muhammad kamal as-sananiri - mtalhur.files.wordpress.com · mengkomunikasikan tentang urgensi...
TRANSCRIPT
________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah Tokoh Islam, pb. M.Kamal Sananiri 1
Muhammad Kamal As-Sananiri
I. Tujuan Umum
Menelaah tauladan yang hidup dengan Islam dan untuk Islam sehingga
menjadi menara hidayah dan karakter yang patut dicontoh
II. Tujuan Kognitif
Menetapkan titik perubahan pada kehidupan umat yang ditauladani
Memotivasi cinta kepada para tabiin dan para pendiri gerakan islam
kontemporer dan memuliakan mereka dalam lubuk hati umat islam
Membuat batasan-batasan dan karakteristik pemahaman yang benar terhadap
islam dengan keseimbangannya, keadilannya, keluwesannya dan
keindahannya.
Mengenalkan sikap-sikap yang positif dan berpengaruh dalam kehidupan para
tokoh yang diceritakan dalam kitabullah
Menjelaskan pengaruh tokoh tersebut dalam loyalitas terhadap agama dan
pembelaannya
Memotivasi mencintai Islam dan mempraktekkannya dalam kehidupan
individu setelah menelaah gambaran kehidupan para tokoh
Mengenal Muhammad Kamal As-Sananniry dan lingkungan yang membentuk
dan mempengaruhi kepribadiannya
Menjelaskan perjalanan loyalitasnya terhadap amal Islami
Menjelaskan kesabarannya terhadap ujian dan cara beliau berda’wah,
keteguhan dan dan kedisiplinannya
Menjelaskan sisi kehidupannya dan kesyahidannya.
III. Tujuan Afektif dan Psikomotorik
Merasa bangga memiliki loyalitas dengan Islam
Mengukur peran yang dapat dilakukan oleh para pendahulu
Memasyarakatkan bersama teman-temannya untuk cinta mengamalkan Islam
Mengaplikasikan sosok pribadi dalam pergaulan sehari-hari
Memperbanyak melakukan perbuatan baik dan ihsan
Mentauladani generasi para sahabat
Bersemangat memperbanyak doa-doa yang ma’tsur
Mendukung agamanya dengan kemampuan yang dimiliki
Ikut serta bersama teman-temannya mengamalkan amal Islami
Memiliki kecerdasan dan fathonah dalam peragaulan khususnya dalam
dakwah
IV. Kegiatan Pembelajaran
Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah adalah :
1. Kegiatan Pembuka
Mengkomunikasikan tentang urgensi mempelajari sosok ulama
________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah Tokoh Islam, pb. M.Kamal Sananiri 2
2. Kegiatan Inti
Mukaddimah urgensi mempelajari sosok ulama
Mengenalkan sososk pribadi dari segi keturunan, kehidupan an keislaman
Memaparkan sikap dan perbuatan sosok pribadi melalui media televisi
pendidikan (video)
Mengadakan dialog seputar sikap kehidupan syakhsiah dari segi:
o Alasannya
o Pengaruhnya di Timur Tengah
o Hikmahnya
o Nilai-nilai dan kecendrungan yang dapat dipetik dari pembelajaran
syakhsiah
Menggunakan Referensi Belajar Mandiri pembelajaran diri untuk
membahas materi
Memberikan tugas dengan kegiatan-kegiatan pendukung
Berdikusi dan tanya jawab seputar pokok bahasan (lihat tujuan kognitif,
afektif, dan psikomotor)
Penekanan dari murobbi tentang nilai dan hikmah yang terkandung dalam
materi tersebut
3. Kegiatan Penutup
Tugas mandiri (lihat kegiatan pendukung)
Evaluasi (dibuat soal sesuai tujuan khusus, afektif, dan psikomotor
V. Kegiatan Pendukung
Menyerupai dan meniru kepribadian Muhammad Kamaluddin as-Sananiri
Mengadakan sosio drama tentang sosok Muhammad Kamaluddin as-Sananiri
Mengadakan perlombaan seputar kisah Muhammad Kamaluddin as-Sananiri
Mengumpulkan tulisan karya Muhammad Kamaluddin as-Sananiri dan
menjadikannya dalam satu kitab khusus lalu dibagikan kepada setiap anggota
VI. Sarana Penilaian
Pertanyaan dialogis seputar kepribadian Muhammad Kamal As-Sananniri
Mengadakan perlombaan seputar kisah Muhammad Kamal As-Sananniri
Menelaah aktifitas anggota yang sesuai dengan sosok kehidupan Muhammad
Kamal As-Sananniri
Mericek ulang dalam melakukan perbandingan pengaruh anggota terhadap
sosok Muhammad Kamal As-Sananniri
VII. Sasaran Belajar Mandiri
Membuat ringkasan kisah sikap Muhammad Kamal As-Sananniri
Mentauladani keilmuan dan keberanian Muhammad Kamal As-Sananniri
Menceritakan beberapa sikap yang menakjubkan pada diri Muhammad Kamal
As-Sananniri
Bersemangat untuk mentauladani Muhammad Kamal As-Sananniri
________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah Tokoh Islam, pb. M.Kamal Sananiri 3
VIII. Referensi
Biografi
Majalah al-Mujtama', November 1981)
IX. Muhtawa
Da'i dan Mujahid, Muhammad Kamal as-Sananiri (1336-1401H – 1918-1981M)
Ia saudara tercinta, kawan setia, takwa dan wara', muslim yang jujur dan dai yang
mujahid, mukmin yang sabar, lelaki yang teguh pendirian, harta yang sangat berharga,
senantiasa beramal dalam diam, puasa di siang hari dan berdiri di malam hari, lisan yang
senantiasa berdzikir, teladan memikat dalam keteguhan iman terhadap berbagai perkara,
keberanian dan kesabaran kala menghadapi ujian dan cobaan. Ia juga teladan terbaik di
dalam penjara bagi saudara-saudaranya yang lain. Mereka memandangnya sebagai lelaki
laksana puncak gunung yang tinggi dan kokoh. Bangga dengan Tuhannya, izzah dengan
iman yang dimilikinya terhadap berbagai kehinaan yang berasal dari fir'aun-fir'aun kecil
dan algojo upahan yang menampilkan diri seperti laki-laki, padahal mereka bukan laki-
laki.
Kelahiran dan Masa Pertumbuhannya
Lahir di Kairo pada 11 Maret 1918, di tengah keluarga sederhana. Setelah
menyelesaikan pendidikannya di sekolah Ibtidaiyyah dan Tsanawiyah, ia lalu mendaftar
di Departemen Kesehatan, bagian penanggulangan penyakit Malaria pada tahun 1934.
Tak lama kemudian ia keluar dari Departemen Kesehatan tahun 1938 dan berfikir untuk
melanjutkan pendidikannya di salah satu Perguruan Tinggi Amerika untuk belajar
farmasi agar kelak ia dapat bekerja di apotik (al-Istiqlal) milik orang tuanya. Namun
salah seorang ulama berhasil meyakinkannya agar ia tidak berangkat ke Amerika karena
disana terjadi banyak dosa-dosa besar. Ia pun membatalkan niatnya setelah
mempersiapkan sebuah koper besar untuk berangkat ke sana, dan memutuskan menuju
Iskandariah dengan sebuah kapal laut. Itu terjadi pada tahun 1938M.
Keterikatannya dengan Jamaah Ikhwanul Muslimin
Ia bergabung dengan Jamaah Ikhwanul Muslimin pada tahun 1941. Kesadaran,
keikhlasan dan aktivitas yang dinamis membuatnya jauh lebih maju dan menonjol dari
pada pemuda seusianya, sehingga beberapa tugas penting diembankan kepadanya.
________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah Tokoh Islam, pb. M.Kamal Sananiri 4
Muhammad Kamaluddin as-Sananiri adalah murid yang setia terhadap prinsip-
prinsip Syeikh dan gurunya, Imam Syahid Hasan al-Banna. Dapat memahami pelajaran
saat pertama kali disampaikan. Ketika itu pula ia menyadari bahwa jalan dakwah yang
akan dilaluinya sarat dengan marabahaya, dipenuhi duri dan mungkin saja
membahayakan keselamatan jiwanya. Seperti itulah jalan menuju syurga: dikelilingi
sesuatu yang dibenci.
Ia kerap mengulang-ulang tulisan gurunya yang ditujukan kepada murid-muridnya,
"Kebodohan masyarakat terhadap hakikat Islam adalah rintangan terbesar yang ada di
hadapan kalian. Para ulama yang berada di dalam gerbong kekuasaan akan memerangi
kalian. Pemerintah juga akan selalu berusaha menghalangi aktivitas dan gerakan kalian
serta meletakkan berbagai rintangan di atas jalan yang kalian lalui, meminta bantuan
kepada jiwa-jiwa yang lemah, hati yang sakit, dan tangan yang senantiasa terulur
memohon bantuan kepadanya, sementara kepada kalian terulur tangan permusuhan.
Saat itu kalian akan di penjara, diasingkan, rumah kalian diawasi ketat, harta benda
kalian disita, kalian dituduh sebagai pelaku kejahatan dan dakwaan dusta untuk merusak
nama baik dan menghancurkan reputasi kalian. Ujian dan cobaan yang kalian akan lalui
ini berlangsung lama, dan pada saat itulah kalian baru saja melalui jalan para penyeru
dakwah ini."
Ustadz Kamaluddin as-Sananiri menterjemahkan ucapan ke dalam realitas yang
begitu nyata. Ia hidup bersama saudara-saudaranya yang lain sekitar seperempat abad
lamanya di penjara, dalam kegelapan dan di bawah ayunan cemeti budak-budak penguasa
dan kaki tangannya. Namun mereka tidak goyah, dan tak satu katapun keluar dari lisan
mereka selain dzikir kepada Allah Ta'ala sembari merasakan kebersamaan dengan-Nya.
Ayunan cemeti yang melecut tubuh mereka dan siksaan yang tiada henti hanya
menambah kedekatan dan cinta mereka kepada Allah dan kerinduan untuk bertemu
dengan-Nya.
Akh Abdullah ath-Thanthawi menulis di Koran al-Liwa, Yordania:
"….Imam Syahid seakan menemukan pribadi Mus'ab yang baru dalam diri as-
Sananiri yang rela mengorbankan dirinya dalam berkhidmat bagi dakwah dan putra-
putranya. Tidak tidur di malam hari demi untuk menjelaskan dimensinya secara moral,
sosial, politik dan perjuangan. Maka ia menjadi tempat bergantung harapan dan
keteladanan bagi para pemuda dengan sifat istiqomah, wara', zuhud, aktivitas dan
pengorbanan yang ia berikan melalui dirinya sendiri, harta, waktu dan kesungguhannya.
Ia senantiasa berpuasa satu hari dan berbuka pada esok hari. Bangkit di malam hari untuk
________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah Tokoh Islam, pb. M.Kamal Sananiri 5
Qiyamullail, membaca Al-Qur'an dan berdzikir kepada Tuhannya dengan air mata
bercucuran. Dengan sifat tawadhu di tengah putra-putra Mesir dan para utusan yang
datang dari negara-negara Arab dan Islam.
Saat ayahnya kembali ke haribaan Tuhannya, ia meninggalkan keluarga yang terdiri
dari seorang ibu, tiga anak laki-laki dan tiga anak perempuan. Sehingga beban keluarga
itu pun berada di atas bahunya selain beban dakwah. Namun akh Kamal senantiasa ridha
dengan apa yang ditetapkan Allah Ta'ala atasnya. Ia pun berusaha memenuhi kebutuhan
keluarganya sambil tetap menanam kebaikan di atas ladang dakwah yang kelak buahnya
akan dinikmati generasi berikutnya.
Ia juga bekerja untuk membantu saudara-saudaranya di Palestina sebagaimana yang
ia lakukan untuk Mesir. Ia persembahkan tenaga dan kerja kerasnya sebagai khidmat bagi
masalah-masalah yang terjadi di negeri Arab Islam, sehingga tugas, peran dan
pengorbanannya kian bertambah. Itu membuatnya tidak pernah berfikir untuk membeli
rumah atau perabot rumah tangga. Ia kerap bepergian dan melakukan perjalanan jauh.
Saat mengantuk, ia ke rumah saudara perempuannya untuk beristirahat sejenak dan
memakan sekedarnya lalu berangkat kembali. Ia tidak pernah meninggalkan pekerjaan
hari ini untuk ia selesaikan esok hari.
Ketika orang-orang berkonspirasi melakukan kejahatan terhadap dakwah dan para
penyerunya, maka saudara kita ini pun tertimpa sesuatu sebagaimana menimpa saudara
kita yang lain.
Pada tanggal 28/2/1954, sekelompok massa bergerak menuju Istana Abidin
menyerukan kemerdekaan yang selama ini berada dibawah penindasan Nasser dan kaki
tangannya. Tampak peran akh as-Sananiri sangat besar dalam mengorganisir demonstrasi
yang diikuti ratusan ribu demonstran di bawah pimpinan, asy-Syahid Abdul Qadir
Audah. Peluru petugas pun berhamburan menerpa tubuh para peserta demonstran.
Mereka pun jatuh bergelimpangan meregang nyawa. Sementara as-Sananiri tetap berdiri
di tempatnya mengatur massa seraya mengibarkan baju syuhada yang berlumuran darah,
sambil berteriak lantang agar seluruh manusia tahu pemerintahan macam apa yang
berkuasa atas Mesir, dan apakah sesungguhnya yang diinginkan oleh anggota dewan
revolusi terhadap Mesir dan rakyatnya.
Sementara itu, anjing-anjing pemerintah mengamati komandan lapangan yang
memimpin massa besar itu. Tampak di antara mereka Kamal as-Sananiri yang kemudian
ditangkap, lalu diadili di hadapan pengadilan lolucon karya pemerintah dan dijatuhi
hukuman kerja paksa selama dua puluh tahun.
________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah Tokoh Islam, pb. M.Kamal Sananiri 6
Kamal as-Sananiri di penjara pada bulan Oktober 1954 dan dibebaskan bulan
Januari 1973, dan Anwar Sadat sama sekali tidak memiliki peran dan jasa dalam
pembebasan itu. Karena As-Sananiri tetap menjalani penuh hukuman yang dijatuhkan
padanya di penjara al-Wahat, di bawah terik matahari, udara gurun yang panas dan pasir
sahara membara seakan membakar kakinya yang telanjang.
Setelah dijatuhi hukuman penjara, penguasa Nasser lalu memaksa istri dan ibunya
agar mereka dapat meluruhkan kekerasan hatinya, supaya as-Sananiri sudi menulis dua
baris kata saja sebagai dukungan untuk Abdul Nasser. Namun dengan keras ia menolak.
Sambil meminta maaf pada ibunya yang memohon disertai cucuran air mata agar
putranya menulis surat permohonan ampun, ia berkata penuh ketegaran sebagai seorang
Da'i, "Bagaimanakah kelak saya bersikap di hadapan Allah bila saya meninggal setelah
menulis surat ini, relakah engkau wahai ibu, bila aku mati dalam keadaan musyrik?"
Ia lalu memberi pilihan kepada istrinya apakah ia ingin tetap setia bersamanya
sebagai seorang istri, ataukah meminta cerai. Mendengar tawaran tersebut, istrinya
menangis dan berkata, "Saya akan tetap bersamamu sebagai istri, wahai kekasihku." Tapi
para intelejen Nasser menekan dan memaksa keluarga istrinya agar meminta cerai dari
suaminya, dan itulah yang mereka lakukan.
Penulis dan juga sejarawan, Jenderal Mahmud Syeit Khaththab saat berada di
rumahnya di Baghdad, "Pada tahun 1974, saya dikunjungi oleh Ustadz Kamal as-Sananiri
bersama istrinya, Sayyidah Aminah Quthb, di hotel tempat saya menginap di Beirut. Saya
sangat gembira dengan kedatangannya. Namun air mata gembira dan sedih tak tertahan
keluar dari kelopak mataku atas apa yang menimpa keluarga Quthb oleh kaki tangan dan
tirani penguasa. Kesedihan juga menampak pada wajah dan kedua mata Aminah, walau
suaminya, Kamal as-Sananiri tampak tenang, tegar dan senyum yang tak penah lekang
pada kedua bibirnya.
Penangkapan dan Penahanan
Beliau ditangkap pada bulan Oktober 1954, pengadilan yang dibentuk oleh tirani
Abdul Nasser lalu menjatuhkan padanya hukuman penjara yang berakhir pada tahun
1974. Siksaan keji yang dilakukan padanya di penjara membuat telinganya cidera parah,
itulah yang menyebabkannya dipindahkan ke rumah sakit 'Aini. Namun ia sangat
bersyukur kepada Allah, karena ketika keluar dari penjara telinganya yang sakit dahulu
akibat siksaan itu berfungsi jauh lebih baik dari pada telinganya yang lain.
Keras dan kejamnya siksaan yang dilakukan terhadap ustadz as-Sananiri, membuat
saudara istrinya—yang akhirnya ia ceraikan saat berada di dalam penjara—yang turut
________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah Tokoh Islam, pb. M.Kamal Sananiri 7
bersamanya mengalami depresi, bahkan pemuda tersebut menjadi gila hingga akhirnya
dipindahkan ke rumah sakit jiwa.
Adapun ibu ustadz Kamal as-Sananiri dan saudara perempuannya selalu hadir saat
pengadilan lolucon terhadap dirinya digelar para tahun 1954. Pada pengadilan pertama,
ibu Kamal as-Sananiri tidak dapat mengenal wajah putranya akibat siksaan kejam yang
dilakukan padanya. Ia pun bertanya kepada putrinya, "Manakah saudaramu, Kamal."
Putrinya berkata, "Itu dia, yang berada di dalam kerangkeng tahanan." Ibunya tidak
percaya dan berkata, "Bukan, wahai putriku. Apakah mataku sudah rabun sehingga saya
tak lagi mengenalnya?"
Tubuh as-Sananiri bahkan menjadi kurus sehingga pakaian yang ia kenakan
menjadi longgar. Mereka juga mencukur habis rambut dan janggutnya, mematahkan
tulang rahangnya sehingga caranya bicara jadi berubah, sebagaimana telinga kirinya yang
cidera hingga tidak berfungsi. Itulah yang membuat ibunya pangling dan tidak kenal
wajah putranya sendiri.
Pernikahannya di Dalam Penjara
Penahanannya yang sangat lama di dalam penjara membuatnya melakukan ikatan
pernikahan dengan ukht Aminah Quthb, adik perempuan asy-Syahid Sayyid Quthb dan
berkumpul dengannya setelah keluar pada tahun 1973. Namun pernikahan tersebut tidak
membuahkan seorang anak, karena ukht Aminah Quthb ketika itu telah berusia lebih dari
50 tahun.
Sifat Zuhud dan Wara'nya
Salah satu sifat dan karakter Kamal as-Sananiri adalah tidak suka menonjolkan diri,
cenderung kepada kesederhanaan, menyukai orang-orang yang sederhana dan peduli pada
nasehat dan arahan mereka semuanya atas akidah yang benar dan bersih dari bid'ah dan
khurafat. Ia zuhud dalam kehidupan. Bangun pada malam hari dan puasa di siang hari.
Hidup di dalam penjara dengan hanya mengenakan pakaian yang kasar.
Tidak aneh bila lelaki yang hidup zuhud ini menolak permintaan sipir penjara dan
intelejen pemerintah—selama berada 20 tahun lebih di penjara—agar mendukung
pemerintahan Abdul Nasser. Ia hanya ingin meraih yang baik dan menolak yang hina.
Perkenalanku Dengannya
Perkenalanku dengan Ustadz Muhammad Kamaluddin as-Sananiri terjadi pada saat
saya tiba pertama kali di Mesir tahun 1949, dan tinggal di komplek Abidin. Ketika itu
________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah Tokoh Islam, pb. M.Kamal Sananiri 8
beliau adalah supervisor dan penanggung jawab seluruh aktivitas mahasiswa utusan. Saya
kagum dengan kesederhanaan, kerendahan hati, dan bantuannya untuk Ikhwan. Walau
sebagian besar dari mereka berusia jauh lebih muda dan kurang pengalaman darinya.
Pandanganku terhadap pribadi, akhlak dan prilakunya mengingatkanku pada
perjalanan hidup Salaf ash-Shalih yang kerap kita baca dalam buku sejarah. Kamal as-
Sananiri—rahimahullah—adalah profil sangat tepat yang dapat mewakili kepribadian
mereka.
Saat masih berada di dalam penjara, ia pernah menulis beberapa kisah dan
mengirimkannya padaku ketika saya berada di Kuwait. Dalam surat tersebut ia berpesan
tentang seorang akh yang akan datang dari Mesir menuju Kuwait. Saya juga menemukan
dalam surat tersebut kebesaran jiwa seorang mukmin yang senantiasa tenang dan ridha
terhadap keputusan dan ketetapan Allah Ta'ala, menyerahkan kepada-Nya segala yang ia
hadapi seraya berharap dengan apa yang ada pada-Nya. Sedikitpun ia tidak menceritakan
kondisi dirinya dan saudara-saudaranya yang berada di penjara. Tapi surat itu hanya
berisi nasehat bagi seorang musafir. Itu saja.
Keluar dari Penjara dan Jihadnya
Saya mulai sering bertemu dengan Ustadz Kamal as-Sananiri di Mesir atau di luar
Mesir setelah ia keluar dari penjara, dan mengenalnya lebih dekat dari apa yang saya
ketahui tentang dirinya saat saya tiba pertama kali di Kairo. Penjara yang ia diami selama
lebih dari 20 tahun menempanya menjadi sosok yang lebih teguh, lebih bersih dan lebih
tegar.
Saya bekerja di bawah kepemimpinannya di beberapa medan jihad, khususnya di
Afghanistan, tempat ia mempersembahkan segala kemampuan dan potensinya.
Melakukan apa yang dapat dilakukannya untuk membantu dan mendukung perjuangan
mujahidin serta memberbaiki perselisihan yang terjadi di antara para pemimpin mereka
yang seluruhnya mencintainya. Mereka dekat kepadanya dan menggapnya sebagai guru.
Sehingga mereka nyaris tidak pernah menentang instruksi arahan yang sampaikan kepada
mereka.
Adapun perjalanannya ke negara-negara Arab, negara Islam dan sebagainya, maka
kisah tentang ini sangat panjang, dan jejak yang ia tinggalkan dalam hati takkan mungkin
dilupakan. Karena kalimat-kalimat sederhana yang disampaikannya mampu menembus
hati pendengarnya. Arahan dan nasehatnya yang jujur membuat mereka yang
mendengarnya akan bersegera melaksanakannya.
________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah Tokoh Islam, pb. M.Kamal Sananiri 9
Saya juga mengetahui beberapa perkara darinya, membuatku berharap sepersepuluh
dari kelebihan-kelebihan yang dimilikinya agar termasuk orang sukses. Namun betapa
jauh jarak antara bintang dan tanah yang dipijak. Saya tidak pernah lupa penampilannya
saat bersamaku ditemani akh Nashir (Abu Aiman) ketika kami pergi ke Mesir untuk
berobat pada tahun 1975.
Sesungguhnya saudara tercinta ini, lelaki shalih Muhammad Kamaluddin as-
Sananiri adalah buah yang matang karya madrasah Hasan al-Banna. Seorang akh yang
jujur dan sangat sulit ditemukan lelaki sepertinya pada masa kini. Adapun saudara dan
murid-muridnya, maka mereka adalah harapan masa depan yang dinantikan umat ini,
untuk menyelamatkan mereka dari ketergelincirannya, membangunkannya dari tidur
panjang untuk kembali kepada manhaj Tuhannya.
Adapun harapan kita selanjutnya—setelah Allah Ta'ala—akan lahirnya kebangkitan
Islam yang mampu menata dan mengorganisir seluruh dunia Islam, mengembalikan
singgasana keagungan Islam, kemuliaan dan kepemimpinan kaum Muslimin agar mampu
menghabisi para tirani kezaliman yang telah menghinakan para hamba serta merusak
negeri mereka adalah para lelaki yang dengannya dakwah ini menikmati kebanggaannya.
Mereka adalah orang-orang yang semakin membanyak saat situasi genting mencekam,
dan berkurang dalam situasi penuh ketamakan, teguh di masa sulit dan senantiasa jujur
dengan Tuhan mereka.
Beberapa Sikapnya:
Saya masih ingat, suatu kali akh as-Sananiri berkunjung ke Kuwait untuk
kepentingan dakwah. Namun adalah kehendak Allah bila Ia mengujiku dengan
mengambil kembali titipan-Nya. Salah satu putraku yang berusia 20 tahun karena
kecelakaan mobil. Saat itu Akh as-Sananiri tidak segera meninggalkanku dan terus
menghiburku. Seakan dialah yang tertimpa musibah itu.
Ketika ia ditahan saat kembali dari Afghanistan, siksaan itu ditimpakan kepadanya
oleh aparat pemerintah, agar mereka mengetahui perannya dalam jihad di Afghan, dan
keterlibatan orang-orang yang bersamanya. Namun ia tetap menolak, sementara para
introgator tersebut tidak pernah keluar dari sel tahanan beberapa hari lamanya sambil
terus menyiksanya tanpa henti. Dan ia pun akhirnya menemui kematiannya, kembali ke
haribaan Tuhannya sebagai syuhada pada tanggal 8 November 1981M.
Organisasi Internasional Ikhwanul Muslimin menyampaikan kabar duka cita
dengan kalimatnya, "Organisasi Internasional Ikhwanul Muslimin menyampaikan berita
duka cita meninggalnya intelektual Islam, akh al-Mujahid, asy-Syahid Muhammad
________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah Tokoh Islam, pb. M.Kamal Sananiri 10
Kamaluddin as-Sananiri, salah satu pemimpin pergerakan Islam internasional dan berasal
dari jamaah Ikhwanul Muslimin yang ditangkap oleh Anwar Sadat di penghujung bulan
September 1981 setelah ia kembali dari Washington dalam kunjungannya ke Gedung
Putih untuk menerima berbagai instruksi dari 'majikannya'.
Sifat zuhud pada diri akh Kamal as-Sananiri sangat menonjol pada hari
kematiannya, ketika proses investigasi dilakukan pada dirinya di bawah pimpinan sang
algojo, Hasan Abu Pasha. Seakan hendak menyambut angin syurga yang senantiasa
dirindukannya. Asy-Syahid Kamal as-Sananiri akhirnya berada di tangan para algojo
yang berusaha merenggut secara paksa apa yang mereka inginkan darinya dengan
melonatarkan berbagai tuduhan keji terhadap Jamaah Islamiyah. Namun ia tetap berkata,
"Sesungguhnya Sadat telah menggali kuburan untuk dirinya sendiri dengan
menandatangani perjanjian Kamp David yang memutuskan untuk menyerahkan batang
leher rakyat Mesir yang Muslim kepada Israel dan Amerika. (al-Mujtama': 11/11/1981M)
Ustadz Shalah Syadi menulis tentang dirinya, "Kamal as-Sananiri menjalani
kehidupannya di dalam penjara Abdul Nasser selama lebih dari 19 tahun lamanya. Tidak
mengenakan kain apapun di dalam penjara selain baju penjara yang kasar. Bahkan
pakaian dalam yang boleh dibeli setiap tahanan di kantin terpaksa tidak beli, bukan
karena ia tidak memiliki uang. Tapi ia menolaknya karena ingin menjalani hidupnya
terbebas dari segala sesuatu yang dapat dijadikan oleh sipir penjara sebagai fasilitas untuk
merayu atau mengancam. Beliau—rahimahullah—lebih memilih hidup dengan berlepas
diri dari segala sesuatu yang mungkin terlarang baginya, agar mereka tidak dapat
menguasai apa yang ada pada dirinya.
Ini adalah kunci kepribadiannya yang zuhud. Perilaku dan tabiat yang sudah
menjadi kebiasaan baginya itu adalah sesuatu yang menakjubkan dan mencengangkan
bagi kami. Kami sendiri terkadang mengasihani diri kami agar lebih mampu memikul
sulitnya jalan panjang yang kami lalui sebagaimana yang ditetapkan Allah atas kami.
Adapun dia, maka jiwanya jauh lebih patuh padanya dari pada ujung jarinya. Kesulitan
yang ia rasakan tidak dapat membuatnya harus mengasihani dirinya.
Majalah al-Mujtama' pernah memintaku untuk bercerita tentang dirinya setelah
kematiannya. Majalah ini pun menulis kalimat berikut ini:
"Majalah al-Mujtama' memintaku bercerita tentang akh asy-Syahid Muhammad
Kamaluddin as-Sananiri yang beberapa hari lalu meninggal dunia di penjara di tangan
para algojo dan polisi pemerintah yang menggunakan fasilitas dan kemampuan mereka
________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah Tokoh Islam, pb. M.Kamal Sananiri 11
untuk memerangi Islam dan mengancam para penyerunya di setiap tempat, khususnya di
bumi Mesir yang menjadi bagian dari terjadinya tragedi ini empat kali secara beruntun.
Ujian pertama pada tahun 1948/1949 yang ditandai dengan pembunuhan terhadap
Imam Syahid Hasan al-Banna, dan penangkapan kaum Mujahidin Palestina kemudian
mereka dijebloskan ke dalam penjara at-Thur. Cobaan kedua pada tahun 1954 yang
merenggut jiwa para syuhadaa: Muhammad Farghali, Abdul Qadir Audah, Yusuf Thal'at,
Ibrahim ath-Thib, Handawi Duwaier, dan Muhammad Abdul Lathif, disertai
penangkapan terhadap puluhan bahkan ratusan Ikhwan lainnya untuk selanjutnya
dimasukkan ke dalam penjara Liman Thurrah, al-Harbiy, al-Qal'ah, Abu Za'bal dan
sebagainya.
Tragedi berikutnya terjadi tahun 1965 yang ditandai dengan syahidnya Sayyid
Quthb, Abdul Fattah Ismail, Muhammad Yusuf Hawasy dan sebagainya dari tokoh
terbaik Ikhwan. Ujian tahun 1981 terjadi ketika negeri ini dan masyarakatnya dijual ke
tangan Yahudi dan Amerika, mulut-mulut mereka disumpal, masjid-masjid ditutup,
lembaga-lembaga, media massa, mimbar-mimbar mereka dibredel, sementara pintu-pintu
penjara terbuka untuk menyambut kedatangan kafilah du'at yang terdiri dari orang tua,
para pemuda, bahkan untuk kaum wanita dan anak-anak.
Mereka bahkan menggunakan akal orang-orang yang tega menjual diri mereka
kepada syetan-syetan Barat untuk menyakiti kaum Muslimin dan wali-wali Allah yang
shaleh, yang menolak tunduk kepada selain Allah. Mereka tetap tinggi dan agung dengan
keimanannya terhadap tirani kezaliman dengan mengutamakan apa yang ada di sisi Allah
daripada berbagai jenis kenikmatan yang ada di muka bumi.
Orang-orang kecil dan rendahan yang duduk di atas singgasana penguasa itu
menduga bahwa dengan kekejaman yang dilakukannya mereka sanggup membungkam
mulut-mulut para du'at dan menghentikan gerbong kafilahnya yang terus bergerak maju.
Mereka lupa bahwa apa yang dilakukannya adalah memerangi Allah yang Maha Kuat
dari segala sesuatu, dan Maha Besar dari segala yang besar di dunia ini. Tidak bermanfaat
lagi fatwa-fatwa yang dibeli, pernyataan-pernyataan yang mengatasnamakan agama yang
dilakukan oleh para ulama resmi dan orang-orang yang serupa dengannya dengan
memperindah seluruh perilaku mereka. (Majalah al-Mujtama', November 1981)
Istrinya, Aminah Quthb menuliskan ungkapan sedih dan duka citanya lebih dari
satu kumpulan syair yang sangat menyentuh jiwa, dibacakan setiap tahun saat
memperingati kematian suaminya: ustadz Kamal as-Sananiri. Adapun kumpulan bait
syair itu sebagai berikut:
________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah Tokoh Islam, pb. M.Kamal Sananiri 12
Tak pernah lagi aku menanti kedatangannya saat petang menjelang
Tak pernah lagi aku berhias menanti ia kembali dengan limpahan harapan
Tak pernah lagi aku menanti kedatangan, pertemuan atau percakapan
Tak pernah lagi aku menanti derap kakimu yang datang setelah selesaikan tugasmu
Lalu aku nyalakan cahaya di tangga yang selalui rindu bahagia saat kau pijakkan
kakimu
Aku tak lagi bergegas saat engkau tiba dengan senyum di bibir walau beratnya
penderitaan
Dan rumahku dipenuhi cahaya ucapan selamat yang benderang dengan
keanggunan
Dan jam dinding yang berdetak, bilakah senja kan tetap setia pada kita?
Dan kelopak mataku terpejam tenang, tiada kecemasan pada berbagai cobaan
Tak ada lagi lantunan doamu mengetuk jiwaku kala subuh menjelang
Tak ada lagi lantunan adzan di alam bebas yang menyentuh telingaku
Lalu ku bertanya pada Yang Kuasa; tidakkah ada seorang pun yang mendengar
seruan dariku?
Tidakkah engkau lihat kerinduan pada syurga atau cinta pada langit?
Tidakkah engkau lihat janji dari Allah? Telah tibakah saatnya bukti kesetiaan itu?
Lalu ku berjalan bagai sosok diamuk rindu karena cinta pada seruan?
Sudahkah engkau bertemu dengan kekasih tercinta di sana? Seperti apakah
gerangan pertemuan itu?
Di sisi Allah di syurga Firdaus dalam limpahan karunia-Nya?
Sudahkah kalian berkumpul bersama dalan ketentraman dan perlindungan dari-
Nya
Bila demikian, selamat datang kematian, selamat datang ceceran darah!
Niscaya aku kan bertemu kalian, janji setia nan tulus
Hari-hari yang kita lalui dengan derai air mata dan cobaan, kan diganjar Allah
dengan syurga-Nya
Hidup dalam keabadian, tiada rasa takut pada perpisahan dan kefanaan
________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah Tokoh Islam, pb. M.Kamal Sananiri 13
Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat dan kasih sayang-Nya yang luas,
mengumpulkan kita bersama para nabi, ash-Shiddiqin, syuhada, shalihin, dan merekalah
sebaik-baik teman.