darul kamal aceh besar, skripsi

36
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Evaluasi lahan diperlukan sebagai proses pendugaan tingkat kesesuaian lahan untuk berbagai alternatif penggunaan seperti penggunaan untuk pertanian, kehutanan, pariwisata, tujuan konservasi lahan atau jenis penggunaan lainya. Salah satu alternatif penggunaan lahan untuk tanaman pertanian adalah dengan menanam jenis buah – buahan yang bernilai ekonomis. Seperti buah rambutan (Nephelium lappaceum) dan Semangka (Citrullus lannatus). Tanaman rambutan berasal dari daerah kepulauan di Asia Tenggara Tanaman buah rambutan sengaja dibudidayakan untuk dimanfaatkan buahnya yang mempunyai gizi, zat tepung, sejenis gula yang mudah terlarut dalam air, zat protein dan asam amino, zat lemak, enzim yang esensial dan nonesensial, vitamin dan zat mineral makro, mikro yang menyehatkan keluarga, tetapi ada pula sementara masyarakat yang memanfaatkan sebagai 1

Upload: as-jack

Post on 10-Aug-2015

173 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Darul Kamal Aceh Besar, Skripsi

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Evaluasi lahan diperlukan sebagai proses pendugaan tingkat kesesuaian

lahan untuk berbagai alternatif penggunaan seperti penggunaan untuk pertanian,

kehutanan, pariwisata, tujuan konservasi lahan atau jenis penggunaan lainya.

Salah satu alternatif penggunaan lahan untuk tanaman pertanian adalah dengan

menanam jenis buah – buahan yang bernilai ekonomis. Seperti buah rambutan

(Nephelium lappaceum) dan Semangka (Citrullus lannatus).

Tanaman rambutan berasal dari daerah kepulauan di Asia Tenggara

Tanaman buah rambutan sengaja dibudidayakan untuk dimanfaatkan buahnya

yang mempunyai gizi, zat tepung, sejenis gula yang mudah terlarut dalam air, zat

protein dan asam amino, zat lemak, enzim yang esensial dan nonesensial, vitamin

dan zat mineral makro, mikro yang menyehatkan keluarga, tetapi ada pula

sementara masyarakat yang memanfaatkan sebagai pohon pelindung di

pekarangan, sebagai tanaman hias. (Prihatman, 2000)

Tanaman semangka adalah tanaman merambat yang berasal dari daerah

setengah gurun di Afrika bagian selatan. Tanaman semangka dibudidayakan untuk

dimanfaatkan sebagai buah segar, tetapi ada yang memanfaatkan daun dan buah

semangka muda untuk bahan sayur-mayur. Semangka yang dibudidayakan untuk

dimanfaatkan bijinya, yang memiliki aroma dan rasa tawar, bijinya diolah menjadi

makanan ringan yang disebut "kuwaci" (disukai masyarakat sebagai makanan

1

Page 2: Darul Kamal Aceh Besar, Skripsi

ringan). Kulit semangka juga dibuat asinan/acar seperti buah ketimun atau jenis

labu-labuan lainnya (Prihatman,2000)

Salah satu sumber daya alam yang secara langsung maupun tidak langsung

memegang peranan penting dalam kehidupan manusia adalah tanah. Bagus

tidaknya tanah tergantung pada sejauh mana tindakan pengelolaan yang dilakukan

oleh manusia. Jika kualitas tanah dapat terjaga dengan baik, maka dapat

mempermudah pertumbuhan tanaman dan juga dapat meningkatkan produksi

pertanian khususnya untuk tanaman rambutan dan semangka. Pada dasarnya

peningkatan produksi pertanian dapat ditingkatkan melalui program intensifikasi,

ekstensifikasi, dan diversifikasi. Ketiga pendekatan tersebut semua membutuhkan

perencanaan pengembangan lahan yang tepat agar peningkatan dapat

dipertahankan.

Kecamatan Darul Kamal Kabupaten Aceh Besar, merupakan daerah

potensi lahanya masih memungkinkan untuk dikembangkan tanaman hortikultura,

oleh karena itu, penelitian untuk tanaman rambutan dan semangka perlu di

lakukan evaluasi untuk mengetahui kesesuaian lahan tersebut, Kecamatan Darul

Kamal merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Besar

dengan ibukotanya Peukan Biluy, yang terletak di sebelah barat dari ibukota

Kabupaten Aceh Besar, Jantho. Luas Kecamatan darul kamal adalah 16.20 Km²,

terdiri dari 14 Desa dan terbagi dalam 2 Kemukiman yaitu mukim biluy dan

Mukim Lamkunyet. Sebagian besar masyarakat bermata pencarian di sektor

pertanian dan perkebunan dikarenakan secara umum kecamatan darul kamal

terdapat daerah-daerah lahan pertanian dan perkebunan sedangkan sebagian

2

Page 3: Darul Kamal Aceh Besar, Skripsi

lainnya bermata pencaharian dari pada sektor perdagangan, industri/kerajinan,

pemerintahan dan swasta. (Mukhlis,2009)

1.2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengevaluasi kesesuaian lahan untuk pengembangan tanaman rambutan dan

semangka di Kecamatan Darul Kamal, Kabupaten Aceh Besar.

2. Mendapatkan karakteristik lahan yang sesuai dan rekomendasi untuk tanaman

rambutan dan semangka di Kecamatan Darul Kamal, Kabupaten Aceh Besar

1.3. Manfaat Penelitian

Penelitian ini berguna untuk mengetahui berapa besar manfaat tingkat

kesesuaian lahan berdasarkan kriteria DEPTAN (1997), untuk tanaman rambutan

dan semangka di kecamatan darul kamal, kabupaten aceh besar.

1.4. Hipotesa Penelitian

1. Memprediksikan berapa % tingkat kesesuaian lahan dan kecocokan

lahan untuk pengembangan tanaman rambutan dan semangka.

2. Diduga terdapat kesesuaian lahan setelah membandingkan

karakteristik lahan dan kriteria syarat tumbuh tanaman rambutan dan

semangka.

3

Page 4: Darul Kamal Aceh Besar, Skripsi

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Deskripsi Tanaman

Buah rambutan merupakan buah yang berasal dari tanaman tropis. Nama

rambutan ini sendiri diambil dari kulitnya yang banyak ditumbuhi sesuatu

menyerupai rambut. Buah ini memiliki nama binomial (Nephelium lappaceum).

Buah ini memilki ciri-ciri warnanya hijau ketika masih muda, lalu berangsur

kuning hingga merah ketika masak. Buah ini biasa tumbuh pada musim hujan

sekitar bulan desember sampai bulan maret.

Klasifikasi untuk tanaman rambutan adalah :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) 

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Sapindales

Famili : Sapindaceae

Genus : Nephelium

 Spesies : Nephelium lappaceum L. (Anonim,2012)

Semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang tumbuh merambat

dalam bahasa Inggris disebut watermelon. Berasal dari daerah kering tropis dan

sub tropis Afrika, kemudian berkembang dengan pesat ke berbagai negara seperti

Afrika Selatan, Cina, Jepang dan Indonesia.

4

Page 5: Darul Kamal Aceh Besar, Skripsi

Semangka termasuk keluarga buah labu-labuan (cucurbitaceae) pada

daerah asalnya sangat disukai oleh manusia atau binatang yang ada di benua

tersebut, karena banyak mengandung air sehingga penyebarannya menjadi cepat.

Klasifikasi tanaman Semangka adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Ordo : Cucurbitales

Family : Cucurbitaceae

Genus : Citrullus

Species : Citrullus Lanatus.

Daging semangka rendah kalori dan mengandung air sebanyak 93,4%,

protein 0.5%, karbohidrat 5,3%, lemak 0,1%, serat 0,2%, abu 0,5%, dan vitamin

(A, B dan C). Selain itu, juga mengandung asam amino sitrullin (C6 H12 N3 O3),

asam aminoasetat, asam malat, asam fosfat, arginin, betain, likopen (C40 H56),

Karoten, bromin dan sukrosa. Selain itu tanaman semangka ini di minati oleh

kebanyakan masyarakat dikarenakan tanaman semangka mudah di budidayakan

dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. (Anonym,2012)

2.2. Konsep dasar evaluasi Lahan

Evaluasi lahan sebagai proses penelaahan lainya agar dapat

mengidentifikasi dan membuat perbandingan pertama antara alternatif

penggunaan lahan dalam term sosio ekonomi yang sederhana Evaluasi lahan dapat

dibedakan atas dua pendekatan, yaitu evaluasi kuantitatif dan evaluasi kualitatif.

evaluasi kuantitatif adalah evaluasi yang dilaksanakan dengan cara

5

Page 6: Darul Kamal Aceh Besar, Skripsi

pengelompokan lahan kedalam beberapa kategori berdasarkan perbandingan

relatif kualitas lahan tanpa melakukan perhitungan secara rinci dan tepat biaya

bagi penggunaan lahan tersebut. (Arsyad, 2000)

Evaluasi lahan sebagai proses dalam menduga potensi lahan untuk

penggunaan tertentu baik untuk pertanian maupun non pertanian. Potensi suatu

wilayah untuk suatu pengembangan pertanian pada dasarnya ditentukan oleh

kecocokan antara sifat fisik lingkungan , karena sifat fisik lingkungan

memberikan gambaran atau informasi suatu wilayah. (DEPTAN 1997),

Evaluasi lahan merupakan proses penilaian penampilan atau keragaan

(performance) lahan jika digunakan untuk tujuan tertentu, meliputi, pelaksanaan

dan interpretasi survei dan studi bentuk lahan, tanah, vegetasi, iklim, dan aspek

lahan lainya, agar dapat mengidentifikasi, dan membuat perbandingan berbagai

penggunaan lahan yang memungkinkan dikembangkan (FAO,1976).

2.3. Evaluasi Kesesuaian Lahan

Kesesuaian lahan adalah kecocokan dari suatu tipe lahan tertentu bagi

penggunaan yang di rencanakan. lahan dapat di nilai pada keadaan sekarang

setelah dilakukan perbaikan. proses klasifikasi kesesuaian lahan merupakan

pengelompokan lahan dengan menentukan kesesuaian lahan bagi peggunaan

tertentu. dalam menentukan budidaya pertanian untuk suatu wilayah diperlukan

suatu penelitian lahan. penelitian lahan dapat dilakukan dengan mengevaluasi

kesesuaian lahan untuk penggunaan tertentu, kesesuaain lahan dapat berbeda

tergantung tipe apa yang dipertimbangkan (Sitorus, 1985)

6

Page 7: Darul Kamal Aceh Besar, Skripsi

Hardjowigeno et al (1999), Evaluasi kesesuaian lahan pada hakikatnya

berhubungan dengan evaluasi penggunaan tertentu. Dengan demikian evaluasi

kesesuaain lahan mempunyai penekanan yang tajam yaitu memiliki lokasi yang

mempunyai sifat sifat positif dalam hubunganya dengan keberhasilan produksi

serta penggunaanya. Sehingga lahan pada dasarnya adalah penetapan jenis

tanaman yang telah ada yang cocok pada lahan tersebut. Menyatakan kesesuaian

lahan harus didasarkan atas penggunaan lahan untuk tujuan tertentu, karena

penggunaan yang berbeda memerlukan persyaratan yang berbeda pula .

Berdasarkan konsep tersebut dalam menilai kesesuaian lahan untuk

penggunaan tertentu dikenal dua pendekataan yaitu pendekataan dua tahap (two

stage approach) dan pendekataan sejajar (pararel approach). Pendekataan dua

tahap analiasis lingkungan fisik dilakukan terlebih dahulu dan kemudian di ikuti

oleh analisi ekonomi dan sosial dilakukan bersama sama. (FAO,1983)

Prosedur penilaian lahan menurut Peussens (1989) dalam Martono (1999)

dapat dibagi dalam beberapa tahap yaitu:

1. Mendeskripsikan jenis penggunaan lahan (land utilization type) yang

disesuaikan dengan pengembangan kondisi ekonomi, sosial dan

keadaan fisik wilayah.

2. Menentukan persyaratan fisik dan non fisik untuk setiap jenis

penggunaan lahan.

3. Menentukan satuan peta lahan (land Mapping unit). Parameter unit

pemetaan berdasarkan kriteria persyaratan untuk penggunaan tertentu.

7

Page 8: Darul Kamal Aceh Besar, Skripsi

4. Menentukan nilai kualitas lahan (land quality) saat ini,baik dari hasil

pengukuran dilapangan maupun dari data sekunder serta analiasis di

lapangan.

5. Membandingkan (matching) antara nilai kualitas lahan dengan

persyaratan fisik dan nilai non fisik untuk memperoleh klasifikasi

kesesuaain lahan.

Sistem klasifikasi kesesuain lahan yang umum di pakai di Indonesia adalah

metode FAO (1983) yang telah di modifikasi oleh Departemen Pertanian (1997).

menurut sistem evaluasi FAO tersebut, Kesesuaian lahan dibagi atas 4 kategori

1. Order : Merupakan apakah suatu lahan sesuai atau tidak sesuai untuk

penggunaan tertentu secara umum.

2. Kelas : Menunjukan jenis pembatas atau macam perbaikan yang diperlukan

dalam kelas.

3. Sub kelas : Menunjukan jenis pembatas atau macam perbaikan yang diperlukan

dalam kelas.

4. Unit : Menunjukan perbedaan kecil yang berpengaruh dalam pengelolaan

subkelas.

Pada kategori tingkat order, kelas kesesuaian lahan dibagi atas dua, yaitu

1. Order S (sesuai atau suitable)

2. Order N (tidak sesuai atau not suitable)

8

Page 9: Darul Kamal Aceh Besar, Skripsi

Kesesuaian lahan pada skala pemetaan detail untuk tingkat kelas

merupakan pembagian lebih lanjut dan menggambarkan tingkat kesesuaian lahan

dari ordo yang pembagianya meliputi 5 kelas sebagai berikut (Arsyad,2000)

1. kelas S1 (sangat sesuai atau highly suitable): lahan tidak mempunyai

pembatas yang sangat berarti dan tidak berpengaruh secara nyata

terhadap produksi.

2. Kelas S2 (cukup sesuai atau moderately suitable): lahan menpunyai

pembatas yang agak berat untuk suatu penggunaan secara lestari.

Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan.

3. Kelas S3 (hampir sesuai atau marginally atau suitable): lahan yang

mempunyai pembatas yang sangat berat untuk penggunaan yang

lestari,tidak berpengaruh secara nyata terhadap produksi.

4. Kelas N1 (tidak sesuai saat ini atau Currently not suitable) lahan

mempunyai pembatas yang sangat berat tetapi masih memungkinkan

untuk diatasi dengan biaya yang tinggi

5. Kelas N2 (tidak sesuai untuk selamanya) lahan mempunyai faktor

pembatas yang sangat berat dan tidak mungkin untuk digunakan bagi

suatu penggunaan yang lestari

Berdasarkan lima kelas kesesuaian lahan tersebut, maka evaluasi kesesuaai

lahan biasanya dibagi atas dua, yaitu kesesuaian lahan aktual dan kesesuaian lahan

potensial. Kesesuaian lahan actual merupakan kriteria evaluasi yang dinilai pada

kondisi aktual (real) dilapangan, sedangkan kesesuaian lahan potensial merupakan

evaluasi untuk mengetahui kemungkinan perubahan/perbaikan subkelas

9

Page 10: Darul Kamal Aceh Besar, Skripsi

kesesuaian lahan seandainya faktor pembatas dapat dieliminir dengan penggunaan

input tertentu atau melalaui suatu usaha pengelolaan. Jika pemetaan pada skala

semi detail maka kategori kelas N2 (tidak sesuai permanen) ditiadakan

(Puslittanak,1993)

Penentuan kriteria kesesuaian lahan tergantung pada jenis tanaman yang

akan dipilih untuk diusahakan .dalam studi, evaluasi kesesuaain lahan

diperuntukan bagi tanaman rambutan dan semangka . Adapun kriteria evaluasi

yang digunakan untuk penilaian kelas kesesuaian lahan dapat dilihat pada

lampiran 1 dan 2 .

2.4. Syarat Tumbuh Tanaman Rambutan

2.4.1. Iklim

Berikut berapa faktor iklim yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman

dalam Budi daya rambutan :

1. Tanaman rambutan akan dapat tumbuh berkembang serta berbuah

dengan  pada suhu optimal sekitar 25o C. Kekurangan sinar matahari

dapat menyebabkan penurunan hasil atau kurang sempurna (kempes).

2. Kelembaban udara  yang dikehendaki cenderung rendah karena

kebanyakan tumbuh di dataran rendah dan sedang. Apabila udara

mempunyai kelembaban yang rendah, berarti udara kering karena

miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk pertumbuhan tanaman

rambutan.

10

Page 11: Darul Kamal Aceh Besar, Skripsi

3. Dalam budi daya rambutan angin berperan dalam penyerbukan bunga.

4. Intensitas curah hujan yang dikehendaki oleh pohon rambutan

berkisar antara 1.500-2.500 mm/tahun dan merata sepanjang tahun

5. Sinar matahari harus dapat mengenai seluruh areal penanaman sejak

dia terbit sampai tenggelam, intensitas pancaran sinar matahari erat

kaitannya dengan suhu lingkungan.

2.4.2. Tanah

Beberapa persyaratan yang dikehendaki oleh tanaman dalam hal media

tumbuhnya sehingga budi daya rambutan tersebut bisa berjalan dengan optimum

adalah sebagai berikut :

1. Rambutan dapat tumbuh baik pada lahan yang subur dan gembur serta

sedikit mengandung pasir, juga dapat tumbuh baik pada tanah yang

banyak mengandung bahan organik atau pada tanah yang keadaan liat dan

sedikit pasir.

2. Pada dasarnya tingkat/derajat keasaman tanah (pH) tidak terlalu jauh

berbeda dengan tanaman perkebunan lainnya di Indonesia yaitu antara 6-

6,7 dan kalau kurang dari 5,5 perlu dilakukan pengapuran terlebih dahulu.

3. Kandungan air dalam tanah idealnya yang diperlukan untuk penanaman

pohon rambutan antara 100-150 cm dari permukaan tanah.

4. Pada dasarnya tanaman rambutan tidak tergantung pada letak dan kondisi

tanah, karena keadaan tanah dapat dibentuk sesuai dengan tata cara

penanaman yang benar (dibuatkan bedengan) sesuai dengan petunjuk yang

ada.

11

Page 12: Darul Kamal Aceh Besar, Skripsi

Meskipun rambutan tergolong tanaman dengan rentang pertumbuhan yang

tergolong lebar, namun demikian jika menginginkan hasil yang maksimal

diperlukan ketinggian tempat tertentu. Tanaman Rambutan dapat tumbuh subur

pada dataran rendah dengan ketinggian antara 30- 500 m dpl. Pada ketinggian di

bawah 30 m dpl rambutan dapat tumbuh namun tidak begitu baik hasilnya.

2.5. Syarat Tumbuh Tanaman Semangka

2.5.1. Iklim

1. Suhu udara yang ideal bagi pertumbuhan tanaman semangka adalah suhu

harian rata-rata yang berkisar 20–30 0C.

2. Kelembaban udara cenderung rendah bila sinar matahari menyinari areal

penanaman, berarti udara kering yang miskin uap air. Kondisi demikian

cocok untuk pertumbuhan tanaman semangka, sebab di daerah asalnya

tanaman semangka hidup di lingkungan padang pasir yang bahwa kering.

Sebaliknya, kelembaban yang terlalu tinggi akan mendorong tumbuhnya

jamur perusak tanaman.

3. Secara teoritis curah hujan yang ideal untuk areal penanaman semangka

adalah 40-50 mm/bulan.

4. Seluruh areal pertanaman semangka perlu sinar matahari sejak terbit

sampai tenggelam. Kekurangan sinar matahari menyebabkan terjadinya

kemunduran waktu panen.

5. Tanaman semangka akan dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan

optimal pada suhu 25 derajat 0C (siang hari).

12

Page 13: Darul Kamal Aceh Besar, Skripsi

2.5.2 Tanah

Kondisi tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah sebagai

berikut:

1. Kondisi tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah yang

cukup gembur kaya bahan organik, bukan tanah asam dan tanah

kebun/persawahan yg telah dikeringkan.

2. Keasaman tanah (pH) yang diperlukan antara 6-6,7. Jika pH < 5,5 (tanah

asam) maka diadakan pengapuran dengan dosis disesuaikan dgn tingkat

keasaman tanah tersebut.

3. Ketinggian tempat yang ideal untuk areal penanaman semangka adalah:

100-300 m dpl. Kenyataannya semangka dapat ditanam di daerah dekat

pantai yang mempunyai ketinggian di bawah 100 m dpl dan di atas

perbukitan dengan ketinggian lebih dari 300 m dpl.

13

Page 14: Darul Kamal Aceh Besar, Skripsi

III.METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Darul Kamal, kabupaten Aceh

Besar. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan desember 2012 sampai dengan

Januari 2013.

3.2. Alat dan bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Peta administrasi dengan skala 1:125.000.

2. Peta jenis tanah, peta lereng dan peta penggunaan lahan dengan skala

1:125.000.

3. Bahan kimia yang digunakan untuk identifikasi tanah dilapangan adalah

H2O2 10 % dan 0,1 NHCL dan bahan bahan lainya

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kompas

2. GPS (global Positioning system)

3. Abney level

4. Buku munsel

5. Plastik

6. Peralataan system informasi (SIG) dan software Arcgis 9.3

14

Page 15: Darul Kamal Aceh Besar, Skripsi

3.3. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei

deskriptif yang didasarkan pada hasil observasi dilapangan dengan mengunakan

sistem taktis berdasarkan pada satuan peta lahan (SPL), kemudian sampel tanah

tersebut dianalisis di laboratorium. Untuk menetepkan kelas kesesuaian lahan

tanaman rambutan dan semangka dilokasi penelitian yaitu dengan menerapkan

sistem klasifikasi kesesuaian lahan menurut DEPTAN(1997). Data dasar untuk

evaluasi lahan yang diperoleh dari pengukuran pada setiap satuan peta lahan dan

pengumpulan data skunder seperti data iklim yang di peroleh dari BMKG.

Satuan peta lahan (SPL) di deleniasi dari hasil tumpang tindih (overlay)

peta jenis tanah. Peta lereng dan peta penggunaan lahan. Klasifikasi kesesuaian

lahan dilakukan dengan cara membandingkan (matching) antara karakteristik

lahan/kualitas lahan yang diperoleh dari masing-masing satuan lahan di lokasi

penelitian dibandingkan dengan persyaratan tumbuh tanaman rambutan dan

Semangka, dicari kelas kesesuaian lahanya pada setiap satuan peta lahan. Kelas

kesesuaian lahan diperoleh dengan penetapan sistem tersebut, analisis dan dibahas

kemudian dihubungkan dengan persyaratan penggunaan tanaman rambutan dan

semangka. Adapun tahap-tahap yang akan dilakuan dapat dilihat pada gambar 1.

15

Page 16: Darul Kamal Aceh Besar, Skripsi

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian

16

Persiapan

Peta lereng

Peta SPL sementara

overlay

Peta penggunaan tanahPeta jenis tanah

Kriteriak atau kharakteristik lahan menurut DEPTAN (1997)

Peta SPL definitif

Survey pendahuluan

Analisis laboratorium

Pengambilan sampel tanah

Rambutan dan Semangka Kesesuaian lahan Potensial /aktual

Hasil dan Rekomendasi

Page 17: Darul Kamal Aceh Besar, Skripsi

3.3.1. Persiapan

Sebelum melaksanakan penelitian tentunya ada syarat yang harus di

penuhi guna melancarkan kegiatan penelitian sehingga tidak mengalami berbagai

kendala antara lain:

1. Pengurusan surat izin penelitian.

2. Persiapan meliputi studi pustaka untuk pengumpulan data skunder , peta-

peta dan data pendukung lainya.

3. Analisis peta jenis tanah skala 1:25.000.

4. Analisis peta ketinggian tempat masing-masing skala 1:125.000 dari peta

bumi (Baksuturnal) skala 1:125.000.

5. Menyiapkan peta dan rencana kerja lapangan

6. Membuat overlay peta jenis tanah, peta lereng, dan peta penggunaan tanah

dari luas Kecamatan Darul Kamal 16.20 Km², maka nantinya akan

diperoleh satuan peta lahan (SPL) sementara.

7. Pengadaan bahan-bahan dan peralataan yang diperlukan untuk survei

lapangan.

3.3.2. Kegiatan lapangan

Survei tanah berdasarkan pengamataan lapangan dan informasi yang di

peroleh dari hasil overlay beberapa peta yaitu penggunaan lahan, peta lereng dan

peta jenis tanah untuk mempermudah proses pengamataan dan penentuan satuan

peta lahan. Pengamataan sifat-sifat tanah dilakukan pada setiap hasil pengeboran

tanah 0-30 sampai dengan 30 - 60 cm. Adapun sifat morfologi lahan yang diamati

dapat dilihat pada tabel 1.

17

Page 18: Darul Kamal Aceh Besar, Skripsi

Tabel 1. Sifat Fisika tanah dan morfologi lahan yang diamati di lapangan

No karakteristik/Morfologi Lahan Metode pengamatan

1. Fisiografi Pengamatan Topografi

2. Drainase Pengamatan profil Tanah

3. kedalaman efektif Pengeboran di lapangan

4. Kelerengan Abney level

5. Batuan di permukaan Perhitungan di lapangan

6. Warna tanah munsell soil colour chart

7. Ketinggian tempat Pengamatan GPS

Sumber: Data Diolah (2012)

Untuk mengetahui kesuburan tanah di ambil contoh dari setiap

pengeboraan secara komposit yang sesuai dengan kedalam tanah yang nantinya

akan di analisis di laboratorium.

3.4. Analisis Data

Metode pengumpulan data berupa pengumpulan data primer dan skunder.

Data skunder di dapat dari laporan instasi terkait, hasil penelitian serta literatur

lainya yang terkait dengan pembuatan laporan ini. Sedangkan data primer di

peroleh melalui survei di lapangan yang berupa data iklim dan karakteristik lahan.

Kegunaan data iklim adalah untuk melihat kondisi iklim di daerah yang

menjadi objek penelitian sehingga akan didapat kebutuhan air bagi tanaman

khususnya tanaman rambutan dan semangka. Unsur iklim yang diperhatikan

adalah jumlah hari hujan dan jumlah curah hujan rata-rata selama sepuluh tahun

18

Page 19: Darul Kamal Aceh Besar, Skripsi

(2002-2011). Karakteristik lahan Sifat sifat yang di amati adalah sifat fisik dan

kimia tanah ini didapat melalui pengeboran di lokasi penelitian di beberapa

titik ,untuk sampel tanah kemudian di analisis di laboratorium.sifat fisik dan kimia

tanah yang dianalisis dan metode analisis dapat dilihat ditabel 2.

Tabel 2. Sifat –sifat kimia dan fisik tanah yang diamati

No Peubah yang diamati satuan metode

1. PH :H2O dan KCL 1:25 - Ph meter

2. Carbon Organik (%) % Walkey dan Black

3. Kejenuhan basa % Total basa : KB basadd

KTK x 100%

4. Kapasitas Tukar Kation Cmol kg-1 1N NH4 OAc pH 7

5. Tekstur tanah Pipet

Sumber: Data Dioalah (2012)

3.5. Analisis dan Tabulasi Data

Kelayakan fisik lahan didekati dengan evaluasi kesesuaian lahan

hortikultura Rambutan dan semangka. Metode evaluasi didasarkan pada kriteria

kesesuaian lahan dilakukan sampai kategori sub klas pada setiap kelas :

1. Kesesuaian lahan S1 sangat sesuai.

2. Kesesuaian lahan S2 sesuai.

3. Kesesuaian lahan S3 sesuai marginal.

4. Kesesuaian lahan N1 tidak sesuai untuk sekarang.

5. Kesesuaian lahan N2 tidak sesuai Permanen.

19

Page 20: Darul Kamal Aceh Besar, Skripsi

Kondisi bio fisik yang dipakai sebagai penentuan kualitas dan karakteristik

lahan dalam analisis kesesuaian lahan dapat dilihat pada tabel 3.

No Kualitas lahan karakteristik Lahan

1 Ketersediaan air (w) Zona Agroklimat

2 Media perakaran (r) Tekstur tanah, kedalaman efektive

3. Ketersediaan oksigen (o) Drainase

4. Retensi hara (f) Reaksi (pH) tanah, KTK

5. Ketersediaan hara (n) kadar K2O dan P2O5

6. Penyiapan Lahan (K) Topografi, bebatuan permukaan

Sumber :FAO (1976)

Kualitas lahan adalah sifat-sifat pengenal atau attribute yang bersifat

kompleks dari sebidang lahan. Setiap kualitas lahan mempunyai keragaan

(performance) yang berpengaruh terhadap kesesuaiannya bagi penggunaan

tertentu dan biasanya terdiri atas satu atau lebih karakteristik lahan (land

characteristics ). Kualitas lahan ada yang bisa diestimasi atau diukur secara

langsung di lapangan, tetapi pada umumnya ditetapkan berdasarkan karakteristik

lahan. (FAO, 1976)

Karakteristik lahan yang erat kaitannya untuk keperluan evaluasi lahan

dapat dikelompokkan ke dalam 3 faktor utama, yaitu topografi, tanah dan iklim.

Karakteristik lahan tersebut terutama topografi dan tanah) merupakan unsur

pembentuk satuan peta tanah. (Ritung,2007)

20

Page 21: Darul Kamal Aceh Besar, Skripsi

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1. Lokasi Penelitian

Kecamatan Darul Kamal merupakan salah satu kecamatan yang ada di

Kabupaten Aceh Besar dengan Ibukotanya Peukan Biluy, yang terletak di sebelah

Barat dari Ibukota Kabupaten Aceh Besar, Jantho. Luas Kecamatan Darul Kamal

adalah 16.20 Km², terdiri dari 14 Desa dan terbagi dalam 2 Kemukiman yaitu:

Mukim Biluy dan Mukim Lamkunyet. Jarak dari Kecamatan ke Ibukota Provinsi

NAD Banda Aceh berjarak 9 Km. Jumlah penduduk di kecamatan Darul Kamal

sebanyak 6.459 jiwa terdiri dari 1.572 KK.

Kondisi geografis Kecamatan Darul Kamal terbagi 3 (tiga) wilayah

pertanian, wilayah perkotaan dan wilayah perdalaman dengan perincian sebagai

berikut.

Tabel 4 : Pembagian Wilayah BPS 2008

Luas areal Satuan menurut (Ha)

Luas daratan 1620 Ha

Areal pemukiman 210 Ha

Areal hutan rakyat 683 Ha

Areal sawah tadah hujan 460 Ha

Areal sawah lain 170 Ha

Areal ladang/tegalan 900 Ha

Areal perkebunan 48 Ha

Areal pertanian 650 Ha

Areal lahan penghijauan 671 Ha

Areal hutan lindung 3 Ha

Badan Statistik Kabupaten Aceh Besar (2004)

21

Page 22: Darul Kamal Aceh Besar, Skripsi

4.2. Topografi

Tabel 5: Gambaran Topografi di Kecamatan darul Kamal, Kabupaten Aceh Besar

Topografi adalah gambaran tentang tingkat kemiringan dan ketinggian

tanah dari permukaan laut. Kondisi kemiringan tanah merupakan salah satu faktor

yang sangat mempengaruhi kesesuaian lahan untuk syarat tumbuh suatu tanaman..

Secara Keseluruhan Kecamatan Darul Kamal memiliki topografi datar dan bukan

termasuk daerah pantai. Sehingga sangat memungkinkan untuk di tanami tanaman

semangka dan rambutan yang memiliki nilai ekonomis tinggi.Topografi yang

dipertimbangkan dalam evaluasi lahan adalah bentuk wilayah (relief) atau lereng

dan ketinggian tempat di atas permukaan laut. Relief erat hubungannya dengan

faktor pengelolaan lahan dan bahaya erosi. Sedangkan faktor ketinggian tempat di

atas permukaan laut berkaitan dengan persyaratan tumbuh tanaman yang

berhubungan dengan temperatur udara dan radiasi matahari.

22

Page 23: Darul Kamal Aceh Besar, Skripsi

4.3. Iklim

Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Iklim di

bumi sangat dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Suhu udara di

kecamatan Darul Kamal Kabupaten Aceh Besar berkisar antara 25,9°C – 27,7°C

dengan curah hujan rata-rata 125,8 mm atau curah hujan tertinggi di bulan

November. (BPS, 2004)

4.4. Jumlah Penduduk dan Mata Pencaharian

Jumlah penduduk di kecamatan Darul Kamal sebanyak 6.459 jiwa terdiri

dari 1.572 KK. Dari jumlah tersebut 785 KK Rumah Tangga Miskin (RTM) atau

3925 jiwa RTM. Sebagian besar masyarakat bermata pencaharian di sektor

pertanian dan perkebunan dikarenakan secara umum Kecamatan Darul Kamal

terdapat daerah-daerah lahan pertanian dan perkebunan sedangkan sebagian

lainnya bermata pencaharian dari pada sektor perdagangan, industri/kerajinan,

pemerintahan dan swasta. (Data Statistik Kab. Aceh Besar, 2008).

23

Page 24: Darul Kamal Aceh Besar, Skripsi

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2011. Budidaya Rambutan dan Semangka. http:// informasi- budidaya.blogspot.com/2011/03/budidaya-rambutan.html.diakses tanggal 12 desember 2012.

Anonymous. 2010. Rambutan dan Semangka.http:// Wikipedia.com.diakses pada tanggal 10 Desember 2012

Arsyad.2000. Konservasi Air dan Tanah. Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas pertanian Bogor hal. 12-13

Badan Pusat Statistik. 2004. Kabupaten Aceh Besar Dalam Angka. BPS. Kabupaten Aceh Besar

CSR/FAO, 1983. Reconnaissance landresource surveys 1:250.000 scale atlasformat procedures. Central For Soil Research, Bogor. hal. 64.

Departemen Pertanian (DEPTAN). 1997. Kriteria Kesesuaian Lahan dan Iklim Tanaman Pertanian. Departemen Pertanian Jakarta

Hardjowigeno. S, Widiatmaka, Anang S.Yogaswara. 1999. Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tata Guna Tanah. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor

Martono, D.N. 1999. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Pertanian. Materi pokok pelatihan pengindraan jauh dan SIG untuk pemberdayaan Mahasiswa/Masyarakat/Pegawai Dinas dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan. LAPAN. Jakarta.

Mukhlis, (2009). Aceh Besar Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan. http:// darulkamal- acehbesar.blogspot.com/2009/05/kecamatan-darul-kamal-merupakan-salah.html, 12 desember 2012.

Prihatman, K. 2000. Tentang Budidaya Pertanian Kedelai. Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Permasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Ritung, Sofyan. Dkk. (2007). Paduan Evaluasi Kesesuaian lahan. Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre.

Sitorus. S.R.P.1985. Evaluasi Sumber daya Lahan. tarsito. Bandung.

24