web viewmengikat makna, model pembelajaran menulis yang memberdayakan ! bukan ‘ mengikat makna...

21
Mengikat Makna, Model Pembelajaran Menulis yang Memberdayakan ! Bukan ‘ Mengikat Makna Update ‘ karangan Herwono menawarkan sebuah model pembelajaran penulis yang memberdayakan. Dalam buku tersebut Herwono Hasyim yang juga praktisi di dunia penerbitan ini memberikan tiga langkah mudah untuk memecah kebuntuan dalam membaca dan menulis. Ia memaparkan ketiga langkah itu dengan gaya bahasa bertutur yang santai sehingga sangat mudah untuk dipahami. Membangun Kerajaan Pribadi Bernama ‘ Ruang Privat ‘ Model pembelajaran menulis yang ditawarkan dalam mengikat makna update memberikan tempat istimewa kepada ruang privat. Mengapa demikian ? Karena menulis ruang privat membuat seorang penulis terbebas dari belenggu aturan menulis yang sering menghambat gerak penanya. Ruang privat juga membebaskan para penulis pemula dari kaca mata editor yang diciptakannya sendiri. Alhasil dengan menulis di ruang privat seorang penulis pemula akan menulis dengan lancar.

Upload: dinhdang

Post on 30-Jan-2018

219 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web viewMengikat Makna, Model Pembelajaran Menulis yang Memberdayakan ! Bukan ‘ Mengikat Makna Update ‘ karangan Herwono menawarkan sebuah model pembelajaran penulis

Mengikat Makna, Model Pembelajaran Menulis yang Memberdayakan !

Bukan ‘ Mengikat Makna Update ‘ karangan Herwono menawarkan sebuah model pembelajaran penulis yang memberdayakan.

Dalam buku tersebut Herwono Hasyim yang juga praktisi di dunia penerbitan ini memberikan tiga langkah mudah untuk memecah kebuntuan dalam membaca dan menulis. Ia memaparkan ketiga langkah itu dengan gaya bahasa bertutur yang santai sehingga sangat mudah untuk dipahami.

Membangun Kerajaan Pribadi Bernama ‘ Ruang Privat ‘

Model pembelajaran menulis yang ditawarkan dalam mengikat makna update memberikan tempat istimewa kepada ruang privat. Mengapa demikian ?

Karena menulis ruang privat membuat seorang penulis terbebas dari belenggu aturan menulis yang sering menghambat gerak penanya. Ruang privat juga membebaskan para penulis pemula dari kaca mata editor yang diciptakannya sendiri. Alhasil dengan menulis di ruang privat seorang penulis pemula akan menulis dengan lancar.

Apa yang dimaksud dengan menulis di ruang privat ? menulis di ruang privat sering juga diistilahkan dengan free writting atau menulis dengan otak kanan. Yaitu menuliskan apa yang terlintas dalam fikiran kita saat menulis secara bebas. Tanpa dipengaruhi oleh ‘ Mr Perfect ‘ yang selalu menginginkan tulisan anda perfect.

Ruang privat merupakan ruang dimana kita menggali kedalam diri kita tentang sejauh mana pemahaman kita tentang sesuatu. Ruang privat juga merupakan ruang bagi kita untuk bebas berlatih secara kontinyu dalam memaparkan gagasan melalui tulisan.

Page 2: Web viewMengikat Makna, Model Pembelajaran Menulis yang Memberdayakan ! Bukan ‘ Mengikat Makna Update ‘ karangan Herwono menawarkan sebuah model pembelajaran penulis

Memadukan Kegiatan Membaca dan Menulis Dalam Satu Paket

Menulis memerlukan membaca dan membaca memerlukan menulis. Demikian kira – kira pesan yang ingin disampaikan oleh Herwono dalam buku ‘Mengikat Makna Update ‘ ini.

Mengapa kegiatan menulis memerlukan membaca ? kegiatan menulis adalah kegiatan memproduksi kata – kata dan menjabarkan ilmu dan gagasan dalam bentuk tulisan. Sangat mustahil seorang penulis mampu menciptakan gagasan baru tanpa ia pernah meng-upgrade pengetahuannya dengan membaca. Baik melalui proses membaca teks maupun membaca pengalaman.

Lalu mengapa membaca memerlukan menulis ? membaca teks adalah aktivitas menggali ide orang lain melalui teks. Ide-ide dan gagasan yang kita dapat dari membaca tersebut tidak akan mampu kita simpan dalam memori otak kita dalam jumlah banyak dan lama. Oleh karena itu diperlukan kegiatan menulis untuk mendokumentasikannya.

Begitu besar manfaat dari menggabungkan kedua aktivitas ini, sampai-sampai Herwono mengungkapkannya dalam kalimat yang sangat indah, “ membaca dan menulis adalah sepasang sayap yang berhsil menerbangkan diri saya ke sebuah ketinggian yang tidak terbayangkan “.

Pesan yang di dapat dari langkah kedua ini adalah model pembelajaran menulis yang memberdayakan seharusnya menjadikan kegiatan membaca dan menulis sebagai satu paket yang tidak terpisahkan.

Meraih Makna Dalam Berbagai Kesempatan

Makna atau hikmah adalah harta setiap muslim yang hilang, oleh karena itu ambilah dimana saja kamu mendapatkannya.

Dalam setiap aktivitas menulis sebaiknya sedapat mungkin kita menemukan makna dan menyematkan makna tersebut dalam rangkaian tulisan yang dihasilkan. Menulis adalah aktivitas mengaruhi selaksa makna.

Page 3: Web viewMengikat Makna, Model Pembelajaran Menulis yang Memberdayakan ! Bukan ‘ Mengikat Makna Update ‘ karangan Herwono menawarkan sebuah model pembelajaran penulis

Menuliskan makna dari setiap apapun yang kita alami adalah langkah brilian untuk mengeksplorasi makna diri, mengenali diri sendiri dan akhirnya mengenal hakikat penciptaan diri.

Jadi, model pembelajaran menulis yang memberdayakan haruslah :

1. Mendorong pelakunya untuk menggali pengalaman dan pemahaman dari dalam diri tanpa terpengaruh ide orang lain maupun aturan yang dibuat oleh manusia.

2. Memotivasi pelakunya untuk menggali ide dari luar dan mengikatnya dalam tulisan.

3. Mengedepankan pengendalian makna dan hikmah dalam setiap aktivitas menulis.

Efektivitas Metode Pembelajaran Menuliskendala paling utama yang dirasakan dalam pembelajaran bahasa adalah menulis. Sangat banyak anak dan guru yang mengalami kesulitan pada saat dihadapkan pada tugas atau kewajiban terkait dengan proses menulis.

Bagi mereka ternyata menulis bagaikan mendaki tebing yang curam. Mereka ketakutan sebelum melakukannya atau selalu banyak alasan sehingga mereka tidak pernah menghasilkan tulisan. Oleh karena itulah, sudah seharusnya kita mulai memikirkan Metode Pembelajaran Menulis efektif untuk anak – anak dan guru.

Metode pembelajaran menulis sebenarnya upaya guru untuk dapat menyelenggarakan proses pembelajaran bahasa. Metode ini lebih ditekankan pada pembekalan keterampilan menulis bagi anak didik. Setiap guru bahasa seharusnya lebih mendalami konsep – konsep dasar yang memudahkan anak didik menulis. Hal ini terkait dengan tuntutan kehidupan yang mengkondisikan setiap orang dengan kemampuan khusus.

Proses dan hasil proses hasil pembelajaran bahasa memang mensyaratkan agar anak didik mempunyai keterampilan berbahasa. Dan keterampilan berbahsa tersebut adalah salah satunya adalah keterampilan menulis. Untuk dapat

Page 4: Web viewMengikat Makna, Model Pembelajaran Menulis yang Memberdayakan ! Bukan ‘ Mengikat Makna Update ‘ karangan Herwono menawarkan sebuah model pembelajaran penulis

menyelenggarakan proses pembelajaran yang efektif, maka guru bahasa harus dapat memilih metode pembelajaran menulis. Jika guru mampu memilih metode pembelajaran menulis yang sesuai dengan kondisi, maka diyakini hasilnya dapat maksimal.

Pembelajaran learning by doing

Menulis itu sebuah keterampilan sehingga untuk dapat memiliki keterampilan ini, maka kita harus melakukan kegiatan tersebut. Metode pembelajaran menulis yang paling efektif untuk membimbeing anak – anak menulis. Jika metode pembelajaran yang kita terapkan sesuai, maka hasilnya pasti maksimal.

Memberikan pembelajaran menulis kepada anak didik merupakan satu upaya dasar dunia pendidikan agar sumber daya manusia kita berdaya. Dunia pendidikan selalu mendapatkan celaan bahwa hasilnya tidak maksimal sebab banyak lulusan yang tidak survive, khususnya terkait dengan keterampilan berbahasa. Mereka menyoroti metode pembelajaran menulis yang sepertinya tidak diterapkan dalam proses pembelajaran.

Untuk menjawab kondisi tersebut, maka perlu kiranya kita yang bergerak dalam dunia pendidikan, khususnya pada guru bahasa segera mereformasi pola pembelajarannya. Para guru seharusnya sudah mulai memikirkan metode pembelajaran menulis yang benar – benar efektif.

Hal ini dengan tujuan agar setelah anak menyelesaikan masa belajarnya, maka keterampilan berbahasanya dapat dijadikan sebagai life skill. Sekarang dan ke masa depan, keterampilan berbahasa, menulis tentu merupakan bidang kerja yang sangat menjanjikan bagi kita.

Selama ini telah terjadi kesalahan presepsi, dimana masyarakat mempunyai anggapan bahwa yang dinamakan keterampilan mengelas, keterampilan otomotif. Sementara keterampilan berbahasa ( menulis ) tidak dianggap sebagai keterampilan survive kehidupan. Oleh karena itulah, seharusnya guru bahasa dapat menerapkan metode pembelajaran menulis secara learning doing by doning.

Dalam metode pembelajaran menulis yang menggunakan cara learning doing by doing, anak didik diberikan tugas dan kewajiban untuk menulis atau melakukan

Page 5: Web viewMengikat Makna, Model Pembelajaran Menulis yang Memberdayakan ! Bukan ‘ Mengikat Makna Update ‘ karangan Herwono menawarkan sebuah model pembelajaran penulis

proses menulis. Anak harus menulis berbagai ragam, misalnya menulis artikel, karya ilmiah, atau sekedar laporan kegiatan.

Kegiatan ini memungkinkan anak didik untuk secara langsung melakukan praktek menulis sehingga jika mereka terbiasa melakukannya, maka mereka terbiasa menulis. Jika mereka terbiasa menulis, maka secara langsung terjadi pengkondisian.

Penugasan Review Buku

Salah satu metode pembelajaran menulis yang dianggap sangat efektif adalah memberikan tugas secara langsung kepada anak didik. Anak didik harus melakukan proses menulis dengan memberikan penyimpulan atau pengikatan makna, seperti yang selalu disampaikan oleh Mas Herwono.

Anak didik kita tugasi untuk membaca buku dan selanjutnya mereka harus membuat rangkuman atau isi buku yang dibaca tersebut. Ini merupakan metode pembelajaran menulis yang paling efektif, sebab selain membudayakan menulis, kita juga membudayakan membaca pada anak didik.

Dengan menugaskan anak didik untuk mereview buku, maka setidaknya anak didik harus membaca buku secara teliti dan mengapresiasinya sebaik-baiknya. Mereview artinya mengapresiasi sehingga semakin teliti anak membaca, maka apresiasinya semakin bagus. Dan, metode pembelajaran menulis seperti ini sudah dilaksanakan di negara – negara maju.

Di negara – negara maju, metode pembelajaran menulis yang diselenggarakan guru selalu diawali dengan tugas membaca buku. Bahkan dalam setiap waktu, katakan satu semester, anak didik harus membaca beberapa buku dan mengumpulkan review dari buku yang dibacanya tersebut.

Seharusnya, metode pembelajaran menulis memang dibarengi dengan pembudayaan membaca pada anak didik. Jika anak didik sudah mempunyai budaya baca yang tinggi, maka budaya tuis mereka juga meningkat. Oleh karena itulah budayakan baca sebelum kita membudayakan tulis kepada anak didik.

Page 6: Web viewMengikat Makna, Model Pembelajaran Menulis yang Memberdayakan ! Bukan ‘ Mengikat Makna Update ‘ karangan Herwono menawarkan sebuah model pembelajaran penulis

Metode Pembelajaran Menulis dengan Flash CardMenulis merupakan sesuatu yang sangat ditakuti oleh siswa, khususnya dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Dari keempat aspek penilaian dalam pelajaran bahasa, aspek penilaian menulislah yang dirasakan ditakutkan oleh siswa. Sehingga dibutuhkan metode pembelajaran menulis yang menyenangkan bagi siswa.

Salah satu media alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis adlah dengan menggunakan media Flash Cards. Flash Cards adalah kartu yang bisa berisikan gambar. Kartu ini berisikan gambar. Kartu ini dikenal dengan nama Flash yang berarti seepat kilat karena penggunaan kartu ini adalah dengan cara memperhatikan apa yang ada diatas kartu dengan cepat ( Flash ). Penggunaan media ini sangat mudah, praktis dan dapat dipelajari setiap saat. Media ini juga sangat efektif untuk melatih keterampilan menulis dasar sesuai dengan proses perkembangan anak.

Menulis Kata dan Kalimat

Pelaksanaan metode pembelajaran menulis dengan menggunakan media flash card sangatlah efektif. Karena dengan menggunakan flash card, siswa diminta untuk merangkai kata, membuat kalimat ataupun paragraf sampai pada akhirnya membentuk karangan atau tulisan.

Pelaksanaan metode pembelajaran menulis pun sederhana, yakni dengan menunjukkan kata – kata atau gambar yang ada didalam flash card dan selanjutnya siswa menulis kata – kata atau gambar yang dimaksud oleh guru. Dalam menulis, siswa boleh mengikuti kata per kata atau langsung mengembangkan kata – kata menjadi kalimat efektif dan enak dibaca. Misalnya, dalam kartu flash card tertulis “ ibu “, dan siswa diminta untuk membuat kalimat dengan menggunakan kata ibu. Sebagai contoh bentuk kalimat yang menggunakan kata “ ibu “

“saya mempunyai ibu yang baik dan sayang trhadapku. Saya juga sayang sama ibu”

Metode pembelajaran menulis dengan menggunakan flash card juga bisa digunakan dengan cara merangkai kata – kata yang ada di flash card. Misalnya,

Page 7: Web viewMengikat Makna, Model Pembelajaran Menulis yang Memberdayakan ! Bukan ‘ Mengikat Makna Update ‘ karangan Herwono menawarkan sebuah model pembelajaran penulis

didalam kartu terdapat kata “sekolah”, “rumah”, dan “jalan”. Dari tiga kata yang ada di flsah card itu, siswa diminta merangkainya sehingga membentuk kalimat atau paragraf.

“ Bangun dari tidur, saya bersiap-siap dari rumah jam 06:30, sehingga sampai disekolah sebelum pelajaran dimulai. Disepanjang jalan menuju sekolah, banyak teman yang saya jumpai “

Metode pembelajaran menulis dengan menggunakan flash card ini yang membantu siswa dalam mengembangkan kata demi kata. Guru memberikan satu kata atau dua kata, siswa kemudian mengembangkan kata – kata yang diterimanya dengan menuliskan kembali disebuah buku latihan menulisnya.

Dengan menggunakan metode ini, siswa akan semakin mengerti makna kata yang dituliskan sehingga membantu berkembangnya otak kanannya dalam menulis. Menulis dengan menggunakan otak kanan dengan hati, sangat halus dan enak dibaca.

Tahap terakhir dalam metode pembelajaran menulis ini adalah menggunakan kata – kata baru yang didengar oleh siswa untuk dijadikan sebuah kalimat yang sempurna. Pembuatan kalimat yang berasal dari metode flash card ini akan sangat membantu memantapkan pengertian siswa terhadap makna kata yang dituliskannya.

Page 8: Web viewMengikat Makna, Model Pembelajaran Menulis yang Memberdayakan ! Bukan ‘ Mengikat Makna Update ‘ karangan Herwono menawarkan sebuah model pembelajaran penulis

Model Pengajaran Menulis Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing Tingkat Lanjut

A. Pengajaran Keterampilan MenulisMahasiswa asing yang belajar di Indonesia, disamping mempelajari ilmunya, ia

juga harus belajar bahasa Indonesia. Belajar Bahasa Indonesia berarti ia harus belajar mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia. Menulis adalah sebuah keterampilan berbahasa yang terpadu, yang di tujukan untuk menghasilkan sesuatu yang di sebut tulisan.

Sekurang – kurangnya, ada tiga komponen yang tergabung dalam perbuatan menulis, yaitu: (1) penguasaan bahasa tulis, yang akan berfungsi sebagai media tulisan, meliputi : kosakata, struktur kalimat, paragraph, ejaan, pragmatik, dan sebagainya : (2) penguasaan isi karangan sesuai dengan topic yang akan ditulis, dan (3) penguasaan tentang jenis – jenis tulisan, yaitu bagaimana merangkai isi tulisan dengan menggunakan bahasa tulis sehingga membentuk sebuah komposisi yang di inginkan, seperti esai, artikel, cerita pendek, makalah, dan sebagainya.

Seorang penutur asing tidak akan mungkin terampil menulis kalau hanya menguasai satu atau dua komponen saja di antara ketiga komponen tersebut. Betapa banyak penutur asing yang menguasai bahasa Indonesia secara tertulis tetapi tidak dapat menghasilkan tulisan karena tidak tahu apa yang akan di tulis dan bagaimana menuliskannya. Betapa banyak pula penutur asing yang mengetahui banyak hal untuk di tulis dan tahu pula menggunakan bahasa tulis tetapi tidak dapat menulis karena tidak tahu caranya. Dalam makalah ini akan di bahas model pengajaran menulis Bahasa Indonesia bagi penutur asing tingkat lanjut khususya mereka yang belajar berbagai ilmu di Indonesia.

Menulis bukan pekerjaan yang sulit melainkan juga tidak mudah. Untuk memulai menulis, setiap penulis tidak perlu menunggu menjadi seorang penulis yang terampil. Belajar teori menulis itu mudah, tetapi untuk mempraktikkannya tidak cukup sekali dua kali. Frekuensi latihan menulis akan menjadikan seseorang terampil dalam bidang tulis – menulis.

Tidak ada waktu yang tidak tepat untuk memulai menulis. Artinya, kapan pun, dimana pun, dan dalam siatuasi yang bagaimana pun seorang penutur asing yang belajar di Indonesia dapat melakukannya. Ketakutan akan kegagalan bukanlah penyebab yang harus dipertahankan. Itulah salah satu kiat, teknik, dan strategi yang di tawarkan oleh David Nunan (1991: 86-90) dalam bukunya Language teaching Methodology. Dia menawarkan suatu konsep pengembangan

Page 9: Web viewMengikat Makna, Model Pembelajaran Menulis yang Memberdayakan ! Bukan ‘ Mengikat Makna Update ‘ karangan Herwono menawarkan sebuah model pembelajaran penulis

keterampilan menulis yang meliputi : (1) perbedaan antara bahasa lisan dan bahasa tulisan, (2) menulis sebagai suatu proses dan menulis sebagai suatu produk, (3) struktur generic wacana tulis, (4) perbedaan antara penulis terampil dan penulis yang tidak terampil, dan (5) penerapan keterampilan menulis dalam proses pembelajaran.

Pertama, perbedaan anatara bahasa lisan dan bahasa tulisan tampak pada fungsi dan karakteristik yang dimiliki oleh keduanya. Namun demikian, yang patutu diperhatikan adalah keduanya harus memiliki fungsi komunikasi. Dari sudut pandang inilah dapat diketahui sejauh mana hubungan antara bahasa lisan dan bahasa tulis, sehingga dapat di aplikasikan dalam kegiatan komunikasi.

Dalam berkomunikasi sehari – hari, salah satu alat yang paling sering di gunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya kita kepada bahasa tadi, terutana bahasa Indonesia, sehingga tidak di rasa perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh dan lebih mendalam. Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia kadang – kadang tidak terampil menggunakan bahasanya sendiri dibandingkan dengan orang asing yang belajar bahasa Indonesia. Hal ini merupakan suatu kelemahan yang tidak kita sadari.

Kedua, pandangan bahwa keterampilan menulis sebagai suatu proses dan menulis sebagai suatu produk. Pendekatan yang berorientasi pada proses lebih memfokuskan pada aktivitas belajar (proses menulis); sedangkan pendekatan yang berorientasi pada produk lebih memfokuskan pada hasil belajar menulis yaitu wujud tulisan.

Ketiga, struktur generic wacana dari masing – masing jenis karangan (tulisan) tidak menunjukan perbedaan yang mencolok. Hanya saja pada jenis karangan narasi menunjukan struktur yang lengkap, yang meliputi orientasi, komplikasi, dan resolusi. Hal ini menjadi cirri khas jenis karangan / tulis ini.

Keempat, untuk menambah wawasan tentang keterampilan menulis, setiap penulis perlu mengetahui penulis yang terampil dan penulis yang tidak terampil. Tujuannya adalah agar dapat mengikuti jalan pikiran (penalaran) dari keduanya. Kita dapat mengetahui kesulitan yang di alami penulis yang tidak terampil (baca: pemula, awal). Salah satu kesulitan yang dihadapinya adalah ia kurang mampu mengantisipasi masalah yang ada pada pembaca. Adapun penulis terampil, ia mampu mengatakan masalah tersebut atau masalah lainnya, yaitu masalah yang berkenaan dengan proses menulis itu sendiri.

Page 10: Web viewMengikat Makna, Model Pembelajaran Menulis yang Memberdayakan ! Bukan ‘ Mengikat Makna Update ‘ karangan Herwono menawarkan sebuah model pembelajaran penulis

Kelima, sekurang – kurangnya ada tiga proses menulis yang ditawarkan oleh David Nunan, yakni : (1) tahap prapenulisan, (2) tahap penulisan, (3) tahap perbaikan. Untuk menerapkan ketiga tahap menulis tersebut diperlukan keterampilan memadukan antara proses dan produk menulis.

Menulis pada dasarnya merupakan suatu kegiatna yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Keterampilan menulis digunakan untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan mempengaruhi pembaca. Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh para pembelajar yang dapat menyusun dan merangkai jalan pikiran dan mengemukakannya secara tertulis dengan jelas, lancar, dan komunikatif. Kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian dan pemilihan kata, dan struktur kalimat (Mc Crimmon, 1967 : 122)B. Pendekatan Pengajaran Menulis : Tradisional dan Proses

Pembelajaran menulis dengan pendekatan tradisional lebih menekankan pada hasil berupa tulisan yang telah jadi, tidak pada apa yang di kerjakan pembelajar ketika menulis. Pembelajar berpraktik menulis, mereka tidak mempelajari bagaimana cara menulis yang baik. Temuan penelitian mengenai menulis menyebabkan bergesernya penekanan pembelajaran menulis dari hasil (tulisan) ke proses menulis yang terlibat dalam menghasilkan tulisa. Peran pengajar dalam pembelajaran menulis dengan pendekatan proses tidak hanya memberikan tugas menulis dan menilai tulisan para pembelajar, tetapi juga membimbing pembelajar dalam proses menulis (Tompkins, 1990: 69).

Perbedaan antara pendekatan tradisional dan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran menulis bahasa Indonesia bagi penutur asing tingkat lanjut sebagaimana di kemukakan Tompkins (1990: 70) dapat dilihat pada bagan berikut.

Pendekatan Tradisional dan Keterampilan Proses dalam Menulis

No Komponen Pendekatan Tradisional Pendekatan Proses1 Pilihan Topik Tugas menulis kreatif yang spesifik

diberikan oleh pengajarPembelajar memilih topik sendiri, atau topik – topik yang diambil dari bidang studi lain

2 Pembelajaran Pengajar hanya sedikit atau tidak memberikan pelajaran. Pembelajar

Pengajar mengajar pembelajar mengenai

Page 11: Web viewMengikat Makna, Model Pembelajaran Menulis yang Memberdayakan ! Bukan ‘ Mengikat Makna Update ‘ karangan Herwono menawarkan sebuah model pembelajaran penulis

diharapkan menulis sebaik-baiknya proses menulis dan mengenai bentuk- bentuk tulisan

3 Fokus Berfokus pada tulisan yang sudah jadi

Berfokus pada proses yang digunakan pembelajar ketika menulis

4 Rasa Memiliki Pembelajar menulis untuk pengajar dan kurang merasa memiliki tulisan sendiri

Pembelajar merasa memiliki tulisan sendiri

5 Pembaca Pengajar merupakan pembaca utama Pembelajar menulis untuk pembaca yang sesungguhnya

6 Kerja Sama Hanya sedikit atau tidak ada kerjasama

Pembelajar menulis dengan bekerja sama dan berbagi tulisan yang di hasilkan masing– masing dengan teman– teman satu kelompok /kelas

7 Draft Pembelajar menulis draft tunggal dan harus memusatkan pada isi sekaligus segi mekanik (ejaan, tanda baca, tata tulis)

Pembelajar menulis draft kasar (outline) untuk menuangkan gagasan dan kemudian merevisi dan menyunting draft ini sebelum membuat hasil akhir.

8 Kesalahan Mekanik

Pembelajar di tuntut untuk menghasilkan tulisan yang bebas dari kesalahan

Pembelajar mengoreksi kesalahan sebanyak-banyaknya selama menyunting, tetapi tekanannya lebih besar pada isi daripada segi mekanik.

9 Peran Pengajar Pengajar memberikan tugas menulis dan menilainya jika tulisan sudah jadi

Pengajar mengajarkan cara menulis dan memberikan balikan selama pembelajar merevisi dan mengedit / menyunting

Page 12: Web viewMengikat Makna, Model Pembelajaran Menulis yang Memberdayakan ! Bukan ‘ Mengikat Makna Update ‘ karangan Herwono menawarkan sebuah model pembelajaran penulis

10 Waktu Pembelajar menyelesaikan tulisan dalam satu pelajaran

Pembelajar mungkin menghabiskan waktu tidak hanya satu jam pelajaran untuk mengerjakan setiap tugas menulis

11 Evaluasi Pengajar mengevaluasi kualitas tulisan setelah tulisan selesai di susun

Pengajar memberikan balikan selama pembelajar menulis, sehingga pembelajar dapat memanfaatkannya untuk memperbaiki tulisannya. Evaluasi berfokus pada proses dan hasil

Dari kedua pendekatan pengajaran menulis seperti tertera pada bagan di atas dapat diketahui kelemahan dan keunggulannya. Pada pendekatan tradisional, pengajar memberikan topic tulisan dan setelah pembelajar mengerjakan tugas tersebut selama setengah atau tiga per empat jam (satu jam pelajaran), pengajar mengumpulkan pekerjaan pembelajar untuk di evaluasi. Dengan model pembelajaran seperti ini biasanya hanya sedikit saja pembelajar yang dapat menghasilkan tulisan yang baik. Sebagian besar pembelajar biasanya hanya menghasilkan tulisan yang kurang baik. Pengalaman di lapangan dalam memberikan proses pembelajaran terhadap penutur asing menunjukkan bahwa kadang – kadang mereka hanya dapat menghasilkan beberapa kalimat saja. Dalam kondisi semacam ini pembelajar tidak mempelajari bagaimana cara menulis. Mereka di hadapkan pada tugas sulit yang harus mereka kerjakan tanpa memperoleh penjelasan mengenai cara mengatasi kesulitan yang mereka hadapi.

Menyadari terhadap kenyataan yang tidak menguntungkan bagi upaya pengembangan keterampilan menulis bahasa Indonesia bagi penutur asing tingkat lanjut seperti digambarkan di atas, seyogianya dapat diterapkan model/pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran menulis, Untuk itu, terlebih dahulu perlu diketahui proses kreatif dalam menulis.

Page 13: Web viewMengikat Makna, Model Pembelajaran Menulis yang Memberdayakan ! Bukan ‘ Mengikat Makna Update ‘ karangan Herwono menawarkan sebuah model pembelajaran penulis

Daftar Pustaka

Hernowo, Model Pembelajaran Menulis yang memberdayakan.

Keraf, Gorys. (1989). Komposisi. Flores : Nusa Indah.

McCrimmon, James M. (1967). Writing With a Purpose. Boston : Houghton Mifflin Company.

Nunan, David. (1991). Language Teaching Methodology. New York : Prentice Hall.

Rifai, Mien A. (1997). Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Supriadi, Dedi. (1997). Isu dan Agenda Pendidikan Tinggi di Indonesia. Jakarta : PT. Rosda Jayaputra.

Tompkins, Gail E. (1990). Teaching Writing Balancing Process and Product. New York : Macmillan Publishing Company.