osteosarkoma doc

26
KATA PENGANTAR Assalamualakum.wr.wb Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat beserta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas paper mengenai “OSTEOSARKOMA”. Penyusunan tugas paper ini dimaksudkan untuk mengembangkan wawasan serta kreativitas penulis dan menambah wawasan bagi para pembaca khususnya, serta melengkapi tugas KKS COASS ILMU RADIOLOGI RSUD DJOELHAM BINJAI yang diberikan oleh pembimbing. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada dr.Juliamor Singulongga, Sp.Rad selaku pembimbing dalam kepaniteraan klinik ilmu psikiatri serta dalam penyelesaian tugas paper ini. Dalam penulisan tugas paper ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan, baik dari segi penulisan maupun materi. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun guna penyempurnaan dimasa yang akan datang Wassalamualaikum,wr,wb Binjai, Agustus 2015 1

Upload: selvy-grentina

Post on 28-Jan-2016

243 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

m

TRANSCRIPT

Page 1: Osteosarkoma Doc

KATA PENGANTAR

Assalamualakum.wr.wb

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat beserta karunia-Nya

penulis dapat menyelesaikan tugas paper mengenai “OSTEOSARKOMA”. Penyusunan

tugas paper ini dimaksudkan untuk mengembangkan wawasan serta kreativitas penulis

dan menambah wawasan bagi para pembaca khususnya, serta melengkapi tugas KKS

COASS ILMU RADIOLOGI RSUD DJOELHAM BINJAI yang diberikan oleh

pembimbing.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada dr.Juliamor Singulongga,

Sp.Rad selaku pembimbing dalam kepaniteraan klinik ilmu psikiatri serta dalam

penyelesaian tugas paper ini.

Dalam penulisan tugas paper ini, penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangan dan kelemahan, baik dari segi penulisan maupun materi. Untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun guna

penyempurnaan dimasa yang akan datang

Wassalamualaikum,wr,wb

Binjai, Agustus 2015

Penulis

1

Page 2: Osteosarkoma Doc

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB 1 Pendahuluan

Latar belakang 3

Rumusan masalah 4

Tujuan 4

BAB 2 Pembahasan

Pengertian osteosarkoma 5

Klasifikasi osteosarkoma 5

Etiologi osteosarkoma 7

Patofisologi osteosarkoma 8

Manifestasi klinis osteosarkoma 8

Pemeriksaan diagnostik osteosarkoma 9

Stadium osteosarkoma 12

Penatalaksanaan osteosarkoma 13

BAB 3 Penutup

Kesimpulan 16

Saran 16

DAFTAR PUSTAKA 17

2

Page 3: Osteosarkoma Doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG

Sarkoma osteogenik (Osteosarkoma) merupakan neoplasma tulang primer yang

sangat ganas. Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang. Tempat yang paling sering

terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut.

Menurut badan kesehatan dunia ( World Health Oganization ) setiap tahun jumlah

penderita kanker ± 6.25 juta orang. Di Indonesia diperkirakan terdapat 100 penderita kanker

diantara 100.000 penduduk per tahun. Dengan jumlah penduduk 220 juta jiwa terdapat sekitar

11.000 anak yang menderita kanker per tahun. Di Jakarta dan sekitarnya dengan jumlah

penduduk 12 juta jiwa, diperkirakan terdapat 650 anak yang menderita kanker per tahun.

Menurut Errol untung hutagalung, seorang guru besar dalam Ilmu Bedah Orthopedy

Universitas Indonesia, dalam kurun waktu 10 tahun (1995-2004) tercatat 455 kasus tumor

tulang yang terdiri dari 327 kasus tumor tulang ganas (72%) dan 128 kasus tumor tulang

jinak (28%). Di RSCM jenis tumor tulang osteosarkoma merupakan tumor ganas yang sering

didapati yakni 22% dari seluruh jenis tumor tulang dan 31 % dari seluruh tumor tulang ganas.

Dari jumlah seluruh kasus tumor tulang 90% kasus datang dalam stadium lanjut.

Angka harapan hidup penderita kanker tulang mencapai 60% jika belum terjadi

penyebaran ke paru-paru. Sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai 5 tahun setelah

penyakitnya terdiagnosis. Sayangnya penderita kanker tulang kerap datang dalam keadaan

sudah lanjut sehingga penanganannya menjadi lebih sulit. Jika tidak segera ditangani maka

tumor dapat menyebar ke organ lain, sementara penyembuhannya sangat menyakitkan karena

terkadang memerlukan pembedahan radikal diikuti kemotherapy.

Kanker tulang ( osteosarkoma ) lebih sering menyerang kelompok usia 15 – 25 tahun

( pada usia pertumbuhan ). Rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada umur 15 tahun. Angka

kejadian pada anak laki-laki sama dengan anak perempuan. Tetapi pada akhir masa remaja

penyakit ini lebih banyak di temukan pada anak laki-laki. Sampai sekarang penyebab pasti

belum diketahui.

Melihat jumlah kejadian diatas serta kondisi penyakit yang memerlukan pendeteksian

dan penanganan sejak dini, penulis tertarik untuk menulis tentang Osteosarkoma.

3

Page 4: Osteosarkoma Doc

1.2    RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dan  klasifikasi Osteosarkoma?

2. Bagaimana Penyebab Osteosarkoma ?

3. Bagaimana Patofisiologi Osteosarkoma ?

4. Bagaimana cara Diagnostik dan Penanganan medic Osteosarkoma ?

5. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Osteosarkoma ?

1.3    TUJUAN

1.3.1    Tujuan Umum :

Untuk mengetahui bagaimana konsep anak yang menderita Osteosarkoma dan bagaimana

menyusun Asuhan Keperawatan yang baik dan benar pada anak dengan Osteosarkoma.

1.3.2    Tujuan Khusus :

1. Menjelaskan pengertian dan  klasifikasi Osteosarkoma

2. Menjelaskan  penyebab Osteosarkoma

3. Menjelaskan  Patofisiologi dan Manifestasi klinis Osteosarkoma

4. Menjelaskan  cara Diagnostik dan Penanganan medic Osteosarkoma

4

Page 5: Osteosarkoma Doc

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

Osteosarkoma ( sarkoma osteogenik ) adalah tumor yang muncul dari mesenkim

pembentuk tulang. Sarkoma osteogenik ( Osteosarkoma ) merupakan neoplasma tulang

primer yang sangat ganas. Tumor ini tumbuh dibagian metafisis tulang tempat yang paling

sering terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut.

Osteosarkoma ( sarkoma osteogenik ) merupakan tulang primer maligna yang paling

sering dan paling fatal. Ditandai dengan metastasis hematogen awal ke paru. Tumor ini

menyebabkan mortalitas tinggi karena sarkoma sering sudah menyebar ke paru ketika pasien

pertama kali berobat.( Smeltzer. 2001: 2347)

Tempat-tempat yang paling sering terkena adalah femur distal, tibia proksimal dan

humerus proksimal. Tempat yang paling jarang adalah pelvis, kolumna, vertebra, mandibula,

klavikula, skapula, atau tulang-tulang pada tangan dan kaki. Lebih dari 50% kasus terjadi

pada daerah lutut.

2.2 KLASIFIKASI

Klasifikasi menurut kemampuan infiltrasinya Osteosarkoma dapat diklasifikasikan

sebagi berikut :

1.    Local osteosarcoma

Kanker sel belum tersebar di luar tulang atau dekat jaringan di mana kanker berasal.

2.    Metastatic osteosarcoma

Kanker sel telah menyebar dari tulang yang kanker berasal, ke bagian tubuh yang lain.

Kanker yang paling sering menyebar ke paru-paru. Mungkin juga menyebar ke tulang lain.

Tentang satu dari lima pasien dengan osteosarkoma dengan kanker yang telah metastasized

pada saat itu dapat terdiagnosa. Dalam multifocal osteosarkoma, tumor muncul dalam 2 atau

lebih tulang, tetapi belum menyebar ke paru-paru.

3.    Berulang

Penyakit berulang berarti kanker telah datang kembali (recurred) setelah itu telah

dirawat. Hal itu dapat datang kembali dalam jaringan dimana pertama kali atau mungkin

datang kembali di bagian lain dari tubuh. Osteosarkoma paling sering terjadi dalam paru-

5

Page 6: Osteosarkoma Doc

paru. Ketika osteosarkoma ditemukan, biasanya dalam waktu 2 sampai 3 tahun setelah

perawatan selesai. Nanti kambuh lagi adalah mungkin terjadi, tetapi langka.

Sedangkan klasifikasi menurut sifatnya Osteosarkoma dapat diklasifikasikan sebagi

berikut :

1.    Osteokondroma

Osteokondroma (eksostosis Osteokartilagionous) merupakan tumor tulang jinak yang

paling sering ditemukan. Biasanya menyerang usia 10 – 20 tahun. Tumor ini tumbuh pada

permukaan tulang sebgai benjolan yang keras. Penderita dapat memiliki satu atau beberapa

benjolan. 10% dari penderita yang memiliki beberapa osteokondroma, tetapi penderita yang

hanya memiliki satu osteokondroma, tidak akan menderita kondrosarkoma.

2.    Kondroma Jinak

Kondroma jinak biasanya terjadi pada usia 10 – 30 tahun, timbul di bagian tengah

tulang. Beberapa jenis kondroma menyebabkan nyeri. Jika tdak menimbulkan nyeri, tidak

perlu diangkat atau diobati. Untuk memantau perkembangannya, dilakukan foto rontgen. Jika

tumor tidak dapat di diagnosis melalui foto rontren atau jika menyebabkan nyeri, mungkin

perlu dilakukan biopsy untuk menentukan apakah tumor tersebut bias berkembang menjadi

kanker atau tidak.

3.    Kondroblastoma

Kondroblastoma merupakan tumor yang jarang terjadi, yang tumbuh pada ujung

tulang.biasanya timbul pada usia 10 -20 tahun. Tumor ini dapat menimbulkan nyeri, yang

merupakan petunjuk adanya penyakit ini. Pengobatan terdiri dari pengangkatan melalui

pembedahan ; kadang setelah dilakukan pembedahan, tumor bisa tumbuh kembali.

4.    Fibroma Kondromiksoid

Fibroma kondromiksoid merupakan tumor yang sangat jarang, yang terjadi pada usia

kurang dari 30 tahun. Nyeri merupakan gejala yang biasa dikeluhkan. Tumor ini akan

memberikan gambaran yang khas pada foto rontgen. Pengobatannya adalah pengangkatan

melalui pembedahan.

5.    Osteoid Osteoma

Osteoid Osteoma adalah tumor yang sangat kecil, yang biasanya tumbuh di lengan

atau tungkai, tetapi dapat terjadi pada semua tulang. Biasanya akan menimbulkan nyeri yang

memburuk pada malam hari dan berkurang dengan pemberian aspirin dosis rendah. Kadang

otot disekitar tumor akan mengecil ( atrofi) dan keadaan ini akan membaik setelah tumor

diangkat. Scaning tulang menggunakan pelacak radioaktif bias membantu menentukan lokasi

6

Page 7: Osteosarkoma Doc

yang tepatdari tumor tersebut. Kadang-kadang tumor sulit ditentukan lokasinya dan perlu

dilakukan pemeriksaan tambahan seperti CT-scan dan foto rontgen dengan tehnik yang

khusus. Pengangkatan tumor melalui pembedahan merupakan satu-satunya cara untuk

mengurangi nyeri secara permanen. Bila penderita enggan menjalani pembedahan, untuk

mengurangi nyri bias diberikan aspirin.

6.    Tumor sel raksasa

Tumor sel raksasa biasanya terjadi pada usia 20 dan 30 tahun. Tumor ini umumnya

tumbuh di ujung tulang dan dapat meluas ke jaringan disekitarnya. Biasanya menimbulkan

nyeri. Pengobatan tergantung dari ukuran tumor. Tumor dapat diangkat melalui pembedahan

dan lubang yang terbentuk bisa diisi dengan cangkokan tulang atau semen tulang buatan agar

struktur tulang tetap terjaga. Pada tumor yang sangat luas kadang perlu dilakukan

pengangkatan satu segmentulang yang terkena. Sekitar 10% tumor akan muncul kembali

setelah pembedahan. Walaupun jarang, tumor ini biasa tumbuh menjadi kanker.

2.3 ETIOLOGI

Penyebab tumor ini hampir semua keganasan yang lain, masih merupakan teka-teki

yang belum terpecahkan. Radiasi dan virus onkogenik, yang telah terlihat dalam terjadinya

keganasan yang lain, telah dianggap sebagai agen penyebab.

Beberapa faktor etiologi telah diindentifikasi pada osteosarkoma orang dewasa yang

lebih jarang terjadi, tetapi hanya sedikit kasus saja. Osteosarkoma epidemik dilaporkan pada

pelukis lempeng jam radium disebabkan oleh penumpukan radioaktif didalam tulang,

Thorotrast-dulu menggunakan bahan kontras radiografik yang mengandung radioaktif

thorium dioxide erat hubungannya dengan timbulnya osteosarkoma seperti pada neoplasma

hati.

Selain itu, juga terdapat faktor kecenderungan genetik. Osteosarkoma pada masa

kanak-kanak mungkin sekali memiliki dasar genetik, meskipun tak seorangpun pernah

menemukannya. Mungkin kelainan genetik pada kromosom 13 dapat menyebabkan

osteosarkoma pada kelompok pasien ini. Terjadi dysplasia tulang, termasuk penyakit Paget,

dysplasia fibrosa, enchondromatosis, dan turun temurun beberapa exostoses dan

retinoblastoma (kuman-garis bentuk) adalah faktor risiko. Kombinasi konstitusional mutasi

genetik dari RB (germline retinoblastoma) dan terapi radiasi dikaitkan dengan risiko tinggi

terutama pengembangan osteosarkoma, Li-Fraumeni Sindrom (mutasi germline), dan

Rothmund-Thomson Sindrom (autosomal yang terdesak asosiasi dari bawaan cacat tulang ,

dysplasia rambut dan kulit, hypogonadism, dan katarak).

7

Page 8: Osteosarkoma Doc

2.4  PATOFISIOLOGI

Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel tumor.

Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses destruksi atau

penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau proses pembentukan tulang. Terjadi

destruksi tulang lokal.Pada proses osteoblastik, karena adanya sel tumor maka terjadi

penimbunan periosteum tulang yang baru dekat lempat lesi terjadi sehingga terjadi

pertumbuhan tulang yang abortif.

Kebanyakan osteosarkoma dijumpai pada kelompok usia muda antara 10 – 25 tahun.

Kemudian sering menyerang pada daerah ujung metafisis tulang panjang seperti :

1.    Ujung distal tulang femur.

2.    Ujung proximal tibial.

3.    Ujung proximal humerus.

4.    Ujung proximal femur.

5.    Untuk tulang pipih yang sering diserang adalah illium.

2.5  MANIFESTASI KLINIS

Adapun gejala atau tanda yang ditimbulkan yang paling umum gejala osteosarkoma

adalah rasa sakit dan bengkak di kaki atau lengan. Hal ini paling sering terjadi di lagi tulang

dari tubuh - seperti di atas atau di bawah lutut atau di lengan atas dekat bahu. Sakit mungkin

buruk selama bergerak atau di malam hari, dan benjol atau bengkak dapat mengembangkan di

kawasan hingga beberapa minggu setelah mulai sakit. Sakit yang berlebihan dapat

membangunkan di malam hari atau sakit saat istirahat menjadi perhatian khusus. Dalam

beberapa kasus, pertama tanda penyakit itu yang rusak lengan atau kaki, karena kanker telah

melemahkan tulang untuk membuatnya rentan untuk istirahat. Pada kasus ini, resiko

osteosarkoma paling sering dilihat pada remaja anak laki-laki, dan bukti-bukti menunjukkan

bahwa remaja yang tinggi daripada rata-rata memiliki risiko tambahan untuk

mengembangkan penyakit. Anak-anak yang telah mewarisi salah satu langka sindrom kanker

juga berada di risiko tinggi untuk osteosarkoma. Sindrom ini termasuk retinoblastoma (tumor

jahat yang yang berkembang di retina, biasanya pada anak-anak berusia di bawah umur 2

tahun) dan Li-Fraumeni Sindrom (jenis mewarisi mutasi genetik). Karena terhubungan ke

radiasi lain, dapat memicu DNA mutasi, anak-anak yang telah menerima perawatan radiasi

untuk episode sebelum kanker juga meningkat di risiko untuk osteosarkoma.

Gejala biasanya telah ada selama beberapa minggu atau bulan sebelum pasien

didiagnosa. Gejala yang paling sering terdapat adalah nyeri, terutama nyeri pada saat aktifitas

8

Page 9: Osteosarkoma Doc

adan massa atau pembengkakan. Tidak jarang terdapat riwayat trauma, meskipun peran

trauma pada osteosarkoma tidaklah jelas. Fraktur patologis sangat jarang terjadi, terkecuali

pada osteosarkoma telangiectatic yang lebih sering terjadi fraktur patologis. Nyeri pada

ekstrimitas dapat menyebabkan kekakuan. Riwayat pembengkakan dapat ada atau tidak,

tergantung dari lokasi dan besar dari lesi. Gejala sistemik, seperti demam atau keringat

malam sangat jarang. Penyebaran tumor pada paru-paru sangat jarang menyebabkan gejala

respiratorik dan biasanya menandakan keterlibatan paru yang luas.

Penemuan pada pemeriksaan fisik biasanya terbatas pada tempat utama tumor :

1.    Massa : massa yang dapat dipalpasi dapat ada atau tidak, dapat nyeri tekan dan hangat pada

palpasi, meskipun gejala ini sukar dibedakan dengan osteomielitis. Pada inspeksi dapat

terlihat peningkatan vaskularitas pada kulit.

2.    Penurunan range of motion : keterlibatan sendi dapat diperhatikan pada pemeriksaan fisik.

3.    Lymphadenopathy : keterlibatan kelenjar limfa merupakan hal yang sangat jarang terjadi.

2.6  PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

2.6.1        Laboratorium

Kebanyakan pemeriksaan laboratorium yang digunakan berhubungan dengan

penggunaan kemoterapi. Sangat penting untuk mengetahui fungsi organ sebelum pemberian

kemoterapi dan untuk memonitor fungsi organ setelah kemoterapi. Pemeriksaan darah untuk

kepentingan prognosa adalah lactic dehydrogenase (LDH) dan alkaline phosphatase (ALP).

Pasien dengan peningkatan nilai ALP pada saat diagnosis mempunyai kemungkinan lebih

besar untuk mempunyai metastase pada paru. Pada pasien tanpa metastase, yang mempunyai

peningkatan nilai LDH kurang dapat menyembuh bila dibandingkan dengan pasien yang

mempunyai nilai LDH normal.

Beberapa pemeriksaan laboratorium yang penting termasuk :

a.    LDH

b.    ALP (kepentingan prognostik)

c.    Hitung darah lengkap

d.   Hitung trombosit

e.    Tes fungsi hati: Aspartate aminotransferase (AST), alanine aminotransferase

(ALT), bilirubin, dan albumin.

f.     Elektrolit : Sodium, potassium, chloride, bicarbonate, calcium, magnesium,

phosphorus.

g.    Tes fungsi ginjal: blood urea nitrogen (BUN), creatinine.

9

Page 10: Osteosarkoma Doc

h.    Urinalisis

2.6.2        Radiografi

Pemeriksaan X-ray merupakan modalitas utama yang digunakan untuk investigasi.

Ketika dicurigai adanya osteosarkoma, MRI digunakan untuk menentukan distribusi tumor

pada tulang dan penyebaran pada jaringan lunak sekitarnya. CT kurang sensitf bila

dibandingkan dengan MRI untuk evaluasi lokal dari tumor namun dapat digunakan untuk

menentukan metastase pada paru-paru. Isotopic bone scanning secara umum digunakan untuk

mendeteksi metastase pada tulang atau tumor synchronous, tetapi MRI seluruh tubuh dapat

menggantikan bone scan.

1.    X-ray

Foto polos merupakan hal yang esensial dalam evaluasi pertama dari lesi

tulang karena hasilnya dapat memprediksi diagnosis dan penentuan pemeriksaan lebih

jauh yang tepat. Gambaran foto polos dapat bervariasi, tetapi kebanyakan

menunjukkan campuran antara area litik dan sklerotik. Sangat jarang hanya berupa

lesi litik atau sklerotik. Lesi terlihat agresif, dapat berupa moth eaten dengan tepi

tidak jelas atau kadangkala terdapat lubang kortikal multipel yang kecil. Setelah

kemoterapi, tulang disekelilingnya dapat membentuk tepi dengan batas jelas disekitar

tumor. Penyebaran pada jaringan lunak sering terlihat sebagai massa jaringan lunak.

Dekat dengan persendian, penyebaran ini biasanya sulit dibedakan dengan efusi. Area

seperti awan karena sclerosis dikarenakan produksi osteoid yang maligna dan

kalsifikasi dapat terlihat pada massa. Reaksi periosteal seringkali terdapat ketika

tumor telah menembus kortek. Berbagai spektrum perubahan dapat muncul,

termasuk Codman triangles dan multilaminated,spiculated, dan reaksi sunburst, yang

semuanya mengindikasikan proses yang agresif. Osteosarkoma telangiectatic secara

umum menunjukkan gambaran litik, dengan reaksi periosteal dan massa jaringan

lunak. Ketika batas tumor berbatas tegas, dapat menyerupai gambaran aneurysmal

bone cyst. Osteosarkoma Small-cell terlihat sama dengan gambaran osteosarkoma

konvensional, yang mempunyai gambaran campuran antara litik dan sklerotik.

Osteosarkoma intraosseous low-grade dapat berupa litik, sklerotik atau campuran;

seringkali mempunyai gambaran jinak dengan batas tegas dan tidak adanya perubahan

periosteal dan massa jaringan lunak. Gnathic tumor dapat berupa litik, sklerotik atau

campuran dan sering terjadi destruksi tulang, reaksi periosteal dan ekstensi pada

jaringan lunak. osteosarkoma intracortical dideskripsikan sebagai gambaran

10

Page 11: Osteosarkoma Doc

radiolusen dangeographic, dan mengandung mineralisasi internal dalam jumlah yang

kecil. Osteosarkoma derajat tinggi mempunyai gambaran massa jaringan lunak yang

luas dengan berbagai derajat mineralisasi yang muncul dari permukaan tulang.

Osteosarkoma parosteal secara tipikal merupakan tumor berdensitas tinggi yang

muncul dari area tulang yang luas. Tidak seperti osteochondroma, osteosarkoma

parosteal tidak melibatkan kavitas medulla tulang.

                     

2.    CT Scan

CT dapat berguna secara lokal ketika gambaran foto polos membingungkan,

terutama pada area dengan anatomi yang kompleks (contohnya pada perubahan di

mandibula dan maksila pada osteosarkoma gnathic dan pada pelvis yang berhubungan

dengan osteosarkoma sekunder). Gambaran cross-sectional memberikan gambaran

yang lebih jelas dari destruksi tulang dan penyebaran pada jaringan lunak sekitarnya

daripada foto polos. CT dapat memperlihatkan matriks mineralisasi dalam jumlah

kecil yang tidak terlihat pada gambaran foto polos. CT terutama sangat membantu

ketika perubahan periosteal pada tulang pipih sulit untuk diinterpretasikan. CT jarang

digunakan untuk evaluasi tumor pada tulang panjang, namun merupakan modalitas

yang sangat berguna untuk menentukan metastasis pada paru. CT sangat berguna

dalam evaluasi berbagai osteosarkoma varian. Pada osteosarkoma telangiectatic dapat

memperlihatkan fluid level, dan jika digunakan bersama kontras dapat membedakan

dengan lesi pada aneurysmal bone cyst dimana setelah kontras diberikan maka akan

terlihat peningkatan gambaran nodular disekitar ruang kistik.

3.    MRI

MRI merupakan modalitas untuk mengevaluasi penyebaran lokal dari tumor

karena kemampuan yang baik dalam interpretasi sumsum tulang dan jaringan lunak.

MRI merupakan tehnik pencitraan yang paling akurat untuk menentuan stadium dari

osteosarkoma dan membantu dalam menentukan manajemen pembedahan yang tepat.

Untuk tujuan stadium dari tumor, penilaian hubungan antara tumor dan kompartemen

pada tempat asalnya merupakan hal yang penting. Tulang, sendi dan jaringan lunak

yang tertutupi fascia merupakan bagian dari kompartemen. Penyebaran tumor

intraoseus dan ekstraoseus harus dinilai. Fitur yang penting dari penyakit intraoseus

adalah jarak longitudinal tulang yang mengandung tumor, keterlibatan epifisis, dan

adanya skip metastase. Keterlibatan epifisis oleh tumor telah diketahui sering terjadi

daripada yang diperkirakan, dan sulit terlihat dengan gambaran foto polos.

11

Page 12: Osteosarkoma Doc

Keterlibatan epifisis dapat didiagnosa ketika terlihat intensitas sinyal yang sama

dengan tumor yang terlihat di metafisis yang berhubungan dengan destruksi fokal dari

lempeng pertumbuhan. Skip metastase merupakan fokus synchronous dari tumor yang

secara anatomis terpisah dari tumor primer namun masih berada pada tulang yang

sama. Deposit sekunder pada sisi lain dari tulang dinamakan transarticular

skipmetastase. Pasien dengan skip metasase lebih sering mempunyai kecenderungan

adanya metastase jauh dan interval survival bebas tumor yang rendah. Penilaian dari

penyebaran tumor ekstraoseus melibatkan penentuan otot manakah yang terlibat dan

hubungan tumor dengan struktur neurovascular dan sendi sekitarnya. Hal ini penting

untuk menghindari pasien mendapat reseksi yang melebihi dari kompartemen yang

terlibat. Keterlibatan sendi dapat didiagnosa ketika jaringan tumor terlihat menyebar

menuju tulang subartikular dan kartilago.

4.    Ultrasound

Ultrasonography tidak secara rutin digunakan untuk menentukan stadium dari

lesi. Ultrasonography berguna sebagai panduan dalam melakukan percutaneous

biopsi. Pada pasien dengan implant prostetik, Ultrasonography mungkin merupakan

modalitas pencitraan satu satunya yang dapat menemukan rekurensi dini secara lokal,

karena penggunaan CT atau MRI dapat menimbulkan artefak pada bahan metal.

Meskipun ultrasonography dapat memperlihatkan penyebaran tumor pada jaringan

lunak, tetapi tidak bisa digunnakan untuk mengevaluasi komponen intermedula dari

lesi.

5.    Nuclear Medicine

Osteosarcoma secara umum menunjukkan peningkatan ambilan dari

radioisotop pada bone scan yang menggunakan technetium-99m methylene

diphosphonate (MDP). Bone scan sangat berguna untuk mengeksklusikan penyakit

multifokal. skip lesion dan metastase paru-paru dapat juga dideteksi, namun skip

lesion paling konsisten jika menggunakan MRI. Karena osteosarkoma menunjukkan

peningkatan ambilan dari radioisotop maka bone scan bersifat sensitif namun tidak

spesifik

.

5.4  STADIUM

Stadium konvensional yang biasa digunakan untuk tumor keras lainnya tidak tepat

untuk digunakan pada tumor skeletal, karena tumor ini sangat jarang untuk bermetastase ke

kelenjar limfa. Pada tahun 1980 Enneking memperkenalkan sistem stadium berdasarkan

12

Page 13: Osteosarkoma Doc

derajat, penyebaran ekstrakompartemen, dan ada tidaknya metastase. Sistem ini dapat

digunakan pada semua tumor muskuloskeletal (tumor tulang dan jaringan lunak). Komponen

utama dari sistem stadium berdasarkan derajat histologi (derajat tinggi atau rendah), lokasi

anatomi dari tumor (intrakompartemen dan ekstrakompartemen), dan adanya metastase.

Untuk menjadi intra kompartemen, osteosarkoma harus berada diantara periosteum.

Lesi tersebut mempunyai derajat IIA pada sistem Enneking. Jika osteosarkoma telah

menyebar keluar dari periosteum maka derajatnya menjadi IIB. Untuk kepentingan secara

praktis maka pasien digolongkan menjadi dua yaitu pasien tanpa metastase (localized

osteosarkoma) dan pasien dengan metastse (metastatic osteosarkoma).

5.5  PENATALAKSANAAN

Preoperatif kemoterapi diikuti dengan pembedahan limb-sparing (dapat dilakukan

pada 80% pasien) dan diikuti dengan postoperatif kemoterapi merupakan standar manajemen.

Osteosarkoma merupakan tumor yang radioresisten, sehingga radioterapi tidak mempunyai

peranan dalam manajemen rutin.

5.5.1        Medikamentosa

Sebelum penggunaan kemoterapi (dimulai tahun 1970), osteosarkoma ditangani

secara primer hanya dengan pembedahan (biasanya amputasi). Meskipun dapat mengontrol

tumor secara lokal dengan baik, lebih dari 80% pasien menderita rekurensi tumor yang

biasanya berada pada paru-paru. Tingginya tingkat rekurensi mengindikasikan bahwa pada

saat diagnosis pasien mempunyai mikrometastase. Oleh karena hal tersebut maka

penggunaan adjuvant kemoterapi sangat penting pada penanganan pasien dengan

osteosarkoma. Pada penelitian terlihat bahwa adjuvant kemoterapi efektif dalam mencegah

rekurensi pada pasien dengan tumor primer lokal yang dapat direseksi. Penggunaan

neoadjuvant kemoterapi terlihat tidak hanya mempermudah pengangkatan tumor karena

ukuran tumor telah mengecil, namun juga dapat memberikan parameter faktor prognosa.

Obat yang efektif adalah doxorubicin, ifosfamide, cisplatin, dan methotrexate dosis tinggi

dengan leucovorin. Terapi kemoterapi tetap dilanjutkan satu tahun setelah dilakukan

pembedahan tumor.

5.5.2        Pembedahan

Tujuan utama dari reseksi adalah keselamatan pasien. Reseksi harus sampai batas

bebas tumor. Semua pasien dengan osteosarkoma harus menjalani pembedahan jika

memungkinkan reseksi dari tumor prmer. Tipe dari pembedahan yang diperlukan tergantung

dari beberapa faktor yang harus dievaluasi dari pasien secara individual. Batas radikal,

13

Page 14: Osteosarkoma Doc

didefinisikan sebagai pengangkatan seluruh kompartemen yang terlibat (tulang, sendi, otot)

biasanya tidak diperlukan. Hasil dari kombinasi kemoterapi dengan reseksi terlihat lebih baik

jika dibandingkan dengan amputasi radikal tanpa terapi adjuvant, dengan tingkat 5-year

survival rates sebesar 50-70% dan sebesar 20% pada penanganan dengan hanya radikal

amputasi. Fraktur patologis, dengan kontaminasi semua kompartemen dapat

mengeksklusikan penggunaan terapi pembedahan limb salvage, namun jika dapat dilakukan

pembedahan dengan reseksi batas bebas tumor maka pembedahan limb salvage dapat

dilakukan. Pada beberapa keadaan amputasi mungkin merupakan pilihan terapi, namun lebih

dari 80% pasien dengan osteosarkoma pada eksrimitas dapat ditangani dengan

pembedahan limb salvage dan tidak membutuhkan amputasi. Jika memungkinkan, maka

dapat dilakukan rekonstruksi limb-salvage yang harus dipilih berdasarkan konsiderasi

individual, sebagai berikut :

a.    Autologous bone graft: hal ini dapat dengan atau tanpa vaskularisasi. Penolakan tidak

muncul pada tipe graft ini dan tingkat infeksi rendah. Pada pasien yang mempunyai lempeng

pertumbuhan yang imatur mempunyai pilihan yang terbatas untuk fiksasi tulang yang stabil

(osteosynthesis).

b.    Allograft: penyembuhan graft dan infeksi dapat menjadi permasalahan, terutama selama

kemoterapi. Dapat pula muncul penolakan graft.

c.    Prosthesis: rekonstruksi sendi dengan menggunakan prostesis dapat soliter

atau expandable, namun hal ini membutuhkan biaya yang besar. Durabilitas merupakan

permasalahan tersendiri pada pemasangan implant untuk pasien remaja.

d.   Rotationplasty: tehnik ini biasanya sesuai untuk pasien dengan tumor yang berada pada

distal femur dan proximal tibia, terutama bila ukuran tumor yang besar sehingga alternatif

pembedahan hanya amputasi.

1)        Selama reseksi tumor, pembuluh darah diperbaiki dengan cara end-to-

end anastomosis untuk mempertahankan patensi dari pembuluh darah. Kemudian

bagian distal dari kaki dirotasi 180º dan disatukan dengan bagian proksimal dari

reseksi. Rotasi ini dapat membuat sendi ankle menjadi sendi knee yang fungsional.

2)     Sebelum keputusan diambil lebih baik untuk keluarga dan pasien melihat video

dari pasien yang telah menjalani prosedur tersebut.

e.    Resection of pulmonary nodules: nodul metastase pada paru-paru dapat disembuhkan

secara total dengan reseksi pembedahan. Reseksi lobar atau pneumonectomy biasanya

diperlukan untuk mendapatkan batas bebas tumor. Prosedur ini dilakukan pada saat yang

sama dengan pembedahan tumor primer. Meskipun nodul yang bilateral dapat direseksi

14

Page 15: Osteosarkoma Doc

melalui median sternotomy, namun lapangan pembedahan lebih baik jika

menggunakan lateral thoracotomy. Oleh karena itu direkomendasikan untuk

melakukan bilateral thoracotomies untuk metastase yang bilateral (masing-masing dilakukan

terpisah selama beberapa minggu).

15

Page 16: Osteosarkoma Doc

BAB III

PENUTUP

3.1  KESIMPULAN

Osteosarkoma (Sarkoma osteogenik) merupakan neoplasma tulang primer yang

sangat ganas. Tempat yang paling sering terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang

panjang, terutama lutut (femur distal, tibia proksimal dan humerus proksimal). Penyebab

pasti terjadinya tumor tulang tidak diketahui, namun ada beberapa factor yang dicurigai,

diantaranya: radiasi sinar radio aktif dosis tinggi, keturunan, beberapa kondisi tulang yang

ada sebelumnya seperti penyakit paget (akibat pajanan radiasi).

Tanda dan gejala yang dapat ditemui pada pasien dengan osteosarkoma adalah nyeri

atau pembengkakan ekstremitas yang terkena, pembengkakan pada atau di atas tulang atau

persendian serta pergerakan yang terbatas, nyeri dada, batuk, demam, berat badan menurun,

malaise. Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah: CT-scan, mielogram, asteriografi, MRI,

biopsi, dan pemeriksaan biokimia darah dan urine. Penatalaksanaan pada pasien ini

tergantung pada tipe dan fase dari tumor tersebut saat didiagnosis.

3.2  SARAN

Dengan dibuatnya makalah Asuhan Keperawatan Osteosarkoma ini, diharapkan

nantinya akan memberikan manfaat bagi para pembaca terutama pemahaman yang

berhubungan dengan bagaimana melakukan sebuah proses asuhan keperawatan pada pasien

yang mengalami kanker tulang.

Namun penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu saran maupun kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi

kesempurnaan penulisan makalah ini, dengan demikian penulisan makalah ini bisa

bermanfaat bagi penulis atau pihak lain yang membutuhkannya

16

Page 17: Osteosarkoma Doc

DAFTAR PUSTAKA

Price, Sylvia & Loiraine M. Wilson. 1998. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Edisi

4. Jakarta : EGC.

Anonim, 2010. Definisi Konsep Penyakit Osteosarkoma  (online)

(http://wikimedya.blogspot.com/2010/11/definisi-konsep-penyakit-osteosarkoma.html.

diakses pada tanggal 22 Oktober 2012).

Anonim, 2009. Osteosarkoma (online)

(http://theangel.wordpress.com/2009/01/01/osteosarkoma-paling-sering-menyerang-

lutut.html. diakses pada tanggal 22 Oktober 2012).

Anonim, 2012. Pengobatan Osteosarkoma (online) (http://www.deherba.com/pengobatan-

osteosarkoma.html. diakses pada tanggal 22 Oktober 2012)

17