p1 pid

48
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIS– P1 PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) Kelompok 28 Khoiri Nurrahmani (2414105046) Asisten: Albertus Randy (2411100022) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA JURUSAN TEKNIK FISIKA

Upload: khoiri-nurrahmani

Post on 24-Sep-2015

13 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

kontrol PID

TRANSCRIPT

21

21

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIS P1

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

Kelompok 28Khoiri Nurrahmani(2414105046)

Asisten:Albertus Randy(2411100022)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKAJURUSAN TEKNIK FISIKAFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOVEMBERSURABAYA5

2015

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIS P1

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

Kelompok 28Khoiri Nurrahmani(2414105046)

Asisten:Albertus Randy(2411100022)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKAJURUSAN TEKNIK FISIKAFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOVEMBERSURABAYAi

2015ABSTRAK

Programmable Logic Controller (PLC) pada dasarnya dirancang untuk menggantikan sistem logika yang menggunakan relay dan panel kontrol logika yang menggunakan hard wired dengan peralatan solid-state. Kontrol program adalah komponen utama dalam sistem yang bekerja secara otomatis. Dalam memrogram PLC dapat digunakan prosedur prosedur untuk menyelesaikan permasalahan mengenai control yaitu identifikasi masalah, Allocation List dan pembuatan program. Dalam praktikum ini, setelah mengamati wiring pada PLC kemudian dilakukan pembuatan logika pada ladder diagram. Logika yang diberikan adalah ketika saklar 0 (IO.0) dinyalakan maka pompa 1 dan lampu indikator 1 menyala sehingga air mengalir. Ketika air menyentuh sensor tengah, pompa 1, mikser, indikator pompa 1, dan indikator mikser menyala. Dan ketika air menyentuh sensor atas mikser, pompa 1, indikator pompa 1 dan indikator mikser mati akan tetapi pompa 2 dan indikator pompa 2 nyala.pada praktikum p1 ini menggunakan fungsi selfholding. Berdasarkan hasil praktikum didapatkan bahwa dalam pemrograman PLC masih banyak fungsi lainnya, salah satunya jika diinginkan logika network 3 terkunci sehingga level air turun hingga habis, maka dapat digunakan fungsi interlock. Beberapa hal yang mempengaruhi kerja PLC diantaranya penentuan logika network serta rangkaian yang sesuai, masalah wiring, dan ketepatan penentuan logika program karena yang ada hanya perintah iya dan tidak atau mati dan nyala.

Kata kunci : PLC, ladder diagram, wiring

iii

xiii

ABSTRACT

Programmable Logic Controller ( PLC ) is basically designed to replace relay logic systems that use logic and control panel and a hard wired with solid-state devices . Control program is a major component in the system that works automatically . PLC programming can be used in procedure to solve the problems of the control is the identification of the problem , Allocation List and programming . In this lab , after observing the wiring in the PLC then be making the ladder logic diagrams . Given logic is when the switch 0IO.0) is turned on, the pump 1 and the indicator light 1 turns on and the water flows. When water touches the middle sensor, pump 1, mixer, pump indicator 1, and the mixer indicator lights up. And when water touches the sensor on the mixer, pump 1, indicators and indicators of the mixer pump 1 will die but the pump 2 and pump indicator p1 2 nyala.pada lab uses selfholding function.. Based on the lab results showed that the PLC programming is still a lot of other functions , one of which if desired logic network 2 is locked so that the water level down until exhausted , then the interlock function can be used . Some things that affect the determination of which the PLC logic network and the corresponding circuit , wiring problems , and the accuracy of the determination of the logic of the program because there is only yes and no command or die and flame .

Key word : PLC, Ladder Diagram, Wiring

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga dapat menyelesaikan laporan resmi praktikum Sistem Pengendalian Otomatis dengan baik.Adanya praktikum Sistem Pengendalian Otomatis dengan judul Programmable Logic Controller (PLC) sangat banyak manfaat bagi kita semua, misalnya saja dapat mengetahui suatu sistem pengendalian dengan menggunakan PLC dan prinsip kerjanya. Untuk itulah kami mempersembahkan sebuah laporan resmi praktikum Sistem Pengendalian Otomatis ini dengan harapan dapat membantu sebagai bahan refrensi bagi mahasiswa.Kami tak lupa mengucapkan terimakasih kepada:1. Ketua Jurusan Teknik Fisika 2. Dosen Pengajar mata kuliah Sistem Pengendalian Otomatis3. Asisten praktikum Sistem Pengendalian Otomatis dengan judul Programmable Logic Controller (PLC) 4. Seluruh teman-teman Teknik Fisika yang telah membantu kelancaran tersusunnya laporan resmi ini.Akhirnya, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya serta kami mengharapkan kritik dan saran demi kemajuan susunan laporan yang lebih baik lagi.

Surabaya, 21 April 2015Hormat saya

Penulis

v

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULiABSTRAKiiiABSTRACTivKATA PENGANTARvDAFTAR ISIviDAFTAR GAMBARviiiDAFTAR TABELxBAB I1PENDAHULUAN11.1.Latar Belakang11.2.Rumusan Masalah11.3.Tujuan21.4.Sistematika Laporan2BAB II3TINJAUAN PUSTAKA32.1Programmable Logic Control (PLC)32.2Dasar Pemrograman PLC62.2.1.LOAD (LD) dan LOAD NOT (LDN)72.2.2.Logika AND, OR, dan NOT72.2.3.OR dan NOT OR82.2.4.OUT dan OUT NOT92.2.5.AND LOAD92.2.6.2.2.5 OR LOAD (OR LD)102.2.7.TIMER (TM) dan COUNTER (CNT)102.3Ladder Diagram11BAB III13METODOLOGI PERCOBAAN133.1.Alat dan Bahan Percobaan133.2.Prosedur Percobaan13BAB IV15ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN154.1.Analisa Data154.2.Pembahasan18BAB V20PENUTUP205.1.Simpulan205.2.Saran20DAFTAR PUSTAKA21LAMPIRAN22

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kontrol Proses Closed Loop di Industri5Gambar 2.2 Diagram Block PLC6Gambar 2.3 Ladder Diagram untuk LD dan LD NOT7Gambar 2.4 Ladder Diagram untuk AND dan NOT AND8Gambar 2.5 Ladder Diagram untuk OR dan NOT OR8Gambar 2.6 Ladder Diagram untuk OUT dan OUT NOT9Gambar 2.7 Ladder Diagram untuk AND LD10Gambar 2.8 Ladder Diagram untuk OR LD10Gambar 2.9 Ladder Diagram untuk COUNTER dan TIMER11Gambar 2.10 Contoh Ladder Diagram12Gambar 4.1 Rangkaian Ladder Diagram (Logika Program)14Gambar 4.2 Running Program PLC14Gambar 4.2 Plant pengendalian level dan mixing tank.19

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Logika AND dan NAND8Tabel 2.2 Tabel Logika OR dan NOR9Tabel 3.1 Input dan Output PCT 17 to PLC Siemens S7-20015

viii

ix

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDi era industri yang semakin berkembang, sebuah sistem produksi dituntut untuk menghasilakan produk yang berkuantitas dan berkualitas tinggi. Dalam mengoptimalkan sistem kerja tersebut maka diperlukan sistem optimasi yang praktis dan mudah dalam pengoprasian. Saat ini dunia industri telah mengenal Programmable Logic Controller dan sistem untuk meningkatkan efisiensi kerja dari sistem produksiProgrammable Logic Controller atau sering disebut PLC merupakan suatu peralatan elektronika berbasis mikroprocessor yang dirancang khusus untuk menggantikan kinerja peralatanperalatan elektronik seperti counter, relay elektronik, timer dalam suatu proses pengendalian (controller). PLC dapat digunakan untuk mengendalikan peralatan-peralatan, mesin-mesin pada proses produksi diberbagai industri logam, perusahaan perakitan, industri semen, industri otomotif, pengolahan dikilang minyak, industri makanan dan minuman serta masih banyak di bidang industri lain.1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yag diangkat adalah sebagai berikut :a) Bagaimana fungsi dari PLC?b) Bagaimana cara kerja dari PLC?c) Bagaimana dasar pemrograman PLC?

1.3 Batasan MasalahAdapun batasan masalah dari praktikum ini adalah sebagai berikut: a) PLC yang digunakan adalah PLC Simens Logo S7-200b) Sistem pemrogaman yang digunakan adalah WinCC step 7

1.4 TujuanAdapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:a) mengetahui fungsi dari PLCb) mengetahui cara kerja PLCc) mengetahui dasar pemrograman PLC

1.5 Sistematika LaporanPenyusunan laporan praktikum ini dibagi menjadi 5 bab. Bab I berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, dan sistematika laporan. Bab II Berisi tentang dasar teori yang digunakan sebagai acuan praktikum. Bab III berisi tentang metodologi praktikum dan analisa data. Bab IV berisi mengenai analisa data dan pembahan. Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran

12

12

3

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Programmable Logic Control (PLC)Pada dasarnya Programmable Logic Controller (PLC) itu merupakan suatu peralatan elektronika yang berbasis mikroprocessor, yang dirancang khusus untuk menggantikan kinerja peralatan peralatan elektronik seperti counter, relay elektronik, timer dalam suatu proses pengendalian (controller). PLC terdiri dari tiga kata yaitu Programmmable, Logic dan Control.Berikut ini adalah penjelasan mengenai hal tersebut :a. Programmable Menunjukkan kemampuannya yang dapat dengan leluasa mengubah program yang dibuat dan kemampuannya dalam hal memori program yang telah dibuat.b. LogicMenunjukkan kemampuannya dalam memproses input secara aritmatik (ALU), yaitu melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, dan negasi.c. ControlMenunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan. [2]PLC mempunyai kelebihan yang kemungkinan tidak dimiliki oleh peralatan kontrol konvensional yaitu bahwa PLC dapat bekerja pada industri dengan kondisi yang cukup berat, dengan tingkat polusi tinggi, fluktuasi temperatur antara 0 sampai 60 dan kelembaban relatif antara 0% sampai 95%. Dibandingkan dengan sistem kendali konvensional, PLC mempunyai kelebihan antara lain :

a. Bekerja handal dan aman, serta fleksible.b. Hemat dalam jumlah pengawatan.c. Pemrogramannya sederhana dan mudah dirancang dalam bahasa atau instruksi yang mudah dimengerti.d. Pemasangan atau instalasinya mudah.Selain memiliki keuntung-keuntungan seperti yang ditunjukan diatas, PLC juga memiliki kekurangan sebagai berikut :a. Kontak dibatasi pada keausan dari bunga api atau dari oksidasi (material kontak yang terbaik adalah platina, emas, dan perak).b. Menghabiskan banyak tempat dibandingkan dengan transistor.c. Menimbulkan bunyi selama proses kontak.d. Kecepatan kontak terbatas 3 ms sampai 17 ms.e. Kontaminasi (debu) dapat mempengaruhi umur kontak.[2]PLC dapat digunakan untuk mengendalikan peralatan-peralatan, mesin-mesin pada proses produksi diberbagai industri logam, perusahaan perakitan, industri semen, industri otomotif, pengolahan dikilang minyak, industri makanan dan minuman serta masih banyak di bidang industri lain. Berikut ini adalah beberapa fungsi PLC :a. Sequensial KontrolPLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC mengontrol agar setiap langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.b. Monitoring PlantPLC secara kontinyu memonitor status sistem dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol, serta menampilkan pesan tersebut pada operator sistem.[2]PLC (Programmable Logic Controller) adalah sebuah alat instrument yang mempunyai kemampuan menyimpan instruksi-instruksi yang berfungsi sebagai kendali atau melaksanakan fungsi suatu perintah kerja yang sekuensial, perhitungan aritmatik, pemrosesan numerik, sarana komunikasi dari suatu proses yang jenis input atau outputnya berupa sinyal logic on-off. PLC merupakan sistem operasi elektronik digital yang dirancang untuk keperluan lingkungan industri, PLC digunakan untuk menggantukan fungsi relay-relay yang banyak digunakan.

AKTUATORSENSORLOGIC CONTROLLERPLANT

DISPLAY

Gambar 2.1 Kontrol Proses Closed Loop di Industri

PLC menerima sinyal input dari perlatan sensor berupa sinyal on off. Apabila input berupa sinyal analog, maka dibutuhkan input analog modul yang menkonversikan sinyal analog menjadi sinyal digital. Sinyal tersebut langsung dikirim ke cental Central Processing Unit (CPU) untuk diproses sesuai program yang dibuat. Hasil pemrosesan berupa sinyal keluaran digital yang dikirim ke modul output untuk menjalankan aktuator.Pabrikan yang membuat produk PLC diantaranya Allan Bradley, Omron, Mitshubishi, General Electric-Klocker Moler, Festo, Texas Instrument, Siemens, Toshiba, dan Scheneider. PLC yang dipakai dalam praktikum kali ini adalah PLC Siemens S7-200 dan Allen Bradley (logixpro).[3]

Gambar 2.2Diagram Block PLC

2.2 Dasar Pemrograman PLCKontrol program adalah komponen utama dalam sistem yang bekerja secara otomatis.Kontrol program harus didesain secara sistematis, terstruktur dengan baik dan harus terdokumentasi agar bebas dari kesalahan, pemeliharaan mudah, dan efektif dalam biaya.Untuk memrogram PLC dapat digunakan prosedur berikut untuk menyelesaikan permasalahan mengenai kontrol. Langkah-langkah dalam membuat program sebagai berikut :a. Identifikasi MasalahDefinisi permasalahan untuk menjabarkan problem kontrol dalam bentuk detail.Informasi yang diperlukan yaitu skema posisi, skema sekuensial, dan table kebenaran untuk menerangkan hubungan I/O.b. Allocation ListAllocation list berisi kondisi-kondisi program atau alamat yang dipakai oleh keluaran atau masukan.c. Pembuatan ProgramTerdapat dua cara untuk membuat program, yaitu dengan menggunakan ladder diagram atau statement list.Berikut beberapa contoh program dasar PLC Allen Bradley (software logixpro) dengan menggunakan ladder diagram.2.2.1. LOAD (LD) dan LOAD NOT (LDN)LOAD adalah sambungan langsung dari linedengan logika pensakelarannyaseperti sakelar NO, sedangkan LOAD NOT logika pensakelarannya seperti sakelar NC. Instruksi ini dibutuhkan jika urutan kerja pada sistem kendali hanya membutuhkan satu kondisi logic saja untuk satu output. Simbol ladder diagram dari LD dan LD NOT seperti gambar dibawah ini:

Gambar 2.3 Ladder Diagram untuk LD dan LD NOT2.2.2. Logika AND, OR, dan NOTJika memasukkan logikaAND maka harus ada rangkaian yang berada di depannya, karena penyambungannya seri. Logika pensaklaran AND seperti sakelar NO dan NOTAND seperti saklar NC. Instruksi tersebut dibutuhkan jika urutan kerjasistem kendali lebih dari satu kondisi logic yang terpenuhi semuanyauntuk memperoleh satu output. Simbol ladder diagram dari AND dan NOT AND seperti gambar di bawah ini:

Gambar 2.4 Ladder Diagram untuk AND dan NOT AND

Tabel 2.1 Tabel Logika AND dan NAND

2.2.3. OR dan NOT OROR dan NOT OR (NOR) dimasukkan seperti saklar posisinya paralel denganrangkaian sebelumnya.instruksi tersebut dibutuhkan jika urutan kerjasistem kendali membutuhkan salah satu saja dari beberapa kondisi logic terpasang paralel untuk mengeluarkan satu output. Logikapensaklaran OR seperti saklar NO dan logikapensaklaranNOT OR seperti saklarNC.Simbol ladder diagram dari OR dan OR NOT seperti gambar di bawah ini:

Gambar 2.5 Ladder Diagram untuk OR dan NOT OR

Tabel 2.2Tabel Logika OR dan NOR

2.2.4. OUT dan OUT NOTDigunakan untuk mengeluarkan Outputjika semua kondisi logika ladder diagram sudah terpenuhi. Logikapensaklaran OUT seperti sakelar NO dan logika pensaklaran OUT NOT seperti saklar NC. Adapun Simbol ladder diagram dari OUT dan OUT NOT adalah sebagai berikut :

Gambar 2.6 Ladder Diagram untuk OUT dan OUT NOT

2.2.5. AND LOADDigunakan untuk kondisi logika ladder diagram yang khusus dimaksudkan untukmengeluarkan satu keluaran tertentu. Simbol ladder diagram dari AND LD seperti gambar di bawah ini:

Gambar 2.7 Ladder Diagram untuk AND LD

2.2.6. OR LOAD (OR LD)Digunakan untuk kondisi logika ladder diagramyang khusus dimaksudkan untuk mengeluarkan satu keluaran tertentu. Simbol ladder diagram dari OR LDseperti gambar di bawah ini :

Gambar 2.8 Ladder Diagram untuk OR LD

2.2.7. TIMER (TM) dan COUNTER (CNT)Jumlahnya bergantung dari masing-masingtipe PLC. Jika suatu nomor sudahdipergunakansebagai TIMER/COUNTER, makanomor tersebut tidak boleh lagi dipakai lagi sebagai TIMER/COUNTER yang lain. Nilai TIMER/COUNTER bersifat menghitung mundur dari nilai awal yang ditetapkan oleh program. Setelah hitungan tersebut mencapai angka nol, maka kontak NO. TIMER/COUNTER akan bekerja. TIMER mempunyai batas hitungan antara 0000 sampai 9999 dalam bentuk BCD (binary CodeDecimal) dan dalam orde sampai 100 ms. Sedangkan COUNTER mempunyai orde angka BCD danmempunyai batas antara 0000 sampai dengan 9999. Berikut ini adalah Ladder diagram untuk timer dan counter [1]:

Gambar 2.9 Ladder Diagram untuk COUNTER dan TIMER

2.3 Ladder DiagramLadder diagram merupakan metode pemrograman PLC yang paling populer digunakan. Metode ini diadopsi dari relay logic control. Ladder diagram merupakan diagram berbrntuk tangga (ladder). Ladder diagram diguankan untuk menuliskan program yang nantinya dikonversi sehingga dapat digunakan oleh processor PLC. Ladder diagram terdiri dari power rail dan neutral rail, serta anak tangga (rung). Cara membacanya adalah dengan membaca dati kiri ke kanan, dari atas ke bawah. Rung tidak boleh diakhiri dengan lebih dari satu output. Berikut ini adalah contoh Ladder diagram[4]:

Gambar 2.10 Contoh Ladder Diagram

BAB IIIMETODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan PercobaanPeralatan yang akan digunakan dalam Praktikum Programmable Logic Controller ini adalah:a. Modul PLC Siemens S7- 200b. Kabel downloader MPIc. Modul PCT 17d. PC yang terinstall Step 7 Micro

3.2. Prosedur PercobaanProsedur yang digunakan pada praktikum kali ini antara lain:a. Alat dan bahan disiapkan.b. I/O Modul PCT 17 keinput danoutput PLC Siemens S7-200 ditentukan.c. Tabel 3.1 Input dan Output PCT 17 to PLC Siemens S7-200Modul PCT 17I/O PLC Siemens S7-200

saklar

Sensor 1 (bawah)

Sensor 2 (tengah)

Sensor 3 (atas)

Pompa 1

Indikator pompa 1

Pompa 2

Indikator pompa 2

Indikator mikser

Mikser

d. Ladder diagram dibuat e. Program didownload ke dalam PLC.f. Run software logic pro dan dilihat hasilnya pada tanki PCT

14

14

13

BAB IVANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisa DataDari percobaan PLC ini berdasarkan desain control rangkaian control sebagai berikut.

Tabel 4.1 Input dan output PCT 17 to PLC Siemens S7-200

Modul PCT 17I/O PLC Siemens S7-200

Sensor 3 (bawah)IO.2

Sensor 2 (tengah)IO.1

Sensor 1 (atas)IO.0

Pompa 1QO.4

Indikator pompa 1QO.2

Pompa 2QO.3

Indikator pompa 2QO.1

Berdasakan logika yang diinginkan, maka disusunlah ladder digram sebagai berikut.

Gambar 4.1 Rangkaian Ladder Diagram (Logika Program)

D

Gambar 4.3 Plant pengontrolan dan mixing tank

4.2. Pembahasan

PLC ( Programmable Logic Controller ) dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial dalam suatu sistem kontrol. PLC ini memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang telah dibuat dengan menggunakan software sesuai dengan jenis PLC. Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada dan tergantung dari keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan on atau off terhadap output, 1 menunjukkan bahwa keadaan yang diharapkan terpenuhi sedangkan 0 berarti keadaan yang diharapkan tidak terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki output banyak.Prinsip kerja PLC yaitu menerima sinyal masukan proses yang dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal masukan tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori kemudian menghasilkan sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator atau peralatan lainnya. Input yang digunakan pada percobaan yaitu saklar, sensor atas, sensor tengah, dan sensor bawah. Sedangkan output yang pompa 1, pompa 2, indikator pompa 1, dan indikator pompa 2. Logika yang digunakan dalam percobaan ini adalah AND dan OR dengan masukan berupa normally open dan normally closed dan PLC yang digunakan adalah PLC siemens S7-200. Desain control pada percobaan ini yaitu pompa mengalami peristiwa on dan off, hal tersebut disebabkan karena pompa hanya akan mati jika permukaan air menyentuh sensor atas. Jika permukaan air tidak menyentuh sensor atas maka pompa tidak akan mati. Pada percobaan ini tidak menggunakan mikser dan indikator mikser, disebabkan pada alat percobaan tidak terdapat peralatan ini.Untuk melakukan pengendalian kedua pompa tersebut dibuatlah Ladder diagram untuk PLC dalam 3 network. Pada network pertama, pompa 1 (QO.4) dan indikator pompa 1 (QO.2) pada kondisinon. Pada network kedua, ketika sensor 3 ( IO.2 ) on maka indikator pompa 2 (QO.1) dan pompa 2 ( QO.3) juga on, sedangkan pada network ketiga yaitu sensor 1 ( IO.0) on, pompa 1 (QO.4) off dan pompa 2 ( QO.3 ) on. Untuk mengendalikan keadaan tersebut digunakan metode self holding. Metode self holding merupakan metode yang menjadikan pompa yang awalnya hanya sebagai output kemudian juga turut digunakan sebagai input. Jadi ketika permukaan air mencapai sensor atas maka pompa yang turut sebagai input akan mati meskipun permukaan air turun dan tidak lagi menyentuh sensor atas.

18

16

15

BAB VPENUTUP

5.1. SimpulanBerdasarkan praktikum yang dilakukan mengenai dasar pemrograman PLC menggunakan ladder diagram dapat disimpulkan sebagai berikut: Pemrograman PLC dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu input dan output dari suatu plant, kemudian dibuat sebuah logika sesuai proses yang dikendaki, dilakukan simulasi pada software, dan diaplikasikan pada real plant. Beberapa hal yang mempengaruhi kerja PLC diantaranya penentuan logika network serta rangkaian yang sesuai, masalah wiring, dan ketepatan penentuan logika program karena yang ada hanya perintah iya dan tidak atau mati dan nyala

5.2. SaranBeberapa saran dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: Harus lebih teliti dalam melihat dan mengamati wiring pada PLC. Praktikan harus benar benar memahami logika yang diinginkan dan memasukkan ke ladder diagram dengan benar.

DAFTAR PUSTAKA

[1]http://bposkill.blogspot.com/2014/05/cara-kerja-plc-programmable-logic.html, diambil pada tanggal 20 April 2015 pukul 22.00

LAMPIRANResume TKAutomation of Packaging and Material Handling Using Programmable Logic Controller

Makalah ini menyajikan otomatisasi kemasan dan material handling menggunakan programmable logic controller. Idenya adalah untuk mengotomatisasi proses menempatkan bahan di dalam kotak, mendeteksi barang-barang yang baik dan buruk dalam hal berat , dan penyegelan menggunakan pita kemasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggantikan sistem manual yang digunakan dalam industri, membandingkan waktu, dan kebutuhan tenaga kerja untuk kedua sistem yang ada dengan sistem otomatis yang diusulkan. Mitsubishi seri FX programmable logic controller digunakan untuk mekanisasi sistem. Sensor seperti kedekatan dan sensor beban digunakan untuk memberikan input ke sistem. Motor, pneumatik, dan juga solenoid berfungsi sebagai output. Para peneliti menggunakan sebuah ladder diagram sebagai perangkat lunak yang akan mengontrol seluruh sistem antara input dan output komponen. Prototipe eksperimental diproduksi untuk sepenuhnya mengotomatisasi sistem. Eksperimen yang dilakukan melalui uji coba yang berbeda dan tingkat waktu perjalanan diukur melalui rata-rata. Hal ini menemukan bahwa sistem berkurang waktu dan tenaga dibandingkan dengan sistem manual tradisional. Penurunan 50% sampai 75% dalam hal waktu penjatahan untuk mengisi, berat, dan penyegelan. Sekitar 90% dari otomatisasi tanpa manusia ditentukan juga dalam sistem. Makalah ini diakhiri dengan rekomendasi mengintegrasikan prototipe eksperimental dengan antarmuka manusia mesin atau HMI, dan mekanisme umpan balik untuk item ditolak menggunakan teknik kecerdasan buatan dan metode.

Diagram Alir dari Sistem Automasi

Konsep Automasi PLC

Design project flow for box feeding, filling, and checking stations.

Design untuk melipat dan menyegel

Design proses penyegelan

20