiran (jika diperlukan)
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan dan Sasaran
BAB II. LAPORAN FASILITASI PENINGKATAN KAPASITAS DAN KAPABILITAS BPPD
2.1. Rencana Capaian 2.2. Realisasi Capaian 2.3. Kendala dan tindak Lanjut 2.4. Rekomendasi
BAB III. LUARAN DAN DAMPAK
3.1. Luaran (Output dan Outcome) 3.2. Dampak (Impact)
BAB IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan 4.2. Rekomendasi
Lampiran
Lampiran I Laporan Pertanggungjawaban Anggaran
Lampiran II Dokumentasi
26
LAMPIRAN 3.
FORMAT LAPORAN AKHIR
FASILITASI PENINGKATAN KAPASITAS
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA TAHUN 2017
Kerjasama :
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
dan
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
TAHUN 2017
27
LAPORAN AKHIR
FASILITASI PENINGKATAN KAPASITAS
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
TAHUN 2017
(NAMA BPPD) ................................................................................................................
Cover
Ringkasan eksekutif
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar tabel (jika diperlukan)
Daftar Gambar (jika diperlukan)
Daftar Lampiran (jika diperlukan)
BAB I. PENDAHULUAN
1.3. Latar Belakang 1.4. Tujuan dan Sasaran
BAB II. LAPORAN FASILITASI PENINGKATAN KAPASITAS DAN KAPABILITAS BPPD
2.5. Rencana Capaian 2.6. Realisasi Capaian 2.7. Kendala dan tindak Lanjut 2.8. Rekomendasi
BAB III. LUARAN DAN DAMPAK
3.3. Luaran (Output dan Outcome) 3.4. Dampak (Impact)
BAB IV. PENUTUP
4.3. Kesimpulan 4.4. Rekomendasi
Lampiran
Lampiran I Laporan Pertanggungjawaban Anggaran
Lampiran II Dokumentasi
28
LAMPIRAN 4.
FORM CHECKLIST FACT FINDING
FASILITASI PENINGKATAN KAPASITAS
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA TAHUN 2017
Kerjasama :
KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
dan
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
TAHUN 2017
29
Form ChecklistFact Finding Fasilitasi Peningkatan Kapasitas
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun 2017
Nama Pemeriksa : ….......................................................................... Jabatan Pemeriksa : ............................................................................ Nama Lembaga Nominator : ............................................................................ Alamat : ….......................................................................... ............................................................................
Berilah tanda √ Posisi tanggal .............
No Dokumen Ketersediaan
Ya Tidak
1. 4. Print screenwebsite BPPD
2. 6. Surat Keputusan pengesahan Roadmap SIDa
3. 7. Surat Keputusan Program Penguatan SIDa
4. 8. Dokumen Kebijakan Strategis Daerah (Jakstrada) Iptek dan Agenda Riset Daerah (ARD)
5. 9. Keberadaan Standard Operation Procedure (SOP) untuk pelaksanaan kegiatan
6. 13.
Dokumen rekomendasi kebijakan yang dimanfaatkan oleh stakeholders selama 2 (dua) tahun terakhir
7. 15.
Dokumen Sosialisasi Regulasi/Kebijakan kelitbangan dalam 2 tahun terakhir
8. 16.
Dokumen anggaran BPPD dalam 2 tahun terakhir
Catatan :
Untuk BPPD Berkinerja Utama perlu melampirkan program penguatan implementasi SIDa yang telah dilakukan dan mencantumkan sudah berapa lama dilaksanakan serta mencantumkan output berupa apa.
30
LAMPIRAN 5. CONTOH FORM PERTANGGUNG JAWABAN. a.FORM SPPD lembar depan
31
b.Form SPPD lembar belakang
32
c. Form kwitansi SPPD
33
d.Form Daftar Pengeluaran Riil
34
e.Form Honor Narasumber
**Pejabat yang memberi perintah atau yang menanda tangan di setiap transaksi dapat di sesuaikan /diganti dengan pejabat yang ditunjuk di lembaga penerima dana fasilitasi selaku pejabat pembuat komitmen maupun pemegang kas.