paper media massa
DESCRIPTION
Paper Media MassaTRANSCRIPT
TUGAS PAPER
SCM
KELOMPOK : 7
Nama :
Ardiyanto 1501167273
Kartika Sari Putri 1501172121
Leni Gustini 1501166301
Susanti Kusuma 1501192470
Wendy 1501153993
06 PJM
ABSTRACT
Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk memberikan wawasan kepada pembaca tentang
media massa serta peranan dan fungsi dari media massa juga dampak dari media massa itu
sendiri baik dampak secara positif ataupun dampak negative dari media massa. Seperti kita
ketahui bahwa dijaman globalisasi ini peranan media massa sungguh tinggi dan media massa
dapat mempengaruhi masyarakat akan segi pandangnya terhadap berita yang didapatnya dari
media massa. Media massa merupakan strategi dari para pihak marketing dan sales agar
masyarakat mengetahui produk/jasa yang ditawarkan perusahaan dengan kata lain media massa
dapat digunakan sebagai promosi.
Maka dari itu, perusahaan dapat memanfaatkan media massa untuk memperoleh
pelanggan baru dan memenangkan competitive dari para pesaingnya sehingga perusahaan dapat
memenangkan pangsa pasar.
Metode analisa yang digunakan adalah metode pengumpulan data melalui artikel dan e-
journal yang dapat ditemukan dengan pencarian menggunakan internet. Data tersebut
dikumpulkan dan dicari kebenarannya untuk dituangkan kedalam paper ini. Juga dilihat
keberadaannya disalah satu perusahaan sebagai contoh dalam penulisan paper ini.
Kata kunci : media masa, analisa
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Media massa merupakan suatu sumber informasi dalam kehidupan modern. Media massa biasa
dianggap sebagai sumber berita dan hiburan. Majalah sebagai salah satu jenis media massa yang
membawa pesan-pesan persuasif. Sebagaimana yang kita ketahui, saat ini penyebaran majalah
tidak hanya tertuju kepada masyarakat lokal saja akan tetapi juga di masing-masing negara,
bahkan di seluruh dunia. Mesin media massa cetak dibawa VOC pertama kalinya pada abad ke-
17 di Indonesia dan memulai sejarah penerbitan pers di Indonesia. Sejak itu pula bermunculan
berbagai jenis media cetak di Indonesia. Majalah sebagai salah satu media massa cetak yang
telah berkembang dengan pesat, hal ini bisa dilihat dari munculnya majalah yang tidak hanya
bersifat umum, namun juga khusus. Majalah adalah sebuah penerbitan berkala (buku harian)
yang terbit secara teratur dan sifat isinya tidak menampilkan pemberitaan atau sari berita,
melainkan berupa artikel, atau bersifat pembahasan yang menyeluruh dan mendalam. Majalah
digolongkan bedasarkan pangsa pasarnya yaitu jenis kelamin, usia, hobi, minat, dan sebagainya.
Majalah juga digolongkan berdasarkan sifat atau misinya yaitu majalah berita, majalah hiburan,
majalah berbahasa daerah dan majalah agama. Universitas Sumatera UtaraMajalah merupakan
refleksi dari masyarakat atau keadaan zamannya dimana pembacanya diharapkan akan
mendapatkan gambaran yang utuh mengenai segala sesuatu yang sedang berkembang saat itu.
Oleh karenanya majalah dapat dikatakan sebagai penemuan yang fenomenal. Edisi perdana
majalah yang diluncurkan di Amerika Serikat pada pertengahan 1930-an memperoleh
kesuksesan besar. Majalalah telah mampu membuat segmentasi pasar tersendiri dan membuat
fenomena baru dalam media cetak di Amerika Serikat. Munculnya majalah-majalah seperti
Scentific American, Psychology Today, dan Playboy secara aktif membentuk pembaca baru.
Media massa cetak dalam bentuk majalah telah lama dikenal masyarakat.
Media massa cetak dalam hal ini majalah, merupakan sarana komunikasi yang dapat
dimanfaatkan untuk memberikan informasi selengkap dan semenarik mungkin. Informasi-
informasi yang terdapat pada majalah dikemas sedemikian rupa dalam aneka bentuk publikasi
sepertu liputan berita, liputan khusus, features, iklan, dan lain-lainnya sehingga menjadi menarik.
Majalah bisa menarik karena sifatnya yang lama dalam pengertian bahwa informasi yang
dipublikasikan tersebut bisa disimpan tanpa harus melakukan ‘recording’ sebagaimana dalam
media massa siaran, dan kemudian informasi tersebut bisa mudah didapatkan kembali sewaktu-
waktu diperlukan. Dengan demikian media massa cetak bukan merupakan media komunikasi,
informasi, dan persuasi yang lewat begitu saja sebagaimana yang terjadi dalam media massa
siaran baik radio maupun televisi. Di sinilah letak kekuatan media massa cetak khususnya
majalah. Universitas Sumatera UtaraJenis-jenis majalah sendiri sangat banyak, seperti majalah
wanita, majalah musik, majalah remaja, majalah otomotif, dan lain-lainnya yang dibuat sesuai
dengan target pembacanya. Remaja yang dalam hal ini berada dalam usia 12 sampai 17 tahun,
sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual. Transformasi intelektual dari
cara berfikir remaja ini memungkinkan mereka tidak hanya mampu mengintegrasikan dirinya ke
dalam masyarakat dewasa, tapi juga merupakan karakteristik yang paling menonjol dari semua
priode perkembangan. Masa remaja merupakan priode transisi yang penting dalam pemikiran
kritis karena kognisi semacam itu mengalami perubahan seiring dengan meningkatnya
kecepatan, otomatisasi, dan kapasitas untuk memperoses informasi, isi pengetahuan yang lebih
luas, rentang yang lebih luas dan spontanitas dalam menggunakan strategi.
Berfikir kreatif adalah kemampuan untuk berfikir dalam cara yang baru dan tidak biasa dan
menemukan solusi yang unik terhadap masalah. Rubrik feature dalam sebuah majalah pada
dasarnya seorang yang berkisah. Penulis melukis gambar dengan kata-kata. Ia menghidupkan
imajinasi pembaca, ia menarik pembaca agar masuk ke dalam cerita itu dengan membantunya
mengidentifikasikan diri dengan tokoh utama. Penulis feature untuk sebagian besar tetap
menggunakan penulisan jurnalistik dasar, karena ia tahu bahwa teknik-teknik itu sangat efektif
untuk berkomunikasi. Tapi bila ada aturan yang mengurangi kelincahannya untuk mengisahkan
suatu cerita, ia segera menerobos aturan itu. Tulisan yang hidup Universitas Sumatera
Utaraadalah senjata penting untuk menaklukkan minat pembaca di tengah persaingan antar
media komunikasi yang kian ketat. Mereka dikangeni karena berjiwa personal, memiliki sudut
pandang yang unik dan cerdas, serta penuh vitalitas. Majalah remaja Gogirl! Yang berdiri sejak
tahun 2005 lalu telah menjadi salah satu majalah remaja perempuan yang banyak dibaca dan
dijadikan referensi oleh remaja putri di Indonesia. Majalah ini memiliki 30 ribu pelanggan dan
58 ribu eceran yang tersebar di seluruh Indonesia, dan dijual ecerannya seharga Rp 25.000.
Majalah yang terbit setiap bulan ini dalam setiap edisinya berusaha menampilkan beberapa
artikel dalam bentuk feature dalam satu tema. Tema yang diusung setiap bulannya berbeda-beda
tergantung dengan berita apa yang sedang hangat di kalangan remaja, seperti tema global
warming, tekhnologi, dan sebagainya. Rubrik-rubrik feature ini ditulis dengan gaya bahasa yang
gampang dipahami oleh remaja disertai dengan gambar atau foto dan tata letak yang menarik.
Perkembangan media massa saat ini erat kaitannya dengan komunikasi, disadari atau tidak
bahwa manusia selalu melakukan interaksi sosialnya melalui komunikasi, baik lisan maupun
tulisan untuk menyampaikan suatu informasi secara langsung atau tidak langsung. Sehingga
dengan seiring perkembangan teknologi komunikasi tersebut media massa pun terbagi menjadi
media cetak dan media elektronik yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Hampir
semua kegiatan manusia menghabiskan waktunya untuk berkomunikasi, sejak bangun tidur
sampai tertidur lagi. Dalam buku The Process of Communication: An Introduction to Theory and
Practice, Berlo mengatakan bahwa, “Bukti riset menunjukkan bahwa 70 persen orang Amerika
menghabiskan waktu kerjanya untuk berkomunikasi, baik mendengarkan, berbicara, membaca,
dan menulis.” Media massa, baik media cetak (printed media) atau media elektronik (electronic
media) memiliki kelebihan dan keunggulannya masing-masing dalam menyampaikan informasi.
Yang termasuk media massa cetak adalah koran atau suratkabar, tabloid, majalah, buku,
newsletter, dan buletin. Sedangkan yang termasuk media massa elektronik yaitu radio, televisi,
film, termasuk CD 2 (Compact Disk), dan internet. Manusia sebagai penggunanya harus pintar
memanfaatkan informasi yang disajikan, agar mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu,
media massa sangat berperan penting sebagai wadah yang bergerak dibidang pencarian,
pengolahan dan penyebarluasan informasi. “Media Massa adalah alat yang digunakan dalam
penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat
komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi.” Pesan yang disampaikan
media massa sifatnya umum, karena ditujukan untuk khalayak, penataan pesan tergantung
kepada media yang digunakan yaitu berbeda satu dengan yang lainnya. Mengapa disebut
demikian, karena penataan pesan dalam media elektronik maupun media cetak dirancang untuk
menarik perhatian dan memukau khalayak, yang bertujuan untuk memberikan pengaruh dalam
perubahan sikap, pandangan, dan prilaku mereka.
1.2 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari penulisan paper ini akan di batasi pada seperti apakah media massa itu, ciri-
ciri media massa, jenis-jenis media massa, peran media massa di era globalisasi, fungsi social
media massa, media massa sebagai media sosialisasi, serta dampak positif dan dampak negative
dari media massa
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penulisan paper ini adalah :
Untuk mengetahui seperti apakah media massa itu.
Untuk mengetahui apa ciri-ciri dari media massa.
Untuk mengetahui jenis-jenis media massa.
Untuk mengetahui peran dan fungsi dari media massa.
Untuk mengetahui dampak positif dan negative dari media massa.
Manfaat dari penulisan paper ini adalah :
Dapat menambah wawasan mahasiswa, khususnya jurusan Informatika, tentang Apakah
dan seperti apakah media massa itu.
Dapat mengerti peran dan fungsi dari suatu media massa.
Dapat mengerti akan dampak positif dan negative dari suatu media massa.
1.4 Metodologi
Metodologi akan menekankan pada aspek-aspek sebagai berikut:
Memberikan gambaran yang jelas mengenai Media Massa.
Teknik pengumpulan data yang kami gunakan adalah teknik pengumpulan data secara
dokumen/kualitatif
Analisis data yang kami lakukan dengan menggunakan deskripsi kualitatif
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Komunikasi
2.1.1 Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia, dimana kegiatan seorang individu
berinteraksi antar manusia, baik perorangan maupun perkelompok. Dua orang dikatakan
berinteraksi apabila masing-masing melakukan aksi dan reaksi, kegiatan ini disebut pula
tindakan komunikasi. Tindakan komunikasi yang dapat dilakukan dengan cara “verbal”
(dalam bentuk kata-kata baik lisan dan/atau tulisan) maupun “non-verbal” (tidak dalam
bentuk kata-kata, namun berupa gestura, sikap, tingkah laku, gambar-gambar, dan
bentuk-bentuk lainnya yang mengandung arti. Tindakan komunikasi juga dapat dilakukan
secara langsung (tatap muka, telepon, menulis surat, sekelompok orang) maupun tidak
langsung (surat kabar, majalah, radio, televisi, film, pertunjukan, kesenian, dan lain-lain)
(Budianto).
2.1.2 Karakteristik Komunikasi
Terdapat enam karakteristik dari komunikasi (Budianto), yaitu:
1. Komunikasi adalah suatu proses.
Serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (terdapat tahap
atau sekuens) dan berkaitan satu dengan lainnya dalam kurun waktu dan selalu
mengalami perubahan yang berlangsung secara terus menerus.
2. Komunikasi adalah upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan.
Kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang sepenuhnya berada dalam kondisi
mental-psikologis yang terkendali atau terkontrol, sesuai dengan kemampuan actor
dan menunjuk pada hasil yang ingin dicapai.
3. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelakunya.
Kegiatan komunikasi berlangsung apabila pihak-pihak berkomunikasi (dua orang
atau lebih) sama-sama terlibat dan mempunyai perhatian yang sama terhadap topic
dalam komunikasi.
4. Komunikasi bersifat simbolis.
Komunikasi pada umumnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan
menggunakan simbol atau lambang-lambang baik secara verbal maupun non-verbal.
5. Komunikasi bersifat transaksional.
Pada komunikasi menuntut dua tindakan, yaitu memberi dan menerima. Dua
tindakan tersebut dilakukan secara seimbang atau proporsional oleh masing-masing
aktor di dalam komunikasi.
6. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu.
Bermaksud pada kegiatan interaksi antar aktor tidak terkait pada waktu dan
lokasi. Dengan adanya kemajuan teknologi komunikasi, interaksi antar aktor dapat
terjadi tanpa persoalan dan hambatan.
2.2 Media Massa
2.2.1 Pengertian Media Massa
Media massa (Mass Media) merupakan singkatan dari komunikasi massa (Mass
Communicaion Media), yaitu sarana atau media yang berkomunikasi pada publik (Romli,
2009 dan 2013).
Media massa merupakan alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber
kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi seperti surat kabar, majalah,
film, radio, televise, dan lain-lain (Cangara, 2006).
Media massa merupakan salah satu alat dalam proses komunikasi massa, karena
media massa mampu menjangkau khalayak yang lebih luas dan relatif lebih banyak,
heterogen, anonim, pesannya bersifat abstrak dan terpencar. Media massa sendiri dalam
kajian komunikasi massa sering dipahami sebagai perangkat-perangkat yang diorganisir
untuk berkomunikasi secara terbuka dan pada situasi yang berjarak kepada khalayak luas
dalam waktu yang relatif singkat (McQuail, 2000:17).
2.3 Internet
2.3.1 Pengertian Internet
Internet berasal dari kata interconnecting-networking, yang berarti sebagai sistem global
dari seluruh jaringan komputer yang saling berhubungan menggunakan standar Internet
Protocol Suite (TCP/IP) (Vicky, 2013).
Internet adalah sebuah alat jaringan komputer yang dapat menghubungkan para pengguna
komputer ke seluruh dunia, berfungsi sebagai informasi yang dinamis dan statis (Ahira).
2.3.2 Manfaat Internet
Menurut Artikel Terkait, terdapat enam manfaat internet untuk bisnis, yaitu:
a. Usaha kecil
Bagi usaha kecilm internet mampu menciptakan pasar yang kompetitif dimana usaha
kecil mempunyai peluang untuk tumbuh menjadi sejumlah perusahaan besar.
b. Pemasaran dan periklanan
Dengan membuat website bisnis, bertujuan untuk memasarkan produk dan layanan
perusahaan tanpa menggunakan teknik pemasaran tradisional, seperti brosur, surat dan
iklan surat kabar.
c. Pelanggan yang lebih besar
Melakukan bisnis di Internet memiliki potensi untuk mendapat pelanggan dari seluruh
dunia karena perusahaan internet yang buka 24jam sehari.
d. Memperluas jaringan
Manfaat dari Internet untuk bisnis meliputi ketersediaan untuk jaringan dengan
pengusaha dan organisasi lainnya.
e. Menghemat uang
Bisnis yang menggunakan Internet untuk transaksi dapat menghemat uang, mengurangi
pemakaian kertas dan perlengkapan kantor lainnya.
f. Promosi afiliasi
Bisnis internet yang berpartisipasi dalam program afiliasi mendapatkan penghasilan
tambahan dengan memasarkan produk dan jasa dari perusahaan lain di situs Web mereka.
Banyak perusahaan yang secara teratur melakukan bisnis dengan perusahaan-perusahaan
tertentu berhubung dengan program ini, yang membantu kedua perusahaan mendapatkan
lebih banyak pelanggan dan pendapatan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian
Media massa adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an untuk
mengistilahkan jenis-jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang
luas.
Media massa merupakan salah satu alat dalam proses komunikasi massa, karena media massa
mampu menjangkau khalayak yang lebih luas dan relatif lebih banyak, heterogen, anonim,
pesannya bersifat abstrak dan terpencar. Media massa sendiri dalam kajian komunikasi massa
sering dipahami sebagai perangkat-perangkat yang diorganisir untuk berkomunikasi secara
terbuka dan pada situasi yang berjarak kepada khalayak luas dalam waktu yang relatif singkat
(McQuail, 2000:17). Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan
penyebaran informasi secara massa dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal (Bungin,
2006:7).
Media massa pada awalnya dikenal dengan istilah pers yang berasal dari bahasa Belanda,
yang dalam bahasa Inggris berarti press. Secara harafiah pers berarti cetak, dan secara
maknawiah berarti penyiaran secara tercetak atau publikasi secara tercetak (print publications).
Dalam perkembangannya pers mempunyai dua pengertian, yakni pers dalam pengertian sempit
dan pers dalam pengertian luas. Pers dalam arti luas adalah meliputi segala penerbitan, termasuk
media massa elektronika, radio siaran dan televisi siaran, sedangkan pers dalam arti sempit
hanya terbatas pada media massa cetak, yakni surat kabar, majalah dan bulletin kantor berita
(Onong 2002:145).
Di Indonesia, kedudukan pers diatur dalam Undang-Undang Pers No.40 tahun 1999. Dalam
pasal 1 UU tersebut, pers didefinisikan sebagai lembaga sosial dan wahana komunikasi massa
yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan
gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak,
media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.
3.2 Ciri-ciri Media Masa
disebarluaskan kepada khalayak luas (publisitas).
Pesan atau isinya bersifat umum (universalitas),
tetap atau berkala (periodisitas),
berkesinambungan (kontinuitas),
berisi hal-hal baru (aktualitas).
3.3 Jenis-jenis Media Masa
media masa cetak (printed media). Berdasarkan formatnya terdiri dari : koran/surat kabar,
tabloid, newsletter, majalah, buletin dan buku.
media masa elektronik (elektronic media). Contohnya : radio, televisi, film.
media on-line (cyber media). Berisikan informasi aktual layaknya media masa cetak.
3.4 Peran Media Massa di Era Globalisasi
Media massa memiliki peran penting di era yang serba modern. Salah satu peran penting
media adalah sebagai penentu identitas suatu bangsa. Perkembangan yang terjadi dalam dunia
media massa saat ini seperti perkembangan teknologi dunia elektronik, penggunaan internet
secara luas dan penggunaan telepon seluler, yang secara tidak langsung memfasilitasi proses
globalisasi dalam dunia jurnalistik. dengan adanya internet, atau penggunaan telepon genggam
yang juga memiliki fasilitas internet, segala sesuatu dari dunia luar begitu mudah masuk ke
Indonesia.
Oleh karena itu, dengan sisi positif dengan adanya globalisasi, media massa dapat berperan
dalam mencerdaskan masyarakat. hal inilah yang menjadi agenda terbesar media massa.
Selanjutnya, media massa dapat menjadi penggerak aktivitas sosial masyarakat. Sebagai
instrumen pemberi warta tentunya sebuah koran, misalnya, memiliki sebuah kekuatan persuasif
tersendiri untuk mengajak masyarakat melakukan sesuatu. Peran propaganda sebuah media
massa sangatlah kuat. Daya pengaruh ini mampu memobilisasi masyarakat untuk membantu
penderitaan korban bencana, misalnya. Atau juga pembentukan posko keprihatinan. Saat ini
beberapa media baik cetak, radio maupun televisi telah membuka berbagai posko maupun pundi
amal. Langkah ini hendaknya diperluas dalam berbagai segmen aktivitas: sosial, budaya,
ekonomi, politik.
Peran yang lainnya yaitu, dapat menjadi sarana empowering (pemberdayaan). Posisi media
massa hendaknya selalu berpihak kepada masyarakat. Opini yang diciptakan sesuai dengan
nurani masyarakat. Sekaligus, dalam kondisi tertentu harus siap berhadapan dengan kebijakan
penguasa. Peran media massa cukup signifikan untuk mempengaruhi kebijakan eksekutif,
merubahnya menuju tuntutan masyarakat. Namun, berdiri diametral bukan berarti membenci
atau memusuhi. Landasan nurani dan persaudaraan tentunya bisa menghiasi kritik membangun
yang disodorkan oleh sebuah media. Dalam hal ini, kepekaan pejabat sangat diharapkan. Kontrol
media dan kepekaan penguasa menjadi sinergi yang indah. Dan yang terakhir menurut
Purwasito(2002), media massa dapat berperan mentransfer kebudayaan dan mengembangkan
nilai maupun norma berdasarkan visi-misi dan latar belakang usahanya.
Menurut Harold D. Laswell (1936) ada empat fungsi sosial media massa:
Pengamatan sosial (social surveillance).
Media massa hendaknya menyebarkan informasi dan interpertasi yang obyektif mengenai
berbagai peristiwa yang terjadi di dalam dan di luar lingkungan sosial dengan tujuan
melakukan kontrol sosial agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Korelasi sosial (social correlation).
Media massa hendaknya memberikan informasi dan interpretasi yang meng-hubungkan
satu kelompok sosial dengan kelompok sosial lainnya atau antara satu pandangan dengan
pandangan lainnya dengan tujuan mencapai konsensus.
Sosialisasi (socialization).
Media massa hendaknya mewariskan nilai-nilai (yang baik) dari satu generasi ke generasi
lainnya atau dari satu kelompok ke kelompok lainnya.
Hiburan (entertainment).
Media massa juga mempunyai tugas untuk memberikan hiburan (yang sehat) dan
kesenangan kepada masyarakat.
Dari keempat fungsi sosial media massa tadi, maka yang paling menonjol dilakukan oleh
media massa di Indonesia sekarang adalah fungsi keempat (hiburan), sedangkan ke tiga fungsi
sosial yang lain kurang mendapat perhatian.
Dalam hal ini kita mengambil contoh pemberitaan mengenai “konflik”, yang akhir-akhir ini
sering menempati halaman depan media cetak dan menjadi berita utama media elektronik dan
media cetak.
Jika ditilik dari fungsi pengamat sosial media massa, seharusnya berita tentang konflik tadi
dikemas sedemikian rupa, agar masyarakat waspada dan mencegah agar konflik tidak meluas
dan menghancurkan sistem masyarakat.
Sedangkan penyajian opini dari para elit politik atau kelompok yang bertikai, jika ditilik dari
fungsi korelasi sosial media massa, seharusnya dikorelasikan dengan opini dari ber-bagai
kalangan masyarakat lainnya baik secara vertikal maupun horisontal.
Hal ini berarti isi pemberitaan tidak hanya menyajikan pandangan atau pernyataan pihak-
pihak yang bertikai. Pandangan dan pendapat dari berbagai kalangan masyarakat baik lapisan
atas, menengah maupun bawah perlu juga disajikan secara eksplisit termasuk dampak konflik
terhadap kehidupan nyata masyarakat.
Tujuannya isi pemberitaan adalah untuk mencapai konsensus agar konflik dapat segera
berakhir, karena disadari bersama bahwa yang menjadi korban dari konflik tersebut adalah
masyarakat.Sedangkan mengenai fungsi sosialisasi dalam kasus konflik tersebut, media massa
hen-aknya menyebarluaskan pesan tentang perlunya menjaga integrasi bangsa dalam
menghadapi konflik tadi. Dalam hal ini yang sangat relevan adalah mensosialisasikan tentang
perlunya toleransi dan apresiasi terhadap perbedaan dalam hubungannya dengan SARA (Suku,
Agama, Ras dan Antar- golongan), juga tentang perlunya menegakkan supremasi hukum serta
anti segala bentuk tindakan kekerasan.
3.5 Jurnalisme Sehat, Bebas dan bertanggung jawab
Jurnalisme sehat, bebas dan bertanggung jawab dihasilkan oleh medai massa yang sehat,
yaitu media massa yang bebas dan bertanggung jawab”. Pemerintah dan masyarakat harus
mempunyai pandangan bahawa media massa yang sehat, bebas dan juga bertanggung jawab
yaitu media massa yang dapat menjalankan atau melaksanakan peranannya yang tentunya ideal.
Kalangan media massa sendiri harus memberikan penyebaran tentang media massa yang sehat
sebagai berikut: “Media massa yang sehat secara ideal adalah media massa yang melaksanakan
fungsi-fungsi ideal yang sesuai dengan konstitusi negara, secara bebas dan bertanggung jawab.
Hal ini hanya dapat dilakanakannya dengan baik, apabila media massa itu sehat secara isi
pemberitaan dan penyiaran, sehat secara ekonomis. Jika secara ekonomis, materiil media massa
tidak sehat, maka terlihat kecenderungan pada sementara media massa mempertahankan
survivalnya dengan mendasarkan orientasi perjuangannya kepada tuntutan yang bersifat
kebendaan, dengan kata lain terlihat keadaan yang cenderung mengembangkan erosi idealisme
perjuangan media massa yang hakikatnya harus diabdikan kepada tujuan-tujuan
memasyarakatkan cita-cita nasional, yaitu masyarakat kebangsaan yang maju, adil dan tentunya
makmur berdasarkan ideology yang biasa kita sebut ideology pancasila.
Sumber hukum Kebebasan media massa yang bertanggung jawab ini adalah harus pada
konstitusi Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatakan bahwa “Kemerdekaan mengeluarkan
pendapat melalui lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”. Tidak ada
petunjuk atau kriteria lain yang diberikan. Tolak ukur bagi undang-undang atau peraturan-
perundangan yang mengatur tentang kemerdekaan ataupun kebebasan memberikan pendapat
melalui tulisan dengan kata lain kebebasan pers, sebagai pelaksanaan pasal 28 Undang-Undang
Dasar 1945, dengan sendirinya adalah dasar pasal 28 Undang-undang Dasar itu sendiri, yang
tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi seperti berikut:
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejah-
teraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social, maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk
dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan
kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusian yang adil dan beradap, persatuan Indonesia,
dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijak-sanaan dalam permesyuaratan/perwakilan,
serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Berpegang kepada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai tolak ukur “kebebasan
media massa”, ketentuan Undang-Undang Media Massa tentang kebebasan Media Massa
ditelaah. Sedangkan rumusan kebebasan media massa adalah:
1. Kebebasan Media massa sesuai dengan hak asasi warga negara dijamin.
2. Kebebasan Media massa ini berdasarkan atas tanggung jawab nasional.
Kebebasan media massa itu berasaskan pada tugas, kewajiban dan fungsi media massa.
Kebebasan media massa berhubungan erat dengan keperluan adanya pertanggung jawaban
kepada :
Tuhan Yang Maha Esa
Kepentingan rakyat dan keselamatan Negara
Kelangsungan dan penyelesaian Perjuangan Nasional hingga terwujudnya tujuan nasional
Moral dan tata susila
Kepribadian bangsa”.
Kebebasan media massa Indonesia adalah kebebasan untuk menyatakan serta menegakkan
kebenaran dan keadilan, dan bukanlah kebebasan yang sebebas-bebasnya.
Media massa yang bebas dan bertanggung jawab harus diucapkan dalam satu nafas.
Walaupun begitu, dengan semangat menyebut media massa bebas dan bertanggung jawab dalam
satu nafas, perlu juga disatukan pengertian tentang criteria tersebut
Keadaan menunjukkan penterjemah pengertian kebebasan yang hakikatnya adalah kebebasan
yang bertanggung jawab masih belum terlihat keserasian dan keseimbangannya. Sementara itu
norma-norma, hak dan kewajiban media massa seperti yang terkandung di dalam ketentuan-
ketentuan undang-undang yang mengikat serta di dalam kode etika jurnalistik wartawan
Indonesia, masih pula serba mengambang dan tidak seimbang. Tegasnya persepsi pemerintah,
masyarakat dan media massa sendiri terhadap norma-norma, hak dan kewajiban media massa
belumlah serasi.
3.6 Media Massa Sebagai Media Sosialisasi
Media massa merupakan bentuk komunikasi dan rekreasi yang menjangkau masyarakat
secara luas sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Media
massa terdiri dari media cetak (surat kabar, brosur, baleho, buku, majalah, tabloid) dan media
elektronik (radio, televisi, video, film, piringan hitam, kaset, CD/DVD). Media massa
diidentifikasikan sebagai media sosialisasi yang berpengaruh pula terhadap perilaku masyarakat.
Pesan-pesan yang ditayangkan melalui media elektronik dapatmengarahkan masyarakat ke arah
perilaku prososial maupun antisosial.
Penayangan berkesinambungan mengenai laporan perang seperti laporan Perang Teluk,
Perang di Somalia dan Sudan, penayangan film-film seri yang menonjolkan kekerasan, dianggap
sebagai salah satu faktor yang mendorong perilaku agresif pada anak-anak yang melihatnya.
Demikian juga penayangan adegan-adegan yang berbau pornografi dan pornoaksi dilayar televisi
sering dikaitkan dengan perubahan moralisasi serta peningkatan pelanggaran susila dalam
masyarakat. Media massa diyakini dapat menggambarkan realitas sosial dalam berbagai aspek
kehidupan. Meskipun untuk itu, informasi atau pesan (message) yang ditampilkannya
sebagaimana dapat dibaca di surat kabar atau majalah, didengarkan di radio, dilihat di televisi
atau internet telah melalui suatu saringan (filter) dan seleksi dari pengelola media itu untuk
berbagai kepentingannya (misalnya: untuk kepentingan bisnis atau ekonomi, kekuasaan atau
politik, pembentukan opini publik, hiburan (entertainment), hingga pendidikan. Terlepas dari
berbagai kepentingan yang melatarbelakangi pemunculan suatu informasi atau pesan yang
disajikan oleh media massa, kiranya tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pada masa kini pertemuan
orang dengan media massa sudah tidak dapat dielakkan lagi. Tidaklah berlebihan kiranya apabila
abad ke-21 disebut sebagai abad komunikasi massa. Pesatnya perkembangan media informasi
dan komunikasi, baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software), akan
membawa perubahan peranan sebagai penyampai pesan/informasi.
Faktor-faktor yang menyebabkan pemilihan media massa sebagaimedia sosialisasi antara
lain:
o Media massa, khususnya televisi, telah begitu memasyarakat.
o Media massa berpengaruh terhadap proses sosialisasi.
o Orang-orang lebih mengandalkan informasi yang berasal dari media massa daripada dari
orang lain.
o Para orang tua dan pendidik, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama,
dapat meminimalisasikan pengaruh negatif mediamassa dan mengoptimalkan dampak
positifnya.
Sebagai konsekuensi logis dari pemanfaatan media massa sebagaimedia sosialisasi di tingkat
persekolahan, terdapat paling tidak empat buahefek pemanfaatan media massa, yaitu :
Efek kehadiran media massa,yaitu menyangkut pengaruh keberadaanmedia massa secara
fisik.
Efek kognitif,yaitu mengenai terjadinya perubahan pada apa yangdiketahui, difahami,
atau dipersepsi siswa.
Efek afektif,yaitu berkenaan dengan timbulnya perubahan pada apayang dirasakan,
disenangi, atau dibenci siswa.
Efek behavioral,yaitu berkaitan pada perilaku nyata yang dapatdiamati, yang mencakup
pola-pola tindakan kegiatan, atau kebiasaanberperilaku
3.7 Peran Vital Media Massa Dalam Kehidupan
Media massa adalah salah satu wahana terpenting dalam penyebarluasan pengetahuan dasar
mengenai bencana ini. Wahana penting lainnya adalah pendidikan di sekolah-sekolah yang
memperkenalkan penanggulangan bencana alam kepada para murid sejak usia dini. Secara
umum, ada tiga fase dalam langkah-langkah penanggulangan bencana, yaitu fase prabencana,
fase saat bencana terjadi, dan fase pasca-bencana. Dalam hal bencana tsunami yang menimpa
Aceh dan Sumatera Utara, dari ketiga fase ini, menurut pengamatan penulis, baru pada fase
ketiga media massa umumnya memberikan perhatian penuh. Media massa mengerahkan kru
dengan kekuatan ekstra untuk diterjunkan ke lapangan maupun sebagai “jangkar” di markas
besar. Laporan para awak media massa ini diterbitkan/disiarkan dengan frekuensi yang tinggi,
mengabarkan hampir semua aspek penting yang terkait dengan bencana ini. Hasilnya pun patut
disebut positif (terlepas dari sejumlah liputan, terutama media televisi, yang bisa dikategorikan
sebagai melanggar etika jurnalistik berkaitan dengan disturbing images alias gambar-gambar
yang menusuk hati) karena berhasil menggerakkan emosi bangsa untuk ikut merasakan derita
para korban, lalu mengulurkan bantuan konkret guna meringankan derita itu. Liputan luas media
massa ini juga berhasil mempertemukan sejumlah keluarga yang semula tercerai-berai tak
berkabar. Namun, keterlibatan media massa pada fase ketiga ini bisa juga berbuntut negatif
apabila dijalankan tanpa pertimbangan yang ekstra hati-hati, antara lain kecenderungan untuk
menjadikan derita para korban sebagai “jualan”, entah untuk kepentingan bisnis murni atau bisa
pula demi kepentingan lain, seperti keuntungan politik dan pencitraan diri.
Untuk fase kedua, kinerja media massa Indonesia masih mengecewakan. Bencana ini terjadi
pada Minggu pagi, 26 Desember 2004, tetapi sebagian besar media massa Indonesia baru
memperoleh informasinya dengan agak lengkap sekian jam kemudian. Memang ada sejumlah
media, misalnya saja detik.com yang telah memberitakanperistiwa ini sejak pukul 08.30 di
bawah judul “Gempa Berkekuatan Besar Guncang Medan”. Baru pada pukul 10.11, detik.com
memberikan informasi yang menyebutkan Aceh sebagai kawasan yang terkena bencana (di
bawah judul “Banjir Bandang Landa Aceh”). Televisi Indonesia kelihatan tak sigap memberikan
respons. Metro TV termasuk yang paling awal memberitakannya, tetapi itu pun terpaut cukup
jauh sesudah peristiwa terjadi. Sejumlah televisi lain seperti tak begitu menaruh perhatian, dan
baru sore hari bahkan malam harinya mulai agak gencar memberitakan bencana itu. Ada juga
televisi yang baru memberitakannya sebagai breaking news pada pukul 22.00, sudah amat sangat
terlambat dan sama sekali tak layak lagi disebut sebagai breakingnews. Padahal berita ini sudah
disiarkan oleh BBC dan CNN sejak menjelang tengah hari. BBC merupakan media yang
terdepan memberitakan bencana ini, bahkan sudah memaparkan sejumlah data penting sebagai
kelengkapan beritanya, misalnya saja data jumlah penduduk di wilayah yang terkena, juga peta
yang relatif lengkap untuk memudahkan pemirsa membayangkan besaran bencana.
Keterlambatan media siaran dalam memberikan respons terhadap peristiwa-peristiwa penting,
seperti bencana alam, agak sulit diterima. Dalam saat-saat genting seperti itu, hanya media
siaranlah yang menjadi andalan utama masyarakat karena media cetak dan media on-line
memiliki keterbatasan dari segi waktu maupun aksesibilitas. Informasi yang disebarluaskan
melalui media secara rutin dan berkala merupakan alat pendidikan informal bagi masyarakat
tentang berbagai aspek yang berkaitan dengan bencana alam, termasuk cara-cara dasar dan
praktis menghadapinya. Salah satunya adalah ihwal sederhana seperti gejala menyurutnya air
laut menjelang datangnya tsunami.
Informasi yang disediakan oleh media massa ini akan menjadi semacam peringatan dini bagi
masyarakat, yang mengingatkan mereka secara terus-menerus bahwa mereka berdiam di wilayah
yang rentan bencana, dan harus bersiaga setiap saat untuk menghadapinya. Media massa juga
bisa memfasilitasi diskusi publik mengenai kesiapan menghadapi bencana dan bagaimana cara
meresponsnya. Peran media massa sebagai alat penyebarluasan informasi yang utama menjadi
sangat penting dalam penanggulangan bencana. Sejumlah pakar, diantaranya Stephen Rattien,
menyebutkan bahwa komunikasi, terutama komunikasi melalui media massa, merupakan sesuatu
yang sentral dalamupaya menyelamatkan banyak nyawa manusia serta juga mengurangi
penderitaan dan kerugian yang besar secara ekonomi. Dalam bencana alam yang sulit diramalkan
seperti halnya tsunami, agak sulit pula bagi media massa untuk memberikan peringatan dini.
Namun, jika proses sosialisasi informasi tentang tsunami ini dilakukansecara berkelanjutan,
masyarakat akan terus-menerus diingatkan mengenai ancaman bencana dan akan lebih sigap
dalam memberikan respons. Misalnya saja, masyarakat bisa mengidentifikasi lokasi-lokasi yang
memiliki ketinggian berlebih, entah di rumah para tetangga yang bertingkat atau didaerah
perbukitan, sebagai tempat yang dituju saat menyelamatkan diri. Sayangnya, tak banyak media
yang dengan sadar dan sukarela melakukan proses sosialisasi seperti ini. Untuk Indonesia, ada
beberapa media cetak yang cukup rajin melakukan upaya ini, misalnya saja Kompas dan Koran
Tempo, dengan menggalang informasi secara berkala dari para pakar bencana, atau lembaga-
lembaga resmi yang bertanggung jawab mengurusi masalah ini. Akan tetapi, untuk radio dan
televisi, upaya sosialisasi semacam ini masih jarang terdengar. Kedua jenis media inibiasanya
memberitakan bencana hanya pada saat-saat bencana terjadi atau memberikan peringatan ketika
bencana sudah sangat dekat di depan mata. Bencana tsunami yang menyisakan derita panjang ini
hendaknya dapat dijadikan titik tolak bagi media massa, khususnya media siaran, untuk meninjau
ulang kebijakan pemberitaan mereka mengenai bencana alam.
3.8 Dampak Positif Media Massa Sebagai Media Sosialisasi
Memberi Informasi Secara Luas
Contoh :
Masyarakat dapat memperoleh informasi secara luas sehingga pesan informasi yang sama
dapat diterima secara serentak dan sesaat dari berbagai sumber, terutama dari media
media massa, apakah dari siaran televisi dan radio (media elektronik), surat kabar dan
majalah(media cetak), komputer pribadi, atau bahkan dari internet.
Televisi pun mempunyai pengaruh positif seperti merangsang interaksi, merangsang
eksperimen dan pertumbuhan mental social anak, serta memperluas cakrawala
pengetahuan.
Di banyak negara termasuk Indonesia, televisi juga dimanfaatkan untuk menayangkan
siaran-siaran pendidikan, seperti yang dilakukan oleh TVRI, TVI, dan TV Edukasi
(TVE).
Media massa berperan sebagai media pendidikan diperlukan untuk membantu guru dalam
menumbuhkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Pengalaman langsung siswa
di lingkungan masyarakat, dramatisasi, pameran dan kumpulan benda-benda, televisi dan
film, radio recording, gambar, foto, grafik, bagan, chart, skema, peta, majalah, surat
kabar, buletin, folder, pamflet dan karikatur dalam berbagai ukuran yang sesuai dapat
memperluas pengetahuan siswa.
3.9 Dampak Negatif Media Massa Sebagai MediaSosialisasi
Penghilangan Privacy
Contoh:
Pemberitaan sebuah kasus perkosaan seorang gadis di kebun tebu oleh media massa di
Jawa Timur pada awal Desember 2007. Sebuah media cetak memuat foto lokasi
perkosaan dilengkapi inset foto wajah si korban. Media itu juga menyebutkan alamat
lengkap korban, nama lengkap korban, dan nama orangtuanya. Ironisnya, sampai
sekarang pelakunya belum ditangkap dan media tidak mempersoalkan hal ini.
Meningkatnya Kekerasan
Contoh:
Dalam film, perempuan selalu digambarkan sebagi korban, diperkosa, disakiti. Sosialisasi
kekerasan ini akan menjadi lingkaran setan bila film itu sukses dalam pemasaran, karena
akan memberi inspirasi kepada produser lain untuk memproduksi film yang serupa atau
bahkan lebih keras. Film terakhir yang diputar di India adalah tentang mafia yang diberi
nilai humanis untuk kejahatan bawah tanah yang dilakukannya. Dengan demikian,
perempuan mendapatkan haknya dengan membalas dendam, yang artinya melakukan
kekerasan. Dalam sebuah film yang lain, perempuan digambarkan mencari keadilan
dengan membunuh memakai sabit.
Media massa lebih banyak memamerkan kekerasan. Akibatnya, terjadi peningkatan
jumlah dan kecepatan kekerasan. Dalam film cerita mula-mula orang yang berkelahi
hanya saling pukul dengan tinjunya, tetapi kemudian mulai memakai senjata, granat dan
alat pembunuh lain. Adegan perkelahian lalu menjadi hiburan. Kekerasan juga meningkat
karena masyarakat menjadi seperti kecanduan terhadap kekerasan,sehingga terbentuklah
spiral kekerasan dalam media.
Penayangan acara SmackDown di televisi diyakini telah menyebabkan penyimpangan
perilaku anak-anak dalam beberapa kasus.
Mengubah Gaya Hidup Masyarakat
Contoh:
Iklan-iklan yang ditayangkan melalui media massa mempunyai potensi untuk mengubah
pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat. Media massa pun sering digunakan
untuk mempengaruhi dan bahkan membentuk pendapat umum.
Anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya di depan layar televisi dibandingkan
waktu yang digunakan untuk belajar.
Perubahan Moralisasi dan Peningkatan Pelanggaran Susila DalamMasyarakat.
Contoh:
Penayangan film-film keras dan brutal melalui televisi dapatmenimbulkan perilaku yang
keras. Selain itu, dapat pulamempengaruhi sikap dan perilaku agresif pada anak-anak.
3.10 Kekuatan Media Massa
Media massa diyakini mempunyai kekuatan yang dahsyat untuk mempengaruhi sikap dan
perilaku masyarakat. Bahkan media massa bisa mengarahkan masyarakat seperti apa yang akan
dibentuk di masa yang akan datang. Media massa mampu mengarahkan, membimbing dan
mempengaruhi kehidupan di masa kini dan masa mendatang (Nurudin, “Media Massa dan
Humanisasi” dalam Stefanus Tri Guntur Narwaya, et.al, 2005, “Komunikasi, Perubahan Sosial
dan Dehumanisasi, hlm. 59).
Denis McQuail (1987) menggambarkan bahwa media massa memiliki sumber kekuatan
sebagai alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan
sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya, dan media juga seringkali berperan
sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan seni
dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup dan norma.
Karena pengaruhnya terhadap massa (dapat membentuk opini publik), media massa disebut
"kekuatan keempat" (The Fourth Estate) setelah lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Bahkan karena idealisme dengan fungsi sosial kontrolnya, media massa disebut-sebut sebagai
"musuh alami" penguasa. (Romly, 2002:5).
3.11 Pengaruh Media Masa dalam Komunikasi Massa
Marshall McLuhan pada tahun 1962 dalam tulisannya The Guttenberg Galaxy: The Making
of Typographic Man yang menjadi dasar munculnya technological determination theory,
mengatakan bahwa ide dasar teori ini adalah bahwa perubahan yang terjadi pada berbagai
macam cara berkomunikasi (yang kebanyakan dipengaruhi media massa) akan membentuk pula
keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi membentuk individu bagaimana cara berpikir,
berperilaku dalam masyarakat. Dan teknologi tersebut akhirnya mengarahkan manusia untuk
bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi lain. McLuhan menegaskan, ”Kita
membentuk peralatan untuk berkomunikasi dan peralatan untuk berkomunikasi yang kita
gunakan itu akhirnya membentuk atau mempengaruhi kehidupan kita sendiri” (Nurudin
2007:184-185).
3.12 Fungsi-Fungsi Media Massa
Dalam buku Media Relations: Sarana Membangun Reputasi Organisasi, dijabarkan fungsi-
fungsi media massa secara universal (Wardhani 2008:25), yakni sebagai berikut:
1. Fungsi menyiarkan informasi (to inform). Penyampai informasi yang berkaitan dengan
peristiwa, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan orang lain, apa yang dikatakan
orang lain atau special event. Pesan yang informatif adalah pesan yang bersifat baru (actual)
berupa data, gambar, fakta, opini dan komentar yang memberikan pemahaman baru/penambahan
wawasan terhadap sesuatu.
2. Fungsi mendidik (to educate). Media massa mendidik dengan menyampaikan pengetahuan
dalam bentuk tajuk, artikel, laporan khusus, atau cerita yang memiliki misi pendidikan.
Berfungsi mendidik apabila pesannya dapat menambah pengembangan intelektual, pembentukan
watak, penambahan keterampilan/kemahiran bagi khalayaknya serta mampu memecahkan
permasalahan yang dihadapi masyarakat.
3. Fungsi menghibur (to entertain), yakni memerikan pesan yang bisa menghilangkan
ketegangan pikiran masyarakat dalam bentuk berita, cerita pendek, cerita bersambung, cerita
bergambar, sinetron, drama, musik, tari, dan lainnya. Berfungsi menghibur apabila kahlayak bisa
terhibur atau dapat mengurangi ketegangan, kelelahan dan bisa lebih santai.
4. Fungsi mempengaruhi (to influence). Fungsi mempengaruhi pendapat, pikiran dan bahkan
perilaku masyarakat inilah yang merupakan hal paling penting dalam kehidupan masyarakat.
Karena itulah, media yang memiliki kemandirian (independent) akan mampu bersuara atau
berpendapat, dan bebas melakukan pengawasan social (social control).
3.13 Unsur-unsur dan Karakteristik Media Massa
Menurut Prakosa (2006:39) secara umum isi media dapat dibagi menjadi empat, yaitu berita,
hiburan, opini dan iklan. Media massa (mass media) singkatan dari media komunikasi massa dan
merupakan channel of mass yaitu saluran, alat atau sarana yang dipergunakan dalam proses
komunikasi massa, karakteristik media massa itu meliputi:
1. Publisitas, disebarkan kepada khalayak.
2. Universalitas, kesannya bersifat umum.
3. Perioditas, tetap atau berkala.
4. Kontinuitas, berkesinambungan.
5. Aktulitas, berisi hal-hal baru (Romly, 2002:5-6).
Pemberitaan dalam media massa merupakan elemen yang paling penting dalam komunikasi
massa. Inti dari komunikasi adalah proses penyampaian pesan yaitu berupa sebuah informasi
(berita). Pemberitaan yang baik adalah pemberitaan yang memenuhi unsur 5 W dan 1 H, yaitu
What (peristiwa apa yang terjadi), When (kapan peristiwa itu terjadi), Where (di mana peristiwa
itu terjadi), Who (siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut), Why (mengapa peristiwa tersebut
terjadi), dan How (bagaimana peristiwa tersebut terjadi). (Junaedi, 2007:21-22)
3.14 Bentuk-Bentuk Media Massa
Mengingat kedudukan media massa dalam perkembangan masyarakat sangatlah penting,
maka industri media massa pun berkembang pesat saat ini. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
stasiun televisi, stasiun radio, perusahaan media cetak, baik itu surat kabar, majalah, dan media
cetak lainnya. Para pengusaha merasa diuntungkan dengan mendirikan perusahaan yang
bergerak di bidang media massa seperti itu. Hal itu disebabkan karena mengelola perusahaan
dengan jenis spesifikasi mengelola media massa adalah usaha yang akan selalu digemari
masyarakat sepanjang masa, karena sampai kapanpun manusia akan selalu haus akan informasi.
Media yang termasuk ke dalam kategori media massa adalah surat kabar, majalah, radio, TV, dan
film. Kelima media tersebut dinamakan "The Big Five of Mass Media" (lima besar media massa).
Media massa sendiri terbagi dua macam, media massa cetak (printed media), dan media massa
elektronik (electronic media). Yang termasuk media massa elektronik adalah radio, Tv, film
(movie), termasuk CD. Sedangkan media massa cetak dari segi formatnya dibagi menjadi enam
yaitu:
1. Koran atau surat kabar (ukuran kertas broadsheet atau 1/2 plano)
2. Tabloid (1/2 broadsheet)
3. Majalah (1/2 tabloid atau kertas ukuran folio atau kuarto)
4. Buku (1/2 majalah)
5. Newsletter (folio atau kuarto, jumlah halaman lazimnya 4-8 halaman)
6. Buletin (1/2 majalah, jumlah halaman lazimnya 4-8) (Romly, 2002:6)
Berikut akan diuraikan mengenai media massa yang paling populer dan paling sering
digunakan masyarakat.
3.14.1 Surat Kabar
Surat kabar merupakan media cetak yang terbit setiap hari secara teratur. Tulisannya
dalam bentuk berita, artikel, feature (cerita human interest atau profil), tajuk. Informasi yang
disajikan lengkap menjawab pertanyaan rumusan 5 W + 1 H. Isi informasi ditujukan untuk
mempengaruhi atau mempersuasikan secara rasional/pikiran.
Kelebihan surat kabar adalah harganya murah, informasinya lengkap dan selalu actual
(baru), mudah dan cepat menjangkau khalayak yang diinginkan, mudah dibawa dan
disimpan. Sementara kekurangannya adalah isi pesan singkat, penyajian gambar/foto kurang
menarik, pesan hanya bisa disampaikan bagi public yang memiliki kemampuan membaca.
3.14.2 Majalah
Majalah adalah media yang digunakan untuk menghasilkan gagasan feature dan
publisitas bergambar untuk bahan referensi di masa mendatang. Majalah biasanya terbit
seminggu sekali dan dapat dibaca pada saat senggang atau santai.
Kelebihan majalah adalah menyajikan informasi yang tidak hanya menjawab secara
lengkap pertanyaan 5 W + 1 H, tetapi juga tuntas dengan bahasan dari berbagai sisi, dicetak
dengan kertas yang menarik dan berkualitas, sehingga mampu menampilkan gambar-gambar
yang lebih menarik, publiknya khusus, bisa disimpan dalam waktu yang lama sebagai bahan
referensi. Sementara kelemahannya ialah pesan tidak bisa segera diperoleh publik, harganya
relatif mahal, serta biaya produksi lebih mahal dari surat kabar.
3.14.3 Radio
Radio adalah media yang menyampaikan pesan melalui stimuli indera pendengaran.
Kelebihan radio ialah isi pesan bisa cepat/langsung diterima publiknya, pesannya mempunyai
kekuatan mempersuasi secara emosional, proses produksinya sederhana dan fleksibel,
khalayaknya khusus, harga pesawatnya tidak mahal dan mudah dibawa-bawa, siarannya bisa
diterima di mana saja, biaya produksi rendah, bisa menjangkau wilayah yang sulit (pelosok)
bahkan melalui batas negara, isi pesan bisa dipahami siapapun juga termasuk yang tidak
mampu membaca.
Sementara kekurangannya ialah isi pesan cepat berlalu dan tidak bisa diulang kembali,
bila tidak digarap dengan baik, maka dengan mudah pendengar bisa langsung memindahkan
gelombang radionya, umpan balik membutuhkan waktu, sehingga sulit untuk melakukan
evaluasi.
3.14.4 Televisi
Televise adalah media yang mampu menyajikan pesan dalam bentuk suara, gerak,
pandangan dan warna secara bersamaan, sehingga mampu menstimuli indera pendengaran
dan penglihatan. Kelebihan televisi ialah mampu menampilkan hal menarikyang ditangkap
oleh indera pendengaran dan penglihatan, mampu menampilkan secara detil suatu
peristiwa/kejadian, suatu produk dan pembiara, karena mempengaruhi dua indera sekaligus,
maka efek persuasinya lebih kuat ketimbang media lainnya, jumlah pemirsanya lebih banyak,
sehingga ia merupakan media yang paling populer.
Sedangkan kekurangannya adalah biaya produksi mahal, waktu yang dibutuhkan untuk
proses produksi sampai selesai sangat lama: khalayaknya sangat heterogen, sehingga sulit
menjangkau publik sasaran yang diinginkan, peralatan peliputannya sangat mahal dan rumit
penggunaannya, bila tidak dipersiapkan dengan matang, maka pesan visual itu justru akan
menciptakan image buruk. (Wardhani 2008:30-31)
3.14.5 Internet
Sebagian kalangan mengkategorikan internet ke dalam media massa, karena pesannya
bisa diterima oleh banyak orang. Namun ada pihak yang tidak sependapat dikarenakan
karakteristik media internet sangat berlawanan dengan media massa. Informasi melalui
media online, hanya dapat dibaca, jika khalayak aktif mencari. Hal itulah yang menunjukkan
perbedaannya dengan media massa seperti televisi yang kini makin banyak dipilih
masyarakat dalam memperoleh berita terkini.
Media internet memiliki beberapa karakteristik, yakni sifat komunikasinya dua arah
(interaktif), komunikatornya bisa lembaga dan personal, isi pesannya lebih
personal/individual, informasi diterima publiknya tidak serentak namun sesuai dengan
kebutuhan komunikannya, serta publiknya homogen (Wardhani 2008:22-23).
BAB IV
KESIMPULAN dan SARAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa didapat dari paper ini adalah media massa merupakan salah satu
sarana yang kita gunakan untuk menyebarkan berita secara meluas ataupun komunikasi masaa,
dengan adanya media massa kita dapat mengetahui berita maupun informasi dari berbagai tempat
seperti diluar negara maupun di dalam negeri. Informasi yang diberikan oleh media massa
sangatlah berguna bagi kehidupan seperti dalam hal pendidikan, informasi mengenai politik,
ekonomi dan lain-lain. Namun media massa juga bisa memberikan dampak yang buruk, seperti
meningkatnya kekerasan, kehilangan privasi dan lain-lain.
4.2 Saran
Seperti yang kita ketahui media massa mempunyai dampak yang besar bagi kehidupan
masyarakat. Dampak yang diberikan oleh media massa bisa berupa dampak positif maupun
dampak negatif, tergantung bagaimana cara kita untuk memilih berita maupun informasi apa
yang tidak boleh dan boleh untuk diikuti. Contohnya, seperti acara Smack Down, karena
penayangan acara ini banyak anak-anak yang mencoba menirunya dan mengalami luka maupun
meninggal. Oleh sebab itu untuk menghidari dampak negatif seperti ini sebaiknya media massa
perlu menijau acara atau berita yang akan diberitakan maupun diperlihatkan dan meningkatkan
tayangan mengenai pendidikan maupun informasi yang berguna dan masyarakat juga harus
memilih lagi berita dan acara apa yang layak untuk ditonton.
Daftar Pustaka
Shoelhi, Muhammad. 2009. Komunikasi Internasional : Perspektif Jurnalistik. Bandung :
Simbiosa Rekatama Media.
Jurnal Drs. Hadiono Afdjani, MM : Dampak Globalisasi Media Terhadap Masyarakat dan
Budaya Indonesia.
Lasswell, Harold, D, ”Politics: who get what when and how”, McGraw Hill Book.co, London,
1936.
IKAPI. 1995. Panduan belajar Sosiologi kelas 2 SMU. Jakarta : Yudhistira.
Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Effendy, Onong Uchjana. 2002. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Junaedi, Fajar. 2007. Komunikasi Massa: Pengantar Teoritis. Yogyakarta: Penerbit Santusta.
McQuail, Denis. 1987. Teori komunikasi Massa Suatu Pengantar. terj. Agus Dharma dan
Aminuddin Ram. Jakarta: Erlangga.
McQuail, Denis. 2000. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga.
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Prakosa, Adi. 2006. Komunikasi Massa. Jakarta: Unas Press.
Rachmadi, F. 1992. Public Relations Dalam Teori dan Praktek, Aplikasi Dalam Badan Usaha
Swasta dan Lembaga Pemerintah. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Rahmat, Jalaluddin. 1999. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Romly, Asep Syamsul. 2002. Jurnalistik Praktis. Bandung: PT Remaja RosdaKarya.
Stefanus Tri Guntur Narwaya, et al,. 2005. Komunikasi, Perubahan Sosial dan Dehumanisasi.
Surakarta: Pustaka Rumpun Ilalang.
Wardhani, Diah. 2008. Media Relations: Sarana Membangun Reputasi Organisasi. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Ahira, Anne. __. Pengertian Internet menurut Para Ahli. Anneahira.
www.anneahira.com/pengertian-internet-menurut-para-ahli.htm. 18 Mei 2014.
Budianto, Heri. __. Pengertian Komunikasi dan Komunikasi Massa. Universitas Mercu Buana.
https://www.academia.edu/5147399/Pengertian_Komunikasi_dan_Komunikasi_Massa.
16 Mei 2014.
Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Cangara, H. Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Effendy, Onong Uchjana. 2002. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
IKAPI. 1995. Panduan Belajar Sosiologi Kelas 2 SMU. Jakarta : Yudhistira.
Junaedi, Fajar. 2007. Komunikasi Massa: Pengantar Teoritis. Yogyakarta: Penerbit Santusta.
Jurnal Drs. Hadiono Afdjani, MM : Dampak Globalisasi Media Terhadap Masyarakat dan
Budaya Indonesia.
Lasswell, Harold, D. Politics: Who Get What When and How. McGraw Hill Book.co. London.
1936.
McQuail, Denis. 1987. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. terj. Agus Dharma dan
Aminuddin Ram. Jakarta: Erlangga.
McQuail, Denis. 2000. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga.
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Prakosa, Adi. 2006. Komunikasi Massa. Jakarta: Unas Press.
Rachmadi, F. 1992. Public Relations Dalam Teori dan Praktek, Aplikasi Dalam Badan Usaha
Swasta dan Lembaga Pemerintah. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Rahmat, Jalaluddin. 1999. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Romli, Asep Syamsul M.. 2009. Kamus Jurnalistik. Bandung: Simbiosa.
Romli, Asep Syamsul M.. 2013. Pengertian Media Massa. Komunikasi UIN Bandung: Program
Studi Jurnalistik & Humas. http://komunikasi.uinsgd.ac.id/pengertian-media-massa/. 17
Mei 2014.
Romly, Asep Syamsul. 2002. Jurnalistik Praktis. Bandung: PT Remaja RosdaKarya.
Shoelhi, Muhammad. 2009. Komunikasi Internasional : Perspektif Jurnalistik. Bandung :
Simbiosa Rekatama Media.
Stefanus Tri Guntur Narwaya, et al,. 2005. Komunikasi, Perubahan Sosial dan Dehumanisasi.
Surakarta: Pustaka Rumpun Ilalang.
Wardhani, Diah. 2008. Media Relations: Sarana Membangun Reputasi Organisasi. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Vicky. Mar 2013. Pengertian Internet secara Teknis dan Ilmu Pengetahuan. Belajar komputer
mu. Belajar-komputer-mu.com/pengertian-internet/. 18 Mei 2014.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Picture
Binusian ID :1501167273
Full Name : Ardiyanto
Email : chenxiaob.yahoo.co.id
Address Current
Jl.Angke Indah gang 6 No.340
Jakarta Barat 11330
DKI Jakarta, Indonesia
Permanent
Jl.Angke Indah gang 6 No.340
Jakarta Barat 11330
DKI Jakarta, Indonesia
Phone Numbers : Mobile : 62-8-1212173343
Home : 62-21-6311655
: Fax : 62-21-6311655
:Office: 62-21-6311655
Gender Male
Birth Place/Date : Jakarta, 01 November 1993
Nationality : Indonesia
Martial Status : Single
Region : Christian
Formal Education
Jan 2011-Present :Bina Nusantara University, Jakarta
, Indonesia
Bacheleor (S1), Information Systems GPA: 2.77
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
PICTURE
PERSONAL INFORMATION
Binusian ID 1501172121
Full Name Kartika Sari Putri
E-Mail [email protected]
Address Current :
Jalan U No.13
Jakarta Barat
DKI Jakarta, Indonesia
Permanent :
Perum PDP blok A.14 no.12
Karawang, 41352
Jawa barat, Indonesia
Phone Number Mobile : 0899-415-4440
Home : 0267-480173
Gender Female
Birth Place / Date Karawang / 29 Oktober 1992
Nasionallity Indonesia
Marital Status Single
Religion Christian
FORMAL EDUCATION
September 2011-Present Bina Nusantara University, Jakarta,
Indonesia
Backelor(S1), Information System GPA :
3.75
ORGANIZATION EXPERINCE
Oct 2011 – present Himsisfo, Vice of Project Management
Help to analysis, design and requirement in
organization
Aug 2012 – Aug 2013 Himsisfo, Vice of coordinator commission 2
Help coordinate commission 2
Jun 2013 – Sept 2013 Himsisfo, Coordinator
Coordinator of community relations in study
tour
Jun 2012 – Aug 2012 Himsisfo, Coordinator of community
relations
Coordinator of community relations in AKSI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Picture
Binusian ID :1501166301
Full Name : Leni Gustini
Email : shinyeon_yeon.yahoo.com
Address Current
Jl Haji Senen no 54
Jakarta Barat 00000
DKI Jakarta, Indonesia
Permanent
Jl Raya Kosambi n0 52
Karawang 41313
Phone Numbers : Mobile : 62-85-781898236
Home : 62-26-7436449
Fax : 62-85-781898236
Office: 62-85-781898236
Gender : Female
Birth Place/Date : Jungkat, 01 Agustus 1993
Nationality : Indonesia
Martial Status : Single
Region : Christian
Formal Education
Jan 2011-Present :Bina Nusantara University, Jakarta
,Indonesia
Bacheleor (S1), Information Systems GPA: 3.52
Organization Experience
Oct 2011 – Present : HIMSISFO, Commite
Commitee
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Picture
Binusian ID :1501192470
Full Name : Susanti Kusuma
Email : [email protected]
Address Current
: Komp. Karang Anyar , Jl. Karang Anyar Permai,
Raya kav 53-54 Blk. Blok B18 000,
Jakarta Pusat 10470
DKI Jakarta, Indonesia
Permanent
Jl. Sukaramai N0 100
Lhokseumawe 24531
DI Aceh, Indonesia
Phone Numbers : Mobile : 62-857-6010798
Home : 62-857-6010798
Fax : 62-857-6010798
Office: 62-857-6010798
Gender : Female
Birth Place/Date : Perbaungan, 01 September 1993
Nationality : Indonesia
Martial Status : Single
Region : Buddha
Formal Education
Jan 2011-Present :Bina Nusantara University, Jakarta
,Indonesia
Bacheleor (S1), Information Systems GPA: 2.77
Organization Experience
Sept 2011 – Jul 1012 : HIMSISFO, Activis
Komisi Tiga
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Picture
Personal Information
Binusian ID :1501153993
Full Name : Wendy
Email : wendywijayaa.gmail.com
Address Current
Jl Muara karang blok Q 4 selatan nomor 18
Jakarta Utara 14450
DKI Jakarta, Indonesia
Permanent
Jl Muara karang blok Q 4 selatan nomor 18
Jakarta Utara 14450
DKI Jakarta, Indonesia
Phone Numbers : Mobile : 62-899-9887587
Home : 62-21-6625049
Fax : 62-21-6625049
Office: 62-21-6625049
Gender : Male
Birth Place/Date : Jakarta, 04 Juni 1993
Nationality : Indonesia
Martial Status :Single
Region : Buddha
Formal Education
Jan 2011-Present :Bina Nusantara University, Jakarta
,Indonesia
Bacheleor (S1), Information Systems GPA: 2.50