my first love (cici)

Upload: rosisetyawati

Post on 08-Jan-2016

226 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

cerpen

TRANSCRIPT

SMII PressRizqi NurjanahMy First LoveNak, cepetan, keburu siang nanti. Inikan hari pertama kamu masuk di SMA, teriak mama Nattasha yang sudah sedari tadi menunggu Nattasha untuk sarapan bersama. Gadis pemilik tubuh ideal yang sedang santai diatas tempat tidurnya pun segera mandi dan menjawab dengan suara yang keras, Iya ma sebentar, ini aku baru mau mandi. Setelah selesai mandi Nattasha berteriak lagi, Bik Mi, kaos kaki aku mana?. Bik Mi yang sedang menata makanan di meja makan, juga ikut-ikutan berteriak, Itu non, ada didekat kaki meja belajar non. Iya bi, makasih ya, balas Nattasha lagi-lagi dengan teriak. Bik Mi menjawab, Iya, sama-sama non. Setelah selesai memakai seragam sekolah SMA nya, lalu Nattasha membuka pintu kamarnya dan mulai berjalan menuruni tangga rumahnya dengan tujuan menuju ke tempat makan. Setelah sampai di tempat makan, ia pun mengambil posisi yang dekat dengan mamanya untuk sarapan pagi bersama. Sambil mengambil roti dan mengoleskan selai cokelat kesukaannya dia bertanya kepada mamanya yang sedang memakan nasi goreng buatan Bik Mi, Siapa yang akan mengantarkanku, Ma?. Mamanya pun menjawab, Papamu nak yang akan mengantar ke sekolah barumu. Selesai sarapan, Nattasha berpamitan kepada mamanya untuk memulai langkahnya di SMA. Ma, aku berangkat dulu ya, kata Nattasha sambil mencium tangan mamanya.Selama di mobil sewaktu perjalanan menuju ke sekolah baru Nattasha, Nattasha menyalakan ipadnya untuk mengirim pesan kepada teman sebangku SMPnya dulu yang juga diterima di SMA yang sama dengan dirinya. Sesampainya di sekolah mobil berhenti tepat didepan batu besar yang terukir nama Daegwallyeong Senior High School yang dikelilingi rumput-rumput hijau dan bunga-bunga yang cantik. Setelah melihat ukiran nama sekolah itu, Nattasha memasukkan ipadnya ke tas. Lalu, itu berpamitan ke papanya untuk masuk ke sekolah dan keluar dari mobilnya. Nattasha mulai melangkahkan kakinya menuju ke halaman Daegwallyeong Senior High School. Tak lama setelah Nattasha sampai di halaman sekolah yang sangat luas dan dipinggirnya banyak ditumbuhi pohon, rumput yang terawat Timi yang merupakan teman sebangku SMPnya dulu datang menghampiri Nattasha. Sembari bermain ipad, Nattasha mengajak Timi untuk pergi ke papan pengumuman. Setelah sampai dipapan pengumuman mereka mencari nama mereka. Nattasha masuk ke kelas 10 B dan Timi masuk ke kelas 10 C. Terdengar suara bel yang sangat nyaring, tteeeeettt.... ttttteeeeeeetttt... . Semua siswa berhamburan menuju ke kelas masing-masing. Di kelas Nattasha diisi dengan perkenalan antarsiswa dan wali kelas. Di kelas, Nattasha sempat tertegun melihat seorang laki-laki yang memakai tas punggung berwarna hitam yang duduk di bangku yang hanya berjarak satu bangku dengan Nattasha. Tak berbeda dengan kelas Timi, kelas Timi juga diisi dengan perkenalan antarsiswa dan wali kelas. Kegiatan hari itu diakhiri dengan dikumpulkannnya seluruh siswa kelas 10 di halaman sekolah. Setelah mereka saling mengenal satu sama lain yang satu kelas, mereka pun diberi kesempatan untuk saling mengenal semua siswa yang menjadi satu angkatan. Setelah memendam rasa ingin tau, mengenai sosok laki-laki yang telah meluluhkan hati Nattasha akhirnya ia berkesempatan untuk mengenalinya. Nama laki-laki itu ialah Lian. Selain berkenalan, tak lupa mereka juga saling bertukaran nomor hp. Setelah Nattasha mendapatkan nomor Lian dan Lian juga mendapatkan nomor Nattasha, Nattasha melangkahkan kakinya untuk meninggalkan Lian dan menuju kearah Timi yang sedari tadi sudah bersama kenalan barunya yaitu Jessica. Di sekeliling mereka masih banyak teman-teman mereka yang sudah saling akrab, bahkan ada yang sudah membentuk satu genk bernama Genie yang beranggotakan oleh Angelica, Cristina, Joshua, Jagg, dll. Acara perkenalan itu telah berlangsung selama lebih dari 15 menit. Menyadari akan hal itu, perwakilan dari kakak senior mengumumkan kepada semua siswa agar kembali ke barisan sesuai dengan kelasnya masing-masing. Setelah semua rapi, kakak senior memimpin membaca doa pulang dan membubarkan acara hari itu. Seluruh siswa kelas 10 berhamburan keluar sekolah dengan rapi mengikuti kakak-kakak kelas 11 dan 12 yang juga sudah saatnya pulang ke rumah masing-masing. Didepan batu berukirkan nama sekolah Nattasha, pak sopir yang merupakan suami dari Bik Mi dan mama Nattasha sudah menunggu untuk segera pulang ke rumah. Disepanjang jalan menuju mobil, Nattasha terlihat gembira sekali. Setelah sampai didepan pintu mobil, sang mama pun bertanya, Wah... anak mama terlihat gembira sekali ada apa ya ini?. Tidak ada apa-apa kog mam, jawab Nattasha dengan tersipu. Sembari menaiki mobilnya, Nattasha lagi-lagi mengeluarkan ipadnya. Nattasha masih saja senyum-senyum jika melihat kontak Lian yang tertera di layar ipadnya. Tak beberapa lama kemudian, akhirnya mobil sudah berada di halaman rumah Nattasha yang cukup luas. Nattasha dan mamanya turun dari mobil. Dengan tenang, ia mulai melangkahkan kaki menuju rumahnya. Ma, papa belum pulang ya? tanya Nattasha. Iya nak, papamu masih banyak kerjaan di kantor, jawab mamanya. Ya sudah kalau begitu ma, jawab Nattasha. Setelah perbincangan antara mama Nattasha dan Nattasha selesai, mereka pergi ke kamar masing-masing. Dengan sisa tenaganya, Nattasha mulai melangkahkan kaki satu persatu untuk menaiki tangga agar sampai di kamarnya. Setelah sampai di kamarnya, Nattasha meletakkan tasnya di kursi yang biasa ia duduki sewaktu ia belajar. Tak lupa ia mengeluarkan ipad dari tasnya. Jilbabnya pun ia tanggalkan, dan ia gantung didalam almarinya yang khusus untuk baju setengah pakai. Baju seragamnya pun sudah berganti dengan baju santai. Ia segera melangkahkan kakinya untuk mengambil hp Blackberry miliknya yang ada di atas meja belajar. Setelah mengambil hpnya, ia merebahkan tubuhnya ke atas kasur. Beberapa menit kemudian, ia spontan langsung duduk diatas kasur karena ia ingat bahwa ia akan mengirim sebuah pesan kepada Timi. Diambilnya hp yang ada disamping kakinya, dan ia mulai mengetik sebuah pesan yang berisi, Timi, main ke taman yuk !. Tak beberapa lama kemudian terdengar nada pesan yang menandakan bahwa ada pesan masuk ke Bbnya. Pesan itu berisi, Maaf Sha, aku nggak bisa. I have done my duty first. Nattasha menjawab, Iya, no problem beibh. Dst.Tak terasa sudah berjalan satu semester Nattasha duduk di kelas 10 atau lebih dikenal dengan kelas 1 SMA.Pada saat libur semester satu, Daegwallyeong Senior High School mengadakan kegiatan study tour ke Korea. Yang akan diikuti oleh semua siswa kelas 10 dan kelas 12. Kegiatan ini dikoordinasi oleh seluruh siswa kelas 12. Tepat hari pertama libur semester satu, semua siswa kelas 10 dan kelas 12 mengumpul di sekolah untuk bersama-sama pergi ke Kim Li Airport. Pukul 09.00 pesawat dengan tujuan korea berangkat, dan semua siswa menaiki pesawat itu. Pada saat akan terbang, seluruh penumpang diberi instruksi oleh para pramugari agar mengenakan sabuk pengaman untuk melindungi diri. Setelah semua mengenakan sabuk pengaman, pesawat take off. Nattasha mendapat tempat duduk yang khusus untuk tiga orang. Ia duduk didekat jendela, Timi ditengah, dan Jessica dipinggir dekat jalan yang biasa untuk mondar-mandir orang. Nattasha asyik mengambil gambar pemandangan dari jendela dengan menggunakan hpnya. Sesekali, ia asyik BBM-an dengan Lian. Secara tidak sengaja Timi melihatnya, dan dengan spontan Timi mengatakan, Cie..cie.. Asha, diam-diam BBM-an sama Lian. Dengan wajah yang memerah Nattasha menjawab, Apaan sih Imi. Aku jadi malu. Asha.. asha.. kenapa baru tau sih aku?, kata timi dengan nada menyindir. Imi.. Asha.. kalian lagi bcarain apa sih?, tanya Jessica dengan nada polosnya. Ini lho Jess, ternyata diam-diam Asha menyimpan perasaan dengan Lian, jawab Timi. Lian siapa sih?, tanya Jessica lagi. Itu lho.. aku denger-denger sih, anak terpopuler di angkatan kita. Lead basket lagi. Keren ya... , jawab Timi dengan sesekali ia melirik ke arah Nattasha. Kalian ini.. apaan sih, lagian kan aku sama Lian cuma BBM-an kog... , sela Nattasha. Tapi, kamu suka kan sama Lian?, pojok Jessica. Nggak kog Jess, aku nggak suka sama Lian, jawab Nattasha. Sayang.. kamu ini, dia kan baru pertama kali ini suka orang.. mana mau dia ngaku, sela Timi. Berarti cinta pada pandangan pertama dong.. , ucap Jessica. Lah itu Jessi sayang tau, tambah Timi dengan gaya sok coolnya. Timi jadi sok cool ni.. , kata Jessica. Disaat Timi dan jessica sedang asyik beradu mulut, Nattasha malah asyik BBM-an lagi dengan Lian yang mendapat tempat duduk di barisan paling belakang bersama dengan teman-teman cowok yang lainnya. Selang beberapa menit, pesawat mulai mendarat di Teddy Airport. Mereka turun dengan rapi. Setelah semua siswa terkumpul di pintu utama Teddy airport, mereka diberi instruksi oleh ketua pelaksana study tour (lebih dikenal dengan sebutan Kak Joshua) ini untuk memasuki bis-bis yang telah diberi spanduk yang bertuliskan Daegwallyeong Senior High Schools study tour. Nattasha, Timi, Jessica, Lian, Sehun, dan Kibum beruntung sekali, karena mereka mendapat bis yang sama dan tempat duduk yang berdekatan pula. Di perjalanan menuju Naganeupseong Folk Village, mereka melihat banyak gedung yang unik bentuknya. Ada yang berbentuk pancake, kimchi, bawang putih, dll. Jessica berkata dengan nada takjub, Wow... andaikan itu makanan beneran, mau aku ambil buat oleh-oleh ibu bapakku di rumah. Timi menyela, Baby.. baby.. jangan mengkhayal yang aneh-aneh deh. Iya ni.. Jessi aneh-aneh aja, tambah Nattasha. Kalian ini, aku kan baru kali ini lihat gedung yang bentuknya seperti itu. Wajar saja kalau aku mengkhayal yang aneh-aneh, jawab Jessica dengan polos. Baby.. jangan polos-polos amat jadi orang, tambah Timi. Iya itu, betul kata Timi, tambah Jessica. Sudah ta, kalian ini dari tadi ribut saja. Kami jadi pusing mendengarnya, sahut Lian, Kibum, dan Sehun dengan serempak. Wah.. kalian hebat, ngomong panjang bisa bareng terus, ujar Jessica. Yup, betul itu aku juga kagum sama kalian. Apa sih tipsnya biar bareng?, tambah Jessica. Lian menjawab, Apaan sih, lagian kita ngomong barengnya juga tanpa direncanakan terlebih dahulu. Yang bener?, tambah Jessica sambil mengedipkan salah satu matanya ke arah Sehun. Iya bener kog. Jessica jangan gitu dong, aku jadi malu, jawab Sehun dengan wajah memerah. Dengan serempak, Nattasha dan teman-teman yang lain menyorak terkecuali Timi, Ciiuuiiittt... Ihhiirr.. ada yang lagi pedekate nih. Ah.. nggak kog, kita gak lagi pedekate, jawab Jessica dan Sehun dengan serempak. Lian menyahut, Tu kan kalian ngomongnya serempak. Sudah sudah.. kalian ini dari tadi ribut terus. Kasian temen-temen yang lain tau, pusing ngedengerin kalian ribut, sela Timi dengan nada dewasanya. Timi.. tumben kamu dewasa, tambah Kibum. Apaan sih bum, lagian aku pusing denger kalian ribut terus, jawab Timi dengan agak gugup.Pembicaraan antara Timi dan Kibum terhenti, karena Kak Joshua lagi-lagi menginstruksikan kepada semua siswa. Selamat.. akhirnya kita sampai juga di tempat penginapan yaitu Naganeupseong Folk Village. Karena hari sudah larut malam, saya persilakan kalian untuk masuk ke penginapan. Carilah nama kalian di kertas yang tertempel di setiap dinding mau masuk ke penginapan. Pesan saya, gunakan sisa waktu malam ini untuk istirahat. Karena, masih banyak kegiatan yang harus kalian lakukan besok siang. Kalian mengerti?. Mengerti kaaakk... , jawab seluruh siswa dengan serempak.Setelah kakak pelaksana pergi, seluruh siswa segera menuruni bis dan memasuki kamar mereka masing-masing.Di kamar, Nattasha asyik BBM-an dengan Lian. Sedangkan Timi dan Jessica sudah pergi ke alam mimpi mereka. Akhir dari BBM Lian berisi, Udah dulu ya Sha, aku mau tidur dulu udah malem ini. Dan Nattasha membalas, Iya Ian, kamu tidur aja.Pagi harinya tepat pukul 04.30 adzan telah berkumandang, yang menandakan bahwa saatnya orang muslim menunaikan salat subuh. Nattasha, Timi, dan Jessica pergi ke masjid dekat penginapan mereka. Membutuhkan waktu lebih kurang 5 menit untuk sampai di masjid. Di jalan mereka berpapasan dengan Lian, Kibum, dan Sehun. Dan akhirnya, mereka pergi ke masjid bersama-sama. Dengan santainya Kibum berkata, Double wow.. kog kita bisa bareng lagi ya Imi?. Eh elo.. gue juga heran, kenapa dari kemarin kita bisa bareng terus sama lo bum, sahut Timi dengan nada dingin.Sesampainya mereka di depan masjid, tepat saat iqamah berkumandang. Lalu, mereka memasuki masjid dan melaksanakan salat subuh berjamaah dengan teman-teman yang lain. Setelah selesai salat subuh, Nattasha berpamitan kepada Timi dan Jessica untuk jalan-jalan keluar sebentar sekedar untuk mencari angin. Wah.. ternyata di Korea ada tempat seasri ini. Puncak Chungwang, Jirisan ini tempat yang pertama kali aku kunjungi tanpa teman-temanku disini. Sunrise-nya bagus banget lagi. Pengalaman yang tak terlupakan, kata Nattasha sambil mengambil gambar-gambar sungai dan gunung disana dengan menggunakan ipadnya. Iya ya.. andaikan aja di Jakarta seasri disini. Aku pasti akan sering-sering keluar rumah, sambung Lian yang baru saja sampai di Puncak Chungwang, Jirisan. Dengan kaget Nattasha pun bertanya, Loh.. kog kamu ada disini Lian?. Iya ni, lagi pengen jalan-jalan. Bosan di penginapan terus, jawab Lian. Dengan gugup Nattasha berkata, Lian.. pulang yuk! Ntar keburu siang, lagian kan juga masih ada kegiatan. Kasian teman-teman ntar kalau pada nyariin aku. Lian pun menjawab, Yuk.. lagian aku kasian kalau teman-teman kalau pada nyariin aku. Dan akhirnya mereka pun memutuskan untuk pulang ke penginapan. Di penginapan, seluruh peserta study tour melakukan persiapan untuk melanjutkan ke acara berikutnya. Tepatnya pukul 10.00, mereka pergi ke hall untuk berkumpul. Adik-adik acara kita hari ini adalah berkeliling perkebunan teh yang terbaik di Korea. Yaitu Boseong, seru Kak Joshua dengan lantang. Ye... pasti seru itu kak, jawab salah satu teman Nattasha. Kak, kita kesana naik apa?, tanya Jessica. Kita kesana jalan kaki adik-adik, jawab Kak Joshua. Karena hari sudah mulai siang, kakak sarankan kalian jangan gojek selama di perjalanan. Karena perjalanan kita kali ini dengan berjalan kaki, tambah Kak Alice yang juga merupakan panitia study tour ini. Iya kak.. , jawab seluruh anak-anak sambil mempersiapkan diri untuk berjalan kaki.Di bis Timi berkata pada Jessica, Jess, kog aku ngrasa akhir-akhir ini kita jarang main bareng sama Nattasha lagi ya.. Iya i ta.. aku juga ngrasanya gitu Mi. Sejak dia kenal + deket sama Lian seolah-olah dia udah gak kenal kita lagi. Dia lupa akan sahabat-sahabatnya, tambah Jessica. Ya sudah kalau begitu, gimana kalau kita tinggalin dia aja. Trus kita gabung deh sama genk Genie.. , balas Timi. Jessica menyetujui walaupun masih agak ragu, Gimana ya? Ok deh no problem Beibh. Eh.. Jessi.. kenapa kamu yang panggil aku kayak gituan sih, jawab Timi dengan nada menyindir. Lha habis aku jarang denger kamu panggil aku kayak gituan, dengan nada memelas Jessica menjawabnya.Pas sekali berakhirnya percakapan mereka, mereka telah sampai di pintu utama kebun teh boseong. Seluruh murid kelas 10 dan 12 mulai berjalan memasuk ke kebun teh.Timi dan Jessica berlari menghampiri Angelica yang merupakan ketua dari genk Genie. Dengan tergopoh-gopoh mereka bertanya kepada Angelica, Ngel, kita boleh gabung ke genk loe nggak? Boleh-boleh aja sih.. asalkan kalian mau bantuin gue buat njauhin + ngrebut Lian dari Nattasha. Gimana? Setuju nggak?, jawab Angelica dengan wajah penuh niat penghancuran. Timi dan Jessica menjawab, Oke deh.Disaat kegiatan keliling boseong, genk Genie berpapasan dengan Nattasha. Seketika itu, pundak Timi menyenggol pundak Nattasha dengan keras dan disengaja. Aduh.. sakit Timi, Nattasha merintih kesakitan. Ups.. sakit ya? Sorry tak sengaja, kata Timi dengan nada sok kasian.Seketika itu pula Lian, Kibum dan Sehun datang menghampiri mereka yang sedang bergerombol dikerumunan orang berlalu lalang. Asha.. kamu nggak kenapa-kenapa kan?, tanya Lian kepada Nattasha. Nattasha menjawab, Iya Ian, aku nggak kenapa-kenapa kog. Dengan serempak Sehun dan Kibum berbicara dengan ketus, Eh Timi, Jessica kalian ini gimana sih.. sahabat kalian ada yang sakit malah didiemin. Dengan nada yang lebih ketus Jessica berkata, Eh.. mbaknya itu (sambil menunjuk Nattasha) emang sahabat saya ta? Kog tidak ada dalam catatan saya?. Timi menyetujui, Betul itu.. dia juga nggak ada dalam catatan gue.. mungkin kalian salah orang.Angelica menggunakan kesempatan dalam kesempitan ini untuk mendekati Lian. Tangan Angelica langsung memegang tangan Lian yang ada didekatnya dan menggenggamnya dengan kuat hingga Lian merasakan sakit. Aduh.. Ngel, sakit tau.. kamu ini apa-apaan sih pegang-pegang tangan aku !, rintih Lian. Angelica tidak memperdulikan rintihan Lian, tetap saja ia menggenggam tangan Lian hingga genggaman itu menjadi lebih kuat. Dengan perasaan kesal, ia menipiskan tangannya hingga giliran Angelica yang merasa kesakitan. Dengan wajah sok memelas Angelica berkata, Aduh.. Lian, sakit banget tau.. Apa yang kamu lakukan sama aku ini, bisa menggores kulitku. Habis disalonin ini.. Emang gue pikirin Ngel, jawab Lian dengan nada yang sangat dingin.Nattasha hanya bisa menahan emosinya, karena cemburu melihat Angelica deket-deket Lian. Rasa cemburu itu semakin kuat hingga Nattasha tidak dapat mengendalikan emosinya. Ditengah pertikaian antara Lian dan Angelica, ia memutuskan untuk berlari menuju batu besar yang berada di sekat antara lahan kebun teh yang satu dan yang lainnya karena dirinya sudah tidak dapat mengendalikan emosinya. Batu besar itu berjarak antara 100 m 110 m dari jalan tempat pertikaian teman-temannya. Dengan modal pemenang lomba lari se-Jakarta dengan nomor lari 800 m ini dapat membuat teman-teman yang mengejarnya kelelahan, ia terus saja berlari hingga mencapai batu besar yang sejak tadi ingin ia duduki. Lian, Sehun, Kibum akhirnya kembali ke tempat dimana ia dan genk Genie beradu mulut. Setelah sampai di batu besar, ia lalu mendudukkan diri diatas batu itu. Sambil mengatur napasnya yang habis terkuras untuk melarikan diri dari kejaran Lian and friends, ia iseng mengambil gambar-gambar pemandangan yang ada disekitarnya dengan menggunakan ipadnya yang sejak tadi ia bawa. Setelah mendapatkan banyak gambar pemandangan, ia memilih satu gambar yang menurutnya paling bagus yang akan ia upload di facebooknya. Gambar hasil potretan terbagus menurutnya telah ia dapatkan dan ia meng-upload ke facebooknya dan memberi judul pemandangan itu Its Beautiful but lonely. Kenapa ya? Baru pertama kali ngrasain jatuh cinta aja, udah ngrasain sakit hati yang begitu menusuk hati, gumam Nattasha dalam hatinya. Di jalan tempat pertikaian antara Lian dan genk Genie. Lian berkata sambil menunjuk kearah Timi dan Jessica, Heh.. loe and loe sombong banget sih jadi orang. Eh.. siapa sih loe, sok mau ikut campur masalah gue lagi, sahut Timi dengan nada melonjak.Pertikaian diantara mereka menjadi terhenti, karena tiba-tiba hujan mengguyur seluruh lahan di kebun teh. Semua orang yang sejak tadi berkeliling kebun teh pun ikut menyelamatkan diri dari hujan, terkecuali Natasha ia malah berjalan dengan santai. Karena santainya ia berjalan dan tidak melihat ke arah bawah, ia terpeleset batu kecil yang licin dan pelipisnya terbentur batu yang agak besar yang ada tak jauh dari batu kecil yang membuatnya terpeleset. Karena benturan dengan batu, pelipisnya menjadi berdarah dan ia menjadi pingsan karena tak kuat melihat darah yang mengalir dari pelipisnya hingga hem putih yang ia kenakan menjadi berlumuran darah. Hingga hujan reda di malam hari, Nattasha belum sadarkan diri. Di penginapan, Lian sedang mengkhawatirkan karena hingga malam Nattasha yang merupakan pujaan hatinya belum juga kembali ke penginapan. Ia sudah mencoba menghubungi Nattasha berpuluh-puluh kali tetapi tetap tidak ada jawaban sama sekali. Karena hari sudah larut malam dan Natasha belum kembali ke penginapan juga, Lian memutuskan untuk mencari Nattasha yang sedari tadi belum kembali ke penginapan bersama sahabat-sahabatnya. Dengan bekal standing lamp mungil dan handphone, mereka mulai mencari Nattasha tanpa sepengetahuan Kak Joshua. Mereka telah menyusuri sepanjang jalan dan tidak ada tanda-tanda bahwa Nattasha ada di jalan. Lian mengingat ulang kejadian tadi sore waktu di kebun teh Boseong sebelum Nattasha meninggalkan mereka semua. Dan ia ingat bahwa, Nattasha terakhir ia liat berlari menuju ke tengah kebun teh. Dengan ingatan yang masih melekat itu, Lian dan sahabat-sahabatnya menyusuri jalan-jalan yang ada di kebun teh Boseong. Dan akhirnya, Nattasha pun ditemukan. Dengan spontan Lian langsung bersimpuh dan juga menaruh kepala Nattasha di pahanya sambil berteriak, Asha.. kenapa kamu jadi seperti ini? Andaikan aja tadi aku ngejar kamu sampai dapat. Pasti kamu nggak akan seperti ini.. ini semua salahku. Tak tega melihat Lian menitikkan air mata, kedua sahabatnya berusaha untuk menghibur Lian agar tidak menitikkan air matanya lagi, Kamu nggak salah kog Lian, mungkin ini memang sudah takdirnya Nattasha begini. Terima kasih Sehun, Kibum kalian memang sahabat terbaik aku.. , kata Lian. Ya sudah kalau begitu, kamu yang bawa Nattasha sampai ke penginapan ya.. biar aku sama Sehun yang bawa standing lamp sama ipadnya Nattasha, ujar Kibum. Setelah mereka sampai di penginapan, mereka langsung menghubungi Kak Alice agar Nattasha dapat segera mendapat pengobatan. Kak Alice langsung membawa Nattasha ke rumah sakit terdekat. Nattasha telah diperiksa oleh dokter dan hasilnya ia menderita otaknya pengalami pendarahan. Kak Alice belum berani untuk mengatakan penyakit apa yang sebenarnya diderita Nattasha, Kak Alice hanya mengatakan bahwa ia cuma terluka saja. Nattasha diberi saran oleh dokter untuk menginap untuk beberapa hari di rumah sakit untuk mendapat perawatan terlebih dahulu. Saat Nattasha mulai sanggup berdiri lagi, dokter mengijinkannya untuk kembali. Sesampainya di penginapan, ia disambut oleh semua temannya terkecuali genk Genie mereka malah kumpul sendiri. Dengan perasaan kecewa ia bertanya kepada Lian yang juga menyambut kedatangan Nattasha, Lian.. Timi dan Jessica mana? Mungkin baru kumpul sama genk Genie. Ya sudah, kamu baru datang kan. Istirahat sama di penginapanmu. jawab Lian. Iya deh, balas Nattasha. Nattasha lalu menninggalkan teman-temannya dan menuju ke penginapannya. Dan pagi harinya, saat waktu untuk mereka pulang ke tanah air setelah 1 minggu mereka menghabiskan liburan di Korea. Semua siswa telah bersiap didalam pesawat. Lagi-lagi Timi menggeser kedudukan Nattasha hingga ia jatuh dari tempat duduknya. Timi.. kamu ini kenapa sih?, tanya Nattasha dengan lembut. Timi tidak menghiraukan pertanyaan Nattasha. Giliran Nattasha bertanya kepada Jessica yang juga duduk didekat Nattasha, dan hasilnya sama Jessica juga tidak menghiraukan pertanyaan Nattasha. Saat pesawat take off, Nattasha mengirimkan BBM kepada Lian, dan Lian pun menjawab. Tak ada satu patah kata pun yang terlontar dari mulut mereka bertiga selama perjalanan pulang. Setelah berjam-jam berada di udara, pesawat pun mendarat di Kim Li Airport. Semua siswa kembali ke Daegwallyeong Senior High School, karena orangtua mereka telah menunggu kedatangan mereka di sekolah. Sesampainya di sekolah, Nattasha berlari kearah orangtuanya dan begitu juga teman-temannya yang lain. Nak.. kog cemberut sih, bukannya senang habis dari Korea.. ada apa sayang?, tanya Mama Nattasha saat Nattasha tiba didekat mobilnya. Nggak apa-apa kog Ma, jawab Nattasha dengan lesu. Ya sudah.. ayo pa kita segera pulang kasian anak kita pasti kelelahan, kata Mama Nattasha kepada suaminya. Ok ma, ayo masuk Sha.. , ajak Papa Nattasha. Iya Pa.. , Nattasha menyetujui dan masuk ke mobilnya. Selama perjalanan pulang ke rumah, Nattasha hanya melihat-lihat foto di handphonenya tanpa bersuara. Dan tiba-tiba ia ingat bahwa ipadnya tidak ada di tasnya, ia langsung mengirimkan pesan ke Lian yang berisi, Lian.. kamu tau ipadku nggak? Kog nggak ada di tasku ya. Oh.. ipadmu masih aku bawa kog, balas Lian dengan cepat. Ya sudah.. besok waktu di sekolah aku minta ya, ipadku, balas Nattasha. Lian membalas, Iya Sha. Setelah sampai di rumah, Nattasha langsung berlari menuju kamarnya karena ia sudah tidak sanggup lagi untuk melakukan aktivitas apapun kecuali merebahkan tubuh diatas ranjangnya dan tidur. Pagi harinya saat di sekolah, Nattasha sedang duduk di bangku dekat lapangan basket sambil melihat-lihat gambar yang ia ambil sewaktu study tour ke Korea. Ia teringat oleh sahabatnya hingga sekarang mereka masih dieman. Nattasha berpikir, bahwa hari ini ia akan meminta maaf kepada Timi dan Jessica. Waktunya seluruh siswa untuk pulang ke rumah, Nattasha mulai melangkahkan kakinya menuju taman yang ada di sekolahnya. Disana, ada Timi dan Jessica yang sedang duduk dibangku taman. Nattasha mendekati mereka dan berkata, Imi.. Jessi.. aku mau minta maaf, kalau kemarin-kemarin aku udah lupa sama kalian gara-gara aku deket sam Lian. Aku juga mau berterima kasih sama kalian, kalian udah kasih aku pengertian betapa lebih pentingnya sahabat ketimbang pujaan hati. Asha.. aku sam Jessi juga mau minta maaf ke kamu kalau kemarin-kemarin aku sering nyakitin kamu, balas Timi. Asha.. I miss you Baby.. , kata Jessica. I miss you too Jessi, jawab Nattasha.Mereka hanyut dalam satu pelukan tanda persahabatan. Seolah-olah mereka merasakan rindu yang sangat kepada orang mereka sayang. Dan sejak saat itu, mereka tidak pernah yang namanya saling bertengkar. Dan sejak saat itu, mereka semua juga saling melengkapi satu sama lain.