nifas vakum ekstraksi
DESCRIPTION
Askep Vakum EkstraksiTRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWTAN IBU NIFAS
ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS
DENGAN VAKUM EKSTRAKSI
PADA RUANG PERAWATAN KEBIDANAN
RSUD BANJARBARUA. PENGKAJIAN
I. Biodata
a. Identitas Pasien
Nama
: Ny. SUmur
: 26 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pendidikan
: SMU
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Agama
: KristenSuku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
Status Perkawinan: Kawin
Alamat
: Jl. Unlam II BanjarbaruTanggal MRS
: 11 April 2004Tgl. Pengkajian: 11 April 2004No. Register RS: 04 11 94b. Identitas Penanggung Jawab
Nama
: Tn. TRUmur
: 30 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pendidikan
: S 1Agama
: KristenPekerjaan
: Swasta
Hub. Dengan klien: Suami
II. Riwayat kehamilan
a. Riwayat Kehamilan Sekarang
Klien datang dengan G1, P0, A0, taksiran partus 16 April 2004. Umur kehamilan 37 minggu. PNC di praktek dokter spesialis kebidanan, frekuensi 1 X sebulan. Klien tidak mempunyai keluhan yang berat selama kehamilan dan tidak ada penyakit kelamin.
b. Riwayat Kehamilan Dahulu
Primigravida, klien tidak menggunakan alat kontrasepsi KB
III. Riwayat persalinan
Persalinan tanggal 11 April 2004, jam 10.30 WITA. Lama persalinan : kala I 14 jam, kala II 1 jam 30 menit, kala III 8 menit. His lemah, singkat dan jarang KU lemah , pembukaan lengkap, persalinan diakhiri dengan vakum ekstraksi.
Perdarahan kala III, 250 cc, kala IV, 200 cc.
Perawatan dan pengobatan yang diberikan yaitu : Infus D5 % dan injeksi Ampicillin gr.
Identitas anak :
Jenis kelamin
: perempuanBB
: 3000 gr
PB
: 49 cm
LK
: 34 cm
LD
: 32 cm
Apgar Score
: 8, 8, 10
Fisik
: normal, tidak terdapat kelainan kongenital
IV. Keadaan post partum
a Keadaan Umum
Klien tampak lemah, kesadaran compos mentis ditandai dengan orientasi klien terhadap orang, tempat dan waktu yang tepat.
b Tanda Vital
Tanggal 11 April 2004Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Suhu
: 36,7 C
Pernafasan
: 24 X/menit
Denyut Nadi
: 84 X/menit
c Payudara
Tidak terdapat kelainan pada payudara, konsistensi lunak, menggantung, puting susu menonjol berwarna coklat kehitaman dengan ukuran puting yang cukup besar, ASI/Colustrum belum keluar, kebersihan kurang (agak kotor).
d Uterus
Menarche usia 15 tahun, siklus haid teratur dengan lama haid 6 hari, kadang-kadang terjadi dismenorrhoe. TFU pusat-syimphisis, konsistensi agak keras, kontraksi baik, posisi normal.
e Lochea
Warna merah, jenis lochea rubra, bau anyir, banyaknya 150 cc
f Vulva
Tidak terdapat oedema
g Perinium
Terdapat luka episiotomi, jenis medio lateral, jahitan putus-putus sepanjang 4 cm dan nyeri.
h Hemorrhoid
Tidak ada
i Ekstremitas
Kedua kaki terdapat sedikit oedema, tidak terdapat varices, fungsi pergerakan baik.
j Ambulasi
Dilakukan mulai hari I post partum, miring kiri dan kanan, perlahan-lahan karena klien masih lemah.
k Vesika Urinaria
Pada palpasi teraba penuh dan datar.
V. Kebutuhan biologis
a Nutrisi
Dirumah :
Frekuensi makan 3X sehari, diet NB + susu, tidak ada pantangan makan, kuantitas 1 piring.
Hari I post partum di rumah sakit :
Frekuensi makan 3X sehari, diet NB TKTP, kuantitas 4 sendok makan, masalah : tidak ada nafsu makan, mual
b Eleminasi Defekasi
Dirumah :BAB : frekuensi 1X sehari, konsistensi lembek, masalah tidak ada
BAK : frekuensi 5 7X sehari, warna kuning jernih, masalah tidak ada
Hari I post partum di rumah sakit :
BAB : belum ada
BAK : 2 Kali
Masalah : klien takut nyeri pada periniumnya dan takut berjalan ke kamar mandi
c Aktifitas
Di rumah :
Klien beraktifitas sebagai ibu rumah tangga
Hari I post partum di rumah sakit :
Aktifitas dibantu parsial, klien hanya berbaring di tempat tidur
Masalah : klien masih lemah, dan takut bergerak karena nyeri pada luka episiotomi
d Istirahat dan tidur
Di rumah :
Lama tidur malam : 8 jam, tidur siang : kadang-kadang, 2 jam masalah : tidak ada
Hari I post partum di rumah sakit :
Tidur 5 jam sehari , masalah : klien sering terbangun karena nyeri pada perinium.
e Perawatan diri
Personal hygiene sehari-hari
Di rumah :
Mandi 2x sehari, gosok gigi 3-4X sehari, keramas 2X seminggu, ganti baju sehabis mandi.
Hari I post partum di rumah sakit :
Mandi, sikat gigi, keramas belum dilaksanakan, ganti baju 1X sehari dan ganti pembalut 3X sehari.
Perawatan payudara : klien tidak memahami dan tidak mengerjakan
Perawatan episiotomi : klien tidak memahami dan tidak mengerjakan
Perawatan bayi : klien memahami dan tidak mengerjakan
Vulva hygiene : klien tidak memahami dan tidak mengerjakan
VI. Kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual
a Respon ibu terhadap kelahiran anak
Ibu merasa bahagia dan sangat menerima dengan anak pertamanya
b Respon pasangan dan keluarga
Baik dan merasa bahagia atas kelahiran anak mereka
c Hubungan sosial dengan keluarga, teman dan masyarakat
Baik terlihat dari banyaknya sanak saudara dan tetangga klien yang membezoeknya dan mengucapkan selamat atas kelahiran anak pertamanya.
d Spiritual
Klien beragama kristen, tidak dapat terkaji pelaksanaan ibadahVII. Laboratorium
Hematologi (tgl 12 April 2004)
HB
: 10,8 gr %
Gol darah: B
Kimia Klinik
Ureum: 25 mg/dl
N. Normal: 10-50
Kreatinin: 0,3 mg/dl
N. Normal: 0,5-0,9
VIII. Pengobatan
Inj. Ampicillin3X 1gr
IV
Inj. Bc
3X 2 cc IM
B. ANALISA DATA
DATA SUBJEKTIF DAN OBJEKTIFETIOLOGIMASALAH
DS :
Klien mengatakan tidak ada nafsu makan
Klien mengeluh mual
Klien mengeluh badan terasa lemah
DO :
Porsi yang disediakan tidak dihabiskan, hanya 4 sendok makan
Penurunan keinginan makan sekunder terhadap anoreksiaNutrisi : perubahan, kurang dari kebutuhan tubuh.
DS :
Klien mengatakan luka episiotomi terasa nyeri dan klien takut bergerak
DO :
Klien tampak lemah
Ambulasi miring kanan-kiri
Aktifitas dibantu parsial
Klien hanya berbaring ditempat tidur
Keterbatasan bergerak akibat nyeri pada peri-nium sekunder terhadap luka episiotomiGangguan mobilitas/ aktifitas fisik
DS :
Klien mengatakan sejak hari I post partum di rumah sakit tidak pernah mandi, sikat gigi, keramas, ganti baju 1X dan ganti pembalut 3X sehari.
Klien tidak memahami perawatan payudara, episiotomi dan vulva hygiene.
DO :
Payudara kurang bersih (agak kotor)
Klien hanya berbaring ditempat tidur
Kelemahan sekunder terhadap post partumSindrom kurang perawatan diri
DS :
Klien mengatakan sejak hari I post partum tidak ada BAB dan BAK hanya 2X
DO :
Vesika urinaria datar dan teraba penuhPenurunan frekuensi metabolik sekunder terhadap kelemahanGangguan pola BAB dan BAK
C. DAFTAR MASALAH
NODIAGNOSA KEPERAWATANTANGGAL MUNCULTANGGAL TERATASITTD
1.Nutrisi: perubahan, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan keinginan untuk makan sekunder terhadap anoreksia, d/d :
Klien mengatakan tidak ada nafsu makan
Klien mengeluh mual
Klien mengeluh badan terasa lemah
Porsi yang disediakan tidak dihabiskan, hanya 4 sdm11 4 2004
2.Gangguan mobilitas/aktifitas fisik berhubungan dengan keterbatasan bergerak akibat nyeri pada perinium sekunder terhadap luka episiotomi d/d
Klien mengatakan luka episiotomi terasa nyeri dan klien takut bergerak
Klien tampak lemah
Ambulasi miring kanan-kiri, aktifitas dibantu parsial
Klien hanya berbaring ditempat tidur11 4 2004
3.Sindrom kurang perawatan diri berhubungan dengan kelemahan sekunder terhadap post partum d/d :
Klien mengatakan sejak hari I post partum di RS, klien tidak pernah mandi, gosok gigi, keramas, ganti baju 1X, dan ganti pembalut 3X sehari
Klien tidak memahami perawatan payudara, episiotomidan vulva hygiene
Payudara kurang bersih (agak kotor) dan klien hanya berbaring di tempat tidur 11 4 2004
4.Gangguan pola BAB dan BAK berhubungan dengan penurunan frekuensi metabolik sekunder terhadap kelemahan d/d :
Klien mengatakan sejak hari I post partum tidak ada BAB dan BAK hanya 2X
Vesika urinaria datar dan teraba penuh.12 4 - 2002
D. RENCANA KEPERAWATAN
NoHari/TglNo. Dx. KepTujuanRencana / IntervensiRasional
1.
2.
3.
4.11 4 - 0411- 4 0411 40412 4 04I
II
III
IVNutrisi adekuat/ cukup dari kebutuhan tubuh dengan kriteria :
Klien dapat menghabiskan porsi yang disediakan
HB : 1214 gr %
Klien dapat berak-tifitas tanpa keluhan dengan kriteria :
Klien dapat melakukan latihan aktif dan pasif
Aktifitas tidak dibantu/mandiri
Perawatan diri terpenuhi dengan kriteria :
Klien dapat melakukan perawatan personal hygiene seperti mandi, sikat gigi, keramas, perawatan payudara, episiotomi dan vulva
Klien tampak bersih
Pola BAB dan BAK kembali normal dengan kriteria :
BAB 1X sehari
BAK 5-6X sehari
Vesika urunaria teraba kosong1. Kaji pola kebiasaan makan klien2. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat terhadap proses involusi dan pembentukan asi3. Berikan makanan sedikit dan makanan kecil tambahan yang tepat4. Gunakan pendekatan konsisten, duduk dengan klien saat makan, tingkatkan lingkungan nyaman dan catat masukan
5. Diskusikan makanan yang disukai klien dan masukan dalam diet murni6. Berikan diet tinggi serat7. Berikan tambahan vitamin seperti b 12, injeksi asam folat dan kalsium sesuai indikasi1. Jadwalkan aktifitas/tindakan dengan periode istirahat, anjurkan klienuntuk dapat berperan serta dalamgegiatan sehari-hari dengan keterbatasan yang dialaminya
2. Berikan/bantu untuk melakukan latihan rentang gerak pasif dan aktif
3. Bantu untuk melakukan aktifitas ambulasi
4. Kaji kemungkinan klien untuk melakukan tugas/adl normal, catat laporan kelelahan, keletihan dan kesulitan menyelesaikan tugas5. Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing
6. Rencanakan kemajuan aktifitas dengan klien termasuk aktifitas yang klien pandang perlu, tingkatkan tingkat aktifitas sesuai toleransi
1. Tentukan kemampuan klien untuk berpartisipasi dalam aktifitas perawatan diri (skala 0-4)
2. Berikan informasi yang lengkap dan akurat kepada klien dan keluarganya tentang pentingnya perawatan diri
3. Instruksikan klien untuk review tentang pentingnya perawatan diri
4. Berikan bantuan dengan aktifitas yang diperlukan5. Bantu klien dalam perawatan diri seperti menyeka klien, menyisir rambut, memotong kuku dan menggosok gigi serta perawatan payudara, episiotomi dan vulva
6. Dorong/gunakan teknik penghematan energi, contoh : duduk, tidak berdiri, mandi duduk, melakukan tugas dalam peningkatan bertahap
1. Kaji kembali pola diet dan jumlah/tipe masukan cairan2. Pastikan kebiasaan defekasi klien dan gaya hidup sebelumnya
3. Auskultasi bunyi usus4. Hindari makanan yang membentuk gas
5. Kolaborasi dalam pemberian pelembek feses, stimulan ringan, laksatif, pembentukan bulk, atau enema sesuai indikasi, pantau keefektifan
6. Kolaborasi dalam tindakan kateterisasi1. Menentukan Intervensi Berikutnya
2. Nutrisi Adekuat Mempercepat Proses Involusi Uterus Serta Memperbanyak Terbentuknya Asi
3. Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makanan terlalu cepat setelah periode puasa
4. Klien mendeteksi pentingnya dan dapat bereaksi terhadap tekanan, komentar apapun yang dapat terlihat sebagai paksaan memberikan fokus pada makanan
5. Dapat meningkatkan masukan, meningkatkan rasa berpartisipasi/terkontrol
6. Serat dapat melancarkan bab, mengurangi rasa nyeri pada perinium
7. Tambahan dapat diperlukan untuk mencegah anemia karena gangguan absorbsi
1. Meningkatkan penyembuhan dan membentuk kekuatan otot dan kesabaran, peran serta klien akan meningkatkan kemandirian dan perasaan akan pengendalian terhadap diri
2. Meningkatkan kekuatan otot abdomen dan otot fleksor dari tulang belakang, meningkatkan mekanika tubuh dengan baik
3. Penyembuhan terjadi, aktifitas dibatasi dan ditingkatkan dengan perlahan sesuai dengan toleransi individu
4. Mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan
5. Hypotensi postural atau hipoxia serebral dapat menyebabkan pusing, berdenyut dan peningkatan resiko cedera
6. Meningkatkan secara bertahap tingkat aktifitas sampai normal dan memperbaiki tonus otot/stamina tanpa kelemahan, meningkatkan harga diri dan rasa terkontrol
1. Kondisi dasar akan menentukan tingkat kekurangan/kebutuhan
2. Meningkatkan pengetahuan klien tentang perawatan diri sehingga klien dapat dan mudah untuk diajak bekerja sama dalam mengatasi masalahnya
3. Memantau/memonitor tingkat penerimaan klien4. Memenuhi kebutuhan dengan mendukung partisipasi dan kemandirian klien
5. Meningkatkan rasa nyaman dan merangsang kelancaran sirkulasi dan meningkatkan motifasi klien untuk mendiri dalam perawatan
6. Menghemat energi, menurunkan kelelahan dan meningkatkan kemampuan klien untuk melalakukan tugas
1. Masukan adekuat dari serat dan makanan kasar memberi bulk dan cairan adalah faktor penting dalam menentukan konsistensi feses
2. Menentukan dalam jadwal defekasi3. Bunyi usus secara umum menurun pada konstipasi
4. Menurunkan distressgastrik dan distensi abdomen
5. Mempermudah defekasi bila konstipasi terjadi6. Mengeluarkan urine tanpa mengenai luka episiotomi
E. CATATAN KEPERAWATAN
NoHari/TglJamNo.
Dx. KepImplementasiTTD
1.
2.
3.
4.11-4-0411-4-0411-4-0412-4-0412.00
12.00
12.00
09.00
I
II
III
IV Mengkaji pola kebiasaan makan klien
Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat terhadap proses involusi dan pembentukan ASI
Memberikan diet tinggi serat, seperti sayuran dan buah-buahan
Memberikan makanan sedikit dan makanan kecil tambahan yang tepat
Injeksi Bc : 2 cc/ IM Membantu klien melakukan latihan aktifitas ambulasi
Mengubah posisi dengan perlahan miring kekanan-kiri tiap 2 jam sekali dan memantau terhadap reaksi pusing
Membantu klien dalam memenuhi kebutuhannya seperti makan, duduk tanpa membuat klien selalu ketergantungan
Menentukan kemampuan klien untuk berpartisipasi dalam aktifitas diri
Memberikan informasi yang lengkap dan akurat kepada klien dan keluarganya tentang pentingnya perawatan diri
Menginstruksikan klien untuk reviewtentang pentingnya perawatan diri
Memberikan bantuan dengan aktifitasyang diperlukan
Melibatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri dan memberitahukan hal-hal yang kurang dimengerti tentang cara perawatan terhadap klien
Mengkaji kembali pola diet dan jumlah atau tipe masukan cairan
Melakukan auskultasi bunyi usus
Menganjurkan klien untuk menghindari makanan pembentuk gas
F. CATATAN PERKEMBANGAN
NoHari/TglJamNo
Dx. KepPerkembanganTTD
1.
2.
3.
4.12-4-0412-4-0412-4-0412-4-04
09.00
10.00
09.00
10.00
09.00
10.00
09.00
I
II
III
IVS : klien mengatakan masih susah untuk makan, rasa mual masih ada
O : Porsi yang disediakan hanya setengah piring yang dihabiskan
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 2, 3, 6 dan 7
I :
Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat terhadap proses involusi dan pembentukan ASI
Memberikan makanan sedikit dan makanan kecil tambahan yang tepat
Memberikan diet tinggi serat
Memberikan tambahan vitamin seperti B12, injeksi Folat, dan kalsium sesuai dengan indikasi
E :
Klien makan sedikit demi sedikit : 2 sdm/10 menit
Klien dapat menghabiskan porsi yang disediakan
Klien makan disuapi oleh suami
S : klien mengatakan masih takut untuk terlalu banyak bergerak
O :
Klien tampak berhati-hati dalam melakukan gerakan
Klien masih berbaring ditempat tidur
Aktifitas masih dibantu oleh keluarga dan perawat
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 2, 3 dan3
I :
Membantu klien untuk melakukan latihan rentang gerak pasif dan aktif
Membantu untuk melakukan aktifitas ambulasi
Mengubah posisi klien dengan perlahan dan memantau terhadap nyeri
E :
Klien beraktifitas ditempat tidur
Kebutuhan dasar klien masih dibantu keluarga dan perawat
Klien miring kanan dan kiri dengan hati-hatiS :
Klien mengatakan bahwa dirinya sudah diseka oleh keluarganya
Klien merasa lebih segar
O :
Klien tampak lebih bersih
Pakaian klien diganti
Klien menggosok gigi
Rambut belum dikeramas
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi 4, 5 dan 6
I :
Memberikan bantuan dengan aktifitas yang diperlukan
Melibatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri dan memberitahukan hal-hal yang kurang dimengerti tentang cara perawatan terhadap klien
E :
Klien diseka oleh keluarga
Pembalut diganti 3X sehari atau lebih bila kotor
Perawatan luka episiotomi
S : klien mengatakan bahwa dirinya pagi ini belum BAB
O : bising usus menurun
A : masalah belum teratasi
P :
Berikan laxantiva
Berikan makanan tinggi serat
I : memberikan makanan tinggi serat
E : klien mulai memakan buah-buahan dan sayuran berserat tinggi
PAGE 1