obat

9
Obat – obat Premedikasi Premedikasi adalah tindakan awal anesthesia dengan memberikan obat – obat pendahuluan yang terdiri dari obat – obat golongan : antikolinergik, sedative / trankuilizer dan anelgetik. Tujuan premedikasi 1. Menimbulkan rasa nyaman bagi pasien, yang meliputu : bebas dari rasa takut, tegang, dan khawatir ; bebas nyeri dan mencegah mual – muntah. 2. Mengurangi sekresi kelenjar dan menekan reflex vagus. 3. Memudahkan / memperlancar induksi. 4. Mengurangi dosis obat anesthesia. 5. Mengurangi rasa sakit dan kegelisahan pasca bedah. Obat – obat yang sering digunakan sebagai premedikasi adalah : 1. Obat antikholinergik 2. Obat sedative 3. Obat analgetik narkotik Obat Golongan Antikholinergik Obat golongan antikholinergik adalah obat – obatan yang berkhasiat menekan atau menghambat aktivitas kholinergik atau parasimpatis. Tujuan utama pemberian obat golongan anti kholinergik untuk premedikasi adalah 1. Mengurangi sekresi kelenjar : saliva, saluran cerna dan saluran nafas. 2. Mencegah spasme laring dan bronkus. 3. Mencegah bradikardi 4. Mengurangi motilitas usus 5. Melawan efek depresi narkotik terhadap pusat nafas.

Upload: malvin

Post on 14-Apr-2016

17 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

obat

TRANSCRIPT

Page 1: Obat

Obat – obat Premedikasi

Premedikasi adalah tindakan awal anesthesia dengan memberikan obat – obat pendahuluan yang terdiri dari obat – obat golongan : antikolinergik, sedative / trankuilizer dan anelgetik.

Tujuan premedikasi

1. Menimbulkan rasa nyaman bagi pasien, yang meliputu : bebas dari rasa takut, tegang, dan khawatir ; bebas nyeri dan mencegah mual – muntah.

2. Mengurangi sekresi kelenjar dan menekan reflex vagus.3. Memudahkan / memperlancar induksi.4. Mengurangi dosis obat anesthesia.5. Mengurangi rasa sakit dan kegelisahan pasca bedah.

Obat – obat yang sering digunakan sebagai premedikasi adalah :

1. Obat antikholinergik2. Obat sedative3. Obat analgetik narkotik

Obat Golongan AntikholinergikObat golongan antikholinergik adalah obat – obatan yang berkhasiat menekan atau menghambat aktivitas kholinergik atau parasimpatis.

Tujuan utama pemberian obat golongan anti kholinergik untuk premedikasi adalah1. Mengurangi sekresi kelenjar : saliva, saluran cerna dan saluran nafas.2. Mencegah spasme laring dan bronkus.3. Mencegah bradikardi4. Mengurangi motilitas usus5. Melawan efek depresi narkotik terhadap pusat nafas.

Obat golongan antikholinergik yang digunakan dalam praktik anesthesia adalah preparat ALKALOID BELLADONA, yang turunnya adalah :

1. Sulfa Atropin 2. Skopolamin

Mekanisme kerja

Menghambat mekanisme kerja asetil kholin pada organ yang dinervasi oleh saraf otonom para simpatis atau serabut saraf yang mempunyai neurotransmitter asetil kholin.

Page 2: Obat

Alkaloid belladonna menghambat muskarinik secara kompetitif yang ditimbulkan oleh asetil asetil kholin pada sel efektor organ terutama pada kelenjar eksokrin, otot polos dan otot jantung. Khasiat sulfa atropine lebih dominan pada otot jantung, usus dan bronkus, sedangkan skopolamin lebih dominan pada iris, korpus siliare dan kelenjar.

Efek terhadap susunan saraf pusat

Sulfa atropine tidak menimbulkan depresi susua=nan saraf pusat, sedangkan skopolamin mempunyai efek depresi sehingga menimbulkan rasa ngamtuk, euporia, amnesia dan rasa lelah.

Efek terhadap respirasi

Menghambat sekresi kelenjar pada hidung, mulut, faring, trakea dan bronkus, menyebabkan mukosa jalan nafas kekeringan, menyebabkan relaksasi otot polos nronkus dan bronkhioli, sehingga diameter lumennya melebar akan menyebabkan volume ruang rugi bertambah

Efek terhadap kardiovaskular

Menghambat aktivas vagus pada jantung, sehingga denyut jantung meningkat, tetapi tidak berpengaruh lamgsung pada tekanan darah. Pada hipotensi karena reflex vagal, pemberian obat ini akan meningkatkan tekanan darah.

Efek terhadap saluran cerna

Menghambat sekresi kelenjar liur sehingga mulut terasa kering dan sulit menelan, mengurangi sekresi getah lambung sehingga, keasaman lambung bisa dikurangi. Mengurangi tonus otot polos sehingga motilitas usus menurun.

Efek terhadap kelenjar keringat

Menghambat sekresi kelenjar keringat, sehingga menyebabkan kulit kering dan badan terasa panas akibat pelepasan panas tubuh terhalang melalui proses evaporasi

Cara pemberian dan dosis

1. Intramuskular, dosis 0,01 mg/kg BB, diberikan 30 – 45 menit sebelum induksi.2. Intravena, dengan dosis 0,005 mg/kg BB, diberikan 5 – 10 menit sebelum induksi.

Kontra indikasi

Alkaloid belldona ini tidak diberikan pada pasien yang menderita : demam, takikardi, glukoma dan tirotoksikasis.

Page 3: Obat

Kemasan dan sifat fisik

Dikemas dalam bentuk ampul 1 ml mengandung 0,25 dan 0,50 mg, tidak berwarna dan larut dalam air.

DEKSAMETASON (DECADRON, HEXADROL)

Penggunaan : pengobatan penyakit radang, sembab / edema otak, pneumonitis aspirasi, asma bronchial, nyeri miofasial dengan titik picu, reaksi alergik ; pencegahan penolakan pada transplantasi organ; terapi penggunaan untuk insufisiensi adenokortikal.

Dosis :

Penyakit radang:

Deksametason fosfat, intra – artikuler/ intrajaringan, 1 -16 mg. dapat diulangi setelah 1 – 3 minggu

Deksametason asetat, IM/ intra-aurikuler/ intra jaringan, 4- 16mg. dapat diulang 1- 3 minggu

Deksametason fosfat, IV/IM, 0,5 – 25 mg /hari

Edema serebri: deksametason fosfat, IV, 10mg kemudian IM 4 mg setiap 6 jam atau PO 1-3 mg 3 kali sehari. Tapering dalam 5 – 7 hari.

Tumor otak kambuhan / inoperable (mengurangi peningkatan ICP) : deksametason fosfat, IV / IM 2mg 2 atau 3 kali sehari

Nyeri miofasial (dengan titik pemicu) : deksametason fosfat intrajaringan, 1-4 mg (encerkan dalam 10 ml anestetik local). Dapat diulang dalam 1- 3 minggu

Bronkospasme : deksametason fosfat, inhalasi, 300 µg (3 inhalasi) 3 atau 4 kali sehari

Tapering dosis deksametason jika digunakan lebih dari beberapa hari. Hindari penggunaan bersama dengan NSAIA

Eleminasi : Hati

Kemasan:

Suntikan, deksametason fosfat (IV/IM) : 4mg/ml, 10 mg/ml, 20 mg/ml

Suntikan, deksametason fosfat ( hanya penggunaan IV), 20mg/ml , 24 mg/ml

Suntikan, deksametason asetat ( hanya penggunaan IM), 8 mg/ ml, 16 mg/ml

Page 4: Obat

Tablet, deksametason : 0,25 mg , 0,5 mg , 0,75 mg , 1,5 mg , 4 mg , 6 mg

Larutan oral, deksametason : 0,1 mg/ml

Aerosol , deksametason fosfat : 100 µg / semprotan bermeter

Farmakologi

Suatu derivat berfluorinasi dari prednisolon denga efek anti inflamasi poten. 0,75 mg setara dengan 20 mg kortisol. Deksametason dapat mengurangi jumlah dan aktivitas dari sel radang, meningkatkan efek obat – obatan adrenergic beta terhadap produksi AMP – siklik, menghambat mekanisme bronkokonstriktor. Pada dosis ekuipoten, deksametason tidak mempunyai sifat menahan natrium dari kortison. Dapat menekan sumbu hipotalamik – hipofise – adrenal (HPA).

Farmakokinetik

Awitan aksi : Efek anti inflamasi, IV/ IM, beberapa menit

Efek puncak : efek anti inflamasi, IV/ IM, 12 – 24 jam

Lama aksi : efek anti – inflamasi / supresi HPA, IV/ IM, 36 – 54 jam

Interaksi / toksisitas : bersihan ditingkatkan oleh fenitoin, fenobarbital, efedrin, rifampin; respons yang berubah terhadap antikoagulan kumarin; meningkatkan kebutuhan akan insulin; berinteraksi dengan obat antikolinesterase (contohnya ; neostigmin) untuk menghasilkan kelemahan yang berat pada pasien dengan miastenia gravis; efek boros kalium yang ditingkatkan oleh diuretic pelepas kalium ( contohnya : tiazid, furosemid0; mengurangi respon terhadap toksoid dan vaksin hidup atau terinaktivasi peningkatan resiko perdarahan GI dengan penggunaan bersama NSAIA).

Reaksi Samping Utama

Kardiovaskular : aritmia, hipertensi, gagal jantung kongestif pada pasien yang rentan

SSP : kejang, peningkatan tekanan intracranial, psikosis steroid

Dermatologik : gangguan penyembuhan luka, ptekia, eritema

Mata : peningkatan tekanan intraokuler, katarak subkapsuler

Metabolik : retensi cairan, retensi natrium, deplesi kalium

Page 5: Obat

Endokrin : keadaan tanpa respon hipofise dan adenokortikal sekunder selama stress, supresi pertumbuhan, peningkatan kebutuhan akan insulin.

Muskuloskelet : miopati , kelemahan, osteoporosis

Lain : tromboembolisme, penurunan respons terhadap toksoid dan vaksin hidup atau terinaktivasi, peningkatan kerentanan terhadap gejala infeksi dan penyaruan gejala infeksi.

ISOFLURAN

Merupakan halogenasi eter, dikemas dalam bentuk cairan, tidak berwarna, tidak eksplosif, tidak mengandung zat pengawet dan relative tidak larut dalam darah tapi cukup iritatif terhadap jalan nafas sehingga pada saat induksi inhalasi sering menimbulkan batuk dan tahan nafas. Proses induksi dan pemulihannya relative cepat dibandingkan dengan obay – obat anesthesia inhalasi yang ada pada saat ini tapi masih lebih lambat dibandingkan dengan sevofluran

Efek farmakologi

Terhadap sistem saraf pusat

Efek depresinya pada SSP sesuai dengan dosis yang diberikan , isoflurane tidak menimbulkan kelainan EEG seperti yang ditimbulan oleh enflurane. Pada dosis anesthesia tidak menimbulkan vasodilatasi dan perubahan sirkulasi serebral serta mekanisme autoregulasi aliran darah darah otak tetap stabil. Kelebihan lain yang dimiliki oleh isoflurane adalah penurunan konsumsi oksigen otak. Sehingga dengan demikian isoflurane merupakan obat pilihan untuk anesthesia pada kraniotomi, karena tidak berpengaruh pada tekanan intracranial, mempunyai efek proteksi serebral dan efek metaboliknya yang menguntungkan pada teknik hipotensi kendali.

Terhadap sistem kardiovaskular

Efek depresinya pada otot jantung dan pembuluh darah lebih ringan dibanding dengan obat anesthesia volatile yang lain. Tekanan darah dan denyut nadi relative stabil selama anesthesia. Dengan demikian merupakan obat pilihan untuk anesthesia pasien yang menderita penyakit kardiovaskular.

Terhadap sistem repirasi

Page 6: Obat

Seperti halnya dengan obat anesthesia inhalasi yang lain, Isoflurane juga menimbulkan depresi pernafasan yang derajatnya sebanding dengan dosis yang diberikan.

Terhadap otot rangka

Menurunkan tonus otot skelet melalui mekanisme depresi pusat motoris pada serebrum, sehingga dengan demikian berpotensiasi dengan obat pelumpuh otot non depolarisasi. Walaupun demikian masih diperlukan obat pelumpuh otot untuk mendapatkan keadaan relaksasi otot yang optimal terutama pada operasi laparatomi

Terhadap ginjal

Pada dosis anestesi, isofluran menurunkan aliran darah ginjal dan laju filtrasi glumerulus menurun sehingga produksi urin berkurang, akan tetapi masih dalam batas normal.

Terhadap hati

Isofluran tidak menimbulkan perubahan fungsi hati. Sampai saat ini belum ada laporan hasil penelitian yang menyatakan bahwa isofluran hepatotoksik.

Dosis

1. Untuk induksi , konsentrasi yang diberikan pada udara inspirasi adalah 2,0 – 3,0% bersama – sama dengan N2O.

2. Untuk pemeliharaan dengan pola nafas spontan, konsentrasinya berkisar antara 1,0 % - 2,5 % , sedangkan untuk nafas kendali, berkisar antara 0,5 – 1,0 %

Kontra indikasi

Hati – hati pada hipovolemik berat

Keuntungan dan kelemahan

1. Keuntungannya adalah induksi cepat dan lancer, tapi cukup iritatif terhadap mukosa jalan nafas, pemulihannya lebih cepat dibandingkan dengan halotan dan enfluran, tidak menimbulkan mual – muntah dan tidak menimbulkan menggigil pasca anesthesia dan tidak mudah meledak atau terbakar. Penilaian terhadap pemakaian isoflurane saat ini adalah bahwa isofluran tidak menimbulkan goncangan terhadap fungsi kardiovaskular, tidak mengubah sensitivitas otot jantung terhadap katekolamin, sangat sedikit yang mengalami pemecahan dalam tubuh dan tidak menimbulkan efek eksitasi SSP

Page 7: Obat

2. Kelemahannya adalah batas keamanan sempit ( mudah terjadi kelebihan dosis), analgesia dan relaksasinya kurang sehingga harus dikombinasikan dengan obat lain.