on the job training

95
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KARYA TEHNIK UTAMA CABANG JAKARTA DOCK & SHIPBUILDING JL. MARUNDA PULO NO 1 CLINCING JAKARTA UTARA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Penggunaan layanan transportasi laut untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tidak dapat terbantahkan. Berbagai keperluan atau kebutuhan berbagai daerah di seantero Nusantara menuntut peningkatan kualitas layanan transportasi laut harus ditingkatkan khususnya kapal laut. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan yaitu jumlah armada yang melayani proses transportasi tersebut. Jumlah armada yang cukup mengakibatkan layanan transportasi dapat berjalan dengan baik, begitu sebaliknya. Upaya pemenuhan armada tidak lepas dari peranan pemerintah atau swasta dan kesiapan dari industri galangan kapal yang terdapat di negara ini. Kemajuan teknologi pembangunan kapal saat ini membuat pembangunan kapal dapat dilaksanakan dengan cepat dengan kualitas bangunan yang baik dengan mendekatkan metode-metode terbaru dalam pembangunan kapal.. Untuk itu kami sebagai mahasiswa Teknik Perkapalan bermaksud melakukan kerja praktek pada PT. KARYA TEHNIK UTAMA dengan tujuan mempraktekkan ilmu perkapalan yang didapat di bangku kuliah dan menambah pengetahuan yang digunakan pada PT. KARYA TEHNIK UTAMA serta membandingkan teori-teori yang diperoleh di perkuliahan dengan apa yang diperaktikkan di galangan. 1.2 Maksud dan Tujuan PROGRAM STUDI TEKNIK KELAUTAN JURUSAN PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN 2014

Upload: diaz-naval

Post on 16-Dec-2015

51 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

Laporak Kerja Praktek Baja

TRANSCRIPT

KERJA PRAKTEK

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. KARYA TEHNIK UTAMA CABANG JAKARTA

DOCK & SHIPBUILDING

JL. MARUNDA PULO NO 1 CLINCING JAKARTA UTARA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja PraktekPenggunaan layanan transportasi laut untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tidak dapat terbantahkan. Berbagai keperluan atau kebutuhan berbagai daerah di seantero Nusantara menuntut peningkatan kualitas layanan transportasi laut harus ditingkatkan khususnya kapal laut. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan yaitu jumlah armada yang melayani proses transportasi tersebut. Jumlah armada yang cukup mengakibatkan layanan transportasi dapat berjalan dengan baik, begitu sebaliknya. Upaya pemenuhan armada tidak lepas dari peranan pemerintah atau swasta dan kesiapan dari industri galangan kapal yang terdapat di negara ini. Kemajuan teknologi pembangunan kapal saat ini membuat pembangunan kapal dapat dilaksanakan dengan cepat dengan kualitas bangunan yang baik dengan mendekatkan metode-metode terbaru dalam pembangunan kapal..

Untuk itu kami sebagai mahasiswa Teknik Perkapalan bermaksud melakukan kerja praktek pada PT. KARYA TEHNIK UTAMA dengan tujuan mempraktekkan ilmu perkapalan yang didapat di bangku kuliah dan menambah pengetahuan yang digunakan pada PT. KARYA TEHNIK UTAMA serta membandingkan teori-teori yang diperoleh di perkuliahan dengan apa yang diperaktikkan di galangan.1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dilaksanakan kerja praktek yaitu agar dapat memenuhi salah satu persyaratan untuk menjadi sarjana perkapalan.

Adapun tujuan kerja praktek ini adalah :

Mengerti hal-hal yang ada pada lingkungan kerja dan menerapkan ilmu dan keterampilan yang diperoleh dari kampus

Menjalin kerja sama yang lebih baik antara pihak perusahaan dengan pihak jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Unhas

Menambah dan memperdalam ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam bidang produksi kapal atau industri perkapalan.1.3 Waktu dan Lokasi Kerja Praktek

Kerja praktek (KP) dilaksanakan selama dua bulan sejak tanggal 15 Januari s.d. 15 Februari 2014, di PT. KARYA TEHNIK UTAMA. Mahasiswa yang melaksanakan KP sebanyak 4 (empat) orang yang kesemuanya adalah mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan Universitas Hasanudddin Makassar (UNHAS).

1.4 Sistematika Penulisan

Untuk lebih terarahnya uraian yang akan diutarakan dalam laporan ini dan Untuk lebih mempermudah dalam membaca laporan ini maka dibuat sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, waktu dan tempat pelaksanaan Kerja Praktek, serta sistematika penulisan.BAB IIDeskripsi Perusahaan PT. KARYA TEHNIK UTAMAPada bab ini diuraikan mengenai Profil Perusahaan PT. KARYA TEHNIK UTAMA, Struktur Organisasi, Lay Out Galangan PT. KARYA TEHNIK UTAMA, Jenis Pelayanan PT. KARYA TEHNIK UTAMA.

BAB III Kegiatan Kerja Praktek

Pada bab ini berisi tentang Proses Pengadaan Barang Material Kapal, Persiapan Reparasi Kapal dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama kerja praktek pada setiap bagian / divisi.

BAB IV Jurnal harian kerja praktek

Pada bab ini menguraikan tentang kegiatan sehari-hari dan dokumentasi kegiatan. BAB IV Penutup

Bab ini berisi Simpulan dan Saran Kerja Praktek selama satu bulan.BAB II

Deskripsi Profil Perusahaan2.1 Profil perusahaan

PT. KARYA TEHNIK UTAMA SHIPYARD JAKARTA (PT. KTU) yang berkedudukan di jalan Marunda Pulo No. 1, Clincing Jakarta utara didirikan pada tanggal 31 Agustus 1991. Dengan luasan 35.090 m2 oleh wardono Asnim dan Poniman Asnim yang awalnya menjalankan berbagai macam kegiatan perdagangan umum dan pembangunan. Pada tahun 2007 perusahaan ini beralih tangan dan kemudian bergerak dalam bidang pembuatan dan perbaikan kapal. Area luasan perusahaan ini berada dalam peruntukan sarana umum dan kota sehingga, lahan yang ditempati kini tinggal 908 m2. Di tahun 2007, kegiatan yang dilakukan dalam pembuatan interior tugboat dari bahan kayu, pemasangan mesin tugboat, sedangkan jasa perbaikan hanya melakukan perbaikan/modifikasi ruang palka kapal cargo yang bertujuan untuk memperbesar kapasitas muatan kapal cargo tersebut. Kemudian karena tidak adanya pesanan kapal kayu, 2 tahun kedepannya PT. KTU beralih hanya ke pembuatan kapal Tugboat baja.

Kegiatan pembuatan kapal berlangsung selama 8 jam/hari dari hari senin-sabtu dari pukul 08.00-16.00 WIB. Namun, tidak menutup kemungkinan bila pekerjaan sedang banyak maka karyawan bekerja over time. Di lokasi perusahaan juga terdapat tempat pangkalan kapal merupakan tempat parkir kapal untuk menunggu pemasangan instalasi.

Selain itu , digunakan juga sebagai shoe room untuk kapal-kapal yang akan dijual.2.2 Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi sekarang PT. KARYA TEHNIK UTAMA MARUNDA adalah sebagai berikut :

Pimpinan

: Purwandi

Kepala Bagian Umum Dan Perbengkelan

: Purwandi

Kepala Bagian Transportasi

: Slamet Darohini

Kepala Bagian Logistik

: Ferryanto Cahyadi

Kepala Bagian Adminstrasi dan Personalia

: Jony

Quality Control

: Nur Amin, ST

Untuk lebih jelasnya Dapat dilihat struktur organisasi dari PT. KARYA TEHNIK UTAMA MARUNDA di bawah ini :

Gambar 1 : foto bagan struktur organisasi PT. KARYA TEHNIK UTAMA MARUNDA

2.3 Deskripsi Kegiatan Penunjang1. tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja sebanyak 45 orang sebagian besar 38 orang merupakan tenaga kerja borongan sedangkan staf merupakan karyawan tetap sebanyak 6 orang dari total karyawan 70% merupakan karyawan dari penduduk setempat dan sisanya karyawan dari luar daerah dan hanya satu orang karyawan perempuan.

2. Bahan Baku dan Peralatan Produksi

Bahan baku seluruhnya bahan baku local dan dikirim oleh suplayer menggunakan kapal dan frekuensi pengiriman rata rata 3 perminggu. Dapat dilihat di tabel berikut kebutuhan bahan baku dan bahan penolong di bawah ini:

Gambar 2 : tabel kebutuhan bahan baku dan bahan penolong tiap bulan

Selain bahan baku dibutuhkan juga peralatan produksi dana fasilitas galangan dalam pembuatan kapal. Adapun jenis dan jumlah peralatan produksinya sebagai berikut :

No.Nama BarangJumlah/ Unit

1.Mesin Bubut1

2.Mesin Scrab1

3.Mesin Bending1

4.Mesin Gergaji1

5.Mesin Electric grinder2

6.Mesin Bor8

7.Mesin Gerinda tangan6

8.Mesin Las/ Welding machine53

9.Mesin Genset3

10.Mesin Gerinda potong/ Shape cutter4

11.Mesin Potong kayu/ Shape cutter2

12.Mesin Potong plat/ Cutting plat1

13.Takal/ Chain block vital19

14.Cotrex3

15.Kompressor3

16.Mesin Plamer1

17.Mesin Amplas1

18.Mesin Profil1

19.Tang5

20.Blower Angin (Ventilator)4

21.Crane3

22.Mesin Pompa6

23.Transportasi

KM. Salam kami/ YANMAR 6 CHS

Ponton KTU VI/ YANMAR 3L15

Ponton KTU VII/ MITSUBSHI 6D141

1

1

Tabel 1. Fasilitas Galangan

3. Utilitas dan Sarana Penunjang

Untuk mendukung sarana operasional dan perbaikan dibutuhkan utilitas seperti sumber energy, sumber air bersih, alat pengangkat dan pemindah, bahan bakar dan pelumas serta fasilitas pemadam kebakaran

2.4 Layout galangan

Gambar 4 : layout galangan di lihat dari satelit

Gambar 5 : sketsa layout docking galanganBAB IIIURAIAN TUGAS ( JOB DESCRIPTION )

Pelaksanaan kerja praktek pada PT. KARYA TEHNIK UTAMA ini dilaksanakan selama satu bulan yaitu pada tanggal 15 januari sampai dengan tanggal 15 februari, sehingga memiliki waktu yang singkat untuk mempelajari ilmu pengetahuan khususnya pada bidang perkapalan. Jadi, praktikan diminta untuk benar benar mempelajari tentang apa saja yang perlu dipelajari di lapangan dalam proses pembangunan kapal dari awal hingga akhir pengerjaan. Pada saat awat tiba di kantor PT. KARYA TEHNIK UTAMA kita diberikan pengarahan tentang tata tertib dan pemeriksaan pada kelengkapan keselamatan kerja seperti safety helmet, wearpack, safety shoes, sarung tangan dan masker karena sangat penting dalam keselamatan kerja praktek bagi praktikan.PT. KARYA TEHNIK UTAMA merupakan galangan kapal dengan berorientasi Produk pada Kapal Tugboat. Sehingga, Pengetahuan yang diperoleh Praktikan dominan ketika melaksanakan kerja praktek adalah mengenai kapal Tugboat. Saat kerja Praktek di PT. KARYA TEHNIK UTAMA, pembangunan kapal baru yang telah di bangun ada beberapa kapal tugboat yang berjumlah delapan buah kapal yang masih belum diluncurkan yang sedang dalam pengerjaan dan empat buah kapal yang telah diluncurkan dengan diantaranya beberapa kapal masih dalam pengerjaan permesinan, safety plan dan pengecatan. Sedangkan pada reparasi kapal praktikan tidak mendapatkan proses tersebut karena pada saat itu belum ada kapal yang di reparasi sehingga praktikan memfokuskan pada pembangunan kapal baru saja.1. PEMBANGUNAN KAPAL BARU

Pembangunan Kapal adalah pengkontsruksian/perakitan kapal, dan tempat dimana kapal dibangun disebut galangan (shipyard). Pembangunan Kapal adalah industri kontruksi yang menggunakan berbagai jenis komponen yang dimanufaktur/diolah dari material. Industri ini, memerlukan banyak pekerja dari berbagai keahlian, lokasi, peralatan serta struktur organisasi yang baik. Tujuan utama perusahaan pembangunan kapal adalah mendapatkan keuntungan dari pembangunan kapal.

Proses pembangunan kapal baru merupakan proses pembangunan kapal yang tahapannya dari awal pengerjaan hingga akhir pengerjaan kapal tersebut, yang dimaksudkan yaitu seperti tahapan dibawah ini:1.Proses perencanaan kapal (perhitungan dan gambar kapal).

2.Proses Mouldloft (lantai gambar).

3.Proses Keel Laying (peletakan lunas).

4.Proses Fabrikasi (marking,cutting,forming).

5.Metode pembangunan6.Proses sand blasting dan primer coating.

8.Proses Outfitting (electrical & piping instalation).

9.Proses Painting.

Tahapan tahapan diatas merupakan tahapan yang dilakukan oleh galangan pada umumnya.1. Proses perencanaan kapal (perhitungan dan gambar)

Hal utama dalam proses pengakuisisian kapal adalah tahap desain. Dalam hal ini desain dapat berarti mulainya proses perhitungan, penggambaran model, spesifikasi, dan eksperimen tes yang mungkin perlu dilakukan.Dalam desain stage ini, proses pengakuisisian kapal dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :

Concept design

Preliminary design

Contract design

Detailed design

Dan perlu diperhatikan bahwa dalam bagian-bagian tersebut,detailed design,yang mana berisikan gambar-gambar kerja akan dikerjakan apabila kontrak pembangunan kapal telah ditandatangani.

Proses desain ini melibatkan penyusunan, perencanaan, perhitungan kemudian penggambaran/pemodelan bentuk kapal, bahkan jika diperlukan akan dilakukan model testing, riset dan eksperimen untuk menjamin bahwa kapal telah dirancang seoptimum mungkin.

Selain itu, proses desain juga melibatkan persiapan dan pemesanan beberapa material yang akan digunakan dalam pembangunan kapal, selain itu desainer juga harus mempertimbangkan faktor pembangunan/manufaktur dan prosedur pembangunannya agar biaya pembangunan kapal dapat ditekan.

Dalam proses desain mungkin juga akan melibatkan beberapa modifikasi, penambahan dari desain-desain yang telah ada sebelumnya yang telah dibuat oleh perencana. Perencana juga harus mempertimbangkan jauh kedepan bahwa desain yang ia rancang mampu beroperasi dan bersaing secara efektif dan layak untuk setidaknya 20 sampai 30 tahun kedepan setelah penyerahan kepada pemilik kapal. Maka seorang desainer tidak cukup hanya denganup-to-dateterhadap teknologi yang ada, tetapi juga harus melakukan riset dan pengembangan agar tercipta penemuan dalam disiplin ilmu yang berhubungan dengan teknologi kelautan.

PT. KARYA TEHNIK UTAMA menggunakan desain desain sebelumnya pada project kapal tugboat yang sedang di bangun pada saat ini. Semua kapal yang sedang di bangun galangan tersebut memiliki gambar desain yang sama sehingga, untuk material yang digunakan tidak terlalu memiliki variasi yang berlebihan. 2. Proses Mouldloft (lantai gambar).

Mould loft adalah menggambar bentuk badan kapal maupun dalam skala 1:1 pada lantai gambar, meliputi gambar seluruh gading gading kapal dan perletakan senta, serta gambar bentangan dari pelat kapal.

Fasilitas yang dibutuhkan:

- Sebuah lantai gambar yang terbuat dari papan dengan dasar warna yang agak gelap, misalnya hijau dan harus terlindungi dalam gedung.

- Material-material pembuat rambu, yang biasa dipakai adalah kayu plywood, tripleks, kertas film/transparan dan bilah kayu yang mudah dilengkungkan.

- Besi dan ganjal pemberat.

- Alat-alat gambar misalnya penggaris, jangka, meteran dll.

- Sipatan, yaitu benang yang dipergunakan untuk membuat garis lurus dengan cara menghentakkannya, sehingga akan meninggalkan suatu garis lurus karena benang diberi zat pewarna (cairan lem putih atau warna lain).

- Alat tulis cairan pewarna.

- Alat-alat perkayuan misalnya mesin bor, mesin potong, palu dan paku.

Tujuan Penggambaran Skala 1:1

Dengan tergambarnya bentuk badan kapal/konstruksi kapal dalam skala 1:1 maka akan didapat bentuk badan kapal yang akurat dan ukuran konstruksi kapal yang tepat, sehingga dalam proses pembangunannya segala ukuran yang terpakai sudah tepat dan tidak ada kesalahan bentuk maupun ukuran. Hal ini sangat diperlukan oleh pihak pelaksana, untuk menunjang kemudahan pelaksanaan dan kualitas hasil pekerjaan.

Dari hasil penggambaran berupa bentuk-bentuk dan ukuran yang sebenarnya, akan dipindahkan dalam bentuk mal/template yang lengkap dengan data-data ukuran serta data-data yang lainnya, yang akan diserahkan ke bagaian fabrikasi untuk dibuatkan komponen-komponen sesuai bentuk dan ukuran pada template masing -masing.

Dalam penggambaran bentuk badan kapal sesungguhnya, tidak selalu sepanjang ukuran kapal seluruhnya, terutama untuk daerah tengah (parallel middle body). Hal ini dilakukan untuk penghematan tempat, pekerjaan. Dapat pula gambar-gambar digambar secara menumpuk, untuk mengatasi kesulitan membaca gambar yang menumpuk maka digunakan warna cat yang berbeda.

Gambar-gambar pada mould loft:

1. Lines plan.

2. Bentangan/bukaan kulit.

3. Segala detail konstruksi yang diperlukan.

4. Dan gambar lain yang dianggap diperlukan, karena kesulitan pembuatan mal bila tidak disediakan gambar ukuran sebenarnya.

Proses marking pada lantai mouldloft hal pertama yang harus dilakukan adalah memberi gambar lines plan kapal kepada orang yang bertugas di bagian moudloft. Dengan syarat gambar yang kita berikan harus dengan skala dan dimensi yang komplit, kemudian lines plan tersebut digambar ulang dengan skala 1 : 1. Dapat dilihat gambar dibawah, bahwa pada PT. KARYA TEHNIK UTAMA lantai gambar terdapat di sebuah ruangan tertutup sehingga gambar lines plan yang telah di gambar tidak terhapus karena gangguan cuaca, disebabkan desain desain kapal tugboat yang ada di PT. KARYA TEHNIK UTAMA sama satu dengan yang lainnya.

Gambar 6 : lantai gambar PT. KARYA TEHNIK UTAMA3. Proses Keel Laying (peletakan lunas).

Merupakan proses awal pembangunan kapal baru, proses ini bersifat simbolik dari awal pembangunan kapal. Persyaratan biasanya ditentukan oleh badan class ataupun owner kapal. Ketentuan yang biasa dipakai adalah 10% gross tonage dari DWT kapal atau 1% dari berat kapal.4. Proses Fabrikasi (marking,cutting,forming).

Proses fabrikasi terdiri dari marking, cutting dan forming. Sebelum proses tersebut dilakukan terlebih dahulu mengidentifikasi material sudah diklasifikasikan atau belum (mengecek number pelate dengan daftar yang terdapat pada class tersebut). Setelah selesai diidentifikasi maka pihak klasifikasi tersebut akan menandatangani pemeriksaan pelat tersebut. Dalam proses fabrikasi ada tiga jenis pekerjaan, yaitu Marking, Bending ( forming ) dan Cutting. Untuk melakukan marking harus sesuai dengan gambar kerja yang diperoleh dari Perencanaan Dan Teknik, prosesnya ada dua macam yaitu nesting manual dan nesting computer. Nesting manual dilakukan dengan cara memindahkan gambar dari mould loft (skala 1:1) ke permukaan material yang akan difabrikasi, sedangkan nesting computer dilakukan dengan cara membuat design nesting dengan bantuan software gambar (AutoCAD dan FastNest) kemudian memasukkan file-nya ke alat NC Cutting yang kemudian bekerja otomatis melakukan marking dan memotong plat menjadi komponen komponen kapal sesuai dengan format nesting yang dimasukkan. Ini merupakan tahap yang sangat menentukan, sebab bentuk dan dimensi komponen yang dihasilkan harus sesuai dengan gambar perencanaan. Dapat dilihat gambar di bawah, bagian bagian dari fabrikasi Gambar 7 : mesin bending

Gambar 8: cutting manual5. Metode pembangunan.Pembangunan Kapal Tugboat di PT. KARYA TEHNIK UTAMA memiliki metode pembangunan yang berbeda, maksudnya pada tahap pembangunan kapal ini tidak menggunakan system blok, karena kapal yang akan di produksi memiliki ukuran utama yang tidak terlalu panjang atau tidak memenuhi syarat menggunakan metode system blok. Adapun ukuran utama yang dimiliki kapal tugboat di PT. KARYA TEHNIK sebagai berikut :

LOA = 23,5 m

LBP = 21,07 m

Beam = 7,32 m

Depth = 3,2 m Draft =2,7 m

Crew =10 men

Fuel oil = 122 m3

Fresh water = 25 m3

Ballast = 32 m3

Gear box :

Generator =2 x 20 kw

Speed = 10 knots

Adapun metode pembangunan kapal tugboat ini dapat dilihat bagan di bawah ini :

Gambar 9 : bagan metode pembangunan kapal

Adapun prosedur secara umum survey penerimaan kelas bangunan baru dapat di lihat di bawah ini :

PEMOHON/PEMILIK MENGISI/MENGAJUKAN PERMOHONAN KLASIFIKASI DAN SURVEY SERTA MENYERAHKAN GAMBAR DAN DOKUMEN PENDUKUNG DALAM 4 RANGKAP

BKI AKAN MENETAPKAN NO.KONTRAK DAN GAMBAR-GAMBAR DIPERIKSA DAN APABILA ADA KEKURANGAN DIMINTAKAN KE PEMOHON

REVISI GAMBAR

HULL, PIPING SYSTEM, HULL OUTFITTING, MACHINERY & OUTFITTING, ELECTRIC & OUTFITTING, PEMERIKSAAN SETELAH SELESAI

BILA SURVEYSELESAI, SURVEYOR AKAN MENERBITKAN SETIFIKAT SEMENTARA

MENGUNDANG SURVEYOR UNTUK PELAKSANAAN SURVEY

HASIL PEMERIKSAAN SURVEYOR DILAPORKAN KE BKI PUSAT UNTUK DILAKUKAN PENGECEKAN BERDASARKAN KETENTUAN

SERTIFIKAT PERMANEN DITERBITKAN DAN DIKIRIM KE PEMOHON/PEMILIK SETELAH INVOICE LUNAS

SELESAI

6. Proses sand blasting dan primer coating.

Sand blasting adalah proses menyemprotkan butiran pasir baja (Ps. Ball diameter 0,8 1,2 mm) pada permukaan plat dengan udara dari kompressor yang bertekanan 7 bar.

Tujuan: Untuk membersihkan plat dari karat, minyak, cat, atau kotoran apapun yang melekat pada plat. Sand blasting juga digunakan untuk membuat pori pori pada plat agar cat shop primer dapat melekat dengan baik, karna jika tidak dilakukan demikian maka cat akan sulit melekat karna permukaan plat yang licin. Dapat dilihat di gambar contoh sand blasting.

7. Proses Painting.

Pengecatan merupakan proses terakhir dari reparasi lambung kapal, pengecatan tersebut mempunyai beberapa type antara lain :

1. Cat Dasar sebagai lapisan pertama dari pengecetan pada kapal.

2. AC (Anti Corossive ) merupakan cat bertujuan untuk mencegah terjadinya karat

3. AF ( Anti Fouling ) merupakan jenis cat yang betujuan mencegah binatang dan tumbuhan laut menempel pada bagian kapal yang tercelup dalam air

Jumlah lapisan cat di tentukan berdasarkan kesepakatan antara pihak galangan dan pemilik kapal sedangkan interval waktu pengecetan yang sesuai dengan spesisfikasi cat yang digunakan dan jumlah cat yang digunakan berdasarkan dat Luas Permukaan Basah Kapal (WSA). Untuk proses pengecatan, bagian lunas kapal sampai garis air muatan kosong dicat dengan cat primer kemudian anti corossive, dan anti fouling. Kemudian, dari garis air muatan kosong sampai garis air muatan penuh dicat dengan cat primer, cat anti corossive dan boottop paint. Sedangkan dari lambung luar diatas garis air serta sisi luar dari bangunan atas biasanya dicat dengan cat primer dan cat warna saja.

Adapun proses pembersihan dan pengecetan kapal adalah sebagai berikut :

1. Lambung di bawah garis air dari lunas (keel) sampai dengan garis muat di skrap untuk menghilangkan kotoran, binatang, laut dan tumbuhan laut yang melekat pada kapal.

2. Menyemprotkan air laut sampai lambung kapal di anggap bersih

3. Melakukan pembilasan dengan menyemprotkan air tawar dengan tekanan tinggi keseluruhan lambung untuk menghilangkan sisa-sisa pembersihan pada langkah sebelumnya

4. Sebelum dilakukan penggantian cat maka dilakukan sand blasting pada lambung kapal

5. Pencucian terhadap lambung kapal dengan menggunakan air tawar sampai bersih.

6. Melakukan pemeriksaaan dan memastikan lambung kapal dalam keadaan bersih.

7. Dilakukan pengecatan dasar sebagai lapisan pertama.

1. Setelah itu pengecatan dengan menggunakan cat AC. Cat AC akan memberikan perlindungan terhadap karat dengan baik sekali pada baja yang teredam air. Agar baja memperoleh perlindungan terhadap karat,diperlukan 2-3 lapisan dengan ketebalan masing-masing 30 micron

2. Kemudian dilapisi dengan cat AF sebagai lapisan akhir. Cat AF merupakan lapisan akhir diatas lapisan AC. Cat AF ini akan memberikan perlindungan terhadap mahkluk laut seperti cacing laut, sejenis kerang, lumut laut di dalam perairan tropis maupun tenang. Lapisan yang sesuai adalah setebal 95 micron. Seyogyanya pengecatan AF harus dicelupkan ke air pada saat masih belum kering/masih basah catnya sebelum 24 jam setelah dicat.

3. Setelah proses pengecatan selesai diberi zinc anoda. Pemasangan zinc anoda ini dimaksudkan untuk melindungi bagian badan kapal dibawah permukaan air terhadap korosi/karat. Daerah di kapal yang harus diberi zinc anoda adalah sisi atas dari lunas bilga, sisi bawah dari lunas bilga, seachest, pada daerah haluan, di sekitar daun kemudi, buritan kapal atau di sekitar propeller.

8. Peluncuran

Peluncuran kapal yang sudah dibangunada beberapa metode peluncuran, dari letak peluncuran (end/side) metode peluncuran slipway / balloon yang sekarang menarik adalah peluncuran menggunakan balon/ sosis metode ini disebut air bag. sistemsebenarnya konsep peluncuran kapal menggunakan slipway atau air bag itu sama yang membedakan cuma pembagian beban badan kapal terhadap landasan.

Di perkapaan sendiri dipelajari peluncuran kapal yang menggunakan slipway ,pertanyaan yang menarik adalah mengapa peluncuran kapal dilakukan pada bagian kapal terlebih dahulu yang tercelup air, mengapa bukan yang depan terlebih dahulu? ada beberapa alasan yaitu :

a. luasan air pada bagian belakang kapal lebih besar dari bagian depan kapal sehingga menguntungkan karena menambah gaya angkat air terhadap kapal. b. ketika peluncuran sering terjadi droping yaitu gaya angkat air lebih besar terhdap berat kapal yang sering terjadi di akhir peluncuran sehingga sepatu luncur berbenturan dengan landasan yang mengakibatkan bagian kapal rusak. jika kerusakan terjadi di bagian kapal belakang maka biaya memperbaiki lebih besar. c. berat kapal sering terletak di belakang sehingga berat belakang harus menerima gaya angkat terlebih dahulu peluncuran kapal yang sudah dibangun

9. Proses Outfitting (electrical & piping instalation).

Setelah kapal berhasil di luncurkan maka selanjutnya pemasangan alat-alat outfitting yang diantaranya adalah:Safety Equipments, Cargo Handling, Mooring and Anchoring, Communication Equipments, Navigation Equipments, etc.QUALITY CONTROL

Quality control,atauQCsecara umum adalah suatu proses dimana entitas meninjau kualitas semua faktor yang terlibat dalam produksi. Kontrol termasuk produkinspeksi, di mana setiap produk diperiksa secara visual. Inspektur akan diberikan dengan daftar dan deskripsi tidak dapat diterimacacat produk. Quality control menekankan pengujian produk untuk mengungkap cacat dan pelaporan kepada manajemen yang membuat keputusan untuk mengizinkan atau menolak rilis produk, sedangkanjaminan kualitasupaya untuk meningkatkan dan menstabilkan produksi (dan proses yang terkait) untuk menghindari, atau setidaknya meminimalkan, isu-isu yang menyebabkan cacat.

Jadi Quality Control adalah badan pengawas yang bertugas memeriksa, menguji dan mengawasi proses pembangunan kapal. Dimana, dalam sebuah galangan, Qc berperan penting demi terjaminnya mutu/ kualitas kapal demi meningkatkan dan menstabilkan produksi kapal . Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh QC yakni :1. Identifikasi material

2. Scantling Check

3. Welding Check

4. Dimention check

5. Painting Check

6. Alignment check

7. Clearance check

8. Hydrotest

9. Hose test

10. Keel deflection

11. Pump Performence test

12. Flushing fipe line

13. Function ine

14. Blackout test

15. Megger test

16. Load test

17. Inclining test

18. Sea trial

19. General Survey

20. Tank cleaning

21. Leakage test

Dari banyaknya kegiatan yang dilakukan Qc, praktikan hanya dapat mengikuti sebagian proses kegiatannya secara langsung. Namun, kesemua kegiatan Qc tersebut pembimbing dapat mengarahkan dan memberikan informasi mengenai kegiatan yang lain yang belum sempat kami ikuti. Maka dari itu, praktikan akan menjelaskan tentang kegiatan tersebut.1. Identifikasi Material

Identifikasi material merupakan pekerjaan classmeter yang bertujuan untuk mengetahui material tesebut marine used atau tidak. Pada proses identifikasi material, material yang dipakai harus ada nomor sertifikasinya. Hal ini dikarenakan aturan class yang digunakan oleh kapal tersebut. Biasanya nomor identifikasi pada plat terletak pada bagian pojok plat. Juga untuk mengecek material yang didatangkan apakah sesuai dengan pesanan atau tidak. Pada proses identifikasi material, yang dicari adalah Nomor seri material, dimensi material tersebut dan jumlahnya. Prosesnya dilakukan dengan cara mengambil kertas khusus identifikasi yang diletakkan di atas nomor seri material lalu menggosokkan pensil carbon pada kertas tersebut atau biasa disebut rubbing(esek-esek). Proses ini dilakukan pada saat material baru tiba, apabila setelah dicek dan terdapat ketidaksesuaian, maka QC melakukan komplain kepada pihak penyedia material untuk diganti sesuai dengan pesanan. Setelah semuanya OK maka material tersebut disimpan di Gudang dan dapat dilanjutkan ke proses Fabrikasi. Dapat dilihat gambar di bawah ini material yang digunakan dalam proses fabrikasi pada tempat penyimpanan PT. KARYA TEHNIK UTAMA. . Gambar 12 : material yang disimpan di tempat penyimpanan

Gambar 13 : certifikat material

Gambar 14. Mengukur dimensi material2. Scantling Check

Scantling Check merupakan pemeriksaan terhadap konstruksi kapal yang terdiri dari pelat, profil (siku, T, H-beam, bulb, round bar, dll) dan Section (pelat dengan profil penguatnya, sekat dan dek) dengan tujuan memastikan ukuran profil, section dan posisi pemasangan sesuai dengan gambar acuan.Dimana proses Scantling Check ini, praktikan banyak lakukan di berbagai kapal dengan mengukur ukuran profil dan pemeriksaan peletakan material pelat serta jarak tiap gading untuk kemudian dicocokkan dengan gambar-gambar berupa BHD Section, General Arrangment, Sideshell and Superstructer. Dapat di lihat di bawah, bahwa gambar gambar desain yang di gunakan dalam scantling :

Gambar 15 : general arrangement dan bhd section

Gambar 16 : profil deck

Gambar 17 : skeg dan konstruksi alas yang di scantling

3. Welding Check

Welding check adalah sistem pemeriksaan pengelasan dengan tujuan memastikan persiapan, proses pengelasan dan hasil pengelasan sesuai dengan WPS (Welding Procedure Specification).

Adapun kegiatan ini, adalah bagian yang dilakukan setelah scantling check dengan memeriksa hasil las-an di pelat-pelat maupun profil. Pemeriksaan hasil hasil las kemudian di periksa untuk memperhatikan bahwa pada hasil las tersebut apakah memliki penyimpangan seperti cacat las yang sangat mencolok dan dapat merusak material dan menimbulkan kebocoran pada kapal tersebut. Ada beberapa macam cacat las atau welding defect seperti :

a. Undercut atau pengerukan. Penyebab cacat undercut adalah arus yang terlalu tinggi, kecepatan pengelasan yang terlalu tinggi, posisi elektroda saat pengelasan yang tidak tepat, ayunan elektroda saat pengelasan tidak teratur.

b. Porositas, penyebab porositas adalah sebagai berikut yaitu: nyala busur terlalu panjang,arus terlalu rendah, kecepatan las terlalu tinggi, kandungan belerang terlalu tinggi, kondisi pada saat pengelasan yang tidak mendukung. Misalnya, basah, lembab, berkarat atau berminyak, terjadi pendinginan las yang cepat, terciptanya gas hydrogen akibat panas las.

c. Pengerutan benda kerja. Penyebab pengerutan benda kerja yaitu pemanasan yang berlebihan, take welding yang kurang kuat.d. Incluisi slag.

e. Over spatter ( percikan las yang terlalu banyak )

f. Retak manic

g. Penetrasi atau penembusan kurang sempurna

h. Incomplete fusion

i. Retak dingin pada bahan las ( cold cracking )

j. Hot cracking ( retak panas )

Gambar 18. Welding Check secara visual

Gambar 19. Welding Check secara non visual (UT)

Adapun tanda tanda yang sering digunakan adalah:

1. +W (bagian tersebut kurang penetrasi, makanya harus ditambah las)

2. GR (bagian tersebut tidak rapi, atau bagian bekas stopper, berarti harus di-gerinda)

3. W (bagian tersebut belum dilas, jadi diberi tanda W yang artinya bagian tersebut harus dilas)

4. W +GR (bagian tersebut kurang penetrasi, dan setelah dipenetrasi harus dirapikan dengan gerinda)

5. GR + W (untuk bagian yang mengalami porosity/lubang, maka harus digerinda terlebih dahulu sebelum ditambah las)

Beberapa Cacat las yang ditemukan dalam welding check

Gambar 20 : over Spatter

Gambar 21 : undercut di bagian haluan kapal

Gambar 22 : Pengelasan yang belum dilakukan di tangki Forepeak

Gambar 23. Defect pada dudukan mesin

Gambar 24. Bagian cacat yang ditemukan Hasil UT4. Dimention Check

Dimention check adalah sistem pemeriksaan dimensi blok atau kapal dan ukuran utama kapal dengan tujuan memastikan ukuran kapal memenuhi spesifikasi kontrak /standard yang ditetapkan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara mengukur dimensi blok atau kapal sebelum diereksi dan ukuran utama kapal setelah diereksi/disambung. Akibat dari proses pengelasan biasanya menimbulkan proses deformasi yakni proses pelengkungan pelat karena panas yang tinggi saat pengelasan. Dimana hal ini, dapat membuat ukuran kapal tidak sesuai dengan ukuran utama yang direncanakan.

5. Painting Check

Painting check dilaksanakan mulai tahap persiapan permukaan, blasting dan proses pengecatan dengan cara memeriksa hasil blasting, mengukur ketebalan cat pada waktu basah dan kering. Proses ini dilaksanakan setelah penyelesaian pekerjaan pengelasan. Kegiatan ini tidak didapatkan prosesnya karena pengecatannya dilakukan kapal dalam keadaan tertutup.6. Alignment Check

Alignment check merupakan sistem pemeriksaan/ pengukuran kelurusan poros dan penggeraknya dengan tujuan memastikan instalasi sesuai dengan standar/ toleransi dari maker. Alignment Check ini dilakukan dengan berbagai sub bagian kegiatan berupa Alignment and Deflection before cockpast. Dan terlebih dahulu survey engine di dalam kamar mesin.7. Clearance Check

Clearance check merupakan sistem pemeriksaan kelurusan sistem poros kemudi dan baling-baling dengan tujuan memastikan clearance antara poros dan bantalannya (bearing) memenuhi standar acuan atau toleransi yang diijinkan. Adapun alat yang digunakan yaitu:

Gambar acuan

Alat inspeksi (Jangka sorong, meteran ukur, alat ukur kemiringan, dial gage)

Marker

clearence check pada poros propeller dan kemudi merupakan pengecheckan kelurusan objek yang di teliti dan kelonggaran yang nantinya data tersebut dapat di gunakan pada proses reparasi kapal tersebut. Dapat dilihat pada gambar di bawah ini proses alignment pada poros propeller dan kemudi .8. Hydro test

Hydro test adalah sistem pemeriksaan kekedapan dan kekuatan konstruksi terhadap tekanan air pada perpipaan, valve dan tangki - tangki dengan tujuan memastikan pada sistem pipa dan tangki tersebut tidak terjadi kebocoran dan deformasi.

Hydro test ini dilakukan dengan tekanan air sebesar 1.5 kali tekanan kerja pada pipa, valve dan pengisian air sampai pipa over flow untuk tangki. 9. Hose test

Hose test adalah sistem pemeriksaan kekedapan dan kekuatan konstruksi terhadap tekanan air pada pengelasan sea chest, tranduser, bottom plug pintu dan jendela dengan tujuan memastikan kekedapan pada bagian tersebut tidak terjadi kebocoran dan kerusakan.

10. Keel Deflection

Keel Deflection adalah sistem pemeriksaan Defleksi Lunas kapal terhadap desain dengan tujuan memastikan defleksi pada lunas kapal memenuhi standard dan toleransi yang diijinkan. Dimana Defleksi adalah besarnya kenaikan atau penurunan garis dasar lunas pada panjang yang ditentukan dan perubahannya terhadap desain. Adapun inspeksinya menggunakan selang waterpast dengan cara:1) Mengukur defleksi lunas tiap blok dan tiap penambahan blok setelah penyetelan blok dan antar blok selesai.

2) Mengukur ulang secara keseluruhan defleksi lunas sebelum peluncuran/ pengapungan.

Adapun form pengukuran keel deflection sebagai contoh sebagai berikut :

11. Pump Performence Test

Pump performence test adalah sistem pengujian pompa dengan tujuan memastikan pompa tersebut memenuhi spesifikasi kontrak. Dengan cara yakni

1. Memeriksa kesesuaian antara data spesifikasi pada pompa dengan spesifikasi pompa pada kontrak.

2. Melaksanakan pengujian dengan mengukur dan mencatat kapasitas, daya tekan daya isap, rpm dan arus pompa. Pengujian dilaksanakan beberapa kali sesuai keperluan dan diambil nilai rata ratanya.

12. Flushing pipe line

Flushing pipe line adalah proses pembilasan jalur pipa dengan fluida tertentu untuk membersihkan bagian dalam pipa untuk menghilangkan karat, pengotor atau penghambat lainnya yang dapat diakibatkan oleh proses penyimpanan dan fabrikasi. Dimana, Flushing pipe line ini merupakan sistempemeriksaan jalur pipa dengan tujuan memastikan jalur pipa tersebut bersih dari pengotor dan dapat mengalirkan fluida dengan baik.

13. Function test

Function test adalah sistem uji fungsi peralatan atau permesinan kapal dengan tujuan memastikan peralatan atau permesinan tersebut berfungsi dengan baik sesuai dengan spesifikasi dari dan memenuhi persyaratan klas atau kontrak.

14. Blackout Test

Blackout test adalah sistem uji fungsi peralatan atau permesinan kapal dengan tujuan memastikan peralatan atau permesinan tersebut berfungsi dengan baik sesuai dengan spesifikasi dari dan memenuhi persyaratan klas atau kontrak yang dilaksanakan setelah Genset utama, Genset pelabuhan dan MSB (Main Switch Board), panel hubung utama beserta sistem kelengkapannya terpasang

15. Megger Test

Megger test adalah sistem uji tahanan isolasi peralatan listrik di kapal dengan tujuan memastikan peralatan tersebut memiliki tahan isolasi yang disyaratkan untuk keamanan operasi dari peralatan tersebut dimana pelaksanaannya setelah Genset utama, Genset pelabuhan dan MSB (Main Switch Board) atau panel hubung utama beserta sistem kelengkapannya terpasang.16. Load Test

Load test adalah sistem uji kerja sistem penghasil tenaga listrik utama di kapal (Genset & MSB) dengan tujuan memastikan peralatan tersebut mampu bekerja pada beban yang disyaratkan dan dilaksanakan dengan memberi beban kerja secara bertahap dan pola tertentu terhadap Genset utama, beban over load dan sistem keamanannya, parameter kerja genset dilihat pada MSB.

Gambar 25. Pengetesan Beban (Load test)17. Inclining Test

Inclining test adalah Instruksi kerja dengan dengan metode pemindahan beban dikapal dan pengukuran simpangan pada ayunan bandul yang ditempatkan di bagian belakang, tengah dan depan kapal. Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui titik berat dan berat kapal kosong sebenarnya. Data ini digunakan untuk perhitungan stabilitas kapal.

18. Sea Trial

Sea Trial adalah program kerja yang dilaksanakan dengan menguji kecepatan, fungsi kemudi, naik turun jangkar, olah gerak, Sistem perpipaan dan fungsi peralatan kapal lainnya. Dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan kapal berlayar berdasarkan item pengujian sesuai dengan spesifikasi kontrak dan peraturan klasifikasi. Item pemeriksaan dan pengujian pada saat Sea Trial terdiri atas1) Progressive Speed Test

1. Tujuan Untuk mengetahui kecepatan kapal pada beberapa kondisi kekuatan mesin.

2. Pelaksanaan

Uji coba kecepatan akan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan nilai revolusi mesin induk, RPM dan dilakukan untuk searah arus dan berlawanan arus pada kondisi 25% MCR, 50% MCR, 75% MCR, NCR, 100%MCR dan 110% MCR.

3. Pengukuran :

Tempat Percobaan

Kedalaman air

Kecepatan kapal pada tiap kondisi

Arah dan kecepatan angin

Arah haluan kapal

Waktu pengetesan

Kondisi laut

Temperatur udara dan air laut

Karakteristik Kekuatan Mesin Induk untuk : 25% MCR, 50% MCR, 75% MCR, NCR, 100% MCR dan 110% MCR

2) Steering Gear Test.

1. Tujuan mengetahui kinerja permesinan kemudi

2. Pelaksanaan

I. Secara Elektro-Hidrolik

Kapal dioperasikan dan melaju pada kondisi 100% MCR, kemudian kemudi digerakkan sesuai dengan kondisi sebagai berikut :

Midship 35P 30S 35S 30P 35P - Midship

II. Secara Kemudi Manual

Kapal dioperasikan dan melaju pada kondisi mesin 50% MCR, kemudi digerakkan sesuai kondisi sebagai berikut :

Midship 15P 15S 15P - Midship

3. Pengukuran

Waktu Pelaksanaan

Waktu yang diperlukan untuk gerakan tiap kemudi dari tiap kondisi

Tekanan maksimum oli

Besar arus pada elektro motor

3) .Turning Circle Test

1. Tujuan, mengetahui diameter minimum putaran kapal

2. Pelaksanaan

Ketika kapal melaju pada kondisi 90 % MCR, kemudi kapal digerakkan kearah kanan ( start board ) 350 dan dipertahankan sampai kapal berputar 3600 dari perjalanan semula. Untuk putaran kearah kiri ( Port Side ) dilaksanakan seperti cara I

3. Pengukuran

Putaran mesin

Sudut kemudi

Waktu pengetesan

Diameter putaran kapal

Sudut maksimum olengan kapal selama berputar

Kecepatan dan arah angina sebelum pengetesan

Kedalaman air dengan echo sounder

Temperatur udara dan air laut

Koordinat haluan kapal dari kompas tiap 10 detik

4) .ZIG ZAG MANUVER TEST

1. Tujuan

Untuk mengetahui kemampuan olah gerak kapal

2. Pelaksanaan

Kapal melaju kedepan pada kondisi NCR. Kemudi diputar 200 kearah kanan ( Start Board Side ) dan dipertahankan sampai haluan kapal berubah 200 dari arah semula, kemudian segera putar kemudi 200 kearah kiri ( Port Side ), kemudian segera putar lagi kemudi 200 kearah kanan ( Start Board Side ) dan tahan sam[pai haluan kapal mencapai 200 kearah kanan ( Start Board Side ), kemudian puatr lagi kemudi kearah 200 kearah kiri ( Port Side ) dan tahan sampai haluan kapal kenbali kearah seperti dimulainya percobaan.

Untuk operasi gerakan dari 200 kiri ( Port Side ) dilaksanakan sama dengan diatas, tetapi dimulai dari 200 port side.

3. Pengukuran

Revolusi Mesin Induk

Kecepatan dan arah angin sebelum pengetesan

Kedalaman air dengan echo sounder

Temperature udara dan air laut

Arah haluan kapal tiap 10 detik

Kecepatan kapal

Sudut maksimum olengan

Waktu yang dibutuhkan dari mulai awal sudut kemudi untuk tiap posisi yang didefinisikan

Waktu perubahan sudut kemudi

5) Wiiliamson Turn Test

1. Tujuan

Untuk mengetahui besar pergeseran kapal dan diameter kapal dalam proses manoeuver penyelamatan.

2. Pelaksanaan

Kapal dioperasikan dengan 100% MCR, kemudi diputar 200 kearah kanan (start board) sampai haluan kapal berubah 600, kemudi diputar kearah kiri (port side) sampai haluan kapal berubah 18003. Pengukuran

Kedalaman perairan

Sarat air depan, tengah dan belakang

Kecepatan dan arah angin

Kondisi dan arah arus perairan

Koordinat haluan awal

Kecepatan kapal awal/ akhir

Putaran mesin Induk (kanan/kiri)

Sudut oleng kapal

Waktu Kemudi mulai cikar penuh

Koordinat haluan kapal tiap 10 detik

6) Reversing Trial

1. Tujuan

Untuk mengetahui perubahan kelurusan arah kapal saat gerakan mundur

2. Pelaksanaan

Kapal dijalankan mundur selama 3 menit pada kondisi 75%MCR. Saat mundur kemudi dipertahankan pada kondisi center.

3. Pengukuran

Kedalaman perairan

Arah dan kecepatan angin

Kondisi dan arah arus perairan

Putaran mesin utama pada awal percobaan

Beban mesin utama pada awal percobaan

Kecepatan kapal pada awal percobaan

Arah haluan kapal pada awal percobaan

Koordinat haluan kapal tiap 10 detik7) Stopping Test

1. Tujuan

Untuk mengetahui jarak tempuh pemberhentian peluncuran

2. Pelaksanaan

Ketika kapal melaju kedepan pada 100% MCR, mesin diberhentikan sampai kapal berhenti.

3. Pengukuran

Kedalaman Perairan.

Sarat air depan, tengah dan belakang.

Kecepatan dan arah angin.

Kondisi dan arah arus perairan.

Putaran mesin induk pada awal percobaan.

Beban mesin induk pada awal percobaan.

Kecepatan kapal pada awal percobaan.

Arah haluan kapal pada awal percobaan.

Haluan kapal pada saat kapal mencapai 3 knot.

Waktu dari awal percobaan sampai kecepatan kapal 3 knot.

Jarak dari awal percobaan sampai kecepatan kapal 3 knot.

Koordinat haluan kapal tiap 10 detik.

Selama percobaan kemudi dipertahankan pada posisi tengah

8) Crash Stop Astern And Crash Stop Ahead Test

1. Tujuan

Untuk mengetahui jarak tempuh pemberhentian balik

2. Pelaksanaan

A. Crash Stop Astern perjalanan balik ke belakang

Ketika kapal melaju lurus pada kondisi NCR, Mesin utama diturunkan sampai putaran minimum, kemudian kapal dioperasikan mundur dengan putaran mesin utama dinaikkan sampai dengan 50% MCR

B. Crash Stop Ahead perjalanan balik ke depan

Setelah kapal melaju dengan stabil ke belakang pada kondisi 50% MCR, mesin utama diturunkan sampai putaran minimum, kemudian kapal dioperasikan maju dengan putaran mesin utama dinaikkan sampai NCR

3. Pengukuran

Kedalaman Perairan.

Sarat air depan, tengah dan belakang.

Kecepatan dan arah angin.

Kondisi dan arah arus perairan.

Putaran Mesin induk pada awal percobaan

Beban mesin utama pada awal percobaan

Putaran Mesin Induk pada saat maju (mundur) stabil

Kecepatan kapal pada awal percobaan

Kecepatan kapal pada saat maju (mundur) stabil

Arah haluan kapal pada saat awal percobaan

Arah haluan kapal saat kapal berhenti

Waktu dari awal percobaan sampai baling baling balik arah

Waktu dari awal percobaan sampai kapal berhenti

Waktu dari awal percobaan sampai kecepatan maju (mundur) stabil

Jarak dari awal percobaan sampai kapal berhenti

Jarak dari kapal berhenti sampai kecepatan mundur stabil

Koordinat haluan kapal tiap 10 detik

Catatan: Selama pengetesan, kemudi dijaga pada kedudukan center. Jarak tempuh dan kecepatan kapal diukur dengan GPS / Speed Log

9) Spiral Test

1. Tujuan

Untuk mengetahui gerakan menghindar kapal

2. Pelaksanaan

Kapal dioperasikan pada kondisi NCR, kemudi digerakkan 150 kearah kanan (Start Board), 100S, 50S, 30S, 10S, 00, 10P, 30P, 50P, 100P, 150P, 100P, 30P, 10P, 0, 10S, 30S, 50S, 100S dan 150S.

3. Pengukuran

Kedalaman Perairan

Sarat air depan, tengah dan belakang.

Arah dan kecepatan angina

Kondisi dan arah arus perairan

Putaran mesin utama

Kecepatan kapal

Koordinat haluan kapal tiap 10 detik

10) Low Speed Effective Rudder Test

1. Tujuan

Untuk mengetahui gerakan kapal pada kecepatan rendah

2. Pelaksanaan

Kapal dioperasikan pada kecepatan 5 Knot, Kemudi digerakkan 350S/P, 200S/P dan 150S/P sampai haluan kapal berubah 9003. Pengukuran

Kedalaman perairan

Kecepatan dan arah angina

Kondisi dan arah arus perairan

Sarat depan, tengah dan belakang

Koordinat haluan kapal tiap 10 detik

11) Anchor Lowering And Hoisting Test1. Tujuan

Untuk mengetahui kinerja permesinan jangkar

2. Kondisi.

Kapal dibawa ke perairan yang relative tenang, sebelum dimulai pengetesan kapal dihadapkan kearah datangnya angin.

Test dilaksanakan pada kedalaman air tidak kurang dari 28 m3. Pelaksanaan

Kedua jangkar dikeluarkan sendiri-sendiri sampai 3 shackle (82,5 m) dengan menggunakan control mesin windlass, kemudian ditahan dengan rem

Sebuah jangkar dijatuhkan bebas kekedalaman 82,5 m dan direm beberapa kali sesuai perintah

Kapal digerakkan mundur pelan-pelan sampai rantai jangkar menegang

Jangkar diangkat dengan tenaga penuh sampai muncul kepermukaan air kemudian disimpan dalam hawse pipe

4. Pengukuran

Waktu yang dibutuhkan

Kedalaman air dengan echo sounder

Kecepatan angkat diukur untuk setiap satu shackle.

Tekanan hidrolik oli.

Arus motor listrik.

12) Endurance Trial & Fuel Consumption Measurement

1. Tujuan

Untuk mengetahui karakteristik mesin dan konsumsi pemakaian bahan bakar

2. Pelaksanaan

Endurance trial dilaksanakan selama 2 jam pada kondisi CSR dan 4 Jam pada kondisi 100% MCR untuk mengetahui karakteristik mesin. Selama endurance, dilaksanakan juga pegukuran pemakaian bahan bakar mesin untuk referensi.

3. Pengukuran

Tekanan mesin

Suhu bahan baker

Putaran poros

Konsumsi bahan bakar dengan melihat flow meter atau gelas ukur

Data penting lainnya

13) Vibration Measurement Test

1. Tujuan

Untuk mengetahui besarnya getaran yang diterima oleh badan kapal

2. Pelaksanaan

Putaran mesin ditentukan sesuai dengan kebutuhan

Vibration meter diukurkan pada tempat-tempat yang telah ditentukan (deck, badan kapal, akomodasi) dan pada tempat yang dianggap perlu dan kesemuanya diukur pada kondisi CSR dan MCR

3. Pengukuran

Putaran poros

Getaran

Kecepatan dan arah angin

Kondisi gelombang

Kedalaman air

Sarat kapal14) Noise Level Measurement1. Tujuan

Untuk mengetahui kebisingantiap ruang dan untuk mengetahui kemampuan isolasinya.

2. Pelaksanan

Saat kapal berjalan pada kondisi NSR semua pintu dan jendela pada tiap kamar dan ruangan ditutup

3. Pengukuran

RPM Mesin

15) Torsional Vibration Test

1. Tujuan

Untuk mengetahui besarnya tegangan yang ditimbulkan oleh getaran akibat putaran mesin utama

2. Pelaksanaan

Percobaan dilaksanakan pada beban mesin 10% sebelum critical engine speed sampai 10% setelah critical ngine speed dan dilaksanakan pengukuran setiap 2 RPM3. Pengukuran

Waktu sirkulasi Mesin

Sirkulasi mesin

Amplitudo

Tegangan yang diijinkan

16) Bow Thruster Trial

1. Tujuan

Untuk mengetahui kemampuan unjuk kerja propeller bow thruster

2. Pelaksanaan

Dengan kondisi kapal diam dan dihadapkan kearah angin dengan posisi kemudi ditengah, Bow Thruster dioperasikan secara penuh untuk merubah haluan kapal sampai 90 derajat dan balik putaran bow thruster untuk memutar kapal kearah starboard

3. Pengukuran

Waktu test

Arak kapal setiap 10 detik

Kedalaman dan kondisi laut

Draft kapal

Kecepatan kapal

Tegangan dan arus motor listrik19. General Survey

General Survey adalah pemeriksaan kapal secara keseluruhan setelah kapal akan siap diluncurkan dengan berbagai pemeriksaan seperti

1) Pemeriksaan secara visual antara lain;

Identifikasi/ Verifikasi material

Kondisi Fisik objek dan sekitarnya

Dimensi objek

Dan lain - lain.

2) Pemeriksaan dengan pengujian;

Penetrant Test

uji tak merusak untuk mengetahui ada tidaknya cacat pada permukaan material

Magnetic Particle Inspection :

Uji tak merusak untuk mengetahui ada tidaknya cacat dengan kedalaman tertentu dibawah permukaan material dari jenis logam yang memiliki sifat magnet.

Radiography Test :

Uji tak merusak untuk mengetahui ada tidaknya cacat didalam material dengan metode radiasi isotop atau sinar x.

Ultrasonic Test :

Uji tak merusak untuk mengetahui ada tidaknya cacat, ukuran dan posisi cacat tersebut didalam material dengan metode rambatan pulsa. Mechanical test

Dan lain lain.

3) Pemeriksaan dengan uji fungsi 20. Tank Cleaning

Sistem pemeriksaan dari hasil pembersihan tangki-tangki dimaksudkan untuk memastikan kondisi tangki bebas dari gas berbahaya dan endapan sisa peyimpanan sebelumnya/ residu untuk tujuan pergantian produk atau proses inspeksi dan perbaikan (hot work).

21. Leakage Test

Leakage test adalah pemeriksaan kekedapan tangki-tangki dengan menggunakan air buih yang disemprotkan menggunakan alat Sprayer Prayer.

Gambar 25 : Preasure Suprayer

Gambar 26 : Ruang ABK

Gambar 27. Bagian Tangki yang bocor Gambar 28 : leakage Manhole

3.2 RANGKUMAN KEGIATAN KERJA PRAKTEKLama kerja praktek kami di PT. KARYA TEHNIK UTAMA Shipyard, terhitung sebanyak 4 minggu dan 3 hari kerja atau total ada 23 hari kerja. Karena PT. KARYA TEHNIK UTAMA Shipyard hanya berorientasi produk pada 1 jenis kapal yakni tugboat maka bagian PPC( Planning and Production Control) tidak ada. Hanya QC/QA yang ada dalam struktur organisasi di perusahaan tersebut. Sehingga selama kerja praktek di PT. KARYA TEHNIK UTAMA Shipyard kami berada dalam alur kerja bagian QC/QA dan Logistik. Kami dalam bagian QA/QC dibimbing oleh bapak manajer dari QC yakni bapak Nur Amin. ST 1. Peranan QC dalam Pembangunan Kapal Baru

Peranan QC dalam proses pembangunan kapal baru amatlah penting, sebab QC bertugas untuk melakukan pengawasan berupa pengecekan terhadap setiap proses yang terjadi. QC menjadi penentu apakah suatu proses dapat diteruskan ke proses selanjutnya atau tidak, pengecekan tersebut tentunya berdasar pada Rules (Class) dan Standar Mutu Galangan yang berlaku. Setiap suatu proses selesai maka QC akan mengecek hasil dari proses tersebut, apabila QC menyatakan OK maka prosesnya dapat dilanjutkan. Namun jika QC tidak menyetujui hasilnya, maka harus di-repair sesuai dengan rekomendasi yang diberikan oleh QC.2. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersama QC/QA di PT. KARYA TEHNIK UTAMA ( Ada di Lampiran Jurnal Harian) Identifikasi material di lapangan dengan memeriksa setiap dimensi material Scantling Check di berbagai Kapal dengan memeriksa konstruksi yang ada pada tiap-tiap tangki, kamar mesin, lambung kapal,dan skeg Propeller Welding Check di tiap kapal pada tiap-tiap tangki, lambung kapal, dan bagian skeg propeller Ultrasonic Test (UT) di kapal KTU.M 019 bersama surveyor BKI Load test bersama surveyor dari BKI Leakage test( tes kebocoran) di tiap-tiap tangki di kapal KTU.M 018 Melakukan General Survey di kapal KT 004, 003 bersama Surveyor dari BKI Memeriksa setiap sertifikat dari pelat yang digunakan pada setiap kapal.BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

PT. KARYA TEHNIK UTAMA SHIPYARD JAKARTA merupakan galangan yang berlokasi di Jl. Marunda Pulo.No. 1. Clincing Jakarta utara yang berorientasi hanya 1 jenis produk yakni Kapal Tugboat atau kapal Tunda. Yang saat ini telah banyak memproduksi Kapal Tugboat tersebut diantaranya telah banyak selesai pembangunannya, sehingga kami yang melakukan kerja praktek dalam sebulan ini tidak mendapatkan proses pembangunan kapal baru dari awal. Hanya sebagian yang dapat kami ikuti dikarenakan batasan waktu.

PT. KARYA TEHNIK UTAMA SHIPYARD dalam pembangunan kapal baru tugboat tidak memerlukan bagian engineering dan data kapal yang digunakan telah ada sejak awal dan digunakan pada semua pembangunan kapalnya. Sehingga, di PT. KARYA TEHNIK UTAMA SHIPYARD kami hanya berada dalam bagian QC (Quality Control) dan kegiatan-kegiatannya banyak kami lakukan di bagian QC. Demi menambah pengetahuan tentang proses pembangunan kapal tugboat baru, kami banyak menanyakan informasi tentang proses pembangunan kapal tugboat ini. Dan didapatkan bahwanya proses pembangunan kapal tugboat dilakukan dengan langsung menggunakan metode assembly kemudian erection. Dan pengelasan demi mendapakankan down hand, maka untuk mengerjakan bagian lambung awal peletakan dimulai dari pelat deck.

4.2 SARAN

Selama turun lapangan, alat-alat safety seperti helmet, werepack, masker, dan sepatu harus selalu dipakai guna menghindari kecelakaan kerja.

Memaksimalkan waktu dan kesempatan yang ada untuk belajar lebih banyak agar dapat memahami kondisi faktual yang dilakukan selama proses produksi di galangan. Untuk peserta kerja praktek, hendaknya secara aktif melakukan kegiatan kerja praktek dengan tidak ragu atau malu bertanya kepada instruktur pendamping ataupun kepada siapa saja apabila ada hal yang ingin ditanyakan.

Kegiatan kerja praktek hendaknya dilakukan secara lebih sistematis dan terarah sesuai kebutuhan dari peserta. Namun prioritaskan untuk mengikuti hal-hal yang bersifat baru.

BAB IVJURNAL KEGIATANLaporan Harian Kegiatan Kerja PraktekHari/ Tanggal: Senin, 15 Januari 2014Ikhtisar Kegiatan Kerja Praktek

Melapor kepada pihak PT. KARYA TEHNIK UTAMA bahwa telah siap melaksanakan kerja praktek

Pengenalan struktur organisasi PT. KARYA TEHNIK UTAMA

Pengenalan fasilitas galangan

Keterangan:

Instruktur/Pengawas LapanganNur Amin, ST

Laporan Harian Kegiatan Kerja PraktekHari/ Tanggal: Kamis, 16 Januari 2014Ikhtisar Kegiatan Kerja Praktek

Mengetahui prosedur pengadaan barang dan distribusi barang

Pencatatan Pengeluaran barang dan Komputerisasi

Keterangan:

Instruktur/Pengawas LapanganNur Amin, ST

Laporan Harian Kegiatan Kerja PraktekHari/ Tanggal: Senin, 20 Januari 2014Ikhtisar Kegiatan Kerja Praktek

Pengecekan barang terpasang di kapal (TB. KTU.M-013)

Keterangan:

Instruktur/Pengawas LapanganNur Amin, ST

Laporan Harian Kegiatan Kerja PraktekHari/ Tanggal: Selasa, 21 Januari 2014Ikhtisar Kegiatan Kerja Praktek

Pengecekan barang terpasang di kapal (TB. KTU.M-014)

Keterangan:

Instruktur/Pengawas LapanganNur Amin, ST

Laporan Harian Kegiatan Kerja PraktekHari/ Tanggal: Rabu, 22 Januari 2014Ikhtisar Kegiatan Kerja Praktek

Pembuatan surat PO (Purchases Order)

Pengecekan barang terpasang di kapal (TB.KTU.M-011)

Keterangan:

Instruktur/Pengawas LapanganNur Amin, ST

Laporan Harian Kegiatan Kerja PraktekHari/ Tanggal: Kamis, 23 Januari 2014Ikhtisar Kegiatan Kerja Praktek

Pembuatan laporan kerja praktek Mengetahui inventaris Dok

Keterangan:

Instruktur/Pengawas LapanganNur Amin, ST

Laporan Harian Kegiatan Kerja PraktekHari/ Tanggal: Jumat, 24 Januari 2014Ikhtisar Kegiatan Kerja Praktek

Pembuatan surat PO (Purchases Order)

Pengecekan barang terpasang di kapal (TB.KTU.M-011)

Keterangan:

Instruktur/Pengawas LapanganNur Amin, ST

Laporan Harian Kegiatan Kerja PraktekHari/ Tanggal: Senin, 27 Januari 2014Ikhtisar Kegiatan Kerja Praktek

Scantling Cek dan Welding cek bagian Sked detail KTU.M-19

Keterangan:

Instruktur/Pengawas LapanganNur Amin, ST

Laporan Harian Kegiatan Kerja PraktekHari/ Tanggal: Selasa, 28 Januari 2014Ikhtisar Kegiatan Kerja Praktek

Press Tank pada KTU.M-018 Scantling profile dan Deck pada KTU.M-004

Keterangan:

Instruktur/Pengawas LapanganNur Amin, ST

Laporan Harian Kegiatan Kerja PraktekHari/ Tanggal: Rabu, 29 Januari 2014Ikhtisar Kegiatan Kerja Praktek

Evaluasi kegiatan kerja praktek selama dua minggu

Keterangan:

Instruktur/Pengawas LapanganNur Amin, ST

Laporan Harian Kegiatan Kerja PraktekHari/ Tanggal: Kamis, 30 Januari 2014Ikhtisar Kegiatan Kerja Praktek

Cek Quality certifikat Material

Keterangan:

Instruktur/Pengawas LapanganNur Amin, ST

Laporan Harian Kegiatan Kerja PraktekHari/ Tanggal: Senin, 3 Februari 2014Ikhtisar Kegiatan Kerja Praktek

Penerimaan materi alur kerja PT. Karya Tehnik Utama

Pengenalan ruang lingkup QC (QualityControl)

Keterangan:

Instruktur/Pengawas LapanganNur Amin, ST

Laporan Harian Kegiatan Kerja PraktekHari/ Tanggal: Selasa, 4 Januari 2014Ikhtisar Kegiatan Kerja Praktek

Identifikasi material dan komponen yang terpasang di kapal

Keterangan:

Instruktur/Pengawas LapanganNur Amin, ST

Laporan Harian Kegiatan Kerja PraktekHari/ Tanggal: Rabu, 5 Februari 2014Ikhtisar Kegiatan Kerja Praktek

Cek quality certificate material

Keterangan:

Instruktur/Pengawas LapanganNur Amin, ST

Laporan Harian Kegiatan Kerja PraktekHari/ Tanggal: Kamis, 6 Februari 2014Ikhtisar Kegiatan Kerja Praktek

Scantling cek pada kapal Cek quality certificate material

Keterangan:

Instruktur/Pengawas LapanganNur Amin, ST

Laporan Harian Kegiatan Kerja PraktekHari/ Tanggal: Jumat, 6 Februari 2014Ikhtisar Kegiatan Kerja Praktek

Ultrasonik flaw detector pada KT 019 Cek quality certificate material

Keterangan:

Instruktur/Pengawas LapanganNur Amin, ST

Laporan Harian Kegiatan Kerja PraktekHari/ Tanggal: Jumat, 7 Februari 2014Ikhtisar Kegiatan Kerja Praktek

Pengecekan barang yag terpasang di kapal TB.KTU.M 011

Keterangan:

Instruktur/Pengawas LapanganNur Amin, ST

Laporan Harian Kegiatan Kerja PraktekHari/ Tanggal: Senin, 10 Februari 2014Ikhtisar Kegiatan Kerja Praktek

Scanting dan welding cek pada KTU.M-019 bagian SKEG

Keterangan:

Instruktur/Pengawas LapanganNur Amin, ST

Laporan Harian Kegiatan Kerja PraktekHari/ Tanggal: Selasa, 11 Februari 2014Ikhtisar Kegiatan Kerja Praktek

Press tank pada KTU.M-018 (Leakage test tank) 012 bar Scantling profile dan Deck pada KTU.M 004 (BKI)

Keterangan:

Instruktur/Pengawas LapanganNur Amin, ST

Laporan Harian Kegiatan Kerja PraktekHari/ Tanggal: Rabu, 12 Februari 2014Ikhtisar Kegiatan Kerja Praktek

Cek quality certificate material

Keterangan:

Instruktur/Pengawas LapanganNur Amin, ST

Laporan Harian Kegiatan Kerja PraktekHari/ Tanggal: Kamis, 13 Februari 2014Ikhtisar Kegiatan Kerja Praktek

Keterangan:

Instruktur/Pengawas LapanganNur Amin, ST

Laporan Harian Kegiatan Kerja PraktekHari/ Tanggal: Jumat, 14 Februari 2014Ikhtisar Kegiatan Kerja Praktek

Keterangan:

Instruktur/Pengawas LapanganNur Amin, ST

Laporan Harian Kegiatan Kerja PraktekHari/ Tanggal: Sabtu, 15 Februari 2014Ikhtisar Kegiatan Kerja Praktek

Keterangan:

Instruktur/Pengawas LapanganNur Amin, ST

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas berkat dan rahmat-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan Kerja Praktek di PT. KARYA TEHNIK UTAMA selama satu bulan. Di mana pelaksanaan kerja praktek ini merupakan salah satu bagian dari serangkaian kegiatan akademik yang harus ditempuh penulis dalam rangka menyelesaikan study di Program Studi Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

Laporan resmi Kerja Praktek ini berisi tentang profil PT. KARYA TEHNIK UTAMA Selain itu juga dijelaskan secara umum proses pengecekan kapal, proses pengelasan, pengerjaan pada bagian Quality control serta berbagai persyaratan harus dipenuhi. Laporan resmi ini juga disertai dengan laporan kegiatan harian yang diikuti oleh team selama melaksanakan kerja praktek di PT. KARYA TEHNIK UTAMA.

Selama melaksanakan kerja praktek hingga penyusunan laporan ini, masih banyak terdapat kekurangan di dalamnya. Hal ini tidak terlepas dari status team yang masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, segala kritik,saran ataupun masukan yang bersifat membangun sangat kami harapkan dalam rangka terus memperbaiki kkurangan yang ada.

Akhir kata, semoga laporan kerja praktek ini dapat memberikan manfaat bagi team pada khususnya dan bagi masyarakat pada umumnya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa mencurahkan rahmat-Nya dan membimbing kita semua di dalam menimba ilmu.

Makassar, 14 Februari 2014

Team Penulis

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan

Surat Permohonan Kerja Praktek

Surat Balasan Dari Instansi

Surat Keterangan Kerja Praktek

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

1.2Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

1.3Tempat dan Pelaksanaan Kerja Praktek

1.4Metode Penulisan

1.5Sistematika Penulisan

BAB II

PROFIL PT. INDO SHIPTEK MANAJEMEN

II.1Sejarah Singkat Perusahaan

II.2Struktur Organisasi Perusahaan

II.3Lay out Perusahaan

II.4Fasilitas Yang Dimiliki Perusahaan

II.5Visi dan Misi Perusahaan

II.6Disiplin, Kesehatan dan Keslamatan Kerja

BAB IIIJURNAL KEGIATAN

BAB IVPEMBAHASAN

IV.1Struktur

IV.2Peralatan Dan metodologi Pelaksanaan

IV.3Pekerjaan Beton

IV.4Manajemen Konstruksi

BAB VPENUTUP

V.1Kesimpulan

V.2Saran

LAMPIRAN

PROGRAM STUDI TEKNIK KELAUTAN JURUSAN PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN 2014