askep osteosarkoma selesai

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sarkoma osteogenik (Osteosarkoma) merupakan neoplasma tulang primer yang sangat ganas. Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang. Tempat yang paling sering terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut. ( Price, 1962:1213 ) Menurut badan kesehatan dunia ( World Health Oganization ) setiap tahun jumlah penderita kanker ± 6.25 juta orang. Di Indonesia diperkirakan terdapat 100 penderita kanker diantara 100.000 penduduk per tahun. Dengan jumlah penduduk 220 juta jiwa terdapat sekitar 11.000 anak yang menderita kanker per tahun. Di Jakarta dan sekitarnya dengan jumlah penduduk 12 juta jiwa, diperkirakan terdapat 650 anak yang menderita kanker per tahun. Menurut Errol untung hutagalung, seorang guru besar dalam Ilmu Bedah Orthopedy Universitas Indonesia, dalam kurun waktu 10 tahun (1995-2004) tercatat 455 kasus tumor tulang yang terdiri dari 327 kasus tumor tulang ganas (72%) dan 128 kasus tumor tulang jinak (28%). Di RSCM jenis tumor tulang Kelompok Osteosarkoma Page 1

Upload: zaki-azki-tigabelas

Post on 29-Oct-2015

268 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

mbkjml,l;

TRANSCRIPT

Page 1: askep osteosarkoma SELESAI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sarkoma osteogenik (Osteosarkoma) merupakan neoplasma tulang

primer yang sangat ganas. Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang.

Tempat yang paling sering terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang

panjang, terutama lutut. ( Price, 1962:1213 )

Menurut badan kesehatan dunia ( World Health Oganization ) setiap

tahun jumlah penderita kanker ± 6.25 juta orang. Di Indonesia diperkirakan

terdapat 100 penderita kanker diantara 100.000 penduduk per tahun. Dengan

jumlah penduduk 220 juta jiwa terdapat sekitar 11.000 anak yang menderita

kanker per tahun. Di Jakarta dan sekitarnya dengan jumlah penduduk 12 juta

jiwa, diperkirakan terdapat 650 anak yang menderita kanker per tahun.

Menurut Errol untung hutagalung, seorang guru besar dalam Ilmu

Bedah Orthopedy Universitas Indonesia, dalam kurun waktu 10 tahun (1995-

2004) tercatat 455 kasus tumor tulang yang terdiri dari 327 kasus tumor tulang

ganas (72%) dan 128 kasus tumor tulang jinak (28%). Di RSCM jenis tumor

tulang osteosarkoma merupakan tumor ganas yang sering didapati yakni 22%

dari seluruh jenis tumor tulang dan 31 % dari seluruh tumor tulang ganas. Dari

jumlah seluruh kasus tumor tulang 90% kasus datang dalam stadium lanjut.

Angka harapan hidup penderita kanker tulang mencapai 60% jika belum

terjadi penyebaran ke paru-paru. Sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai

5 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis. Sayangnya penderita kanker tulang

kerap datang dalam keadaan sudah lanjut sehingga penanganannya menjadi

lebih sulit. Jika tidak segera ditangani maka tumor dapat menyebar ke organ

lain, sementara penyembuhannya sangat menyakitkan karena terkadang

memerlukan pembedahan radikal diikuti kemotherapy.

Kelompok Osteosarkoma Page 1

Page 2: askep osteosarkoma SELESAI

Kanker tulang ( osteosarkoma ) lebih sering menyerang kelompok usia 15 –

25 tahun ( pada usia pertumbuhan ). ( Smeltzer. 2001: 2347 ). Rata-rata penyakit

ini terdiagnosis pada umur 15 tahun. Angka kejadian pada anak laki-laki sama

dengan anak perempuan. Tetapi pada akhir masa remaja penyakit ini lebih banyak

di temukan pada anak laki-laki. Sampai sekarang penyebab pasti belum diketahui.

1.2 TUJUAN

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mendapatkan gambaran dan mengetahui tentang bagaimana Asuhan

Keperawatan pada klien Osteosarkoma.

1.2.2 Tujuan Khusus

Diharapkan mahasiswa mampu memberikan gambaran asuhan keperawatan

meliputi :

Mampu memberikan gambaran tentang pengkajian pada klien dengan

osteosarkoma

Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan osteosarkoma.

Mampu membuat rencana keparawatan pada klien dengan osteosarkoma.

Mampu menyebutkan faktor pendukung dan penghambat dalam asuhan

keperawatan pada anak dengan Osteosarkoma.

Kelompok Osteosarkoma Page 2

Page 3: askep osteosarkoma SELESAI

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

Sarkoma adalah tumor yang berasal dari jaringan penyambung

(Danielle. 1999: 244 ). Kanker adalah neoplasma yang tidak terkontrol

dari sel anaplastik yang menginvasi jaringan dan cenderung bermetastase

sampai ke sisi yang jauh dalam tubuh.( Wong. 2003: 595 )

Osteosarkoma ( sarkoma osteogenik ) adalah tumor yang muncul

dari mesenkim pembentuk tulang. ( Wong. 2003: 616 )

Sarkoma osteogenik ( Osteosarkoma ) merupakan neoplasma

tulang primer yang sangat ganas. Tumor ini tumbuh dibagian metafisis

tulang tempat yang paling sering terserang tumor ini adalah bagian ujung

tulang panjang, terutama lutut. ( Price. 1998: 1213 )

Osteosarkoma ( sarkoma osteogenik ) merupakan tulang primer

maligna yang paling sering dan paling fatal. Ditandai dengan metastasis

hematogen awal ke paru. Tumor ini menyebabkan mortalitas tinggi karena

sarkoma sering sudah menyebar ke paru ketika pasien pertama kali

berobat.( Smeltzer. 2001: 2347 )

Gambar Tumor Osteosarkoma

Kelompok Osteosarkoma Page 3

Page 4: askep osteosarkoma SELESAI

Klasifikasi tumor pada muskuloskletal adalah :

2.1.1 Tumor – tumor jinak ( benigna )

Osteoma

Osteoma merupakan lesi tulang yang bersifat jinak dan ditandai oleh

pertumbuhan tulang yang abnormal. Oateoma berwujud sebagai suatu benjolan

yang tumbuh dengan lambat dan tidak nyeri. Pada pemeriksaan radiografi

osteoma perifer tampak sebagai lesi yang meluas pada permukaan tulang.

Sedangkan osteoma sentral tampak sebagai suatu masa berbatas jelas dengan

tulang.

Gambar Tumor Osteoma

Kelompok Osteosarkoma Page 4

Page 5: askep osteosarkoma SELESAI

Kondroblastoma

Konroblastoma adalah tumor jinak yang sering ditemukan pada tulang

humerus. Gejala yang sering timbul adalah nyeri yang timbul pada tulang rawan.

Gambar Tumor Kondoblastoma hasil CT-Scan bagian proximal Tibia

Enkondroma

Enkondroma adalah tumor jinak sel –sel rawan displastik yang timbul pada

metafisis tulang tubular, terutama pada tangan dan kaki.

Gambar Tumor Enkondrom

Kelompok Osteosarkoma Page 5

Page 6: askep osteosarkoma SELESAI

2.1.2 Tumor – tumor ganas ( maligna )

Multipel mieloma

Tumor ganas pada tulang akibat proliferasi ganas dari sel sel plasma.

Gambar Tumor Multipel Mieloma

Sarkoma osteogenik/Osteosarkoma

Sarkoma osteogenik merupakan neoplasma tulang primer yang sangat

ganas

Gambar Tumor Sarkoma osteogenik/Osteosarkoma

Kelompok Osteosarkoma Page 6

Page 7: askep osteosarkoma SELESAI

Kondrosarkoma

Kondrosarkoma merupakan tumor tulang ganas yang terdiri dari kondrosit

anaplastik yang dapat tumbuh sebagai tumor tulang perifer atau sentral.

Gambar Tumor Kondrosarkoma

2.2 ETIOLOGI

Etiologi dari osteosarkoma adalah :

Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi

Keturunan ( genetik )

Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya yang disebabkan oleh penyakit.

Pertumbuhan tulang yang terlalu cepat.

Sering mengkonsumsi zat-zat toksik seperti : makanan dengan zat pengawet,

merokok dan lain-lain.

Kelompok Osteosarkoma Page 7

Page 8: askep osteosarkoma SELESAI

2.3 ANATOMI dan FISIOLOGI

Tulang adalah organ vital yang berfungsi untuk gerak pasif, proteksi

alat-alat di dalam tubuh, pemben Ruang ditengah tulang-tulang tertentu berisi

jaringan hematopoietik yang membentuk berbagai sel darah dan tempat primer

untuk menyimpan dan mengatur kalsium dan posfat. Ruang ditengah tulang-

tulang tertentu berisi jaringan hematopoietik yang membentuk berbagai sel

darah dan tempat primer untuk menyimpan dan mengatur kalsium dan posfat.

Sebagaimana jaringan pengikat lainnya, tulang terdiri dari komponen

matriks dan sel. Matriks tulang terdiri dari serat-serat kolagen dan protein non-

kolagen. Sedangkan sel tulang terdiri dari osteoblas, oisteosit, dan osteoklas.

Osteoblas membangun tulang dengan membentuk kolagen tipe I dan

proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan osteosid melalui suatu

proses yang disebut osifikasi.

Ketika sedang aktif menghasilkan jaringan osteoid, osteoblas

mensekresikan sejumlah besar fosfatase alkali, yang memegang peranan

penting dalam mengendapkan kalsium dan fosfat ke dalam matriks tulang.

Sebagian dari fosfatase alkali akan memasuki aliran darah, dengan

demikian maka kadar fosfatase alkali di dalam darah dapat menjadi indikator

yang baik tentang tingkat pembentukan tulang setelah mengalami patah tulang

atau pada kasus metastasis kanker ke tulang.

Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu

lintasan untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat.

Osteoklas adalah sel-sel berinti banyak yang memungkinkan mineral dan matriks

tulang dapat diabsorbsi. Tidak seperti osteoblas dan osteosit, osteoklas mengikis

tulang. Sel-sel ini menghasilkan enzim proteolitik yang memecahkan matriks dan

beberapa asam yang melarutkan mineral tulan90g sehingga kalsium dan fosfat

terlepas ke dalam aliran darah. (Setyohadi, 2007; Wilson. 2005; Guyton. 1997)

Kelompok Osteosarkoma Page 8

Page 9: askep osteosarkoma SELESAI

2.4 PATOFISIOLOGI

Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel

tumor. Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses

destruksi atau penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau proses

pembentukan tulang. Terjadi destruksi tulang lokal.. Pada proses osteoblastik,

karena adanya sel tumor maka terjadi penimbunan periosteum tulang yang baru

dekat lempat lesi terjadi sehingga terjadi pertumbuhan tulang yang abortif.

2.5 MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis dari osteosarkoma adalah :

Nyeri dan/ atau pembengkakan ekstremitas yang terkena (biasanya menjadi

semakin parah pada malam hari dan meningkat sesuai dengan progresivitas

penyakit)

Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang

terbatas

Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya

pelebaran vena

Gejala-gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat

badan menurun dan malaise.

2.6 PENATALAKSANAAN

2.6.1 Penatalaksanaan medis

Penatalaksanaan tergantung pada tipe dan fase dari tumor tersebut saat

didiagnosis. Tujuan penatalaksanaan secara umum meliputi pengangkatan tumor,

pencegahan amputasi jika memungkinkan dan pemeliharaan fungsi secara

maksimal dari anggota tubuh atau ekstremitas yang sakit. Penatalaksanaan

meliputi pembedahan, kemoterapi, radioterapi, atau terapi kombinasi.

Kelompok Osteosarkoma Page 9

Page 10: askep osteosarkoma SELESAI

Osteosarkoma biasanya ditangani dengan pembedahan dan / atau radiasi

dan kemoterapi. Protokol kemoterapi yang digunakan biasanya meliputi

adriamycin (doksorubisin) cytoksan dosis tinggi (siklofosfamid) atau metrotexate

dosis tinggi (MTX) dengan leukovorin. Agen ini mungkin digunakan secara

tersendiri atau dalam kombinasi.

Bila terdapat hiperkalsemia, penanganan meliputi hidrasi dengan

pemberian cairan normal intravena, diurelika, mobilisasi dan obat-obatan seperti

fosfat, mitramisin, kalsitonin atau kortikosteroid.

( Gale. 1999: 245 ).

2.6.2 Tindakan keperawatan

Manajemen nyeri

Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas dalam,

visualisasi, dan bimbingan imajinasi ) dan farmakologi ( pemberian analgetika ).

Mengajarkan mekanisme koping yang efektif

Motivasi klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan mereka, dan berikan

dukungan secara moril serta anjurkan keluarga untuk berkonsultasi ke ahli

psikologi atau rohaniawan.

Memberikan nutrisi yang adekuat

Berkurangnya nafsu makan, mual, muntah sering terjadi sebagai efek samping

kemoterapi dan radiasi, sehingga perlu diberikan nutrisi yang adekuat.

Antiemetika dan teknik relaksasi dapat mengurangi reaksi gastrointestinal.

Pemberian nutrisi parenteral dapat dilakukan sesuai dengan indikasi dokter.

Pendidikan kesehatan

Pasien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang kemungkinan

terjadinya komplikasi, program terapi, dan teknik perawatan luka di rumah.

Kelompok Osteosarkoma Page 10

Page 11: askep osteosarkoma SELESAI

( Smeltzer. 2001: 2350 )

2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Diagnosis didasarkan pada riwayat, pemeriksaan fisik, dan penunjang

diagnosis seperti CT, biopsi, dan pemeriksaan biokimia darah dan urine.

Pemeriksaan foto toraks dilakukan sebagai prosedur rutin serta untuk follow-up

adanya stasis pada paru-paru. Hiperkalsemia terjadi pada kanker tulang metastasis

dari payudara, paru, dan ginjal. Gejala hiperkalsemia meliputi kelemahan otot,

keletihan, anoreksia, mual, muntah, poliuria, kejang dan koma. Hiperkalsemia

harus diidentifikasi dan ditangani segera. Biopsi bedah dilakukan untuk

identifikasi histologik. Biopsi harus dilakukan untuk mencegah terjadinya

penyebaran dan kekambuhan yang terjadi setelah eksesi tumor.

Kelompok Osteosarkoma Page 11

Page 12: askep osteosarkoma SELESAI

BAB III

ASUHAN KEPERAWARTAN OSTEOSARKOMA

3.1 PENGKAJIAN

3.1.1 Data biografi

Data biografi biasanya mencakup nama, umur, alamat, pekerjaan, No. MR,

agama dan lain-lain yang dianggap perlu.

3.1.2 Riwayat kesehatan

3.1.2.1 Riwayat kesehatan sekarang

Klien mengatakan nyeri pada ekstremitas, sering berkeringat pada malam hari,

nafsu makan berkurang dan sakit kepala.

3.1.2.2 Riwayat kesehatan dahulu

Kemungkinan pernah terpapar sering dengan radiasi sinar radio aktif dosis

tinggi

Kemungkinan pernah mengalami fraktur

Kemungkinan sering mengkonsumsi kalsium dengan batas narmal

Kemungkinan sering mengkonsumsi zat-zat toksik seperti : makanan dengan

zat pengawet, merokok dan lain-lain

3.1.2.3 Riwayat kesehatan keluarga

Kemungkinan ada salah seorang keluarga yang pernah menderita kanker.

Kelompok Osteosarkoma Page 12

Page 13: askep osteosarkoma SELESAI

3.1.3 Pemeriksaan fisik

Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya

pelebaran vena

Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang

terbatas

Adanya tanda-tanda inflamasi

Pemeriklsaan TTV klien

3.1.4 Pemeriksaan Diagnostik

1. CT Scan

2. Mielogram

3. Asteriografi

4. MRI

5. Biopsi,

6. Pemeriksaan biokimia darah dan urine

7. Pemeriksaan foto toraks dilakukan sebagai prosedur rutin serta untuk follow-

up adanya stasis pada paru-paru.

( Rasjad. 2003 )

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nyeri yang berhubungan dengan proses patologik dan pembedahan

Koping tidak efektif berhubungan dengan rasa takut tentang ketidak tahuan,

persepsi tentang proses penyakit, dan sistem pendukung tidak adekuat

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status

hipermetabolik berkenaan dengan kanker.

Gangguan harga diri karena hilangnya bagian tubuh atau perubahan kinerja

peran.

Kelompok Osteosarkoma Page 13

Page 14: askep osteosarkoma SELESAI

3.3 INTERVENSI KEPERAWATAN

No Tgl. Waktu

Diagnosa Keperawatan

Tujuan & Kriteria Hasil

Rencana Tindakan Rasional Ttd

1 Nyeri yang berhubungan dengan proses patologik dan pembedahan

klien mengalami

pengurangan

nyeri.

KH :

=Mengikuti aturan farmakologi yang ditentukan

=Mendemontrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktifitas hiburan sesuai indikasi situasi individu.

1. Kaji status nyeri ( lokasi,

frekuensi, durasi, dan

intensitas nyeri )

2. Berikan lingkungan yang

nyaman, dan aktivitas

hiburan ( misalnya : musik,

televisi )

3. Ajarkan teknik manajemen

nyeri seperti teknik

relaksasi napas dalam,

visualisasi, dan bimbingan

imajinasi.

4. Kolaborasi :

Berikan analgesik sesuai

kebutuhan untuk nyeri.

1. memberikan data

dasar untuk

menentukan dan

mengevaluasi

intervensi yang

diberikan.

2. meningkatkan

relaksasi klien.

3. meningkatkan

relaksasi yang

dapat menurunkan

rasa nyeri klien

4. mengurangi nyeri

dan spasme otot

2 Koping tidak

efektif

berhubungan

dengan rasa

takut tentang

ketidak tahuan,

persepsi

tentang proses

penyakit, dan

Mendemonstras

ikan

penggunaan

mekanisme

koping efektif

dan partisipasi

aktif dalam

aturan

pengobatan

1. Motivasi pasien dan

keluarga untuk

mengungkapkan perasaan.

1. memberikan

kesempatan pada

pasien untuk

mengungkapkan

rasa takut serta

kesalahan konsep

tentang diagnosis

Kelompok Osteosarkoma Page 14

Page 15: askep osteosarkoma SELESAI

sistem

pendukung

tidak adekuat

KH :

=Pasien tampak rileks

=Melaporkan berkurangnya ansietas

=Mengungkapkan perasaan mengenai perubahan yang terjadi pada diri klien

2. Berikan lingkungan yang

nyaman dimana pasien

dan keluarga merasa aman

untuk mendiskusikan

perasaan atau menolak

untuk berbicara.

3. Pertahankan kontak sering

dengan pasien dan bicara

dengan menyentuh pasien.

4. Berikan informasi akurat,

konsisten mengenai

prognosis.

2. membina

hubungan saling

percaya dan

membantu pasien

untuk merasa

diterima dengan

kondisi apa adanya

3. memberikan

keyakinan bahwa

pasien tidak sendiri

atau ditolak.

4. dapat menurunkan

ansietas dan

memungkinkan

pasien membuat

keputusan atau

pilihan sesuai

realita.

3 Nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh

berhubungan

dengan status

hipermetabolik

berkenaan

dengan kanker.

mengalami

peningkatan

asupan nutrisi

yang adekuat

KH :

penambahan berat badan

bebas tanda malnutrisi

1. Catat asupan makanan

setiap hari

2. Ukur tinggi, berat badan,

ketebalan kulit trisep

setiap hari.

1. mengidentifikasi

kekuatan atau

defisiensi nutrisi.

2. mengidentifikasi

keadaan malnutrisi

protein kalori

khususnya bila

berat badan dan

pengukuran

antropometrik

Kelompok Osteosarkoma Page 15

Page 16: askep osteosarkoma SELESAI

nilai albumin dalam batas normal ( 3,5 – 5,5 g% )

3. Berikan diet TKTP dan

asupan cairan adekuat.

4. Kolaborasi :

Pantau hasil pemeriksaan

laboratorium sesuai

indikasi.

kurang dari normal

3. memenuhi

kebutuhan

metabolik jaringan.

Asupan cairan

adekuat untuk

menghilangkan

produk sisa.

4. membantu

mengidentifikasi

derajat malnutrisi

Kelompok Osteosarkoma Page 16

Page 17: askep osteosarkoma SELESAI

4 Gangguan harga

diri karena

hilangnya

bagian tubuh

atau perubahan

kinerja peran

mengungkapan

perubahan

pemahaman

dalam gaya

hidup tentang

tubuh, perasaan

tidak berdaya,

putus asa dan

tidak mampu.

KH :

Mulai

mengembangka

n mekanisme

koping untuk

menghadapi

masalah secara

efektif.

1. Diskusikan dengan orang

terdekat pengaruh

diagnosis dan pengobatan

terhadap kehidupan

pribadi pasien dan

keluarga.

2. Motivasi pasien dan

keluarga untuk

mengungkapkan perasaan

tentang efek kanker atau

pengobatan.

3. Pertahankan kontak mata

selama interaksi dengan

pasien dan keluarga dan

bicara dengan menyentuh

pasien

1. membantu dalam

memastikan

masalah untuk

memulai proses

pemecahan

masalah.

2. membantu dalam

pemecahan

masalah

3. menunjukkan rasa empati dan menjaga hubungan saling percaya dengan pasien dan keluarga

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Sarkoma osteogenik ( Osteosarkoma ) merupakan neoplasma tulang

primer yang sangat ganas. Tumor ini tumbuh dibagian metafisis tulang tempat

yang paling sering terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang,

terutama lutut. ( Price. 1998: 1213 ).

Kanker tulang ( osteosarkoma ) lebih sering menyerang kelompok usia 15

– 25 tahun ( pada usia pertumbuhan ). ( Smeltzer. 2001: 2347 ). Rata-rata penyakit

Kelompok Osteosarkoma Page 17

Page 18: askep osteosarkoma SELESAI

ini terdiagnosis pada umur 15 tahun. Angka kejadian pada anak laki-laki sama

dengan anak perempuan. Tetapi pada akhir masa remaja penyakit ini lebih banyak

di temukan pada anak laki-laki. Sampai sekarang penyebab pasti belum diketahui

Tanda dan gejala dari Osteosarkoma adalah Nyeri dan/ atau

pembengkakan ekstremitas yang terkena, pembengkakan pada atau di atas tulang

atau persendian serta pergerakan yang terbatas, teraba massa tulang dan

peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya pelebaran vena dan gejala-

gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat badan

menurun dan malaise.

4.2 SARAN

Makalah sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sebagai

kelompok mengharapkan kritikan dan saran dari dosen pembimbing dan teman –

teman sesama mahasiswa. Selain itu penyakit osteosarkoma ini sangat berbahaya

dan kita sebagai host harus bisa menerapkan pola hidup sehat agar kesehatan kita

tetap terjaga.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda juall. 2001. Dokumentasi Asuhan Keperawatan Edisi 8.

Jakarta : EGC.

Doenges, E, Marilyn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk

perencanaan keperawatan pasien. Edisi 3 . Jakarta : EGC.

Price, Sylvia & Loiraine M. Wilson. 1998. Patofisiologi Konsep Klinis Proses

Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC.

Smeltzer & Brenda G. bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol

III. Edisi 8. Jakarta : EGC.

Kelompok Osteosarkoma Page 18

Page 19: askep osteosarkoma SELESAI

http://www.google.com/imgres?q=tumor

Kelompok Osteosarkoma Page 19