isi prosiding fasilitasi apbd 2011_fix

27

Click here to load reader

Upload: gilang49

Post on 05-Aug-2015

41 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Isi Prosiding Fasilitasi APBD 2011_fix

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

mengamanatkan bahwa semua peraturan daerah tentang RTRW harus

disusun/disesuaikan paling lambat 2 tahun untuk provinsi dan 3 tahun untuk

kabupaten/kota sejak undang-undang tersebut ditetapkan (27 April 2007).

Penyusunan RTRW Provinsi dan Kabupaten/Kota beserta legalisasinya

merupakan bagian dari kegiatan penyelenggaraan penataan ruang yang kini menjadi

sebagian tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah. Hal ini sejalan dengan

amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah

Kabupaten/Kota, dimana pemerintah daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas

dalam mengatur dan mengelolah wilayahnya termasuk menyelenggarakan penataan

ruang.

Hingga kini, belum satupun RTRW di Provinsi Kalimantan Barat yang sudah

di-PERDA-kan. Oleh karena itu, pada Tahun Anggaran 2011 Pemerintah Provinsi

Kalimantan Barat melalui Satuan Kerja Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan

Barat memfasilitasi kegiatan percepatan rekomendasi substansi tingkat provinsi

untuk memperoleh rekomendasi gubernur sebelum dibahas di BKPRN (Badan

Koordinasi Penataan Ruang Nasional) untuk memperoleh persetujuan substansi dari

Menteri Pekerjaan Umum.

1.2 Maksud, Tujuan dan Sasaran

Maksud kegiatan ini adalah mempercepat penyelesaian Revisi RTRW

Kabupaten/Kota sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/17

Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten/Kota dan peraturan

perundang-undangan terkait lainnya.

1

Page 2: Isi Prosiding Fasilitasi APBD 2011_fix

Tujuan kegiatan ini adalah memfasilitasi percepatan rekomendasi substansi

tingkat provinsi untuk memperoleh rekomendasi gubernur agar dapat dibahas di

BKPRN untuk memperoleh persetujuan substansi dari Menteri Pekerjaan Umum.

Sasaran yang hendak dicapai adalah sebagai berikut:

a) Dilakukannya telaahan teknis terhadap substansi RTRW Kabupaten/Kota

berdasarkan peraturan perundangan bidang penataan ruang, RTRW

Nasional, RTRW Provinsi, termasuk RTRW Kabupaten/Kota yang

berbatasan;

b) Dilakukannya pemeriksaan kelengkapan RTRW sebelum dibahas di

BKPRD Provinsi (Raperda dan penjelasan, materi teknis, album peta,

berita acara konsultasi publik, berita acara kesepakatan dengan

kabupaten/kota yang berbatasan, dokumentasi, dan surat permohonan

rekomendasi bupati ke gubernur);

c) Diselenggarakannya pembahasan Raperda RTRW Kabupaten/Kota di

BKPRD Provinsi;

d) Dikeluarkannya Surat Rekomendasi Gubernur Kalimantan Barat.

1.3 Lingkup Wilayah

RTRW Kabupaten/Kota se-Provinsi Kalimantan Barat.

1.4 Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan ini meliputi:

a) Menelaah substansi RTRW Kabupaten/Kota berdasarkan peraturan

perundangan bidang penataan ruang, RTRW Nasional, RTRW Provinsi,

termasuk RTRW Kabupaten/Kota yang berbatasan;

b) Memeriksa kelengkapan RTRW sebelum dibahas di BKPRD Provinsi

(Raperda dan penjelasan, materi teknis, album peta, berita acara

konsultasi publik, berita acara kesepakatan dengan kabupaten/kota yang

berbatasan, dokumentasi, dan surat permohonan rekomendasi bupati ke

gubernur);

c) Menyelenggarakan pembahasan Raperda RTRW Kabupaten/Kota di

BKPRD Provinsi;

2

Page 3: Isi Prosiding Fasilitasi APBD 2011_fix

d) Mendorong percepatan dikeluarkannya Surat Rekomendasi Gubernur

Kalimantan Barat.

3

Page 4: Isi Prosiding Fasilitasi APBD 2011_fix

BAB II

TINJAUAN PERMENPU NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN

PERSETUJUAN SUBSTANSI DALAM PENETAPAN RAPERDA

TENTANG RTRW PROVINSI DAN RTRW KABUPATEN/KOTA

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11 Tahun 2009,

persetujuan substansi adalah persetujuan yang diberikan oleh Menteri yang

menyatakan bahwa materi muatan teknis rancangan peraturan daerah tentang rencana

tata ruang wilayah mengacu pada Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional serta kebijakan nasional,

dan rencana rinci tata ruang provinsi dan kabupaten/kota telah mengacu pada rencana

umum tata ruang, dengan tujuan untuk menjamin kesesuaian muatan peraturan

daerah, baik dengan ketentuan peraturan perundang-undangan maupun dengan

pedoman bidang penataan ruang.

Materi muatan teknis RTRW adalah isi dari rancangan peraturan daerah

tentang RTRW yang bersifat teknis, meliputi:

a) Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang;

b) Rencana Struktur Ruang;

c) Rencana Pola Ruang;

d) Penetapan Kawasan Strategis;

e) Arahan/Ketentuan Pemanfaatan Ruang; dan

f) Arahan/Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang.

Prosedur persetujuan substansi rancangan peraturan daerah tentang RTRW

merupakan tahapan kegiatan untuk memperoleh persetujuan substansi sejak

pengajuan oleh pemerintah daerah hingga persetujuan substansi yang diberikan oleh

Menteri sebelum rancangan peraturan daerah tentang RTRW diproses lebih lanjut

menurut ketentuan peraturan perundang-undangan. Prosedur persetujuan substansi

meliputi:

a) pengajuan rancangan peraturan daerah tentang RTRW;

b) evaluasi materi muatan teknis rancangan peraturan daerah tentang RTRW;

dan

4

Page 5: Isi Prosiding Fasilitasi APBD 2011_fix

c) persetujuan substansi rancangan peraturan daerah tentang RTRW.

Pengajuan rancangan peraturan daerah tentang rencana tata ruang provinsi

meliputi:

a) Penilaian sendiri. Dalam hal ini Pemerintah Provinsi melakukan penilaian

sendiri untuk menjamin kesiapan materi muatan teknis rancangan peraturan

daerah yang akan diajukan untuk mendapat persetujuan substansi;

b) Permintaan asistensi. Pemerintah Provinsi dan/atau DPRD Provinsi dapat

meminta asistensi kepada Kementerian Pekerjaan Umum untuk mendapatkan

masukan dalam penyusunan materi muatan teknis rancangan peraturan daerah

tentang RTRW Provinsi;

c) Pembinaan Teknis. Kementerian Pekerjaan Umum memberikan pembinaan

teknis kepada Pemerintah Provinsi dalam penyiapan rancangan peraturan

daerah provinsi tentang RTRW Provinsi hingga siap untuk diajukan

permohonan persetujuan substansi.

Pengajuan rancangan peraturan daerah tentang rencana tata ruang

kabupaten/kota meliputi:

a) Penilaian sendiri. Dalam hal ini Pemerintah Kabupaten/Kota melakukan

penilaian sendiri untuk menjamin kesiapan materi muatan teknis rancangan

peraturan daerah yang akan diajukan untuk mendapat rekomendasi dari

Gubernur;

b) Permintaan asistensi. Pemerintah Kabupaten/Kota dan/atau DPRD

Kabupaten/Kota dapat meminta asistensi kepada Pemerintah Provinsi

dan/atau Kementerian Pekerjaan Umum untuk mendapatkan masukan dalam

penyusunan materi muatan teknis rancangan peraturan daerah tentang RTRW

Kabupaten/Kota;

c) Pembinaan teknis. Kementerian Pekerjaan Umum memberikan pembinaan

teknis kepada Pemerintah Kabupaten/ Kota dalam penyiapan rancangan

peraturan daerah tentang RTRW Kabupaten/Kota hingga siap untuk diajukan

permohonan persetujuan substansi.

5

Page 6: Isi Prosiding Fasilitasi APBD 2011_fix

Evaluasi materi muatan teknis rancangan peraturan daerah tentang rencana

tata ruang provinsi meliputi:

a) Perkembangan permasalahan nasional dan hasil pengkajian implikasi

penataan ruang provinsi yang ditunjukkan dengan adanya analisis terhadap

isu-isu strategis nasional;

b) Upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi provinsi yang

ditunjukkan dengan adanya analisis pengembangan potensi ekonomi wilayah;

c) Keselarasan aspirasi pembangunan provinsi yang ditunjukkan dengan adanya

analisis kesesuaian rencana pembangunan provinsi dengan rencana

pembangunan nasional dan rencana pembangunan kabupaten/kota;

d) Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang ditunjukkan dengan

adanya analisis terhadap neraca penatagunaan tanah, neraca penatagunaan

sumber daya air, neraca penatagunaan udara, dan neraca penatagunaan

sumber daya alam lainnya;

e) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang ditunjukkan dengan

adanya analisis terhadap indikasi program jangka panjang;

f) Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi yang berbatasan yang ditunjukkan

dengan adanya analisis terhadap keterkaitan fungsional dengan wilayah

sekitar;

g) Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi yang ditunjukkan dengan

adanya penetapan kawasan strategis provinsi terkait di dalam Rencana Tata

Ruang Wilayah Provinsi; dan

h) Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota yang ditunjukkan dengan

adanya kesesuaian sistem provinsi dengan sistem kabupaten/kota.

Evaluasi materi muatan teknis rancangan peraturan daerah tentang rencana

tata ruang kabupaten/kota meliputi:

a) Perkembangan permasalahan nasional dan provinsi, serta hasil pengkajian

implikasi penataan ruang kabupaten/kota yang ditunjukkan dengan adanya

analisis terhadap isu-isu strategis nasional dan provinsi;

6

Page 7: Isi Prosiding Fasilitasi APBD 2011_fix

b) Upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

yang ditunjukkan dengan adanya analisis terhadap pengembangan potensi

ekonomi wilayah;

c) Keselarasan aspirasi pembangunan kabupaten/kota yang ditunjukkan dengan

adanya analisis terhadap kesesuaian rencana pembangunan nasional dan

rencana pembangunan provinsi dengan rencana pembangunan

kabupaten/kota;

d) Daya dukung dan daya tampung Iingkungan hidup yang ditunjukkan dengan

adanya analisis terhadap neraca penatagunaan tanah, neraca penatagunaan

sumber daya air, neraca penatagunaan udara, dan neraca penatagunaan

sumber daya alam Iainnya;

e) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang ditunjukkan dengan

adanya analisis terhadap indikasi program jangka panjang;

f) Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota yang berbatasan yang

ditunjukkan dengan adanya analisis terhadap keterkaitan fungsional dengan

wilayah sekitar; dan

g) Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten/Kota yang ditunjukkan

dengan adanya penetapan kawasan strategis kabupaten/kota di dalam

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota.

Untuk persetujuan substansi rancangan peraturan daerah tentang RTRW

Provinsi, Menteri Pekerjaan Umum memberikan persetujuan substansi terhadap

rancangan peraturan daerah tentang RTRW Provinsi dan menyampaikan surat

persetujuan substansi dengan dilampiri dokumen hasil evaluasi kepada Gubernur

dengan tembusan kepada Ketua BKPRN dan Menteri Dalam Negeri.

Untuk persetujuan substansi rancangan peraturan daerah tentang RTRW

Kabupaten/Kota, Menteri Pekerjaan Umum memberikan persetujuan substansi

terhadap rancangan peraturan daerah tentang RTRW Kabupaten/Kota dan

menyampaikan surat persetujuan substansi dengan dilampiri dokumen hasil evaluasi

kepada Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Gubernur, Ketua BKPRN, dan

Menteri Dalam Negeri. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan Gambar

2.2.

7

Page 8: Isi Prosiding Fasilitasi APBD 2011_fix

Gambar 2.1Proses Penetapan Raperda tentang RTRW Provinsi

8

Rapat Koordinasi

BKPRN (Berita Acara Rapat)

Pemeriksaan terhadap

Kelengkapan Dokumen

Persetujuan Substansi oleh

Menteri PU

Evaluasi Materi Muatan Teknis

Raperda tentang RTRW Provinsi

(oleh DJPR, Kem. PU

Pengajuan Raperda tentang RTRWP untuk

memperoleh persetujuan

substansi (Surat

Permohonan Persetujuan Substansi)

Disetujui oleh Gubernur dan DPRD

Provinsi

Evaluasi oleh Mendagri

Perda Provinsi tentang RTRW Provinsi

*) Surat Permohonan Persetujuan Substansi disampaikan oleh Gubernur dengan disertai Rancangan Perda Provinsi tentang RTRW Provinsi dan dokumen pendukung lainnya (dokumen materi teknis RTRW Provinsi dan Album Peta).**) Hasil Evaluasi :

1. Tabel Hasil Pemeriksaan Pencantuman Materi Muatan Teknis Raperda Provinsi tentang RTRW Provinsi dan kesesuaiannya dengan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN beserta rencana rincinya, pedoman penyusunan rencana tata ruang, dan peraturan perundang-undangan bidang penataan ruang lainnya.

2. Berita Acara Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Teknis BKPRN dalam Pembahasan Rancangan Perda Provinsi tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi.

Page 9: Isi Prosiding Fasilitasi APBD 2011_fix

Gambar 2.2Proses Penetapan Raperda tentang RTRW Kabupaten/Kota

9

Rapat Koordinasi

BKPRN (Berita Acara Rapat)

Pemeriksaan terhadap

Kelengkapan Dokumen

Persetujuan Substansi oleh

Menteri PU

Evaluasi Materi Muatan Teknis

Raperda tentang RTRW

Kab/Kota*** (oleh DJPR, Kem. PU)

Pengajuan Raperda tentang RTRW Kab/Kota untuk

memperoleh Rekomendasi

Gubernur* (Surat Permohonan

Rekomendasi)

Disetujui oleh Bupati/Walikota

dan DPRD Kab/Kota

Evaluasi oleh Mendagri

Perda Kab/Kota tentang RTRW

Kab/Kota

Pengajuan Raperda tentang RTRW Kab/Kota untuk

memperoleh Persetujuan

Substansi** (Surat Permohonan Persetujuan Substansi)

*)Surat Permohonan Persetujuan Substansi disampaikan oleh Gubernur dengan disertai Rancangan Perda (Provinsi tentang RTRW Provinsi dan dokumen pendukung lainnya (dokumen materi teknis RTRW Provinsi dan Album Peta).**)Hasil Evaluasi : 1. Tabel Hasil Pemeriksaan Pencantuman

Materi Muatan Teknis Raperda Provinsi tentang RTRW Provinsi dan kesesuaiannya dengan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN beserta rencana rincinya, pedoman penyusunan rencana tata ruang, dan peraturan perundang-undangan bidang penataan ruang lainnya.

2. Berita Acara Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Teknis BKPRN dalam Pembahasan Rancangan Perda Provinsi tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi.

Page 10: Isi Prosiding Fasilitasi APBD 2011_fix

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN FASILITASI

PERSETUJUAN SUBSTANSI RAPERDA KABUPATEN / KOTA

DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Sebagai salah satu tahapan guna melengkapi syarat penetapan peraturan

perda, masing-masing Raperda yang diajukan oleh kabupaten / kota akan dibahas

dalam forum BKPRD Provinsi guna melakukan persetujuan substansi dan

rekomendasi Gubernur Kalimantan Barat. Berikut dapat dilihat materi paparan yang

telah disampaikan serta hasil diskusi yang telah terjadi untuk masing-masing

kabupaten / kota.

3.1 Paparan

3.1.1 Kabupaten Bengkayang

Mengenai rencana struktur ruang di Kabupaten Bengkayang yang tertuang

dalam Raperda Rencana Tata Ruang Wilayahnya. Dimana Kota Jagoi Babang

sebagai Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN), Kota Bengkayang sebagai Pusat

Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp), serta Kota Seluas, Kota Ledo, Kota

Samalantan, dan Kota Sungai Duri sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL).

Berikutnya mengenai Jaringan Jalan Kolektor Primer Antara PKSN-Gerbang

Lintas Negara yang melintasi Kabupaten Bengkayang, yakni Jagoi Babang – Batas

Negara (ke Serikin/Bau). Sedangkan untuk Jaringan Jalan Kolektor Primer Antara

PKW – PKSN antara lain jalan Singkawang – Bengkayang serta Bengkayang – Jagoi

Babang. Mengenai Jaringan Jalan Kolektor Primer Antar-PKW dan Antara PKW dan

PKWp/PKL ada di Jalan Simpang Tiga – Bengkayang. Dan untuk Jaringan Jalan

Kolektor Primer Strategis Nasional yakni Jalan Paralel Perbatasan Jagoi Babang –

Entikong. Jaringan Jalan Kolektor Primer yang Menghubungkan Antara Ibukota

Provinsi dengan Kota/Ibukota Kabupaten terapat di jalan Sambas – Ledo, Sambas –

Bengkayang, Sidas – Simpang Tiga, dan Bengkayang – Ngabang.

Untuk Terminal angkutan penumpang di Kabupaten Bengkayang terdapat

terminal tipe B (antar kota dalam provinsi). Sedangkan untuk Jaringan

perkeretaapian dilintasi rencana jaringan dari Pontianak-Sungai Duri-Pemangkat-

10

Page 11: Isi Prosiding Fasilitasi APBD 2011_fix

Sambas-Bengkayang-Landak. Terminal khusus untuk kepentingan bongkar muat

batubara di Tanjung Gundul di Kecamatan Sungai Raya Kepulauan Kabupaten

Bengkayang. Bandar udara pengumpan (status provinsi) di Sanggau Ledo, Bandar

udara pengumpan yang dikembangkan untuk menunjang fungsi ibukota kabupaten

yang ditetapkan sebagai PKWp agar mampu berfungsi sebagai PKW pada masa

rencana yaitu Bandar Udara Bengkayang.

Pembangunan jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Natuna –

Tanjung Api – Pontianak – Palangkaraya, yakni PLTMH Merasap-Bengkayang 1,5

MW di Kec. Tujuh Belas, PLTU 1 Kalbar-Parit Baru 2 X 50 MW di Kota Sungai

Raya, dan PLTU 2 Pantai Kura 2 X 27,5 MW di Tj. Gundul. Jaringan transmisi

tegangan tinggi berupa jaringan saluran udara tegangan tinggi (SUTT). Untuk

Daerah Rawa (DR) Provinsi yakni Sei. Keran sekitar 1.000 Ha sedangkan Daerah

Irigasi (DI) Provinsi Madi 1.120 Ha;

Mengenai substansi Pola Ruang di Kabupaten Bengkayang, Kawasan

Lindung Nasional di Kabupaten Bengkayang terdapat di Kawasan Cagar Alam Niut-

Penrissen, dan Kawasan Taman Wisata Alam Laut Bengkayang. Sedangkan

Kawasan Lindung Provinsi, antara lain Kawasan sempadan pantai dengan lebar jalur

paling sedikit 100 (seratus) meter dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat,

Kawasan rawan gelombang pasang, Kawasan rawan banjir, Kawasan rawan abrasi,

dan Kawasan terumbu karang. Untuk Kawasan Budidaya Provinsi yang terdapat di

Kabupaten Bengkayang, antara lain Kawasan Industri di Sungai Raya Kepulauan dan

Kawasan Peruntukan Pertahanan-Keamanan.

Sedangkan materi terakhir terkait Kawasan Strategis Nasional (KSN) di Kab.

Bengkayang yakni Kawasan Perbatasan Darat Republik Indonesia dan Kawasan

Pengembangan Ekonomi Terpadu Khatulistiwa.

3.1.2 Kabupaten Sambas

Mengenai rencana struktur ruang di Kabupaten Sambas yang tertuang dalam

Raperda Rencana Tata Ruang Wilayahnya. Dimana Kota Temajuk (Kec. Paloh) dan

Kota Aruk (Kec. Sajingan Besar) sebagai Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN).

Kota Sambas sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Kota Liku, Kota Sekura,

11

Page 12: Isi Prosiding Fasilitasi APBD 2011_fix

Kota Sentebang, Kota Tebas, Kota Pemangkat, dan Kota Selakau sebagai Pusat

Kegiatan Lokal (PKL).

Berikutnya mengenai Jaringan Jalan Arteri Primer ada di jalan Singkawang –

Pemangkat – Tebas – Sambas. Untuk Jaringan Jalan Kolektor Primer (K2) teradapat

di jalan Sambas – Tanjung Harapan – Tanjung – Aruk (perbatasan Malaysia), jalan

Tanjung Harapan – Teluk Kalong – Tanah Hitam – Sungai Sumpit – Temajuk

(perbatasan Malaysia), serta jalan Sambas – Subah – Ledo; dan jalan Tebas –

Sentebang – Tanah Hitam.

Untuk Terminal angkutan penumpang tipe B di Kota Pemangkat, Kota

Sambas, dan Kota Aruk (antar kab/kota dalam provinsi). Untuk Jaringan kereta api

umum ada di rencana jaringan dari Pontianak – Sungai Pinyuh – Mempawah –

Singkawang – Pemangkat, dan Sambas dengan Stasiun kereta api di Kota Sambas.

Untuk Pelabuhan pengumpul yang merupakan pelabuhan nasional yaitu Pelabuhan

Merbau Paloh dan Pelabuhan Sintete. Pelabuhan pengumpan yang merupakan

pelabuhan regional/lokal yaitu Pelabuhan Temajuk Paloh dan Pelabuhan Pemangkat

dan Terminal khusus untuk kepentingan pendistribusian gas di Tanjung Api

Kecamatan Paloh. Sedangkan untuk Bandar udara pengumpul dengan skala

pelayanan tersier yaitu Bandar Udara Paloh di Kota Liku.

Mengenai Jaringan distribusi pipa minyak dan gas bumi berupa pengolahan

gas di Tanjung Api serta pembangunan jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi:

Natuna – Tanjung Api – Pontianak – Palangkaraya. Dan Pembangkit tenaga listrik:

PLTMH Pancarek-Sajingan (2 X 0,4 MW) di Aruk serta PLTMH Merasap – Aruk

(1,5 MW) di Kec. Sajingan. Jaringan transmisi tegangan tinggi berupa jaringan

saluran udara tegangan tinggi (SUTT).

Untuk Sistem prasarana sumber daya air Nasional, terdiri atas CAT lintas

negara di Paloh serta Daerah Rawa (DR) Nasional di Segarau, Jawai Laut, Pimpinan

Komplek, Simpang Empat, Tebas Komplek, Sebangkau, Jawai, Lela, Tekarang,

Sebawi, Malek Nibung, Selakau Sungai Wie, Pemangkat Komplek, Sarang Burung

Komplek, Sebubus Komplek, dan Semelagi Komplek dengan luas > 3.000 Ha.

Sedangkan untuk Sistem jaringan prasarana sumber daya air provinsi, terdiri atas WS

lintas kabupaten/kota, antara lain WS Sambas (meliputi DAS Paloh, DAS Sambas,

DAS Sebangkau, dan DAS Selakau), CAT Sambas dan DR Provinsi di Seranggam

12

Page 13: Isi Prosiding Fasilitasi APBD 2011_fix

Komplek, Buduk Sempadang, Selakau-SebangkauSei. Daun, Serunai Komplek,

Seburing, Sei. Nyirih, Semperiuk, Tebas Komplek, Serindang Komplek, Batu Mak

Jaga, Sebawi, dan Sebubus dengan luas > 1.000 Ha.

Mengenai pola ruang, Kawasan Lindung Nasional di Kabupaten Sambas

terdapat di Kawasan Kawasan Suaka Alam Laut (SAL) Sambas dan Kawasan Taman

Wisata Alam (TWA) Belimbing, TWA Asuansang, TWA Dungan, dan TWA

Gunung Melintang. Untuk Kawasan Lindung Provinsi, antara lain Kawasan

sempadan pantai dengan lebar jalur paling sedikit 100 m dari titik pasang air laut

tertinggi ke arah darat, Kawasan sempadan sungai besar (WS Sambas), Kawasan

sekitar danau atau waduk, Kawasan rawan gelombang pasang, dan Kawasan rawan

abrasi.

Sedangkan untuk Kawasan Budidaya Provinsi, antara lain Kawasan

perikanan, kelautan, dan pulau-pulau kecil serta Pelabuhan Perikanan Nusantara

(PPN) di Kota Pemangkat dan sekitarnya dan Kawasan industri di Semparuk dan

kawasan industri khusus pertambangan di Tanjung Api. Untuk Kawasan Strategis

Nasional (KSN) di Kab. Sambas, yakni Kawasan Perbatasan Darat Republik

Indonesia dan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Khatulistiwa.

3.1.3 Kubu Raya

Mengenai rencana struktur ruang di Kabupaten Kubu Raya yang tertuang

dalam Raperda Rencana Tata Ruang Wilayahnya. Dimana Kawasan Perkotaan

Sungai Raya-Sungai Ambawang sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp)

dan Kota Sungai Kakap, Rasau Jaya, Kubu, dan Batu Ampar sebagai Pusat Kegiatan

Lokal (PKL).

Berikutnya mengenai Jaringan Jalan Arteri Primer ada di jalan Pontianak –

Tayan, Jaringan Jalan Kolektor Primer (K2) ada di Sungai Durian – Rasau Jaya. Dan

Jaringan Jalan Kolektor Primer (K3) ada di Pontianak – Sungai Kakap. Untuk

Terminal Angkutan Penumpang Tipe A di Sungai Raya. Terminal Angkutan

Penumpang Tipe B di Sungai Raya (Sungai Durian). Untuk Jaringan Kereta Api

Umum rencananya akan melintasi Pontianak – Tayan. Untuk Bandar Udara

Pengumpul Dengan Skala Pelayanan Sekunder yaitu Bandar Udara Supadio di Kota

Sungai Raya.

13

Page 14: Isi Prosiding Fasilitasi APBD 2011_fix

Jaringan Distribusi Pipa Minyak dan Gas Bumi: Natuna – Tanjung Api –

Pontianak – Palangkaraya. Pembangkit Tenaga Listrik: PLTU 1 Kalbar-Parit Baru (2

X 50 MW) di Kota Sungai Raya. Jaringan Transmisi Tegangan Tinggi Berupa

Jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT). Untuk Sistem Prasarana Sumber

Daya Air Nasional, terdiri atas Daerah Rawa (DR) Nasional di Kapuas Kecil I,

Kapuas Kecil II, Kapuas Kecil III, Jawi - Kalimas – Betutu, Rasau

JayaI,II,III,IV(Bintang Mas), Sungai Bulan, Pinang Komplek, Olak Olak Kubu,

Punggur- Selat Kering, Radak I + II, Sungai Nipah, Sungai Selamat Seruat, Jangkang

I + II, Tebang Kacang, Terentang, Nipah Panjang - Teluk Nibung, Teluk Batang II/1

- II/3, Dabung SP II, Terentang Hulu, Dabung, Sungai Asam Bengkarek, Kubu

Komplek (Kelang, Tl. Nangka, Sungai Terus), Sei Ambawang, Teluk Pakedai, Air

Putih, dan Mendawak Linda dengan luas > 3.000 Ha.

Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air Provinsi, terdiri atas: DR

Provinsi di Punggur, Air Putih, dan Ambangah dengan luas > 1.000 Ha. Sistem

Jaringan Air Minum Provinsi, terdiri atas Intake air baku di Kabupaten Kubu Raya;

dan Jaringan pipa transmisi air baku melalui Kabupaten Kubu Raya dan Kota

Pontianak. Pengembangan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Regional di Kawasan

Metropolitan Pontianak. Sistem Pengolahan Air Limbah Industri dan Pengolahan

Limbah Rumah Tangga dengan menggunakan on site treatment atau off site

treatment di Kota Sungai Raya.

Mengenai substansi pola ruang di Kabupaten Kubu Raya Kawasan Lindung

Provinsi, antara lain Kawasan sempadan pantai dengan lebar jalur paling sedikit 100

m dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat, Kawasan sekitar danau atau

waduk, Kawasan rawan gelombang pasang; dan Kawasan rawan abrasi. Kawasan

Strategis Provinsi (KSP) di Kab. Kubu Raya untuk Kepentingan Pertumbuhan

Ekonomi ada di Kawasan Metropolitan Pontianak meliputi Kota Pontianak dan

Kawasan Perkotaan Sungai Raya-Sungai Ambawang dengan sektor unggulan

perdagangan dan jasa, industri, dan pariwisata.

3.1.4 Kota Pontianak

Mengenai rencana struktur ruang di Kota Pontianak yang tertuang dalam

Raperda Rencana Tata Ruang Wilayahnya. Dimana Kota Pontianak sebagai Pusat

14

Page 15: Isi Prosiding Fasilitasi APBD 2011_fix

Kegiatan Nasional (PKN). Untuk Jaringan Jalan Arteri Primer, yakni jalan Batas

Kota Pontianak – Sungai Pinyuh (eksisting), Jln. Katulistiwa, Jln. Gst. Situt

Mahmud, Jln. Sultan Hamid II (Jln. Perintis Kemerdekaan), Jln. Kom. Yos Sudarso,

Jln. Pak Kasih, Jln. Rahadi Usman, Jln. Tanjungpura, Jln. Pahlawan, Jln. Veteran,

Jln. Ahmad Yani, dan Jln. Ya' M. Sabran (eksisting), jalan Batas Kota Pontianak –

Tayan (eksisting). Dan Jaringan Jalan Kolektor Primer (K3) Pontianak – Sungai

Kakap.

Terminal Angkutan Penumpang Tipe B di (Batu Layang). Terminal

Angkutan Barang (Terminal Truk) di sekitar kawasan pergudangan/pelabuhan laut.

Jembatan Timbang dan Unit Pengujian Kendaraan Bermotor. Jaringan Kereta Api

Umum terdiri dari Lintas Utara: Pontianak – Sungai Pinyuh – Mempawah –

Singkawang – Pemangkat – Sambas Lintas Timur: Pontianak – Ngabang – Sosok –

Sanggau – Sekadau – Sintang – Putussibau, Lintas Tengah: Pontianak – Tayan; dan

Stasiun Kereta Api di Kota Pontianak. Untuk Pelabuhan Utama (Pelabuhan

Internasional) di Kota Pontianak.

Jaringan Distribusi Pipa Minyak dan Gas Bumi di Natuna – Tanjung Api –

Pontianak – Palangkaraya. Pembangkit Tenaga Listrik di PLTU Parit Berkat (2 X 25

MW). Sistem Prasarana Sumber Daya Air Nasional Wilayah Sungai (WS) Strategis

Nasional di WS Kapuas, Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air Provinsi

Sistem jaringan air minum berupa jaringan pipa transmisi air baku melalui Kab.

Kubu Raya dan Kota Pontianak. Sistem Prasarana Persampahan berupa

pengembangan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Regional di Kawasan Metropolitan

Pontianak. Sistem Prasarana dan Sarana Sanitasi berupa sistem pengolahan air

limbah industri dan pengolahan limbah rumah tangga dengan menggunakan on/off

site treatment.

Untuk Substansi Pola Ruang, Kawasan Lindung Provinsi di Kota Pontianak,

antara lain Kawasan sempadan sungai besar di WS Kapuas dan Kawasan rawan

gelombang pasang. Sedangkan Kawasan Budidaya Nasional, meliputi Kawasan

Andalan Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan pertanian, perikanan,

industri, dan pariwisata dan Kawasan Andalan Laut Pontianak dengan sektor

unggulan perikanan dan pariwisata. Kawasan Budidaya Provinsi, antara lain

Kawasan industri di Kota Pontianak Kawasan pariwisata di Kawasan Metropolitan

15

Page 16: Isi Prosiding Fasilitasi APBD 2011_fix

Pontianak dan sekitarnya dan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) untuk

menunjang pengembangan kawasan perikanan, kelautan, dan pulau-pulau Kecil.

Untuk Kawasan Strategis Nasional (KSN) di Kota Pontianak untuk

Kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi adalah

Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Pontianak. Sedangkan Kawasan Strategis

Provinsi (KSP) di Kota Pontianak untuk Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi adalah

Kawasan Metropolitan Pontianak meliputi Kota Pontianak dan Kawasan Perkotaan

Sungai Raya-Sungai Ambawang dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa,

industri, dan pariwisata.

3.1.5 Kabupaten Pontianak

Mengenai rencana struktur ruang di Kabupaten Pontianak yang tertuang

dalam Raperda Rencana Tata Ruang Wilayahnya. Dimana Kota Mempawah sebagai

Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Kota Sungai Kunyit, Sungai Pinyuh, dan

Anjongan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Untuk substansi mengenai Jaringan

Jalan Arteri Primer di Kabupaten Pontianak ada di Jalan Pontianak – Sungai Pinyuh

(eksisting) dan Jalan Sungai Pinyuh – Mempawah – Sungai Duri – Singkawang -

Pemangkat – Tebas – Sambas. Untuk Jaringan Jalan Kolektor Primer (K1) ada di

Jalan Sungai Pinyuh – Anjongan – Sidas – Ngabang – Sosok dan Anjongan –

Simpang Tiga – Bengkayang.

Untuk substansi terkait Terminal Angkutan Penumpang Tipe B di Sungai

Pinyuh dan Mempawah, sedangkan Terminal Angkutan Barang (Terminal Truk)

yang lokasinya di dekat pergudangan/pelabuhan laut/pos lintas batas negara di

Sungai Kunyit. Untuk Jaringan Kereta Api Umum Lintas Utara: Pontianak – Sungai

Pinyuh – Mempawah – Singkawang – Pemangkat – Sambas dan Lintas Tengah:

Sungai Pinyuh – Ngabang. Jaringan Kereta Api Khusus Untuk Kepentingan Kegiatan

Pertambangan di Toho – Sungai Kunyit, dan Stasiun Kereta Api di Mempawah dan

Sungai Pinyuh.

Pelabuhan Utama (Pelabuhan Internasional) yaitu Pelabuhan Pontianak di

Kota Pontianak dan Terminal Temajok sebagai bagian dari Pelabuhan Pontianak

yang dikembangkan di Kec. Sungai Kunyit. Pelabuhan Pengumpan (Pelabuhan

Regional/Lokal) di Mempawah. Untuk Jaringan Distribusi Pipa Minyak dan Gas

16

Page 17: Isi Prosiding Fasilitasi APBD 2011_fix

Bumi di Natuna – Tanjung Api – Pontianak – Palangkaraya, dan Pembangkit Tenaga

Listrik di PLTU Gambut Mempawah (3 x 67 MW) di Mempawah.

Sistem Prasarana Sumber Daya Air Nasional Daerah Rawa (DR) Nasional di

Sei Pinyuh Komplek, Sei Kunyit Komplek, Mempawah Komplek, Jungkat Komplek,

dan Penepat Komplek dengan luas ≥ 3.000 Ha. Sistem Jaringan Prasarana Sumber

Daya Air Provinsi terbagi 3, yakni Wilayah Sungai (WS) Lintas Kabupaten/Kota di

Mempawah (meliputi DAS Lemukutan, DAS Karimunting, DAS Raya, DAS Duri,

DAS Mempawah, dan DAS Pinyuh), DR di Pinyuh Komplek, Siantan Komplek,

Segedong Komplek, Kunyit Komplek, dan Kampung Pasir dengan luas ≥ 1.000 Ha,

dan Daerah Irigasi (DI) di Toho Komplek dan Anjungan Komplek dengan luas ≥

1.000 Ha.

Untuk substansi pola ruang, Kawasan Lindung Provinsi yang ada di

Kabupaten Pontianak antara lainKawasan sempadan pantai dengan lebar jalur paling

sedikit 100 m dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat, kawasan sempadan

sungai besar di WS Mempawah (meliputi Sungai Raya, Sungai Duri, Mempawah,

dan Sungai Peniti), Kawasan rawan gelombang pasang/banjir dan Kawasan rawan

abrasi. Untuk substansi Kawasan Budidaya Provinsi, antara lain Kawasan perikanan,

kelautan dan pulau-pulau kecil di Mempawah dan Sekitarnya, Kawasan industri dan

kawasan industri khusus pertambangan di Sungai Kunyit dan untuk menunjang

pengembangan kawasan perikanan, kelautan, dan pulau-pulau Kecil, dikembangkan

Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) di Mempawah.

Sementara itu Kawasan Strategis Nasional (KSN) di Kab. Pontianak untuk

Kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi ada di

Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Pontianak. Dan Kawasan Strategis Provinsi

(KSP) di Kab. Pontianak untuk Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi ada di Kawasan

Pelabuhan Utama di Kecamatan Sungai Kunyit dan Sekitarnya dengan sektor

unggulan industri dan Kawasan pertambangan bauksit.

3.1.6 Kabupaten Kayong Utara

Mengenai rencana struktur ruang di Kabupaten Pontianak yang tertuang

dalam Raperda Rencana Tata Ruang Wilayahnya. Dimana Kawasan Perkotaan

Sukadana-Teluk Melano sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) dan Kota

17

Page 18: Isi Prosiding Fasilitasi APBD 2011_fix

Teluk Batang sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Untuk Jaringan Jalan Arteri

Primer ada di jalan Simpang Dua – Teluk Melano – Teluk Batang. Jaringan Jalan

Kolektor Primer (K1) ada di Jalan Nanga Tayap – Siduk dan Ketapang – Siduk –

Sukadana – Teluk Melano.

Untuk Terminal Angkutan Penumpang Tipe B di Teluk Melano dan

Sukadana. Pelabuhan Pengumpan yang akan dikembangkan menjadi pelabuhan

pengumpul di Pelabuhan Teluk Batang. Pelabuhan Pengumpan yang merupakan

pelabuhan regional/lokal di Sukadana dan Kuala Satong. Bandar Udara Pengumpan

yang dikembangkan untuk menunjang fungsi ibukota kabupaten yang ditetapkan

sebagai PKWp agar mampu berfungsi sebagai PKW pada masa rencana yaitu Bandar

Udara Sukadana. Pembangkit Tenaga Listrik di PLTU Sukadana-Ketapang (2 X 10

MW) di Sukadana. Sistem Prasarana Sumber Daya Air Nasional Daerah Rawa (DR)

Nasional di Teluk Batang dan Padu Banjar dengan luas ≥ 3.000 Ha. Sistem Jaringan

Prasarana Sumber Daya Air Provinsi DR Provinsi di Mata-Mata, Rantau Panjang,

dan Siduk dengan luas ≥ 1.000 Ha dan Daerah Irigasi (DI) Provinsi di Sedahan

Komplek dengan luas ≥ 1.000 Ha.

Mengenai substansi Pola Ruang, untuk Kawasan Lindung Nasional di Kab.

Kayong Utara ada di Kawasan Cagar Alam Laut di Kepulauan Karimata dan

Kawasan Taman Nasional di Gunung Palung. Kawasan Lindung Provinsi di Kab.

Kayong Utara, antara lain Kawasan sempadan pantai dengan lebar jalur paling

sedikit 100 m dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat, Kawasan rawan

gelombang pasang, Kawasan rawan abrasi dan Kawasan terumbu karang. Kawasan

Budidaya Provinsi di Kab. Kayong Utara, antara lain Kawasan peruntukan

perikanan, kelautan dan pulau-pulau kecil di Pulau Maya dan sekitarnya dan Selat

Karimata dan sekitarnya, Kawasan peruntukan industri di Teluk Batang, Kawasan

peruntukan pariwisata di Gunung Palung dan sekitarnya dan Pulau Karimata dan

Sekitarnya, untuk menunjang pengembangan kawasan perikanan, kelautan, dan

pulau-pulau kecil, dikembangkan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) di Teluk

Batang. (usulan PP Pantai-DKP KKU-Santun). Sedangkan Kawasan Strategis

Provinsi (KSP) di Kab. Kayong Utara untuk Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung

Lingkungan Hidup adalah Kawasan Strategis Ekosistem Gunung Palung berada di

Kab. Kayong Utara dan Kab. Ketapang.

18