mpk

11
1. PILE CAP Pengertian Pile cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan kolom di bagian atasnya. Pile cap tersusun atas tulangan baja berdiameter 16mm, 19mm dan 25mm yang membentuk suatu bidang dengan ketebalan 50 mm dan lebar yang berbeda-beda tergantungmdarimjumlahmtiangmyangmtertanam. Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban dari kolom yang kemudian akan terus disebarkan ke tiang pancang dimana masing-masing pile menerima 1/N dari beban oleh kolom dan harus ≤ daya dukung yang diijinkan (Y ton) (N= jumlah kelompok pile). Jadi beban maksimum yang bisa diterima oleh pile cap dari suatu kolom adalah sebesar N x (Y ton). Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada dititik pusat pondasi sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban tambahan pada pondasi. Selain itu, seperti halnya kepala kolom, pile cap juga berfungsi untuk menahan gaya geser dari pembebanan yang ada. Bentuk dari pile cap juga bervariasi dengan bentuk segitiga dan persegi panjang. Jumlah kolom yang diikat pada tiap pile cap pun berbeda tergantung kebutuhan atas beban yang akan diterimanya. Terdapat pile cap dengan pondasi tunggal, ada yang mengikat 2 dan 4 buah pondasimyangmdiikatmmenjadimsatu. Tahapan Pengerjaan Pile Cap 1. Persiapan Pekerjaan Pile Cap diawali dengan pekerjaan persiapan, yaitu menentukan as Pile Cap dengan menggunakan theodolit dan

Upload: ree-kyt

Post on 05-Jul-2015

502 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: MPK

1. PILE CAP

Pengertian

Pile cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan kolom di

bagian atasnya. Pile cap tersusun atas tulangan baja berdiameter 16mm, 19mm dan 25mm

yang membentuk suatu bidang dengan ketebalan 50 mm dan lebar yang berbeda-beda

tergantungmdarimjumlahmtiangmyangmtertanam. Fungsi dari pile cap adalah untuk

menerima beban dari kolom yang kemudian akan terus disebarkan ke tiang pancang dimana

masing-masing pile menerima 1/N dari beban oleh kolom dan harus ≤ daya dukung yang

diijinkan (Y ton) (N= jumlah kelompok pile). Jadi beban maksimum yang bisa diterima oleh

pile cap dari suatu kolom adalah sebesar N x (Y ton). Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom

benar-benar berada dititik pusat pondasi sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang

dapat menyebabkan beban tambahan pada pondasi. Selain itu, seperti halnya kepala kolom,

pile cap juga berfungsi untuk menahan gaya geser dari pembebanan yang ada.

Bentuk dari pile cap juga bervariasi dengan bentuk segitiga dan persegi panjang. Jumlah

kolom yang diikat pada tiap pile cap pun berbeda tergantung kebutuhan atas beban yang akan

diterimanya. Terdapat pile cap dengan pondasi tunggal, ada yang mengikat 2 dan 4 buah

pondasimyangmdiikatmmenjadimsatu.

Tahapan Pengerjaan Pile Cap

1. Persiapan

Pekerjaan Pile Cap diawali dengan pekerjaan persiapan, yaitu menentukan as Pile Cap

dengan menggunakan theodolit dan waterpass berdasarkan shop drawing yang dilanjutkan

dengan pemasangan patok as Pile Cap.

2. Pekerjaan Galian

Kedalaman penggalian disesuaikan dengan dimensi Pile Cap.

Gambar 1.1 Proses Penggalian

Page 2: MPK

3. Pekerjaan Pembobokan

Kepala Bored Pile dibobok sampai dengan elevasi yang diinginkan 40 D (±1m).

hingga tersisa tulangan besinya yang kemudian dijadikan sebagai stek pondasi sebagai

pengikat dengan pile cap.

Gambar 1.2 Proses Pemotongan Kepala Bored Pile

4. Pekerjaan Urugan Pasir, Lantai Kerja, Bekisting

Pekerjaan urugan pasir setebal 5 cm dilanjutkan dengan pekerjaan lantai kerja setebal

10 cm. Kemudian pekerjaan bekisting dengan batako disekeliling daerah pile. Penggunaan

batako ini dipilih karena batako cukup kuat untuk menahan beban sebagai bekisting serta

cukupmmurahmuntukmpadamakhirnyamditimbunmbersamamsaatmpengecoran.

Gambar 1.3 Pekerjaan Urugan, Lantai Kerja, Bekisting

Page 3: MPK

5. Pekerjaan Penulangan Pile Cap & Pengecoran

Penulangan Pile Cap dikerjakan berdasarkan spesifikasi dan gambar rencana.

Melakukan pemasangan tulangan-tulangan pile cap yang meliputi tulangan utama atas dan

bawah, persiapan stek pondasi, pemasangan kaki ayam, beton decking dan pemasangan stek

pilemcapmsebagaimpenghubungmmenujumkolom. Sebelum dilakukan pengecoran, tanah

disekitar bekisting ditimbun kembali untuk menahan beban pengecoran dan meratakan

kondisimtanahmsepertimsemula.

Gambar 1.4 Pekerjaan Penulangan

Metode Pelaksanaan Pengecoran :

1. Tahap pertama, dilakukan pengecoran dengan bucket dan pipa tremie untuk daerah

stage 1, lalu diratakan dengan menggunakan vibrator.

2. Tahap keduan beton di curing dan besi tulanagan dibersihkan dari kotoran dan

debu.

3. Tahap ketiga, beton stage 1 yang telah kering diberikan bonding agent pada

pemukaannya untuk pengecoran stage 2 yaitu pengecoran pelat basement. Bonding

agent in berfungsi sebagai pengikat beton lama dengan beton baru.

4. Tahap Keempat, pengecoran stage 2 dengan menggunakan concrete pump untuk

pelat basement. Pada pengecoran ini menggunakan beton yang dicampur dengan

waterproofing intergral (Conplast X421M)

Page 4: MPK

2. POER

Poer merupakan kata lain dari Pile Cap. Poer adalah suatu struktur dukungan dari bata

dan beton bertulang. Poer berfungsi menahan dan menruskan beban diatasnya. Poer secara

angsung menahan lantai pertama, atau lantai diatas poer tersebut.

Gambar 2.1 Poer

3. SLOOF

Pengertian

Sloof adalah struktur bangunan yang terletak diatas pondasi bangunan. Sloof

beton berfungsi sebagai perata bebean yang diterim oleh pondasi. Selain itu, sloof beton juga

berfungsi sebagai pengunci dinding agar tidak roboh apabila terjadi pergerakan tanah. Seperti

yang kita ketahui, pergerakan tanah bisa terjadi misalnya karena gempa.

Bahkan dinas PU menyatakan bahwa sloof adalah balok pengikat pondasi. Sebagai tambahan,

untuk menyempurnakan sistem ikatan antara pondasi dan sloof pada rumah kecil tahan

gempa, dipasang angker diameter 12 dengan 12 dengan jarak 1,5meter. Namun tentu saja,

angka ini mungkin berubah pada bangunan yang lebih besar atau bangunan bertingkat

banyak. Pendek kata pengertian sloof bangunan adalah beton bertulang yang diletakkan

secara horisontal diatas pondasi. Lebih jelasnya bisa di lihat di gambar di bawah ini

Page 5: MPK

Gambar 3.1 Detail Letak Sloof

Kesimpulannya, guna sloof adalah untuk meratakan beban yang

diterima kolom menuju pondasi. Sehingga setiap beban yang diterima suatu kolom, akan

tersebar merata pada seluruh pondasi. Selain itu, fungsi sloof adalah sebagai pengikat antara

dinding pondasi dengan kolom.

Tahapan Pengarjaan Sloof

Pekerjaan balok sloof terbagi atas pekerjaan galian tanah, urugan pasir, lantai kerja, beton, bekisting dan pembesian. Volume beton balok dihitung dengan mengalikan luasan tampang balok dikalikan panjangnya. Luasan lantai kerja adalah lebar balok sloof ditambah 10cm pada kedua sisinya dikalikan dengan panjang balok. Urugan pasir dihitung dari luasan lantai kerja dikalikan dengan tebal urugan pasir rencana. Kemiringan galian tanah adalah 1:2 (1 bagian horisontal dibanding 2 bagian vertikal), volume galian tanah didapat dari lebar balok ditambah lebar galian di permukaan, hasilnya dibagi dua kemudian dikalikan dengan tinggi rencana dari galian tanah dan dikali lagi dengan panjang balok. Luasan bekisting adalah panjang balok sloof dikalikan dengan tingginya. Pembesian balok sloof dihitung sesuai gambar, total volume besi dibagi dengan total volume beton balok sloof didapat rasio tulangan dalam satuan kg/m3. Dimensi balok sloof yang dihitung adalah 35cm x 50cm, dengan panjang 10 m. Tulangan sisi atas dan bawah menggunakan besi ulir BJTD 19mm dengan jumlah masing-masing 4 buah, sengkang besi polos BJTP 12mm dengan jarak 15cm

Page 6: MPK

4. Proses Pelaksanaan Konstruksi

1. Pekerjaan Galian Tanah Pondasi

Tahap-tahap pekerjaan galian tanah pondasi setempat yaitu:

Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta harus

mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi. Tebing dinding galian tanah

pondasi dibuat dengan perbandingan 5:1 untuk jenis tanah yang kurang baik dan untuk jenis

tanah yang stabil dapat dibuat dengan perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat tegak lurus

permukaan tanah tempat meletakkan pondasi. Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh

kedalamnya tanah padat/tanah keras dengan daya dukung yang cukup kuat, min 0.5 kg/cm2

bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang kurang dari 0.5 kg/cm2, maka galian

tanah harus diteruskan, sampai mencapai kedalaman tanah yang cukup kuat, dengan daya

dukung lebih dari 0.5 kg/cm2. Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar

dari ukuran pondasi agar tukang lebih leluasa bekerjanya Semua galian tanah harus

ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan penggalian agar tidak mengganggu

pekerjaan.

2. Pekerjaan Penulangan

a) Perakitan tulangan

Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di

lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan pondasi

dapat berjalan lebih cepat. Cara perakitan tulangan :

1. Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari

ukuran pondasi setempat.

2. Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat, dengan

memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada pondasi setempat

tersebut.

3. Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat pengikat agar

kokoh dan tulangan tidak terlepas

b) Pemasangan Tulangan

Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka untuk pemasangan tulangan

dilakukan dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi setempat ini tidak terlalu berat

dan kedalaman pondasi ini juga tidak terlalu dalam.

Page 7: MPK

Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan tegak turus

permukaan tanah dengan bantuan waterpass. Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung

bersentuhan dengan dasar tanah, jarak antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu

dengan menggunakan pengganjal yang di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan

bawah agar ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar tanah untuk melindungi/melapisi

tulangan dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak menjadi karat. Setelah dipastikan

rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung melakukan pengecoran.

3. Pekerjaan Bekisting

Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan

untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap pekerjaan

bekisting:

1. Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan

kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).

2. Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat

bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.

3. Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.

4. Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus tidak

miring dengan bantuan alat waterpass.

5. Papan cetakan tidak boleh bocor.

6. Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit.

Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.

Perawatan (Curing Beton)

Beton sudah selesai dicor, tapi pekerjaan belum selesai. Hal yang harus dilakukan

adalah proses perawatan / curing beton. Proses ini diperlukan untuk menjaga suhu beton agar

tidak terlalu drastis berubah dan menghindari penguapan yang terlalu cepat dan berlebihan.

Beton mentah menimbulkan panas karena reaksi semen dengan air. Proses curing ini bisa

dilakukan dengan menyiram dan merendam dengan air, dijaga agar permukaan selalu basah.

Bisa juga dilakukan dengan menaruh karung goni basah di atas pelat beton yang baru di cor

agar penguapan yang terjadi lebih kecil, siram air lagi bila karung goni mulai kering. Boleh

juga menggunakan bahan kimia yang disebut curing compound, pengaplikasian jangka waktu

nya ditetapkan dalam spesifikasi produk.