No. 51, 2018

BERITA DAERAHPROVINSI KALIMANTAN BARAT

NOMOR 51 TAHUN 2018

NOMOR 51 TAHUN 2018

TENTANG

PENDELEGASIAN KEWENANGANPENANDATANGANAN PENERBITAN PERIZINAN DAN

NONPERIZINAN KEPADA KEPALA DINASPENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU

SATU PINTU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAGUBERNUR KALIMANTAN BARAT

Menimbang : a. bahwa dalam upaya mewujudkan ikliminvestasi yang kondusif dan berdayasaing untuk mempercepat pertumbuhanpembangunan ekonomi bagikesejahteraan masyarakat, diperlukanpelayanan perizinan dan nonperizinanyang cepat, efektif, efisien, dantransparan;

b. bahwa dalam rangka pelaksanaanpelayanan sebagaimana dimaksuddalam huruf a, telah diterbitkanPeraturan Gubernur Nomor 13 Tahun

1 SALINAN

No. 51, 2018

2017 tentang PendelegasianKewenangan PenandatangananPenerbitan Perizinan dan NonperizinanKepada Kepala Dinas Penanaman Modaldan Pelayanan Terpadu Satu PintuProvinsi Kalimantan Barat sebagaimanatelah diubah dengan PeraturanGubernur Nomor 55 Tahun 2017;

c. bahwa sehubungan dengan adanyaperubahan kebijakan baik ditingkatpusat dan di daerah dan adanyaperubahan beberapa peraturan terkaitperizinan dan perangkat daerah sertaberdasarkan hasil evaluasi pelaksanaanPeraturan Gubernur Nomor 13 Tahun2017 sebagaimana telah diubah denganPeraturan Gubernur Nomor 55 Tahun2017, maka Peraturan Gubernurdimaksud perlu diganti;

d. bahwa berdasarkan pertimbangansebagaimana dimaksud dalam huruf a,huruf b dan huruf c, maka perlumenetapkan Peraturan Gubernurtentang Pendelegasian KewenanganPenandatanganan Penerbitan Perizinandan Non Perizinan kepada Kepala DinasPenanaman Modal dan PelayananTerpadu Satu Pintu Provinsi KalimantanBarat;

2 SALINAN

No. 51, 2018

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956Tentang Pembentukan Daerah-DaerahOtonom Provinsi Kalimantan Barat,Kalimantan Selatan, dan KalimantanTimur (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1956 Nomor 65,Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 1106).

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999tentang Larangan Praktek Monopoli danPersaingan Usaha Tidak Sehat(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1999 Nomor 3, TambahanLembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3817);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007tentang Penanaman Modal (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2007Nomor 67, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4724);

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008tentang Keterbukaan Informasi Publik(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2008 Nomor 61, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia4846);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009tentang Pelayanan Publik (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2009Nomor 1112, Tambahan Lembaran

3 SALINAN

No. 51, 2018

Negara Republik Indonesia Nomor5038);

6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009tentang Pajak Daerah dan RetribusiDaerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2009 Nomor 130,TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5052);

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2014 Nomor 244, TambahanLembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5587) sebagaimana telah diubahbeberapa kali dan terakhir denganUndang-Undang Nomor 9 Tahun 2015tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 58,Tambahan Lembaran Negara RepublikIndoensia Nomor 5679);

8. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014tentang Administrasi Pemerintahan(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2014 Nomor 292, TambahanLembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5601);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun2008 tentang Pedoman Pemberian

4 SALINAN

No. 51, 2018

Insentif dan Pemberian KemudahanPenanaman Modal di Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 88, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4861);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 96 tahun2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentangPelayanan Publik (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2012 Nomor215);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun2018 tentang Pelayanan PerizinanBerusaha Terintegrasi Secara Elektronik(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2018 Nomor 90);

12. Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun2014 tentang PenyelenggaraanPelayanan Terpadu Satu Pintu(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2014 Nomor 221);

13. Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016tentang Percepatan Pelaksanaan ProyekNasional sebagaimana telah diubahdengan Peraturan Presiden Nomor 58Tahun 2017 tentang Perubahan AtasPeraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016tentang Percepatan Pelaksanaan ProyekNasional (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2017 Nomor 119);

5 SALINAN

No. 51, 2018

14. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun2016 tentang Daftar Bidang Usaha YangTertutup dan Bidang Usaha YangTerbuka Dengan Persyaratan di BidangPenanaman Modal (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2016 Nomor97);

15. Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun2017 tentang Percepatan PelaksanaanBerusaha (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2017 Nomor 210);

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor100 Tahun 2016 tentang PedomanNomenklatur Dinas Penanaman ModalDan Pelayanan Terpadu Satu PintuProvinsi dan Kabupaten/Kota (BeritaNegara Republik Indonesia Tahun 2016Nomor 1906);

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor138 Tahun 2017 tentangPenyelenggaraan Pelayanan TerpaduSatu Pintu Daerah (Berita NegaraRepublik Indonesia Tahun 2017 Nomor1956);

18. Peraturan Badan Koordinasi PenanamanModal Nomor 13 Tahun 2017 tentangPedoman dan Tata Cara Perizinan danFasilitas Penanaman Modal (BeritaNegara Republik Indonesia Tahun 2017Nomor 1767);

6 SALINAN

No. 51, 2018

19. Peraturan Badan Koordinasi PenanamanModal Nomor 14 Tahun 2017 tentangPedoman dan Tata Cara PengendalianPelaksanaan Penanaman Modal (BeritaNegara Republik Indonesia Tahun 2017Nomor 1768);

20. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011tentang Penanaman Modal di ProvinsiKalimantan Barat (Lembaran DaerahProvinsi Kalimantan Barat Tahun 2001Nomor 2, Tambahan Lembaran DaerahProvinsi Kalimantan Barat Nomor 2);

21. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011tentang Retribusi Perizinan Tertentusebagaimana telah diubah denganPeraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2015tentang Perubahan Atas PeraturanDaerah Nomor 11 Tahun 2011 tentangRetribusi Perizinan Tertentu (LembaranDaerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun2011 Nomor 11, Tambahan LembaranDaerah Provinsi Kalimantan BaratNomor 9);

22. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2015tentang Penyelenggaraan PelayananPublik (Lembaran Daerah ProvinsiKalimantan Barat Tahun 2015 Nomor 8,Tambahan Lembaran Daerah ProvinsiKalimantan Barat Nomor 6);

7 SALINAN

No. 51, 2018

23. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016tentang Pembentukan dan SusunanPerangkat Daerah Provinsi KalimantanBarat (Lembaran Daerah ProvinsiKalimantan Barat Tahun 2016 Nomor 8,Tambahan Lembaran Daerah ProvinsiKalimantan Barat Nomor 6);

24. Peraturan Gubernur Nomor 92 Tahun2016 tentang Petunjuk PelaksanaanPeraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2015tentang Penyelenggaraan PelayananPublik (Berita Daerah ProvinsiKalimantan Barat Tahun 2016 Nomor92);

25. Peraturan Gubernur Nomor 111 Tahun2016 tentang Kedudukan, SusunanOrganisasi, Tugas dan Fungsi serta TataKerja Dinas Penanaman Modal danPelayanan Terpadu Satu Pintu ProvinsiKalimantan Barat sebagaimana telahdiubah dengan Peraturan GubernurNomor 16 Tahun 2018 tentangPerubahan Atas Peraturan GubernurNomor 111 Tahun 2016 tentangKedudukan, Susunan Organisasi, Tugasdan Fungsi serta Tata Kerja DinasPenanaman Modal dan PelayananTerpadu Satu Pintu Provinsi KalimantanBarat (Berita Daerah ProvinsiKalimantan Barat Tahun 2018 Nomor16);

8 SALINAN

No. 51, 2018

M E M U T U S K A N:

Menetapkan: PERATURAN GUBERNUR TENTANGPENDELEGASIAN KEWENANGANPENANDATANGANAN PENERBITANPERIZINAN DAN NONPERIZINANKEPADA KEPALA DINASPENANAMAN MODAL DANPELAYANAN TERPADU SATU PINTUPROVINSI KALIMANTAN BARAT.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Provinsi Kalimantan Barat.

2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur sebagai unsurpenyelenggaraan Pemerintahan Daerah yangmemimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yangmenjadi kewenangan daerah otonom.

3. Gubernur adalah Gubernur Kalimantan Barat.

4. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnyadisingkat OPD adalah unsur pembantu Gubernur danDewan Perwakilan Rakyat Daerah dalammenyelenggarakan urusan pemerintahan yangmenjadi kewenangan daerah provinsi.

5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah ProvinsiKalimantan Barat.

6. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan TerpaduSatu Pintu yang selanjutnya disingkat DPMPTSP

9 SALINAN

No. 51, 2018

adalah Dinas Penanaman Modal dan PelayananTerpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Barat.

7. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Penanaman Modaldan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ProvinsiKalimantan Barat.

8. Pendelegasian Kewenangan adalah penyerahantugas, hak, kewajiban, dan pertanggungjawabanperizinan dan nonperizinan termasukpenandatanganannya atas nama pemberiwewenang.

9. Tim Teknis adalah kelompok kerja yang terdiri dariunsur-unsur Perangkat Daerah terkait yangmempunyai kewenangan untuk memberikanpertimbangan teknis dalam pelayanan perizinan dannonperizinan

10. Pertimbangan Teknis adalah hasil validasi,pemeriksaan lapangan dan analisa/kajian teknis yangdilakukan oleh Tim Teknis terhadap obyek perizinandan nonperizinan sebagai dasar diterima atauditolaknya permohonan perizinan dan nonperizinan.

11. Insentif adalah tunjangan khusus yang diberikankepada pegawai Dinas sesuai kemampuan keuanganDaerah.

12. Standar Operasional Prosedur yang selanjutnyadisingkat SOP adalah serangkaian instruksi tertulisyang dibakukan mengenai berbagai prosespenyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimanadan kapan harus dilakukan, dimana, dan oleh siapadilakukan.

13. Izin adalah dokumen yang dikeluarkan olehPemerintah Daerah berdasarkan peraturan daerahatau peraturan lainnya yang merupakan buktilegalitas, menyatakan sah atau diperbolehkannya

10 SALINAN

No. 51, 2018

seseorang atau badan untuk melakukan usaha ataukegiatan tertentu.

14. Non Izin adalah dokumen yang dikeluarkan olehPemerintah Daerah berdasarkan Peraturan Daerahatau ketentuan peraturan perundang-undangansebagai syarat/bukti untuk mendukungdikeluarkannya izin kepada seseorang dalam bentuktanda daftar rekomendasi, atau dalam bentuk lain.

15. Perizinan adalah segala bentuk persetujuan untukmelakukan Penanaman Modal yang dikeluarkan olehPemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BadanPengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas danPelabuhan Bebas, dan Administrator KawasanEkonomi Khusus, yang memiliki kewenangan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

16. Non Perizinan adalah segala bentuk kemudahanpelayanan dan informasi mengenai PenanamanModal, sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

17. Penyederhanaan pelayanan adalah upayapenyingkatan terhadap waktu, prosedur, dan biayapemberian perizinan dan non perizinan.

18. Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatanmenanam modal, baik oleh penanam modal dalamnegeri maupun penanam modal asing untukmelakukan usaha di wilayah Negara RepublikIndonesia.

19. Penanaman Modal Asing yang selanjutnya disingkatPMA adalah kegiatan menanam modal untukmelakukan usaha di wilayah Negara RepublikIndonesia yang dilakukan oleh Penanam Modal Asing,baik yang menggunakan modal asing sepenuhnyamaupun yang berpatungan dengan Penanam ModalDalam Negeri.

11 SALINAN

No. 51, 2018

20. Penanaman Modal Dalam Negeri yang selanjutnyadisingkat PMDN adalah kegiatan menanam modaluntuk melakukan usaha di wilayah Negara RepublikIndonesia yang dilakukan oleh Penanam ModalDalam Negeri dengan menggunakan modal dalamnegeri.

21. Penanam modal adalah perseorangan atau badanusaha yang melakukan penanaman modal yangdapat berupa penanam modal dalam negeri danpenanam modal asing.

22. Penanam modal dalam negeri adalah perseoranganwarga negara Indonesia, badan usaha Indonesia,atau daerah yang melakukan penanaman modal diwilayah Negara Republik Indonesia.

23. Penanam modal asing adalah perseorangan warganegara asing, badan usaha asing, dan/ataupemerintah asing yang melakukan penanamanmodal di wilayah Negara Republik Indonesia.

24. Modal adalah aset dalam bentuk uang atau bentuklain yang bukan uang yang dimilki oleh penanammodal yang mempunyai nilai ekonomi.

25. Modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negaraasing, perseorangan warga negara asing, badanusaha asing, badan hukum asing, dan/atau badanhukum Indonesia yang sebagian atau seluruhmodalnya dimiliki oleh pihak asing.

26. Modal dalam negeri adalah modal yang dimiliki olehnegara Republik Indonesia, perseorangan warganegara Indonesia, atau badan usaha yang berbentukbadan hukum atau tidak berbadan hukum.

27. Retribusi adalah pungutan Daerah sebagaipembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentuyang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh

12 SALINAN

No. 51, 2018

pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadiatau badan hukum.

28. Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang selanjutnyadisingkat PTSP adalah kegiatan penyelenggaraansuatu perizinan dan nonperizinan yang mendapatpendelegasian atau pelimpahan wewenang darilembaga atau instansi yang memiliki kewenanganperizinan dan nonperizinan yang prosespengelolaannya dimulai dari tahap permohonansampai dengan tahap terbitnya dokumen yangdilakukan dalam suatu tempat.

BAB IIKEWENANGAN PENANDATANGANAN PENERBITAN

PERIZINAN DAN NON PERIZINAN

Pasal 2

(1) Penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan berdasarkan urusan pemerintahan provinsi.

(2) Urusan Pemerintahan Provinsi sebagaimanadimaksud pada ayat (1), terdiri atas:a. urusan pemerintah provinsi yang diatur dalam

perundang-undangan;b. urusan pemerintah provinsi yang ruang

lingkupnya lintas kabupaten/kota; danc. urusan pemerintah yang dilimpahkan

wewenangnya kepada Gubernur.

Pasal 3

13 SALINAN

No. 51, 2018

(1)Dalam menjalankan urusan Pemerintahan Provinsisebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Gubernurmendelegasikan kewenangan penandatangananpenerbitan perizinan dan nonperizinan kepadaKepala Dinas.

(2) Bidang dan Jenis Perizinan dan Nonperizinan yangdidelegasikan kepada Kepala Dinas sebagaimanadimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiranyang merupakan bagian tidak terpisahkan dariPeraturan Gubernur ini.

(3) Bidang dan Jenis Perizinan dan Nonperizinansebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapatditambah/diubah sesuai dengan perkembangan danregulasi terkait perizinan dan nonperizinanberdasarkan surat usulan penyerahan wewenangperizinan dan nonperizinan oleh OPD Teknis kepadaKepala Dinas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4)Berdasarkan surat sebagaimana dimaksud pada ayat(3), dilakukan perubahan lampiran PeraturanGubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

(5) Prosedur, tatacara dan tanggungjawab pelaksanaanpenandatanganan penerbitan perizinan dannonperizinan oleh Kepala Dinas sebagaimanadimaksud pada ayat (1), berpedoman padaketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB III

14 SALINAN

No. 51, 2018

PELAKSANAAN KEWENANGAN

Pasal 4

(1) Penyelenggaraan PTSP yang meliputi:a. Melaksanakan administrasi pelayanan perizinan

dan non perizinan;b. Mengkoordinasikan penyelenggaraan

administrasi pelayanan perizinan dan nonperizinan;

c. Menerbitkan dan menandatangani dokumenperizinan dan non perizinan.

(2) Pemberian atau penolakan perizinan dan nonperizinan di DPMPTSP dilaksanakan danditandatangani oleh Kepala Dinas setelahmendapatkan pertimbangan teknis dari Kepala OPDTeknis terkait dan berdasarkan pertimbangan TimTeknis yang ditunjuk disertai dengan lampirananalisa, kajian teknis dan lain-lain yang dianggapperlu oleh Kepala Dinas.

(3) Apabila Kepala Dinas berhalangan atau tidak beradaditempat, maka penerbitan dokumen atau penolakanperizinan dan nonperizinan dapat ditandatanganioleh Pejabat yang mewakili Kepala Dinas.

(4) Dalam menyelenggarakan administrasi perizinan dannon perizinan, Kepala Dinas bertanggungjawabkepada Gubernur.

Pasal 5

(1) Penyelenggaraan PTSP secara teknisdilaksanakan oleh Tim Teknis OPD yang ditugaskandi DPMPTSP.

15 SALINAN

No. 51, 2018

(2) Anggota Tim Teknis sebagaimana dimaksudpada ayat (1), terdiri dari petugas teknis OPD terkaityang mempunyai kompetensi dan kemampuandibidangnya, yang ditetapkan dengan KeputusanSekretaris Daerah.

(3) Petugas teknis OPD terkait sebagaimanadimaksud pada ayat (2), merupakan KepalaBidang/Kepala Sub Bidang/Kepala Seksi/Staf terkaityang diusulkan oleh Kepala OPD sebagai anggotaTim Teknis sesuai bidang tugasnya.

(4) Kepala Bidang pada OPD sebagaimanadimaksud pada ayat (3), merupakan Ketua TimTeknis dalam memproses perizinan dan nonperizinan sesuai bidang tugasnya danmenyampaikan hasil analisa dan kajianpertimbangannya kepada Kepala OPD Teknis.

(5) Kepala OPD Teknis memiliki kewenanganuntuk memberikan pertimbangan teknis mengenaikeputusan diterima atau ditolaknya suatupermohonan perizinan dan non perizinanberdasarkan hasil analisa dan kajian pertimbangandari anggota tim teknisnya.

Pasal 6

Kepala Dinas selaku koordinator Tim Teknis bersama-sama dengan OPD Teknis dalam melaksanakan ketentuansebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, harus tetapmemperhatikan/mempedomani semua ketentuanperaturan perundang-undangan dan berkoordinasidengan instansi terkait.

16 SALINAN

No. 51, 2018

Pasal 7

(1) DPMPTSP memungut Retribusi/Pendapatan darisetiap Perizinan dan Non Perizinan yang diterbitkansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Apabila pengelolaan Perizinan dan Non Perizinantelah dilimpahkan seluruhnya kepada DPMPTSP makatarget retribusi Perizinan dan Non Perizinan menjaditarget penerimaan DPMPTSP.

(3) Mekanisme penerimaan pemungutan Retribusi darisetiap Perizinan dan Non Perizinan yang diterbitkanoleh DPMPTSP sesuai dengan Peraturan Daerah danperaturan perundangan- undangan.

(4) Pembayaran Retribusi sebagaimana yang dimaksudpada ayat (3), oleh pemohon Perizinan dan NonPerijinan disetorkan secara langsung ke rekening KasDaerah melalui PT. Bank Kalbar dan tembusan SuratTanda Setoran tersebut disampaikan kepadaDPMPTSP.

(5) DPMPTSP wajib menyampaikan laporan realisasipenerimaan retribusi atas Perizinan dan NonPerizinan secara berkala kepada Gubernur melaluiPejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD).

Pasal 8

(1) Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 3, Kepala Dinas berkewajibanuntuk:

17 SALINAN

No. 51, 2018

a. menerapkan prinsip pelayanan publik yangmudah, sederhana, cepat, transparan danbermutu;

b. menerapkan mekanisme Perizinan danNonperizinan, mulai dari permohonan sampaidengan penyerahan Perizinan dan Non Perizinankepada pemohon yang diatur dalam StandarOperasional Prosedur (SOP);

c. menyampaikan tembusan Perizinan dan NonPerizinan kepada OPD teknis terkait;

d. menyampaikan laporan pelayanan Perizinandan Non Perizinan setiap triwulan kepadaGubernur dan Instansi terkait lainnya.

(2) Standar Pelayanan Perizinan dan NonPerizinandiatur dalam Peraturan Kepala Dinas yang memuatjenis Perizinan dan Nonperizinan yang menjadikewenangan Provinsi, pengertian, dasar hukum,persyaratan, biaya/tarif, masa berlaku, waktu prosesdan dilaporkan kepada Gubernur melalui SekretarisDaerah.

(3) Dalam Pengelolaan Perizinan dan Nonperizinan,DPMPTSP juga menerapkan pelayanan secara onlinesecara bertahap.

Pasal 9

(1) OPD dapat menempatkan pegawai pada DPMPTSPapabila diperlukan sesuai dengan kompetensinyamenurut bidang dan jenisnya masing-masing sebagaitim teknis.

(2) Dalam hal perizinan dan Nonperizinan yangmemerlukan rekomendasi/ pertimbangan teknis dariinstansi terkait, terlebih dahulu dilakukanpemeriksaan teknis oleh Tim Teknis.

18 SALINAN

No. 51, 2018

(3) Perizinan dan Nonperizinan diterbitkan olehDPMPTSP setelah mendapat pertimbangan teknisberupa analisa teknis, bukti visual, pemeriksaanlapangan dan kajian teknis lainnya dari timteknis/OPD terkait.

(4) DPMPTSP dalam melaksanakan tugasnyaberpedoman pada Standar Operasional Proseduryang berlaku.

BAB IVSTANDAR PELAYANAN REPUBLIK DAN STANDAR

OPERASIONAL PROSEDUR

Pasal 10

Untuk optimalisasi penyelenggaran Perizinan dan NonPerizinan:

(1) Kepala Dinas menetapkan Standar PelayananPublik dan Standar Operasional Prosedur Perizinandan Non Perizinan berdasarkan SOP yang berlakupada OPD Teknis sesuai jenis Perizinan dan NonPerizinan.

(2) Keputusan Kepala Dinas tentang StandarPelayanan Publik dan Standar Operasional Prosedursebagaimana dimaksud pada ayat (1) disahkan/diketahui oleh Sekretaris Daerah.

BAB VINSENTIF

Pasal 11

19 SALINAN

No. 51, 2018

(1) Secara bertahap perlu ditempatkan unsur personildari OPD Teknis pada DPMPTSP berdasarkankompetensi dibidangnya.

(2) Kompetensi personil dari OPD Teknis sebagaimanadimaksud pada ayat (1) mencakup kompetensidalam kecakapan, sikap dan perilaku.

(3) Tim Teknis dapat diberikan Honorarium sesuaidengan kemampuan keuangan daerah yangbesarannya berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Pasal 12

(1) Terhadap Pegawai dapat diberikan tambahantunjangan khusus berupa insentif dan/atau tunjanganlainnya sesuai dengan kemampuan keuangan daerahyang besarnya berdasarkan peraturan perundang-undangan.

(2) Terhadap Pegawai yang melaksanakan tugaspelayanan pada hari libur, diberikan uang lembur.

(3) Besaran tunjangan khusus dan uang lembur Pegawaisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),ditetapkan dengan Peraturan Gubernur.

BAB VIPEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PENGENDALIAN

Pasal 13

(1) Pembinaan atas penyelenggaraan PTSP dilakukanoleh Gubernur.

(2) Pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadappelaksanaan teknis perizinan dan non perizinan

20 SALINAN

No. 51, 2018

secara fungsional dilakukan oleh pejabat OPD teknisyang bersangkutan.

(3) Pembinaan, pengawasan dan pengendalian secaraadministrasi terhadap pelayanan perizinan dan nonperizinan dilakukan oleh Kepala Dinas.

(4) Kepala Dinas wajib melaporkan pelaksanaan tugaskepada Gubernur sekurang-kurangnya setiaptriwulan.

BAB VIIPENGADUAN

Pasal 14

(1) Pemohon izin dan non izin mempunyai hakmenyampaikan pengaduan terhadap pelayanan yangdiberikan ataupun keberatan secara lisan dan/atautertulis apabila pelayanan perizinan dan nonperizinan tidak sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan dan/atau Standar Pelayanandan SOP yang telah ditetapkan;

(2) DPMPTSP bersama OPD Teknis terkait wajibmenanggapi dan menangani pengaduan masyarakat.

(3) Pengaduan terhadap layanan administratifdisampaikan kepada Kepala Dinas dan OPD Teknisterkait.

BAB VIIIPEMBIAYAAN

Pasal 15

21 SALINAN

No. 51, 2018

Semua biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannyaPeraturan Gubernur ini dibebankan pada:(1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Kalimantan Barat;(2) Sumber Dana lain yang sah dan tidak mengikat.

BAB IXKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 16

Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku, maka:(1) segala perizinan dan nonperizinan yang telah

diterbitkan sebelum Peraturan Gubernur ini berlaku,tetap berlaku sampai dengan berakhirnya perizinandan nonperizinan tersebut.

(2) Segala perizinan dan nonperizinan yang masih dalamproses, penerbitannya harus berdasarkan PeraturanGubernur ini.

BAB XKETENTUAN PENUTUP

Pasal 17

Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku,Peraturan Gubernur Nomor 13 Tahun 2017 tentangPendelegasian Kewenangan Penandatanganan PenerbitanPerizinan dan Non Perizinan Kepada Kepala DinasPenanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu PintuProvinsi Kalimantan Barat (Berita Daerah ProvinsiKalimantan Barat Tahun 2017 Nomor 13) sebagaimanatelah diubah dengan Peraturan Gubernur Nomor 55 Tahun2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Nomor13 Tahun 2017 tentang Pendelegasian Kewenangan

22 SALINAN

No. 51, 2018

Penandatanganan Penerbitan Perizinan dan Non PerizinanKepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan PelayananTerpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Barat (BeritaDaerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2017 Nomor 55)dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 18

Peraturan Gubernur ini berlaku pada tanggaldiundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Gubernur ini, denganpenempatannya dalam Berita Daerah Provinsi KalimantanBarat.

Ditetapkan di Pontianakpada tanggal 6 Agustus 2018

Pj. GUBERNUR KALIMANTANBARAT

T.T.D

DODI RIYADMADJI

Diundangkan di Pontianak pada tanggal 6 Agustus 2018

SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT,

T.T.D

M. ZEET HAMDY ASSOVIE

BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2018 NOMOR 51

23 SALINAN