obat tradisonal

Upload: winma-elonesa-agarisa

Post on 06-Jan-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

OBAT TRADISONAL

TRANSCRIPT

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pengertian Obat Tradisional

    Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun,

    berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat,

    baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Menurut penelitian masa kini,

    obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini digencarkan

    penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun

    ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut

    beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkab efek samping, karena masih bisa dicerna

    oleh tubuh.

    Beberapa perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi lebih lanjut.

    Bagian dari Obat tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar, rimpang, batang,

    buah, daun dan bunga. Bentuk obat tradisional yang banyak dijual dipasar dalam bentuk

    kapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet.

    Obat yang beredar sekarang ini tak lepas dari perkembangan obat di masa lalu. Perlu

    kita ketahui bahwa penemuan obat jaman dahulu berawal dari coba-mencoba yang

    dilakukan oleh manusia purba. Biasanya di sebut, "EMPIRIS". Empiris berarti

    berdasarkan pengalaman dan disimpan serta dikembangkan secara turun-temurun

    hingga muncul apa yang disebut Ilmu Pengobatan Rakyat atau yang lazimnya disebut

    Pengobatan Tradisional Jamu.

    Akan tetapi, tidak semua obat memulai sejarahnya sebagai obat anti penyakit. Ada obat yang pada awalnya digunakan sebagai racun seperti strychnine & kurare yang

    digunakan sebagai racun-panah oleh penduduk pedalaman Afrika. Contoh yang paling

    up to date adalah nitrogen-mustard (awalnya digunakan sebagai gas beracun saat

    perang dunia pertama) sebagai obat kanker.

    Sudah banyak zat-zat kimia yang berhasil diisolasi, seperti efedrin (dari tanaman Ma

    Huang Ephedra vulgaris), digoksin (digitalis lanata), genistein (dari kacang kedelai) dan lainnya.

    Baru sekitar pada permulaan abad ke-20, obat-obat kimia sintetis mulai menampakkan diri. Aspirin salah satu indikator kemajuan obat kimia sintetis saat itu. Pada tahun 1935 terjadi gebrakan dalam penemuan dan penggunaan kemoterapeutika sulfanilamid yang

    disusul penisilin pada tahun 1940. Seperti diketahui bersama, secara tradisional,

    sebenarnya luka bernanah dapat disembuhkan dengan menutupinya dengan kapang-

    kapang dari jenis tertentu, tetapi baru sekitar tahun 1928 khasiat ini baru diselidiki

    secara ilmiah oleh Dr. Alexander Fleming. Dari hasil penelitian Dr. Alexander Fleming,

    ditemukanlah penisilin.

  • Sejak saat itu, beribu-ribu zat sintetis diketemukan (diperkirakan sekitar 500 zat per

    tahun-nya). Hal ini membuat perkembangan di bidang Farmakoterapi meningkat pesat.

    Secara umum, kebanyakan obat kuno telah ditinggalkan dan diganti obat yang lebih modern. Tapi bukan berarti obat modern bisa santai, sebab persaingan selanjutnya adalah antar sesama obat modern. Pasalnya obat modern dapat terganti dengan obat

    modern yang lebih baru dan lebih berkhasiat serta lebih efektif. Meski begitu,

    diperkirakan lebih dari 78% obat yang beredar sekarang adalah merupakan hasil dari

    penemuan tiga dasawarsa terakhir.

  • BAB II

    FARMAKOLOGI OBAT TRADISIONAL

    Penggolongan Obat Tradisional

    Penggolongan obat di atas adalah obat yang berbasis kimia modern, padahal juga

    dikenal obat yang berasal dari alam, yang biasa dikenal sebagai obat tradisional. Obat

    tradisional Indonesia semula hanya dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu obat

    tradisional atau jamu dan fitofarmaka. Namun, dengan semakin berkembangnya

    teknologi, telah diciptakan peralatan berteknologi t inggi yang membantu proses

    produksi sehingga industri jamu maupun industri farmasi mampu membuat jamu dalam

    bentuk ekstrak. Saat ini obat tradisional dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu jamu,

    obat ekstrak alam, dan fitofarmaka.

    Jamu (Empirical based herbal medicine) Logo Jamu :

    Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam bentuk

    serbuk seduhan, pil, dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi

    penyusun jamu tersebut serta digunakan secara tradisional. Pada umumnya, jenis ini

    dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur yang disusun dari berbagai

    tanaman obat yang jumlahnya cukup banyak, berkisar antara 5 10 macam bahkan lebih. Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi

    cukup dengan bukti empiris. Jamu yang telah digunakan secara turun-menurun selama

    berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, telah membuktikan keamanan

    dan manfaat secara langsung untuk tujuan kesehatan tertentu.

    Obat Herbal Terstandar (Scientific based herbal medicine) Logo Obat

    Herbal terstandar :

    Adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang

    dapat berupa tanaman obat , binatang, maupun mineral. Untuk melaksanakan proses ini

    membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengan

    tenaga kerja yang mendukung dengan pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan

    ekstrak.

    Selain proses produksi dengan tehnologi maju, jenis ini pada umumnya telah ditunjang

    dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian preklinik seperti standart

    kandungan bahan berkhasiat, standart pembuatan ekstrak tanaman obat, standart

    pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji toksisitas akut maupun kronis.

    Fitofarmaka (Clinical based herbal medicine) Logo Fitofarmaka :

    Merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan

    obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti

    ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia. Dengan uji klinik akan lebih

    meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan obat herbal di sarana pelayanan

  • kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untuk menggunakan obat herbal karena

    manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilimiah.

    Contoh Obat

    Jamu

    1) Kuku Bima

    Indikasi:

    Memberi kekuatan dan semangat baru. Menguatkan pinggang/ginjal terutama

    bagi mereka yang lemah dan yang bekerja berat.

    Kontra Indikasi:

    N/A

    Komposisi:

    Eurycomae longifolia, Kaempferiae Rhizoma, Zingiberis Rhizoma, Zingiberis

    aromaticae, Phyllanthi Herba, Bahan-bahan lain.

    Cara pemakaian:

    1 bungkus diseduh dengan 100 cc (? gelas) air hangat. Minum secara teratur 1

    bungkus setiap malam atau 3 x seminggu.

    Kemasan:

    10 Sachet serbuk, tablet.

    Untuk pria.

    Jenis: Serbuk

    Produsen: PT Sido Muncul

    2) Tolak Angin

    Indikasi:

  • Meredakan mual, kembung, sakit perut, melegakan tenggorokan, dan

    memperbaiki daya tahan tubuh.

    Kontra Indikasi:

    N/A

    Komposisi:

    Oryza sativa, Foeniculi Fructus, Isorae Fructus, Caryophylli Folium, Zingiberis

    Rhizoma, Bahan-bahan lain.

    Kegunaan:

    Mengobati masuk angin karena kehujanan, kurang tidur, atau terlalu lelah.

    Gejala-gejalanya seperti : mual, perut kembung/sakit (mules), pusing, lesu, demam,

    pilek, badan terasa dingin, mata berair.

    Menjaga stamina/kondisi tubuh di saat-saat bekerja keras/lembur dan melakukan

    perjalanan jauh. Terutama petugas jaga malam dan pekerja berat.

    Cara pemakaian:

    1 bungkus diseduh dengan 100 cc (? gelas) air hangat. Dapat ditambahkan air

    jeruk nipis bila suka dan madu kembang Sido Muncul. Diminum 2 kali sehari @ 1

    bungkus sampai sembuh.

    Untuk pencegahan : 1 bungkus sehari atau 2-3 hari 1 bungkus.

    Kemasan:

    10 Sachet Serbuk

    12 Sachet @ 15 ml

    10 cacth cover @ 2 kaplet

    Jenis: Saset

  • Produsen: PT Sido Muncul

    3) Darsi

    Indikasi:

    Untuk penyakit darah kotor dan akibat yang ditimbulkan seperti penyakit kulit,

    jerawat, bisul, bercak-bercak merah pada kulit, biduran (galigata), dsb dan

    memperlancar peredaran darah.

    Kontra Indikasi:

    N/A

    Komposisi:

    Pil:

    Curcumae domesticae Rhizoma 10%

    Zingiberis aromaticae Rhizoma 20%

    Elephantopi Folium 5%

    Sappan Lignum 10%

    Zingiberis purpurei Rhizoma 20%

    Andrographidis Herba 15%

    Curcumae Rhizoma 20%

    Kapsul:

    Curcumae domesticae Rhizoma Extract 10%

    Zingiberis aromaticae Rhizoma Extract 20%

    Elephantopi Folium Extract 5%

    Sappan Lignum Extract 10%

    Zingiberis purpurei Rhizoma Extract 20%

    Andrographidis Herba Extract 15%

    Curcumae Rhizoma Extract 20%

    Cara pemakaian:

    Pil:

    Minumlah secara teratur 3 kali sehari @ 5 pil.

    Untuk anak-anak cukup 3 kali sehari @ 3 pil.

    Kapsul:

    Minumlah secara teratur 3 kali sehari @ 2 kapsul.

  • Untuk anak-anak cukup 3 kali sehari @ 1 kapsul.

    Anjuran:

    Sebaiknya minum air putih sebanyak mungkin.

    Jenis: Kapsul

    Produsen: PT Jamu Borobudur