titrasi reduksi dan oksidasi

34
Titrasi Reduksi dan Oksidasi Kelompok 1: Humairah Adillah Lubis ( 03031181320011 ) Azizah ( 03031281320001 ) Muhammad Imam Fadel ( 03031281320007 ) Bimo Alkautsar ( 03031281320021 ) Anastasia Cindy Novela ( 03031281320023 ) Naya Septri Hana ( 03031281320025 ) Melza Julia Habsary ( 03031281320033 ) Alexander Ivan Andwikaputra ( 03031381320001 ) M. Ronal Afrido ( 03101403068 )

Upload: cindy-novela

Post on 27-Dec-2015

372 views

Category:

Documents


70 download

DESCRIPTION

titrasi reduksi dan oksidasi

TRANSCRIPT

Titrasi Reduksi dan Oksidasi

Kelompok 1:Humairah Adillah Lubis ( 03031181320011 )

Azizah ( 03031281320001 )Muhammad Imam Fadel ( 03031281320007 )

Bimo Alkautsar ( 03031281320021 )Anastasia Cindy Novela ( 03031281320023 )

Naya Septri Hana ( 03031281320025 )Melza Julia Habsary ( 03031281320033 )

Alexander Ivan Andwikaputra ( 03031381320001 )M. Ronal Afrido ( 03101403068 )Meyta Rahma ( 03101403036 )

Yolanda Muliana ( 03101403046 )

Sel Galvani adalah sel elektrokimia yang menghasilkan energi listrik dari reaksi redoks spontan yang terjadi

dalam sel.

Persamaan Nernst

Potensial dari sel galvanik tergantung pada aktivitas dari berbagai spesies yang menjalani reaksi di dalam sel. Persamaan yang menyatakan hubungan ini disebut persamaan Nernst.

Persamaan Nernst untuk:a. Reaksi aA + bB → yY + zZ

b. Untuk sel galvanikPada sel galvanik, potensial non standar dapat dihitung dengan persamaan Nernst:

Keterangan:Eo = potensial elektroda normal (potensial elektroda semua zat dalam reaksi sel dalam keadaan standar),n = jumlah elektron yang terlibat dalam reaksioks = konsenterasi partikel yang mengalami oksidasired = konsenterasi partikel yang mengalami reduksi

Titrasi Redoks

Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi terjadinya penurunan bilangan oksidasi.

Reaksi oksidasi adalah pelepasan elektron atau reaksi terjadinya kenaikan bilangan oksidasi.

Reaksi redoks adalah reaksi penerimaan elektron dan pelepasan elektron atau reaksi penurunan dan kenaikan bilangan oksidasi.

Reaksi redoks secara umum dapat dituliskan sebagai berikut : Ared + Boks→ Aoks + Bred

Contoh Reaksi Redoks :Jika suatu logam dimasukkan ke dalam larutan yang mengandung ion logam lain, ada kemungkinan terjadi reaksi redoks, misalnya: Ni(s) + Cu2+

(l) →Ni2+ + Cu(s)

Untuk melengkapkan koefisien pada reaksi oksidasi atau reduksi dapat dilakukan prosedur sebagai berikut :1. Tulis reaktan dan produk.2. Samakan jenis unsur :

Untuk O dipakai H2O, Untuk H dipakai H+ (pada media asam), atau

OH- (pada media basa).

3. Samakan jumlah unsur.4. Samakan muatan dengan penambahan elektron pada bagian reaktan atau produk.

Kegunaan Titrasi Redoks

• Banyak dipergunakan untuk penentuan kadar logam atau senyawa yang bersifat sebagai oksidator atau reduktor.

• Aplikasi dalam bidang industri misalnya penentuan sulfite dalam minuman anggur dengan menggunakan iodine, atau penentuan kadar alkohol dengan menggunakan kalium dikromat.

Penentuan Titik Akhir Titrasi

• Titik akhir titrasi (TAT) redoks dapat dilakukan dengan mengukur potensial larutan dan dengan menggunakan indikator.

• Penentuan titik akhir titrasi dengan mengukur potensial memerlukan peralatan yang lebih banyak oleh karena itu untuk memudahkan kita sering menggunakan indikator.

Beberapa Jenis Indikator pada Titrasi Redoks

1. Indikator Sendiri (Auto Indicator) Apabila titrant dan analit salah satunya sudah memiliki larutan pemberi warna. Contohnya :

Titrasi alkohol dengan menggunakan kalium dikromat.

Titrasi asam oksalat dengan menggunakan kalium permanganat.

2. Indikator Amilum– Indikator amilum dipakai untuk titrasi redoks yang

melibatkan iodine.– Titrasi redoks yang biasa menggunakan indikator

amilun adalah iodimetri dan iodometri– Amilum dengan iodine membentuk senyawa

kompleks amilum-iodin yang bewarna biru tua.

3. Indikator Redoks– Indikator redoks melibatkan penambahan zat

tertentu kedalam larutan yang akan dititrasi. Zat yang dipilih ini bersifat sebagai oksidator atau reduktor lemah atau zat yang dapat melakukan reaksi redoks secara reversible.

Titik akhir titrasi akan tergantung pada:1. Eo (Energi Potensial)2. pH

Syarat Indikator redoks

1. Indikator harus bisa megalami raksi reduksi atau oksidasi dengan cepat.

2. Indikator harus dapat mengalami reaksi redoks reversibel dengan cepat sehingga bila terjadi penumpukan massa titrant atau analit maka sistem tidak akan mengalami reaksi oksidasi atau reduksi secara gradual.

Jenis Titrasi Reduksi-OksidasiBerdasarkan larutan baku yang digunakan, titrasi oksidasi- reduksi dibagi atas :

a. Oksidimetri , adalah metode titrasi redoks dimana larutan baku yang digunakan bersifat sebagai oksidator. Yang termasuk titrasi oksidimetri adalah : 1. Permanganometri, larutan bakunya : KMnO4

2. Dikromatometri, larutan bakunya : K2Cr2O7

3. Serimetri, larutan bakunya : Ce(SO4)2, Ce(NH4)2SO4

4. Iodimetri, larutan bakunya : I2

b. Reduksimetri , adalah metode titrasi redoks dimana larutan baku yang digunakan bersifat sebagai reduktor.

Permanganometri Permanganometri adalah titrasi redoks yang menggunakan

KMnO4 (oksidator kuat) sebagai titran. Dalam permanganometri tidak diperlukan indikator lain, karena titran bertindak sebagai auto indikator.

Kalium permanganat bukan larutan baku primer, maka larutan KMnO4 harus distandarisasi, antara lain dengan arsen(III) oksida (As2O3) dan Natrium oksalat (Na2C2O4).

Permanganometri dapat digunakan untuk penentuan kadar besi, kalsium dan hidrogen peroksida.

Dikromatometri

Dikromatometri adalah titrasi redoks yang menggunakan senyawa dikromat sebagai oksidator. Kalium dikromat merupakan standar primer dan sebuah agen pengoksidasi yang cukup kuat, dengan potensial standar dari reaksi .

Cr2O72- + 14 H+ + 6e↔ Cr3+ + 7H20 Eo = +1,33 Volt

Penggunaan utama dikromatometri adalah untuk titrasi besi(II) dalam larutan asam klorida.

Iodimetri

Iodimetri merupakan titrasi redoks yang melibatkan titrasi langsung I2 dengan suatu agen pereduksi.

I2 merupakan oksidator yang bersifat moderat, maka jumlah zat yang dapat ditentukan secara iodimetri sangat terbatas.

Beberapa contoh zat yang sering ditentukan secara iodimetri adalah H2S, ion sulfite, Sn2+, As3+ atau N2H4.

Bromatometri

• Bromatometri merupakan salah satu metode oksidimetri dengan dasar reaksi dari ion bromat (BrO3).

• Bromatometri ini digunakan untuk menetapkan senyawa-senyawa organik aromatis dengan membentuk tribrom substitusi.

Soal

1. 50 mL Sn2+ 0,400 M dititrasi dengan Ce4+

0,800M dalam larutan asam sulfat. Hitunglah potensial larutan (mengacu pada H2) setelah

penambahan titran (dalam mililiter) sebagai berikut: (a) 0,00 (b) 10,0 (c) 25,0 (d) 49,95 (e) 50,0 (f) 50,05 (g) 60,0.

Penyelesaian

Soal Penerapan Titrasi Redoks1.Kalsium dalam batu kapur. Kalsium ditentukan dalam suatu sampel dengan mengendapkan CaC2O4, melarutkan endapan dalam H2SO4, dan menitrasi dengan KMnO4 standar. Endapan CaC2O4 dari sampel batu kapur seberat 0,4463 g membutuhkan 32,17 mL KMnO4 0,02272 M untuk titrasi. Hitung persentase CaO dalam sampel C2O4

2- dioksidasi menjadi CO2 dan MnO4

- direduksi menjadi Mn2+.

Penyelesaian

Diketahui : M KMnO4 = 0,02272 mol/L

V KMnO4 = 32,17 mL

massa sampel CaC2O4 = 0,4463 gram

Mr CaC2O4 = 128,10 g/mol

Dalam keadaan setimbang:5C2O4

2- + 2MnO4-+ 16H+→ 10CO2 + 2Mn2++ 8H2O

5 x n MnO4- = 2 x n C2O4

2-

5 x n KMnO4 = 2 x n CaC2O4

5 x M KMnO4 x V KMnO4 = 2 x m CaC2O4 / Mr CaC2O4

5 x 0,02272 mol/L x 32,17 x 10-3 L = 2 x m CaC2O4/ 128,10 gr/mol

3,654512 x 10-3 = 2/128,10gram x m CaC2O4

m CaC2O4 = 3,654512 x 10-3 x 128,10 gram / 2

m CaC2O4 = 0,23407 gram

m endapan CaC2O4 = 0,23407 gram