p.3 reduksi susu

6
PRAKTIKUM III UJI REDUKSI METHYLEN BIRU 1. TUJUAN a. Menentukan kualitas susu pasteurisasi dan susu non- pasteurisasi. b. Menentukan perkiraan jumlah total mikroba yang terdapat dalam susu sampel. 2. DASAR TEORI Air susu mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral, serta mempunyai pH sekitar 6,8. Sehingga tidak mengherankan bahwa selain menjadi makanan yang baik bagi manusia, susu juga menjadi medium yang baik bagi mikroorganisme. Bahkan air susu yang telah melewati prosedur sanitasi yang sangat ketat pun tetap memiliki potensi mengandung mikroorganisme non-patogen. Namun yang menjadi perhatian kita adalah, apabila suatu produk susu diketahui mengandung mikroorganisme pathogen atau mikroorganisme yang menyebarkan penyakit tertentu. Suatu produk susu mungkin saja terkontaminasi dengan mikroorganisme dari mana saja. Kontaminasi bisa berasal dari sapi yang terinfeksi atau dari pekerja yang terinfeksi. Air susu sapi adalah steril hingga susu ini mencapai saluran air susu sapi. Namun karena saluran ini telah mengandung mikroba secara normal, air susu yang pertama keluar selalu mengandung mikroorganisme. Akan tetapi hal ini bukanlah sumber utama

Upload: alit-biokunt

Post on 09-Feb-2016

46 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: P.3 Reduksi Susu

PRAKTIKUM III

UJI REDUKSI METHYLEN BIRU

1. TUJUAN

a. Menentukan kualitas susu pasteurisasi dan susu non-pasteurisasi.

b. Menentukan perkiraan jumlah total mikroba yang terdapat dalam susu sampel.

2. DASAR TEORI

Air susu mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral, serta

mempunyai pH sekitar 6,8. Sehingga tidak mengherankan bahwa selain menjadi makanan

yang baik bagi manusia, susu juga menjadi medium yang baik bagi mikroorganisme. Bahkan

air susu yang telah melewati prosedur sanitasi yang sangat ketat pun tetap memiliki potensi

mengandung mikroorganisme non-patogen. Namun yang menjadi perhatian kita adalah,

apabila suatu produk susu diketahui mengandung mikroorganisme pathogen atau

mikroorganisme yang menyebarkan penyakit tertentu.

Suatu produk susu mungkin saja terkontaminasi dengan mikroorganisme dari mana saja.

Kontaminasi bisa berasal dari sapi yang terinfeksi atau dari pekerja yang terinfeksi. Air susu

sapi adalah steril hingga susu ini mencapai saluran air susu sapi. Namun karena saluran ini

telah mengandung mikroba secara normal, air susu yang pertama keluar selalu mengandung

mikroorganisme. Akan tetapi hal ini bukanlah sumber utama bakteri dalam air susu.

Kebanyakan bakteri berasal dari ember air susu, peralatan industry susu, debu kandang sapi,

pekerja peternakan, dan sumber-sumber lainnya.

Sejauh ini, bakteri yang diketahui paling banyak menyusun flora normal air susu adalah

dari genus Lactobacillus dan Streptococcus. Bakteri dari genus ini sering kali disebut bakteri

asam laktat. Karakteristik bakteri dari golongan ini biasanya adalah berbentuk basil atau

kokus, gram positif, non-motil, mikro aerofilik atau anaerob. Mikroorganisme ini memiliki

syarat nutrisi yang agak komplek dan semuanya membutuhkan berbagai macam asam amino

serta sejumlah vitamin untuk pertumbuhannya. Selain itu, semua jenis bakteri asam laktat

membutuhkan karbohidrat yang dapat difermentasi sebagai sumber energi.

Secara konvensional organisme ini dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok yang pada

dasarnya hanya memproduksi asam laktat dari karbohidrat yang dapat difermentasi, dikenal

sebagai bakteri asam laktat homofermentatif. Kelompok yang memproduksi asam asetat,

Page 2: P.3 Reduksi Susu

etanol, karbondioksida, dan asam laktat dari karbohidrat yang dapat difermentasi disebut

bakteri asam laktat heterofermentatif.

Bakteri lain yang biasanya terdapat dalam air susu mentah (non pasteurisasi) antara lain

anggota dari genus Micrococcus, Pseudomonas, Staphylococcus, dan Bacillus. Disamping itu

bakteri E. coli juga sering dijumpai, namun organisme ini sepenuhnya tidak dikehendaki.

Dapat dikatakan bahwa, walaupun air susu itu steril dalam air sehat, air susu ini

memperoleh flora organisme non-patogen yang khas, segera setelah meninggalkan sapi. Peran

sanitasi pada produk susu adalah menjamin agar mikroorganisme yang menimbulkan penyakit

tidak sampai mengkontaminasi air susu dan menimbulkan penyakit pada konsumen.

3. BAHAN DAN ALAT

a. Susu pasteurisasi

b. Susu sapi murni

c. Reagent methylen biru

d. Kapas atau kertas aluminium foil

e. Tabung reaksi 2 buah

f. Pipet tetes 1 buah

4. PROSEDUR KERJA

a. Memasukkan masing-masing 10 ml susu sampel ke dalam tabung reaksi.

b. Meneteskan 0,5 ml reagent methylen biru pada masing-masing tabung.

c. Menutup mulut tabung dengan kapas atau kerts aluminium foil.

d. Mengocok tabung dengan hati-hati sampai methylen biru bercampur merata.

e. Menginkubasi susu pada suhu 370 C di dalam waterbath.

f. Mengamati dan mendokumentasikan perubahan warna sesaat setelah ditambahkan

methylen biru.

g. Mengamati dan memphoto perubahan warna tabung setiap ½ jam sekali, hingga kedua

tabung telah berwarna putih.

h. Mencatat waktu terjadinya reduksi methylen biru, kemudian mencocokkannya dengan

tabel, sehingga diketahui perkiraan jumlah bakteri dalam susu.

Page 3: P.3 Reduksi Susu

5. HASIL PENGAMATAN

Perubahan

Warna

Waktu Reduksi

1 menit 30 menit 1 jam 2 jam

Susu

pasteurisasi

Susu

non-pasteurisasi

6. PEMBAHASAN

Pada hasil pengamatan diatas, dapat dilihat bahwa kedua campuran susu telah berubah

warna penuh menjadi berwarna putih methylen dalam waktu 2 jam. Ketika air susu

ditambahkan reagen methylen biru, waktu yang dibutuhkan reagen untuk tereduksi penuh

menjadi senyawa yang tidak berwarna dapat dijadikan sebagai indikator jumlah bakteri yang

terdapat dalam susu.

Perubahan warna terjadi karena mikroorganisme yang ada di susu memfermentasikan

gula di susu. Sebagai akibatnya akan terbentuk koenzim NADH dan NADPH yang tereduksi.

Melalui perantaraan enzim diaforase (enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme air susu),

koenzim yang tereduksi dapat meneruskan elektron-elektronnya langsung ke reagen methylen

biru, mengubahnya menjadi senyawa yang tidak berwarna. Air susu yang steril tidak dapat

Page 4: P.3 Reduksi Susu

mereduksi methylen biru. Ini karena reduksi methylen biru tergantung pada aktifitas

metabolisme mikroba. Dengan demikian, ini artinya bahwa laju reduksi methylen biru

berbanding lurus dengan jumlah mikroba dengan dalam air susu.

Air susu dengan derajat terbaik, tidak akan mereduksi methylen biru menjadi senyawa

yang tidak berwarna dalam waktu kurang dari 5 ½ jam, sedangkan air susu dengan kualitas

buruk mungkin dapat mereduksi methylen biru secara penuh dalam waktu kurang dari 2 jam.

Pada hasil pengamatan diatas, dapat dilihat bahwa kedua campuran susu telah berubah warna

penuh menjadi berwarna putih methylen dalam waktu 2 jam. Jadi bisa dikatakan bahwa kedua

sampel susu yang diujikan pada praktikum ini, baik susu pasteurisasi maupun susu murni

memiliki kualitas yang buruk, dan tidak baik untuk dikonsumsi.

7. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas, dapat kami simpulkan bahwa air susu yang diujikan pada

praktikum ini memiliki kualitas yang buruk karena mikroba didalamnya telah mereduksi

reagen methylen biru dalam waktu kurang dari 2 jam.

8. DAFTAR PUSTAKA

Volk, W.A. dan Wheeler, M.F. 1989. Mikrobiologi Dasar, Edisi kelima. Jakarta: Erlangga

Widiyanti, L.P.M. 2002. Mikrobiologi Terapan, Lembar Kerja Mahasiswa. Singaraja: Jurusan

Pendidikan Biologi, IKIP Negeri Singaraja.