pbl 18

30
Ahmad Zul Fahmi B Ahmad Ros Ahmad Zul Fahmi B Ahmad Ros 102010375 102010375 A2 A2

Upload: sakuragiwinata

Post on 12-Nov-2015

237 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

zzzzz

TRANSCRIPT

  • Ahmad Zul Fahmi B Ahmad Ros

    102010375A2

  • SkenarioSeorang perempuan berusia 28 tahun datang ke UGD RS karena sesak nafas sejak 6 jam sebelum masuk RS. Keluhan disertai batuk sejak 4 hari lalu disertai dahak berwarna putih, tidak disertai demam dan nyeri dada. Sesak terutama 3 bulanan ini, namun keluhan ini semakin memburuk. Sesak terutama saat suasana dingin dan berdebu. Dalam 1 bulan terakhir sudah 4x sesak saat dini hari. Belum pernah berobat untuk keluhan sesak nafasnya. Riwayat merokok sejak usia 22 tahun.Pada pemeriksaan fisik tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis. Pemeriksaan tanda vital tekanan darah 110/80mmHG, denyut nadi: 98x/m, frekuensi nafas 28x/mnt, suhu 36 C, thorax: Inspeksi: retraksi interkostal, simetris dalam keadaan statis dan dinamis, Auskultasi: ekspirasi memanjang, Wheezing +/+, ronkhi -/-Lab: Hb: 13g/dL, L: 9000/uL, T: 155000/uL, Ht:35%

  • Anamnesis:- autoanamnesis- identitas-keluhan utama- keluhan lain- riwayat penyakit sekarang- riwayat penyakit dahulu- riwayat penyakit keluarga

  • Pemeriksaan fisik:- inspeksi = melaporkan bentuk thorak, pectus excavatum, pectus carinatum, barrel chest)= melaporkan pergerakan thoraks waktu statis dan dinamis= melaporkan keadaan selang iga= mengidentifikasi kelainan kulit dan linea-linea penting pada thorak

    - palpasi= palpasi acak dan palpasi berstruktur= meraba sela iga, normal atau ada kelainan

  • - Perkusi= Melakukan perkusi acak dan berstruktur

    - Akultasi= mendengar ada kelainan seperti ronki basah, ronki kering, wheezing, friction rub, stridor, amforik, egofoni

  • Pemeriksaan penunjang:1) laboratorium untuk sputum- eosinofilia pada sputum merupakan ciri khas asma. Sputum nampak putih, sangat kental, dan mengandung major basic protein (MBP), eosinofil > 300 sel per ml.- melakukan pemeriksaan BTA dengan zheil neelsen dan neiser untuk mengidentifikasi kuman Mycobacterium tuberkulosis dan Streptococcu pneumonia

  • 2) melakukan skin test- untum melihat alergen yang memicu asma- alergen penyebab rhinitis alergik mungkin juga memicu asma

    3) uji fungsi paru - dilakukan sebelum dan seseudah beraktifitas atau provokasi bronkus menggunakan histamin atau metaolin atau B-adrenergik.- melihat hiperaktifitas jalan nafas dan obstruksi reversible dapat dibuktikan dengan objektif

  • Menggunakan spirometer dan peak flow meter untuk:Kapasitas residual fungsional dan total (FRC, TLC): < Volume residual (RV): 15% pada PFR atau FEV1 setelah provokasi bronkus =Provokasi bronkus dilakukan dengan histamine, gerak badan (exercise), udara kering dan dingin atau dengan larutan garam hipertonis.

    4) pemeriksaan radiologi - selama serangan asma, paru tampak mengalami hiperinflasi dan ditemukan bercak-bercak infiltrat yang kosisten dengan atelaktasis segmental

  • Working diagnosis: asma bronkial:- Asma merupakan penyakit gangguan inflamasi kronis saluran pernafasan yang dihubungkan dengan hiper responsif, keterbatasan aliran udara yang reversible dan gejala pernafasan. Asma menimbulkan gejala episodik berulang : wheezing, sesak nafas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama pada malam atau dini hari.

  • Jenis-jenis asma:- hidden asma- excercise asma- nocturna asma- occupation asma- intermitten asma- asma kronik persisten- status asmatikus, severa asthmatic attack

  • Differential diagnosis:- Bronkitis= Suatu penyakit yang bermula dari fase akut dan memburuk menjadi kronik. Terjadi peradangan serta inflamasi mukosa bronkus yang disebabkan infeksi virus, bakteri iritasi kimiawi dan alergi. Gejala klinisnya terdiri dari panas, mialgia, faringitis, rinitis, batuk dengan sputum meluas. Pada pemeriksaan foto Rontgen toraks ditemukan gambaran normal dan hanya kadang-kadang ditemukan ronki basah. Pada bronkitis kronis ditemukan bronkitis lama yang brulang selama 2-3 bulan.

  • COPD: is a preventable and treatable disease with some significant extrapulmonasy effects that may contribute to the severity in individual pasiens. Its pulmonary components is caracterised by airflow limitation is usually progressive and associated with an abnormal inflammantory respons of the lung to noxious particle or gases

  • Bronkioektasis:- Keadaan berlakunya dilatasi abnormal dari bronkhus dan bronkhiolus, yang didahului oleh infeksi menahun yang menimbulkan nekrosis.- 60% didahului oleh Bronkhopneumonia / Pertusis / Morbilli Lain2 : * obstruksi bronkhus * kelainan kongenital komponen elastik dan otot bronkhus * Syndroma Kartagener : Sinusitis ; Bronkhiektasis; situs inversus.

  • Klinis:- Demam - Batuk menahun dan paroxysmal; terutama pada perubahan posisi - Sputum kental dan bau busuk, kadang kadang mengandung darah - Asimptomatis ----- tiba2 hemoptysis - Dyspnoe, orthopnoe, cyanosis, clubbing.

  • Emfisema ParuSuatu penyakit dimana berlaku pelebaran ruang udara yang abnormal dan permanen, disertai dengan destruksi dari dindingnya, distal dari bronkhiolus terminalis.- Sering terjadi bersamaan / menyertai bronkhitis khronis - Faktor : asap rokok / polusi udara

  • Terdapat berbagai macam emphysema seperti:1. Centriacinar / centrilobular emphysema- mengenai bagian sentral/ proksimal dari acinus, sering lebih berat pada lobus superior segmen apical berhubungan asap rokok2. Panacinar / panlobular emphysema- mengenai bronkiolus respiratorius sampai alveolus dan lebih berat pada bahagian basal3. Paraseptal / distal acinar emphysema- mengenai bagian distal dibawah pleural4. Irregular emphysema- Mengenai acinus secara irregular, hampir selalu berhubungan dengan jaringan parut, Mis. TBC

  • Epidemiologi: - asma merupakan penyakit ganguan inflamasi kronis saluran pernafasan yang berhubungan dengan hiperresponsif, keterbatasan aliran udara yang reversible dan gejala pernafasan.- wanita lebih banyak dari lelaki- kunjungan pasien ke UGD 1-12%

  • Etiologi:- penyebab utama masih belum jelas- berkaitan hiperreaktivitas bronkus- ada hambatan sebagian sistem adrenergik, kurang enzim adenilsiklase dan meningginya tonus sistem parasimatis- diduga ada kaitan dengan genetik, gender dan ras,faktor lingkungan, polusi udara, cuaca, dan kegiatan jasmani

  • Patofisiologi:- bervariasi antar individu dan waktu- beberapa yang yang memicu terjadinya asma adalah alergen, polusi udara, infeksi saluran nafas, kecapian, perubahan cuaca, makanan, obat, dan ekspresi emosi yang berlebihan- faktor berkemungkinan menyebabkan eksaserbasi adalah rinitis, sinusitis bakterial, poliposis, menstruasi, GERD, dan kehamilan

  • -alergen akan memicu bronkokonstriksi akibat pelepasan Ig E dependen dari mast sel dari mediator spt histamin, prostaglandin, leokotrin sehingga terjadi kontraksi otot polos.- bisa juga terjadi kerana saluran nafas pasien hiperreaktif terhadap pelbagai ransangan.- penyempitan saluran nafas bersifat progresif oleh kerana inflamasi atau peningkatan tonis otot polos.- jika tak dikoreksi, akan terjadi gangguan nafas.

  • Gejala klinis:GEJALA AWAL ASMA- Terdapat factor pencetus gejala- Ada gangguan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) yang ringan- Timbul bunyi mengi pada ekspirasi

  • GEJALA KLINIS ASMA:Gejala respiratorik yaitu - Sesak napas ringan, sedang dan berat

    Gejala kardiovaskular yaitu-Takikardi/ Bradikardi-Tekanan nadi lemah-Hipotensi-Akral dingin

    Gejala klinis saraf dan otak-Akibat hipoksia, lalu menyebabkan gangguan emosi, gangguan motorik/ sensorik, gangguan kesadaran dan kejang

    Gejala lain- Gangguan asam basa, gangguan metabolism cairan

  • Penatalaksanaan: medika mentosa:- serangan asma episodik cukup diubati dengan bronkodilator b-agonis oral atau aerosal. Kalau terlalu ringan, tidak perlu pengobatan.- serangan sedang, perlu diberikan bronkodilator aerosol atau bronkodilator subkutan misalnya adrenalin.- serangan ringan kronik, perlu ditambahkan kortikosteroid.- obat mukolitik dipertimbangkan untuk mencairkan lendir di seluruh cabang bronkus.- pada serangan asma berat, perlu diberikan teofilin intravena dan koreksi asam basa serta elektrolit.- pemberian oksigen sangat diperlukan.

  • Terapi profilaksis atau pencegahan;- sodium kromoglikat

    Golongan pengontrol:- kortikosteroid sistemik- kortikosteroid inhalasi- sodium kromoglikat- metilsantin, amonifilin- agonis b kerja lama- antihistamin generasi 2 ( antagonis H1)

  • Golongan pereda (reliever)- agonis b2 kerja singkat- kortikosteroid sistemik- anti kolinergik- metilsantin (aminofilin)- adrenalin

  • Non medika mentosa: - dinasihatkan pada pasien mengurangi merokok dan kalau bisa menghentikan merokok.- menghindari dari allergen seperti debu.- makanan-makanan yang tertentu seperti berminyak juga perlu dielakkan.- aktiviti fisik lasak juga perlu dihindari.

  • Komplikasi:- COPD/PPOK, terjadi sebagai akibat proses kronik asma bronkial dan emfesema paru.

  • PrognosisBeberapa penelitian menunjukkan bahawa pasien menghidap asma segera diketahui dan mendapatkan penanganan optimal, maka akan mengurangi frekuensi serangan dan akan meningkatkan kualitas hidup, jadi prognosanya lebih baik

  • KesimpulanAsma mungkin bermula pada semua usia tetapi paling sering muncul pertama kali dalam 5 tahun kehidupan. Tidak semua asma terbukti memiliki dasar alergi dan tidak semua orang dengan penyakit atopic mengidap asma. Terjadi inflamasi yang khas karena disertai infiltrasi eosinofil, hal ini membedakan asma dari gangguan inflamasi jalan napas lainnya. Eosinofil merupakan mediator inflamasi utama pada asma. Langkah penatalaksanaan yang betul dan cepat serta pencegahan dapat menghindari kematian karena asma dan membantu pasien menjalani kehidupan yang normal dan sehat.