optimalisasi

12
OPTIMALISASI KEMAMPUAN TENAGA PENDIDIK DI PUSDIKARHANUD GUNA MENCETAK PRAJURIT ARHANUD YANG PROFESIONAL UNTUK MENGAWAKI DAN MENGOPERASIONALKAN SISTEM DAN ALUTSISTA ARHANUD TNI AD MODERN KEDEPAN Sejak tahun 2009 lalu, Pemerintah Republik Indonesia telah mencanangkan kebijakan terkait dengan pemenuhan dan pemodernisasian sistem dan alutsista TNI termasuk TNI AD dimana Kesenjataan Arhanud merupakan salah satu bagian di dalamnya.Pemenuhan dan pemodernisasian sistem dan alutsista ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kekuatan seluruh kesenjataan jajaran TNI AD termasuk Kesenjataan Arhanud dalam rangka menjalankan tugas pokoknyayaitu melaksanakan kebijakan pertahanan negara untuk menegakkan kedaulatan Negara di darat, mempertahankan keutuhan wilayah dan melindungi keselamatan bangsa serta ikut secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional. Sesuai dengan program Minimum Essential Force (MEF), maka pemerintah menjalankan modernisasi militernya agar bisa mencapai kekuatan militer minimum untuk dapat menjaga setiap wilayah Indonesiayang pelaksanaannya dilakukan dalam 3 tahap yaitu MEF Renstra 1 (2009-2014),MEF Renstra 2 (2015-2019) dan MEF Renstra 3 (2020-2024). Pada rencana pentahapan pembangunan postur pertahanan negara yang terdiri dari 4 tahap dijelaskan bahwa sasaran pada tahap I (2010-2014) yaitu terwujudnya kondisi aman dan damai di berbagai daerah yang terus membaik dengan meningkatnya kemampuan dasar pertahanan negara yang ditandai dengan peningkatan kemampuan postur dan struktur pertahanan negara, pada tahap II (2015-2019) sasarannya adalah terbangunnya profesionalisme lembaga pertahanan negara dan meningkatnya kesejahteraan prajurit serta ketersediaan alutsista TNI melalui pemberdayaan industri pertahanan dalam negeri, kemudian sasaran pada tahap III (2020- 2024) yaitu terwujudnya TNI yang profesional dengan komponen cadangan dan komponen pendukung yang kuat, terwujudnya sinergi kinerja dalam bidang keamanan, intelijen dan kontra intelijen yang efektif disertai kemampuan industri pertahanan yang handal, tahap IV (2024-2029) adalah terwujudnya TNI yang profesional, kesejahteraan prajurit yang tinggi, kemampuan industri pertahanan yang modern, komponen cadangan secara lengkap dan tertata, serta komponen pendukung yang telah terorganisasi dengan baik. Hal ini secara langsung menuntut terhadap peningkatan kemampuan yang mesti dimiliki setiap prajurit dengan harapan kedepan dapat secara profesional mengawaki dan mengoperasionalkan sistem dan alutsista yang akan terus dimodernisasikan. Panglima Besar Soedirman pernah mengamanatkan kepada Kolonel TB.Simatupang, menjelang wafat di Magelang “Bangunlah angkatan perang yang dapat menjadi kebanggaan dari rakyat Indonesia, yang mampu melindungi kemerdekaan Negara Indonesia, dan dapat menjamin keamanan rakyat Indonesia”.Tuntutan profesionalisme prajurit ini berdampak langsung pula terhadapoptimalisasi kemampuan dari paratenaga pendidik (gadik) di lembaga-lembaga pendidikan TNI AD termasuk di Pusdikarhanuddalam rangka mencetak prajurit Arhanud yang profesional

Upload: kukuh-ardian

Post on 15-Dec-2015

57 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

optimalisasi

TRANSCRIPT

Page 1: OPTIMALISASI

OPTIMALISASI KEMAMPUAN TENAGA PENDIDIK DIPUSDIKARHANUD GUNA MENCETAK PRAJURIT ARHANUD YANG

PROFESIONAL UNTUK MENGAWAKI DAN MENGOPERASIONALKANSISTEM DAN ALUTSISTA ARHANUD TNI AD MODERN KEDEPAN

Sejak tahun 2009 lalu, Pemerintah Republik Indonesia telah mencanangkankebijakan terkait dengan pemenuhan dan pemodernisasian sistem danalutsista TNI termasuk TNI AD dimana Kesenjataan Arhanud merupakan salahsatu bagian di dalamnya.Pemenuhan dan pemodernisasian sistem danalutsista ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kekuatan seluruhkesenjataan jajaran TNI AD termasuk Kesenjataan Arhanud dalam rangkamenjalankan tugas pokoknyayaitu melaksanakan kebijakan pertahanan negarauntuk menegakkan kedaulatan Negara di darat, mempertahankan keutuhanwilayah dan melindungi keselamatan bangsa serta ikut secara aktif dalamtugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional. Sesuai denganprogram Minimum Essential Force (MEF), maka pemerintah menjalankanmodernisasi militernya agar bisa mencapai kekuatan militer minimum untukdapat menjaga setiap wilayah Indonesiayang pelaksanaannya dilakukan dalam3 tahap yaitu MEF Renstra 1 (2009-2014),MEF Renstra 2 (2015-2019) danMEF Renstra 3 (2020-2024). Pada rencana pentahapan pembangunan posturpertahanan negara yang terdiri dari 4 tahap dijelaskan bahwa sasaran padatahap I (2010-2014) yaitu terwujudnya kondisi aman dan damai di berbagaidaerah yang terus membaik dengan meningkatnya kemampuan dasarpertahanan negara yang ditandai dengan peningkatan kemampuan postur danstruktur pertahanan negara, pada tahap II (2015-2019) sasarannya adalahterbangunnya profesionalisme lembaga pertahanan negara dan meningkatnyakesejahteraan prajurit serta ketersediaan alutsista TNI melalui pemberdayaanindustri pertahanan dalam negeri, kemudian sasaran pada tahap III (2020-2024) yaitu terwujudnya TNI yang profesional dengan komponen cadangandan komponen pendukung yang kuat, terwujudnya sinergi kinerja dalambidang keamanan, intelijen dan kontra intelijen yang efektif disertaikemampuan industri pertahanan yang handal, tahap IV (2024-2029) adalahterwujudnya TNI yang profesional, kesejahteraan prajurit yang tinggi,kemampuan industri pertahanan yang modern, komponen cadangan secaralengkap dan tertata, serta komponen pendukung yang telah terorganisasidengan baik. Hal ini secara langsung menuntut terhadap peningkatankemampuan yang mesti dimiliki setiap prajurit dengan harapan kedepan dapatsecara profesional mengawaki dan mengoperasionalkan sistem dan alutsistayang akan terus dimodernisasikan. Panglima Besar Soedirman pernahmengamanatkan kepada Kolonel TB.Simatupang, menjelang wafat diMagelang “Bangunlah angkatan perang yang dapat menjadi kebanggaan darirakyat Indonesia, yang mampu melindungi kemerdekaan Negara Indonesia,dan dapat menjamin keamanan rakyat Indonesia”.Tuntutan profesionalismeprajurit ini berdampak langsung pula terhadapoptimalisasi kemampuan dariparatenaga pendidik (gadik) di lembaga-lembaga pendidikan TNI AD termasukdi Pusdikarhanuddalam rangka mencetak prajurit Arhanud yang profesional

Page 2: OPTIMALISASI

dalam menyongsong modernisasi sistem dan alutsista Arhanud TNI ADkedepan.

Profesional memiliki arti terkait dengan keahlian bekerja padabidangnya, dimana seorang profesional tidak akan pernah berhenti menekunibidang keahlian yang dimilikinya. Selain itu, seorang profesional juga harusselalu melakukan inovasi serta mengembangkan kemampuan yang dimilikisupaya mampu bersaing untuk tetap menjadi yang terbaik dibidangnya.Sumber Daya Manusia atau biasa disingkat menjadi SDM memilikiarti yaitu potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkanperannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampumengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alammenuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbangdan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengertisebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi.Adaptifadalah sifat utama yang harus dimiliki manusia, yang artinya mampu untukmelakukan penyesuaian di tengah perubahan yang akan terus selalu ada.Adapun ciri-ciri manusia yang adaptif adalah rendah hati (Humble) yangberarti sifat tidak sombong, inovatif kreatif yaitu berpikir yang dinamis daninovasi untuk bisa mendapatkan jalan menghadapi perubahan, prioritasadalah dapat menentukan mana yang penting dan tidak penting di dalambanyak problem yang ada, kualitas (merupakan kunci utama manusia adaptif)dalam setiap langkah, aktivitas dan juga cara/gaya bicara, positif dalamberpikir,bertindak dan berbicara. Informasi Teknologi (IT)adalah istilah umumuntuk teknologi apa pun yang membantu manusia dalam membuat,mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi.Informasi Teknologi (IT) ini dapat mengolah dan mendistribusikan informasimelalui jaringan telekomunikasi secara cepat serta membuka banyak peluanguntuk dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupan manusia termasuk padabidang pendidikan. Sistem IT ini dapat menggunakanteknologi elektronikadigital seperti e-book, e-learning, e-laboratory, e-education, e-library. Bukuelektronik atau e-book adalah salah satu teknologi yang memanfaatkankomputer untuk menayangkan informasi multimedia dalam bentuk yangringkas dan dinamis. Dalam sebuah e-book dapat diintegrasikan tayangansuara, grafik, gambar, animasi, maupun movie sehingga informasi yangdisajikan lebih kaya dibandingkan dengan buku konvensional. E-learning adalah pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi elektroniksebagai sarana penyajian dan distribusi informasi. E-learning meliputipembelajaran pada semua tingkatan, formal maupun nonformal, yangmenggunakan jaringan komputer (intranet maupun ekstranet) untukpengantaran bahan ajar, interaksi, dan/atau fasilitasi. Untuk pembelajaranyang sebagian prosesnya berlangsung dengan bantuan jaringan internetsering disebut sebagai online learning. Internet-based learning atau web-based learning dalam bentuk paling sederhana adalah website yangdimanfaatkan untuk menyajikan materi-materi pembelajaran. Cara inimemungkinkan pembelajar mengakses sumber belajar yang disediakan olehnarasumber atau fasilitator kapanpun dikehendaki. Bila diperlukan dapat puladisediakan mailing list khusus untuk situs pembelajaran tersebut yang

Page 3: OPTIMALISASI

berfungsi sebagai forum diskusi. Fasilitas e-learning yang lengkap disediakanoleh perangkat lunak khusus yang disebut perangkat lunak pengelolapembelajaran atau LMS (learning management system). LMS mutakhirberjalan berbasis teknologi internet sehingga dapat diakses dari manapunselama tersedia akses ke internet. Fasilitas yang disediakan meliputipengelolaan siswa atau peserta didik, pengelolaan materi pembelajaran,pengelolaan proses pembelajaran termasuk pengelolaan evaluasipembelajaran serta pengelolaan komunikasi antara pembelajar denganfasilitator-fasilitatornya. Fasilitas ini memungkinkan kegiatan belajar dikelolatanpa adanya tatap muka langsung di antara pihak-pihak yang terlibat(administrator, fasilitator, peserta didik atau pembelajar). ‘Kehadiran’ pihak-pihak yang terlibat diwakili oleh e-mail, kanal chatting, atau melalui videoconference. Saat ini prajurit TNI AD termasuk para prajurit Arhanud secaraterus menerus dituntut untuk dapat profesional dalam melaksanakantugasnya.Pusdikarhanud yang memilki kedudukan sebagai Badan Pelaksana dibidang pendidikan yang berkedudukan di bawah Danpussenarhanud, sertamemiliki tugas pokok menyelenggarakan pendidikan kecabangan Arhanuddalam rangka mendukung tugas pokok Pussenarhanud.Ini berarti bahwaPusdikarhanudmemiliki peranan penting dalam mencetak prajurit-prajuritArhanud yang profesional untuk dapat mengawaki dan mengopersionalkansemua sistem dan alutsista Arhanud modern kedepan.Kondisi ini menuntutpula para tenaga pendidik di Pusdikarhanud untuk terus mengembangkankemampuan yang dimilikinya agar mampu memerankan tugasnya sebagaipendidik dengan optimal dan profesional sehingga hasil didik dapat sesuaidengan kebutuhan organisasi.Saat ini, Pusdikarhanud berupaya melakukanpembenahan terhadap kwalitas tenaga pendidik yang ada di lembagapendidikan ini, namun hal ini masih perlu ditingkatkan. Beberapapermasalahan terkait dengan kwalitas tenaga pendidik yang adadiPusdikarhanud adalah Pertama, terkait dengankwalitas Sumber DayaManusia (SDM) bagi sebagian tenaga pendidik di Pusdikarhanudmasihbelum sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan olehorganisasi. Kedua, Integritas pribadi terkait dengan keteladanan,moral dan etika, motivasi, penampilan (performance) serta wawasanpengetahuan yang dimiliki sebagian tenaga pendidik diPusdikarhanud belum sesuai dengan harapan organisasi yang berpengaruhterhadap pelaksanaan tugasnya sebagai pendidik. Ketiga, rasa tanggungjawab (responsibility)yang dimiliki oleh sebagian para tenaga pendidikyang bertugas di Pusdikarhanuddalam menjalankan tugas pokoknyamemberikan materi pelajaran sesuai tanggungjawabnya masih belum optimaldijalankan untuk memerankan kriteria pendidik yang profesional. Keempat,penguasaan Informasi dan Teknologi (IT) dari tenaga pendidik yang adadi Pusdikarhanud belum maksimal dan masih perlu ditingkatkan dalam rangkamenunjang pelaksanaan tugasnya. Kelima, penyediaan buku-bukupegangan Gumil yang menjadibahan tambahan referensi dalam memberikanmateri pelajaran selain bahan ajaran yang telah tersedia masih belum optimaldilaksanakan oleh sebagian tenaga pendidik yang ada di Pusdikarhanud.

Page 4: OPTIMALISASI

Dari uraian latar belakang diatas dapat diambil suatu rumusan permasalahanyaitu “Bagaimana mengoptimalkan kemampuan tenaga pendidik diPusdikarhanud guna mencetak prajurit Arhanud yang profesionaluntuk dapat mengawaki dan mengoperasionalkan sistem danalutsista modern Arhanud TNI AD kedepan?”Adapun nilai guna dari penulisan essay ini adalah untuk memberikangambaran tentang optimalisasikemampuan tenaga pendidik di Pusdikarhanudguna mencetak prajurit Arhanud yang profesional untuk dapat mengawaki danmengoperasionalkan sistem dan alutsista modern Arhanud TNI AD kedepandengan tujuan sebagai bahan masukan sekaligus sebagai sumbanganpemikiran bagi Komando Atas dalam rangka menentukan kebijakan yang tepatdalam rangka mengoptimalkan tenaga pendidik di lembaga-lembagapendidikan TNI AD di masa yang akan datang.Landasan yang menjadi pedoman dari penulisan ini adalah Undang-UndangNomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara khususnya pada ayat 1 dan2 pasal 25 Bab VII yang menjelaskan bahwa pertahanan negara dibiayai dariAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara, dan pembiayaan pertahanannegara ditujukan untuk membangun, memelihara mengembangkan, danmenggunakan Tentara Nasional Indonesia serta komponen pertahananlainnya. Undang-Undang Nomor 34 tahun 2004 tentang Tentara NasionalIndonesia (TNI), khususnya terkait dengan peran TNI yaitu sebagai alatnegara di bidang pertahanan yang dalam menjalankan tugasnya berdasarkankebijakan dan keputusan politik negara. Tentara Nasional Indonesia bertugasmelaksanakan kebijakan pertahanan negara untuk mempertahankankedaulatan negara dan keutuhan wilayah, melindungi kehormatan dankeselamatan bangsa, melaksanakan Operasi Militer Selain Perang dan ikutserta secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional daninternasional. Kemudian TNI AD melaksanakan tugas TNI matra darat dibidang pertahanan, melaksanakan tugas TNI dalam menjaga keamananwilayah perbatasan darat dengan negara lain, melaksanakan tugas TNI dalampembangunan dan pengembangan kekuatan matra darat dan melaksanakanpemberdayaan wilayah pertahanan di darat. Doktrin TNI Tridarma Eka Karma(Tridek) sesuai dengan Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/45/VI/2010tanggal 15 Juni 2010 menjelaskan bahwa jati diri TNI terdiri dari TentaraRakyat, Tentara Pejuang, Tentara Nasional dan Tentara Profesional yaitutentara yang terlatih, terdidik, diperlengkapi secara baik, tidak berpolitikpraktis, tidak berbisnis, dan dijamin kesejahteraannya serta mengikutikebijakan politik negara yang menganut prinsip demokrasi, supremasi sipil,hak asasi manusia, ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yangtelah diratifikasi. Selain itu dijelaskan pula bahwa penyelenggaraan pokok-pokok pembinaan TNI dilakukan dalam satu siklus pembinaan secaraberkelanjutan yang meliputi semua aspek yang berpengaruh terhadappencapaian tugas pokok. Di setiap eselon, pembinaan tersebut dilakukansecara terpadu, terencana dalam penentuan tujuan, penahapan sasaran,penerapan sistem, dan metode yang baku untuk setiap jenjang. PembinaanTNI ditujukan untuk mewujudkan postur TNI guna mengatasi setiap ancamanmiliter dan ancaman bersenjata serta mampu melaksanakan tugas OMP dan

Page 5: OPTIMALISASI

OMSP.Kemudian pada pembinaan personel manusia, sebagai pelaku sistempertahanan negara, dikembangkan dan dimantapkan untuk memiliki kejiwaandan kemampuan intelektual serta keterampilan fisik yang handal. Padahakikatnya, pembinaan personel dalam arti luas mencakup aspek pembinaantenaga manusia, pembinaan fungsi personel, pembinaan mental, pembinaanprofesionalisme, pembinaan jasmani dan pembinaan hukum.Metodepembinaan pesonel dilaksanakan melalui pendidikan dan latihan, penugasandan mutasi jabatan sesuai dengan diskripsi jabatan dan fungsi yang diembandalam organisasi yang didasarkan pada pola pembinaan karier yang terarahsecara adil, objektif, transparan dan akuntabel.Setiap personel ditempatkanpada jabatan yang tepat sesuai dengan kemampuan dan kapabilitasnyasehingga mampu memberikan kontribusi optimal terhadap tugas pokok TNI.Pada buku Organisasi dan Tugas Pusdikarhanud sesuai Keputusan KasadNomor Kep/6/II/2006 tanggal 22 Februari 2006 secara jelas menjelaskantentang kedudukan dan tugas pokok serta tugas yang berkaitan dengan fungsiutama, fungsi organik militer maupun fungsi organik pembinaan.Kwalitas Sumber Daya Manusia (SDM) bagi sebagian tenaga pendidik diPusdikarhanud saat ini masih belum sesuai dengan kebutuhan organisasidimana proses perekrutan, penempatan jabatan maupun pembinaan karieryang telah berjalantidak sesuai dengan pola perekrutan dan penempatanjabatan yang mestinya dilaksanakan. Padahal Sumber Daya Manusia(SDM)yang mesti dimiliki dalam diri setiap tenaga pendidik diharapkan dapatmewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatifyang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandungdi alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yangseimbang dan berkelanjutan.Beberapa tenaga pendidik yang ada saat inibelum memiliki sifat adaptif (rendah hati/Humble,inovatif kreatif yang dinamisdan inovasi, memprioritaskan setiap tugas, berkualitas dalam setiap langkah,aktivitas dan juga cara/gaya bicara, positif dalam berpikir, bertindak danberbicara)yang mampu untuk melakukan penyesuaian di tengah perubahanyang akan terus selalu ada. Sebagian besar tenaga pendidik yang ada diPusdikarhanudbelum memiliki kwalifikasi pendidik (Gumil) yang secara nyatamempengaruhi pelaksanaan tugas pokoknya sebagai tenagapendidik.Pengalaman tugas serta riwayat pendidikan yang dimiliki sebagiantenaga pendidik selama berdinas masih belum sesuai dengan harapanorganisasi serta masih perlu ditingkatkan.Diharapkan dengan tingkatpengalaman tugas maupun riwayat pendidikan yang optimal yang dimiliki paratenaga pendidik maka akandapat meningkatkan wawasan dan pengetahuandari tenaga pendidik tersebut. Kondisi kesehatan dan kondisi fisik dari tenagapendidik yang tersedia saat ini tidak semuanya dalam kondisi prima. Kondisikesehatan dan kondisi fisik dari seseorang akan berdampak pada kwalitashasil kerja dari orang tersebut. Dengan kondisi kesehatan dan kondisi fisikyang prima dari setiap tenaga pendidik yang ada maka diharapkan setiaptenaga pendidik tersebut mampu secara optimal menjalankan tugasnyadengan profesional. Kompetensi terhadap tenaga pendidik untukmendapatkan tenaga pendidik yang memiliki kondisi kesehatan dan kondisifisik yang prima dapat dilakukan dengan cara melaksanakan pemeriksaan

Page 6: OPTIMALISASI

kesehatan dan test kesegaran jasmani yang dilakukan oleh personelkesehatan dan jasmani TNI AD. Kinerja seorang tenaga pendidik yang ada dilembaga-lembaga pendidikan TNI AD termasuk di Pusdikarhanudsemestinyadapat langsung dioperasionalkan sehingga tidak lagi dilakukan pembinaanuntuk dapat digunakan sebagai tenaga pendidik. Apabila setiap tenagapendidik yang ada di Pusdikarhanud telah profesional dalam pelaksanaantugas pokoknya sesuai dengan tingkat SDM yang dibutuhkan organisasi makaPusdikarhanud tidak akan mengalami kendala dalam mencetak prajurit-prajurit Arhanud yang profesional untuk dapat mengawaki danmengoperasionalkan setiap sistem dan alutsista modern yang ada di satuan-satuan Arhanud jajaran TNI AD. Hal ini berarti memerlukan dukungan dariKomando Atas dalam hal proses perekrutan, penempatan jabatan, maupunpembinaan karier bagi setiap tenaga pendidik yang akan dioperasionalkan dipusdik-pusdik jajaran TNI AD termasuk Pusdikarhanud mesti secara terusmenerus dioptimalkan dengan maksud bahwa penempatan tenaga pendidikyang akan dioperasionalkan di pusdik-pusdik semestinya dipilih dari personelyang tingkat SDMnya sesuai kebutuhan. Selain itu pembinaan karier bagi yangbersangkutan juga perlu perhatian yang maksimal pula dari Komando Atasagar tetap dapat maksimal dalam pelaksanaan tugasnya.Kondisi integritas pribadi yang terkait dengan keteladanan, moral dan etika,motivasi, penampilan (performance) serta wawasan pengetahuan yang dimilikisebagian tenaga pendidik di Pusdikarhanudsaat ini masih perlu dioptimalkandimana tenaga pendidik merupakan tauladan bagi setiap peserta didik.Keteladanan ini dapat dilihat dari moral, etika, motivasi, penampilan maupunwawasan pengetahuan yang ditampilkan atau dimiliki oleh setiap tenagapendidik yang ada. Adanya beberapa anggapan bahwa pusdik-pusdik jajaranTNI AD masih belum optimal dalam mencetak prajurit-prajurit profesionalakan dapat diminimalisir melalui metoda perekrutan tenaga pendidik yangmemilki moral, etika, motivasi, penampilan (performance) dan wawasanpengetahuan yang matang dan dapat menjadi teladan bagi peserta didik(serdik). Akan sangat sulit untuk dapat menghasilkan prajurit-prajurit Arhanudyang profesional apabila tenaga pendidik yang ada tidak memiliki moral, etika,motivasi, penampilan (performance) yang sesuai kebutuhan lembagapendidikan. Bila tenaga pendidik tidak mampu menunjukkan keteladanan yangpositif bagi serdiknya, maka dapat mengakibatkan terbentuknya para prajuritArhanud yang memiliki moral, etika dan motivasi yang negatif dan akanberdampak negatif pula terhadap pelaksanaan tugas pokok satuan-satuanArhanud TNI AD. Penempatan personel tenaga pendidik mesti terpilih denganbaik dengan pola perekrutan yang selektif dan tepat. Pemilihan dapatdilaksanakan melalui pemeriksaan psikologi serta pengujian akademik bagisetiap personel calon tenaga pendidik yang akan bertugas di lembagapendidikan jajaran TNI AD. Umpan balik dari setiap peserta didik yang adaterhadap tenaga pendidik dapat pula dijadikan acuan dalam menilai tingkatintegritas setiap tenaga pendidik.Dukungan Komando Atas dalam prosesperekrutan, penempatan dan pembinaan karier setiap tenaga pendidik secararutin dijalankan untuk dapat secara terus menerus dapat menyiapkan tenaga-tenaga pendidik yang profesional dan memiliki integritas pribadi yang sesuai

Page 7: OPTIMALISASI

kebutuhan organisasi. Apabila hal ini dapat berjalan secara optimal maka hasildidik yang akan dioperasionalkan di satuan-satuan akan profesional danmemilki integritas pribadi yang sesuai harapan.Keteladanan sangat dibutuhkandalam proses pembentukan watak, karena merupakan proses pembudayaanyang dilakukan terus-menerus. Dalam komunitas militer istilah keteladanansering pula diartikan sebagai Keperwiraan (officership). Kualitas keteladanandari setiap tenaga pendidik akan diperlihatkan melalui sikap dan prilaku yangdapat dipanuti oleh setiap peserta didik ke arah yang lebih baik.Rasa tanggungjawab (responsibility) yang dimiliki oleh sebagian para tenagapendidik dalam menjalankan tugas pokoknya memberikan materi pelajaransesuai tanggungjawabnya saat ini masih belum optimal dilaksanakan untukmemerankan kriteria pendidik yang profesional. Hal ini dapat dibuktikandengan adanya anggapan dari beberapa tenaga pendidik yang menganggapbahwa tugas mendidik dilakukan semata-mata untuk mengejar nominal darisetiap materi pelajaran yang diberikannya. Padahal seharusnya, setiap tenagapendidik yang diberikan tanggungjawab untuk memberikan materi pelajaranharus bertanggungjawab penuh dan semestinya memiliki pemikiran bahwatugas pendidik merupakan tugas mulia dalam rangka menghasilkan prajurit-prajurit profesional yang akan digunakan di satuan-satuan. Apabila setiaptenaga pendidik memiliki rasa tanggungjawab yang penuh dalam menyiapkanmateri pelajaran dengan maksimal maka hasil didik akan maksimal puladihasilkan. Dengan hasil didik yang maksimal maka akan berpengaruh denganpelaksanaan tugas pokok yang maksimal pula bagi satuan. Bila setiap satuandapat menjalankan tugasnya dengan maksimal maka, akan maksimal pulaorganisasi TNI AD dalam menjalankan tugas pokonya. Rasa tanggungjawabdari para tenaga pendidik di satuan pendidikan mesti selaluditingkatkan.Peningkatan rasa tanggungjawab ini dapat dilaksanakan melaluipengawasan dan pembinaan yang ketat dari setiap unsur terkait yang adabaik pada tingkat satuan pengguna, maupun pada tingkat satuan komandopengawasan baik Pusat Kesenjataan maupun Kodiklat TNI AD. Hal ini diikutipula dengan keseragaman dalam hal pemberian sanksi yang tegas(punishment) bagi tenaga pendidik yang tidak memiliki rasa tanggungjawabyang tinggi dalam melaksanakan tugas pokoknya dalam memberikan materipelajaran. Sebaliknya pemberian penghargaan (reward) oleh satuanpendidikan bagi tenaga pendidik yang dinilai memiliki rasa tanggungjawabyang tinggi dapat pula dilaksanakan setiap saat. Tanggapan dari peserta didikterhadap tenaga pendidik yang memberikan materi pelajaran kepadanyadapat pula menjadi dasar dalam pemberian reward dan punishment tersebut.Dengan rasa tanggungjawab yang tinggi maka diharapkan kinerja (prestasikerja) dari seorang tenaga pendidik akan optimal dalam menjalankantugasnya. Panglima Besar Jenderal Soedirman dalam salah satu pidatonya diYogyakarta, pada tanggal 12 November 1945menyampaikan “Tentara hanyamempunyai kewajibansatu, ialah mempertahankan kedaulatan Negara danmenjaga keselamatannya. Sudahlah cukup kalau tentara memegang teguhkewajiban ini. Lagi pula sebagai tentara, disiplin harus dipegang teguh, tundukkepada pimpinan atasannya, dengan ikhlas mengerjakan kewajibannya. Harusdiingat pula, bahwa Negara Indonesia tidak cukup dipertahankan oleh tentara

Page 8: OPTIMALISASI

saja, maka perlu sekali mengadakan kerjasama yang seerat-eratnya dengangolongan serta badan-badan di luar tentara. Tentara tidak boleh menjadi alatsuatu golongan atau orang siapapun juga.”Ini memiliki makna bahwa setiapprajurit mesti secara ikhlas bekerja sesuai tanggungjawab yang diembannyadengan tujuan apabila setiap tugas diemban dengan ikhlas maka prestasikerja akandapat dicapai secara optimal. Kinerja (prestasi kerja) tenagapendidik ini dapat dilihat dengan hasil kerja yang dicapai dalam melaksanakantugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Kepedulian dan rasa tanggungjawabyang tinggi ini akan mengakibatkan kemauan untuk terus mengembangkankemampuan yang dimiliki serta terus berinovasi agar dapat profesional danselalu berkeinginan untuk menampilkan yang terbaik dalam bidang tugasnya.Penguasaan Informasi dan Teknologi (IT) dari sebagian tenaga pendidik yangada di Pusdikarhanud saat ini belum maksimal dan masih perlu ditingkatkandalam rangka menunjang pelaksanaan tugasnya.Para tenaga pendidik saat inidituntut untuk dapat menguasai dan mampu mengoperasionalkan saranateknologi yang dimiliki Pusdikarhanud dalam menjalankan tugas pokoknyamendidik para peserta didik. Tuntutan ini antara lain berupa proses belajarmengajar dengan menggunakan sistem e-learning yang telah diberlakukanoleh Kodiklat TNI AD dalam mengolah dan mendistribusikan informasi melaluijaringan telekomunikasi secara cepat, ringkas dan dinamis. E-learning dimanfaatkan untuk mengirimkan bahan ajaran serta dapat puladigunakan sebagai sarana interaksi antara tenaga pendidik dan pesertadidik.Selain itu ketersediaan dari simulator-simulator untuk menunjangpendidikan seperti simulator Air Defence Tactical Trainning Theatre(ADT3), simulator Target Drone (sasaran udara/sasud), simulatorRudal Robort Bofors System dan meriam 57 mm, serta simulator ComputerBase Training (CBT) yang tersedia di Pusdikarhanud hanya dapat dioperasikanoleh tenaga pendidik yang menguasai Informasi dan Teknologi (IT). Kondisisaat ini menunjukkan bahwa tidak semua tenaga pendidik yang ada diPusdikarhanud mampu mengoperasikan simulator tersebut. Kondisi ini akanterus berjalan sama apabila kemampuan penguasaan Informasi dan Teknologi(IT) para tenaga pendidik tidak ditingkatkan. Dengan demikian, tenagapendidik yang dioperasionalkan di Pusdikarhanud dituntut untuk memilikipengetahuan informasi dan teknologi sehingga mampu mengoperasikansemuasarana yang ada tersebut secara maksimal.Penyediaan buku-buku pegangan Gumilyang menjadi bahan tambahanreferensi dalam memberikan materi pelajaran selain bahan ajaran yang telahtersedia, saat ini masih belum optimal dilaksanakan oleh sebagian tenagapendidik yang ada di Pusdikarhanud.Hal ini sebenarnya telah menjadi tuntutandari Komando Atas dalam hal ini Kodiklat TNI AD maupun Pussenarhanudsebagai Pembina Tekhnis Kecabangan Arhanud.Kondisi ini terjadi akibatkurangnya kesadaran, motivasi maupun pengalaman dan pengetahuan darisebagian tenaga pendidik dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik.Seharusnya setiap tenaga pendidik telah menyiapkan bahan-bahan tambahanreferensi selain bahan ajaran yang ada yang dapat berupa buku-buku,majalah-majalah maupun referensi lain untuk menambah wawasanpengetahuannya sebelum memberikan materi pelajaran. Selain itu para

Page 9: OPTIMALISASI

tenaga pendidik dapat pula mencari referensi-referensi yang lebih up todatemelalui fasilitas internet yang tersedia serta dapat pula mendapatkantambahan referensi yang diperlukan melalui pengalaman pendidikan maupuntugas selama tenaga pendidik tersebut berdinas. Kurangnya referensi yangada akan dapat mengurangi kualitas materi pelajaran yang diberikan sertadapat pula mengakibatkan kurangnya pemahaman dari peserta didik terhadapmateri yang diajarkan. Kepedulian dan ketegasan setiap unsur terkait dariunsur yang terkait dalam pengawasan proses pembelajaran mesti secara aktifdilakukan. Pengawasan juga diikuti dengan pemberianpenghargaan (reward) dan sanksi(punishment) yang konsekwen dariKomando Atas secara rutin dan terus menerus.Konsep ini dapat berjalan baikapabila adanya keseragaman pola tindakan yang tepat untuk dapatmengoptimalkan para tenaga pendidik untuk selalu mencari dan menambahreferensi yang dimilikinya sehingga setiap materi pelajaran yang diajarkandapat dimengerti dan dipahami serta up to date.Dari hasi pembahasan masalah diatas diperlukan upaya-upaya yang mestidilakukan untuk dapat mengoptimalisasikan kemampuan tenaga pendidik diPusdikarhanud guna mencetak prajurit arhanud yang profesional untukmengawaki dan mengoperasionalkan sistem dan alutsista Arhanud TNI ADmodern kedepan melalui peningkatan kwalitas Sumber Daya Manusia (SDM)bagi setiap tenaga pendidik yang dioperasionalkan di Pusdikarhanudagarmemiliki sifat adaptif. Peningkatan kwalitas Sumber Daya Manusia (SDM) bagisetiap tenaga pendidik dapat dilakukan melalui proses perekrutan yang sesuaidengan metoda yang tepat baik melalui pemeriksaan terkait denganadministrasi yang menyangkut riwayat pendidikan, riwayat penugasan untukmengetahui wawasan pengetahuan dan pengalaman dari tenaga pendidikyang akan dipilih maupun melalui pemeriksaan kesehatan, fisik dan psikologiyang sesuai denganpola pemeriksaan yang berlaku dengan harapan akandapat mendapatkan tenaga-tenaga pendidik yang berkwalitas SDM sesuaidengan kebutuhan organisasi. Proses perekrutan ini memerlukan dukunganyang optimal dari Komando Atas yang pelaksanaannya dilaksanakan secaraterpadu dan berkelanjutan oleh fungsi terkait baik Dinas Psikologi, DinasKesehatan, Dinas Jasmani dan fungsi terkait lainnya. Setelah prosesperekrutan telah dilaksanakan, maka penempatan jabatan juga dilakukansesuai dengan kebutuhan lembaga pendidikan. Pembinaan karier dari tenagapendidik yang terpilih juga diikuti dengan peningkatan kemampuanintelektualnya melalui pemberian pendidikan yang sesuai dengan kebutuhanseperti kursus Guru Militer (Susgumil), kursus komputer, atau kursus-kursusmaupun penataran-penataran lain yang diperlukan dan terkait dengan materiyang diberikan/diajarkan/dilatihkan oleh setiap tenaga pendidik. Dalam prosesperekrutan tenaga-tenaga pendidik juga dipilih personel yang memilikiintegritas pribadi baik keteladanan, moral dan etika, motivasi,penampilan (performance) serta wawasan pengetahuan yang optimal dandapat menjadi cerminan serta tauladan bagi setiap peserta didik. Agar dapatmenilai tingkat integritas pribadi setiap tenaga pendidik yang dioperasionalkanapakah layak atau tidak, dapat dilakukan melalui pemberian umpan balik darisetiap peserta didik yang ada secara terus menerus dengan harapan penilaian

Page 10: OPTIMALISASI

dapat lebih objektif dan benar. Kesadaran akan rasatanggungjawab (responsibility) yang dimiliki oleh setiap tenaga pendidik yangada dalam menjalankan tugas pokoknya untuk memberikan materi pelajaransesuai tanggungjawabnya perlu dioptimalkan. Setiap tenaga pendidik setiapsaat mesti diawasi dan diarahkan dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hariserta dilakukan pembinaan yang tepat baik melalui kegiatan pembinaanmental berupa pemberian jam komandan, santi aji, maupun santi karmaataupun melalui pemberian penekanan-penekanan yang berguna untuk dapatselalu peduli dan bertanggungjawab dalam setiap tugas yang diembannya.Pembinaan mental ini dilakukan secara rutin dengan melibatkan satuanpelaksana yang membidangi fungsi tersebut baik dari Komando Atas maupunyang ada di wilayah.Fungsi pengawasan yang ada baik pada strata satuanpengguna (Pusdik) maupun pada level satuan tertinggi yang memiliki peranandalam pengawasan pelaksanaan proses pengajaran seperti Kodiklat TNI AD.Pelaksanaan evaluasi terhadap kegiatan pendidikan termasuk evaluasiterhadap kwalitas tenaga pendidik yang tersedia mesti secara rutindilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan kebijakan-kebijakan yangmungkin perlu dilakukan perubahan sesuai perkembangan situasi dankebutuhan organisasi serta dihadapkan dengan tuntutan Komando Atas.Momentum perubahan yang dapat terjadi secara cepat setiap saat mestididukung penuh oleh Komando Atas baik pada tingkat Pussen maupun padalevel Kodiklat TNI AD dengan menindak lanjuti setiap kebutuhan dankeinginan yang diajukan dari Pusdik. Pemberian penghargaan (reward) sertasanksi (punishment) secara konsekwen kepada setiap tenaga pendidik perludiatur dan diseragamkan dengan maksud untuk memotivasi para tenagapendidik untuk terus menerus berinovasi mengembangkan dan meningkatkankemampuannya dalam menjalankan tugasnya sehari-hari. Dengan motivasiyang tinggi berdampak pada kwalitas hasil kerja yang optimal dari kinerjasetiap tenaga pendidik yang dioperasionalkan. Penguasaan Informasi danTeknologi (IT) dari setiap tenaga pendidik yang ada di Pusdikarhanud harusterus ditingkatkan dalam rangka menunjang pelaksanaan tugasnya. Paratenaga pendidik dituntut untuk dapat menguasai dan mampumengoperasionalkan sarana teknologi yang dimiliki Pusdikarhanud dalammenjalankan tugas pokoknya mendidik para peserta didik. Peningkatanpenguasaan Informasi dan Teknologi (IT) ini dapat dilakukan melaluipendidikan-pendidikan dan penataran-penataran yang terkait denganInformasi dan Teknologi (IT). Selain itu sewaktu-waktu juga para tenagapendidik yang ada diadakan pengujian tentang pemahamannya terkait denganInformasi dan Teknologi (IT) serta dapat pula dilihat dari hasil umpan balikdari peserta didik yang ada terhadap tenaga pendidik yang dioperasionalkantersebut. Penyediaan buku-buku pegangan Gumil yang menjadi bahantambahan referensi dalam memberikan materi pelajaran selain bahan ajaranyang telah tersedia mesti dioptimalkan melalui pemberian penekanan-penekanan dan pemberian sanksi-sanksi yang tegas dan seragam di seluruhpusdik jajaran TNI AD untuk selalu menyediakan dan mengupdate referensiyang dimiliki sebelum memberikan materi pelajaran. Pengupdatan ini dapatdilakukan dengan cara mencari referensi yang diperlukan dari fasilitas internetyang tersedia maupun berdasarkan pengalaman baik pendidikan maupun

Page 11: OPTIMALISASI

tugas yang pernah dilaksanakan oleh tenaga pendidik. Dengan tambahanreferensi yang optimal diharapkan para tenaga pendidik dapat optimalmemberikan materi pelajaran juga para peserta didik dapat secara jelasmemahami setiap materi yang diajarkan.Dari uraian singkat diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa optimalisasikemampuan tenaga pendidik di Pusdikarhanud guna mencetak prajuritArhanud yang profesional untuk mengawaki dan mengoperasionalkan sistemdan alutsista Arhanud TNI AD modern kedepan dapat dilakukan melaluipeningkatan kwalitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki sifat adaptif(rendah hati/Humble,inovatif kreatif yang dinamis dan inovasi,memprioritaskan setiap tugas, berkualitas dalam setiap langkah, aktivitas danjuga cara/gaya bicara, positif dalam berpikir, bertindak dan berbicara) bagisetiap tenaga pendidik yang dioperasionalkan di Pusdikarhanud melalui prosesperekrutan yang sesuai dengan metoda yang tepat baik melalui pemeriksaanadministrasi (menyangkut riwayat pendidikan, riwayat penugasan untukmengetahui wawasan pengetahuan dan pengalaman), pemeriksaankesehatan, fisik dan psikologi yang didukung dari Komando Atas baik DinasPsikologi, Dinas Kesehatan, Dinas Jasmani dan fungsi terkait lainnya. Hasil ujikompetensi tersebut dilanjutkan dengan penempatan jabatan sesuai dengankebutuhan lembaga pendidikan serta pembinaan karier melalui pemberianpendidikan (kursus-kursus, penataran-penataran ataupun seminar-seminar)yang diperlukan dan terkait dengan materi yang diberikan/diajarkan/dilatihkanoleh setiap tenaga pendidik.Proses perekrutan tenaga-tenaga pendidik jugadiharapakan untuk dipilih personel yang memiliki integritas pribadi baikketeladanan, moral dan etika, motivasi, penampilan (performance) sertawawasan pengetahuan yang optimal dan dapat menjadi cermin serta tauladanbagi setiap peserta didik. Setiap saat tenaga pendidik yang ada diawasi dandiarahkan dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari serta dilakukan pembinaanyang tepat baik melalui kegiatan pembinaan mental berupa pemberian jamkomandan, santi aji, maupun santi karma ataupun melalui pemberianpenekanan-penekanan yang berguna untuk dapat selalu peduli danbertanggungjawab dalam setiap tugas yang diembannya. Evaluasi terhadapkwalitas tenaga pendidik yang tersedia mesti secara rutin dilaksanakandengan tujuan untuk menilai kelayakan dari setiap tenaga pendidik sertauntuk menentukan kebijakan-kebijakan yang mungkin perlu dilakukanperubahan sesuai perkembangan situasi dan kebutuhan organisasi sertadihadapkan dengan tuntutan dari Komando Atas.Secara konsekwen danseragam dilakukan pemberian penghargaan (reward) sertasanksi (punishment) dengan maksud untuk meningkatkan rasatanggungjawab dan memotivasi para tenaga pendidik agar terus menerusberinovasi mengembangkan dan meningkatkan kemampuannya dalammenjalankan tugasnya sehari-hari. Dengan motivasi yang tinggi berdampakpada kwalitas hasil kerja yang optimal dari kinerja setiap tenaga pendidik yangdioperasionalkan. Para tenaga pendidik yang dioperasionalkan telah memilikipengetahuan terkait Informasi dan Teknologi (IT) sehingga mampumengoperasikan setiap fasilitas teknologi yang tersedia di lembaga-lembagapendidikan TNI AD secara optimal. Para tenaga pendidik agar selalu

Page 12: OPTIMALISASI

ditekankan untuk selalu menyediakan buku-buku pegangan tambahan yangmenjadi bahan tambahan referensi dalam memberikan materi pelajaran selainbahan ajaran yang telah tersedia serta selalu mengupdate referensi yangdimiliki sebelum memberikan materi pelajaran.Saran yang dapat disampaikan dalam rangka mengoptimalisasikankemampuan tenaga pendidik di Pusdikarhanud guna mencetak prajuritArhanud yang profesional untuk mengawaki dan mengoperasionalkan sistemdan alutsista Arhanud TNI AD modern kedepan adalah agar perekrutan tenagapendidik oleh Komando Atas yang akan ditugaskan di pusdik-pusdik jajaranKodiklat TNI AD dilakukan dengan selektif baik Sumber Daya Manusia (SDM)serta integritas pribadi berupa keteladanan, moral dan etika, motivasi,penampilan (performance) serta wawasan pengetahuan yang dilaksanakandengan cara pemeriksaan administrasi, pemeriksaan kesehatan, fisik danpsikologi. Penempatan jabatan tenaga pendidik terpilih disesuaikan dengankebutuhan lembaga pendidikan. Pembinaan karier melalui pemberianpendidikan (kursus-kursus, penataran-penataran ataupun seminar-seminar)secara optimal dilaksanakan untuk dapat meningkatkan kwalitas daritenaga pendidik terpilih tersebut. Peningkatan kemampuan tenaga pendidikagar tetap selalu dijalankan secara seragam di seluruh pusdik jajaran TNI ADkhusunya dalam hal penguasaan Informasi dan Teknologi (IT).Penyeragamanpemberian penghargaan (reward) serta sanksi (punishment) dengan maksuduntuk meningkatkan rasa tanggungjawab dan memotivasi para tenagapendidik agar terus menerus berinovasi mengembangkan dan meningkatkankemampuannya dalam menjalankan tugasnya sehari-hari. Pengawasan secaramelekat terus dilakukan untuk dapat mengetahui adanya kendala dankelemahan yang dihadapi oleh setiap tenaga pendidik dalam pelaksanaantugasnya serta untuk dapat mengawasi para tenaga pendidik untuk selalumenyediakan buku-buku pegangan yang menjadi referensi tambahan tenagapendidik agar tetap up to date dan benar. Pembinaan mental yang rutin danterjadwal dapat meningkatkan kesadaran para tenaga pendidik untuk selaluaktif mengembangkan dan meningkatkan kemampuannya dalam bekerja.Demikian tulisan ini dibuat semoga dapat dijadikan bahan pertimbangan bagipimpinan TNI AD dalam menentukan kebijakan dalam rangkamengoptimalisasikan kemampuan tenaga pendidik di Pusdikarhanud gunamencetak prajurit Arhanud yang profesional untuk mengawaki danmengoperasionalkan sistem dan alutsista Arhanud TNI AD modern kedepan.Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalampembuatan tulisan ini sehingga perlu mendapatkan saran masukkan dalamrangka perbaikan tulisan ini kedepan.DAFTAR REFERENSI1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentang TNI.3. Doktrin TNI Tridarma Eka Karma (TRIDEK).4. KeputusanKasad Nomor Kep/6/II/2006 tanggal 22 Pebruari 2006tentang Organisasi dan Tugas Pusdikarhanud.