new bp
DESCRIPTION
goodTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam keadaan sehat, tidak terjadi pertumbuhan mikroorganisme di paru.
Keadaan ini disebabkan oleh mekanisme pertahanan paru. Apabila terjadi
ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh, mikroorganisme dapat berkembang
biak dan menimbulkan penyakit.1
Pneumonia adalah salah satu penyakit yang menyerang saluran nafas bagian
bawah yang terbanyak kasusnya dan sering menyebabkan kematian terbesar pada
penyakit saluran nafas bawah yang menyerang anak-anak dan balita hampir di
seluruh dunia.2 Berdasarkan anatomi paru pada anak, pneumonia terbagi menjadi
3 (tiga), yaitu pneumonia lobaris, pneumonia lobularis (bronkopneumonia),
pneumonia interstisial (bronkiolitis). Kebanyakan kasus pneumonia disebabkan
oleh mikroorganisme, tetapi ada juga sejumlah penyebab non infeksi yang harus
dipertimbangkan.3,4
Bronkopneumonia merupakan peradangan pada parenkim paru yang
melibatkan bronkus atau bronkiolus dan juga dapat mengenai alveolus
disekitarnya,yang berupa distribusi berbentuk bercak-bercak (patchy
distribution).5 Bronkopneumonia lebih sering merupakan infeksi sekunder
terhadap berbagai keadaan yang melemahkan daya tahan tubuh, tetapi bisa juga
sebagai infeksi primer yang biasanya kita jumpai pada anak-anak, terutama yang
kurang dari 2 tahun.6
Banyak faktor yang dapat berpengaruh terhadap meningkatnya kejadian
pneumonia pada balita baik dari aspek individu anak, perilaku orangtua (ibu),
maupun lingkungan. Kondisi lingkungan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat
kesehatan dan perilaku penggunaan bahan bakar dapat meningkatkan risiko
terjadinya pneumonia. Rumah yang padat penghuni, pencemaran udara dalam
ruang akibat perilaku merokok dari orangtua juga merupakan faktor lingkungan
yang dapat meningkatkan kerentanan balita terhadap pneumonia.7
1
Pada bayi yang paling sering menginfeksi dan menyebabkan
bronkopneumonia adalah golongan Parainfluenza Virus, Influenza Virus,
Adenovirus, RSV dan Cytomegalovirus. Serta berbagai bakteri maupun organisme
atipikal yang disebutkan sebelumnya.8
Sampai saat ini, penyakit pneumonia merupakan penyebab utama kematian
balita di dunia. Di Indonesia pneumonia juga merupakan penyebab kematian pada
balita setelah diare. Riset Kesehatan Dasar melaporkan bahwa kejadian
pneumonia sebulan terakhir (period prevalence) mengalami peningkatan pada
tahun 2007 sebesar 2,1 % menjadi 2,7% pada tahun 2013.7
BAB II
2
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
No.RM : 09.74.35
Nama : By. M Z
Tanggal lahir/Umur : 21 Maret 2015/ 3 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Anak ke : 3 dari 3 saudara
Alamat Orang Tua : Pinrang
Bangsa/suku : Indonesia/Bugis
Orang tua
Ayah
Nama : Tn. S
Umur : 30 tahun
Pekerjaan : Nelayan
Pendidikan terakhir : SD
Ibu
Nama : Ny. F
Umur : 28 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan terakhir : SD
Tanggal masuk Rumah Sakit : 19 Juni 2015
uang perawatan : Bangsal anak/Melati (II3)
Tanggal/jam pemeriksaan : 20 Juni 2015/11.00 WITA
B. Status Umum
3
Pembuatan status didasarkan aloanamnesis dari keluarga pasien (ibu pasien)
Keluhan utama:
Sesak
Anamnesis:
- Dialami sejak ± 1 hari sebelum masuk rumah sakit, tidak dipengaruhi
cuaca, posisi atau aktifitas, Mengi (-), Biru (-).
- Batuk (+) dialami sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit,
lendir (+), Pilek (-)
- Demam (+) dialami sejak 1 hari yang lalu, menggigil (-), kejang (-)
- Muntah (-), kuat minum ASI
- BAB: biasa (warna kuning)
- BAK: lancar (warna kuning)
- Riwayat pengobatan : Tidak ada
- Riwayat kontak dengan penderita batuk lama (dewasa) disangkal
- Riwayat pernah sesak sebelumnya disangkal
- Riwayat sering gatal dan sering pilek sebelumnya disangkal
- Riwayat sesak nafas dalam keluarga disangkal
- Riwayat batuk lama dalam keluarga disangkal
C. Status Neonatologi dan Tumbuh Kembang
Status neonatologi:
Lahir spontan per vaginam, cukup bulan, di Puskesmas ditolong
oleh bidan, segera menangis, dan air ketuban jernih. Berat badan lahir
(BBL) 3200 gram. Panjang badan lahir 48 cm. Riwayat pemberian
vitamin K1 (+), riwayat inisiasi menyusui dini (+).
Status tumbuh kembang:
Tengkurap : belum (normal usia 1 - 2,4 bulan)
Merangkak : belum (normal usia 5 - 8 bulan)
Bicara : belum (normal usia 6,8 - 9, 4bulan)
Duduk : belum (normal usia 6,8 - 8, 3 bulan)
Berdiri : belum (normal usia 9,5 - 12,5 bulan)
4
Berjalan : belum (normal usia 10,2 - 13, 1 bulan)
D. Status Gizi
ASI
Riwayat pemberian ASI (+) mulai dari umur 0 hingga saat ini (3 bulan).
Pasien tidak mengkonsumsi susu formula.
Antropometri
BB : 5,8 Kg LK : 38,5 cm (Terletak antara 37-42 cm) / -2SD sampai +2SD Normal (lampiran 1)
TB : 61 cm LD : 41 cm
BB/TB: - 1 SD sampai 0 SD Gizi baik (lampiran 2)
LP : 42 cmLLA : 13,5 cm
E. Status Imunisasi
Imunisasi Belum Pernah 1 2 3 4 Booster 18 bln – 2 thn
BCG -Hep B -Polio -DPT -Campak -Hib -PCV -Rotavirus -Influenza -MMR -Varisela -Hep A -Tifoid -HPV -
F. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Lemah, tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis, GCS 15 (E4V5M6)
Tanda Vital :
Nadi : 160 x/menit Pernapasan : 56 x/menit
Suhu : 390C Tekanan Darah : -
5
2. Kulit
Warna : kecokelatan
Sianosis : tidak ada
Hemangioma : tidak ada
Turgor : normal
Kelembaban : cukup
Pucat : tidak ada
Scar BCG : (-)
3. Kepala
Bentuk : normosefal
UUB : belum menutup, rata, tidak menonjol
UUK : datar, sudah menutup
Rambut : hitam, lurus, lebat, distribusi merata, tidak mudah dicabut
Lingkar Kepala : 38,5 cm
4. Wajah
a. Mata : tidak cekung
sklera ikterik (-/-)
konjungtiva anemis (-/-)
Palpebra : edema -/-
Alis & bulu mata : tidak mudah dicabut
Produksi air mata : cukup
Pupil : diameter : 3 mm/3 mm
simetris : isokor, normal
reflek cahaya : +/+
Kornea : jernih
b. Telinga
Bentuk : simetris
Sekret : tidak ada
Nyeri : tidak ada
c. Hidung
Bentuk : simetris
6
Pernafasan cuping hidung : (+)
Epistaksis : tidak ada
Sekret : tidak ada
d. Mulut
Bentuk : normal
Bibir : mukosa bibir basah, sianosis tidak ada
Gusi : - tidak mudah berdarah
- pembengkakan tidak ada
Gigi : belum tumbuh
e. Lidah
Bentuk : normal
Pucat/tidak : tidak pucat
Kotor/tidak : tidak kotor
Warna : kemerahan
f. Tenggorokan
Faring : hiperemis (-)
Tonsil : T1-T1, hiperemis (-)
5. Leher :
Vena Jugularis : Pulsasi : tidak terlihat
Tekanan : tidak meningkat
Pembesaran kelenjar leher : tidak ada
Kaku kuduk : tidak ada
Masa : tidak ada
Tortikolis : tidak ada
6. Thoraks :
a. Dinding dada/paru :
Inspeksi : Bentuk : simetris
Pelebaran sela iga : (-)
Retraksi : (+) subcostal
Dispnea : (+)
Pernafasan : torakoabdominal
7
Palpasi : fremitus fokal simetris kiri dan kanan, nyeri tekan kesan
tidak ada
Perkusi : sonor(+), batas paru hepar interkostal (ICS) VI kanan,
batas bawah paru belakang kiri setinggi Vertebra Torakal
XI dan batas bawah paru belakang kanan setinggi
Vertebra Torakal X
Auskultasi: Bunyi pernapasan : bronkovesikuler
Bunyi Tambahan : rhonki (+/+) basah halus,
Wheezing(-/-)
b. Jantung :
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Thrill tidak ada
Perkusi : Batas kanan : Intercosta IV Linea Parasternalis dextra
Batas kiri : Intercosta V Linea Midklavicula sinistra
Batas atas : Intercosta II Linea Parasternalis dextra
Auskultasi : Suara dasar : Bunyi Jantung I-II murni, regular
Bising : tidak ada
7. Abdomen
Inspeksi : bentuk : datar
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Perkusi : timpani
Palpasi : Hati : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Ginjal : nyeri ketok (-)
Masa : tidak ada
Lingkar Perut : 40,5 cm
8. Ekstremitas : akral hangat, sianosis (-), cappilary refil time <2”, edema(-)
, Lingkar Lengan Atas (LLA) :13,5 cm
8
9. Neurologis
TandaLengan Tungkai
Kanan Kiri Kanan KiriKekuatan otot 5 5 5 5Tonus Normal Normal Normal NormalTrofi - - - -Klonus - - - -RefleksFisiologis
BPR (++)TPR (++)
BPR (++)TPR (++)
KPR (++)APR (++)
KPR (++)APR (++)
Refleks patologis
Hoffman Tromner(-) Leri(-), Meyer(-)
Hoffman Tromner(-), Leri(-), Meyer (-)
Babinsky(-), Chaddok(-), Oppenheim (-)
Babinsky(-), Chaddok(-), Oppenheim(-)
Sensibilitas Normal Normal normal Normal
- Susunan Saraf Pusat : Nervus Cranialis I – XII normal
- Tanda meningeal : Tanda Brudzinki I (-), II (-), III (-), IV (-),
tanda kernig (-)
- Columna Vertebralis : Skoliosis (-), kifosis (-), lordosis(-), gibus(-)
10. Genitalia : tidak ada kelainan
11. Anus : tidak ada kelainan
G. Resume
By. M Z, laki-laki usia 3 bulan, masuk rumah sakit dengan keluhan sesak
sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Disertai batuk berlendir (+), demam
(+). Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum pasien lemah, tampak
sakit sedang, kesadaran komposmentis, GCS 15, Nadi : 160 x/menit,
Pernapasan: 56x/ menit, Suhu: 39ºC, Scar BCG (-), Pernapasan Cuping
Hidung (+), Retraksi (+) subcostal. Bunyi pernapasan bronkovesikuler, Bunyi
tambahan Rhonki (+/+) basah halus, Wheezing(-/-).
9
H. Rencana pemeriksaan
Pemeriksaan darah rutin tanggal 20 Juni 2015
Pemeriksaan 20/06/2015 Nilai Rujukan
HB 10 g/dl 10.8-14.2 g/dl
Leukosit 11.900 3700-10.100
Trombosit 365.000 155.000- 366.000
Eritrosit 3.52. 106 4,06.106 – 4,69.106
HCT
MCV
MCH
MCHC
30.6
86.8 fL
28.4 pg
32.8 g/Dl
37.7-53.7%
81.1-96.0
27.0-31.2
31.8-35.4
Foto thoraks
I. Diagnosis kerja
Bronkhopneumonia
J. Terapi (dari UGD)
O2 1 liter per menit
IVFD KAEN 3B 10 tetes makro per menit
Sanmol 6cc/8 jam/IV
Ampisilin 300 mg/24 jam/IV
Gentamicin 30 mg/24 jam/IV
Stop intake oral
10
I. FOLLOW-UP
Tanggal Subjektive (S), objective (O), Assasement (A) Planning
20/06/15 S: Sesak (+), batuk berlendir (+), demam (+)
O: Keadaan umum: Lemah
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : - Respirasi: 52x/ menit
Nadi : 100 x/ menit Suhu : 38,30 C
Mata : Conjungtiva Anemis (-/-),
Sklera Ikterik (-/-)
Hidung : Pernapasan Cuping Hidung (+)
Pulmo:Retraksi (+) subcostal
Bunyi Napas : Bronkovesikuler
Bunyi Tambahan : Ronkhi (+/+) basah
halus, Wheezing (-/-)
Cor : Bunyi Jantung I-II murni regular
Bunyi Tambahan : Bising (-)
Abdomen :Supel, Peristaltik (+) kesan
normal, Nyeri Tekan (-)
Ekstremitas: Edema pretibial(-), edema
dorsum pedis(-), wasting (-)
A : Bronkopneumonia
O2 1 lpm
IVFD Dekstrosa 5% 14 tpm
Ampicilin 150mg/6 jam/IV
Gentamicin 15mg/12j/IV
Sanmol 6cc/8 jam/IV
Stop intake oral
Foto Thoraks
21/06/15 S: Sesak (+), batuk berlendir (+), demam (-)
O: Keadaan umum: Lemah
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : - Respirasi: 54x/ menit
Nadi : 104 x/ menit Suhu : 370 C
Mata : Conjungtiva Anemis (-/-),
Sklera Ikterik (-/-)
Hidung : Pernapasan Cuping Hidung (+)
Pulmo:Retraksi (+) subcostal
Bunyi Napas : Bronkovesikuler
Bunyi Tambahan : Ronkhi (+/+) basah
halus, Wheezing (-/-)
O2 1 lpm
IVFD Dekstrosa 5% 14 tpm
Ampicilin 150mg/6 jam/IV
Gentamicin 15mg/12j/IV
Sanmol 6cc/8 jam/IV
Stop intake oral
11
Cor : Bunyi Jantung I-II murni regular
Bunyi Tambahan : Bising (-)
Abdomen :Supel, Peristaltik (+) kesan
normal, Nyeri Tekan (-)
Ekstremitas: Edema pretibial(-), edema
dorsum pedis(-), wasting (-)
A : Bronkopneumonia
22/06/15 S: Sesak berkurang, batuk berlendir berkurang,
demam (-)
O: Keadaan umum: Lemah
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : - Respirasi: 54x/ menit
Nadi : 100 x/ menit Suhu : 36,90 C
Mata : Conjungtiva Anemis (-/-),
Sklera Ikterik (-/-)
Hidung : Pernapasan Cuping Hidung (+)
Pulmo:Retraksi (+) subcostal
Bunyi Napas : bronkovesikuler
Bunyi Tambahan : Ronkhi (+/+) basah
halus, Wheezing (-/-)
Cor : Bunyi Jantung I-II murni regular
Bunyi Tambahan : Bising (-)
Abdomen :Supel, Peristaltik (+) kesan
normal, Nyeri Tekan (-)
Ekstremitas: Edema pretibial(-), edema
dorsum pedis(-), wasting (-)
A : Bronkopneumonia
O2 1 lpm
IVFD Dekstrosa 5% 14 tpm
Ampicilin 150mg/6 jam/IV
Gentamicin 15mg/12j/IV
Sanmol 6cc/8 jam/IV
ASI sedikit-sedikit
23/06/15 S: Sesak berkurang, batuk berlendir berkurang,
demam (-)
O: Keadaan umum: Lemah
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : - Respirasi: 50x/ menit
Nadi : 100 x/ menit Suhu : 36,80 C
IVFD Dekstrosa 5% 14 tpm
Ampicilin 150mg/6 jam/IV
Gentamicin 15mg/12j/IV
Sanmol 6cc/8 jam/IV
Minum ASI (+)
+
12
Mata : Conjungtiva Anemis (-/-),
Sklera Ikterik (-/-)
Hidung : Pernapasan Cuping Hidung (-)
Pulmo: Retraksi (+) Subcostal minimal
Bunyi Napas : Vesikuler
Bunyi Tambahan : Ronkhi (+/+) basah
halus, Wheezing (+/+)
Cor : Bunyi Jantung I-II murni regular
Bunyi Tambahan : Bising (-)
Abdomen :Supel, Peristaltik (+) kesan
normal, Nyeri Tekan (-)
Ekstremitas: Edema pretibial(-), edema
dorsum pedis(-), wasting (-)
A : Bronkopneumonia
Dexamethasone 3 x 2 mg/iv
24/06/2015 S: Sesak (-), batuk berlendir berkurang, demam
(-)
O: Keadaan umum: Lemah
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : - Respirasi: 42x/ menit
Nadi : 98 x/ menit Suhu : 36,60 C
Mata : Conjungtiva Anemis (-/-),
Sklera Ikterik (-/-)
Hidung : Pernapasan Cuping Hidung (-)
Pulmo:Retraksi (-)
Bunyi Napas : Vesikuler
Bunyi Tambahan : Ronkhi (+/+) basah
halus minimal, Wheezing (-/-)
Cor : Bunyi Jantung I-II murni regular
Bunyi Tambahan : Bising (-)
Abdomen :Supel, Peristaltik (+) kesan
normal, Nyeri Tekan (-)
Ekstremitas: Edema pretibial(-), edema
dorsum pedis(-), wasting (-)
IVFD Dekstrosa 5% 14 tpm
Ampicilin 150mg/6 jam/IV
Gentamicin 15mg/12j/IV
Sanmol 6cc/8 jam/IV
Minum ASI (+)
+
Dexamethasone 3 x 2 mg/iv
13
A : Bronkopneumonia
25/06/2015
S: Sesak (-), batuk berlendir (-), demam (-)
O: Keadaan umum: Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : - Respirasi: 50x/ menit
Nadi : 98 x/ menit Suhu : 36,90 C
Mata : Conjungtiva Anemis (-/-),
Sklera Ikterik (-/-)
Hidung : Pernapasan Cuping Hidung (-)
Pulmo : Retraksi (-)
Bunyi Napas : Vesikuler
Bunyi Tambahan : Ronkhi (+/+) basah
halus minimal, Wheezing (-/-)
Cor : Bunyi Jantung I-II murni regular
Bunyi Tambahan : Bising (-)
Abdomen :Supel, Peristaltik (+) kesan
normal, Nyeri Tekan (-)
Ekstremitas: Edema pretibial(-), edema
dorsum pedis(-), wasting (-)
A : Bronkopneumonia
Aff infus
Boleh pulang
Obat Oral :
- Cefila drops 2x 0,2cc
- Vitamin
- Puyer Batuk 3 x1 bungkus
BAB III
14
DISKUSI
Seorang bayi laki-laki berusia 3 bulan, berat 5,8 kg datang dengan keluhan
utama sesak napas. Dari anamnesis didapatkan sesak dialami sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit. Sesak tidak dipengaruhi cuaca, posisi atau aktifitas, tidak
tampak biru, mengi tidak ada. Disertai demam yang tidak terlalu tinggi, tidak
menggigil, kejang tidak ada. Keluhan sesak didahului oleh batuk berlendir sejak 2
hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Pilek tidak ada. Pasien masih kuat
minum ASI, BAB biasa, BAK biasa.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum pasien lemah, tampak sakit
sedang, kesadaran komposmentis, GCS 15, Nadi : 160 x/menit, Pernapasan: 56x/
menit, Suhu: 39ºC. Pada pemeriksaan khusus ditemukan Scar BCG (-),
Pernapasan cuping hidung (+), pada inspeksi thoraks terlihat adanya retraksi (+)
subcostal. Pada auskultasi bunyi pernapasan bronkovesikuler, bunyi tambahan
rhonki (+/+) basah halus, wheezing(-/-).
Dengan adanya keluhan sesak napas maka dapat dinilai karakteristik sesak
akibat kelainan pada masing-masing sistem, yaitu :9
SESAK NAPAS
Jantung Otak Asidosis (Ginjal) Paru-Paru
oDipengaruhi oleh
aktifitas
oDisertai oleh
nyeri dada
oPemeriksaan fisik
dapat ditemukan
murmur jantung
- Dapat disebabkan
Olehpeningkatan TIK
oGejala-gejala
peningkatan TIK:
Muntah menyemprot,
penurunan kesadaran,
kelainan neurologis, &
pupil anisokor
oProses penyakit
berjalan secara
lama
oGangguan BAK
oNapas Cepat dan
Dalam
- Dapat didahului
oleh ISPA
-Pemeriksaan fisik
didapatkan vesikuler
meningkat atau
menurun
- penggunaan otot
bantu pernapasan
Maka berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik diatas, maka gejala-
gejala mengarah pada gangguan sistem pernapasan ( Pulmonal). Sehingga dapat di
15
diagnosis bandingkan dengan penyakit-penyakit dengan keluhan sesak dan batuk
pada anak.4
PENYAKIT GEJALA
Bronkiolitis - Episode pertama wheezing pada anak umur < 2 tahun
- Hiperinflasi dinding dada
- Ekspirasi memanjang
- Demam Subfebris
- Kurang/ tidak ada respon dengan bronkodilator
Asma - Riwayat wheezing berulang, kadang tanpa batuk dan pilek
- Hiperinflasi dindidng dada
- Ekspirasi memanjang
- Respon dengan bronkodilator
Efusi - Pekak pada perkusi
- Bila masif, terdapat tanda pendorongan organ intratoraks
Penumonia - Batuk dengan napas cepat
- Tarikan dinding dada
- Demam
- Ronkhi
- Nafas cuping hidung
- Merintih/grunting
Dapat disimpulkan bahwa pada pasien ini lebih tepat mengarah pada penyakit
pneumonia. Adapun klasifikasi pneumoni berdasarkan ringan dan beratnya gejala
menurut Pelayanan Kesehatan Medik Rumah Sakit (WHO) :4,10,11
BAYI DAN ANAK BERUSIA 2 BULAN - 5 TAHUN
Pneumonia berat
o Bila ada sesak napas
o Harus dirawat dan diberikan antibiotik
Pneumonia
o Bila tidak ada sesak napas
o Ada napas cepat dengan laju napas
o > 50 x/menit untuk anak usia 2 bulan – 1 tahun
o > 40 x/menit untuk anak > 1 -5 tahun
o Tidak perlu dirawat, diberikan antibiotik oral
Bukan Pneumonia
16
o Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
o Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antobiotik, hanya diberikan pengobatan
simptomatis seperti penurun panas.
1. Pneumonia ringan. Disamping batuk atau kesulitan napas, hanya terdapat napas
cepat saja, dimana napas cepat adalah :
a. Pada usia 2 bulan-11 bulan : ≥ 50 kali/menit
2. Pneumonia berat. Batuk dan atau kesulitan bernapas ditambah minimal salah
satu hal berikut ini :
a. Kepala terangguk-angguk
b. Pernapasan cuping hidung
c. Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
d. Foto dada menunjukkan gambaran pneumonia (infiltrat luas, konsolidasi,
dll)
Selain itu didapatkan pula tanda berikut ini :
o Napas cepat (anak umur 2 – 11 bulan)
o Suara merintih (grunting) pada bayi muda
o Pada auskultasi terdengar : crackles (ronki), suara pernapasan bronkial,
suara napas menurun
Dalam keadaan yang sangat berat dapat dijumpai :
o Tidak dapat menyusu atau minum/makan, atau memuntahkan semuanya
o Kejang, letargi, atau tidak sadar
o Sianosis
o Distress pernapasan berat
Jadi pada pasien ini termasuk ke dalam kelompok pneumonia berat,
dimana harus dirawat dan diberi antibiotik.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan darah rutin
biasanya ditemukan adanya peningkatan jumlah leukosit. Hitung leukosit dapat
membedakan etiologi virus atau bakteri. Infeksi virus leukosit biasanya normal
atau meningkat (namun tidak melebihi 20.000/mm3 dengan predominan limfosit),
17
sedangkan pada infeksi bakteri jumlah leukosit meningkat antara 15.000 hingga
40.000/mm3 dengan predominan neutrofil. Pemeriksaan penunjang yang
dilakukan pada kasus yaitu pemeriksaan laboratorium (darah rutin) dan
didapatkan peningkatan sel darah putih atau leukositosis dengan nilai
11.900/mm3.12
Pemeriksaan radiologis juga dapat dilakukan dimana gambaran radiologis pada
bronkopneumonia mempunyai bentuk difus bilateral dengan peningkatan corakan
bronkovaskular dan infiltrat kecil dan halus yang tersebar di pinggir lapang paru.3
Pada kasus, tidak dilakukan pemeriksaan foto thoraks, karena bronkhopneumonia
sudah dapat didiagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
ditemukan.
Pengobatan pada bayi dengan bronkopneumonia yaitu :10
1. Pemberian Oksigen
Pada anak dengan pneumonia berat atau pneumonia sangat berat yang dapat
meninggal akibat kekurangan oksigen, sangat tepat untuk memberikan oksigen.10
Indikasi Pemberian oksigen :10
- Sianosis sentral
- Tidak dapat minum
- Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam yang kuat
- Frekuensi napas lebih dari 70x/menit pada anak < 2 bulan - < 5 tahun
- Merintih/grunting pada usia < 2 bulan
UMUR JUMLAH ALIRAN OKSIGEN LITER/MENIT
< 2 bulan 1
2. Cairan
Pastikan anak memperoleh kebutuhan cairan rumatan sesuai umur anak,
tetapi perlu berhati-hati terhadap kelebihan cairan/overhidrasi. Jenis cairan
disesuaikan dengan keseimbangan elektrolit. Bila elektrolit normal diberikan
larutan 1 : 4 (1 bagian NaCl + 3 bagian Dekstrosa 5%). Banyaknya cairan
dihitung dengan rumus darrow.
18
3. Pengobatan Demam
Demam sangat umum terjadi pada infeksi saluran pernapasan akut.
Penatalaksanaan demam tergantung apakah demam itu tinggi atau rendah.10
DEMAM TIDAK TINGGI (<38,5◦C) DEMAM TINGGI (>38,5◦C)
- Nasihati ibu agar memberikan cairan
lebih banyak
- Berilah Parasetamol
- Nasihati ibu agar memberikan cairan lebih
banyak
Dosis ParacetamolUmur atau
Berat badan
Tablet 500mg Tablet 100 mg Syrup 120 mg/5ml
2 bulan - < 6
Bulan (4 - < 7
Kg)
1/8 tablet 1/2 25 ml
(1/2 sendok takar)
4. Pemberian antibiotik untuk rawat inap
Umur atau
Berat Badan
AMPISILIN
Dosis 50mg/KgBB Tambahkan 4 ml
aquadest dalam 1 vial 1000 mg sehingga
menjadi 1000mg=5 ml atau 200 mg/ml
GENTAMISIN
Dosis7,5mg/KgBB/24 jam
Sediaan 80 mg/2 ml
2 - < 4 Bulan 1.25 ml = 250 mg 1 ml = 40 mg
Bila anak memberikan respon yang baik, maka lanjutkan pemberian injeksi
selama 5 hari.10
Pada kasus, pasien diterapi selama perawatan dengan O2 1 liter/menit, IVFD
KAEN 3B 10 tetes per menit atau Dekstrosa 5% 14 tetes per menit. Antibiotik
(Ampisilin 300 mg/24jam/IV dan Gentamicin 30 mg/24j/IV), antipiretik (Sanmol
6cc/8j/IV)
Imunisasi dapat membantu mengurangi kematian anak dari pneumonia.
UNICEF –WHO (2006) menjelaskan tiga vaksin memiliki potensi untuk
mengurangi kematian anak akibat pneumonia yaitu vaksin campak, Hib dan
19
vaksin pneumokokus. Pada kasus ini, pasien belum mendapatkan imunisasi sama
sekali.
DAFTAR PUSTAKA
1. Perhimpunan Dokter paru Indonesia. Pneumonia Komuniti_Pedoman
Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. 2003.h.2-23
2. Bennete NJ. Pediatric pneumonia. [online] 2015 Mey 28. [cited on 2015
June 28]; [5 screens]. Available from: HYPERLINK
http://emedicine.medscape.com/article/967822-overview
3. Administrated by the Alberta Medical Association. Guideline For The
Diagnosis and Management Of Community Acquired Pneumonia:
Pediatrics.[online] 2002.[cited on 2015 June 28]; [screens]. Available
from: HYPERLINK
http://www.centralhealth.nl.ca/assets/PandemicInfluenza/PNEUMONIA
PEDIATRICS.pdf
4. World Health Organization (WHO). Batuk dan kesulitan bernapas. Dalam:
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Tim editor
Indonesia, editors. Jakarta: World Health Organization Indonesia
bekerjasama dengan Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2009. h.
83-93.
5. Kementerian Kesehatan RI. Buletin Jendela Epidemiologi Pneumonia
Balita.Jakarta: Kemenkes RI; 2010.
6. Varman Meera. Pediatric Pneumococcal Infections. [online] 2014 Dec 01.
[cited on 2015 June 28]; [7 screens]. Available from: HYPERLINK
http://emedicine.medscape.com/article/967 694 -overview
7. Anwar Athena, Dharmayanti Ika. Pneumonia pada anak Balita di
Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional.Vol 8. No.8; 2014 Mei:
359-64
20
8. Fadhila A. Penegakan diagnosis dan penetalaksanaan bronkopneumonia
pada pasien bayi laki-laki berusia 6 bulan (laporan kasus). Medula.
2013October; 1(2): 1-10.
9. Rasmin M, Aniwidyaningsih W. Pendekatan Khusus Sesak napas.
Departemen Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI- RS
Persahabatan:Jakarta.2012
10. Modul tatalaksana Standar Pneumonia. Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pengendalian penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
2012: 1-85
11. World Health Organization (WHO) Media Centre. Pneumonia. [online]
2014 November [cited on 2015 March 7]; [4 screens]. Available from:
HYPERLINK http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/ .
12. Anggraini Octaria, Rahmanoe Murdoyo. Bayi usia 3 bulan dengan
bronkopneumonia. Medula. Maret 2014; 2 (3): 66-72.
13. Hartati S. Analisis faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian
pneumonia pada anak balita di RSUD Pasar Rebo Jakarta. Tesis. FK UI.
2011: 36.
21