iptek dan seni dalam islam
TRANSCRIPT
IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM
Kelompok 5
Irmaya Fatwa Yukha 1311 100 068
Sawungsari Nur Farisah 2111 100 020
Fahriyanto Bagustuza 2111 100 059
Tutut Umul Habibah 2711 100 087
Agama Kelas 33
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
TAHUN
2011
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat, berkah, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Iptek dan seni dalam islam”.
Makalah ini disusun guna memberikan informasi tambahan
mengenai perspektif Islam tentang IPTEK dan seni, dan juga untuk
memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
sumbernya berupa artikel dan tulisan telah penulis jadikan referensi guna
penyusunan makalah ini, semoga dapat terus berkarya guna
menghasilkan tulisan-tulisan yang mengacu terwujudnya generasi masa
depan yang lebih baik. Penulis berharap, semoga informasi yang ada
dalam makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
banyak kekurangan dan kesalahan. Penulis menerima kritik dan saran
yang membantu guna penyempurnaan makalah ini.
Surabaya, 24 September 2009
Penulis,
KATA PENGANTAR
HALAMAN
COVER........................................................................................................i
KATA
PENGANTAR.........................................................................
.............................ii
DAFTAR
ISI................................................................................
................................iii
Daftar
Pustaka.........................................................................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN………………………
………………………...............................................1
1.1.Latar Belakang……………………………………….............
……............................1
1.2 Rumusan
Masalah…………………………………………......................................1
1.3 Tujuan
Penulisan………………………………………….
........................................1
BAB II IPTEK DAN SENI………………………………...........................
……………...……...….....2
2.1. Pengertian
IPTEK……......................................................................….......…2
2.2. Pengertian
Seni………….......................................................................………4
2.3. Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi dan
Seni…………........................…….........5
DAFTAR ISI
BAB III PERAN DAN TANGGUNG JAWAB…………............
…….........................................7
3.1. Keutamaan Orang yang Berilmu………….
……………………………....…….........7
3.2. Tanggung jawab Ilmuwan Terhadap
Lingkungan…..................................8
BAB IV PENUTUP……………………………………...............................
………………....…..........10
4.1.
Kesimpulan…………………………………………………
.....................................10
4.2.
Saran……………………………………………………….............................
….........10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perkembangan Sains dan Teknologi di zaman ini semakin terasa
pesat dan diperlukan manusia. Manusia modern sudah sangat bergantung
kepada produk-produk sains dan teknologi. Sukar untuk dibayangkan
manusia modern hidup tanpa menggunakan produk-produk sains dan
teknologi. Keperluan hidup harian manusia modern mulai dari makan,
minum, tidur, tempat tinggal, tempat bekerja, alat-alat transportasi,
sampai alat-alat komunikasi, alat-alat hiburan,kesehatan dan semua
aspek kehidupan manusia tidak terlepas daripada menggunakan produk
sains dan teknologi.
Kita mengakui bahwa sains dan teknologi memang telah mengambil
peranan penting dalam pembangunan tamadun atau peradaban material
manusia. Penemuan-penemuan sains dan teknologi telah memberikan
bermacam-macam kemudahan pada manusia. Alasan inilah yang melatar
belakangi kami untuk menulis makalah berjudul berjudul “IPTEK DAN SENI
DALAM ISLAM”. Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas dari
dosen mata kuliah Agama dan Etika Islam kami. Untuk penjelasan lebih
lanjut akan kami bahas dalam bab-bab selanjutnya.
1.2.Rumusan MasalahMelihat latar belakang diatas, maka dirumuskan permasalahan
antara lain:
1. Apakah pengertian IPTEK?
2. Apakah pengertian seni?
3. Bagaimana integrasi iman, ilmu, teknologi dan seni dalam Islam?
4. Apakah peran utama orang yang berilmu dan tanggungjawab
ilmuwan terhadap lingkungan?
1.3.Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan :
1. Mengetahui pandangan Islam maupun sekuler terhadap IPTEK dan
seni serta integrasi iman, ilmu, teknologi, dan seni.
2. Mengetahui peran utama orang yang berilmu dan tanggungjawab
ilmuwan terhadap lingkungan.
BAB II
IPTEK DAN SENI
2.1 Pengertian IPTEK
Definisi iptek IPTEK sebagai singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi. IPTEK adalah suatu yang sangat berkaitan dengan teknologi
(Blogspot)
Ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasikan, disistemasi
dan di interpretasikan sehingga menghasilkan kebenaran obyektif serta
sudah diuji kebenarannya secara ilmiah, sedangkan Pengetahuan adalah
apa saja yangdiketahui oleh manusia baik melalui panca indra, instuisi,
pengalaman maupun firasat. Jadi Ilmu pengetahuan adalah himpunan
pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui proses pengkajian dan
dapat dinalar serta diterima oleh akal. (Saifulloh,2009)
2.1.1. Definisi Teknologi
Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin,
material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya.
Sebagai aktivitas manusia, teknologi mulai sebelum sains dan teknik.
(wikipedia)
.Teknologi dibuat atas dasar ilmu pengetahuan dengan tujuan untuk
mempermudah pekerjaan manusia, namun jika pada kenyataannya
teknologi malah mempersulit, layakkah disebut Ilmu Pengetahuan?
Kata teknologi sering menggambarkan penemuan dan alat yang
menggunakan prinsip dan proses penemuan saintifik yang baru
ditemukan. Meskipun demikian, penemuan yang sangat lama seperti roda
juga disebut sebuah teknologi. Teknologi didefinisikan sebagai paduan
sempurna antara ilmu (science), rekayasa (engineering), seni (art), dan
ekonomi.
Dalam dunia ekonomi, teknologi dilihat dari status pengetahuan kita
yang sekarang dalam bagaimana menggabungkan sumber daya untuk
memproduksi produk yang diinginkan( dan pengetahuan kita tentang apa
yang bisa diproduksi). Oleh karena itu, kita dapat melihat perubahan
teknologi pada saat pengetahuan teknik kita meningkat.
2.2 Teknologi Menurut Islam
Islam, agama yang sesuai dengan fitrah semula jadi manusia,maka
syariatnya bukan saja mendorong manusia untuk mempelajari sains dan
teknologi, kemudian membangun dan membina peradaban, bahkan
mengatur umatnya ke arah itu agar selamat dan menyelamatkan baik di
dunia terlebih lagi di akhirat kelak.
Ilmu sangat penting dalam kehidupan. Rasulullah pernah bersabda
bahwa untuk hidup bahagia di dunia ini manusia memerlukan ilmu dan
untuk hidup bahagia di akhirat punmanusia memerlukan ilmu. Untuk
bahagia di dunia dan di akhirat, manusia juga memerlukan ilmu. Jadi kita
mesti menuntut ilmu, baik ilmu untuk keselamatan dunia, terlebih lagi
ilmu yang membawa kebahagiaan di akhirat. Atas dasar itulah Islam
mewajibkan menuntuti lmu ini. Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimat.” (HR. Ibnu
Abdul Barr)
Bahkan dalam Islam menuntut ilmu itu dilakukan tanpa batasan atau
jangka waktu tertentu, ia mesti dilakukan sejak dalam buaian hingga ke
liang lahad. Ini diberitahu oleh Rasulullah dengan sabdanya :
“Tuntutlah ilmu dari dalam buaian hingga ke liang lahad”
Pesatnya perkembangan Sains dan Teknologi semakin terasa dari
hari ke hari. Banyak hasil dari perkembangan Sains dan Teknologi yang
tadinya diluar angan-angan manusia sudah menjadi keperluan harian
manusia. Contohnya : penyampaian informasi yang dahulu memerlukan
waktu hingga berbulan-bulan, kini dengan adanya telepon, handphone,
internet dapat sampai ke tujuan hanya dalam beberapa detik saja, bahkan
pada masa yang (hampir) bersamaan. Melalui TV, satelit dan alat
komunikasi canggih lainnya, kejadian di satu tempat di permukaan bumi
atau di angkasa dekat permukaan bumi dapat diketahui oleh umat
manusia di seluruh dunia dalam masa yang bersamaan. Selain dalam
bidang komunikasi, perkembangan dalam bidang lain pun seperti
material, alat-alat transportasi, alat-alat rumah tangga, bioteknologi,
kedokteran dan lain-lain begitu maju dengan pesat. Kita mengakui bahwa
sains dan teknologi memang telah mengambil peranan penting dalam
pembangunan peradaban material atau lahiriah manusia.
Allah berfirman dalam Al Qur’an surat Al Imron 190-191
190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang berakal,
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka
peliharalah Kami dari siksa neraka”.
Dari ayat ini dapat kita lihat, bahwa melalui pengamatan, kajian dan
pengembangan sains dan teknologi, Allah menghendaki manusia dapat
lebih merasakan kebesaran, kehebatan dan keagungan Nya. Betapa
hebatnya alam ciptaan Allah, yang kebesaran dan keluasannya-pun
manusia belum sepenuhnya mengetahui, maka sudah tentu Maha hebat
lagi Allah yang menciptakannya.
2.2 Pengertian SENI
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala
prosesnya. Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa
tersebut berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Seni identik
dengan keindahan. Keindahan yang hakiki identik dengan kebenaran.
Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu keabadian. Seni yang lepas dari
nilai-nilai ketuhanan tidak akan abadi karena ukurannya adalah hawa
nafsu bukan akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang selalu
bertambah bagi orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah.
Seni adalah sebuah keindahan yang dapat mengungkap rasa
sampai jauh kedalam jiwa seseorang Jadi apabila pernah merasakan
sebuah getaran keindahan yang begitu dalam dan membuat kita tidak
dapat lagi melupakannya maka artinya kita sudah dapat menangkap arti
kata seni dalam arti yang sebenarnya. Kata “seni” adalah sebuah kata
yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar
pemahaman yang berbeda. Konon kata seni berasal dari kata “SANI” yang
kurang lebih artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Namun menurut
kajian ilmu di Eropa mengatakan “ART” (artivisial) yang artinya kurang
lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan. Pandangan Islam
tentang seni.Seni merupakan ekspresi keindahan. Dan keindahan
menjadi salah satu sifat yang dilekatkan Allah pada penciptaan jagat raya
ini.Allah melalui kalamnya di Al-Qur’an mengajak manusia memandang
seluruh jagat raya dengan segala keserasian dan keindahannya.
Allah berfirman dalam surat Al-Qaaf ayat 6
Maka Apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas
mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit
itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun ?
2.3. Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi dan Seni
Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi
dalam suatu sistem yang disebut Dienul Islam. Di dalamnya terkandung
tiga unsur pokok yaitu aqidah, syari’ah dan akhlak, dengan kata lain iman,
ilmu dan amal shaleh atau ikhsan, sebagaimana yang dinyatakan dalam
Al-Qur’an Surat Ibrahim (14:24-25)
24. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat
perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh
dan cabangnya (menjulang) ke langit,
25. Pohon itu memberikan buahnya pada Setiap musim dengan seizin
Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk
manusia supaya mereka selalu ingat.
Ayat di atas menganalogikan bangunan Dienul Islam bagaikan
sebatang pohon yang baik, iman diidentikkan dengan akar dari sebuah
pohon yang menopang tegaknya ajaran Islam. Ilmu diidentikkan dengan
batang pohon yang mengeluarkan dahan-dahan/ cabang-cabang ilmu
pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu identik dengan
teknologi dan seni.
Ilmu-ilmu yang dikembangkan atas dasar keimanan dan ketakwaan
kepada Allah akan memberikan jaminan kemaslahatan bagi kehidupan
ummat manusia termasuk bagi lingkungannya. Pengembangan IPTEK
yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai ibadah serta
tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusia dan alam
lingkungannya bahkan akan menjadi malapetaka bagi kehidupannya
sendiri. (M. Saifulloh, 2009)
.
BAB III
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB
3.1 Keutamaan orang yang berilmu
Seringkali manusia melupakan segi etika atau moral dari hubungan
timbal balik antara manusia dengan lingkungan. Secara moral adalah
normal apabila lingkungan akan memberikan kepada manusia berbagai
hal yang akan diketemukannya. bahkan manusia juga harus memberikan
toleransi kepada kenyataan bahwa sewaktu-waktu dapat timbul
malapetaka bagi kehidupan manusia. Jika manusia dapat berlaku adil
dengan semua yang makhiuk hidup di alam ini, maka disini letak
kebenaran norma moral yang baik, dimana manfaat yang dieroleh dari
alam ini, harus juga memberikan manfaat kepada manusia lain.
Manusia dan masyarakat mengembangkan sistem nilai yang sesuai
dengan keadaan lingkungan. Manusia menyesuaikan pada hidupnya
dengan irama yang ditentukan oleh lingkungan alam. Karena perubahan
lingkungan alam berada diluar kendali tangan manusia, maka manusia
memasrahkan diri kepada lingkungan. Hal inilah yang melahirkan suatu
kebiasaan, tradisi dan hukum yang tidak tertulis, yang kemudian
mengatur pergaulan hidup masyarakat.
Perilaku manusia merupakan pencerminan dari moral manusia yang
dimilikinya. Citra manusia hanya mempunyai relevansi, jika dalam
kehidupan bersama dalam kelompok masyarakat. Sebab dalam kehidupan
berkelompok itulah terdapat sistem-sistem perlambang yang selanjutnya
berfungsi sebagai sumber nilai. Cara manusia mewujudkan diri adalah
hasil pilihannya sendiri. Oleh karena itu, apapun pilihannya, manusia
sendiri yang bertanggung jawab. (blogspot, kampusbaca)
Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna.
Kesempurnaan karena dibekali dengan seperangkat potensi, dan potensi
yang paling utama adalah akal, dengan akal manusia mampu melahirkan
berbagai macam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Bagi orang yang
berakal dan senantiasa benalar untuk mengembangkan ilmunya, Allah
menyebutnya dengan sebutan Ulil Albab (Qs. Ali imron:190)
“ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang berakal”
Tentang keutamaan orang yang erilmu, di dalam Al-Qur’an surat Al
Mujadalah:11, Allah menjanjikan akan mengangkat derajat orang-orang
yang beriman dan berilmu. Derajat yang diberikan Allah berupa kemuliaan
pangkat, kedudukan, jabatan, harta dan kelapangan hidup. Jika manusia
ingin mendapatkan derajat yang tinggi dari Allah, manusia harus
berupaya semaksimal mungkin meningkatkan kualitas keimanan dan
keilmuannya dengan keikhlasan dan hanya untuk mencari ridha Allah
semata.
Imam Ghozali juga mengatakan “Barang siapa yang berilmu, akan
dapat membimbing dirinya dan memanfaatkan ilmunya bagi orang lain,
bagi matahari, selain menerangi dirinya juga menyebarkan pesona
keharumannya kepada orang yang berpapasan dengannya”
3.2. Tanggung jawab Ilmuwan Terhadap Lingkungan
Ada dua fungsi utama manusia di dunia yaitu sebagai abdun atau
hamba Allah dan sebagai khalifah Allah di bumi. Esensi dari abdun adalah
ketaatan, ketundukan dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan
Allah, sedangkan esensi khalifah adalah tanggungjawab terhadap diri
sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun
lingkungan alam.
Dalam konteks abdun, manusia menempati posisi sebagai ciptaan
Allah. Posisi ini memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia untuk
taat dan patuh kepada penciptanya. Keengganan manusia
menghambakan diri kepada Allah sebagai pencipta akan menghilangkan
rasa syukur atas anugerah yang diberikan sang pencipta berupa potensi
yang sempurna yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya yaitu
potensi akal. Dengan hilangnya rasa syukur mengakibatkan ia
menghambakan diri kepada hawa nafsunya. Keikhlasan manusia
menghambakan dirinya kepada Allah akan mencegah penghambaan
manusia kepada sesama manusia termasuk pada dirinya.
Allah berfirman dalam surat QS. Asy-Syams ayat 8
8. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaannya.
Dengan kedua kecenderungan tersebut Allah memberikan petunjuk
berupa agama sebagai alat bagi manusia untuk mengarahkan potensinya
kepada keimanan dan ketaqwaan bukan pada kejahatan yang selalu
didorong oleh nafsu amarah.
Fungsi yang kedua sebagai khalifah atau wakil Allah di muka bumi.
Manusia diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi, menggali sumber-
sumber daya serta memanfaatkannya dengan sebesar-besar
kemanfaatan untuk kehidupan umat manusia dengan tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan, karena alam diciptakan untuk
kehidupan manusia sendiri. Untuk menggali potensi alam dan
memanfaatkannya diperlukan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
memadai. Allah menciptakan alam, karena Allah menciptakan manusia.
Oleh karena itu, manusia mendapat amanah dari Allah untuk memelihara
alam, agar terjaga kelestariannya dan keseimbangannya untuk
kepentingan umat manusia.
Kerusakan alam dan lingkungan ini lebih banyak disebakan karena
ulah tangan manusia sendiri (QS. Ar rum:41). Mereka banyak menghianati
perjajnjian kepada Allah. Mereka tidak menjaga amanat sebagai khalifh
yang bertugas unuk menjaga dan melestarikan alam ini.
Dengan memiliki ilmu pengetahuan kita pasti bisa tidak akan
mengeksploitasi alam ini secara berlebihan paling hanya kebutuhan
primernya bukan untuk memenuhi kepuasan hawa nafsu saja. Untuk itu
melaksanakan tanggung jawabnya, manusia diberikan keistimewaan
berupa kebebasan untuk memilih dan berkreasi sekaligus untuk
menghadapkannya dengan tuntutan kodratnya sebagai makhluk
psikofisik. Namun ia harus sadar akan keterbatasannya yang menurut
ketaatan dan ketundukan terhadap aturan Allah swt baik dalam konteks
ketaatan terhadap perintah beribadah secara langsung maupun dalam
kontes ketaatan terhadap sunnatullah “hukum alam” (masbied.com)
Kedua fungsi diatas tidak boleh terpisah artinya keduanya
merupakan satu kesatuan yang utuh yang harus diaktualisasikan dalam
kehidupan manusia. Jika hal ersebut dapat dilakukan dengan padu maka
akan tercipta manusia yang ideal (Insan Kamil) yaitu manusia sempurna
yang akhirnya akan memperoleh keselamatan hidup dunia-akhirat
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Teknologi dibuat atas dasar ilmu pengetahuan dengan tujuan untuk
mempermudah pekerjaan manusia. Pada mulanya, teknologi tercipta
berdasarkan niat dan tujuan dari si pencipta teknologi tersebut. Bila
sebuah teknologi dapat diciptakan dengan tujuan yang baik, maka tidak
akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar. Sehingga
teknologi tersebut dapat bermanfaat bagi para penggunanya. Dalam
penggunaan berbagai macam teknologi yang ada, harus mampu dalam
menganalisis dampak positif dan dampak negatif yang ditimbulkan dari
teknologi tersebut Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan dan
ketakwaan tidak akan bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan
manfaat bagi umat manusia dan alam lingkungannya..
Dalam pandangan Islam, antara iman, ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi
dalam suatu sistem yang disebut Dienul Islam yang mengandung tiga
unsur pokok yaitu aqidah, syari’ah dan akhlak, dengan kata lain iman,
ilmu dan amal shaleh atau ikhsan.
Fungsi utama manusia yaitu, abdun: ketaatan, ketundukan dan
kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan, dan khalifah: tanggung jawab
terhadap diri sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial
maupun lingkungan alam. Allah memberikan petunjuk berupa agama
sebagai alat bagi manusia untuk mengarahkan potensinya kepada
keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan yang selalu didorong
oleh nafsu amarah. Manusia mendapat amanah dari Allah untuk
memelihara alam, agar terjaga kelestariannya dan keseimbangannya
untuk kepentingan umat manusia.
4.2. Saran
Dalam penggunaan teknologi dalam bentuk apapun, lebih baik untuk
mampu memilah nilai positif dan negatif yang diberikan dari teknologi
tersebut.
Dalam penggunaan teknologi, mampu mengendalikan diri sehingga
tidak menimbulkan kerusakan bagi ligkungan sekitar, atau dengan
kata lain, lingkungan di mana populasi-populasi berada.
Sebagai manusia yang memiliki dasar keimanan terhadap Allah SWT,
diharapkan mampu memanfaatkan teknologi sesuai dengan koridor-
koridor Islam, sehingga tidak menjadi suatu yang mudharat.
Dalam suatu penciptaan sebuah teknologi, lebih baik tidak ada
sesuatu yang disembunyikan dalam segala sesuatu tentang teknologi
tersebut. Baik dari segi proses penciptaannya, tujuan penciptaannya,
dan lain sebagainya.
M. Syaifulloh, Wahyuddin, 2009. Pendidikan Agama Islam untuk
perguruan tinggi, Jakarta:Grasindo
www.wikipedia.org
http:/kampusbaca.blogspot.com
Tim MGMP, 2006. Pendidikan Agama Islam untuk kelas 8 SMP.
Surabaya: CV DUTA AKSARA MULIA
Blogger slamet, “Be A Real Moeslim”
www.masbied.com
DAFTAR PUSTAKA