new product - · pdf file21 - peningkatan efektifitas dan efisiensi tenaga kerja - peningkatan...

18
20 BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1 Conceptual Framework Dalam penelitian ini, pemikiran awalnya adalah untuk menciptakan vaksin baru agar Bio Farma dapat bersaing dengan para kompetitor. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang akan dijelaskan kemudian. Peta pemikiran konseptual dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 2.1 Conceptual Framework Berdasarkan wawancara dengan pihak terkait proses pengembangan produk diketahui bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi terciptanya suatu produk baru, yaitu: 1. Sumber Daya Manusia Pelaksanaan program kerja dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berkesinambungan antara lain melalui: New Product Sumber Daya Manusia Ketersediaan Bahan Baku (Supplier) Fasilitas Timeline Tahapan Pengembangan Produk Baru Pemerintah Konsumen

Upload: dotuyen

Post on 07-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: New Product - · PDF file21 - Peningkatan efektifitas dan efisiensi tenaga kerja - Peningkatan kualitas SDM dengan cara; pendidikan, On Job Training, seminar, simposium dan latihan

20

BAB II

EKSPLORASI ISU BISNIS

2.1 Conceptual Framework

Dalam penelitian ini, pemikiran awalnya adalah untuk menciptakan

vaksin baru agar Bio Farma dapat bersaing dengan para kompetitor. Hal

ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang akan dijelaskan kemudian. Peta

pemikiran konseptual dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.1 Conceptual Framework

Berdasarkan wawancara dengan pihak terkait proses pengembangan

produk diketahui bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi

terciptanya suatu produk baru, yaitu:

1. Sumber Daya Manusia

Pelaksanaan program kerja dalam rangka peningkatan kualitas

sumber daya manusia yang berkesinambungan antara lain melalui:

New Product

Sumber Daya Manusia

Ketersediaan Bahan Baku (Supplier)

Fasilitas

TimelineTahapan

Pengembangan Produk Baru

Pemerintah

Konsumen

Page 2: New Product - · PDF file21 - Peningkatan efektifitas dan efisiensi tenaga kerja - Peningkatan kualitas SDM dengan cara; pendidikan, On Job Training, seminar, simposium dan latihan

21

- Peningkatan efektifitas dan efisiensi tenaga kerja

- Peningkatan kualitas SDM dengan cara; pendidikan, On Job

Training, seminar, simposium dan latihan keterampilan khusus

- Pembinaan dan pengembangan karir dengan cara: kaderisasi, job

rotation, penempatan karyawan sesuai dengan kecakapan, dan

adanya sistem penilaian karyawan

Sumber daya manusia dapat mempengaruhi terciptanya suatu

produk baru. Dalam melakukan proses pengembangan produk baru,

dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten sehingga dibentuk

tim-tim yang mempunyai tanggung jawab agar proses pengembangan

dapat berjalan dengan lancar. Keahlian tim sangat diperlukan pada

masing-masing proses pengembangan produk baru yang dilakukan.

Dengan kualitas sumber daya yang handal maka proses

pengembangan produk baru akan berjalan dengan lancar karena

tingkat kesulitan yang dilalui sebuah proses akan semakin mudah

ditangani. Selain itu, ketersediaan sumber daya manusia sangat

penting dalam rangka efektifitas dan efisiensi tenaga kerja.

2. Ketersediaan Bahan Baku (Supplier)

Kebutuhan bahan baku dan bahan lainnya untuk produksi vaksin

berasal dari beberapa pemasok baik yang ada di dalam maupun luar

negeri. Karena produk biologis memiliki ciri yang spesifik, maka

untuk pemenuhan kebutuhan bahan-bahan yang digunakan harus

berasal dari pemasok yang sudah terpilih standar mutu produknya.

Pada kenyataannya, ketersediaan bahan baku tersebut kadang tidak

sesuai dengan harapan. Dalam hal ini, bila terjadi keterlambatan

Page 3: New Product - · PDF file21 - Peningkatan efektifitas dan efisiensi tenaga kerja - Peningkatan kualitas SDM dengan cara; pendidikan, On Job Training, seminar, simposium dan latihan

22

pengadaan barang maka akan mempengaruhi proses pengembangan

produk baru.

3. Fasilitas

Sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan pengembangan

produk baru harus selalu ditingkatkan. Dikarenakan produk yang

dikembangkan bersifat biologis maka sarana dan prasarana yang

diperlukan sangat spesifik dan bernilai tinggi sehingga diperlukan

sumber investasi yang besar untuk meningkatkan sarana dan

prasarana di Bio Farma. Selain itu, dikarenakan sarana yang

dibutuhkan sangat spesifik maka pengadaannya bersifat indent hingga

6 bulan-1 tahun. Fasilitas bersifat krusial untuk menunjang terciptanya

produk baru sehingga jika fasilitas minim maka secara langsung hal ini

akan menyebabkan keterlambatan dalam proses pengembangan

produk baru.

4. Timeline

Agar proses pengembangan produk baru dapat berjalan tepat waktu

maka diperlukan pembuatan dan perencanaan jadwal aktivitas.

Penjadwalan dapat dijadikan sebagai acuan dalam melakukan proses

pengembangan produk baru. Penjadwalan merupakan suatu hal yang

krusial dimana melibatkan sumber daya didalamnya, karena

penjadwalan disini dapat berupa penjadwalan bahan baku,

pejadwalan produksi, dan lain-lain. Jika proses pengembangan

dilakukan dengan perencanaan yang buruk maka akan berakibat

langsung pada semua kegiatan yang dilakukan perusahaan, terutama

akan berdampak pada keterlambatan dalam proses pengembangan

produk baru. Sehingga dengan adanya penjadwalan maka

Page 4: New Product - · PDF file21 - Peningkatan efektifitas dan efisiensi tenaga kerja - Peningkatan kualitas SDM dengan cara; pendidikan, On Job Training, seminar, simposium dan latihan

23

keterlambatan dalam mengembangkan produk baru dapat diantisipasi

lebih dini.

5. Tahapan Pengembangan Produk Baru

Dalam melakukan pengembangan produk baru, harus melalui proses-

proses tertentu dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Dengan

adanya tingkat kesulitan yang berbeda-beda dari masing-masing

proses, tidak menutup kemungkinan hal ini juga dapat menyebabkan

keterlambatan dalam mengembangkan produk baru.

Gambar 2.2 Proses Pengembangan Produk

Pengumpulan Data dan Informasi

Tahap ini merupakan saringan awal yang menentukan, hal ini

mengingat resiko biaya yang akan keluar dalam proses pengembangan

selanjutnya. Banyak cara dilakukan untuk mengumpulkan data dan

informasi produk baru, mulai dari diskusi, workshop, brainstorming dan

media lain untuk menyampaikan suatu gagasan atau ide. Yang harus

diperhatikan adalah mengelola data tersebut dengan baik.9 Dalam

industri ini, suatu produk baru dikembangkan berdasarkan

9 Artikel, Karno Budiono, 2005, Meningkatkan Daya Saing Perusahaan Dengan Inovasi Produk

Baru, Dikutip 15 April 2008 dari

http://www.ristinet.com/index.php?ch=8&lang=ind&s=95bf2576043c5ce917b862c5bdfd81

&n=271

Permintaan Pasar /

Pelanggan

Pengumpulan Data dan Inormasi

Membuat Rencana Riset

Melakukan persiapan riset

Melakukan percobaan riset

Pengujian mutu produk

Clinical Lot

Uji klinis

Launching Produk

Page 5: New Product - · PDF file21 - Peningkatan efektifitas dan efisiensi tenaga kerja - Peningkatan kualitas SDM dengan cara; pendidikan, On Job Training, seminar, simposium dan latihan

24

permintaan pasar atau pelanggan dan dari segi prioritas atau

keuntungan.

Concept Development

Pada tahap ini, perusahaan melakukan analisis yang detail baik dari

sisi teknis maupun bisnis. Selain itu juga merupakan tahap kajian

teknis dan bisnis. Untuk mengumpulkan informasi dan data ini sangat

dianjurkan untuk didukung dengan data real dengan cara survey. Data

dan informasi dari hasil survey akan menjadi dasar utama untuk

membuat rencana riset. Mulai dari teknologi dan infrastruktur yang

akan digunakan akan menjadi dasar untuk menentukan nilai investasi.

Sedangkan asumsi target customer, pertumbuhan dan harga jual akan

menjadi dasar utama menentukan pendapatan. Yang perlu diingat dan

hati-hati bahwa 75% ketidakberhasilan produk disebabkan kesalahan

dalam market research. Project plan juga merupakan output yang sangat

penting sebab ada kalanya keberhasilan suatu produk sangat

dipengaruhi oleh moment yang tepat meluncurkan produk di pasar.10

Development

Tahap ini merupakan tahapan yang paling menentukan dan memakan

waktu yang relatif lama. Aktivitas utama dalam tahap ini adalah:

- Detail design

- Pengembangan produk

- Test plan

Pengembangan produk merupakan implementasi dari detail design

yang telah dibuat. Pada tahapan ini, selain harus memperhatikan sisi

teknis, sisi bisnis pun harus tetap diperhatikan. Pengembangan dari

10 Ibid

Page 6: New Product - · PDF file21 - Peningkatan efektifitas dan efisiensi tenaga kerja - Peningkatan kualitas SDM dengan cara; pendidikan, On Job Training, seminar, simposium dan latihan

25

sisi bisnis meliputi bisnis proses, organisasi, SDM, strategi marketing

dan distribusi.11

Trial dan Launching

Dalam tahap ini, segala aspek yang terkait dengan produk sangat

disarankan untuk melibatkan real customer. Hasil dari trial akan

menjadi masukan utama untuk memutuskan apakah produk akan

launching atau akan dilakukan perbaikan-perbaikan. Sedangkan pada

tahap launching, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah masalah legal,

update business plan, pelaksanaan launching dan monitoring pasca

launching. Setelah tahap launching, perusahaan harus melakukan

improvement produk dimulai dengan mendengarkan masukan-

masukan dari customer dimana hal ini akan menjadikan produk

semakin baik.12

6. Pemerintah

PT. Bio Farma merupakan Badan Usaha Milik Negara sehingga dalam

proses pengembangan produknya sangat dipengaruhi oleh kebijakan

dari Pemerintah. Dalam hal ini, pembuatan produk baru berdasarkan

dari permintaan pasar yang terlebih dahulu dikaji oleh pemerintah.

Pemerintah dapat menjadi penyebab keterlambatan dalam proses

pengembangan produk, salah satunya dalam hal penentuan harga

produk.

7. Konsumen

Dalam pasar domestik, Pemerintah merupakan konsumen terbesar

dari Bio Farma. Sedangkan pada pasar global, yang merupakan

konsumen produk Bio Farma adalah negara-negara berpenghasilan

menengah dan rendah. Konsumen merupakan faktor penting dalam

11 Ibid 12 Ibid

Page 7: New Product - · PDF file21 - Peningkatan efektifitas dan efisiensi tenaga kerja - Peningkatan kualitas SDM dengan cara; pendidikan, On Job Training, seminar, simposium dan latihan

26

pengembangan produk baru karena seperti yang diketahui,

pengembangan produk baru akan berjalan setelah ada permintaan

pasar (konsumen). Oleh karena itu, Bio Farma harus menjaga

hubungan yang baik dengan konsumen sehingga loyalitas konsumen

terhadap Bio Farma akan terjaga.

2.2 Analisis Situasi Bisnis

Berikut ini akan diuraikan mengenai situasi bisnis industri farmasi secara

global pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya, beserta

tantangan yang harus dihadapi.

2.2.1 Situasi Bisnis Farmasi Global

Industri farmasi adalah kompleks, dinamis dan berdimensi global dengan

karakteristik belanja R&D yang tinggi dan regulasi yang ketat. Pada

industri farmasi, knowledge dan knowledge management mempunyai peran

yang penting karena industri farmasi adalah strongly science-based industry

dan the most research-intensive and innovative sector manufacturing.13

Perusahaan farmasi global menghadapi kondisi demanding dalam R&D

dan harus melakukan investasi dalam jumlah yang besar. Untuk

menemukan produk baru sampai menjualnya di pasar, diperlukan biaya

antara US$ 350 juta – US$ 500 juta. Perusahaan farmasi dengan belanja

R&D yang besar dan konsisten, pada kenyataannya menjadi pemimpin

13 Artikel, 2007, DR. Sampurno, Membangun Daya Saing Farmasi Indonesia Menghadapi

Harmonisasi Regulasi Farmasi ASEAN, Dikutip 10 April 2008 dari http://strategic-

manage.com

Page 8: New Product - · PDF file21 - Peningkatan efektifitas dan efisiensi tenaga kerja - Peningkatan kualitas SDM dengan cara; pendidikan, On Job Training, seminar, simposium dan latihan

27

industri. Hal ini dikarenakan intensitas R&D mempunyai relevansi

dengan pertumbuhan penjualan.14

Menurut Achilladelis dan Antonakis (2000), terdapat hubungan/korelasi

antara level belanja R&D dengan kemampuan inovasi. Dalam kasus

industri farmasi, Amerika Serikat, Switzerland, Jerman, Inggris dan

Perancis memberikan kontribusi lebih dari 80% inovasi dan mereka

mengekspor lebih dari 60% perdagangan farmasi dunia. Sejalan dengan

meningkatnya belanja R&D pada industri farmasi, penjualan global

produk farmasi juga meningkat dalam jumlah yang signifikan. Pada

tahun 1975 penjualan pasar farmasi dunia tercatat US$ 30 miliar, tahun

1995 meningkat menjadi US$ 250 miliar dan tahun 2005 meningkat lagi

menjadi US$ 602 miliar. Dewasa ini Amerika Serikat, Eropa dan Jepang

merupakan pasar farmasi terbesar di dunia. 15

Realitas tersebut sejalan dengan pendapat bahwa pertumbuhan dan

perkembangan suatu perusahaan tergantung pada kemampuannya untuk

meluncurkan produk baru. Untuk mencapai keberhasilan ini diperlukan

technological knowledge, kemampuan untuk mengkombinasikan elemen-

elemen ilmu pengetahuan pada produk baru yang berharga dan aset

komplementer untuk memfasilitasinya antara lain manufacturing,

penjualan dan distribusi produk tersebut.

2.2.2 Situasi Bisnis Farmasi Indonesia

Industri farmasi Indonesia tentu tidak dapat mengisolasi diri dari

perkembangan dan persaingan regional maupun global. Tantangan dan

14 Ibid 15 Ibid

Page 9: New Product - · PDF file21 - Peningkatan efektifitas dan efisiensi tenaga kerja - Peningkatan kualitas SDM dengan cara; pendidikan, On Job Training, seminar, simposium dan latihan

28

permasalahan yang dihadapi oleh industri famasi Indonesia akan semakin

kompleks. Terbentuknya pasar tunggal farmasi ASEAN akan

menyebabkan produk farmasi lebih leluasa keluar masuk diantara negara-

negara ASEAN tanpa adanya barrier.16

Sebagaimana negara-negara yang sedang berkembang lainnya, industri

farmasi Indonesia bukan research based company. Implikasinya adalah

kegiatan R&D mempunyai porsi yang kecil dan berperan kurang

signifikan pada pertumbuhan industri farmasi. Kecilnya peran R&D ini

tercermin dalam alokasi biaya R&D industri farmasi Indonesia rata-rata di

bawah 2% dari penjualan. Riset yang dilakukan hanya terbatas pada

formulasi produk.

Memasuki era pasar tunggal farmasi ASEAN, industri farmasi harus

memperkuat keunggulan kompetitifnya terutama dengan memperkuat

intangible assets-nya yang meliputi: human capital, structural capital, customer

capital dan partner capital. Pemenuhan persyaratan current Good

Manufacturing Practice (cGMP) saja tidak akan cukup untuk menjadi

pemain regional yang tangguh. Innovativeness, kekuatan R&D dan

kompetensi marketing adalah elemen penting yang masih harus diperkuat

terus fondasinya. Untuk pengembangan ekspor, industri farmasi

Indonesia harus membangun aliansi stratejik dengan mitra lokal di

ASEAN. Dalam konteks ini, pemerintah harus proaktif melakukan

bilateral dengan reciprocal policy yang atraktif bagi para pihak.17

16 Ibid 17 Ibid

Page 10: New Product - · PDF file21 - Peningkatan efektifitas dan efisiensi tenaga kerja - Peningkatan kualitas SDM dengan cara; pendidikan, On Job Training, seminar, simposium dan latihan

29

Sebagian besar (lebih dari 90%) kebutuhan bahan baku masih diimpor

terutama dari RRC, India dan beberapa negara Eropa. Bagi Indonesia

tidak mudah untuk mengembangkan industri bahan baku karena industri

kimia dasar di Indonesia belum berkembang. Implikasinya bila akan

memproduksi bahan baku maka Indonesia harus mengimpor bahan

antara dengan harga yang mahal sehingga menyebabkan produk akhir

bahan baku tidak kompetitif bila dibandingkan dengan harga bahan baku

impor dimana saat ini impor bahan baku dikenakan bea masuk berkisar 0-

5%.

Jumlah industri farmasi nasional mempunyai angka yang besar yaitu 224

industri farmasi yang menghasilkan kapasitas produksi sebesar 3% dari

total kapasitas dunia. Di lain pihak, pasar farmasi Indonesia hanya 0.2%

dari total pasar seluruh dunia. Sebagai gambaran, pada tahun 1997 pasar

farmasi dunia bernilai US$ 297 miliar dengan pertumbuhan 7.1% dan

disuplai oleh 7.000 perusahaan farmasi. Pasar lokal Indonesia yang

disuplai oleh 224 perusahaan hanya mencapai penjualan senilai US$ 1.2

miliar. Hal tersebut menunjukkan tidak efisiennya pabrik farmasi di

Indonesia. 18 Berikut adalah analisis SWOT Industri Farmasi Indonesia:

18 Paper, Sub Program Pengembangan Bahan Obat Berbasis Biodiversitas Indonesia. Dikutip 10

April 2008 dari

http://www.kompetitif.lipi.go.id/portalVB/uploads/BAHAN%20OBAT.doc

Page 11: New Product - · PDF file21 - Peningkatan efektifitas dan efisiensi tenaga kerja - Peningkatan kualitas SDM dengan cara; pendidikan, On Job Training, seminar, simposium dan latihan

30

Gambar 2.3 Analisis SWOT Industri Farmasi Indonesia

2.2.2.1 Karakteristik Industri Produk Biologi di Indonesia

Industri produk biologi pada dasarnya padat IPTEK (Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi). Oleh karena itu sangat peka terhadap perkembangan dan

kemajuan di bidang IPTEK. Penemuan-penemuan baru di bidang

rekayasa genetika pada produk biologi akan membawa perubahan yang

cukup besar pada teknologi produksi maupun program imunisasi.

Diperkirakan pada lima tahun mendatang akan diperlukan vaksin

kombinasi.

Pembeli terbesar dari produk vaksin dan sera dalam negeri Indonesia

adalah pemerintah. Oleh karena itu kebijakan pemerintah mempunyai

pengaruh yang besar termasuk dalam penentuan harga produk vaksin

untuk progam pemerintah.

Strength

• Tingginya standar GMP yang diterapkan sehingga mempunyai mutu dan teknologi produksi yang baik

•Mempunyai sistem labour intensive dengan biaya buruh yang lebih rendah

• Jumlah industri yang banyak dan heterogen

Weakness

• Komponen bahan baku impor masih sangat tinggi, yaitu sebesar 90%

• Bahan baku produksi dalam negeri memiliki harga yang tidak kompetitif

• Jumlah industri sangat banyak

• Aspek regulasi yang ketat

• Supply chain product yang masih belum seimbang

Opportunities

•Besarnya penduduk Indonesia

• Terbukanya peluang ekspor

Threat

• Adanya krisis ekonomi

• Legal sistem belum dapat menanggulangi produk palsu secara efektif

Page 12: New Product - · PDF file21 - Peningkatan efektifitas dan efisiensi tenaga kerja - Peningkatan kualitas SDM dengan cara; pendidikan, On Job Training, seminar, simposium dan latihan

31

Gambar 2.4 Karakteristik Industri Produk Biologi (Vaksin)19

2.2.2.2 Pasar Produk Biologi di Indonesia

Permintaan vaksin di Indonesia khususnya vaksin untuk program EPI

relatif stabil. Harga vaksin program EPI produksi Bio Farma relatif lebih

rendah bila dibandingkan dengan produk impor. Oleh karena itu,

kebutuhan vaksin tersebut seluruhnya dipenuhi dari hasil produksi PT.

Bio Farma.

2.2.3 R&D Sebagai Inti Industri Farmasi

Research and Development telah menjadi inti dari industri farmasi. Beberapa

argumentasi menyatakan bahwa rahasia keberhasilan dari R&D industri

farmasi teretak pada kompetensi organisasional termasuk tim kerja,

knowledge management dan hubungan yang kuat. Inovasi dapat pula

dilakukan melalui sumber eksternal yakni aliansi dengan perusahaan atau

institusi yang berhasil mengembangkan teknologi tersebut. Dalam

19

Bio Farma, 2008, Internal Source Company

New Vaccines

Growth

Invest, Intellectual

Assets

Productive Research

Vaccine

Industry

Page 13: New Product - · PDF file21 - Peningkatan efektifitas dan efisiensi tenaga kerja - Peningkatan kualitas SDM dengan cara; pendidikan, On Job Training, seminar, simposium dan latihan

32

konteks signifikansi R&D ini yang perlu mendapat perhatian adalah

peran stratejik dari human capital. Perusahaan perlu merekrut skilled

scientist dan mengupayakan agar mereka berada dalam perusahaan dalam

jangka waktu yang panjang. Hal ini dikarenakan kapabilitas human capital

akan menentukan kekuatan R&D suatu perusahaan farmasi dalam

melakukan inovasi sebagai sumber keunggulan kompetitifnya.

Perusahaan perlu mengintegrasikan ilmuwan dalam organisasi untuk

mentransformasikan ilmu pengetahuan mereka dalam proses

pembelajaran kolektif. Scientific knowledge mempunyai peran penting

dalam aktivitas perusahaan dan ini dihasilkan dari penguatan organisasi

risetnya. Organisasi dan intensitas riset akan menjadi penentu

keberhasilan perusahaan. Dengan kata lain, aktivitas laboratorium R&D

dan personil yang bekerja disana mempunyai pengaruh strategis pada

perusahaan dan memainkan peran implisit dalam corporate governance.20

2.2.3.1 Tahapan Pengembangan Produk Baru

Teori-teori tentang pengembangan produk baru, menguraikan tahapan-

tahapan proses yang berbeda. Tahapan tersebut disesuaikan dengan

kondisi masing-masing perusahaan. Menurut Ulrich dan Eppinger (2003),

tahapan-tahapan proses pengembangan produk baru terdiri dari:21

Gambar 2.5 Tahapan Proses Pengembangan Produk (Ulrich&Eppinger)

20 Paper, DR.Sampurno, 2007, Interplay Teknologi, Bisnis, dan Kesehatan Pada Industri

Farmasi: Tantangan Indonesia, Dikutip 15 April 2008 dari

http://strategic_manage.com/?p=17 21 Ulrich, K.T dan Eppinger, S.D, 2003, Product Design and Development, Third Edition,

McGraw-Hill Company, Singapore.

PlanningConcept

DevelopmentSystem-Level

DesignDetail Design

Testing and Refinement

Production Ramp-Up

Page 14: New Product - · PDF file21 - Peningkatan efektifitas dan efisiensi tenaga kerja - Peningkatan kualitas SDM dengan cara; pendidikan, On Job Training, seminar, simposium dan latihan

33

Sedangkan menurut Donald dan Winer (2004), tahapan-tahapan proses

pengembangan produk baru terdiri dari:22

Gambar 2.6 Tahapan Proses Pengembangan Produk (Donald&Winer)

2.2.3.2 Kegagalan Terhadap Pengembangan Produk Baru

Setiap pengembangan produk baru pasti mempunyai resiko yang harus

dihadapi. Jika resiko tersebut tidak dapat ditangani maka dapat

menyebabkan kegagalan terhadap pengembangan produk baru. Resiko

dapat bersumber dari kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan maupun

resiko dari luar perusahaan yang sulit untuk diprediksi.23

Resiko-resiko yang terdapat dalam pengembangan produk baru antara

lain:

1. Resiko R&D ; yaitu resiko dimana produk yang sudah dikembangkan

ditolak atau tidak disetujui oleh pihak yang berwenang (pemerintah).

22 Donald,L.R. dan R.S.Winer, 2004, Product Management, Fourth Edition, McGraw-

Hill/Irwin, New York. 23 Inwood,D. dan J. Hammond, 1993, Product Development: An Integrated Approach, Kogan

Page Limited, London

Idea GenerationConcept

DevelopmentFeasibility Screening

Concept TestingProduct

DevelopmentProduct Testing

Market TestingGo-no Go Decision

Page 15: New Product - · PDF file21 - Peningkatan efektifitas dan efisiensi tenaga kerja - Peningkatan kualitas SDM dengan cara; pendidikan, On Job Training, seminar, simposium dan latihan

34

2. Resiko pemasaran; yaitu resiko bahwa produk tersebut gagal di

pasaran. Hal ini terjadi karena kurang adanya pemahaman yang

mendalam mengenai pasar yang menjadi sasaran.24

2.3 Kondisi Perusahaan PT. Bio Farma (Persero)

2.3.1 Analisis SWOT Perusahaan

Gambar 2.7 Analisis SWOT PT. Bio Farma (Persero)

2.3.2 Analisis Posisi Perusahaan

Dari Analisis internal diperoleh faktor-faktor berupa kekuatan dan

kelemahan, serta analisis eksternal berupa faktor peluang dan ancaman

yang dihadapi PT. Bio Farma, sehingga didapat analisis yang

menggambarkan posisi perusahaan berada pada kuadran II atau stability

24 Artikel, Rinella Putri, 2007, Mengelola Risiko Kegagalan Produk Baru, Dikutip 15 April

2008 dari

http://www.vibiznews.com/1new/journal_last.php?id=50&sub=journal&month=NOVEM

BER&tahun=2007&awal=0&page=sales

Strength

- Produk Bio Farma memenuhi standar mutu internasional

- Memiliki produk EPI terlengkap

- Memiliki sertifikasi WHO dan ISO 9001-2000

- Memiliki SDM dengan kemampuan yang cukup memadai

- Mempunyai laboratorium yang diakui oleh WHO

- Memiiki aliansi marketing tingkat internasional

Weakness

- Network pemasaran di sektor swasta belum optimal

- Aktivitas pelayanan jasa belum optimal

- Beberapa proses sangat labor intensive

- Fasilitas penelitian dan pengembangan belum memadai

- Keterbatasan dana untuk inovasi teknologi produksi dan ekspansi perusahaan

Opportunities

- Kebutuhan pasar global yang tinggi membuka peluang ekspor

- Komitmen pemerintah memprioritaskan Bio Farma dalam pengadaan vaksin-vaksin untuk perluasan program pemerintah yang akan datang

- Adanya tawaran kerjasama untuk mengembangkan produk baru dari berbagai pihak

- Terbukanya kesempatan untuk mengembangkan kualitas SDM

Threat

- Kompetitor internasional dengan harga yang kompetitif dan teknologi yang lebih baik

- Adanya penurunan permintaan pasar dikarenakan Eradikasi Polio

- Beberapa material tergantung pada supplier tunggal

- Kecenderungan merger di industri vaksin internasional

- Semakin ketatnya persyaratan mutu vaksin

Page 16: New Product - · PDF file21 - Peningkatan efektifitas dan efisiensi tenaga kerja - Peningkatan kualitas SDM dengan cara; pendidikan, On Job Training, seminar, simposium dan latihan

35

dengan menggunakan Selective maintenance strategy yaitu saat kondisi

eksternal perusahaan mendukung untuk tumbuhnya perusahaan tetapi

kondisi internal perusahaan lemah. Strategi yang harus dilakukan

perusahaan pada saat ini adalah memusatkan usaha perbaikan internal

perusahaan dan membatasi diri untuk melayani segmen pasar tertentu

yang dipilih secara selektif.25 Dalam hal ini, perusahaan harus dapat

mewaspadai kemungkinan beberapa pesaing baru yang memasuki

industri vaksin sehingga harus dilakukan tindakan untuk

mengantisipasinya. Salah satunya dengan melakukan pengembangan

produk baru.

Gambar 2.8 Posisi Perusahaan

25 Bio Farma, 2008, Internal Source Company

Kuadran II

STABILITY

Kuadran I

GROWTH

Kuadran III

SURVIVAL

Kuadran IV

DIVERSIFICATION

= Posisi Perusahaan

Page 17: New Product - · PDF file21 - Peningkatan efektifitas dan efisiensi tenaga kerja - Peningkatan kualitas SDM dengan cara; pendidikan, On Job Training, seminar, simposium dan latihan

36

2.4 Akar Masalah

Masalah yang dihadapi oleh perusahaan dapat menyebabkan kegagalan

untuk meluncurkan produk dalam jangka waktu yang telah ditentukan

oleh manajemen perusahaan dimana hal ini dikarenakan keterlambatan

dalam proses pengembangan produk baru. Sehingga mengakibatkan

terhambatnya kinerja dari Research and Development perusahaan. Produk

baru yang dikembangkan seharusnya dapat diluncurkan tepat waktu

sesuai rencana sehingga dapat membuat kondisi persaingan dengan para

competitor semakin ketat dan kebutuhan pasar yang semakin mendesak,

tetapi pada kenyataannya proses pengembangan produk baru

menghadapi beberapa tantangan yang harus dihadapi antara lain

keterbatasan sumber daya baik sumber daya manusia maupun

infrastruktur yang memadai.

Page 18: New Product - · PDF file21 - Peningkatan efektifitas dan efisiensi tenaga kerja - Peningkatan kualitas SDM dengan cara; pendidikan, On Job Training, seminar, simposium dan latihan

37

Gambar 2.9 Akar permasalahan yang dihadapi

Faktor

Internal

Faktor

Eksternal

Pengembangan

Produk Baru

Keterlambatan dalam

proses pengembangan

produk baru

Sumber Daya

(Manusia,

infrastruktur)

Risiko

Terhambatnya

Kinerja R&D