paper risop lindri

21
TUGAS RISET OPERASIONAL PENERAPAN METODE JALUR KRITIS (CRITICAL PATH METHODS/CPM) PADA KEGIATAN PROSES OPERASIONAL USAHA LAUNDRY Oleh Lindri Fiamelda 05121002039 TEKNIK PERTANIAN

Upload: lindri-roesly-fiamelda

Post on 30-Dec-2015

81 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Paper Riset Operasional

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Risop Lindri

TUGAS RISET OPERASIONAL

PENERAPAN METODE JALUR KRITIS (CRITICAL

PATH METHODS/CPM) PADA KEGIATAN

PROSES OPERASIONAL USAHA LAUNDRY

Oleh

Lindri Fiamelda

05121002039

TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

2013

Page 2: Paper Risop Lindri

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses perencanaan dan pengendalian suatu kegiatan tidak hanya pada pembuatan

jaringan kerja melainkan harus dilanjutkan pada perhitungan mengenai waktu penyelesaian

proyek dan analisis lainnya. Untuk itu, digunakan beberapa metode yang sangat membantu

dan sudah cukup dikenal dalam membantu merencanakan suatu kegiatan tersebut dalam

bentuk jaringan kerja. Metode tresebut adalah Metode PERT (Program Evaluation and

Review Technique) dan Metode CPM (Critical Path Method). Berikut dalam makalah ini

akan membahas Penerapan Metode Jalur Kritis (Critical Path Methods/CPM) pada

Kegiatan Proses Operasional Usaha Laundry.

Perbedaan pokok antara CPM dan PERT ialah bahwa CPM memasukkan konsep

biaya dalam proses perencanaan dan pengendalian sedangkan dalam PERT besarnya biaya

berubah-ubah (uncertainty) sesuai dengan lamanya waktu dari semua aktivitas yang

terdapat dalam suatu proyek. Biasanya metode PERT digunakan untuk proyek penelitian

atau pengembangan produk baru dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi.

Khusus dalam makalah ini akan dibahas mengenai Metode CPM saja tetapi tidak

bermaksud untuk mengabaikan PERT sebab prinsip-prinsip pembentukan jaringan dalam

CPM sangat mirip dengan metode PERT sehingga mereka yang mempelajari CPM dengan

baik, tidak akan menemui kesulitan dalam menggunakan PERT. Perlu diketahui bahwa

teknik atau metode CPM dan PERT sangat penting artinya sebagai alat perencanaan dan

pengendalian pelaksanaan suatu proyek atau suatu kegiatan.

Dalam menganalisis waktu ini, akan kita dapatkan satu atau beberapa lintasan

tertentu dari kegiatan-kegiatan pada network tersebut yang menentukan jangka waktu

penyelesaian seluruh proyek. Lintasan ini disebut lintasan kritis (CRITICAL PATH).

Selain itu ada pula lintasan yang tidak kritis yang mempunyai waktu untuk bisa terlambat,

yang dinamakan float. Setiap jaringan memiliki titik inisiasi sebagai awal dan titik

terminasi sebagai tanda berakhirnya suatu jaringan proyek.

Dalam metode CPM ini sebenarnya banyak dipakai oleh orang-orang dalam

berkehidupan sehari hari. Namun banyak orang tidak menyadari itu, contohnya seperti

Page 3: Paper Risop Lindri

proses kegiatan Laundry, dimana dalam usaha laundry, mereka memiliki urutan-urutan

dalam menyelesaikan pekerjaannya, tentunya secara efektif dan efisien.

B. Rumusan Masalah

Atas dasar penentuan latar belakang dan identiikasi masalah diatas, maka kami

dapat mengambil perumusan masalah sebagai berikut:

”Bagaimana cara pemakaian jalur metode kritis (CPM) tersebut dalam penerapan proses

kegiatan usaha sebuah laundry?”

C. Tujuan

Makalah ini dilakukan untuk dapat memenuhi tujuan-tujuan yang dapat bermanfaat

dalam pemahaman tentang metode jalur kritis. Secara terperinci tujuan dari makalah ini

adalah agar setiap orang mampu memahami dan menyelesaikan pekerjaan dengan metode

jalur kritis (CPM) terutama dalam penerapan kegiatan usaha laundry secara efektif dan

efisien.

Page 4: Paper Risop Lindri

II. TINJAUAN PUSTAKA

CPM (Critical Path Method ) atau biasa disebut sebagai metode jalur kritis

merupakan suatu teknik manajemen proyek yang menggunakan hanya satu faktor waktu

per kegiatan. Jalur kritis disini diartikan sebagai jalur waktu terpanjang melalui suatu

jaringan. Menurut Render dan Heizer, jalur kritis adalah jalur komputerisasi paling lama

pada suatu jaringan kerja. Sedangkan menurut Chase, Aquilano, Jacobs (2000;64) jalur

kritis adalah suatu aktivitas dalam suatu proyek dengan memintas suatu aktivitas sehingga

mempersempit waktu kegiatan proyek secara keseluruhan. Jika di dalam suatu lintasan

kritis ditunda, maka akan mengakibatkan seluruh kegiatan proyek tertunda.

Konsep CPM mengemuka pada tahun 1957, sebagai alat yang dikembangkan oleh J.

E. Kelly dari Remington Rand dan M. R. Walker dari DuPont untuk membantu

pembangunan dan pemeliharaan pabrik kimia du DuPont. CPM adalah suatu metode

perencanaan dan pengendalian proyek-proyek yang merupakan sistem yang paling banyak

digunakan diantara semua sistem yang memakai prinsip pembentukan jaringan. Dengan

CPM, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai tahap suatu proyek

dianggap diketahui dengan pasti, demikian pula hubungan antara sumber yang digunakan

dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Jadi CPM merupakan analisa

jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan biaya total proyek melalui pengurangan

waktu penyelesaian total proyek yang bersangkutan.

Konsep CPM memiliki enam langkah – langkah dasar. Berikut enam langkah -

langkah dasar tersebut :

1. Mendefinisikan proyek dan menyiapkan struktur pecahan kerja.

2. Membangun hubungan antara kegiatan.

3. Memutuskan kegiatan mana yang harus lebih dahulu dan mana yang harus

mengikuti yang lain.

4. Menggambarkan jaringan yang menghubungkan keseluruhan kegiatan.

5. Menetapkan perkiraan waktu dan/ atau biaya untuk setiap kegiatan.

6. Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan. Ini yang disebut jalur kritis.

Page 5: Paper Risop Lindri

7. Menggunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan, dan

pengendalian proyek.

Dalam membangun suatu jaringan kerja, konsep CPM memiliki ketentuan tersendiri.

Menurut Subagyo, dkk (2000;122) ketentuan – ketentuan tersebut terdiri atas :

1. Sebelum suatu kegiatan dimulai, semua kegiatan yang mendahuluinya harus sudah

selesai dilakukan.

2. Gambar anak panah hanya sekedar menunjukkan urutan di dalam mengerjakan

pekerjaan saja dan panjang anak panah dan arahnya tidak menunjukkan letak

pekerjaan.

3. Nodes (lingkaran yang menunjukkan kejadian diberi nomor sedemikian rupa,

sehingga tidak terbatas nodes yang mempunyai nomor yang sama).

4. Dua buah kejadian (events) nama bisa dihubungkan oleh satu kegiatan (anak

panah).

5. Network hanya dimulai dari satu kejadian awal (initial event) yang sebelumnya

tidak ada pekerjaan yang mendahukuinya, di samping itu network di akhiri oleh

satu kejadian akhir (terminal event).

Faktor – faktor yang mempengaruhi network planning menurut Siswojo (2000;16),

yaitu :

1. Rencana. Rencana yang digunakan perusahaan dalam melaksanakan proyek,

penentuan kegiatan – kegiatan yang harus dilakukan serta logika ketergantungan

satu sama lain.

2. Waktu. Lamanya waktu yang digunakan dalam proyek biasanya diukur dalam

satuan waktu standar : hari, jam, menit, waktu tersebut mewakili masing – masing

kegiatan dan proyek secara keseluruhan.

3. Sumber daya. Tenaga kerja, peralatan serta material yang dibutuhkan.

4. Biaya. Keseluruhan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek.

Dalam konsep CPM, terdapat dua jenis metode jalur kritis. Jenis – jenis metode jalur

kritis tersebut terdiri atas :

1. CPM dengan satu perkiraan waktu kegiatan. Metode ini digunakan ketika waktu

kegiatan diketahui dengan pasti. Selain itu, metode ini digunakan untuk

menentukan perkiraan waktu proyek, setiap kegiatan dalam proyek, dan slack time.

Page 6: Paper Risop Lindri

2. CPM dengan tiga perkiraan waktu kegiatan. Metode ini digunakan ketika waktu

kegiatan tidak pasti. Selain itu, metode ini digunakan untuk memperoleh informasi

yang sama dengan model Single Time Estimate dan informasi probabilitas.

Laundry adalah tempat dimana biasanya memaparkan critical path methods atau

jalur kritis, hal ini dikarenakan suatu laundry mempunyai kegiatan atau step by step yang

cukup banyak sehingga kita memerlukan menggunakan metode jalur kritis ini demi

meongoptimalkan metode kerja yang diterapkan sehingga pelanggan dapat dilayani dengan

seoptimal mungkin dari segi waktu maupun biaya.

Pada metode CPM terdapat dua buah perkiraan waktu dan biaya untuk setiap

kegiatan yang terdapat dalam jaringan. Kedua perkiraan tersebut adalah perkiraan waktu

penyelesaian dan biaya yang sifatnya normal(normal estomate) dan perkiraan waktu

penyelesaian dan biaya yang sifatnya dpercepat(crash estimate). Dalam menentukan

perkiraan waktu penyelesaianakan dikenal istilah jalur kritis, jalur yang memiliki

rangkaian-rangkaian kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan waktu penyelesaian

proyek yang tercepat. Sehingga dapat dikatakan bahwa jalur kritis berisikan kegiatan-

kegiatan kritis dari awal sampai akhir jalur. Seorang manajer harus mampu

mengidentifikasi jalur kritis dengan baik, sebab pda jalur ini terdapat kegiatan yang jika

pelaksanaannya terlambat maka akan mengakibatkan keterlambatan seluruh

proyek/kegiatan. Dalam sebuah jaringan kerja dapat saja terdiri dari beberapa jalur kritis.

Page 7: Paper Risop Lindri

III. PEMBAHASAN

Critical Path Method (CPM) atau Metode Jalur Kritis merupakan model kegiatan

proyek yang digambarkan dalam bentuk jaringan. Kegiatan yang digambarkan sebagai titik

pada jaringan dan peristiwa yang menandakan awal atau akhir dari kegiatan digambarkan

sebagai busur atau garis antara titik. CPM memberikan manfaat sebagai berikut:

Memberikan tampilan grafis dari alur kegiatan sebuah proyek,

Memprediksi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek,

Menunjukkan alur kegiatan mana saja yang penting diperhatikan dalam menjaga

jadwal penyelesaian proyek..

Langkah-langkah dalam perencanaan usaha Laundry yaang menggunakan metode CPM

(langkah-langkah uumnya):

o Tentukan rincian kegiatan. Dari rincian kegiatan yang harus dilakukan dalam

sebuah proyek, tambahkan informasi durasi dan identifikasikan prasyarat kegiatan

sebelumnya yang harus terselesaikan terlebih dahulu.

o Tentukan urutan kegiatan dan gambarkan dalam bentuk jaringan.Beberapa kegiatan

akan dapat dimulai dengan sangat tergantung pada penyelesaian kegiatan lain.

Relasi antar kegiatan ini harus diidentifikasi dan digambarkan secara berurutan

dalam bentuk titik dan busur.

o Susun perkiraan waktu penyelesaian untuk masing-masing kegiatan.Waktu yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap kegiatan dapat diestimasi dengan

menggunakan pengalaman masa lalu atau perkiraan dari para praktisi. CPM tidak

Page 8: Paper Risop Lindri

memperhitungkan variasi waktu penyelesaian, sehingga hanya satu perkiraan yang

akan digunakan untuk memperkirakan waktu setiap kegiatan.

o Identifikasi jalur kritis (jalan terpanjang melalui jaringan). Jalur kritis adalah jalur

yang memiliki durasi terpanjang yang melalui jaringan. Arti penting dari jalur kritis

adalah bahwa jika kegiatan yang terletak pada jalur kritis tersebut tertunda, maka

waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan otomatis juga akan tertunda.

o Pada jalur selain jalur kritis, akan ditemui waktu longgar/waktu toleransi (slack

time) yaitu sejumlah waktu sebuah kegiatan dapat ditunda tanpa menunda

penyelesaian proyek secara keseluruhan.

o Update DiagramCPM. Pada saat proyek berlangsung, waktu penyelesaian kegiatan

dapat diperbarui sesuai dengan diperolehnya informasi dan asumsi baru. Sebuah

jalur kritis baru mungkin akan muncul, dan perubahan bentuk jaringan sangat

mungkin harus dilakukan.

o Keterbatasan CPM adalah digunakannya satu angka perkiraan waktu penyelesaian

bagi setiap kegiatan. Jika memang dibutuhkan perencanaan proyek yang lebih

kompleks, metode PERT dengan tiga varian waktu perkiraan akan dapat

memberikan aternatif perkiraan waktu penyelesaian proyek yang lebih terbuka.

CPM dengan satu perkiraan waktu kegiatan

Berikut ini akan dipaparkan mengenai kegiatan proses operasional usaha Laundry.

KEGIATAN SIMBOLPRECEDENCE

(MENDAHULUI)

WAKTU

(JAM)

Mengumpulkan pakaian kotor

pelanggan

A none 1

Menyortir jenis pakaian pelanggan B A 1

Melakukan proses pencucian C B 5

Melakukan proses pengeringan D C 4

Melakukan proses penyetrikaan E D 3

Memberikan label pakaian F D 1

Mendistibusikan pakaian pelanggan G E,F 2

Gambar Jaringan

Page 9: Paper Risop Lindri

A = 1 B = 1 C = 5

E = 3

G = 2

D = 4 F = 1

Early Starts dan Early Finish Time

ES = 0 ES = 1 ES = 2

EF = 1 EF = 2 EF = 7

A = 1 B = 1 C = 5

LS = 0 LS = 1 LS = 2

LF = 1 LF = 2 LF = 7

ES = 11

ES = 7 EF = 14

EF = 11 E = 3

D = 4 LS = 11 ES = 14

LS = 7 LF = 14 EF = 16

LF = 11 G = 2

ES = 11 LS = 14

EF = 12 LF = 16

F = 1

LS = 13

LF = 14

Dari perhitungan di atas, dapat kita ketahui bahwa jalur kritisnya adalah :

Page 10: Paper Risop Lindri

A = 1 B = 1 C = 5 D = 4 E = 3 G = 2

Serta dapat kita ketahui bahwa total durasi kegiatan di atas adalah 16 jam. Dan slack

time yang terjadi pada kegiatan F adalah 2 jam.

CPM dengan tiga perkiraan waktu kegiatan :

Berikut di bawah ini akan dipaparkan mengenai contoh kegiatan dengan tiga perkiraan

waktu kegiatan :

TUGASKEGIATAN

MENDAHULUIOPTIMISTIK

MOST

LIKELYPESIMISTIK

A None 3 6 15

B A 2 4 14

C B 6 12 30

D C 2 5 8

E D 5 11 17

F D 3 6 15

G E,F 3 9 27

Expected Time :

ET (A) = = 7

ET (B) = = 5,333

ET (C) = = 14

ET (D) = = 5

Page 11: Paper Risop Lindri

ET (E) = = 11

ET (F) = = 7

ET (G) = = 11

A = 7 B = 5,3 C = 14

E = 11

G = 11

D = 5 F = 7

Dari perhitungan di atas, dapat kita ketahui bahwa jalur kritisnya adalah :

A = 7 B = 5,3 C = 14 D = 5 E = 11 G = 11

Untuk tahap selanjutnya dapat kita peroleh Early Start, Early Finish, Late Starts, Late

Finish, total durasi, dan slack time dengan cara yang sama pada CPM dengan satu

perkiraan waktu kegiatan.

Dalam melakukan perhitungan penentuan waktu penyelesaian digunakan beberapa

terminologi dasar berikut:

E (earliest event occurence time )

Saat tercepat terjadinya suatu peristiwa.

L (Latest event occurence time)

Saat paling lambat yang masih diperbolehkan bagi suatu peristiwa terjadi.

Page 12: Paper Risop Lindri

ES (earliest activity start time)

Waktu Mulai paling awal suatu kegiatan. Bila waktu mulai dinyatakan dalam jam,

maka waktu ini adalah jam paling awal kegiatan dimulai.

EF (earliest activity finish time)

Waktu Selesai paling awal suatu kegiatan.

EF suatu kegiatan terdahulu = ES kegiatan berikutnya

LS (latest activity start time)

Waktu paling lambat kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek secara

keseluruhan.

LF (latest activity finish time)

Waktu paling lambat kegiatan diselesaikan tanpa memperlambat penyelesaian proyek.

t (activity duration time)

Kurun waktu yang diperlukan untuk suatu kegiatan (hari, minggu, bulan).

Selain CPM dapat digunakan untuk menentukan waktu paling cepat sebuah proyek

dapat terselesaikan dan mengidentifikasi waktu kelonggaran (Slack) paling lambat sebuah

kegiatan dapat dimulai tanpa menghambat jadwal proyek keseluruhan, metode ini juga

mampu melakukan analisis terhadap sumber daya yang dipakai dalam proyek (biaya) agar

jadwal yang dihasilkan akan jauh lebih optimal dan ekonomis.

Suatu proyek menggambarkan hubungan antara waktu terhadap biaya. Perlu dicatat

bahwa, biaya disini merupakan biaya langsung misalnya biaya tenaga kerja, pembelian

material dan peralatan) tanpa memasukkan biaya tidak langsung seperti biaya administrasi,

dan lain-lain

Page 13: Paper Risop Lindri

IV. KESIMPULAN

Kesimpulan dari makalah diatas adalah memakai penerapan metode jaringan

CPM dalam penerapan suatu kegiatan usaha operasional laundry bisa mengetahui

berapa lama perkiraan kurun penyelesaian pekerjaan laundry tersebut, kegiatan-

kegiatan mana saja yang bersifat kritis dalam hubungannya dengan penyelesaian

suatu kegiatan laundry tersebut, dapat menyusun urutan kegiatan penyelesaian

laundry tersebut sehingga memiliki sejumlah besar komponen dengan hubungan

ketergantunga yang kompleks, dapat membuat perkiraan seekonomis-ekonomisnya

dan juga dapat mengusahakan fluktasi minimal penggunaan sumber daya dari

kegiatan laundry tersebut.

Page 14: Paper Risop Lindri

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. www.google.com. Metode Jalur Kritis (CPM). Diakses pada tanggal 19

Juli pukul 16.00.

Anonim. 2013. www.google.com. Laundry dengan sistem CPM. Diakses pada tanggal 19

Juli pukul 15.00.

D.Ahmad & Tjutju Tarliah Dimyati, Operations Research ; Model-model pengambilan

keputusan, Sinar Baru Algensindo, 2004.

Mulyono, Sri.1996.Teori Pengambilan Keputusan. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia.

Pengestu Subagyo, 2000. Manajemen Operasi, Edisi Pertama. Penerbit BPFE Yogyakarta.

Page 15: Paper Risop Lindri