new bp

32
BAB I PENDAHULUAN Dalam keadaan sehat, tidak terjadi pertumbuhan mikroorganisme di paru. Keadaan ini disebabkan oleh mekanisme pertahanan paru. Apabila terjadi ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh, mikroorganisme dapat berkembang biak dan menimbulkan penyakit. 1 Pneumonia adalah salah satu penyakit yang menyerang saluran nafas bagian bawah yang terbanyak kasusnya dan sering menyebabkan kematian terbesar pada penyakit saluran nafas bawah yang menyerang anak-anak dan balita hampir di seluruh dunia. 2 Berdasarkan anatomi paru pada anak, pneumonia terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu pneumonia lobaris, pneumonia lobularis (bronkopneumonia), pneumonia interstisial (bronkiolitis). Kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme, tetapi ada juga sejumlah penyebab non infeksi yang harus dipertimbangkan. 3,4 Bronkopneumonia merupakan peradangan pada parenkim paru yang melibatkan bronkus atau bronkiolus dan juga dapat mengenai alveolus disekitarnya,yang berupa distribusi berbentuk bercak-bercak (patchy distribution). 5 Bronkopneumonia lebih sering merupakan infeksi sekunder 1

Upload: rahelppdunpattiyaho

Post on 11-Feb-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

good

TRANSCRIPT

Page 1: New BP

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam keadaan sehat, tidak terjadi pertumbuhan mikroorganisme di paru.

Keadaan ini disebabkan oleh mekanisme pertahanan paru. Apabila terjadi

ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh, mikroorganisme dapat berkembang

biak dan menimbulkan penyakit.1

Pneumonia adalah salah satu penyakit yang menyerang saluran nafas bagian

bawah yang terbanyak kasusnya dan sering menyebabkan kematian terbesar pada

penyakit saluran nafas bawah yang menyerang anak-anak dan balita hampir di

seluruh dunia.2 Berdasarkan anatomi paru pada anak, pneumonia terbagi menjadi

3 (tiga), yaitu pneumonia lobaris, pneumonia lobularis (bronkopneumonia),

pneumonia interstisial (bronkiolitis). Kebanyakan kasus pneumonia disebabkan

oleh mikroorganisme, tetapi ada juga sejumlah penyebab non infeksi yang harus

dipertimbangkan.3,4

Bronkopneumonia merupakan peradangan pada parenkim paru yang

melibatkan bronkus atau bronkiolus dan juga dapat mengenai alveolus

disekitarnya,yang berupa distribusi berbentuk bercak-bercak (patchy

distribution).5 Bronkopneumonia lebih sering merupakan infeksi sekunder

terhadap berbagai keadaan yang melemahkan daya tahan tubuh, tetapi bisa juga

sebagai infeksi primer yang biasanya kita jumpai pada anak-anak, terutama yang

kurang dari 2 tahun.6

Banyak faktor yang dapat berpengaruh terhadap meningkatnya kejadian

pneumonia pada balita baik dari aspek individu anak, perilaku orangtua (ibu),

maupun lingkungan. Kondisi lingkungan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat

kesehatan dan perilaku penggunaan bahan bakar dapat meningkatkan risiko

terjadinya pneumonia. Rumah yang padat penghuni, pencemaran udara dalam

ruang akibat perilaku merokok dari orangtua juga merupakan faktor lingkungan

yang dapat meningkatkan kerentanan balita terhadap pneumonia.7

1

Page 2: New BP

Pada bayi yang paling sering menginfeksi dan menyebabkan

bronkopneumonia adalah golongan Parainfluenza Virus, Influenza Virus,

Adenovirus, RSV dan Cytomegalovirus. Serta berbagai bakteri maupun organisme

atipikal yang disebutkan sebelumnya.8

Sampai saat ini, penyakit pneumonia merupakan penyebab utama kematian

balita di dunia. Di Indonesia pneumonia juga merupakan penyebab kematian pada

balita setelah diare. Riset Kesehatan Dasar melaporkan bahwa kejadian

pneumonia sebulan terakhir (period prevalence) mengalami peningkatan pada

tahun 2007 sebesar 2,1 % menjadi 2,7% pada tahun 2013.7

BAB II

2

Page 3: New BP

LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien

No.RM : 09.74.35

Nama : By. M Z

Tanggal lahir/Umur : 21 Maret 2015/ 3 bulan

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Anak ke : 3 dari 3 saudara

Alamat Orang Tua : Pinrang

Bangsa/suku : Indonesia/Bugis

Orang tua

Ayah

Nama : Tn. S

Umur : 30 tahun

Pekerjaan : Nelayan

Pendidikan terakhir : SD

Ibu

Nama : Ny. F

Umur : 28 tahun

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Pendidikan terakhir : SD

Tanggal masuk Rumah Sakit : 19 Juni 2015

uang perawatan : Bangsal anak/Melati (II3)

Tanggal/jam pemeriksaan : 20 Juni 2015/11.00 WITA

B. Status Umum

3

Page 4: New BP

Pembuatan status didasarkan aloanamnesis dari keluarga pasien (ibu pasien)

Keluhan utama:

Sesak

Anamnesis:

- Dialami sejak ± 1 hari sebelum masuk rumah sakit, tidak dipengaruhi

cuaca, posisi atau aktifitas, Mengi (-), Biru (-).

- Batuk (+) dialami sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit,

lendir (+), Pilek (-)

- Demam (+) dialami sejak 1 hari yang lalu, menggigil (-), kejang (-)

- Muntah (-), kuat minum ASI

- BAB: biasa (warna kuning)

- BAK: lancar (warna kuning)

- Riwayat pengobatan : Tidak ada

- Riwayat kontak dengan penderita batuk lama (dewasa) disangkal

- Riwayat pernah sesak sebelumnya disangkal

- Riwayat sering gatal dan sering pilek sebelumnya disangkal

- Riwayat sesak nafas dalam keluarga disangkal

- Riwayat batuk lama dalam keluarga disangkal

C. Status Neonatologi dan Tumbuh Kembang

Status neonatologi:

Lahir spontan per vaginam, cukup bulan, di Puskesmas ditolong

oleh bidan, segera menangis, dan air ketuban jernih. Berat badan lahir

(BBL) 3200 gram. Panjang badan lahir 48 cm. Riwayat pemberian

vitamin K1 (+), riwayat inisiasi menyusui dini (+).

Status tumbuh kembang:

Tengkurap : belum (normal usia 1 - 2,4 bulan)

Merangkak : belum (normal usia 5 - 8 bulan)

Bicara : belum (normal usia 6,8 - 9, 4bulan)

Duduk : belum (normal usia 6,8 - 8, 3 bulan)

Berdiri : belum (normal usia 9,5 - 12,5 bulan)

4

Page 5: New BP

Berjalan : belum (normal usia 10,2 - 13, 1 bulan)

D. Status Gizi

ASI

Riwayat pemberian ASI (+) mulai dari umur 0 hingga saat ini (3 bulan).

Pasien tidak mengkonsumsi susu formula.

Antropometri

BB : 5,8 Kg LK : 38,5 cm (Terletak antara 37-42 cm) / -2SD sampai +2SD Normal (lampiran 1)

TB : 61 cm LD : 41 cm

BB/TB: - 1 SD sampai 0 SD Gizi baik (lampiran 2)

LP : 42 cmLLA : 13,5 cm

E. Status Imunisasi

Imunisasi Belum Pernah 1 2 3 4 Booster 18 bln – 2 thn

BCG -Hep B -Polio -DPT -Campak -Hib -PCV -Rotavirus -Influenza -MMR -Varisela -Hep A -Tifoid -HPV -

F. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Lemah, tampak sakit sedang

Kesadaran : Composmentis, GCS 15 (E4V5M6)

Tanda Vital :

Nadi : 160 x/menit Pernapasan : 56 x/menit

Suhu : 390C Tekanan Darah : -

5

Page 6: New BP

2. Kulit

Warna : kecokelatan

Sianosis : tidak ada

Hemangioma : tidak ada

Turgor : normal

Kelembaban : cukup

Pucat : tidak ada

Scar BCG : (-)

3. Kepala

Bentuk : normosefal

UUB : belum menutup, rata, tidak menonjol

UUK : datar, sudah menutup

Rambut : hitam, lurus, lebat, distribusi merata, tidak mudah dicabut

Lingkar Kepala : 38,5 cm

4. Wajah

a. Mata : tidak cekung

sklera ikterik (-/-)

konjungtiva anemis (-/-)

Palpebra : edema -/-

Alis & bulu mata : tidak mudah dicabut

Produksi air mata : cukup

Pupil : diameter : 3 mm/3 mm

simetris : isokor, normal

reflek cahaya : +/+

Kornea : jernih

b. Telinga

Bentuk : simetris

Sekret : tidak ada

Nyeri : tidak ada

c. Hidung

Bentuk : simetris

6

Page 7: New BP

Pernafasan cuping hidung : (+)

Epistaksis : tidak ada

Sekret : tidak ada

d. Mulut

Bentuk : normal

Bibir : mukosa bibir basah, sianosis tidak ada

Gusi : - tidak mudah berdarah

- pembengkakan tidak ada

Gigi : belum tumbuh

e. Lidah

Bentuk : normal

Pucat/tidak : tidak pucat

Kotor/tidak : tidak kotor

Warna : kemerahan

f. Tenggorokan

Faring : hiperemis (-)

Tonsil : T1-T1, hiperemis (-)

5. Leher :

Vena Jugularis : Pulsasi : tidak terlihat

Tekanan : tidak meningkat

Pembesaran kelenjar leher : tidak ada

Kaku kuduk : tidak ada

Masa : tidak ada

Tortikolis : tidak ada

6. Thoraks :

a. Dinding dada/paru :

Inspeksi : Bentuk : simetris

Pelebaran sela iga : (-)

Retraksi : (+) subcostal

Dispnea : (+)

Pernafasan : torakoabdominal

7

Page 8: New BP

Palpasi : fremitus fokal simetris kiri dan kanan, nyeri tekan kesan

tidak ada

Perkusi : sonor(+), batas paru hepar interkostal (ICS) VI kanan,

batas bawah paru belakang kiri setinggi Vertebra Torakal

XI dan batas bawah paru belakang kanan setinggi

Vertebra Torakal X

Auskultasi: Bunyi pernapasan : bronkovesikuler

Bunyi Tambahan : rhonki (+/+) basah halus,

Wheezing(-/-)

b. Jantung :

Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat

Palpasi : Thrill tidak ada

Perkusi : Batas kanan : Intercosta IV Linea Parasternalis dextra

Batas kiri : Intercosta V Linea Midklavicula sinistra

Batas atas : Intercosta II Linea Parasternalis dextra

Auskultasi : Suara dasar : Bunyi Jantung I-II murni, regular

Bising : tidak ada

7. Abdomen

Inspeksi : bentuk : datar

Auskultasi : peristaltik (+) normal

Perkusi : timpani

Palpasi : Hati : tidak teraba

Lien : tidak teraba

Ginjal : nyeri ketok (-)

Masa : tidak ada

Lingkar Perut : 40,5 cm

8. Ekstremitas : akral hangat, sianosis (-), cappilary refil time <2”, edema(-)

, Lingkar Lengan Atas (LLA) :13,5 cm

8

Page 9: New BP

9. Neurologis

TandaLengan Tungkai

Kanan Kiri Kanan KiriKekuatan otot 5 5 5 5Tonus Normal Normal Normal NormalTrofi - - - -Klonus - - - -RefleksFisiologis

BPR (++)TPR (++)

BPR (++)TPR (++)

KPR (++)APR (++)

KPR (++)APR (++)

Refleks patologis

Hoffman Tromner(-) Leri(-), Meyer(-)

Hoffman Tromner(-), Leri(-), Meyer (-)

Babinsky(-), Chaddok(-), Oppenheim (-)

Babinsky(-), Chaddok(-), Oppenheim(-)

Sensibilitas Normal Normal normal Normal

- Susunan Saraf Pusat : Nervus Cranialis I – XII normal

- Tanda meningeal : Tanda Brudzinki I (-), II (-), III (-), IV (-),

tanda kernig (-)

- Columna Vertebralis : Skoliosis (-), kifosis (-), lordosis(-), gibus(-)

10. Genitalia : tidak ada kelainan

11. Anus : tidak ada kelainan

G. Resume

By. M Z, laki-laki usia 3 bulan, masuk rumah sakit dengan keluhan sesak

sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Disertai batuk berlendir (+), demam

(+). Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum pasien lemah, tampak

sakit sedang, kesadaran komposmentis, GCS 15, Nadi : 160 x/menit,

Pernapasan: 56x/ menit, Suhu: 39ºC, Scar BCG (-), Pernapasan Cuping

Hidung (+), Retraksi (+) subcostal. Bunyi pernapasan bronkovesikuler, Bunyi

tambahan Rhonki (+/+) basah halus, Wheezing(-/-).

9

Page 10: New BP

H. Rencana pemeriksaan

Pemeriksaan darah rutin tanggal 20 Juni 2015

Pemeriksaan 20/06/2015 Nilai Rujukan

HB 10 g/dl 10.8-14.2 g/dl

Leukosit 11.900 3700-10.100

Trombosit 365.000 155.000- 366.000

Eritrosit 3.52. 106 4,06.106 – 4,69.106

HCT

MCV

MCH

MCHC

30.6

86.8 fL

28.4 pg

32.8 g/Dl

37.7-53.7%

81.1-96.0

27.0-31.2

31.8-35.4

Foto thoraks

I. Diagnosis kerja

Bronkhopneumonia

J. Terapi (dari UGD)

O2 1 liter per menit

IVFD KAEN 3B 10 tetes makro per menit

Sanmol 6cc/8 jam/IV

Ampisilin 300 mg/24 jam/IV

Gentamicin 30 mg/24 jam/IV

Stop intake oral

10

Page 11: New BP

I. FOLLOW-UP

Tanggal Subjektive (S), objective (O), Assasement (A) Planning

20/06/15 S: Sesak (+), batuk berlendir (+), demam (+)

O: Keadaan umum: Lemah

Kesadaran : Composmentis

Tekanan Darah : - Respirasi: 52x/ menit

Nadi : 100 x/ menit Suhu : 38,30 C

Mata : Conjungtiva Anemis (-/-),

Sklera Ikterik (-/-)

Hidung : Pernapasan Cuping Hidung (+)

Pulmo:Retraksi (+) subcostal

Bunyi Napas : Bronkovesikuler

Bunyi Tambahan : Ronkhi (+/+) basah

halus, Wheezing (-/-)

Cor : Bunyi Jantung I-II murni regular

Bunyi Tambahan : Bising (-)

Abdomen :Supel, Peristaltik (+) kesan

normal, Nyeri Tekan (-)

Ekstremitas: Edema pretibial(-), edema

dorsum pedis(-), wasting (-)

A : Bronkopneumonia

O2 1 lpm

IVFD Dekstrosa 5% 14 tpm

Ampicilin 150mg/6 jam/IV

Gentamicin 15mg/12j/IV

Sanmol 6cc/8 jam/IV

Stop intake oral

Foto Thoraks

21/06/15 S: Sesak (+), batuk berlendir (+), demam (-)

O: Keadaan umum: Lemah

Kesadaran : Composmentis

Tekanan Darah : - Respirasi: 54x/ menit

Nadi : 104 x/ menit Suhu : 370 C

Mata : Conjungtiva Anemis (-/-),

Sklera Ikterik (-/-)

Hidung : Pernapasan Cuping Hidung (+)

Pulmo:Retraksi (+) subcostal

Bunyi Napas : Bronkovesikuler

Bunyi Tambahan : Ronkhi (+/+) basah

halus, Wheezing (-/-)

O2 1 lpm

IVFD Dekstrosa 5% 14 tpm

Ampicilin 150mg/6 jam/IV

Gentamicin 15mg/12j/IV

Sanmol 6cc/8 jam/IV

Stop intake oral

11

Page 12: New BP

Cor : Bunyi Jantung I-II murni regular

Bunyi Tambahan : Bising (-)

Abdomen :Supel, Peristaltik (+) kesan

normal, Nyeri Tekan (-)

Ekstremitas: Edema pretibial(-), edema

dorsum pedis(-), wasting (-)

A : Bronkopneumonia

22/06/15 S: Sesak berkurang, batuk berlendir berkurang,

demam (-)

O: Keadaan umum: Lemah

Kesadaran : Composmentis

Tekanan Darah : - Respirasi: 54x/ menit

Nadi : 100 x/ menit Suhu : 36,90 C

Mata : Conjungtiva Anemis (-/-),

Sklera Ikterik (-/-)

Hidung : Pernapasan Cuping Hidung (+)

Pulmo:Retraksi (+) subcostal

Bunyi Napas : bronkovesikuler

Bunyi Tambahan : Ronkhi (+/+) basah

halus, Wheezing (-/-)

Cor : Bunyi Jantung I-II murni regular

Bunyi Tambahan : Bising (-)

Abdomen :Supel, Peristaltik (+) kesan

normal, Nyeri Tekan (-)

Ekstremitas: Edema pretibial(-), edema

dorsum pedis(-), wasting (-)

A : Bronkopneumonia

O2 1 lpm

IVFD Dekstrosa 5% 14 tpm

Ampicilin 150mg/6 jam/IV

Gentamicin 15mg/12j/IV

Sanmol 6cc/8 jam/IV

ASI sedikit-sedikit

23/06/15 S: Sesak berkurang, batuk berlendir berkurang,

demam (-)

O: Keadaan umum: Lemah

Kesadaran : Composmentis

Tekanan Darah : - Respirasi: 50x/ menit

Nadi : 100 x/ menit Suhu : 36,80 C

IVFD Dekstrosa 5% 14 tpm

Ampicilin 150mg/6 jam/IV

Gentamicin 15mg/12j/IV

Sanmol 6cc/8 jam/IV

Minum ASI (+)

+

12

Page 13: New BP

Mata : Conjungtiva Anemis (-/-),

Sklera Ikterik (-/-)

Hidung : Pernapasan Cuping Hidung (-)

Pulmo: Retraksi (+) Subcostal minimal

Bunyi Napas : Vesikuler

Bunyi Tambahan : Ronkhi (+/+) basah

halus, Wheezing (+/+)

Cor : Bunyi Jantung I-II murni regular

Bunyi Tambahan : Bising (-)

Abdomen :Supel, Peristaltik (+) kesan

normal, Nyeri Tekan (-)

Ekstremitas: Edema pretibial(-), edema

dorsum pedis(-), wasting (-)

A : Bronkopneumonia

Dexamethasone 3 x 2 mg/iv

24/06/2015 S: Sesak (-), batuk berlendir berkurang, demam

(-)

O: Keadaan umum: Lemah

Kesadaran : Composmentis

Tekanan Darah : - Respirasi: 42x/ menit

Nadi : 98 x/ menit Suhu : 36,60 C

Mata : Conjungtiva Anemis (-/-),

Sklera Ikterik (-/-)

Hidung : Pernapasan Cuping Hidung (-)

Pulmo:Retraksi (-)

Bunyi Napas : Vesikuler

Bunyi Tambahan : Ronkhi (+/+) basah

halus minimal, Wheezing (-/-)

Cor : Bunyi Jantung I-II murni regular

Bunyi Tambahan : Bising (-)

Abdomen :Supel, Peristaltik (+) kesan

normal, Nyeri Tekan (-)

Ekstremitas: Edema pretibial(-), edema

dorsum pedis(-), wasting (-)

IVFD Dekstrosa 5% 14 tpm

Ampicilin 150mg/6 jam/IV

Gentamicin 15mg/12j/IV

Sanmol 6cc/8 jam/IV

Minum ASI (+)

+

Dexamethasone 3 x 2 mg/iv

13

Page 14: New BP

A : Bronkopneumonia

25/06/2015

S: Sesak (-), batuk berlendir (-), demam (-)

O: Keadaan umum: Baik

Kesadaran : Composmentis

Tekanan Darah : - Respirasi: 50x/ menit

Nadi : 98 x/ menit Suhu : 36,90 C

Mata : Conjungtiva Anemis (-/-),

Sklera Ikterik (-/-)

Hidung : Pernapasan Cuping Hidung (-)

Pulmo : Retraksi (-)

Bunyi Napas : Vesikuler

Bunyi Tambahan : Ronkhi (+/+) basah

halus minimal, Wheezing (-/-)

Cor : Bunyi Jantung I-II murni regular

Bunyi Tambahan : Bising (-)

Abdomen :Supel, Peristaltik (+) kesan

normal, Nyeri Tekan (-)

Ekstremitas: Edema pretibial(-), edema

dorsum pedis(-), wasting (-)

A : Bronkopneumonia

Aff infus

Boleh pulang

Obat Oral :

- Cefila drops 2x 0,2cc

- Vitamin

- Puyer Batuk 3 x1 bungkus

BAB III

14

Page 15: New BP

DISKUSI

Seorang bayi laki-laki berusia 3 bulan, berat 5,8 kg datang dengan keluhan

utama sesak napas. Dari anamnesis didapatkan sesak dialami sejak 1 hari sebelum

masuk rumah sakit. Sesak tidak dipengaruhi cuaca, posisi atau aktifitas, tidak

tampak biru, mengi tidak ada. Disertai demam yang tidak terlalu tinggi, tidak

menggigil, kejang tidak ada. Keluhan sesak didahului oleh batuk berlendir sejak 2

hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Pilek tidak ada. Pasien masih kuat

minum ASI, BAB biasa, BAK biasa.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum pasien lemah, tampak sakit

sedang, kesadaran komposmentis, GCS 15, Nadi : 160 x/menit, Pernapasan: 56x/

menit, Suhu: 39ºC. Pada pemeriksaan khusus ditemukan Scar BCG (-),

Pernapasan cuping hidung (+), pada inspeksi thoraks terlihat adanya retraksi (+)

subcostal. Pada auskultasi bunyi pernapasan bronkovesikuler, bunyi tambahan

rhonki (+/+) basah halus, wheezing(-/-).

Dengan adanya keluhan sesak napas maka dapat dinilai karakteristik sesak

akibat kelainan pada masing-masing sistem, yaitu :9

SESAK NAPAS

Jantung Otak Asidosis (Ginjal) Paru-Paru

oDipengaruhi oleh

aktifitas

oDisertai oleh

nyeri dada

oPemeriksaan fisik

dapat ditemukan

murmur jantung

- Dapat disebabkan

Olehpeningkatan TIK

oGejala-gejala

peningkatan TIK:

Muntah menyemprot,

penurunan kesadaran,

kelainan neurologis, &

pupil anisokor

oProses penyakit

berjalan secara

lama

oGangguan BAK

oNapas Cepat dan

Dalam

- Dapat didahului

oleh ISPA

-Pemeriksaan fisik

didapatkan vesikuler

meningkat atau

menurun

- penggunaan otot

bantu pernapasan

Maka berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik diatas, maka gejala-

gejala mengarah pada gangguan sistem pernapasan ( Pulmonal). Sehingga dapat di

15

Page 16: New BP

diagnosis bandingkan dengan penyakit-penyakit dengan keluhan sesak dan batuk

pada anak.4

PENYAKIT GEJALA

Bronkiolitis - Episode pertama wheezing pada anak umur < 2 tahun

- Hiperinflasi dinding dada

- Ekspirasi memanjang

- Demam Subfebris

- Kurang/ tidak ada respon dengan bronkodilator

Asma - Riwayat wheezing berulang, kadang tanpa batuk dan pilek

- Hiperinflasi dindidng dada

- Ekspirasi memanjang

- Respon dengan bronkodilator

Efusi - Pekak pada perkusi

- Bila masif, terdapat tanda pendorongan organ intratoraks

Penumonia - Batuk dengan napas cepat

- Tarikan dinding dada

- Demam

- Ronkhi

- Nafas cuping hidung

- Merintih/grunting

Dapat disimpulkan bahwa pada pasien ini lebih tepat mengarah pada penyakit

pneumonia. Adapun klasifikasi pneumoni berdasarkan ringan dan beratnya gejala

menurut Pelayanan Kesehatan Medik Rumah Sakit (WHO) :4,10,11

BAYI DAN ANAK BERUSIA 2 BULAN - 5 TAHUN

Pneumonia berat

o Bila ada sesak napas

o Harus dirawat dan diberikan antibiotik

Pneumonia

o Bila tidak ada sesak napas

o Ada napas cepat dengan laju napas

o > 50 x/menit untuk anak usia 2 bulan – 1 tahun

o > 40 x/menit untuk anak > 1 -5 tahun

o Tidak perlu dirawat, diberikan antibiotik oral

Bukan Pneumonia

16

Page 17: New BP

o Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas

o Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antobiotik, hanya diberikan pengobatan

simptomatis seperti penurun panas.

1. Pneumonia ringan. Disamping batuk atau kesulitan napas, hanya terdapat napas

cepat saja, dimana napas cepat adalah :

a. Pada usia 2 bulan-11 bulan : ≥ 50 kali/menit

2. Pneumonia berat. Batuk dan atau kesulitan bernapas ditambah minimal salah

satu hal berikut ini :

a. Kepala terangguk-angguk

b. Pernapasan cuping hidung

c. Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam

d. Foto dada menunjukkan gambaran pneumonia (infiltrat luas, konsolidasi,

dll)

Selain itu didapatkan pula tanda berikut ini :

o Napas cepat (anak umur 2 – 11 bulan)

o Suara merintih (grunting) pada bayi muda

o Pada auskultasi terdengar : crackles (ronki), suara pernapasan bronkial,

suara napas menurun

Dalam keadaan yang sangat berat dapat dijumpai :

o Tidak dapat menyusu atau minum/makan, atau memuntahkan semuanya

o Kejang, letargi, atau tidak sadar

o Sianosis

o Distress pernapasan berat

Jadi pada pasien ini termasuk ke dalam kelompok pneumonia berat,

dimana harus dirawat dan diberi antibiotik.

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan darah rutin

biasanya ditemukan adanya peningkatan jumlah leukosit. Hitung leukosit dapat

membedakan etiologi virus atau bakteri. Infeksi virus leukosit biasanya normal

atau meningkat (namun tidak melebihi 20.000/mm3 dengan predominan limfosit),

17

Page 18: New BP

sedangkan pada infeksi bakteri jumlah leukosit meningkat antara 15.000 hingga

40.000/mm3 dengan predominan neutrofil. Pemeriksaan penunjang yang

dilakukan pada kasus yaitu pemeriksaan laboratorium (darah rutin) dan

didapatkan peningkatan sel darah putih atau leukositosis dengan nilai

11.900/mm3.12

Pemeriksaan radiologis juga dapat dilakukan dimana gambaran radiologis pada

bronkopneumonia mempunyai bentuk difus bilateral dengan peningkatan corakan

bronkovaskular dan infiltrat kecil dan halus yang tersebar di pinggir lapang paru.3

Pada kasus, tidak dilakukan pemeriksaan foto thoraks, karena bronkhopneumonia

sudah dapat didiagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang

ditemukan.

Pengobatan pada bayi dengan bronkopneumonia yaitu :10

1. Pemberian Oksigen

Pada anak dengan pneumonia berat atau pneumonia sangat berat yang dapat

meninggal akibat kekurangan oksigen, sangat tepat untuk memberikan oksigen.10

Indikasi Pemberian oksigen :10

- Sianosis sentral

- Tidak dapat minum

- Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam yang kuat

- Frekuensi napas lebih dari 70x/menit pada anak < 2 bulan - < 5 tahun

- Merintih/grunting pada usia < 2 bulan

UMUR JUMLAH ALIRAN OKSIGEN LITER/MENIT

< 2 bulan 1

2. Cairan

Pastikan anak memperoleh kebutuhan cairan rumatan sesuai umur anak,

tetapi perlu berhati-hati terhadap kelebihan cairan/overhidrasi. Jenis cairan

disesuaikan dengan keseimbangan elektrolit. Bila elektrolit normal diberikan

larutan 1 : 4 (1 bagian NaCl + 3 bagian Dekstrosa 5%). Banyaknya cairan

dihitung dengan rumus darrow.

18

Page 19: New BP

3. Pengobatan Demam

Demam sangat umum terjadi pada infeksi saluran pernapasan akut.

Penatalaksanaan demam tergantung apakah demam itu tinggi atau rendah.10

DEMAM TIDAK TINGGI (<38,5◦C) DEMAM TINGGI (>38,5◦C)

- Nasihati ibu agar memberikan cairan

lebih banyak

- Berilah Parasetamol

- Nasihati ibu agar memberikan cairan lebih

banyak

Dosis ParacetamolUmur atau

Berat badan

Tablet 500mg Tablet 100 mg Syrup 120 mg/5ml

2 bulan - < 6

Bulan (4 - < 7

Kg)

1/8 tablet 1/2 25 ml

(1/2 sendok takar)

4. Pemberian antibiotik untuk rawat inap

Umur atau

Berat Badan

AMPISILIN

Dosis 50mg/KgBB Tambahkan 4 ml

aquadest dalam 1 vial 1000 mg sehingga

menjadi 1000mg=5 ml atau 200 mg/ml

GENTAMISIN

Dosis7,5mg/KgBB/24 jam

Sediaan 80 mg/2 ml

2 - < 4 Bulan 1.25 ml = 250 mg 1 ml = 40 mg

Bila anak memberikan respon yang baik, maka lanjutkan pemberian injeksi

selama 5 hari.10

Pada kasus, pasien diterapi selama perawatan dengan O2 1 liter/menit, IVFD

KAEN 3B 10 tetes per menit atau Dekstrosa 5% 14 tetes per menit. Antibiotik

(Ampisilin 300 mg/24jam/IV dan Gentamicin 30 mg/24j/IV), antipiretik (Sanmol

6cc/8j/IV)

Imunisasi dapat membantu mengurangi kematian anak dari pneumonia.

UNICEF –WHO (2006) menjelaskan tiga vaksin memiliki potensi untuk

mengurangi kematian anak akibat pneumonia yaitu vaksin campak, Hib dan

19

Page 20: New BP

vaksin pneumokokus. Pada kasus ini, pasien belum mendapatkan imunisasi sama

sekali.

DAFTAR PUSTAKA

1. Perhimpunan Dokter paru Indonesia. Pneumonia Komuniti_Pedoman

Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. 2003.h.2-23

2. Bennete NJ. Pediatric pneumonia. [online] 2015 Mey 28. [cited on 2015

June 28]; [5 screens]. Available from: HYPERLINK

http://emedicine.medscape.com/article/967822-overview

3. Administrated by the Alberta Medical Association. Guideline For The

Diagnosis and Management Of Community Acquired Pneumonia:

Pediatrics.[online] 2002.[cited on 2015 June 28]; [screens]. Available

from: HYPERLINK

http://www.centralhealth.nl.ca/assets/PandemicInfluenza/PNEUMONIA

PEDIATRICS.pdf

4. World Health Organization (WHO). Batuk dan kesulitan bernapas. Dalam:

Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Tim editor

Indonesia, editors. Jakarta: World Health Organization Indonesia

bekerjasama dengan Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2009. h.

83-93.

5. Kementerian Kesehatan RI. Buletin Jendela Epidemiologi Pneumonia

Balita.Jakarta: Kemenkes RI; 2010.

6. Varman Meera. Pediatric Pneumococcal Infections. [online] 2014 Dec 01.

[cited on 2015 June 28]; [7 screens]. Available from: HYPERLINK

http://emedicine.medscape.com/article/967 694 -overview

7. Anwar Athena, Dharmayanti Ika. Pneumonia pada anak Balita di

Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional.Vol 8. No.8; 2014 Mei:

359-64

20

Page 21: New BP

8. Fadhila A. Penegakan diagnosis dan penetalaksanaan bronkopneumonia

pada pasien bayi laki-laki berusia 6 bulan (laporan kasus). Medula.

2013October; 1(2): 1-10.

9. Rasmin M, Aniwidyaningsih W. Pendekatan Khusus Sesak napas.

Departemen Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI- RS

Persahabatan:Jakarta.2012

10. Modul tatalaksana Standar Pneumonia. Kementerian Kesehatan RI

Direktorat Jenderal Pengendalian penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

2012: 1-85

11. World Health Organization (WHO) Media Centre. Pneumonia. [online]

2014 November [cited on 2015 March 7]; [4 screens]. Available from:

HYPERLINK http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/ .

12. Anggraini Octaria, Rahmanoe Murdoyo. Bayi usia 3 bulan dengan

bronkopneumonia. Medula. Maret 2014; 2 (3): 66-72.

13. Hartati S. Analisis faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian

pneumonia pada anak balita di RSUD Pasar Rebo Jakarta. Tesis. FK UI.

2011: 36.

21