fasilitasi yang efekif

138

Upload: debit-losong

Post on 31-Jan-2016

88 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Pelatihan Masyarakat

TRANSCRIPT

Page 1: Fasilitasi Yang Efekif
Page 2: Fasilitasi Yang Efekif

1Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Fasilitasi yang Efektif

Buku Pegangan Fasilitator

Local Governance Support ProgramTraining and Participation

2009

Page 3: Fasilitasi Yang Efekif

2 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Fasilitasi yang Efektif – Buku Pegangan FasilitatorBuku lain pada Seri Teknologi pelatihan ini:1.Metode-metode Dasar Fasilitasi - Panduan Fasilitator2.Mendesain Kegiatan Interaktif - Buku Pegangan Fasilitator3.Permainan Kreatif untuk Mendukung Kegiatan/Pelatihan Partisipatif - Referensi

Fasilitator4.Menyiapkan Kegiatan/Pelatihan Partisipatif - Referensi Fasilitator

Tentang LGSP

Local Governance Support Program (LGSP) memberikan bantuan teknis guna mendukungkedua sisi dalam tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di Indonesia. Bagipemerintah daerah, LGSP membantu meningkatkan kompetensi pemerintah dalammelaksanakan tugas-tugas pokok di bidang perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi, meningkatkan kemampuan dalam memberikan pelayanan yang lebih baik serta mengelolasumber daya. Bagi DPRD dan organisasi masyarakat, LGSP memberi bantuan untukmemperkuat kapasitas mereka agar dapat melakukan peran-peran perwakilan, pengawasandan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.

LGSP bekerja di lebih dari 60 kabupaten dan kota di sembilan provinsi di Indonesia: NanggroeAceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, JawaTimur, Sulawesi Selatan dan Papua Barat.

Buku ini terwujud berkat bantuan yang diberikan oleh United States Agency forInternational Development (USAID) berdasarkan kontrak dengan RTI International nomor497-M-00-05-00017-00, mengenai pelaksanaan Local Governance Support Program (LGSP)di Indonesia. Pendapat yang tertuang di dalam laporan ini tidak mencerminkan pendapatdari USAID.

Program LGSP dilaksanakan atas kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional(BAPPENAS), Departemen Dalam Negeri, Departemen Keuangan, pemerintah daerah danorganisasi masyarakat dalam wilayah provinsi mitra LGSP. Program LGSP didanai oleh USAID dan dilaksanakan oleh RTI International berkolaborasi dengan International City/County Management Association (ICMA), Democracy International (DI), ComputerAssisted Development Incorporated (CADI) dan Indonesia Media Law and Policy Centre(IMLPC). Program dilaksanakan mulai 1 Maret 2005 dan berakhir 30 September 2009.

Informasi lebih lanjut tentang LGSP hubungi:

Bursa Efek Indonesia, Gedung 1, lantai 29 Jl. Jend. Sudirman, kav. 52-53 Jakarta 12190

Telephone: +62 (21) 515 1755Fax : +62 (21) 515 1752email : [email protected] : www.lgsp.or.id

Dicetak di Indonesia.

Publikasi ini didanai oleh USAID. Sebagian atau seluruh isi buku ini, termasuk ilustrasinya, bolehdiperbanyak, direproduksi atau diubah dengan syarat disebarkan secara gratis.

Page 4: Fasilitasi Yang Efekif

3Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Abstraksi

iii

Buku panduan ini disusun sebagai buku pegangan bagi peserta pelatihanFasilitasi yang Efektif, dan juga dapat dimanfaatkan oleh siapapun yangingin menjadi fasilitator. Isi buku ini diharapkan dapat membantu parafasilitator atau calon fasilitator agar dapat menjadi fasilitator yang efektif.

Disamping berisi petunjuk praktis tentang cara menggunakan metode-metode dasar partisipasi, buku ini juga menyajikan prinsip dan teori yangmendasarinya. Metode-metode yang diperkenalkan telah dikembangkan,diuji cobakan, dan diterapkan di beberapa daerah mitra LGSP. Hasilnya,ditambah dengan hasil studi literatur, telah memperkaya panduan ini.

Tujuan dibuatnya panduan ini adalah, agar fasilitator dan calon fasilitatordapat mengetahui prinsip dasar fasilitasi. Antara lain berkaitan denganproses belajar, metode dasar partisipatif, dan bagaimanamempraktekkannya. Secara detil topik-topik yang ada meliputi:

Potret diri (mengetahui kemampuan sebagai fasilitator dansebagai pribadi).Pengetahuan dasar bagi fasilitator (teori belajar, gaya belajar,membedakan pendekatan pedagogi dangan andragogi,mengelola kreativitas).Peran dan sikap fasilitator.Keterampilan dasar fasilitator (termasuk keterampilanmemandu disksusi).Metode membangun konsensus (lokakarya)Mengelola dinamika kelompok.Metode membuat perencanaan.Beberapa tips untuk fasilitator .

Fasilitasi merupakan ilmu yang terus berkembang dari waktu ke waktu.Karenanya pemakai buku ini diharapkan juga dapat mengembangkanteknik dan metode fasilitasinya sendiri.

iii

Page 5: Fasilitasi Yang Efekif

4 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Abstrack

This book is prepared as a guidance for participants of the EffectiveFacilitation Training and could also be used by others who wish to to befacilitators. The content will help them become effective facilitators.

The content covers practical tips on basic participation methods, theprinciples and theory behind those methods. The methods introducedhad been developed, pilot tested and implemented in some LGSP regionalpartners. The result, combined with literature study, has enriched theoverall content of this manual

The objective of this book is to introduce the basic principles of facilitation,how facilitation relates to learning process, three basic participatorymethods and how to do them. The topics include:

• Self portrait (knowing the level of one’s facilitation skills as well aspersonality )

• Basic knowledge for a facilitator (learning theory, learning styles,pedagogical and andragogical models, managing creativity).

• Roles of a facilitator.• Basic skills of a facilitator (including how to conduct discussion).• Workshop method (how to build a consensus)• Managing group dynamics.• Action planning method (how to develop a plan)• Useful tips for a facilitator.

Facilitation is a dynamic skill and will continuously evolve over time.Therefore, the readers of this book are also expected to make advancedevelopment in the methods and techniques of their own facilitation.

iv

Page 6: Fasilitasi Yang Efekif

5Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Daftar Isi

v

Page 7: Fasilitasi Yang Efekif

6 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Local Governance Support Program (LGSP) merupakan sebuah programbantuan bagi pemerintah Republik Indonesia yang diberikan oleh United StatesAgency for International Development (USAID). Program tersebut mencakupbantuan teknis di bidang perencanaan partisipatif, penganggaran berbasis kinerja,peningkatan pelayanan publik, dan penguatan DPRD serta masyarakat sipil. Dalamkerangka tersebut LGSP bekerjasama dengan mitra-mitra dari pemerintah daerah,DPRD, media dan organisasi masyarakat, yang tersebar di Provinsi NanggroeAceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah,Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Papua Barat.

Dimulainya desentralisasi tahun 2001, sebagai pengejawantahan reformasi,merupakan perwujudan dari komitmen Indonesia menuju pemerintahan daerahyang demokratis dan pembangunan yang berkelanjutan. Dikeluarkannya Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah menjadi penanda terbukanya kesempatanluas bagi kreasi pembangunan daerah dan partisipasi warga yang lebih besardalam tata kelola pemerintahan. Sejak awal penerapan kebijakan tersebut,masyarakat dan pemerintah daerah telah menjawab dengan antusias dankreativitas yang luar biasa melalui interaksi dalam pertemuan-pertemuan yangdilaksanakan secara partisipatif, hingga menghasilkan capaian dan inovasi yangluar biasa pula.

Sebagai bentuk dukungan dari Program Local Governance Strengthening,guna mewujudkan pelaksanaan proses pemerintahan yang partisipatif selamahampir empat tahun (2006-2009),Tim Training and Publications (TP) LGSP telahmelaksanakan program pelatihan fasilitator di lebih dari 60 kabupaten dan kotadi daerah LGSP untuk mengembangkan dan meningkatkan kapasitas para mitradi daerah dalam memfasilitasi proses-proses pertemuan dengan lebih partisipatif.Metode dan prinsip-prinsip dasar partisipasi yang disebarkan melalui berbagaipelatihan dan bantuan teknis tersebut telah didokumentasikan dalam buku ini.Dengan demikian kami berharap lebih banyak lagi pihak yang dapatmemanfaatkannya dan penyebaran virus-virus partisipasi ini bisa menjadi lebihluas lagi.

Perkenankan kami untuk menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada mitra-mitra konsultan dan perguruan tinggi sebagai serviceproviders, para mitra dari pemerintah daerah, DPRD serta LSM sebagai strategicpartners di lapangan dan para tenaga ahli yang telah melaksanakan program ini.Kami berharap program seperti ini akan sukses di masa yang akan datang

Februari 2009

Judith EdstromChief of PartyUSAID-LGSPRTI International

Yoenarsih Nazar Training and Publications Advisor

USAID-LGSP RTI International

Kata Pengantar

vi

Page 8: Fasilitasi Yang Efekif

7Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

BAB 1Potret Diri

• Apa yang dimaksud dengan potret diri.• Mengapa potret diri ini diperlukan dan apa pada diri

kita yang dipotret.• Bagaimana potret Anda sebagai seorang fasilitator.

Pada bab ini Anda akan menemukan:

vii

Page 9: Fasilitasi Yang Efekif

8 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Page 10: Fasilitasi Yang Efekif

9Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Apakah Potret Diri?

Sebagai seorang fasilitator, Anda mempunyaisenjata paling ampuh dan sangat berpengaruhyang selalu Anda bawa kemanapun Andapergi, yakni diri Anda. Seorang fasilitator perlumengenali dirinya dengan lebih baik agardapat menggunakan dirinya dengan efektifuntuk kemajuan orang lain. Begitu juga Anda, perlu melihat potret diriAnda sebagai fasilitator dengan seksama.

Mengenali diri Anda berarti: pertama, mengenali berbagai aspek dari diriAnda, seperti nilai-nilai, kepercayaan, kebutuhan, cara pandang, pengalaman,dan kemampuan Anda; kedua, memahami bagaimana semua itumempengaruhi fasilitasi Anda. Setiap aspek itu berpengaruh pada sikapdan perilaku seorang fasilitator, yaitu fasilitator yang efektif.

Nilai-nilai adalah apa yang dianggap penting oleh kebanyakan orang(Weaver & Farrell, 1999). Fasilitator yang efektif mementingkan kerja sama.Mereka menghargai orang dan perbedaan-perbedaan di antara mereka.Fasilitator mengutamakan hal-hal yang membantu orang lain danmembangun hubungan baik agar pekerjaan dapat diselesaikan. Mereka yangmemfasilitasi dengan mengabaikan nilai-nilai ini besar kemungkinan akanmembuat frustrasi dirinya sendiri dan orang-orang yang bekerjabersamanya.

Kepercayaan adalah apa yang betul menurut kebanyakan orang.Fasilitator yang efektif percaya bahwa ia berperan sebagai pendukung. Tugasfasilitator adalah membantu agar kelompok yang ia fasilitasi menjadi bintang.Fasilitator percaya bahwa orang akan berfungsi sebaik-baiknya bila merekamemanfaatkan perbedaan-perbedaan individual mereka sebagai asetketimbang sebagai beban. Fasilitator yang efektif bagi sebuah kelompokjuga harus memahami dengan jelas apa tugasnya agar ia dapat berkiprahdengan baik.

Kebutuhan adalah apa yang diperlukan orang untuk dapat bertahan.Setiap orang mempunyai kebutuhan yang ia harap akan dapat dipenuhioleh kelompoknya (seperti penghargaan, pencapaian, interaksi sosial).Adakalanya kelompok dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini,adakalanya tidak. Sebagai seorang fasilitator, Anda perlu menyampaikankepada kelompok, apa yang Anda butuhkan dari mereka selama Anda

“Sebuah namamembangun

identitas, sekaligusmempromosikankomitmen dan

kohesi di antaraanggota tim.”

(Richard Hackman,penulis)

Potret Diri

Page 11: Fasilitasi Yang Efekif

10 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

memfasilitasi mereka. Sebaliknya, sebagai fasilitator Andapun perlu tahuapa harapan dan kebutuhan mereka. Bila ada kebutuhan yang tak terpenuhidan fasilitator tidak menyadarinya, ketidakpuasan itu bisa menjadi “api dalamsekam” yang bisa mengganggu proses dan kerja kelompok. Untukmenghindari kekecewaan kedua pihak, penyampaian harapan dankebutuhan ini sebaiknya dilakukan di awal kegiatan. Biasanya ini menjadibagian dari proses penyepakatan kontrak belajar dengan peserta.

Perspektif adalah sudut pandang yang digunakan dalam memahamikelompok. Sudut pandang fasilitator merupakan hasil perkawinan antaranilai-nilai dan kepercayaannya dengan pengalaman dan pembelajarannya.Perspektif seorang fasilitator sangat besar pengaruhnya pada pengertianyang ia tarik ketika mengobservasi interaksi kelompok. Pengertian yangberbeda akan mengarah pada tindakan yang berbeda pula bagi sangfasilitator.

Pengalaman adalah serangkaian kegiatan yang pernah diikuti, atau kejadianyang pernah dialami. Kegiatan atau kejadian ini sangat beragam, mulai darikesuksesan besar sampai pengalaman terpahit. Kegiatan atau kejadian yangpernah dilalui setiap orang akan sangat berpengaruh pada cara iamemfasilitasi. Fasilitator akan ingat pendekatan mana yang biasanya iagunakan dan berhasil, dan mana pula yang tidak. Mungkin ada cara-caratertentu yang sangat sering ia pakai, dan sebaliknya, cara-cara lain yangjarang ia gunakan.

Kemampuan adalah apa yang dapat dilakukan oleh seseorang. Kemampuanseorang fasilitator menyangkut tiga aspek: (1) kemampuan menggunakancara pandangnya untuk menggali berbagai informasi penting dari interaksikelompok; (2) kemampuan mengartikan atau memaknai informasi ini dengantepat, dan (3) kemampuan bertindak untuk membawa hasil pekerjaankelompok ke tahap lebih lanjut. Fasilitator yang benar-benar mengenal dirinyasendiri akan bertindak sebagai barometer bagi kelompoknya. Perasaannyaakan mampu membaca situasi dengan cepat. Ia akan tahu kapan kelompokmulai bosan, lelah atau bersemangat, bahkan marah.

“Sangat pentingmemadukan kekuatandan kelemahan dalamsatu ikatan jaringan

yang utuh.”

(Mark Granovetter,jurnalis)

Potret Diri

Page 12: Fasilitasi Yang Efekif

11Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Mengapa PerluPotret diri?Refleksi diri menjadi menu pertama dalamsetiap pelatihan fasilitator karena tiga alasan:

Pertama, LGSP percaya penyegaran danpenyempurnaan metode dan pendekatandalam memfasilitasi merupakan hal yang mutlakagar seorang fasilitator yang sekaligus jugapemimpin terhindar dari rutinitas dan situasiyang monoton. Dengan melakukan refleksiterhadap kemampuan memfasilitasi, kita akanselalu mawas diri dan semakin menghargaipotensi yang kita miliki. Melalui proses berbagi pengalaman selama pelatihan,kita akan mendapatkan inspirasi untuk memperkaya dan melakukanterobosan baru dalam dunia fasilitasi yang kita geluti.

Kedua, Anda adalah orang yang sudah berpengalaman dalam dunia fasilitasi.Pengetahuan dan pengalaman Anda menjadi masukan yang sangatberharga dan menjadi bahan dasar utama dalam proses membuat diriAnda menjadi fasilitator yang lebih efektif.

Ketiga, seorang fasilitator pasti memiliki karakter dan keunikan masing-masing, yang berbeda dari fasilitator lain. Ada yang sudah menyadari tapibelum mengetahui cara menjadikan karakternya itu sebagai aset yang hebat.Pemotretan diri ini akan membantu Anda mengetahui bagaimana diriAnda sesungguhnya sebagai pemimpin dan fasilitator, apa keunggulan Anda,dan bagaimana Anda dapat bermanfaat bagi orang banyak.

Ada dua bentuk potret diri yang dibahas dalam buku ini, yakni potretindividu dan potret kelompok. Pembahasan mengenai potret individuberfokus pada diri Anda sebagai pemimpin sekaligus fasilitator, sedangkanpembahasan mengenai potret kelompok fokusnya adalah kelompok yangAnda pimpin/fasilitasi.

“Nikmati hidup Andasendiri tanpa

membandingkan-nya dengan orang lain”

(Marquis deCondorcet)

Potret Diri

Page 13: Fasilitasi Yang Efekif

12 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Potret IndividuDalam memotret diri Anda sebagai individu, ada tiga hal yangmenjadi fokus pemotretan:Pertama, jati diri atau kepribadian Anda.Kedua, kompetensi dan keterampilan Anda memfasilitasi.Ketiga, pengalaman Anda memfasilitasi kegiatan.

Memotret Jati Diri?Untuk memotret jati diri atau kepribadian bisa digunakan banyak cara,seperti dengan wawancara, simulasi langsung, rekaman simulasi, dan berbagaibentuk tes tertulis. Yang paling banyak digunakan orang adalah cara terakhir.Ini metode yang kebanyakan dikembangkan oleh para psikolog. Teskepribadian tertulis ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang menggali berbagaiaspek dan dimensi kepribadian seseorang.

Dewasa ini banyak instrumen dapat digunakan untuk mengetahui tipekepribadian, dan dapat ditemukan di berbagai situs di internet, sepertiw w w . p e r s o n a l d n a . c o m , w w w . h u m a n m e t r i c s . c o m ,www.personalitypathways.com, www.sac.its.ac.id dan banyak lagi lainnya.Salah satu yang sering digunakan adalah yang dikembangkan oleh Isabel BriggsMyers dan Katharina Cook Briggs pada 1943, dikenal dengan nama Myersand Brigg Type Indicators (MBTI). Pada dasarnya ada 4 dimensi kepribadianyang diteropong oleh MBTI, yaitu:

1. Keterbukaan: apakah seseorang itu tipe ekstrovert (disingkat E)atau introvert (disingkat I).

2. Cara pikir: apakah ia berpikir dengan logika (thinking , disingkat T)atau dengan perasaan (feeling, disingkat F).

3. Cara pandang: apakah ia mengandalkan indera (sensory, disingkatS) atau iNtuisi (intuitive, disingkat N).

4. Cara mengambil keputusan: apakah ia orang yang lebih sukamengamati atau mengikuti proses (perceiving, disingkat P), atau lebihcenderung cepat menjatuhkan keputusan (judging, disingkat J).

Kombinasi keempat aspek itu membentuk kepribadian yang unik.Di Lampiran 1 dapat Anda lihat contoh instrumen tes MBTI yangmenggambarkan keempat aspek itu. Silakan cek, apa tipe kepribadian Anda.

Bagaimana Melakukannya

“Upaya yangdiperlukan untuk

membuat kesan pertamayang baik jauh lebihkecil dibandingkan

upaya yang diperlukanuntuk memperbaiki

kesan yang tidak baik”

(D.A. Benton)

Potret Diri

Page 14: Fasilitasi Yang Efekif

13Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Memotret Kompetensi danKeterampilan Fasilitasi

Dalam pelatihan fasilitator, ada beberapa cara yang dapat digunakan untukmemotret kompetensi dan keterampilan memfasilitasi, di antaranya:Pertama , melakukan pemotretan secara aktif, yaitu denganmempraktekkan fasilitasi langsung dalam sebuah proses singkat danmeminta peserta lainnya untuk mengomentari. Dengan cara ini potretyang dihasilkan adalah gambaran dari sudut pandang sesama peserta yangmerasakan langsung bagaimana temannya memfasilitasi mereka. Bila nantiAnda akan melatih fasilitator-fasilitator baru, cara kedua ini sangatdianjurkan.

Kedua, merekam proses fasilitasi dalam video dan menganalisisnya bersamapara peserta. Dengan cara ini, pandangan kedua pihak, fasilitator dan peserta,terhadap kemampuan fasilitasi si fasilitator dapat diperoleh sekaligus. Jikaperekaman gambar dan suara dilakukan dengan benar, video dapat menjadialat yang ampuh untuk memperlihatkan dengan jujur bagaimana sikap danketerampilan seseorang ketika memfasilitasi.

Kemungkinan ketiga adalah memotret secara pasif, yakni dengan mengisisemacam kuesioner yang berisi penilaian kemampuan diri di bidang fasilitas.Dengan cara ini yang diperoleh adalah pandangan pribadi terhadapkemampuan diri sendiri.

Di Lampiran 2 terdapat contoh intsrumen yang dapat digunakan untukmemotret kompetensi dan keterampilan fasilitasi seseorang secara pasif

“ Dengan menyadaripotensi diri dan

kepercayaan diri,seseorang dapatmengubah dunia.”

(Dalai Lama)

Potret Diri

Page 15: Fasilitasi Yang Efekif

14 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

ini. Pertanyaan-pertanyaannya dapat dikembangkan, atau jugadisederhanakan sesuai dengan kebutuhan.

Memotret Pengalaman

Pengalaman memfasilitasi kelompok dapat dipotret melalui saling berbagidengan pemimpin/fasilitator lain dan menceritakan pengalaman masing-masing lalu menyimpulkannya bersama. Proses ini adalah bagian dari metodePRA (Participatory Reflection and Action), yang pada awalnya dikenal sebagaimetode Participatory Rural Appraisal.

Pada mulanya proses ini dimaksudkan untuk memberi peluang kepadamasyarakat di pedesaan untuk mengevaluasi keadaan mereka sendiri,menganalisis, membuat perencanaan, melaksanakan rencana dan melakukanmonitoring dan evaluasi sendiri. Dalam perkembangannya, mereka yangbiasa melakukan proses ini menemukan bahwa metode seperti inisebetulnya memberi peluang bagi pesertanya untuk saling belajar darisesama, sehingga prosesnya kemudian diberi nama Participatory Learning andAction (PLA).

Pada dasarnya, untuk memotret pengalaman memfasilitasi ini, Andamenggabungkan dua potret pertama (tipe kepribadian dan kompetensisebagai fasilitator) dengan apa yang terjadi di lapangan ketika Andamemfasilitasi. Karena sifatnya berbagi pengalaman, maka bentuk potretnyaadalah kumpulan dari berbagai pelajaran berharga yang Anda dan teman-teman Anda peroleh selama ini dalam memfasilitasi. Mozaik pengalaman inidapat Anda bangun dengan menanyakan berbagai aspek dari pengalamanmemfasilitasi.

Beberapa contoh pertanyaan untuk memotret pengalaman memfasilitasiini dapat Anda lihat di Lampiran 3. Aspek-aspek yang dinilai disitu hanyalahbeberapa contoh. Silakan kembangkan instrumen tersebut denganmenanyakan hal-hal yang muncul dari pengalaman nyata Anda selama ini.

“Peluang-peluang untukmembantu orang lain

dibatasi oleh kemauankita untuk melayani”

(Hermine Hartley)

Potret Diri

Page 16: Fasilitasi Yang Efekif

15Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Potret Kelompok

Bila dalam potret individu tadi kaitannya adalahpada potret diri Anda, maka dalam potretkelompok yang kita bahas adalah gambaranbagaimana kapasitas kelompok yang Andapimpin/fasilitasi secara kolektif. Seni memfasilitasisesungguhnya bermula dari kepercayaan bahwapeserta sesungguhnya tahu lebih banyak dari yangmereka pikir mereka ketahui. Fungsi seorang pelatihyang fasilitatif adalah menyentuh pengetahuan mereka yangtersembunyi melalui pertanyaan-pertanyaan yang menggali,meminta kejelasan atau menggiring, sehingga dapat membantumereka menata kembali pikiran-pikiran dan informasi yang mereka miliki,menangkap esensi suatu pengetahuan baru dan mengemasnya. Pengalamanbelajar atau bekerja dalam organisasi yang didesain dengan cermat akandapat membuat peserta merasakan nikmatnya menemukan hal-hal barusecara kolektif ini.

Umum diketahui bahwa anggota kelompok, peserta pertemuan, atau pesertabelajar menginginkan adanya jawaban segera; diberitahu bagaimana caranyaagar mereka bisa langsung menerapkan. Itu hal yang lumrah. Kita semuamemang menginginkan jawaban yang gampang dan segera. Namun fasilitasiyang efektif seyogyanya membimbing peserta untuk mengeksplorasi sendiripengetahuan dan pengalaman mereka. Dengan demikian, secara perlahanmereka membangun model mental yang siap menghadapi dan memecahkanmasalah di masa depan. Meskipun jalan keluar yang cepat kadang berguna,mendorong peserta didik untuk menemukan jalan keluar sendiri dalammemecahkan masalah akan memperkuat kemampuan mereka mengenalidan memahami pilihan keputusan yang mereka buat, dan memperkuatrasa percaya diri mereka, perasaan bahwa mereka dapat melakukan apayang Anda ajarkan.

Potret kelompok dapat diperoleh melalui dua cara: pertama, memotretgaya belajar mereka; kedua, memotret kapasitas kolektifnya

“Kepercayaan mutlakdibutuhkan kelompok

agar lebih bersemangatdan emosional dalam

mencapai produktivitastertinggi”

(Vanessa Druskat, fasilitator)

Potret Diri

Page 17: Fasilitasi Yang Efekif

16 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Memotret Gaya BelajarPemotretan terhadap gaya belajar kelompok juga penting Anda lakukanagar dapat memahami bagaimana gaya belajar mereka sehingga Anda dapatmenyesuaikannya dengan cara Anda menjalankan kepemimpinan/fasilitasi.Untuk mengetahui bagaimana saja gaya belajar kelompok dan memahamiperbedaan gaya belajar di antara sesama mereka, mintalah merekamelengkapi kuesioner di bawah ini, lalu hitung dan pelajari hasilnya bersamamereka.

Ingat, tidak ada gaya belajar yang benar atau lebih baik dari yang lain. Intinyaadalah bahwa setiap orang belajar dengan gaya berbeda. Berbagai macamgaya belajar akan terlihat dalam bab-bab pelatihan. Agar pelatihan berjalanefektif, sebaiknya rancangan pelatihan mampu mengakomodasi beragamgaya yang berbeda. Sayangnya, pelatih seringkali cenderung hanyamenggunakan gaya belajar yang mereka sukai. Sah-sah saja jika pelatih hanyamenggunakan gaya yang “nyaman” baginya, namun seorang pelatih yangefektif akan mampu mengadaptasi gaya belajar mereka untuk memenuhikebutuhan semua peserta.

Di Lampiran 4 Anda dapat melihat pertanyaan-pertanyaan yang dapatdiberikan untuk mengetahui gaya belajar seseorang.

Memotret Kapasitas Kolektif

Potret kapasitas kelompok secara kolektif dapat diperoleh melaluitiga langkah sederhana berikut ini:1. Mempelajari sebuah skenario yang mengandung pertanyaan, persoal-

an, atau tantangan yang telah disiapkan sebelumnya.2. Berbagi pengalaman antara sesama peserta.3. Menunjukkan atau memperlihatkan perbedaan-perbedaan yang akan

memperkaya pengertian atau pemikiran kelompok.

“Betapa seringnyakata-kata yang salah

penggunaannyamenimbulkan pikiran

sesat”

(Herbert Spencer)

Potret Diri

Page 18: Fasilitasi Yang Efekif

17Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Contoh

Langkah 1: Memberi skenario: Berikan kasus yang menantang terkaitdengan topik pelatihan. Buat skenario yang ceritanya dekat dengankeseharian mereka. Umpamanya, untuk bidang fasilitasi, cerita tentangproses pertemuan multistakeholder. Untuk bidang bisnis, umpamanyasuasana di sebuah rapat direksi. Jelaskan siapa tokohnya, dialog dan interaksiyang terjadi untuk menambahkan efek dramatisnya. Contoh skenario:

Seorang fasilitator berdiri di depan ruang pertemuan, siap untuk memulaisebuah lokakarya. Peserta sudah duduk di meja mereka, sibuk bicara sendiri.Sang fasilitator memulai acara dengan, “Selamat pagi, Bapak/Ibu!”. Beberapapeserta menjawab, tapi yang lainnya tidak peduli. “Selamat pagi, Bapak/Ibusekalian!, “si fasilitator mengulangi, dan menekankan kata “sekalian”. Yangmasih ngobrol tetap saja ngobrol, beberapa hanya melirik sejenak ke arahnya.Fasilitator lalu meminta peserta membuka buku panduan lokakarya, halaman15. Beberapa mematuhi perintahnya, sementara yang lain masih terus ngobrol.Apa menurut Anda yang harus ia lakukan?

Langkah 2: Berbagi pengalaman sebelumnya. Setelah setiap orang mendapatkesempatan mempelajari skenario, tanyakan apakah mereka pernahmengalami hal itu sebelumnya, dan apa yang mereka lakukan. Umpamanya:

• Siapa di antara teman-teman yang pernah melihat orang lain mengalami hal seperti itu?• Apakah teman-teman sendiri malah pernah mengalaminya?• Apakah sikap seperti itu lumrah? Biasa ditemukan?• Dalam kondisi seperti apa keadaan itu terjadi?• Kalau dari pengalaman teman-teman sendiri, apa yang biasanya teman teman lakukan untuk memulai lokakarya?

Langkah 3: Tunjukkan perbedaan. Begitu setiap orang memahami situasi diskenario dan berbagi pengalaman tentang apa yang mereka biasanya lakukanpada situasi yang sama, lanjutkan bertanya untuk mempertajam pemahaman.Metode diskusi menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat ORIK(Obyektif, Reflektif, Interpretatif, dan Keputusan) akan sangat sesuai untukkeperluan ini. Berikan pertanyaan yang akan memperjelas pemikiran peserta,bahkan mungkin mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan baru. Denganmemberikan pertanyaan tambahan, Anda mendukung, menantang, danmemperkuat apa yang mereka sudah ketahui atau lakukan. Contohpertanyaan yang dimaksud antara lain :Untuk tingkat obyektif:

“Agar mudahberbicara denganorang, Anda harusbenar-benar yakinbahwa Anda atau

mereka adalah orangyang menarik. Dan

bahkan meyakini halini saja tidaklah

mudah.”

(Mignon McLaughlin

Potret Diri

Page 19: Fasilitasi Yang Efekif

18 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Apa kejadiannya? Di mana terjadinya?Siapa saja yang menjadi peserta ketika itu?Apa yang Anda harapkan sebagai hasil lokakarya?Di saat memulai lokakarya, pesan apa yang ingin Anda sampaikanyang berkaitan dengan pembelajaran dan partisipasi?

Untuk tingkat reflektif :Apa kejadian paling memalukan yang pernah Anda lihatdialami fasilitator lain yang mirip dengan kasus di skenario?Apa contoh peristiwa paling mengesalkan yang pernahAnda alami sendiri ketika memulai suatu proses?

Untuk tingkat interpretatif :Bagaimana pengalaman dan hal-hal yang pernah dilakukan pesertapertemuan yang Anda fasilitasi, dapat mendukung tujuan Andatersebut?Menurut Anda, apa yang mestinya dilakukan seorang fasilitatoruntuk menarik minat peserta pada menit-menit pertama acaralokakarya?

Untuk tingkat keputusan:Apa yang akan Anda lakukan berbeda, jika diminta memfasilitasilagi kegiatan yang sama di tempat lain?

Nah, cara pemotretan mana yang akan Anda gunakan untuk lebih mengenaldiri Anda dan kelompok yang Anda pimpin/fasilitasi? Selamat memotret.

“Pertanyaan yangsebenarnya bagi tiaporang dalam hidupnya

bukannya apa yang telahdiperolehnya, melainkan

apa yang telahdiperbuatnya”

(Thomas Carlyle)

Potret Diri

Page 20: Fasilitasi Yang Efekif

19Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Kenali Diri AndaLebih Dalam

Menguasai ilmu fasilitasi dan mengantisipasifaktor-faktor yang menentukan keberhasilanproses fasilitasi tidak menjamin Anda mampumenjalankan tugas sebagai fasilitator denganefektif. Ada beberapa bidang kompetensi yangharus Anda kuasai agar bisa menjadi pelatih yangefektif, yaitu:

• Yang pertama dan terpenting, para profesional yang bergerak di bidangpelatihan dan kefasilitasian harus memiliki orientasi bisnis. Mereka harusmementingkan adanya peningkatan kinerja pada kelompok yangdifasilitasinya dan fokus pada outcome bisnis fasilitasi mereka.

• Para profesional yang bergerak di bidang pelatihan harus mampu melihatdan mengakui bahwa pelatihan bukanlah solusi yang tepat untuk suatumasalah.

• Agar berhasil di berbagai lingkungan yang berbeda, para pelatih harussegera mampu menyesuaikan diri dalam berkomunikasi dengan oranglain dan beradaptasi dengan beragam golongan, budaya dan situasi.

• Mereka yang bertanggungjawab untuk melatih orang lain dalam sebuahlokakarya/pelatihan harus mengembangkan dan menguasai beragamketerampilan melatih. Pelatih profesional yang sejati menghabiskanseluruh hidupnya memperbaiki hasil karyanya dan menyempurnakanketerampilannya, mempelajari metode-metode baru, dan terus memantauperkembangan berbagai tren, konsep, dan aplikasi terkini yang terjadi dilapangan.

Selama bertahun-tahun, penelitian di bidang pendidikan telahmengidentifikasi karakteristik personal dan profesional serta hal-hal khususyang terkait dengan pengajaran yang baik. Hal-hal khusus tersebut dapatjuga dijabarkan lebih lanjut. Di Lampiran 4 terdapat daftar yang dapat Andagunakan untuk mengidentifikasi karakteristik yang diperlukan dalam peran

“Koordinasididapat darilatihan terus

menerus.”

(Ivan Steiner)

Potret Diri

Page 21: Fasilitasi Yang Efekif

20 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Anda sebagai seorang fasilitator. Berilah tanda cek - √ - pada bagian yangpaling menggambarkan diri Anda.

Daftar tersebut adalah alat untuk mengetahui kompetensi mana yang telahAnda miliki. Seperti Anda lihat, itu hanyalah sebuah daftar. Untuk bisamenjadi pelatih sekaligus fasilitator yang efektif dan terus menerusmeningkatkan diri, menguasai kompetensi pada daftar itu saja belumlahcukup. Sesungguhnya kita memulainya dengan bertanya pada diri sendiri:“Siapa sesungguhnya saya sebagai seorang pelatih yang fasilitatif?” dan“Bagaimana tindakan saya dapat mencerminkan sikap dan kepercayaansaya?”. Pertanyaan-pertanyaan semacam itu sesungguhnya telahmenyentuh inti kecerdasan emosional.

Dengan kecerdasan emosional, kita akan senantiasa sadar akan pikirandan perasaan kita yang terdalam selama memimpin proses kegiatan. Denganmendengarkan suara hati, kita akan mampu secara terus menerus membacasuasana dan tanggap atas tanda-tanda verbal dan non verbal yangdiperlihatkan peserta sebagai wujud dari perasaan mereka. Jika sebagaipelatih yang fasilitatif kita memiliki kecerdasan emosional, kita akan terhindardari sifat tak peduli dan menjauhi tindakan yang mekanis dan merobot.Mengapa? Karena kita melihat peserta kita dengan mata hati, bukan sekedardengan mata kepala. Semakin mampu kita mengelola pikiran-pikiran terdalamdan perasaan kita, semakin hadir kita untuk memfasilitasi proses suatukegiatan.

Begitu kita mampu mengenali bagian terdalam dari diri kita sendiri, makaterbukalah jalan bagi kita untuk lebih mengenal perasaan peserta. Duluorang beranggapan bahwa agar seorang pelatih dapat merebut hati peserta,ia haruslah merengkuhnya dulu secara intelektual. Kini sebaliknya, kitapercaya bahwa untuk dapat merebut hati peserta, kita harus dapatmenyentuh perasaannya, memenangkan hatinya lebih dulu.

Untuk dapat melibatkan perasaan peserta, kita perlu mengenali lebihdulu berbagai dimensi kecerdasan emosional. Daniel Goleman dalambukunya Emotional Intelligence mengatakan bahwa kecerdasan emosionalsesungguhnya lebih tinggi dari kecerdasan intelektual. Kecerdasanemosional mempunyai 5 dimensi:

• Tahu diri: menyadari perasaan kita sendiri.• Kontrol diri: mengontrol perasaan kita sendiri.• Empati: melihat dan mengenali perasaan orang lain.• Keterampilan sosial: membangun hubungan dan memfasilitasi

Kenali Hati Mereka“Kepemimpinan

adalah hal membuatorang melihat Anda

dan memperolehkeyakinan, bagaimana

Anda bereaksi, jikaAnda tekendali, makamereka terkendali”

(Tom Laudry)

Potret Diri

Page 22: Fasilitasi Yang Efekif

21Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

interaksi.• Motivasi diri: mampu memotivasi diri sendiri.

Bagaimana menerapkan kelimanya ketika kita berusaha mengenalpeserta kita?

Tahu DiriBeri peluang pada peserta untuk merenung, memahami konflik-konflikinternal dalam dirinya, mengenali dan memilah-milah perasaannya sendiri.Ingatkan mereka untuk fokus pada pemikirannya sendiri. Rob Abernathydan Mark Reardon menyebutnya metacognition. Ajak peserta mendengarkanpemikirannya sendiri dan belajar dari situ.

Kontrol DiriPertama, kontrollah terlebih dahulu perasaan Anda sendiri. Bagi Anda danpeserta Anda, ini berarti mempertajam kemampuan mengontrol kebiasaanyang impulsif, menunda terima kasih, dan menginterupsi perasaan yangsedang bergejolak.

EmpatiArtinya belajar berada di pihak orang lain, berpikir seperti mereka, danmenjalankan peran mereka. Strategi yang akan dapat mengikat antara lainmenafsirkan tanda-tanda (bahasa) non verbal, serta mengenali danmembedakan perasaan-perasaan orang lain.

Keterampilan SosialSebagai seorang fasilitator proses belajar, Anda perlu memberi contohkepemimpinan yang aktif dan sukses dalam mencapai tujuan.Memperlihatkan persahabatan sejati dan mendengarkan secara efektif.Aspek kunci pada keterampilan sosial ini adalah kemampuan mengelolakonflik kapanpun ia muncul.

Motivasi DiriTugas lain seorang fasilitator adalah membangkitkan motivasi diri, tidakhanya dirinya sendiri, tetapi dan terlebih lagi, motivasi diri kelompok yangia fasilitasi. Bersama peserta Anda dapat memulainya dengan menyepakatitujuan-tujuan pelatihan yang dapat dicapai. Caranya dengan menganalisistugas-tugas yang akan dikerjakan selama pelatihan dan memecahnya menjadibagian-bagian yang dapat dikerjakan (doable).Apa tugas Anda sebagai fasilitator proses, apa pula tugas mereka sebagaipeserta.

“Teman yang baikselalu memberitahubahwa kita spesial...dan apa alasannya”.

(Patti Stemple)

Potret Diri

Page 23: Fasilitasi Yang Efekif

22 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Page 24: Fasilitasi Yang Efekif

23Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

BAB 2Teori Dasar Pembelajaran

• Mengapa fasilitator perlu mengetahui teori belajar.• Bagaimana proses belajar yang berdasarkan

kemampuan otak (brain-based learning).• Bagaimana pula proses belajar yang berdasarkan

keterhubungan atau konteks (contextual learning).• Pendekatan dan gaya belajar.• Hubungan gaya belajar, metode dan hasil belajar.

Pada bab ini Anda akan menemukan:

Page 25: Fasilitasi Yang Efekif

24 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Mengapa PerluSeorang fasil itator

mempunyai tugas utama membantusebuah kelompok meningkatkanefektivitasnya dengan caramenyempurnakan proses dan

struktur pertemuan pada kelompok itu. Proses artinya bagaimanakelompok bekerja bersama. Termasuk di dalamnya bagaimana masing-masinganggotanya berinteraksi satu sama lain, bagaimana mereka mengidentifikasidan memecahkan persoalan, bagaimana mereka membuat keputusan-keputusan, dan bagaimana mereka menangani konflik. Struktur maksudnyabagaimana proses interaksi anggota kelompok itu berlangsung.

Untuk melaksanakan semua itu, seorang fasilitator perlu memilikipengetahuan dasar mengenai beberapa hal yang berkaitan erat denganproses dan struktur dalam kelompok. Anggota kelompok berinteraksidan saling belajar, maka fasilitator perlu tahu tentang teori belajar, tentangberbagai gaya belajar. Seorang fasilitator juga perlu tahu kiat agar kelompokyang difasilitasinya terus mengikuti proses kelompok dengan bergairah,maka ia pun perlu tahu bagaimana mengelola kreativitas.

Hingga saat ini, pernahkah kita coba mengenali organ penting yang selamaini membantu kita bekerja? Sebuah organ yang dapat mengkoordinasikansegala tindak tanduk kita? Kita semua tahu, organ tersebut adalah otak,namun sayangnya tidak banyak yang mencoba membuka misterinya.Digunakan, tetapi luput dari perawatan dan usaha pengembangan.

Sesi ini akan berusaha mengupas hal tersebut untuk menjadikan seseoranglebih optimal dalam proses pembelajaran.

Otak dan PembelajaranOtak berkembang seiring dengan perkembangan peradaban dan evolusimanusia. Strukturnya yang berlapis dengan jelas menunjukkan hal tersebut.Mulai dari bagian terdalam dan paling tua yakni bagian ‘reptilia’ dan bergerakkeluar melalui sistem lymbic menuju neokoteks, di mana perilaku rasionalberada.

“Visimu akan menjadijelas bila kau maumelihat ke dalam

hatimu. Siapa yangmelihat keluar akanberrmimpi. Mereka

yang melihat ke dalamterbangkitkan.”

(Carl Jung)

Teori Dasar Pembelajaran

Page 26: Fasilitasi Yang Efekif

25Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Otak kita sendiri berkembang dan berubah dari waktu ke waktu, dengansel-sel saraf yang mati dan terbentuk kembali, sistem jaringan yangdihancurkan dan dibangun kembali. Otak memilih dan memperkuat ataumemperlemah jaringan-jaringan tertentu untuk membangun stuktur syarafkompleks yang menentukan cara berpkir kita. Kemudian kita membentukkembali “model” neural ini melalui pengalaman, pendidikan dan pelatihan.

Anak yang baru lahir memiliki kapasitas fundamental, namun belumsempurna untuk memahami berbagi sinyal yang mungkin dihasilkan dariinstruksi genetis. Pengalaman berikutnya bekerja pada dasar genetik. Tugasmendesak pertama bagi anak-anak adalah mengembangkan dengan cepatkapasitasnya dalam memahami berbagai sinyal membingungkan darilingkungannya. Dalam dua tahun pertama hidupnya, sebagian besar anaktampak mengembangkan kemampuan ini.

Proses yang terlibat adalah memahami dari mana datangnya stimulus dankemudian mengkategorikan sinyal tersebut ke dalam beberapa kasus khususdari pola-pola yang lebih umum. Campuran bayangan dan warna dikenalisebagai bola, wajah di dekat bayi dikenali sebagai ibu. Anak-anak mampumembentuk model yang holistik tanpa terhambat dalam detilnya.Kategorisasi adalah kuncinya. Pengalaman-pengalaman ini jugadipertahankan dalam bentuk memori pola-pola kompleks yang tersebardi seluruh otak dan tidak bersifat representasional, melainkan dibangkitkanoleh pola-pola lain dan oleh stimuli eksternal.

Dengan semakin kayanya dunia internal dalam benak anak, maka duniaeksternal perlahan berkurang. Model-model yang dikembangkan otakmenggantikan sinyal input dari sumber-sumber eksternal. Saat menghadapipengalaman baru, otak mengaktifkan suatu aktivitas syaraf yang kompleksatau “model mental” yang paling menyerupai. Kita bisa merasakan kehadiranmodel-model tersebut ketika kita mengungkapkan penyesalan ataskebiasaan yang ada kalanya membentuk kehidupan kita sebagai orangdewasa.

Dengan kata lain, berkembangnya model mental adalah garis batas antaramasa kanak-kanak dan kedewasaan. Kita terus tumbuh dengan dunia yangkita kenal, yang dapat dipandang sebagai ilusi yang bersahabat. Bersahabatkarena ia membantu kita untuk berkembang secara efisien, sekalipun halitu merupakan ilusi.

Kita dapat memahami model mental kita dengan melihat dari manamodel-model tersebut berasal. Ada perdebatan panjang mengenaipengaruh alam (nature) versus pengaruh perkembangan (nurture) dalampembentukan cara berpikir kita. Sekarang ini tampak semakin kuat bahwa

“Kita mestibelajar melihat

dunia yangbaru.”

(Albert Einstein)

Teori Dasar Pembelajaran

Page 27: Fasilitasi Yang Efekif

26 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

alam, dalam bentuk genetik, memainkan peran penting dalam menentukansiapa kita. Banyak kemampuan dasar otak, seperti bahasa, tampak ditentukansejak kelahiran berdasarkan sifat genetik yang kita warisi.

Jelas bahwa kita dilahirkan dengan perangkat keras dan jaringan fisik yangmempengaruhi cara kita melihat dunia. Genetik tampaknya memberikanbasis fundamental mengenai siapa kita dan apa yang dapat kita lakukan, dankemudian pengalaman memainkan peranan besar dalam membentukkemampuan ini, memperkuat dan memperlemah bagian yang lainnya.Sejumlah faktor pengembangan (nurture) membentuk ulang model mentalkita, termasuk pendidikan, pelatihan, pengaruh orang lain, penghargaan daninsentif serta pengalaman pribadi.

“Perubahan yangpaling bermakna dalam

hidup adalahperubahan sikap.

Sikap yang benar akanmenghasilkan tindakan

yang benar.”

(William J. Johnston)

Teori Dasar Pembelajaran

Page 28: Fasilitasi Yang Efekif

27Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Otak kita luar biasa. Di dalam otak terdapat 100milyar sel, masing-masing berhubungan danberkomunikasi dengan 10.000 sel-sel lainnya. Merekabersama membentuk jaringan kompleks beberapaquadrillion (1.000.000.000.000.000) penghubung yang menuntun carakita bicara, makan, bernafas, dan bergerak.

James Watson, peraih Hadiah Nobel karena membantu penemuan DNA,menggambarkan otak manusia sebagai “benda paling kompleks yang kitatemukan di alam semesta ini.” Meski otak begitu kompleks, bentuk luarnyasederhana dan simetris. Banyak ilmuwan sejak lama telah mengikuti GarisSyaraf Mason Dixon membagi otak dalam dua wilayah. Dan perkembanganberikutnya menegaskan bahwa dua wilayah otak itu terpisah namun taksama.

Menurut teori, bagian kiri meupakan bagian yang penting, bagian yangmembuat kita sebagai manusia. Otak kanan bagian pelengkap - merupakansisa-sisa perkembangan awal manusia. Wilayah kiri berisi rasional, analitisdan logis. Intinya semua yang kita pandang layak dalam otak. Wilayah kanansifatnya diam, tidak logis dan instingtif - suatu jejak yang ditinggalkan alamuntuk mengingatkan bahwa manusia sudah berkembang.

Dahulu kala pada zaman Hippocrates, para dokter meyakini bahwa otakkiri, karena ukurannya yang sama, dianggap tempat kediaman hati danmerupakan bagian yang esensial. Dan pada tahun 1800-an, ilmuwan mulaimengumpulkan bukti-bukti mendukung pandangan tersebut. Tahun 1860-an, ahli syaraf Perancis, Paul Broca, menemukan bahwa bagian otak kirimengendalikan kemampuan berbahasa.

Sepuluh tahun kemudian, Carl Wernicke, seorang ahli syaraf dari Jermanmenemukan hal yang serupa, yakni kemampuan untuk memahami bahasa.Penemuan tersebut mendukung lahirnya silogisme yang sesuai danmeyakinkan. Bahasalah yang membedakan manusia dari binatang. Bahasamenghuni otak kiri. Oleh karena itu otak kiri-lah yang membuat kita sebagaimanusia.

Isi Otak Kanan(dan Kiri)

“Orang-orang yangtak bisa mengubah

pikirannya tak akanmengubah apapun.”

(George Bernard Shaw)

Teori Dasar Pembelajaran

Page 29: Fasilitasi Yang Efekif

28 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Hingga tahun 1950, Roger W. Sperry mengubah pandangan kita tentangotak dan diri sendiri. Sperry mempelajari seorang pasien yang menderitaserangan epileptik sehingga corpus collosum-nya harus diambil, yakni suatubundel berisi 300 juta serabut syaraf yang menghubungkan kedua wilayahotak.

Dalam serangkaian eksperimen tersebut, Sperry menemukan bahwapandangan selama ini tidak benar adanya. Memang otak kita terpisah duabagian, namun wilayah otak minor atau subordinat yang selama ini kitaanggap buta huruf dan cacat mental, dan bahkan dianggap tak ada olehbeberapa tokoh, ternyata merupakan bagian superior dalam menjalankantugas mental tertentu.

Dengan kata lain, otak kanan bukannya kurang penting dibanding otak kiri,melainkan hanya berbeda. Terlihat ada dua cara berpikir, terletak dalamtatanan yang terpisah di wilayah kiri dan kanan otak. Otak kiri berpikirruntun, sangat hebat dalam menganalisis dan menata kata. Otak kananberpikir holistik, cepat mengenali pola-pola, dan mampu menafsirkanekspresi non verbal dan emosi. Manusia sesungguhnya mempunyai duacara berpikir. Riset ini menghasilkan hadiah nobel di bidang kedokteranbagi Sperry.

Pemahaman tentang hal ini sangat penting bagi seorang fasilitator, karenafasilitator tidak hanya akan mengolah pengetahuan dan analisis tetapi harussekaligus menguasai pilihan kata, bahasa non verbal dan emosi. Pengetahuanini akan sangat berguna dalam dunia kefasilitasian.

Bukan SepertiTombol ‘On and Off’

Kedua wilayah otak tidak bekerja seperti tombol “on” dan “off ”, yang satusegera mati bila yang lain dinyalakan. Kedua belahan memainkan peranhampir dalam segala hal yang kita lakukan. Kita bisa mengatakan bahwawilayah otak tertentu lebih aktif dibandingkan yang lain jika melakukanfungsi tertentu, namun kita tidak bisa mengatakan bahwa fungsi tersebutterikat pada wilayah tertentu.

Para ahli bersepakat bahwa kedua wilayah otak pendekatannya berbedadalam menuntun tindakan, pemahaman dan respon kita terhadap sebuahkejadian. Perbedaan tersebut pada akhirnya, menentukan sikap kita dalammenjalani kehidupan pribadi dan profesional kita.

“Otak bukanlah yangterutama, tapi apa yang

memandunya –karakter, hati, kualitaskebaikan, dan ide-ide

progresif.”

(Fyodor Dostoyevsky,novelis Rusia)

Teori Dasar Pembelajaran

Page 30: Fasilitasi Yang Efekif

29Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Setelah lebih dari tiga dekade penelitian wilayah otak, pada akhirnyapenemuan-penemuan tersebut dapat dirangkum ke dalam empatperbedaan kunci.

• Otak kiri mengontrol sisi kanan tubuh; otak kanan mengontrol sisi kiri tubuh.

Hal ini dapat dengan jelas kita lihat pada kejadian stroke. Stroke yangmenyerang bagian otak kanan seseorang, maka akan menyebabkanseseorang sulit menggerakkan bagian tubuh sisi kiri, demikian pula strokeotak kiri akan menyebabkan kelumpuhan bagian tubuh sisi kanan.

Umumnya 90% populasi bersifat ‘tangan kanan’, itu berarti 90% populasiotak kiri mereka yang mengontrol bagian penting seperti menulis, makandan menggerakkan mouse komputer. Keadaan kontralateral terjadi tidakhanya jika kita menuliskan nama atau menyepak bola, tetapi juga jikamenggerakkan mata atau kepala.

• Otak kiri bersifat rentetan, otak kanan simultan.

Otak kiri khususnya, ahli dalam serentetan kejadian dimana unsur-unsurnya muncul satu sesudah yang lain dan mengontrol rentetankelakuan. Rentetan fungsi yang dikerjakan otak kiri antara lain aktivitasverbal, seperti berbicara, memahami pembicaraan orang lain, membacadan menulis. Sebaliknya otak kanan tidak berjalan dalam rentetan tertataA-B-C-D-E. Talenta uniknya adalah kemampuan untuk menafsirkansesuatu secara simultan. Sisi kanan otak kita ini “ahli” dalam melihat banyakhal sekaligus; dalam melihat semua bagian dari suatu benda geometrisdan menangkap bentuknya, atau dalam melihat semua unsur suatusituasi, dan memahami maksudnya. Hal ini membuat otak kanan secarakhusus berguna dalam menafsirkan wajah-wajah. Dan hal itu memberimanusia keuntungan komparatif melebihi komputer.

• Spesialisasi otak kiri dalam teks, otak kanan dalam konteks

Kebanyakan bahasa berasal dari otak kiri (ini benar untuk 95% orangtangan kanan dan 70% untuk tangan kiri). Sisanya, 8% populasi,pembedaan kerja bahasa jauh lebih kompleks. Namun otak kanan tidakmeletakkan tanggung jawab sepenuhnya kepada otak kiri. Melainkan, keduasisi melakukan fungsi yang saling melengkapi.

Untuk menyederhanakannya, otak kiri menangani apa yang dikatakan;sedangkan otak kanan fokus pada bagaimana sesuatu itu dikatakan:

“Jika hatiku mampuberpikir, dapatkahotakku merasakan

sesuatu?”

(Van Morrison)

Teori Dasar Pembelajaran

Page 31: Fasilitasi Yang Efekif

30 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

bahasa non verbal, petunjuk emosional yang disampaikan melalui tatapan,ekspresi wajah dan intonasi.

Perbedaan antara otak kiri dan otak kanan lebih kompleks dibandingkanperbedaan antara kata verbal dan non verbal, petunjuk emosional yangdisampaikan. Perbedaan teks/konteks, yang berasal dari Robert Ornstein,diterapkan semakin luas. Misalnya, bahasa-bahasa tertentu sangattergantung pada konteks.

• Otak kiri menganalisis detil, otak kanan membuat sintesa gambaran menyeluruh.

Secara umum otak kiri terlibat dalam menganalisis informasi, sebaliknyaotak kanan spesialisasinya adalah sintesis, khususnya ahli dalammenyatukan unsur-unsur terpisah sehingga sesuatu dapat dipahamisecara keseluruhan.

Analisis dan sintesis tersebut merupakan dua cara mendasar untukmemahami informasi. Kita bisa memilah keseluruhan dalam komponen-komponen. Atau kita juga dapat menyatukan komponen-komponentersebut dalam suatu kesatuan yang utuh. Keduanya merupakan hal dasarpemikiran manusia, namun keduanya merupakan kerja bagian otak yangberbeda. Otak kiri menangkap detil, tetapi hanya otak kanan yang bisamenangkap gambar secara keseluruhan.

“Kita lahir untukmemaknai, bukan untukkesenangan. Kecuali,

jika kesenangantersebut masuk ke

wilayah pemaknaan.”

(Jacob Nedleman)

Teori Dasar Pembelajaran

Page 32: Fasilitasi Yang Efekif

31Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Pembelajaran KonstekstualSetelah era pembelajaran berbasis kemampuan otak, selanjutnyaberkembang pula apa yang disebut sebagai pembelajaran berbasiskontekstual. Pembelajaran ini dilandasi oleh filosofi bahwa seorangpembelajar akan mau dan mampu menyerap materi pelajaran jika ia dapatmenangkap makna dari pembelajaran tersebut. Dengan kata lain, ia dapatmelihat hubungan hal yang dipelajarinya dengan kenyataan sehari-hari dalamkehidupannya.

Pada hakekatnya pembelajaran konstektual dapat diringkas menjadi tigakata, yaitu makna, bermakna dan dibermaknakan. Dalam proses belajar, orangbelajar dari mengalami sendiri, lalu mengkonstruksi pengetahuan, danmemberi makna pada pengetahuan itu (merefleksikannya). Pemaknaan ataspengetahuan baru itu ia hubungkan dengan kenyataan. Transfer belajarbarulah terjadi ketika si pembelajar mengetahui makna dari apa yang iapelajari dan menggunakan pengetahuan serta keterampilan yangdiperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya.

“Belajar adalahmengubah perilaku.

Anda belumbelajar apapun hinggaAnda dapat mengambil

tindakan danmenggunakannya”.

(Don Shula danKen Blanchard

Teori Dasar Pembelajaran

Page 33: Fasilitasi Yang Efekif

32 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Pada pembelajaran konstektual, beberapa strategi yang dapat ditempuhantara lain: pertama, pembelajaran berbasis problem (persoalan nyata);kedua, menggunakan konteks atau lingkungan belajar yang beragam; ketiga,mempertimbangkan kebhinnekaan peserta belajar; keempat, memberdayakanpeserta untuk belajar mandiri; kelima, belajar melalui kolaborasi; keenam,menggunakan penilaian autentik; dan ketujuh, mengejar standar unggul untukpeningkatan daya saing.

Pendekatan dan Gaya Belajar

Pedagogi

Kita telah mengenal model pembelajaran pedagogi yang mendominasi duniapendidikan dan pelatihan selama berabad-abad. Karena hal tersebut telahmenjadi standar, orang biasanya menggunakan pendekatan tersebut jikamereka diminta untuk mengajar atau melatih orang lain. Model pedagogiberpegang pada beberapa asumsi berikut ini :

• Pengajar/guru bertanggungjawab atas proses pembelajaran,termasuk apa dan bagaimana peserta/siswa belajar. Peran peserta/siswa menjadi pasif.

• Karena peserta/siswa kurang memiliki pengalaman dan pengajar/gurudianggap ahli - “sang guru”, menjadi tanggung jawab pengajar untukmemberikan ilmunya kepada peserta/siswa. Hal ini berartimembanjiri peserta dengan informasi melalu cara-cara tradisionalseperti ceramah, buku pelajaran, panduan, dan video yang digunakanoleh para “ahli” untuk membagi pengetahuan dan pengalamanmereka.

• Kita termotivasi untuk belajar karena hal tersebut “harus” jikaingin lulus tes, naik ke tingkat yang lebih tinggi, atau memperolehijasah.

• Belajar adalah pemberian informasi secara terpusat. Guru“mengulas materi” sehingga para peserta/siswa dapat menyerapinformasi yang diberikan dalam urutan logis tertentu.

• Motivasi belajar lebih banyak datang dari luar. Tekanan dari pihak-pihak yang lebih berkuasa dan ketakutan akan akibat negatif menjadipendorong bagi pelajar. Pada intinya, guru mengendalikanpembelajaran melalui pemberian penghargaan dan penerapandisiplin.

Hingga saat ini, model pembelajaran pedagogi ini masih banyak digunakanorang; tidak hanya di dunia pendidikan formal (sekolah, kuliah), tetapi jugadalam pendidikan non formal dan pelatihan-pelatihan.

“Entah dalampercakapan berdua atau

dalam kelompok,jika Anda menguasaiseluruh pembicaraan,Anda, membosankan

bagi orang lain!”

(Helen Gurley Brown)

Teori Dasar Pembelajaran

Page 34: Fasilitasi Yang Efekif

33Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Andragogi

Pelatihan biasanya dikaitkan dengan pendidikan bagi orang dewasa, danuntuk melaksanakannya orang menerapkan model pembelajaran bagi orangdewasa (andragogi). Model ini mempercayai bahwa orang dewasamempunyai berbagai kebiasaan dalam belajar. Oleh karena itu seorangpelatih perlu memperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengankebiasaan orang dewasa belajar:

• Gaya Belajar. Orang belajar dengan cara atau gaya yang berbeda.Ada yang lebih suka mendengarkan, ada yang lebih sukamenggunakan gambar, dengan mengikuti instruksi, dan sebagianorang membutuhkan peragaan. Gaya belajar berkaitan denganpendekatan seseorang dalam belajar dan cara orang tersebutbereaksi terhadap apa yang dipelajarinya. Ada beberapa acuanyang bisa digunakan untuk menilai gaya belajar sesorang. DavidKolb dalam bukunya Learning Style Inventory (1981) menggunakanproses penilaian diri (self-assessment) untuk meningkatkankesadaran bahwa orang memiliki cara belajar yang berbeda sehinggakepekaan untuk merancang dan melaksanakan pelatihan yang sesuaibagi semua gaya belajar sangatlah penting.

• Memahami gaya belajar peserta. Ada berbagai sudut pandang yangdigunakan orang untuk mengenali cara belajar seseorang. Di bagianawal buku ini (Potret Diri) telah dibahas salah satu sudut pandang,yang melihat adanya 4 golongan besar tipe pembelajar (perasa,pengamat, pemikir, pekerja). Keempat kategori itu sebetulnyatergambarkan juga dalam bentuk lain pada tes kepribadian MBTI(perasa = Feeling; pengamat = Perceiving; pemikir = Thinking, danpekerja = Judging). Sudut pandang lain adalah dari kaca mata HowardGardner, yang dalam bukunya Frames of Mind (1993) menyebutkanada 8 cara orang belajar. Menurut Gardner, setiap orang memilikikedelapan kecerdasan itu dan dapat memanfaatkannya denganproduktif. Hanya saja, pada setiap orang ada kecerdasan tertentuyang lebih menonjol. Pandangan ini populer dengan sebutan multiple

“Orang belajar sedikitdari kesuksesan tapibelajar banyak dari

kegagalan.”

(Pepatah Arab)

Teori Dasar Pembelajaran

Page 35: Fasilitasi Yang Efekif

34 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

intelligences. Kedelapan kecerdasan yang ia maksudkan adalahkecerdasan visual-ruang, verbal-linguistik, interpersonal, musikal-irama, naturalis, fisik-kinestetik, intrapersonal, dan logika-matematis.

·• Memahami cara penerimaan. Selain memahami gaya belajar,

seorang pelatih yang efektif harus mampu memahami beragamcara penerimaan yang berbeda. Menurut M. B. James dan M. W.Galbraith (1985), peserta belajar juga mempunyai preferensidalam hal cara menerima dan mencerna informasi:

Visual Video, slide, grafik, foto, peragaan, metode dan mediayang menciptakan kesempatan bagi peserta untukmerasakan pengalaman belajar menggunakan mata.

Cetak Teks; latihan menggunakan kertas dan pensil, katayang tertulis.

Pendengaran Ceramah, rekaman audio, metode-metode yangmemungkinkan peserta untuk sekedarmendengarkan dan menerima informasi melaluitelinga

Interaktif Diskusi kelompok, sesi tanya-jawab, cara-cara yangmembuat peserta berkesempatan bicara danterlibat dalam pertukaran ide, pendapat, dan reaksidengan peserta lain.

Taktil Praktek langsung, penyusunan model, metode-metode yang mengharuskan peserta menyentuhbenda (obyek) atau menyusunnya

Kinestetik Bermain peran, permainan dan kegiatan fisik, cara-cara yang memerlukan keterampilan psikomotordan bergerak dari satu tempat ke tempat lain.

Hubungan Gaya Belajar, Metode,dan Hasil Belajar

Lebih duapuluh empat abad yang lalu, Confusius mengatakan :Apa yang saya dengar, saya lupa.Apa yang saya lihat, saya ingat.Apa yang saya kerjakan, saya pahami.

Ketiga pernyataan itu menggambarkan dengan sangat jelas betapapembelajaran yang aktif sangat dibutuhkan. Mel Silberman dalam bukunyaActive Training (1998) mengembangkan pernyataan Confusius itu menjadi5 prinsip pembelajaran aktif :

“Semua yang adadi dunia adalah

laboratorium untukmenggali pikiran.”

(Martin H. Fischer

Teori Dasar Pembelajaran

Page 36: Fasilitasi Yang Efekif

35Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Ketika saya dengar, saya lupa.Ketika saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit.Ketika saya dengar, lihat, tanya atau bahas dengan orang lain, sayamulai mengerti.

Ketika saya dengar, lihat, bahas, dan lakukan, saya mendapat pengetahuandan keterampilan.Ketika saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.

Kelima prinsip itu dikembangkan dan diyakini oleh Silberman, setelah banyakorang yang mempopulerkan pembelajaran aktif menemukan bahwa berbagaicara pengajaran dapat mempengaruhi tingkat daya ingat (retensi) :

Kuliah/mengajar 5%Membaca 10%Audiovisual 20%Demonstrasi/peragaan 30%Diskusi 50%Praktek/mengerjakan 75%Mengajar orang lain 90%

Temuan ini sejalan dengan temuan Albert Mehrabian pada tahun 1967,bahwa hanya 7% dari suatu pesan yang dapat diterima dengan baik biladisampaikan dengan kata-kata, 38% oleh cara menyampaikannya dan 55%oleh raut muka dan bahasa tubuh. Mengapa kebanyakan orang dewasacenderung lupa apa yang mereka dengar? Karena perbandingan antarajumlah kata-kata yang diucapkan seorang pelatih tidak seimbang denganjumlah kata-kata yang mampu ditangkap peserta. Kebanyakan pelatihmengucapkan antara 200 sampai 300 kata per menit, sementara pesertanya,bila berkonsentrasi penuh, hanya mampu menangkap 50 sampai 100 katapermenit, atau setengah dari kata-kata yang diucapkan pelatih. Itu karenamereka memikirkan banyak hal ketika sedang mendengarkan si pelatih.

Jadi, sungguh sulit untuk mengikuti pelatih yang senang ngoceh. Bahkanmeskipun materinya menarik, sulit berkonsentrasi untuk rentang waktuyang lama. Sebuah hasil studi menunjukkan bahwa mahasiswa di ruangkuliah tidak memperhatikan sebanyak 40% dari jam kuliah (Pollio, 1984).Lebih jauh lagi, meskipun mahasiswa dapat mengingat 70% dari apa yang iadengar pada 10 menit pertama, mereka hanya dapat mengingat 20% dari10 menit terakhir (McKeachie, 1986). David dan Roger Johnson bersamaKarl Smith mengemukakan beberapa masalah yang dapat ditemui bilametode kuliah digunakan tanpa jeda (Johnson, Johnson, and Smith, 1991):

“Sesungguhnya, kamubelajar setiap hari. Jika,

kamu maumemperhatikannya.”

(Roy LeBlond)

Teori Dasar Pembelajaran

Page 37: Fasilitasi Yang Efekif

36 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

• Perhatian khalayak menurun dari menit ke menit.• Metode kuliah saja hanya cocok untuk pembelajar yang punya

gaya belajar mendengar (auditory learner).• Metode kuliah cenderung hanya membantu mempelajari informasi

faktual saja dengan tingkat pembelajaran yang rendah.• Metode ini mengasumsikan bahwa semua peserta membutuhkan

informasi yang sama pada waktu yang sama.• Orang cenderung tidak menyukainya.

Bila kita kaitkan filosofi Confusius dengan pandangan Howard Gardner(8 kecerdasan) dan M.B. James dan M.W. Galbraith (6 cara menerima danmencerna informasi), serta temuan David dan Roger Johnson dengan KarlSmith tentang metode kuliah, dapat disimpulkan bahwa semakin bervariasicara (metode) dan sarana (media) yang kita gunakan dalam prosespembelajaran, akan semakin banyak aspek kecerdasan yang dapat kitasentuh, dan akan semakin gencarlah terjadi rangsangan di dalam otak yangakan membuat orang menjadi lebih kreatif. Bila Anda ingin menjadi fasilitatoryang membantu peserta menjadi kreatif, pertanyaan-pertanyaan berikutperlu Anda jawab:

1. Peserta pelatihan yang memiliki kecerdasan visual-ruang berpikir dengangambar dan visual. Bagaimana saya dapat merangsang indera lihat mereka?Bagaimana saya akan memanfaatkan warna, lukisan, alat peraga, danimajinasi untuk merangsang ide-ide mereka?

2. Peserta dengan kecerdasan verbal-linguistik berpikir dengan kata-kata.Bagaimana saya dapat menggunakan bahasa, tulisan maupun lisan, untukmerangsang pikiran mereka? Bagaimana saya dapat memanfaatkan cerita,diskusi, debat, dan percakapan untuk membantu mereka memahamisuatu informasi?

3. Peserta dengan kecerdasan interpersonal berpikir dengan caraberkomunikasi dengan orang lain. Bagaimana saya akan mengikat merekadalam interaksi dan komunikasi inter-personal untuk menyampaikansesuatu? Bagaimana saya akan menggunakan simulasi kelompok, berbagipandangan, dan kerja sama di antara sesama peserta untuk memperkuatproses belajar mereka?

4. Peserta dengan tipe musikal-irama berpikir dalam suara, irama dannada-nada. Bagaimana saya bisa menyertakan nada, irama, dan berbagaibunyi untuk menyampaikan informasi penting?

5. Peserta bertipe naturalis punya kekuatan dalam mengenal bentuk danpola yang ada di alam. Bagaimana saya bisa menggunakan berbagaiproduk, benda dan proses alam untuk memperkaya pengalaman belajarmereka?

6. Peserta dengan kecerdasan fisik-kinestetik berpikir melalui gerak dansensasi fisik. Bagaimana saya dapat memanfaatkan gerakan fisik untuk

“Saya selalu siapuntuk belajar, punbegitu saya tidak

terlalu sukadiajari.”

(Winston Churchill)

Teori Dasar Pembelajaran

Page 38: Fasilitasi Yang Efekif

37Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

memudahkan mereka mengingat sesuatu? Bagaimana simulasi danlatihan langsung dapat membantu memudahkan proses belajar mereka?

7. Peserta bertipe intrapersonal berpikir melalui perasaan dan intuisi.Bagaimana saya dapat menyentuh aspek emosi dan refleksi diri merekauntuk membantu pikiran-pikiran mereka yang tersimpan dalam bisamuncul ke permukaan?

8. Tipe logis-matematis berpikir secara konseptual dan punya kelebihandalam melihat hubungan-hubungan serta mengenali pola. Bagaimanasaya bisa menggabungkan pendekatan yang induktif dan deduktif, danpengenalan terhadap pola-pola yang abstrak? Bagaimana pula saya dapatmenyertakan angka-angka, penghitungan, logika dan berpikir kritis, untukmembantu mereka belajar?

Akhirnya, bagaimana Anda menghadapi kenyataan ini sebagai seorangpelatih? Dan bagaimana Anda akan membantu calon fasilitator yang Andalatih untuk tidak menggurui? Kita bahas di bagian selanjutnya.

“Bila Anda inginbertambah dekat denganmereka di sekitar Anda,

sadari kekuatankomunikasi yang Andagenggam dalam tangan

Anda.”

(Alan Loy McGinnis)

Teori Dasar Pembelajaran

Page 39: Fasilitasi Yang Efekif

38 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Page 40: Fasilitasi Yang Efekif

39Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

BAB 3Manajemen Kreativitasdan Pengetahuan

• Apa maksud manajemen kreativtas.• Beda kreativitas dengan inovasi.• 2 hal yang membelenggu kreativitas• Mengapa fasilitator perlu mengelola pengetahuan.

Pada bab ini Anda akan menemukan:

Manajemen Kreativitas dan Pengetahuan

Page 41: Fasilitasi Yang Efekif

40 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

ManajemenKreativitas

Sebagai seorang fasili-tator sudah pasti Anda bekerjabersama sekumpulan orangdengan latar belakang berbeda-beda. Ada kalanya Andamemfasilitasi tema yang samauntuk kelompok berbeda atausebaliknya, tema berbeda untukkelompok yang sama. Membuatsebuah proses fasilitasi berhasildalam artian mencapai apa yangingin dicapai oleh kelompoktentulah tak sulit bagi seorang

fasilitator berpengalaman seperti Anda. Namun, sebagai seorang agenperubahan, Anda pasti menyadari bahwa keberhasilan fasilitasi tidaksekedar dari tercapainya tujuan fasilitasi tersebut. Yang paling pentingadalah bagaimana para peserta fasilitasi mendapat insight dari prosestersebut dan ‘pencerahan’ tersebut bersifat menetap. Lantas bagaimanacaranya menjadi seorang fasilitator yang seperti itu? Kuncinya adalahkreativitas dan inovasi. Hal berikutnya yang penting Anda ketahui adalahbagaimana mengelola pengetahuan yang Anda dapat dari pengalaman itu.

Apa beda kreativitas dengan inovasi?

Kreativitas adalah proses melahirkan ide atau gagasan. Proses inimerupakan perpaduan dari motivasi, waktu, usaha dan pengetahuan.Sementara Inovasi seringkali diartikan sebagai ide yang aplikatif dan tindakanyang mendatangkan hasil. Kreativitas adalah produk berpikir divergen,sedangkan inovasi adalah hasil dari berpikir konvergen. Atau sederhananya,kreativitas untuk menciptakan sesuatu yang baru, sedangkan inovasimenciptakan hal yang berbeda dari yang sebelumnya sudah ada.

Kreativitas saja, dalam artian penciptaan ide-ide baru, tidaklahmencukupi. Yang kita butuhkan adalah inovasi yaitu bagaimana caranyamenerjemahkan sebuah ide (entah itu ide lama atau baru) ke dalam sebuahtindakan. Inovasi lahir dari gabungan pengetahuan yang sudah ada danpengembangan pengetahuan yang baru.

“Anak-anak perlu dididik,tapi merekajuga harus

dibiarkan mendidikdiri sendiri.”

(Abbé Dimnet,Art of Thinking,

1928)

Manajemen Kreativitas dan Pengetahuan

Page 42: Fasilitasi Yang Efekif

41Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Belenggu Kreativitas dan Inovasi

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa kreativitas adalah sesuatu yanginheren, yang ada di diri setiap manusia. Bahkan kebutuhan untuk berkreasi(need to create) adalah daya hidup yang mendorong umat manusia bertahandi dunia ini. Bila demikian, mengapa tak banyak hal kreatif yang terjadi?Mengapa saya tidak sekreatif itu? Jawabannya, selama kita masih memilikibelenggu yang mengikat pola pikir kita, selama itu pula kita tak akan bisamenjadi kreatif, apalagi inovatif.

Belenggu 1. Paradigma

Paradigma terdiri dari ekstraksi teori, prinsip, dan nilai-nilai yang kita milikiyang sudah terinternalisasi sedemikian rupa sehingga ada kalanya kita tidakmenyadari bahwa kita memilikinya. Paradigma inilah yang merupakaninfrastruktur yang menentukan pola pikir dan cara kita memandang dunia.Di sisi lain, paradigma berfungsi sebagai ‘sistem kekebalan’ yangmemusnahkan pikiran atau ide yang dapat mengganggu sistem nilai kita.Yang menjadi masalah adalah bila paradigma kita terlalu kaku sehingga iaakan memusnahkan semua ide-ide yang baru dan berbeda.

Belenggu 2. Absolut dan tak tergantikan

Model Berpikir adalah ‘alat’ yang kita gunakan untuk membuat prediksi,menjadi acuan kita bertindak dan memahami dunia. Satu model cocokuntuk menyelesaikan satu masalah, sementara model lain menjawab halyang berbeda. Kita seringkali terjebak bahwa masalah A hanya bisa dijawabdengan B. Sementara B sama sekali tidak bisa digunakan untukmenyelesaikan C. Padahal, di dunia yang selalu berubah ini, bisa jadi B bukansolusi yang paling tepat untuk A. Atau bahkan B bisa digunakan untukmenyelesaikan A dan C sekaligus. Tidak ada satu hal pun yang absolut dantak tergantikan. Kita selalu bisa menemukan solusi yang lebih tepat, lebihefektif untuk satu hal. Kita pun akan bisa menjawab lebih banyak pertanyaanjika kita mau membebaskan diri dari belenggu bahwa hanya ada satu jawabanyang pasti untuk satu masalah.

Belenggu 3. Takut

Perasaan takut adalah hal yang paling sering membelenggu kreativitas.Perasaan takut salah dan takut gagal membuat kita seringkali memilih untukmenggunakan cara-cara ‘aman’ yang sudah pernah kita lakukan dan berhasil.Cobalah berpikir seperti kanak-kanak. Dunia ini adalah sebuah permainan.Sesuatu yang mengasyikkan dan tidak perlu takut karenanya.

Manajemen Kreativitas dan Pengetahuan

“Kreativitas adalahkeberanian untuk

melepaskan diri darikepastian”

(Erich Fromm)

Page 43: Fasilitasi Yang Efekif

42 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Kini, Anda sudah mengenali belenggu-belenggu yang membatasi dayakreativitas Anda. Dengan mengenal belenggu-belenggu tersebut, diharapkanAnda dapat lebih mudah mengatasinya dan membebaskan kreativitas Anda.Satu hal yang harus Anda ingat, semakin sering Anda menggunakankreativitas Anda, semakin tajam pula ide-ide yang akan muncul.

Mengelola Pengetahuan

Pengetahuan yang kita miliki bukanlah sesuatu yang ajeg dan kaku. Setiapkali kita berpikir, kita akan mendapatkan satu pengetahuan baru. Bilapengetahuan ini kita aplikasikan ke dunia nyata, maka kita akan mendapatpengetahuan yang lebih tajam atau justru sesuatu yang baru sama sekali.Pengetahuan selalu beradaptasi, bertransformasi dan terus menerusberubah. Misalnya, kita tahu bahwa bunga adalah cikal bakal buah, danbuah itu bisa dimakan. Dengan pikiran kreatif kita bertanya bisakah bungadimakan? Dari pengalaman memakan bunga kita mendapat pengetahuanbaru: ada bunga yang enak dimakan, ada pula yang tidak. Pengalaman

“Kunci sukses adalahmengambil risiko

memikirkan ide-idenon-konvensional.

Konvensi adalah musuhkemajuan”

(Trevor Baylis, penemu)

Manajemen Kreativitas dan Pengetahuan

Page 44: Fasilitasi Yang Efekif

43Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Selain kreativitas dan inovasi, cara lain untuk mengelola pengetahuan kitaadalah dengan mengkomunikasikannya kepada pihak lain. Membagikanpengetahuan yang kita miliki ke orang lain akan membuat kita menemukansesuatu yang baru dari pengetahuan itu. Dialog yang terjadi antara pemberidan penerima pengetahuan akan memperkaya pengetahuan awal kita.Karena pengetahuan kita terus menerus berubah, maka pengelolaanpengetahuan bersifat nurturing. Organik dan bukan mekanistis. Artinya,semakin sering kita membuka diri, beradaptasi dengan perubahan danmemberi makna baru dari pengetahuan kita, maka lingkar pengetahuankitapun akan semakin besar.

selanjutnya mempertajam pengetahuan kita: bunga yang enak dimakanantara lain bunga pisang, bunga turi dll.

Pengetahuan yang Anda miliki hanya akan menjadi sesuatu yang berartibila Anda mampu memberikan konteks. Pemberian konteks yang berbeda,lagi-lagi dengan memanfaatkan kreativitas dan inovasi, akan menyajikanpemahaman yang berbeda pula dari pengetahuan tersebut. Misalnya,pengetahuan akan bunga-bunga yang enak dimakan akan membawa kitake pilihan lain dari sayur untuk teman makan nasi. Pemahaman terhadappengetahuan pada akhirnya akan mewujudkan wisdom (kebijaksanaan).Ketika itulah Anda akan menjadi seseorang yang berbeda dari orang-oranglainnya karena Anda mampu menarik esensi dari sebuah pengetahuan danmenerjemahkannya menjadi satu pengetahuan baru.Perubahan baru akan terjadi jika kita memanfaatkan pengetahuan yangkita punya. Atau dengan kata lain mengelola pengetahuan.

“Peluang akanmenggandakan diri jikadiraih. Akan mati jika

diabaikan. Hidup adalahsebuah garis peluang

panjang.”

(John Wicker)

Manajemen Kreativitas dan Pengetahuan

Page 45: Fasilitasi Yang Efekif

44 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Page 46: Fasilitasi Yang Efekif

45Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

BAB 4Peran dan Sikap Fasilitator

• Hubungan fasilitator dengan pembangunan.• Arti dan tingkatan fasilitasi.• Peran dan tanggung jawab fasilitator.• Fasilitator sebagai penggugah sistem sosial.• Sikap dasar fasilitator.

Pada bab ini Anda akan menemukan:

Page 47: Fasilitasi Yang Efekif

46 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Dunia fasilitasi menjadi kian mengemukabelakangan ini seiring denganberkembangnya era otonomi daerah.Proses pembangunan dengan semangatpartisipasi melatarbelakangi semakinberkembangnya proses-proses yangmelibatkan masyarakat di dalamnya.Dalam kerangka tersebut peranfasilitator menjadi salah satu hal yangcukup mengemuka. Dan karenanyafasilitator kemudian menjadi sebuahprofesi pilihan yang cukup menjanjikanmasa depan bagi sebagian orang.

Pemberdayaan Masyarakat danMitos Pembangunan

Dalam ranah pemberdayaan masyarakat, Chambers (dalamNasution, 1998) menyatakan bahwa terdapat dua pola budaya dari luarsistem masyarakat (community system) yang akan melahirkan bias ataupersepsi yang salah terhadap sistem dan komponen-komponen sistemmasyarakat yang diharapkan menjadi intended beneficiaries dari programpengembangan masyarakat (community development programs). Kedua polabudaya tersebut adalah: (1) pola budaya negatif ilmuwan yang melakukankajian-kajian kritis yang sepertinya tidak terbatasi oleh waktu; dan (2) polabudaya positif para agen pembangunan (baik pemerintah maupun non-pemerintah) yang umumnya terbatasi oleh waktu dan harapan terhadaphasil nyata yang cepat kelihatan.

Pola budaya yang pertama umumnya cenderung melihat persoalankemasyarakatan sebagai permasalahan yang njlimet (rumit) dan seringkaliterjebak pada keadaan tidak mampu memberikan saran secara konkretbagi pembangunan masyarakat. Sedangkan pola budaya kedua, lebihmemandang persoalan masyarakat sebagai fenomena lingkungan sekitar

Peran Fasilitasi

“Pengetahuan adalahsekumpulan fakta,

kebijaksanaan adalahcara untuk

menyederhana-kannya.”

(Martin Fischer)

Peran dan Sikap Fasilitator

Page 48: Fasilitasi Yang Efekif

47Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

yang mudah diatasi secara teknis semata. Sehingga pendekatan yangdilakukan adalah seringkali pendekatan proyek pembangunan dan bantuansosial-materi belaka.

Kedua pola pendekatan budaya ini tidak selalu berhasil melahirkan polapendekatan yang terpadu di antara keduanya. Masing-masing pola budayatersebut hanya menunjukkan sisi persepsional mereka saja terhadapmasyarakat, bukan berdasarkan pada realitas yang terjadi pada masyarakat.Kenjlimetan pola budaya yang pertama dan ketergesaan pola keduaseringkali tidak dapat menjawab persoalan dinamika masyarakat. Keduapola budaya ini kemudian melahirkan bias dalam pembangunan.Zaltman dan Duncan (dalam Nasution, 1998) menyebut kedua biastersebut sebagai bias rasional (rasionalistic bias) dan bias teknokrasi(technocratic bias). Rasionalistic bias adalah bias yang terjadi karena parailmuwan merasa bahwa tugas yang mereka emban hanya sebatasmemberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang perlu dilakukanoleh masyarakat. Para ilmuwan ini yakin bahwa secara otomatis masyarakatakan melakukan informasinya karena sangat logis. Bias ini mencerminkankenaifan pandangan sebagian ilmuwan dan agen pembangunan tentangsistem kepercayaan dan sistem nilai masyarakat tentang perubahan.Sedangkan technocratic bias adalah bias yang lahir sebagai akibat keyakinansebagian ilmuwan dan agen pembangunan bahwa anggota masyarakat pastidapat mengimplementasikan berbagai gagasan perubahan yang didesainoleh ilmuwan atau agen pembangunan.

Bias ini seringkali menjadi suatu persimpangan jalan antara persepsi ilmuwanatau agen pembangunan yang meyakini masyarakat harus mengikutirekomendasinya sebagai suatu hal yang logis dengan persepsi masyarakattentang perubahan dimasa depan. Karenanya, seringkali pada akhirnyaditempuh jalan pintas untuk mengatasi persimpangan yang terjadi. Jalan

“Taburlah pikiran,petiklah perbuatan,taburlah perbuatan,petiklah kebiasaan,taburlah kebiasaan,

petiklah watak, taburlahwatak, petiklah

keuntungan”

(Anonim)

Peran dan Sikap Fasilitator

Page 49: Fasilitasi Yang Efekif

48 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

pintas yang diambil tersebut pada umumnya didasarkan pada mitos-mitostentang pemberdayaan masyarakat dengan pondasi berbagai bias-bias diatas. Jelas bahwa mitos bukanlah realitas yang terjadi dalam masyarakat.Karenanya hampir bisa dipastikan pembangunan masyarakat yang dilakukanakan menemui kegagalan dalam memberdayakan masyarakat itu sendirikarena tidak dibangun di atas realitas.

Dengan dasar filosofi semacam ini, maka jelas sekali bahwa konsepcommunity-based development sangat menekankan pada peran sertamasyarakat, baik pada tataran perencanaan pembangunan sampai dengantahap implementasinya. Hanya dengan mendudukkan masyarakat sebagaisubyek pembangunan maka akan terciptalah apa yang disebut sebagaidevelopment for society (pembangunan untuk masyarakat) dan bukannyasociety for development (masyarakat untuk pembangunan) seperti yangselama ini kita rasakan terhadap pembangunan.

Atas dasar pijak hal tersebut, maka kemudian menyeruaklah peran fasilitatorsebagai sebuah tantangan yang dibutuhkan untuk mempertemukanberbagai perbedaan pandangan secara damai. Peran fasilitator menjadipenting manakala semakin banyak orang yang membutuhkan mengambilkeputusan secara berkelompok atau secara bersama-sama harusmerencanakan, membuat inovasi, implementasi dan berbagi tanggung jawab.Fasilitatorlah yang memiliki tanggungjawab untuk mengerahkan energi yangluar biasa tersebut untuk membuat sesuatu yang tidak mungkin merekaputuskan sendirian.

Apa itu Fasilitator?

Fasilitasi adalah membuat lebih mudah atau tidak terlalu sulit.

Fasilitator adalah orang yang membuat kerja kelompok menjadi lebihmudah karena kemampuannya dalam menstrukturkan dan memandupartisipasi anggota-anggota kelompok. Pada umumnya fasilitator bekerjadalam sebuah pertemuan atau diskusi. Akan tetapi seorang fasilitator jugadapat bekerja di luar pertemuan. Tetapi pada prinsipnya seorang fasilitatorharus mengambil peran netral (dengan banyak bertanya dan banyakmendengarkan) ketika membantu sebuah kelompok atau pertemuan.Fasilitator juga seringkali disebut sebagai pemudah cara, dimana seorangfasilitator berperan membantu proses kelompok melalui suatu prosespembelajaran dan komunikasi yang berkesan untuk mencapai konsensuskelompok.

“Rakyat perludibangkitkan untukmenjadi bagian dari

evolusi kreatif. Dalamprosesnya, mereka perlu

mengenali apa yangmereka tidak tahu dansemua berusaha untuk

membantunya.”

(Willis Harman, 1996)

Peran dan Sikap Fasilitator

Page 50: Fasilitasi Yang Efekif

49Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Carl Rogers (1983) dalam bukunya Freedom to Learn, menjelaskan bahwaperkataan fasilitasi diambil dari bahasa Latin facilis. Arti dari kata ini adalah’untuk mempermudah’. Sedangkan Trevor Bently (1994) menyebutkanfasilitasi sebagai menawarkan atau menyediakan peluang pembelajaran.Dengan demikian, seorang fasilitator diharapkan dapat memberikandorongan semangat kepada kelompok. Dalam hal ini, peserta diskusidiharapkan dapat mengaplikasikan fakta, mengutarakan pendapat sendiridan memanfaatkan ide secara bebas serta tidak diarahkan oleh orang ataukelompok lain.

Secara umum, beberapa kata kunci yang bisa dikaitkan dengan duniafasilitator adalah:1. Untuk memudahkan2. Untuk bebas dari kesulitan dan hambatan3. Untuk mengurangi beban tugas yang sulit4. Untuk menyenangkan5. Untuk menggalakkan6. Membantu supaya menjadi yang terdepan7. Pemudah cara

Fasilitasi adalah pertemuan sekelompok orang yang menghadirkanfasilitator sebagai perancang dan pengelola proses kelompok agar kelompokdapat mencapai tujuannya. Sebuah fasilitasi juga bisa berarti sebuahpertemuan antara dua orang fasilitator dan satu orang lain yang menerimabantuan dan panduan dalam prosesnya.

Kelompok adalah kumpulan individu-individu yang karena alasan-alasantertentu memutuskan untuk bersama. Waktu hidup kelompok ada yangpendek ada pula yang panjang dan bentuknya ada yang sesuai denganrencana awal tapi ada juga yang terbentuk dalam perjalanan proses.

“Apa yang diinginkanrakyat sangatlah

sederhana, mereka inginmendapatkan apa yang

telah dijanjikan.”

(Barbara Jordan)

Peran dan Sikap Fasilitator

Page 51: Fasilitasi Yang Efekif

50 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Tim (team) adalah sejenis kelompok yang anggota dan pimpinannya sangatdekat dalam bekerja sama mencapai hasil kesepakatan yang menguntungkan.Kata ‘tim’ berimplikasi pada kemandirian dan sinergi; tim juga bisadibayangkan seperti kelompok yang berfungsi dengan sangat baik. Dalamsituasi pencapaian tujuan dan tugas sebagai sebuah kelompok, sebuahtim dapat berubah menjadi satu unit kohesif dan mampu memperbaikikeahlian anggota timnya.

Dalam memfasilitasi kelompok, fasilitator bisa bertindak sebagai pemimpinataupun narasumber dimana diperlukan. Fasilitator akan melakukanpekerjaannya dengan melebur beraktivitas bersama kelompoknya. Dengankeahliannya, seorang fasilitator akan menuntun, mengajak, memimpin danmembantu kelompok dengan sepenuh hati, sedemikian sehingga setiapanggota kelompok merasa menjadi bagian dari kelompok tersebut.Kelompok akan merasa terbantu dengan kehadiran fasilitator dan mudahuntuk bekerjasama.

Fasilitasi yang baik merupakan suatu keadaan dimana fasilitator dapatmembantu kelompok menjadi lebih efektif dan efisien dalam mencapaikonsensus. Kelompok yang dibantu fasilitator harus mampu berinteraksidengan aktif, berkesan dan mampu membuat keputusan secara bijaksana.

Fasilitator akan menggerakkan anggota kelompok untuk dapat salingmenerima pendapat satu dengan yang lain, termasuk dirinya sendiri, kecualidalam mengambil sebuah keputusan kelompok. Fasilitator tidakmenggunakan kekuasaannya dalam mengambil keputusan kelompok.Fasilitator juga tidak campur tangan saat kelompok berproses untukmengambil keputusan atau menyelesaikan masalah. Dengan beginisebenarnya fasilitator membantu kelompok agar menjadi lebih efektif danefisien.

Fasilitator harus menjaga untuk tidak campur tangan dalam prosespengambilan keputusan kelompok. Campur tangan disini bermakna ‘masukke dalam suatu sistem interaksi yang sedang dijalankan’ dengan tujuanmembantu sistem itu (Argyris, 1970, Overcoming Organizational Defense:Facilitating Organizational Learning).

Keahlian fasilitasi dewasa ini telah menjadi alat komunikasi yang sangatpenting, terutama bagi kelompok-kelompok atau tim yang memerlukanuntuk membuat sebuah keputusan atau kesepakatan bersama sertamemerlukan setiap masukan, dukungan, kreativitas dan kolaborasi.

“Berpikirlah sepertiorang bijak, tetapiberkomunikasilah

dengan bahasarakyat”

(William Butler Yeats)

Peran dan Sikap Fasilitator

Page 52: Fasilitasi Yang Efekif

51Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Fasilitasi adalah IlmuSekaligus SeniSeorang fasilitator bekerja dengan mengaplikasikan satu set keahlian spesifikdan metode, teknologi kelompok, digabung dengan perhatian cermat dansensitivitas pada orang lain. Dengan cara itu, maka seorang fasilitator akanmembawa kelompok pada penampilan terbaiknya.

Keahlian fasilitator meramu teknologi kelompok dengan gaya pribadinya,diselingi dengan kreativitas dan energi, maka akan menciptakan sebuahseni fasilitasi. Dengan hal semacam ini, maka kelompok yang difasilitasi akandapat beroperasi dengan fleksibilitas dan kreativitas maksimum dalambatasan yang realistik.

Tingkatan FasilitasiAda tiga tahapan perkembangan fasilitator secara umum. Semakintinggi tingkatannya, akan semakin rumit tugas yang diembannya. Bisanyadibedakan menjadi; 1) Fasilitator Pertemuan; 2) Fasilitator Kelompok/Tim;3) Fasilitator Organisasi.

Pada tingkatan dasar, atau fasilitator pertemuan, peran fasilitator lebih banyakberguna untuk mengarahkan sebuah diskusi atau pertemuan. Pada tahapanselanjutnya, fasilitator pada tingkat kelompok/tim diperlukan untuk bekerja

“Seorang fasilitatortidak hanya

membutuhkanseperangkat metode dan

teknik, tetapipemahaman tentang

bagaimana dan mengapadia melakukan itu.”

(Roger Schwarz)

Peran dan Sikap Fasilitator

Page 53: Fasilitasi Yang Efekif

52 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

dengan tim yang sudah berjalan, tim-tim mandiri, dan tim proyek lintasfungsi. Sedangkan pada tingkatan berikutnya, yaitu fasilitator organisasi,memiliki keahlian yang tinggi, berpengalaman dalam memfasilitasi berbagaipertemuan, mengerti secara benar topik-topik yang menjadi bahasan dankultur yang dihadapi oleh sebuah organisasi. Fasilitator pada tingkatan iniseringkali menghasilkan gagasan-gagasan besar perubahan kelompok.

Tim memerlukan fasilitator untuk pertemuan-pertemuan mereka, samapentingnya dengan pengajaran dan pelatihan kerjasama tim. Memfasilitasisebuah kelompok membutuhkan pengetahuan bagaimana sebuah timmembangun diri dari waktu ke waktu dan kemampuan untuk mengajardan mendemonstrasikan pada tim proses dan metode kelompok. Di banyakkelompok atau organisasi, pemimpin tim biasanya juga berperan sebagaifasilitator tim pada saat yang bersamaan.

Peran fasilitator tidak hanya dibutuhkan dalam kelompokmasyarakat ataupun dalam pertemuan yang melibatkan banyak orangdengan latar belakang yang berbeda. Bahkan bagi sebuah perusahaan danorganisasi, yang harus mendengarkan masukan-masukan klien, supplier danpihak-pihak lain yang terkait dengan pekerjaan atau bisnis mereka. Dan ituartinya, akan dibutuhkan banyak pertemuan-pertemuan, tatap muka,kerjasama tim dengan orang-orang yang beragam serta dari berbagaitingkatan manajemen. Dalam kelompok dengan beragam anggota semacamini, maka peran fasilitator akan sangat dibutuhkan. Yakni, seseorang yangbisa mengelola pertemuan, mengantarkan diskusi, dan memindahkan orangdari diskusi ke konsensus.

“Sebagai fasilitator,Anda harus pastidapat membangun

kesatuan tim, bukankompromi tim.”

(Irving Janis)

Peran dan Sikap Fasilitator

Page 54: Fasilitasi Yang Efekif

53Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Fasilitasi dan KepemimpinanSebuah fasilitasi yang efektif akan membuat kerja kelompok menjadilebih mudah. Seorang fasilitator tidak hanya membantu untukmendiskusikan sebuah isu, tetapi juga harus memandu kelompok untukmerancang dan mencapai hasil-hasil yang belum teridentifikasi sebelumnya.Anggota kelompok hendaknya didorong untuk merasa terlibat dan bergunadalam sebuah pertemuan, bukannya merasa membuang-buang waktu hanyauntuk sebuah pertemuan. Salah satu ciri fasilitasi yang efektif bisa dilihatpada keterlibatan anggota secara aktif dan adanya perasaan memiliki danberguna, metode-metode fasilitasi dapat digunakan secara tepat, dan hasil-hasil terukur yang dapat dicapai serta berkontribusi pada kemajuankelompok.

Fasilitator harus berhati-hati agar tidak mudah menyalahkan pesertapertemuan akan kegagalan hasil sebuah pertemuan, ataupun juga mudahmencela hasil-hasil yang dicapai dalam sebuah pertemuan. Bagaimanapunjuga, tanggungjawab terpenting yang diemban seorang fasilitator adalahmenghormati kebebasan berpendapat dalam kelompok, serayamengingatkan keuntungan dan kerugian yang akan mereka raih dari hasilkeputusan yang diambil. Perlu untuk selalu mengingat bahwa tanggungjawab fasilitator adalah mengantarkan kelompok untuk mencapai tujuannyadengan menggunakan metode yang berkualitas.

Fasilitator memimpin kelompok dengan memberikan kelompok alat danmetode untuk menolong anggota kelompok belajar produktif secarabersama-sama. Seorang fasilitator, bagaimanapun juga bukanlah orang yangakan menentukan visi dan kehendak kelompok. Karena sebenarnya haltersebut adalah peran seorang pemimpin. Dalam bekerja, seorang fasilitatorbekerja netral terhadap visi dan misi yang dipegang kelompok. Fasilitatorharuslah selalu mengingatkan peserta agar mereka tidak menganggapnyasebagai seorang pemimpin, mengajarkan pada kelompok untuk tidakbergantung padanya. Fasilitator harus melepaskan kehendak mempengaruhikeputusan dan keinginan untuk dilihat sebagai “sang ahli”.

Hal ini karena anggota kelompok dalam sebuah proses tersebut sedangmeningkatkan keterampilan mereka dalam mengambil keputusan danmemecahkan masalah dalam kelompok. Para fasilitator memangmempengaruhi kesuksesan kelompok, tetapi tidak pada substansi pekerjaankelompok, mereka hanya terlibat dalam panduan proses, keterampilankelompok dan struktur. Fasilitator memang mengambil resiko, seperti jugaseorang pemimpin, tetapi hanya di arena proses kelompok terjadi.

Pemimpin yang dapat berperan sebagai fasilitator meramuperannya sebagai pemimpin visioner dan pengatur dengan pemimpin

“Adalah tidak benarbahwa apa yang

berguna itu indah, iaadalah keindahan yang

berguna. Keindahandapat meningkatkan

cara hidup dan berpikirorang-orang.”

(Anna Castelli Ferrieri,desainer furniture)

Peran dan Sikap Fasilitator

Page 55: Fasilitasi Yang Efekif

54 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

yang mendengarkan dan memberdayakan. Sebagai pemimpin yangfasilitatif, dia akan selalu melibatkan pengikutnya semaksimal mungkindalam pembentukan visi dan misi, serta membangun sebuah tim yangkohesif. Dari sisi ini, fasilitasi tidak bisa dipisahkan dari pendekatankepemimpinan.

Pemimpin FasilitatifFasilitasi SuasanaFasilitasi menciptakan ruang dan waktu bagi tumbuhnya rasa saling percaya(mutual trust) di antara sesama anggota kelompok. Alasan terhadap hal inibukan hanya karena tumbuhnya kepercayaan merupakan hal yang indah,tetapi kepercayaan memberikan tingkat kenyamanan sosial yang diperlukananggota kelompok untuk saling berinteraksi. Kreatif dalam menanganiresiko dan suasana yang pas membantu peserta untuk menemukankebijaksanaan dalam mengambil resiko.

Fasilitasi DiagnosisPada tingkatan kelompok, pemimpin, fasilitator atau manajer seringkalibertanya, “Apa yang menjadi tantangan, peluang atau masalah yang dihadapikelompok kita? Apa yang harus kita lakukan?” Tentu saja cara menjawabberbagai pertanyaan ini adalah bergantung pada model, metode danpengalaman tiap anggota kelompok. Untuk memahami situasi kelompok,biasanya pemimpin fasilitatif memulai dengan model yang menggambarkanbagaimana kelompok itu bekerja. Dengan begitu sang pemimpin akanmengetahui dari mana dia mulai bekerja dan di mana bagian yang bisadilakukan terhadapnya.

keputusan yang berkelanjutan, implementasi dan diskusi mendalam denganseluruh anggota kelompok. Fleksibilitas adalah tanda interaksi yang efektif.

“Kita membantu orangmenjadi lebih baik,dengan begitu kitaakan menciptakan

dunia yang lebih baikpula.”

(Eva Burrows)

Peran dan Sikap Fasilitator

Page 56: Fasilitasi Yang Efekif

55Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Nilai-nilai Dasar PartisipasiSecara umum ada 4 nilai yang perlu diperhatikan fasilitator:

Partisipasi PenuhKadang-kadang ada sebagian orang yang tidak mengatakan apa yangmereka pikirkan sesungguhnya. Seringkali terjadi proses editing sebelumseseorang mengungkapkan pendapatnya. Fasilitator harus berhati-hatiterhadap hal-hal seperti ini, dan seorang fasilitator harus dapat membantuorang yang mengalaminya agar dia dapat mengungkapkan hal yangdipikirkannya secara terbuka dan menjaga pendapatnya agar tidakmendapatkan serangan pendapat yang prematur dari peserta diskusi.

Kesepahaman MutualKelompok tidak akan dapat mencapai pemikiran yang terbaik bila tidakada saling mengerti antara satu dengan yang lain. Seorang fasilitator harusmembantu kelompok untuk menyadari produktivitas tim dibangun atasdasar kesepahaman yang saling menguntungkan.

Solusi InklusifBanyak orang yang terjebak dengan cara berpikir konvensional, di manadalam memecahkan masalah dan memecahkan konflik cenderung masihmemilih salah satu atau dua usulan dari peserta. Fasilitator berpengalamanharus tahu bagaimana mengelola kelompok agar menemukan ide-ide yanginovatif. Fasilitator harus memahami mekanisme membangun kesepakatanyang berkelanjutan. Ketika kelompok menemukan ide-ide baru yang inovatiftersebut, maka kadang mereka akan memiliki harapan yang lebih baik akanefektivitas kelompok.

Berbagi TanggungjawabBanyak hal yang menjadi penyebab kegagalan pertemuan yang melibatkanbanyak pihak. Salah satunya, peserta mendominasi pertemuan. Seorangfasilitator memiliki kesempatan dan bertanggungjawab mengajari anggotakelompok cara mendesain dan mengelola sharing yang efektif, pemecahan

“Pastikan Andamengukur dan

memberi penghargaanpada perilaku-

perilaku yang tepat.”

(Steven Kerr)

Peran dan Sikap Fasilitator

Page 57: Fasilitasi Yang Efekif

56 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Fasilitator adalah manajer proses kelompok. Fasilitator berperan dalammengelola proses dan bersikap netral terhadap isi diskusi. Proses bagaimanaanggota kelompok bekerja bersama, bagaimana anggota berinteraksi satusama lain, bagaimana keputusan dibuat dan bagaimana seluruh anggotahadir. Perlu dicatat bahwa proses dan isi selalu hadir setiap waktu dalamkerja-kerja kelompok. Fasilitator harus memandu dan mengelola prosessupaya kelompok dapat memfokuskan energi dan kreativitas mereka padaisi atau materi pembicaraan.

Untuk memandu proses, fasilitator akan menggunakan berbagai metode.Secara umum, ada beberapa peran yang bisa diemban oleh fasilitator, yaitu:

√ √ √ √ √ Substantively Neutral. Netral disini bukan berarti tidak memiliki opinidalam proses diskusi kelompok. Jelas hal tersebut tidak humanis dan

masalah dan proses pengambilan keputusan. Ingatkan kerugian jika memilikiagenda yang buruk dan ketidakjelasan tujuan pertemuan.

Peran FasilitatorFasilitasi berasal dari kata “facile” yang berarti “mudah”. To facile berarti“membuat sesuatu menjadi lebih mudah”. Peran fasilitator, membuatkelompok sukses mencapai tujuan dengan cara-cara mudah dan proseskelompok yang efektif. Fasilitator akan menganjurkan anggota kelompokmenggunakan metode yang paling efektif dalam menyelesaikan tugas, dengantetap memberi waktu kepada ide atau alternatif lain. Fasilitatormenempatkan dirinya sebagai seorang pemandu, pembantu dan katalisatoruntuk membantu kelompok menyelesaikan pekerjaannya

“Orang yang menaburkeramah-tamahan,

menuai pertemanan, danorang yang menanamkan

kebaikan,mengumpulkan

cinta”.

(Needles and Friends)

Peran dan Sikap Fasilitator

Page 58: Fasilitasi Yang Efekif

57Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

realistis. Hal ini berarti bahwa saat memfasilitasi diskusi, maka seorangfasilitator harus menyisihkan terlebih dahulu opini pribadinya sehinggaanggota diskusi kelompok tidak hanya mengiyakan opini kita.Konsekuensinya, fasilitator tidak bisa mempengaruhi keputusankelompok. Fasilitator dapat membantu kelompok dengan caramemberikan energi melalui panduan pertanyaan efektif dan percakapanyang produktif.

√ √ √ √ √ Third Party. Fasilitator perlu menjadi pihak ketiga agar bisa tetap netraldalam memandu sebuah proses diskusi. Bila kita juga anggota kelompokatau sang pemimpin, biasanya kita pun akan diminta untuk memberikanpendapat. Padahal sesungguhnya, saat kita diminta untuk memfasilitasi,maka kita harus menjadi pihak yang tidak berkepentingan terhadapkeputusan yang diambil kelompok.

√ √ √ √ √ Process Expert. Seorang fasilitator memang content-neutral tetapi iajuga ahli proses dan advokasi. Sebagai seorang ahli proses, fasilitatorharuslah memahami kebiasaan, proses dan struktur untuk memberikankontribusi terhadap penyelesaian masalah dan pembuatan keputusanberkualitas, dan tentu saja fasilitator harus tahu kontribusi masing-masing bagian untuk membuat sebuah proses yang efektif.

Tanggung Jawab FasilitatorFasilitator yang efektif memiliki tanggungjawab:• Selalu netral atas isi atau materi pertemuan;• Merancang partisipasi;• Memastikan keseimbangan partisipasi;• Mendorong dialog di antara peserta;• Menyediakan struktur dan proses untuk kerja kelompok;• Mendorong perbedaan pandangan ke arah yang positif;• Mendengarkan secara aktif dan mendorong peserta yang lain untuk melakukan hal yang sama;• Mencatat, mengorganisir dan meringkas masukan dari anggota;• Mendorong kelompok untuk mengevaluasi sendiri perkembangan dan kemajuan kerja;• Melindungi anggota kelompok dan idenya dari serangan atau pengabaian perhatian;• Meyakinkan bahwa kelompok itu kumpulan pengetahuan, pengalaman dan kreativitas. Gunakan metode dan teknik fasilitasi untuk menggali sumberdaya ini.

“Sahabat kitamenunjukkan apa yang

dapat kita lakukan, musuhkita mengajarkan apa

yang harus kita lakukan.”

(Goethe)

Peran dan Sikap Fasilitator

Page 59: Fasilitasi Yang Efekif

58 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Menciptakan PerubahanDi mana SajaFasilitator dan pemimpin dituntut untuk memiliki cita rasa kemanusiaandan spirit dalam organisasi. Dengan proses partisipatif yang dirancangnya,seorang fasilitator mampu mendorong kelompok untuk aktif berkreasidan berinovasi. Peran ini tidak hanya terbatas pada ruangan pelatihan saja.Melainkan juga dapat dimainkan dalam kehidupan sehari-hari.

Fasilitator sebagai MediatorMasyarakat seringkali tidak membedakan istilah fasilitator dan mediator.Namun bila dirunut dari asal katanya, terlihat sekali perbedaannya. Mediateberasal dari bahasa latin yang berarti “to come between”, sedangkan Facilitatejuga berasal dari bahasa Latin yang berarti “to make easy”. Dalam konteksini, tentu saja pemudah cara berarti menjadikan kelompok menjadi lebihefektif. Namun, adakalanya fasilitator juga diperlukan sebagai mediator. Baikitu pada saat awal proses fasilitasi, saat memfasilitasi, maupun pada saatterjadi konflik.

Fasilitator sebagai EvaluatorDalam sebuah proses fasilitasi, seorang fasilitator dituntut untukmembangun keterbukaan dan kelancaran berkomunikasi dengan anggotakelompok. Adakalanya fasilitator juga diminta untuk memberikan evaluasiterhadap kelompok yang difasilitasinya. Yang penting menjadi catatan adalah,sebaiknya fasilitator tidak membuat sebuah keputusan ataupunkesepakatan dengan pihak lain tanpa melalui keterbukaan dengan kelompokyang difasilitasinya. Hal ini penting bagi kepercayaan kelompok terhadapfasilitator.

Fasilitator sebagai Content ExpertFasilitator dapat dimungkinkan menjadi seorang content expert atauinformation resource, bila memang dibutuhkan oleh kelompok. Adakalanyakelompok membutuhkan lebih banyak informasi dan pengetahuan baru.Atau memerlukan seseorang untuk meluruskan arah diskusi. Dalam halmenjadi narasumber, dengan syarat meminta ijin terlebih dahulu padakelompok yang difasilitasinya.

Jika dengan kreativitas dan inovasi kelompok dapat dibangun oleh fasilitasi,maka dengan sendirinya fasilitator mampu menciptakan berbagaiperubahan dengan menggunakan alat, metode, teknik dan keterampilanyang dikuasainya. Kemampuan ini sangat penting dan bermanfaat ketikafasilitator berada dalam situasi seperti di Indonesia sekarang ini. Fasilitasi

“Duniasesungguhnya

sedang dipersimpangan jalan.

Kita menghadapibanyak problem

rumit yangmembutuhkan solusilebih dari sekadarsumberdaya fisikdan perhitungan

keuangan.”

(Michael Gorbachev,pencetus gerakan

Glasnot danPerestroika)

Peran dan Sikap Fasilitator

Page 60: Fasilitasi Yang Efekif

59Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

dapat membantu perorangan atau kelompok untuk merencanakan sesuatudan memecahkan masalah.

Maka, dapat dibayangkan seandainya, kemampuan fasilitasi akan semakinbanyak tersebar, Anda akan dapat bayangkan betapa banyak ide dan inovasibaru yang akan keluar pada berbagai pertemuan. Akan semakin banyakterobosan terhadap berbagai macam kebuntuan ide. Hal ini tentu sajaakan mendorong terjadinya berbagai perubahan sosial, karenasesungguhnya, fasilitator juga adalah ‘agen perubahan’.

Fasilitator sebagai PenggugahSistem SosialPada tataran yang lebih kompleks, seorang fasilitator akan berfungsisebagai penggugah sistem sosial. Di tataran ini, fasilitator berfikir danbertindak dalam kerangka sistem (system thinking), dan memfasilitasiterjadinya perubahan dengan menggunakan pendekatan yang apresiatif(appreciative inquiry).

System thinking penting untuk memahami elemen-elemen dan relasi dalamsebuah sistem, meletakkan diri kita sebagai bagian dari sebuah kesatuan,yang menyadari bahwa kesatuan ini mampu mengubah sistem melaluipergerakan-pergerakan yang dilakukan. Jadi, bukannya mengeluhkanbagaimana sistem membelenggu kita, melainkan memandang bagaimanaketerkaitan satu elemen dengan elemen lain dalam sebuah sistem. Satugerakan perubahan di satu elemen tentu akan ikut mempengaruhi elemen-elemen lainnya. Besar kecilnya atau cepat lambatnya sistem menemukantitik immobilitas baru tergantung pada kemampuan kita dalam menggugahsistem tersebut. Bagaimana caranya?

Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mengubah cara berpikirkita, karena sesungguhnya realita sosial itu ciptaaan otak kita. Jika kitamengubah cara berpikir, maka realitas sosial pun berubah. Seorang fasilitatorakan membuat perbedaan manakala ia sadar sedang membantu sistemuntuk mengelola perubahannya sendiri. Sebagai sistem, mereka hanya bisadiusik dan digugah. Tanpa usikan berarti, mereka akan selalu berada dizona nyaman alias comfort zone.

Bagaimana cara mengusik atau menggugahnya? Dengan menggunakan carayang nyaman, yang tidak akan menimbulkan penolakan, Appreciative Inquirymembantu kita memberikan pertanyaan-pertanyaan positif kepada sistemuntuk keluar dari belenggu kompleksitas baik sistem eksternal maupunsistem internal.

“Jika ada orangberbicara,

dengarkanlahselengkapnya.

Kebanyakan orangtidak pernah

mendengarkan”

(Ernest Hemmingway)

Peran dan Sikap Fasilitator

Page 61: Fasilitasi Yang Efekif

60 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Menurut ahli neuroscience, “kata” bisa membantu sekaligus mengganggucara kita melihat dunia. Bila kita mendengar kata-kata “Jangan pikirkankemiskinan di Indonesia”, kita justru otomatis berpikir tentang kemiskinan. Karena itu dalam model berpikir dalam sistem, orang banyak menggunakanmetafora dalam menjelaskan semua hal tentang kehidupan, organisasimaupun dunia. Dalam Appreciative Inquiry hal ini disebut sebagai PoeticPrinciple. Apa saja bisa menjadi puitis, selalu ada kaitannya, dan kita bisamelakukan apa saja sesuai dengan pilihan kita.

Jadi, perkembangan dari dunia fasilitasi termuktahir sekarang ini adalahmendudukkan appreciative intelligence dan system theory sebagai landasanmembantu perubahan sosial yang lebih inovatif. Dan, kita dapatmenyebutnya sebagai appreciative thinking.

Sikap Dasar FasilitatorSikap seseorang menjadi kombinasi dari nilai yang dianut, keyakinan, opini,pendidikan dan pengalaman masa lalu yang membentuknya. Sikapditunjukkan dengan beragam cara, antara lain lewat pendapat, kata-kata,nada suara, bahasa tubuh, raut muka dan perilaku dalam kelompok.

Ada beberapa sikap dasar yang harus dimiliki oleh seorang fasilitator.Mengapa sikap dasar ini penting? Karena, setiap fasilitator pastilahmenghadapi berbagai kelompok dengan latar belakang yang beragam.Karenanya, setiap fasilitator haruslah memiliki beberapa sikap dasar berikut.

Minat

Cobalah Anda merenung sejenak, bagaimana bila Anda dengan sangatantusias bercerita kepada orang lain, sedangkan ternyata orang tersebuttidak terlalu mempedulikan? Kecil sekali kemungkinannya Anda inginbertemu dengan dia lagi. Orang lain akan lebih merasa nyaman dan percayadiri bercerita dan berpendapat, bila Anda juga memberikan perhatian yangsesuai. Mereka akan merasa diperhatikan bila Anda juga memberikankepedulian yang sesuai, seperti misalnya kehidupan mereka, jadi janganlahhanya memberikan perhatian terbatas kepada aspek-aspek yang hanyaberkaitan dengan Anda.

EmpatiSebagai fasilitator, Anda haruslah mampu menempatkan diri dalam situasiyang dihadapi orang lain guna memahami perspektif yang mereka milikiterhadap isu-isu tertentu. Empati menjadi sangat penting ketika kita bekerjadengan komunitas untuk bisa mengerti keragaman kondisi, situasi dankepentingan mereka. Hal ini terkadang sulit untuk dilakukan, karena kita

Peran dan Sikap Fasilitator

“Masing-masingorang harus

mengayuh dengandayung yangdimilikinya”

(Pepatah Inggris)

Page 62: Fasilitasi Yang Efekif

61Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

harus bebas dari persepsi orang lain dan harus bekerja keras untukmenempatkan diri kita dalam posisi tertentu.

Tantangan terbesar dalam hal ini, bila Anda memfasilitasi sebuahkelompok, maka Anda harus bisa berempati kepada banyak orang secarabersama-sama. Tetapi bila Anda bisa mengembangkan sikap ini, makaganjarannya adalah orang akan lebih percaya kepada Anda dan karenanyamereka juga akan responsif. Yang sulit adalah bersikap empati denganmenjaga kenetralan.

Berpikir PositifHal ini berarti bahwa apapun pendapat, pandangan, perilaku, jender

ataupun latar belakang seseorang, Anda harus selalu menghormati keunikansetiap individu dan menghargai potensi yang dimilikinya. Anda harusmenerima orang lain apa adanya ketika Anda memfasilitasi. Bila dapatmenghargai perbedaan-perbedaan ini, maka Anda akan mampu memfasilitasimereka.

Percaya pada KelompokHal ini berarti sebagai fasilitator Anda harus mempercayai potensi

kelompok yang Anda fasilitasi untuk mempunyai kemampuan dalammenemukan jalan atau solusi atas permasalahannya sendiri. Hal ini berartibahwa apapun komposisi kelompok itu, Anda selalu percaya bahwajawaban atas permasalahan adalah ada pada kelompok itu sendiri. Sebagaifasilitator Anda tinggal mendorong proses bagi kelompok tersebut untukmenemukan permasalahannya sendiri.

Tentu keempat sikap tersebut hanyalah sebagian dari berbagai sikap yangharus dimiliki oleh seorang fasilitator. Tetapi, bila Anda bisa menguasaikeempat sikap dasar yang esensial tersebut, Anda sudah memiliki sikapdasar untuk memfasilitasi sebuah kelompok. Jika sikap Anda tidakmendukung, maka Anda sendiri pasti juga akan mengahadapi kesulitan.

Peran dan Sikap Fasilitator

“Sejuta lilin dapatdinyalakan dari

satu api.”

(Josep O’Conor)

Page 63: Fasilitasi Yang Efekif

62 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Page 64: Fasilitasi Yang Efekif

63Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

BAB 5

Pada bab ini Anda akan menemukan:

Berbagai keterampilan dasar sekaligus seni yang perlu dikuasaioleh fasilitator, meliputi seni bertanya, menggali lebih dalam,membuat ikhtisar, mengaitkan pernyataan dengan komentar,mengamati, dan seni menyimak

Keterampilan DasarFasilitator

Page 65: Fasilitasi Yang Efekif

64 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Keterampilan Dasar FasilitatorDalam banyak hal seringkali seorang fasilitator masih memaksakanpandangannya terhadap kelompok yang difasilitasinya. Hal ini seringkaliterjadi karena fasilitator merasa lebih banyak memiliki pengalaman daripadakelompok yang difasilitasinya dikarenakan pengalaman memfasilitasinya di masalampau dengan berbagai permasalahan serupa.

Fasilitator hendaknya menyadari bahwa seringkali kelompok yang difasilitasiterdiri dari orang-orang yang jauh berpengalaman. Pada saat seperti inicara pandang kita sebaiknya dikesampingkan. Lebih penting bagi fasilitatoruntuk mengeksplorasi ide-ide mereka dan tetap netral dalam memanduproses kelompok untuk menemukan solusi bersama. Sebagai fasilitatorhendaknya kita menyadari bahwa tugas yang kita emban lebih banyakmengeksplorasi dengan melontarkan berbagai pertanyaan menganalisis untukmenemukenali permasalahan kelompok yang sebenarnya, ketimbangmemberikan banyak pandangan-pandangan pribadi.

Seni Bertanya: ORIKDalam memfasilitasi, kita sebaiknya tidak tergoda untuk memberikanpendapat terhadap suatu masalah yang sedang dibahas dengan peserta.Kita perlu mengetahui pandangan mereka terhadap hal yang sedang dibahas.Sebagai titik awal kita bisa menggunakan beberapa pertanyaan untuk merincilebih jauh masalah yang sedang dibahas itu, dan secara perlahan mendorongmereka untuk menganalisis masalah tersebut. Bagaimana caranya?

“systems thinkingdidasarkan pada

pertukaranfundamental dari

dunia sebagai sebuahmesin menjadi dunia

sebagai sebuah sistemyang hidup.”

(Fritjof Capra)

Keterampilan Dasar Fasilitator

Page 66: Fasilitasi Yang Efekif

65Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

O - Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat obyektifdimaksudkan untuk menanyakan hal-hal yangnyata, menggali fakta atau data, dan biasanyaberkaitan dengan indera. Pertanyaan-pertanyaanpada tingkat ini biasanyanya dimulai dengan Apa...,Siapa…, Berapa…, Dimana…,

R - Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat reflektifdimaksudkan untuk menggali emosi atau perasaanlawan bicara. Gunanya ditanyakan adalah untukmembuat lawan bicara merasa kita peduli padanya.Contohnya, Bagian mana yang paling Anda sukaidari…..,

I - Pertanyaan-pertanyaan yang bersifatinterpretatif dimaksudkan untuk menggalipemahaman, pandangan, dan analisis lawan bicarakita terhadap hal yang sedang dibicarakan. Kitadapat menggalinya dengan menggunakanpertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimanakalau…; Apa yang mungkin terjadi bi la…;Seandainya….; Bagaimana kira-kira….

K - Pertanyaan-pertanyaan yang bersifatkeputusan dimaksudkan untuk menyimpulkanpembicaraan. Biasanya dimulai dengan kata-kataseperti: Jadi; setelah ini….; Kalau begitu kemana ….,

Yang penting kita pastikan adalah ketika bertanya kita tidak memasukkangagasan-gagasan sendiri. Umpamanya, “Menurut saya, menggunakan X adalahcara terbaik. Bagaimana menurut Anda?”. Bila Anda melakukan hal itu, makayang Anda lakukan namanya bukan lagi memfasilitasi, tetapi mem”fasipulasi”(pura-pura memfasilitasi, pada hal sebetulnya memanipulasi).

Cara yang paling ampuh adalah dengan memberikan serangkaianpertanyaan secara bertingkat yang sifatnya menggali. Cara ini dikenal sebagaimetode ORIK (singkatan dari Obyektif, Reflektif, Interpretatif, danKeputusan). Ini merupakan cara bertanya dengan mengajukan pertanyaanyang kesulitannya bertingkat.

“Sifat alami manusiayang terutama adalah

ingin dihargai”

(William James)

Keterampilan Dasar Fasilitator

Page 67: Fasilitasi Yang Efekif

66 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Seni Menggali Lebih Dalam (Probing)Teknik ini merupakan salah satu keterampilan yang wajib dimiliki olehseorang fasilitator. Teknik ini digunakan untuk menggali lebih dalam lagidan menjaga agar orang-orang yang berdiskusi untuk tetap berbicara. Disamping itu, teknik probing ini sangat diperlukan untuk menghindarkandiskusi dari kemacetan.

Teknik ini akan menunjukkan perbedaan positif di antara kegiatan fasilitasipada tingkat kualitas dan kedalaman. Seperti misalnya pada saat kelompokterjebak pada kemacetan atau diskusi yang semakin melebar maka teknikprobing ini dapat digunakan untuk memindahkan diskusi kepada hal-halyang lebih detil dan spesifik.

Beberapa cara probing untuk membantu kelompok antara lain:• Mencari akar masalah;• Mencerahkan anggota kelompok yang lain;• Mengeksplorasi perhatian atau gagasan;• Mendorong anggota kelompok untuk mengeksplorasi gagasan secara lebih mendalam dan untuk menolong proses berpikir mereka sendiri;• Membuka kelompok agar lebih jujur membagi informasi dan perhatian;• Menaikkan tingkat kepercayaan dalam kelompok;• Membongkar fakta-fakta kunci yang belum keluar;• Meningkatkan kreativitas dan berpikir positif.

Komunikasi non verbal juga dapat dilakukan untuk melakukan probing,yaitu antara lain dengan menganggukkan kepala, menjaga kontak matalangsung, dan tetap berdiam diri untuk beberapa saat. Cara-cara inidigunakan untuk menggali lebih dalam lagi pendapat peserta.

Teknik verbal juga dilakukan untuk hal yang sama, misalnya dapatmenggunakan kalimat sederhana, “O ya?” atau “Hmm…”, tetapi juga bisasaja pertanyaan atau permintaan langsung, seperti “Kenapa begitu?”, “Bisadiberikan contoh?”

Namun Anda harus menggunakan probing ini secara selektif sebagaipembuka jalan saja. Terlalu banyak melakukan probing yang tidak tepatjustru akan menimbulkan beberapa hal yang seharusnya dihindari, antaralain: anggota kelompok merasa diinterograsi; anggota kelompok lain merasamenjadi kurang diperhatikan karena terlalu banyak probing pada salah satuorang; kehilangan netralitas (terutama bila memiliki agenda tersembunyi);dan probing dapat membuat berputar-putar pada satu tempat saja, tidakbisa kemana-mana.

“Hadiah terbesarsebagai manusia

adalah, kita memiliki kekuatan

empati.”(Meryl Streep)

Keterampilan Dasar Fasilitator

Page 68: Fasilitasi Yang Efekif

67Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Seni Membuat Ikhtisar (Parafrase)Ini teknik mengulang pendapat dengan menggunakan bahasa Anda sendiri.Parafrase sangat berguna untuk memeriksa pemahaman seseorang. Ketikafasilitator mengulang kalimat-kalimat si pembicara, peserta yang lain jugaakan saling memeriksa pemahaman mereka atas pendapat peserta yangmengajukan pendapat. Jika Anda salah menangkap pesan yang dimaksud,maka Anda dapat langsung melakukan perbaikan terhadap kesalahpahamantersebut. Contoh kalimat parafrase tersebut adalah, “Baik, Supri. Kalau tidaksalah Anda tadi mengatakan…”.

Anda dapat menggunakan teknik ini untuk menaikkan kesepahaman dalamkelompok, tetapi jangan sampai menggunakan teknik ini untuk memasukkanopini Anda sendiri. Juga, hindari kesan bahwa Anda berusaha untukmemperbaiki atau menambahkan apa yang telah dikatakan oleh pesertadiskusi. Dalam bahasa yang sederhana, parafrase digunakan sebagaipenghormatan terhadap orang yang berpendapat, dan sebagai fasilitatorAnda mendengar langsung dan menghargai apa yang diungkapkan pesertatersebut.

Parafrase paling tepat digunakan untuk membantu kalimat-kalimat pesertayang tidak jelas, terlalu abstrak, konsep tidak terang, atau mempunyai terlalubanyak ide. Dalam beberapa kasus, seni membuat ikhstisar ini tidak perludilakukan terutama jika Anda sudah mencatat input anggota di flip chartatau white board. Hindari memparafrase setiap input orang. Teknik terbaikyang bisa dilakukan adalah mendengar secara aktif dan merekam kata-katakunci dari pembicara.

Beberapa hal yang perlu dipegang sebagai dasar melakukan parafrase antaralain: parafrase hanya untuk memeriksa pemahaman; jangan menggunakanparafrase untuk memperbaiki kalimat-kalimat pembicara; hindari menambahatau mengubah apa yang dikatakan pembicara; jika mungkin gunakan kata-kata si pembicara setepat mungkin; dan parafrase digunakan ketika Andapikir ada anggota kelompok yang tidak mendengar apa yang dikatakan sipembicara.

Seni Mengaitkan Pernyataandan Komentar

Teknik ini seringkali disebut dengan teknik referencing back, yaituteknik untuk mengkait-kaitkan pernyataan peserta dengan pernyataanpeserta yang lain sebelumnya. Ketika peserta pertemuan mengemukakansebuah pendapat yang mirip dengan komentar yang telah dikatakan

“Hanya ada satu caramenjadi pembicara yang

baik, belajarlahmendengarkan”

(Christopher Morley)

Keterampilan Dasar Fasilitator

Page 69: Fasilitasi Yang Efekif

68 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

sebelumnya, Anda bisa mengatakan, “Ini mungkin masih berkaitan denganpernyataan yang dikatakan Andri tadi. Andri bagaimana pendapat Anda?”.

Referencing back mendorong anggota untuk mengetahui dan membangundi atas salah satu ide yang lain. Teknik ini juga mendorong partisipan untukmendengarkan satu sama lain. Di samping itu, teknik ini dapat digunakanuntuk tidak setuju dan menunjuk perbedaan yang ada di antara pendapat-pendapat peserta. Kadangkala peserta mengulang pembicaraan yang telahada karena mereka tidak mendengar pendapat yang telah munculsebelumnya atau ingin mengungkapkan ide tersebut dengan cara yanglain. Dengan mengungkapkan apa yang telah diungkapkan pesertasebelumnya, maka sebenarnya forum pertemuan telah didorong untuklebih teliti dan menyimak pendapat-pendapat yang telah munculsebelumnya. Para peserta didorong untuk mendengar lebih teliti danmengkait-kaitkan komentar-komentar mereka dengan peserta lain.

Keuntungan lain yang dapat Anda peroleh dari menerapkan referencingback adalah, menunjukkan perhatian Anda kepada setiap komentar yangmuncul dari peserta. Di samping itu tentu saja hal ini membuktikan bahwaAnda mendengarkan dan menyimak secara aktif setiap pendapat yangmuncul. Kadangkala, banyak fasilitator atau peserta yang mengabaikankomentar orang lain dan menganggapnya sebagai sebuah komentar yangtidak pernah diungkapkan.

Teknik referencing back juga teknik yang bagus untuk menyeimbangkanpartisipasi. Sebagai fasilitator Anda dapat memilih pendapat dari pesertayang sangat pendiam atau seseorang yang berada dalam posisi yang tidakberkuasa dalam organisasi. Hal ini adalah sebagai cara Anda untuk memberirespek dan penghargaan karena telah membagi gagasan.

Seni Mengamati (Observing)Teknik observasi atau pengamatan adalah kemampuan untuk mengamatiapa yang sedang terjadi tanpa menghakimi tanda-tanda non verbal seseorangdan kelompok secara obyektif. Hal ini terjadi karena seringkali orang lebihmudah mengembalikan kata-kata dibandingkan dengan perilaku kita. Sebagaifasilitator, pengamatan memberikan peluang bagi Anda untuk mengetahuiapa yang dipikirkan orang lain tidak hanya dari apa yang dikatakan, tetapijuga dari perilakunya. Karena sebenarnya perilaku non verbal dapatmengungkapkan sesuatu pesan secara cukup kuat.

Anda bisa mengecek berbagai pendapat bukan hanya pada apa yangdikatakan melainkan juga pada bahasa non verbalnya karena seringkalipendapat juga dipengaruhi oleh bagaimana cara pendapat tersebutdiungkapkan. Misalnya untuk tataran individu, Anda dapat mengecek pada

“ Seseorang dinilaidari pertanyaan yangdiajukannya, bukandari jawabannya.”

(Voltaire)

Keterampilan Dasar Fasilitator

Page 70: Fasilitasi Yang Efekif

69Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

intonasi suara, gaya komunikasi, ekspresi muka, kontak mata, gerakan tubuh,dan postur tubuh. Sedangkan pada tingkatan kelompok Anda dapatmengecek beberapa hal berikut: Siapa mengatakan apa? Siapa melakukanapa? Siapa melihat siapa ketika mengatakan sesuatu? Siapa menghindariterjadinya kontak mata? Siapa duduk di dekat siapa? Bagaimana tingkatenergi kelompok? Bagaimana tingkat minat kelompok?

Pengamatan yang baik akan membantu Anda untuk mendapatkan gambarantentang perasaan dan sikap para peserta serta memantau dinamika, prosesdan partisipasi kelompok. Karena itu sangat penting bagi seorang fasilitatoruntuk mengembangkan keterampilan mengamati jenis-jenis komunikasinon-verbal. Sebaiknya Anda melakukannya dalam waktu yang singkat tanpadiketahui oleh peserta lain.

Seni MenyimakBanyak fasilitator melewatkan substansi komunikasi “dua arah”, yangsejatinya sangat penting dalam meningkatkan kesepahaman antara berbagaipihak. Keterampilan menyimak adalah keterampilan kunci seorang fasilitator.Hal ini sangat penting bagi seorang fasilitator karena cara Anda menyimakakan mempunyai arti yang sangat penting bagi orang yang berbicara danmembantu meningkatkan kualitas komunikasi antara Anda dan orang itu.Di samping itu, fasilitator juga bertanggungjawab untuk meningkatkankualitas komunikasi dalam kelompok dan membantu anggota kelompokuntuk saling menyimak dengan lebih baik.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyimak antara lain adalah:

Tunjukkan empati dan minat. Artinya, Anda sedang menyimak. Gunakanbahasa tubuh Anda sebagai pesan bahwa Anda sedang memperhatikandan mencoba memahami apa yang mereka pikirkan. Perhatikan kata-katanya yang utama, jangan banyak bicara untuk menjelaskan opiniAnda sendiri, biarkan mereka bebas menyampaikan gagasan yang adadi pikiran. Berikan dukungan secara penuh dengan memberikan fokusperhatian kepada orang tersebut dengan cara menganggukkan kepalaataupun dengan kata-kata dukungan. Jangan menyela!

Menyimaklah dengan aktif. Menyimak bukan berarti Anda harus pasif.Anda harus aktif untuk menangkap seluruh pesan yang ingindisampaikan oleh peserta yang berpendapat. Misalnya denganmemperhatikan bentuk tubuh, raut muka dan pilihan bahasa yangdigunakan. Gunakan teknik parafrase untuk memastikan bahwa Andapaham.

“Proses kritikharus dimulai

dengan pujian danpenghargaan yang

jujur”

(Dale Carnegie)

Keterampilan Dasar Fasilitator

Page 71: Fasilitasi Yang Efekif

70 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Menyimak dengan baik lebih sulit dari dugaan kita. Hal ini terjadi karenabanyak hal yang ternyata menyebabkan kita menjadi sulit untukmenyimak. Misalnya, karena proses kita berpikir lebih cepat daripadaorang berbicara, maka kadang-kadang pada saat seseorang belum selesaiberbicara mereka telah menggunakan kemampuannya untuk berpikirha lain. Atau misalnya, mendadak emosi dan terbakar amarahnya saatmendengar orang lain berpendapat, mendengar dengan melamun,menyimak dengan telinga terbuka tetapi pikiran tertutup, menganggapisu-isu yang diungkapkan terlalu berat sehingga bias dan menyimakdengan serta merta menggoyang keyakinan orang lain.

Keterampilan Dasar Fasilitator

Page 72: Fasilitasi Yang Efekif

71Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

BAB 6Membangun Konsensus

Pada bab ini Anda akan menemukan:

• Metode yang paling efektif untuk membangun konsensus.• Keunggulannya• Langkah-langkahnya.• Sekilas sejarahnya.

Page 73: Fasilitasi Yang Efekif

72 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Metode Lokakaryauntuk Membangun KonsensusPernahkah Anda melihat sebuah kelompok yang lesu, tidak ada kegiatanapapun, tak berenergi, dan tak punya ide-ide kreatif? Atau sebaliknya, sebuahkelompok dengan energi yang tak terbatas dan kaya dengan ide-ide kreatiftapi tidak termanfaatkan dengan baik, sehingga tidak ada keputusan yangdisetujui semua anggota kelompok? Kita juga pernah melihat situasi dimanaterjadi diskusi yang tidak terarah untuk mendapatkan keputusan-keputusan praktis, atau anggota kelompok mempertanyakan keputusanyang telah dibuat, atau lebih parah lagi, diskusi berlangsung alot karenaketerbatasan pengetahuan kelompok.

Dalam situasi-situasi seperti itu, diperlukan metode yang tepat untukmembangun partisipasi setiap peserta dalam kelompok untuk mencapaitujuan, metode yang memungkinkan kelompok untuk menyaring ide-ideyang mengarah ke pencapaian tujuan bersama, metode yang akanmenghasilkan konsensus praktis. Metode yang dimaksud adalah metodelokakarya. Lokakarya di sini maksudnya bukanlah sebuah kegiatan, tetapinama sebuah metode. Nama lain yang juga biasa digunakan untuk ini adalahurun rembug, atau pembadaian otak (brainstorming).

Metode lokakarya memberi kita proses yang:• Memungkinkan semua anggota kelompok untuk ikut serta dan

berpartisipasi• Membangkitkan kreativitas dan energi dalam waktu yang SINGKAT• Menyaring pemikiran terintegrasi bersama

“Jika ceritamenghampirimu, rawatlahmereka. Dan, belajarlah

melepaskannya jikamereka perlu. Kadang-

kadang, seseorang lebihbutuh cerita ketimbang

makanan.”

(Barry Lopez,penulis Arctic Dreams)

Membangun Konsensus

Page 74: Fasilitasi Yang Efekif

73Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

• Membangun konsensus kelompok dengan praktis• Memfasilitasi formulasi penyelesaian yang inovatif dan kreatif

terhadap masalah dan isu.• Menanamkan kepada kelompok rasa ikut memiliki dan tanggung

jawab yang kuat

Metode lokakarya berjalan menyerupai cara kita mengatur tugas-tugasyang harus kita selesaikan pada satu hari kerja. Sebagaimana orangkebanyakan, pada saat sampai ke kantor kita bertanya pada diri kita sendiriapa yang harus kita selesaikan hari ini. Yang pertama-tama kita lakukan saatkita sampai ke kantor adalah membuat daftar apa yang harus kita kerjakan,biasanya daftar acak berisi tugas-tugas ringan dan atau berat.

Langkah selanjutnya adalah memilah-milah daftar ini dan mengelompokkantugas-tugas yang mirip, siapa yang harus ditelepon, rapat dan konsultasiyang harus dihadiri, memo-memo dan surat-surat yang harus dibuat danlaporan-laporan proyek yang harus diselesaikan. Setelah daftar “tugas” awaltelah dikelompokkan, kemudian kita evaluasi mana yang harusdiprioritaskan pada hari itu. Dengan prioritas yang telah dibuat untuk hariitu, maka akan menjadi lebih mudah bagi kita untuk memiliki hari yangproduktif. Jika ada tugas lain yang harus dikerjakan, pastikan bahwa tugas-tugas prioritas tidak akan dikalahkan dan malah mengerjakan tugas yangberada dalam kelompok ‘kurang’ prioritas pada daftar “tugas” hari itu.

Proses pengorganisasian tugas sehari-hari dapat juga diterapkan padaproses berpikir kelompok. Kelompok mungkin akan memulai denganmendefinisikan apa yang perlu dilakukan. Ide dan saran dapat diperolehdari anggota kelompok, yang dapat mereka atur dan prioritaskan secaralangsung sebagai respon terhadap apapun yang telah mereka tentukan.Metode lokakarya-lah yang akan membantu proses ini terlaksana.

Alur Proses Metode LokakaryaMetode lokakarya adalah sebuah proses berdiskusi membahas suatu topikuntuk mencapai konsensus. Sebelum diskusi dimulai, tentukan dulutujuannya. Lalu pimpinlah proses diskusi. Ada lima langkah yang perludijalani untuk mengajak kelompok mencapai kesepakatan dengan cara yangtepat.

Langkah 1 - Konteks• Sampaikanlah latar belakang diskusi. Apa topik yang akan dibahas.• Berikan sebuah pertanyaan kunci untuk dijawab peserta. Jelaskan

maksud pertanyaan, untuk memastikan agar jawaban yang merekaberikan tepat.

“Perkataan yang baikmungkin pendek dan

mudah diucapkan, tetapigaungnya tidak pernah

berakhir”

(Ibu Teresa)

Membangun Konsensus

Page 75: Fasilitasi Yang Efekif

74 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

• Minta semua peserta berpartisipasi.

Langkah 2 – Sumbang SaranLangkah ini terdiri dari 3 tahap:

a. Kerja individu: Minta peserta menjawab pertanyaan kunci sendiri-sendiri lebih dulu. Setiap orang menyiapkan 2 - 3 jawaban.

b. Diskusi kelompok kecil: Minta mereka membentuk kelompoktiga-tiga orang. Cara yang paling mudah adalah dengan mengumpulkan3 peserta yang saling berdekatan. Minta setiap anggota kelompokmenyampaikan jawaban masing-masing kepada kelompoknya, lalumintalah mereka memilih 4-5 jawaban sebagai hasil kesepakatankelompok.

Bagikan kartu-kartu metaplan. Jelaskan bahwa setiap kelompok akandiminta menuliskan 5 jawaban terbaik kelompok di kartu, dengansyarat:

• Satu kartu berisi satu jawaban.• Jawaban itu haruslah spesifik.• Menggunakan paling banyak 7 kata.• Tulisan haruslah besar, sehingga bila ditempelkan di depan kelas, bisa terbaca oleh semua peserta.

Setiap syarat itu sudah disiapkan di kartu metaplan, dan ditempelkanuntuk mengingatkan mereka. Setelah itu, barulah setiap kelompokdiminta menuliskan 5 jawaban terbaik kelompok.

c. Diskusi pleno: Kumpulkan kartu-kartu dari setiap kelompok. Lalukembalikan kelompok tiga-tiga orang itu menjadi kelompok besar(pleno). Bacakan satu persatu kartu-kartu yang Anda kumpulkanuntuk memastikan jawaban-jawaban itu telah memenuhi kelimasyarat tadi. Bila sudah memenuhi, pampangkan secara acak di depankelas. Bila ada kartu yang tidak jelas maksudnya, minta penjelasankepada kelompok yang bersangkutan. Bila ada yang tidak memenuhisyarat penulisan di atas, minta kelompoknya membetulkannya.

Langkah 3 - PengelompokanMintalah peserta mengidentifikasi kartu-kartu yang mempunyai maksudyang sama, dan kelompokkan kartu-kartu itu.

Langkah 4 - PenjudulanMinta peserta memberi judul setiap kelompok kartu. Judul itu hendaklahmenggambarkan atau mewakili hal-hal yang tertulis di masing-masingkelompok kartu. Dengan kata lain, menjadi topik kelompok jawaban yang

“Jika tahu caramenyimak yang baik,Anda akan mendapatkeuntungan meskipun

dari mereka yangberbicara buruk.”

(Plutarch)

Membangun Konsensus

Page 76: Fasilitasi Yang Efekif

75Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

tertulis di kartu-kartu itu. Mulailah dengan kelompok yang jumlahkartunya paling banyak. Kemudian mintalah mereka melengkapi judul-judul atau topik-topik itu menjadi rumusan yang lengkap untukmenjawab pertanyaan kunci di langkah awal (konteks).

Langkah 5 - Refleksi

• Minta peserta melihat semua jawaban, dan memastikan bahwa jawaban jawaban itu telah menjawab pertanyaan kunci.• Tanyakan apakah ada kemungkinan jawaban yang perlu disempurnakan, atau jawaban lain yang perlu ditambahkan. Bila ada, minta mereka menambahkannya.• Pastikan bahwa semua pesera telah setuju dengan semua jawaban itu.• Tekankan bahwa inilah konsensus mereka terhadap pertanyaan kunci.• Tanyakan bagaimana perasaan mereka setelah melalui proses ini.

SejarahMetode lokakarya ini pertama kali ditemukan oleh Walt Disney, produserfilm-film animasi terkenal. Di dunia perfilman dikenal istilah “storyboard”yakni gambaran suatu adegan yang digambarkan pada kartu-kartu dandilengkapi dengan text dialog atau narasi. Awalnya bermula ketika Disneymenyusun gambar-gambar animasi yang begitu banyak dari parapenggambarnya. Dia menempelkannya di dinding, mengelompokkan yangsaling berhubungan, sehingga terlihat pekerjaan-pekerjaan mana yang sudahselesai dan mana yang belum tuntas. Pekerjaan memilah dan menyusunitu oleh Disney dinamakan storyboarding.

Belakangan, Institute of Cultural Affairs di Amerika menggunakannya sebagaisalah satu metode dalam teknologi partisipasi, dan menamakannya workshopmethod. Metode storyboard atau lokakarya ini menjadi populer di antarapara penulis film, para editor, dan sutradara, dan kini tidak terbatas padadunia seniman saja. Metode ini telah digunakan untuk membangun misi,mengembangkan cerita-cerita sukses (best practices), dan merencanakansuatu perubahan. Di Indonesia dua proyek USAID (Civil SocietyStrengthening Program/CSSP dan Local Governance Support Program/LGSP)menyebarkan metode-metode dalam teknologi partisipasi ini, salah satunyaadalah metode workshop, yang namanya kemudian di-Indonesia-kan menjadimetode lokakarya.

Metode storyboard atau lokakarya adalah salah satu teknik yang paling baikuntuk memecahkan suatu masalah yang kompleks, dan merupakan suatumetode sumbang saran yang terstruktur, praktis dan efisien untukmerumuskan solusi yang kelihatannya pelik. Tidak ada teknik perencanaanlain yang menyajikan fleksibilitas seperti ini. Cara ini sangat ideal untuk

“Waktu yang lewatdan kata yang

terucap, tak dapatditarik kembali.”

(Thomas Fuller)

Membangun Konsensus

Page 77: Fasilitasi Yang Efekif

76 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

berbagi ide dan konsep, kemudian melemparkannya kepada publik untukmenjadi sebuah pembahasan, dan menjadi suatu kekuatan perumusanpemecahan masalah secara bersama. Metode ini juga menawarkan formatyang fleksibel dan mudah dimodifikasi.

Kekuatan dari metode storyboard adalah bahwa ia mendorong partisipasipenuh, dan menempatkan keseluruhan susunan/urutan proyek, kebijakanatau visi perusahaan, pandangan atau rencana kerja yang jelas pada setiaporang. Rob Abernathy dan Mark Reardon mengalami bahwa sesi sumbangsaran yang tidak menggunakan metode storyboard, dengan 14 peserta, dandalam tempo 60 menit, menghasilkan kira-kira 40-45 jawaban/responpeserta. Pada ukuran dan waktu yang sama, dengan menggunakan metodestoryboard ternyata dapat menghasilkan 150-300 jawaban/respon peserta.Pengalaman kedua ahli ini pada sesi sumbang saran tersebut adalah, bahwasepertiga dari jumlah peserta menghasilkan 80% respon, sepertigamemberikan respons 20% saja, dan sisanya sebagai pengamat.

Berikut ini beberapa hal yang perlu Anda perhatikan bila menggunakanmetode ini :

• Tidak ada bias.• Ciptakan suasana yang tidak formal dan menyenangkan.• Pimpinlah diskusi untuk menyatukan energi kreativitas kelompok.• Lakukan feedback yang positif.• Pelihara proses agar tetap bergerak dan hidup.• Berikanlah pertanyaan-pertanyaan yang jelas.• Beri semangat kepada kelompok untuk mengelola proses

storyboard ini.• Ciptakan rasa ingin tau.

Kita sering dihadapkan pada kejutan, mengapa sebuah prosedur yangsederhana dapat menghasilkan satu solusi yang efektif dari sebuah isuyang kompleks. Ada sebuah fleksibilitas terkandung pada sebuahkesederhanaan. Hanya butuh satu sesi untuk meyakinkan peserta terhadapkekayaan metode storyboard atau lokakarya ini. Kekuatan yang harusdisatukan mampu merangsang dan meningkatkan produktivitas peserta.

“Fasilitator tidak perlumemahami desainer lebih

baik, mereka perlumenjadi desainer.”

(Roger Martin,dekan Rotman School of

Management)

Membangun Konsensus

Page 78: Fasilitasi Yang Efekif

77Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

BAB 7MengelolaDinamika Kelompok

Pada bab ini Anda akan menemukan:

• Bagaimana proses perkembangan kelompok.• Berbagai perilaku dan karakter dalam kelompok.• Kapan sebuah kelompok dikatakan efektif.• Berbagai tantangan dalam dinamika kelompok.• Proses pengambilan keputusan dalam setiap kelompok.

Page 79: Fasilitasi Yang Efekif

78 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Proses Perkembangan KelompokPerkembangan setiap kelompok tidak selalu sama antara yang satu denganyang lain, begitu juga dinamikanya. Namun ada tahap-tahap tertentu yangbiasanya dilalui setiap kelompok ketika berproses. Sebagai seorang fasilitator,Anda perlu mengetahui tahap-tahap perkembangan kelompok ini agar Andadapat menentukan pendekatan dan metode yang tepat dalam memfasilitasimereka. Tahap-tahap yang dimaksud adalah sebagai berikut:

FormingTahap orang berkumpul dan membentuk sebuah kelompok. Mungkin adayang mengikuti pertemuan karena penugasan. Mungkin ada beberapapeserta yang masih diliputi perasaan keraguan dan was-was. Apakah sayaakan bisa cocok dengan yang lain? Sebagai fasilitator Anda harus dapatmemastikan agar mereka merasa nyaman. Berikan perhatian secara khususkepada peserta. Beri waktu kepada mereka untuk saling berkenalan danAnda juga bisa gunakan permainan atau icebreaker.

InformingTahap penjelasan di mana anggota kelompok diberi penjelasan tentangtujuan dari tugas yang akan dilakukan. Ada interaksi antar anggota karenamereka sadar bahwa mereka menuju pada tujuan yang sama. Sebagaifasilitator Anda dapat mencari titik pijak yang sama, dan membentuksendiri visi, misi serta tujuan kelompok. Gunakan kegiatan-kegiatanpengenalan dan agenda yang jelas.

StormingPada tahapan ini adalah dimulainya membangun peran di antara masing-masing peserta. Tahapan ini adalah sebuah fase yang sangat penting karenasangat mungkin dalam tahapan ini akan terjadi tarik menarik, uji coba danbahkan terjadinya konflik. Benturan antar pribadi sangat mungkin akanterjadi, bahkan benturan dengan pemimpin kelompok. Sebagai fasilitatorAnda harus memberikan dukungan kepada seluruh kelompok. Kembangkandan gunakan teknik-teknik fasilitasi serta ingatkan peserta akan tujuan dannorma-norma kelompok. Usahakan terjadinya keterbukaan dan keinginanuntuk mengatasi konflik.

NormingTahapan ini adalah fase stabilisasi dimana aturan, ritual, dan prosedurditetapkan dan diterima. Identitas peran disepakati bersama dan tercipta

“Tindakanadalah buah

pengetahuan.”

(ThomasFuller)

Mengelola Dinamika Kelompok

Page 80: Fasilitasi Yang Efekif

79Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

suasana kebersamaan. Jalan menuju kemajuan disetujui bersama. Sebagaifasilitator Anda harus memberikan bantuan dalam menghaluskan proses.Jika diperlukan, perbaiki atau sesuaikan norma dan serahkan kembalitanggung jawab kepada kelompok.

MourningAnda telah memasuki tahap akhir. Dalam tahapan ini tugas sudah selesaidikerjakan, dan tujuan utama pembentukan kelompok sudah terpenuhi.Siklus kehidupan kelompok secara resmi sudah berakhir. Ada rasa sedihdan anggota mulai memikirkan tugas lain. Sebagai fasilitator Anda perluuntuk mempersiapkan peserta agar bisa menghadapi transisi daripembentukan kelompok menuju bubarnya kelompok. Pastikan bahwa adasemacam ritual perpisahan, baik secara individu maupun sebagai kelompok.Gunakan beberapa metode umpan balik akhir.

TransformingPada tahap ini tim menjadi dinamis dan tidak statis karena pembentukankelompok sudah terjadi dan mulai ada perubahan baik di masing-masinganggota maupun pada kelompok secara keseluruhan. Sebagai fasilitatorAnda dapat menunjukkan dukungan dan rasa percaya pada kelompok.Hargai perubahan yang terjadi dengan memberikan pujian tetapi jaga agartidak berlebihan.

Informing

Forming

Storming Norming

Performing

Transforming

Mourning “Kebaikan yangsemakin

dikomunikasikan akansemakin bertumbuhdengan melimpah”.

(John Milton)

Mengelola Dinamika Kelompok

Page 81: Fasilitasi Yang Efekif

80 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Anda juga perlu mengenali berbagai karakter peserta dan bagaimanamelakukan intervensi terhadapnya. Berikut ini beberapa contoh

Setiap Kelompok Selalu MemilikiDinamika Sendiri

Fasilitator sebaiknya dapat berperan sebagai penyeimbang(balancing) agar dinamika kelompok dapat mencapai hasil yang diinginkan(performing). Untuk membuat dinamika kelompok seimbang, fasilitator perlumelakukan kombinasi berbagai teknik fasilitasi seperti menyimak, mengamati,bertanya, probing, menyimpulkan, mengelola perbedaan pendapat, memberikansemangat (encouraging) dan lain-lain. Beberapa kiat yang dapat membantufasilitator membangun kelompok antara lain adalah belajar memahamisebanyak mungkin karakter dan sifat-sifat individu ketika ia menjadi anggotakelompok, membentuk kelompok diskusi yang benar-benar kecil danmemungkinkan semua menyumbangkan pikiran dengan aman dan janganmalu meminta bantuan orang di luar kelompok jika memang diperlukan.

Paling penting adalah manfaatkan pendukung Anda! Berikut iniadalah beberapa contoh perilaku konstruktif dan ciri-cirinya.

“Cerita adalah salahsatu alat dasar yangditemukan pikiranmanusia, tujuannyauntuk memahami.

Tidak ada komunitasyang tidak bercerita”

(Ursula Leguin)

Mengelola Dinamika Kelompok

Page 82: Fasilitasi Yang Efekif

81Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Efektivitas KelompokSebagai fasilitator Anda diharapkan selalu bisa memantau proses efektivitaskelompok, mengidentifikasi faktor-faktor dan elemen apa yang bisamembantu proses kelompok untuk menjadi lebih efektif, dan memastikansaat-saat dimana diperlukan untuk melakukan intervensi. Anda bisamemulainya dengan mengidentifikasi tiga kriteria efektivitas kelompok(Hackman dalam Schwarz, 2002):

- Performance: pelayanan yang diberikan oleh seorang fasilitator untukmembantu kelompok memenuhi penilaian standar kinerja yangdiharapkan oleh kelompok yang menerima, menggunakan ataupunmelakukan kajian terhadap hal tersebut.

“Cintailahkebenaran, danmanfaatkanlah

kesalahan”

(Voltaire)

Mengelola Dinamika Kelompok

Page 83: Fasilitasi Yang Efekif

82 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

- Process: proses dan struktur yang digunakan dalam memfasilitasi kelompokmemungkinkan untuk terjadinya kerjasama dan saling belajar di antaraanggota kelompok.

- Personal: pengalaman dalam dinamika kelompok berkontribusi dalamperkembangan dan kecakapan menjadi anggota kelompok.

Ketiga faktor diatas memberikan kontribusi terhadap efektivitas kelompok,baik dari segi proses, struktur maupun konteks kelompok. Secara umum,efektivitas kelompok dapat digambarkan dalam bentuk diagram di halamanberikut.

Gambar: Model Efektivitas Kelompok (Schwarz et.al., 2005)

Fasilitator mempunyai tugas yang berat untuk meningkatkan efektivitaskelompok. Fasilitator harus mampu masuk dalam perkembangan dinamikakelompok, termasuk didalam perubahan proses, struktur dan kontekskelompok. Selain itu, fasilitator juga harus menumbuhkan tanggung jawabdan akuntabilitas dalam proses berbagi dan berdiskusi di kelompok.

Tantangan bagi Individual, Kelompokdan OrganisasiTiap fasilitator pasti selalu menghadapi berbagai hal baru dan tantangandalam menjalankan pekerjaannya. Berbagai hal ini akan memperkayapengalamannya dalam dunia kefasilitasian. Menjadi sebuah keharusan yangtak terhindarkan bagi fasilitator untuk mampu mengatasi berbagai tantangantersebut dengan membuat sebuah proses yang memungkinkan terjadinya

“Anda tidak akan dapatmengubah realitas

dengan memeranginya.Lebih baik menciptakan

model baru untukmenggusur yang lama .”

(R. Buckminster Fuller)

Mengelola Dinamika Kelompok

Page 84: Fasilitasi Yang Efekif

83Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

interaksi kelompok. Beberapa tantangan tersebut dapat dibedakan menjaditantangan individual ataupun tantangan kelompok/organisasi.Hal ini digambarkan dalam tabel dibawah ini:

Tantangan bagi Individu Anggota Kelompok

Tantangan bagi Kelompok dan Organisasi

Tantangan bagi Fasilitator

Mengembangkan toleransi untuk mengambil risiko, menjadi peka terhadap situasi yang dihadapi

Menginvestasikan waktunya yang sangat berharga bagi intervensi dan kemajuan yang jelas.

Fasilitator menghadapi tantangan yang sama seperti anggota kelom-pok, antara lain:

Muncul ketidak- kompetenan saat mempelajari hal-hal baru

Mendapatkan gambaran yang jelas akan komitmen, membuat suatu pilihan yang diberitahukan untuk mendukung sebuah usaha

Kebutuhan akan kesadaran yang lebih dalam tentang potensi diri

Berhadapan dengan pengalaman orang lain; mengenalinya seringkali kita kesulitan karena kita berpikir bagaimana kita bisa menerima orang lain

Menentukan dan berbagi memandu nilai-nilai.

Kebutuhan akan pengetahuan yang luas dan mengalami perubah-an keorganisasian, berpikir sistem, dan semua aspek keteram-pilan fasilitator.

Mulai dengan refleksi personal yang mendalam.

Toleran terhadap perbedaan yang sangat tajam.

Penyeimbang dan menawarkan keahlian dengan tidak mencipta-kan ketergantungan

Menghadapi emosi yang menentang usaha mendisain perilaku baru.

Bekerja dalam lingkungan dengan kebijakan yang tidak konsisten dan memerlukan kehati-hatian.

Menyeimbangkan pekerjaan dengan individu dan kelompok dalam berbagai peran ( trainer, coach, facilitator, consultant)

Menerima umpan balik dengan cukup terbuka.

Menjaga agar hasil-hasil yang dicapai tidak gagal dan tidak mempengaruhi yang lain.

Mengatur kecenderungan dari waktu ke waktu untuk bisa berinteraksi lebih baik dengan anggota kelompok.

Menjaga komitmen untuk mengatasi hambatan dan hasil-hasil yang kurang jelas.

Mengenali ketika masalah-masalah dirasakan cukup menganggu proses fasilitasi

“Tak ada gunanyameratapi ‘mestinya bisa

begini’. Gantilah air matadengan keringat untuk

membuatnya bisa begitu.”

(Denis Waitley)

Mengelola Dinamika Kelompok

Page 85: Fasilitasi Yang Efekif

84 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Teori PermataSebagai seorang fasilitator, Anda juga perlu mengetahui bagaimana dinamikaproses pengambilan keputusan dalam kelompok. Para peserta pertemuanbiasanya mempunyai tujuan, keinginan dan pendapat yang berbeda-beda,dan semuanya berupaya mencapai tujuan terbaiknya, terutama saat harusmemecahkan perkara sulit. Dalam keadaan seperti itu, proses pengambilankeputusan akan berlangsung sangat dinamis.

Banyak fasilitator yang meremehkan keadaan seperti itu, dan menganggapenteng situasi dimana masalah yang sulit harus dipecahkan. Akibatnya,kelompok seringkali berdiskusi dengan “cara biasa”, dan hasilnyapun akanbiasa-biasa saja. Ide atau solusi yang dihasilkan kedengaran cukupmemuaskan pada saat diskusi, tetapi kemudian gagal diimplementasikankarena sebetulnya yang dicapai adalah hasil yang semu, atau yang “yaaah...,begitulah..”. Untuk memandu proses dalam situasi seperti itu, seorangfasilitator hendaknya memahami Teori Permata.

Teori Permata menggambarkan proses pengambilan keputusan dalamkelompok, yang digambarkan dalam tiga zona berpikir, yakni zona divergen(berpikir terbuka), zona sulit (berargumentasi), dan zona konvergen(berpikir mengerucut). Teori ini dikembangkan oleh Sam Kaner, Lenny Lind,Catherine Toldi, Sarah Fisk, dan Duane Berger dalam buku mereka Facilitator’sGuide to Participatory Decision Making (2007).

Gambar: Proses Pembuatan Keputusan Kelompok (diadaptasi dari Kaner, Lind,Toldi, Fisk, and Berger, 2007)

“”Cinta tak lain darisumber kekuatan tanpa

bendungan bisamengubah,

menghancurkan ataumeniadakan,

membangun ataumenggalang.”

(Pramoedya AnantaToer,

Bumi Manusia)

Mengelola Dinamika Kelompok

Page 86: Fasilitasi Yang Efekif

85Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Tiga Zona PentingZona divergen adalah tahap di mana anggota kelompok saling berbagipendapat. Tugas fasilitator di tahap ini adalah menggali ide atau gagasanpeserta sebanyak-banyaknya, dan untuk itu perlu menggunakan metodeyang sesuai, seperti curah pendapat (brainstorming) atau peta pikiran.

Zona sulit adalah saat ketika peserta berbeda pendapat danberargumentasi. Suasana diskusi di tahap ini bisa menjadi ramai, juga bisamembingungkan. Tugas fasilitator pada tahap ini adalah mendukung anggotakelompok untuk saling berbagi dan mungkin melakukan modifikasiperspektif mereka agar bisa saling memahami. Cara paling mudah untukmembantu kelompok saling memahami perspektif masing-masing adalahdengan membuat mereka merasakan berada dalam posisi orang lain. Inidapat dilakukan, misalnya, dengan mendorong mereka untuk bertanyalangsung dan mendengarkan jawaban yang disampaikan.

Di zona konvergen, gagasan dikerucutkan dan dipilah-pilah, sertadiputuskan. Tugas utama Anda sebagai fasilitator adalah membantukelompok melakukan eksplorasi alternatif dan membuat sintesis yangmenjadi solusi yang dapat diterima semua orang. Ini kedengarannya jauhlebih mudah dari kenyataan.

Penjelasan lebih lengkap mengenai teori ini dapat Anda lihat di modulMendesain Kegiatan Interaktif. Dengan memahami teori ini, Anda akandapat memastikan kelompok yang Anda pimpin atau fasilitasi akan berhasilmencapai tujuan terbaiknya.

“Kelemahan terbesar kitaadalah mudah menyerah.Cara yang pasti untuk

berhasil adalah mencobasekali lagi”

(Thomas Edison)

Mengelola Dinamika Kelompok

Page 87: Fasilitasi Yang Efekif

86 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Page 88: Fasilitasi Yang Efekif

87Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

BAB 8

Pada bab ini Anda akan menemukan:

• Cara yang efektif dalam merancang sebuah kegiatansecara partisipatif menggunakan pendekatan apresiatif.

• Contoh sebuah rencana yang dirancang dengan cara yangdisarankan.

Merancang Aksi Bersama

Page 89: Fasilitasi Yang Efekif

88 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Merancang Aksi BersamaPernahkah Anda menghadiri pertemuan perencanaan yang setelahnyamembuat Anda bertanya-tanya siapa yang akan melakukan semua tugasyang telah diidentifikasi dan dikelompokkan? Setelah rencanadiformulasikan, sering kali terjadi ketidakjelasan tentang siapa yang akanmelakukan apa. Lebih parah lagi, mereka yang sudah melakukan banyaktugas masih harus ditambahi pekerjaan lain, bahkan sering terjadi setelahsemuanya diucapkan dan dilakukan, kita tidak tahu apa yang terjadi denganrancangan utama yang telah diformulasikan. Dalam situasi seperti ini, yangkurang adalah metode yang tepat untuk membangun partisipasi dan rasamemiliki dari setiap anggota kelompok dalam rencana yang realistis danpraktis dengan maksud untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai.

Merancang Aksi Bersama (Action Planning) memberi kita proses yang:• Memungkinkan semua anggota kelompok untuk berpartisipasi dan

ikut memberikan kontribusi• Membuat rencana kegiatan yang realistik dan dapat dilakukan dalam

waktu yang relatif SINGKAT.• Menyaring pemikiran yang terintegrasi, dengan menggunakan

proses rasional dan intuitif.• Membangun konsensus kelompok secara praktis• Menanamkan rasa ikut memiliki yang kuat pada kelompok.• Menentukan pusat tanggungjawab dari berbagai aspek rencana.• Memungkinkan kelompok dengan mudah mengetahui unsur dalam

mempertimbangan alokasi target dan sumber daya.• Menerjemahkan output-nya kedalam panduan monitoring praktis

untuk kemajuan (progress) pelaksanaannya.

Merancang Aksi Bersama (Action Planning) dimulai dari pendekatanyang sangat praktis untuk menghasilkan action plan. Metode ini membawakelompok untuk menjawab tiga pertanyaan mudah:

• Kemana kita akan pergi?,• Dimanakah kita?,• Bagaimana kita bisa sampai ke sana?.

Banyak perencanaan kegiatan dilakukan untuk langsung menjawabpertanyaan ketiga, dengan sedikit pertimbangan pada pertanyaan pertamadan kedua. Tanpa kejelasan bersama dalam kelompok tentang kemanatujuan kelompok, anggota individu akan cenderung memiliki konsepsi yangberagam tentang kemenangan dan keberhasilan. Hal ini akan mempengaruhicara mereka memberikan kontribusi pada proses perencanaan, dan pastiakan mempengaruhi bagaimana masing-masing bertindak dalam pelaksanaanaktual rencana tersebut. Akhirnya, karena adanya konsepsi yang beragamatas kemenangan dan keberhasilan ini, ketika rencana telah dilaksanakan

“Cara terbaik untukmemprediksi masadepan ialah denganmenciptakannya.”

(Peter F. Drucker)

Merancang Aksi Bersama

Page 90: Fasilitasi Yang Efekif

89Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

sepenuhnya, akan masih ada rasa frustasi karena tidak semua yangdiharapkan setiap anggota kelompok terlaksana. Orang kemudian akanberanda-andai jika ada kesempatan untuk membahas harapan danpandangan tentang kemenangan dan keberhasilan.

Di sisi lain, rencana kegiatan yang lain gagal untuk mempertimbang-kansepenuhnya situasi kelompok perencanaan saat ini, yaitu kekhawatirandan tanggung jawab berjalan, beban kerja saat ini, dan hambatan danketerbatasan sumber daya. Jika situasi saat ini tidak dipertimbangkan denganbenar dalam suatu kegiatan perencanaan, rencana akan cenderung tidakrealistis - orang hanya akan terbebani pekerjaan yang secara realistis tidakbisa mereka tangani, sumber-sumber yang ada seringkali diperkirakan terlalutinggi dan biasanya rencana diharapkan menghasilkan sesuatu diluar batasyang bisa dicapai.

Dan ketika semua sudah diucapkan dan dilakukan, perasaan frustasimungkin akan menyebar. Lebih parah lagi, konsepsi kemenangan yang sudahditetapkan bisa jadi tidak terwujud. Ini semua dapat dihindari jika adapengertian dan pertimbangan yang tepat terhadap keterbatasan,ketidakleluasaan, dan berbagai kemungkinan akan situasi seperti ini.

Merancang Aksi Bersama (Action Planning) memper-timbangkan ketigapertanyaan - ke mana tujuan kita, dimanakah kita, dan bagaimana kita bisasampai ke sana - maka metode ini memberikan arahan untuk menghasilkanrencana yang praktis, realistis dan bisa diterapkan. Merancang Aksi Bersama(Action Planning) adalah sebuah proses tujuh tahap yang membimbingkelompok dalam perjalannya menuju pengembangan rencana yang realistisdan bisa dilakukan dalam menyelenggarakan suatu kegiatan atau acara.Merancang Aksi Bersama (Action Planning) sangat cocok untukmerencanakan sebuah acara atau kegiatan dalam rentang waktu antara 3– 12 bulan, dan akan sangat efektif untuk:

• Memperkuat rasa kepemilikan dalam kegiatan yang direncanakan,• Membangkitkan komitmen individual dan kolektif terhadap keberhasilan kegiatan,• Mengenali tanggungjawab dan akuntabilitas semua anggota kelompok,• Memutuskan alokasi sumber-sumber daya untuk kegiatan yang

direncanakan.

Interaksi dinamis yang dimungkinkan oleh prosedur tahap demi tahapdari perencanaan (Action Planning) merupakan pengalaman yang memotifasi,memuaskan, dan bahkan berdaya guna, tidak hanya dalam konteksmenyusun rencana kegiatan, dan mungkin yang lebih penting, dalam kontekskegiatan-kegiatan yang berhasil dilaksanakan.

“Sekarang ini, kitaberhadapan dengansebuah perubahandalam alam yang

berubah. Kita secarakonstan menghadapi

munculnya kenyataan-kenyataan baru dantransformasi masif

yang memanggilperubahan seluruh

sistem.”

(Banathy, 1994)

Merancang Aksi Bersama

Page 91: Fasilitasi Yang Efekif

90 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Gambaran Proses MerancangAksi BersamaTetapkan Tujuan

Hal pertama yang harus dilakukan dalam menerapkan Merancang AksiBersama adalah menetapkan tujuan: Apa yang ingin dicapai melalui diskusiyang akan dilakukan menggunakan metode ini? Tujuan ini dirumuskan darisudut rasional (karsa) dan eksperiensial (rasa).Tujuan rasional mencakup:

• Apa yang perlu diketahui, dipahami atau diputuskan oleh kelompok.• Pengalaman atau isu bersama apa yang perlu dipertimbangkan dengan seksama oleh kelompok.

Tujuan eksperiensial mencakup:• Apa yang Anda inginkan untuk dialami oleh kelompok selama proses diskusi. Kegembiraankah? Rasa ingin tahukah?• Apresiasi dari beragam perspektif, perbedaan pendapat. Kesepakatan bersama dibalik semua keragaman yang ada.

Perlu diingat bahwa kejelasan tujuan kegiatan akan membantu Anda untukbenar-benar siap memfasilitasi workshop perencanaan (action planning).

Tahap 1 – Konteks

Pastikan adanya iklim yang terbuka dalam kelompok, sehingga peserta dapatlangsung saling melihat wajah peserta lain. Pastikan bahwa tidak ada gangguan,bahkan sebelum sesi dimulai. Sambut peserta dan undang kontribusimereka, lalu minta mereka merumuskan konteks atau latar belakang darikegiatan yang akan mereka rencanakan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini:

• Apa kegiatan yang akan diadakan?

• Mengapa perlu diadakan?,

• Kapan akan diadakan?

• Dimana akan diadakan?

• Siapa saja yang akan terlibat (siapa pesertanya, siapa yang menjadipelaksananya)?

• Apa asumsi para pelaksana ini (peserta pelatihan Anda) tentang hal-halyang akan mempengaruhi pelaksanaannya nanti?

Dalam proses perencanaan (action planning) ini, setiap pesertahendaklah dirangsang untuk berpartisipasi aktif. Caranya adalah dengan

“Kita hidup dalamsebuah samudrakata-kata, tetapi

seperti seekor ikandi dalam air, kitasering kali tidakmenyadarinya”

(Stuart Chase)

Merancang Aksi Bersama

Page 92: Fasilitasi Yang Efekif

91Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

meminta mereka bergiliran memfasilitasi tahap-tahap selanjutnya, setelahlatar belakang ini mereka pahami. Dalam proses ini, fungsi Anda adalahsebagai pemandu saja. Terakhir, sepakati dengan para fasilitator baru ataufasilitator praktek ini waktu yang mereka sanggupi untuk menyelesaikantugas memfasilitasi proses selanjutnya dari membuat perencanaan ini. Laluserahkan proses selanjutnya kepada para fasilitator praktek.

Tahap 2 – Lingkar Keberhasilan

Mintalah kelompok menjelaskan, apa yang mereka inginkan sebagai tujuanakhir kegiatan yang direncanakan ini. Dengan kata lain, apa aspirasi mereka.Kemudian tanyakan apa yang mereka bayangkan sebagai hasilnya (results),yakni tanda-tanda atau indikator bila kegiatan ini dikatakan berhasil. Mintamereka membayangkan hari setelah kegiatan, dan tanyakan apa yang merekaingin lihat, rasakan, dengar dan pikirkan oleh orang yang seharusnyamendapat manfaat dari kegiatan tersebut. Tuliskanlah semua jawabankelompok atas pertanyaan tersebut pada kertas flip chart. Tulislah dengankalimat pendek-pendek. Lingkar keberhasilan merupakan kesempatan bagikelompok untuk menyepakati dan merumuskan dengan jelas definisikeberhasilan kegiatan tersebut. Dalam bahasa perencanaan, tahap inidisebut juga tahap perumusan tujuan.

Perlu dicatat bahwa pada akhir tahap ini, Anda hendaklah berhasilmembuat kelompok sangat bersemangat dan termotivasi. Jika tidak, mungkinakan sulit bagi mereka untuk menyelesaikan langkah-langkah selanjutnyadari sesi perencanaan ini. Untuk itu, rumusan indikator keberhasilan inidapat Anda tuliskan dengan cara yang membangkitkan semangat, sepertidalam lingkaran cahaya, dalam awan dan sebagainya. Gunakanlah cara-carayang kreatif.

“Sepanjang hidup, sayatidak pernah secuil pun

belajar dari mereka yangsetuju pada saya.”

(Dudley Fied Malone)

Merancang Aksi Bersama

Page 93: Fasilitasi Yang Efekif

92 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Semua peserta hadir. Materi selesai dicetak. Semua peserta dapat

giliran praktek. Peserta memuji

tempat dan konsumsi

Semua peserta hadir. Materi selesai dicetak,

Semua peserta dapat giliran praktek.

Peserta memuji tempat dan konsumsi

Tahap 3 – Kenyataan Saat Ini

Pada tahap ini, biasanya kenyataan saat ini dianalisis melalui kacamataSWOT (strength/kekuatan, weakness/kelemahan, opportunity/ peluang, danthreat/ancaman). Dengan berkembangnya ilmu fasilitasi dan pendekatandalam perencanaan, membahas SWOT mulai pelan-pelan ditinggalkan,dan orang beralih ke pendekatan baru yang populer disebut SOAR(strength/kekuatan, opportunity/peluang, aspirations/keinginan, dan results/hasil). Mengapa demikian? Karena diskusi membahas kelemahan danancaman (serta masalah) dipercaya sering membangkitkan energi negatif,sedangkan diskusi membahas hal-hal yang positif (kekuatan, peluang)lebih menimbulkan energi positif.

Di tahap 2, ketika Anda memandu proses perumusan indikator keberhasilan,peserta Anda telah merumuskan A (aspirations/ keinginan/ tujuan akhir),dan R (results/indikator keberhasilannya). Jadi pada tahap ini Anda tinggalmeminta peserta mengidentifikasi hal-hal positif pada S (strengths/kekuatan),dan O (opportunities/ peluang).

Kekuatan: Apa yang telah mereka capai sejauh ini, dan apa kekuatanyang mereka miliki sehingga berhasil meraih pencapaian tersebut. Ini semuaadalah aset yang dapat mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan kegiatanyang baru saja dirumuskan tadi.Peluang: Apa saja peluang yang ada di luar diri atau kelompok mereka,yang akan memungkinkan mereka mencapai tujuan itu.

Agar lebih mudah diingat, hubungan keempat unsur SOAR ini sebaiknyadigambarkan karena gambar lebih mudah diingat. Umpamanya seperi dibawah ini.

“Sifat alami manusiayang terutama adalah

ingin dihargai”

(William James)

Merancang Aksi Bersama

Page 94: Fasilitasi Yang Efekif

93Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Tahap 4 – Komitmen

Pada tahap ini, mintalah peserta Anda melihat kembali tujuan yang inginmereka capai melalui keberhasilan kegiatan yang direncanakan ini(Lingkar Keberhasilan) dan analisis mereka terhadap kekuatan danpeluang yang ada itu. Berdasarkan kedua hal itu, tanyakanlah apakomitmen mereka, atau apa yang bersedia mereka berikan pada kegiatantersebut, dalam rangka memanfaatkan kekuatan dan peluang yang adaitu, untuk mencapai tujuan di dalam lingkar keberhasilan.

Catatlah semua pernyataan peserta pada kertas flip chart. Mintalahkelompok merangkai pernyataan-pernyataan individual menjadi sebuahkomitmen atau janji kelompok yang menyatu, yang akan mengikat kelompoksatu sama lain untuk mencapai keberhasilan kegiatan yang direncanakan.“Awas”, jangan sampai memberi peluang pada kelompok untuk menarikkembali pernyataan atau janji yang telah mereka jadikan komitmen. Setelahjanji mereka tersusun, sebaiknya mintalah kelompok untukmenandatangani pernyataan tersebut, yang menandakan kontrak kelompokterhadap dirinya sendiri.

Tahap 5 – Lokakarya Menentukan KegiatanKunci

Gunakanlah metode lokakarya untuk menjawab pertanyaan berikut:

Dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang telah dibahastadi, apa saja yang perlu Anda lakukan, agar kegiatan yangdirencanakan itu berhasil dan indikatornya terwujud?

“Berbuat apapaun lebihbaik dari pada tidak

berbuat apa-apasama sekali”.

(Norman Vincent Peale)

Merancang Aksi Bersama

Page 95: Fasilitasi Yang Efekif

94 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Penjelasan lengkap cara melakukan metode lokakarya terdapat di halaman74-79. Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dalam melokakaryakanpenentuan kegiatan kunci ini, antara lain:

Pada langkah konteks:o Pertanyaan kunci hendaklah selalu ditulis. Bisa di kertas flip chart,

bisa juga disorotkan ke layar dari komputer.o Anda tidak perlu terlalu lama membahas latar belakang kegiatan

pada langkah konteks metode lokakarya ini, karena latar belakangkegiatan sudah dibahas lengkap di tahap sebelumnya. Langsungsaja ke pertanyaan kunci.

Pada langkah sumbang saran:o Jangan lupa mengingatkan peserta pada syarat-syarat mengisi

kartu metaplan. Tampilkan kembali kartu-kartu yang berisi syarat-syarat itu.

o Tambahkan dua syarat lagi, yaitu:- harus menggunakan kata kerja (karena pertanyaannya “Apayang perlu dilakukan”).

- Tidak boleh ada jawaban yang bunyinya membentuk panitia.Mengapa begitu? Karena mereka diasumsikan adalah panitiayang sedang merencanakan kegiatan itu.

Pada langkah penjudulan:Tanyakanlah kepada kelompok apakah menurut mereka semua tugasyang telah mencakup semua yang dibutuhkan untuk membuatkegiatan berjalan dengan baik. Tanyakan kepada anggota kelompokapakah ada tugas-tugas yang spesifik yang tidak secara eksplisittercantum. Bila ada, minta mereka menuliskannya di kartu ide baru,supaya ide tersebut tidak hilang, dan tanyakan di gugus kegiatan manatugas yang ditambahkan tersebut sebaiknya dimasukkan.

Pada langkah refleksi:Di tahap ini, yang perlu Anda lakukan adalah memastikan bahwa semuakegiatan yang diidentifikasi itu sudah menjawab pertanyaan kunci, danmembuat indikator keberhasilan bisa dicapai. Bila masih ada kegiatanyang dirasa peserta masih perlu ditambahkan, mintalah merekamenambahkannya.

Tahap 6 – Penjadwalan dan Penugasan

Yang Anda lakukan di tahap ini adalah:

Meminta semua peserta memilih sendiri kegiatan-kegiatan yang akania kerjakan, bukan ditunjuk atau menunjuk orang lain. Caranya adalahdengan meminta setiap orang menuliskan nama masing-masing padasecarik kertas, lalu maju ke depan kelas menempelkannya pada gugus

“Dunia tidak terlaluperlu diinformasikan,

tetapi perludiingatkan”.

(Hannah More)

Merancang Aksi Bersama

Page 96: Fasilitasi Yang Efekif

95Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

“Bertindaklah dengantujuan, semangat,

keyakinan, keahlian, dankecerdasan, sampai

semua hal ini masuk dialam bawah sadar Anda”.

(Brian Tracy)

Merancang Aksi Bersama

pekerjaan dimana mereka merasa akan bisa memberikan kontribusioptimal. Dengan begitu akan terbentuk tim kerja untuk setiap guguspekerjaan.

Pastikan bahwa paling tidak ada dua orang dalam setiap tim kerja.Bila ada tim yang jumlah anggotanya terlalu sedikit sementara jenis/bobot pekerjaannya banyak/berat, mintalah anggota tim kerja lainuntuk secara suka rela pindah ke tim yang kekurangan anggota ini,yakni dengan memindahkan namanya sendiri ke tim tersebut. Jangansampai terjadi anggota kelompok memindah-mindahkan nama oranglain ke kelompok tugas tertentu. Tapi mereka boleh meyakinkanpeserta lain untuk masuk ke dalam kelompok tugas tertentu. Ingatlahbahwa semua harus dilakukan secara suka rela. Kalau masih adakelompok tugas yang tidak ada anggotanya, tanya kembali kepadakelompok untuk mempertimbangkan apakah kelompok tugas inipenting untuk kegiatan yang direncanakan. Biasanya ini akan berhasil

karena kelompok akan menemukan cara memilih tugas-tugas kerjanya

Beritahukan kepada peserta bahwa selanjutnya mereka akan bekerjadalam tim-tim kerja yang baru saja terbentuk. Persilakan wakil setiaptim kerja untuk maju ke papan dan mengambil kartu-kartu ide(kegiatan) timnya.

Minta setiap kelompok/tim kerja untuk menyusun pekerjaan-pekerjaan dalam gugus tugas masing-masing secara berurut, danmengidentifikasi mana di antara tugas-tugas tim yang merekaanggap sebagai kegiatan ‘perdana’, ‘lanjutan’, dan ‘pamungkas’. Andabisa meminta mereka untuk menuliskan kegiatan-kegiatan‘perdana’ dan ’pamungkas’ pada kertas berwarna untukmemudahkan mereka membedakannya.

Minta setiap tim memasukkan rencana kerja masing-masing kekalender seperti di bawah ini.

Page 97: Fasilitasi Yang Efekif

96 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Dalam pleno, mintalah wakil dari setiap tim kerja melaporkan kalenderkegiatan mereka dengan meriah. Umpamanya dengan menambahkangambar-gambar lucu, dan semua anggota tim meneriakkan slogan/moto tim.

Setelah semua tim kerja melapor, koordinasikan seluruh kegiatan semuatim kerja dengan cara:

- Meminta semua kelompok melihat kegiatan-kegiatan yang telahdiatur oleh tim kerja. Tanyakan apakah semua kegiatan kuncisetiap tim telah disusun dengan urutan/kronologi yang logis.Lakukan perubahan jika perlu.

- Meminta kelompok untuk membandingkan kalender kegiatanmasing-masing tim. Ini akan membuat diskusi menjadi lebihmenarik, karena apa yang Anda coba lakukan untuk membantukelompok adalah membuat kegiatan-kegiatan tim-tim kerjaterkoordinasi dengan baik.

- Ketika semua tim kerja sudah selesai melaporkan kegiatan masing-masing, tanyakan pada kelompok apakah ada kegiatan-kegiatanumum yang perlu ditambahkan ke dalam kalender, misalnya (tidakterbatas pada) rapat-rapat koordinasi para ketua tim kerja. Bilaada, tambahkan ke dalam kalender.

Tahap 7 - Refleksi

Setelah kalender kegiatan selesai, beri waktu pada kelompok untukmengamatinya secara menyeluruh, dan tanyakan apakah dengan rencanayang sudah ada ini, kegiatan yang dimaksud dapat diwujudkan. Pada tahapini, ada baiknya untuk menghubungkannya kembali dengan indikator-indikator pada Lingkar Keberhasilan, untuk memeriksa apakah semuaindikator sudah tercakup dalam rencana yang baru mereka buat. Untukini Anda bisa menggunakan ORIK.

Berikut ini contoh sebuah rencana yang dibuat mengikuti langkah-langkahMerancang Aksi Bersama ini.

Contoh Rancangan Kegiatan (Action Planning)TOPIK:Workshop Perencanaan (Action Planning) Hutan Damai

Tujuan rasional:Untuk melihat tahapan-tahapan kegiatan yang diperlukan selama setahundalam program pengelolaan sumber daya hutan/dataran tinggi di Damai.

“Masa depan adalahmilik mereka yang

percaya padakeindahanmimpinya”.

(Eleanor Roosevelt)

Merancang Aksi Bersama

Page 98: Fasilitasi Yang Efekif

97Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Tujuan eksperiensial:Untuk membuat Kelompok Kerja Teknis merasa bahwa mereka adalahbagian dari “Tim Lingkungan Pemenang” (The Winning Environmental Team).

Tahap 1 - Konteks

Gambaran Kegiatan:Apa : Penyusunan rencana untuk Sektor Kehutanan Dataran Tinggi DamaiKapan : September 1996 sampai Agustus 1997Dimana : Masyarakat tanah tinggi yang ditargetkan di kota-kota pilihan di DamaiMengapa : Perlindungan dan pemeliharaan sumber-sumber hutan yang tersisaBagaimana : Melalui kolaborasi LG-NGO yang lebih fungsional dalam

pengelolaan sumberdaya hutan berbasiskan masyarakatOleh Siapa : Unit pemerintah daerah, bekerjasama dengan para pemangku kepentingan utama dalam komunitas, misalnya;

NGO dan LGAsumsi : Tersedianya dana Rp.100.000.000 dalam APBD

Propinsi,Tersedianya dana Reboisasi dari PemerintahPusat sebesar Rp. 250.000.000

“Apapun yang Andalakukan, atau yang Anda

impikan dapat Andalakukan, mulailah.

Keberanian memilikikejeniusan, kekuatan, dankeajaiban di dalamnya”,

(Johann Goethe)

Merancang Aksi Bersama

Page 99: Fasilitasi Yang Efekif

98 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Tahap 2: Lingkar Keberhasilan

Kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran dan komitmen parapejabat dan staf Pemda, LSM mitra dan masyarakat untuk melindungi danmemelihara sumber-sumber hutan Damai yang tersisa. Tujuan akhir(aspiration): Perencanaan pengelolaan hutan dataran tinggi Damai yanginklusif melibatkan semua pihak terkait.Indikator keber-hasilan (results):

o Kolaborasi Pemda-LSM menguat.o Sekurang-kurangnya 4 dari 5 dari kota di dataran tinggi Damai

memiliki rencana pelestarian lingkungan yang terintegrasi.o Pengelolaan sumberdaya berdasarkan komunitas.o Adanya program pemeliharaan keanekaragaman hayati.

Tahap 3: Kenyataan saat ini

Kekuatan (strengths)o Kepemimpinan provinsi yang aktif dan dinamiso Transparansi para pemimpino Komitmen personal para pelaku utamao Kolaborasi Pemda LSMo Staf terlatih dalam pengolahan lingkungan

Peluang (Opportunities)o Sumber-sumber hutan Damai yang kaya dan luaso Peningkatan kualitas pengelolaan daerah resapan airo Peluang hidup untuk Bihotanoso Potensi Eco-tourismo Damai sebagai penerima penghargaan dalam bidang lingkungan

hidup

Tahap 4: Komitmen

Kita semua akan mengimplementasikan rencana pelestarian lingkunganyang inovatif dan berbasiskan masyarakat secara efektif dalam periodesatu tahun.

Tahap 5: Menentukan Kegiatan KunciPertanyaan yang diberikan: “Apa saja kegiatan-kegiatan kunci yang perludilakukan kemitraan Pemda-LSM dalam setahun mendatang untukmelindungi dan memelihara sumber-sumber hutan Damai?”

Hasil dari diskusi kelompok terumuskan sebagai berikut:

“Sahabat yangpaling baik adalahyang menghasilkansesuatu yang paling

baik dalam diri saya”

(Henry Ford)

Merancang Aksi Bersama

Page 100: Fasilitasi Yang Efekif

99Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Inventarisasi sumber daya terhadap Pengelolaan Sumber DayaPesisir Berbasis Masyarakat (PSPBM).Merencanakan kerangka kerja pengelolaan lingkungan untukDamai.Inventarisasi flora dan fauna.Melakukan penilaian sumberdaya.Membuat rencana PSPBM.Mengembangkan perangkat bagi inventarisasi sumberdayaMengadakan kegiatan Info, Pendidikan dan Komunikasi.Melaksanakan pendidikan dan pelatihan mengenai lingkungan.Merencanakan workshop pada tingkat pemerintah daerah.Dorongan informasi yang kuat, misalnya; eco-caravan.Menyiapkan poster-poster.Mengatur kampanye kelompok/kota inti.Membuat dan menegakkan kebijakan-kebijakan ramah lingkungan.Membuat kebijakan/peraturan tentang lingkungan.Pemda menandatangani komitmen publik untuk melindungilingkungan.Mengorganisasikan kelompok-kelompok lobby untuk reformasilingkungan.Mendorong Pemda-Pemda untuk menyisihkan dana.Mempromosikan praktek-praktek pertanian yang berke-sinambungan.Membuat hutan mini setiap kecamatan.Mempromosikan penggunaan pupuk organik.Mengembangkan modul untuk melatih para petani dalam pertanianyang berkesinambungan.Mengadopsi pertanian tepi laut; GARAM.Memperkuat Koordinasi dan Kemitraan Multisektoral.Membentuk Dewan Sumber Daya Alam dan Lingkungan (DSAL)pada tingkat kota.Membangun konstituensi pertemuan-pertemuan konsultatif yangperiodik.Melembagakan badan-badan koordinasi lingkungan.Mendorong kesepakatan tripartit.

Tahap 6 : Kalender dan Tugas Tugas

Hasil diskusi pleno terumuskan beberapa program, diantaranya:Mengadakan kegiatan informasi, pendidikan dan komunikasiinventarisasi sumberdaya terhadap PSPBM.Membuat dan menegakkan kebijakan-kebijakan ramah lingkungan.Mempromosikan praktek-praktek pertanian yang berkesi-nambungan.

“Tingkat wacanapolitis, sosial, dan

komersial kitasaat ini begitu rendah

sehingga sudahsaatnya

untuk mencobamemperbaiki

peradaban dari bawahke atas”.

(John Leo)

Merancang Aksi Bersama

Page 101: Fasilitasi Yang Efekif

100 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Memperkuat koordinasi dan kemitraan multisektoral.

KegiatanEco-caravan keliling Damai.Mengadakan workshop perencanaan.Menginventarisasi kebijakan dan peraturan lingkungan datarantinggi yang ada.Menyusun modul pelatihan tentang pertanian yangberkesinambungan.Mengorganisasikan badan multisektoral.

2008 Kuartal Pertama ( Jan-Mar )Membuat rencana komunikasi.Mengembangkan alat untuk inventarisasi dan penilaian.Penyusunan kebijakan.Serangkaian training tentang praktek pertanian yangberkesinambungan.Menyusun daftar kelompok lingkungan yang aktif di PSPBM.

2008 Kuartal ke-2 (Apr- Jun)Mengembangkan materi informasi dan promosi.Melatih sekelompok peneliti lingkungan.Monitor pelaksanaan kebijakan.Menyiapkan tanah pertanian, contoh; memantapkan pembangunan.Komitmen dengan konstituen.

2008 Kuartal ke-3 ( Jul-Agus )Melakukan kampanye info kota.Pembuatan data analisis dan laporan.Advokasi untuk reformasi kebijakan lahan model setiap kecamatan.Workshop action planning.

2008 Kuartal Ke-4 ( Sep – Des )Workshop pelatihan komunikasi.Membentuk pengumpulan data dan tim riset.Membuat daftar peraturan dan kebijakan lingkungan yang dimilikiPemda.Mengorganisasikan kelas petani.Mengadakan konsultasi multisektoral.

“Sukses tidak berartitanpa kegagalan;

sukses berartipencapaian tujuan

akhir; berarti menangperang, bukannyamenang tiap laga”

(Edwin C. Bliss)

Merancang Aksi Bersama

Page 102: Fasilitasi Yang Efekif

101Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Keberhasilan yang dicapaio Poster/slogan kampanye lingkungan ditempatkan per kecamatan.o Presentasi tentang rencana PSPBM berdasarkan data.o Semua kebijakan lingkungan dipadukan dan dilembagakan.o Keberadaan model tanah pertanian.o Rencana multi sektoral bagi diterapkannya manajemen hutan

ditempat.

Anggota TimDian, Joko, Baldi, Vera , Rudi, Indri, Manto, YusiRomi, Edi, Lando Roni, Parto, NenengAlex, Odi

Tahap 7: Refleksi

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan:Apa pendapat Anda tentang rencana yang telah kita buat?Adakah kegiatan yang perlu kita tambahkan? Bila ada, apa saja?Apa langkah-langkah kita selanjutnya?Bagaimana kita akan menjalankannya?

Dalam menetapkan kegiatan:Tegaskan dan jelaskan acara atau kegiatan yang akan direncanakan.Uraikan proses dan perkiraan waktunya.Undang partisipasi peserta.

“Anda tidak akanmenemukan makna hidupdi balik batu dan ditulis

oleh seseorang. And akanmenemukannya denganmemberikan arti dari

dalam diri anda sendiiri.”:

(DR. Robert Firestone,penulis)

Merancang Aksi Bersama

Page 103: Fasilitasi Yang Efekif

102 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Page 104: Fasilitasi Yang Efekif

103Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

• Mengapa perlu ada cara khusus untuk menutupsebuah kegiatan.

• Apa saja yang disarankan dilakukan dalam acarapenutupan tersebut.

• Contoh instrumen evaluasi kegiatan.

BAB 9

Menutup Kegiatan

Pada bab ini Anda akan menemukan:

Page 105: Fasilitasi Yang Efekif

104 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Tujuan penutupanSecara sederhana, penutupan adalah kegiatan mengakhiri sesuatu danmelihat nilainya, dan membantu individu-individu yang terlibat di dalamnyamelihat sejauh mana mereka telah melaluinya dan bagaimana proses yangtelah mereka lalui itu dilaksanakan.

Ketika kita bertanya kepada para peserta mengapa kita perlu melakukanpenutupan dalam sebuah pelatihan, beberapa jawaban mereka tergambarseperti di bawah ini:

Gambaran di atas memperlihatkan beberapa tujuan diadakannya acarapenutupan sebuah pelatihan, antara lain:1. Untuk mengukur sejauh mana tujuan pelatihan telah tercapai.2. Untuk melihat hal-hal lain yang mungkin diperoleh juga oleh peserta.3. Untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan proses pelatihan yang telah berlangsung.4. Untuk mengetahui bagaimana pelatihan seperti ini dapat dilakukan dengan lebih baik di masa datang.5. Untuk memberikan kesan yang mendalam, sehingga peserta akan selalu mengingat pelatihan ini.

Jelaskanlah kepada peserta Anda mengapa penutupan ini perlu ada, dankemaslah sehingga berkesan bagi seluruh peserta pelatihan.

Mengevaluasi PelatihanEvaluasi pelatihan dapat dilaksanakan dengan berbagai cara. Pilihlah yangsesuai dengan situasi dan kondisi Anda. Di bawah ini beberapa contohyang dapat Anda perkaya atau modifikasi. Dalam setiap pelatihan lakukanlahsekurang-kurangnya dua diantaranya, yakni evaluasi pencapaian harapan,dan salah satu evaluasi yang lainnya.

“Jangan pernah percayabahwa segelintir orang

yang pedulitidak dapat mengubah

dunia. Karena,sesungguhnya ,

merekalah yang telahmelakukannya”

(Margaret Mead)

Menutup Kegiatan

Page 106: Fasilitasi Yang Efekif

105Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Evaluasi Pencapaian Harapan

Untuk melihat sejauh mana harapan peserta dari pelatihan ini telahtercapai, tampilkanlah kembali catatan harapan ataupun pohon harapanmereka yang dibuat pada sesi pertama di hari pertama. Ceklah satu persatuharapan-harapan itu, apakah sudah tercapai atau belum. Beri tanda yangsudah tercapai.

Bila di hari pertama Anda menggunakan pohon harapan, Anda dapatmemodifikasi pengecekan pencapaian ini dengan cara memetik buah-buahbertuliskan harapan-harapan yang mereka anggap sudah terpenuhi, danmemasukkannya ke dalam keranjang (bisa berupa gambar keranjang, bisajuga berupa keranjang betulan. Istilahnya, Anda memanen buah harapanbersama peserta.

Silahkan ciptakan cara yang lebih seru yang khas gaya Anda.

Evaluasi dengan ORIK

“Saya percaya, tujuan utama hidup kita mencari kebahagiaan.” Ini adalahbentuk evaluasi dengan menggunakan metode diskusi, menjawabpertanyaan-pertanyaan yang disusun menurut urutan ORIK.Contoh pertanyaan yang dapat Anda ajukan:

1. Apa hal-hal baru yang Anda dapatkan dari pelatihan ini?

2. Apa yang paling menarik bagi Anda selama pelatihan ini?

3. Apa yang perlu disempurnakan bila akan diadakan pelatihan sepertiini lagi di masa datang?

4. Apa perbedaan penyelenggaraan pelatihan ini dengan cara Andabiasanya melaksanakan pelatihan sebelum ini?

5. Apa yang akan Anda lakukan dalam waktu dekat untuk menerapkanapa yang Anda peroleh dari pelatihan ini?

6. Apa saran dan komentar Anda yang lain?

Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan itu satu demi satu, catatlah jawabanpeserta di flip chart. Bisa juga langsung direkam di komputer secara langsungdan ditayangkan sambil petugas mengetikkannya.

Evaluasi tertulis

Ini adalah cara yang paling lazim digunakan. Ada beragam bentuk instrumenuntuk melaksanakan evaluasi tertulis ini, tergantung pada aspek apa saja yangAnda inginkan untuk dievaluasi peserta. Di bawah ini salah satu kemungkinanbentuknya. Silahkan Anda kembangkan sesuai dengan kebutuhan dan seleraAnda.

“Kesehatan emosimerupakan pusat darimenang bersama orang

lain”.

(John C. Maxwell)

Menutup Kegiatan

Page 107: Fasilitasi Yang Efekif

106 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

LEMBAR EVALUASI

Skor :5 = sangat baik; 4 = baik; 3 = sedang; 2 = kurang baik; 1 = buruk

Memberikan penghargaanPeserta pelatihan Anda telah melalui serangkaian proses dan telah banyaksaling berbagi pandangan dan pengalaman, yang hampir dapat dipastikan,telah memperkaya proses pelatihan yang Anda pimpin. Untuk itu merekaberhak mendapatkan penghargaan.

Penghargaan bagi yang paling...Ciptakanlah berbagai kategori yang dapat diberikan kepada peserta-pesertayang menonjol performanya. Umpamanya, peserta paling suka membantu,paling rajin memberikan solusi konstruktif, paling ramah, paling lucu, palingdisiplin, dan paling-paling yang lainnya. Sediakan hadiah untuk mereka. Hadiahini dapat berkisar dari bentuk yang paling sederhana (seperti permen, alattulis) sampai ke yang cukup canggih (seperti buku terlaris).

Penghargaan dari dan untuk pesertaBerikut ini contoh bentuk acara pemberian penghargaan dari peserta untukpeserta berupa penganugerahan sertifikat, yang dibuat meriah. Caranya:

“Pertanyaan yangsebenarnya bagi tiaporang dalam hidupnya

bukannya apa yangtelah diperolehnya,melainkan apa yangtelah diperbuatnya”

(Thomas Carlyle)

Menutup Kegiatan

Page 108: Fasilitasi Yang Efekif

107Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

1. Bagikan formulir sertifikat bergambar kepada masing-masingpeserta dan minta mereka menuliskan nama masing-masing padaserifikat.

2. Minta setiap orang memberikan sertifikatnya kepada orang ke-tiga atau ke-empat yang berada di kanan atau kirinya (arahnyaharus sama untuk setiap orang – bila ke kiri, semua juga harusmemberikannya ke sebelah kiri).

3. Minta mereka melihat nama pada sertifikat yang mereka pegang,dan menuliskan dengan singkat satu kelebihan teman yang namanyatertulis di situ sebagai fasilitator.

4. Ulangi proses ini 2-3 kali lagi untuk menambah hal yang positifdari si pemilik sertifikat.

5. Lanjutkan dengan proses yang sama 2-3 kali lagi, kali ini untukmencatat hal-hal yang bisa ditingkatkan pada teman ini. Ingatkanpeserta untuk mengisikan hanya satu hal di setiap putaran.

6. Pilih salah satu perserta, minta ia memanggil temannya yangnamanya tertera di sertifikat yang dipegangnya. Minta iamembacakan salah satu hal yang paling menarik yang tertulis disertifikat itu, dan satu hal yang bisa ditingkatkan pada temannyaitu. Lalu persilahkan ia menyerahkan sertifikat kepada yang punya.

7. Peserta yang telah menerima sertifikat kemudian memanggil namapeserta yang sertifikatnya ada padanya, membacakan satu hal yangmenarik dan satu yang masih dapat disempurnakan pada temannyaini, lalu menyerahkan sertifikatnya. Begitu seterusnya sampai semuapeserta telah menerima sertifikatnya.

Menutup dengan MeriahSave the best for last, istilah orang-orang Barat, untuk mengungkapkanpentingnya kita memberikan sesuatu yang menarik dan berkesan di bagianakhir. Inipun berlaku bagi kegiatan pelatihan Anda. Mengapa? Karena bilamenit-menit terakhir sangat berkesan bagi peserta, mereka akan pulangdengan hati berbunga dan semangat tinggi. Diharapkan suasana bahagiaseperti itu akan menggerakkan hati mereka untuk menerapkan apa yangbaru saja mereka terima dalam pelatihan Anda di tempatnya nanti.

Apa yang dapat kita lakukan untuk memeriahkan menit-menit terakhirbersama peserta? Bisa Anda kembangkan sendiri, bisa juga Anda serahkankepada mereka. Banyak yang dapat Anda lakukan bila akan memikirkannyasendiri, diantaranya:

“Sembilan puluhpersen dari mereka

yang gagalsebenarnya belum

kalah. Merekahanya menyerah

saja”.

Paul J. Meyer

Menutup Kegiatan

Page 109: Fasilitasi Yang Efekif

108 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

• Menyanyi, menari, bermusik, atau seni pertunjukan lainnya,bersama.

• Saling bertukar cendera mata.• Saling bertukar lukisan diri.

Bila Anda memutuskan menyerahkan acara paling akhir ini kepadapeserta, mintalah mereka membuat sesuatu yang berkesan. Anda akantakjub melihat betapa kreatifnya peserta Anda. Anda cukup menyediakansaja sarana dan peralatan yang diperlukan, seperti kertas aneka rupa, spidoldan crayon warna-warni, alat musik atau balon.

Menutup Kegiatan

Page 110: Fasilitasi Yang Efekif

109Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Beberapa tips bagi seorang fasilitator, meliputi:• Pentingnya mendorong peserta untuk mandiri.• Ciri kegiatan partisipatif,• Jenis-jenis permainan untuk pembelajaran.• Ciri sesi yang efektif.• Teknik menggunakan flip chart.• Koreografi bagi fasilitator.

BAB 10

Tips Bagi Fasilitator

Pada bab ini Anda akan menemukan:

Page 111: Fasilitasi Yang Efekif

110 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Ingatkan, Bukan SelamatkanDalam upaya untuk membantu atau mempermudah suatu proses dalamkelompok, sebagai pelatih kita terkadang cenderung terburu-buru, ataubicara terlalu cepat. Niatnya sih baik, ingin agar peserta kita berhasil, danuntuk itu kita siap membantu. Namun terkadang niat baik itu menghalangikesempatan bagi mereka untuk berpikir. Bahkan mungkin merenggut otakmereka dari proses belajar yang dahsyat. Jadi, apa yang seharusnya kitalakukan? Sebagai pelatih yang fasilitatif, tugas kita hanya mengingatkan,bukannya menyelamatkan. Bertanya, bukannya menjawab. Bagaimanacaranya?

Bila anda sudah selesai menjelaskan materi pelatihan atau pelajaran danpeserta mulai mengerjakan latihannya, mundurlah dulu sejenak. Tahan diriuntuk tidak merespon, tidak menengahi, atau tidak tergesa-gesamengintervensi. Beri mereka kesempatan untuk aktif dan nyaman dengantugasnya itu. Biasanya, dalam pelatihan-pelatihan, orang sudah biasa dibantu.Karena itu, mungkin saja ada satu-dua peserta yang mengacungkan tanganminta Anda bantu. Atau mungkin salah satu kelompok terlihat bertentangandengan kelompok lain. Bila ini terjadi, biarkan saja dulu. Jangan langsungturun tangan. Katakan atau perlihatkan Anda masih harus menyiapkansesuatu dan akan bersama mereka sebentar lagi, dan biarkan merekamemecahkan sendiri dulu persoalan mereka. Pada saat itulah, ketika pesertamencoba mengatasi sendiri masalah tersebut, sesungguhnya prosesberpikir mereka terjadi, dan menjadi baik.

Ciri Kegiatan PartisipatifJika Anda ingin mengetahui apakah pelatihan Anda cukup efektif danpartisipatif atau tidak, periksalah apakah kegiatan itu memenuhi kriteriaberikut ini :

1. Memenuhi harapan peserta.2. Yang hadir memenuhi syarat untuk menjadi fasilitator.3. Tujuan kegiatan dan sesi-sesinya jelas dan diketahui bersama.4. Prosesnya mudah diikuti, dan dipahami peserta dengan jelas.5. Alokasi waktu yang cukup untuk setiap sesi.6. Metode yang digunakan sesuai dengan tingkat kesulitan teknis.7. Anda sendiri sebagai pelatih yang fasilitatif terampil memandu seluruh proses.8. Perlengkapan dan materi cukup.

Adakah kriteria lain yang Anda rasa perlu dimasukkan? Silahkanditambahkan.

“Sembilan puluh persendari mereka yang gagal

sebenarnya belumkalah. Mereka hanya

menyerah saja”.

Paul J. Meyer

Tips Bagi Fasilitator

Page 112: Fasilitasi Yang Efekif

111Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Permainan untuk Pembelajaran(Learning Games)Bermain tak hanya sekedar bermain. Fasilitasi menggunakan permainansebagai sarana belajar agar tujuan proses tercapai. Pelajari tipe-tipepermainan agar tak salah.

Ketika kita kecil, tak ada hari yang kita lewatkan tanpa bermain. Tidak hanyakegembiraan yang kita dapat, ada banyak pelajaran yang kita petik dari‘sekedar’ bermain. Kini kami mengajak Anda untuk bermain yang bukanmain-main. Bermain yang ini adalah bentuk lain dari belajar. Belajar dengancara ini akan membuat hati kita terbuka dan memudahkan kita untukmengambil hikmah dari permainan itu.Permainan atau games yang biasa dilakukan dalam sebuah proses fasilitasiterdiri dari beberapa macam, yaitu:

a. Icebreaker

b. Energizer

c . Learning Games

Ice Breaker

Seperti juga namanya, ice breaker bertujuan untuk memecah kebekuanyang terjadi di antara para peserta. Bisa jadi karena para peserta belumsaling mengenal atau karena pertemuan baru saja dimulai. Ada anekamacam permainan yang bisa digunakan untuk ice breaker, yang pentingpermainan tersebut bisa membuat setiap peserta mendapat kesempatanuntuk berinteraksi dengan peserta-peserta lainnya. Permainan dapat yangbersifat fun, riang, dengan menggunakan gerak dan lagu sebagai media, sepertimisalnya permainan “Apa Kabar?”. Bisa pula menggunakan permainan yangbersifat kontemplatif, misalnya “Pilih Kartumu” yang meminta peserta untukmengambil kartu yang mereka sukai dan menceritakan kepada kelompokmengapa kartu tersebut ‘memanggilnya’. Fasilitator dapat bergabung denganpeserta mengikuti permainan agar kepercayaan peserta terhadap fasilitatorbertambah.

Energizer

Energizer adalah permainan yang bersifat membangkitkan semangat ataumeningkatkan suasana hati para peserta, terutama diberikan ketika pesertaterlihat sudah menurun semangatnya karena lelah atau karena suasanahati mulai menurun. Energizer biasa diberikan di antara sesi atau setelah

“Saya percaya,tujuan utama hidup

kita mencarikebahagiaan.

Kita semua mencarisesuatu yang lebih

baik dalam hidup.”

(Dalai Lama)

Tips Bagi Fasilitator

Page 113: Fasilitasi Yang Efekif

112 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

makan siang ketika peserta tampak sudah mulai kelelahan. Bila dirasa perlu,energizer juga bisa diberikan di tengah-tengah sesi.

Karena tujuannya untuk membangkitkan semangat dan suasana hatipeserta, maka permainan untuk energizer biasanya dipilih permainan yangmelibatkan panca indra (sensorik), dinamis dan fun. Permainan “Samurai”atau “Transfer Stick” adalah sebagian dari permainan yang bisa digunakansebagai energizer.

Learning Games

Dalam pengajaran orang dewasa metafora memegang peranan penting.Learning games adalah permainan yang dilakukan untuk mengantarkanpeserta untuk memahami materi yang diantarkan dalam sesi tersebut.Permainan yang digunakan bisa berupa permainan kognitif (berpikir) yangserius ataupun fun, yang penting peserta dapat mengambil hikmah daripermainan tersebut sesuai dengan materi sesi.

Banyak fasilitator bingung memilih permainan apa yang tepat untukmengantarkan sebuah sesi. Permainan apapun bisa saja tepat asalkanpermainan tersebut dapat menggali kata-kata kunci dari sesi yang akandiantarkan. Misalnya, “Transfer Stick” sesuai untuk diberikan sebagai learninggame jika yang hendak digali adalah kerja sama, kepercayaan dankesinambungan kerja.

Perhatikan …a. Instruksi. Utarakan aturan permainan dengan singkat dan jelas. Jangan

memulai bila masih ada peserta yang belum mengerti. Untuk itu hapalkaninstruksi sebelum proses fasilitasi dimulai. Kalau perlu berlatihlah denganbeberapa teman sebagai peserta agar Anda bisa menemukan rangkaianinstruksi yang jelas dan mudah dimengerti.

b. Pilih yang sesuai. Faktor budaya di satu tempat harus diperhatikanbila hendak memilih games. Jangan sampai peserta enggan melakukankarena permainan tersebut bertentangan dengan budaya dankeyakinannya. Misalnya, di Aceh, permainan “transfer stick” dimodifikasidengan mengelompokkan peserta sesuai dengan jenis kelaminnya.

c. Have fun! Karena ini adalah permainan, maka sebagai fasilitator Andadiharuskan untuk bisa menularkan atmosfer bermain pada peserta. JikaAnda saja tidak enjoy, bagaimana peserta bisa yakin kalau permainan inimenyenangkan?

“Sebagai anggotatim pencipta dari

evolusi kita sendiri,kita masih bisa

memilih pindah keera baru duniapartnership.”

(Riane Eisler,1987, The Chalice and

the Blade)

Tips Bagi Fasilitator

Page 114: Fasilitasi Yang Efekif

113Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

2 R, Rahasia Keberhasilan SesiKetika mengantarkan sesi, ada dua hal yang bisa membuat sesi Anda menjadilebih bermakna untuk peserta fasilitasi. Refleksi dan Reframing(Pembingkaian Ulang). Dua hal ini perlu dikuasai oleh fasilitator agar prosesfasilitasi berjalan dengan lancar.

Refleksi

Apa yang membedakan permainan yang digunakan pada fasilitasi denganpermainan yang lain? Jawabannya adalah refleksi. Refleksi adalah prosesdimana fasilitator meminta para peserta untuk mengutarakan pelajaranapa yang didapatnya dari sebuah permainan. Refleksi pula yang menjadijembatan antara permainan dengan materi sesi yang akan diantarkan.Biasanya refleksi berlangsung selama 5-10 menit. Namun untuk tujuanpembelajaran tertentu proses refleksi bisa jauh lebih lama dari itu.Tidak semua permainan yang dilakukan diambil refleksinya.Yang harus diperhatikan ketika Refleksi:a.Kuasai permainan. Fasilitator harus tahu betul apa saja yang bisa digalidari permainan tersebut. Ia juga harus sudah tahu kata kunci dari sesiyang akan diantarkan. Dari situ fasilitator bisa dengan mudah memandurefleksi peserta fasilitasi.b. Kuasai Teknik Verbal. Kemampuan bertanya dan menggali yang dimiliki

sang fasilitator sangat menentukan kualitas refleksi permainanc. Pahami Teknik Non Verbal. Bahasa tubuh seseorang dapat

diterjemahkan oleh orang lain secara berbeda. Hati-hati dengan bahasatubuh Anda.

d. Peserta yang paling penting. Karena inilah saatnya peserta menggaliapa yang dipelajarinya dari permainan tersebut baik sebagai individumaupun sebagai kelompok, maka fasilitator harus bisa menahan diriuntuk tidak memberikan komentar yang bersifat menggurui.

Apa yang harus ditanyakan?

1. Apa yang Anda rasakan ketika melakukan permainan itu?

2. Apa yang terjadi?

3. Apa yang bisa Anda petik dari permainan tadi?

4. Bila dikaitkan dengan keseharian Anda di kantor, hikmah apayang Anda dapat dari permainan tersebut?

5. Dll

“Sahabat saya adalahyang membicarakan

kebaikan saya dibelakang punggung

saya”

(Thomas Fuller)

Tips Bagi Fasilitator

Page 115: Fasilitasi Yang Efekif

114 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Agar Refleksi berjalan dengan efektif, maka fasilitator haruslah:

• Mengamati proses permainan dengan seksama. Amati bahasa tubuhpeserta ketika sedang bermain dan pada saat refleksi.

• Tidak menghakimi. Fasilitator bisa jadi tidak mengucapkankomentar negatif selama proses refleksi. Namun bahasa tubuhnyabisa jadi tidak sesuai dengan sikap verbalnya.

• Menyimak dengan baik

• Mau menerima dan memahami pandangan orang lain

• Perhatikan ‘yang tersirat’ dan ‘yang tersurat’ dari semua komentarpeserta

• Ajukan pertanyaan kepada peserta, bukan membuat pernyataan

Reframing (Pembingkaian Ulang)

Inilah saatnya fasilitator membingkai ulang pemikiran para peserta. Reframingdilakukan setelah refleksi. Isinya bisa berupa kesimpulan dari refleksipermainan tadi, bisa pula berisikan ‘pelurusan’ dari hikmah yang didapatpeserta. Ada kalanya pembingkaian ulang berisikan materi yang hendakdiantarkan. Umumnya reframing hanya berlangsung 5-10 menit, namununtuk tujuan pembelajaran yang lebih spesifik bisa berlangsung lebih lamadari itu. Bila terkait dengan materi, maka pemberian bingkai ulang bisadilakukan oleh narasumber. Jangan lupa untuk selalu mengaitkan komentarpeserta di dalam proses refleksi dengan materi bingkai ulang. Pada dasarnyaPembingkaian Ulang dilakukan agar peserta dapat melihat masalah yangmereka hadapi dengan sudut pandang yang lain. Makna sesuatu tergantungdari bingkai persepsi yang kita miliki. Bila bingkai tersebut berubah, makaberubah pula maknanya. Bila maknanya berubah maka berubah pularespon seseorang terhadap hal tersebut.

Teknik Presentasi

Bingkai ulang yang terkait dengan materi tertentu biasanya dilakukan dengancara presentasi. Entah dengan menggunakan komputer atau denganmetode lain yang lebih kreatif. Apapun pilihan metodenya, maka hal-halberikut ini harus diperhatikan ketika membuat presentasi.

1. Mulailah dari akhir. Selalu ungkapkan tujuan sesi di awal

2. Isi lebih penting dari penampilan presentasi. Jadi kuasai betul apayang hendak Anda sampaikan.

3. Sampaikan presentasi dengan singkat, padat dan lugas.

“Hidup yang bahagiaadalah sekumpulan

kenangan yangmenyenangkan”

(Denis Waitley)

Tips Bagi Fasilitator

Page 116: Fasilitasi Yang Efekif

115Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

4. Ceritakan jangan hapalkan. Paparkan materi dengan gaya bercerita.Materi yang Anda sampaikan akan terasa lebih hidup dan mengena.

Gunakan Analog, Lupakan Digital

Bagi Anda yang tidak memiliki akses ke peralatan komputer, tidak mampuatau “gaptek”, tidak perlu berkecil hati melihat fasilitator lain ataunarasumber menggunakan penyampaian digital dengan program PowerPointatau Keynote, proyektor visual, dan layar besar di tengah ruangan. Sekarangini, malah ada banyak fasilitator yang bosan menggunakan peralatanteknologi seperti itu atau mengalami hambatan ketika akan melakukannyadi daerah-daerah pelosok yang tuna listrik. Mereka kemudian lebih banyakmenggunakan alat belajar yang paling populer, kertas plano dan papan flipchart.

Penggunaan lembaran kertas besar dan spidol berwarna dapat sangatindah dan sangat sederhana untuk menyampaikan ide Anda atau merekamgagasan-gagasan yang lain. Seorang fasilitator kelas dunia menceritakan,mereka pernah melakukan sesi brainstorming dengan menempelkan “post-its” lebar di tembok. Para peserta menulis atau menggambar ide mereka,termasuk coretan-coretan ketika mereka saling berargumentasi danberdiskusi. Memang kelihatan kacau, tapi itu sebuah kekacauan yang baik.Di akhir sesi, tembok-tembok penuh dengan “post-its” besar-besar.

13 Cara EfektifMenggunakan Flip ChartSupaya penggunaan flip chart Anda hidup dan bertenaga, ada 16 halpenting yang perlu diperhatikan ketika menggunakannya.

1.Periksalah lebih dulu flip chart dan kertas plano. Jangangunakan papan flip chart yang tidak kukuh kaki-kakinya (bergoyang),penjepit yang tak kuat mencengkram tumpukan kertas, atau papan alaslebih kecil dibandingkan kertas plano.

2. Mudah dirobek. Pastikan kertas plano mudah dilepaskan atau dirobekdari penjepit kertas.

3. Spidol khusus. Gunakan spidol khusus (berbasis air) untuk kertas,bukan spidol permanen atau white board. Juga, pillih spidol yangberaroma tidak terlalu menyengat.

4. Jangan gunakan spidol warna kuning, merah, pink danoranye. Warna-warna ini akan menyulitkan pembaca karena samardan tidak jelas. Jangan gunakan terlalu banyak warna. Cukup satu warnagelap dan satu warna aksen.

Tips Bagi Fasilitator

Page 117: Fasilitasi Yang Efekif

116 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

5. Siapkan sebelumnya. Menciptakan gambar yang menarik minatpendengar di flip chart memakan waktu yang lebih lama dari yang Andabayangkan. Pastikan Anda punya cukup waktu untuk memeriksa ulanglembaran-lembaran penyampaian Anda dan melakukan perubahan ataukoreksi sebelum penyampaian dimulai. Dengan cara begini, hadirinpertemuan tidak perlu menunggu terlalu lama.

6. Halaman pertama kosong. Halaman pertama sebaiknya dibiarkankosong atau menjadi “halaman judul”, misalnya subyek presentasi Anda.Dengan cara ini, halaman pertama Anda tidak akan terlalu menggangguhadirin.

7. Tulis kata kunci materi selanjutnya dengan pensil. Hadirintidak akan bisa melihatnya. Menulis kata kunci topik selanjutnya di bagianbawah kertas akan membantu Anda agar dapat membuat jembatanpengantar yang tepat dan pantas.

8. Ukuran huruf besar. Gunakan huruf-huruf yang besar (bukankapital) sehingga peserta pertemuan dapat membaca tulisan Anda. Palingtidak, tinggi setiap huruf 5 cm.

9. Tidak menutupi pandangan. Pada saat menulis di lembaran flipchart, usahakan Anda tidak menutupi pandangan hadirin, berdiri di sisipapan, sehingga mereka dapat melihat dengan jelas apa yang sedangAnda kerjakan.

10. Pastikan tulisan bersih dan jelas. Jika tulisan tangan Anda sulitdibaca, mintalah bantuan pada orang lain untuk menuliskan materipenyampaian di bawah arahan Anda.

11. Hemat. Anda tidak perlu mengganti kertas flip chart dan menggambar/menulis ulang hanya karena kesalahan kecil. Gunakan cairan penutupuntuk kesalahan minim atau tempelkan potongan kertas plano untukkesalahan yang lebih besar.

12. Halaman antara. Selalu selipkan halaman kosong, di antara setiaplembar yang telah disiapkan. Cara itu membuat Anda dapat menuliskandetil-detil tambahan atau jadi tempat mendokumentasikan komentar-komentar hadirin tanpa harus repot-repot membuka banyak halamanuntuk mendapatkan bagian yang kosong.

13. Kesimpulan. Pastikan Anda menyiapkan kesimpulan di akhir flip chart.Anda dapat membaliknya di akhir penyampaian Anda danmenyimpulkan apa saja yang telah Anda katakan.

“Anda dapat cobamemaksa makhluk hidup

seperti mesin, tapimereka tidak akan

menjadi mesin.”

(Elisabet Sahtouris)

Tips Bagi Fasilitator

Page 118: Fasilitasi Yang Efekif

117Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Akhirnya, jangan lupa, memfasilitasi proses belajar orang lain sangatberkaitan dengan segala sesuatu yang menyangkut hubungan antaramanusia, antara Anda dengan peserta Anda. Juga terkait dengankemampuan Anda memimpin dan mengarahkan mereka menuju tujuanyang diinginkan.

Koreografi bagi fasilitatorPenampilan seorang pelatih di depan peserta akan sangat menentukanefektivitas penyajian proses belajar-mengajar. Dengan melakukan koreografipanggung yang efektif akan memudahkan peserta dalam memusatkanperhatian tanpa di ganggu oleh hal-hal kecil seperti penggunaan mediaataupun cara manggung yang kurang tepat. Berikut ini beberapa tipskoreografi yang berguna bagi pelatih dalam menyajikan materipembelajaran.

1. Penggunaan metaplan:Metaplan atau kertas warna-warni yang digunakan dan dipotong-potongempat persegi sangat efektif digunanakan untuk metode-metodeparisipatif misalnya ‘Membangun Konsensus” atau ‘Rencana Aksi’, ataumateri lainnya yang dapat memakai metaplan. Dalam penggunaannya jikadi lakukan secara benar akan sangat efektif, misalnya:

• Digunakan untuk menjelaskan materi yang di tulis secara singkatdalam bentuk kata-kata kunci.

• Sambil menjelaskan dapat diletakkan satu demi satu secara berurut.Urutannya sebaiknya yang awal diletakkan paling akhir, dansebaliknya. Bagian yang ditulis menghadap fasilitator, sehinggamemudahkan kita menariknya dari belakang satu demi satu sambilmenjelaskan.

• Selotip di letakkan di bagain tengah atas. Hal ini dimaksudkan agarmemudahkan kita memindah-mindahkan sesuai kebutuhan.

• Meletakkan metaplan sebaiknya di atas kertas flip chart agar ketikaselesai menjelaskan dapat memindahkannya di tempat lain yangdapat di baca-baca oleh peserta selama pelatihan berlangsung.

• Posisi berdiri juga harus diperhatikan; yaitu posisi tetap menghadappeserta, jari telunjuk dimasukkan kedalam selotip (sebelumnyasudah di persiapkan dalam bentuk gulungan). Sambil menjelaskan,fasilitator menarik satu persatu metaplan satu persatu. Ingat tubuhtetap menghadap peserta, sehingga tidak terkesan kitamembelakangi peserta. Kita dapat melakukannya walaupun kitaharus bergeser ke kanan atau ke kiri.

“Mari kita bernyanyisepanjang jalan; makajalannya tidak akan

terasa membosankan”.

(Virgil )

Tips Bagi Fasilitator

Page 119: Fasilitasi Yang Efekif

118 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

2. Penggunaan selotipMenggunakan selotip sebaiknya yang terbuat dari kertas agarmudah merobeknya. Perhatikan cara menggulungnya agar janganterlalu kecil juga tidak terlalu besar. Yang terpenting cukup leluasauntuk memasukkan jari tangan. Hal ini agar memudahkan fasilitatormelakukan proses penjelaskan dengan mulus.

3. Spidol (alat tulis)Alat tulis spidol sangat umum dipakai dalam pelatihan-pelatihanatau pertemuan-pertemuan. Yang tidak umum adalah menggunakanspidol yang berwarna-warni. Akan sangat berbeda jika kitamenggunakan spidol berwarna dengan hanya satu warna saja. Otakakan lebih terkesan menangkap warna-warna yang bervariasi dan cerah. Menggunakan alat tulis (spidol) dengan warna yangbervariasi akan lebih memudahkan otak menangkap pesan, dantidak membosankan dibandingkan dengan memakai hanya satuwarna saja.

Selamat memfasilitasi.

“Metafora adalah darahpenunjang seluruh seni.”

(Twyla Tharp)

Tips Bagi Fasilitator

Page 120: Fasilitasi Yang Efekif

119Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Lampiran

Page 121: Fasilitasi Yang Efekif

120 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Bacalah pernyataan-pernyataan di bawah ini, dan tuliskan nilai diri Andadi kolom sebelah kanan, dengan ketentuan berikut ini :

0 = bukan kepribadian saya.1 = sedikit mirip dengan saya2 = sama persis dengan kepribadian saya.

Kemudian jumlahkan nilai Anda pada setiap tabel.

EKSTRAVERT (E)

Lampiran 1TES KEPRIBADIAN MBTI

INTROVERT

Lampiran 1

Page 122: Fasilitasi Yang Efekif

121Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

SENSORIK

INTUITIF

Lampiran 1

Page 123: Fasilitasi Yang Efekif

122 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

PEMIKIR (THINKING)

PERASA (FELLING)

Lampiran 1

Page 124: Fasilitasi Yang Efekif

123Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

KEPRIBADIAN PEMBUAT KEPUTUSAN (JUDGING)

KEPRIBADIAN PENGAMAT (PERCEIFING)

Lampiran 1

Page 125: Fasilitasi Yang Efekif

124 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Periksalah sekarang setiap halaman, dan tandai tipe kepribadian mana yangjumlah nilainya lebih tinggi. Umpamanya, untuk aspek keterbukaan,ekstravert atau introvert (E atau I). Untuk aspek cara pikir, lebih tinggithinking atau feeling (T atau F). Begitu seterusnya untuk keempat aspektersebut. Lalu gabungkan keempat huruf yang nilainya lebih tinggi padasetiap aspek itu. Akan ada 16 kemungkinan kombinasi, seperti di bawah ini.David West Keirsey menggabungkan 2 aspek dari sudut temperamen(dicetak dengan warna biru), dan membuat 4 kategori besar : NF - idealis;NT – rasional, SJ - penolong; dan SP - seniman; .

Yang manakah Anda?

Bila kebetulan jumlah nilai Anda untuk salah satu atau beberapa aspeksama, tuliskan keduanya (E dan I, atau P dan J). Lalu pasangkan masing-masing dengan tiga yang lainnya. Berarti Anda mempunyai dua ataulebih tipe kepribadian.

Lampiran 1

Page 126: Fasilitasi Yang Efekif

125Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Lampiran 2Extravert (E) dan Introvert (I)

Daftar di bawah ini merupakan paduan kata-kata yang mengambar-kan ciri-ciri utama kepribadian Extravert dan Introvert.Anda paling mirip dengan yang mana?

MENGENALTIPE KEPRIBADIAN

mbti

Apa kepribadianAnda? Mengenal

ciri-ciri kepribadiandiri sendiri danorang lain bisa

membantumemperbaiki relasi

kita denganorang lain

Extravert

Senang berinteraksiSenang berkelompokBertindak atau bicaradulu baru berpikirPenuh energiFokus keluarCerewetSenang variasi dansuasana hidupTerbukaBerpikir sambil bicara Senang diskusi

Introvert

Senang menyendiriSenang berduaan sajaBerpikir dulu barubicara atau bertindakMenyimpan energiFokus ke dalamPendiamSenang fokus padasatu halTertutupBerpikir sendiriSenang melakukanrefleksi

Dalam konteks ini, kepribadian Extravert tidakberarti cerewet dan Introvert tidak berarti pemalu.Kedua kata tersebut menggambarkan apakahseseorang mendapat energi dari dunia luar ataudunia di dalam dirinya.

Orang Extravert biasanya terbuka, bersemangat,biasanya cekatan dan senang mendapat banyak perhatian. Untuk mengenaldunia, mereka harus mengalaminya. Mereka cenderung bertindak, berdiskusi,memproses sesuatu secara lisan, kemudian mengambil tindakan lagi. Seringkalimereka berpikir sambil bicara dan cenderung mudah bicara dengan siapasaja. Mereka mendapat energi dari interaksi dengan orang lain, dan menjadilelah jika harus sendirian. Extravert lebih suka melihat dunia di luar dirinyadan mendapat energi dari interaksi orang, hal-hal, dan kegiatan di dunia luar.

Orang Introvert biasanya sering menahan diri dan tertutup. Merekamembutuhkan lebih banyak waktu dengan dirinya sendiri dan cenderungmenyimpan energi. Mereka ingin mengenal dunia sebelum mengalaminya,dan sering berpikir dan refleksi sebelum bertindak atau bicara. Berinteraksidengan terlalu banyak orang melelahkan mereka. Untuk mendapat energi,mereka perlu menyendiri atau menyepi. Introvert lebih suka fokus ke dalamdan mendapat energi dari dunia gagasan dan pikiran di dalam diri merekasendiri.

Lampiran 2

Page 127: Fasilitasi Yang Efekif

126 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Jika orang Introvert dan Extravert berinteraksi, perbedaan preferensimereka sering menjadi sumber ketegangan dan konflik. Bagi orang Extravert,orang Introvert kelihatan sombong, membosankan, dan tidak perhatian.Diamnya orang Introvert bisa membuat orang Extrovert menjadi gila !Sebaliknya bagi orang Introvert, orang Extravert kelihatan sangat agresif,terlalu banyak bicara dan suka memaksakan kehendak. Kecerewetan orangExtravert bisa membuat orang Introvert jadi gila !

Seperti halnya dengan preferensi manapun juga, orang harus memberikanruang untuk perbedaan tanpa berasumsi bahwa perilaku orang lain itusalah karena tidak sesuai dengan kepribadian mereka sendiri. Introvertsering merasa tertekan untuk mengikuti standar-standar perilaku extravertkarena perilaku pendiam dan keinginan untuk menyendiri dianggap perilakuanti-sosial. Memahami kebutuhan orang introvert akan ketenangan dankebutuhan Extravert akan berinteraksi dengan orang lain sangat penting.Tanpa pemahaman ini, sangat sulit untuk mengembangkan suatu relasi yangtidak saling mengkritik.

Bergaul dengan ExtravertHargai kemampuan mereka untukmemulai suatu kegiatan ataupembicaraan.Berikan banyak pengakuan danperhatian.Dengarkan mereka bicara agarmereka bisa menjelaskangagasannya.Bergaul-lah dengan mereka.Pahami kebutuhan mereka untukpunya banyak teman, tidak Andasaja.

Bergaul dengan IntrovertHargai kebutuhan mereka untukmenyendiri.Hargai kebutuhan mereka untuktidak selalu terbuka.Berikan mereka waktu untukberpikir dan mencari jalankeluarnya sendiri.Usahakan untuk berpikir dulusebelum bicara.Temani mereka meskipun tanpaharus berbicara.Jangan memaksa mereka untukbergaul dengan banyak orang.Usulan bagi Extravert

Berlatihlah memproses pikirandan perasaan Anda secaratertulis atau lewat meditasi,bukan lewat bicara.Usahakan untuk sadar dan tidakterlalu banyak bicara. Ingatlahuntuk memperhatikan apakahorang tertarik atau tidak denganapa yang anda katakan.Pastikan bahwa anda mempunyaiwaktu banyak untuk bersamadengan orang lain. Jangan terlalulama menyendiri j ika andaExtravert.Jangan tergantung pada temanIntrovert untuk kebutuhanpergaulan anda.

Usulan bagi IntrovertJangan merasa bersalah jikaingin sendirian atau kesunyian.Belajarlah untuk bernego- siasidengan kawan atau keluarga,kapan harus bersama-sama dankapan anda bisa punya waktuuntuk sendiri.Daripada menunggu diajakkawan, keluarga atau kerabatuntuk melakukan sesuatu,usahakan untuk sekali-kalimengambil inisiatif danmengajak mereka.Tantanglah diri anda untukbicara dihadapan kelom- pok.

Lampiran 2

Page 128: Fasilitasi Yang Efekif

127Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Jika perlu energi, bergaul lahdengan dunia luar. Kalau tidakada teman untuk berpergian,carilah tempat atau kegiatanyang ramai. Ambil waktu untuk berpikir

dan mempertimbangkan pilihansecara lebih mendalam sebelummengambil tindakan. Usahakan mengenal diri anda,lakukan kegiatan-kegiatan yanganda sukai yang tidak harusmelibatkan orang lain (membaca,melukis, menulis, dst).

Ingatkan diri anda bahwa pikiran danpendapat anda juga penting danberharga.Daripada selalu memikir- kan satumasalah sendiri saja, sekali-kaliberusahalah untuk berbagi denganorang lain.Kalau pergi ke sebuah acara yangramai, usahakan untuk setidaknyamembawa satu kawan akrab yangbisa mendukung anda.Usahakan untuk lebih ekspresif danmemberikan pujian kepada oranglain (terutama Extravert).

APAKAH ANDA SEORANGPEMIKIR?

Ingat !Perasaan seorang pemikir tidak selalutampak. Sebaliknya seorang perasatidak selalu mengungkapkanlogikanya. Kedua karakter ini sama-sama mampu mengunakan akalsehatnya. Keduanya hanya beredadalam proses mengambil keputusan: logika vs. nilai-nilai. Bila kedua caramelihat proses pengambilankeputusan bias dipadukan, kedua tiaporang ini bisa saling melengkapi.

Bagaimana bekerja denganPemikir

•Hargai analisis mereka yang dalamdan kemampuan tetap tenang.

•Bertanyalah tentang informasiatau nasehat tentang sesuatu yangia tahu.

•Jangan paksa ia berbicara soal hatidan perasaannya.

•Bertanyalah tentang apa yang iapikirkan ketimbang apa yang iarasakan.

•Ijinkan ia mengkritik keadaan atauorang tanpa menjadi reaktif ataudefensif.

• Tunjukkan ketidaksetujuan Andatanpa khawatir bertindak tidaksopan.

Karakter Pemikir

• Suka menganalisis masalah• Objektif dan meyakinkan dengan akalnya• Terus terang• Nilai-nilai keahlian• Menentukan semua hal pakai kepalanya• Nilai-nilai keadilan• Tidak sensitive• Pintar mengkritik orang• Jarang memasukkan ke dalam hati

Tegas

Karakter Perasa

• Simpati dengan masalah orang lain• Meyakinkan dengan nilai-nilai kebaikan• Tidah terus terang• Nilai-nilai perkawanan• Menentukan sesuatu dengan hatinya• Nilai-nilai keharmonisan• Terlalu berperasaan• Senang menghargai orang atau sesuatu• Sering mengaitkan semua hal sebagai masalah pribadi dalam hati

Berhati lembut

Lampiran 2

Page 129: Fasilitasi Yang Efekif

128 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Bagaimana bekerja dengan Perasa

• Biarkan ia tahu bahwa anda menghargai kehangatannya.• Hargai kemampuannya menunjukkan perasaannya.• Jangan maki-maki kepadanya atau menilainya sebagai orang yang tidak masuk akal.• Berbicaralah dari hati ke hati dan tekankan pada hal-hal yang anda setujui.• Jangan katakan kepadanya bahwa dia terlalu sensitif atau berperasaan.• Dengarkan hal-hal yang menjadi kepeduliannya.

Usulan bagi Pemikir• Pikiran dampak yang dirasakan orang lain ketika memberikan umpan balik.Mulailah dengan hal-hal positif, dan usahakan menyampaikan pendapat andadengan cara yang enak didengar. Misalnya, “Warna itu bagus, tetapikelihatannya kemejamu agak longgar di bagian bahu,” daripada “ Kemeja itujelek sekali dipakai kamu. “

• Hati-hati ketika memberikan kritikan yang menurut anda konstruktif. Andamungkin merasa membantu orang lain, tetapi orang itu mungkin akan merasaanda selalu mengoreksinya.

• Ketika bergaul dengan tipe perasa, hindari mengambil sikap berseberangan sekedar untuk berdebat soal hal-hal kecil. Mereka tidak suka perdebatan dan menciptakan jarak.• Belajarlah lebih sering memberikan pujian, dorongan, dan apresiasi.Ungkapkan perasaan anda dan sekali-kali bersikap manis.

• Belajarlah meminta maaf. Sekali-kali kalah berdebat juga tidak apa-apa. Jadikan“Saya minya maaf” dan “Anda benar”. Bagian dari perbendaharaan bahasaAnda.

• Untuk meningkatkan kemampuan perasa belajarlah tentang psikologi,counseling, jadilah relawan kegiatan kemanusiaan.

• Agar lebih peka terhadap perasaan Anda maupun orang lain, perhatikan bahwa tubuh mereka atau rasakan sensasi tubuh Anda sendiri.• Pertimbangkan perasaan orang lain ketika merencanakan sesuatu sebelum Anda membuat keputusan.

Usulan bagi Perasa• Belajarlah meminta apa yang anda inginkan. Hindari mengatakan “tidak apaapa’ atau “terserah Anda saja”.

• Berbicaralah ketika Anda merasa diperlakukan tidak adil atau dimanfaatkanorang lain. Belajarlah negoisasi, membuat batasan, dan berbicara langsung.

• Hindari kebiasaan berbicara terlalu banyak tentang perasaan Andaterutamaketika berbicara dengan pemikir.

• Usahakan melihat pilihan secara objektif dan betul-betul mempertimbangkan sesuatu sebelum mengambil keputusan.• Carilah lingkungan kerja yang nyaman, bersahabat, dan kooperatif.

• Belajarlah mengesampingkan perasaan Anda dan jangan selalu me

Lampiran 2

Page 130: Fasilitasi Yang Efekif

129Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

• Untuk mengembangkan kemampuan pemikir, belajarlah tentang statistik, ekonomi, ilmu-ilmu sains atau logika. Belajarlah bermain catur atau kartu.

SENSORIK (S) danINTUITIF(N)Kaum sensorik cenderungmenangkap informasi dari pancainderanya: apa yang ia lihat, dengar,sentuh, cium, dari dunia nyata. Kaumintuitif juga mengunakan kelima pancaindera tetapi ia lebih menonjolmengunakan indera keenamnya.Kelompok ini selalu melihat sesuatumelampaui apa yang dilihat oleh mata.

Bagaimana bergaul dengan kaumSensorik ?

•Hargai bagaimana mereka menyelesaikan sesuatu dengan cara yang lebih realistik, kongkrit, dan praktis.• Kepribadian iNtuitif Kemampuan melihat sesuatu tanpa harus melihatnya atau bias tahu sesuatu dengan instingnya.

Ciri-cirinya:• Lebih suka pada informasi yang bersifat abstrak• Lebih tertarik pada sesuatu yang mungkin• Lebih fokus pada hal-hal besar• Lebih inspiratif dan imajinatif• Fokus pada masa depan• Lebih suka pada nilai-nilai pembaruan atau inovasi

Kepribadian Sensorik

Kemampuan melihat dan termotivasioleh prinsip-prinsip etik atau moral.Ciri-cirinya:• Lebih suka pada fakta-fakta dan informasi kongkret• Lebih tertarik pada hal-hal yang bersifat aktual• Lebih tertarik pada hal-hal khusus• Lebih praktis dan realistik• Fokus pada hari ini• Lebih suka pada nilai-nilai umum• Bersifat pragmatis• Percaya pada pengalaman masa lalu• Cenderung ingin sesuatu dengan apa adanya

Kepribadian Intuitif

kemampuan melihat sesuatu tanpaharus melihatnya atau biasa tahusesuatu dengan instingnyaCiri-cirinya:• Lebih suka pada informasi bersifat abstrak• Lebih tertarik pada sesuatu yang mungkin• Lebih fokus pada hal-hal besar• Lebih inspiratif & imajinatif• Fokus pada pada masa depan• Lebih suka pada nilai-nilai inovasi• Senang berspekulasi• Percaya pada daya imajinasinya• Cenderung ngin mencoba hal2 baru

Lampiran 2

Page 131: Fasilitasi Yang Efekif

130 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

• Senang berspekulasi• Percaya pada daya imajinasinya Cenderung ingin mencoba hal-hal baru• Saat berkomunikasi dengan mereka, tegas pada fakta dan isu-isu nyata.• Gunakan contoh-contoh konkrit.• Usahakan berbicara eksplisit.• Tekankan segi-segi praktis dari ide yang Anda sampaikan jika ingin ide itu diterima olehnya.• Ketika menjelaskan sesuatu, jelaskan tahap demi tahap.• Ikuti kegemaran mereka akan kegiatan-kegiatan yang melibatkan seluruh panca indera seperti olah raga, kerajinan tangan, berkebun dan lain-lain.

Bagaimana bergaul denga kaumiNtuitif ?

• Hargai cara berpikir mereka yangmenemukan hal-hal baru, ide-ideorosinil mereka, dan kemampuanmenyelesaikan masalah secarakreatif.

• Jangan bebani dengan hal-hal yangbersifat faktual atau dengan hal-hal rinci.

• Dengarkan mereka ketika sedangmempertimbangkan konsep-konsep dan peluang-peluangbaru, dan jika perlu ikut padafantasi mereka.

• Percaya pada kemampuanmereka mendapatkan informasilewat imajinasi dan naluri. Janganselalu bertanya “mengapa” atau“bagaimana”.

Usulan bagi kaum Sensorik• Jangan berdebat tentang hal-hal rinci ketika berdiskusi, terutama ketika

berhadapan dengan kaum intuitif.• Luangkan waktu untuk melihat apa yang ada dibalik yang terlihat dan

membayangkan peluang-peluang yang mungkin untuk menyelesaikan ataumenguba suatu situasi. Usahakan menahan diri dari kebiasaan secaraotomatis mengesampingkan ide-ide yang kelihatannya tidak praktis.

• Cobalah mendengar apa yang mungkin tidak masuk akal atau seakan-akanke khayalan. Mainkan imajinasi Anda.

• Belajarlah menghargai cara lain untuk tahu sesuatu termasuk lewat naluri,fantasi, mimpi, dan imjinasi.

• Kembangkan intuisi Anda dengan cara menulis kreatif, membaca buku-buku filsafat, fenomena kewajiban, mistik. Berdiskusilah tentang makna hidup.

Usulan bagi kaun iNtuitif• Bersikaplah terbuka ketika menerima umpan balik terhadap ide-ide Anda

ketika dilihat dari segi-segi praktis, kemungkinan-kemungkinannya ataukelemahannya.

• Usahakan tidak selalu hidup di masa depan. Latihlah diri Anda untuk beradadalam situasi nyata sekarang.

• Rencanakan sebuah proyek pribadi dan paksa diri Anda untuk menuliskanlangkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan sebelum mulai bekerja.Tingkatkan kemampuan sensorik Anda dengan ikut kursus masak, melakukanprakarya, olah raga, berkebun, memperbaiki rumah; usahakan fokus padasensasi fisik dan lingkungan sekitar Anda.Perhatikan bagaimana sesuatu terlihat, terdengar, berasa, berbau. Sekali-kalibiarkan panca indera Anda bermain.

Lampiran 2

Page 132: Fasilitasi Yang Efekif

131Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

PERCEIFING (P) danJUDGING (J)Kata penghakim bukan berarti iamenghakimi. Orang yangberkarakter penghakim memilikikesukaan memutuskan sesuatusecepat mungkin. Ia senang hiduppada dunia yang serba teratur.Bukan berarti ia suka mengambilkeputusan, ia tidak suka segalasesuatu menjadi tidak pasti dantidak ada keputusan. Komitmendilihat sebagai sesuatu yang finaldan tidak bisa berbuah.

Sebaliknya orang pembebas/pengamat lebih senang memperoleh informasisebanyak-banyak sebelum mengambil keputusan. Pilihan keputusan bisaia pegang selama mungkin. Pembebas/ pengamat bukan berarti ia memahamisegala sesuatu dengan cepat dan jelas. Tetapi sang pembebas/pengamatsenang segala sesuatu tidak terencana dan menunggu sesuatu yang menarik.Komitmen dilihat sebagai sesuatu yang bisa berubah.

Kepribadian Penghakim

• Mencari ketetapan• Percaya pada struktur• Rencanakan semua hal• Senang ketertiban• kerja dulu main nanti• Senang menyelesaikan pekerjaan• Berorientasi pada tujuan• Lebih rapi• Senang segalanya teratur dan berketetapan

Bagaimana bekerja denganPenghakim• Akui kemampuannya menjadi orang yang rapi dan efisien dalam mengambil ke-putusan dan menyelesaikan pekerjaannya.

• Hargai kebutuhan tentang rencana sesuatu hal. Coba setuju dengan tata waktu yang ia punya.

• Bila membuat perencanaan dengan mereka, hargai komitmen Anda dan tunjukkan Anda bisa tepat waktu.

Kepribadian Pembebas• Mencari keterbukaan• Percaya pada alur atau proses• Beradaptasi dengan apa yang terjadi• Senang fleksibilitas• Bermain sekarang, kerja nanti• Senang memulai sesuatu yang baru• Berorientasi pada proses• Santai-santai saja• Senang yang terbuka dan spontan

Lampiran 2

Page 133: Fasilitasi Yang Efekif

132 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Orang penghakim senang kerapiandan kebersihan. Jangan tinggalkankotoran di tempat yang ia suka.

Bagaimana bekerja denganPembebas• Hargai ia sebagai orang yang

fleksibel dan santai.• Bila keputusan diperlukan,

biarkan mereka bertanyatentang pilihan-pilihan. Dorongambil keputusan bila ia sudahmemutuskan sesuatu hal.

• Jangan paksakan jadwal dankomitmen yang ketat.

• Biarkan mereka tahu bilasesuatu yang penting harussegera diputuskan

Usulan bagi Pembebas• Hargai tenggat waktu, hargai janji

dan komitmen Anda. Sadaridampaknya pada orang lain jikaAnda tiba-tiba membatalkan janjiatau terlambat datang.

• Cari pekerjaan yang mendukungspontanitas dan fleksibilitas.

• Jika bergaul dengan Penghakim,pastikan Anda memberinya ruangbaginya untuk hidup terstruktur.

• Sadari bahwa kadang-kadangPenghakim akan stres kalaumenghadapi rencana yang tidakjelas atau kejutan.

Usulan bagi Penghakim

• Usahakan sabar ketika berhadapandengan orang yang membutuhkanlebih banyak waktu daripada Andauntuk memutuskan sesuatu.

• Berhentilah “melakukan”. Luangkanwaktu untuk istirahat. Biarkanyang terjadi terjadilah.

• Hati-hati agar tidak membuatkeputusan terlalu cepat.Mengubah keputusan juga boleh.

• Jangan memaksakan kebutuhanAnda mencari kepastian kepadaorang lain ! Bagi Pembebas,rencana atau waktu yang kakumembuat mereka stres.

• Bukalah diri untuk melakukanbeberapa hal secara spontan.Buatlah jadwal untuk melakukanhal-hal yang tidak terjadwal.

Lampiran 2

Page 134: Fasilitasi Yang Efekif

133Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Lampiran 3KOMPETENSI FASILITATOR

Bagaimana Anda menilai diri Anda sebagai fasilitator? Berikanlah penilaiandengan angka yang paling mencerminkan Anda di kolom paling kanan.

1 = Itu sama sekali bukan saya 2 = Kadang-kadang saya seperti itu3 = Sering saya begitu 4 = Itu persis saya

Lampiran 3

Page 135: Fasilitasi Yang Efekif

134 Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Lampiran 4KOMPETENSI PENDUKUNG BAGI FASILITATOR

Berikanlah tanda cek -√ - pada bagian yang Anda rasa paling menggambarkandiri Anda.

Lampiran 3

Page 136: Fasilitasi Yang Efekif

135Fasilitasi yang Efektif Buku Pegangan Fasilitator

Lampiran 3

Page 137: Fasilitasi Yang Efekif
Page 138: Fasilitasi Yang Efekif