my thesis, hubungan antara motivasi ibadah, kekebalan stress dan pencegahan gangguan psikosomatik....
DESCRIPTION
motivasi ibadah yang baik dapat mencegah penyakit psikis, hasil penelitian saya, menunjukan pencegahan dapat mencapai 70 %TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan suatu negara salah satunya ditentukan oleh suatu indikator yang
disebut Indeks Pembangunan manusia (IPM) yang terdiri dari bidang kesehatan,
pendidikan dan ekonomi. Untuk itu diharapkan kesehatan sebagai salah satu
komponen terpenting indeks pembangunan dapat mengembangkan kinerja dan
perhatiannya dalam memberi pelayanan kesehatan yang optimal kepada seluruh
masyarakat.
Menuju INDONESIA SEHAT 2010, dalam bidang kesehatan dengan
menekankan PARADIGMA SEHAT yang lebih mengedepankan usaha preventif
(pencegahan) dan promotif (promosi). Usaha pencegahan dan promotif kesehatan
mengarahkan masyarakat untuk mempertahankan kesehatan dengan upaya-upaya
pencegahan baik terhadap faktor-faktor yang berhubungan maupun terhadap
determinannya.
Sehat menurut WHO 1947 adalah suatu keadaan kesejahteraan fisik, mental,
sosial secara penuh dan bukan semata-mata berupa absennya atau keadaan lemah
tertentu. Tapi sejak tahun 1984, WHO menambahkan aspek spiritual
(kerohanian/agama) salah satu unsur tambahan dalam pengertian kesehatan
seutuhnya. Sehat paripurna adalah sehat fisik, psikologi, sosial dan spiritual.
1
Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan terhadap usaha preventif
terhadap masyarakat, walaupun gangguan psikosomatik tidak menjadi salah satu
diagnosa yang terdapat dalam pelaporan puskesmas, yang terlapor adalah gangguan
jiwa, neurotik, dan skizofrenia. Hal ini menjadi perhatian penulis, sejauh mana
sebenarnya pasien mengenal keluhannya, adakah pengaruh psikis yang membebani
keluhan fisiknya, bagaimana pasien mengelola stressnya, dan sejauh mana pasien
termotivasi agar meningkatkan ibadahnya, sehingga keluhan fisik dan tekanan
terhadap psikis tidak berkepanjangan dan menjadi lebih buruk menjadi gangguan
jiwa atau bahkan sakit jiwa.
Gangguan jiwa dan perilaku menurut the world health Report 2001 dialami
oleh kira-kira 25 % dari seluruh penduduk pada suatu masa dari hidupnya dan lebih
dari 40 % diantaranya didiagnosa tidak tepat sehingga menghabiskan biaya untuk
pemeriksaan laboratorium dan pengobatan yang tidak tepat. Gangguan jiwa dan
perilaku dialami kira-kira 10 % populasi orang dewasa. Dalam laporan itu dikutip
juga penelitian yang menemukan bahwa 24 % dari pasien yang mengunjungi dokter
pada pelayanan kesehatan dasar ternyata mengalami gangguan jiwa. 69 % dari pasien
tersebut datang dengan keluhan fisik dan banyak diantaranya ternyata tidak
ditemukan gangguan fisiknya.(Yulizar dkk, Depkes , 2004:1)
Pada tahun 2002, RSJ (Rumah Sakit Jiwa ) Bandung, melaluikan survei
bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Jabar yang dilakukan di 120 puskesmas (pusat
kesehatan masyarakat) di 24 kota dan kabupaten di Jawa Barat. Hasilnya,
memperlihatkan sebanyak 37,5 % pasien yang berobat di puskesmas, ternyata
2
mengalami gangguan jiwa yang berdampak kepada gangguan fisik. "Karena gejala
klinisnya berupa pusing, mual, atau tidak bisa tidur, dokter puskesmas
mendiagnosisnya sebagai penyakit fisik. Sehingga, gangguan jiwa yang dialami
sebahagian pasien puskesmas tidak terdeteksi oleh dokter," katanya. Kemudian juga
survei tahun 2003 yang dilakukan di klinik Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
puskesmas di 24 kota, dan kabupaten di Jabar didapati hasil sebanyak 27% ibu hamil
dan menyusui, mengalami gangguan jiwa. Selain merujuk kepada beberapa kali
survei, perkiraan angka 30% juga melihat perilaku sebagian masyarakat sekarang
yang cenderung brutal, anti sosial, dan tanpa merasa bersalah mengambil hak orang
lain. Menurut Machmud, sampai dengan bulan September 2005, jumlah pasien
gangguan jiwa yang dirawat di RSJ Bandung sudah lebih dari 12.000 orang, tahun
2004 lalu sebanyak 13.000. Di antara pasien yang rawat inap di RSJ Bandung bahkan
ada yang masih anak-anak yakni berusia 13 tahun.(Pikiran Rakyat 28 oktober 2005)
Ditambahkan lagi Menurut Surat Kabar pikiran rakyat tanggal 28 oktober
2005, penderita ganguan jiwa di Jawa Barat diperkirakan lebih dari 30 % penduduk,
yang jumlah nya makin bertambah dengan kesulitan ekonomi, bahkan di Cirebon
sendiri mencapai 250 sampai dengan 350 %. Menurut Wahid, satu-satunya psikiater
di Rumah Sakit Gunung Jati, mengemukakan, bahwa usia terbanyak yang datang ke
poliklinik maupun praktek pribadi didominasi oleh keluarga muda, laki-laki
merupakan jumlah terbesar dengan usia antara umur 30-40 tahun. Dengan status
sosial merata dari yang rendahan, sampai menengah keatas. Wahid juga
menyebutkan jenis-jenis penyakit psikologi yang dialami pasiennya. Yang ringan dan
3
sedang seperti stres, cemas, gangguan susah tidur (insomnia), dan sejenisnya. Sampai
yang berat seperti skizoprenia, depresi berat dan juga, faktor ekonomi menjadi
penyebab terbesar masalah psikis.
Gangguan psikosomatik terselubung dalam berbagai penyakit seperti: (1)
penyakit kulit dengan timbulnya pruritus, neurodermatosis; (2) pada otot dan tulang
terdapat rhematoid artritis, mialgia, artralgia; (3) saluran pernafasan sindroma
hiperventilasi, asma bronkiale; (4) jantung dan pembuluh darah , hipertensi esensial,
sakit kepala vaskuler, sakit kepala vasogenik, migren; (5) saluran pencernaan sebagai
manifestasi gangguan psikosomatik, dispepsia, konstipasi; (6) alat kelamin dan kemih
berupa rasa nyeri dan parestesi di panggul, dismenorea, disparenia; (7) Sistem
endokrin seperti hipertiroid, sindroma menopause.
Diharapkan puskesmas sebagai pemberi pelayanan kesehatan terdepan dapat
mengobati pasien tidak hanya secara fisik saja, tapi juga dapat memberikan
pendidikan kesehatan yang baik dan optimal kepada pasiennya.
Adakah manusia yang tidak pernah dihinggapi stress? Adakah manusia yang
hidupnya tidak pernah gelisah ? Adakah manusia yang tidak pernah mengalami
cobaan hidup, atau masalah, yang menyebabkan perubahan dalam hidupnya, sehingga
ia harus menyesuaikan dirinya? Jawabnya pasti semua manusia pernah mengalami
kegelisahan, konflik, frustasi, tekanan, dan stress. Semua yang memberatkan dan
menimbulkan masalah itu tidak dapat dihindari memang, yang ada adalah bagaimana
kita dapat menyikapi segala permasalahan yang timbul agar tekanan yang muncul
4
tidak menumpuk dan menjadi stress berkepanjangan yang akhirnya menyebabkan
gejala psikosomatik, bahkan kelainan jasmani dan mental.
Sebuah kasus, Seseorang pasien wanita berumur 50 tahun datang ke
Puskesmas astapada, datang dengan keluhan terasa sakit di ulu hati, dada seperti
ditusuk-tusuk benda tajam, jantung berdebar-debar, banyak keluar keringat, timbul
perasaan sesak nafas, sehingga harus bernafas panjang dan dalam, sering mual,
perasaan sakit perutnya juga sering pindah-pindah, karena peneliti melihat bahwa
gejala psikis terasa memdominasi keluhan pasien, peneliti menanyakan apakah ada
sesuatu masalah yang memberatkan hati pasien, dan pasien yang tadinya datang
dengan hanya keluhan fisik, akhirnya mau menceritakan beban pikiran dan hati yang
menyebabkan banyaknya timbul gejala fisik diatas. Kemudian pasien diberi obat
sesuai dengan keluhan, di sarankan untuk lebih tenang, dan lebih banyak
melaksanakan ibadah karena pasti Allah tidak akan mungkin memberikan cobaan
diatas kemampuan umatnya. Setelah 2 minggu bertemu kembali, pasien terlihat lebih
baik, dan gejala-gejala diatas telah hilang.
Kalau diagnosa psikosomatik sudah terdeteksi secara dini, maka pasien
tersebut tidak akan pernah bolak-balik kesana kemari mencari pertolongan, karena
bila kita mengetahui bahwa keluhan yang diderita pasien adalah akibat psikisnya
yang berat, maka kita dapat memberikan solusi dan pendidikan kepada pasien akan
penyebab yang menyebabkan gangguan dan keluhannnya, bukan hanya sekedar obat
saja.
5
Gangguan psikosomatik, atau istilahnya psychosomatic illness, di
klasifikasikan dalam ICD 10, F 45. Walaupun tidak ada data spesifik diagnosa
gangguan psikosomatik di seluruh puskesmas sekabupaten Cirebon, data kasus
penyakit yang ada, selama kurun waktu satu tahun 2006 ditemukan jumlah kasus
penyakit sebagai berikut: (Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon)
1. Gangguan emosi (neurotic) sebanyak 358 orang;
2. Hipertensi esensial 97.441 orang, (umur 15-44 tahun 17.074, umur 45-54
tahun 26.647 orang, umur 55-64 tahun 29,182 orang, > 65 tahun 24,538
orang;
3. Asma 20,235 orang;
4. Tukak lambung 80,570 orang;
5. Gangguan Jiwa dan Prilaku 62 orang;
6. Skizofrenia 254 orang.
Berdasarkan peringkat penyakit, ditemui terbanyak pada gangguan hipertensi
esensial, tukak lambung, asma, gangguan neurotik, skizofrenia, dan gangguan jiwa
dan perilaku.
Untuk kunjungan selama setahun di Puskesmas Astapada pada tahun 2006,
didapat Pasien dengan keluhan mialgia (pegal-pegal) sebanyak 5.700 orang, tukak
lambung 3.468 orang, hipertensi 1.403 orang, sakit kepala 1118 orang, asma 188
orang, jumlah pasien sakit jiwa sebanyak kurang lebih 20 orang.
Hasil penelitian tersebut angka kejadian gangguan psikosomatik di wilayah
Jakarta juga cukup tinggi, Yoga seorang peneliti dari Departemen Ilmu penyakit
6
dalam Falkutas Kedokteran Universitas Indonesia bahwa, “Angka kejadian gangguan
psikosomatik yang berupa depresi sebesar 28,4 persen dan anksietas (kekhawatiran)
sebesar 39,8 persen.”
Di Indonesia, gangguan psikosomatik sudah mendapat perhatian sejak tahun
1960 oleh bagian penyakit dalam RSCM, didirikan pertama oleh Prof Aulia, yang
sekarang jadi sub bagian psikosomatik, karena banyak pasien yang mengunjungi
dokter dengan keluhan yang bermacam-macam yang secara kuantitas dan kualitas
tidak sebanding dengan apa yang didapat secara klinis, medis, internistis, sehingga
pasien mengembara dari satu dokter ke dokter yang lain, ke dukun, tetap saja tidak
sembuh, masih merasa sakit.
Bila kita menghadapi seorang manusia, maka pendekatan yang harus di
terapkan adalah pendekatan holistik (menyeluruh), melihat manusia sebagai mahluk
yang terdiri dari 4 unsur (fisik, jiwa, sosial , spiritual).
B. Rumusan Masalah
Tesis ini akan mengangkat beberapa masalah, terdapat tiga variabel yang menjadi
fokus penelitian, dengan variabel bebas yaitu motivasi beribadah dan kekebalan
stress serta variabel terikatnya yaitu pencegahan gangguan psikosomatik. Dengan
demikian dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Apakah ada hubungan antara motivasi beribadah dengan pencegahan
gangguan Psikosomatik ?
7
b. Apakah ada hubungan antara Kekebalan stress dengan pencegahan gangguan
Psikosomatik?
c. Sejauh mana hubungan antara motivasi beribadah dan Kekebalan stress
terhadap pencegahan gangguan psikosomatik?
C. Batasan Masalah
Penelitian ini akan meneliti pasien dewasa yang berkunjung ke Puskesmas,
yang berumur antara 20 sampai dengan 50 tahun. Karena populasi pasien tersebut
yang terbanyak datang dengan berbagai keluhan. Diperiksa setelah menentukan
diagnosanya, bila terlihat tanda-tanda psikis yang mendominasi gejala dan keluhan
maka peneliti akan memberikan wawancara dan kuesioner, untuk melihat korelasi
antara penyakit, keluhannya, bagaimana pasien menanggulangi stress, motivasi
beribadah dengan skala motivasi ibadah, skala holmes, untuk melihat tingkat stress,
skala Smith dan Miller modifikasi untuk melihat kekebalannya terhadap strees. Dan
skala untuk mengetahui adanya gangguan psikosomatis.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk menyusun tesis pada Program
Pasca Sarjana Psikologi Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Cirebon,
bertujuan untuk memperoleh gambaran dan kejelasan tentang:
1. Hubungan motivasi beribadah dengan pencegahan gangguan psikosomatik
2. Hubungan kekebalan stress dengan pencegahan gangguan psikosomatik
3. Sejauh mana hubungan motivasi beribadah dan kekebalan stress terhadap
Pencegahan gangguan psikosomatik.
8
E. Manfaat penelitian
Kegunaan penelitian ini diharapkan akan memberikan masukan secara teoritis
dan praktis sebagai berikut
1) Aspek teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkuat teoritis bahwa
beribadah dan pengelolaan kekebalan stress dapat dijadikan sebagai salah
satu upaya pencegahan terhadap gangguan psikosomatik, yang akhirnya
mencegah penyakit fisik yang lebih parah, kelainan jiwa dan mental yang
berat.
2) Aspek Praktis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu tuntunan
bagi kita atau masyarakat agar dapat memotivasi dirinya menjalankan ibadah
dan meningkatkan kekebalan diri terhadap stress sehingga dapat tercegah dari
gangguan psikosomatik.
F. Kerangka Berfikir
Tesis ini membicarakan tentang motivasi beribadah dan kekebalan stress
sejauh mana dapat mencegah penyakit psikosomatik. Dalam kerangka berfikir ini ada
empat hal yang dibicarakan : (1) Motivasi dan perilaku, (2) beribadah, (3) Kekebalan
stress, dan (4) penyakit psikosomatik.
Motivasi adalah kecenderungan yang timbul pada seseorang sesuatu aksi atau
tindakan dengan tujuan tertentu yang dikehendakinya, motivasi terdiri dari motivasi
intrinsik dan ekstrinsik.
9
Ibadah Menurut Kamus Indonesia adalah amalan yang diniatkan untuk
berbakti kepada Allah SWT, dengan menjauhi larangan-Nya dan melaksanakan
perintah-Nya, yang pelaksanaanya diatur, secara syariah.
Membicarakan ibadah dan keimanan maka kita pun berbicara tentang agama,
Agama berasal dari kata latin religio, yang dapat berarti obligation/kewajiban. Agama
dalam Encyclopedia of Philosophy adalah kepercayaan kepada Tuhan yang selalu
hidup, yakni kepada jiwa dan kehendak ilahi yang mengatur alam semesta dan
mempunyai hubungan moral dengan umat manusia (James Martineau) (Rakhmat,
2004:50)
Tidak ada satupun definisi tentang agama (religion) yang dapat diterima
secara umum, karena para filsuf, sosiolog, psikolog merumuskan agama menurut
caranya masing-masing, menurut sebagian filsuf religion adalah ”Supertitious
structure of incoheren metaphisical notion. Sebagian ahli sosiolog lebih senang
menyebut religion sebagai ”collective expression of human values”. Para pengikut
Karl Marx mendefinisikan Religion sebagai “the opiate of people”. Sebagian
Psikolog menyimpulkan religion adalah mystical complex surrounding a projected
superego” disini menjadi jelas bahwa tidak ada batas tegas mengenai agama atau
religion yang mencakup berbagai fenomena religion. (Endang ,1979:111)
Menurut Einstein, ”ilmu pengetahuan hanya dapat diciptakan oleh mereka
yang dipenuhi dengan gairah untuk mencapai kebenaran dan pemahaman, tetapi
sumber perasaan itu berasal dari tataran agama, termasuk didalamnya keimanan pada
kemungkinan bahwa semua peraturan yang berlaku pada dunia wujud itu bersifat
10
rasional, artinya dapat dipahami akal. Saya tidak dapat membayangkan ada ilmuwan
sejati yang tidak mempunyai keimanan yang mendalam seperti itu, ilmu pengetahuan
tanpa agama lumpuh, agama tanpa ilmu pengetahuan buta.
Beribadah merupakan proses keimanan yang diawali dengan niat yang
kemudian di amalkan dan dilaksanakan dengan ketaatan. Dengan beragama manusia
mempunyai aturan petunjuk dan nasehat dalam menjalankan kehidupannya.
Motivasi Ibadah adalah dorongan seseorang untuk berbakti kepada Allah
untuk mencapai tujuan hidupnya, yang ditunjukan dengan sikap dan perilaku yang
baik yaitu untuk mendapat ridho Allah:’Sesungguhnya Shalat, ibadah, hidup dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam ” (al-An’amm:162)
Kekebalan Stress adalah tingkat stress seseorang yang diukur dengan sebuah
skala yaitu skala Smith dan Miller, bila kekebalan terhadap stress baik, maka
seseorang menjalankan pengelolaan stress yang baik, maka kekebalan stressnya pun
menjadi baik, Menurut Hawari Ada beberapa pengelolaan terhadap stress, yaitu :
1. Olah raga.
2. Rekreasi
3. Kasih sayang
4. Sosial ekonomi
5. Menghindari Rokok
6. Pergaulan/Silaturahmi
7. Tidur yang cukup
8. Makanan yang seimbang dan teratur
11
9. Pengelolaan waktu yang baik
10. Agama yang dijalankan dengan ketaatan
Kesehatan yang sempurna harus dilandasi dengan ketaatan dan kedisiplinan.
Begitu juga dengan gangguan kesehatan seperti gangguan psikosomatik ini.
Gangguan psikosomatik adalah gangguan atau penyakit dengan gejala-gejala
yang menyerupai penyakit fisis dan diyakini adanya hubungan yang erat antara suatu
peristiwa psikososial tertentu dengan timbulnya gejala-gejala tersebut (IPD
Mudjaddid, Shatri: 684).
Penyembuhan seseorang akibat gangguan psikosomatik ini tidak hanya berupa
obat-obatan yang disesuaikan dengan gejala yang timbul tapi juga dengan
menganjurkan pola hidup yang baik, olah raga, menyalurkan hobi, relaksasi,
penyesuaian diri yang positif terhadap masalah dan yang juga sangat penting adalah
meningkatkan ibadah. Dengan peningkatan motivasi beribadah dan sikap beribadah,
maka pasien akan memperkuat mental dan psikisnya, dan mendapat ketenangan.
Dengan mengingat Allah maka harinya akan menjadi tenang dan tentram seperti
Dalam Al-Quran surat Al-Rad (13:28) Allah berfirman:
12
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram.
Bagaimana kita menanggulangi stress agar terhindar dari psikosomatik, antara
lain adalah dengan beribadah yang iklash hanya untuk Allah semata. Meningkatkan
kekebalan stress kita sehingga kita terhindar dari stress yang berkepanjangan.
QS Az-zumar 39:2. Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al
Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya.
Dengan memberikan motivasi kepada pasien dengan reedukasi yang baik kita
berupaya menimbulkan motivasi intrinsik pada diri pasien untuk mau menjalankan
ibadah dengan ketaatan dan keiklahlasan seperti yang diperintahkan dalam rukun
Islam seperti Shallat, puasa, zikir, zakat dan shodaqah, haji dengan iklash diharapkan
hati ini dapat menjadi lebih tenang, ketenangan akan mengurangi stress seseorang dan
upaya ini dapat menjadi salah satu usaha mencegah timbulnya gangguan
psikosomatik.
Beribadah adalah pengakuan kita terhadap Allah, dimana kita bergantung
hanya pada satu yaitu Allah yang menciptakan manusia, dunia, dan alam semesta.
Dengan pengakuan ini, timbulkan rasa aman dalam jiwa manusia bahwa ada
pendukung hidupnya yang amat dekat, yang tidak akan pernah membuatnya sedih.
QS, At-Taubah :40 ....La tahzan Innalaha Ma’ana, ”janganlah kamu bersedih
sesugguhnya Allah berserta kita”
13
Dalam beribadah kita memerlukan motivasi, motivasi menggerakkan sikap,
tampa ada motivasi yang didasari keiklasan, apalagi semata-mata hanya menjalankan
kewajiban, maka ibadah tersebut menjadi kering tampa makna. Bila kita membaca
Al-Quran tampa mengerti artinya, nasehat Allah kepada kita tidak akan masuk dalam
dalam hati maupun jiwa kita. Bila tidak tertanam dalam jiwa, bagaimana
mengamalkannya? Dalam Surah Fushilat: 44 Allah berfirman”Qul huwa lil ladziina
aamanuu hudaw wa syifaa ” yang artinya ” katakanlah :”Al-quran itu adalah petunjuk
dan penawar bagi orang-orang yang beriman”(QS, 41:44)
Gambar 1.1 Kerangka berfikir
a
Keterangan : a : faktor lain yang tidak diteliti
1. Aspek /Gangguan Kepribadian
2. Tingkat kognitif seseorang dalam menghadapi stress
3. Kebiasaan budaya setempat dan Kehidupan masa kecil
4. Penyesuaian diri dalam tahun terakhir
H. Hipotesis Penelitian
Motivasi Beribadah
Kekebalan stress
Pencegahan Gangguan Psikosomatis
14
Dari uraian diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis yang merupakan jawaban
sementara dari pengujian masalah . Adapun Hipotesis yang ingin diujikan adalah:
a. Hipotesis Mayor
Ada pengaruh positif antara motivasi beribadah, dan kekebalan stress terhadap
Pencegahan gangguan psikosomatis
b. Hipotesis Minor
1. Adanya pengaruh positif motivasi beribadah terhadap pencegahan
gangguan Psikosomatik
2. Adanya pengaruh positif kekebalan stress terhadap pencegahan gangguan
Psikosomatik.
BAB II
15
TINJAUAN TEORITIS
Sesuai dengan Judul tesis maka kajian teoritis ini khususkan ke dalam hal
yang berhubungan dengan motivasi ibadah, stress, dan gangguan psikosomatik.
Untuk memudahkan pemahaman maka disusunlah tinjauan teoritis ini dimulai dengan
bagaimana melihat manusia secara konsep kedokteran dan psikologi, kemudian
bagaimana manusia dalam konsep medis Islam, kaitan antara stress dan terjadinya
penyakit fisik dan mental, kemudian kolaborasi ibadah sebagai tuntunan hidup dan
kaitannya dengan kesehatan.
A. Manusia Dalam Konsep Kedokteran Dan Psikologi
1. Kesehatan Jiwa
Menurut UU No.23 tahun 1992, Ps 24, 25, 26 dan 27, Kesehatan jiwa adalah
suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif
sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang, dengan memperhatikan
semua segi kehidupan manusia dengan ciri menyadari sepenuhnya kemampuan
dirinya, mampu menghadapi stress kehidupan yang wajar, mampu kerja produktif dan
memenuhi kebutuhan hidupnya, dapat berperan serta dalam lingkungan hidup,
menerima baik dengan apa yang ada pada dirinya, merasa nyaman bersama dengan
orang lain.
Masalah kesehatan jiwa meliputi:
- Masalah perkembangan manusia yang harmonis dan peningkatan kualitas
hidup, yaitu masalah kesehatan jiwa yang berkaitan dengan siklus
kehidupan.
16
- Masalah psikososial yaitu setiap perubahan dalam kehidupan individu
baik yang bersifat psikologis ataupun sosial yang mempunyai pengaruh
timbal balik dan dianggap berpotensi cukup besar sebagai faktor penyebab
terjadinya gangguan jiwa (atau gangguan kesehatan) secara nyata, atau
sebaliknya masalah kesehatan juwa yang berdampak sosial.\
- Gangguan jiwa adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa yang
menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yaitu menimbulkan
penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran
sosial. (Yulizar dkk,2004:13-14)
Menurut penulis, seorang yang disebut sehat, tidak hanya sehat fisik, dan
mental saja tapi dia harus mampu menjalin hubungan vertikal secara spiritual kepada
Tuhan dan hubungan horizontal terhadap sesamanya. Mempunyai kecerdasan
inteligensia (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ).
Kecerdasan menurut C.P.Chaplin (1975) sebagai kemampuan menghadapi
dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif. (Syamsu Yusuf,
2005:113).
Sedangkan kecerdasan emosional menurut Daniel goleman (1997), meliputi :
1. Mengenali emosi diri
2. Mengelola emosi
3. Memotivasi diri sendiri
4. Mengenali emosi orang lain
5. Membina hubungan
17
Danah Zohar menyebutkan tanda-tanda seseorang yang memiliki kapasitas
SQ yang berkembang sebagai berikut :
1. Kemampuan bersikap adaptif secara spontan dan aktif
2. Mempunyai tingkat kesadaran diri yang tinggi.
3. Mempunyai kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit.
4. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan.
5. Mempunyai kualitas hidup yang dilhami oleh visi dan nilai-nilai.
6. Mempunyai kecenderungan untuk melihat sesuatu secara holistik.
7. Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu.
8. Kecenderungan nyata untuk bertanya "Mengapa?" dan "Bagaimana?" untuk
mencari jawaban yang mendasar.
9. Menjadi apa yang disebut oleh para psikolog sebagai "bidang mandiri" / field
independent.
Secara Konseptial Keadaan Normal sehat dapat dirumuskan sebagai berikut
(Winkel,1991):
a. Menurut Karl Menninger, seorang Psikiater, memberikan rumusan sebagai
berikut, kesehatan mental adalah penyesuaian manusia terhadap dunia dan satu
sama lain dengan keefektifan dan kebahagiaan yang maksimum. Ia bukan
hanya berupa efisiensi atau hanya perasaan puas atau keluwesan dalam
mematuhi aturan permainan dengan riang hati, kesehatan mental mencakup itu
semua. Kesehatan mental meliputi kemampuan menahan diri, menunjukan
kecerdasan, berperilaku dengan menenggang perasaan orang lain dan sikap
hidup yang bahagia”.
b. H.B. English seorang psikolog memberikan rumusan sebagai berikut:”Kesehatan
mental adalah keadaan relatif tetap dimana sang pribadi menunjukan
penyesuaian atau mengalami aktualisasi diri atau realisasi diri, Kesehatan
18
mental merupakan keadaan positif bukan sekedar absennya gangguan mental.
(Ardani, Rahayu, Sholichatun, 2007 :16)
2. Ciri-Ciri Kepribadian Sehat dan Normal
Kepribadian yang sehat dan normal mempunyai ciri-ciri, seperti menurut
coleman dan Winkel bahwa ciri perilaku yang normal adalah seseorang itu dapat
menerima dirinya baik kekurangan dan kelebihan dirinya sendiri secara realistik,
berkepribadian yang matang, mandiri, bertanggung jawab, memiliki jati diri yang
baik, mempunyai kekebalan terhadap stress yang baik, mempunyai kedewasaan yang
matang dan intelektual yang baik, adapun lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 2.1 Enam aspek penyesuaian diri yang diiringi dengan ciri perilaku (Coleman
dalam Winkel 1991).
No Aspek Penyesuaian Diri Ciri Perilaku
1 Sikap terhadap Diri sendiri Seseorang menunjukan ciri dapat menerima diri, memiliki jati diri yang baik (positif), memiliki penilaian yang realistik terhadap berbagai kelebihan dan kekurangan dirinya sendiri
2 Persepsi terhadap realitas Mempunyai pandangan yang realistik (sesuai dengan realitas) terhadap diri sendiri dan terhadap dunia orang maupun benda disekelilingnya
3 Integrasi Mempunyai kepribadian yang utuh, bebas dari konflik-konflik batin yang melumpuhkan, memiliki kekebalan yang baik terhadap strees
4 Kompetensi Mempunyai kompetensi-kompentensi fisik, intelektual, emosional, dan sosial yang optimal dalam mengatasi berbagai problema hidup
5 Otonomi Memiliki kemandirian, tanggung jawab dan penentuan diri (self determination, self direction) yang memadai disertai kemampuan cukup untuk membebaskan diri dari aneka pengaruh sosial
6 Pertumbuhan aktualisasi Menunjukan kecenderungan diri kearah menjadi semakin matang kemampuan-kemampuannya dan
19
memcapai pemenuhan diri sebagai pribadi(Ardani, Rahayu, Sholichatun, 2007 :17)
3. Abnormalitas (Ardani, Rahayu, Sholichatun, 2007 :19-20)
Kriteria Abnormalitas menurut Coleman dan Winkel, terdapat beberapa
kriteria:
a. Penyimpangan dari norma-norma statistik, yang abnormal biasanya menunjukan
yang bisa saja tidak lazim, luar biasa dan menyimpang dari norma yang ada,
makin jauh dari nilai rata-rata .
b. Penyimpanan dari norma-norma sosial
Sifat tidak patuh dan tidak sejalan dengan norma sosial, yang biasanya dipakai
istilah relativitas budaya, yang umumnya adalah normal walaupun tidak selalu
sepakat tapi patokan seperti ini sering berlaku dalam masyarakat.
c. Maladjustment
Abnormalitas dipandang sebagai ketidak mampuan individu menghadapi,
menanggapi, menangani atau melaksanakan tuntutan-tuntutan dari lingkungan
fisik dan sosial-nya maupun yang bersumber dari kebutuhannya sendiri. Kriteria
semacam ini jelas bersifat negatif, artinya tidak memperhitungkan fakta bahwa
seseorang individu dapat berpenyesuaian baik (weel adjusted) tanpa
memanfaatkan dan mengembangkan kemampuan-kemampuannya. Tidak sedikit
orang yang secara umum disebut ”berhasil” dalam menjalankan hidup secara
lumrah baik namun sebagai pribadi tidak pernah berkembang secara maksimal
optimal, orang-orang yang tidak gelisah ” adem ayem” tentram belaka.
20
d Tekanan batin
Abnormalitas dipandang sebagai perasaan-perasaan cemas, depresi atau sedih
atau perasaan bersalah yang mendalam, namun ini bukan patokan yang baik
untuk membedakan perilaku normal dari yang abnormal atau sebaliknya.
Tekanan batin yang kronik seperti tak berkesudahan mungkin memang
merupakan indikasi bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Sebaliknya sangat
normal bila orang merasa sedih atau tertekan manakala mengalami musibah,
kekecewaan atau ketidak adilan. Ketabahan merupakan sesuatu indikator
kedewasaan menghadapi bencana, namun dalam keadaan biasa wajar, misalnya
akan terkesan aneh bila orang merasa gembira menghadapi kematian orang
yang terkasih.
e. Ketidakmatangan
Seseorang dikatakan abnormal bila perilakunya tidak sesuai dengan tingkat
usianya, tidak selaras dengan situasinya. Masalahnya, sering sulit menemukan
patokan tentang kepantasan dan kematangan. Coleman, Butcher dan Carson
(1980) dengan tetap menyadari kekurangannya akhirnya menggunakan dua
kriteria yaitu abnormalitas dalam arti apa saja yang bersifat maladaptif, yang
akhirnya berarti apa saja yang tidak menunjang kesejahteraan sang individu
sehingga pada akhirnya juga tidak menunjang kemaslahatan masyarakat.
Kesejahteraan atau kemaslahatan masyarakat meliputi baik kemampuan
bertahan maupun perkembangan pencapaian pemenuhan diri atau aktualisasi
dari berbagai kemampuan yang dimiliki.
21
Kalau kita melihat manusia, perilaku, emosi , maka semuanya akan berhubungan
dengan otak. Dibawah ini beberapa teori tentang otak manusia sebagai pengendali
dalam semua aktivitas fisik, emosional dan perilaku.
4. Otak Manusia
Otak manusia mempunyai berat 2% dari berat badan orang dewasa (3 pon),
menerima 20 % curah jantung dan memerlukan 20% pemakaian oksigen tubuh dan
sekitar 400 kilokalori energi setiap harinya. Otak merupakan jaringan yang paling
banyak memakai energi dalam seluruh tubuh manusia dan terutama berasal dari
proses metabolisme oksidasi glukosa. Jaringan otak sangat rentan terhadap perubahan
oksigen dan glukosa darah, aliran darah berhenti 10 detik saja sudah dapat
menghilangkan kesadaran manusia. Berhenti dalam beberapa menit, merusak
permanen otak. Hipoglikemia yang berlangsung berkepanjangan juga merusak
jaringan otak (Prince,Wilson, 2006:1024)
Ketika lahir seorang bayi telah mempunyai 100 miliar sel otak yang aktif dan
900 miliar sel otak pendukung, setiap neuron mempunyai cabang hinggá 10.000
cabang dendrit yang dapat membangun sejumlah satu kuadrilion koneksi.
komunikasi.perkembangan otak pada minggu-minggu pertama lahir diproduksi
250.000 neuroblast (sel saraf yang Belum matang), kecerdasan mulai berkembang
dengan terjadinya koneksi antar sel otak, tempat sel saraf bertemu disebut synapse,
makin banyak percabangan yang muncul, makin berkembanglah kecerdasan anak
tersebut, dan kecerdasan ini harus dilatih dan di stimulasi, tampa stimulasi yang baik,
potensi ini akan tersia-siakan.
22
Otak manusia, adalah organ yang unik dan dasyat, tempat diaturnya proses
berfikir, berbahasa, kesadaran, emosi dan kepribadian, secara garis besar, otak
terbagi dalam 3 bagian besar, yaitu neokortek atau kortex serebri, system limbik dan
batang otak, yang berkerja secara simbiosis. Bila neokortex berfungsi untuk berfikir,
berhitung, memori, bahasa, maka sistek limbik berfugsi dalam mengatur emosi dan
memori emosional, dan batang otak mengarur fungsi vegetasi tubuh antara lain
denyut jantung, aliran darah, kemampuan gerak atau motorik, Ketiganya bekerja
bersama saling mendukung dalam waktu yang bersamaan, tapi juga dapat bekerja
secara terpisah.
Otak manusia mengatur dan mengkordinir, gerakan, perilaku dan fungsi
tubuh, homeostasis seperti tekanan darah, detak jantung, suhu tubuh, keseimbangan
cairan, keseimbangan hormonal, mengatur emosi, ingatan, aktivitas motorik dan lain-
lain. Otak terbentuk dari dua jenis sel: yaitu glia dan neuron. Glia berfungsi untuk
menunjang dan melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam
bentuk pulsa listrik yang di kenal sebagai potensial aksi. Mereka berkomunikasi
dengan neuron yang lain dan keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam
bahan kimia yang disebut neurotransmitter. Neurotransmitter ini dikirimkan pada
celah yang di kenal sebagai sinapsis. Neurotransmiter paling mempengaruhi sikap,
emosi, dan perilaku seseorang yang ada antara lain Asetil kolin, dopamin, serotonin,
epinefrin, norepinefrin. Fungsi masing masing neurotransmiter dapat dilihat dibawah
ini:
Tabel 2.2
23
Neurotransmitter Pada Sistem Saraf Pusat (Sumber: Mary C Towsend, 1996)
Neurotransmiter Lokasi/Fungsi Implikasinya pada penyakit Jiwa
Kolinergik: Asetil kolin
Monoamin
Norepinefrin
Dopamin
Serotonin
Sistem saraf otonom simpatis dan parasimpatis, terminal saraf presinapsis parasimpatik, terminal postsinapsis
Sistem saraf pusat : korteks serebral hipokampus, struktur limbik, basal ganglia
Fungsi : tidur, bangun persepsi nyeri , pergerakan memori
Sistem syaraf otonom terminal saraf post sinapsis simpatis
Sistem saraf pusat: talamus, sistem limbik, hipokampus, serebelum, korteks serebri
Fungsi pernafasan, pikiran, persepsi, daya penggerak, fungsi kardiovaskuler, tidur dan bangun
Frontal korteks, sistem limbik, basal ganglia, talamus, hipofisis posterior, medula spinalis
Fungsi: pergerakan dan koordinasi, emosional, penilaian, pelepasan prolaktin
Hipotalamus, talamus, sistem limbik, korteks
Meningkatkan derajat depresi
Menurunkan derajat penyakit alzeimer, korea hutington, penyakit parkinson.
Menurunkan derajat depresi
Meningkatkan derajat mania, keadaan kecemasan, skizofrenia.
Menurunkan derajat penyakit parkinson dan depresi
Meningkatkan derajat mania dan skizofrenia
Menurunkan
24
Histamin
Asam amino
GABA (gamma
Amino butyric acid
Glisin
Glutamat dan aspartat
Neuropeptida
Endorfin dan
enkefalin
serebral, serebelum, medula spinalis
Fungsi : tidur, bangun, libido, nafsu makan, perasaan, agresi persepsi nyeri, koordinasi dan penilaian
Hipotalamus
Hipotalamus, hipocampus, korteks, serebelum, basal ganglia, medula spinalis, retina
Fungsi kemunduran aktivitas tubuh
Medula spinalis, batang otak
Fungsi: menghambat motor neuron berulang
Sel-sel piramid/kerucut dari korteks, serebelum dan sistem sensori aferen primer, hipocampus, talamus, hipotalamus, medula spinalis
Fungsi: menilai informasi sensori, mengatur berbagai motor dan reflek spinal
Hipotalamus , talamus, struktur limbik dan batang otak, enkedalin juga ditemukan pada traktus gastrointestinal
derajat depresi
Meningkatkan derajat kecemasan
Menurunkan derajat depresi
Menurunkan derajat korea huntington, gangguan ansietas, skizofrenia, dan berbagai jenis epilepsi
Derajat toksik/keracunan “glycine encephalopaty”
Menurunkan tingkat derajat yang berhubungan dengan gerakan motor spastik
Modulasi aktivitas dopamin oleh opiod peptida dapat menumpukkan berbagai ikatan terhadap gejala
25
Substansi P
Somatostatin
Fungsi modulasi (mengatur) nyeri dan mengurangi peristaltik (enkefalin)
Hipotalamus struktur limbik otak tengah, batang otak, talamus, basal ganglia, dan medula spinalis, juga ditemukan pada traktus gastrointestinal dan kelenjar saliva
Fungsi: pengaturan nyeri
Korteks serebral, hipokampus, talamus, basal ganglia, batang otak, medula spinalis
Fungsi: menghambat pelepasan norepinefrin, merangsang pelepasan serotonin, dopamin dan asetil kolin
skizofrenia
Menurunkan derajat korea hutington
Menurunkan derajat penyakit alzeimer
Meningkatkan derajat korea hutington
(dikutip oleh Sulistiwati dkk, 2005:58-60)
Fungsi Dopamin sebagai neururotransmiter kerja cepat disekresikan oleh
neuron-neuron yang berasal dari substansia nigra, neuron-neuron ini terutama
berakhir pada regio striata ganglia basalis. Pengaruh dopamin biasanya sebagai
inhibisi.(Guyton,1997: 714).
Dopamin bersifat inhibisi pada beberapa area tapi juga eksitasi pada beberapa
area. Sistem norepinefrin yang bersifat eksitasi menyebar ke setiap area otak,
sementara serotonin dan dopamin terutama ke regio ganglia basalis dan sistem
serotonin ke struktur garis tengah (midline).(Guyton,1997: 932)
26
Serotonin disekresikan oleh nukleus yang berasal dari rafe medial batang otak
dan berproyeksi disebahagian besar daerah otak, khususnya yang menuju radiks
dorsalis medula spinalis dan menuju hipotalamus. Serotonin bekerja sebagai bahan
penghambat jaras rasa sakit dalam medula spinalis, dan kerjanya di daerah sistem
syaraf yang lebih tinggi diduga untuk membantu pengaturan kehendak seseorang,
bahkan mungkin juga menyebabkan tidur (Guyton 1997: 714).
Serotonin berasal dari dekarboksilasi triptofan, merupakan vasokontriksi kuat
dan perangsang kontraksi otak polos. Produksi serotonin sangat meningkat pada
karsinoid ganas penyakit yang ditandai sel-sel tumor penghasil serotonin yang
tersebar luas didalam jaringan argentafin rongga abdomen (Martin,David .1987:364)
Sistem respons fisiologik pada stress akut dan kronik, terdapat respon fight
and flight dimana berperan hormon epinefrin, norepinefrin dan dopamin, respon
terhadap ancaman meliputi penyesuaian perpaduan banyak proses kompleks dalam
organ-organ vital seperti otak, sistem kardiovaskular, otot, hati dan terlihat sedikit
pada organ kulit, gastrointestinal dan jaringan limfoid. (Martin, David, 1987:625)
Sistem norepinefrn dan sistem serotonin normalnya menimbulkan dorongan
bagi sistem limbik untuk meningkatkan perasaan seseorang terhadap rasa nyaman,
menciptakan rasa bahagia, rasa puas, nafsu makan yang baik, dorongan seksual yang
sesuai, dan keseimbangan psikomotor, tapi bila terlalu banyak akan menyebabkan
serangan mania. Yang mendukung konsep ini adalah kenyataan bahwa pusat-pusat
reward dan punishment di otak pada hipotalamus dan daerah sekitarnya menerima
27
sejumlah besar ujung-ujung saraf dari sistem norepinefrin dan serotonin (Guyton
1997:954)
Pada pasien penyakit jiwa seperti skizofrenia terdapat berbagai keadaan yang
diyakini disebabkan oleh salah satu atau lebih dari tiga kemungkinan berikut:
(1) terjadi hambatan terhadap sinyal-sinyal saraf di berbagai area pada lobus
prefrontalis atau disfungsi pada pengolahan sinyal-sinyal; (2) perangsangan yang
berlebihan terhadap sekelompok neuron yang mensekresi dopamin dipusat-pusat
perilaku otak, termasuk di lobus frontalis, dan atau; (3) abnormalitas fungsi dari
bagian-bagian penting pada pusat-pusat sistem pengatur tingkah laku limbik di
sekeliling hipokampus otak (Guyton,1997:954)
Dopamin telah diduga kemungkinan penyebab skizofrenia secara tidak
langsung karena banyak pasien parkison yang mengalami gejala skizofrenia ketika
diobati dengan obat yang disebut L-DOPA. Obat ini melepaskan dopamin dalam
otak, yang sangat bermanfaat dalam mengobati parkinson, tetapi dalam waktu
bersaman obat ini menekan berbagai bagian lobus prefrontalis dan area yang
berkaitan dengan lainnya. Telah diduga bahwa pada skizofrenia terjadi kelebihan
dopamin yang disekresikan oleh sekelompok neuron yang mensekresikan dopamin
yang badan selnya terletak tegmentum ventral dari mesensefalon, disebelah medial
dan anterior dari sistem limbik, khususnya hipokampus, amigdala, nukleus kaudatus
anterior dan sebagian lobus frefrontalis ini semua pusat-pusat pengatur tingkah laku
yang sangat kuat. Suatu alasan yang sangat kuat. Suatu alasan yang lebih
meyakinkan untuk mempercayai skizofrenia mungkin disebabkan produksi dopamin
28
yang berlebihan ialah bahwa obat-obat yang bersifat efektif mengobati skizofrenia
seperti klorpromazin, haloperidol, dan tiotiksen semuanya menurunkan sekresi
dopamin pada ujung-ujung syaraf dopaminergik atau menurunkan efek dopamin pada
neuron yang selanjutnya (Guyton,1997:954 )
Kerusakan sedikit saja pada otak akan membawa dampak yang luar biasa pada
seseorang, seperti operasi otak, akibat stroke, pasien yang pernah mengalami stroke,
setelah sembuh banyak yang mengalami perubahan kepribadian.
Otak yang pernah mengalami perdarahan, trauma, misalnya seperti akibat
stroke ataupun operasi contohnya pada otak depan atau frontal bagian ventromedial
akan timbul gejala si pasien akan kehilangan moral, tatakrama, tidak bisa
memdudukan diri pada posisi semestinya. Seorang laki-laki bernama Gage usia 25
tahun bekerja di Burlington New England mengalami kecelakaaan kerja, ketika
sebuah besi baja menembus kepalanya dan merusak frefrontal otak, ia lolos dari maut
setelah operasi tapi setelah sembuh malah menjadi orang baru, dari yang ramah, tidak
mudah marah, disiplin menjadi orang yang kasar, mudah tersinggung, tidak disiplin,
Gage berubah menjadi orang yang asing, yang kehilangan aspek moralitas.
Kalau menyimak apa yang Allah firmankan dalam Al-Quran, QS 96:15-16.
Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik
ubun-ubunnya (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. Ubun ubun
disini adalah bagian frontal otak, dimana menjadi pusat perilaku manusia, aspek
moralistas manusia, seperti cerita diatas ketika terjadi kerusakan pada frontal Gage, ia
mengalami kelainan afek, perilaku, menjadi kasar, dan kehilangan aspek moralitas.
29
Bagian limbik yang menjadi pusat emosi yang berada di amygdala dan
hippocampus berfungsi mengatur emosi manusia dan memori emosi, menunjukan
seorang penderita epilepsi yang mendapat terapi operasi otak dengan diangkatnya
amigdala dan hypocampus memperlihatkan gejala hiperseks dan rakus setelah
operasi.
Istilah Limbik berarti perbatasan aslinya limbik digunakan untuk menjelaskan
struktur tepi sekeliling regio basal serebrum, dan pada perkembangan selanjutnya
diperluas artinya keseluruh lintasan neuronal yang mengatur tingkah laku emosional
dan dorongan motivasional.
Bagian utama sistem limbik adalah hipotalamus dengan struktur berkaitan,
selain mengatur prilaku emosional juga mengatur kondisi internal tubuh seperti suhu
tubuh, osmolalitas cairan tubuh, dan dorongan untuk makan dan minum serta
mengatur berat badan Fungsi internal ini secara bersama-sama disebut fungsi
vegetatif otak yang berkaitan erat pengaturannya dengan perilaku.
Bagaimana kerja Hipotalamus dan sistem limbik, dalam Guyton diterangkan
Fungsi Perilaku dari Hipotalamus dan Sistem Limbik (Guyton, 1997:937)
1. Perangsangan pada hipotalamus lateral tidak hanya mengakibatkan timbulnya
rasa haus dan nafsu makan tapi juga besarnya aktivitas emosi binatang seperti
timbulnya rasa marah yang hebat dan keinginan berkelahi.
2. Perasangan nukleus ventromedial dan area sekelilingnya bila dirangsang
menimbulkan rasa kenyang dan menurunkan nafsu makan dan binatang
menjadi tenang.
30
3. Perangsangan pada zone tipis dari nuklei paraventrikuler yang terletak sangat
berdekatan dengan ventrikel ketiga (atau bila disertai dengan perangsangan
pada area kelabu dibagian tengah mesensefalon yang merupakan kelanjutan
dari bagian hipotalamus biasanya berhubungan dengan rasa takut dan reaksi
terhukum.
4. Dorongan seksual dapat timbul bila ada rangsangan pada beberapa area
hipotalamus. Khususnya pada sebagian besar bagian anterior dan posterion
hipotalamus.
Hipotalamus, daerah pengatur utama untuk sistem limbik, berhubungan
dengan semua tingkat limbik. Hipotalamus mewakili kurang dari 1 persen masa otak,
namun merupakan bagian penting dari jaras pengatur keluaran sistem limbik. Sebagai
contoh perangsangan Kardiovaskular hipotalamus. Perangsangan efek neurogenik
pada sistem kardiovaskular meliputi kenaikan tekanan arteri, penurunan tekanan
arteri, peningkatan atau penurunan frekuensi denyut jantung. Pada umumnya,
perangsangan bagian posterior dan lateral hipotalamus meningkatkan tekanan arteri
dan frekuensi denyut jantung, sedangkan perangsangan area preoptik sering
menimbulkan efek yang berlawanan. Pengaturan gastrointestinal, dimana
perangsangan pada hipotalamik lateral berhubungan dengan pusat lapar, bila daerah
ini rusak maka pada percobaan binatang, akan terjadi kehilangan nafsu makan
menyebabkan kematian karena kelaparan (lethal starvation). Pusat kenyang terdapat
di nukneus ventromedial, bila daerah ini dirangsang dengan listrik pada binatang
percobaan akan menghentikan makannya dan benar-benar mengabaikan makanannya.
31
Bila area ventromedial ini rusak secara bilateral maka, maka binatang tersebut jadi
rakus, dan terjadi kegemukan yang hebat.(Guyton, 1997:933)
Menurut seorang ahli bedah otak dari Amerika bernama Vilyanur
Ramachandran bahwa ada “God Spot “ di lobus temporalis. Orang yang mengaku
ateis secara lisan, hati kecilnya pasti akan mengakui bahwa ada Tuhan yang mungkin
tidak dikenalnya tapi dia rasakan, karena memang adanya Got spot di bagian
temporal manusia menunjukan bahwa Tuhan sebenarnya telah memperkenalkan
dirinya pada manusia, tapi kadang manusia lalai dan tidak mau mengakui
keberadaannya.
a. Bagian-bagian otak secara anatomis
1. Telensefalon (endbrain) Hemisferum serebri
Korteks serebriRhinensefalon (sistem limbik)Basal Ganglia
Nukleus KaudatusNukleus lentikularisKlaustrumAmigdala
2. Diensefalon (interbrain)EpitalamusTalamusSubtalamusHipotalamus
3. Mesensefalon (midbrain)Korpora quadrigemina
Kolikulus superiorKolikulus inferior
TegmentumNukleus ruberSubstantia nigra
32
Pedunkulus serebri
4. Metensefalon (afterbrain)PonsSerebelum
5. Mienlesefalon (marrow brain)Medula Oblongata
(Prince,Wilson, 2006:1007)
Gambar 2.1 Otak dan bagian-bagiannya (www.medem.com)
c. Fungsi Bagian-Bagian Otak Cerebral
Fungsi bagian otak dapat dilihat secara singkat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.3
33
Fungsi Otak
Lobus Serebral Fungsi GangguanFrontal
Temporal
Parietal Dominan
Non Dominan
Oksipital
PenilaianKepribadian bawaan
Keahlian Mental Kompleks Abstraksi , membuat konsep , memperkirakan masa depan
Memori pendengaranMemori kejadian yang baru terjadiDaerah auditorius primer yang mempengaruhi kesadaran
Bicara Berhitung (matematika)
Topograhi kedua sisi tubuh
Kesadaran sensorikSintesis ingatan yang kompleks
Memori visual penglihatan
Gangguan PenilaianGangguan Penampilan diri dan kebersihan diriGangguan AfekGangguan proses fikirGangguan fungsi motorik
Gangguan memori kejadian yang baru terjadiKejang Psikomotor Tuli
AfasiaAgrafiaAkalkuliaAgnosiaGangguan sensorik (bilateral)
DisorientasiDistorsi Konsep RuangHilang kesadaran sisi tubuh yang berlawanan
Defisit penglihatan dan buta
(Prince,Wilson, 2002: 1048)
5. Stress Dan Respon Biologis.
Menurut Rippetoe-Kilgore, Stress adalah kondisi yang dihasilkan ketika
seseorang berinteraksi dengan lingkungannya yang kemudian merasakan suatu
34
pertentangan, apakah itu riil ataupun tidak, antara tuntutan situasi dan sumber daya
system biologis, psikologis dan sosial, dalam terminologi medis, stress akan
mengganggu system homeostasis tubuh yang berakibat terhadap gejala fisik dan
psikologis. Baik secara mental, fisiologi tubuh, anatomi, atau fisik, ”Stress is the
condition that results when person-environment transactions lead the individual to
perceive a discrepancy, whether real or not, between the demands of a situation and
the resources of the person's biological, psychological or social systems. In medical
terms, stress is the disruption of homeostasis through physical or psychological
stimuli. Stressful stimuli can be mental, physiological, anatomical or physical
(Rippetoe-Kilgore, Mark and Lon. 2006)
Richard Lazarus pada tahun 1974 yang membagi stress ke dalam 2 bentuk
yaitu eustress dan distress.( Lazarus RS , 1993:1) stress yang berpengaruh positif
adalah eustress sedangkan distress adalah stress yang bersifat negatif yang
menyebabkan gangguan fungsional maupun organ tubuh.
Istilah stress sendiri ditemukan oleh Hans Selye, seorang ahli fisiologi dari
Universitas Montreal merumuskan bahwa stress adalah tanggapan tubuh yang
sifatnya nonspesifik terhadap aksi tuntutan atasnya. Sehingga tubuh bereaksi secara
emosi dan fisis untuk mempertahankan kondisi fisis yang optimal reaksi ini disebut
General adaptation syndrome (GAS) 1936.
Respon tubuh terhadap perubahan tersebut yang disebut GAS terdiri dari 3
fase yaitu:
a. Waspada, (alarm reaction/reaksi peringatan)
35
Respons Fight or flight (respons tahap awal) Tubuh kita bila bereaksi terhadap
stress, stress akan mengaktifkan sistem syaraf simpatis dan sistem hormon tubuh kita
seperti kotekolamin, epinefrin, norepinefrine, glukokortikoid, kortisol dan kortison.
Sistem hipotalamus-pituitary-adrenal (HPA) merupakan bagian penting dalam sistem
neuroendokrin yang berhubungan dengan terjadinya stress, hormon adrenal berasal
dari medula adrenal sedangkan kortikostreroid dihasilkan oleh korteks adrenal.
Hipotalamus merangsang hipofisis, kemudian hipofisis akan merangsang saraf
simpatis yang mempersarafi:
1. Medula adrenal yang akan melepaskan norepinefrin dan epinefrin;
2. Mata menyebabkan dilatasi pupil;
3. Kelenjar air mata dengan peningkatan sekresi;
4. Sistem pernafasan dengan dilatasi bronkiolus, dan peningkatan pernafasan;
5. Sistem Kardiovaskular (jantung) dengan peningkatan kekuatan kontraksi
jantung, peningkatan frekwensi denyut jantung, tekanan darah yang
meningkat;
6. Sistem Gastrointestinal (lambung dan usus), motilitas lambung dan usus yang
berkurang, kotraksi sfingter yang menurun;
7. Hati, peningkatan pemecahan cadangan karbohidrat dalam bentuk glikogen
(glikogenolisis) dan peningkatan kerja glukoneogenesis, penurunan sintesa
glikogen. Sehingga gula darah akan meningkat di dalam darah;
8. Sistem Kemih terjadi peningkatan motilitas ureter, kontraksi otot kandung
kemih, relaksasi sfingter;
36
9. Kelenjar keringat, peningkatan sekresi;
10. Sel lemak, terjadi pemecahan cadangan lemak (lipolisis);
Adapun lebih jelasnya fungsi dari syaraf simpatis yang terangsang saat terjadinya
stress dapat dilihat di gambar dibawah ini:
Gambar 2.2 Fungsi Syaraf Simpatis dan syaraf Parasimpatis
b. The Stage of resistance (Reaksi pertahanan)
Reaksi terhadap stressor sudah melampaui batas kemampuan tubuh, timbul
gejala psikis dan somatik.
Individu berusaha mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan
psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi untuk mengatur stresor,
37
tubuh akan berusaha mengimbangi proses fisiologi yang terjadi pada fase waspada,
sedapat mungkin bisa kembali normal, bila proses fisiologis ini telah teratasi maka
gejala stress akan turun, bila stresor tidak terkendali karena proses adaptasi tubuh
akan melemah dan individu akan tidak akan sembuh.
c. Tahap kelelahan
Pada fase ini gejala akan terlihat jelas. Karena terjadi perpanjangan tahap awal
stress yang telah terbiasa, energi penyesuaian sudah terkuras, individu tidak dapat lagi
mengambil dari berbagai sumber untuk penyesuaian, timbullah gejala penyesuaian
seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, hipertensi, dispepsia
(keluhan pada gastrointestinal), depresi, ansietas, frigiditas, impotensia.
Bila terjadi stress, kecemasan, kegelisahan, maka tubuh akan bereaksi secara
otomatis berupa perangsangan hormon dan neurotransmiter, untuk menahan stresor,
sehingga penting untuk mempertahankan kondisi mental dan fisik mahluk hidup.
Dalam hal ini stress akan merangsang pusat hormonal di otak yang bernama
hipotalamus (raja endokrin).
Fungsi Hipotalamus disini adalah: mengatur keseimbangan air, suhu tubuh,
pertumbuhan tubuh, rasa lapar, mengontrol marah, nafsu, rasa takut, integrasi respons
syaraf simpatis, mempertahankan homeostasis. Bila syaraf simpatis terangsang maka,
denyut nadi dan jantung akan meningkat, aliran darah ke jantung, otak, dan ototpun
meningkat, sehingga tekanan darah pun akan ikut terpengaruhi, pemecahan gula di
hati meningkat sehingga gula darah ikut meningkat di darah. Kortisol yang
dikeluarkan oleh korteks adrenal karena perangsangan hipotalamus, menyebabkan
38
rangsangan susunan syaraf pusat otak. Tubuh waspada dan menjadi sulit tidur
(insomnia). Kortisol merangsang sekresi asam lambung yang dapat merusak mukosa
lambung. Menurunkan daya tahan tubuh.
Menurut Maramis bila kita tidak dapat mengatasinya stress dengan baik,
maka akan muncul gangguan badan atau gangguan jiwa. Sumber stress psikologik
adalah masalah penyesuaian atau keadaan stress yang dapat bersumber pada frustasi,
konflik, tekanan atau krisis. Dalam stress ada yang disebut daya tahan stress atau
disebut juga nilai ambang frustasi (stress/frustation tolerance, ”frustratic drempel),
yang pada setiap orang berbeda-beda tergantung somato-psiko-sosial orang tersebut.
(Maramis, 1980:65)
Frustasi timbul bila ada aral melintang antara kita dan maksud (tujuan) kita.
Konflik terjadi bila kita tidak dapat memilih antara atau dua lebih macam kebutuhan
atau tujuan. Tekanan juga dapat menimbulkan masalah penyesuaian, biarpun kecil,
bila bertumpuk-tumpuk dapat menjadi stress yang hebat, tekanan seperti juga frustasi
boleh berasal dari dalam maupun dari luar (Maramis, 1980:67-68).
Frustasi digunakan psikolog untuk mengetahui keadaan yang timbul apabila
ada halangan dalam usaha untuk memenuhi keinginan, kebutuhan tujuan, harapan
atau tindakan tertentu.
Frustasi sendiri adalah keadaan dimana satu kebutuhan tidak bisa dipenuhi,
tujuan tidak bisa tercapai. Frustasi ini juga bisa menimbulkan situasi positif atau yang
destruktif (negatif). Reaksi frustasi dengan demikian sifatnya bisa negatif bisa positif.
(Ardani,Rahayu, Solichatun 2006:39)
39
1. Reaksi-reaksi Frustasi yang Sifatnya Positif
a. Mobilitas dan peningkatan aktifitas, karena adanya rangsangan akibat
rintangan, individu memperbesar keuletannya, kerja kerasnya, keberaniannya,
tekatnya untuk menyelesaikan masalahnya.
b. Berfikir mendalam dengan kejernihan
Frustasi memberikan masalah, membuka wawasan realitas, dengan berfikir
lebih obyektif, mencari alternatif jalan keluar yang lebih baik.
c. Regignation ( kapasrahan kepada Allah)
Menerima situasi yang ada dengan nalar dan rasional. Dengan tawakal kepada
Allah, dan iktiar, tapi tetap berpegang pada kekuasaan Allah dalam menyikapi
rintangan
d. Dapat fleksibel sesuai kebutuhan
Bila satu ide sudah tidak dapat dipertahankan lagi, tidak sesuai dengan
kebutuhan, kita dapat mengikuti perkembangan yang ada yang lebih sesuai
dengan tata kehidupan yang baru dan lebih dinamis.
e. Kompensasi dari tujuan
Kompensasi adalah usaha untuk mengimbangi kegagalan dan kekalahan
dalam satu bidang tapi sukses dalam bidang yang lain, sebagai jalan
menghidupkan stimulus dalam diri dan pantang menyerah
f. Sublimasi
Yaitu usaha untuk mengganti kecenderungan egoistic, nafsu seks animalistik,
dorongan biologis primitive dan aspirasi sosial yang tidak sehat dalam bentuk
40
tingkah laku terpuji yang bisa diterima masyarakat, misalnya disalurkan hasrat
sexual ke bidang olah raga, seni dan lain-lain.
2. Reaksi-reaksi Frustasi yang sifatnya Negatif
Reaksi-reaksi ini sangat merugikan individu, ada beberapa reaksi negatif
sebagai berikut:
a. Agresi: yaitu bentuk reaksi kemarahan yang luar biasa, sehingga sampai
melakukan penyerangan terhadap orang lain, bisa dengan senjata tajam,
pembunuhan.
b. Regresi: yaitu reaksi kembalinya seseorang pada pola tingkah laku kekanak-
kanakan, seperti mengompol, mengisap tangan, membanting barang,
menangis sambil meraung-raung, histeris. Tingkah laku diatas ekspresi dari
putus asa, mental yang lemah, ekspersi rasa menyerah kalah.
c. Fixatie: adalah reaksi frustasi dengan melakukan suatu tingkah laku stereotipi
memakai pola yang sama, misalnya menyelesaikan kesulitan dengan
membentur-bentukan kepala, berlari-lari histeris, menggedor-gedor pintu.
Dilakukan sebagai alat pencapaian tujuan, menyalurkan balas dendam.
d. Pendesakan dan komplek terdesak
Usaha menekan kebutuhan, pikiran yang jahat, nafsu, perasaan negatif, karena
ditekan sehingga secara tidak sadar muncul mimpi-mimpi yang menakutkan,
halusinasi, delusi, ilusi, salah baca, dan lain-lain
e. Rasionalisme yaitu usaha pembenaran diri secara tidak wajar.
41
f. Proyeksi adalah usaha memproyeksikan sikap dirinya yang negatif pada orang
lain.
g. Identifikasi adalah usaha menyamakan diri dengan orang lain, tujuannya
untuk memberikan keputusan yang semu pada dirinya sendiri.
h. Narsisme adalah perasaan cinta diri sendiri yang patologis dan berlebihan,
cenderung egoistis dan tidak perduli dengan dunia luar, merasa paling
superior, paling penting.
i. Autisme adalah gejala menutup diri secara total dari dunia diluar dirinya yang
nyata, tidak mau berkomunikasi dengan dunia lain, merasa dunia luar itu
kotor, penuh kepalsuan, sehingga lama-lama konflik batin yang menumpul
mengdesintegrasi kepribadian individu tersebut.
j. Tehnik jeruk manis yaitu memberi alasan yang baik terhadap kegagalan,
kelemahan dirinya. Misalnya seorang panglima perang mengatakan mundur
dari medan perang bukan sebagai kekalahan tapi sebagai taktik international.
k. Tehnik Anggur Asam, Usaha memberikan alasan yang negatif pada
kegagalannya, seperti gagal ujian karena tidak sesuai dengan bahan yang
diberikan.
6. Gangguan Psikosomatik Dan Kekebalan Stress
Psikosomatik menurut kamus Inggris adalah kelainan fisik yang disebabkan
faktor mental seperti stress atau efek yang berhubungan dengan beberapa penyakit.
Psychosomatic Illness, illness that has no basic physical or organic cause but
appears to be the result of psychological conditions, such as stress, anxiety, and
42
depression. Such illnesses reflect the general belief that the mind is capable of
strongly affecting bodily reactions, and that a person’s mental condition can actually
cause changes in the chemistry of the body, thereby creating physical illness. In cases
of psychosomatic illness, a marked change in the body can often be readily detected.
(Microsoft ® Encarta 2008.Microsoft Corporation)
Psychosomatic disorder, now more commonly referred to as
psychophysiologic illness, is an illness whose symptoms are caused by mental
processes of the sufferer rather than immediate physiological causes. If a medical
examination can find no physical or organic cause, if an illness appears to result
from emotional conditions such as anger, anxiety, depression and guilt, then it might
be classified psychosomatic. The interaction between psychological factors and the
immune system is studied in psychoneuroimmunology. Gangguan psikosomatik
umumnya dihubungkan dengan gangguan psikofisiologi, yang lebih cenderung
karena faktor mental daripada penyebab fisiologis, bila pemeriksaan tidak dapat
menemukan gangguan fisik atau organik yang berarti dan gangguan timbul lebih
diakibatkan karena faktor emosional seperti marah, anxietas, depresi, perasaan
bersalah, maka keluhan ini dimasukan dalam gangguan psikosomatik. (Wikipedia, the
free encyclopedia)
Gangguan psikosomatik adalah gangguan atau penyakit dengan gejala-gejala
yang menyerupai penyakit fisis dan diyakini adanya hubungan yang erat antara suatu
peristiwa psikososial tertentu dengan timbulnya gejala-gejala tersebut (IPD
Mudjaddid, Shatri, 684).
43
Gangguan psikosomatik tidak terlepas dari berbagai stresor psikososial
dimana setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan
seseorang, sehingga ia harus menyesuaikan diri menanggulangi segala perubahan
yang timbul, dan jenis-jenis stresor yang timbul misalnya: (1) stresor sosial seperti
masalah pekerjaan, masalah ekonomi, masalah pendidikan, masalah keluarga,
hubungan interpersonal, perkembangan, penyakit fisik, masalah kekerasan rumah
tangga; (2) stresor psikis seperti perasaan rendah diri, frustasi., malu, merasa berdosa;
(3) stresor fisis (panas, dingin, bising, bau yang menyengat, banjir) dan lain-lain.
Keluhan Psikosomatik yaitu keluhan fisik atau jasmani yang diduga berkaitan
erat dengan masalah kejiwaan (mental emosional). Contoh: berdebar-debar, tekuk
pegal, tekanan darah tinggi (gejala kardiovaskular); ulu hati perih, kembung,
gangguan pencernaan (gejala gastrointertinal); sesak nafas, mengik (gejala
respiratorius), gatal, eksim (gejala dematologi); encok, pegal, kejang, sakit kepala
(gejala muskuloskeletal); gangguan haid, keringat dingin disertai berdebar-debar
(gejala hormonal-endokrin).(Yulizar dkk, 2004:21)
6.1 Diagnosa pada gangguan psikosomatik terdiri atas kriteria sebagai berikut:
1. Keadaan pasien tidak menunjukan gejala jiwa atau kelainan psikiatri
(distorsi realita , waham dan sebagainya)
2. Keluhan yang timbul selalu berhubungan dengan emosi tertentu
3. keluhan berganti-ganti dari satu sistem ke sistem yang lain
4. Ditemukan adanya ketidak seimbangan vegetatif
5. Riwayat hidup pasien penuh dengan konflik dan stress
44
6. Terdapat perasaan negatif (dongkol, cemas, sedih, cemburu, dsb)
7. Ada faktor predisposisi (biologis atau perkembangan kejiwaan)
8. Terdapat faktor presipasi/pencentus (fisis, atau psikis)
Tidak harus semuanya harus ada, tetapi apabila terdapat beberapa kriteria yang
sesuai sudah merupakan indikasi kearah gangguan psikosomatik (E, Mujjadid,
Hamzah , IPD, 687)
6.2 Gangguan-gangguan Psikosomatik antara lain :
1. Dispepsia Fungsional , menurut lagarde dan spiro (1984) adalah keluhan tidak
enak diperut bagian atas yang bersifat intermitten, sedang pada pemeriksaan
tidak ada kelainan organik. Patofisiologi rangsangan psikis terhadap asam
lambung dipengaruhi oleh syaraf otonom cara dengan jalur syaraf, konflik
emosi mempengaruhi kerja hipotalamus anterior nukleus vagusnervus
vagus lambung. Jalur kedua, dari hipotalamus anterior, kemudian keluar
kortikotropin merangsang korteks adrenalasam lambung.
2. Hipertensi esensial, diagnosa ini ditegakkan karena hingga kini belum
ditemukan penyebab, morfologis, kimiawi atau diagnosa klinis yang
membuktikannya, sehingga untuk menetapkan diagnosa nya harus disisihkan
penyebab adanya gangguan ginjal, hormonal, jantung, dan syaraf. Hipotesa
Groen bahwa pasien hipertensi sebagian besar memiliki kepribadian obsesi
kompulsif dengan predisposisi emosi yang tinggi. Kebutuhan cinta yang
besar, kebutuhan kekuasaan . membuat mereka tidak mudah melupakan dan
45
memecahkan konflik dan penyesuaian diri terhadap tekanan dan perubahan
keadaan
3. Asma bronkiale dikenal sebagai gangguan pernafasan dengan terhalangnya
aliran ekspirasi , sehingga ketika itu akan terdengar wheezing atau mengi.
Penyakit yang sebabnya multifaktorial ini selalu dihubungkan dengan konflik
psikis
4. Depresi , merupakan gangguan afektif yang ditandai dengan adanya mood
depresi (sedih). Hilang minat dan mudah lelah. Pada umumnya pasien datang
ke klinik penyakit dalam dengan keluhan somatik, (PABDI,2006: 269)
Pada Panduan Pelayanan Medik (PAPDI) diagnosa Depresi meliputi:
Gejala A :
- Perasaan sedih , tidak bisa menikmati hidup
- Kurang atau tidak ada perhatian pada lingkungan
- Mudah lelah
Gejala B :
- Konsentrasi dan perhatian yang kurang
- Harga diri dan kepercayaan diri yang kurang
- Perasaan bersalah tidak berguna
- Pandangan masa depan suram/pesimis
- Tidur terganggu
- Nafsu makan kurang/bertambah
Diagnosa ditegakkan apabila ada gejala-gejala tersebut dengan atau tanpa
gejala somatik, derajat depresi :
1. Ringan : 2 gejala A dan 2 gejala B
2. Sedang : 2 gejala A dan 3 gejala B
3. Berat : 3 gejala A dan 4 gejala B
46
5. Ansietas merupakan kecemasan yang berlebihan dan lebih bersifat subyektif.
Pada umumnya pasien datang ke poliklinik dengan keluhan somatik, dengan
gejala cemas berlebihan(PABDI , 2006: 275)
Gejala Ansietas
Diagnosa ansietas
1. Perasaan cemas berlebihan, subyektif , tidak realistis
2. Terdapat Keluhan dan gejala sebagai berikut:
- Ketegangan motorik : kedutan otot, kaku, pegal, sakit dada, sakit
persendian.
- Hiperaktif otonom : sesak nafas, jantung berdebar, telapak tangan basah,
mulut kering, rasa mual, mules , diare
- Bila ditemukan adanya kelainan organis pada umumnya keluhan tidak
sebanding dengan kelainan organ yang ditemukan
- Kewaspadaan berlebihan dan daya tangkap berkurang : mudah terkejut,
cepat tersinggung, sulit konsentrasi, sukar hidup, dan lain-lain
3. Aktifitas sehari-hari terganggu: kemampuan kerja menurun , hubungan
sosial yang terganggu, dan kurang merawat diri.
6. Nyeri Psikogenik adalah keluhan nyeri yang penyebabnya bukan penyebab
penyakit organik ditemukan gejala nyeri tampa kelainan organ yang jelas
misalnya nyeri kepala, migren, mialgia, atralgia, kolik abdomen, ada stresor
psikososial. Disertai dengan gejala depresi dan ansietas.
7. Chronic Fatique Syndrome
Sindrom lelah kronik adalah rasa lelah yang berlangsung lama dan tidak
hilang dengan istirahar tanpa penyebab organik yang jelas.
47
Mempunyai gejala utama adanya rasa lelah berkepanjangan yang terus
menerus berkepanjangan, dan bertambah bila melakukan aktivitas atau saat
stress emosional dan tidak pulih sepenuhnya dengan istirahat. Mempunyai
gejala tambahan yang dapat disertai seperti mialgia, sefalgia, nyeri sendi,
nyeri tenggorokan, demam, limfadenopati terutama bagai leher atau aksila,
juga terdapat gejala-gejala neuropsikologis seperti depresi, kecemasan,
insomnia. Gejala terutama dalam 6 bulan atau disertai minimal empat gejala
tambahan, dan tidak didapatkan penyakit kronis lainnya.(E.Mudjaddin, 196)
8. Penyakit Jantung Fungsional (neurosis kardiak)
Penyakit dengan keluhan seperti penyakit jantung, tanpa disertai kelainan
organik, Dengan keluhan adanya sakit dada yang tidak khas, sesak nafas,
dapat menyerupai angina pektoris, berdebar, rasa jantung seakan berhenti,
rasa ingin mati, mudah terkejut, adanya cemas yang berlebihan, biasanya
timbul sudah serin sebelum pasien datang kerumah sakit. Stresor pencetusmya
jelas kecuali ansietas panik, pada pemeriksaan tidak didapat kelainan yang
spesifik, dapat dijumpai adanya takikardia, aritmia, kadang-kadang prolaps
katup mitral, pada EKG didapat elevasi/depresi segmet ST.(Hamzah Shatri,
IPD. 2000:194)
9. Sindrom Hiperventilasi
Dengan keluhan sesak nafas yang tidak khas, merasa kekurangan udara
sehingga harus menarik nafas panjang, sering disertai adanya takipnea, dan
rasa sempit didada, kadang disertai adanya keluhan pada jantung , parestesi.
48
Badan terasa enteng, gejala fisik yan glain tidak khas, adanya gangguan
emosional terutama rasa takut, stresor psikososial.(Hamzah Shatri,IPD.
2000:195)
10. Sindrom Kolon Iritabel
Adalah sakit perut disertai gangguan buang air besar tanpa dijumpai kelainan
organik. Ditandai dengan rasa nyeri/tidak enak, diperut disertai diare atau
konstipasi , perut kembung, yang tampak dengan jelas, rasa nyeri diperut
hilang setelah buang air besar, keluhan psikis menonjol seperti gejala ansietas
atau depresi, feses yang lembek pada saat timbulnya rasa sakit, feses campur
lendir dan tidak berdara., penurunan berat badan tidak lebih dari 5 % dalam
satu tahun terakhir, pemeriksaan feses tidak ditemui pararsis dan penemuan
barium enema maupun kolonoskopi normal.(E. Mudjaddid, 2000:197)
6.3 Terapi gangguan psikosomatik
Terapi dilakukan secara holistik atau keseluruhan, karena tidak hanya dengan
obat saja tapi juga dengan berbagai faktor. Menurut Hawari terapi dilakukan meliputi
segi psikologik, organobiologik, psikososial, dan spiritual. Dengan psikoterapi
psikiatrik, psikoterapi agama, psikofarmaka. Terapi somatik, relaksasi dan terapi
perilaku
49
Gambar 2.3 Terapi secara Holistik
Dan diperlukan diagnosa multiaksial yang meliputi:
aksis 1 : Jenis gangguan Jiwa,
aksis 2 : Aspek/gangguan kepribadian,
aksis 3 : kelainan fisik (organ),
aksis 4 : Stresor psikososial,
aksis 5 : kemampuan adaptasi dalam tahun terakhir.
6.3.1 Pengobatan Gangguan Psikosomatik terdiri dari beberapa hal yaitu
adalah sebagai berikut.
(1) Farmakoterapi atau dengan menggunakan obat-obatan yang sesuai dengan
keluhan (simtomatis), fisioterapi , bisa juga sampai operatif. Yang tidak kalah
pentingnya reedukasi, memberi pendidikan kepada pasien untuk menjalankan
MANUSIA
BADAN JIWA LINGKUNGAN
SOMATOTERAPI
PSIKOTERAPI SOSIOTERAPI
SPIRITUAL
MOTIVASI BERIBADAH
50
pola hidup yang sehat. Untuk obat anti depresan memerlukan waktu antara 2 – 3
minggu, dan perubahan akan dirasakan bertahap. Dilatasi pupil menandai dosis
yang cukup, dan pengobatan diteruskan selama 3 bulan dan berangsur dikurangi.
Dan tidak perlu takut menjadi ketagihan (addicted) karena memerlukan waktu
yang lama. Tahapan perubahan yang ada akan meliputi pulihnya nafsu makan,
pola tidur, energi, dan depresinya sendiri merupakan perubahan pada tahap akhir.
Obat yang digunakan antara lain: seperti :(a) Golongan tricyclic dan tetracyclic
anti depresan (TCAs) contohnya imipramine (Tofranil), amitriptyline (laroxyl),
Doxepin, Maprotiline (Ludiomil), clomipramine, mianserin (Tolvon). (b)
Golongan monoamine oxidase inhibitor (MAOIs) seperti moclobemide (Aurorix).
(c) golongan anti depresan atipikal seperti Opipramol di HCl (insidon),
Amineptine (Survector), Trazodone, (d) Golongan SSRI seperti Setraline Hcl
(Zoloft). Paroksetin, fluoksetin, fluvoksamin.
Secara farmakologi kerja obat anti depresi misalnya penghambat Mono Amin
Oksidase yang digunakan sejak lama. MAO dalam tubuh berfungsi dalam proses
deaminasi oksidatif katekolamin di mitokondria. Proses ini dihambat oleh
Penghambat MAO akubatnya kadar epinefrin, norepinefrin, dan 5-HT naik dalam
otak
(2) Psikoterapi dengan bersikap empati kita terhadap pasien, diberi kesempatan
pasien untuk mengutarakan isi hatinya (ventilasi) dengan demikian mereka dapat
merasa tenang, puas dan lega, beban yang terasa bisa menjadi lebih ringan,
51
ketegangan jiwanya bisa lebih rileks, memberikan edukasi, pendidikan dan
meluruskan pendapat akan apa yang dideritanya.
(3) Memberi Motivasi beribadah, bahwa ibadah adalah mendekatkan diri kita kepada
yang Maha yaitu Allah , sebagai tempat kita bergantung dan mengadu,
mengingatnya, akan memberi ketenangan jiwa, yang kemudian akan
meningkatkan daya tahan mental dan imunitas tubuh pasien tersebut.
(4) Sosioterapi, dimana anggota keluarga dan lingkungan sekitarnya diajak ikut serta
membantu pasien agar memberi dukungan penyembuhan terhadap hal-hal yang
memberikan stresor pada pasien tersebut.
(5) Meningkatkan kekebalan stress, Menurut Dadang Hawari ada beberapa
pengelolaan terhadap stress, yaitu:
a. Olah raga
Dengan olah raga yang teratur minimal 2 kali seminggu , tubuh ini dapat lebih
bugar, dan lebih sehat sehingga mental dan kekebalan tubuh dapat lebih
meningkat.
b. Rekreasi
Rekreasi dapat membebaskan diri dari kejenuhan pekerjaan atau kehidupan
yang monoton amat baik memulihkan ketahanan fisik dan mental, rekreasi
dapat dilakukan bersama pasangan kita, agar hubungan bisa selalu mesra, dan
juga rekreasi bersama anak sehingga sarana komunikasi diantara anggota
keluarga bisa berjalan efekif, mempererat hubungan psikososial diantara
anggota keluarga.
52
c. Kasih sayang
Perhatian kita terhadap anak , istri atau suami, hubungan harmonis yang terus
terjaga akan memberi ketentraman batin dan kedamaian, menurut Hawari,
penelitian menunjukan bahwa 80 % stress disebabkan oleh adanya masalah
dalam hubungan antara suami-istri, dan merupakan faktor dominan bagi
menurunnya daya tahan atau kekebalan seseorang terhadap stress.
d. Sosial ekonomi
Pengelolaan keuangan yang baik tidak akan memberi dampak stress, apalagi
bila tidak dapat mengatur pengeluaran yang lebih besar pasak dari pada tiang,
atau mengejar status tampa melihat kemampuan dan penghasilan.
e. Rokok
Menurut Hawari , penelitian membuktikan bahwa jangan merokok lebih dari
10 batang sehari, lebih dari itu tubuh tidak akan mampu menetralisir efek
negatif rokok, tapi yang lebih baik tidak merokok. Tiap satu batang rokok usia
diperpendek 12 menit.
f. Pergaulan/Silaturahmi
Manusia tidak dapat hidup tampa manusia lain karena manusia adalah mahluk
sosial yang memerlukan teman, sahabat, tempat bertukar pikiran, tetangga
adalah saudara terdekat, hubungan yang terjalin baik dan harmonis dengan
orang lain membuat hidup kita jadi lebih berarti.
g. Tidur
53
Tidur yang teratur 7-8 jam sehari amat baik untuk memulihkan segala
keletihan fisik dan mental. Bila kita kurang tidur, maka daya tahan tubuh akan
turun, badan tidak bugar, pekerjaan jadi tidak lancar. Maka kekebalan tubuh
kita terhadap stress akan berkurang
h. Makanan
Makan yang seimbang dan teratur, tidak berlebihan maupun kekurangan,
memberi dampak bagi kesehatan fisik dan kekebalan tubuh .
i. Waktu
Pengelolaan waktu yang baik, apakah lebih banyak menghabiskan waktu
menonton TV, kurang membaca buku untuk menambah ilmu pengetahuan,
sehingga waktu terbuang percuma.
j. Agama
Seperti yang telah dijelaskan diatas, penghayatan agama yang baik akan
memberikan dampak terhadap bagaimana kita memaknai hidup ini.
Kemantapan beragama membawa kita kepada ketenangan hidup kita.
Pemahaman yang salah terhadap sesuatu yang musyrik, bisa membuat kita
terjebak terhadap perilaku yang tidak benar, sehingga pemahaman spitual kita
tercampur dengan yang batil.
Bila terjadi stress, kecemasan, kegelisahan, maka tubuh akan bereaksi secara
otomatis berupa perangsangan hormon dan neurotransmiter, untuk menahan stresor,
sehingga penting untuk mempertahankan kondisi mental dan fisik mahluk hidup.
54
Dalam hal ini stress akan merangsang pusat hormonal di otak yang bernama
hipotalamus (raja endokrin).
6.3.2 Pengukuran Kekebalan Stress (Miller & Smith)
Adalah suatu alat ukur untuk mengetahui taraf kekebalan terhadap stress dari
seseorang, terdapat 20 item dimana masing-masing score diberi nilai 1-5, angka score
1 ( selalu dikerjakan) dan score 5 (tidak pernah dikerjakan), sesuai dengan ukuran
berapa jauh berlakunya bagi yang bersangkutan, untuk memperoleh kekebalan,
jumlah nilai score diatas dan lalu dikurangi dengan 20. Jumlah angka score kurang
dari 30, orang tersebut kebal, Score diatas 30 kurang kebal dan score diatas 50 yang
bersangkutan tidak kebal terhadap stress. Dengan kekebalan stress yang baik,
diharapkan seseorang tidak mudah menderita penyakit fisik maupun mental. Karena
dengan pola hidup yang baik seperti yang ada dalam pengelolaan kekebalan stress,
maka pencegahan terhadap penyakit akan meningkat, dibawah ini terdapat tabel
wawancara yang dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana kekebalan kita
terhadap stress.
Tabel 2.4
Kekebalan stress Miller & Smith
No Item Score 1- 51 Tiap hari saya sedikitnya sesekali menghadapi makanan yang
hangat dan berimbang2 Sedikitnya empat malam dalam seminggu saya tidur 7 – 8 jam3 Saya secara teratur menerima dan memberi kasih sayang4 Sedikitnya saya mempunyai seseorang saudara dalam jarak 75
55
Km yang bisa saya andalkan5 Setidaknya dua kali seminggu saya gerak badan sampai
berkeringat6 Saya merokok kurang dari setengah pak sehari7 Dalam seminggu saya kurang dari 5 kali minum alkohol8 Saya mempunyai penghasilan cukup untuk menutup
pengeluaran pokok9 Berat badan saya sesuai dengan tinggi badan10 Saya memperoleh kekuatan dari agama saya11 Saya secara teratur menghadiri kegiatan-kegiatan seperti,
kegiatan arisan atau sosial12 Saya mempunyai lingkungan bersahabat dan kenalan13 Saya mempunyai sahabat atu atau lebih kepada siapa saya
dapat percaya soal-soal pribadi saya14 Kesehatan saya baik (termasuk mata, telinga, dan gigi)15 Saya bicara terus terang mengutarakan perasaan hati diwaktu
marah atau gelisah16 Saya secara teratur bercakap-cakap dengan orang-orang dengan
siapa saya tinggal, soal urusan domestik misalknya kebersihan rumah dan kehidupan sehari-hari
17 Setidaknya seminggu sekali saya melakukna sesuatu untuk hiburan
18 Saya bisa mengatur waktu secara efektif19 Dalam sehari saya minum kurang dari 3 cangkit kopi/teh atau
cola20 Saya setiap hari mencari waktu untuk ketenangan diri
total
6.3.3 Strategi menghadapi stress dalam perilaku
a. Memecahkan Persoalan dengan Cara Yang Tenang
Seseorang menyikapi stress dan kecemasannya dengan menentukan langkah-
langkah pemecahannya dengan cara yang bijak, mengevaluasi, membuat
perencanaan kembali dan iktiar disertai ketaqwaan terhadap Allah SWT.
b. Menarik diri respon paling umum, seseorang memilih untuk tidak mengambil
tindakan apa-apa, biasanya disertai sikap apatis dan depresi.
56
c. Mengelak, individu yang mengalami stress yang beralut-larut cenderung
berprilaku mengelak, melakukan prilaku berulang tertentu misalnya dengan
minum-minum alkohol, obat-obat terlarang.
d. Agresi, stress yang di akhiri dengan marah dan sikap agresi sebagai respon
penyesuaian diri.
e. Regresi yaitu kondisi menghadapi stress dengan prilaku mundur kekanak-
kanakan, ini merupakan respon umum frustasi.
6.3.4. Strategi menghadapi stress secara kognitif
Untuk mengatasi stress secara kognitif pada seseorang antara lain dengan
(Ardani, Rahayu, Sholichatun,2007:45)
a. Intelektualisasi , individu menggunakan taktik , dipelajari masalahnya dengan
mencari tahu tujuan sebenarnya agar tidak terlalu terlibat dalam persoalan
secara emosional. Dengan cara ini seseorang dapat mengurangi pengaruh
yang tidak menyenangkan dirinya, sehingga ada kesempatan baginya
menelaah persoalannya secara subjektif.
b. Proyeksi, dengan tehnik ini seseorang dengan cepat menunjukan ciri pribadi
orang lain yang tidak disukainya dengan sesuatu yang kemudian dibesar-
besarkan. Dipakai untuk mengurangi kecemasannya karena harus berhadapan
dengan kebururkannya sendiri.
c. Represi adalah usaha seseorang menyingkirkan kecemasan, stress dan
frustasinya .
57
d. Fantasi, dengan menghayal, seseorang membayangkan dirinya telah mencapai
tujuannya, keberhasilannya, bila fantasi ini dilakukan tidak berlebihan dan
dengan pengendalian kesadaran yang baik , fantasi dapat dipakai sebagai cara
yang cukup baik menghadapi stress.
e. Rasionalisasi dipakai sebagai usaha seseorang mencari alasan yang dapat
diterima secara sosial untuk menutupi kelakuannya yang buruk, untuk menipu
diri sendiri dengan menganggap baik yang buruk dan menganggap yang buruk
sebagai yang baik.
f. Menyangkal kenyataan
Menipu diri sendiri dengan menyangkal kenyataan, ia melindungi diri sendiri
dengan mengatakan belum berpengalaman.
6.3.5 Cara mengatasi stress
Setiap orang mempunyai cara masing-masing dalam menyelesaikan
masalahnya tergantung dari standar budaya dimana ia dibesarkan, gaya perlakuan
orang tua sehingga terbentuk kepribadian seorang anak, tingkat kognitif
mempengaruhi seseorang mengatasi stressnya, penyesuaian dirinya terhadap stress
Perlakuan orangtua terhadap anak yang memberikan konstribusinya terhadap
kompentensi sosial, emosional, dan intelektual anak.
Pada penelitian oleh Diana Baumrind di bedakan adanya pola pengasuhan
orang tua yang bersikap Authoritarian, permissive, authotaritative. Pada penelitian
yang dilakukan oleh hurlock, shneiders dibedakan pola perilaku orang tua kedalam 7
58
kriteria yaitu: overprotective, permissive, rejection, acceptance, domination,
submission, puniveness (overdisipline). (Syamsu Yusuf ,2005 :51)
Becker, Deutsch, Kohn, sheldon, tentang kaitan antara pola asuh orang tua
berdasar kelas sosial (Samsu Yusuf ,2005:53) sebagai berikut:
a) kelas bawah cenderung lebih keras dan menggunakan
hukuman fisik terjadap kelas menengah, anak dari kelas bawah bersikap lebih
agresif, independen, lebih awal dalam pengalaman seksual;
b) kelas menengah cenderung lebih memberikan
pengawasan dan perhatian sebagai orang tua. Para ibunya merasa bertanggung
jawab terhadap tingkah laku anak-anaknya dan menerapkan ambisi untuk
meraih status tinggi, dan menekan anak untuk mengejar statusnya melalui
pendidikan dan latihan profesional;
c) kelas atas cenderung lebih memanfaatkan waktu
luangnya dengan kegiatan tertentu, lebih memiliki latar belakang pendidikan
yang reputasinya tinggi, dan biasanya senang mengembangkan apresiasi
estetikanya, anak-anaknya cenderung memiliki rasa percaya diri dan
cenderung memanipulasi aspek realititas;
Tabel 2.5 Pola Asuh Orang tua terhadap Perilaku Anak (Syamsu Yusuf, 2005:50-51)
59
Pola Asuh
Authoritarian
Permissive
Authoritative
Domination(dominasi)
Submission(penyerahan)
Punitiveness(overdiscipline)
Sikap Perilaku Orang Tua
Sikap ”acceptace” rendah, namun kontrolnya tinggi, suka menghukum secara fisik, bersikap mengkomando (mengharuskan/memerintah anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi, bersikap kaku , cenderung emosional dan bersikap menolak
Sikap ”acceptance” tinggi namun kontrolnya rendah, memberikan kebebasan terhadap anak untuk menyatakan dorongan keinginannya
Sikap ”acceptance” dan kontrolnya tinggi, bersikap responsif terhadap kebutuhan anak, mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan, memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik dan buruk
Mendominasi anak
Senantiasa memberikan sesuatu yang diminta anak berperilaku semaunya dirumah
Mudah memberikan hukuman, menanamkan kedisiplinan secara keras
Profil Perilaku Anak
Mudah tersinggung, penakut, pemurung , tidak bahagia, mudah terpengaruh, mudah stress, tidak mempunyai arah masa depan yang jelas, tidak bersahabat
Bersikap impulsif dan agresif, suka memberontak, kurang memiliki rasa percaya diri dan pengendalian diri, suka mendominasi, tidak jelas arah hidupnya , rendah prestasinya
Bersikap bersahabat, memiliki rasa percaya diri, mampu mengendalikan diri , bersikap sopan, mau bekerja sama, memiliki rasa ingin tahunya yang tinggi, mempunyai arah hidup yang jelas, merorientasi terhadap prestasi.
Bersikap sopan dan sangat berhati-hati, pemalu, penurut, inferior dan mudah bingung, tidak dapat bekerja sama
Tidak patuh, tidak bertanggung jawab, agresif, teledor, bersikap otoriter, terlalu percaya diri
Impulsif, tidak dapat mengambil keputusan, nakal, sikap bermusuhan/agresif
60
6.3.6 Macam-Macam Kepribadian Manusia
Menurut PPDGJ III (Pedoman Penggolongan dan Diagnosa Gangguan Jiwa di
Indonesia III). Pada Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ III (Rusdi,2000:102-105)
Terdapat Yang di sebut dengan diagnosa Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa
dewasa antara lain adalah sebagai berikut:
1. Gangguan Kepribadian paranoid dengan ciri-ciri:
a. Kepekaan berlebihan terjadap kegagalan dan penolakan;
b. kecenderungan untuk tetap menyimpan dendam;
c. kecurigaan dan kecenderungan mendistorsikan pengalaman dengan
menyalah artikan tindakan orang lain yang netral atau bersahabat
sebagai suatu sikap permusuhan dan penghinaan;
d. perasaan bermusuhan dan ngotot tentang hak pribadi tanpa
memperhatikan situasi yang ada (actual situation);
e. kecurigaan yang berulang, tanpa dasar (justification) tentang kesetiaan
seksual dari pasangannya;
f. kecenderungan untuk merasa dirinya penting secara berlebihan yang
bermanifestasi dalam sikap yang selalu merujuk ke diri sendiri (self-
referential attitude);
g. preokupasi dengan penjelasan-penjelasan yang bersekongkol dan tidak
substatantuf dari suatu peristiwa baik yang menyangkut diri pasien
sendiri maupun dunia pada umumnya.
Untuk mendiagnosa dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.
2. Gangguan kepribadian Skizoid, ditandai dengan deskripsi berikut:
a. sedikitnya (bila ada) aktivitas yang memberikan kesenangan;
b. emosi dingin, efek mendatar, atau tak peduli (detachment);
c. kurang mampu untuk mengekspresikan kehangatan, kelembutan atau
kemarahan terhadap orang lain;
61
d. tampak nyata ketidak-pedulian baik terhadap pujian maupun kecaman;
e. kurang tertarik untuk mengalami pengalaman seksual dengan orang
lain (perhitungkan usia penderita);
f. hampir selalu memilih aktivitas yang dilakukan sendiri;
g. preokupasi dengan fantasi dan intropeksi yang berlebihan;
h. tidak mempunyai teman dekat atau hubungan pribadi yang akrab
(kalau ada hanya satu) dan tidak ada keinginan untuk menjalin
hubungan seperti itu;
i. sangat sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial yang berlaku;
Untuk mendiagnosa dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas,
3. Gangguan kepribadian Dissosial
a. bersikap tidak peduli dengan perasaan orang lain;
b. sikap yang amat tidak bertanggung jawab dan berlangsung terus-
menerus (persistent), serta tidak peduli terhadap norma, peraturan dan
kewajiban sosial;
c. tidak mampu memelihara suatu hubungan agar berlangsung lama,
meskipun tidak ada kesulitan untuk mengembangkannya;
d. toleransi terhadap frustasi sangat rendah dan ambang yang rendah
untuk melampiaskan agresi, termasuk tindakan kekerasan;
e. tidak mampu mengalami rasa salah dan menarik manfaat dari
pengalaman, khususnya dari hukuman;
f. sangat cenderung menyalahkan orang lain, atau menawarkan
rasionalisasi yang masuk akal, untuk perilaku yang membuat pasien
konflik dengan masyarakat;
Untuk diagnosa dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.
4. Gangguan kepribadian emosional tak stabil
a. terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara
impulsif tanpa mempertimbangkan konsekuensinya;
62
b. dua varian yang khas adalah berkaitan denga impulsivitas dan
kekurangan pengendalian diri;
5. Gangguan Kepribadian Histrionik
a. ekspresi emosi yang dibuat-buat (self dramatization) seperti
bersandiwara (theariticality) yang dibesar-besarkan (exaggerated);
b. bersifat sugestif, mudah dipengaruhi oleh orang lain atau oleh
keadaan;
c. keadaan afektif yang dangkal dan labil;
d. terus-menerus mencari kegairahan (excitement). Penghargaan
(appreation) dari orang lain, dan aktivitas dimana pasien menjadi pusat
perhatian;
e. penampilan atau perilaku ”merangsang” (seductive) yang tidak
memadai;
f. terlalu peduli dengan daya tarik fisik;
Untuk diagnosa dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas
6. Gangguan Kepribadian Anankastik ditandai dengan ciri-ciri:
a. perasaan ragu-ragu dan hati-hati yang berlebihan;
b. preokupasi dengan hal-hal yang rinci (detail), peraturan, daftar, urutan,
organisasi, atau jadwal;
c. perfeksionisme yang mempengaruhi penyelesaian tugas;
d. ketelitian yang berlebihan, terlalu berhati-hati, dan keterikatan yang
tidak semestinya pada produktifitas, sampai mengabaikan kepuasan
dan hubungan interpersonal;
e. keterpakuan dan keterikatan yang berlebihan pada kebiasaan sosial;
f. kaku dan keras kepala;
g. pemaksaan yang tak beralasan agar orang lain mengikuti persis
caranya mengerjakan sesuatu atau keengganan yang tak beralasan
untuk mengizinkan orang lain mengerjakan sesuatu;
63
h. mencampur-adukan pikiran dan dorongan yang memaksa dan yang
enggan.
Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.
7. gangguan kepribadian Cemas (menghindar)
a. perasaan tegang dan taku yang menetap dan pervasif;
b. merasa dirinya tidak mampu, tidak menarik atau lebih rendah dari
orang lain;
c. preokupasi yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam
situasi sosial;
d. keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin
akan disukai;
e. pembatasan dalam gaya hidup karena alasan keamanan fisik;
f. menghindari aktivitas sosial atau pekerjaan yang banyak melibatkan
kontak interpersonal karena takut dikritik, tidak didukung atau ditolak.
Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas
8. Gangguan Kepribadian Dependen
a. mendorong dan membiarkan orang lain untuk mengambil sebahagian
besar keputusan penting untuk dirinya;
b. meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah dari orang lain kepada
siapa ia bergantung dan kepatuhan yang tidak semestinya terhadap
keinginan mereka;
c. keengganan untuk mengajukan permintaan yang layak kepada orang
dimana tempat ia bergantung;
d. perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian, karena
ketakutan yang dibesar-besarkan tentang ketidak mampuan mengurus
diri sendiri;
e. preokupasi dengan ketakutan akan ditinggalkan oleh orang yang dekat
dengan nya dan dibiarkan untuk mengurus dirinya sendiri;
64
f. terbatasnya kemampuan untuk membuat keputusan sehari-hari tanpa
mendapat nasehat yang berlebihan dan dukungan dari orang lain.
Untuk diagnososa dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas
7. Motivasi Manusia
Dalam melakukan semua hal manusia harus mempunyai motivasi, dengan
motivasi yang baik maka akan timbul prilaku dan sikap yang baik.
Motivasi dalam kamus Inggris berarti memberikan alasan kepada seseorang
untuk bereaksi , aksi yang memberi seseorang alasan atau insentif melakukan sesuatu.
Giving of reason to act: the act of giving somebody a reason or incentive to do
something (Encarta 2006, Microsofword).
Menurut Syamsudin Makmun Banyak definisi tentang motivasi, namun pada
intinya motivasi berbicara tentang :
a. Suatu kekuatan (power) atau tenaga (forces) atau daya (energy) atau
b. Keadaan Kompleks (a complek state) dan kesiapsediaan (preparatory
set) dalam diri individu organisme untuk bergerak (to move, motion,
motive) kearah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari
Dipandang dari segi motifnya setiap gerak perilaku manusia selalu
mengandung tiga aspek yang kedudukannya bertahap yaitu:
2. Motivating states (timbulnya kekuatan yang terjadi akibat adanya kebutuhan
jaringan atau sekresi, gejolak hormonal dalam diri organisme atau karena
terangsang oleh stimulus tertentu.
65
3. Motivated behavior (bergeraknya organisme ke arah tujuan tertentu sesuai
dengan kebutuhan yang hendak dipuaskan. Dengan demikian setiap perilaku
pada hakikatnya bersifat instrumental (sadar atau tidak sadar)
4. Satisfied conditions (dengan berhasilnya dicapai tujuan yang diinginkan) yaitu
stabilnya homeostasis, rasa puas, namun secara kenyataan, tidak semuanya
kebutuhan dapat terpenuhi menurut keinginan sehingga timbullah stress dan
frustasi.
Syamsuddin Makmun menggambarkan lingkaran gerak dinamik, karena
terjadinya metabolisme, pelepasan kalori, perangsangan kembali, kepuasan
bersifat temporal . oleh karena itu gerak dinamik prose prilaku yang sebenarnya
terjadi secara siklik seperti dibawah ini:
Gambar 2.4 Alur Motivasi
Lingkaran motivasi
Motif
Prilaku instrumental
insentif
Rasa puasLega/kecewa
66
Beberapa Cara Pengukuran dan Usaha Peningkatan Kekuatan Motivasi:
Meskipun motivasi merupakan sesuatu kekuatan, Namun tidaklah merupakan
substansi yang dapat kita amati . Yang dapat kita lakukan ialah mengidentifikasi
beberapa indikator dalam term-term tertentu antara lain: (Syamsuddin Makmun
2005:40):
Indikator Motivasi sendiri terdiri atas 8 item yaitu:
1. Durasinya kegiatan (berapa lama kemapuan penggunaan waktunya untuk
melakukan kegiatan);
2. Frekwensinya kegiatan (berapa sering kegiatan dilakukan dalam periode
tertentu);
3. Persistensinya (ketetapan dan kelekatannya ) pada tujuan kegiatan
5. Ketabahan, keuletan dan kemampuannya dalam menghadapi rintangan dan
kesulitan memcapai tujuan;
6. Devosi (pengabdian) dan pengorbanan (uang , tenaga, pikiran, bahkan jiwa)
untuk mencapai tujuan.
7. Tingkatan aspirasinya (maksud, rencana, cita-cita, sasaran , target dan
idolanya) yang hendak dicapai dengan kegiatan ingin dilakukan
8. Tingkatan kualifikasinya prestasi atau output yang ingin dicapai dari
kegiatannya, apakah memuaskan
9. Arah sikap terhadap sasaran kegiatan (suka atau tidak suka)
Dengan melihat indikator tersebut diatas maka berbagai tehnik pendekatan dan
pengukuran dapat dilakukan
67
1. Test tindakan (performance test) disertai observasi untuk memperoleh
informasi .
2. Kuesioner dan inventory terhadap subyek untuk memdapatkan informasi
tentang devosi dan pengorbanan aspirasinya
3. Test prestasi dan skala sikap untuk mengetahui kualifikasi dan arah sikap.
Menurut Az-zahrani (2005:96) motivasi (dorongan diri) adalah kekuatan yang
mampu memunculkan aktivitas dalam diri manusia. Hal ini dimulai dari adanya
perilaku yang diarahkan pada tujuan tertentu yang menjadikan aktivitas tersebut
adalah satu tugas yang harus dilaksanakan, motivasi inilah yang mampu mendorong
manusia dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya, sebagaimana ia pula yang
mendorong manusia dalam melaksanakan banyak kegiatan penting yang bermanfaat
yang sesuai dengan keinginan.
Motivasi menurut stagner dibagi menjadi 3 bagian: (1) motivasi-motivasi
biologis yang menyatakan bentuk primer atau dasar yang menggerakan kekuatan
seseorang yang timbul sebagai akibat dari keperluan organik seperti lapar, dahaga,
kekurangan udaram letih; (2) emosi seperti rasa takut, marah , gembira, cinta, benci
dan jijik, emosi-emosi seperti ini menunjukkan adanya keadaan-keadaan dalam yang
mendorong seseorang untuk mengerjakan tingkah laku tertentu. ini berbeda dengan
motivasi biologis yang tidak secara langsung berhubungan denga keperluar organik;
(3) Nilai-nilai dan minat : nilai-nilai dan minat seseorng bekerja sebagai motivasi-
motivasi yang mendorong seseorang membuat tingkah laku seseai dengan nilai dan
minat yang dimilikinya. Sudah tentu seseorang yang beragama terdorong oleh nilai-
68
nilai yang dimilikinya dalam segala tingkah lakunya. Seseorang yang cenderung
mengerjakan jenis aktivitas tertentu akan selalu terdorong untuk mengerjakan
aktivitas-aktivitas yang diminatinya, nilai dan minat tidak ada hubungannya dengan
struktur fisiologis seseorang (Langgunung, 1992,55-56)
Motivasi dibagi menjadi 2 bagian penting yaitu: (1) Motivasi Utama atau
motivasi Psikologi; (2) Motivasi Kejiwaan (spiritual). (Az-Zahrani ,2005:97)
Motivasi utama atau psikologi adalah motivasi yang fitrah yang sudah menjadi tabiat
dan bawaan manusia sejak lahir, berhubungan erat dengan segala sesuatu yang
berkaitan dengan fisik. motivasi psikologi yang terpenting adalah
(1) Motivasi menjaga kelangsungan hidup dengan pemehuhan rasa lapar, haus ,
lelah, sakit , bernafas. Rasa takut dan lapar menjadi ujian dari Allah kepada
manusia untuk melihat kesabarannya dan kekuatannya menghadapi cobaan
sebagaimana Allah berfirman” QS. Al-Baqarah 2:155-156.
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila
69
ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi
raaji'uun"
(2) Motivasi Kejiwaan dan Spiritual, seperti motivasi untuk tetap konsisten
menjalankan ajaran agama, motivasi bertaqwa, mencintai kebaikanm
kebenaranm dan membenci kezaliman.
Davis membagi motivasi kepada dua jenis yaitu: (1) Motivasi intrinsik yang
mengacu kepada faktor-faktor dari dalam; (2) Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi
yang mengacu kepada factor-faktor dari luar diri, baik pujian dari orang lain terhadap
seseorang maupun ancaman hukuman.
Dengan memberikan motivasi yang dapat menimbul motivasi intrinsik dari
diri sendiri iklash menjalankan ibadah seperti yang diperintahkan dalam rukun Islam
seperti Shallat, puasa, zikir, zakat dan shodaqah, haji dengan iklash diharapkan hati
ini dapat menjadi lebih tenang, ketenangan akan menanggulangi stress dan
pencegahan terhadap psikosomatik.
Beribadah adalah pengakuan kita terhadap Allah, dimana kita bergantung
hanya pada satu yaitu Allah yang menciptakan manusia, dunia, dan alam semesta.
Dengan pengakuan ini, timbulkan rasa aman dalam jiwa manusia bahwa ada
pendukung hidupnya yang amat dekat, yang tidak akan pernah membuatnya sedih.
QS, At-Taubah :40 ....La tahzan Innalaha Ma’ana, ”janganlah kamu bersedih
sesugguhnya Allah berserta kita”
Dalam beribadah kita memerlukan motivasi, tampa ada motivasi yang didasari
keiklasan, apalagi semata-mata hanya menjalankan kewajiban, maka ibadah tersebut
70
menjadi kering tampa makna. Bila kita membaca Quran tampa mengerti artinya,
nasehat Allah kepada kita tidak akan masuk dalam dalam hati maupun jiwa kita.Bila
tidak tertanam dalam jiwa, bagaimana mengamalkannya? Dalam Surah Fushilat : 44
Allah berfirman”Qul huwa lil ladziina aamanuu hudaw wa syifaa ” yang
artinya ” katakanlah :”Al-quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang
yang beriman”(QS, 41;44)
Dengan memberikan motivasi yang dapat menimbul motivasi intrinsik dari
diri sendiri iklash menjalankan ibadah seperti yang diperintahkan dalam rukun Islam
seperti Shallat, puasa, zikir, zakat dan shodaqah, haji dengan iklash diharapkan hati
ini dapat menjadi lebih tenang, ketenangan akan menanggulangi stress dan
pencegahan terhadap psikosomatik.
B. Manusia Dalam Konsep Islam
1. Konsep Manusia Dalam Al-Quran
Allah menerangkan tentang Manusia dalam Al-Quran antara lain :
a. Manusia menurut surat Al-Mu’minun ayat 12-14, Allah berfirman ”Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah. Kemudian Kami jadikan saripati (nutfah) itu air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani (nutfah) itu Kami jadikan
segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging
(mudghah), dan segumpal daging (mudghah) itu Kami jadikan tulang belulang,
lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan
71
dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang
Paling Baik.”
Nutfah yang dimaksud adalah nutfah amsyaj yang terdiri atas unsur nuthfah
laki-laki dan perempuan. Laki-laki mengeluarkan sebagian nuthfah dari tubuhnya
agar keturunannya berlanjut dan demikian juga wanita, mereka berperan dalam
pembentukan nuthfah amsyaj itu dengan kadar yang seimbang. Kemudian
Nuthfah masuk ke rahim dan bergantung pada dinding rahim dan ini disebut
Alaqah, menurut Ibnu Jauzi dalam kitab Zad Al-Masir, alaqah adalah sejenis
darah yang menggumpal kental dan kemudian menjadi Mudhgah (sepotong
daging tempat pembentukan janin) yang terbentuk mulai kira-kira minggu ke-
empat. Setelah embrio terbentuk mulailah terlihat ciri-ciri pertama susunan syaraf
dan aliran darah. Setelah mudhgah , mulailah terbentuk proses permulaan tulang
belulang, otot. Dalam buku-buku kedokteran tidak membedakan antara fase
mudhgah , tulang dan otot (daging) mereka hanya menyusun dengan standar
minggu dan hari serta membagi fase pertumbuhan janin menjadi dua yaitu fase
janin (embrio) dan fase fetus, jadi Al-Quran lebih urut dalam menyebutkan
kesesuaian urutan terbentuknya proses pembentukan janin. (Izzaddin
Taufiq :2006:26, 61, 69 ,70)
Dalam istilah kedokteran Nuthfah laki-laki adalah sperma dan nuthfah wanita
adalah ovum, sedangkan alaqah adalah fase perubahan pertemuan ovum dan
sperma yang kemudian membelah berkembang dari morula blastula dan blastula
inilah yang akan menggantung di dalam rahim. Pada minggu-minggu berikut
72
maka alaqah atau blastula mempersiapkan diri untuk fase Mudhgah.(embrio).
Yang mulai pada awal minggu ke empat, dan pada minggu keempat ini sudah
terjadi pembentukan yang nyata dari anggota tubuh.
b. Manusia adalah Mahluk yang mengandung unsur Materi dan non materi
berbentuk Fisik, otak, psikis yang sebelumnya tidak tau apa-apa kemudian
diberikannya pancaindera dan hati, agar mahluk yang beryukur dan berfikir.
Allah berfirman dalam surat An-Nahl ,“ Dan Allah mengeluarkan kamu dari
perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi
kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS.16:78)
Kalau kita mau berfikir lebih dalam , maukah kita menukar panca indra kita
contohnya saja kedua mata ini dengan segunung emas, pasti jawabnya tidak, tidak
terbilang karunia Allah bagi kaum yang berfikir untuk selalu bersyukur.
c. Allah dengan segala kemurahannya memberikan bentuk dan rupa yang sebagus-
bagusnya kepada manusia. Dalam Al-Quran Allah berfirman
73
(QS.95:4),”. sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya.” (QS.64:3),” Dia menciptakan langit dan bumi dengan haq. Dia
membentuk rupamu dan dibaguskanNya rupamu itu dan hanya kepada Allah-lah
kembali(mu). “
Walaupun sudah diberikan rupa yang bagus, kadang manusia tidak pernah puas
dengan segala yang didapatnya, terkadang ingin mengubah hidungnya, matanya,
dan lain-lainnya. Sehingga kadang-kadang merusak yang sudah ada. Sedih
rasanya bila terdengar kabar ada seorang wanita yang meninggal akibat silikon
yang disuntikan di hidungnya oleh orang yang tidak bertanggung jawab sesuai
bidangnya, sehingga menyebabkan syok yang fatal dan berakhir dengan kematian
. Apalagi silikon memang zat yang sudah dilarang penggunaannya untuk urusan
kecantikan manusia dan dapat menyebabkan kanker.
d. Manusia diciptakan Allah sesuai dengan fitrahNya, namun manusia kadang tidak
Mengetahui. Dalam Al-Quran Allah berfirman:
74
QS 30:30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu
. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
e. Manusia diciptakan Allah sebagai khalifah dibumi (QS.2:30), dan di ciptakan
Allah bukan untuk main-main (QS.23:115), melainkan untuk mengembangkan
amanah (QS.33:72) dan untuk beribadah kepadaNya (QS.51:56) serta selalu
menegakkan kebajikan sekaligus menghilangkan keburukan (QS.3:110) dengan
segala tanggung jawab (QS.75:36), Keistimewaan lain manusia adalah memiliki
kebebasan luas untuk mengembangkan diri setinggi-tingginya atau serendah-
rendahnya (QS.91:7-10), bahkan agama pun tidak dipaksakan kepadanya
(QS.2:256). Namun manusia pun dilengkapi dengan banyak kelemahan seperti
ketergesah-gesahan (QS.17:11), pembantah (QS.18:54), melampaui batas
(QS.10:12), Kikir (QS.70:19), mudah putus asa (QS.41:49), selalu berkeluh kesah
(QS.70:20), ingkar (QS.80:17), tidak mau bersyukur (QS.100:6), mudah lalai
setelah mendapat nikmat (QS.17:83) Walaupun demikian fitrah manusia adalah
suci dan beriman (QS.7:72). Kecenderungan terhadap agama adalah sikap
75
dasarnya (QS.30:30), Dalam keadaan sadar ataupun tak sadar manusia selalu
merindukan Allah (QS.39:8; S.39:49), taat, khusuk, tawakal dan tidak ingkar (QS.
17:66-69), terutama bila sedang mengalami malapetaka dan kesulitan hebat
(QS.31:32, S.17:66). (Bastaman,1995:56).
Menurut Harun Nasution, manusia tersusun dari unsur materi dan imateri,
jasmani dan Rohani, Tubuh manusia yang berasal dari tanah dan ruh atau jiwa berasal
dari substansi imateri di alam gaib. Tubuh pada akhirnya akan kembali menjadi tanah
atau jiwa akan pulang ke alam Gaib. Dalam Ruh atau jiwa ada yang disebut al-Nafs
mempunyai dua daya, daya pikir yang disebut akal yang berpusat di kepala dan daya
rasa yang berpusat dikalbu yang berpusat di dada. Daya rasa yang berpusat didada
dipertajam dengan ibadah (shalat, puasa, haji, zakat), karena intisari dari semua
ibadah dalam islam adalah mendekatkan diri kepada Tuhan yang maha Suci. Yang
maha Suci hanya dapat didekatkan oleh ruh yang suci. Ibadah adalah latihan
menyucikan ruh atau jiwa. Makin banyak seseorang beribadah secara iklash, makin
suci pula jiwa dan ruhnya. Daya pikir atau akal berpusat dikepala dalam sejarah
islam diperkuat oleh dorongan ayat-ayat kauniah. Nasution menambahkan jadi
manusia menurut ajaran Islam, tersusun dari unsur materi, yaitu tubuh yang
mempunyai hayat dan unsur imateri yaitu roh yang mempunyai dua daya, daya rasa
di dada dan daya pikir dikepala. Daya rasa, jika diasah dengan baik, mempertajam
hari nurani dan daya pikir, jika dilatih, mempertajam penalaran.(Nasution, 1996:37-
38)
76
Dalam konteks keislaman ada empat istilah yang digunakan untuk
menyebutkan jiwa , yaitu (1) Hati, (2) Ruh, (3) Nafs, dan (4) Akal, Al-Ghazali
memberikan batasan mengenai empat tersebut diatas (Sholeh,2006:124):
a. Hati mempunyai dua pengertian, yaitu : (a)Segumpal daging sanubari yang
terletak disebelah kiri dada bersifat material; (b)Bersifat im-material merupakan
rasa rohaniah yang halus yang berkaitan dengan hati jasmani
b. Ruh juga mempunyai dua makna, yaitu : (a) Jism atau jasad halus yang bersumber
dari rongga hati jasmani, ia beredar keseluruh bagian tubuh; (b) Sesuatu yang
halus yang tahu dan mengerti
c. Nafsu mempunyai dua makna , yaitu : (a) Cakupan makna dari kekuatan amarah
dan syahwat yang bersifat material; (b) Sesuatu yang halus, yang merupakan
hakikat manusia yang bersifat im-material
d. Akal mempunyai dua makna juga, yaitu: (a) Ilmu tentang hakikat segala sesuatu,
yang merupakan sifat dari ilmu yang bertempat dalam hati; (b) Sesuatu yang
halus, yang merupakan hakikat manusia yang bersifat im-material.
Menurut Psikofisik manusia memiliki komponen jasad dan ruh yang saling
terintegrasi Nafs memiliki natur gabungan antara natur jasad dan ruh, bila ia
berorientasi dengan natur jasad maka tingkah laku menjadi buruk dan celaka, tetapi
bila mengacu pada natur ruh maka kehidupannya menjadi baik dan selamat.
(Mujib,2005: 79)
Tabel dibawah ini akan memperlihatkan perbedaan antara jasad, ruh dan nafs
77
Tabel 2.6
Perbedaan substansi Ruh , Jasad, dan Nafs
NO SUBSTANSI RUH SUBSTANSI JASAD SUBSTANSI NAFS
1
2.
3
4
5
6
Adanya di alam arwah
(imateri) atau alam
perintah (amar)
Tercipta secara langsung
dari Allah tanpa melalui
proses graduasi
Tidak memiliki bentuk ,
rupa, kadar, dan tidak
dapat disifati
Naturnya halus dan suci
(cenderung ber-islam
atau bertauhid) dan
mengejar kenikmatan
ruhani
Memiliki energi rohani
yang disebut dengan al-
amanah
Eksistensi energi ruhaniah
tergantung ibadah
Adanya dialam dunia./jasad
(materi) atau alam
penciptaan (khalq)
Tercipta secara bertahap
atau berproses dan melalui
perantara
Memiliki bentuk, rupa,
kadar dan dapat disifati
Naturnya buruk dan kasar,
bahkan mengejar
kenikmatan syahwat.
Memiliki energi jasmaniah
yang disebut dengan al-
hayah (nyawa/daya hidup)
Eksistensi energi jasmaniah
tergantung pada makanan
bergizi
Adanya dialam jasad dan
ruhani
Terkadang tercipta
secara bertahap atau
berproses dan terkadang
tidak
Antara berbentuk atau
tidak, berkadar atau
tidak, berkadar atau tidak
, dan dapat disifati atau
tidak
Naturnya antara baik-
buruk , halus-kasar,
dan menikmati
kenikmatan ruhani dan
syahwat
Memiliki energi
rohaniah, jasmaniah
Energi nafsani
tergantung pada ibadah,
makanan bergizi
78
7
8
9
10
11
Eksistensinya memotivasi
kehidupan
Tidak terikat oleh ruang
dan waktu
Dapat menangkap
beberapa bentuk yang
konkrit dan abstrak
Substansinya abadi tanpa
ada kematian
Tidak dapat dibagi-bagi
karena satu keutuhan
Eksistensinya menjadi
wadah ruh
Terikat oleh ruang dan
waktu
Hanya mampu menangkap
satu bentuk kongkret dan
tidak mampu menangkap
yang abstrak
Substansinya temporer dan
hancur setelah kematian
Dapat dibagi-bagi dengan
beberapa komponen
Eksistensinya aktualisasi
atau realisasi diri
Antara terikat dan tidak
mengenai ruang dan
waktu
Dapat menangkap antara
yang kongkret dan
abstrak, satu bentuk atau
beberapa bentuk
Substansinya antara
abadi dan temporerSU
Antara dapat dibagi-bagi
dan tidak
(Mujid, 2005:82).
T Burchardt (1983) seperti yang dikutif Maumana amjad, menyimpulkan nafs
dalam berbagai istilah” bahwa pertama nafs al-kulliyah merupakan nafs yang bersifat
universal , termasuk didalamnya semua jiwa individu yang berhubungan dengan ruh
dan daya pikir.(akal) . Kedua bahwa al-nafs dalam jiwa terbagi dalam 4 bagian , yaitu
79
al-nafs haywaniyah (nafsu binatang), al-nafs al-ammarah (nafsu amarah) yang
berhubungan dengan nafsu, jiwa yang egois, Al-nafs al-lawwamah (jiwa yang sadar
akan ketidak sempurnaan) dan nafs Al-Mutma’innah yang berhubungan dengan nafsu
yang tenang. (Maumana Amjad, 2006:47)
T burchardt defines the different meaning of Nafs as follows:1. Al-Nafs al-kulliyah: the Universal soul which includes all individual souls,
This corresponds to the guarded tablet and is the complement of the spirit al ruh or first intellect and is analogous to the psyche of Plotinus.
2. Al-Nafs the soul, the psyche, the subtle reality of an individual, the ‘I’. As opposes to the spirit or the intellect (Aql) the nafs appears in a negative aspect, because it is made up of the sum of individual or egocentric tendencies. But a distinction os made between: (a) al-nafs al-haywaniyah: the animal soul, the soul as passively obedient to natural impulses; (b) al-nafs al-ammarah bi al-su : the soul which commands man to evil; the passionate, egoistic soul; (c) al-nafs al-lawwamah; the soul aware of its own inperfection and, (d) al-nafs al-Mutma’innah: the soul at peace the soul reintegrated in the spirit and at rest in centainty.
Al-Nafs ini harus selalu diberi nutrisi dan latihan, pengamalan ibadah adalah
latihan dan nutrisi agar jiwa dan akal menjadi lebih tenang, al-Nafs muthma’innah.
Hati adalah hati spiritual, contohnya , kita menyebut seseorang yang tulus dan
berniat baik sebagai seseorang yang memiliki hati. Hati menurut Frager yang juga
seorang musyid sufi dan profesor psikologi pada institute of Transpersonal
Psychology, California setelah islam bernama Syekh Raqib al-jerahi, bahwa hati
menyimpan percikan roh ilahi didalam diri kita . Karenanya, hati adalah kuil Tuhan.
Rumah cinta tersebut disebut hati, Cinta adalah dasar disiplin spiritual sufi.(Frager,
2003:30)
80
Qalbu atau hati manusia itu menurut Ahmad Tafsir seperti lilin yang menyala,
mulanya nyala itu kecil saja. Lilin menyala itu terletak dalam sirr, sirr itu dalam lubb,
lubb itu didalam syaghaf, syafgaf itu didalam fu’ad dan fu’ad itu didalam qalb (kalbu)
dan seterusnya.(Tafsir,2006:29)
Menurut Hadist, bahwa Rasulullah bersabda dalam hadist qutsi: ” aku jadikan
pada manusia itu ada istana (qash). Didalam istana itu ada (shadr), didalam shadr itu
ada kalbu (qalb), didalam qalb itu ada Fu’ad , didalam fu’ad itu ada syaghaf, didalam
syaghaf itu ada lubb, didalam lubb ada sirr, dan didalam sirr itu ada aku (Ana).
Susunan itu lebih jelas dalam gambar diatas. Hadist ini menjelaskan bahwa aku
menjadi inti. Aku didalam hadist ini adalah Allah yang bersifat Ilahiyah.
Organ di dalam tubuh yang dihubungkan dengan qalb adalah heart (jantung),
Quran mengatakan 22:46,”maka apakah mereka tidak berjalan dimuka bumi ini, lalu
mereka mempunyai hati dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga
yang dengan itu mereka dapat mendengar ? karena sesungguhnya bukanlah mata itu
yang buta tetapi yang buta adalah hati yang didalam dada.”
Burckhardt (1983) mendefinisikan qalb sebagai organ suprarational yang
berhubungan dengan jantung (heart) dan juga otak (brain).
Ketika dada dan hati ini telah bersih dan suci, menurut sufi kita dapat
melampaui permukaan luar dan merasakan yang tersembunyi dalam diri. Perilaku
yang baik akan membuat hati menjadi lembut dan peka, sedang perilaku yang buruk
akan menutup dan mengeraskan hati.
81
Pengetahuan hati. Nabi muhamad berkata, ”Ada dua jenis pengetahuan:
pengetahuan lidah dan pengetahuan hati, pengetahuan yang benar-benar berharga.” di
barat, kita terlalu menekankan pada ”pengetahuan lidah,” atau mempelajari buku-
salah satu tingkat kecerdasan buatan. Inilah batasan psikologi Barat tradisional, yang
belum mengenal pengetahuan yang lebih dalam dari-hati kecerdasan utuh. (Frager,
2003:65)
Frager seorang orientalis yang kemudian menjadi muslim dan seorang sufi
menambahkan tentang Takut kepada Tuhan. Hati adalah rumah takwa, yang kerap
diartikan dengan ’takut kepada Tuhan.” pada tingkat rendah, takwa bermakna rasa
takut terhadap hukuman Tuhan. Bagi kaum sufi, takwa bermakna rasa takut akan
kehilangan rasa cinta terhadap Tuhan, rasa kedekatan dengan Tuhan, dan cinta
Tuhan. Mereka yang takut kepada Tuhan dalam makna ini menaati perintah Tuhan
dengan senang hati, bukan karena rasa takut akan hukuman-Nya. Mungkin
terjemahan yang paling tepat adalah ”Menyadari kehadiran Tuhan.” Mereka
mengatakan bahwa rasa takut kepada Tuhan membimbing kita melawan keraguan,
penyembahan terhadap tuhan-tuhan palsu, ketidaksetiaan, ketidaktulusan dan
kemunafikan.( Frager, 2003:66)
Lain dengan Frager, maka Ary Ginanjar Agustian mengemukakan tentang
Suara hati, istilah ini menurutnya dasarnya adalah universal dengan catatan bahwa
manusia telah mencapai titik Fitrah (God-Spot) dan terbebas dari segala paradigma
dan belenggu. Menurut Ary, dengan mencermati Al-Quran surat As-Sajadah ayat 9
dimana Allah meniupkan ruh ciptaan-Nya yang bersifat mulia kepada manusia, maka
82
sebenarnya Allah telah meniupkan pula keinginan-Nya kedalam hati manusia. Dan
bila disimak dalam al-Quran syran Al-A’raf ayat 172, yaitu ketika jiwa manusia
mengakui dan mengangguk kepada Allah bahwa Allahlah Tuhannya. Anggukan yang
membenarkan suara hati itu masih terus berjalan dan masih bisa dirasakan hingga
saat ini kecuali hati yang tertutup (Agustian, 2003: 68).
Sekarang ini kita banyak mengenal istilah Kecerdasan spiritual, Kerdasan otak
dan kecerdasan emosional. Dalam islam, ibadah adalah cara untuk kita
mengembangkan kecerdasan spiritual dan emosional, sedangkan kecerdasan otak
kita kembangkan dengan berfikir, bernalar, mengembangkan ilmu pengetahuan.
Manusia pun diberi akal untuk berfikir dan mencari rahasia alam semesta yang indah
dan penuh dengan ilmu pengetahuan.
Dalam A-Quran Allah memerintahkan menusia untuk berfikir melihat
kebesaran Allah (QS.13:3) “Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan
menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya
semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi
kaum yang memikirkan.”
Manusia harus mengembangkan segala unsur yang ada dalam dirinya, tidak
akan sempurna seseorang yang hanya mempunyai fisik yang baik tapi tidak cerdas
pikir dan tingkah lakunya. Tidak sehat juga kalau hanya mempunyai kepintaran tapi
tidak mau melatih fisik dan mentalnya. Daya rasa dan daya pikir harus diasah dengan
83
baik, karena memang manusia adalah terdiri dari kolaborasi unsur yang harus
seimbang dikembangkan.
Sebagai Umat Islam kita harus berbangga karena, Allah melalui Rasulnya
begitu banyak memberikan kita pelajaran yang amat berguna dalam menjalani
kehidupan didunia ini. Rasulullah SAW memberikan kita tuntunan dalam mengasah
diri secara holistik atau keseluruhan, walaupun Rasullullah bukan seorang dokter, tapi
tuntunannya sejak 1400 tahun yang lalu sampai sekarang menjadi panutan bagi kita
semua.
Perkembangan Kedokteran pada masa Islam (Khadem Yamani 2005:41)
Beberapa ajaran dan tuntunan Rasulullah yang mengandung kajian dan nilai-nilai
kedokteran antara lain:
(1) Cara bersuci yang diajarkan Rasullullah SAW,
(2) Cara berwudhu, membasuh anggota badan yang biasanya tampak
(3) Kewajiban bercebok dan memegang kemaluan (harus) dengan tangan kiri
(4) Larangan kencing di kolam air yang tergenang
(5) Sunah untuk berkhitan yaitu memotong khulub bagi laki-laki dan
memotong sebagian ”labia minora” yang memanjang bagi perempuan
(6) Perintah memotong kuku, membersihkan bulu ketiak dan kemaluan
(7) Kewajiban mandi selepas bertubuh
(8) Keharusan membersihkan rumah dan halaman
(9) Contoh dalam gerakan-gerakan shalat fardhu dan tahajud
(10) Ibadah Shaum di bulan Ramadahan dan shaum sunah
(11) Tuntunan melambatkan makan sahur dan menyegerakan berbuka
(12) Larangan makan-minum sambil berdiri, berbaring, dan bersandar, serta
aturan minum dan lain-lain
84
(13) Keharusan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
(14) Larangan makan sampai terlalu kenyang dan tidur selepas makan
(15) Diharamkan bangkai , darah, babi, sembelihan untuk berhala, khamar baik
basah maupun kering
(16) Dimakruhkan hewan buas
(17) Anjuran melihat warna-warna hijau
(18) Larangan memasuki dan keluar negeri ketika berjangkit penyakit menular
(19) Larangan menyatukan hewan yang sakit dan hewan yang sehat
(20) Larangan mencukur bulu alis, mencacah (mentato) dan memotong atau
mengikir gigi
(21) Larangan berobat dengan barang haram
(22) Anjuran memberikan harapan kepada seorang penderita
(23) Disebutkan madu sebagai obat dalam Al-Quran dan Hadist Rasulullah
SAW
(24) Disebutkan kurma yang tumbuh ditanah berbatu hitam sebagai obat dalam
hadist Rasulullah SAW.
(25) Makanan yang dimakan ketika masih panas itu kurang berkat dan lainnya
Kesehatan dalam islam
Begitu banyak aspek kehidupan yang Allah firmankan kedalam Al-Quran dan
begitu banyak aspek masalah yang nabi gambarkan dalam hadist.
Kaitannya dengan manusia tidak hanya dalam hal fisik, jiwa, ruh, nafs tapi
bagaimana kita mengembangkannya, tidak lain adalah dengan pendidikan.
Pendidikan merupakan kunci keberhasilan di dunia dan Akherat. Tampa pendidikan
maka manusia manusia akan seperti binatang, hanya menggunakan naluri tapi tidak
mempunyai intelektual, baik inteletual secara emosional, otak dan spiritual.
85
Kepribadian seseorang terbentuk secara multifaktor, antara lain oleh genetika,
pendidikan orang tua dan lingkungan.
Pendidikan dalam Islam, yang diajarkan oleh Rasulullah merupakan
pendidikan yang sempurna dan luar biasa, dalam rangka mempersiapkan generasi
muda Islam, Nabi begitu besar perhatiannya terhadap pendidikan sejak seorang anak
berupa nutfah, sampai mereka tumbuh dewasa. Jadi Nabi sudah memberikan
pendidikan secara sempurna, yang meliputi kognitif, afektif dan psikomotor secara
simultan.
2. Pendidikan Nabi Terhadap Anak
Dari buku yang ditulus oleh Jamal Abdurrahman Athfal al-Muslimin, kaifa
Rabaahum an-Nabiy al-Amin, yang sudah diterjemahkan, tentang cara Rasulullah
pendidikan anak, diringkas penulis dibawah ini:
Pendidikan Rasulullah dibagi dalam 4 bagian:
a. Anak sejak dari pembuahan sampai usia 3 tahun
b. Anak usia 4 tahun sampai dengan 10 tahun
c. Anak usia 10 tahun sampai dengan 14 tahun
d. anak usia 15 tahun sampai 18 tahun
a. Usia Sejak Pembuahan sampai Usia 3 tahun
1. Nabi menganjurkan kepada kaum musimin untuk selalu berdoa sebelum
bersetubuh seperti pada hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari: “ Jika kaliam
mendatangi istrimu untuk bersetubuh maka berdoalah:” Ya Allah jauhkan
kami dari setan dan jauhkanlah setan dari anak-anak yang Engkau berikan
86
kepada kami. “ Maka jika dari hubungan itu lahir seorang anak, setan
selamanya tidak berani menggodanya. “ (HR Bukhari)
2. Nabi saw mendoakan calon bayi yang masih dalam perut. Seorang ibu yang
sedang mengandung harus banyak berzikir, membaca Al-Quran, suara yang
terdengar pada janin dapat meningkatkan kecerdasan otaknya.
3. Nabi Membacakan dzikir-dzikir untuk keselamatan bayi, Fatimah ra, putri
Nabi saw, ketika hampir melahirkan menyuruh Ummu Salamah dan Zainab
binti Jahsay untuk datang kepadanya dan membacakan ayat Kursi
disampingnya dan membaca QS. al-A’raf:54 : Allah berfirman: Sesungguhnya
Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam
masa, lalu Ia bersemayam di atas Arsy. Dia menutup malam kepada siang
dan mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula ) matahari, bulan
dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya, Ingatlah,
menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan
semesta alam.”
4. Nabi menjelaskan tentang kedudukan janin yang mengalami abortus (gugur
sebelum sempurna masa lahirnya). Nabi saw bersabda ,”Demi dzat yang
jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya sesungguhnya bayi yang gugur akan
menarik ibunya dengan tali pusarnya ke surga jika ibunya sabar atas
kematiannya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
5. Nabi mengazani bayi ketika lahir pada telinga kanannya. Dari Abi Rafi,
sesungguhnya ia berkata” Sesungguhnya aku melihat Rasulullah
mengumandangkan adzan pada telinga al-Hasan bin Ali ketika Fatimah
melahirkannya,” (HR.Abu Dawud dan At-Turmudzi)
6. Nabi saw mentahmik (mengolesi) anak yang baru lahir dengan kurma, yang
telah dikunyah lebih dulu oleh orang tuanya sampai lembuh dan basah,
berdoa untuknya dan memohonkan berkah atasnya. Dalam hadis sahir
87
Bukhari Muslim dijelaskan bahwa Anas ra berkata: “Ketika Ummu Sulaim
melahirkan seorang putra, ia membawa bayinya bersamaku kepada Nabi saw,
dan aku membawa kurma. Maka aku mendatangi Rasulullah saw dengan
kurma tersebut dan di atasnya terdapat tutup. Nabi berkata,” Apakah engkau
Membawa kurma?” aku menjawab :”Ya,” Maka Nabi mengambil kurma
tersebut, lalu mengunyahnya. Kemudian Nabi mengumpulkan ludahnya. Lalu
membuka mulut bayi, dan memberikan makanan itu pada ujung lidah bayi
sehingga bayi itu merasakannya. Rasulullah saw bersabda: “kesukaan orang
Anshar adalah kurma.” Kemudian Nabi mentahniknya dan memberi nama
bayi tersebut dengan nama Abdullah. Setelah itu, tidak ada seorang pemuda
Anshar yang lebih utama dari dia.”
7. Nabi memberikan pentunjuk kepada orang tua supaya menjaga anak-anak
mereka dari bahaya dengan berzikir dan bersyukur kepada Allah atas
pemberian-Nya. Anas ra , Nabi saw bersabda” tidak ada nikmat di berikan
Allah kepada hamba-Nya berupa sebuah keluarga atau anak, kemudian ia
mengatakan alhamdulillahi rabbil’alamin , kecuali Allah akan memberikan
yang lebih baik daripada sesuatu yang telah ia peroleh.”.
8. Nabi saw membagikan warisan pada bayi yang berhak sebab kelahirannya.
Nabi saw bersabda :” Bayi yang baru lahir belum mendapat warisan kecuali
setelah menangis dengan menjerit.” Yang dimaksud dengan istihlal disini
adalah juka ia menjerit, menangis atau bersin (HR.ath-Thabrani).
9. Nabi saw belas kasih terhadap anak kecil sekalipun lahir dari hasil zina. Nabi
memberikan. Nabi berkata agar wanita itu pulang dan melahirkan anaknya,
menyusui sampai masa menyapih, dan kemudian wanita tersebut datang lagi
kepada Nabi saw sambil membawa bayinya yang telah menyapih dan telah
diberi dapat makan makanan, dan Nabi menyuruh untuk menyerahkan bayi
tersebuh kepada seorang laki-laki dari daum muslimin, kemudian Nabi
menyuruh wanita itu untuk dipendam sampai dadanya, lalu baru dilakukan
hukum rajam. Hadis ini diriwayatkan Muslim.
88
10. Nabi mengadakan aqiqah dan berwasiat kepada umatnya untuk aqiqah ketika
seorang anak lahir. Bila dia laki-laki aqiqah dengan dua kambing dan bila
yang lahir wanita maka aqiqah dengan satu kambing. Nabi bersabda,”Setiap
anak itu tergadaikan sebab aqiqahnya. Hewan tersebut disembelih darinya
pada hari ketujuh (dari kelahirannya) dan bayi itu dipotong rambutnya dan ia
diberi nama.” (HR.an-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Turmudzi).
Dengan aqiqah ini ada makna rasa syukur, sedekah, berbagi kebahagiaan
dengan orang lain.
11. Nabi saw, memberikan nama pada anak-anak dengan nama yang paling baik
dan indah, nama yang baik akan menjadi doa kepada anaknya.
12. Nabi saw menyuruh supaya rambut anak dipotong pada hari ketujuh,
membersihkannya dan menghilangkan penyakit darinya
13. Nabi saw bermain bersama anak kecil dengan penuh kecintaan, bergurau
dengan cara halus bersama anak-anak dalam bentuk ucapan maupun perilaku.
14. Nabi saw memperhatikan khitan dan mengangapnya sebagai sunah fitrah
15. Nabi saw mengajari anak-anak etika berpakaian.
16. Nabi saw Memberikan hadiah kepada anak-anak dan beliau mengusap kepala
mereka. Menyempatkan diri bermain bersama anak kecil
17. Nab saw menganjurkan orang tua untuk selalu jujur terhadap anak dan tidak
berdusta kepadanya.
b. Pada Anak Usia Empat sampai Sepuluh Tahun
1. Pada saat ini orang tua hendaknya menjadi teman bagi anak, agar ia belajar
dari dirinya dimana mengajari anak adalah kewajuban orang tua, Ini nasihat
Nabi kepada anak kecil: “ Wahai anak kecil aku akan mengajarimu beberapa
kalimat, jagalah Allah maka Allah akan menjagamu, jagalah Allah maka
engkau akan menemukan-Nya dihadapanmu, jika engkau meminta maka
mohonlah kepada Allah, ketailah bahwa andaikata umat berkumpul untuk
memberikan sesuatu yang bermanfaat kepadamu, maka mereka tidak akan
89
mampu memberikan manfaat kepadamu kecuali sesuatu itu telah ditetapkan
oleh Allah untukmu, Dan andaikata mereka berkumpul untuk
membahayakanmu, maka tidak akan membahayakanmu kecuali sesuatu itu
telah ditetapkan oleh Allah atas kamu, pena-pena telah diangkat dan
lembaran-lembaran telah kering.” (HR. Turmudzi dan Ahmad).
2. Nabi menentukan permainan untuk anak-anak kecil, nabi memberikan
kebebasan dan ketetapan pada anak kecil untuk bermain dengan mainannya
karena sesungguhnya anak kecil itu ingin mengembangkan daya pikirnya,
meluaskan keingin tahuannya, menyibukkan panca inderanya.
3. Nabi tidak pernah menghentikan anak-anak yang sedang bermain.
4. Nabi melarang memisahkan anak dengan keluarganya, Nabi bersabda,”
barang siapa yang memisahkan antara ibu dan anaknya, maka Allah telah
memisahkan antara dia dan para kekasihnya pada hari kiamat.” (HR
Turmudszi dan Ibnu Majah).
5. Nabi saw Mengajak anak-anak untuk berahlak mulia
6. Nabi saw minta izin kepada anak-anak bila ada kaitannya dengan hak-hak
mereka.
7. Nabi saw mengajari anak-anak untuk selalu menjaga rahasia. Dengan
demikian terbangunlah rasa percaya diri, merasa dirinya dihargai sebab
membawa rahasia penting.
8. Nabi saw makan bersama anak-anak, kesempatan itu beliau gunakan untuk
mengarahkan dan membernarkan kesalahan mereka
9. Nabi saw menyuruh orang tua berbuat adil diantara anak-anaknya baik laki-
laki ataupun perempuan.
10. Nabi saw mengancam orang yang menganiaya dan akan berbuat aniaya
terhadap anak yatim.
11. Nabi saw menyuruh orang tua melarang anaknya berkeliaran bila malam
telah gelap.
90
12. Nabi saw mengajari shalat kepada anak, ketika berusia tujuh tahun dan
memukul mereka karena meninggalkan shalat ketika berumur 10 tahun.
c. Anak Usia Sepuluh sampai Empat belas Tahun
1. Nabi saw mengajak anak-anak untuk segera tidur setelah shalat isya,
memisahkan tempat tidur anak-anak setelah mereka berusia sepuluh tahun.
Nabi bersabda “ Perintahlah anak-anak kalian untuk shalat pada umur tujuh
tahun, dan pukullah mereka karena meninggalkannya pada usia sepuluh
tahun, dan pisahkan tempat tidur mereka, jika salah satu dari kalian telah
menikahkan budaknya atau pelayannya maka janganlah dilihat auratnya.
Sesungguhnya anggota bagian bawah dari pusat sampai lutut adalah
auratnya,”(HR. Abu Dawud).
2. Nabi saw membiasakan anak-anak untuk menjaga pandangan dan auratnya
3. Nabi saw tidak pernah memukul anak-anak selamanya, tetapi beliau
menjelaskan prinsip-prinsip dasar dan aturan dalam memukul. Kaidah-
kaidanya adalah sebagai berikut:
a. Pukulan tidak boleh diberikan sebelum usia sepuluh tahun.
b. Pukulan boleh sedikit diberikan pada anggota tubuh yang
memungkinkan, batas maksimal hukuman pukulan hanya sepuluh kali
itupun hanya kepada anak yang baligh dan mukallaf. Dan jangan
memukul terlalu keras sehingga sampai terangkat ketiak. Dan jangan
pada tempat sensitif.seperti wajah atau kepala.
4. Nabi saw melarang orang tua berlebihan dalam memanjakan anaknya, karena
hal itu terdapat bahaya, hendaknya anak dijaga untuk tidak bergaul dengan
teman-temannya yang biasa hidup boros, pamer memakai pakaian megah.
5. Nabi saw dengan bijaksana membenarkan pemahaman dan kesalahan anak-
anak, mengajari anak yang masih belum baik dalam pekerjaannya.
6. Nabi melatih anak dengan pengobatan alami, dalam hadis Umar ra ketika
Rasullullah saw terkena tendangan ontanya sehingga tubuh beliau terasa
91
sakit, maka beliau mengajarkan pada anak kecil bagaimana cara menggosok
dan memijat ura-uratnya untuk meringankan rasa sakit tersebut.
7. Nabi menghukum seorang anak dengan cara halus dan lembut, mengajak
berdialog dengan mereka, mengajari salam, mengajari etika ketika masuk dan
bertemu dengan keluarga mereka. Nabi bersabda,” wahai anakku, jika engkau
masuk menemui keluargamu maka ucapkanlah salam, maka berkah itu akan
berlimpah padamu dan keluargamu.” (HR. Turmudzi).
8. Nabi memberikan motivasi kepada anak-anak untuk menghadiri sebuah acara
dan mengunjugi kerabat untuk belajar dari pengalaman.
9. Nabi saw menyuruh anak-anak untuk duduk bersama ulama dan berperilaku
sopan terhadap mereka, Rasulullah saw bersabda :”Sesungguhnya Luqman
berkata kepada putranya:”Wahai anakku, bergaullah bersama ulama,
dengarkanlah ucapan mereka, karena sesunggunya Allah menghidupkan hati
yang mati dengan cahaya hikmah sebagaimana Allah menghidupkan bumi
yang mati dengan hujan yang lebat.”(HR.Thabrani)
10. Nabi mengajari anak etika berbicara dan menjelaskan kepada mereka akan
kedudukan saudaranya yang lebih besar. Nabi juga mengajari anak-anak
untuk berdiri ketika ayah atau orang tua atau guru mereka datang, yaitu untuk
menyambutnya. Sebagaimana Nabi saw, jika Fatimah puteri beliau, datang
untuk menemui Nabi, maka beliau menyambutkan kemudian Nabi mencium
Nabi dan mempersilahkan duduk di Majlisnya.” (HR. Turmudzi)
11. Nabi saw mengajari anak-anak etika untuk minta izin. Nabi saw bersabda,”
Hai orang-orang beriman, hendalah budak-budak (lelaki dan wanta) yang
kamu miliki, dan orang-orang yang belum baliqh di antara kamu, meminta
izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari)yaitu sebelum sembahyang
subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian luarmu ditengah hari dan sesudah
sembahyang isya, (itulah) tiga aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan
tidak pula atas mereka selain dari tiga waktu itu. Mereka melayani kamu
sebagaian kamu (ada keperluan) kepada sebagian (yang lain), demikianlah
92
Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana.” (QS. An-Nur, 58-59).
12. Nabi saw mendidik anak-anak untuk tidak membuat marah orang lain,
terutama tetangga. Nabi saw bersabda :” Jika engkau membeli buah-buahan,
maka berilah anak tetanggamu, Jika engkau tidak melakukannya, maka
masukanlah buah tersebt secara sembunyi, dan anakmu tidak diperbolehkan
keluar yang dapat membuat iri pada anak tetangga,” (HR Thabrani)
13. nabi saw memberikan peringatan kepada anak-anak untuk tidak mengancam
orang lain dengan pedangnya, sekalipun dalm bentuk gurauan. DARI Abu
Hurairah ra, ia berkata:”Rasulullah saw bersabda:”Barang siapa yang
memberikan isyarah terhadap saudaranya dengan besi, maka sesungguhnya
malaikat akan melaknatnya sehingga ia meninggalkannya, sekalipun ia
adalah saudara dari ayah dan ibunya.” (HR Muslim).
14. Nabi melarang anak-anak untuk tidak menakut-nakuti orang lain sekalipun
itu dalam bentuk gurauan.
15. Nabi memberikan keringatan kepada anak-anak kerena terbatasna
kemampuan akal mereka.
16. Nabi saw mengajarkan anak laki-laki untuk tidak mnyerupai perempuan.
Diharamkan pakaian sutera dan emas atas laki-laki dari umatku, dan
dihalakan bagi perempuan-perempuan mereka.” (HR Turmudzi)
17. Nabi saw membiasakan anak-anak untuk hidup prihatin dan kuat
menanggung beban hidupnya. Sayidina Umar ra pernah berkata:”Ajarilah
anak-anak kalian berenang, memanah dan menunggang kuda.” Beliau juga
berkata:”Menjadi dewasalah kalian, dan biasakanlah hidup prihatin.”(HR.
Ibnu Abi Syaibah dan Ibnu Asakir).
18. Nabi saw berwasiat tentang anak-anak perempuan, Nabi saw bersabda:”
Barang siapa yang mempunyai tiga anak perempuan, kemudian ia sabar atas
keberadaan mereka, baik sengsara dan bahagia mereka, maka Allah akan
memasukkanya kedalam surga dengan mendapat keutamaan rahmat Allah
93
terhadap mereka.”Seorang laki-laki berkata;”Kalau dua anak perempuan
wahai Rasulullah?” Nabi menjawab;”Demikian pula dua anak perempuan.”
Laki-laki itu berkata:”Kalau seorang anak perempuan wahai Rasulullah?”
Nabi menjawab;”Demikian pula seorang anak perempuan.” (HR Ahmad)
19. Nabi saw menghukum dosa kepada orang yang menyia-nyiakan hak mereka
dalam pemberian nafkah dan pendidikan. Nabi saw bersabda; “Cukuplah
dosanya bagi seseorang yang menyia-nyiakan orang yang berhak diberi
nafkah darinya.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
20. Nabi memberikan peringatan kepada ana-anak yang menghina dan mencela
manusia. “Janganlah engkau menampakkan celaan kepada saudaramu, karena
Allah akan belas kasih kepadanya dan akan mengujimu.” (HR Turmudzi)
Dalam Al-Quran Allah berfirman,”Wahai orang-orang yang beriman,
janganlah suatu kaum mengolok-ngolok kaum yang lain karena boleh jadi
mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-ngolok).
Dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-ngolok) wanita yang lain (karena)
boleh jadi wanita-wanita (yang diolok-olok) itu lebih baik dari wanita (yang
mengolok-ngolok)(QS. Al-Hujura:11)
d. Anak Usia Lima Belas sampai Delapan Belas Tahun
1. Nabi menganjurkan anak-anak muda untuk memanfaatkan waktu paginya,
“Tidur pada waktu shubuh (awal siang) akan mencegah datangnya rizki, “
(HR Ahmad). Ada hadis yang lain,”Rasulullah saw berdoa;”Ya Allah
berkahilah untuk umatku pada waktu paginya,”(HR. Thabrani.)
2. Nabi Saw Mengajak anak muda untuk memanfaatkan waktu kosongnya,
dengan aktivitas yang berguna, seperti olah raga, zaman Nabi olah raga yang
dianjurkan seperti memanah, berkuda.
3. Nabi saw mengajari anak-anak muda untuk mencintai Nabi, keluarga dan
Sahabatnya serta cinta membaca Al-Qur’an. “Tidak sempurna iman salah
seorang dari kalian sehingga aku lebih dicintai olehnya daripada anak, ayah,
94
dan seluruh manusia,” (HR. Bukhari, Muslim, an-Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu
Hibban dan Abu Ya’la).
4. Nabi saw menjadi teladan bagi anak-anak dalam pergaulannya yang
baik.
5. Nabi saw mengajarkan kepada anak-anak agar percaya diri, makan
dari hasil tangannya, menjauhi sifat menunda-nunda dan malas. Nabi saw
bersabda,” Sesungguhnya Allah mencintai orang mukmin yang bekerja
(kreatif),” (HR. Thabrani)
6. Nabi menetapkan hak anak-anak dalam mencari ilmu dan belajar Al-
Qur’an. Nabi bersabda,”mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, dan orang-
orang yang memberikan ilmu kepada selain ahlinya (artinya kepada orang
yang belum saatnya menerima ilmu tersebut) itu. Seperti orang yang
mengalungkan mutiara, permata dan emas pada babi,” (HR Ibnu Majah).
7. Nabi saw menyuruh anak-anak untuk memilih guru yang saleh. Nabi
bersabda,”Seseorang itu tergantung atas agama temannya, hendaklah salah
seorang di antara kalian melihat siapa orang yang diajak berteman,” (HR.
Turmudzi, Abu Dawud dan Ahmad). Seorang guru harus mengamalkan
ilmunya dan ucapannya sesuai dengan perbuatannya, Allah SWT berfirman:
“Apakah kalian memerintahkan kepada manusia melakukan kebaikan dan
melupakan diri kalian sendiri, dan Firman Allah yang lain “Besar dosanya
disisi Allah jika kalian mengatakan sesuatu yang tidak kalian perbuat.”
8. Nabi saw menyuruh anak-anak perempuan untuk menutup auratnya
ketika mereka telah baliqh. Dalam Al-Quran (QS, Al-Ahzab:59) Allah
berfirman, “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istri orang-orang mukmin:
hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” .
9. Nabi saw menerintahkan anak-anak supaya mereka menikah jika
mereka telah baliq dan mampu menanggung beban-beban hidupnya. Nabi
bersabda,”Wahai para pemuda, barang siapa diantara kalian telah mampu
memberikan nafkah maka nikahlah, karena sesungguhnya nikah itu lebih
95
memejamkan penglihatan dan lebih menjaga farji, Maka barang siapa yang
belum mampu maka hendaklah dia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu
menjadi benteng,” (HR. Bukhari, Muslim, Turmudzi, An-Nassai, Abu Dawud,
Ibnu Majah, Ahmad dan Ad-Darami).
10. Nabi saw mengajari anak-anak agar dapat menjaga amanat dan
bertanggung jawab ketika mereka telah baligh.Nabi bersabda:” Seorang laki-
laki dalam harta ayahnya itu menjadi pemimpin dan bertanggung jawab dari
apa yang dipimpinnya, maka setiap kalian adalah pemimpin dan bertanggung
jawab dari yang dipimpinnya.”(HR. Bukhari dan Ahmad).
11. Nabi saw menghukum anak yang curang dalam memegang tanggung
jawabnya, Nabi juga melihat bagaimana mereka berpikir.
12. Nabi saw memberikan pujian kepada anak-anak ketika mereka dan
memberikan nasihat sehingga menggerakan hati dan jiwa mereka. Abdullah
bin Umar ra, berkata: “Pada masa Rasulullah saw, ketika aku masih jejaka,
aku tidur di masjid, maka aku bermimpi ada dua malaikat yang menarikku
lalu membawaku ke neraka. Neraka itu dilipat seperti bibir sumur,
mempunyai dua taring dan ternyata didalamnya terdapat orang-orang yang
telah aku kenal, maka aku berkata:” A’uzu billahi minnari (aku mohon
perlindungan kepada Allah dari siksa api neraka).”Abdulllah bin Umar
melanjutkan ceritanya:”kemudian aku melihat malaikat yang lain, maka dia
berkata kepadaku:”Mengapa engkau bingung?” Kemudian aku
menceritakannya kepada Hafshah dan Hafshah menceritakannya kepada
Rasulullah saw, maka beliau berkata:”Sebaik-baiknya orang laki-laki adalah
Abdullah, andaikata dia mau rajin shalat pada malam hari (Tahajud),”Setelah
kejadian itu, Abdullah bin Umar tidak pernah tidur pada malam hari kecuali
sebentar (HR Bukhari, Muslim, dan Ahmad). Disini pujian Nabi saw kepada
Abdullah bin Umar itu dapat menggerakkannya untuk selalu melaksanakan
shalat Malam.
96
3. Tinjauan Pengamalan Ibadah Dalam Kajian Islam dan Kedokteran
3.1 Shalat
a. Shalat Menurut Islam
Shalat menurut bahasa 'Arab: doa. Menurut istilah syara' ialah ibadat yang
dikerjakan untuk membuktikan pengabdian dan kerendahan diri kepada Allah
Mendirikan Shalat ialah menunaikannya dengan teratur, dengan melengkapi
syarat-syarat, rukun-rukun dan adab-adabnya, baik yang lahir ataupun yang batin,
seperti khusu' ,memperhatikan apa yang dibaca dan sebagainya.
Begitu dasyat makna shalat bagi Nabi maupun sahabat-sahabatnya. Bila kita
melihat kilas balik kebelakang, salah satunya cerita tentang Ali ra, diceritakan jika
waktu shalat tiba, wajah Ali karramullahu wajhah ra, sahabat nabi dan menantu nabi
ini akan berubah, tubuhnya gemetar, bila orang bertanya mengenai penyebabnya, Ali
ra akan menjawab, ”Sekarang waktunya untuk menunaikan amanat yang tidak
mampu di tunaikan oleh langit dan bumi, gunung-gunung pun tak sanggup
menunaikan amanat ini. Saya tidak tahu apalah saya mampu menunaikan amanat ini.
Sampai-sampai Ali ra ketika dalam suatu pertempuran terkena panah yang sangat
sulit dikeluarkan, memutuskan untuk mencabut anak panah ketika beliau sedang
sholat, dan ketika ia sujud maka sahabatnya menarik sekuat tenaga anak panah
tersebut, setelah selesai shalat ali masih bertanya heran kepada sahabatnya karena Ali
tidak merasakan sama sekali ketika panah tersebut berusaha dicabut oleh sahabat-
sahabatnya.
97
Begitu pula Abdullah bin Abbas bila mendengar suaran azan, ia akan
menangis sehingga serbannya basah, urat-uratnya akan timbul, wajahnya memerah,
ketika seorang bertanya kepadanya,”Engkau mendengar suara adzan biasa, tidak ada
apa-apanya, mengapa engkau sangat khawatir?” kemudian Abbaspun menjawab,”
Andai manusia mengetahui apa yang sedang dikumandangkan oleh muadzhin, ia
tidak akan dapat tidur dan istirahat dengan tenang, bahkan kantuknya pun akan
hilang,” Kemudian ia menjelaskan makna setiap kalimat adzan secara rinci.
Menurut Quraishi Shihab Shalat pada hakikatnya merupakan kebutuhan
mutlak untuk mewujudkan manusia seutuhnya, kebutuhan akal pikiran dan jiwa
manusia, sebagaimana ia merupakan kebutuhan untuk mewujudkan masyarakat yang
diharapkan oleh manusia seutuhnyanya. Shalat dibutuhkan oleh pikiran dan akal
manusia, karena ia merupakan pengejawantahan dari hubungan dengan Tuhan,
hubungan yang mengambarkan pengetahuan tentang tata kerja alam raya ini, yang
berjalan dalam kesatuan sistem, shalat juga mengambarkan tata intelegensi semesta
yang total yang sepenuhnya diawasi dan dikendalikan oleh suatu kekuatan yang Maha
dasyat dan Maha mengetahui, Tuhan yang maha esa, Dan bila demikian, maka
tidaklah keliru bila dikatakan bahwa semakin mendalam pengetahuan seseorang
tentang tata kerja alam raya ini, akan semakin tekun dan khusyuk pula ia
melaksanakan shalat. (Shihab, 1992:343)
Mahmud Abdullah dosen ulumul Quran Al-Azhar mesir, menyatakan bahwa
shalat 5 waktu adalah asupan bernutrisi bagi ruh, jika seorang hamba bermunajat
kepada Tuhannya melalui shalat, hatinya akan semakin terang, dan dadanya pun
98
semakin lapang. Dia akan memohon kepada Allah tanpa sesuatu penghalang apapun.
Dia berdiri dihadapan-Nya kapanpun dia mau dan berdialog dengan-Nya tanpa satu
pun penerjemah, dengan demikian , dia akan selalu merasa dekat dengan Allah dan
tidak sedikit pun merasa jauh dari-Nya. Dia juga akan dengan mudahnya memohon
pertolongan-Nya yang Maha mulia tanpa menghina hamba-Nya sedikitpun yang
datang kepadanya, yang Maha kaya dan memiliki kerajaan langit dan bumi tanpa
sedikitpun kikir dalam memberikan permintaan hamba-hamba-Nya. Hal ini selaras
dengan firman Allah (Abdullah, 2006:72)
Dalam Surat Albaqoroh ayat:153. Allah berfirman
”Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. ”
Berarti disini sabar dan shalat menjadi cara yang paling bijaksana dan paling
benar bagi seorang muslim menyikapi masalah dan cobaan yang menimpanya
sehingga kegelisahan tidak menjadi stress yang berkepanjangan
Dalam Tafsir Al Maraghi, Sesungguhnya kewajiban yang dibebankan kepada
orang Muslim ialah mengetahui, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah semata dan Dia
tidak ada Tuhan selain Allah semata, dan Dia tidak mempunyai sekutu, Jika telah
diakui bahwa Akulah Tuhan yang Haq dan tidak ada sembahan selain aku, maka
beribadahlah hanya kepada Ku dan tunduklah kepada seluruh apa yang aku bebankan
99
kepadaMu. Lakukanlah Shallat menurut aturan yang telah aku perintahkan kepadamu
dengan rukun dan syaratnya agar dalam Shalat itu kamu mengingat Aku dan berdoa
kepada ku dengan doa yang tulus dan bersih tampa dicampuri syirik dan tidak
menghadap diri kepada selain aku.
Disebutkan shalat secara khusus diantara ibadah yang lainnya, karena ia
mempunyai keutamaan atas yang lainnya. Didalam shalat, seseorang mengingat
sembahannya dan hati serta lisan sibuk dengan itu. Oleh sebab itu, shalat dapat
mencegah perbuatan yang keji dan mungkar.
Al-Ankabuut:45. Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al
Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah
(shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dari Tirmidzi dan Ibnu Majah dalam jamaah lain mengeluarkan riwayat dari
Abu Hurairah, Bahwa Rasullullah saw, bersabda” Barang siapa lupa akan suatu
Shalat, maka hendaklah ia mengerjakan shalat itu ketika mengingatnya, karena
sesungguhnya Allah berfirman,” dirikanlah Shallat untuk mengingatKu. ( Al-
Magraghi jilid 16 :168 – 169)
100
Ketika usaha sedemikian sulit, ketika musibah datang bertubi-tubi, ketika
kehilangan pekerjaan, ketika kita ditinggal oleh orang yang terkasih, dan kesabaran
menjadi lemah, maka shalat menjadi sarana yang paling penting untuk kita
laksanakan sebagai sarana kita mengadukan semua persoalan kita kepada Allah SWT.
Shalat merupakan penolong yang akan selalu memperbaharui kekuatan dan
bekal yang akan selalu memperbaiki hati. Dengan shalat kesabaran akan tetap ada dan
tidak akan terputus. Justru shalat akan mempertebal kesabaran, Sehingga akhirnya
kamu muslimin akan ridha, tenang, teguh dan yakin. (Sayyid Qutbh, Tafsir Fi Zhilalil
Qur’an jilid 1: 171)
Menurut tafsir Ibnu katsir (jilid 4:90) memurnikan ketaatan kapada-Nya
adalah mengabdikan kepada-Nya dan serulah semua orang untuk mengabdi kepada
Nya saja, tiada sekutu bagi-Nya, karena tidak layak beribadat kecuali bagi-Nya saja.
Oleh karena itu Allah SWT berfirman, Ingatlah, hanya kepunyaan Allahlah agama
yang bersih,” maksudnya, tidak ada amalan yang diterima kecuali bila amalan itu
iklash semata-mata karena-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Iklash berarti kita memurnikan ketaatan kita, beribadah yang iklash berarti
kita semata-mata beribadah hanya untuk Allah, bukan terhadap yang lain
Al-Hijr:98. maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di
antara orang-orang yang bersujud (shalat).
101
Dalam Al-Quran surat Thaha:132 Allah berfirman:
”Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah
kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang
memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang
bertakwa.”
Sebuah hadist menyebutkan bahwa jika keluarga Nabi saw, ditimpa suatu
masalah, beliau akan menyuruh mereka mengerjakan shallat sambil membacakan
ayat diatas, Seluruh Nabiyullah, jika mengalami kesulitan, mereka pun segera
menyibukkan diri dengan shalat. Namun sayangnya dewasa ini kita sangat
melalaikan. Kita tidak memperdulikan shalat, padahal kita sering mengaku sedang
mengajak kita agar memperhatikan shalat kita akan mencelanya dan mendebatnya,
sebenarnya hal ini menghancurkan diri kita sendiri ( Al-Kandahlawi, 2003:285)
Ibrahim: 40. Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang
tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.
102
Doa diatas dihaturkan Nabi Ibrahim ketika di usia tuanya dianugerahkan anak,
Ibrahim berkata ,”Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadanya,
Ismail dan Ishak. Doa inipun seharusnya menjadi salah satu doa yang seharusnya kita
ingat dalam mendidik anak-anak kita.
Al-Maarij 34-35 Dan orang-orang yang memelihara shalatnya., Mereka itu
(kekal) di syurga lagi dimuliakan.
Orang yang memelihara shalatnya, orang yaitu orang-orang yang selalu
memelihara waktunya, kewajiban-kewajibannya, tenang dan khusyu, ketika
melaksanakannya, merekalah yang akan dijanjikan Allah memasuki syurga yang
dimuliakan.
Shalat harus dikerjakan dalam keadaan apapun, dalam keadaan takut
sekalipun dan dimanapun seperti dalam firman Allah Al-Baqarah
Al-Baqarah :239. Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah
sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka
sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa
yang belum kamu ketahui.
Allah memerintahkan kita mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan
berjamaah dalam melakukan shalat, terutama bagi laki-laki. Menjalankan shalat
103
secara jamaah akan meningkatkan ukhuwah islamiah dan akan memakmurkan
mesjid. Persatuan dan kesatuan dapat tercipta melalui ukhuwah diantara sesama
muslim. Ibarat Lidi yang terjalin menjadi sapu akan lebih kuat dan tidak mudah
patah.
Al-Baqarah :43. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah
beserta orang-orang yang ruku
Menurut Al-Kandahlawi banyak hadist yang menerangkan dan menegaskan
tentang keberkahan dan keuntungan shalat, namun terlalu banyak jika ditulis semua,
sehingga dibuatlah rangkuman terjemahan hadist tentang shalat sebagai mana berikut
dibawah ini. Rasulullah saw bersabda:
1. Perintah yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat ialah shalat
2. Takutlah kepada Allah dalam masalah shalat, takutlah kepada Allah dalam
masalah shalat, takutlah kepada Allah dalam masalah shalat
3. Pembeda antara seseorang dengan syirik adalah shalat
4. Shalat adalah satu tanda keislaman. Barang siapa shalat dengan khusyu’ tepat
waktu, dan memperhatikan rukun serta sunah-sunahnya, ia pasti seseorang
mukmin
5. Diantara semua perintah Allah swt, iman dan shallat adalah kewajiban yang
paling utama. Jika ada sesuatu yang lebih baik dari itu, maka Allah akan
104
memerintahkan para malaikat-Nya, yang sebagian dari mereka pada waktu
siang dan malam hari ada yang senantiasa ruku, dan sebagian lainnya ada
yang terus sujud
6. Shalat adalah tiang agama
7. Shalat menghitamkan mulut syaitan
8. Shalat adalah nur bagi orang-orang beriman
9. Shalat adalah jihad yang paling utama
10. Selama seseorang memperhatikan shalatnya, maka Allah tidak akan
mengabaikannya
11. Jika suatu musibah turun dari langit, maka orang yang memakmurkan masjid
pasti selamat
12. Jika seorang muslim dimasukkan ke neraka karena dosa-dosanya yang besar,
maka api neraka tidak dapat membakar anggota tubuhnya yang telah bersujud
ketika shalat
13. Allah mengharamkan api neraka bagi orang yang bersujud kepada_nya
14. Amal yang paling disukai Allah adalah shallat tepat pada waktunya
15. Allah swt sangat menyukai orang-orang yang bersujud kepada-Nya dengan
perasaan yang sangat hina
16. Allah swt sangat dekat dengan hamba-Nya ketika hamba-Nya sujud kepada-
Nya
17. Shallat adalah anak kunci surga
105
18. Jika seseorang berdiri untuk shalat, pintu-pintu surga akan terbuka dan Allah
swt akan menyingkapkan hijab antara ia dengan Allah. Selama ia tidak
melakukan hal-hal yang dibenci dalam shalat
19. Orang yang shalat diibaratkan sedang mengetuk pintu rumah Allah.
Sebagaimana pada umumnya, pintu yang diketuk itu akan dibuka
20. Derajat shalat dalam agama seperti kedudukan kepala di badan
21. Shalat adalah nur bagi hati. Barang siapa ingin hatinya senantiasa bersinar
maka sinarilah dengan shalat
22. Barang siapa berwudhu dengan sempurna, lalu mengerjakan shalat dengan
khusyu dan khudhu, baik shalat fardhu ataupun sunah, dan ia ingin agar dosa-
dosanya diampuni Allah, maka Allah akan mengampuninya
23. Setiap bumi yang diatasnya didirikan shalat atau mengingat Allah, maka tanah
itu akan merasa bangga dibandingkan tanah lainnya
24. Barang siapa mengerjakan shalat dua rakaat lalu berdoa kepada Allah, Allah
pasti akan mengabulkan doanya. Adakalanya dipercepat atau diperlambat,
sesuai dengan kepentingannya, yang jelas, doanya akan dikabulkan
25. Barang siapa mengerjakan shalat dua rakaat sendirian, tanpa seorangpun yang
melihatnya kecuali Allah dan para malaikat-Nya, maka api neraka tidak akan
menyentuhnya.
26. Jika seorang muslim mendirikan shalat fardhu, maka Allah swt, akan
mengabulkan salah satu doanya
106
27. Barang siapa mengerjakan shalat lima waktu dengan khusyu’, dan melakukan
ruku’, sujud, wudhu dan sebagainya dengan sempurna, maka wajib baginya
surga dan haram atasnya neraka
28. Seorang muslim yang benar-benar menjaga shalat lima waktunya dengan
istiqamah, maka syaitan akan takut kepadanya. Namun jika tidak
memperdulikan shalat lima waktunya, syaitan akan menguasainya dan akan
menyesatkannya
29. Amal yang paling utama adlah shalat pada awal waktu
30. Shalat adalah kurbanya para muttaqin
31. Amal yang disenangi Allah ialah Shalat pada awal waktu
32. Barang siapa pergi untuk menunaikan shalat shubuh, berarti ia sedang
membawa bendera iman ditangannya. Dan barang siapa pergi ke pasar berarti
dia membawa bendara syaitan di tangannya
33. Empat rakaat sebelum Zhuhur sama pahalanya dengan empat raka’at shalat
tahajud
34. Empat rakaat sebelum Zhuhur sama dengan empat rakaat shalat tahajud
35. Rahmat Allah swt bercucuran keatas orang yang berdiri shalat
36. Sebaik-baiknya shalat (setelah shalat fardhu) adalah shalat malam, namun
sangat sedikit yang mengerjakannya
37. Jibril as berkata kepadaku dan berkata, ”Ya Muhammad, berapa lamapun
engkau hidup, kamu pasti akan mati juga, betapun engkau mencintai sesuatu,
suatu hari engkau akan berpisah dengannya. Sesungguhnya engkau akan
107
menerima balasan atas apa saja yang engkau lakukan (baik atau buruk), tidak
diragukan lagi bahwa kehormatan seorang mukmin adalah dalam tahajudnya,
dan kemuliaan seseorang mukmin adalah dalam qana’ahnya
38. Shalat malam dua rakaat lebih berharga dari pada kekayaan didunia ini, jika
tidak memberatkan umatku, aku akan mewajibkan shalat tahajud
39. Jagalah shalat tahajud, karena tahajud adalah amalan para shalihin dan
penyebab untuk mendekatkan diri kepada Allah, menghentikan perbuatan
dosa, penyebab ampunan dosa, dan menyehatkan badan.
40. Allah berfirman, ”Hai anak adam , janganlah malas untuk mengerjakan empat
rakaat pada permulaan pagi, karena aku akan mencurahkan rejekimu pada hari
itu.” (Al-Kandahlawi,2003: 241-242)
Ada beberapa 12 hal yang harus diperhatikan dalam shalat (As-
Samarqandi,1999:495-499)
1. Dalam melakukan sesuatu ibadah kita harus mengetahui ilmunya, Nabi
bersabda amal yang sedikit dengan ilmu itu lebih baik dari pada amal banyak
tanpa ilmu.” Pengetahuan disini :
a) Mengetahui mana yang wajib dan yang sunah dalam shalat
b) Mengetahui mana yang wajib dan sunah dalam berwudhu
c) Mengetahui tipu daya setan sehingga ia bisa memeranginya
2. Wudu Karena Nabi bersabda :” Tidak sah shalat melainkan dengan suci”.
Sempurnanya wudhu dengan tiga hal, yaitu:
108
a) Membersihkan hati dari rasa dengki dan jahat
b) Membersihkan badan dari dosa
c) Membasuh anggota-anggota wudu dengan sempurna tanpa memboroskan
air
3. Pakaian , karena Allah SWT berfirman:
QS. Al-A’raf:31 , artinya” pakailah pakaianmu yang bagus setiap kali
(memasuki) mesjid.” Maksudnya berpakaianlah kamu setiap mengerjakan
shalat.
Sempurnannya pakaian dengan tiga hal, yaitu:
a) Pakaian itu berasal dari usaha yang halal
b) Bersih dari najis
c) Sesuai dengan sunah. Berpakaian bukan untuk bermegah-megahan.
4. Memelihara waktu, karena Allah Ta’ala berfirman: QS. An-Nisa:103,
”Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas
orang- orang yang beriman.”
Sempurnanya pemeliharaan waktu dengan tiga hal yaitu:
a) Mata selalu memperhatikan jalannya matahari, bulan dan bintang untuk
mengetahui waktu shalat
b) Telinga selalu memperhatikan suara azan
c) Hati selalu mengingat dan memperhatikan tibanya waktu shalat
5. Menghadap Kiblat karena Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah:150,
”Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram, dan di mana saja kamu
109
berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.
Kesempurnaan menghadap Kiblat dengan tiga hal, yaitu:
a) Menghadap muka ke arah kiblat
b) Menghadap Allah dengan sepenuh hati
c) Khusyuk dan merendahkan diri
6. Niat karena Nabi Saw, bersabda,” Sesungguhnya segala amalan perbuatan itu
tergantung pada niatnya, dan bagi seseorang apa yang diniatkan.”
Kesempurnaan niat tiga hal, yaitu:
a) Mengetahui shalat apa yang dikerjakan
b) Menyadari bahwa ia sedang berdiri dihadapan Allah
c) Menyadari bahwa Allah mengetahui segala hal yang ada didalam hati,
maka bersihkanlah hati dari kesibukan memikirkan masalah dunia
7. Kesempurnaan Takbiratul ihram dengan tiga hal, yaitu
a) Takbir dengan benar dan mantap
b) Mengarahkan hati hati hanya kepada Allah
c) Tidak menoleh ke kanan dan kekiri
8. Membaca ayat-ayat Al-Quran, karena Allah berfirman ” Bacalah apa yang
mudah (bagimu) dari Al-Quran “(QS. Al-Muzammil:20).Kesempurnaan
bacaan Quran dengan tiga hal, yaitu:
a) Membaca surat Al-fatihah dengan bacaan yang benar dan tartil
b) Membaca dengan merenungi artinya
c) Mengamalkan apa yang dibaca
110
9. Rukuk , karena Allah Ta’ala berfirman ” Dan rukuklah kamu,” (QS. Al-
Hajj:77). Kesempurnaan rukuk dengan tiga hal, yaitu:
a) Meluruskan tulang punggung
b) Meletakan kedua tangan pada lutut dan merenggangkan jari-jari
c) Thuma’ninah dalam rukuk dalam rukuk seraya membaca tasbih dengan
mengagungkan Allah.
10. Kesempurnaan Duduk dengan tiga hal , yaitu:
a) Duduk di atas kaki kiri dan menegakkan telapak kaki kanan
b) Membaca tashahud (tahiyat) dengan ta’zhim serta berdoa untuk diri
sendiri dan segenap kaum mukminin
c) Mengucapkan salam dengan sempurna. Adapun kesempurnaan salam itu
dengan niat memberi salam dari lubuk hati, Semoga kesejahteraan
dilimpahkan ke malaikat dan segenap orang yang berada disebelah kanan
dan disebelah kiri, serta pandangan tidak melebihi kedua bahu.
11. Berdiri, karena Allah berfirman dalam Qs, Al-Baqarah:238 ,”Berdirilah
karena Allah (dalam salatmu) dengan khuyuk.”
12. Kesempurnaan Iklash juga dengan tiga hal, yaitu
a) Shalat itu ditujuan hanya untuk mengharapkan rida Allah
b) Merasa bahwa mengerjakan shalat itu karena taufik dari Allah
c) Memelihara shalat agar bisa bersama-sama menghadap Allah nanti pada
hari kiamat.
111
b. Shalat Menurut Kedokteran
Gerakan shalat menurut para ilmuwan dan dokter salah satu terbaik untuk
menyembuhkan rematik (terutama untuk tulang punggung), yang disebabkan oleh
ketidak seimbangan otot. Berdasarkan saran dokter tidak ada solusi yang berbaik
untuk menghindari rematik sejak dini dengan melaksanakan sholat 5 waktu secara
konsisten dan juga banyak melakukan gerak untuk meminimalisir kemungkinan
penyakit tulang punggung, memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin
mengembalikan keseimbangan pada persendian dan otot tubuh, dan otot tubuh, dan
hendaknya hal ini tetap dilaksanakan walaupun ada kerusakan tulang atau setelah
penggunaan gips. Dapat disimpulkan bahwa gerakan sholat adalah jenis gerakan
terbaik yang selaras dengan saran dokter dan mampu mengembalikan fungsi otot
dengan baik, gerakan yang dimaksud diantaranya gerakan rukuk, berdiri tegak, sujud
dalam waktu yang lama dan dilakukan berulang (Abdullah, 2006: 37-38)
Gerakan shalat pun merupakan gerakan olah raga ringan yang baik untuk
melancarkan peredaran darah tubuh, lancarnya peredaran darah, akan melancarkan
suply oksigen dan nutrisi keseluruh organ tubuh dan otak.
Selain baik untuk jantung dan peredaran darah, gerakan shalat ini juga dapat
memperkuat tulang karena tulang yang banyak digerakan secara terus menerus akan
menjadi lebh baik ,lebih tebal tidak gampang kropos atau dapat terhindar dari
osteoporosis, karena mengandung lebih banyak kalsium dibanding tulang yang tidak
sering digerakkan.
112
Berwudhu yang kita lakukan sebelum shalat dapat menetralisir jumlah kuman
yang patogen atau berbahaya akibat kulit yang terpapar dengan debu. Sehingga
kebersihan kulit lebih terjaga dari infeksi kulit, membilas kulit dengan air yang
berulang-ulang dapat meningkatkan kekebalan tubuh terhadap bakteri, sehingga
meningkatkan imunitas.
Berwudhu juga dapat menghindari kanker kulit, kulit yang terpapar dengan
berbagai zat kimia , dengan membilas kulit sebanyak 5 kali sehari dapat mengurangi
efek kimiawi yang terpapar ke kulit kita, sehingga dampat zat kimia dapat
diminimalisir.
Dalam sebuah penelitian di falkutas kedokteran di Iskandariyah Mesir,
bekerja sama dengan kelompok peneliti ilmiah dan tehnologi melakukan penelitian
untuk mengungkapkan hubungan antara ilmu pengetahuan dan wudhu dilihat dari
kesehatan mengungkapkan bahwa hidung bagian dalam yang tidak dibasuh air
umumnya berwarna pucat, berminyak, serta penuh dengan debu dan kotoran,
sedangkan pintu hidungnya yang tampak bagian luar, tampak berwarna cerah dan
terdapat bulu hidung padanya. Bulu hidung umumnya rentan dihinggapi debu dan
kotoran. Sedangkan pada hidung kelompok yang disiplin melakukan wudhu tidak
didapati kumpulan bakteri dan mikroba.
Hembing memaparkan membasuh wajah waktu wudhu dengan air bersih akan
merangsang titik-titik akupuntur dibagian wajah yang efeknya sangat bermanfaat
untuk kesehatan. Rangsangan yang ditimbulkan fungsinya sesuai dengan therapi
akupuntur. Pada wajah terdapat pusat akupuntur organ seperti titik, dada, usus kecil,
113
usus besar, ginjal, kaki, tangan, tempurung lutut, faring, hati/ limfa, jantung, kandung
kemih, lambung, paru-paru, kandung empedu. Ketika membasuh kedua tangan
sampai siku pun terdapat titik akupuntur yang terangsang antara lain. Meridien yien
untuk menyembuhkan penyakit pada dada, paru-paru, tenggorokan, lambung,
jantung, dan organ gerakan bagian atas. Rangsangan pada meridien yang ditangan
dapat menyembuhkan penyakit pada kepala, wajahm mata, kuping, hidung, mulut,
gigi, tenggorokan dan organ gerak bagian atas leher (Hembing,1994:47-49)
Bila kita melihat titik akupuntur pada telinga, terdapat berbagai titik
akupuntur organ, sehingga perangsangan telinga dengan membasuhnya tiga kali juga
otomatis akan menyeimbangkan organ-organ tubuh
Hembing menambahkan bahwa dalam pengobatan oriental atau cina dengan
akupuntur, terdapat sistem meridien pada tubuh, saluran-saluran yang membujur
(cing) dan saluran yang melintang (Lo) yang tersebar secara simetris di seluruh tubuh,
serta menghubungkan titik akupuntur tertentu, selama sehat sirkulasi energi vital akan
berada pada keadaan seimbang, sedangkan ketidak seimbangan membuat sakit,
dengan merangsang titik meridien tersebut, keseimbangan aliran energi akan
diperbaiki dan akan kembali sehat, dengan berwudhu, saat kita membasuh tangan,
wajah, kedua kaki, hidung, telinga, bagian kepala, maka meridien yang terdapat di
bagian tubuh tersebut akan tersentuh. Rangsangan terhadap meridien dan titik
akupuntur terkait dengan berbagai disiplin ilmu mulai dari fisiologi, anatom, patologi.
Titik Akupuntur dan meridien berhubungan erat dengan aktivitas susunan
syarat otonom, yang terdiri dari syaraf simpatis dan parasimpatis yang berpusat di
114
hipotalamus otak,. Sifat syaraf simpatis bersifat Yang dan syaraf parasimpatis bersifat
Yin. Penjelasan sistem syaraf simpatis dan para simpatis dapat lebih jelas dibaca
dalam mekanisme stres yang dipengaruhi hormonal tubuh.
Membasuh kepala ketika wudhu dapat memberikan kebersihan kulit kepala
dan rambut dari debu, dan juga dapat menjernihkan otak. Bisa terasa ketika hati dan
emosi sedang marah, air wudhu yang membasahi kepala dapat menurunkan emosi
kita dan menyeimbangkan hormon stress dalam tubuh. Hormon kortisol merupakan
salah satu hormon yang meningkat ketika terjadi stress dan emosi amarah, yang
bekerja meningkatkan seluruh kerja organ untuk bersikap fight and fligh atau
waspada, dimana kerja jangtung meningkat, tekanan darah bertambah, kita menjadi
waspada, wajah memerah, dan bila hal ini tidak di kendalikan, kemarahan bisa
memuncak ke alam bawah sadar sehingga orang bila khilaf atau kalau sifatnya kronis
membawa ke penyakit fisik.
Shalat yang khusyuk, dimana seluruh pikiran dalam keadaan kosentrasi dan
komunikasi dengan Allah, terdapat waktu dimana otak memperoleh istirahat yang
sempurna untuk menetralisir peningkatan jumlah zat kimia yang dihasilkan otak
dalam menghadapi stresor.
115
Gambar 2.5 Hasil SPECT Images Pada orang yang Meditasi dan yang tidak.
www.kaheel7.com
Dr Noha abo-krysha dalam tulisannya tentang The Effect of Prayer on the
Human Body menjelaskan tentang hasil Single photon CT scan yang menunjukan
adanya peningkatan aliran darah pada otak besar (cerebrum) ketika seseorang
melakukan berdoa/meditasi, gambar yang sebelah kiri menunjukan sebelum berdoa
dan kanan menunjukan peningkatan aktivitas otak yang bertambah setelah meditasi
Atau berdoa Warna merah menunjukkan aktivitas yang tinggi, sedang kuning dan
hijau menunjukan aktifitas yang rendah, Selama meditasi atau berdoa asupan darah
ke otak terutama bagian lobus frontal akan bertambah, seperti yang kita ketahui
bagian frontal cerebrum bertanggung jawab dalam mengontrol emosi dan agitasi pada
manusia.
Hasil ini adalah hasil riset oleh Dr. Newberg, the assistant Professor at X-Ray
division of the Pennsylvania University Medical Center, terhadap grup yang
116
menjalankan aktivitas doa yang berasal dari berbagai latar belakang agama yang
berbeda.
3.2 Puasa
a. Puasa Menurut Islam
Puasa telah dilakukan sejak zaman dulu, tidak hanya oleh umat Islam saja, tapi oleh
umat beragama yang lain, dengan cara masing-masing yang dipercayainya. Dengan
puasa kita bisa sehat secara jasmani dan rohani.
Dalam medis puasa bisa membersihkan toksin dan zat-zat yang menumpuk
dalam seluran pencernaan, ginjal, dan organ yang lain akibat bahan pengawet, zat
pewarna, pemanis buatan, zat karninogenik yang menyebabkan kanker, asap rokok
dan lain-lainnya yang menumpuk bertahun-tahun. Walaupun tubuh kita sendiri
mempunyai kemampuan mekanisme untuk mengobati sediri, tapi kapasitas tubuh
sendiri juga ada batasnya. Dengan puasa ini kerja tubuh melindungi organ-organnya
bisa lebih sempurna.
Dalam Islam puasa yang kita lakukan dalam bulan ramadhan maupun puasa
sunah diluar Ramadhan membuat kita bisa menjadi lebih taqwa dan lebih sabar, bila
yang halal saja dapat kita tahan dengan puasa, apalagi yang haram.
Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Muslim, dari Abu Hurairah r.a , katanya
Rasullullah bersabda ”Allah ’Azza wa Jalla berfirman: ”Setiap amal anak Adam
teruntuk baginya kecuali puasa, puasa itu adalah untuk Ku dan Aku akan memberinya
pahala. Puasa itu perisai. Apabla kamu puasa janganlah kamu rusak puasamu itu
117
dengan sanggama dan jangan menghina orang. Apabila kamu yang dihina atau
dipukul orang, maka katakanlah :”Aku puasa,” Demi Allah yang jiwa Muhammad
berada ditangan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang puasa lebih harum disisi Allah
pada hari kiamat kelak dari pada bau kesturi. Dan bagi orang puasa ada dua
kegembiraan. Apabila dia berbuka dia gembira dengan bukaannya dan apabila dia
menemui Tuhannya (meninggal) dia gembira dengan puasanya. (Muslim:hadist 1117)
Mulut yang orang yang berpuasa yang tercium memang akibat adanya proses
metabolisme yang terjadi dalam tubuh kita, yang sedang membersihkan dari zat-zat
yang menumpuk yang dapat mengganggu kesehatan kita, seperti lemak dan
sebagainya.
Puasa secara etimologis berarti mencegah makan, minum, berhubungan
seksual. Dan secara terminologi puasa berarti menahan diri dari hal-hal yang bisa
membatalkan, atau dari makanan, minuman, dan bersetubuh mulai dari terbitnya fajar
sampai terbenamnya matahari.. Dalam bahasa arab puasa sama dengan shaum, dalam
Mu’jan al Watsith, kata puasa diartikan sebagai mencegah diri untuk tidak berbuat
atau berkata sesuatu. Sedangkan kata shama, shauman dan shiyaman artinya adalah
menahan. Kata shaum dan syiyam bermakna sama, sedangkan kata shauman (puasa)
dalam surah Maryam ayat 26, artinya adalah membisu, tidak berbicara (Ash-
Shawi,2006:18).
Allah berfirman tentang puasa dalam beberapa ayat dalam Al-Quran sebagai
berikut:
118
1. Bahwa Puasa adalah wajib hukumnya agar kita dapat menjadi orang yang
bertaqwa.
Dalam Alquran Qs Al-Baqarah 2:183.Allah berfirman,” Hai orang-orang
yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”
2. Bahwa puasa bukan ibadah yang memberatkan karena dalam keadaan sakit atau
dalam perjalanan, kita dapat menggantinya dilain hari sebanyak bilangan yang
kita tinggalkan. Qs Al-Baqarah 2:184 Allah berfirman:
.
”Dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang
sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa)
sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi
119
orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar
fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan
kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan
berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
Qs Al-Baqarah 2:185 Allah berfirman:
.
”Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat
tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan
barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah
baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang
lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
120
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu
bersyukur.
3. Puasa yang kita lakukan setelah terbit fajar dan terbenamnya matahari, pada saat
itu kita tidak boleh melakukan hal-hal yang membatalkan puasa seperti makan,
minum, berhubungan dengan istri, dan menahan diri dari segala yang mengurangi
pahala puasa. Dalam Qs Al-Baqarah 2:187, Allah berfirman,”Dihalalkan bagi
kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu, mereka
adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah
mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah
mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka sekarang campurilah
mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan
minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.
Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah
kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan
Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.
Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa puasa adalah menahan diri dari
makan, minum berijma disertai niat iklash karena Allah SWT. Pada permulaan Islam,
puasa dilaksanakan 3 hari setiap bulan, kemudian pelaksanaannya dinasakh oleh
puasa pada bulan ramandhan. Dari Muazh, ibnu Mas’ud dan yang lainnya dikatakan
bahwa puasa itu senantiasa disyariatkan sejak zaman nabi Nuh hingga Allah
menasakh ketentuan itu dengan puasa Ramandhan (Tafsir Ibnu Katsir I: 286-287)
121
Allah mewajibkan puasa karena puasa dapat menyucikan badan.. Allah juga
memberikan kemudahan, kemudahan bagi yang sakit, berpergian untuk tidak
berpuasa, namun boleh mengqadha di hari yang lain. Orang yang merasa berat (0rang
tua yang tidak sanggup puasa) untuk memberi makan kepada orang-orang muskin
(fidyah) setiap hari berbuka. Demikian pula pada orang yang hamil dan menyusui jika
keduanya mengkhawatikan keselamatan anaknya dan menggantinya dikemudian hari.
Sesuai bilangan yang ditinggalkan. Fidyah adalah mengeluarkan satu mud (sama
dengan 800 gram gandum atau sejenisnya) setiap hari, dan setiap mud diberikan
kepada satu orang miskin.
Untuk wanita hamil yang hampir melahirkan dan sedang menyusui, ada
beberapa pendapat dalam persoalan fidyah (kifarah) yaitu:( Mughniyah,2005:158)
1. Hanafi, tidak mewajibkan fidyah secara mutlak
2. Maliki, hanya mewajibkan bagi wanita yang menyusui, bukan yang hamil
3. Hambali dan syafi’i, menyatakan bahwa setiap wanita yang hamil dan
menyusui wajib membayar fidyah, bila hanya khawatir bagi anaknya saja,
tetapi bila khawatir terhadap dirinya dan anaknya secara bersamaan, maka dia
harus meng-qadha (menggantinya), tanpa membayar fidyah.
4. Imamiyah, kalau wanita hamil yang saat kelahirannya sudah dekat dan
membahayakan dirinya bila berpuasa, atau membahayakan dirinya bila
berpuasa, atau dia harus berbuka dan tidak boleh berpuasa, karena yang
membahayakan itu diharamkan. Mereka sepakat bahwa bagi wanita yang
khawatir membahayakan anaknya harus meng-qadha’ (menggantinya) dan
122
membayar fidyah satu mud. Tetapi kalau khawatir membahayakan dirinya,
mereka berbeda pendapat, sebagian harus meng-qahda (menggantinya) dan
tidak usah membayar fidyah, dan yang lainnya harus meng-qhada dan
membayar fidyah.
Menurut Quraish Shihab puasa yang dilakukan umat Islam digaris bawahi
oleh Al-Quran sebagai ”bertujuan untuk memperoleh taqwa”, Tujuan tersebut
tercapai dengan menghayati arti puasa itu sendiri. Memahami dan menghayati arti
puasa memerlukan pemahaman terhadap dua hal pokok menyangkut hakikat manusia
dan kewajiban di bumi, Pertama, manusia diciptakan Allah dari tanah, kemudian
dihembuskan kepadaNya Ruh ciptaan-Nya dan diberi potensi untuk mengembangkan
dirinya hingga mencapai satu tingkat yang menjadikannya wajar untuk menjadi
khalifah (pengganti) Tuhan dalam memakmurkan bumi ini, menurut hadis pula
bahwa tuhan menciptakan manusia menurut ”petanya”, dalam arti memberikan
potensi untuk memiliki sifat-sifat sesuai dengan kemampuannya sebagai mahluk,
Kedua, dalam perjalanan manusia menuju Bumi , ia (Adam) melewati (” transit”di)
surga agar pengalaman, yang diperolehnya disana dapat dijadikan bekal dalam
menyukseskan tugas pokoknya dibumi ini, Pengalaman tersebut antara lain adalah
persentuhan dengan keadaan di surga itu sendiri. Disana telah tersedia segala macam
kebutuhan manusia, antara lain sandang pangan serta ketentraman lahir dan batin (QS
20 :118-119 dan QS 56: 25). Hal ini mendorong manusia untuk menciptakan
bayangan surga di bumi, sebagaimana pengalamannya dengan dengan setan
123
mendorongnya untuk berhati-hati agar tidak terpedaya lagi sehingga mengalami
kepahitan yang dirasakan ketika terusir dari surga. Kebutuhan fisiologis, seperti
makan, minum, hubungan suami istri merupakan kebutuhan paling mendasar yang
harus terpenuhi dulu sebelum menginjak kebutuhan berikutnya, bila seseorang dapat
mengendalikan kebutuhan dasarnya maka akan mudah mengendalikan kebutuhan
yang lainnya. (Shihab,1998:308)
Teori tentang kebutuhan manusia yang dicetuskan Abraham Maslow (pelopor
aliran psikologi humanistik). Bahwa manusia tergerak untuk memahami dan
menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal adalah teori
tentang Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan). Menurutnya, manusia termotivasi
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut
memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat
dasar/fisiologis), kedua kebutuhan akan rasa aman dan tentram, ketiga kebutuhan
untuk dicintai dan disayangi, keempat kebutuhan untuk dihargai dan yang paling
tinggi adalah kebutuhan aktualisasi diri
Quraishi Shihab menambahkan bahwa Tujuan Puasa yang sebenarnya adalah
meneladani Allah dalam sifat-sifatNya yang berjumlah sembilan puluh sembilan itu.
Dan manusua meneladaninya sesuai dengan kemampuan sebagai manusia, dengan
demikian, dengan mencontoh sifat-sifat Tuhan berarti membangun dan
memakmurkan bumi ini sehingga pada akhirnya bumi ini menjadi ”bayang-bayang ”
124
surga yang penuh dengan keamanan dan kedamaian, serta pemenuhan segala
kebutuhan hidup manusia seperti sandang, pangan, papan.
Hasan Basri menggambarkan keadaan orang yang meleladani Tuhan sehingga
mencapai tingkat taqwa yang sebenarnya dengan ungkapan :”Anda akan menjumpai
orang tersebut teguh dalam keyakinan, teguh tapi bijaksana, tekun dalam menuntut
ilmu, semakin berilmu semakin merendah, semakin berkuasa semakin bijaksana,
tampak wibawanya didepan umum, jelas syukurnya dikala beruntung, menonjol
qana’ah (kepuasan)-nya dalam pembagian rezeki, senantiasa berhias walaupun
miskin, selalu cermat, tidak boros walaupun kaya, murah hati dan murah tangan,
tidak menghina, tidak mengejek, tidak menghabiskan waktu dalam permainan dan
tidak berjalan membawa fitnah, disiplin dalam tugasnya, tinggi dedikasinya, serta
terpelihar identitasnya, tidak menuntut yang bukan haknya dan tidak menahan hak
orang lain. Kalau ditegur ia menyesal, kalau bersalah ia istighfar, bila dimaki ia
tersenyum sambil berkata: ”Jika makian anda benar, maka aku bermohon semoga
Tuhan mengampuniku. Dan jika makian anda keliru, maka aku memohon semoga
Allah mengapunimu.”(Shihab, 1998:310).
Menurut Muhammad Ali As-Shabuni dalam ensiklopedia islam bahwa puasa
sedikitnya mempunyai empat hikmah yaitu:
a. Sarana Pendidikan bagi manusia agar tetap bertaqwa, membiasakan diri untuk
patuh, terhadap perintah Allah SWT, penghambaan diri terhadap Allah SWT.
125
b. PendidIkan jiwa dan membiasakan diri untuk tetap sabar dan tahan terhadap
segala penderitaan demi menempuh dan melaksanakan perintah Allah. Menahan
diri dari segala keinginan dan hawa nafsunya
c. Merupakan sarana menumbuhkan sayang dan rasa persaudaraan terhadap orang
lain sehingga terdorong membantu dan menyantuni orang yang tidak
berkecukupan.
d. Dapat menanamkan dalam diri manusia rasa takwa kepada Allah SWT dengan
senantiasa menjalankan perintahnya dalam keadaan sembunyi-sembunyi maupun
terang-terangan.
b.Puasa Menurut Kedokteran
Puasa dapat meningkatkan kekebalan tubuh atau imun system terhadap
berbagai penyakit. Ditunjukkan dengan peningkatan fungsi sel limfa yang
memproduksi sel limfosit T yang secara significan bertambah, setelah puasa. (Riyad
Albiby and Ahmed Elkadi :84 )
Untuk penyakit seperti diabetes sekalipun puasa ramadhan tidak akan
berbahaya , malah memberikan banyak manfaat (Sulimami, dll, 1988: 549-552)
Menurut Jalal Saour bahwa berkurangnya cairan pada puasa akan menurunkan
heart rate atau kerja jantung, pencegahan terhadap penggumpalan darah yang
termasuk penyebab serius panyakit jantung.(Jalal, Riyad,1990)
126
Malah puasa juga aman untuk pasien yang mempunyai gangguan ulcer pada
lambung. Penelitian dilakukan oleh Muzam MG, Ali M.N dan Husain dalam
observasi terhadap efek puasa ramadhan terhadap asam lambung (Muzam :1963:228)
Puasa adalah salah satu metode dalam mendetoksikasi tubuh, meningkatkan
kekebalan tubuh terhadap penyakit, dengan puasa kita bisa mengistirahatkan organ-
organ tubuh dan membersihkan tubuh dari sisa residu dan zat karsinogenik yang ada
dalam makanan. Menyeimbangkan metabolisme tubuh dan emosi. Yang terpenting,
puasa dapat meningkatkan kualitas hidup kita.
Menurut Elson M. Haas M.D. Direktur Medical Centre of Marin (sejak 1984)
. Dalam puasa (cleasing dan detoksifikasi) merupakan bagian dari trilogy nutrisi,
balancing, building( toning). Elson percaya bahwa puasa adalah bagian yang hilang
“missing link” dalam diet di dunia barat. Kebanyakan orang di barat over eating atau
terlalu banyak makan, makan dengan protein yang berlebihan, lemak yang
berlebihan pula. Sehingga ia menyarankan agar orang lain mulai mengatur
makanannya agar lebih seimbang dan mulai berpuasa, karena puasa bermanfaat
sebagai: purifikasi, peremajaan, istirahat pada organ pencernaan, anti aging,
mengurangi alergi, mengurangi berat badan, detoksikasi, relaxasi mental dan emosi,
perubahan kebiasaan dari kebiasaan makan yang buruk menjadi lebih seimbang dan
lebih terkontrol, meningkatkan imunitas tubuh. dan lebih baik lagi bila dalam
pengawasan dokter. Puasa dapat mengobati penyakit seperti Influeza, bronkitis, diare,
127
konstipasi, alergi makanan, astma, aterosklerosis, penyakit jantung koroner,
hipertensi, diabetes, obesitas, kanker, epilepsi, sakit pada punggung, sakit mental,
angina pectoris (nyeri dada karena jantung), panas dan insomnia.
(www.healthynet.com)
Puasa sudah diakui menjadi penyembuh terhebat dalam menanggulagi
penyakit, bahkan di amerika ada pusat puasa yang diberi nama ”Fasting Center
International, Inc” ,Director Dennis Paulson yang berdiri sudah sejak 35 tahun yang
lalu, dengan pasien dari 220 negara. Yang merekomendasikan: (1) program
penurunan berat badan, (2) mengeluarkan toxin tubuh, (3) puasa dapat memperbaiki
energy, kesehatan mental, kesehatan fisik dan yang paling terpenting meningkatkan
kualitas hidup.
Beberapa Ilmuwan telah melakukan beberapa penelitian tentang puasa
diantaranya secara ringkas dibawah ini: (Seperti yang dikutip oleh Ash-Shawi)
1. Puasa dapat mengurangi jumlah hormon pemicu stress, Dr Sabah al-Baqir dan
kawan-kawan dari Falkutas kedokteran Universitas King Saud.yang melakukan
studi terhadap hormon prolaktin, insulin dan kortisol, pada tujuh orang laki-laki
yang berpuasa sebagai sampel. Hasilnya bahwa tidak ada perubahan signifikan
pada level kortisol. Prolaktin, dan insulin. Ini menunjukkan bahwa puasa bulan
ramadhan bukanlah pekerjaan yang memberatkan, dan tidak mengakibatkan
tekanan mental maupun saraf. Percobaan ini menunjukan peningkatannya terjadi
pada perbedaan waktu saja, bila pada hari tidak puasa prolaktin mengalami
kenaikan tertinggi pada jam 16.00. sementara pada bulan Ramadhan mengalami
128
puncaknya pada pukul 21.00 dan menurun lagi sampai batas terendahnya pukul
04.00. Sementara insulin meningkat pada pukul 16.00, sedang pada bulan
ramadhan pukul 21.00, menurun sampai batas terendah pukul 16.00. Sedang
Kortisol pada hari biasa mencapai puncaknya pukul 09.00, menurun pada pukul
21.00, sementara pada bulan Ramadhan tidak ada perubahan berarti
2. Dr Ahmad al-Qadhi, Dr. Riyadh al-Bibabi, bersama rekannya di Amerika
melakukan uji laboratorium terhadap sejumlah sukarelawan yang berpuasa selama
bulan Ramadhan. Hasil penelitian ini menunjukan pengaruh positif puasa yang
cukup signifikan terhadap sistem kekebalan tubuh. Indikator fungsional sel-sel
getah (lymfocytes) membaik hingga sepuluh kali lipat, walaupun jumlah
keseluruhan sel-sel getah bening tidak berubah, namun prosentase jenis getah
bening yang bertanggung jawab melindungi tubuh dan melawan berbagai
penyakit yaitu sel T mengalami kenaikan yang pesat.
3. Dr Riyadh Sulaiman dan kawan-kawan tahun 1990 dari RS Universitas King
Khalid, Riyadh Saudi melakukan penelitian terhadap pengaruh puasa Ramadhan
terhadap 47 penderita diabetes jenis kedua (pasien yang tidak tergantung insulin).
Dan sejumlah orang sehat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa puasa bulan
ramadhan tidak menimbulkan penurunan berat badan yang signifikan. Tidak ada
pengaruh apapun yang berarti pada kontrol penyakit diabetes diabetes dikalangan
penderita ini. Sejauh ini puasa Ramadhan aman saja bagi penderita diabetes
sejauh dilakukan dengan kesadaran dan kontrol makanan serta obat-obatan.
129
4. Dr. Muhammad Munib dan kawan-kawan dari Turki juga melakukan sebuah
penelitian terhadap seratus responden muslim, Sampel darah mereka diambil
sebelum dan diakhir bulan ramadhan, untuk dilakukan analisis dan pengukuran
terhadap kandungan protein , total lemak (total lipid), lemak fosfat, asam lemak
bebas, kolesterol, albumin, globulin, gula darah, tryglycerol, dan unsur-unsur
pembentuk darah lainnya, dan didapat, antara lain bahwa terjadi penurunan umum
pada kadar gula (glukosa) dan tryacyglicerol orang yang berpuasa, terjadinya
penurunan parsial dan ringan pada berat badan, tidak terlihat adanya aseton dalam
urin, baik dalam awal maupun akhir puasa, sebab sebelum puasa ramadhan,
kenyataan ini menegaskan tidak adanya pembentukan zat-zat keton yang
berbahaya bagi tubuh selama bulan puasa islam, Dengan keutamaan puasa,
glikogen dalam tubuh mengalami peremajaan, memompa gerakan lemak yang
tersimpan, sehingga menghasilkan energi yang lebih meningkat (Ash-Shawi
2006:85-86)
Sejak zaman dulu puasa dipakai sebagai pengobatan yang terbaik seperti kata
Plato bahwa puasa adalah untuk mengobati sakit fisik dan mental. Philippus
Paracelsus mengatakan bahwa “Fasting is the greatest remedy the physician within!"
Puasa dapat dilakukan untuk pencegahan penyakit dan penyembuhan
penyakit, menurut Ash-Shawi secara ringkas perbedaan dan persamaan puasa yang
dilakukan untuk pengobatan dan puasa Islam adalah sebagai berikut
1. Puasa dalam Islam dilakukan pada waktu yang telah ditentukan, yaitu bulan
Ramadhan setiap tahun, selama satu bulan dan juga bisa dilakukan di luar
130
bulan ramadhan yaitu sebagai puasa sunah. Sedangkan puasa medis dilakukan
pada waktu tidak tertentu, tergantung kesadaran pasien atau anjuran dokter.
Dan biasanya dalam pengawasan dokter
2. Puasa medis biasanya dengan pantangan beberapa zat makanan sesuai dengan
tujuan pengobatannya. Sedangkan puasa Islam tidak memantang makanan,
namun seimbang energi, protein , vitamin dan mineral.
3. Puasa Islam dilakukan dengan hati yang senang, begitulah janji Allah bahwa
puasa yang umat Islam lakukan membawa dua kegembiraan, namun puasa
medis biasanya membuat membuat pasien agak tertekan, dilakukan karena
banyaknya bahan makanan yang dipantang. Dan pantangan sepanjang waktu
sampai batas yang ditentukan dokter.
4. Puasa Islam dilakukan oleh orang yang sehat, sedangkan pada kondisi tertentu
puasa diberikan keringanan, terutama pada wanita hamil. menyusui, orang tua
yang sudah tidak kuat lagi melaksanakan puasa. Pada puasa medis biasanya
dilakukan karena petunjuk dokter pada seseorang yang mengalami kelainan
medis tertentu.
3.3 Zikir Dan Membaca Al-Quran
a. Zikir Menurut Islam
Al-Quran adalah penawar kekedihan dan kecemasan. Dengan membaca Al-
Quran dan tahu artinya maka kecemasan dan ketakutan kita terhadap segala hal akan
hilang, misalnya ketika kita sedang sakit dan kita membaca Al-Quran, surat Asy-
Syu’araa: 80-81, Allah berfirman “ Dan apabila aku sakit, Dialah yang
131
menyembuhkan aku , dan yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan
aku (kembali)”.
Zikir dan membaca Al-Quran adalah bagian dalam mengingat Allah,
bersyukur kepada-Nya disetiap waktu, dengan sebanyak-banyaknya. Dengan
mengingat Allah, kita akan merasakan penjagaan dan pengawasan Allah terhadap
kita, hingga makin besarlah tertanam dalam hatinya keridhaan, keiklasan kelapangan
hati dan ketenangan. Ketenangan menjaga kita dari penyakit hati dan fisik.
Dalam Al-Quran Surat Al-Ahzab 41, Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir
yang sebanyak-banyaknya.”
Mengingat Allah dalam kondisi apapun baik sedang duduk, berbaring. Dalam
Al-Quran surat Ali-Imram 3:191, Allah berfirman
”(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
132
bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
Allah Taala mencela orang yang tidak mau mengambil pelajaran dari mahluk-
mahluk-Nya yang menunjukan kepada zat, sifat, syariat, takdir, dan tanda-tanda
kebesarannya. Allah Ta’ala berfirman,” dan betapa banyaknya tanda-tanda
kebesaran-Nya yang terdapat di langit dan bumi..sedang mereka menyekutukan
Allah,”Allah memuji hamba-hambanya yang beriman,”yang mengingat Allah ketika
duduk, berdiri berbaring. Mereka merenungkan penciptaan langit dan bumi” sambil
berkata.,” Ya Tuhan kami, tidaklah engkau ciptakan ini dengan sia-sia”Yakni ,
tidaklah engkau ciptakan mahluk ini dengan main-main , namun secara hak agar
engkau membalas orang-orang yang beramal buruk sesuai dengan apa yang telah
mereka lakukan serta membalas orang yang berbuat baik dengan balasan kebaikan.
(Tafsir Ibnu Katsir Jilid I: 635)
Dengan banyak berzikir kita akan selalu mengingat Allah, kita berharap hanya
kepada Allah yang selalu dekat kepada kita, yang akan mengabulkan permohonan
hambanya yang iklash dan taat kepada perintah Allah dan selalu berada dalam
kebenaran.
Qs. Al-Baqarah :186. Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu
tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan
permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah
mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-
Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
133
Dalam dunia sufi seorang syek menerangkan kepada muridnya bagaimana
cara berbicara kepada Allah,”Seorang syek bertanya kepada darwisnya, apakah ia
ingin berbicara dengan Tuhan, ketika sang darwis mengiyakannya, sang Syek
mengajarkan sang darwis, bahwa setiap kali ia berada dalam kesendirian, ia harus
mengucapkan doa berikut. .Ya ALLAH Tampa-Mu wahai kekasih, aku tidak bisa
tentram, aku tidak dapat menghitung anugerah yang kau limpahkan kepadaku,
Bahkan jika setiap helai rambut dari tubuh ku menjadi lidah, aku tidak mampu
mengucapkan beribu-ribu terimakasih kepadaMu”( Frager R :307)
Seorang muhaddist terkenal Hafizh Ibnu Qayyim rah.a telah menulis sebuah
kitab berbahasa Arab Al-wabilush-Shayyib yang banyak membicarakan manfaat zikir
dibawah ini akan disebutkan secara ringkas dan berurutan faedah zikir yaitu: (Al-
Kandahlawi Rah.a, 2003 :409) Antara lain disebutkan:
1. Zikir menimbulkan kecintaan kepada Allah swt. Dan cinta
adalah ruh Islam pusat agama, juga sumber kebahagiaan dan keselamatan,
Barang siapa ingin mencapai kecintaan sejati kepada Allah, perbanyaklah
zikir. Sebagaimana bermudzakarah, adalah pintu ilmu maka zikir adalah
pintu cinta kepada Allah SWT.
2. Zikir adalah alat kembali kepada Allah SWT, membawa
seseorang menyerahkan diri kepada Allah sehingga secara berlahan-lahan
Allah swt menjadi tempat perlindungan dan bentengnya dari segala hal, ia
senantiasa berlindung kepada Allah dari setiap musibah..
134
3. Zikir mendekatkan diri kepada Allah swt, sejauh mana ia
memperbanyak zikir kepada Allah sejauh itu ia mendekati Allah, dan
semakin ia melalaikan zikir sejauh itu ia menjauhi Allah swt
4. Zikir Meningkatkan derajat manusia, ia berzikir dikala sehat
maupun sakit, di tempat tidur, di pasar, ketika sibuk dengan kesenangan
maupun dalam keadaan susah. Sehingga hati dipenuhi dengan nur zikir.
5. Nur zikir orang yang selalu berzikir akan selalu menyertai baik
ketika di dunia dikubur, maupun shirat. Dan nur tersebut akan terus berada
didepan orannya sebagai petunjuk sebagai mana firman Allah Surat Al-
An’am : 122
Beberapa hadist Tentang Zikir adalah sebagai Berikut:
1. Barang siapa yang ditimpa kedukaan (kesusahan) dan keresahan, maka perbanyak
mengucapkan ”La Haula Wala Quwwata Illa Billah ( tiada daya dan upaya
kecuali Allah)” (HR Bukhari dari Ibnu Abbas)
2. Barang siapa yang terbiasa beristigfar, maka Allah akan memberikannya jalan
keluar dari setiap kesulitan yang dihadapinya dan jalan keluar dari segala
keresahannya serta memberikannya rezeki dari jalan yang tiada terduga (HR
Abu Dawud)
3. Allah berfirman dalam hadist Qutsi, aku ada dalam prasangka hamba-Ku kepada-
Ku dan aku akan selalu bersamanya selama ia mengingat-Ku. Apabila ia
mengingat-Ku dalam dirinya, maka aku akan mengingatnya dalam diri-Ku.
135
Apabila ia mengingat-Ku dalam kelompok, maka akupun akan mengingatnya
pada satu kelompok yang lebih baik darinya. Apabila ia mendekati-Ku satu
jengkal, maka aku akan mendekatinya sehasta, jika ia mendekatiku dengan
berjalan, maka aku akan mendekatinya dengan berlari (HR Bukhari dan Muslim).
4. Barang siapa yang mengucapkan ,”Laa Ilaha Illallah Laa Syariikalah, lahul Mulku
Wa lahul hamdu wa huwa ’ala kulli syai’in qadiir (Tiada Tuhan selain Allah,
tiada sekutu bagi-Nya, Kepunyaan-Nya segala kerajaan dan semua syukur dan
Dia Maha Berkuasa)” sebanyak seratus kali dalam seharinya, maka baginya
pahala membebaskan sepuluh budak dan akan dituliskan baginya seratus kebaikan
serta dihapuskan darinya seratus kesalahan. Ia pun akam memiliki perisai dari
segala godaan setan pada hari itu hingga sore menjelang, Tiada seorangpun yang
lebih baik darinya kecuali apabila ada seseorang mengerjakan hal tersebut lebih
banyak darinya, Barang siapa yang mengucapkan ”Subhanallah wa bi hamdihi
(Mahasuci Allah dan dengan pujian untuk-Nya) seratus kali dalam seharinya,
maka semua dosa dan kesalahannya akan diampuni walaupun dosa dan
kesalahannya tersebut bagai buih di lautan. (HR Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi)
b. Zikir Menurut Kedokteran
Penelitian tentang doa dan zikir telah banyak dilakukan antara lain menurut
Hawari:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Comstock, GW dan kawan-kawan (1972)
seperti yang termuat dalam Journa of Chronic Diseases, menyatakan bahwa
136
bagi mereka yang melakukan kegiatan keagamaan secara teratur disertai doa
dan zikir, ternyata risiko kematiannya akibat jantung koroner lebih rendah 50
%, sementara kematian akibat emphisema (paru-paru ) lebih rendah 56 %,
kematian akibat penyakit hati (cirrhosis hepatis) lebih rendah 74 % dan
kematian akibat bunuh diri lebih rendah 53 %.
2. Penelitian yang dilakukan ilmuwan Larson dan kawan-kawan (1989) terhadap
pasien dengan tekanan darah tinggi atau hipertensi dibandingkan dengan
kelompok (bukan pasien hipertensi), diperoleh kenyataan bahwa komitmen
agama kelompok kotrol lebih baik dan dikemukakan bahwa kegiatan agama
seperti doa, zikir mencegah seseorang dari hipertensi.
3. Penelitian Levin dan Vanderpool (1989) demikian pula terhadap penyakit
jantung dan pembuluh darah , bahwa kegiatan agama akan memperkecil risiko
menderita penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler)
Alfred Tomatis seorang dokter dari Perancis yang lima puluh tahun
mengadakan eksperimen tentang hubungan antara rangsang pendengaran terhadap
tubuh, dimana pendengaran dapat mengotrol regulasi kerja tubuh dalam mengontrol
dan mengendalikan sistem syaraf.
Dalam eksperimen, Alfred menemukan syaraf pendengaran berhubungan
dengan seluruh otot tubuh, dan merupakan alasan mengapa keseimbangan dan
fleksibilitas tubuh, and seluruh kerja tubuh dipengaruhi oleh suara, frekwensi suara
dari labirin telinga berhubungan dengan seluruh bagian tubuh seperti jantung, paru-
paru, hati, pencernaan dan usus halus.
137
1960 seorang ilmuwan bernama Hans Jenny menemukan bahwa efek suara
mempengaruhi bentuk , dan material sel didalamnya. Tahun 1974 seorang peneliti
Fabien Maman and Sternheimer menemukan bahwa setiap bagian dari tubuh
mempunyai system vibrasi. Beberapa tahun kemudian Fabien dan Grimal
menemukan bahwa suara, berefek pada sel kanker khususnya suara yang mempunyai
efek yang kuat terhadap perubahan sel kanker itu sendiri. www.kaheel7.com
Gambar 2.6 Perubahan sel Kanker yang hancur Karena Suara Al-Quran
Gambar diatas menunjukan suara lantunan Al-Quran mempunyai efek terbaik
menghancurkan sel kanker yang tidak terobati. Suara Al-Quran yang dilantunkan
memberikan frekuensi yang merangsang sel secara keseluruhan. Suara dari telinga
138
menuju sel otak dan mempengaruhi kerja otak, dan sel tubuh. Yang hanya dapat
dirasakan dengan pengalaman dan pengulangan. . (www.kaheel7.com)
Gambar 2.7 Perubahan sel darah merah karena Suara Al-Quran
Gambar diatas menunjukan sel darah merah yang dengan suara Al-Quran dapat
melawan virus yang masuk kedalam kuat, ini menunjukan bahwa suara dapat
meningkatkan imunitas tubuh dalam melawan penyakit. (www.kaheel7.com(
3.4 Zakat dan infaq sadaqah
Dalam Al-Quran surat AlBaqarah 2:110 Allah berfirman ”Dan dirikanlah
shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi
139
dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah
Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.
Zakat dan sadaqah adalah ibadah rohani amaliah, untuk kepentingan ijtima’i
(masyarakat). kita diharapkan dapat berbagi dengan sesama, saling menolong,
menciptakan keamanan diri, maupun lingkungan, pengentasan kemiskinan,
solidaritas sesama, keamanan akan membawa rasa tenang dan menjauhi kegelisahan.
Menurut Quraish Shihab zakat adalah ibadah yang berkaitan dengan harta benda, bila
seseorang telah memenuhi syarat-syarat dituntut untuk menunaikannya, bukan
semata-mata atas dasar kemurahan hatinya, tetapi kalau terpaksa ”dengan tekanan
penguasa”, oleh karena itu agama menetapkan ”amilin atau petugas-petugas khusus
yang mengelolanya, disamping menetapkan sanksi-sanksi duniawi dan ukhrawi
terhadap mereka yang enggan. (Shihab, 1998:323)
Landasan filosofis kewajiban Zakat menurut Quraish Shihab mengandung tiga
aspek yaitu :
(1) Istikhlaf (penugasan sebagai khalifah di Bumi), Allah sebagai pemilik alam
semesta dan manusua dititipi kewajiban untuk memenuhi ketetapan yang
digariskan Allah, dan zakat adalah ketetapan Allah menyangkut harta. Harta
benda menjadi sarana kehidupan untuk umat manusia dan harus diarahkan
guna untuk kepentingan bersama.
140
(2) Solidaritas Sosial sebagai mahluk sosial manusia, yang tidak dapat hidup
tanpa masyarakat, dan hasil yang didapatnya betapapun seseorang memiliki
kepandaian namun hasil material yang di perolehnya adalah berkat bantuan
pihak-pihak lain. Manusia mengelola, tetapi Allahlah yang menciptakan dan
memilikinya, dan wajar bila Allahpun memerintahkan untuk mengeluarkan
sebagian kecil dari harta yang diamanatkannya kepada seseorang untuk
mepentingan orang lain
(3) Persaudaraan, bahwa manusia berasal dari satu keturunan, hubungan
persaudaraan bukan sekadar memberi dan menerima tapi juga memberi tanpa
menanti imbalan, atau membatu tanpa diminta bantuan, terutama bila dalam
satu lingkungan.
Dampak zakat
1. Mengkikis kekikiran .Nabi bersabda ,”orang kikir jauh dari Allah, jauh dari
surga, jauh dari manusia , dekat dengan neraka, sedangkan orang yang dermawan,
dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dekat dengan orang dan jauh dari
neraka.”
2. Membentengi harta , dan menghindari musibah dalam Hadist Nabi
bersabda ,”Bentengi hartamu dengan zakat, obatilah orang-orang sakit dengan
sedekah, dan hadapilah berbagai musibah dengan doa.”
141
3. Membentengi badan dari dosa, sebagai mana firman Allah dalam surat QS. At-
Taubah:103 artinya :”ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan diri dan mensucikan mereka
4. Memberi ketentraman batin dan kegembiraan kepada orang lain yang miskin
5. Membawa berkah dalam kelapangan rejeki sebagaimana Allah berfirman dalam
surat Al-Quran, Saba: 39 :” Dan barang siapa yang kamu nafkahkan, maka Allah
akan menggantikannya
3.5 Ibadah Haji/umroh
Haji adalah rukun Islam ke-lima dengan syarat baliq, berakal dan mampu
Surat Al-Imran 3:97. ”..; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah,
yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa
mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari alam semesta.
Al-Baqarah 2:196 ,.... Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena
Allah
Haji/umroh dilaksanakan sekali seumur hidup bila mampu, mengandung
ibadah amaliah, jasmani, dan rohani karena didalamnya terkandung latihan fisik dan
latihan kesabaran. Dengan niat Haji dalam hati setiap umat Muslim ada gemuruh rasa
aman, tenang dan bahagia. Umat muslim melatih dirinya dari beban fisik dan lelah.
Dengan pakaian haji yang sama dan sederhana, mereka menanggalkan kemewahan,
tidak membedakan tingkatan dan derajat, menguatkan semangat persaudaraan dari
142
seluruh umat di dunia. Ketika Ihram umat muslim dilatih untuk mengekang hawa
nafsunya dari syahwat, bertengkar, mencela, berdebat, tidak melakukan hal yang
menimbulkan kefasikan.
Berkata Qatadah:” Ketika Allah SWT memerintah kepada Ibrahim (Shalawat
dan salam Allah atasnya dan atas Nabi kita Muhammad, serta hamba Allah yang
terpilih) agar ia menyerukan kepada manusia, sesungguhnya Allah membangun
sebuah rumah dan pergilah kamu kesana.
Telah bersabda Rasullullah saw:”Barang siapa berhaji ke Rumah Allah
(ka’bah) lalu ia tidak mengucapkan kata-kata kotor dan tidak pula melakukan
perbuatan keji, maka ia terlepas dari dosa dosanya (sehingga menjadi suci bersih)
seperti ketika bari dilahirkan oleh ibunya (bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah),
Sabda beliau lagi ” Setan tidak pernah terlihat, suatu hari lebih kecil, lebih hina, lebih
remeh, lebih marah dari pada wukuf di Arafah (malik dari Thalhah bin Abdullah bin
Kuraiz secara mursal). (Al-Ghazali,2000:14)
Dalam kitab Al-Ghazali diceritakn tentang Seseorang dari kalangan
muqarrabin pernah ter-kasyaf-kan baginya sosok iblis di padang ’Arafah, waktu itu
iblis tampak dalam bentuk seorang manusia yang kurus dan pusat dalam keadaan
menangis dan punggungnya bungkuk
”Mengapa engkau menangis , wahai Iblis?” tanya orang itu .
:Oh, aku menangis karena melihat orang-orang mengerjakan ibadah haji
secara tulus, tidak dicampuri oleh usaha perdagangan apapun. Dan aku khawatir
143
bahwa segala permohonan mereka akan dikabulkan, itulah sebanya aku
menangis,”jawab iblis.
”Lalu apa yang menyebabkan engkau kurus kering ?”
”Suara ringkik kuda fi sabillillah (di jalan Allah), tetapi dijalanku tentunya hal
itu lebih kusukai.
”Dan apa yang menyebabkan engkau pucat
”kerja sama dan saling tolong-menolong antara manusia dalam mengerjakan
ketaatan kepada Allah . Seandainya mereka saling tolong-menolong dalam
kemaksiatan, tentunya lebih kusukai
”Dan apa yang menyebabkan punggungmu menjadi bungkuk?”
”Doa manusia memohon Husn al-khatimah (akhir hidup dalam kebaikan) .
Setiap kali aku mendengar seperti itu, aku berkata kepada diriku:”Betapa celakanya
aku !Bila orang ini akan berbangga dan terkelabui oelh amalannya? Aku khawatir ia
cukup waspada terhadap tipu dayaku,”
Syarat-syarat sahnya Haji ada dua yang berkaitan dengan keislaman seseorang
dan waktu pelaksanaannya. Haji dianggap sah apabila dilakukan oleh seorang
Muslim, walaupun belum dewasa. Seorang anak yang mumayyiz (kira-kira berusia
enam tahum keatas dan sudah dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk)
hendaklah ia meniatkan (ihram) haji atas namanya sendiri. Tetapi apabila ia masih
terlalu kecil belum mumayyiz, maka walinya yang meniatkan (ihram) untuknya, lalu
diajak bersama-sama mengerjakan apa yang harus dikerjakan dalam haji seperti
thawaf, sai dan lain-lain
144
Syarat kedua berkaitan dengan sahnya ibadah Haji, Ialah waktu
pelaksanaannya, yaitu dimulai bulan syawal, Dzulkaidah dan sembilan hari pertama
bulan Dzulhijah sambai terbit fajar hari kesepuluh atau yang disebut juga Yaum an-
Nahr (hari Raya Haji – Penerjemah) maka barang siapa yang ber-ihram untuk haji
diluar waktu-waktu tersebut, maka ihramnya beralih menjadi ”umroh.
Rukun-rukun haji terdiri lima yaitu :ihram, thawaf, sai (setelah thawaf),
wukuf di padang ”Arafah dan bercukup. Begitu juga Rukun Umroh kecuali wukuf di
’Arafah.
Cara-cara melaksanakan Haji dan Umroh
(1) Ifrad yaitu dengan menyelesaikan haji dahulu secara sempurna. Setelah
selesai dari amalan haji , lalu melakukan umroh dan kemudian amalan umrah.
(2) Qiran, yaitu meniatkan haji dan umroh bersama-sama dengan mengucapkan
Labaika bi hajjatin wa’umrotin ma’a (atau ma’an). Ya Allah, aku bertalbiyah
(memenuhi panggilan-Mu) dengan melakukan haji dan umrah.
(3) Tamattu adalah melakukan amalan-amalan umrah lebih dahulu pada bulan-
bulan haji dan setelah itu baru melaksanakan amalan haji.
Masalah keutamaan mana yang paling utama dari ketiga cara haji diatas dari
ke- empat mahzab, mempunyai beberapa pendapat seperti: (Mughniyah 2005:223)
Syafi’i: ifrad dan tamatu lebih utama dari Qiran. Hanafi berpendapat qiran lebih
utama dari pada keduanya. Menurut Maliki, ifrad lebih utama dari yang lain,
sedangkah hambali dan imamiyah berpendapat tamattu lebih utama. (al-fiqhu ’ala Al-
Madzahid Al-arba’ah, AL-Mughni, Mizan AL-Sya’rani, dan Fiqhus Sunnah, jillid 5)
145
Masalah membayar qurban, ulama bersepakat bahwa haji ifrad tidak
diharuskan memberikan kurban, tetapi bila ingin juga memberi kurban secara
sukarela itu lebih baik
Haji dan kesehatan. Bila kita menunaikan Haji , maka kita dapat menikmati
air zamzam. Air ini ditemukan oleh Siti Hajar dan Ismail anaknya ketika mereka
berdua saja di padang pasir Mecca dalam keadaan sangat haus. Air zamzam yang
tidak pernah habis , walaupun diminum oleh bermilyar-milyar orang sejak jaman Siti
Hajar sampai dengan sekarang abad 21 ini.
Air zamzam kaya akan mineral dan berkhasiat untuk berbagai macam
penyakit, tidak mengandung bakteri, tidak berbau, tidak berwarna, dengan kadar
keasaman 7,5, mengandung 30 jenis mineral, yang terbanyak adalah natrium,
magnesium, fluor. Menurut penelitian dari lebih 50 penelitian di 9 negara terdapat
hubungan antara air yang kekurangan zat magnesium dan kalsium. Penambahan
kalsium dan magnesium pada air minum akan mengurangi angka kematian akibat
penyakit jantung, hal ini berhubungan dengan fungsi magnesiup dalam berbagai
biokimia dan fisiologi tubuh (Bahar Azwar,2007:37)
146
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Dan Desain Penelitian
Metoda penelitian yang peneliti gunakan adalah metoda survei yaitu
penelitian dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan, dalam hal ini peneliti
melakukan penelitian di puskesmas dan kunjungan kerumah pasien, mengambil data
yang terjadi pada saat penelitian dilakukan, dan mengadakan pengolahan data secara
kuantitatif dengan bantuan SPSS 13.
B. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang diungkap adalah
Variabel X1 : Motivasi ibadah
Variabel X2 : Kekebalan stress
Variabel Y : Pencegahan Gangguan Psikosomatik
C. Definisi Operasional
a. Motivasi Ibadah
Motivasi adalah kecenderungan yang timbul pada seseorang untuk melakukan
sesuatu aksi atau tindakan dengan tujuan tertentu yang dikehendakinya. Motivasi
mempunyai beberapa 4 indikator yang meliputi ,attenton, relevance. Confidence,
satisfaction. Skala motivasi Ibadah yang diukur meliputi Ibadah Shalat, puasa,
shadaqah, zikir, membaca Al-Quran, ibadah Haji. Indikator motivasinya meliputi
mencakup hal-hal sebagai berikut:
147
1. Attention, perhatian terhadap ibadah, bagaimana frekwensinya, persistensinya, apa
kandungan maknaannya, bagaimana adakahperhatiaannya terhadap ibadah .
2. Relevansinya, motivasi ibadahnya dengan kebutuhannya, apakah ibadah dapat
memenuhi kebutuhan rohani, jasmani, spiritual, bagaimana manfaatnya secara
pribadi atau terhadap orang lain.
3. Confidence. Kepercayaan bahwa ibadah yang dilakukannya dapat meningkatkan
percaya diri, bahwa ia mampu menjalani kehidupan ini, mengatasi masalah dan
tekanan.
4. Satisfaction (kepuasan), Motivasi ibadah dapat memberikan kepuasan kepada
seseorang karena ia dapat memjadi sehat, jasmani, rohani dan akal.
Indikator-indikator variabel dapat dirumuskan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Indikator Subindikator No Itemsoal
Positif Negatif
Motivasi beribadah (X1)
Ibadah
Motivasi Sholat
Motivasi Puasa
Syukur dan iklash
AttentionRelevanceConfidenceSatisfaction
AttentionRelevanceConfidence
18,19
1,4231
756
148
Motivasi shadaqah
Motivasi Membaca Al-Quran
Zikir
Motivasi haji
Satisfaction
AttentionRelevanceConfidenceSatisfaction
AttentionRelevanceConfidenceSatisfaction
AttentionRelevanceConfidenceSatisfaction
AttentionRelevanceConfidenceSatisfaction
6
88109
12111213
17161616
14
1515
Kriteria penilaian
Tabel 3.2
Kriteria penilaian Motivasi Ibadah
Kriteria ibadah Nilai
Baik 19 – 38
Sedang 39 - 57
Buruk 58 - 95
149
b.1 Kekebalan Stress adalah tingkat stress seseorang yang diukur dengan sebuah
skala yaitu skala Smith dan Miller , bila kekebalan terhadap stress baik , maka
seseorang menjalankan pengelolaan stress yang baik, maka kekebalan stressnya pun
menjadi baik. Kuesioner di buat hasil adaptasi dari skala ini.
Indikator-indikator variabel dapat dirumuskan sebagai berikut:
Tabel 3.3
Operasional Variabel Penelitian Kekebalan Stress
Variabel Indikator Subindikator No Itemsoal
Positif Negatif
Kekebalan
stress (X2)
Kekebalan StressSkala Miller & Smith
Jumlah angka score kurang dari 30, orang tersebut kebal, Score diatas 30 kurang kebal dan score diatas 50 yang bersangkutan tidak kebal terhadap stress
Pengukuran Nilai maslah yang dialami
Olah ragaKesehatanRekreasiKasih sayangSosio ekonomiPergaulanRokokTidurMakanan, minumanWaktuAgamaMengatasi masalah
Skala Holmes
57153,4109
11,1462
1,19
1610
12,13,19
Skala diatas 300 menunjukan bahaya
150
Kriteria Penilaiannya adalah sebagai berikut.
Tabel 3.4
Kriteria Penilaian Kekebalan Stress:
Kriteria kekebalan
stress
Nilai
Baik 17 – 34
Sedang 35 - 51
Buruk 52 - 85
b.2.Skala Holmes
Dengan skala ini kita dapat mengetahui sejumlah faktor yang mempengaruhi
penyebab stress. Masing-masing faktor diberi nilai, kalau seseorang dalam
setahunnya mendapatkan jumlah score melampaui 300, hal ini menunjukan bahwa ia
sudah dalam keadaan bahaya. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5Skala Holmes
No Item Tanda Score1 Kematian Suami/istri 1002 Kematian keluarga dekat 633 Perkawinan 504 Kehilangan jabatan 475 Pensiunan/Pengasingan diri 456 Kehamilan istri 407 Kesulitan sex 398 Tambah anggota keluarga baru 399 Kematian kawan dekat 3710 Konflik suami/istri 3511 Menggadaikan rumah 3112 Perubahan dalam tanggung jawab pekerjaan 2913 Konflik dengan ipar , mertua, menantu 2914 Perasaan tersinggung atau penyakit 5315 Rujuk dalam perkawinan 4516 Perubahan kesehatan seseorang anggota keluarga 4417 Perubahan dalam status keuangan 38
151
18 perceraian 6519 Peralihan jenis pekerjaan 3620 Mencegah terjadinya penggadaian/pinjaman 3021 Anak laki-laki/perempuan meninggalkan rumah 2922 Prestasi pribadi yang luar biasa 2823 Istri mulai atau berhenti bekerja 2924 Kesulitan dengan atasan 2325 Tukar tempat tinggal 2026 Perubahan dalam hiburan 1927 Pinjaman dengan rumah sebagai jaminannya 1728 Perubahan dalam jumlah pertemuan keluarga 1529 Pelanggaran ringan 1130 Menukar kebiasaan pribadi 2431 Perubahan jam kerja/syarat kerja 2032 Tukar sekolah 2033 Tukar kegiatan sosial 1834 Tukar kebiasaan tidur 1635 Perubahan dalam kebiasaan makan 1536 Berlibur 13
total
Penilaian : 0 - <150 Tidak ada kemungkinan untuk stress akibat penyakit
150 –199 Tingkat krisis hidup ringan ----> kemungkinan terkena
penyakit 35 %
200 – 299 Tingkat krisis hidup sedang ----> Kemungkinan terkena
Penyakit 50 %
300 atau Lebih Tingkat krisis hidup berat ----> Kemungkinan terkena
penyakit 80 %
c.Pencegahan Gangguan Psikosomatis
Gangguan psikosomatik adalah gangguan atau penyakit dengan gejala-gejala yang
menyerupai penyakit fisis yang disebabkan karena gangguan psikis
Gejala Psikosomatik terdiri dari
a. Gejala depresi
b. Gejala Ansietas
152
c. Dispepsia fungsional
4. Nyeri psikogenik
5. Penyakit Jantung fungsional
6. Chronic Fatique Syndrome
7. Penyakit Kolon iritabel
Indikator-indikator variabel dapat dirumuskan sebagai berikut:
Tabel 3.6
Operasional Variabel Penelitian Pencegahan Gangguan Psikosomatik
Variabel Indikator Subindikator No Item
soal
Positif Negatif
Gangguan
Psikosomatik
(Y)
Depresi
Anxietas &
Psikosomatis
8 1,2,3,4,5,6,7
,9
,1011,12,13,
14,15,
16,17,18,19,
Kriteria Penilaian Variabel Pencegahan Gangguan Psikosomatik:
Tabel 3.7
Penilaian Kriteri Pencegahan Gangguan Psikosomatik
Kriteria Pencegahan Gangguan
Psikosomatik
Nilai
Psikosomatik 38 - 95
Bukan Psikosomatik (baik) 19 - 38
153
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang meneliti
semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan
penelitian populasi.(Arikunto, 2002: 108)
Populasi penelitian yang dipakai penulis meliputi beberapa pasien dewasa
yang datang dalam kurun waktu 1 bulan ke Puskesmas Astapada. Pada bulan
desember 2007.
2. Sampel
Adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian
sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.
Disini yang dimaksud adalah untuk mengangkat kesimpulan penelitian sabagai
sesuatu yang berlaku bagi populasi (Arikunto, 2002: 109)
Diharapkan sampel yang diambil dari sampel pasien yang disurvei selama 1
bulan bisa dipakai sebagai kesimpulan penelitian penulis. Tentang pengaruh antara
motivasi beribadah dan kekebalan stress terhadap pencegahan gangguan
psikosomatik.
Karakteristik pasien yang digunakan pada penelitian ini adalah pasien dewasa
yang berkunjungan ke Puskesmas Astapada. Diambil sampel dengan kriteria umur
antara 20 – 50 tahun, dengan berbagai keluhan, antara lain, Hipertensi, mialgia, asma,
depresi, anxietas. Gangguan pencernaan.
154
Tehnik Sampling yang digunakan adalah porposive dan, dilakukannya
purposive sample dengan tujuan tertentu, sesuai dengan pertimbangan penulis,
karena penulis sehari-hari bekerja di tempat penelitian dilaksanakan sehingga sumber
data sesuai dengan variabel yang diteliti.
E. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis mengambil sumber data secara primer yaitu data
yang diambil peneliti langsung dari kunjungan pasien di puskesmas, dan kunjungan
langsung kerumah pasien atau responden dengan menggunakan daftar pertanyaan ,
wawancara , ataupun observasi.
F. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data yang penulis pergunakan dalam penyusunan tesis
ini adalah sebagai berikut:
1. Kuesioner : dengan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden, dan kuesioner yang di gunakan peneliti
adalah model kuesioner tertutup, dimana sudah disediakan jawabannya
sehingga respondennya tinggal memilih, jawabannya bersifat langsung
(menjawab tentang dirinya ). Disini digunakan juga skala stress holmes untuk
mengukur stress , skala pengukuran kekebalan stress Miller dan smith, skala
untuk mengukur gejala depresi, anxitas, dan kelainan psikosomatis
2. Observasi adalah kegiatan pengamatan secara langsung terhadap obyek
penelitian dengan mencatat, mendengar, memeriksa secara langsung pasien,
peneliti mengkolaborasi hasil observasi dengan wawancara, dan kuesioner,
155
sehingga observasi menjadi observasi yang sistematis (berpedoman dan
memakai istrumen yang telah dibuat sebagai bagian dalam mencari data
tersebut).
3. Wawancara : dengan tanya jawab langsung, penulis mengadakan wawancara
langsung, untuk mendapatkan data dan informasi secara langsung.
Pelaksanaannya secara terpimpin dibekali dengan kuesioner yang telah
disediakan oleh penulis sendiri.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data
.Peneliti menggunakan tifa daftar pertanyaan untuk tiga variabel yang di teliti, daftar
pertanyaan yang digunakan dibuat oleh peneliti berdasarkan teori-teori yang ada
dalam pembahasan, dan alternatif jawaban alat ukur disajikan peneliti dengan
menggunakan skala pengukuran likert .
Skala model likert digunakan dalam pertanyaaan angket yang bergradasi pada
salah satu dari 5 kemungkinan, disini responden diminta untuk membaca dengan
seksama setiap pertanyaan yang terdapat dalam format dengan lima pilihan, bila
jawabannya sangat positif maka ditempatkan pada pilihan yang pertama dan yang
terakhir sebagai pilihan yang paling negatif.
Dengan kategori sebagai berikut.
156
a.Untuk Pertanyaan yang bersifat positif maka kategori jawaban dan skor nya adalah :
Tabel.3.8
Skor Jawaban Item Soal Bersifat Positif
Kategori Jawaban Skor nilai
Setuju Sekali 5
Setuju 4
Kurang setuju 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1
b. Pertanyaan yang bersifat negatif maka score akan terhitung sebagai berikut
Tabel 3.9
Skor Jawaban Item Soal Bersifat Negatif
Kategori Jawaban Skor nilai
Setuju Sekali 1
Setuju 2
Kurang setuju 3
Tidak setuju 4
Sangat tidak setuju 5
H. UJI VALIDITAS DAN REABILITAS INSTRUMENT PENELITIAN
1.Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data. (Hastono,
2001:48)
157
Validitas tes adalah tingkat suatu tes mampu mengukur apa yang hendak di
ukur. (Arikunto,2005: 170) dengan uji validitas kita dapat melihat apakah instrumen
yang akan diuji sudah valid untuk dijadikan alat uji penelitian.
Pada tesis ini Peneliti mengunakan program komputer. SPSS 13 for Windows
.SPSS for window adalah sngkatan dari statistical program for social science, yang
merupakan sebuah program untuk mengolah dan menganalisa data penelitian.
Adapun cara singkat penggunaan SPSS ini dapat dilihat dilampiran halaman ini.
Untuk mengukur validitas instrumen .Tehnik korelasi yang dipakai adalah
tehnik Korelasi” Product Momen” yang dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
rxy = Koefisien validitas
N = Jumlah responden
X = Skor item
Y = Skor total
Hasil yang signifikans didapat dengan menilai hasil korelasi (rxy)
dibandingkan dengan nilai kritik r. Validitas yang cukup tinggi didapat bila r hitung
(rxy) lebih besar dari nilai r tabel .
158
Keputusan Uji, Bila r hitung lebih besar dari pada r tabel maka Ho ditolak
artinya variabel valid, sedangkan bila r hitung lebih kecil dari pada r tabel maka Ho
gagal ditolak, artinya variable tidak valid.
2.Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukan sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih gejala yang
sama dan dengan alat pengukur yang sama (Hastono, 2001:48)
Pada penelitian ini digunakan tehnik belah dua (split halve method). Yang
telah disusun dibelah atau dibagi dua, pertanyaan yang valid dihitung sedang yang
tidak valid dibuang, kemudian melakukan uji korelasi dengan rumus korelasi produc
moment.
I. Tehnik Analisa Data
Data kuantitatif yang dapat setelah dikumpulkan kemudian dikelola secara
statistik.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
korelasi Product Moment dari Karl person. Analisis korelasi digunakan untuk
mengukur derajat hubungan antar variable X1 (motivasi ibadah) dan X2 (kekebalan
stress) dengan variabel Y (gangguan psikosomatik), dengan rumus sebagai berikut :
1. Menentukan nilai korelasi
n ∑x1y – (∑x1) (∑y)rx1y = √ {n∑x1
2– (∑x1)2 } { n∑y2 – (∑y)2 }
159
n ∑x2y – (∑x2) (∑y)rx2y = √ {n∑x2 2– (∑x2)2 } { n∑y2 – (∑y)2 }
n ∑x1x2 – (∑x1) (∑x2)rx2x1 = √ {n∑x1
2– (∑x1)2 } { n∑x22 – (∑x2)2 }
ryx1x2 = √ r2yx1+r2yx2-2ryx1ryx2ryx1x2
1-r2x1x2
2. Menentukan Interprestasi Nilai korelasi
Menurut Colton kekuatan hubungan dua variable secara kualitatif dapat di
bagi dalam 4 area, yaitu
> 0,76 - <1,00 = Sangat kuat/sempurna
> 0,51 - < 0,75= Kuat
> 0,26 - < 0,50= Sedang
> 0,00 - < 0,25= Lemah/tidak ada hubungan
3. Uji Signifikan dengan rumus
F =
R2 k
( 1 – R2 )( n – k - 1)
Data kuantitatif yang dikumpulkan diolah dengan rumus-rumus statistik yang
sudah tersedia, bila telah terkumpul data maka dikelompokkan, bila itu data
kuantitatif maka akan berbentuk angka-angka. bila berbentuk kualitatif dinyatakan
dengan kata-kata dan simbol. Data yang didapat dari angket dan cek list dijumlahkan
160
atau dikelompokan sesuai dengan instrumen yang digunakan. Dalam Penelitian ini
digunakan SPSS 13 untuk membantu mendapatkan angka yang lebih akurat dan lebih
cepat.
Dalam penelitian ini juga digunakan uji Analisis Regresi linier ganda, yang
merupakan perluasan dari regresi linier sederhana. Karena pada analisis ini terdapat
beberapa variabel independen (motivasi ibadah, dan Kekebalan stress) dan satu
variabel dependen (Pencegahan Gangguan Psikosomatik).Cara menggunakan
Program SPSS dengan ini dapat dilihat pada lampiran.
J. Rancangan dan Jadwal Penelitian
Tabel 3.10
Jadwal Penelitian
No Kegiatan november desember januari februari1 Penyusunan Proposal
penelitian v
2 Pengumpulan data v
3 Pengolahan dan analisa data
v
4 Penyusunan tesis v v v v
BAB IV
161
ANALISA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Puskesmas Astapada
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Astapada terletak di Kecamatan Tengah Tani
Kabupaten Cirebon dengan luas wilayah 577,748 Ha. Puskesmas Astapada
mempunyai jumlah Desa binaan 8 Desa dengan jumlah penduduk saat ini adalah
37.008 jiwa. Wilayah kerja Puskesmas berbatasan dengan di sebelah utara dengan
kecamatan Kedawung, sebelah selatan dengan Kecamatan Talun, Sebelah barat
dengan Kecamatan Plered, dan sebelah timur berbatasan dengan Kodya Cirebon.
Mata pencaharian penduduk di Puskesmas Astapada sebagian besar adalah
buruh sebanyak 9.671 orang (26,1 %). Dan hanya sebagian kecil yang menjadi
pedagang sebanyak 3.109 orang (8,4 %), pengusaha sebanyak 2.629 orang (7,1 %)
petani sebanyak 1.366 orang (3,7 %) dan PNS/ TNI POLRI sebanyak orang 398
orang (1,0 %). Sebagian besar penduduknya adalah buruh, hal ini tentunya akan
mempengaruhi daya beli masyarakat. Kondisi tersebut diatas jelas tidak
menguntungkan bagi kesehatan masyarakat itu sendiri, karena status ekonomi yang
masih rendah juga berperan penting dalam mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat .
Rata-rata penduduknya tamatan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 8.749 orang
( 23,6 %) dan hanya sebagian kecil yang tamat SLTP sebanyak 2.818 orang (7,6 %)
dan lulus SLTA sebanyak 2.552 orang ( 6,8 %) serta sedikit sekali yang lulus
Perguruan Tinggi sebanyak 630 orang ( 1,7 %), sehingga Sumber daya Masyarakat
(SDM) di wilayah Puskesmas Astapada sangat rendah dan kurang mendukung dalam
162
pelaksanaan program pembangunan kesehatan maupun program lainnya.(Sumber
Desa 2006)
Sebagai Pusat kesehatan Masyarakat Puskesmas merupakan pengembangan,
pembinaan dan pelayanan kesehatan masyarakat yang sekaligus merupakan pos
terdepan dalam pembangunan kesehatan masyarakat.
Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dasar (UPTD) Puskesmas Astapada adalah
unit organisasi dilingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon yang berfungsi
melaksanakan tugas tehnis dan administrative pada pelayanan tingkat dasar,
merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional, sebagai pusat
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat
serta pusat pelayanan kesahatan strata dalam bentuk kegiatan pokok sehingga dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Visi Puskesmas Astapada adalah “ Mewujudkan Puskesmas Astapada yang
berkualitas dalam pembangunan berwawasan kesehatan dengan meningkatkan mutu
pelayanan masyarakat dan peningkatan sumber daya petugas menuju Indonesia
Sehat 2010”
Misi Puskesmas Astapada , untuk mewujudkan visi diatas maka memiliki misi
sebagai berikut:
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan
163
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya
5. Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM), kemitraan, kualitas dan
profesionalisme pelaksanaan pelayanan kesehatan.
B. Pengujian Instrumen Penelitian
Pengujian instrumen peneltian ditujukan untuk mencari apakah butir soal
yang akan diteliti sudah valid dan reliabel untuk dipakai sebagai alat ukur yang
benar dan dapat dipertanggung jawabkan. Uji coba instrumen dilaksanaka pada 200
orang responden yang datang sebagai pasien ke Puskesmas Astapada.
1. Hasil uji Validitas
Uji coba dari 55 butir soal yang dibagikan kepada 200 orang responden
dimaksudkan untuk mendapatkan keabsahan (valid) yang akan digunakan untuk
penelitian selanjutnya. Dengan menggunakan korelasi skor butir dengan skor
pengujian instrumen, Dari 55 soal dikelompokan dalam tiga variabel pengujian yang
dibuat berdasarkan indikator dari masing-masing bidang tersebut, Yaitu Variabel-
variabel motivasi ibadah (X1), kekebalan stress (X2) dan pencegahan gangguan
Psikosomatik (Y). Kemudian analisa dilakukan terhadap instrumen melalui program
SPSS 13 dimana batas angka tabel (r kritis) adalah 0,05. Kriteria pengujian adalah
dengan membandingkan antara r hitung dengan r tabel. Jika r hitung lebih besar atau
same dengan r tabel maka instrumen penelitian dianggap valid sebaliknya bila r
164
hitung lebih kecil dari pada r tabel maka dianggap tidak valid sehingga instrumen
tersebut bila tidak valid tidak dapat lagi digunakan dalam penelitian.
Instrumen penelitian diberikan kepada 200 orang ini dapat dijadikan syarat
minimal dalam memberikan tanggapan dan penilaian secara obyektif, jujur dan
transparan sesuai dengan keadaan yang di teliti.
Setelah dilakukan pengujian terhadap instrumen penelitian kepada 200 dengan
taraf significan 0,05 (5%) dipakai uji satu arah dari r tabel didapat hasil adalah r =
0,194. Hasil uji validitas selanjutnya untuk masing-masing variabel dapat di lihat
dengan tabel sebagai berikut:
a) Variabel Motivasi Ibadah (X1)
Berdasarkan kajian teori tentang Motivasi Ibadah yang di analisa dalam bentuk
premis , ditentukan 4 indikator yang dikembangkan menjadi 19 soal butir Ke
19 butir soal kemudian di uji dengan Uji validitas, bila soal menunjukan r hasil
lebih besar dari r tabel maka soal ini dapat digunakan untuk penelitian
selanjutnya. Dan soal itu disebut valid atau sahih.
Tabel 4.1
165
Hasil Pengujian Validitas Instrumen Variabel Motivasi Ibadah (X1)
No Item soal
r kritis r hasil Keputusan
1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.
0.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.194
0,5500,2590,5630,3980,5450,6060,4840,4040,4860,4030,5650,4920,6010,3400,3650,6580,4120,4600,368
ValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValid
Dari hasil pengujian 19 soal dari variabel motivasi beribadah (X1), pernyataan
berdasar data diatas menunjukkan keseluruhannya adalah valid (sahih) dan dapat
digunakan untuk dasar melakukan penelitian dan perhitungan statistik. (Data SPSS
13 dapat dilihat dalam Lampiran)
2.Variabel Kekebalan Stress (X2)
166
Berdasarkan kajian teori yang dianalisa dari hasil modifikasi skala Miller dan
Smith maka dikembangkan 17 butir soal yag diberikan kepada 200 orang responden
Setelah dilakukan pengujian terhadap instrumen penelitian kepada 200 orang
responden dengan taraf signifikansi 0,05 (5%) dipakai uji satu arah dan didapat r
tabel sebesar 0,194 maka hasil uji validitas dala dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel. 4.2
Hasil Pengujian Validitas Instrumen kekebalan Stress (X 2)
No Item soal
r kritis r hasil Keputusan
1234567891011121314151617
0.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.194
0,3710,3180,2820,2380,3690,2040,2590,3220,2700,4130,3030,2680,2930,2550,3110,2490,277
ValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValid
167
Hasil pengujian untuk variabel kekebalan stress (X2) dari 17 butir pernyataan
berdasarkan data diatas menunjukan seluruhnya valid dan dapat digunakan sebagai
instrumen pelaksanaan penelitian selanjutnya (Data SPSS 13 dapat dilihat pada
Lampiran).
3. Variabel Pencegahan Terhadap Gangguan Psikosomatik (Y)
Tabel. 4.3Hasil Pengujian Validitas Instrumen variabel Gangguan Psikosomatik (Y)
No Item soal
r kritis r hasil Keputusan
12345678910111213141516171819
0.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940.1940,194
0,3680,5280,3270,4530,5700,5680,3770,4730,4940,4790,2940,4800,5430,5590,4950,5160,4940,4480,473
ValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValid
Hasil Uji validitas untuk variabel Gangguan Psikosomatik (Y) dari 19 butir
instrumen diatas menunjukkan seluruhnya valid dan secara keseluruhan semua butir
pernyataan diatas dapat dipakai sebagai pernyataan kuesioner dan dapat menjadikan
168
dasar dalam melaksanakan penelitian dan perhitungan statistic (Data SPSS 13 dapat
dilihat di Lampiran).
2 .Hasil Uji Reabilitas
Pengujian terhadap koefisien reliabilitas instrumen dimaksud untuk melihat
konsistensi jawaban butir-butis soal yang diberikan kepada responden. Untuk
menguji reliabilitas ini digunakan alat dengan metode belah dua (split half) yaitu
metoda yang mengkirelasikan stor totalk ganjil lawan genap selanjutnya dihitung
reabilitasnya dengan menggunakan rumus ”Alpha Cronbach”’ Perhitungan dengan
menggunakan Program SPSS 13 di komputer.
Dengan jumlah responden sebanyak 200 orang didapat r tabel (r kritis) adalah
0,194 dengan jumlah responden sebanyak dan hasil perhitungan dengan SPSS 13
didapat cronbach’s Alpha sebesar 0,850 dari 19 soal motivasi ibadah, sedangkan
cronbach’s Alpha sebesar 0,494 dari 17 soal kekebalan stress, cronbach’s Alpha
sebesar 0,864 dari 19 soal pencegahan gangguan Psikosomatik karena hasil
Cronbach’s Alpha ( α ) yang didapat lebih besar dari pada r tabel sehingga
169
menunjukan bahwa instrumen penelitian ini adalah bersifat reliabel. Dan dapat
digunakan untuk penelitian selanjutnya.
Hasil pengolahan data uji coba instrumen penelitian baik validitas maupun
realibitas dengan menggunakan program SPSS selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran (realibity).
C.Deskripsi Data
Jumlah responden yang diberi kuesioner sebanyak 200 orang, responden
didapat antara lain yang berobat ke Puskesmas sejak tanggal 6 februari sampai
dengan 30 desember 2007 , beberapa kuesioner ada yang dibawa pulang ada yang di
isi dan di wawancara di Puskesmas,
1. Berdasarkan jenis kelamin. Jumlah wanita sebanyak 87 orang (43.5 %) orang
dan laki-laki sebanyak 113 orang (56,5 %) .
2. Berdasarkan Pendidikan adalah sebagai berikut:
a. SD : 97 orang (48,5 %)
b. SMP : 34 orang (17,0 %)
c. SMA : 56 orang (28,0 %)
d. Perguruan Tinggi : 13 orang ( 6,5 %)
Terbanyak yang menjadi responden adalah yang mempunyai pendidikan rendah
yang sebanyak 48 % yang SD dan 34 orang yang SMP
3. Berdasarkan Ekonomi didapat, sebagian besar mempunyai taraf ekonomi yang
170
Rendah sebanyak kurang lebih 81 persen , dan hanya 19 % yang penghasilannya
diatas 1 juta.
a. Penghasilan < 500 ribu sebanyak 44 orang (22 %)
b. Penghasilan 500 ribu – 1 juta sebanyak 118 orang (59 %)
c. Penghasilan diatas 1 juta sebanyak 38 orang (19 %)
4. Dari hari 200 orang yang diperiksa didapatkan data hampir 63 % dengan kriteria
motivasi Ibadah baik, 37 % dengan motivasi ibadah yang sedang .
Tabel. 4.4 Deskripsi Hasil kuesioner Motivasi Ibadah
Kriteria Motivasi Ibadah persentase frekwensi
Baik 63,0 % 126 orang
Sedang 37,0 % 74 orang
Buruk 0 % 0 orang
Total 100 % 200 orang
5. Dari 200 responden yang diperiksa, responden yang mempunyai kekebalan stress
yang baik adalah sebanyak 52 orang atau 26 %, yang mempunyai kekebalan stress
yang sedang sebanyak 148 orang 74 %
Tabel. 4.5 Hasil Deskripsi Kekebalan Stress
Kriteria Kekebalan stress Frekwensi Persentase
Baik 52 orang 26 %
Sedang 148 orang 74 %
171
6. Pada variabel gangguan psikosomatik, responden yang menderita tidak menderita
gangguan psikosomatik adalah sebanyak 149 orang 74,5 % dan yang mengalami
gangguan psikosomatik 51 orang atau 25,5 %, dari 200 responden yang diteliti.
Tabel. 4.6 Hasil Deskripsi untuk Variabel Pencegahan Gangguan Psikosomatik
Kriteria Dengan Pencegahan
Gangguan Psikosomatik
Frekwensi Persentase
Bukan Psikosomatik 149 Orang 74,5 %
Psikosomatik 51 Orang 25,5 %
Total 200 Orang 100 %
7. Dari skala Holmes digunakan untuk melihat stresor psikososial yang ada.
Sehingga dengan kuesioner ini kita mengetahui sampai sejauh mana masalah
yang dihadapi responden dalam satu tahun terakhir, apakah mempunyai stresor
psikososial yang membahayakan atau tidak. Hasil yang didapat. responden yang
mengalami masalah sampai pada taraf yang membahayakan adalah sebanyak 2
orang saja, sedangnya yang 200 orang mempunyai masalah yang tidak pada tahap
yang berbahaya.
172
Tabel. 4.7 Deskripsi Masalah Yang Dihadapi Responden
Kriteria Holmes Frekwensi Persentase
< 300 = tidak berbahaya
> 300 = berbahaya
198
2
98
2
8. Distribusi antara motivasi ibadah dan pencegahan psikosimatik
Tabel 4.8 Distribusi Responden Menurut Kriteria Motivasi Ibadah Dan
Pencegahan Gangguan Psikosomatik
Pencegahan Gangguan
Psikosomatik
Total
Baik Psikosomatik
Motivasi
Ibadah
Baik 126 (100%) 0 (0%) 126 (100%)
Sedang 23 (31,1%) 51 (68,9%) 74 (100%)
Total 149 (74,5%) 51 (25,5%) 200 (100%)
Hasil tabel diatas menunjukan bahwa dengan menurunnya motivasi ibadah makin
meningkat angka kejadian gangguan psikosomtik, dari 200 orang responden, 51
orang mengalami psikosomatik ringan, and semuanya mempunyai motivasi
ibadah sedang
9. Distribusi frekwensi kekebalan stress dan pencegahan psikosomatik
Tabel 4.9 Distribusi Responden Menurut Kriteria Kekebalan Stress Dan
173
Pencegahan Gangguan Psikosomatik
Pencegahan Gangguan Psikosomatik
Total
Baik PsikosomatikKekebalanStress
Baik 52 (100%) 0 (0%) 52 (100%)Sedang 97 (65,5%) 51 (34,5%) 148 (100%)
Total 149 (74,5%) 51(25,5%) 200 (100%)
Makin rendahnya kekebalan stress, makin tingginya angka kejadian gangguan
psikosomatik. Dari 148 responden yang mempunyai kekebalan stress sedang ,
yang mengalami gangguan psikosomatik sebanyak 51 orang. Atau 34,5 %,
sedangkan yang mempunyai kekebalan stress yang baik tidak ada yang
mengalami gangguan psikosomatik.
10. Distribusi Frekwensi Item Jawaban variabel Motivasi Ibadah
Tabel 4.10
Frekwensi Jawaban Motivasi Ibadah
No Soal SS S Ks Ts STS
f % f % f % f % f %
1 Dengan shalat hatiku cemas jadi hilang
65 32,5 128 64 4 2 3 1,5 0 0
2 Kalau kesedihan melanda aku jadi banyak shalat
40 20 118 9 27 13,5 12 6 3 1,5
3 Shalat tahajud bagiku dapat menyembuhan kegelisahanku
52 26 132 66 13 6,5 3 1,5 0 0
4 Shalat tahajud aku kerjakan dengan teratur
16 8 88 44 66 33 26 13 4 2
5 Bagiku puasa menyehat badanku dan menyembuhkan sakitku
44 22 141 70.5 11 5,5 4 2 0 0
174
6 Dengan puasa aku jadi lebih sabar
86 43 103 51,5 10 5 1 0,5 0 0
7 Puasa menjadi kebiasaanku untuk mendekatkan diri pada Allah SWT
87 43,5 102 51 10 5 1 0,5 0 0
8 Bagiku sodakhah tidak harus dengan uang
54 27 137 68,5 7 3,5 2 1 0 0
9 Dengan sodakhah hatiku jadi makin bahagia
50 25 140 70 9 4,5 1 0,5 0 0
10 Dengan sodakhah pasti Allah akan membalasnya berlipat ganda
103 51,5 89 44,5 6 3 2 1 0 0
11 Al-Quran adalah obat jiwaku yang sedang gelisah
59 29,5 129 64,5 10 5 2 1 0 0
12 Aku membaca Al-Quran setiap hari beserta artinya
15 7,5 82 41 76 38 25 12,5 2 1
13 Aku merasa Al-Quran adalah penyejuk hati nasehat yang menyejukan jiwa
68 34 125 62,5 7 3,5 0 0 0 0
14 Aku berniat haji , mudah-mudahan Allah memberi rizki
76 38 110 55 10 5 3 1,5 1 0,5
15 Mulai saat ini aku menabung sedikit demi sedikit untuk naik haji
45 22,5 95 47,5 30 15 28 14 2 1
16 Aku merasa zikir dapat menyenangkan jiwa dan mengurangi kegelisahanku
52 26 139 69,5 8 4 1 0,5 0 0
17 aku melakukan zikir setiap waktu
34 17 97 48,5 53 26,5 13 6,5 3 1,5
18 .Aku merasa hidupku penuh rasa syukur dan barokah
43 21,5 151 75,5 6 3 0 0 0 0
19 Aku percaya apa yang aku usahakan (harta, uang, mobil, rumah) didunia ini adalah titipan Allah.
112 56,0 79 39,5 8 4 1 0,5 0 0
175
Dari tabel frekwensi Motivasi ibadah, dari 19 item pertanyaan, 16 item
pertanyaan mempunyai jawaban yang baik. Hampir diatas 80 % setuju dengan
jawaban yang pernyataannya positif, seperti setuju bahwa shalat dapat
menghilangkan kecemasan, puasa dapat menyembuhkan sakit, dan memberikan
kesabaran, hanya 3 pertanyaan yang jawabannya agak timpang yaitu terutama dalam
hal pengamalan, yaitu pertanyaan tentang Shalat tahajud yang di kerjakan dengan
teratur , membaca Al-Quran setiap hari beserta artinya, dan melakukan zikir setiap
waktu dari 200 responden yang ada, rata-rata yang melaksanakannya 52 % yang
melaksanakan shalat tahajud teratur, 48 % yang membaca Al-Quran beserta artinya,
dan yang melakukan zikir setiap waktu adalah 65,5 %.
11. Distribusi Frekwensi Item Jawaban variabel kekebalan stress
Tabel 4.11Frekwensi Jawaban Kekebalan Stress.
No
Soal SS S Ks Ts STS
f % f % f % f % f %
1 Saya cukup makan sayur , lauk pauk, nasi, berimbang setiap hari
27 13,5 152 76 15 7,5 5 2,5 1 0,5
2 Saya tidur cukup teratur 7- 8 jam sehari-hari.
29 14,5 138 69 23 11,5 9 4,5 1 0,5
3 Pasangan saya atau orang tua saya cukup memberikan kasih saying dan perhatian kepada saya.
48 24 142 71 8 4 1 0,5 1 0,5
4 Saya mempunyai saudara yang tinggalnya tidak begitu jauh (< 75
9 4,5 115 57,5 40 20 26 13 10 5
176
Km) yang bisa saya andalkan
5 Minimal 2 kali seminggu saya gerak badan sampai berkeringat
12 6 108 54 59 29,5 18 9 3 1,5
6 Saya merokok kurang dari setengah pak sehari
7 3,5 19 9,5 28 14 19 9,5 14 7
7 Tinggi badan dan berat badan saya cukup baik, tidak kurus , tidak gemuk
19 9,5 123 61,5 35 17,5 22 11 1 0,5
8 Keluarga berpenghasilan yang cukup untuk pengeluaran
13 6,5 116 58 54 27 15 7,5 2 1
9 Saya merasa bahwa ibadah memberikan kekuatan lahir dan batin saya
72 36 120 60 6 3 1 0,5 1 0,5
10 Saya merasa bahwa ibadah memberikan kekuatan lahir dan batin saya
11 5,5 78 39 66 33 39 19,5 6 3
11 Tetangga dan teman saya baik kepada saya
40 20 152 76 6 3 1 0,5 1 0,5
12 Saya mempunyai keluarga atau teman tempat berbagi cerita (curhat)
40 20 149 74,5 8 4 2 1 1 0,5
13 Saya secara teratur bercakap-cakap dengan orang rumah masalah urusan ruman , sehidupan sehari-hari
33 16,5 134 67 24 12 7 3,5 2 1
14 Setidaknya seminggu sekali saya jalan-jalan dengan keluarga atau teman mencari hiburan
17 8,5 84 42 68 34 24 12 7 3,5
177
15 Saya dapat mengatur waktu dengan baik
22 11 140 70 30 15 5 2,5 3 1,5
16 Dalam sehari saya minum kopi, teh, kurang dari 3 cangkir sehari
6 3 83 41,5 50 25 39 19,5 22 11
17 Saya setiap mencari waktu untuk menenangkan diri
9 4.5 97 48,5 67 33,5 21 10.5 6 3
Dari 17 item soal, jawaban responden rata-rata di atas 70 % yang menjawab
positif, hanya 5 item soal yang dijawab kurang memuaskan sehingga hal ini
menyebabkan kekebalan stressnya menjadi berkurang yaitu, Bahwa rata-rata yang
menjawab berolah raga secara teratur hanya 60 % selebihnya 40 % tidak mempunyai
waktu untuk olah raga teratur. Olah raga selain menyehatkan fisik, juga mental,
karena dengan olah raga keluarlah suatu zat yang bernama endorphin yang dapat
memberikan rasa senang dan bahagia.
Untuk penghasilan yang cukup untuk pengeluaran, 116 orang (58 %),
menjawab setuju dan 13 orang (6,5 %) menjawab sangat setuju , dari 200 responden,
yang penghasilannya kurang dibanding pengeluaran ada 27 % menjawab kurang
setuju, 7,5 % tidak setuju dan hanya 2 orang saja yang sangat tidak setuju. Berarti
secara rata-rata 66 % responden dapat mengelola keuangan nya dengan baik.
Pada item soal bagaimana ibadah dapat memberikan kekuatan batin dijawab
oleh responden 78 orang setuju (39 %) dan 11 orang sangat setuju (5,5 %) selebihnya
kurang setuju sebanyak 66 orang (33%) dan 39 orang (19,5 %) menjawab tidak
setuju, dan sangat tidak setuju bahwa ibadah dapat memberikan kekuatan batin adalah
178
6 orang (3 %). Jadi dari 200 responden yang menberikan jawaban positif bahwa
ibadah memberikan kekuatan batin adalah 45,5 %. Bila ibadah dilakukan teratur,
maka akan meningkatkan kekuatan mental kita, sehingga otomatis akan mencegah
kita dari penyakit mental atau penyakit jiwa.
Untuk item soal rekreasi bersama keluarga dan teman seminggu sekali
dijawab setuju oleh 84 orang (42%) sedangkan yang sangat setuju sebanyak 17 orang
(8,5%). Selebihnya tidak teratur dan malah sangat jarang, jadi hanya 50,5 % yang
berekreasi bersama keluarga. Padahal rekreasi bersama keluarga dapat meningkatkan
kekebalan terhadap stress dan mempererat hubungan batin dalam keluarga,
menyenangkan istri dan anak.
Kesibukan membuat responden yang punya waktu untuk menenangkan diri ,
hanya 97 orang yang menjawab setuju (48,5 %) sedangkan 9 orang menjawab sangat
setuju ( 4,5 %). dan selebihnya 47 % tidak mempunyai waktu yang cukup untuk dapat
menenangkan diri. Bila kita mempunyai waktu untuk menenangkan diri, di harapkan
peningkatan hormon yang terjadi karena stress dapat menurun dan mengurangi
ketegangan yang kita rasakan.
12. Distribusi Frekwensi Item Jawaban variabel Pencegahan Gangguan
Psikosomatik
Tabel 4.12
Frekwensi Jawaban Pencegahan Psikosomatik
179
No Soal SS S Ks Ts STS
f % f % f % f % f %
1 Saya merasa sedih, sehingga tidak dapat menikmati hidup
3 1,5 25 12,5 82 41 51 25,5 39 19,5
2 Saya kurang memperhatikan lingkungan
1 0,5 23 11,5 84 42 74 47 18 9
3 Saya sering merasa mudah lelah sekarang
10 5 90 45 62 31 32 16 6 3
4 Saya merasa konsentrasi dan perhatian saya berkurang
4 2 45 22,5 88 44 56 28 7 3,5
5 Saya merasa harga diri dan percaya diri saya berkurang
7 3,5 18 9 76 38 72 36 27 13,5
6 Saya sering merasa tidak berguna
6 3 13 6,5 55 27,5 85 42,5 41 20.5
7 Tidur saya sering terganggu sekarang-sekarang ini
9 4,5 59 29,5 46 23 75 37,5 11 5,5
8 Nafsu makan saya sekarang berkurang
5 2,5 34 17 70 35 81 40.5 10 5
9 Saya merasa pesimis sekarang
3 1,5 36 18 51 25,5 87 43,5 23 11,5
10 Saya merasakan kecemasan yang berlebihan
4 2 18 9 92 36 71 35,5 35 1,5
11 Saya sering merasa pegal, kaku otot, sakit presendian
10 5 113 56,5 45 22,5 27 13,5 5 2,5
12 Saya mengeluh sesak nafas, jantung berdebar, telapak tangan basah, mual, diare, mulut terasa kering.
6 3 17 8,5 77 38,5 78 39 22 11
13 Kewaspadaan saya bertambah , mudah terkejut, cepat tersinggung, sulit konsentrasi.
9 4,5 48 24 83 41,5 49 24,5 11 5,5
14 Kemampuan kerja saya menurun.
5 2,5 49 24,5 85 42,5 52 26 9 4,5
15 Saya kurang merawat 5 2,5 48 24 79 39,5 53 26,5 15 7,5
180
diri
16 Saya merasa sakit di ulu hati, kembung, cepat kenyang, sering disertai cemas, atau rasa sedih.
2 1 32 16 73 36,5 70 35 23 11,5
17 Saya merasa lelah berkepanjangan yang tidak hilang dengan istirahat, sering disertai pegal, nyeri sendi, kurang tidur, cemas
7 3,5 44 22 78 39 54 27 17 8,5
18 Saya sering merasa sakit kepala, atau migren, atau nyeri sendi, nyeri otot, yang disertai perasaan cemas dan banyak pikiran, kurang tidur.
14 7 81 40,5 64 32 36 18 5 2.5
19 Saya sering merasa gangguan buang air besar seperti sembelit, disertai perasaan yang sering cemas atau stress
4 2 21 10,5 60 30 77 38,5 38 19
Pada Item kuesioner variabel Pencegahan Psikosomatik. Pada soal dengan
pertanyaan perasaan sedih sehingga membuat responden tidak dapat menikmati hidup
ada sebanyak 25 orang yang menjawab setuju dan 3 orang yang menjawab sangat
setuju, perasaan sedih seperti ini merupakan salah satu gejala tambahan depresi.
Pada Item pertanyaan saya kurang memperhatikan lingkungan ada sebanyak
23 orang yang menjawab setuju dan 1 orang yang sangat setuju, orang yang sedang
depresi biasanya sudah tidak punya keinginan untuk memperhatikan lingkungannya .
Jawaban item bahwa responden sering merasa mudah lelah sekarang ada
sebanyak 90 orang dengan jawaban setuju dan 10 orang dengan jawaban sangat
setuju, perasaan mudah lelah bisa disebabkan oleh kelelahan fisik dan psikis.
181
Gangguan psikosomatik seperti depresi, Chronic Fatique Syndrome atau Sindrom
lelah kronik dengan gejala rasa lelah yang berlangsung lama dan tidak hilang dengan
istirahar tanpa penyebab organik yang jelas.
Chronic fatique syndrome juga dialami oleh 44 orang responden atau 22 %
dengan jawaban yang setuju dan 7 orang (3,5 %) menjawab sangat setuju. Saya merasa
lelah berkepanjangan yang tidak hilang dengan istirahat, sering disertai pegal, nyeri sendi,
kurang tidur, cemas
Item soal seperti merasa konsentrasi dan perhatian berkurang dijawab sangat
setuju oleh 4 orang dan 45 orang menjawab setuju. Sedang pertanyaan merasa harga
diri dan percaya diri yang berkurang dijawab setuju oleh 18 orang responden dan 7
orang yang sangat setuju, merasa hidup pesimis dijawab oleh 36 orang dengan
jawaban setuju dan 3 orang dengan jawaban sangat setuju, Nafsu makan yang
berkurang dijawab oleh 34 orang responden dengan jawaban setuju dan 5 orang
menjawab sangat setuju, jawaban seperti harga diri yang sudah mulai berkurang,
pesimis, konsentrasi yang sudah mulai berkurang, nafsu makan yang berkurang
biasanya dialami oleh orang yang depresi, jadi dari 200 responden yang diperiksa ini
kurang lebih ada 23 % mengalami depresi.
Dari item soal pertanyaan Saya merasa sakit di ulu hati, kembung, cepat
kenyang, sering disertai cemas, atau rasa sedih. Atau yang menurut penulis
mengalami gangguan psikosomatik dispepsia fungsional adalah sebanyak 32 orang
responden (16 %) dengan jawaban setuju dan 2 orang menjawab sangat setuju (1%).
Responden yang menjawab Saya sering merasa pegal, kaku otot, sakit persendian
182
Ada sebanyak 56,5 % dengan jawaban setuju dan 5 % dengan jawaban sangat setuju,
Gejala seperti ini bisa karena kelelahan fisik, atau gangguan psikosomatik yang
disebut Nyeri Psikogenik
Responden dengan yang menjawab Saya sering merasa sakit kepala, atau migren,
atau nyeri sendi, nyeri otot, yang disertai perasaan cemas dan banyak pikiran, kurang tidur.
Ada sebanyak 14 orang (7 %) yang sangat setuju dan 81 orang (40,5 %) menjawab setuju.
Keluhan nyeri psikogenik sendiri adalah adalah keluhan nyeri yang penyebabnya bukan
penyebab penyakit organik ditemukan gejala nyeri tampa kelainan organ yang jelas
misalnya nyeri kepala, migren, mialgia, atralgia, kolik abdomen, ada stresor
psikososial. Disertai dengan gejala depresi dan ansietas.
Sedangkan responden yang menjawab Saya mengeluh sesak nafas, jantung
berdebar, telapak tangan basah, mual, diare, mulut terasa kering. Dijawab oleh 6 orang
responden dengan jawaban sangat setuju dan 17 orang setuju, jadi ada 11,5 % yang
mengalami gangguan psikosomatik kemungkinan Penyakit Jantung Fungsional (neurosis
kardiak). Penyakit dengan keluhan seperti penyakit jantung, tanpa disertai kelainan
organik, Dengan keluhan adanya sakit dada yang tidak khas, sesak nafas, dapat
menyerupai angina pektoris, berdebar, rasa jantung seakan berhenti, rasa ingin mati,
mudah terkejut, adanya cemas yang berlebihan.
Dari 200 responden yang di wawancara ada 21 orang (10,5 %) dengan
jawaban setuju dan 4 orang (2%) dengan jawaban sangat setuju menpunyai gangguan
Sindrom Kolon Iritabel adalah sakit perut disertai gangguan buang air besar tanpa
dijumpai kelainan organik. Ditandai dengan rasa nyeri/tidak enak, diperut disertai
183
diare atau konstipasi, perut kembung, yang tampak dengan jelas, rasa nyeri diperut
hilang setelah buang air besar, keluhan psikis menonjol.
D. Pengujian Hipotesis Penelitian dan Pembahasan
Pengujian Statistik dalam penelitian bertujuan untuk menguji tiga variable
hipotesa yang sebelumnya telah di rumuskan pada bab 1, yaitu: (1) terdapat
hubungan antara motivasi ibadah dengan pencegahan gangguan Psikosomatik. (2)
terdapatnya hubungan antara kekebalan stress and pencegahan gangguna
psikosomatik. Pengujian terhadap ketiga hipotesa ini menggunakan rumus korelasi
person atau product moment dan regresi melalui program SPSS 13.
Adapun hasil perhitungan uji hipotesis dari ketiga variable dapat diuraikan
sebagai berikut
I. Hubungan Antara Motivasi Ibadah dan Pencegahan Gangguan Psikosomatik
Tabel 4.13
Statistik Dekskriptip
Variabel Mean Std Deviasi N
Motivasi Ibadah (X1)
Kekebalan Stress (X2)
Pencegahan gangguan Psikosomatik (Y)
1,2550
1,3700
1,7400
0.43695
0.48402
0,43973
200
200
200
Berdasarkan data deskripstip diketahui bahwa kasus yang diteliti adalah 200
responden. Diperoleh data nilai mean untuk X1 = 1,3700 dengan standar deviasi
184
0,43973 , variabel kedua nilai mean X2 = 1,7400 dan standar deviasinya 0,43973
sedangkan variabel ketiga nilai mean adalah Y = 1,2550 dan standar deviasi
0,43695 .Dengan nilai standar deviasi yang semuanya lebih kecil dari pada nilai
mean, hal ini menggambarkan bahwa ketiga variabel yang dihasilkan dari penelitian
ini lebih homogen, artinya temuan penelitian diperoleh dari sumber yang sama dan ini
menunjukan validitas data yang dihasilkan.
Hipotesis pertama dalam penelitian ini di rumuskan sebagai
berikut:”Terdapatnya hubungan positif yang signifikan antara motivasi Ibadah
dengan Pencegahan Gangguan Psikosomatik di Puskesmas Astapada Kabupaten
Cirebon. Untuk pengujian hipotesis ini digunakan analisa regresi linier
Untuk mengetahui signifikan hasil korelasi atau hubungan tersebut maka
dirumuskan hipotesa sebagai berikut:
Ho = Tidak terdapat hubungan (korelasi) signifikan antara Motivasi Ibadah dengan
Pencegahan Gangguan Psikosomatik.
Ha = Terdapatnya hubungan korelasi antara Motivasi Ibadah dengan Pencegahan
Gangguan Psikosomatik
Pengujian dengan dua sisi berdasarkan pengambilan keputusan didasarkan
pada angka probabilitas :
Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima,
Jika Probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak
Dari hasil pengolahan data Program SPSS 13 dihasilkan korelasi X1 dengan Y
= 0,763 . setelah dibandingkan dengan r tabel ternyata r hitung lebih besar dari pada r
185
tabel atau 0.753 >0,194, terdapat hubungan yang kuat, dan Ho ditolak dan Ha
diterima. Dengan demikian dapat dijelaskan adanya hubungan positif dan signifikan
antara Motivasi ibadah dan Pencegahan gangguan Psikosomatik, makin tingginya
motivasi ibadah maka makin meningkat juga pencegahan terhadap gangguan
psikosomatik.(tabel dapat di lihat pada lampiran)
b Berdasarkan table ANOVA atau F tes tenyata didapat f hitung sebesar
276,597 dengan tingkat significan 0.000, karena probabilitas dibawah angka 0,05
maka ,model regresi ini dapat digunakan untuk memprediksikan motivasi ibadah,
demikian juga dari table koefisien menggambarkan bahwa persamama regresi adalah
sebagai berikut memprediksikan motivasi ibadah, demikian juga dari tabel koefisien
menggambarkan bahwa persamama regresi adalah sebagai berikut :
Y = a + bi = 0,322 + 0,190 X1 dapat menyatakan bahwa jika tidak ada peningkatan
ibadah maka pencegahan gangguan psikosomatik tidak akan meningkat atau
mengalami perubahan. Koefisien regresi sebesar 0,190 menyatakan bahwa setiap
penambahan satu nilai atau satu point motivasi ibadah akan dapat meningkatkan
pencegahan gangguan psikosomatik sebesar 0,190 atau 19 %.
Sedangkan untuk menyatakan besar kecilnya konstribusi (sumbangan)
variable X1 terhadapa variable Y, dapat diketahui dari koefisien determinan = r2 x
100 % atau ( 0,763 ) 2 X 100 % = 58,2 % sisanya 100 - 58,2 % = 41,8 % ditentukan
oleh variabel lain diluar penelitian
186
2. Hubungan Antara Kekebalan Stress (X2) dengan Pencegahan Gangguan
Psikosomatik (Y)
Hipotesa kedua dalam penelitian ini dirumuskan :”Terdapat hubungan positif
yang signifikan antara kekebalan stress dan pencegahan gangguan psikosomatik.” .
Untuk mengetahui significan hasil korelasi atau hubungan tersebut dirumuskan
hipotesa sebagai berikut:
Ho = Tidak adanya hubungan (korelasi ) antara kekebalan stress dengan
Pencegahan gangguan Psikosomatik
Ha = Terdapatnya hubungan (korelasi) antara Kekebalan stress dengan pencegahan
gangguan Psikosomatik
Pengujian dilakukan dengan dua sisi, maka dasar pengambilan keputusannya
didasarkan pada angka probabilitas :
Jika probabilitas > 0.05 maka Ho diterima,
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak
Pada Pengujian terhadap tidak adanya hubungan antara kekebalan stress (X2)
dengan Pencegahan gangguan psikosomaktik (Y) diketahui korelasi positif artinya
makin tingginya kekebalan stress akan makin tercegah dari gangguan psikosomatik.
Hasil pengolahan data melalui program SPSS, dihasilkan korelasi X2 dengan Y =
0,347 . setelah dibandingkan antara r tabel dan r hitung, ternyata r hitung lebih besar
dari r tabel atau 0,347 > 0,194 maka Ho ditolak dan Ha diterima
b
187
Berdasarkan table ANOVA atau F tes tenyata didapat f hitung sebesar 27,067
dengan tingkat significan 0.000 , karena probabilitas dibawah angka 0,05
maka ,model regresi ini dapat digunakan untuk memprediksikan kekebalan stress,
demikian juga dari tabel koefisien menggambarkan bahwa persamaan regresi adalah
sebagai berikut memprediksikan kekebalan stress, demikian juga dari tabel koefisien
menggambarkan bahwa persamaan regresi adalah sebagai berikut :
Y = a + bi = 0,655 + 0,347 X1 dapat menyatakan bahwa jika tidak ada peningkatan
kekebalan maka pencegahan gangguan psikosomatik tidak akan meningkat atau
mengalami perubahan. Koefisien regresi sebesar 0,347 menyatakan bahwa setiap
penambahan satu nilai atau satu point kekebalan stress akan dapat meningkatkan
pencegahan gangguan psikosomatik sebesar 0,347 atau 34,7 %.
Sedangkan untuk menyatakan besar kecilnya konstribusi (sumbangan) variable
X1 terhadap variable Y, dapat diketahui dari koefisien determinan = r2 x 100 % atau (
0,347 ) 2 X 100 % = 12.04 % sisanya 100- 12,04 % = 87,96 % ditentukan oleh
variabel lain diluar penelitian
3. Hubungan Antara Motivasi Ibadah (X1), Kekebalan stress (X2) dengan
Pencegahan Gangguan Psikosomatik (Y)
Hipotesa kedua dalam penelitian ini dirumuskan :”Terdapat hubungan positif
yang signifikan antara motivasi ibadah, kekebalan stress dan pencegahan gangguan
psikosomatik.”. Untuk mengetahui signifikan hasil korelasi atau hubungan tersebut
dirumuskan hipotesa sebagai berikut:
188
Ho = Tidak adanya hubungan (korelasi ) antara motivasi ibadah, kekebalan stress
dengan Pencegahan gangguan Psikosomatik
Ha = Terdapatnya hubungan (korelasi) antara motivasi ibadah, Kekebalan stress
dengan pencegahan gangguan Psikosomatik
Pengujian dilakukan dengan dua sisi, maka dasar pengambilan keputusannya
didasarkan pada angka probabilitas :
Jika probabilitas > 0.05 maka Ho diterima,
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak
Pada Pengujian terhadap tidak adanya hubungan antara Motivasi ibadah (X 1)
kekebalan stress (X2) dengan Pencegahan gangguan psikosomaktik (Y) diketahui
korelasi positif artinya makin tingginya kekebalan stress akan makin tercegah dari
gangguan psikosomatik.
Hasil pengolahan data melalui program SPSS, dihasilkan korelasiX1, X2
dengan Y = 0,778 . atau adanya hubungan yang kuat positif antara motivasi ibada,
kekebalan stress dan pencegahan gangguan Psikosomatik, setelah dibandingkan
antara r tabel dan r hitung, ternyata r hitung lebih besar dari r tabel atau 0,778 > 0,194
maka Ho ditolak dan Ha diterima
Setelah dilakukan analisis dengan metode backward ternyata variable yang
terlihat pada kotak model summary terlihat koefisien determinan (R square)
menunjukan nilai 0,605 bahwa model regresi yang diperoleh dapat menjelaskan 60,
5% variasi variabel dependen Pencegahan gangguan Psikosomatik. Atau dengan kata
lain variabel motivasi ibadah, kekebalan stress, dapat menjelaskan variasi Pencegahan
189
gangguan psikosomatik sebesar 60,5 %. dan dalam bidang kesehatan masyarakat
dikatakan baik bila nilai R square minimal sekitar 60 %. Kemudian pada kotak
Anova, kita lihat uji F yang menunjukan nilai P (signifikan F ) adalah sebesar 0,287
berarti lebih besar dari pada alpha 5 % , menunjukan tidak adanya signifikan bila
kedua variabel diatas bila di uji secara parsial dengan regression linier ganda.
Walaupun secara korelasi terdapat hubungan yang tinggi, sebesar 0,778 berarti secara
simultan kedua variabel mempunyai konstribusi tapi tidak signifikan. Berarti ada
variabel diluar penelitian yang harus diteliti lebih lanjut.
Pada kotak Koefisien kita memperoleh persamaan garisnya, Pada kolom
variabel in equation diatas kita dapat mengetahui masing masing koefisien regresi
masing-masing variabel and hasil diatas menunjukan
Y = 0,94 + 0,652 X1 + 0,154 X2
Dengan model persamaan ini dapat diperkirakan bahwa Pencegahan gangguan
Psiksomatik dengan menggunakan variabel motivasi ibadah dan kekebalan stress,
Variabel Pencegahan gangguan Psikosomatik akan meningkat sebesar 0,652 (65,2
poin) bila motivasi ibadah meningkat. dan meningkat 15,4 poin bila kekebalan stress
meningkat,
Pada kolom Beta diketahui variabel yang paling besarlah yang berpengaruh
paling besar terhadap menentukan variabel dependen, semakin besar nilai beta makin
besar pengaruhnya terhadap variabel dependen, diketahui bahwa ibadah
mempengaruhi sebesar 0,722 atau 72,2 poin terhadap pencegahan gangguan
190
psikosomatik dan 15,5 poin disumbangkan oleh kekebalan stress terhadap
pencegahan gangguan psikosomatik
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian antara motivasi ibadah, dan kekebalan stress
terhadap pencegahan gangguan Psikosomatik di Puskesmas Astapada dapat
disimpulkan sebagai berikut
1. Terdapatnya hubungan yang positif kuat dan signifikan antara motivasi ibadah
dengan pencegahan gangguan psikosomarik sebesar 0,763 atau 76,3 % atas dasar
itu berpengaruh signifikan terhadap pencegahan gangguan psikosomatik, makin
tingginya motivasi ibadah makin meningkatlah pencegahan kita dari gangguan
psikosomatik,
2. Terdapatnya hubungan positif sedang antara kekebalan stress dengan pencegahan
gangguan psikosomatik sebesar 0,347 atau 34,7 %. atas dasar itu maka dengan
meningkatnya kekebalan stress, makin tinggilah angka pencegahan tubuh kita
tercegah dari gangguan psikosomatik.
191
3. Terdapat hubungan positif yang kuat 0,778 atau 77,8 %, dan namun tidak
signifikan secara bersama-sama antara motivasi ibadah, kekebalan stress dan
pencegahan gangguan psikosomatik.
Menurut pendapat penulis ada variabel diluar penelitian yang harus diteliti lebih
lanjut, keterbatasan waktu, biaya dan tenaga, disini sehingga penulis hanya
menggunakan 2 variabel penelitian. Begitu banyak determinan variabel yang
mempengaruhi penyakit psikosomatik. Karena gangguan ini bersifat lebih banyak
karena stresor psikososial yang masing-masing individu berbeda, antara lain
perbedaan tiap individu itu :
faktor lain yang tidak diteliti
i. Gangguan Kepribadian
ii. Tingkat kognitif seseorang dalam menghadapi stress
iii. Kebiasaan budaya setempat dan Kehidupan masa kecil
iv. Penyesuaian diri
192
B. SARAN
1. Untuk meningkatkan Pencegahan kita terhadap gangguan Psikosomatik maka
kita harus meningkatkan motivasi ibadah kita, motivasi ibadah yang tinggi
akan meningkatkan pencegahan gangguan psikosomatik secara signifikan,
Ibadah yang dilakukan dengan motivasi yang baik akan menyeimbangkan
hormonal tubuh, yang biasanya keluar pada saat tubuh mengalami stress.
Pengamalan ibadah yang dibarengi dengan motivasi ibadah yang tinggi, dapat
dijadikan salah satu alternatif sebagai psikoterapi suportif yang dapat
mestabilkan hormon stress yang biasanya terpicu dalam jumlah banyak ketika
stresor yang datang bertubi-tubi dan menyebabkan gejala-gejala psikosomatik.
Sebelum gejala tersebut berkepanjangan, pasien di motivasi untuk
mempertinggi ibadahnya sehingga selain diberikan pengobatan somatoterapi,
juga kita memberi beberapa tuntunan Ibadah seperti menjalankan solat 5
waktu tepat waktu, solat tahajud pada sepertiga malam terakhir, puasa sunah ,
zikir dan sodaqah. Nasehat secara verbal dapat memberi support kepada
193
pasien agar dapat menjalankan hidup ini lebih rileks dan memperbanyak
Ibadah secara Iklash.
2. Tidak hanya ibadah saja yang kita tingkatkan tapi juga kekebalan stress kita,
antara lain dengan melaksanakan olah raga yang teratur, tidur 7-8 jam sehari
yang teratur, kita pupuk kasih sayang dalam keluarga, cukup memperoleh
makanan yang berimbang, mengurangi kebiasaan rokok. Mengatur
pengeluaran yang pemasukan kita, menjalankan ibadah sebaik mungkin.
Mempunyai teman atau sahabat yang baik , meluangkan waktu untuk
berekreasi bersama keluarga, meluangkan waktu untuk menenangkan diri.
Menjaga silaturahmi dengan keluarga dan tetangga. Mengatur waktu dengan
efektif dan efisien. Dengan demikian kekebalan stress kita akan baik, dengan
meningkatnya kekebalan kita terhadap stress, maka akan meningkatkan
pencegahan kita terhadap gangguan psikosomatik.
3. Seseorang juga harus mampu mengelola stressnya dengan baik. Strategi
pengelolaan stress memang tergantung pada kebiasaan standar budaya dimana
ia dibesarkan, kepribadian yang terbentuk sejak kecil, tingkat kognitif
seseorang untuk mengatasi stressnya.
194
Daftar Pustaka
Al-Quran dan terjemahan, Penerbit Sari Agung, Jakarta 2005
Al-Faqih Abu Laits As-Samarqandi, Tanbihul Ghafilin, Nasehat Bagi yang lalai,
Penerjeman Abu Juhaidah, Pustaka Amani , Jakarta, 1999
Az-Zahrani, Musfir, Konseling Terapi, Penerbit Gema Insani, Jakarta 2005
Al-Magraghi, Tafsir Al-Quran jilid 16
Ar-Rifai M. N ,Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerbit Gema Insani Press,
Jakarta 1999
Arikunto, S, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek , Rineka Cipta 2002
Ash-Shawi, A.J, Terapi Puasa, Manfaat Puasa Ditinjau dari Perspektif Sains
Modern, Penerjemah Aan Wahyudin, Penerbit Republika, Jakarta 2006
Ahmad, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Reality Publisher, Jakarta , 2006
Ardani, Rahayu, Sholichatun, Psikologi Klinis, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2007
Azis Rani. E Mudjaddid, Hamzah Shatri dkk,. Pedoman Diagnosa dan Terapi di
Bidang Ilmu Penyakit Dalam, Pusat Informasi dan Penerbit
Bagian Ilmu Penyakit Dalam Falkutas Kedokteran Universitas
Indonesia.2000.
Bastaman, H.D.Integrasi Psikologi dengan Islam, Menuju psikologi islam
Yogyakarta, Pustaka Pelajar. 1995
195
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II , (Mudjaddid, Shatri) Edisi III, Balai
Penerbit FK UI , Jakarta, 2001
Bahar Azwar, Manfaat Haji dan Umrah bagi Kesehatan, Qultum Media, Jakarta
2007.
Endang Saifuddun Anshari M. A. Ilmu, Filsafat dan Agama, Penerbit Bina Ilmu 1979
Frager R (Syekh Ragib al-Jerahi Hati Diri dan Jiwa , Psikologi Sufi untuk
Transformasi, (Heart, sefl, & Soul) Penerjemah Hasmiyah Rauf, Penerbit
Serambi, Jakarta, 2003
Ginanjar Ary, ESQ, Penerbit Arga, Jakarta, 2003
Guyton, Hall, Text Book of Medical Physiology ed 9, Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran, Alih Bahasa dr. Irawati Setiawan dkk, Penerbit
EGC,Jakarta,1997
Goleman, Daniel, Emotional Intelligence, Alih Bahasa T. Hermaya, Penerbit
Gramedia Jakarta, 1997
Hawari, Dadang, Doa dan Dzikir Sebagai Pelengkap Terapi Medis, Dana Bhakti
Primayasa , Jakarta , 1997
------------Al-Quran, Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Dana Bhakti
Primayasa, 1998
Harun Nasution , Islam Rasional, Gagasan dan Pemikiran Prof. DR. Harun Nasution
Penerbit Mizan, Bandung, 1995
Jalal Saour: Does Ramadan Fasting Complicate Antcoagulant Therapy? Fasting: Its
Efects on health and Diseases Basic Priniciples and Clinical Practive
(Abstracts). College of Medicine King Saud University , Riyadh, December
1990 .
Jalaluddin Rakhmat , Psikologi Agama sebuah pengatar, Mizan, Bandung, 2004
196
Khadem Yamani, Ja’far, Kedokteran Islam, Sejarah Dan Perkembangannya, Alih
Bahasa Tim Dokter IDAVI editor A.D El Marzdedeq, DIM, Av. Dzikra .2005
Lazarus RS (1993). "From psychological stress to the emotions: a history of
changing outlooks". Annual Review of Psychology 44: 1-22.
Langgunung , H, Teori-Teori Kesehatan Mental, Penerbit Balai Pustaka Al Husna ,
Jakarta, 1992
Martin,David W,(et al) Biokimia , Harper’s Reviem of Biochemistry, alih bahasa
Iyan Darmawan, EGC, Jakarta 1987
Microsoft ® Encarta ® 2006
Maramis, W. F. Ilmu Kedokteran Jiwa , Penerbit Air langga Press ,1980
Muhammad Nasir Ar-rifai, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir (Kemudahan Dari Allah),
Jilid 1 , Gema Insani , Jakarta 2000
Muzam MG,. Ali M. N. and Husain A. (1963): Observations on the Effects Of
Ramadan Fasting On Gastric Acidity , the Medicus 25: 228 .
Maumana Amjad, et al, editor Zafar Afaq Ansari, Qur’anic Consepts of Human
Psyche, Adam Publisher New delhi-110002, edition 2006
Muhammad Jawad Mughniyah, Figh Lima Mazhab, (Ja’fari, Hanafi, Maliki, Syafi’i,
Hambali). Penerjemah Drs.Syihabuddin, Penerbit Lentera, Jakarta 2005
Muhammad Izzuddun Taufiq , Dalil Anfus Al-Quran dan Embriologi (Ayat-Ayat
Tentang Penciptaan manusia) , Darussalam Kairo, Penerjemah Muhammad
Arifin Dkk, editor,Ch Al-Qois, Fiedha L Hasim, Penerbit Tiga Serangkai,
Solo, 2006
M.Mahmud Abdullah, Mukjizat Gerak dan Bacaan Shalat, serta Aplikasi Khusu,
penerjemah, Sari Narulita, Penerbit Pustaka Iman, Jakarta, 2006
197
Maulana Muhammad Al-Kandahlawi Rah.a., Fadhilah Amal, Penerjemah Ust
A.Abdurrahman Ahmad, Penerbit Ash-Shaff, Yogyakarta ,2003
Notoatmojo, Soekidjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta,
Jakarta ,2005.
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, Panduan Pelayanan
Medik, Penerbit Departemen IPD FK UI, 2006
Price, Wilson ,Patofisiologi Edisi 6 vol.2, Alih Bahasa dr. Brahm dkk, Penerbit
EGC, Jakarta 2002
Quraish Shihab, Membumikan AL-Quran, Penerbit Mizan, Bandung, 1992
Sulimami R. A. Famuyiwa F. O. Laaga M. A. (1988): Diabetes Mellitus and
Ramadan Fasting: the Need for Critical Appraisal. Diabetes Medicine 8:
549-552 .
Suliswati, Tjie Anita, Jeremia, Yenny, Sumijatun, Konsep Dasar Keperawatan
Kesehatan Jiwa, EGC, Jakarta, 2005
Riyad Albiby and Ahmed Elkadi: A preliminary Report on Effects of Islamic Fasting
on Lipoprotens and Immunity. JMA, vol , 17 188 page 84 .
Rippetoe-Kilgore, Mark and Lon.. Practical Programming for Strength Training.
2006
Ron de Kloet, E; Joels M. & Holsboer F. (2005). "Stress and the brain: from
adaptation to disease". Nature Reviews Neuroscience 6 (6): 463-475.
Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa,Rujukan Ringkas Dari PPDGJ III, editor Rusdi
maslim, 2000
Shahih Muslim, penerjemah Ma’mur Daud, Penerbit Widjaya, Jakarta, 1983.
Sholeh , M, Terapi Salat Tahajud, Menyembuhkan berbagai Penyakit, Penerbit
198
Hikmah Populer Mizan, Bandung , 2006
Sayyid Qutbh, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an jilid 1, Penerbit Gema Insani Press , Jakarta
2000
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Penerbit Rosda, 2005
Sutanto Priyo Hastono, Modul Analisis Data, Falkutas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia .Jakarta 2001
Sulistia Gan dkk, Farmakologi dan Terapi, Bagian Farmakologi Falkutas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta, 1997
Yulizar Darwis, Dkk. Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Dasar Di purkesmas,
Departemen Kesehatan RI, Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat
Kesehatan Jiwa Masyarakat Jakarta 2004
http://www.medem.com
http://www.kaheel7.com
http://www.Islam-online.com
199
Lampiran Kuesioner
MOTIVASI BERIBADAH DAN PENANGGULANGAN STRESS DENGAN
PREVENTIF GANGGUAN PSIKOSOMATIKTanggal wawancara:Nama : (Pria/wanita) Umur : TahunPekerjaan : Penghasilan : Perbulan Pendidikan : Status : menikah/ janda/duda/tidak menikah/cerai
A. Kuesioner ITandailah jawaban anda dibawah ini dengan tanda (X) yang sesuai dengan anda:a. Setuju sekali (SS) b. Setuju (S) c. Kurang setuju (KS) d. Tidak setuju (TS) e. Sangat tidak setuju (STS)
1. Dengan shalat hatiku yang cemas jadi hilanga. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]
2. Kalau kesedihan melanda aku jadi banyak shalat a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]
3. Shalat tahajud bagiku dapat menyembuhan kegelisahankua. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]
4. Shalat tahajud aku kerjakan dengan teratur a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]
5. Bagiku puasa menyehat badanku dan menyembuhkan sakitkua. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]
6. Dengan puasa aku jadi lebih sabara. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]
7. Puasa menjadi kebiasaanku untuk mendekatkan diri pada Allah SWTa. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS}
200
8. Bagiku sodakhah tidak harus dengan uang a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]
9. Dengan sodakhah hatiku jadi makin bahagiaa. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]
10. Dengan sodakhah pasti Allah akan membalasnya berlipat gandaa. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]
11. Al-Quran adalah obat jiwaku yang sedang gelisaha. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]
12. Aku membaca Al-Quran setiap hari beserta artinyaa. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]
13. Aku merasa Al-Quran adalah penyejuk hati nasehat yang menyejukan jiwaa. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]
14. Aku berniat haji , mudah-mudahan Allah memberi rizki a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]
15. Mulai saat ini aku menabung sedikit demi sedikit untuk naik haji a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]
16. Aku merasa zikir dapat menyenangkan jiwa dan mengurangi kegelisahankua. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]
17. aku melakukan zikir setiap waktua. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]
18. Aku merasa hidupku penuh rasa syukur dan barokaha. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]
19. Aku percaya apa yang aku usahakan (harta, uang, mobil, rumah) didunia ini adalah titipan Allah.a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]
Kuesioner IIPenanggulangan stress
1. Saya cukup makan sayur , lauk pauk, nasi, berimbang setiap hari a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]
2. Pasangan saya atau orang tua saya cukup memberikan kasih saying dan perhatian kepada saya.
a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]3. Sayang mempunyai saudara yang tinggalnya tidak begitu jauh (< 75 Km)
yang bisa saya andalkan a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]
4. Minimal 2 kali seminggu saya gerak badan sampai berkeringat a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]
5. Saya merokok kurang dari setengah pak sehari. a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]
6. Tinggi badan dan berat badan saya cukup baik, tidak kurus , tidak gemuk a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]
201
7. Keluarga berpenghasilan yang cukup untuk pengeluaran a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]
8. Saya merasa bahwa ibadah memberikan kekuatan lahir dan batin saya a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]
9. Saya teratur mengikuti kegiatan yang dilakukan desa a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]
10. Tetangga dan teman saya baik kepada saya a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]
11. Saya mempunyai keluarga atau teman tempat berbagi cerita (curhat) a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]
12. Saya akan bicara terus terang mengutarakan perasaan hati ketika marah atau gelisah.
a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]13. Saya secara teratur bercakap-cakap dengan orang rumah masalah urusan
ruman , sehidupan sehari-hari a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]
14. Setidaknya seminggu sekali saya jalan-jalan dengan keluarga atau teman mencari hiburan
a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]15. Saya dapat mengatur waktu dengan baik
a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]16. Dalam sehari saya minum kopi, teh, kurang dari 3 cangkir sehari
a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]17. Saya setiap mencari waktu untuk menenangkan diri
a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]
Kuesioner III Pencegahan Gejala Psikosomatik
1. Saya merasa sedih, sehingga tidak dapat menikmati hidup a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS] 2. Saya kurang memperhatikan lingkungan
a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]3. Saya sering merasa mudah lelah sekarang a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]4. Saya merasa konsentrasi dan perhatian saya berkurang a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]5. Saya merasa harga diri dan percaya diri saya berkurang a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]6. Saya sering merasa tidak berguna a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]
202
7. Tidur saya sering terganggu sekarang-sekarang ini a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]8. Nafsu makan saya sekarang berkurang a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]9. Saya merasa pesimis sekarang a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]10. Saya merasakan kecemasan yang berlebihan a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]11. Saya sering merasa pegal, kaku otot, sakit presendian a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]12. Saya mengeluh sesak nafas, jantung berdebar, telapak tangan basah, mual, diare, mulut terasa kering. a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]13. Kewaspadaan saya bertambah , mudah terkejut, cepat tersinggung, sulit konsentrasi. a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]14. Kemampuan kerja saya menurun. a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]15. Saya kurang merawat diri a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]16. Saya merasa sakit di ulu hati, kembung, cepat kenyang, sering disertai cemas, atau rasa sedih. a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]17. Saya merasa lelah berkepanjangan yang tidak hilang dengan istirahat, sering disertai pegal, nyeri sendi, kurang tidur, cemas a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]18. Saya sering merasa sakit kepala, atau migren, atau nyeri sendi, nyeri otot, yang disertai perasaan cemas dan banyak pikiran, kurang tidur. a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS]19. Saya sering merasa gangguan buang air besar seperti sembelit, disertai perasaan yang sering cemas atau stress a. [SS] b. [S] c. [KS] d.[TS] e. [STS}
Skala HolmesBerikut ini tandai masalah apa saja yang anda hadapi selama setahun terakhir ini, boleh lebih dari satu.No Item Tanda Score1 Kematian Suami/istri 1002 Kematian keluarga dekat 633 Perkawinan 504 Kehilangan jabatan 475 Pensiunan/Pengasingan diri 45
203
6 Kehamilan istri 407 Kesulitan sex 398 Tambah anggota keluarga baru 399 Kematian kawan dekat 3710 Konflik suami/istri 3511 Menggadaikan rumah 3112 Perubahan dalam tanggung jawab pekerjaan 2913 Konflik dengan ipar , mertua, menantu 2914 Perasaan tersinggung atau penyakit 5315 Rujuk dalam perkawinan 4516 Perubahan kesehatan seseorang anggota keluarga 4417 Perubahan dalam status keuangan 3818 perceraian 6519 Peralihan jenis pekerjaan 3620 Mencegah terjadinya penggadaian/pinjaman 3021 Anak laki-laki/perempuan meninggalkan rumah 2922 Prestasi pribadi yang luar biasa 2823 Istri mulai atau berhenti bekerja 2924 Kesulitan dengan atasan 2325 Tukar tempat tinggal 2026 Perubahan dalam hiburan 1927 Pinjaman dengan rumah sebagai jaminannya 1728 Perubahan dalam jumlah pertemuan keluarga 1529 Pelanggaran ringan 1130 Menukar kebiasaan pribadi 2431 Perubahan jam kerja/syarat kerja 2032 Tukar sekolah 2033 Tukar kegiatan sosial 1834 Tukar kebiasaan tidur 1635 Perubahan dalam kebiasaan makan 1536 Berlibur 13
total
204
Lampiran Hasil SPSS 13
Lampiran 1. Realibility dan Validitas data Item Soal
Reliability
Case Processing Summary
200 100.0
0 .0
200 100.0
Valid
Excludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.850 19
Cronbach'sAlpha N of Items
205
Item Statistics
1.7250 .57535 200
2.1000 .83876 200
1.8350 .59964 200
2.5700 .88828 200
1.8750 .58402 200
1.6300 .60409 200
1.6300 .62855 200
1.7850 .54797 200
1.8050 .52760 200
1.5350 .60879 200
1.7750 .57970 200
2.5850 .84042 200
1.6950 .53235 200
1.7150 .67532 200
2.2350 .98724 200
1.7900 .52658 200
2.2700 .87230 200
1.8150 .46025 200
1.4900 .60142 200
a1
a2
a3
a4
a5
a6
a7
a8
a9
a10
a11
a12
a13
a14
a15
a16
a17
a18
a19
Mean Std. Deviation N
206
Item-Total Statistics
34.1350 39.866 .550 .839
33.7600 41.761 .159 .859
34.0250 39.582 .563 .838
33.2900 38.991 .398 .847
33.9850 39.834 .545 .839
34.2300 39.243 .606 .837
34.2300 39.947 .484 .841
34.0750 41.055 .404 .845
34.0550 40.645 .486 .842
34.3250 40.693 .403 .845
34.0850 39.726 .565 .839
33.2750 38.361 .492 .841
34.1650 39.867 .601 .838
34.1450 40.798 .340 .847
33.6250 38.728 .365 .850
34.0700 39.553 .658 .836
33.5900 38.947 .412 .846
34.0450 41.259 .460 .844
34.3700 40.998 .368 .846
a1
a2
a3
a4
a5
a6
a7
a8
a9
a10
a11
a12
a13
a14
a15
a16
a17
a18
a19
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Scale Statistics
35.8600 44.191 6.64766 19Mean Variance Std. Deviation N of Items
ANOVA with Tukey's Test for Nonadditivity
462.846 199 2.326
364.054 18 20.225 58.009 .000
9.781a 1 9.781 28.267 .000
1239.113 3581 .346
1248.894 3582 .349
1612.947 3600 .448
2075.794 3799 .546
Between People
Between Items
Nonadditivity
Balance
Total
Residual
Total
Within People
Total
Sum ofSquares df Mean Square F Sig
Grand Mean = 1.8874
Tukey's estimate of power to which observations must be raised to achieve additivity = .114.a.
207
Reliability
Reliability Statistics
.638 17
Cronbach'sAlpha N of Items
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deletedb1 35.5000 21.638 .274 .464b2 35.4300 21.603 .222 .469b3 35.6800 22.631 .207 .489b4 34.9400 21.916 .279 .498b5 35.0450 21.018 .253 .461b6 36.1300 19.229 279 .539b7 35.1900 22.759 .217 .507b8 35.1200 21.994 .314 .450b9 35.8100 19.887 .205 .474b10 34.7500 21.595 .332 .439b11 35.6500 22.385 .338 .459b12 35.6300 22.852 .256 .482b13 35.4500 20.800 .222 .503b14 34.9050 21.159 .219 .466b15 35.3700 21.574 .295 .457b16 34.5650 21.576 .277 .503b17 34.9150 21.157 .254 .481
Scale Statistics
37.6144 31.999 5.65674 17Mean Variance Std. Deviation N of Items
208
Reliability
Case Processing Summary
200 100.0
0 .0
200 100.0
Valid
Excludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.864 19
Cronbach'sAlpha N of Items
Item Statistics
3.4900 .99238 200
3.4250 .82935 200
2.6700 .90842 200
3.0850 .84934 200
3.4700 .95586 200
3.7100 .96465 200
3.1000 1.03215 200
3.2850 .89318 200
3.4550 .96573 200
3.5750 .94809 200
2.5200 .87947 200
3.4650 .90713 200
3.0250 .94277 200
3.0550 .88651 200
3.1250 .94543 200
3.4000 .92427 200
3.1500 .97584 200
2.6850 .93281 200
3.6200 .97486 200
c1
c2
c3
c4
c5
c6
c7
c8
c9
c10
c11
c12
c13
c14
c15
c16
c17
c18
c19
Mean Std. Deviation N
209
Item-Total Statistics
57.8200 83.626 .368 .862
57.8850 82.635 .528 .856
58.6400 84.995 .327 .863
58.2250 83.532 .453 .858
57.8400 80.587 .570 .853
57.6000 80.523 .568 .853
58.2100 83.122 .377 .862
58.0250 82.798 .473 .857
57.8550 81.733 .494 .857
57.7350 82.156 .479 .857
58.7900 87.323 .194 .868
57.8450 82.554 .480 .857
58.2850 81.180 .543 .855
58.2550 81.558 .559 .854
58.1850 81.930 .495 .856
57.9100 81.811 .516 .856
58.1600 81.623 .494 .856
58.6250 82.818 .448 .858
57.6900 81.984 .473 .857
c1
c2
c3
c4
c5
c6
c7
c8
c9
c10
c11
c12
c13
c14
c15
c16
c17
c18
c19
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Scale Statistics
61.3100 91.290 9.55460 19Mean Variance Std. Deviation N of Items
210
Lampiran 2 . Tabel Korelasi dan regresi linier ganda
Frequencies
Statistics
VAR00006200
0
Valid
Missing
N
Correlations
Correlations
.265**
.000
200
.763** .347**
.000 .000
200 200
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
ibadah
kekebalanstress
psikosomatik
ibadahkekebalanstress psikosomatik
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Regression
Descriptive Statistics
1.2550 .43695 200
1.3700 .48402 200
1.7400 .43973 200
psikosomatik
ibadah
kekebalanstress
Mean Std. Deviation N
211
Correlations
1.000 .763 .347
.763 1.000 .265
.347 .265 1.000
. .000 .000
.000 . .000
.000 .000 .
200 200 200
200 200 200
200 200 200
psikosomatik
ibadah
kekebalanstress
psikosomatik
ibadah
kekebalanstress
psikosomatik
ibadah
kekebalanstress
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
psikosomatik ibadahkekebalanstress
Variables Entered/Removedb
kekebalanstress,ibadah
a . Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: psikosomatikb.
Model Summaryb
.778a .605 .601 .27595Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), kekebalanstress, ibadaha.
Dependent Variable: psikosomatikb.
ANOVAb
22.993 2 11.497 150.975 .000a
15.002 197 .076
37.995 199
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), kekebalanstress, ibadaha.
Dependent Variable: psikosomatikb.
212
Coefficientsa
.094 .088 1.067 .287
.652 .042 .722 15.555 .000
.154 .046 .155 3.341 .001
(Constant)
ibadah
kekebalanstress
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: psikosomatika.
Residuals Statisticsa
.8997 1.7059 1.2550 .33992 200
-1.045 1.326 .000 1.000 200
.029 .052 .033 .005 200
.8977 1.7158 1.2553 .34058 200
-.70585 .29415 .00000 .27456 200
-2.558 1.066 .000 .995 200
-2.576 1.073 -.001 1.004 200
-.71576 .29828 -.00032 .27949 200
-2.614 1.074 -.004 1.013 200
1.263 6.120 1.990 1.059 200
.000 .051 .006 .012 200
.006 .031 .010 .005 200
Predicted Value
Std. Predicted Value
Standard Error ofPredicted Value
Adjusted Predicted Value
Residual
Std. Residual
Stud. Residual
Deleted Residual
Stud. Deleted Residual
Mahal. Distance
Cook's Distance
Centered Leverage Value
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Dependent Variable: psikosomatika.
Variables Entered/Removedb
ibadah a . EnterModel1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: psikosomatikb.
213
Model Summary
.763a .583 .581 .28294Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), ibadaha.
ANOVAb
22.144 1 22.144 276.597 .000a
15.851 198 .080
37.995 199
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), ibadaha.
Dependent Variable: psikosomatikb.
Coefficientsa
.311 .060 5.163 .000
.689 .041 .763 16.631 .000
(Constant)
ibadah
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: psikosomatika.
Regression
Variables Entered/Removedb
kekebalanstress
a . Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: psikosomatikb.
Model Summary
.347a .120 .116 .41087Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), kekebalanstressa.
214
ANOVAb
4.569 1 4.569 27.067 .000a
33.426 198 .169
37.995 199
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), kekebalanstressa.
Dependent Variable: psikosomatikb.
Coefficientsa
.655 .119 5.514 .000
.345 .066 .347 5.203 .000
(Constant)
kekebalanstress
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: psikosomatika.
Regression
Variables Entered/Removedb
ibadah,kekebalanstress
a . Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: psikosomatikb.
Model Summary
.778a .605 .601 .27595Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), ibadah, kekebalanstressa.
215
ANOVAb
22.993 2 11.497 150.975 .000a
15.002 197 .076
37.995 199
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), ibadah, kekebalanstressa.
Dependent Variable: psikosomatikb.
Coefficientsa
.094 .088 1.067 .287
.154 .046 .155 3.341 .001
.652 .042 .722 15.555 .000
(Constant)
kekebalanstress
ibadah
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: psikosomatika.
Crosstabs
Case Processing Summary
200 100.0% 0 .0% 200 100.0%ibadah * psikosomatikN Percent N Percent N Percent
Valid Missing Total
Cases
ibadah * psikosomatik Crosstabulation
126 0 126
100.0% .0% 100.0%
23 51 74
31.1% 68.9% 100.0%
149 51 200
74.5% 25.5% 100.0%
Count
Row %
Count
Row %
Count
Row %
baik
sedang
ibadah
Total
baik psikosomatik
psikosomatik
Total
216
Chi-Square Tests
116.561b 1 .000
112.961 1 .000
135.382 1 .000
.000 .000
115.978 1 .000
200
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-LinearAssociation
N of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
Computed only for a 2x2 tablea.
0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18.87.
b.
Risk Estimate
3.217 2.292 4.517
200
For cohortpsikosomatik = baik
N of Valid Cases
Value Lower Upper
95% ConfidenceInterval
Crosstabs
Case Processing Summary
200 100.0% 0 .0% 200 100.0%ibadah * kekebalanstressN Percent N Percent N Percent
Valid Missing Total
Cases
ibadah * kekebalanstress Crosstabulation
44 82 126
34.9% 65.1% 100.0%
8 66 74
10.8% 89.2% 100.0%
52 148 200
26.0% 74.0% 100.0%
Count
Row %
Count
Row %
Count
Row %
baik
sedang
ibadah
Total
baik sedang
kekebalanstress
Total
217
Chi-Square Tests
14.085b 1 .000
12.860 1 .000
15.494 1 .000
.000 .000
14.015 1 .000
200
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-LinearAssociation
N of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
Computed only for a 2x2 tablea.
0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.24.
b.
Risk Estimate
4.427 1.950 10.052
3.230 1.610 6.482
.730 .628 .848
200
Odds Ratio for ibadah(baik / sedang)
For cohortkekebalanstress = baik
For cohortkekebalanstress =sedang
N of Valid Cases
Value Lower Upper
95% ConfidenceInterval
218
Lampiran 3 tabel frekwensi tiap item soal
Frequency Table
a1
65 32.5 32.5 32.5
128 64.0 64.0 96.5
4 2.0 2.0 98.5
3 1.5 1.5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
a2
40 20.0 20.0 20.0
118 59.0 59.0 79.0
27 13.5 13.5 92.5
12 6.0 6.0 98.5
3 1.5 1.5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
5.00
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
a3
52 26.0 26.0 26.0
132 66.0 66.0 92.0
13 6.5 6.5 98.5
3 1.5 1.5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
219
a4
16 8.0 8.0 8.0
88 44.0 44.0 52.0
66 33.0 33.0 85.0
26 13.0 13.0 98.0
4 2.0 2.0 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
a5
44 22.0 22.0 22.0
141 70.5 70.5 92.5
11 5.5 5.5 98.0
4 2.0 2.0 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
a6
86 43.0 43.0 43.0
103 51.5 51.5 94.5
10 5.0 5.0 99.5
1 .5 .5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
a7
87 43.5 43.5 43.5
102 51.0 51.0 94.5
10 5.0 5.0 99.5
1 .5 .5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
220
a8
54 27.0 27.0 27.0
137 68.5 68.5 95.5
7 3.5 3.5 99.0
2 1.0 1.0 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
a9
50 25.0 25.0 25.0
140 70.0 70.0 95.0
9 4.5 4.5 99.5
1 .5 .5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
a10
103 51.5 51.5 51.5
89 44.5 44.5 96.0
6 3.0 3.0 99.0
2 1.0 1.0 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
a11
59 29.5 29.5 29.5
129 64.5 64.5 94.0
10 5.0 5.0 99.0
2 1.0 1.0 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
221
a12
15 7.5 7.5 7.5
82 41.0 41.0 48.5
76 38.0 38.0 86.5
25 12.5 12.5 99.0
2 1.0 1.0 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
a13
68 34.0 34.0 34.0
125 62.5 62.5 96.5
7 3.5 3.5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
a14
76 38.0 38.0 38.0
110 55.0 55.0 93.0
10 5.0 5.0 98.0
3 1.5 1.5 99.5
1 .5 .5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
a15
45 22.5 22.5 22.5
95 47.5 47.5 70.0
30 15.0 15.0 85.0
28 14.0 14.0 99.0
2 1.0 1.0 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
222
a16
52 26.0 26.0 26.0
139 69.5 69.5 95.5
8 4.0 4.0 99.5
1 .5 .5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
a17
34 17.0 17.0 17.0
97 48.5 48.5 65.5
53 26.5 26.5 92.0
13 6.5 6.5 98.5
3 1.5 1.5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
a18
43 21.5 21.5 21.5
151 75.5 75.5 97.0
6 3.0 3.0 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
a19
112 56.0 56.0 56.0
79 39.5 39.5 95.5
8 4.0 4.0 99.5
1 .5 .5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
223
b1
27 13.5 13.5 13.5
152 76.0 76.0 89.5
15 7.5 7.5 97.0
5 2.5 2.5 99.5
1 .5 .5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
b2
29 14.5 14.5 14.5
138 69.0 69.0 83.5
23 11.5 11.5 95.0
9 4.5 4.5 99.5
1 .5 .5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
b3
48 24.0 24.0 24.0
142 71.0 71.0 95.0
8 4.0 4.0 99.0
1 .5 .5 99.5
1 .5 .5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
b4
9 4.5 4.5 4.5
115 57.5 57.5 62.0
40 20.0 20.0 82.0
26 13.0 13.0 95.0
10 5.0 5.0 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
224
b5
12 6.0 6.0 6.0
108 54.0 54.0 60.0
59 29.5 29.5 89.5
18 9.0 9.0 98.5
3 1.5 1.5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
b6
113 56.5 56.5 56.5
7 3.5 3.5 60.0
19 9.5 9.5 69.5
28 14.0 14.0 83.5
19 9.5 9.5 93.0
14 7.0 7.0 100.0
200 100.0 100.0
.00
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
b7
19 9.5 9.5 9.5
123 61.5 61.5 71.0
35 17.5 17.5 88.5
22 11.0 11.0 99.5
1 .5 .5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
b8
13 6.5 6.5 6.5
116 58.0 58.0 64.5
54 27.0 27.0 91.5
15 7.5 7.5 99.0
2 1.0 1.0 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
225
b9
72 36.0 36.0 36.0
120 60.0 60.0 96.0
6 3.0 3.0 99.0
1 .5 .5 99.5
1 .5 .5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
b10
11 5.5 5.5 5.5
78 39.0 39.0 44.5
66 33.0 33.0 77.5
39 19.5 19.5 97.0
6 3.0 3.0 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
b11
40 20.0 20.0 20.0
152 76.0 76.0 96.0
6 3.0 3.0 99.0
1 .5 .5 99.5
1 .5 .5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
b12
40 20.0 20.0 20.0
149 74.5 74.5 94.5
8 4.0 4.0 98.5
2 1.0 1.0 99.5
1 .5 .5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
226
b13
33 16.5 16.5 16.5
134 67.0 67.0 83.5
24 12.0 12.0 95.5
7 3.5 3.5 99.0
2 1.0 1.0 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
b14
17 8.5 8.5 8.5
84 42.0 42.0 50.5
68 34.0 34.0 84.5
24 12.0 12.0 96.5
7 3.5 3.5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
b15
22 11.0 11.0 11.0
140 70.0 70.0 81.0
30 15.0 15.0 96.0
5 2.5 2.5 98.5
3 1.5 1.5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
b16
6 3.0 3.0 3.0
83 41.5 41.5 44.5
50 25.0 25.0 69.5
39 19.5 19.5 89.0
22 11.0 11.0 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
227
b17
9 4.5 4.5 4.5
97 48.5 48.5 53.0
67 33.5 33.5 86.5
21 10.5 10.5 97.0
6 3.0 3.0 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
c1
3 1.5 1.5 1.5
25 12.5 12.5 14.0
82 41.0 41.0 55.0
51 25.5 25.5 80.5
39 19.5 19.5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
c2
1 .5 .5 .5
23 11.5 11.5 12.0
84 42.0 42.0 54.0
74 37.0 37.0 91.0
18 9.0 9.0 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
c3
10 5.0 5.0 5.0
90 45.0 45.0 50.0
62 31.0 31.0 81.0
32 16.0 16.0 97.0
6 3.0 3.0 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
228
c4
4 2.0 2.0 2.0
45 22.5 22.5 24.5
88 44.0 44.0 68.5
56 28.0 28.0 96.5
7 3.5 3.5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
c5
7 3.5 3.5 3.5
18 9.0 9.0 12.5
76 38.0 38.0 50.5
72 36.0 36.0 86.5
27 13.5 13.5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
c6
6 3.0 3.0 3.0
13 6.5 6.5 9.5
55 27.5 27.5 37.0
85 42.5 42.5 79.5
41 20.5 20.5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
c7
9 4.5 4.5 4.5
59 29.5 29.5 34.0
46 23.0 23.0 57.0
75 37.5 37.5 94.5
11 5.5 5.5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
229
c8
5 2.5 2.5 2.5
34 17.0 17.0 19.5
70 35.0 35.0 54.5
81 40.5 40.5 95.0
10 5.0 5.0 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
c9
3 1.5 1.5 1.5
36 18.0 18.0 19.5
51 25.5 25.5 45.0
87 43.5 43.5 88.5
23 11.5 11.5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
c10
4 2.0 2.0 2.0
18 9.0 9.0 11.0
72 36.0 36.0 47.0
71 35.5 35.5 82.5
35 17.5 17.5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
c11
10 5.0 5.0 5.0
113 56.5 56.5 61.5
45 22.5 22.5 84.0
27 13.5 13.5 97.5
5 2.5 2.5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
230
c12
6 3.0 3.0 3.0
17 8.5 8.5 11.5
77 38.5 38.5 50.0
78 39.0 39.0 89.0
22 11.0 11.0 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
c13
9 4.5 4.5 4.5
48 24.0 24.0 28.5
83 41.5 41.5 70.0
49 24.5 24.5 94.5
11 5.5 5.5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
c14
5 2.5 2.5 2.5
49 24.5 24.5 27.0
85 42.5 42.5 69.5
52 26.0 26.0 95.5
9 4.5 4.5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
c15
5 2.5 2.5 2.5
48 24.0 24.0 26.5
79 39.5 39.5 66.0
53 26.5 26.5 92.5
15 7.5 7.5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
231
c16
2 1.0 1.0 1.0
32 16.0 16.0 17.0
73 36.5 36.5 53.5
70 35.0 35.0 88.5
23 11.5 11.5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
c17
7 3.5 3.5 3.5
44 22.0 22.0 25.5
78 39.0 39.0 64.5
54 27.0 27.0 91.5
17 8.5 8.5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
c18
14 7.0 7.0 7.0
81 40.5 40.5 47.5
64 32.0 32.0 79.5
36 18.0 18.0 97.5
5 2.5 2.5 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
c19
4 2.0 2.0 2.0
21 10.5 10.5 12.5
60 30.0 30.0 42.5
77 38.5 38.5 81.0
38 19.0 19.0 100.0
200 100.0 100.0
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
232
Lampiran 4 Jawaban responden pada Tabel SPSS 13
233