obat

18
ANTIBIOTIK Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang dihasilkan oleh mikroorganisme bakteri ataupun jamur. Pada dasarnya tujuan utama penggunaan antibiotik untuk meniadakan infeksi, namun semakin luasnya penggunaan antibiotik sekarang ini justru semakin meluas pula timbulnya infeksi baru akibat penggunaan antibiotik yang tidak rasional. Penggolongan Antibiotik berdasarkan mekanisme kerjanya : Inhibitor sintesis dinding sel bakteri , mencakup golongan Penicillin, Polypeptide dan Cephalosporin Inhibitor transkripsi dan replikasi , mencakup golongan Quinolone, Inhibitor sintesis protein , mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari golongan Macrolide, Aminoglycoside, dan Tetracycline Inhibitor fungsi membran sel , misalnya ionomycin , valinomycin ; Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida , Antimetabolit , misalnya azaserine . Penggolongan Antibiotik berdasarkan struktur kimia : Aminoglikosida Diantaranya amikasin, dibekasin, gentamisin, kanamisin, neomisin, netilmisin, paromomisin, sisomisin, streptomisin, tobramisin. Beta-Laktam Diantaranya golongan karbapenem (ertapenem, imipenem, meropenem), golongan sefalosporin (sefaleksin, sefazolin,

Upload: mulia-sari

Post on 28-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

antibioti, antiinflamasi dan vitamin

TRANSCRIPT

Page 1: obat

ANTIBIOTIK

Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang dihasilkan

oleh mikroorganisme bakteri ataupun jamur. Pada dasarnya tujuan utama penggunaan

antibiotik untuk meniadakan infeksi, namun semakin luasnya penggunaan antibiotik sekarang

ini justru semakin meluas pula timbulnya infeksi baru akibat penggunaan antibiotik yang

tidak rasional.

Penggolongan Antibiotik berdasarkan mekanisme kerjanya :

Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan Penicillin, Polypeptide dan

Cephalosporin

Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan Quinolone,

Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari golongan

Macrolide, Aminoglycoside, dan Tetracycline

Inhibitor fungsi membran sel, misalnya ionomycin, valinomycin;

Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida,

Antimetabolit , misalnya azaserine.

Penggolongan Antibiotik berdasarkan struktur kimia :

Aminoglikosida

Diantaranya amikasin, dibekasin, gentamisin, kanamisin, neomisin, netilmisin,

paromomisin, sisomisin, streptomisin, tobramisin.

Beta-Laktam

Diantaranya golongan karbapenem (ertapenem, imipenem, meropenem), golongan

sefalosporin (sefaleksin, sefazolin, sefuroksim, sefadroksil, seftazidim), golongan

beta-laktam monosiklik, dan golongan penisilin (penisilin, amoksisilin).

Glikopeptida

Diantaranya vankomisin, teikoplanin, ramoplanin dan dekaplanin.

Polipeptida

Diantaranya golongan makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin,

roksitromisin), golongan ketolida (telitromisin), golongan tetrasiklin (doksisiklin,

oksitetrasiklin, klortetrasiklin).

Polimiksin

Diantaranya polimiksin dan kolistin.

Kinolon (fluorokinolon)

Diantaranya asam nalidiksat, siprofloksasin, ofloksasin, norfloksasin, levofloksasin,

dan trovafloksasin.

Page 2: obat

Streptogramin

Diantaranya pristinamycin, virginiamycin, mikamycin, dan kinupristin-dalfopristin.

Oksazolidinon

Diantaranya linezolid dan AZD2563.

Sulfonamida

Diantaranya kotrimoksazol dan trimetoprim.

Antibiotika lain yang penting, seperti kloramfenikol, klindamisin dan asam fusidat.

Penggolongan Antibiotik berdasarkan daya kerjanya :

Bakterisid :

Antibiotika yang bakterisid secara aktif membasmi kuman. Termasuk dalam golongan

ini adalah penisilin, sefalosporin, aminoglikosida (dosis besar), kotrimoksazol ,

polipeptida, rifampisin, isoniazid dll.

Bakteriostatik :

Antibiotika bakteriostatik bekerja dengan mencegah atau menghambat pertumbuhan

kuman, TIDAK MEMBUNUHNYA, sehingga pembasmian kuman sangat tergantung

pada daya tahan tubuh. Termasuk dalam golongan ini adalah sulfonamida, tetrasiklin,

kloramfenikol, eritromisin, trimetropim, linkomisin, makrolida, klindamisin, asam

paraaminosalisilat, dll.

Penggolongan antibiotik berdasarkan spektrum kerjanya :

Spektrum luas (aktivitas luas) :

Antibiotik yang bersifat aktif bekerja terhadap banyak jenis mikroba yaitu bakteri gram

positif dan gram negative. Contoh antibiotik dalam kelompok ini adalah sulfonamid,

ampisilin, sefalosforin, kloramfenikol, tetrasiklin, dan rifampisin.

Spektrum sempit (aktivitas sempit) :

Antibiotik yang bersifat aktif bekerja hanya terhadap beberapa jenis mikroba saja, bakteri

gram positif atau gram negative saja. Contohnya eritromisin, klindamisin, kanamisin, hanya

bekerja terhadap mikroba gram-positif. Sedang streptomisin, gentamisin, hanya bekerja

terhadap kuman gram-negatif.

Penggolongan antibiotik berdasarkan penyakitnya :

Golongan Penisilin

Dihasilkan oleh fungi Penicillinum chrysognum. Aktif terutama pada bakteri gram (+)

dan beberapa gram (-). Obat golongan ini digunakan untuk mengobati infeksi pada

saluran napas bagian atas (hidung dan tenggorokan) seperti sakit tenggorokan, untuk

Page 3: obat

infeksi telinga, bronchitis kronik, pneumonia, saluran kemih (kandung kemih dan

ginjal).

Contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain : Ampisilin dan

Amoksisilin. Untuk meningkatkan ketahanan thp b-laktamase : penambahan senyawa untuk

memblokir & menginaktivasi b-laktamase. Misalnya Amoksisilin + asam klavulanat,

Ampisilin + sulbaktam, Piperasilin + tazobaktam.

Efek samping : reaksi alergi, syok anafilaksis, kematian,Gangguan lambung & usus. Pada

dosis amat tinggi dapat menimbulkan reaksi nefrotoksik dan neurotoksik. Aman bagi wanita

hamil & menyusui

Golongan Sefalosporin

Dihasilkan oleh jamur Cephalosporium acremonium. Spektrum kerjanya luas meliputi

bakteri gram positif dan negatif. Obat golongan ini barkaitan dengan penisilin dan

digunakan untuk mengobati infeksi saluran pernafasan bagian atas (hidung dan

tenggorokan) seperti sakit tenggorokan, pneumonia, infeksi telinga, kulit dan jaringan

lunak, tulang, dan saluran kemih (kandung kemih dan ginjal).

Contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain : Sefradin, Sefaklor,

Sefadroksil, Sefaleksin, E.coli, Klebsiella dan Proteus.

Penggolongan sefalosporin berdasarkan aktivitas & resistensinya terhadap b-laktamase:

Generasi I : aktif pada bakteri gram positif. Pada umumnya tidak tahan pada b

laktamase. Misalnya sefalotin, sefazolin, sefradin, sefaleksin, sefadroksil. Digunakan

secara oral pada infeksi saluran kemih ringan, infeksi saluran pernafasan yang tidak

serius

Generasi II : lebih aktif terhadap kuman gram negatif. Lebih kuat terhadap

blaktamase. Misalnya sefaklor, sefamandol, sefmetazol,sefuroksim

Generasi III : lebih aktif terhadap bakteri gram negatif , meliputi Pseudomonas

aeruginosa dan bacteroides. Misalnya sefoperazone, sefotaksim, seftizoksim,

sefotiam, sefiksim.Digunakan secara parenteral,pilihan pertama untuk sifilis

Generasi IV : Sangat resisten terhadap laktamase. Misalnya sefpirome dan sefepim

Golongan Lincosamides

Dihasilkan oleh Streptomyces lincolnensis dan bersifat bakteriostatis. Obat golongan

ini dicadangkan untuk mengobati infeksi berbahaya pada pasien yang alergi terhadap

penisilin atau pada kasus yang tidak sesuai diobati dengan penisilin. Spektrum

kerjanya lebih sempit dari makrolida, terutama terhadap gram positif dan anaerob.

Page 4: obat

Penggunaannya aktif terhadap Propionibacter acnes sehingga digunakan secara

topikal pada acne.

Contoh obatnya yaitu Clindamycin (klindamisin) dan Linkomycin (linkomisin).

Golongan Tetracycline

Diperoleh dari Streptomyces aureofaciens & Streptomyces rimosus. Obat golongan

ini digunakan untuk mengobati infeksi jenis yang sama seperti yang diobati penisilin

dan juga untuk infeksi lainnya seperti kolera, demam berbintik Rocky Mountain,

syanker, konjungtivitis mata, dan amubiasis intestinal. Dokter ahli kulit

menggunakannya pula untuk mengobati beberapa jenis jerawat.

Adapun contoh obatnya yaitu : Tetrasiklin, Klortetrasiklin, Oksitetrasiklin, doksisiklin

dan minosiklin.

Khasiatnya bersifat bakteriostatik , pada pemberian iv dapat dicapai kadar plasma

yang bersifat bakterisid lemah.Mekanisme kerjanya mengganggu sintesis protein kuman

Spektrum kerjanya luas kecuali thp Psudomonas & Proteus. Juga aktif terhadap Chlamydia

trachomatis (penyebab penyakit mata), leptospirae, beberapa protozoa. Penggunaannya yaitu

infeksi saluran nafas, paru-paru, saluran kemih, kulit dan mata. Namun dibatasi karena

resistensinya dan efek sampingnya selama kehamilan & pada anak kecil.

Golongan Kloramfenikol

Bersifat bakteriostatik terhadap Enterobacter & S. aureus berdasarkan perintangan

sintesis polipeptida kuman. Bersifat bakterisid terhadap S. pneumoniae, N.

meningitidis & H. influenza. Obat golongan ini digunakan untuk mengobati infeksi

yang berbahaya yang tidak efektif bila diobati dengan antibiotik  yang kurang efektif.

Penggunaannya secara oral, sejak thn 1970-an dilarang di negara barat karena

menyebabkan anemia aplastis. Sehingga hanya dianjurkan pada infeksi tifus

(salmonella typhi) dan meningitis (khusus akibat H. influenzae). Juga digunakan

sebagai salep 3% tetes/salep mata 0,25-1%. Contoh obatnya adalah Kloramfenikol,

Turunannya yaitu tiamfenikol.

Golongan Makrolida

Bersifat bakteriostatik. Mekanisme kerjanya yaitu pengikatan reversibel pada ribosom

kuman, sehingga mengganggu sintesis protein. Penggunaannya merupakan pilihan

pertama pada infeksi paru-paru. Digunakan untuk mengobati infeksi saluran nafas

bagian atas seperti infeksi tenggorokan dan infeksi telinga, infeksi saluran nafas

bagian bawah seperti pneumonia, untuk infeksi kulit dan jaringan lunak, untuk sifilis,

dan efektif untuk penyakit legionnaire (penyakit yang ditularkan oleh serdadu

Page 5: obat

sewaan). Sering pula digunakan untuk pasien yang alergi terhadap penisilin.Contoh

obatnya : eritromisin, klaritromisin, roxitromisin, azitromisin, diritromisin serta

spiramisin.

Golongan Kuinolon

Berkhasiat bakterisid pada fase pertumbuhan kuman, dgn menghambat enzim DNA

gyrase bakteri sehingga menghambat sintesa DNA. Digunakan untuk mengobati

sinusitis akut, infeksi saluran pernafasan bagian bawah serta pneumonia nosokomial,

infeksi kulit dan jaringan kulit, infeksi tulang sendi, infeksi saluran kencing, Cystitis

uncomplicated akut, prostates bacterial kronik, infeksi intra abdominal complicated,

demam tifoid, penyakit menular seksual, serta efektif untuk mengobati Anthrax

inhalational.

Penggolongan :

o Generasi I : asam nalidiksat dan pipemidat digunakan pada ISK tanpa

komplikasi

o Generasi II : senyawa fluorkuinolon misal siprofloksasin, norfloksasin,

pefloksasin,ofloksasin. Spektrum kerja lebih luas, dan dapat digunakan untuk

infeksi sistemik lain.

Zat-zat long acting : misal sparfloksasin, trovafloksasin dan grepafloksasin.Spektrum

kerja sangat luas dan meliputi gram positif.

Aminoglikosida

Dihasilkan oleh fungi Streptomyces & micromonospora.Mekanisme kerjanya :

bakterisid, berpenetrasi pada dinding bakteri dan mengikatkan diri pada ribosom

dalam sel.

Contoh obatnya : streptomisin, kanamisin, gentamisin, amikasin, neomisin.

Penggunaan Aminoglikosida Streptomisin & kanamisin Þ injeksi pada TBC juga pada

endocarditis,Gentamisin, amikasin bersama dengan penisilin pada infeksi dengan

Pseudomonas,Gentamisin, tobramisin, neomisin juga sering diberikan secara topikal sebagai

salep atau tetes mata/telinga,Efek samping : kerusakan pada organ pendengar dan

keseimbangan serta nefrotoksik.

Monobaktam

Dihasilkan oleh Chromobacterium violaceum Bersifat bakterisid, dengan mekanisme

yang sama dengan gol. b-laktam lainnya.Bekerja khusus pada kuman gram negatif

aerob misal Pseudomonas, H.influenza yang resisten terhadap penisilinase Contoh :

aztreonam

Page 6: obat

Sulfonamide

Merupakan antibiotika spektrum luas terhadap bakteri gram positrif dan negatif.

Bersifat bakteriostatik. Mekanisme kerja : mencegah sintesis asam folat dalam bakteri

yang dibutuhkan oleh bakteri untuk membentuk DNA dan RNA bakteri.Kombinasi

sulfonamida : trisulfa (sulfadiazin, sulfamerazin dan sulfamezatin dengan

perbandingan sama),Kotrimoksazol (sulfametoksazol + trimetoprim dengan

perbandingan 5:1),Sulfadoksin + pirimetamin.

Vankomisin

Dihasikan oleh Streptomyces orientalis.Bersifat bakterisid thp kuman gram positif

aerob dan anaerob.Merupakan antibiotik terakhir jika obat-obat lain tidak ampuh lagi

Penggunaan Antibiotik kombinasi :

Pada infeksi campuran, misalnya kombinasi obat-obat antikuman dan antifungi atau,

dua antibiotik dengan spektrum sempit (gram positif + gram negatif) untuk

memperluas aktifitas terapi : Basitrasin dan polimiksin dalam sediaan topikal.

Untuk memperoleh potensial, misalnya sulfametoksazol dengan trimetoprim (=

kotrimoksazol) dan sefsulodin dengan gentamisin pada infeksi pseudomonas. Multi

drug therapy (AZT + 3TC + ritonavir ) terhadap AIDS juga menghasilkan efek sangat

baik.

Untuk mengatasi resistensi, misalnya Amoksisilin + asam klavulanat yang

menginaktivir enzim penisilinase.

Untuk menghambat resistensi, khususnya pada infeksi menahun seperti tuberkulosa

(rifampisin + INH + pirazinamida ) dan kusta (dapson + klofazimin dan /atau

rifampisin).

Untuk mengurangi toksisitas, misalnya trisulfa dan sitostatika, karena dosis masing-

masing komponen dapat dikurangi.

ANTI INFLAMASI

Obat antiinflamasi (anti radang) non steroid, atau yang lebih dikenal dengan sebutan

NSAID (Non Steroidal Anti-inflammatory Drugs) adalah suatu golongan obat yang memiliki

khasiat analgesik (pereda nyeri), antipiretik (penurun panas), dan antiinflamasi (anti radang).

Istilah "non steroid" digunakan untuk membedakan jenis obat-obatan ini dengan steroid, yang

juga memiliki khasiat serupa. NSAID bukan tergolong obat-obatan jenis narkotika.

Mekanisme kerja NSAID didasarkan atas penghambatan isoenzim COX-1

(cyclooxygenase-1) dan COX-2 (cyclooxygenase-2). Enzim cyclooxygenase ini berperan

Page 7: obat

dalam memacu pembentukan prostaglandin dan tromboksan dari arachidonic acid.

Prostaglandin merupakan molekul pembawa pesan pada proses inflamasi (radang).

NSAID dibagi lagi menjadi beberapa golongan, yaitu golongan salisilat (diantaranya

aspirin/asam asetilsalisilat, metil salisilat, magnesium salisilat, salisil salisilat, dan

salisilamid), golongan asam arilalkanoat (diantaranya diklofenak, indometasin,

proglumetasin, dan oksametasin), golongan profen/asam 2-arilpropionat (diantaranya

ibuprofen, alminoprofen, fenbufen, indoprofen, naproxen, dan ketorolac), golongan asam

fenamat/asam N-arilantranilat (diantaranya asam mefenamat, asam flufenamat, dan asam

tolfenamat), golongan turunan pirazolidin (diantaranya fenilbutazon, ampiron, metamizol,

dan fenazon), golongan oksikam (diantaranya piroksikam, dan meloksikam), golongan

penghambat COX-2 (celecoxib, lumiracoxib), golongan sulfonanilida (nimesulide), serta

golongan lain (licofelone dan asam lemak omega 3).

Parasetamol (asetaminofen) seringkali dikelompokkan sebagai NSAID, walaupun

sebenarnya parasetamol tidak tergolong jenis obat-obatan ini, dan juga tidak pula memiliki

khasiat anti nyeri yang nyata.

Penggunaan NSAID yaitu untuk penanganan kondisi akut dan kronis dimana terdapat

kehadiran rasa nyeri dan radang. Walaupun demikian berbagai penelitian sedang dilakukan

untuk mengetahui kemungkinan obat-obatan ini dapat digunakan untuk penanganan penyakit

lainnya seperti colorectal cancer, dan penyakit kardiovaskular.

Secara umum, NSAID diindikasikan untuk merawat gejala penyakit berikut:

rheumatoid arthritis, osteoarthritis, encok akut, nyeri haid, migrain dan sakit kepala, nyeri

setelah operasi, nyeri ringan hingga sedang pada luka jaringan, demam, ileus, dan renal

colic.1

Sebagian besar NSAID adalah asam lemah, dengan pKa 3-5, diserap baik pada

lambung dan usus halus. NSAID juga terikat dengan baik pada protein plasma (lebih dari

95%), pada umumnya dengan albumin. Hal ini menyebabkan volume distribusinya

bergantung pada volume plasma. NSAID termetabolisme di hati oleh proses oksidasi dan

konjugasi sehingga menjadi zat metabolit yang tidak aktif, dan dikeluarkan melalui urin atau

cairan empedu.

NSAID merupakan golongan obat yang relatif aman, namun ada 2 macam efek

samping utama yang ditimbulkannya, yaitu efek samping pada saluran pencernaan (mual,

muntah, diare, pendarahan lambung, dan dispepsia) serta efek samping pada ginjal

(penahanan garam dan cairan, dan hipertensi).1 Efek samping ini tergantung pada dosis yang

digunakan.

Page 8: obat

Obat ini tidak disarankan untuk digunakan oleh wanita hamil, terutama pada trimester

ketiga. Namun parasetamol dianggap aman digunakan oleh wanita hamil,2 namun harus

diminum sesuai aturan karena dosis tinggi dapat menyebabkan keracunan hati.3

Obat antiinflamasi non steroid (Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drug-NSAID) 

Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) menghambat enzim siklooksigenase

dalam tubuh kita, enzim tersebut berfugnsi memperoduksi prostaglandin. Prostaglandin

menyebabkan munculnya rasa nyeri karena mengiritasi ujung saraf perasa. Prostaglandin juga

bagian dari pengatur suhu tubuh. Golongan NSAID dapat mengurangi nyeri dengan turunnya

kadar prostaglandin. Efek lain akibat turunnya prostaglandin adalah berkurangnya

peradangan, pembengkakan, dan turunnya demam serta mencegah pembekuan darah.

Obat-obat yang tergolong NSAIDs:

• Diklofenak

• Etodolak

• Fenoprofen

• Ibuprofen

• Indometasin

• Asam mefenamat

• Meloxicam

• Nabumetone

• Naproxen

• Oxaprozin

• Piroxicam

Efek samping dari penggunaan NSAID:

Semua jenis obat termasuk NSAID memiliki efek samping, namun tidka semua efek

samping dapat muncul. Efek samping yang sering erjadi yaitu: pusing, sakit kepala, mual,

diare, perut kembung, sulit buang ari besar, kelemahan otot, mulut kering.

Efek samping serius juga pernah dilaporkan akibat penggunaan NSAID yaitu:

• Reaksi alergi seperti kesulitan bernafas, biduran, pembengkakan bibir, lidah dan wajah.

• Kram otot, rasa baal.

• Peningkatan berat badan yang cepat

• Perdarahan saluran cerna

• Nyeri ulu hati

• Gangguan pendengaran

• Telinga berdengung

Page 9: obat

• Kuning

• Kram perut

• Gangguan pencernaan

• Gangguan tidur

• Mudah memar atau berdarah

Penggunaan golongan NSAID dalam jangka waktu lama berisiko terjadinya perdarahan

saluran cerna juga berisiko terjadinya seranga njantung atau stroke. Risiko-risko tersebut

semakin tinggi jika dosis yang digunakan semakin besar. Pasien yang memerlukan antinyeri

dalam waktu yang cukup lama perlu berdiskusi tentang untung ruginya pemakaian NSAID

ini.

VITAMIN C

Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan

penting dalam menangkal berbagai penyakit.

Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam

askorbat.4 Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal

berbagai radikal bebas ekstraselular.5 Beberapa karakteristiknya antara lain sangat mudah

teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam.6 Meskipun jeruk dikenal sebagai buah penghasil

vitamin C terbanyak, sebenarnya salah besar, karena lemon memiliki kandungan vitamin C

lebih banyak 47&% daripada jeruk.6

Peranan vitamin C dalam tubuh

Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis protein yang

menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh

manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar, pendarahan

kecil, dan luka ringan.[6]

Vitamin c juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan

mempertajam kesadaran.4 Sebagai antioksidan, vitamin c mampu menetralkan radikal bebas

di seluruh tubuh.6 Melalui pengaruh pencahar, vitamini ini juga dapat meningkatkan

pembuangan feses atau kotoran.4 Vitamin C juga mampu menangkal nitrit penyebab kanker.

Penelitian di Institut Teknologi Massachusetts menemukan, pembentukan nitrosamin (hasil

akhir pencernaan bahan makanan yang mengandung nitrit) dalam tubuh sejumlah mahasiswa

yang diberi vitamin C berkurang sampai 81%.4

Hipoaskorbemia (defisiensi asam askorbat) bisa berakibat keadaan pecah-pecah di

lidah scorbut, baik di mulut maupun perut, kulit kasar, gusi tidak sehat sehingga gigi mudah

Page 10: obat

goyah dan lepas, perdarahan di bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah

dan depresi. Di samping itu, asam askorbat juga berkorelasi dengan masalah kesehatan lain,

seperti kolestrol tinggi, sakit jantung, artritis (radang sendi), dan pilek.4

Konsumsi

Kebutuhan vitamin C memang berbeda-beda bagi setiap orang, tergantung pada

kebiasaan hidup masing-masing.7 Pada remaja, kebiasaan yang berpengaruh di antaranya

adalah merokok, minum kopi, atau minuman beralkohol, konsumsi obat tertentu seperti obat

antikejang, antibiotik tetrasiklin, antiartritis, obat tidur, dan kontrasepsi oral.4 Kebiasaan

merokok menghilangkan 25% vitamin C dalam darah. Selain nikotin senyawa lain yang

berdampak sama buruknya adalah kafein.4 Selain itu stres, demam, infeksi, dan berolahraga

juga meningkatkan kebutuhan vitamin C.7

Pemenuhan kebutuhan vitamin C bisa diperoleh dengan mengonsumsi beraneka buah

dan sayur seperti jeruk, tomat, arbei, stroberi, asparagus, kol, susu, mentega, kentang, ikan,

dan hati.6

REFERENSI

1. Rossi S, editor. Australian Medicines Handbook 2006. Adelaide: Australian Medicines

Handbook; 2006.

2. Graham GG, Scott KF, Day RO. Tolerability of paracetamol. Drug Saf 2005;28(3):227-40.

3. Wilkes JM, Clark LE, Herrera JL. Acetaminophen overdose in pregnancy. South Med J

2005;98(11):1118-22.

4. Davies MB, Austin J, Partridge DA. 1991. Vitamin C: Its Chemistry and Biochemistry.

Hal : 97-100. The Royal Society of Chemistry: Cambridge.

5. "Maturational Loss of the Vitamin C Transporter in Erythrocytes" . Department of

Medicine, Vanderbilt University School of Medicine; James M. May, Zhi-chao Qu, Huan

Qiao, dan Mark J. Kouryab. Diakses pada 26 November 2010.

6. Kim DO, Lee KW, Lee HJ, Lee CY. 2002. Vitamin C equivalent antioxidant capacity

(VCEAC) of phenolic phytochemicals. J Agric Food Chem 50(13):3713–17.

7. Naidu KA. 2003. Vitamin C in human health and disease is still mistery? An Overview. J

Nutr 2:7

Page 11: obat

BAGIAN PERIODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

TUGAS PERIODONTOLOGI

NAMA : MUH. IRWANSYAH

STAMBUK : J 111 08 142

BAGIAN PERIODONTOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012