motor bensin
TRANSCRIPT
Motor Bakar Bensin
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seorang sarjana teknik mesin sangat membutuhkan aplikasi berbagai macam
teori tentang ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan di bangku perkuliahan, agar
nantinya saat di dunia kerja ia mempunyai bekal dalam menghadapi berbagai masalah
yang nantinya mereka temui di lapangan nantinya. Dan motor bakar menjadi salah
satu alat yang menerapkan ilmu pengetahuan-ilmu pengetahuan dasar teknik mesin
mulai dari Thermodinamika, Material Teknik, Proses Produksi serta masih banyak
lagi ilmu pengetahuan teknik mesin yang terintegrasi dalam satu buah motor bakar
bensin ini. Sehingga menjadi suatu hal yang sangat penting untuk mengikuti
praktikum motor bakar bensin ini, dan mahasiswa sekaligus mengamati berbagai
fenomena-fenomena yang terjadi yang akan menjadi bekal saat mahasiswa tersebut di
hadapkan pada persoalan yang serupa saat di dunia kerja nantinya.
1.2 Tujuan Percobaan
1. Mengetahui proses yang terjadi pada motor bakar bensin.
2. Mempelajari karakteristik dan parameter prestasi motor bensin.
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui fenomena yang terjadi pada motor bakar bensin.
2. Mahasiswa dapat melihat aplikasi dari berbagai mata kuliah yang menjadi
proses dasar dari motor bakar.
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
1
Motor Bakar Bensin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Motor Bakar Bensin (Siklus Otto)
Mesin kalor, yaitu mesin yang menggunakan energi termal untuk
melakukan kerja mekanik atau yang mengubah energi termal menjadi energi mekanik.
Ditinjau dari cara memperoleh energi, mesin kalor dapat dikategorikan menjadi dua
jenis yaitu mesin pembakaran dalam dan mesin pembakaran luar. Pada mesin
pembakaran luar, proses pembakaran terjadi di luar mesin, di mana energi termal dari
gas hasil pembakaran dipindahkan ke fluida kerja mesin, melalui beberapa dinding
pemisah.
Sedangkan pada mesin pembakaran dalam, proses pembakaran terjadi
dalam ruang bakar sehingga gas pembakaran yang terjadi berfungsi sekaligus sebagai
fluida kerja. Mesin pembakaran dalam lebih dikenal dengan nama motor bakar.
Pada prinsipnya motor bakar bekerja dengan memanfaatkan energi campuran
bahan bakar dan udara dalam bentuk panas (temperatur dan tekanan tinggi) di dalam
ruangan yang disebut silinder, sehingga dapat melakukan kerja mekanik. Dalam
kerjanya motor bakar menggunakan satu atau lebih silinder yang didalamnya terdapat
torak bergerak secara translasi (bolak-balik). Di dalam silinder itulah terjadi
pembakaran antara bahan bakar dengan oksigen. Gas pembakaran yang dihasilkan
oleh proses tersebut mampu menggerakkan torak yang oleh batang penghubung
(crank shaft) dihubungkan dengan poros engkol. Gerak translasi torak menyebabkan
gerak rotasi poros engkol.
Motor bensin termasuk ke dalam jenis motor bakar torak. Proses pembakaran
bahan bakar dan udara di dalam silinder (internal combustion engine). Motor bakar
bensin dilengkapi dengan busi dan karburator yang membedakanya dengan motor
diesel.
Busi berfungsi untuk membakar campuran udara-bensin yang telah
dimampatkan dengan jalan memberi loncatan api listrik diantara kedua elektrodanya.
Karena itu motor bensin dinamai dengan spark ignitions. Sedangkan karburator
adalah tempat bercampurnya udara dan bensin. Campuran tersebut kemudian masuk
ke dalam silinder yang dinyalakan oleh loncatan bunga api listrik dari busi menjelang
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
2
Motor Bakar Bensin
akhir langkah kompresi. Pembakaran bahan bakar-udara ini menyebabkan mesin
menghabiskan daya. Di dalam siklus Otto (ideal) pembakaran tersebut dimisalkan
dengan pemasukan panas pada volume konstan.
Selengkapnya proses termal yang terjadi pada siklus daya motor bensin
digambarkan pada diagran p-v berikut :
Gambar 1. diagram p-v motor bensin
Keterangan :
0-1 Langkah hisap (katup hisap terbuka)
1-2 Langkah kompresi (katup hisap dan katup buang tertutup)
2-3 Pembakaran bahan bakar udara
3-4 Langkah usaha (katup hisap dan katup buang tertutup)
4-5 Langkah pendinginan
5-0 Langkah buang
Secara sepintas prinsip dasar dari motor bakar ini agak mirip dengan sistem
propulsi yang terdapat pada mesin jet pesawat misalnya, namun punya perbedaan.
Yang menjadi perbedaan adalah kalau Sistem Propulsi daya dorong yang di hasilkan
oleh ledakan bahan bakar langsung mendorong benda atau gas buang yang
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
3
Motor Bakar Bensin
mengahasilkan daya dorong serta gerakan yang dihasilkan berupa gerakan translasi,
sedangkan kalau Motor Bakar ledakan bahan bakar menghasilkan kerja mesin serta
gerakan yang dihasilkan berupa gerakan rotasi.
2.1.1 Klasifikasi Motor Bakar
1. Berdasarkan pada jumlah langkah
2 tak
4 tak
2. Berdasarkan sistem pengapian
Spark ignition engine
Combustion engine
3. Berdasarkan jumlah silinder
Tunggal
Ganda (ganda)
Multi (banyak)
4. Berdasarkan letak katup
Kepala
Samping (dinding silinder)
Bawah
5. Berdasarkan bentuk silinder
Linear
V
6. Berdasarkan pergerakan piston
Translasi
Rotasi
7. Berdasarkan bahan bakar
Bensin
Diesel
8. Berdasrkan proses pembakaran
Direct (langsung)
Indirect (tak langsung)
Perbedaan antara Internal Combustion dan External Combustion
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
4
Motor Bakar Bensin
Perbedaan antara Internal Combustion dan External Combustion
adalah pada fluida kerja yang dihasilkan dan yang digunakan. Pada Internal
Combustion fluida kerja didapatkan dari hasil proses pembakaran, sedangkan
pada External Combustion fluida kerja sudah ada dan kemudian fluida kerja
tersebut hanya dipanaskan.
Perbedaan antara Spark Ignition dengan Compression Ignition
Perbedaan antara SI dan CI adalah pada proses pengapian yang
dilakukan. Pada Spark Ignition pengapian dilakukan oleh busi, sedangkan
pada Compression Ignition pengapian terjadi pada waktu bahan bakar
mengalami tingkat kompresi yang tinggi sehingga bahan bakar tersebut
terbakar dalam ruang bakar.
KLASIFIKASI DARI MOTOR BAKAR
1. Internal Combustion Engine
Adalah mesin yang memanfaatkan energi termal menjadi energi
mekanis yang proses pembakarannya terjadi di dalam ruang bakar.
1.a. Reciprocating Type
1.a.1 .Diesel Engine
1.a.2. Spark Engine (Gasoline Engine)
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
5
Motor Bakar Bensin
1.b. Rotary Type
1.b.1. Wankel Engine
The path of the rotor in the Wankel engine. Note the constantly varying shape of the
combustion chamber and the two spark plugs per cylinder.
1.b.2. Open-Cycle Gas Turbine (OCGT)
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
6
Motor Bakar Bensin
Open-cycle constant-pressure gas-turbine engine.
2. External Combustion Engine
Adalah mesin yang memanfaatkan energi termal menjadi energi
mekanis yang proses pembakarannya terjadi di luar ruang bakar.
2.a Reciprocating Type
2.a.1 Stirling Engine
2.a.2 Steam Engine
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
7
Motor Bakar Bensin
2.b. Rotary Type
2.b.1 Steam Turbine
2.b.2 Closed-Cycle Gas Turbine
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
8
Motor Bakar Bensin
ELECTRIC FUEL INJECTION (EFI)
Sesuai dengan namanya, pada dasarnya sistem EFI (Electronic Fuel
Injection) mengatur, mengontrol dan mengawasi jumlah bensin yang harus
masuk ke dalam silinder dengan cara mengatur waktu dan frekuensi
penginjeksian bensin (injection duration and frequency).
Pada EFI, bensin diinjeksikan ke dalam mesin menggunakan injektor
dengan waktu penginjeksian (injection duration and frequency) yang dikontrol
secara elektronik. Injeksi bensin disesuaikan dengan jumlah udara yang
masuk, sehingga campuran ideal antara bensin dan udara akan terpenuhi sesuai
dengan kondisi beban dan putaran mesin. Generasi terbaru EFI dikenal dangan
sebutan Engine Management System (EMS), yang mengontrol sistem bahan
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
9
Motor Bakar Bensin
bakar sekaligus juga mengatur sistem pengapian (duration, timing, and
frequency of ignition).
Tujuan pengaplikasian sistem EFI adalah
1. meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar (fuel efficiency),
kinerja mesin lebih maksimal (optimal engine performance),
2. pengendalian/pengoperasian mesin lebih mudah (easy handling),
3. memperpanjang umur/lifetime dan daya tahan mesin (durability),
4. emisi gas buang lebih rendah (low emissions).
Lantas bagaimana prinsip kerja sistem EFI? Jumlah aliran/massa udara yang
masuk ke dalam silinder melalui intake manifold diukur oleh sensor aliran
udara (air flow sensor), kemudian informasikan ke ECU (Electronic Control
Unit). Selanjutnya ECU menentukan jumlah bahan bakar yang harus masuk ke
dalam silinder mesin. Idealnya untuk setiap 14,7 gram udara masuk
diinjeksikan 1 gram bensin dan disesuaikan dengan kondisi panas mesin dan
udara sekitar serta beban kendaraan. Bensin dengan tekanan tertentu (2-4 kali
tekanan dalam sistem karburator) telah dibangun oleh pompa bensin elektrik
dalam sistem dan siap diinjeksikan melalui injektor elektronik. ECU akan
mengatur lama pembukaan injektor, sehingga bensin yang masuk ke dalam
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
10
Motor Bakar Bensin
pipa saluran masuk (intake manifold) melalui injektor telah terukur jumlahnya.
Bensin dan udara akan bercampur di dalam intake manifold dan masuk ke
dalam silinder pada saat langkah pemasukan. Campuran ideal siap dibakar.
Kemudian, mengapa campuran bensin dan udara harus dikendalikan? Kalau
tidak dikendalikan, akan menimbulkan kerugian. Jika perbandingan udara dan
bahan bakar tidak ideal (tidak dikendalikan) menjadikan bensin boros pada
campuran yang terlalu banyak bensin. Selain itu, pembakaran tidak sempurna,
akibatnya emisi gas buang berlebihan dan tenaga tidak optimal karena energi
kinetis yang dihasilkan pun tidak maksimal. Kerusakan mesin pada jangka
pendek maupun jangka panjang lebih cepat terjadi. Kemudian, beban kerja
mesin dan kondisi lingkungan (suhu dan tekanan) yang variatif akan
memerlukan pengaturan relatif kompleks. Sistem EFI lebih mampu mengatasi
kondisi variatif ini secara optimal dibandingkan sistem karburator.
VARIABLE VALVE TIMING with INTELLIGENCE
VVT-i (Variable Valve Timing with Intelligence) merupakan teknologi
mesin ciptaan dari pabrikan toyota sebagai pengembangan dari teknologi
generik VVT(Variable Valve Timing) yang sering digunakan sebagai
teknologi standart mesin mobil saat ini. Teknologi serupa juga telah diterapkan
pada mesin BMW sejak tahun 1990an dengan nama Vanos Engine.
Cara kerja teknologi ini terdapat pada cylinder head yang memiliki
parameter untuk mengukur besarnya beban mesin dan memberikan pasokan
bahan bakar sesuai dengan beban mesin tersebut. Pada teknologi VVT biasa
hanya terdapat 2 posisi.
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
11
Motor Bakar Bensin
Namun perbedaannya adalah bahwa Toyota telah memodifikasi
teknologi ini menjadi continously dimana perputaran posisi ini lebih rata untuk
di setiap beban yang dihadapi oleh mesin tersebut, sehingga konsumsi bahan
bakar lebih ekonomis.
Teknologi inipun kini dikembangkan lagi menjadi Dual VVT-i yang
diterapkan untuk mesin konfigurasi V yang kini sudah diterapkan pada mesin
3.5L V6 Toyota Camry dan Alphard.
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
12
Motor Bakar Bensin
The OTTO CYCLE
Assumptions:
Cold-air-standard assumption is valid for this analysis. The constant volume specific heat cv = 0.718 kJ/(kg-K), the constant pressure specific heat cP = 1.005 kJ/(kg-K)
Model the cycle in the car engine as an ideal Otto cycle and an ideal Diesel cycle, respectively.
P-v and T-s Diagram of the Otto Cycle
Sitem pendinginan
1. Motor Bensin
Pada motor bensin pendinginan menggunakan pendingin air, dimana
air pendingin dialirkan melalui dan menyelubungi dinding silinder, kepala
silinder serta bagian lain yang perlu untuk didinginkan. Air pendingin akan
menyerap kalor dari semua bagian tersebut kemudian mengalir meninggalkan
blok mesin menuju radiator atau alat pendingin yang menurunkan kembali
temperaturnya.
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
13
Motor Bakar Bensin
Pada radiator air panas yang keluar dari mesin disalurkan melalui pipa-
pipa vertikal di dalam radiator yang dilengkapi dengan sirip pendingin untuk
memperluas bidang perpindahan kalor. Pendinginan dilakukan oleh kipas yang
terdapat di belakang radiator. Udara atmosfer dipaksa melewati sirip radiator
tadi dan menyerap kalor yang dilepaskan oleh air pendingin ke bidang
radiator. Jadi air pendingin tidak berhubungan langsung dengan udara
atmosfer. Karena itu dinamai sistem pendinginan tertutup. Diagram sirkulasi
air pendingin air pendingin dapat dilihat pada gambar dibawah.
Gambar Sistem Pendinginan Air
2. Motor Diesel
Sistem pendingin pada mesin diesel sangat sering kita jumpai, berikut
ini cara sirkulasi pendinginan oleh mesin diesel
a. Ketika mesin baru akan dihidupkan (biasanya di pagi hari), suhu air pada
radiator berkisar pada suhu ruang yaitu sekitar 23 deg.C. Ketika mesin
dinyalakan, air yang berada di dalam blok mesin bersirkulasi dengan bantuan
waterpump melewati selang by-pass tanpa melewati radiator. Mengapa tidak
melewati radiator? Itu dikarenakan lubang air menuju radiator masih ditutup
oleh termostat, sementara itu lubang by-pass yang letaknya berseberangan
dengan lubang menuju radiator terbuka memungkinkan waterpump
mengalirkan air yang keluar dari blok mesin untuk kembali masuk ke dalam
blok mesin untuk mendinginkan silinder, oil cooler dan cylinder head.
Mengapa dibuat demikian? Fase ini disebut sebagai fase pemanasan dimana
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
14
Motor Bakar Bensin
air yang bersirkulasi di dalam blok mesin sengaja tidak di dinginkan agar suhu
kerja mesin, berkisar di 85-90 deg.C cepat tercapai.
b. Ketika mesin mencapai suhu kerja, temperatur air pada sistem sirkulasi fase
pendinginan pun naik hingga 85-90 deg.C. Ketika air dengan temperatur
tersebut sampai ke rumah thermostat, thermostat yang oleh pabrikan di-set
untuk membuka pada suhu antara 85-90 deg.C membuka, sehingga
memungkinkan air dari blok mesin masuk ke radiator. Dengan membukanya
thermostat, ujung dari thermostat tersebut menutup lubang by-pass yang
berseberangan dengan jalur keluar air. Dengan tertutupnya lubang by-pass
tersebut juga memungkinkan waterpump untuk memompa air dari dalam
radiator untuk menjaga temperatur kerja dari mesin tersebut. Air yang keluar
dari blok mesin masuk ke radiator untuk didinginkan dengan bantuan tiupan
angin dari fan, baik mekanik maupun elektrik. Fase ini disebut fase
pendinginan. Disaat mesin berkerja pada putaran rendah, suhu kerja mesin
turun dari 85 deg.C, maka otomatis si thermostat kembali menutup untuk
menjaga temperatur air tidak berkurang dari suhu kerja mesin, dan akan
membuka kembali ketika suhu tersebut tercapai kembali. Kedua fase ini
berpindah secara bergantian bergantung dari temperatur mesin itu
sendiri.Dimana pada saat suhu 85-90 deg.C, Ketika air dengan temperatur
tersebut sampai ke rumah thermostat, sehingga memungkinkan air dari blok
mesin masuk ke radiator. Dengan membukanya thermostat, ujung dari
thermostat tersebut menutup lubang by-pass System pendingin oleh air tawar
Akan tetapi pada insatalasi kapal system pendinginya sedikit berbeda
dan sering disebut Sistem pendingin tertutup (Indirect cooling system),dimana
silinder motor bakar dan komponen lainnya didinginkan dengan air tawar dan
kemudian air tawar tersebut didinginkan oleh air laut dan selanjutnya air tawar
tersebut dipakai kembali untuk mendinginkan motor, jadi yang selalu
bergantian adalah air laut, sedangkan air tawar selalu beredar tetap, demikian
daur ini berjalan terus. Pendingin air tawar (Fresh water cooler) yaitu alat
pemindah panas berbentuk bejana yang dipergunakan untuk mendinginkan air
tawar pendingin motor penggerak utama dan motor bantu kapal dengan
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
15
Motor Bakar Bensin
mengalirkan air laut kedalam bejana tersebut. Pada motor-motor ukuran besar
lebih cenderung menggunakan sistem pendingin tertutup. Hal ini dengan suatu
alasan bahwa untuk pendinginan dibawah temperatur 60o C bagi motor-motor
yang bertenaga besar lebih sulit. Sedangkan air laut pada temperatur yang
tinggi akan menyebabkan endapan-endapan pada tempat yang didinginkan,
yang akibatnya bisa mengganggu proses pendinginan.
Prinsip Kerja Sistem Pendinginan Diesel Penggerak Generator.
Motor diesel penggerak generator yang banyak dipakai di lapangan,
umumnya motor diesel selinder tunggal-horisontal berpendingin air.
Sirkulasi air pendingin menggunakan sistem sirkulasi alam atau
dengan sirkulasi air pendingin tidak menggunakan pompa sirkulator
(water pump).Sirkulasi jenis ini berlangsung karena adanya perbedaan
berat jenis air pendingin akibat rambatan panas yang diterima dari blok
silinder.
Tipe-Tipe Sistem Pendinginan Air Diesel Penggerak Generator.
Secara garis besarnya sistem pendinginan air di atas dapat dibagi dalam 3 tipe
/ konstruksi, meliputi :
(a). tipe Hopper,
(b). tipe Radiator dan
(c). tipe Kondensor.
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
16
Motor Bakar Bensin
(a). tipe hopper (b). tipe radiator
(c). tipe kondensor
Tipe-tipe sistem pendinginan air motor diesel generator
Karakteristik masing-masing tipe pendinginan pada motor diesel
penggerak generator tersebut antara lain :
a). Tipe hopper
Efek pendinginannya diperoleh dengan cara menguapkan air pendingin
didalam tangki air pendingin. Ciri-ciri fisik tipe ini adalah indicator jumlah
air pendinginnya berupa bola apung. Perlu menambahkan air pendingin
kedalam tangki setiap beroperasi selama 40 menit sampai 1 jam.
b). Tipe radiator
Efek pendinginannya diperoleh dari aliran udara yang melewati
sirip- sirip (fin) radiator. Ciri-ciri fisik tipe ini adalah dilengkapi dengan
kipas pendingin (cooling fan) dan tutup radiator untuk menaikkan titik didih
air pendingin guna memperlambat terjadinya penguapan. Frekwensi
penambahan air pendingin ke dalam tangki lebih rendah bila
dibandingkan dengan tipe hopper.
c). Tipe kondensor
Efek pendinginannya memanfaatkan prinsip kondensasi (pengembunan)
dimana uap air dialirkan dalam pipa-pipa kecil yang dialiri udara pendingin
dari kipas, sehingga mengembun menjadi air kembali. Ciri-ciri fisik tipe ini
adalah dilengkapi dengan kipas pendingin (cooling fan), tetapi bagian atas
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
17
Motor Bakar Bensin
tangki air tidak ditutup dan dilengkapi dengan tangki kondensor sebagai
tempat penampungan air hasil pengembunan (kondensasi). Frekwensi
penambahan air pendingin ke dalam tangki lebih rendah bila dibandingkan
dengan tipe hopper.
Sistem karburasi (pengabutan) sederhana
Karburator berfungsi untuk mencampur bahan bakar dan udara sesuai
dengan kondisi kerja mesin.
Supercharger
Supercharger adalah sebuah kompresor yang digunakan dalam mesin
pembakaran dalam untuk meningkatkan keluaran tenaga mesin dengan meningkatkan
massa oksigen yang memasuki mesin. Energi untuk memutar sudu kompresor berasal
dari putaran mesin. Adapun tipe-tipe dari supercharger ini adalah sebagai berikut:
• Positive Displacement Compressor
Supercharging jenis ini mengkompres udara secara sedikit demi sedikit secara
terus menerus melalui screw, yang kemudian dialirkan ke ruang bakar, arah masuk
dan keluarnya udara adalah searah.
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
18
Motor Bakar Bensin
Gambar 11 Positive Displacement Compressor
• Dynamic Compressor
Supercharger jenis ini mengkompresi udara dengan menggunakan impeller,
arah masuk dan keluar udara tegak lurus.
Gambar 12 Dynamic Compressor
Turbosupercharger atau turbocharger
Fungsi dari turbosupercharger adalah sama dengan supercharger hanya saja energi
yang digunakan untuk memutar sudu-sudu turbin menggunakan energi dari aliran gas
buang.
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
19
Motor Bakar Bensin
Gambar Turbosupercharger atau Turbocharger
Gambar Skema Instalasi Motor Torak Dengan Turbosupercharger
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
20
Motor Bakar Bensin
Keuntungan Supercharger & Turbocharger
Meningkatkan tenaga mesin
Mengurangi biaya bahan bakar karena:
1. Tekanan udara yang masuk silinder sudah tinggi melebihi tekanan
atmosfer sehingga proses pencampuran bahan bakar dan udara lebih
mudah. Mengurangi berat pada suatu daya tertentu.
2. Kecepatan udara masuk ruang bakar begitu tinggi sehingga terjadi
aliran turbulen dalam ruang bakar yang memudahkan pencampuran
bahan bakar dan udara.
Sangat bermanfaat pada mesin diesel karena tekanan dalam silinder akan tetap
tinggi.
Menghemat energi karena energi yang terkandung dalam gas buang masih
dapat dimanfaatkan melalui turbocharger.
Berdasarkan prinsip kerja, motor bensin dibedakan atas:
• Motor bakar bensin dua langkah (2-tak)
• Motor bakar bensin empat langkah (4-tak)
A. Motor Bensin Dua Langkah
Motor bensin dua langkah pertama kali dirancang oleh Duglad Clerk pada
tahun 1880. pada motor bensin dua langkah yang sederhana umumnya untuk
mengatur jalannya proses tidak menggunakan katup-katup. Proses pemasukan bahan
bakar dan pembuangan gas bekas diatur oleh posisi gerakan torak. Proses pemasukan
gas baru (campuran bahan bakar dan udara) dalam silinder hanya berlangsung
sebagian dari langkah torak saja, yaitu selama lubang isap terbuka oleh torak.
Sedangkan proses pembuangan gas bekas berlangsung selama lubang pembuangan
terbuka oleh langkah torak.
Motor dua langkah mengkombinasikan empat langkah proses yang dibutuhkan
pada motor empat langkah hanya dalam dua langkah saja. Langkah isap, kompresi,
kerja, dan langkah buang terjadi dalam dua langkah torak berturut-turut atau dalam
satu kali putaran poros engkol.
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
21
Motor Bakar Bensin
Prinsip Kerja Motor Bensin Dua Langkah
Motor bensin dua langkah (2-tak) merupakan motor bakar yang mengalami dua proses
dalam setiap langkahnya.
Langkah pertama, terjadi proses isap dan kompresi, dimana pada langkah ini
torak bergerak dari TMB (titik mati bawah) ke TMA (titik mati atas). Pada keadaan
ini lubang pemasukan dan pembuangan terbuka, gas baru masuk ke dalam silinder dan
mendorong sisa-sisa pembakaran keluar. Kemudian torak bergerak dan menutup
lubang pemasukan dan pembuangan sehingga gas baru dipadatkan (kompresi).
Langkah kedua, terjadi proses kerja dan buang, dimana pada saat ini torak
bergerak dari TMA menuju TMB. Pada saat torak berada pada TMA terjadi
pembakaran sehingga tekanan gas naik dan mendorong torak menuju TMB,
menghasilkan kerja (ekspansi). Kemudian lubang pembuangan terbuka, maka gas
bekas keluar. Setelah itu lubang pemasukan terbuka dan gas baru yang bertekanan
lebih besar masuk, demikian proses ini berulang secara terus-menerus.
Motor dua langkah bekerja dengan siklus dua kali jumlah siklus motor empat
langkah, sehingga dapat menghasilkan daya dua kali daya empat langkah dengan
tekanan efektif rata-rata yang sama pada putaran poros dan ukuran serta jumlah
silinder yang sama.
B. Motor Bensin Empat Langkah
Pada tahun 1867 Nicolaus A Otto dan Eugen Langen untuk pertama kalinya
memperkenalkan sebuah tipe mesin yang mempunyai efisiensi mekanik sampai 11%.
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
22
Motor Bakar Bensin
Mesin ini memanfaatkan daya dari tekanan atmosfer yang bekerja terhadap udara
vakum. Inilah mesin empat langkah pertama diciptakan oleh manusia. Pada waktu itu
motor bakar torak yang bekerja dengan siklus empat langkah dinamai Motor Otto.
Seperti yang telaha dijelaskan sebelumnya, bahwa motor empat langkah
adalah motor yang dapat menyelesaikan siklusnya dalam empat kali langkah torak
atau dua kali putaran poros engkol. Untuk dapat berlangsungnya proses di atas
diperlukan komponen utama motor bakar bensin yang meliputi torak, silinder, poros
engkol, batang penggerak, katup-katup, karburator, busi dan komponen-komponen
lainnya. Pada Gambar 2.2 dapat dilihat penampang melintang sebuah mesin bensin.
1 tempat minyak pelumas; 2 poros engkol; 3 poros kam; 4 kipas
air pendingin; 5 termostat; 6 pompa air pendingin; 7 Busi; 8
Katup; 9 Pegas katup; 10 Torak; 11 Pena torak; 12 Batang
Penghubung; 13 Roda gaya
Gambar 2.2 Penampang melintang sebuah motor bensin dengan pendinginan air
Lintasan torak dari bagian atas ke bagian paling bawah disebut dengan
langkah torak. Batas pada bagian atas disebut titik mati atas (TMA) dan batas pada
bagian bawah disebut titik mati bawah (TMB). Volume silinder antara TMA dan
TMB disebut volume langkah dan volume ruang antara TMA dan kepala silinder
disebut volume sisa. Perbandingan antara volume ruang antara TMB dan kepala
silinder dengan volume sisa disebut perbandingan kompresi.
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
23
Motor Bakar Bensin
Motor empat langkah memiliki dua macam katup, yaitu katup isap dan katup
buang. Jika katup isap terbuka (katup buang tertutup), sedangkan torak bergerak dari
TMA ke TMB, maka muatan segar berupa campuran bensin dan udara yang telah
dikarburasikan pada karburator yang berada pada saluran masuk (intake manifold)
akan terisap ke dalam silinder. Hal ini terjadi karena tekanan di dalam silinder lebih
rendah dibandingkan dengan tekanan pada saluran masuk. Sebaliknya jika katup
buang terbuka, sesudah proses kerja, maka gas sisa pembakaran yang ada di dalam
silinder yang mempunyai tekanan lebih tinggi dari tekanan atmosfer, didesak oleh
torak yang bergerak dari TMB menuju TMA dan segera keluar melalui saluran buang.
Untuk membuka katup-katup ini digunakan bubungan dengan porosnya serta
roda-roda gigi dan pegas. Selama empat langkah atau dua putaran katup hisap dan
katub buang masing-masing terbuka sekali (satu proses). Katup ini digerakkan oleh
bubungan (cam) yang dipasang pada poros bubungan (camshaft). Poros bubungan
digerakkan oleh poros engkol dengan perantaraan roda gigi. Jadi dua putaran poros
engkol sama dengan satu kali putaran poros bubungan karena roda gigi poros
bubungan dua kali roda gigi poros engkol. Pada Gambar 2.3 dapat dilihat prinsip
pembukaan katup.
Pembukaan katup dapat dibagi atas dua macam, yaitu pembukaan secara
langsung dan pembukaan tak langsung. Pembukaan langsung banyak digunakan pada
mesin-mesin kecil, di sini batang katup langsung ditekan oleh bubungan dan
menutupnya kembali oleh gaya pegas. Pada pembukaan tak langsung, bubungan
mengangkat batang pengangkat (pushrol) maka batanh tersebut mengangkat tuas
(valve lever) dan tuas menekan batang katup sehingga katup terbuka. Menutupnya
kembali oleh gaya pegas.
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
24
Motor Bakar Bensin
Busi berfungsi untuk membakar campuran udara-bensin yang telah
dimampatkan dengan jalan memberi loncatan api listrik diantara kedua elektrodanya.
Sedangkan karburator adalah semacam venturi yang mengatur jumlah bahan bakar
yang masuk dan dicampurkan dengan udara sekaligus mengabutkan campuran
tersebut sebelum dimasukkan ke dalam ruang bakar.
Prinsip Kerja Motor Bensin Empat Langkah
Motor bensin empat langkah (4-tak) mengalami satu proses disetiap langkahnya.
Gambar 2.4 Prinsip kerja motor bensin 4-langkah
1. Langkah isap
Langkah ini diawali dengan pergerakan piston dari titik mati atas (TMA) menuju titik
mati bawah (TMB), katup isap terbuka dan katup buang tertutup.Melalui katup isap,
campuran bahan bakar bensin-udara masuk ke dalam ruang bakar.
2. Langkah kompresi
Poros engkol berputar menggerakan torak ke TMA setelah mencapai TMB. Katup
masuk dan katup buang tertutup. Campuran udara bahan-bakar dikompresikan,
tekanan dan temperatur di dalam silinder meningkat, sehingga campuran ini mudah
terbakar. Proses pemampatan ini di sebut juga langkah tekan, yaitu ketika torak
bergerak dari TMB menuju TMA dan kedua katup tertutup.
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
25
Motor Bakar Bensin
3. Langkah kerja
Dikala berlangsungnya langkah kerja ini, kedua katup tertutup. Pada waktu torak
mencapai TMA, timbullah loncatan bunga api listrik dari busi dan membakar
campuran udara-bahan bakar yang bertekanan dan bertemperatur tinggi sehingga
timbul ledakan, akibatnya torak terdorong menuju TMB sekaligus menggerakkan
poros engkol sehingga diperoleh kerja mekanik.
4. Langkah buang
Setelah menacapai TMB poros engkol menggerakkan torak ke TMA, volume silinder
mengecil. Pada saat langkah buang katub masuk tertutup dan katu buang terbuka.
Torak menekan gas sisa pembakaran ke luar silinder. Beberapa saat sebelum torak
mencapai TMA, katup isap mulai terbuka dan beberapa saat setelah bergerak ke
bawah, katup buang sudah menutup.Gerakan ke bawah ini menyebabkan campuran
udara-bahan bakar masuk ke dalam silinder, sehingga siklus tersebut terjadi secara
berulang.
Tabel 2.1 Perbedaan Motor Bensin Empat Langkah dengan Dua Langkah
No. Perbedaan 4 Langkah 2 Langkah
1 Proses Memerlukan 4 langkah dalam 1 proses
Memerlukan 2 langkah dalam 1 proses
2. Efisiensi Bahan Bakar
Besar Rendah
3. Konstruksi Rumit Sederhana
PROSES “KNOCKING”
Knocking adalah sebuah proses terbakarnya bahan bakar sebelum torak
mencapai titik mati atas (TMA). Hal ini diakibatkan oleh temperatur yang terlalu
tinggi pada ruang silinder sehingga bahan bakar terbakar sebelum waktunya.
Temperatur tersebut naik dikarenakan adanya tekanan yang tinggi akibat dari rasio
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
26
Motor Bakar Bensin
volumetrik yang tinggi pula. Atau proses knocking ini juga bisa disebabkan oleh
proses pengapian yang sengaja di-set terlalu maju atau advance mode.
2.1.2 Daya Poros
Daya poros didefinisikan sebagai momen putar dikalikan dengan kecepatan
putar poros engkol. Besarnya daya poros adalah :
Ne = Ni – ( Ng + Na )
Daya poros diketahui dari pengukuran, dinamometer-brake digunakan untuk
mengukur momen putar dan tachometer untuk mengukur putaran poros engkol. Daya
poros dihitung dengan persamaan :
Na = T n J/s
2.1.3 Tekanan Efektif Rata – Rata
Tekanan efektif rata – rata didefinisikan sebagai tekanan efektif dari fluida
kerja terhadap torak sepanjang langkahnya untuk menghasilkan kerja persiklus.
Pe =
Pa = kPa
2.1.4 Efisiensi Termal
Efisiensi termal menyatakan perbandingan antara daya yang dihasilkan terhadap
jumlah bahan bakar yang diperlukan untuk jangka waktu tertentu. Efisiensi termal
dihitung dengan menggunakan persamaan :
=
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
27
Motor Bakar Bensin
2.1.5 Efisiensi volumetrik
Efisiensi volumetrik didefinisikan sebagai perbandingan antara laju aliran
udara sebenarnya terhadap laju aliran ideal.
=
=
Pemakaian bahan bakar dinyatakan dalam kg/jam, misalkan pemakaian 50cc bahan
bakar setiap detik maka jumlah bahan bakar yang dipakai dalam kg/jam adalah :
mf = . Spgr bahan bakar . kg/jam
2.1.6 Pemakaian bahan bakar spesifik
Pemakaian bahan bakar spesifik didefinisikan sebagai banyaknya bahan bakar
yang terpakai perjam untuk menghasilkan setiap kW daya motor.
Be = kg/kWh
2.1.7 Perbandingan Bahan Bakar-Udara
Untuk menentukan perbandingan – perbandingan bahan bakar-udara
digunakan persamaan :
2.1.8 Laju Air Pendingin
Alat ukur ini digunakan untuk mengukur volume aliran air yang masuk
radiator, maka debit aliran air dapat ditentukan :
Qa =
Maka laju massa aliran air :
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
28
Motor Bakar Bensin
ma = kg/s
dimana :
ma = laju massa air pendingin
= massa jenis air, kg/m3
Qa = debit aliran air, m3/s
Prinsip keseimbangan energi digunakan untuk mengetahui energi dalam bentuk panas
yang digunakan secara efektif pada suatu sistem. Skema keseimbangan energi seperti
gambar dibawah ini :
Gambar 1. Skema keseimbangan energi
a). Energi Masuk
Energi bahan bakar masuk ( Hf )
Hf = mf . LHV ( kW )
Energi udara masuk (Hu)
Hu = mu . cpu . T1 (kW)
b). Energi Keluar
Energi gas buang (Hgb)
Hgb = (mu + mf) . cpgb . Tgb (kW)
Asumsi : cpgb = 950 + (0,25 . Tgb) (J/kgoK)
Energi poros efektif dalam bentuk panas
HNe = Ne (kW)
Energi keluar air pendingin (Hap)
Hap = map . cpap . (Tk - Tm) (kW)
c). Energi Yang Hilang (Qloss)
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
29
Q loss
Hf
Hu
HNe
Hsp
Hgb
Motor Bakar Bensin
Qloss = (Hu + Hf) – (HNe + Hap + Hgb) (kW)
Persentase keseimbangan energi menjadi :
1 =
atau
BH Ne = x 100%
BH ap = x 100%
BH gb = x 100%
BH loss = x 100%
2.2. Motor Bakar 4 Langkah
Motor 4 langkah merupakan suatu mesin yang dalam satu siklus kerjanya
terdiri dari langkah hisap,langkah kompresi, langkah kerja, langkah buang. Dimana
saat pada langkah hisap katup hisap terbuka,sehingga udara dan bahan bakar masuk
ke ruang bakar. Serta selanjutnya di lakukan langkah kompresi oleh poros, dan saat
tekanan ruang bakar menjadi sangat tinggi di beri loncatan bunga api yang
menyebabkan terjadinya ledakan bahan bakar sehingga terjadi langkah kerja. Saat
piston mencapai titik mati bawah setelah melakukan langkah kerja,maka katup buang
terbuka dan terjadi langkah buang, di mana gas buang di keluarkan dari ruang bakar.
Secara lebih jelasnya dapt diamati dari gambar di bawah ini.
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
30
Motor Bakar Bensin
Gambar 2 . Prinsip kerja motor 4 tak
2.3 Motor Bakar 2 Tak
Pada siklus dua tak, untuk menghasilkan satu kali pembakaran hanya
membutuhkan dua kali langkah proses, yaitu : langkah kompresi dan langkah usaha.
Gambar 4. Motor bensin dua tak
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
31
Motor Bakar Bensin
2.2 Teori dasar alat ukur
a. Tachometer
Gambar 3.1 Tachometer
Tachometer merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur
kecepatan putarandengan menggunakan sensor mekanik ataupun infra merah.
Apabila menggunakan sensor infra merah, sinar dari infra merah tadi diarahkan
ke poros yang berputar dan diperoleh pembacaan berupa angka pada layar
tachometer. Jika menggunakan sensor mekanik,sensor ditempelkan pada poros
yang berputar dan diperoleh pembacaan pada skala yang ditunjukan oleh jarum.
b. Stop Watch
Gambar 3.4 Stopwatch
Alat ini digunakan untuk mengukur waktu yang diperlukan pada setiap cc
pemakaian bahan bakar dalam detik.
c. Termometer digital
Termometer digunakan untuk mengetahui temperatur udara masuk
karburator, temperatur gas buang, temperatur air masuk radiator dan temperatur
air keluar radiator.
d. Dinamometer Brake
Dinamometer brake (rem gesek tromol) yang dipakai pada alatini berguna
untuk mengukur torsi yang ditimbulkan oleh putaran motor.
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
32
Motor Bakar Bensin
BAB III
METODOLOGI
3.1 Peralatan
3.2 Alat Ukur
1. Dinamometer brake
2. Tachometer.
3. Manometer.
4. Termometer.
3.3 Asumsi-asumsi.
1. Siklus otto ideal.
2. Tekanan pada silinder diatas tekanan atmosfer.
3.4 Prosedur percobaan
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
33
Motor Bakar Bensin
Sebelum melakukan pengujian, perlu dilakukan beberapa tahap pengerjaan
sebagai berikut :
1. Periksa tangki bahan bakar, apakah telah diisi. Dan periksa air pendingin pada
radiator serta minyak pelumas motor.
2. Hidupkan blower pendingin rem.
3. Buka katup bahan bakar dan katup bahan bakar ke karburator.
4. Sebelum mesin dijalankan periksa sekali lagi kondisi motor dan komponen
lainnya agar pengujian dapat dilakukan dengan lancar.
Pengujian Motor Bensin
1. Hidupkan motor dengan menekan tombol ON pada panel instrumen.
2. Buka katup gas secukupnya. (Prosedur menghidupkan dan mematikan motor
harus dilakukan dengan baik agar tidak terjadi kerusakan dan kesalahan pada
komponen alat uji)
3. Selanjutnya pengujian dapat dilakukan pada berbagai kondisi seperti berikut :
a. Katup gas berubah, beban konstan.
b. Beban berubah, katup gas konstan.
c. Beban dan katup gas berubah, putaran konstan.
4. Pada setiap operasi, dilakukan pengamatan terhadap :
a. Momen puntir
b. Putaran poros
c. Pemakaian bahan bakar
d. Perbedaan tekanan pada manometer
e. Temperatur gas buang
f. Temperatur kamar (konstan)
g. Temperatur air masuk radiator
h. Temperatur air keluar radiator
i. Debit aliran air masuk radiator
Teknik pengujian dan pengukuran
Setelah motor dijalankan, pengujian dapat dilakukan dengan membuka katup
gas pada posisi yang diingini. Pada bukaan katup gas konstan prosedur pengukuran
prestasi mesin adalah :
1. Atur katup gas pada posisi tertentu maka putaran poros akan naik.
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
34
Motor Bakar Bensin
2. Motor mulai dibebani dengan mengatur beban pada dinamometer-brake
sampai pada putaran tertentu
3. Setelah keadaan alat uji dalam keadaan stabil, dilakukan pengamatan terhadap
parameter – parameter sebagai berikut :
a. Putaran poros, n (rpm)
b. Pembebanan pada rem, F (kgf)
c. h manometer tabung-U (mm)
d. Waktu pemakaian bahan bakar (second)
e. Temperatur gas buang (C)
f. Temperatur air masuk radiator (C)
g. Temperatur air keluar radiator (C)
h. Volume aliran air masuk radiator setiap waktu 10 detik (liter)
4. Selanjutnya putaran motore dapat dinaikkan dengan mengurangi beban pada
Dinamometer-brake.
5. Data dapat diambil pada putaran motor yang berbeda-beda. Posisi katup
konstan.
6. Untuk posisi katup gas berubah, cara pengujian dan pengukuran sama dengan
diatas.
7. Setelah pengujian selesai. Catat tekanan dan temperatur udara sekeliling.
8. Matikan motor dengan menekan tombol OFF pada panel instrumen.
BAB IV
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
35
Motor Bakar Bensin
DATA
4.1 Data Percobaan
Tabel Data Motor Bakar Bensin
Kelompok : XI
No.
Putaran Beban
Bahan Bakar
ΔH udara Air Pendingin
T gb
(rpm) (kg)Vol (ml) t (s) (mm)
T in (ºC)
T out (ºC) t (s)
Vol (m3)
(ºC)
1 1000 1 50 79,2 1 51 48 79,2 9,00E-03 139
2 1000 1,5 50 88,8 1 58 52 88,8 2,00E-02 165
3 1000 2 50 64,2 1 62 57 64,2 3,50E-02 1804 1000 2,5 50 77,4 1 64 59 77,4 4,70E-02 2055 1000 3 50 82,2 1 67 61 82,2 6,30E-02 2146 700 2 50 88,8 1 69 60 88,8 7,90E-02 1847 900 2 50 93,6 1 70 64 93,6 1,00E-01 2028 1100 2 50 83,4 1 70 65 83,4 1,19E-01 2299 1300 2 50 73,8 1 71 67 73,8 1,41E-01 25310 1500 2 50 70,8 1 73 68 70,8 1,60E-01 275
Padang, 12 Juni 2009
Asisten Motor Bakar
(ENDI NAIM)
4.2 Contoh Perhitungan.
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
36
Motor Bakar Bensin
Untuk beban 1 Kg
Data perhitungan :
n = 1000 rpm
m = 1 kg
Volume bahan bakar = 50ml
∆t bahan bakar = 92 dt
Tin air = 51 °C
Tout air = 48 °C
t gas buang = 116°C
F = m.g
= 1kg . 9,81 m/s2
=
A. Torsi Mesin ( T )
B. Daya poros efektif (Ne)
C. Tekanan efektif rata-rata.
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
37
Motor Bakar Bensin
D. Pemakaian bahan bakar.
E. Pemakaian bahan bakar spesifik.
F. Laju aliran masa udara (mu)
G. Perbandingan bahan bakar udara
H. Efesiensi volumetrik (ηv)
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
38
Motor Bakar Bensin
I. Efesiensi termal.
J. Energi bahan bakar.
K. Energi Gas Buang
L. Energi Poros Efektif
M. Energi Air pendingin.
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
39
Motor Bakar Bensin
Persentase keseimbangan energi menjadi:
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
40
Motor Bakar Bensin
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
41
Motor Bakar Bensin
4.4 Grafik Hasil Percobaan
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
42
Motor Bakar Bensin
4.5 Analisa dan Pembahasan
Pada praktikum motor bakar bensin, hal penting yang ingin dicapai
adalah untuk mengetahui karakteristik serta parameter-parameter prestasi yang
ada pada motor bakar bensin.
Volume bahan bakar yang dipakai pada tiap satu kali percobaan adalah
50 ml. Setelah dilakukan 10 kali percobaan. 5 kali percobaan pertama dilkukan
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
43
Motor Bakar Bensin
pada putaran konstan dan kemudian 5 kali percobaan berikutnya untuk beban
yang konstan.
Pada percobaan dengan putaran konstan, waktu yang didapatkan
setelah bahan bakar dipakai kurang tepat. Karena waktu untuk percobaan
pertama dan kedua cukup tinggi, padahal beban yang terpasang rendah. Hal ini
tentunya tidak sesuai dengan teori yang ada, karena seharusnya waktu yang
tertinggi adalah pada percobaan pertama tersebut dan kemudian nilai waktu
yang didapatkan akan terus menurun karena kenaikan beban yang terjadi pada
percobaan selanjutnya.
Jika dilihat dari temperatur air pendingin, pada temperatur masuk
cenderung mengalami kenaikan untuk tiap-tiap percobaan. Begitu juga dengan
temperatur keluarnya. Hal ini sudah sesuai dengan yang seharusnya karena
temperatur mesin akan terus naik jika waktunya juga bertambah. Kemudian
pada temperatur gas buang, kecendrungan yang sama juga ditemukan yaitu
temperatur gas buang akan terus naik jika waktunya juga bertambah.
Pada percobaan dengan beban konstan, waktu pemakaian bahan bakar
cenderung menurun seiring dengan kenaikan putaran mesin. Hal ini sudah
sesuai dengan hal teoritisnya, karena pada putaran tinggi pemakaian bahan
bakar juga semakin besar.
Untuk temperatur air pendingin dan temperatur gas buang
kecendrungannya sama dengan pada puataran konstan yaitu temperatur akan
terus naik jika waktunya juga bertambah.
Jika ditinjau dari grafik yang kemudian didapatkan, pada grafik ηth Vs
Ne untuk percobaan beban konstan terdapat kecenderungan kenaikan nilai
efisiensi terhadap nilai daya poros. Hal ini sudah sesuai dengan literatur yang
ada, karena menurut teori yang ada efisiensi termal akan naik dengan kenaikan
nilai dari daya poros. Untuk putaran konstan terdapat penurunan nilai efisiensi
pada data ke tiga. Hal ini mungkin terjadi karena kesalahan dalm pencatatan
waktu pemakaian bahan bakar.
Pada grafik mbb Vs Ne untuk percobaan beban konstan terdapat
kecenderungan bahwa daya poros yang dihasilkan akan terus naik apabila
harga mbb juga naik. Hal ini sudah sesuai dengan literatur, karena menurut
teori yang ada bahwa daya yang besar dapat dihasilkan jika suplai dari bahan
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
44
Motor Bakar Bensin
bakar memiliki nilai yang besar pula. Sedangkan pada percobaan dengan
putaran konstan terdapat kecenderungan yang berbeda, karena terdapat
fluktuasi nilai yang didapatkan. Hal ini mungkin diakibatkan oleh
kekurangtelitian dalam proses pengukuran waktu serta kekurangtepatannya
beban pada waktu pengaturannya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan dan perhitungan yang dilakukan dapat ditarik beberapa
kesimpulan, yaitu:
1. Semakin besar harga Ne maka energi yang hilang semakin kecil.
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
45
Motor Bakar Bensin
2. Semakin besar Ne maka semakin kecil Sfc
3. Harga Ne berbanding lurus dengan energi yang dihasilkan.
4. Motor bensin disebut juga dengan spark ignition engine.
5. Motor bensin dilengkapi dengan busi dan karburator.
6. Pada langkah hisap udara dan bahan bakar dihisap pada saluran hisap.
7. Proses pembakaran terjadi pada saat kompresi dimana setelah udara dan bahan
bakar didalam karburator dimampatkan maka diberi loncatan bunga api listrik
pada busi.
8. Parameter yang paling berpengaruh dalam penentuan prestasi motor bensin
adalah daya poros efekif dan laju pemakaian bahan bakar.
5.2 Saran
1. Amati hasil yang ditinjukkan oleh alat ukur dengan teliti sehingga hasil yang
diperoleh akurat.
2. Untuk praktikum selanjutnya disarankan agar lebihberhati-hati dalam
penghitungan waktu serta parameter-parameter yang lain.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Cengel, Yunus .A. Thermodynamics An Engineering Approach.Mc Graw-Hill :
Singapore.
Team Asisten LKE.Diktat Praktikum Sistem Energi 2009.Jurusan Teknik Mesin
Universitas Andalas : Padang. 2009.
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
46
Motor Bakar Bensin
www.britannica.com
Praktikum Sistem Energi Kelompok XI
47