pbl+26-ske+4+debbie.docx

42
PUSKESMAS Debbie Cinthia Dewi 102009021 [email protected] Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 PENDAHULUAN Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak. Tidak hanya oleh orang per orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak hal yang perlu dilakukan. Salah satu diantaranya yang dinilai mempunyai peranan yang cukup penting adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan (Blum, 1974). Dalam praktek sehari-hari, sekalipun bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang diselenggarakan berbeda, namun pada waktu menyelenggarakannya, ternyata selalu ditemukan beberapa kesamaan. Kesamaan yang dimaksud jika disederhanakan, secara umum dapat dibedakan atas dua macam : 1. Ilmu dan teknologi kedokteran (aspek efektivitas) 2. Ilmu dan teknologi administrasi (aspek efisiensi) 1

Upload: jason-carter

Post on 22-Nov-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PUSKESMASDebbie Cinthia [email protected] Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

PENDAHULUANTerwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak. Tidak hanya oleh orang per orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak hal yang perlu dilakukan. Salah satu diantaranya yang dinilai mempunyai peranan yang cukup penting adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan (Blum, 1974).Dalam praktek sehari-hari, sekalipun bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang diselenggarakan berbeda, namun pada waktu menyelenggarakannya, ternyata selalu ditemukan beberapa kesamaan. Kesamaan yang dimaksud jika disederhanakan, secara umum dapat dibedakan atas dua macam :1. Ilmu dan teknologi kedokteran (aspek efektivitas)2. Ilmu dan teknologi administrasi (aspek efisiensi)Mengingat pentingnya peranan ilmu dan teknologi administrasi tersebut, maka telah merupakan kewajiban bagi semua pihak untuk secara bersungguh-sungguh mulai mempelajari serta memahami seputar masalah ilmu dan teknologi administrasi yang dimaksud. Pelajaran yang seperti ini, untuk bidang kesehatan tercakup dalam satu cabang Dengan adanya sistem kesehatan yang baik, bukan saja dapat diharapkan terselenggaranya pekerjaan administrasi kesehatan dengan baik, tetapi yang terpenting lagi dapat terselenggaranya pelayanan kesehatan serta tercapainya tujuan dari diselenggarakannya pelayanan kesehatan tersebut.1I. Puskesmas (Manajemen dan Fungsi) Konsep Dasar Puskesmasa. PengertianSuatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Dengan lain perkataan Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung-jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.1. Wilayah Puskesmas Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah Daerah Tingkat II (Dati II) sehingga pembagian wilayah kerja Puskesmas ditetapkan oleh Bupati KDH, dengan saran teknis dari Kepala Kantor Departemen Kesehatan Kabupaten/Kodya yang telah disetujui oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk setiap Puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling (system pelayanan kesehatan). Khusus untuk Kota Besar dengan jumlah penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja Puskesmas bisa meliputi satu Kelurahan. Puskesmas di ibukota kecamatan dengan jumlah penduduk 150000 jiwa atau lebih, merupakan "Puskesmas Pembina" yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi Puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi.2. Pelayanan Kesehatan MenyeluruhPelayanan Kesehatan yang diberikan di Puskesmas ialah pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan: kuratif (pengobatan) preventif (upaya pencegahan) promotif (peningkatan kesehatan) rehabilitatif (pemulihan kesehatan)yang ditujukan kepada semua penduduk dan tidak dibedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia.

3. Pelayanan Kesehatan Integrasi (terpadu)Sebelum ada Puskesmas, pelayanan kesehatan di dalam satu Kecamatan terdiri dari Balai Pengobatan, Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak (BKIA), Usaha Hygiene Sanitasi Lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular dan lain sebagainya. Usaha-usaha tersebut masing-masing bekerja sendiri dan langsung melapor kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II. Petugas Balai Pengobatan tidak tahu menahu apa yang terjadi di BKIA, begitu juga petugas BKIA tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh Petugas Hygiene Sanitasi dan sebaliknya.Dengan adanya sistem pelayanan kesehatan melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), maka berbagai kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan bersama di bawah satu koordinasi dan satu pimpinan.

4. Upaya kesehatan puskesmasUntuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas, yakni terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni :

1. Upaya Kesehatan Wajib Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah: a) Upaya Promosi Kesehatan b) Upaya Kesehatan Lingkungan c) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana d) Upaya Perbaikan Gizi e) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular f) Upaya Pengobatan

2. Upaya Kesehatan Pengembangan Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yakni: a) Upaya Kesehatan Sekolah b) Upaya Kesehatan Olah Raga c) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat d) Upaya Kesehatan Kerja e) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut f) Upaya Kesehatan Jiwa g) Upaya Kesehatan Mata h) Upaya Kesehatan Usia Lanjut i) Upaya Pembinaan Pengobatan TradisionalUpaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat bersifat upaya inovasi, yakni upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas.5. Fasilitas Penunjanga. Puskesmas Pembantu Unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil. Dalam Pelita V di wilayah kerja Puskesmas Pembantu diperkirakan meliputi 2 sampai 3 desa, dengan sasaran penduduk antara 2.500 orang (di luar Jawa Bali) sampai 10.000 orang (di perkotaan Jawa Bali). Puskesmas Pembantu merupakan bagian integral dari Puskesmas, dengan lain perkataan satu Puskesmas meliputi juga seluruh Puskesmas Pembantu yang ada di dalam wilayah kerjanya. b. Puskesmas KelilingPuskesmas Keliling merupakan unit pelayanan kesehatan Keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda 4 atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari Puskesmas. Puskesmas Keliling bertungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan Puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Kegiatan Puskesmas Keliling adalah:1) Meruberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh pelayanan Puskesmas atau Puskesmas Pembantu, 4 hari dalam satu minggu. 2) Melakukan penyelidikan tentang kejadian luar biasa. 3) Dapat dipergunakan sebagai alat transport penderita dalam rangka rujukan bagi kasus darurat gawat. 4) Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan atat audio-visual.

Tujuan Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarkan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat.1,2 Fungsi1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan. Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.Di samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. 2. Pusat pemberdayaan masyarakat. Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

4. Pelayanan kesehatan perorangan Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap. 5. Pelayanan kesehatan masyarakat Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.II. Azas Penyelenggaraan PuskesmasPenyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan Puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan Puskesmas tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi Puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi Puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan.

Azas penyelenggaraan Puskesmas yang pertama Adalah pertanggungjawaban wilayah. Dalam arti Puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini Puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut:a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga berwawasan kesehatanb. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanyac. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanyad. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.Diselenggarakannya upaya kesehatan strata pertama oleh Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Bidan di Desa serta berbagai upaya kesehatan di luar gedung Puskesmas lainnya (outreach activities) pada dasarnya merupakan realisasi dari pelaksanaan azas pertanggung-jawaban wilayah.2

Azas penyelenggaraan Puskesmas yang kedua Adalah pemberdayaan masyarakat. Dalam arti Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain:a. Upaya Kesehatan lbu dan anak: Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)b. Upaya Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD),c. Upaya Perbaikan Gizi: Posyandu, Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)d. Upaya Kesehatan Sekolah: dokter kecil, penyertaan guru dan orang tua/wali murid, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)e. Upaya Kesehatan Lingkungan: Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)f. Upaya Kesehatan Usia Lanjut: Posyandu Usila, panti wredag. Upaya Kesehatan kerja: Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)h. Upaya Kesehatan Jiwa: Posyandu, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM)i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional: Taman Obat Keluarga (TOGA), Pembinaan Pengobat Tradisional (Battra)j. Upaya Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan (inovatif): dana sehat, Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), mobilisasi dana keagamaan.6

Azas penyelenggaraan Puskesmas yang ketiga Adalah keterpaduan. Untuk mengatasi keterbatasan sumberdaya serta diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu, jika mungkin sejak dari tahap perencanaan. Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni Keterpaduan Lintas Program dan Keterpaduan Lintas Sektor.6Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan penyeleng-garaan berbagai upaya kesehatan yang menjadi tanggung jawab Puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program antara lain:1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS): keterpaduan KIA dengan P2M, Gizi, Promosi Kesehatan, Pengobatan,2) Upaya Kesehatan Sekolah (UKS): keterpaduan kesehatan lingkungan dengan Promosi Kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan jiwa3) Puskesmas Keliling: keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, gizi, promosi kesehatan, kesehatan gigi4) Posyandu: keterpaduan KIA dengan KB, Gizi, P2M, kesehatan jiwa, promosi kesehatanKeterpaduan lintas sektor adalah upaya memadukan penyelenggaraan upaya Puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) dengan berbagai program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas sektor antara lain:1) Upaya Kesehatan Sekolah: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama2) Upaya Promosi kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian3) Upaya Kesehatan ibu dan anak: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK, PLKB4) Upaya Perbaikan gizi: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pertanian, pendidikan, agama, koperasi, dunia usaha, PKK, PLKB5) Upaya Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja, koperasi, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan6) Upaya Kesehatan kerja: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja, dunia usaha.2

Azas penyelenggaraan Puskesmas yang keempat Adalah rujukan. Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh Puskesmas terbatas. Padahal Puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatannya. Untuk membantu Puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) harus ditopang oleh azas rujukan.2 Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal batik, baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas ada dua macam rujukan yang dikenal yakni Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan dan Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat. Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus penyakit. Apabila suatu Puskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus penyakit tertentu, maka Puskesmas tersebut wajib merujuknya ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik horizontal maupun vertikal). Sebaliknya pasien pasca rawat inap yang hanya memerlukan rawat jalan sederhana, dirujuk ke Puskesmas. Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam :1) Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan medik (misal operasi) dan lain-lain.2) Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.3) Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga Puskesmas dan atau pun menyelenggarakan pelayanan medik di Puskesmas.Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan, dan bencana. Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila satu Puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat wajib dan pengembangan, padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi kebutuhan masyarakat. Apabila suatu Puskesmas tidak mampu menanggulangi masalah kesehatan masyarakat dan atau tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, maka Puskesmas wajib merujuknya ke dinas kesehatan kabupaten/kota.

Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis pakai dan bahan makanan.2) Rujukan tenaga, antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, penanggulangan gangguan kesehatan karena bencana alam.3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan tanggungjawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat (antara lain Usaha Kesehatan Sekolah, Usaha Kesehatan Kerja, Usaha Kesehatan Jiwa, pemeriksaan contoh air bersih) kepada Dinas kesehatan kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila Puskesmas tidak mampu.2

III. Peran Dokter Dalam MasyarakatMenjadi seorang dokter adalah sebuah aktivitas mulia bila dilandasi dengan niat yang baik. Selain mempelajari berbagai macam teori mengenai penyakit dan obat-obatan yang sangat detail, seorang dokter juga perlu belajar cara berinteraksi dengan orang lain, agar dapat memberikan pelayanan holistik pada pasiennya.WHO menetapkan 5 standar dokter ideal yang dirangkum dalam 5 stars doctor, antara lain:1. Health care provider(penyedia layanan kesehatan) yaitu kemampuan dokter sebagai tenaga medis, memberikan tindakan terhadap keluhan-keluhan pasiennya. Tindakan kesehatan yang dilakukan dapat berupa kuratif, preventif, promotif dan rehabilitatif.2. Decision maker(pembuat keputusan), salah satu peran seorang dokter yaitu memberikan keputusan terhadap suatu permasalahan, yang sudah ditimbang dari sudut pandang medis dari ilmu yang dikuasainya.3. Community leader(pemimpin komunitas), didalam lingkungan bermasyarakat, seorang dokter harus dapat mengayomi masyarakat untuk dapat hidup sehat, dapat menjadi contoh bagi komunitas disekelilingnya4. Manager(manajer), adakalanya seorang dokter akan menjadi pemimpin dari sebuah lembaga kesehatan (puskesmas, DinKes atau Rumah Sakit), untuk itu, kemampuan mengelola sistem, staf, dan berkolaborasi dengan struktur lembaga merupakan sesuatu yang perlu dimiliki oleh setiap dokter.5. Communicator(penyampai), memutuskan untuk menjadi seorang dokter, berarti memutuskan untuk menjadi pekerja sosial, yang berhubungan dengan manusia. Di masyarakat, dokter merupakan sosok panutan, lantaran karena ilmunya yang luas dan kepeduliannya terhadap hidup sesama. Untuk itu, keterampilan berkomunikasi, menyampaikan sesuatu dengan baik merupakansoftskillyang harus dimiliki setiap dokterDalam menghadirkan pelayanan kesehatan, seorang dokter akan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya, antara lain perawat, ahli gizi, ahli farmasi, bidan, sanitarian dan petugas administratif. Untuk itu diperlukan pemahaman tentang area kerja masing-masing disiplin ilmu, agar tidak saling tumpang tindih dan menimbulkan konflik lintas profesi.IV. Sistem KesehatanPengertian sistem1. Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan (Ryans).2. Sistem adalah suatu konseptual yang terdiri dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai satu unit organik untuk mencapai keluaran yang diinginkan secara efektif dan efisien (John McManama).3. Sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian yang berhubungan dan membentuk suatu kesatuan yang majemuk, dimana masing-masing bagian bekerja sama secara bebas dan terkait untuk mencapai sasaran kesatuan dalam suatu situasi yang majemuk pula.4. Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai elemen yang berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Unsur sistemTelah disebutkan bahwa sistem terbentuk dari bagian atau elemen yang saling berhubungan dan mempengaruhi. Adapun yang dimaksud dengan bagian atau elemen tersebut ialah sesuatu yang mutlak harus ditemukan, yang jika tidak demikian, maka tidak ada yang disebut dengan sistem tersebut. Bagian atau elemen tersebut banyak macamna, yang jika disederhanakan dapat dikelompokkan dalam enam unsur saja yakni:a) MasukanYang dimaksud dengan masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.b) Proses Yang dimaksud dengan proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncakan.c) KeluaranYang dimaksud dengan keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistem.d) Umpan balikYang dimaksud dengan umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.e) DampakYang dimaksud dengan dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.f) LingkunganYang dimaksud dengan lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.Pendekatan sistem1Pendekatan Sistem adalah upaya untuk melakukan pemecahan masalah yang dilakukan dengan melihat masalah yang ada secara menyeluruh dan melakukan analisis secara sistem. Pendekatan sistem diperlukan apabila kita menghadapi suatu masalah yang kompleks sehingga diperlukan analisa terhadap permasalahan tadi, untuk memahami hubungan bagian dengan bagian lain dalam masalah tersebut, serta kaitan antara masalah tersebut dengan masalah lainnya.

Kerangka Teoritis1

1. Masukan (input)Kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam system dan terdiri dari unsur tenaga (man), dana (money), sarana (material), dan metoda (method) yang merupakan variable dalam melaksanakan evaluasi program. Tenaga Dokter Koordinator P2M dan PKM Petugas Laboratorium Petugas Administrasi Kader aktif

DanaDana untuk pelaksanaan program dapat diperoleh di:1. APBD : sebagai contoh, APBD menyediakan anggaran untuk pengawasan dan monitoring, sarana diagnosis, bahan cetakan, kegiatan pemecahan masalah di kotamadya. 2. Swadaya Masyarakat : contoh, menyediakan anggaran untuk operasional, pemeliharaan, pelaksanaan, pencegahan dan penanggulangan DBD Sarana MedisMeliputi hal-hal dibawah ini :a. Poliklinik set : stetoskop, timbangaan BB, thermometer, tensimeter, senterb. Alat pemeriksaan hematokritc. Alat penyuluhan kesehatan masyarakatd. Formulir laporan Standart Operasional dan KDRS (kasus DBD di Rumah Sakit)e. Obat-obatan simptomatis (analgetik dan antipiretik)f. Buku petunjuk program g. Bagan penatalaksanaan kasus

Non-MedisMeliputi hal-hal dibawah ini :a. Gedung puskesmasb. Ruang tungguc. Tuang administrasid. Ruang periksae. Ruang tindakanf. Laboratoriumg. Apotikh. Perlengkapan administrasii. Formulir laporan

MetodeTerdapat metode untuk:1. Penemuan penderita tersangka Kasus dilihat dari jumlah suspek penderita yang datang ke puskesmas

2. Rujukan penderita Bila terdapat tanda-tanda penyakit (rujukan 100%)

2. Proses (process)Kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam system dan terdiri dari unsure perencanaan (planning), organisasi (organization), pelaksanaan (activities), dan pengawasan (controlling) yang merupakan variable dalam melaksanakan evaluasi program. PerencanaanPerencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas. Rencana tahunan puskesmas dibedakan atas dua macam. Pertama, rencana tahunan upaya kesehatan wajib. Kedua, rencana tahunan upaya pengembangan.

Perencanaan upaya kesehatan wajibJenis upaya kesehatan wajib adalah sama untuk setiap puskesmas, yakni promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana, perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta pengobatan. Langkah langkah perencanaan yang harus dilakukan puskesmas adalah sebagai berikut.a. Menyusun usulan kegiatan Langkah pertama yang dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun kegiatan dengan memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku, baik nasional maupun daerah, sesuai dengan masalah sebagai hasil dari kajian data dan informasi yang tersedia di puskesmas. Usulan ini disusun dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yang berisikan rincian kegiatan, tujuan, sasaran, besaran kegiatan (volume), waktu, lokasi serta perkiraan kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan.Rencana ini disusun melalui pertemuan perencanaan tahunan puskesmas yang dilaksanakan sesuai dengan siklus perencanaan Kabupaten/kota dengan mengikutsertakan BPP serta dikoordinasikan dengan camat.b. Mengajukan usulan kegiatanLangkah kedua yang dilakukan puskesmas adalah mengajukan usulan kegiatan ke dinas kesehatan kabupaten/kota untuk persetujuan pembiayaannya, perlu diperhatikan dalam mengajukan usulan kegiatan harus dilengkapi dengan usulan kebutuhan rutin, sarana dan prasarana dan operasional puskesmas beserta pembiayaannya.c. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan Langkah ketiga yang dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh Dinas kesehatan kabupaten/kota (Rencana Kerja Kegiatan/Plan of Action) dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yang dilengkapi dengan pemetaan wilayah (mapping).

Perencanaan upaya kesehatan pengembanganJenis upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan puskesmas yang telah ada, atau upaya inovasi yang dikembangkan sendiri. Upaya laboratorium medik, upaya laboratorium kesehatan masyarakat dan pencatatan pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini adalah upaya penunjang yang harus dilakukan untuk kelengkapan upaya upaya puskesmas. Langkah langkah perencanaan upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan oleh puskesmas mencakup hal hal berikut :a. Identifikasi upaya kesehatan pengembanganLangkah pertama mengidentifikasi upaya kesehatan pengembangan yang akan diselenggarakan oleh puskesmas. Identifikasi ini dilakukan berdasarkan ada tidaknya masalah kesehatan yang terkait dengan setiap upaya kesehatan pengembangan tersebut. Apabila puskesmas memiliki kemampuan, identifikasi masalah dilakukan bersama masyarakat melalui pengumpulan data secara langsung dilapangan (Survei Mawas Diri).Pengertian Survei Mawas Diri adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengenali keadaan dan masalah yang dihadapi, serta potensi yang dimiliki untuk mengatasi masalah tersebut.Tahap pelaksanaan Survei Mawas Diri : Pengumpulan data dapat berupa data primer yakni yang dikumpulkan langsung dari sumber data atau data sekunder yakni yang berasal dari catatan yang ada Pengolahan data Penyajian data berupa data masalah dan potensiTetapi apabila kemampuan pengumpulan data bersama masyarakat tersebut tidak dimiliki oleh puskesmas, identifikasi dilakukan melalui kesepakatan kelompok (Delbecq Technique) oleh petugas puskesmas dengan mengikutsertakan Badan Penyantun Puskesmas.Pengertian Delbecq Technique adalah perumusan masalah dan identifikasi potensi melalui kesepakatan sekelompok orang yang memahami masalah tersebut.Tahapan pelaksanaannya : Pembentukan Tim Menyusun daftar masalah Menetapkan kriteria penilaian masalah Menetapkan urutan prioritas masalah berdasarkan kriteria penilaian dilengkapi dengan uraian tentang potensi yang dimilikiTergantung dari kemampuan yang dimiliki, jumlah upaya kesehatan pengembangan yang dipilih dapat lebih dari satu. Disamping itu, identifikasi upaya kesehatan pengembangan dapat pula memilih yang bersifat inovatif yang tidak tercantum dalam daftar upaya kesehatan puskesmas yang telah ada, melainkan dikembangkan sendiri sesuai dengan masalah dan kebutuhan masyarakat serta kemampuan puskesmas.

b. Menyusun usulan kegiatanLangkah kedua yang dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun usulan kegiatan yang berisikan rincian kegiatan, tujuan, sasaran, besaran kegiatan (volume), waktu, lokasi serta perkiraan kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan.Rencana yang telah disusun tersebut diajukan dalam bentuk matriks (Gantt Chart). Penyusunan rencana pada tahap awal pengembangan program dilakukan melalui pertemuan yang dilaksanakan secara khusus bersama dengan BPP dan Dinas kesehatan kabupaten/kota dalam bentuk musyawarah masyarakat.Pengertian musyawarah masyarakat adalah pertemuan yang dihadiri oleh para pemimpin, baik formal maupun informal dan anggota masyarakat untuk merumuskan prioritas masalah kesehatan dan upaya penanggulangannya.Tahap pelaksanaannya: Pemaparan daftar masalah kesehatan dan potensi yang dimiliki Membahas dan melengkapi urutan prioritas masalah Mambahas dan melengkapi potensi penyelesaian masalah yang dimiliki Merumuskan cara penanggulangan masalah sesuai dengan potensi Menetapkan rencana kegiatan penanggulangan masalah (dalam bentuk Gantt Chart)Penyusunan rencana pada tahap pelaksanaan tahun berikutnya dilakukan secara terintegrasi dengan penyusunan rencana upaya kesehatan wajib.c. Mengajukan usulan kegiatanLangkah ketiga yang dilakukan oleh puskesmas adalah mengajukan usulan kegiatan ke Dinas kesehatan kabupaten/kota untuk pembiayaannya. Usulan kegiatan tersebut dapat pula diajukan ke Badan Penyantun Puskesmas atau pihak pihak lain. Apabila diajukan ke pihak pihak lain, usulan kegiatan harus diperlengkapi dengan uraian tentang latar belakang, tujuan serta urgensi perlu dilaksanakannya upaya pengembangan tersebut.d. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatanLangkah keempat yang dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh Dinas kesehatan kabupaten/kota atau Penyandang dana lain (Rencana Kerja Kegiatan/Plan of Action) dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yang dilengkapi dengan pemetaan wilayah (mapping). Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara terpadu dengan penyusunan rencana pelaksanaan upaya kesehatan wajib.

PengorganisasianUntuk dapat terlaksananya rencana kegiatan puskesmas perlu dilakukan pengorganisasian. Ada dua macam pengorganisasian yang harus dilakukan. Pertama, pengorganisasian berupa penentuan para penanggungjawab dan para pelaksana untuk setiap kegiatan serta untuk setiap satuan wilayah kerja. Dengan kata lain, dilakukan pembagian habis seluruh program kerja dan seluruh wilayah kerja kepada seluruh petugas puskesmas dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya. Penentuan para penagguangjawab ini dilakukan melalui pertemuan penggalangan tim pada awal tahun kegiatan. Kedua, pengorganisasian berupa penggalangan kerjasama tim secara lintas sektoral. Ada dua bentuk penggalangan kerjasama yang dapat dilakukan :a. Penggalangan kerjasama bentuk dua pihak yakni antara dua sector terkait, misalnya antara puskesmas dengan sektor tenaga kerja pada waktu menyelenggarakan upaya kesehatan kerja.b. Penggalangan kerjasama bentuk banyak pihak yakni antar berbagai sektor terkait, misalnya antara puskesmas dengan sektor pendidikan, sektor agama, sektor kecamatan pada waktu menyelenggarakan upaya kesehatan sekolah.Penggalangan kerjasama lintas sektor ini dapat dilakukan :a. Secara langsung yakni antar sektor sektor terkaitb. Secara tidak langsung yakni dengan memanfaatkan pertemuan koordinasi kecamatan

Penatalaksanaan Setelah pengorganisasian selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya adalah menyelenggarakan rencana kegiatan puskesmas, dalam arti para penanggungjawab dan para pelaksana yang telah ditetapkan pada pengorganisasian, ditugaskan menyelenggarakan kegiatan puskesmas sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk dapat terselenggaranya rencana tersebut perlu dilakukan kegiatan sebagai berikut:a. Mengkaji ulang rencana pelaksanaan yang telah disusun terutama yang menyangkut jadwal pelaksanaan, target pencapaian, lokasi wilayah kerja dan rincian tugas para penanggungjawab dan pelaksana.b. Meyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai dengan rencana pelaksanaan yang telah disusun. Beban kegiatan puskesmas harus terbagi habis dan merata kepada seluruh petugas.c. Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.Pada waktu menyelenggarakan kegiatan puskesmas harus diperhatikan hal hal sebagai berikut :1) Azas Penyelenggaraan PuskesmasPenyelenggaraan kegiatan puskesmas harus menetapkan keempat azas penyelenggaraan puskesmas yakni azas pertanggungjawaban wilayah, azas pemberdayaan masyarakat, azas keterpaduan dan azas rujukan.2) Berbagai standar dan pedoman pelayanan puskesmasPada saat ini telah berhasil dikembangkan berbagai standar dan pedoman pelayanan puskesmas sebagai acuan penyelenggaraan kegiatan puskesmas yang harus diperhatikan pada waktu menyelenggarakan kegiatan puskesmas.Standar dan pedoman tersebut adalah :a. Standar dan pedoman bangunan puskesmasb. Satandar dan pedoman peralatan puskesmasc. Standar manajemen peralatan puskesmasd. Standar dan pedoman ketenagaan puskesmase. Pedoman pengobatan rasional puskesmasf. Standar manajemen obat puskesmasg. Standar dan pedoman teknis pelayanan berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang diselenggarakan oleh puskesmash. Pedoman Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)i. Pedoman perhitungan satuan biaya pelayanan puskesmas

3) Kendali mutuPenyelenggaraan kegiatan puskesmas harus menerapkan program kendali mutu. Prinsip program kendali mutu adalah kepatuhan terhadap berbagai standar dan pedoman pelayanan serta etika profesi, yang memuaskan pemakai jasa pelayanan.Pengertian kendali mutu adalah upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, obyektif dan terpadu dalam menerapkan masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan berdasarkan standar yang telah ditetapkan, menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia serta menilai hasil yang dicapai dan meyususn saran tindaklanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan.Prinsipnya : Mengikuti siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) Dilaksanakan melalui kerjasama tim (team based) Sesuai sumberdaya yang tersedia (resource based)4) Kendali biayaPenyelenggaraan kegiatan puskesmas harus menerapkan program kendali biaya. Prinsip program kendali biaya adalah kepatuhan terhadap berbagai standar dan pedoman pelayanan serta etika profesi, yang terjangkau oleh pemakai jasa pelayanan.Pengertian kendali biaya adalah upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, obyektif dan terpadu dalam menetapkan kebijakan dan tatacara penyelenggaraan upaya kesehatan termasuk pembiayaannya, serta memantau pelaksanaannya sehingga terjangkau oleh masyarakat.Tahap pelaksanaannya : Menetapkan upaya kesehatan yang diselenggarakan lengkap dengan rincian pembiayaannya Menjabarkan kebijakan dan tatacara penyelenggaraan (standar, pedoman dan nilai etika) yang mendukung Melaksanakan upaya kesehatan yang sesuai dengan kebijakan dan tatacara penyelenggaraan Menampung dan menyelesaikan keluhan masyarakat yang terkait dengan masalah biaya Menyempurnakan penyelenggaraan upaya kesehatan dengan memperhatikan keluhan biaya dari masyarakat.

Pengawasan (1) PemantauanPenyelenggaraan kegiatan harus diikuti dengan kegiatan pemantauan yang dilakukan secara berkala. Kegiatan pemantauan mencangkup hal hal sebagai berikut :a. Melakukan telaahan penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai yang dibedakan atas 2 hal :1) Telaahan internal yakni telaahan bulanan terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai oleh puskesmas, dibandingkan dengan rencana dan standar pelayanan. Data yang dipergunakan diambil dari Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) yang berlaku.Pengertian simpus adalah suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam melaksanakan manajemen puskesmas dalam mencapai sasaran kegiatannya.Sumber informasi : SP2TP terdiri dari : Catatan : kartu individu, rekam kesehatan keluarga dan buku register Laporan : bulanan, tahunan dan KLB Survey lapangan Laporan lintas sektor Laporan sarana kesehatan swastaKesimpulan dirumuskan dalam 2 bentuk. Pertama, kinerja puskesmas yang terdiri dari cakupan (coverage), mutu (quality) dan biaya (cost) kegiatan puskesmas. Kedua, masalah dan hambatan yang ditemukan pada waktu penyelenggaraan kegiatan puskesmas. Telaahan bulanan ini dilakukan dalam Lokakarya Mini Bulanan Puskesmas.Pengertian Lokakarya Mini Bulanan adalah pertemuan yang diselenggarakan setiap bulan di puskesmas yang dihadiri oleh seluruh staf di puskesmas, Puskesmas Pembantu dan bidan di desa serta dipimpin oleh kepala puskesmas.Tahapan pelaksanaannya :1. Lokakarya Mini Pertamaa. Masukan Penggalangan tim dalam bentuk dinamika kelompok tentang peran tanggung jawab staf dan kewenangan puskesmas Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru Informasi tentang tatacara penyusunan POA Puskesmasb. Proses Investarisasi kegiatan puskesmas termasuk kegiatan lapangan/daerah binaan Analisis beban kerja tiap petugas Pembagian tugas baru termasuk pembagian tanggung jawab daerah binaan Penyusunan POA Puskesmas tahunanc. Keluaran POA Puskesmas tahunan Kesepakatan bersama (untuk hal-hal yang dipandang perlu)2. Lokakarya Mini bulanana. Masukan Laporan hasil kegiatan bulan lalu Informasi tentang hasil rapat dinas kab/kota Informasi tentang hasil rapat tingkat kecamatan Informasi tentang kebijakan, program dan konsep barub. Proses Analisis hambatan dan masalah, antara lain dengan mempergunakan PWS Analisis sebab masalah, khusus untuk mutu dikaitkan dengan kepatuhan terhadap standar pelayanan Merumuskan alternatif pemecahan masalahc. Keluaran Rencana kerja bulan yang baru2) Telaahan eksternal yakni telaahan triwulan terhadap hasil yang dicapai oleh sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya serta sektor lain terkait yang ada di wilayah kerja puskesmas. Telaahan triwulan ini dilakukan dalam Lokakarya Mini Triwulan Puskesmas secara lintas sektor.Pengertian Lokakarya Mini Tribulanan adalah pertemuan yang diselenggarakan setiap 3 bulan sekali di puskesmas yang dihadiri oleh instasi lintas sektor tingkat kecamatan, Badan penantun Puskesmas (BPP), staf puskesmas dan jaringannya, serta dipimpin oleh camat.Tahapan pelaksanaannya :1. Lokakarya Mini Tribulanan Pertamaa. Masukan Penggalangan tim yang dilakukan melalui dinamika kelompok Informasi tentang program lintas sektor Informasi tentang program kesehatan Informasi tentang kebijakan, program dan konsep barub. Proses Inventarisasi peran bantu masing-masing sektor Analisis masalah peran bantu dari masing-masing sektor Pembagian peran masing-masing sektorc. Keluaran Kesepakatan tertulis sektor terkait dalam mendukung programkesehatan termasuk program pemberdayaan masyarakat

2. Lokakarya Mini Tribulanan Rutina. Masukan Laporan kegiatan pelaksanaan program kesehatan dan dukungansektor terkait Inventarisasi masalah/hambatan dari masing-masing sektor dalampelaksanaan program kesehatan Pemberian informasi barub. Proses Analisis hambatan dan masalah pelaksanaan program kesehatan Analisis hambatan dan masalah dukungan dari masing-masing sektor Merumuskan cara pemecahan masalahc. Keluaran Rencana kerja tribulan yang baru Kesepakatan bersama (untuk hal-hal yang dipandang perlu)d. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan pencapaian kinerja puskesmas serta masalah dan hambatan yang ditemukan dari hasil telaahan bulanan dan triwulan.

3. Keluaran (output)Kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam system dari suatu kegiatan. 4. DampakYang dimaksud dengan dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.5. Lingkungan Lingkungan meliputi lingkungan fisik dan biologis, lingkungan non fisik seperti sosial budaya serta ekonomi. Lingkungan fisik misalnya sumber/sarana air bersih, perumahan, limbah rumah tangga atau industri, sarana komunikasi, transportasi dan lairi sebagainya. Lingkungan biologis misalnya gambaran vektor penyakit yang ada di wilayah tersebut. Lingkungan non fisik yaitu lingkungan sosial budaya yang menggambarkan derajat interaksi sosial dalam masyarakat, misalnya pendidikan, sistem sosial yang ada (gotong-royong) dan lain sebagainya.Lingkungan ekonomi misalnya mata pencaharian, pendapatan, pengangguran dan lain sebagainya.

V. Problem Solving Cycle (PSC)Masalah: kesenjangan antara apa yang terjadi dengan apa yang dikehendaki. Identifikasi, pilih, dan definisikan masalahnya, lalu jelaskan hasil yang dikehendaki. Kenali hal-hal yang berpotensi menjadi masalah dan kaji situasi di mana saat mungkin dapat memperbaikinya. Tentukan kriteria untuk memilih masalah yang paling penting. Definisikan secara operasional masalah yang dipilih, misalnya, bagaimana saat mengetahui bahwa hal yang dlidentifikasi merupakan masalah. Baqaimana saat mengetahui bahwa masalah sudah terpecahkan, denqan cara menentukan kriteria keberhasilan pemecahan masalah. Ini tidaklah sama dengan mendefinisikan solusi atas masalah. Langkah pertama, bentuk sebuah tim kerja untuk memperjelas kriteria masalah tersebut. Pelajari secara seksama proses yang terjadi dari segala aspek. Tentukan di mana dan kapan masalah muncul. Pahami proses terjadinya masalah. Tentukan penyebab terjadinya masalah dan bagaimana proses terjadinya. Tentukan faktor-faktor yang menimbulkan masalah dan keterkaitannya dengan masalah. Gunakan metode untuk mengetes hipotesls tentang sebab-sebab yang mungkin menimbulkan masalah tersebut. Kumpulkan data untuk mengetes hipotests dan untuk menentukan taktor penyebab yang paling domlnan. Identifikasi semua cara pemecahan. Berpikirlah secara kreatif untuk menangani sebab-sebab masalah yang mungkin dapat diatasi. Pilih solusi yang dapat dllaksanakan. Analisislah cara-cara pemecahan yanq mungkin dilaksanakan, dikaji dari aspek kriteria keberhasilan memecahkan masalah, biaya yanq diperlukan, kemungkinan solusi dapat dilaksanakannya, atau kriteria lainnya. Uji cobalah solusi itu dan evaluasi efekfivitasnya. Ini merupakan sebuah siklus. Rencanakan-Kerjakan-Cek-Bertindaklah (Plan, Do, Check, Action). Siklus ini terdirl dari perencanaan langkah- langkah pemecahannya termasuk mengatasi sikap yang menolak perubahan, mengerjakannya yaitu melaksanakan pemecahan masalah, memantau hasilnya atau akibat baru yang muncul, mengambil tindakan terhadap hal-hal yang terjadi, misalnya dengan memodifikasi solusi, menerapkan solusi yang lain, atau memperluas cakupan penerapan solusi.

KESIMPULANBerdasarkan tujuan dari Puskesmas yaitu mendukung tercapainya pembangunan kesehatan nasional, maka Puskesmas memegang peranan yang sangat penting dalam suksesnya berbagai program kesehatan yang merupakan salah satu upaya kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas. Hal tersebut perlu juga didukung oleh beberapa orang terkait dalam menunjang keberhasilan program dari Puskesmas itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes, RI, 2004. Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas, Jakarta.2. Depkes, RI, 2005. Rencana Strategis Departemen Kesehatan Tahun 2005 2009, Jakarta.3. Notoatmodjo, S, 2003. Pengantar Pendidikan dan Ilmu Ilmu Perilaku Kesehatan ED. Terakhir. Yogyakarta: Andi Offset.4. Saifuddin, Abdul Barry, 2001. Pengantar Kependudukan, Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.5. Budiarto, Eko. 2002. Pengantar Epidemiologi. Ed.2. EGC. Jakarta6. Azrul A. Pengantar administrasi kesehatan. Edisi 3. Jakarta:Binarupa Aksara;1996.7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat nomor 28/Menkes/II/2004. Jakarta:Dep. Kes; 2004.8. Muninjaya AAG. Manajemen kesehatan.Edisi 2. Jakarta:EGC;2004.

13