pandangan islam terhadap perkembangan iptek dan seni

14
MAKALAH AGAMA “PANDANGAN ISLAM TERHADAP PERKEMBANGAN IPTEK DAN SENI” Disusun oleh: Fadhlillah Dzaky Atsaruddin 135070300111038 FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: dzakyyy

Post on 11-Nov-2015

19 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

PANDANGAN ISLAM TERHADAP PERKEMBANGAN IPTEK DAN SENI

TRANSCRIPT

MAKALAH AGAMA

PANDANGAN ISLAM TERHADAP PERKEMBANGAN IPTEK DAN SENI

Disusun oleh:

Fadhlillah Dzaky Atsaruddin135070300111038

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2013BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDizaman modern yang canggih seperti saat ini, kemajuan akan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (yang kemudian disingkat IPTEK) dan seni, sangatlah berpengaruh terhadap segala aspek dalam kehidupan manusia. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindera maupun melalui informasi. Sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasikan diorganisasi, disistimasi dan dinterprestasikan sehingga menghasilkan kebenaran yang objetif. Teknologi merupakan salah satu unsur sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan meskipun pada dasarnya teknologi mempunyai karakteristik objek dan netral. Perkembangan IPTEK di zaman ini semakin terasa pesat dan diperlukan manusia. Perkembangan IPTEK merupakan hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas, memperdalam, dan mengembangkan IPTEK.. Tidak dapat dipungkiri, keberadaan IPTEK dan seni tidak pernah lepas dengan keberadaan manusia. Manusia sebagai subjek dari berkembangnya ilmu pengetahuan itu sendiri. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, maka berkembanglah pula teknologi dan seni.Dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) dalam Islam, kita perlu mengembangkannya potensi dan memanfaatkan sumber daya alam dengan tetap berpegang teguh kepada al-Quran dan as-sunnah. Dan Islam berperan penting dalam perkembangan IPTEK, bahwa Syariah Islam harus dijadikan standar pemanfaatan IPTEK. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolak ukur dalam pemanfaatan IPTEK, bagaimana pun juga bentuknya. IPTEK yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan IPTEK yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan syariah Islam. Dengan IPTEK dalam Islam, kita perlu mengembangkan potensi dan memanfaatkan sumber daya alam dengan tetap berpegang teguh kepada al-Quran dan as-sunnah sebagai rasa syukur kita terhadap sumber daya alam yang beranekaragam diciptakan untuk kita semua.

1.2 Rumusan Masalah1. Apa pengertian dari IPTEK dan seni menurut pandangan Islam?2. Bagaimana hubungan antara iman dengan IPTEK dan seni menurut pandangan Islam?3. Bagaimana sikap dalam menghadapi IPTEK dan seni yang berkembang menurut pandangan Islam?1.3Tujuan1. Untuk mengetahui definisi dari IPTEK dan seni menurut pandangan Islam.2. Untuk mengetahui hubungan antara iman dengan IPTEK dan seni menurut pandangan Islam.3. Untuk mengetahui sikap dalam menghadapi IPTEK dan seni yang berkembang menurut pandangan Islam.

BAB II

PEMBAHASAN2.1Pengertian IPTEK dan Seni2.1.1IPTEKPengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindera, ilustrasi dan firasat, sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang telah diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi dan diinterpretasikan sehingga menghasilkan kebenaran obyektif, telah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiahTeknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Dalam sudut pandang budaya dan teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan.teknologi dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negatifberupa ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang berakibat kehancuran alam semesta. Dalam pemikiran Islam, ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu.Keduanya tidak boleh dipertentangkan. Manusia diberi kebebasan dalam mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntunan Al-Quran dan sunnah rasul. Atas dasar itu, ilmu dalam pemikiran Islam ada yang bersifat 1. perennial knowledge tingkat kebenarannya bersifat mutlak, karena bersumber dari Allah. Ada pula ilmu yang bersifat 2. Aquired knowledge tingkat kebenarannya bersifat nisbi, karena bersumber dari akal pikiran manusia. 1. Perennial knowledge: abadi 2. aquired knowledge: perolehan.2.1.2SeniKata seni berasal dari kata SANI yang kurang lebih artinya Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa. Namun menurut kajian ilmu di Eropa mengatakan ART (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan. Seni Ekspresi keindahan Sifat dari Allah mukjizat Al-Quran adalah bahasanya yang sangat indah, sehingga para sastrawan arab dan bangsa arab pada umumnya merasa kalah berhadapan dengan keindahan sastranya,keunggulan pola redaksinya, spesifikasi irama, serta alur bahasanya, hingga sebagian mereka menyebutnya sebagai sihir. Dalam membacanya, kita dituntut untuk menggabungkan keindahan suara dan akurasi bacaannya dengan irama tilawahnya sekaligus.Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya, seni juga merupakan ekspresi jiwa seseorang kemudian hasil ekspresi jiwa tersebut dapat berkembang menjadi bagian dari budaya manusia, karena seni itu diidentik dengan keindahan.Seni yang lepas dari nilai-nilai keutuhan tidak akan abadi karena ukurannya adalah nafsu bukan akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah. Dalam pemikiran Islam ada dua sumber ilmu yaitu cikal dan wahyu.Keduanya tidak boleh ditentangkan, karena manusia diberi kebebasan dalam mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntutan al-Quran dan sunnah rasul. Atas dasar itu, ilmu dalam pemikiran Islam ada yang bersifat abadi (perennial knowledge) dan tingkat kebenarannya bersifat mutlak (absolute) karena bersumber dari wahyu Allah dan ilmu yang bersifat perolehan (aquired knowledge) tingkat kebenarannya bersifat nisbi (relative) karena bersumber dari akal pikiran manusia.Prestasi yang gemilang dalam pengembangan IPTEKS pada hakikatnya tidak lebih dari sekedar menemukan proses sunnatullah itu terjadi di alam ini, bukan merencanakan dan menciptakan suatu hukum baru diluar sunnahtullah (hukum Allah/hukum alam).2.2 Hubungan Antara Iman dengan IPTEK dan SeniDalam pandangan Islam ,antara agama,Ilmu pengetahuan ,teknologi dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu sistem yg disebut dinul Islam. Di dalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu akidah, syariah, dan akhlak(iman ,ilmu, dan amal shalih). Sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Quran Surat Ibrahim (14:24-25)

Artinya: Tidakkah kamu perhatikan Allah telah membuat perumpamaan kalimat yg baik (Dinul Islam) seperti sebatang pohon yg baik, akarnya kokoh (menghujam ke bumi) dan cabangnya menjulang ke langit. Pohon itu mengeluarkan buahnya setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan perumpamaan itu agar manusia selalu ingat.Ayat di atas menganalogikan bangunan Dienul Islam bagaikan sebatang pohon yang baik, iman diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang menopang tegaknya ajaran Islam. Ilmu diidentikkan dengan batang pohon yang mengeluarkan dahan-dahan/ cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu identik dengan teknologi dan seni.Ilmu-ilmu yang dikembangkan atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allah akan memberikan jaminan kebaikan bagi kehidupan umat manusia termasuk bagi lingkungannya. Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusia dan alam lingkungannya bahkan akan menjadi malapetaka bagi kehidupannya sendiri. (M. Saifulloh, 2009).Secara pendekatan integralistik, pendidikan agama tidak boleh terpisah dan dipisahkan dari pendidikan sains dan teknologi. Pendidikan IPTEK tidak harus dikeluarkan dari pusat kesadaran keagamaan dan keislaman kita. Ini berarti, belajar sains tidak berkurang dan lebih rendah nilainya dari belajar agama. Belajar sains merupakan perintah Tuhan (Al -Quran), sama dan tidak berbeda dengan belajar agama itu sendiri. Penghormatan Islam yang selama ini hanya diberikan kepada ulama (pemuka agama) harus pula diberikan kepada kaum ilmuan (Saintis) dan intelektual.Secara fungsional, pendidikan agama harus berguna bagi kemaslahatan umat dan mampu menjawab tantangan dan pekembangan zaman demi kemuliaan Islam dan kaum muslim. Dalam perspektif Islam ilmu memang tidak untuk ilmu dan pendidikan tidak untuk pendidikan semata. Pendidikan dan pengembangan ilmu dilakukan untuk kemaslahatan umat manusia yang seluas-luasnya dalam kerangka ibadah kepada Allah SWT.2.3Sikap Terhadap Perkembangan IPTEK dan SeniManusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Kesempurnaan karena dibekali dengan seperangkat potensi, dan potensi yang paling utama adalah akal, dengan akal manusia mampu melahirkan berbagai macam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Bagi orang yang berakal dan senantiasa bernalar untuk mengembangkan ilmunya, Allah menyebutnya dengan sebutan Ulil Albab (Qs. Ali imron:190)

Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.

Tentang keutamaan orang yang berilmu, di dalam Al-Quran surat Al Mujadalah:11, Allah menjanjikan akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Derajat yang diberikan Allah berupa kemuliaan pangkat, kedudukan, jabatan, harta dan kelapangan hidup. Jika manusia ingin mendapatkan derajat yang tinggi dari Allah, manusia harus berupaya semaksimal mungkin meningkatkan kualitas keimanan dan keilmuannya dengan keikhlasan dan hanya untuk mencari ridha Allah semata. Kemajuan ilmu dan pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh peradaban barat satu abad terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan IPTEK modern membuat orang lalu mengagumi, mengagungkan dan meniru-niru gaya hidup peradaban barat tersebut tanpa dibarengi sikap kritis dan selektif terhadap segala dampak negatif yang di timbulkan.Bukan hanya itu saja, pengaruh barat tidak hanya pada bidang IPTEK saja, tetapi juga pada bidang seni. Misalnya penyanyi di zaman sekarang sebagian besar memakai pakaian sangat minim, dan tidak menutup aurat.Pada dasarnya kita hidup di dunia ini tidak lain untuk beribadah kepada Allah SWT. Kita sebagai orang yang berilmu dan berakal sehat seharusnya bersikap kritis dan selektif terhadap perkembangan IPTEK dan seni, mungkin tidak semua buruk IPTEK dan seni menurut ajaran islam, namun setidaknya kita membentengi diri dan menyaring IPTEK dan seni terhadap dampak-dampak buruk yang muncul dengan memperkuat iman dan takwa kita kepada Allah SWT, sehingga kita tidak akan terjebak dan tersesat dalam arus globalisasi ini.

BAB III

PENUTUP3.1KesimpulanIlmu pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra, intuisi dan firasat yang sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi dan diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran obyektif, sudah diuji kebenarannya, dan dapat diuji ulang secara ilmiah.Teknologi dibuat atas dasar ilmu pengetahuan dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Bila sebuah teknologi dapat diciptakan dengan tujuan yang baik, maka tidak akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar. Dalam penggunaan berbagai macam teknologi yang ada, harus mampu dalam menganalisis dampak positif dan dampak negatif yang ditimbulkan dari teknologi tersebut. Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusia.Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya serta merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa tersebut berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Seni identik dengan keindahan, keindahan yang hakiki identik dengan kebenaran. Seni yang lepas dari nilai-nilai ketuhanan tidak akan abadi karena ukurannya adalah hawa nafsu bukan akal dan budi.Dalam pandangan Islam, antara iman, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu sistem yang disebut Dienul Islam yang mengandung tiga unsur pokok yaitu aqidah, syariah dan akhlak, dengan kata lain iman, ilmu dan amal shaleh atau ikhsan. Bagi orang-orang yang berilmu, Allah menjanjikan akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Dan kita sebagai orang-orang yang berilmu dan berakal sehat seharusnya bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Kita sebagai orang yang berilmu seharusnya bersikap kritis dan selektif terhadap perkembangan IPTEK dan seni, mungkin tidak semua buruk IPTEK dan seni menurut ajaran islam, namun setidaknya kita membentengi diri dan menyaring IPTEK dan seni terhadap dampak-dampak buruk yang muncul dengan memperkuat iman dan takwa kita kepada Allah SWT, sehingga kita tidak akan terjebak dan tersesat dalam arus globalisasi ini.3.2Saran1. Dalam penggunaan teknologi dalam bentuk apapun, lebih baik untuk mampu memilah nilai positif dan negatif yang diberikan dari teknologi tersebut.2. Dalam penggunaan teknologi, mampu mengendalikan diri sehingga tidak menimbulkan kerusakan bagi lingkungan sekitar, atau dengan kata lain, lingkungan di mana populasi-populasi kita berada.3. Sebagai manusia yang memiliki dasar keimanan terhadap Allah SWT, diharapkan mampu memanfaatkan teknologi sesuai dengan syariah Islam, sehingga tidak menjadi suatu yang mudharat.4. Sebagai manusia yang berilmu dan berakal, dalam perkembangan IPTEK dan seni kita harus bersikap kritis dan selektif terhadap arus globalisasi didunia ini agar kita tidak terjebak dan tersesat nantinya.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.docstoc.com/docs/25951740/IPTEKSENI-DALAM-ISLAMhttp://hamamsite.blogspot.com/2009/10/iptek-dan-seni-menurut-pandangan-islam.htmlhttp://www.si.its.ac.id/kurikulum/materi/iptek/manusialingkungan.htmlhttp://www.slideshare.net/IraNSc4/iptek-dan-seni-dalam-islamhttp://santosotegoeh.blogspot.com/2011/11/agama-islam-pandangan-islam-terhadap.html