modul tpf dud tk. i 2014-fixed

103
5/21/2018 ModulTPFDUDTk.I2014-Fixed-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/modul-tpf-dud-tk-i-2014-fixed 1/103  Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia  2014 i DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I KATA PENGANTAR KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA Berdasarkan Surat Tugas Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan SDM, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Kementerian Keuangan Nomor: ST-032/PP.2/2013 tanggal 9 Januari 2013 tentang Penyusunan Kembali Modul Ujian Dinas Tingkat Tk. I, Sdr. Budi Susilo ditunjuk untuk menyusun kembali/memutakhirkan modul Tugas, Fungsi, Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan yang sebelumnya disusun oleh Sdr. Rakhmi Khalidya. Penunjukan ini sangat beralasan karena penyusun memiliki pengalaman mengajar cukup lama yang memungkinkan penyusun memilih materi yang diharapkan memenuhi kebutuhan belajar bagi peserta Diklat Ujian Dinas Tk. I. Hasil penyusunan modul ini telah dipresentasikan di hadapan para widyaiswara serta pejabat struktural terkait di lingkungan Pusdiklat Pengembangan SDM, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan. Kami menyetujui modul ini digunakan sebagai bahan ajar bagi peserta Diklat Ujian Dinas Tk. I. Namun, mengingat Tugas, Fungsi, Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan sebagai bahan studi senantiasa berkembang, penyempurnaan modul perlu selalu diupayakan agar tetap memenuhi kriteria kemuktahiran dan kualitas. Pada kesempatan ini, kami mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak (terutama peserta UD Tk.I) untuk penyempurnaan modul ini. Setiap saran dan kritik yang membangun akan sangat dihargai.  Atas perhatian dan peran semua pihak, kami ucapkan terima kasih. Jakarta, Februari 2014 Kepala Pusat ttd Safuadi NIP 196909051996031001

Upload: de4l

Post on 11-Oct-2015

73 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

blablabla

TRANSCRIPT

Modul 1: PENGERTIAN, AZAS-AZAS PENGORGANISASIAN DAN POKOK-POKOK ORGANISASI DEPARTEMEN

KATA PENGANTARKEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA

Berdasarkan Surat Tugas Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan SDM, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Kementerian Keuangan Nomor: ST-032/PP.2/2013 tanggal 9 Januari 2013 tentang Penyusunan Kembali Modul Ujian Dinas Tingkat Tk. I, Sdr. Budi Susilo ditunjuk untuk menyusun kembali/memutakhirkan modul Tugas, Fungsi, Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan yang sebelumnya disusun oleh Sdr. Rakhmi Khalidya.Penunjukan ini sangat beralasan karena penyusun memiliki pengalaman mengajar cukup lama yang memungkinkan penyusun memilih materi yang diharapkan memenuhi kebutuhan belajar bagi peserta Diklat Ujian Dinas Tk. I. Hasil penyusunan modul ini telah dipresentasikan di hadapan para widyaiswara serta pejabat struktural terkait di lingkungan Pusdiklat Pengembangan SDM, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan. Kami menyetujui modul ini digunakan sebagai bahan ajar bagi peserta Diklat Ujian Dinas Tk. I. Namun, mengingat Tugas, Fungsi, Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan sebagai bahan studi senantiasa berkembang, penyempurnaan modul perlu selalu diupayakan agar tetap memenuhi kriteria kemuktahiran dan kualitas.Pada kesempatan ini, kami mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak (terutama peserta UD Tk.I) untuk penyempurnaan modul ini. Setiap saran dan kritik yang membangun akan sangat dihargai.Atas perhatian dan peran semua pihak, kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, Februari 2014 Kepala Pusat

ttd

SafuadiNIP 196909051996031001

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiPETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ivPETA KONSEP TUGAS, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KEUANGAN vi

PENDAHULUAN11. Deskripsi Singkat12. Standar Kompetensi23. Kompetensi Dasar 24. Relevansi Modul 4

KB 1: PENGERTIAN, STRUKTUR ORGANISASI, DAN POKOK-POKOK ORGANISASI KEMENTERIAN51. Uraian dan Contoh 5A. Organisasi dan Sistem Pemerintahan Negara RI 5B. Kedudukan, Tugas, Fungsi, Struktur OrganisasiKementerian11C. Pengangkatan 20D. Ketentuan Khusus Kementerian Tertentu 20E. Instansi Vertikal 21F. Unit Pelaksana Teknis 21G. Jabatan Fungsional 21H. Tata Kerja Kementerian232. Latihan KB 1 263. Rangkuman 274. Tes Formatif 285. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 32

KB 2: TUGAS, FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI KEMENTERIAN KEUANGAN TINGKAT PUSAT 331. Uraian dan Contoh 33A. Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi Wakil Menteri, Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal. Dan Inspeltora Jendral 37B. Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi Badan-Badan dan Pusat di Lingkungan Kementerian Keuangan Dan Staf Ahli Menteri Keuangan452. Latihan KB 2 543. Rangkuman 544. Tes Formatif 575. Umpan Balik dan TIndak Lanjut 59

KB 3: TUGAS, FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI INSTANSI VERTIKAL DANUNIT PELAKSANA TEKNIS KEMENTERIAN KEUANGAN601. Uraian dan Contoh 60A. Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak 61B. Instansi Verikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai 65C. Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan 70D. Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara 72E. Unit Pelaksana Teknis Kementerian Keuangan 74F. Balai Pengujian dan Identifikasi Barang 75G. Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan 752. Latihan KB 3 763. Rangkuman 764. Tes Formatif 795. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 82

TES SUMATIF 84KUNCI JAWABAN92UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT 93DAFTAR PUSTAKA 94

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Langkah-langkah mempelajari modul ini:1. Carilah tempat yang cukup kondusif untuk belajar!2. Berdoalah sebelum memulai belajar!3. Pelajarilah seluruh kegiatan belajar yang ada!

Perlengkapan yang harus dipersiapkan:1. Siapkan modul yang akan dibaca!2. Siapkan referensi lain seperti yang terdapat pada Daftar Pustaka!3. Siapkan alat tulis seperti bolpen, pensil, dan spidol/highlighter!4. Siapkan buku catatan untuk mencatat hal-hal penting dan memahami materi yang terdapat dalam modul!

Target waktu dan pencapaian dalam pembelajaran:Usahakan membuat target waktu untuk setiap materi yang akan dipelajari!

Hasil evaluasi self assessment:1. Cobalah mengerjakan latihan yang terdapat pada masing-masing kegiatan belajar untuk mengetahui hasil belajar/tingkat pemahaman Anda!2. Cocokkan hasil pengerjaan Anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada modul bagian belakang!

Prosedur peningkatan kompetensi materi:Untuk pendalaman materi, silahkan Anda baca referensi yang terdapat pada Daftar Pustaka.

Peran Widyaiswara/pengajar dalam proses pembelajaran:Widyaiswara dalam Diklat Ujian Dinas berfungsi sebagai fasilitator bagi peserta untuk memahami materi Tugas, Fungsi, Struktur Organisasi, Dan Tata Kerja Kementerian Keuangan. Jangan terlalu mengharapkan pada Widyaiswara/pengajar karena terbatasnya waktu yang disediakan untuk penyelenggaraan tutorial.

DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I

i Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia 2014PENDAHULUAN1. Deskripsi SingkatSebagai organisasi, negara Republik Indonesia mempunyai tujuan bernegara dan susunan organisasi kelembagaan negara sebagaimana tercantum dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945. Menurut Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009, Kementerian sebagai bagian Pemerintahan Negara Republik Indonesia merupakan unsur pelaksana pemerintah, bertugas melaksanakan sebagian tugas-tugas pemerintahan dibidang masing-masing, dipimpin oleh seorang Menteri Negara yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.Dalam organisasi Kementerian, Sekretariat Jenderal selain melakukan pembinaan serta pelaksanaan tugas dan administrasi juga berperan sebagai unsur pembantu Menteri dalam mengkoordinasikan pelaksanaan tugas unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian. Sedangkan Direktorat Jenderal merupakan unsur pelaksana yang mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidangnya berdasarkan kebijakan yang ditetapkan Menteri. Sementara itu, Badan/Pusat merupakan pelaksana tugas-tugas tertentu yang karena sifatnya tidak tercakup dalam tugas Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal dan/atau Inspektorat Jenderal. Adapun Inspektorat Jenderal melaksanakan tugas pengawasan fungsional dalam lingkungan Kementerian terhadap pelaksanaan tugas semua unsur Kementerian agar supaya dapat berjalan sesuai dengan rencana dan peraturan yang berlaku.Selain itu, tugas-tugas Kementerian di daerah dilaksanakan oleh Instansi Vertikal yang dapat berupa Kantor Wilayah Kementerian atau Kantor Wilayah Direktorat Jenderal. Kementerian apabila diperlukan dapat pula membentuk Unit-unit Pelaksana Teknis untuk melaksanakan tugas-tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis penunjang.Selain unit-unit organisasi yang sudah disebutkan tadi, Menteri dalam melaksanakan tugasnya dapat juga dibantu oleh beberapa orang Staf Ahli untuk memberikan telaahan mengenai masalah-masalah tertentu.Dalam modul ini akan dijelaskan mengenai organisasi pemerintah yang mencakup beberapa pengertian organisasi, dan pokok-pokok organisasi kementerian yang meliputi kedudukan, tugas, fungsi dan pola susunan organisasi kementerian, beserta rentang kendali (span of control) masing-masing unit organisasi.Selanjutnya dalam Kegiatan Belajar 2 akan dijelaskan tugas, fungsi, dan susunan organisasi Kementerian Keuangan di tingkat Pusat yang meliputi Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal-Direktorat Jenderal, Inspektorat Jenderal, Badan, Pusat dan Staf Ahli Menteri Keuangan.Sedangkan dalam Kegiatan Belajar 3 akan diuraikan tugas, fungsi, dan susunan organisasi Instansi Vertikal Kementerian Keuangan yang merupakan penyelenggara tugas Kementerian Keuangan di daerah/wilayah serta Unit-unit Pelaksana Teknis (UPT) yang ada di lingkungan Kementerian Keuangan.Dengan mengetahui gambaran umum organisasi pemerintah, kedudukan, tugas, fungsi dan susunan organisasi kementerian serta tugas, fungsi, dan susunan unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan baik di tingkat Pusat maupun organisasi instansi vertikal di daerah dan UPT, Anda akan mudah memahami seluk beluk dan karakteristik organisasi Kementerian Keuangan secara keseluruhan dalam rangka memperlancar pelaksanaan tugas pekerjaan masing-masing.

2. Standar KompetensiSetelah mempelajari modul ini, peserta diklat diharapkan mampu memahami tujuan dan sistem Pemerintahan Negara RI, pengertian organisasi, kedudukan, tugas, fungsi, susunan, dan tata kerja Kementerian, tugas, fungsi, susunan unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan, Staf Ahli Menteri, Instansi Vertikal di daerah dan UPT.

3. Kompetensi DasarSetelah mempelajari modul ini, peserta diklat diharapkan mampu:a. menjelaskan kembali mengenai tujuan negara b. menjelaskan kembali mengenai sistem pemerintahan negarac. menjelaskan kedudukan Menteri dalam sistem pemerintahan negarad. menerangkan mengenai pengertian organisasi dan struktur organisasie. menjelaskan asas-asas pengorganisasianf. mengenal dan menjelaskan kembali mengenai kedudukan, tugas, fungsi, dan pola susunan organisasi kementerian berikut rentang kendali masing-masing unit kementeriang. memahami ketentuan khusus rentang kendali untuk Kementerian Keuanganh. membedakan pengertian instansi vertikal dan unit pelaksana teknisi. menerangkan pengertian, jenis, dan manfaat jabatan fungsionalj. menjelaskan pengertian dan pedoman umum tata kementeriank. membedakan antara tugas, fungsi Kementerian Keuanganl. menerangkan pengertian keuangan negaram. menerangkan tugas, fungsi, dan susunan organisasi: Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal Anggaran, Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, Inspektorat Jenderal, Badan Kebijakan Fiskal, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK), Staf Ahli Menteri Keuangan, Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan (Pusintek), Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai(PPAJP), Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan (Pushaka), Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik (Pusat LPSE), dan Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai.n. menjelaskan tugas, fungsi dan susunan organisasi instansi vertikal di lingkungan: Ditjen Pajak, Ditjen Bea dan Cukai, Ditjen Perbendaharaan, dan Ditjen Kekayaan Negara

o. menjelaskan tugas, fungsi dan susunan organisasi: Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai, Balai Pengujian dan Identifikasi Barang, dan Balai Diklat Keuangan sebagai Unit-unit Pelaksana Teknisp. memahami tata kerja Kementerian Keuangan

4. Relevansi ModulPegawai Negeri Sipil yang mempunyai tugas dan tanggung jawab memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat dituntut untuk memiliki wawasan yang komprehensif atas seluruh tugas, fungsi dan struktur organisasi dan tata kerja Kementerian KeuanganDengan memahami materi modul ini, diharapkan peserta diklat dapat manfaat:1. Memperoleh tambahan pemahaman tentang konsep-konsep organisasi secara umum, budaya organisasi, dan pokok-pokok reformasi birokrasi dilingkungan Kementerian Keuangan.2. Dapat memahami lebih jauh tentang visi, misi Kementerian Keuangan, latar belakang dan pedoman pengusulan organisasi serta tugas pokok, fungsi dan susunan organisasi Kementerian Keuangan.

Kegiatan Belajar 1

PENGERTIAN, STRUKTUR ORGANISASI, DAN POKOK-POKOKORGANISASI KEMENTERIANIndikator:a. memahami organisasi dan sistem pemerintahan NKRI; b. memahami kedudukan, tugas, fungsi dan susunan organisasi kementerian;c. memahami instansi vertikal, unit pelaksana teknis serta jabatan fungsional di lingkungan kementerian.

1. Uraian dan contohA. Organisasi dan Sistem Pemerintahan Negara RINegara Republik Indonesia sebagai organisasi mempunyai susunan dan tujuan sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Susunan Negara Republik Indonesia dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945 " .., maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan itu dalam suatu UUD negara Indonesia yang terbentuk dalam susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada .Sedangkan tujuan negara Republik Indonesia adalah: melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian dan keadilan sosial.Untuk mencapai tujuan negara tersebut, Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia yang menurut Penjelasan UUD 1945 merupakan pedoman dasar dalam penyelenggaraan sistem administrasi negara, menentukan bahwa:a. Indonesia adalah negara hukum;b. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD;c. Presiden memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD; d. Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara; e. Menteri-menteri negara diangkat dan diberhentikan oleh Presiden;f. Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan;g. Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dalam undang-undang.

Dari uraian diatas tadi, dapat diketahui bahwa untuk mencapai tujuan negara, Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan negara dalam menjalankan pemerintahannya dibantu Menteri-menteri Negara. Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Yang dimaksudkan dengan Menteri-menteri Negara ialah Menteri yang memimpin suatu kementerian pemerintahan maupun Menteri yang tidak memimpin kementerian pemerintahan.Dari penjelasan UUD 1945 dapat kita ketahui bahwa meskipun kedudukan Menteri Negara tergantung pada Presiden, akan tetapi para Menteri bukan pegawai tinggi biasa karena menteri-menterilah yang terutama menjalankan kekuasaan pemerintah. Sebagai pimpinankementerian, Menteri mengetahui seluk-beluk mengenai lingkungan pekerjaannya. Itulah sebabnya Menteri mempunyai pengaruh besar terhadap Presiden dalam menentukan politik negara yang berkaitan dengan kementeriannya.Pembagian aktivitas penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan negara dalam kementerian-kementerian pemerintahan tersebut adalah merupakan perwujudan pola kementerianisasi. Dengan demikian negara beserta pemerintahannya yang merupakan suatu organisasi, membagi habis aktivitas-aktivitas penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan negara dalam kementerian-kementerian pemerintahan.Sebelum membahas lebih lanjut mengenai organisasi pemerintah, terlebih dahulu perlu dijelaskan mengenai pengertian organisasi. Para pakar memberikan perumusan tentang organisasi antara lain sebagai berikut: Organisasi adalah entitas sosial yang secara sengaja dikoordinasikan, dengan batas-batas yang relatif jelas, yang berfungsi dalam waktu yang relatif berkelanjutan, untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan bersama (Robbins dan Barnwell, 2002). Organisasi adalah hubungan-hubungan yang terpolakan diantara orang-orang, yang berkaitan dengan aktivitas-aktivitas yang saling berhubungan, yang diarahkan untuk suatu tujuan tertentu (Wexley dan Yuki, 2003). Dari perumusan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan secara efisien. Sebagai alat, organisasi harus senantiasa menyesuaikan diri dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu bentuk dan susunan organisasi seharusnya selalu mengikuti peran atau fungsinya.Definisi organisasi mensyaratkan perlunya hubungan antar anggota organisasi, di mana hubungan koordinasi tersebut diformalkan. Formalisasi tersebut dikenal dengan istilah struktur organisasi (Robbins dan Barnwell, 2002). Struktur organisasi adalah cara bagaimana tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal (Robbins, 2003). Atau dalam definisi Wexley dan Yuki (2003), struktur organisasi adalah rumusan peran dan hubungan peran, pengalokasian aktivitas guna memisahkan sub unit-sub unit, distribusi kekuasaan diantara jabatan-jabatan administratif serta jaringan kerja komunikasi formal. Jadi sebenarnya, struktur adalah perencanaan formal guna mencapai pembagian tenaga yang efisien serta efektifitas koordinasi aktivitas-aktivitas para anggotanya.Untuk menghadapi tuntutan perkembangan global, profil organisasi pemerintah masa depan hendaknya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Organisasi flat/datarDengan organisasi yang berbentuk flat atau datar berarti struktur organisasi pemerintah tidak perlu terdiri dari banyak tingkatan atau hirarki. Organisasi pemeritah cukup memiliki dua atau tiga tingkatan jabatan struktural dibawah pucuk pimpinan.

b. Organisasi ramping atau tidak banyak pembidanganDengan orgainisasi yang berbentuk ramping maka jumlah pembidangan pada setiap organisasi dapat ditekan seminimum mungkin sesuai dengan beban tugasnya.

c. Organisasi pemerintah banyak diisi jabatan-jabatan fungsionalSejalan dengan bentuk organisasi yang flat, maka jabatan struktural hanya ada pada pucuk pimpinan, strata pertama dan strata kedua saja, selebihnya diisi oleh pejabat-pejabat fungsional.

d. Organisasi berbentuk piramidaOrganisasi pemerintah secara nasional akan berbentuk piramida, yaitu organisasi pemerintah pusat kecil dan organisasi di daerah lebih besar dari pada pusat.

e. Organisasi di lingkungan pemerintah daerah bervariasiSesuai dengan karakteristik daerah, maka organisasi di lingkungan pemerintah daerah dimungkinkan untuk bervariasi, terutama organisasi yang tugas pokoknya berkaitan langsung dengan keunggulan komparatif yang dimiliki masing-masing daerah.Guna mewujudkan organisasi pemerintahan seperti tersebut di atas, perlu dilakukan upaya-upaya agar dapat diciptakan postur organisasi pemerintahan yang lebih proprosional sesuai dengan visi dan misi yang diembannya. Upaya-upaya tersebut dapat dilakukan antara lain dengan menerapkan dasar pertimbangan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip pengorganisasian dalam proses pembentukan organisasi pemerintah.Agar tugas pokok aparatur pemerintah dapat terlaksana dengan baik, maka dalam penyusunan kelembagaan perlu didasarkan pada asas-asas pengorganisasian yang tepat, antara lain adalah (LAN, 1997-a):

a. Asas pembagian tugasDalam pengorganisasian Aparatur Pemerintah tugas-tugas pemerintah perlu dibagi habis kedalam tugas-tugas kementerian, Lembaga Pemerintah non Kementerian, dan Aparatur Pemerintah lainnya sehingga dapat dijamin selalu adanya instansi yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan tugas pemerintah. Sesuai dengan asas ini maka perlu adanya perumusan tugas yang jelas sehingga dapat dicegah duplikasi, benturan, dan kekaburan.

b. Asas fungsionalisasiAsas fungsionalisasi menentukan bahwa dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintah harus ada satu instansi yang secara fungsional paling bertanggungjawab atas suatu bidang substanstif Pemerintahan dan pembangunan. Asas ini menentukan bahwa dalam penanganan suatu masalah dan dalam rangka mewujudkan koordinasi yang mantap antar kegiatan aparatur pemerintahan maka instansi yang secara fungsional bertanggung jawab berkewajiban memprakarsainya.

c. Asas koordinasiAsas ini menekankan agar dalam penyusunan organisasi pemerintah harus memungkinkan setiap instansi pemerintah menyerasikan, memadukan dan menyeleraskan baik dalam kegiatan, waktu maupun perumusan kebijaksanaan, perencanaan, pemrograman dan penganggaran, pengendalian sera pengawasan tugas dan fungsi yang diembannya. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan terutama tugas-tugas pembangunan harus ditangani secara multi fungsional.

d. Asas KesinambunganAsas kesinambungan mengharuskan adanya institusialisasi dalam pelaksanaan dalam arti bahwa tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan harus berjalan secara terus-menerus sesuai dengan kebijaksanaan dan program yang telah ditetapkan tanpa tergantung pada diri pejabat/pegawai tertentu.

e. Asas Akordion Asas akordion menentukan bahwa organisasi dapat berkembang atau mengecil sesuai dengan tuntutan tugas dan beban kerjanya, namun tidak boleh menghilangkan fungsi yang harus dilaksanakan.

f. Asas Pendelegasian WewenangAsas ini mengharuskan setiap pimpinan untuk melimpahkan sebagian tugas dan wewenang kepada pejabat bawahannya (menentukan tugas-tugas apa yang perlu didelegasikan dan tugas-tugas apa yang masih harus dipegang pimpinan). Sebagai konsekwensi dari asas ini, maka setiap unit yang menerima pelimpahan harus mampu melaksanakan tugas-tugas dan wewenang yang dilimpahkan.

g. Asas KeluwesanAsas keluwesan menghendaki agar organisasi selalu mengikuti dan menyesuaikan diri dengan perkembangan dan perubahan keadaan sehingga dapat dihindarkan kekakuan dalam pelaksanaan tugasnya.

h. Asas Rentang KendaliAsas rentang kendali ini dimaksudkan agar dalam menentukan jumlah satuan organisasi atau orang yang dibawahi oleh seorang pejabat pimpinan, diperhitungkan secara rasional mengingat terbatasnya kemampuan seorang pimpinan/atasan dalam mengadakan pengendalian terhadap bawahannya.

i. Asas Jalur dan StafAsas jalur dan staf adalah asas yang menentukan bahwa dalam penyusunan organisasi pemerintah perlu dibedakan antara satuan-satuan organisasi yang melaksanakan tugas-tugas pokok instansi dengan satuan-satuan organisasi yang melaksanakan tugas-tugas pemunjang. Misalnya unit yang melakukan tugas pokok kementerian adalah Direktorat Jenderal sedangkan unit yang melaksanakan tugas penunjang adalah Sekretariat Jenderal.

j. Asas Kejelasan dalam PembagananAsas pembaganan mengharuskan setiap organisasi pemerintah menggambarkan susunan organisasinya dalam bentu bagan agar setiap pihak yang berkepentingan dapat segera memahami kedudukan dan hubungan dari setiap satuan organisasi yang ada.

k. Asas Pengembangan Jabatan FungsionalPenyusunan organisasi aparatur pemerintah hendaknya tidak hanya berorientasi pada pengembangan jabatan struktural saja, melainkan juga kepada jabatan fungsional.Setiap asas tersebut tadi diterapkan dalam pengorganisasian aparatur pemerintah baik ditingkat Pusat maupun ditingkat Daerah. Artinya penerapan asas yang satu harus memperhatikan asas yang lain karena satu sama lain saling menunjang.Selain asas/prinsip tersebut di atas peraturan-peraturan yang melandasi pembentukan organisasi kementerian harus selalu disempurnakan sesuai dengan perkembangan/perubahan keadaan. Misalnya, susunan organisasi dan pembagian tugas kementerian pada awalnya ditetapkan dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 44 Tahun 1974 tentang PokokPokok Organisasi Departemen dan Keppres Nomor 45 Tahun 1974 tentang Susunan Organisasi Departemen. Kedua Keppres tersebut telah beberapa kali disempurnakan, terakhir dengan Perpres Nomor 9 Tahun 2005 jo Nomor 94 Tahun 2006 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara RI, dan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 jo Nomor 91 Tahun 2006 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Departemen serta Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2006 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Instansi Vertikal di Lingkungan Departemen Keuangan.

B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi KementerianSeperti telah dijelaskan diatas, menurut UUD 1945, Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan dibantu menteri-menteri. Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan. Sebagai tindak lanjut dari pembidangan dalam urusan-urusan pemerintahan tersebut maka dibentuklah kementerian-kementerian dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian, misalnya Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, Kementerian Keuangan, dan lain-lain.Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintahan maka Presiden menganggap perlu untuk mengatur mengenai tugas, susunan organisasi, dan tata kerja dari kementerian-kementerian yang berada di bawahnya. Peraturan dimaksud ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 47 tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara.

1) Kementerian KoordinatorKementerian Koordinator terdiri dari:1. Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;2. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;3. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.a) KedudukanKementerian Koordinator dalam pemerintahan Negara Republik Indonesia berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

b) TugasKementerian Koordinator mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyinkronkan dan mengkoordinasikan perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidangnya.

c) FungsiDalam melaksanakan tugas tersebut Kementerian Koordinator menyelenggarakan fungsi:1. sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidangnya;2. koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidangnya;3. pengendalian penyelenggaraan urusan kementerian sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b;4. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya;5. pengawasan atas pelaksanaan tugasnya; dan6. pelaksanaan tugas tertentu yang diberikan oleh Presiden.

d) Susunan Organisasi Pola susunan organisasi Kementerian Koordinator, terdiri atas:1. Menteri Koordinator;2. Sekretariat Kementerian Koordinator;3. Deputi Kementerian Koordinator;4. Inspektorat.

2) Kementerian yang menangani Urusan Pemerintahan yang Nomenklatur Kementeriannya secara tegas disebutkan dalam UUD 1945 dan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam UUD 1945 Kementerian yang dimaksud terdiri dari:1. Kementerian Dalam Negeri;2. Kementerian Luar Negeri;3. Kementerian Pertahanan;4. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;5. Kementerian Keuangan;6. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral;7. Kementerian Perindustrian;8. Kementerian Perdagangan;9. Kementerian Pertanian;10. Kementerian Kehutanan;11. Kementerian Perhubungan;12. Kementerian Kelautan dan Perikanan;13. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi;14. Kementerian Pekerjaan Umum;15. Kementerian Kesehatan;16. Kementerian Pendidikan Nasional;17. Kementerian Sosial;18. Kementerian Agama;19. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata; dan20. Kementerian Komunikasi dan Informatika.

a) KedudukanKementerian dalam pemerintahan Negara Republik Indonesia berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

b) TugasKementerian mempunyai tugas menyelenggarakan urusan tertentu dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

c) FungsiDalam melaksanakan tugas, Kementerian sebagaimana dimaksud dalam angka 1 sampai dengan angka 3, menyelenggarakan fungsi :1. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidangnya;2. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya;3. pengawasan atas pelaksanaan tugas dibidangnya; dan4. pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah.Dalam melaksanakan tugas,,Kementerian sebagaimana dimaksud dalam angka 4 sampai dengan angka 20, menyelenggarakan fungsi :1. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan dibidangnya;2. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya;3. pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya;4. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan kementerian di daerah; dan 5. pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional.

d) Susunan Organisasi Susunan organisasi Kementerian sebagaimana dimaksud dalam angka 1 sampai dengan angka 3, terdiri atas :1. pemimpin, yaitu Menteri;2. pembantu pemimpin, yaitu sekretariat jenderal;3. pelaksana, yaitu direktorat jenderal;4. pengawas, yaitu inspektorat jenderal;5. pendukung, yaitu badan dan/atau pusat; dan6. pelaksana tugas pokok di daerah dan/atau perwakilan luar negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan.Susunan organisasi Kementerian sebagaimana dimaksud dalam angka 4 sampai dengan angka 20, terdiri atas unsur :1. pemimpin, yaitu Menteri;2. pembantu pemimpin, yaitu sekretariat jenderal;3. pelaksana, yaitu direktorat jenderal;4. pengawas, yaitu inspektorat jenderal; dan5. pendukung, yaitu badan dan/atau pusat.

Sebagai kementerian yang melaksanakan urusan pemerintah pusat, Kementerian Agama, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia,dan Kementerian Keuangan, selain memiliki unsur-unsur diatas, juga memiliki unsur pelaksana tugas pokok di daerah.Adapun tugas dan fungsi masing-masing unsur di atas adalah sebagai berikut:

MenteriMenteri mempunyai tugas memimpin Kementerian sesuai dengan bidang tugas Kementerian.

Wakil MenteriBerdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara, dalam hal terdapat beban kerja yang membutuhkan penanganan khusus, Presiden dapat membentuk wakil menteri yang mempunyai tugas membantu Menteri dalam memimpin pelaksanaan tugas Kementerian.Ruang lingkup bidang tugas Wakil Menteri meliputi:a. membantu Menteri dalam perumusan dan/atau pelaksanaan kebijakan Kementerian; danb. membantu Menteri dalam mengoordinasikan pencapaian kebijakan strategis lintas unit organisasi eselon I di lingkungan Kementerian.

Sekretariat JenderalSekretariat Jenderal dipimpin oleh Sekretaris Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian.Dalam melaksanakan tugas, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi: 1. koordinasi kegiatan Kementerian;2. koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian;3. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsipdan dokumentasi Kementerian;4. pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerjasama, dan hubungan masyarakat;5. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum;6. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan7. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri.

Rentang kendali (span of control) Sekretariat Jenderal terdiri atas paling banyak 5 (lima) Biro. Masing-masing Biro terdiri atas paling banyak 4 (empat) Bagian.Masing-masing Bagian terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbagian.

Direktorat JenderalDirektorat Jenderal dipimpin oleh Direktur Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawabkepada Menteri.Direktorat Jenderal mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidangnya. Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Jenderal menyelenggarakan fungsi:

1. perumusan kebijakan Kementerian di bidangnya;2. pelaksanaan kebijakan Kementerian di bidangnya;3. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidangnya;4. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi; dan5. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal.

Rentang kendali (span of control) jumlah Direktorat Jenderal ditentukan sesuai dengan kebutuhan dan beban kerja. Direktorat Jenderal terdiri atas Sekretariat Direktorat Jenderal dan paling banyak 5 (lima) Direktorat. Sekretariat Direktorat Jenderal terdiri atas paling banyak 4 (empat) Bagian, dan Bagian terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbagian. Direktorat terdiri atas paling banyak 5 (lima) Subdirektorat dan 1 (satu) Subbagian Tata Usaha. Subdirektorat terdiri atas 2 (dua) Seksi.

Inspektorat JenderalInspektorat Jenderal dipimpin oleh Inspektur Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian.Dalam melaksanakan tugas, Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi :1. penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern;2. pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatanpengawasan lainnya;3. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasanMenteri;4. penyusunan laporan hasil pengawasan; dan5. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal.

Rentang kendali (span of control) Inspektorat Jenderal terdiri atas Sekretariat Inspektorat Jenderal dan paling banyak 5 (lima) Inspektorat. Sekretariat Inspektorat Jenderal terdiri atas paling banyak 4 (empat) Bagian, dan Bagian terdiri atas 2 (dua) Subbagian. Inspektorat terdiri atas 1 (satu) Subbagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional Auditor.

Badan dan/atau PusatBadan dipimpin oleh Kepala Badan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Rentang kendali (span of control) Badan terdiri atas Sekretariat Badan dan paling banyak 4 (empat) Pusat/Biro. Sekretariat Badan terdiri atas paling banyak 4 (empat) Bagian, dan Bagian terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbagian. Pusat/Biro terdiri atas kelompok jabatan fungsional dan/atau dapat terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Bidang/Bagian, dan masing-masing Bidang/Bagian terdiri atas2 (dua) Subbidang/Subbagian. Pusat yang tempat kedudukannya tidak satu lokasi dengan tempat kedudukan Sekretariat Badan terdiri atas 1 (satu) Subbagian Tata Usaha atau Bagian Tata Usaha yang terdiri atas 2 (dua) Subbagian, dan Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Bidang yang masing-masing Bidang terdiri atas 2 (dua) Subbidang. Sedangkan Pusat yang dipimpin oleh Kepala Pusat berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal. Rentang kendali (span of control) Pusat terdiri atas Bagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Bidang.Bagian Tata Usaha terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbagian. Bidang terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbidang.

Staf Ahli Menteri dibantu oleh Staf Ahli, yang merupakan satu kesatuan dalam susunan organisasi Kementerian. Menteri dibantu oleh paling banyak 5 (lima) Staf Ahli. Staf Ahli berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri dan secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Jenderal.Staf Ahli mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri mengenai masalah tertentu sesuai bidang keahliannya.

3) Kementerian yang Menangani Urusan Pemerintahan Dalam Rangka Penajaman, Koordinasi, dan Sinkronisasi Program Pemerintah Kementerian yang dimaksud terdiri dari:1. Kementerian Sekretariat Negara;2. Kementerian Riset dan Teknologi;3. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah;4. Kementerian Lingkungan Hidup;5. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;6. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi;7. Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal;8. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional;9. Kementerian Badan Usaha Milik Negara;10. Kementerian Perumahan Rakyat; dan 11. Kementerian Pemuda dan Olah Raga. Ketentuan mengenai Kementerian Sekretariat Negara diatur tersendiri dengan Peraturan Presiden.

a) KedudukanBerada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

b) Tugasmempunyai tugas menyelenggarakan urusan tertentu dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.c) FungsiDalam melaksanakan tugas, Kementerian yang dimaksud menyelenggarakan fungsi :1. perumusan dan penetapan kebijakan di bidangnya;2. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidangnya;3. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya; dan 4. pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya.

d) Susunan Organisasi Susunan organisasi Kementerian yang dimaksud terdiri atas unsur :1. pemimpin, yaitu Menteri;2. pembantu pemimpin, yaitu sekretariat kementerian; 3. pelaksana, yaitu deputi kementerian; dan 4. pengawas, yaitu inspektorat kementerian.

C. PengangkatanSekretaris Jenderal, Direktur Jenderal, Inspektur Jenderal, Kepala Badan dan Staf Ahli diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Menteri yang bersangkutan. Kepala Biro, Direktur, Inspektur, Kepala Pusat diangkat dan diberhentikan oleh Menteri. Sedangkan pejabat eselon III ke bawah dapat diangkat dan diberhentikan oleh Pejabat yang diberi pelimpahan wewenang oleh Menteri.

D. Ketentuan Khusus Kementerian Tertentu Khusus bagi kementerian-kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama susunan dan jumlah unit organisasinya diatur secara tersendiri dalam Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009.Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009, susunan dan jumlah unit organisasi Kementerian Keuangan ditetapkan sebagai berikut:a. Sekretariat Jenderal, terdiri atas paling banyak 8 (delapan) Biro, masing-masing Biro terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian, dan masing-masing Bagian terdiri atas paling banyak 4 (empat) Subbagian.b. Inspektorat Jenderal, terdiri dari Sekretariat Itjen dan Inspektorat-inspektorat: Sekretariat Itjen, terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian, dan masing-masing Bagian terdiri atas paling banyak 4 (empat) Subbagian. Inspektorat, paling banyak 8 (delapan),dan masing-masing Inspektorat terdiri atas Subbagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional Auditor.c. Direktorat Jenderal, terdiri dari Sekretariat Ditjen dan Direktorat-direktorat: Sekretariat Ditjen, terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian, dan masing-masing Bagian terdiri atas paling banyak 4 (empat) Subbagian. Direktorat, paling banyak 8 (delapan), masing-masing Direktorat terdiri atas paling banyak 6 (enam) Subdirektorat dan Subbagian Tata Usaha, dan masing-masing Subdirektorat terdiri atas paling banyak 4 (empat) Seksi. Khusus Direktorat Jenderal Pajak terdiri atas paling banyak 12 (dua belas) Direktorat.d. Badan, terdiri dari Sekretariat Badan dan Pusat-pusat atau Biro-biro (khusus Bapepam): Sekretariat Badan terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian, dan masing-masing Bagian terdiri atas paling banyak 4 (empat) Subbagian. Pusat paling banyak 7 (tujuh), masing-masing Pusat terdiri atas kelompok jabatan fungsional dan/atau dapat terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bidang, dan masing-masing Bidang terdiri atas paling banyak 4 (empat) Subbidang. Khusus Bapepam-LK, paling banyak 12 (dua belas) Biro, masing-masing Biro terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian dan masing-masing Bagian terdiri atas paling banyak 4 (empat) Subbagian.e. Pusat yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri terdiri atas Bagian Tata Usaha yang terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbagian, dan Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri atas paling banyak 4 (empat) Bidang, masing-masing Bidang terdiri atas paling banyak 4 (empat) Subbidang.

E. Instansi VertikalKewenangan Pemerintah Pusat dalam kedudukannya sebagai perumus dan pelaksana kebijakan, dilakukan oleh kementerian-kementerian. Bagi kementerian yang kewenangannya tidak diserahkan kepada daerah sesuai peraturan perundangan yang berlaku seperti telah dijelaskan diatas dapat dibentuk Instansi Vertikal yang merupakan perangkat kementerian yang berada di daerah. Pembentukan, susunan organisasi, formasi dan tata laksana instansi vertikal di lingkungan kementerian ditetapkan dengan Peraturan Presiden.

F. Unit Pelaksana TeknisSelain Unit-unit organisasi yang telah disebutkan diatas tadi, Kementerian secara selektif dapat membentuk Unit Pelaksana Teknis sebagai pelaksana tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis penunjang. Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur Negara.

G. Jabatan FungsionalJabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dalam struktur organisasi seperti Sekretaris Jenderal, Direktur, Kepala Seksi dan sebagainya. Jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau dari sudut fungsinya sangat diperlukan oleh suatu organisasi agar dapat menjalankan tugas-tugas pokoknya dengan lancar dan mandiri.Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994, jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang danhak seseorang pegawai negeri sipil dalam satu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.Jabatan fungsional terdiri dari:a. Jabatan fungsional keahlian, yaitu kedudukan yang menunjukan tugas yang dilandasi oleh pengetahuan, metodologi dan teknis analisis yang didasarkan atas disiplin ilmu atau berdasarkan sertifikat yang setara dengan keahlian;b. Jabatan fungsional keterampilan, yaitu kedudukan yang menunjukan tugas yang mempergunakan prosedur dan teknik kerja tertentu serta dilandasi c. kewenangan penanganan berdasarkan sertifikat yang ditentukan.Manfaat jabatan fungsional adalah:a. Penyusunan jabatan fungsional dimaksudkan untuk menciptakan jabatan-jabatan profesional dan mengurangi pendekatan yang beorientasi pada jabatan struktural;b. Pengembangan jabatan fungsional bertujuan membina dan meningkatkan mutu, dedikasi dan keterampilan/keahlian pegawai kearah yang lebih profesional, sehingga mampu menjalankan tugas secara efektif dan efesien.c. Melalui jabatan fungsional pembinaan pegawai berdasarkan sistem karier dan sistem prestasi kerja lebih dapat diwujudkan, karena didalam menilai kenaikan pangkat seorang pegawai disamping pengabdian dan kesetiaan kepada UUD 1945, Pemerintah dan Negara, diperhatikan pula kecakapan dan prestasi kerjanya yang dengan mudah dapat dinilai secara objektif.d. Jabatan fungsional pada hakekatnya merupakan wadah pengembangan karier bagi pegawai-pegawai yangmemiliki keahlian teknis. Dengan jabatan fungsional pengembangan spesialisasi/keahlian pegawai dapat ditingkatkan karena karier pegawai tidak akan terbentur pada jenjang jabatan struktural yang jumlahnya terbatas, namun akan terus meningkat sesuai dengan tingkat keterampilan dan keahlian masing-masing.Pembentukan jabatan-jabatan fungsional di lingkungan Kementerian adalah sejalan dengan kebijaksanaan Pemerintah di bidang organisasi yang menjalankan prinsip Hemat Struktural Kaya Fungsional.

H. Tata Kerja KementerianDalam rangka penyelenggaran tugas-tugas pemerintahan, tujuan atau sasaran yang harus dicapai oleh pemerintah selalu memerlukan kegiatan-kegiatan yang menyangkut tugas atau fungsi lebih dari satu kementerian. Dengan perkataan lain setiap tujuan atau sasaran yang harus dicapai oleh pemerintah, perlu diperlukan dengan pendekatan multifungsional. Artinya bahwa setiap permasalahan harus dipandang dari fungsi berbagai kementerian yang terlibat di dalamnya. Ini berarti bahwa setiap pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan wajib mengikutsertakan berbagai kementerian yang terlibat didalamnya.Tata kerja adalah cara-cara pelaksanaan kerja yang seefisien mungkin atas sesuatu tugas dengan mempertimbangkan segi-segi tujuan, peralatan, fasilitas, tenaga kerja, waktu, ruang dan biaya yang tersedia (LAN, 1997-b). Secara umum, pengaturan di bidang tata kerja, prosedur kerja, adalah sebagai berikut:a. Setiap pimpinan instansi pemerintah wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan instansi masing-masing maupun instansi lain.b. Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan membimbing serta memberikan petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.c. Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti petunjuk-petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dengan menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya.d. Setiap pimpinan organisasi wajib mengolah dan memanfaatkan laporan-laporan lebih lanjut untuk bahan pengambilan keputusan penyusunan laporan lebih lanjut dan memberikan petunjuk-petunjuk kepada bawahan.e. Dalam menyampaikan suatu laporan, setiap satuan organisasi wajib memberikan tembusan kepada satuan organisasi lainnya yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.Sehubungan dengan itu dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan maupun dalam rangka menggerakkan pelaksanaan tugas-tugas pembangunan, kegiatan berbagai kementerian perlu dipadukan, diserasikan dan diselaraskan. Hal ini penting untuk mencegah timbulnya tumpang tindih, kekakuan dan kesimpangsiuran atau adanya tugas-tugas yang tidak tertangani. Oleh karena itu dalam melaksanakan tugas, fungsi dan kewenangannya, Menteri yang memimpin kementerian harus berkoordinasi dan saling berkonsultasi sesama Menteri Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian, dan Pimpinan Lembaga terkait.Demikian pula pimpinan satuan organisasi dalam melakukan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi (KIS) serta bekerja sama baik intern maupun ekstern kementerian dan wajib melaksanakan pengawasan melekat.Dengan demikian koordinasi dalam pemerintahan dapat diartikan sebagai fungsi untuk memadukan (mengintegrasikan) serta menyerasikan dan menyelaraskan (menyinkronkan) berbagai kepentingan dan kegiatan yang yang saling berkaitan beserta segenap gerak, langkah dan waktunya dalam rangka pencapaikan tujuan dan sasaran bersama yang akan dicapai.Koordinasi harus diterapkan mulai dari proses perumusan kebijaksanaan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasannya. Koordinasi dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pengembangan dapat dibedakan dalam:a. Koordinasi hirarkis (vertikal) merupakan koordinasi yang dilakukan oleh seseorang pejabat pimpinan dalam suatu instansi pemerintah terhadap pejabat (pegawai) atau instansi bawahannya. Misalnya Kepala Biro terhadap Kepala Bagian dalam lingkungannya, atau Kantor Wilayah terhadap kantor operasional di bawahnya.b. Koordinasi fungsional adalah koordinasi yang dilakukan oleh seorang pejabat pimpinan atau suatu instansi terhadap pejabat atau instansi lainnya yang bidang tugasnya saling berkaitan berdasarkan asas fungsionalisasi. Koordinasi fungsional dibedakan atas:(1) Koordinasi fungsional horizontal adalah koordinasi yang dilakukan oleh seorang pejabat pimpinan atau suatu instansi terhadap pejabat atau instansi lain yang setingkat baik dalam suatu instansi maupun dengan instansi lain. Misalnya: Sekretaris Jenderal mengkoordinasi para Direktur Jenderal, Inspektur Jenderal dan Kepala Badan dalam lingkungan kementeriannya dalam bidang kesekretariatan. Contoh lain, Kementerian Keuangan mengkoordinasikan kegiatan Kementerian/Instansi lain yang mempunyai kaitan tugas dengan pelaksana kegiatan di bidang keuangan atau pelaksanaan APBN. (2) Koordinasi fungsional diagonal adalah koordinasi yang dilakukan oleh seorang pejabat Pimpinan atau suatu instansi terhadap pejabat atau instansi lain yang lebih rendah tingkatannya tetapi bukan bawahannya. Misalnya: Biro Keuangan pada Sekretariat Jenderal mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan Bagian Keuangan dari Sekretariat Direktorat Jenderal dalam lingkungan kementerian yang bersangkutan, Badan Kepegawaian Negara mengkoordinasikan Biro-Biro Kepegawaian pada Kementerian atau Instansi pemerintah lainnya. (3) Koordinasi fungsional teritorial (authority type) adalah koordinasi yang dilakukan oleh seorang pejabat pimpinan atau suatu instansi terhadap pejabat atau instansi lainnnya yang berada dalam suatu wilayah (teritorial) tertentu dimana semua urusan yang ada dalam wilayah (teritorial) tersebut menjadi wewenang atau tanggungjawabnya selaku penguasa atau penanggung jawab tunggal.Misalnya: koordinasi yang dilakukan oleh Administrasi Pelabuhan terhadap Kantor Pelayanan Bea Cukai.

2. Latihan KB 1Kerjakanlah latihan di bawah ini. Kemudian sesuaikan jawaban Anda dengan materi yang terdapat dalam Kegiatan Belajar 1 ini.

1. Apakah yang dimaksud dengan organisasi? Jelaskan!2. Sebagai sesuatu organisasi, Negara Republik Indonesia mempunyai tujuan. Sebutkann tujuan tersebut!3. Untuk mencapai tujuan negara tersebut, Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia telah menetapkan beberapa ketentuan sebagai pedoman. Sebutkan!4. Dalam proses pembentukan organisasi kementerian dikenal beberapa asas/prinsip organisasi. Sebutkan dan jelaskan!5. Jelaskan ciri-ciri organisasi pemerintah yang diharapkan dapat memenuhi tuntutan perkembangan masa depan! 6. Uraikan kedudukan Kementerian dalam pemerintahan negara berdasarkan Perpres Nomor 47 Tahun 2009!7. Apakah tugas Kementerian menurut Keppres Nomor 47 Tahun 2009?8. Sebutkan pola susunan organisasi Kementerian!9. Jelaskan kedudukan Instansi Vertikal Kementerian dalam kerangka hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah!10. Gambarkan bagan organisasi Direktorar Jenderal dan uraikan rentang kendalinya!11. Gambarkan bagan organisasi Sekretariat Jenderal dan uraikan rentang kendalinya!12. Sebutkan susunan organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan!13. Dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan perlu diterapkan prinsip koordinasi. Jelaskan!14. Dalam suatu organisasi, dikenal adanya jabatan struktural dan jabatan fungsional. Jelaskan apa yang saudara ketahui mengenai jabatan fungsional!15. Apa yang saudara ketahui mengenai persamaan dan perbedaan antara Direktorat Jenderal dan Badan dalam lingkungan kementerian?

3. RangkumanSetiap organisasi mempunyai tujuan tertentu yang ditentukan. Organisasi hanyalah merupakan alat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efisien. Negara beserta pemerintahannya merupakan bentuk organisasi paling besar dan kompleks serta mempunyai ciri universal dalam rangka usaha manusia memenuhi kebutuhannya. Sebagai organisasi, Negara Indonesia mempunyai tujuan, seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, alinea keempat. Untuk mencapai tujuan negara tersebut, dalam Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia, Presiden memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD. Dalam penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan tersebut Presiden dibantu oleh Menteri-Menteri Negara yang diangkat dan diberhentikan Presiden. Menteri-menteri tersebut memimpin kementerian pemerintahan. Organisasi pemerintah akan menghadapi berbagai tantangan dalam menyongsong era globalisasi. Kemajuan disegala bidang akan menjadikan masyarakat semakin menuntut peningkatan kualitas pelayanan. Oleh sebab itu organisasi pemerintah perlu ditata secara menyeluruh agar tercipta postur organisasi yang lebih proporsional sesuai visi dan misi yang diembannya. Sesuai dengan tuntutan perkembangan global, bahwa profil organisasi pemerintah kedepan hendaknya mempunyai ciri-ciri organisasi yang flat, ramping, berbentuk piramida serta organisasi yang banyak diisi oleh jabatan-jabatan fungsional. Dalam hal ini penyempurnaan organisasi pemerintah harus tetap berpedoman pada prinsip serta asas-asas pengorganisasian antara lain : asas pembagian tugas, asas fungsionalisasi, asas koordinasi, asas kesinambungan, asas akordian, asas pendelegasian wewenang serta asas rentang kendali.Dalam Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara diatur bahwa kementerian merupakan unsur pelaksana pemerintah, Kementerian dipimpin oleh Menteri yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Setiap Kementerian mempunyai tugas membantu Presiden dalam melaksanakan sebagian tugas pemerintahan di bidang masing-masing. Pola susunan organisasi kementerian terdiri dari Menteri, Sekretariat Jendral, Direktorat Jenderal, Inspektorat Jenderal, Badan dan/atau Pusat dan Staf Ahli.Sedangkan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Kementerian di daerah khusus bagi Kementerian-kementerian yang kewenangannya tidak diserahkan kedaerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, dilaksanakan oleh instansi vertikal.Selain itu dalam rangka mencapai tujuan nasional, dimana tugas pemerintahan dan pembangunan sebagian besar merupakan tugas-tugas teknis (fungsional) pengembangan jabatan-jabatan fungsional dalam suatu unit organisasi sangat diperlukan.Dalam melaksanakan tugas tersebut, semua unsur dalam Kementerian harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi (KIS) serta bekerja sama, baik kedalam maupun keluar Kementerian, dan setiap pimpinan satuan organisasi wajib melaksanakan pengawasan melekat.

4. Tes Formatif

1. Asas yang menekankan perlunya setiap instansi pemerintah memadukan, menyerasikan dan menyelaraskan kegiatan, waktu maupun perumusan kebijaksanaan, perencanaan, penganggaran, pengendalian serta pengawasan tugas dan fungsi yang diembannya, adalah asas:a. Fungsionalisasib. Pembagian tugasc. Koordinasid. Kesinambungan.

2.Sesuai asas pembagian tugas, tugas-tugas pemerintah perlu dibagi habis ke dalam tugas-tugas kementerian, lembaga non kementerian dan aparatur pemerintah lainya sehingga:a. Dapat dijamin selalu adanya instansi yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan tugas pemerintah;b. Dapat dijamin selalu adanya koordinasi sesuai asas fungsionalisasi;c. Dapat dijamin alokasi dana sesuai tugasnya;d. Menjadi jelas mana tugas pemerintah dan yang mana tugas lembaga non pemerintah.

3. Asas jalur dan staf adalah :a. Mengharuskan setiap pimpinan melimpahkan sebagian tugas wewenang kepada pejabat bawahannya;b. Menekankan perlunya setiap instansi pemerintah menyerasikan, memadukan, dan menyelaraskan kegiatan, waktu perumusan kebijaksanaan;c. Yang menentukan bahwa dalam penyusunan organisasi perlu dibedakan antara satuan organisasi yang melaksanakan tugas-tugas bantuan dan tugas pokok;d. Mengharuskan setiap organisasi pemerintah menggambarkan susunan organisasinya agar setiap pihak yang berkepentingan dapat segera memahami kedudukan dan hubungan setiap satuan organisasi yang ada.

4. Asas yang menghendaki agar organisasi selalu mengikuti dan menyesuaikan diri dengan perkembangan dan perubahan keadaan sehingga dapat dihindarkan kekakuan dalam pelaksanaan fungsinya, disebut:a. Asas akordionb.Asas koordinasic.Asas rentang kendalid.Asas keluwesan

5.Prinsip yang menjamin bahwa tugas pokok dan fungsi suatu instansi adalah sedemikian rupa dan jelasnya, sehingga kemungkinan terjadinya duplikasi dapat ditiadakan/dikurangi, adalah:a. Asas linin dan stafb.Asas kesederhanaanc.Asas fungsionalisasid.Asas pembagian tugas

6.Dalam rangka penyempurnaan organisasi, ada 10 asas pengorganisasian aparatur pemerintahan. Tiga diantaranya adalah:a.Asas pembagian tugas, asas fungsionalisasi, dan asas koordinasib.Asas kemampuan, asas akordion, dan asas manfaatc.Asas pembagian tugas, asas manfaat, dan asas hierarkhisd.Asas fungsionalisasi, asas keluwesan, asas hierarhis

7.Asas yang menentukan bahwa organisasi dapat berkembang atau mengecil sesuai dengan tuntutan tugas dan beban kerjanya, namun tidak boleh menghilangkan fungsi yang harus dilaksanakan adalah:a. Asas kesinambunganb.Asas koordinasic.Asas rentang kendalid.Asas akordion

8.Kementerian sebagai bagian pemerintah negara berkedudukan: a.Sebagai perumus dan pelaksana Pemerintah Pusatb.Membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintah dan pembangunanc.Melaksanakan pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas kementeriand.Di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden

9.Jabatan Sekretaris Jenderal setingkat dengan jabatan:a.Direkturb.Kepala Badanc.Kepala Birod.Kepala Pusat

10.Rentang kendali Inspektorat Jenderal terdiri dari sebanyak-banyaknya:a.5 Inspektorat dan Sekretaris Inspektorat Jenderalb.Jumlah Inspektorat berdasarkan kebutuhanc.7 Inspektorat dan Sekretaris Inspektorat Jenderald.3 Inspektorat dan Sekretaris Inspektorat Jenderal

11.Badan di lingkungan Kementerian adalah unsur:a.Pembantu Pimpinan Kementerianb.Pengawasan tugas Kementerianc.Pendukung tugas Kementeriand.Pelaksana tugas Kementerian

12.Di lingkungan Kementerian yang kewenangannya tidak diserahkan kepada daerah, perangkatnya di daerah adalah:a.Instansi Vertikalb.Dinas Daerahc.Kepala Daerahd.Kepala Wilayah

13.Koordinasi yang dilakukan oleh seorang pejabat/instansi terhadap pejabat/instansi lain yang dalam tugasnya saling berkaitan berdasarkan asas fungsionalisasi, disebut koordinasi:a.Vertikalb.Fungsionalc.Fungsional horizontald.Fungsional diagonal

14.Manfaat/tujuan pengembangan jabatan fungsional dalam suatu organisasi adalah, kecuali:a.Memperlancar pelaksanaan tugasb.Mengurangi kecenderungan bertambahnya jabatan strukturalc.Memperjelas pembinaan pegawai berdasarkan sistem karier dan prestasi kerjad.Meningkatkan mutu, dedikasi, ketrampilan pegawaike arah yang lebih profesional

15.Unit organisasi di lingkungan Kementerian yang melaksanakan tugas-tugas teknis penunjang disebut:a.Instansi Vertikalb.Pusatc.Unit Pelaksana Teknisd.Staf Ahli5. Umpan Balik Dan Tindak LanjutCocokan jawaban Anda dengan kunci jawaban. Kemudian gunakan rumus berikut unruk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi kegiatan belajar ini.

Nilai = Nilai91 100:Baik sekaliNilai81 90:BaikNilai71 80 :CukupNilai61 70 :KurangNilai0 60:Sangat Kurang

Bila nilai Anda mencapai 81 atau lebih, berarti Anda telah memahami kegiatan belajar pada modul ini. Bila nilai Anda kurang dari 81, berarti Anda harus mempelajari kembali setiap kegiatan belajar pada modul ini.

Kegiatan Belajar 2

TUGAS, FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI KEMENTERIANKEUANGAN TINGKAT PUSATIndikator:a. memahami tugas, fungsi, dan susunan organisasi Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal, dan Inspektorat Jenderal;b. memahami tugas, fungsi, dan susunan organisasi Badan dan Pusat di Kementerian Keuangan serta Staf Ahli Menteri Keuangan.

1. Uraian dan ContohKementerian adalah bagian dari pemerintahan negara Republik Indonesia. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, Kementerian Keuangan merupakan unsur pelaksana Pemerintah dipimpin oleh seorang Menteri Keuangan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Selanjutnya, Kementerian Keuangan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang keuangan dan kekayaan negara dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.Dalam melaksanakan tugas pemerintah tersebut Kementerian Keuangan menyelenggarakan fungsi:a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang keuangan dan kekayaan negara;b. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Keuangan;c. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Keuangan;d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Keuangan di daerah;e. pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional; danf. pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah.Seperti telah dijelaskan di atas, tugas Kementerian Keuangan adalah membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan dibidang keuangan dan kekayaan negara. Timbul pertanyaan, apakah yang diartikan dengan bidang keuangan tersebut. Sebagian ilustrasi berikut ini dikemukakan pendapat beberapa pakar antara lain:a. Menurut Musgrave dalam bukunya A Theory of Public Finance, Ilmu Keuangan Negara adalah ilmu yang mempelajari tentang masalah-masalah kompleks yang berkaitan dengan pemasukan dan pengeluaran-pengeluaran pemerintah.b. Menurut M Suparmoko (2000), "Ilmu Keuangan Negara adalah bagian dari Ilmu Ekonomi yang mempelajari tentang kegiatankegiatan pemerintah dalam bidang ekonomi terutama mengenai penerimaan dan pengeluarannya beserta pengaruh-pengaruhnya di dalam perekonomian tersebut." Yang dimaksud pengaruh-pengaruh tersebut yaitu pengaruh APBN terhadap pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, distribusi penghasilan yang lebih merata, peningkatan efisiensi, dan penciptaan kesempatan kerja. c. Di dalam UUD 1945 Bab VIII pasal 23 23 D tentang Hal Keuangan berbunyi sebagai berikut:(1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.(2) RAPBN diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPR.(3) Apabila DPR tidak menyetujui RAPBN yang diusulkan Presiden, Pemerintah menjalankan APBN tahun yang lalu.(4) Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang.(5) Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang (6) Hal-hal lain mengenai keuangan negara diatur dengan undang-undang (7) Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang.d. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 1:Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.

Apabila diperhatikan dalam pengertian-pengertian keuangan negara tersebut di atas terkandung inti pengertian yang sama yaitu keuangan negara pada dasarnya berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran negara. Penerimaan dan pengeluaran negara ini dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dimulai dari tahap persiapan/perencanaan, tahap penyampaian RAPBN kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk mendapatkan pengesahan, tahap pelaksanaan anggaran oleh pemerintah, tahap pengawasan anggaran, tahap pengajuan perhitungan pelaksanaan anggaran kepada Badan Pemeriksa Keuangan. Dalam pelaksanaan anggaran tersebut Menteri Keuangan sebagai pimpinan tertinggi Kementerian Keuangan juga bertindak sebagai Bendahara Umum Negara.Dalam menghimpun dana, Kementerian Keuangan melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan usaha menghimpun penerimaan negara yang berasal dari penerimaan minyak dan gas alam, pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak bumi dan bangunan, bea masuk, cukai, pungutan ekspor, pajak-pajak lainnya dan penerimaan bukan pajak. Selain itu juga melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan dana bantuan luar negeri serta pengurusan piutang negara macet dan lelang.Sedangkan dalam mengalokasikan dana, Kementerian Keuangan melakukan pula perencanaan kegiatan yang berhubungan dengan pengalokasian bagi pengeluaran-pengeluaran untuk pembiayaan penyelenggaraan seluruh tugas umum pemerintahan dan pembangunan seperti belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, pembayaran bunga utang dan lain-lainDi samping kegiatan tersebut, Kementerian Keuangan juga melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan pengarahan dan pengerahan dana melalui kebijaksanaan di bidang lembaga keuangan bukan bank, perasuransian dan pasar modal.Di dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut termasuk pula kegiatan yang berhubungan dengan penyusunan perimbangan keuangan Pusat dan Daerah. Selain itu setiap tahun Kementerian Keuangan mewakili Pemerintah melakukan penyusunan Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) serta pelaksanaan APBN.Selanjutnya memberikan jawaban pemerintah atas pemandangan umum Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tentang Nota Keuangan dan RAPBN, serta melaksanakan rapat kerja dengan DPR dalam rangka perubahan APBN dan pembicaraan pendahuluan mengenai APBN serta menyusun laporan pertanggungjawaban dalam bentuk Laporan Keuangan.Pengertian keuangan yang dilihat dari geraknya inilah yang dijabarkan dalam susunan organisasi Kementerian Keuangan. Kementerian Keuangan bersifat holding company karena direktorat jenderal-direktorat jenderalnya mempunyai tugas dengan ruang lingkup dan sifat yang berbeda-beda.Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, Kementerian Keuangan terdiri dari:a. Wakil Menteri Keuangan;b. Sekretariat Jenderal;c. Direktorat Jenderal Anggaran;d. Direktorat Jenderal Pajak;e. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;f. Direktorat Jenderal Perbendaharaan;g. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;h. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan;i. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang;j. Inspektorat Jenderal;k. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan;l. Badan Kebijakan Fiskal;m. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan;n. Staf Ahli Bidang Penerimaan Negara;o. Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara;p. Staf Ahli Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Internasional;q. Staf Ahli Bidang Kebijakan dan Regulasi Jasa Keuangan dan Pasar Modal;r. Staf Ahli Bidang Organisasi, Birokrasi, dan Teknologi Informasi;s. Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan;t. Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai;u. Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan;v. Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik; danw. Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai.

Pada kegiatan belajar 2 ini, akan diuraikan satu persatu Tugas, Fungsi, dan Susunan Organisasi Unit-unit organisasi tersebut berdasarkan ketentuan yang ada pada Peraturan Kementerian Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan

A. Tugas, Fungsi, dan Susunan Organisasi Wakil Menteri, Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal, dan Inspektorat Jenderal

1. Wakil MenteriWakil Menteri Keuangan mempunyai tugas membantu Menteri Keuangan dalam memimpin pelaksanaan tugas Kementerian Keuangan.

2. Sekretariat JenderalTugas Sekretariat Jenderal adalah melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkunganKementerian Keuangan.

Dalam melaksanakan tugas, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi: a. koordinasi kegiatan Kementerian Keuangan;b. koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Keuangan;c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip, dan dokumentasi Kementerian Keuangan;d. pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerja sama, dan hubungan masyarakat;e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum;f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dang. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan.

Adapun susunan organisasi Sekretariat Jenderal terdiri dari :a. Biro Perencanaan dan Keuangan;b. Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan;c. Biro Hukum;d. Biro Bantuan Hukum;e. Biro Sumber Daya Manusiaf. Biro Komunikasi dan Layanan Informasi;g. Biro Perlengkapan;h. Biro Umum.

Selain berdasar PMK Nomor 184/PMK.01/2010 terdapat pula unit-unit yang bertanggung jawab kepada menteri keuangan melalui Sekretariat Jenderal unit tersebut adalah sebagai berikut :a. Sekretariat Pengadilan Pajak, berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, Kementerian Keuangan diberi tugas untuk membina organisasi, administrasi dan keuangan bagi Pengadilan Pajak yang dilaksanakan oleh Sekretariat Pengadilan Pajak. Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 63/PMK. 01/2009, di lingkungan Sekretariat Jenderal telah ditunjuk Tenaga Pengkaji yang dalam pelaksaan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan. Tenaga Pengkaji ini secara administratif berada dalam lingkungan Biro Perencanaan dan Keuangan dan bertugas menelaah dan mengkaji hal-hal yang menyangkut sumber daya aparatur, perencanaan strategik, dan pengelolaan kekayaan Negara Kementerian Keuangan dan menyusun rekomendasi tentang strategi pengembangan dan penanganannya. Tenaga Pengkaji adalah jabatan setingkat eselon IIb.b. Pusat Investasi Pemerintah berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008c. Komite Pengawas Perpajakan adalah unit non struktural yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 54/PMK.9/2008. Dalam operasionalnya berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 133/PMK.01/2010 dibantu oleh Sekretariat Komite Pengawas perpajakan

3. Direktorat Jenderal Anggaran Direktorat Jenderal (Ditjen) Anggaran Kementerian Keuangan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penganggaran.Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Jenderal Anggaran menyelenggarakan fungsi :a. perumusan kebijakan di bidang penganggaran;b. pelaksanaan kebijakan di bidang penganggaran;c. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang penganggaran;d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penganggaran; dane. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Anggaran.

Direktorat Jenderal Anggaran terdiri dari :a. Sekretariat Direktorat Jenderal;b. Direktorat Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;c. Direktorat Anggaran I;d. Direktorat Anggaran II;e. Direktorat Anggaran III;f. Direktorat Penerimaan Negara Bukan Pajak;g. Direktorat Sistem Penganggaran;h. Direktorat Harmonisasi Peraturan Penganggaran.

4. Direktorat Jenderal PajakDirektorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perpajakan.Dalam melaksanakan tugas tersebut DJP menyelenggarakan fungsi :a. perumusan kebijakan di bidang perpajakan;b. pelaksanaan kebijakan di bidang perpajakan;c. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang perpajakan;d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perpajakan; dane. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pajak.

Direktorat Jenderal Pajak terdiri dari :a. Sekretariat Direktorat Jenderal;b. Direktorat Peraturan Perpajakan I;c. Direktorat Peraturan Perpajakan II;d. Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan;e. Direktorat Intelijen dan Penyidikanf. Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaiang. Direktorat Keberatan dan Bandingh. Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan.i. Direktorat Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat; j. Direktorat Teknologi Informasi Perpajakank. Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur;l. Direktorat Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasim. Direktorat Transformasi Proses Bisnis.

5. Direktorat Jenderal Bea dan CukaiDirektorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kepabeanan dan cukai.Dalam melaksanakan tugas tersebut DJBC menyelenggarakan fungsi :a. perumusan kebijakan di bidang kepabeanan dan cukai;b. pelaksanaan kebijakan di bidang kepabeanan dan cukai;c. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang kepabeanan dan cukai;d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kepabeanan dan cukai; dane. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terdiri dari:a. Sekretariat Direktorat Jenderal;b. Direktorat Teknis Kepabeanan;c. Direktorat Fasilitas Kepabeanan;d. Direktorat Cukai;e. Direktorat Penindakan dan Penyidikan;f. Direktorat Audit;g. Direktorat Kepabeanan Internasional;h. Direktorat Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai;i. Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai.

6. Direktorat Jenderal PerbendaharaanDirektorat Jenderal Perbendaharaan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perbendaharaan negara.Dalam melaksanakan tugas tersebut, Ditjen Perbendaharaan menyelenggarakan fungsi :a. perumusan kebijakan di bidang perbendaharaan negara;b. pelaksanaan kebijakan di bidang perbendaharaan negara;c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perbendaharaan negara;d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbendaharaan negara; dane. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan terdiri dari:a. Sekretariat Direktorat Jenderal;b. Direktorat Pelaksanaan Anggaran;c. Direktorat Pengelolaan Kas Negara;d. Direktorat Sistem Manajemen Investasi;e. Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;f. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan;g. Direktorat Sistem Perbendaharaan;h. Direktorat Transformasi Perbendaharaan.

7. Direktorat Jenderal Kekayaan NegaraDirektorat Jenderal Kekayaan Negara berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang.Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara menyelenggarakan fungsi:a. perumusan kebijakan di bidang kekayaan negara, piutang negara,dan lelang;b. pelaksanaan kebijakan di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang;c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang;d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang; dane. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara terdiri dari:a. Sekretariat Direktorat Jenderal;b. Direktorat Barang Milik Negara;c. Direktorat Kekayaan Negara Dipisahkan;d. Direktorat Piutang Negara dan Kekayaan Negara Lain-lain;e. Direktorat Pengelolaan Kekayaan Negara dan Sistem Informasi;f. Direktorat Penilaian;g. Direktorat Lelang; danh. Direktorat Hukum dan Hubungan Masyarakat.

8. Direktorat Jenderal Perimbangan KeuanganDirektorat Jenderal Perimbangan Keuangan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perimbangan keuangan.Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan menyelenggarakan fungsi :a. perumusan kebijakan di bidang perimbangan keuangan;b. pelaksanaan kebijakan di bidang perimbangan keuangan;c. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang perimbangan keuangan;d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perimbangan keuangan; dane. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan.

Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan terdiri atas:a. Sekretariat Direktorat Jenderal;b. Direktorat Dana Perimbangan; c. Direktorat Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;d. Direktorat Pembiayaan dan Kapasitas Daerah; dane. Direktorat Evaluasi Pendanaan dan Informasi Keuangan Daerah.

9. Direktorat Jenderal Pengelolaan UtangDirektorat Jenderal Pengelolaan Utang berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pengelolaan utang.Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang menyelenggarakan fungsi :a. perumusan kebijakan di bidang pengelolaan utang;b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan utang;c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengelolaan utang;d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan utang; dane. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang terdiri dari:a. Sekretariat Direktorat Jenderal;b. Direktorat Pinjaman dan Hibah;c. Direktorat Surat Utang Negara;d. Direktorat Pembiayaan Syariah;e. Direktorat Strategi dan Portofolio Utang;f. Direktorat Evaluasi, Akuntansi, dan Setelmen.

10. Inspektorat JenderalInspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Keuangan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Keuangan.Dalam melaksanakan tugas tersebut, Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi:a. penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Keuangan;b. pelaksanaan dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri Keuangan;d. penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Keuangan; dane. pengawasan intern di lingkungan Kementerian Keuangan terhadap kinerja f. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal.

Inspektorat Jenderal terdiri dari:a. Sekretariat Inspektorat Jenderal; b. Inspektorat I; c. Inspektorat II; d. Inspektorat III; e. Inspektorat IV; f. Inspektorat V; g. Inspektorat VI; h. Inspektorat VII;i. Inspektorat Bidang Investigasi;

B. TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN-BADAN DAN PUSAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN DAN STAF AHLI MENTERI KEUANGAN

Tugas, fungsi dan susunan organisasi Badan-Badan dan Pusat dilingkungan Kementerian Keuangan berdasar pada ketentuan yang ada pada Peraturan Kementerian Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, namun untuk Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pasal Pasal 55 ayat (1) menyebutkan .. Sejak tanggal tanggal 31 Desember 2012 fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya beralih dari Menteri Keuangan dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ke OJK. Untuk itu pada modul ini tidak dibahas lagi tentang tugas, fungsi dan susunan organisasi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK)

1. Badan Kebijaksanaan Fiskal (BKF)Badan Kebijakan Fiskal, berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas melaksanakan analisis di bidang kebijakan fiskal.Dalam melaksanakan tugas tersebut, Badan Kebijakan Fiskal menyelenggarakan fungsi:a. penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program analisis di bidang kebijakan fiskal;b. pelaksanaan analisis dan pemberian rekomendasi di bidang kebijakan fiskal;c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan analisis di bidang kebijakan fiskal; dand. pelaksanaan administrasi Badan Kebijakan Fiskal.

Badan Kebijakan Fiskal terdiri dari :a. Sekretariat Badan;b. Pusat Kebijakan Pendapatan Negara;c. Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;d. Pusat Kebijakan Ekonomi Makro;e. Pusat Pengelolaan Risiko Fiskal;f. Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral; g. Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral.

2. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan negara.Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPPK menyelenggarakan fungsi :a. penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan negara;b. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan negara;c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan negara; dand. pelaksanaan administrasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan.

BPPK terdiri dari:a. Sekretariat Badan;b. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia;c. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Anggaran dan Perbendaharaan;d. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pajak;e. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bea dan Cukai;f. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan; g. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Umum

3. Staf Ahli Staf Ahli Menteri adalah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Keuangan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan.Staf Ahli dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari didukung oleh Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan.Staf Ahli berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas memberikan telaahan mengenai masalah-masalah di bidang penerimaan negara, pengeluaran negara, makro ekonomi dan keuangan internasional, kebijakan dan regulasi jasa keuangan dan pasar modal, dan organisasi, birokrasi, dan teknologi informasi secara keahlian, dan memberikan penalaran pemecahan konsepsional atas petunjuk Menteri.Dalam melaksanakan tugas tersebut, Staf Ahli menyelenggarakan fungsi:a. pengolahan dan penelaahan masalah-masalah di bidang penerimaan negara, pengeluaran negara, makro ekonomi dan keuangan internasional, kebijakan dan regulasi jasa keuangan dan pasar modal, dan organisasi, birokrasi, dan teknologi informasi, serta penyiapan penalaran secara konsepsional;b. penalaran konsepsional suatu masalah di bidang keahliannya atas inisiatif sendiri dan pemecahan persoalan secara mendasar dan terpadu untuk bahan kebijakan Menteri sebagai penelaahan Staf;c. pemberian bantuan kepada Menteri dalam penyiapan bahan untuk keperluan rapat, seminar, dan lain-lain yang dihadiri oleh Menteri;d. pelaksanaan tugas-tugas lain atas petunjuk Menteri.

Susunan Staf Ahli terdiri dari :a. Staf Ahli Bidang Penerimaan Negara mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Keuangan mengenai masalah penerimaan negara.b. Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Keuangan mengenai masalah pengeluaran negara.c. Staf Ahli Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Internasional mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Keuangan mengenai masalah makro ekonomi dan keuangan internasional.d. Staf Ahli Bidang Kebijakan dan Regulasi Jasa Keuangan dan Pasar Modal mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Keuangan mengenai masalah kebijakan dan regulasi jasa keuangan dan pasar modal.e. Staf Ahli Bidang Organisasi, Birokrasi, dan Teknologi Informasi mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Keuangan mengenai masalah organisasi, birokrasi, dan teknologi informasi.

Dalam melaksanakan tugas, Menteri dapat menunjuk seorang Staf Ahli sebagai Koordinator Staf Ahli.

4. Pusat Sistem Informasi dan Teknologi KeuanganPusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas melaksanakan pengkoordinasian penyusunan rencana strategis, kebijakan, dan standarisasi teknologi informasi dan komunikasi, pengembangan sistem informasi dan teknologi keuangan, pengelolaan operasional layanan teknologi informasi dan komunikasi, dan pengelolaan Jabatan Fungsional Pranata Komputer.Dalam melaksanakan tugasnya Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan melalui Sekretaris Jenderal, menyelenggarakan fungsi :a. koordinasi penyusunan rencana strategis teknologi informasi dan komunikasi;b. koordinasi dan pembinaan pengembangan arsitektur teknologi informasi dan komunikasi;c. koordinasi penyusunan kebijakan dan standarisasi tata kelola teknologi informasi dan komunikasi;d. koordinasi pelaksanaan manajemen program;e. pembinaan pelaksanaan kebijakan dan standarisasi tata kelola teknologi informasi dan komunikasi dan manajemen risiko teknologi informasi dan komunikasi; f. pelayanan pengembangan sistem informasi;g. koordinasi pertukaran data dan pengelolaan basis data;h. pengelolaan operasional layanan teknologi informasi dan komunikasi ;i. pembinaan Jabatan Fungsional Pranata Komputer; danj. pelaksanaan administrasi pusat.

Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan terdiri dari :a. Bagian Tata Usaha;b. Bidang Perencanaan dan Kebijakan Teknologi Informasi dan Komunikasi;c. Bidang Pengembangan Sistem Informasi;d. Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi;e. Bidang Operasional Teknologi Informasi dan Komunikasi; danf. Kelompok Jabatan Fungsional Pranata Komputer.

5. Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP)Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilaiberdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas menyiapkan rumusan kebijakan di bidang pembinaan profesi akuntan publik dan penilai publik, pengembangan dan pengawasan jasa akuntan publik dan jasa penilai publik, serta penyajian informasi akuntan dan penilai publik.Dalam melaksanakan tugasnya PPAJP berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan melalui Sekretaris Jenderal.Dalam melaksanakan tugas PPAJP menyelenggarakan fungsi :a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan profesi akuntan publik dan penilai publik, register akuntan, perizinan, dan pengembangan jasa akuntan dan jasa penilai;b. penyiapan dan pelaksanaan program pemantauan kegiatan serta pemeriksaan akuntan publik dan penilai publik;c. penyajian informasi akuntan dan penilai publik.

Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai terdiri atas:a. Bagian Tata Usaha;b. Bidang Pembinaan Usaha dan Akuntan Publik;c. Bidang Pembinaan Usaha dan Penilai Publik;d. Bidang Pemeriksaan Usaha dan Akuntan Publik;e. Bidang Pemeriksaan Usaha dan Penilai Publik;f. Kelompok Jabatan Fungsional.

6. Pusat Analisis Dan Harmonisasi Kebijakan (Pushaka)Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakanberdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas melaksanakan analisis, harmonisasi dan sinergi kebijakan atas pelaksanaan program dan kegiatan Menteri Keuangan, pengelolaan program dan kegiatan Menteri Keuangan, dan pengelolaan indikator kinerja utama Kementerian.Dalam melaksanakan tugasnya, Pushaka berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan melalui Sekretaris Jenderal.Dalam melaksanakan tugas Pushaka menyelenggarakan fungsi :a. pelaksanaan analisis, harmonisasi, dan sinergi kebijakan, program dan kegiatan Menteri Keuangan di bidang pendapatan negara, pembiayaan negara, pasar modal dan lembaga keuangan serta program dan kegiatan pendukung lainnya;b. pelaksanaan analisis, harmonisasi, dan sinergi kebijakan, program dan kegiatan Menteri Keuangan di bidang belanja negara dan kekayaan negara;c. pelaksanaan pengelolaan program dan kegiatan Menteri Keuangan dan Wakil Menteri Keuangan;d. pelaksanaan pengelolaan indikator kinerja utama Kementerian Keuangan;e. pelaksanaan administrasi pusat.

Pushaka terdiri atas :f. Bagian Tata Usaha;g. Bidang Program dan Kegiatan I;h. Bidang Program dan Kegiatan II;i. Bidang Program dan Kegiatan III;j. Kelompok Jabatan Fungsional.

7. Pusat Layanan Pengadaan Secara ElektronikBerdasarkanPeraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010, Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik atau disebut Pusat LPSE mempunyai tugas menyiapkan rumusan kebijakan di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan pengadaan secara elektronik Kementerian Keuangan, pengelolaan sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik serta memberikan pelayanan pengadaan secara elektronik Kementerian/Lembaga. Dalam melaksanakan tugasnya Pusat LPSE berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal.Dalam melakasanakan tugas tersebut, Pusat LPSE menyelenggarakan fungsi:a. penyiapan regulasi di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik di lingkungan Kementerian Keuangan;b. pelayanan pengadaan secara elektronik kepada Panitia Pengadaan/Unit Layanan Pengadaan Kementerian Keuangan serta Kementerian/Lembaga/Komisi;c. pembinaan dan pengawasan pelaksanaan pengadaan secara elektronik di lingkungan Kementerian Keuangan; dand. pelaksanaan administrasi pusat.

Pusat LPSE terdiri dari: a. Bagian Tata Usaha;b. Bidang Registrasi dan Verifikasi;c. Bidang Layanan Teknis Pengguna;d. Bidang Kebijakan dan Pengelolaan Sistem;e. Kelompok Jabatan Fungsional.

8. Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010, Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, dan evaluasi pelaksanaan kepatuhan pelaksanaan tugas, evaluasi kinerja, analisis dan tindak lanjut kepatuhan internal, serta pelaksanaan pengawasan kepatuhan internal, pemberian rekomendasi peningkatan pelaksanaan tugas dan penyusunan rencana kerja, rencana strategik, dan laporan akuntabilitas kinerja Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.Dalam melaksanakan tugasnya Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri yang karena sifat tugasnya secara teknis operasional dan administratif bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai.Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai menyelenggarakan fungsi:a. perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, dan evaluasi pelaksanaan kepatuhan pelaksanaan tugas;b. perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, dan evaluasi pelaksanaan evaluasi kinerja;c. perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, dan evaluasi pelaksanaan analisis dan tindak lanjut kepatuhan internal;d. pengawasan kepatuhan pelaksanaan tugas seluruh unsur di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;e. evaluasi kinerja seluruh unsur di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;f. penelitian, pemeriksaan, serta penyiapan bahan tanggapan dan tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat pengawasan fungsional dan masyarakat;g. investigasi internal atas pelanggaran kode etik dan pelanggaran disiplin pegawai;h. pemberian rekomendasi peningkatan pelaksanaan tugas;i. koordinasi penyusunan rencana kerja, rencana strategik, dan laporan akuntabilitas kinerja Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; danj. pelaksanaan urusan tata usaha Pusat.

Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai terdiri dari:a. Bidang Penegakan Kepatuhan Pelaksanaan Tugas;b. Bidang Evaluasi Kinerja;c. Bidang Analisis dan Tindak Lanjut Kepatuhan Internal;d. Subbagian Tata Usaha;e. Kelompok Jabatan Fungsional.

Selain berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010, terdapat juga unit struktural maupun non struktural dibawah kementerian Keuangan yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden, Peraturan Pemerintah, dan Peraturan Menteri Keuangan lainya, antara lain :a. Sekretariat Pengadilan Pajak berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2003b. Pusat Investasi Pemerinta