paper

6
PEMBINAAN SUMBERDAYA MANUSIA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAN EKONOMI PERDESAAN Wilayah Simalungun telah lama dikenal sebagai salah satu sentra produksi pertanian di Sumatera Utara. Wilayah Kecamatan Raya dan sekitarnya merupakan sentra produksi jahe, jeruk dan kopi. Sementara itu, wilayah Kecamatan Purba, Silima Kuta dan Dolok Silau terkenal sebagai sentra produksi kentang, kol, cabai, tomat dan jagung. Sedangkan wilayah pesisir danau toba terkenal dengan produksi bawang merah, bawang putih dan manga yang paling manis dan paling harum di dunia. Bahkan di Wilayah sekitar Pematang siantar telah lama dikenal dengan ikan mas Siantarnya. Disamping itu, wilayah Tanah Jawa dan sekitarnya disebut sebagai salah satu lumbung beras di Sumatra Utara. Belum lagi hasil perkebunan di simalungun yang sudah terkenal di Indonesia danj pasar internasional. Menurut data Tahun 1991 ( Simalungun Dalam Angka, 1992) produksi kentang dari wilayah simalungun mencapai 40 ribu ton, tomat 43 ribu ton, jagung 96 ribu ton, jahe 40 ribu ton, nanas 39 ribu ton,kubis/ kol 30 ribu ton, cabai 24 ribu ton, bawang merah dan putih 11 ribu ton, jeruk manis 8 ribu ton,kopi 4 ribu ton dan pisang 73 ribu ton. Di Sumatera Utara/ wilayah Simalungun adalah satu satunya sentra produk jahe. Kemudian dalam

Upload: rifayanifadhilah

Post on 28-Jan-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Managris

TRANSCRIPT

Page 1: Paper

PEMBINAAN SUMBERDAYA MANUSIA UNTUK

MENDUKUNG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAN

EKONOMI PERDESAAN

Wilayah Simalungun telah lama dikenal sebagai salah satu sentra produksi

pertanian di Sumatera Utara. Wilayah Kecamatan Raya dan sekitarnya merupakan

sentra produksi jahe, jeruk dan kopi. Sementara itu, wilayah Kecamatan Purba,

Silima Kuta dan Dolok Silau terkenal sebagai sentra produksi kentang, kol, cabai,

tomat dan jagung. Sedangkan wilayah pesisir danau toba terkenal dengan

produksi bawang merah, bawang putih dan manga yang paling manis dan paling

harum di dunia. Bahkan di Wilayah sekitar Pematang siantar telah lama dikenal

dengan ikan mas Siantarnya. Disamping itu, wilayah Tanah Jawa dan sekitarnya

disebut sebagai salah satu lumbung beras di Sumatra Utara. Belum lagi hasil

perkebunan di simalungun yang sudah terkenal di Indonesia danj pasar

internasional.

Menurut data Tahun 1991 ( Simalungun Dalam Angka, 1992) produksi

kentang dari wilayah simalungun mencapai 40 ribu ton, tomat 43 ribu ton, jagung

96 ribu ton, jahe 40 ribu ton, nanas 39 ribu ton,kubis/ kol 30 ribu ton, cabai 24

ribu ton, bawang merah dan putih 11 ribu ton, jeruk manis 8 ribu ton,kopi 4 ribu

ton dan pisang 73 ribu ton. Di Sumatera Utara/ wilayah Simalungun adalah satu

satunya sentra produk jahe. Kemudian dalam produksi pisang, wilayah

Simalungun merupakan produsen terbesar di Sumatra Utara. Sebagian dari

produksi pisang tersebut (khususnya dari Kecamatan Silau Kahean dan

sekitarnya ) merupakan jenis pisang barangan yang saat ini cukup terkenal di

hotel-hotel dan restoran di Jakarta.

Dengan ragam dan tingkat produksi komoditas pertanian yang demikian,

sebenarnya masyarakat dan wilayah simalungun sudah harus lebih makmur dari

yang dicapai saat ini. Berbagi fakta menunjukkan bahwa tampaknya para petani di

wilayah Simalungun hanya menikmati sedikit dari manfaat ekonomi yang

ditimbulkan oleh wilayah Simalungun sebagai sentra produksi komoditas

pertanian. Bahkan beberapa desa di Simalungun masih tergolong sebagai desa

tertinggal (miskin). Sebaliknya, berbagai bebagai fakta menunjukkan justru

Page 2: Paper

pedagang dan pengusaha yang mengolah dan memperdagangkan hasil pertanian

dari wilayah Simalungun yang justru menikmati manfaat ekonomi pertanian

Simalungun. Karena kegiatan pengolahan dan perdagangan hasil pertanian di

Wilayah simalungun sebagian besar berada diluar wilayah simalungun, maka

sebagian besar manfaat tersebut mengalami kebocoran ( leakages) dari wilayah

Simalungun ke wilayah lain. Arus kebocoran manfaat ekonomi diperbesar pula

oleh ketergantungan yang kuat wilayah Simalungun terhadap wilyah lain dalam

penyediaan sarana produksi pertanian.

Bila keadaan yang demikian berlangsung lama, maka dikhawatirkan

wilayah Simalungun akan mengalami kesulitan dalam pemupukan modal, bahkan

cenderung akan mengalami pelarian capital (capital Flight), sehingga akan

mengurangi kemampuan produksi wilayah Simalungun. Kondisi seperti ini sangat

tidak kita inginkan terutama bila kita hubungkan bahwa wilayah kabupaten

simalungun merupakan daerah percontohan ekonomi daerah tingkat II di Sumatra

Utara.

Keadaan yang terjadi pada pertanian wilayah Simalungun yang demikian,

tidak dapat dilepaskan dari paradigma pembangunan pertanian yang kita anut

dimasa lalu. Pembangunan pertanian yang hanya terfokus pada agribisnis usaha

tani saja, memang dapat meningkatkan produksi, tetapi sangat sulit berhasil

meningkatkan pendapatan petani secar riil dan meningkatkan serta menahan nilai

tambah (added value) yang lebih besar di wilayah sentra produksi pertanian.

Penyebabnya adalah karena pada agribisnis usaha tani nilai tambah yang tercipta

adalah sangat kecil dan jauh lebih kecil daripada nilai tambah yang tercipta pada

agribisnis hulu dan hilir (industri pengolahan dan perdagangan). Oleh sebab itu,

dimasa yang akan datang pembangunan pertanian di wilayah Simalungun perlu

diubah dari konsep pertanian primer ke konsep agribisnis.

SOLUSI :

Dalam rangka pengembangan agribisnis di wilayah Simalungun, perlu

upayakan agar di wilayah Simalungun berkembang usaha-usaha pembibitan

komoditas unggul yang dapat memenuhi kebutuhan bibit (tanaman, ternak dan

ikan) para petani. Disamping itu, yang paling penting adalah mengembangkan

industri pengolahan hasil pertanian yang bahan bakunya ada di wilayah

Page 3: Paper

simalungun. Kita perlu mengembangkan industri minyak dan sari jahe, industri

tepung jagung dan minyak jagung, industri buah jeruk, industri minyak bawang,

industri pengolahan kopi ( kopi bubuk dan permen kopi ), dan industri pengolahan

hasil pertanian lainnya. Dengan pengembangan agroindustri yang demikian di

wilayah simalungun maka nilai tambah agribisnis yang tertahan di wilayah

Simalungun akan lebih besar.

Untuk meningkatkan pendapatan para petani sekaligus memperluas

jaringan bisnis petani, kita perlu mendorong berkembangnya organisasi bisnis

terutama koperasi agribisnis dikalangan petani di wilayah Simalungun. Koperasi

agribisnis yang dimaksudkan di sini bukanlah konsep KUD masa lalu yang

menangani segala macam komoditas dan hanya bergerak pada pertanian primer

saja. Koperasi agribisnis yang dimaksudkan adalah koperasi yang menangani satu

jenis komoditas mulai dari hulu hingga ke hilir. Melalui koperasi agribisnis ini,

petani dapat mengembangkan jaringan bisnisnya, baik pada agribisnis hulu

maupun pada agribisnis hilir (industri pengolahan, dan perdagangan). Dengan

demikian nilai tambah yang tercipta dalam agribisnis suatu komoditas dapat

dinikmati oleh para petani sedemikian rupa sehingga pendapatan mereka dapat

meningkat lebih cepat. Hal ini akan meningkatkan gairah dan kebanggaan para

petani serta akan merangsang tumbuhnya generasi baru pengusaha agribisnis dan

keluarga petani.

Pengembangan agroindustri dan organisasi bisnis petani tersebut perlu

disertai dengan subsistem jasa agribisnis terutama pengembangan prasarana jalan.

Pengembangan prasarana jalan perlu mendapat prioritas dari pemda Tingkat II

Simalungun Karena masih banyak desa di wilayah Simalungun yang belum

terjangkau kendaraan roda empat, padahal potensi pengembangan agribisnis

cukup besar. Pengembangan jaringan jalan ini akan mendorong tumbuhnya

sentra-sentra agribisnis baru dan meningkatkan efesiensi pengangkutan komoditas

pertanian di wilayah Simalungun. Bila pengembangan agribisnis ini berhasil

diwujudkan di wilayah Simalungun, maka wilayah Simalungun akan siap

menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang -peluang di masa yang akan

datang.

Page 4: Paper

Berkembangnya agribisnis di wilayah Simalungun akan menarik kegiatan

petani lainnya, baik yang menyediakan bahan -bahan penolong dan jasa yang

dibutuhkan oleh agribisnis, maupun sector informal. Hal ini akan menarik aliran

kapital dan sumberdaya manusia ke wilayah Simalungun. Dengan demikian

pengembangan agribisnis ini akan mampu meningkatkan kapasitas produksi dan

integrasi antar sector di wilayah Simalungun. Selanjutnya, hal ini akan

meningkatkan kemampuan wilayah Simalungun untuk membiayai sendiri

(selffinancing) pembangunan, sehingga siap melaksanakan otonomi daerah secara

penuh. Kemudian, karena produk-produk yang dihasilkan agribisnis di wilayah

Simalungun ada produk yang bersifat memiliki elastisitas permintaan terhadap

perubahan pendapatan yang tinggi (income elstic demand ). maka meningkatnya

pendapatan masyarakat di wilayah perkotaan akan menarik lebih lanjut

berkembangnya agribisnis diwilayah Simalungun. Dengan demikian,

pengembangan agribisnis dapat mengintegrasi perekonomian pedesaan dengan

perkotaan, perekonomian wilayah Simalungun dengan perekonomian Sumatra

Utara, dan ke perekonomian nasional. Selanjutnya karena komoditas yang

dihasilkan agribisnis Simalungun juga dibutuhkan di kawasan internasional, maka

manfaat ekonomi yang timbul dari liberalisasi dunia dan integrasi ekonomi

(khususnya AFTA da APEC ) abad Ke-21, dapat dinikmati oleh masyarakat yang

ada di wilayah simalungun.

Sumber :

Saragih, B. 2010. Refleksi Agribisnis. IPB Press.